periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

32
PERIODISASI SASTRA INDONESIA DAN KARYANYA Indonesia kaya dengan karya sastra. mulai dari Periode Pujangga lama sampai angkatan 2000-an. nah untuk tahu lebih lanjut, saya paparkan semuanya dibawah ini. 1. PUJANGGA LAMA Pujangga lama merupakan bentuk pengklasifikasikan karya sastra Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke-20, pada masa ini karya sastra didominasi oleh syair, pantun, gurindam, dan hikayat. Di Nusantara budaya melayu klasik dengan pengaruh Islam yang kuat meliputi sebagian besar negara pantai Sumatra dan semenanjung malaya. Di Sumatra bagian utara muncul karya-kaya penting berbahasa melayu terutama karya-karya keagamaan. Hamzah Pansuri adalah yang pertama diantara penulis angkatan pujangga lama dari istana kesultanan Aceh pada abad ke-17 muncul karya klasik selanjutnya yang paling terkenal adalah karya Syamsudin Pasai dan Abdul Rauf Singkir serta Nuruddin Arraniri. Karya sastra pujangga lama 1. Hikayat - Hikayat Abdullah - Hikayat Kalia dan Damina - Hikayat Aceh - Hikayat masyidullah - Hikayat Amir Hamzah - Hikayat Pandawa jaya - Hikayat Andaken Panurat - Hikayat Panda Tonderan - Hikayat Bayan Budiman - Hikayat Putri Djohar Munikam - Hikayat Hang Tuah - Hikayat Sri Rama - Hikayat Iskandar Zulkarnaen - Hikayat Jendera Hasan - Hikayat Kadirun - Tasibul Hikaya 2. Syair - Syair Bidasari - Syair Ken Tambuhan - Syair Raja Mambang Jauhari - Syair Raja Siam 3. Kitab Agama - Syarab Al Asyidiqin (minuman para pecinta) oleh Hamzah Panzuri

Upload: rizalnugrahaputra

Post on 23-Dec-2014

1.764 views

Category:

Education


9 download

DESCRIPTION

sastra

TRANSCRIPT

Page 1: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

PERIODISASI SASTRA INDONESIA DAN KARYANYA

Indonesia kaya dengan karya sastra. mulai dari Periode Pujangga lama sampai angkatan 2000-an.nah untuk tahu lebih lanjut, saya paparkan semuanya dibawah ini.

1.      PUJANGGA LAMAPujangga lama merupakan bentuk pengklasifikasikan karya sastra Indonesia yang

dihasilkan sebelum abad ke-20, pada masa ini karya sastra didominasi oleh syair, pantun, gurindam, dan hikayat. Di Nusantara budaya melayu klasik dengan pengaruh Islam yang kuat meliputi sebagian besar negara pantai Sumatra dan semenanjung malaya. Di Sumatra bagian utara muncul karya-kaya penting berbahasa melayu terutama karya-karya keagamaan. Hamzah Pansuri adalah yang pertama diantara penulis angkatan pujangga lama dari istana kesultanan Aceh pada abad ke-17 muncul karya klasik selanjutnya yang paling terkenal adalah karya Syamsudin Pasai dan Abdul Rauf Singkir serta Nuruddin Arraniri.

           Karya sastra pujangga lama 1.        Hikayat-            Hikayat Abdullah - Hikayat Kalia dan Damina-            Hikayat Aceh - Hikayat masyidullah-            Hikayat Amir Hamzah - Hikayat Pandawa jaya-            Hikayat Andaken Panurat - Hikayat Panda Tonderan-            Hikayat Bayan Budiman - Hikayat Putri Djohar Munikam-            Hikayat Hang Tuah - Hikayat Sri Rama-            Hikayat Iskandar Zulkarnaen- Hikayat Jendera Hasan-            Hikayat Kadirun - Tasibul Hikaya2.        Syair-            Syair Bidasari-            Syair Ken Tambuhan-            Syair Raja Mambang Jauhari-            Syair Raja Siam3.        Kitab Agama-            Syarab Al Asyidiqin (minuman para pecinta) oleh Hamzah Panzuri-            Asrar Al-arifin (rahasia-rahasia gnostik) oleh Hamzah Panzuri-            Nur ad-duqa’iq (cahaya pada kehalusan-kehalusan) oleh Syamsudin Pasai.-            Bustan as-salatin (taman raja-raja) oleh Nuruddin Ar-Raniri.

2.      SASTRA MELAYU LAMAKarya satra yang dihasilkan antara tahun 1870-1942 yang berkembang dilingkungan

masyarakat sumatra seperti “Langkat, Tapanuli, Minangkabau dan Sumatra lainnya”, orang Tionghoa dan masyarakat Indo-Eropa. Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat, dan terjemahan novel barat.

           Karya Sastra Melayu Lama-            Robinson Crousoe (terjemahan)-            Lawan-lawan Merah

Page 2: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

-            Mengelilingi Bumi Dalam 80 Hari (terjemahan)-            Grauf de Monte Cristo (terjemahan)-            Rocambole (terjemahan)-            Nyui Dasima oleh G. Prancis (indo)-            Bung Rampai oleh A.F. Bewali-            Kisah Perjanan Nahkoda Bontekoe-            Kisah Pelayaran ke Pulau Kalimantan-            Cerita Siti Aisyah oleh H.F.R. Komer (indo)-            Cerita Nyonya Kong Hong Nio-            Nona Leonie-            Warna Sari Melayu oleh Kat. S.J-            Cerita Si Conat oleh F.D.J

3.      ANGKATAN BALAI PUSTAKAAngkatan Balai Pustaka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun

1920, yang dikeluarkan oleh penerbit “Bali Pustaka”. Prosa (roman, novel,cerpen, dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam, hikayat, dan kazhanah sastra di Indonesia pada masa ini

Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan sastra melayu rendah yang tidak menyoroti pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam 3 bahasa yaitu bahasa Melayu tinggi, bahasa Jawa, dan bahasa Sunda, dan dalam jumlah yang terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak, dan bahasa Madura.

“Nur Sultan Iskandar” dapat disebut sebagai “raja angkatan balai pustaka” karna karya-karya tulisnya pada masa tersebut. Apabila dilihat daerah asal kelahiran para pengarang, dapat dikatakan bahwa novel-novel Indonesia yang terbit pada angkatan ini adalah novel Sumatera dengan Minangkabau sebagai titik pusatnya.

Pada masa ini novel “Siti Nurbaya, dan Salah Asuhan” menjadi karya cukup penting, keduanya mengkritik adat-istiadat dan tradisi kolot yang membelenggu.

           Penulis dan Karya Sastra Angkatan Balai Pustaka 1.        Merari Siregar-            Azab dan Sengsara (1920)-            Binasa Karna Gadis Priangan (1931)-            Cinta dan Hawa Nafsu 2.        Marah Roesli-            Siti Nurbaya (1922)-            Laihami (1924)-            Anak dan Kemanakan (1956)3.        Muhammad Yamin-            Tanah Air (1922)-            Indonesia Tumpah Darahku (1928)-            Kalau Dewi Tara Sudah Berkata-            Ken Arok dan Ken Dedes (1934)4.        Nur Sultan Iskandar-            Apa Dayaku Karna Aku Seorang Perempuan (1923)-            Cinta Yang Membawa Maut (1926)

Page 3: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

-            Salah Pilih (1928)-            Tuba Dibalas Dengan Susu (1933)-            Hulubalung Raja (1934)-            Katak Hendak Menjadi Lembu.

5.        Lulis Sutan Suti-            Tak Disangka (1923)-            Sengsara Membawa Nikmat (1928)-            Tak Membalas Guna (1932)-            Memutuskan Pertalian (1932)6.        Djamaluddin Adinegoro-            Dara Muda (1927)-            Asmara Jaya (1928)-            Abas Soetan Pamoentjak-            Pertemuan (1927)7.        Abdul Muis-            Salah Asuhan (1928)-            Pertemuan Jodoh (1933)8.        Aman Datuk Madjoindo-            Menebus Dosa (1932)-            Sicebol Merindukan Bulan (1934)-            Sampaikan Salamku Kepadanya (1935)

4.      PUJANGGA BARUPujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai

Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik, dan elistik.

Pada masa itu, terbit pula majalah pujangga baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana, beserta Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930–1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisjahbana. Karyanya layar terkembang, menjadi salah satu novel yang sering diulas oleh para kritikus sastra Indonesia. Selain Layar Terkembang, pada periode ini novel Tengelamnya Kapal Vander Wijck dan Kalau Tak Untung menjadi karya penting sebelum perang.

Pada masa ini dua kelompok sastrawan Pujangga Baru yaitu :1.    Kelompok “Seni Untuk Seni” yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah.2.    Kelompok “Seni Untuk Pembangunan Masyarakat” yang dimotori oleh Sutan Takdir

Alisjahbana, Armijn Pane, dan Rustam Effendi.           Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru1.        Sutan Takdir Alisjabana

-       Dian Tak Kunjung Padam (1932)-       Tebaran Mega- kumpulan sajak (1935)-       Layar Terkembang (1936)-       Anak Perawan di Sarang Penyuman (1940)

2.        Hamka -       Di Bawah Lindungan Ka’bah (1938)

Page 4: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

-       Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1939)-       Tuan direktur (1950)-       Di Dalam Lembah Kehidupan (1940)

3.        Armijn Pane-       Jiwa Berjiwa Gamelan Djiwa- kumpulan sajak (1960)-       Djinak-djinak Merpati- sandiwara (1950)-       Kisah Antara Manusia (1953)

4.        Sanusi Pane-            Pancaran Cinta (1926)-            Puspa mega (1927)-            Sandhykala Ning Majapahit (1933)-            Kertajaya (1932)5.        Tengku Amir Hamzah-            Nyanyi Sunyi (1937)-            Begawat Gita (1933)-            Setanggi Timur (1939)

5.      ANGKATAN 1945Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan

Angkatan “45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga Baru yang romantik-idealistik. Karya-karya sastra pada angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan seperti halnya puisi-puisi Chairil Anwar. Sastrawan angkatan “45 memiliki konsep yang diberi judul “Surat Kepercayaan Gelanggang” konsep ini menyatakan bahwa para sastrawan angkatan “45 ingin bebas berkarya sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani. Selain Tiga Menguak Takdir dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma dan Atheis dianggap sebagai karya pembaharuan prosa Indonesia.

           Penulis dan Karya Sastra Angkatan 19451.      Chairil Anwar

-            Kerikil Tajam (1949)-            Deru Campur Debu (1949)2.      Asrul Sani, bersama Rivai Apin dan Chairil Anwar

-            Tiga Menguak Takdir (1950)3.      Idrus

-            Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke Roma (1948)-            Aki (1949)-            Perempuan Dan Kebangsaan4.      Achdiat K. Mihardja

-            Atheis (1949)5.      Trisno Sumardjo

-            Katahati dan Perbuatan (1952)6.      Utuy Tatang Sontani

-            Suling (drama) (1948)-            Tambera (1949)-            Awal dan Mira – drama satu babak (1962)7.      Suman Hs

-            Kasih ta’ Terlarai (1961)

Page 5: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

-            Mentjari Pentjuri Anak Perawan (1957)-            Pertjobaan Setia (1940)

6.      ANGKATAN 1950-1960-anAngkatan ’50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah Asuhan H.B. Jassin. Ciri

angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi oleh cerita pendek dan kompulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, Sastra.

Pada angkatan ini muncul gerakan komunis di kalangan sastrawan, yang bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat (lekra) yang berkonsep sastra Realisme-Sosialis. Timbulnya perpecahan dan polemik yang berkepanjangan di kalangan sastrawan Indonesia pada awal tahun 1960, menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karna masuk ke dalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya G30S di Indonesia.

           Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1950 – 1960-an1.      Pramoedya Ananta Toer

-            Keranji dan Bekasi Jatuh (1947)-            Bukan Pasar Malam (1951)-            Di Tepi Kali Bekasi (1951)-            Keluarga Gerilya (1951)-            Mereka Yang Dilumpuhkan (1951)-            Cerita Dari Blora (1952)-            Gadis Pantai (1965)2.      Nh. Dini

-            Dunia Dunia (1950)-            Hati Jang Damai (1960)3.      Sitor Situmorang

-            Dalam Sadjak (1950)-            Djalan Mutiara: kumpulan tiga sandiwara (1954)-            Pertempuran dan Saldju di Paris (1956)-            Surat Kertas Hidjau: kumpulan sadjak (1953)-            Wadjah Tak Bernama: kumpulan sadjak (1955)4.      Muchtar Lubis

-            Tak Ada Esok (1950)-            Jalan Tak Ada Ujung (1952)-            Tanah Gersang (1964)-            Si Djamal (1964)5.      Marius Ramis Dayoh

-            Putra Budiman (1951)-            Pahlawan Minahasa (1957)6.      Ajip Rosidi

-            Tahun-tahun Kematian (1955)-            Di Tengah Keluarga (1956)-            Sebuah Rumah Untuk Hari Tua (1957)-            Cari Muatan (1959)-            Pertemuan Kembali (1961)7.      Ali Akbar Navis

Page 6: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

-            Robohnya Surau Kami- 8 cerita pendek pilihan (1955)-            Bianglala- kumpulan cerita pendek (1963)-            Hujan Panas (1964)-            Kemarau (1967)

7.      ANGKATAN 1966 – 1970-anAngkatan ini ditandai dengan terbitnya Horison (majalah sastra) pimpinan Muchtar

Lubis. Semangat avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra dengan munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus kesadaran, arketip, dan absurd. Penerbitan Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya-karya sastra pada masa ini. Sastrawan pada angkatan 1950-an yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah Montiggo Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur Rusanto, Goenawan Mohamad, dan Satyagraha Hoerip Soeprobo dan termasuk paus sastra Indonesia H.B. Jassin.

Beberapa sastrawan pada angkatan ini antara lain : Umar Kayam, Ikranegara, Leon Agusta, Arifin C.Noer, Darmanto Jatman, Arif Budiman, Goenawan Muhamad, Budi Darma, Hamsat Rangkuti, Putu Wijaya, Wisran Hadi, Wing Kardjo, Taufik Ismail, DLL.

           Penulis Dan Karya Sastra Angkatan 19661.      Taufik Ismail

-            Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia-            Tirani dan Benteng-            Buku Tamu Musim Perjuangan-            Sajak Ladang Jagung-            Kenalkan-            Saya Hewan-            Puisi-puisi Langit2.      Sutardji Calzom Bachri

-            O -            Amuk-            Kapak3.      Abdul Hadi WM

-            Meditasi (1976)-            Potret Panjung Pengunjung Pantai Sanur (1975)-            Tergantung Pada Angin (1977)4.      Supardi Djoko Damono

-            Dukamu Abadi (1969)-            Mata Pisau (1974)5.      Goenawan Muhamad

-            Perikesit (1969)-            Interlude (1971)-            Potret Seorang Penyair Muda Sebagai Simalin Kundang (1972)-            Seks, Sastra, dan Kita (180)6.      Umar Kayam

-            Seribu Kunang-kunang di Manhattan-            Sri Sumara dan Bawuk-            Lebaran Di Karet

Page 7: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

-            Pada Suatu Saat di Bandar Sangging-            Kelir Tanpa Batas-            Para Priyayi-            Jalan Manikung7.      Danarto

-            Godlob-            Adam Makrifat-            Berhala8.      Nasjah Djamin

-            Hilanglah Si Anak Hilang (1963)-            Gairah Untuk Hidup dan Mati (1968)9.      Putu Wijaya

-              Bila Malam Bertambah Malam (1971) -              Telegram (1973) - Pabrik-              Stasiun (1977) - Gres dan Bom

8.      ANGKATAN 1980 – 1990-an Karya sastra Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya

roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada angkatan ini tersebar luas di berbagai majalah dan penerbitan umum.

Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an antara lain adalah : Rami Sylado,Yudistria Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Aji Darma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Efendi Tarsyad, Noor Aini Cahaya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie.

Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada dekade 1980-an dengan beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Huriko, La Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas yang menonjol pada novel-novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, dimana tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur.

Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya tokoh utama pada novel mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-kaya pada era 1980-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya.

Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan serial Lupusnya. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih dan berat.

Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita Penulis Wanita yang dikomandoi Titie Said, antara lain: La Rose, Lastri Fardanhi, Diah Hadaning, Yvonne De Fretes, dan Oka Rusmini.

           Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1980 – 1990-an1.      Ahmadun Yosi Herfanda

-              Ladang Hijau (1980)-              Sajak Penari (1990)

Page 8: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

-              Sebelum Tertawa Dilarang (1997)-              Fragmen-fragmen Kekalahan (1997)-              Sembahyang Rerumputan (1997)

2.      Y.B Mangunwijaya-              Burung-burung Manyar (1981)

3.      Darman Moenir-            Bako (1983)-            Dendang (1988)4.      Budi Darma

-            Olenka (1983)-            Rafilus (1988)5.      Sundhunata

-            Anak Bajang Menggiring Angin (1984)6.      Arswendo Atmowilito

-            Canting (1986)

7.      Hilman Hariwijaya-            Lupus – 28 novel (1986-2007)-            Lupus Kecil – 13 novel (1989-2003)-            Olga Sepatu Roda (1992)-            Lupus ABG – 11 novel (1995- 2005)8.      Dorothea Rosa Herliany

-            Nyanyian Gaduh (1987)-            Matahari Yang Mengalir (1990)-            Kepompong Sunyi (1993)-            Nikah Ilalang (1995)-            Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999)9.      Gustaf Rizal

-            Segi Empat Patah Sisi (1990)-            Segitiga Lepas Kaki (1991)-            Ben (1992)-            Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta (1999)10.  Remy Silado

-            Ca Bau Kan (1999)-            Kerudung Merah Kirmizi (2002)11.  Afrizal Malna

-            Tonggak Puisi Indonesia Modern 4 (1987)-            Yang Berdiam Dalam Mikrofon (1990)-            Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir (1991)-            Dinamika Budaya dan Politik (1991)-            Arsitektur Hujan (1995)-            Pistol Perdamaian (1996)-            Kalung Dari Teman(1998)

9.      ANGKATAN REFORMASI

Page 9: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

Seiring terjadinya pergeseran kekuasaran politik dari tangan Soeharto ke BJ Habibie lalu KH Abdulrahman Wahid (Gusdur) dan Megawati Soekarno Putri, muncul wacana tentang “Sastrawan Angkatan Reformasi”. Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel yang bertema sosial-politik, khususnya seputar Reformasi. Di rubik sastra harian Repoblika misalnya, selama berbulan-bulan dibuka rubik sajak-sajak peduli Bangsa atau sajak-sajak reformasi. Berbagai pentas pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi puisi juga didominasi sajak-sajak bertema sosial-politik.

Sastrawan angktan Reformasih merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya Orde Baru. Proses Reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatarbelakangi kelahiran karya-karya sastra, puisi, cerpen dan novel pada masa itu. Bahkan penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial-politik, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda, Acep zamzam Noer, dan Hartono Beny Hidayat dengan media online: duniasastra.com-nya , juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.

           Penulis dan Karya Sastra Angkatan Reformasi1.      Widji Thukul

-              Puisi Pelo-              Darman

10.  ANGKATAN 2000-anSetelah wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan Reformasih muncul, namun tidak

berhasil dikukuhkan karna tidak memiliki juru bicara, Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang lahirnya “Angkatan 2000”. Sebuah buku tebal tentang angkatan 2000 yang disusunnya diterbitkan oleh Gramedia, Jakarta pada tahun 2002. Seratus lebih penyair, cerpenis, novelis, eseis, dan kritikus sastra dimasukkan Korrie ke dalam angkatan 2000, termasuk mereka yang sudah mulai menulis sejak 1980-an, seperti Afrizal Malna, Ahmad Yosi Herfanda, dan Seno Gumira Ajidarma, serta yang muncul pada 1990-an seperti Ayu Utami, dan Dhorotea Rosa Herliany.

           Penulis dan Karya Sastra Angkatan 20001.      Ayu Utami

-            Saman (1998)-            Larung (2001)2.      Seno Gumira Ajidarma

-            Atas Nama Malam-            Sepotong Senja Untuk Pacarku-            Biola Tak Berdawai3.      Dewi Lestari

-            Supernova 1: Ksatria Putri dan Bintang Jatuh (2001)-            Supernova 2.1: Akar (2002)-            Supernova 2.2: Petir (2004)4.      Raudal Tanjung Banua

-            Pulau Cinta di Peta Buta (2003)-            Ziarah Bagi Yang Hidup (2004)-            Perang Tak Berulu (2005)-            Gugusan Mata Ibu (2005)5.      Habiburrahman El Shirazy

Page 10: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

-            Ayat-ayat Cinta (2004)-            Di Atas Sajadah Cinta (2004)-            Ketika Cinta Berbuah Surga (2005)-            Pudarnya Pesona Cleopatra(2005)-            Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007)-            Ketika Cinta Bertasbih 2 (2007)-            Dalam Mihrab Cinta (2007)6.      Andrea Hirata

-            Laskar Pelangi (2005)-            Sang Pemimpi (2006)-            Edensor (2007)-            Maryamah Karpov (2008)-            Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas (2010)7.      Ahmad Faudi

-            Negeri Lima Menara (2009)-            Ranah Tiga Warna (2011)8.      Tosa

-            Lukisan Jiwa (puisi) (2009)-            Melan Conis (2009)

11.  CYBERSASTRAEra internet memasuki komunitas sastra di Indonesia. Banyak karya sastra Indonesia

yang tidak dipublikasi melalui buku namun termagtub di dunia maya (internet), baik yang dikelola resmi oleh pemerintah, organisasi non-profit, maupun situs pribadi. Ada beberapa sistus Sastra Indonesia di dunia maya misalnya: duniasastra.com.

Sumber : http://a21zcr7.blogspot.com/2012/09/periodisasi-sastra-indonesia.html

Page 11: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

Periodisasi Sastra Indonesia

                Periodisasi Sastra Indonesia       Kesastraan di Indonesia dibagi dalam beberapa periode. Salah satusastrawan yang membuat periodisasi sastra adalah Rachmat DjokoPradopo. Periodisasi sastra yang dibuatnya seperti berikut.

1. Periode Angkatan Balai Pustaka (1920)       Jenis sastra yang dihasilkan pada periode ini sebagian besar adalahroman. Selain itu, ada juga jenis sastra berbentuk puisi yang berupasyair dan pantun. Puisi berupa syair dan pantun tersebut umumnyadisisipkan dalam roman untuk memberi nasihat kepada pembaca.Berikut ini ciri-ciri karya sastra Angkatan Balai Pustaka.a. Gaya bahasanya mempergunakan perumpamaan klise, pepatah,dan peribahasa.Contoh:. . . .Bukankah telah kukatakan dalam pepatah: Malang tak dapatditolak, mujur tak dapat diraih? Bukankah setahun telah engkauketahui untungku, karena engkau telah mendapat mimpi tentangnasibku itu?. . . .                                          Dikutip dari: Sitti Nurbaya Kasih Tak Sampai, Marah                                           Rusli, Balai Pustaka, Jakarta, 1988

Dalam kutipan di atas tampak bahwa novel Siti Nurbaya menggunakangaya bahasa yang mengandung pepatah.b. Alur yang digunakan sebagian besar alur lurus. Namun, ada jugayang mempergunakan alur sorot balik, misalnya Azab dan Sengsaradan Di Bawah Lindungan Ka bah.c. Teknik penokohan dan perwatakannya menggunakan analisislangsung.Contoh:. . . .Jika dipandang dari jauh, tentulah akan disangka; anak mudaini seorang anak Belanda, yang hendak pulang dari sekolah. Tetapijika dilihat dari dekat, nyatalah ia bukan bangsa Eropa; karenakulitnya kuning sebagai kulit langsat, rambut dan matanya hitamsebagai dawat. Di bawah dahinya yang lebar dan tinggi, nyatakelihatan alis matanya yang tebal dan hitam pula. Hidungnyamancung dan mulutnya halus. Badannya sedang, tak gemuk dantak kurus, tetapi tegap. Pada wajah mukanya yang jernih dan tenang,berbayang, bahwa ia seorang yang lurus, tetapi keras hati; tak mudahdibantah, barang sesuatu maksudnya. Menilik pakaian dan rumahsekolahnya, nyata ia anak seorang yang mampu dan tertib sopannya

Page 12: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

menyatakan ia anak seorang yang berbangsa tinggi.. . . .Dikutip dari: Sitti Nurbaya Kasih Tak Sampai, MarahRusli, Balai Pustaka, Jakarta, 1988Dalam kutipan di atas bentuk fisik Samsulbahri digambarkansecara langsung.d. Pusat pengisahannya pada umumnya mempergunakan metodeorang ketiga. Ada juga roman yang mempergunakan metodeorang pertama, misalnya Kehilangan Mestika dan Di Bawah LindunganKa bah.Contoh:. . . .Ah, jangan Sam. Kasihanilah orang tua itu! Karena ia bukansehari dua bekerja pada ayahmu.Dikutip dari: Sitti Nurbaya Kasih Tak Sampai, MarahRusli, Balai Pustaka, Jakarta, 1988e. Banyak sisipan-sisipan peristiwa yang tidak langsung berhubungandengan inti cerita, seperti uraian adat, dongeng-dongeng, syair, danpantun nasihat.

Contoh sisipan pantun:. . . .Ke rimba berburu kera,dapatlah anak kambing jantan.Sudah nasib apakah daya,demikian sudah permintaan badan.. . . .                       Dikutip dari: Sitti Nurbaya Kasih Tak Sampai, Marah                       Rusli, Balai Pustaka, Jakarta, 1988f. Bersifat didaktis. Sifat ini berpengaruh sekali pada gaya penceritaandan struktur penceritaannya. Semuanya ditujukan kepadapembaca untuk memberi nasihat.Contoh:. . . .Ketahuilah olehmu, Samsul, walaupun di dalam dunia ini dapatkita memperoleh kesenangan, kekayaan, dan kemuliaan, akan tetapidunia ini adalah mengandung pula segala kesusahan, kesengsaraan,kemiskinan, dan kehinaan yang bermacam-macam rupa bangunnyatersembunyi pada segala tempat, mengintip kurbannya setiapwaktu, siap menerkam, barang yang dekat kepadanya.. . . .                  Dikutip dari: Sitti Nurbaya Kasih Tak Sampai, Marah                  Rusli, Balai Pustaka, Jakarta, 1988Isi kutipan di atas memberi nasihat kepada Samsulbahri danpembaca untuk berhati-hati dalam hidup.g. Bercorak romantis (melarikan diri) dari masalah kehidupan seharihari

Page 13: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

yang menekan.Contoh:. . . .Aku masuk jadi bala tentara ini bukan karena apa, hanyakarena hendak . . .” di situ terhenti Letnan Mas bercakap-cakapsebagai tak dapat ia mengeluarkan perkataannya . . . ” mencarikematian.””Apa katamu?” tanya Van Sta dengan takjub.”Mencari kematian, kataku,” jawab Mas dengan sedih. Tetapisekarang belumlah kuperoleh maksudku ini. Rupanya benar katapepatah Melayu: sebelum ajal, berpantang mati.. . . .Dikutip dari: Sitti Nurbaya Kasih Tak Sampai, MarahRusli, Balai Pustaka, Jakarta, 1988Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Letnan Mas atauSamsulbahri berusaha bunuh diri untuk lari dari masalah yangdihadapinya.h. Permasalahan adat, terutama masalah adat kawin paksa,permaduan, dan sebagainya.Contoh:. . . .”Yang paling ibu sukai, sudahlah ibu katakan dahulu. Tidaklain hanyalah Rapiah, anak kakak kandung ibu. Yang seibu sebapadengan ibu hanya Sutan Batuah, guru kepala di Bonjol. Bukansebuah-sebuah kebaikannya, jika engkau memulangi Rapiah.Pertama, adalah menurut sepanjang adat, bila engkau memulangianak mamakmu. Kedua, rupa Rapiah pun dikatakan tidak buruk.Ketiga, sekolahnya cukup, tamat HIS. Keempat, ia diasuh baikbaikoleh orang tuanya. Lepas dari sekolah ia dipingit, lalu diajarke dapur, menjahit, dan merenda. Kelima perangainya baik, hatitulus, dan sabar. Keenam – ah, banyak lagi kebaikannya, Hanafi.. . . .Dikutip dari: Salah Asuhan, Abdoel Moeis, BalaiPustaka, Jakarta, 1987Dari kutipan di atas diketahui masalah kawin paksa yang harusdilakukan oleh tokoh Hanafi.i. Pertentangan paham antara kaum tua dengan kaum muda. Kaumtua mempertahankan adat lama, sedangkan kaum muda menghendakikemajuan menurut paham kehidupan modern.Contoh:. . . .”Ibu orang kampung dan perasaan ibu kampung semua,”demikian ia berkata, kalau ibunya mengembangkan permadanidi beranda belakang, buat menanti tamu yang sesama tuanya.”Di rumah gadang, di Koto Anau, tentu boleh duduk menaburlantai sepenuh rumah, tapi di sini kita dalam kota, tamuku

Page 14: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

orang Belanda saja.””Penat pinggangku duduk di kursi dan berasa pirai kakikududuk berjuntai, Hanafi,” sahut ibunya. ”Kesenangan ibu hanyalahduduk di bawah, sebab semenjak ingatku duduk di bawah saja.””Itu salahnya, ibu, bangsa kita dari kampung; tidak sukamenurutkan putaran jaman. Lebih suka duduk rungkuh danduduk mengukul saja sepanjang hari. Tidak ubah dengan kerbaubangsa kita, Bu! Dan segala sirih menyirih itu . . . brrrr!”. . . .Dikutip dari: Salah Asuhan, Abdoel Moeis, BalaiPustaka, Jakarta, 1987Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa antara tokoh Hanafidan ibunya terjadi pertentangan paham mengenai letak perabotanyang ada di rumahnya.j. Latar cerita pada umumnya latar daerah, pedesaan, dan kehidupandaerah. Misalnya, novel Sitti Nurbaya memiliki latar tempat didaerah Padang.k. Cerita bermain pada zaman sekarang, bukan di tempat dan zamanantah-berantah.l. Cita-cita kebangsaan belum dipermasalahkan, masalah masihbersifat kedaerahan.Contoh:. . . .”Uang belasting? Uang apa pula itu?” tanya Datuk Malelodengan senyum merengut. ”Ada-ada saja kompeni itu, untukmencari uang. Dan siapakah yang akan susah karena aturan itu?”. . . .Dikutip dari: Sitti Nurbaya Kasih Tak Sampai, Marah Rusli,Balai Pustaka, Jakarta, 1988Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa masalah yang terjadimasih bersifat kedaerahan saja. Masalah tersebut tentang uangbelasting yang terjadi di Padang.

2. Periode Angkatan Pujangga Baru (1930)Pada periode Pujangga Baru jenis sastra yang dihasilkan sebagian besarpuisi. Selain itu, karya sastra berjenis cerita pendek dan drama sudahmulai ditulis.Berikut ini ciri-ciri karya sastra periode Pujangga Baru.Puisia. Puisinya berbentuk puisi baru, bukan pantun dan syair lagi.b. Pilihan kata-katanya diwarnai dengan kata-kata nan indah.c. Bahasa kiasan utama ialah perbandingan.d. Hubungan antarkalimat jelas dan hampir tidak ada kata-kata yangambigu.e. Mengekspresikan perasaan, pelukisan alam yang indah, dan

Page 15: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

tenteram.f. Persajakan (rima) merupakan salah satu sarana kepuitisan utama.Contoh:Padamu Jua. . . .Di mana engkauRupa tiadaSuara sayupHanya kata merangkai hatiEngkau cemburuEngkau ganasMangsa aku dalam cakarmuBertukar tangkap dengan lepasNanar aku, gila sasarSayang berulang padamu juaEngkau pelik menarik inginSerupa dara di balik tiraiKasihmu sunyiMenunggu seorang diriLalu waktu – bukan gilirankuMati hari – bukan kawanku . . . .Dikutip dari: Nyanyi Sunyi, Amir Hamzah, Dian Rakyat,Jakarta, 1985Dari puisi ”Padamu Jua” dapat diketahui bahwa puisi angkatanini bukan termasuk pantun atau syair lagi. Pilihan kata-katanyasangat indah dan diwujudkan dalam rima yang sesuai. Puisi”Padamu Jua” mengekspresikan perasaan rindu dan cinta kepadasang kekasih. Dalam puisi ”Padamu Jua” terdapat bahasa kias yangberupa perbandingan, seperti serupa dara di balik tirai.Pada puisi ”Padamu Jua” masih mempertahankan persajakan.Persajakan ini dapat dilihat pada setiap baitnya.Contoh:Kasihmu sunyiMenunggu seorang diriLalu waktu – bukan gilirankuMati hari – bukan kawanku . . .

Prosaa. Alurnya lurus.b. Teknik perwatakannya tidak menggunakan analisis langsung.Deskripsi fisik sudah sedikit.Contoh:. . . .”Aduh, indah benar.” Dan seraya melompat-lompat kecilditariknya tangan kakaknya, ”Lihat Ti, yang kecil itu, alangkahbagus mulutnya! Apa ditelannya itu? Nah, nah, dia bersembunyidi celah karang.” Sekalian perkataan itu melancar dari mulutnya,

Page 16: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

sebagai air memancar dari celah gunung. Tuti mendekat danmelihat menurut arah telunjuk Maria, ia pun berkata, ”Ya, bagus.”Tetapi suaranya amat berlainan dari adiknya, tertahan berat.. . . .Dikutip dari: Layar Terkembang, St. Takdir Alisjahbana, BalaiPustaka, Jakarta, 1989Dari kutipan tersebut dapat diketahui watak Maria yang mudahmemuji dan watak Tuti yang tidak mudah kagum atau memuji.Watak Maria dan Tuti dapat dilihat dari percakapan antara Mariadan Tuti.c. Tidak banyak sisipan cerita sehingga alurnya menjadi lebih erat.d. Pusat pengisahannya menggunakan metode orang ketiga.e. Gaya bahasanya sudah tidak menggunakan perumpamaan,pepatah, dan peribahasa.f. Masalah yang diangkat adalah masalah kehidupan masyarakatkota, misalnya masalah emansipasi, pemilihan pekerjaan, danmasalah individu manusia.Contoh:. . . .Dalam sepi yang sesepi-sepinya itulah kedengaran suara Tutimembelah. ”Saudara-saudaraku kaum perempuan, rapat yangterhormat! Berbicara tentang sikap perempuan baru sebahagianbesar ialah berbicara tentang cita-cita bagaimanakah harusnyakedudukan perempuan dalam masyarakat yang akan datang.Janganlah sekali-kali disangka, bahwa berunding tentang cita-citayang demikian semata-mata berarti berunding tentang anganangandan pelamunan yang tiada mempunyai guna yang praktissedikit jua pun.. . . .Dikutip dari: Layar Terkembang, St. Takdir Alisjahbana,Balai Pustaka, Jakarta, 1989Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa salah satu masalahyang ditampilkan adalah masalah emansipasi wanita.g. Bersifat didaktis.

3. Periode Angkatan 45 (1940)Pada periode ini berkembang jenis-jenis sastra: puisi, cerpen, novel,dan drama.Berikut ini ciri-ciri karya sastra Angkatan 45.Puisia. Puisi bebas, tidak terikat pembagian bait, jumlah baris, danpersajakan (rima).b. Pilihan kata atau diksi mempergunakan kosakata bahasa seharihari.c. Menggunakan kata-kata, frasa, dan kalimat-kalimat ambigumenyebabkan arti ganda dan banyak tafsir.d. Mengekspresikan kehidupan batin atau kejiwaan manusia melalui

Page 17: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

peneropongan batin sendiri.e. Mengemukakan masalah kemanusiaan umum (humanismeuniversal). Misalnya, tentang kesengsaraan hidup, hak-hak asasimanusia, masalah kemasyarakatan, dan kepincangan dalammasyarakat, seperti gambaran perbedaan mencolok antaragolongan kaya dan miskin.f. Filsafat eksistensialisme mulai dikenal.Contoh:AkuKalau sampai waktukuKu mau tak seorang kan merayuTidak juga kauTak perlu sedu sedan ituAku ini binatang jalangDari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitkuAku tetap meradang menerjangLuka dan bisa kubawa berlariBerlariHingga hilang pedih periDan aku akan lebih tidak peduliAku mau hidup seribu tahun lagiChairil Anwar, Maret 1943Puisi ”Aku” tidak terikat pembagian bait, jumlah baris, danpersajakan. Pada bait pertama terdiri atas tiga baris. Pada bait keduaterdiri atas satu baris. Pada bait ketiga terdiri atas dua baris. Puisi”Aku” mengekspresikan langsung perasaan penyair. Diksi ataupilihan kata yang digunakan adalah kosakata sehari-hari.Dalam puisi ”Aku” terdapat kalimat-kalimat ambigu yangmenyebabkan banyak tafsiran seperti kalimat Aku mau hidup seributahun lagi yang berarti penyair benar-benar ingin hidup sampaiseribu tahun lagi atau penyair ingin gagasan dan semangatnyaditeruskan dari generasi ke generasi walaupun penyair telahmeninggal.Hubungan baris dan kalimat pada puisi ”Aku” tidak terlihat,karena tiap-tiap kalimat pada puisi ”Aku” seperti berdiri sendiri.Misalnya, pada bait 1 dan 2 secara kosakata tidak berhubungan.Namun, secara makna bait 1 dan 2 berhubungan.Puisi ”Aku” mengekspresikan kehidupan batin manusia yangtetap berpegang teguh pada pendiriannya untuk hidup bebas.Masalah yang diungkapkan adalah masalah hak asasi manusiauntuk bebas dan berpegang teguh pada prinsipnya. Filsafateksistensialisme mulai tampak dalam puisi ”Aku”. Dalam puisi”Aku” penyair mulai menghargai keberadaannya meskipundalam keadaan yang terasing dan tersiksa.

Page 18: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

Prosaa. Banyak alur sorot balik, meskipun ada juga alur lurus.b. Sisipan-sisipan cerita dihindari, sehingga alurnya padat.c. Penokohan secara analisis fisik tidak dipentingkan, yangditonjolkan analisis kejiwaan, tetapi tidak dengan analisislangsung, melainkan dengan cara dramatik.d. Mengemukakan masalah kemasyarakatan. Di antaranyakesengsaraan kehidupan, kemiskinan, kepincangan-kepincangandalam masyarakat, perbedaan kaya dan miskin, eksploitasimanusia oleh manusia.Contoh:. . . .Banyak yang ditakutinya timbul. Hari-hari depan yang kaburdan menakutkan. Keselamatan istri dan anaknya. Penghidupanyang semakin mahal. Dan gaji yang tidak cukup. Hutang padawarung yang sudah dua bulan tidak dibayar. Sewa rumah yangsudah dihutang tiga bulan. Perhiasan istrinya dipajak gadai.. . . .Dikutip dari: Jalan Tak Ada jung, Mochtar Lubis, PustakaJaya, Jakarta, 1990Dari kutipan tersebut dapat diketahui masalah yang dikemukakanadalah masalah kemiskinan yang dihadapi tokoh utamanya (GuruIsa).e. Mengemukakan masalah kemanusiaan yang universal. Misalnya,masalah kesengsaraan karena perang, tidak adanya perikemanusiaandalam perang, pelanggaran hak asasi manusia, ketakutanketakutanmanusia, impian perdamaian, dan ketenteraman hidup.Contoh:. . . .Isa berdiri terengah-engah karena sudah tidak biasa berlarilagi. Gadis-gadis Palang Merah itu hendak kembali mengambilorang Tionghoa yang luka, tetapi orang-orang menahan.”Jangan,” kata mereka, ”ubel-ubel itu tidak peduli PalangMerah.”. . . .Dikutip dari: Jalan Tak Ada jung, Mochtar Lubis, PustakaJaya, Jakarta, 1990Dari kutipan tersebut dapat dilihat tidak adanya perikemanusiaandalam perang. Bahkan, untuk menolong orang yang terluka sajatentara-tentara tetap menembaki anggota Palang Merah.f. Mengemukakan pandangan hidup dan pikiran-pikiran pribadiuntuk memecahkan sesuatu masalah.Contoh:. . . .Guru Isa merasa perubahan dalam dirinya. Rasa sakit siksaanpada tubuhnya tidak menakutkan lagi. . . . orang harus belajar

Page 19: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

hidup dengan ketakutan-ketakutannya . . . . Sekarang dia tahu. . . . Tiap orang punya ketakutannya sendiri dan mesti belajarhidup dan mengalahkan ketakutannya.”. . . .Dikutip dari: Jalan Tak Ada jung, Mochtar Lubis, PustakaJaya, Jakarta, 1990Dari kutipan di atas diketahui bahwa tokoh Guru Isa mengemukakanpikirannya untuk mengatasi rasa takut dan ia berhasil.g. Latar cerita pada umumnya latar peperangan, terutama perangkemerdekaan melawan Belanda, meskipun ada juga latar perangmenentang Jepang. Selain itu, ada juga latar kehidupanmasyarakat sehari-hari.Contoh:. . . .Ketika tembakan pertama di Gang Jaksa memecah kesunyianpagi, Guru Isa sedang berjalan kaki menuju sekolahnya di TanahAbang. Selintas masuk ke dalam pikirannya rasa waswas tentangkeselamatan istri dan anaknya.. . . .Dikutip dari: Jalan Tak Ada jung, Mochtar Lubis, PustakaJaya, Jakarta, 1990Latar kutipan novel Jalan Tak Ada jung menunjukkan latarsuasana mencekam karena masih dalam suasana peperangan.

4. Periode Angkatan 50 (1950)Sesungguhnya ciri-ciri karya sastra Angkatan 45 dan Angkatan 50sukar dibedakan. Angkatan 45 diteruskan oleh Angkatan 50.Berikut ini ciri-ciri karya sastra Angkatan 50.Puisia. Gaya epik (bercerita) berkembang dengan berkembangnya puisicerita dan balada, dengan gaya yang lebih sederhana.Misalnya:Puisi-puisi karya Rendra, seperti ”Balada Terbunuhnya AtmoKarpo”, ”Blues untuk Bonnie”, atau ”Nyanyian Angsa”.b. Gaya ulangan mulai berkembang.c. Ada gambaran suasana muram karena menggambarkan hidupyang penuh penderitaan.d. Mengungkapkan masalah-masalah sosial seperti, kemiskinan,pengangguran, perbedaan kaya miskin yang besar, belum adanyapemerataan hidup.Contoh:Blues untuk BonnieKota Boston lusuh dan layukerna angin santer, udara jelek.Dan malam larut yang celaka.Di dalam cafe itu

Page 20: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

seorang penyanyi Negro tuabergitar dan bernyanyi.Hampir-hampir tanpa penonton.. . . .Ia bernyanyi.Suaranya dalam.Lagu dan kata ia kawinkanlalu beranak seratus makna.Georgia. Georgia yang jauh.. . . .Dikutip dari: Blues untuk Bonnie, Rendra, Pustaka Jaya, Jakarta, 1976Puisi ”Blues untuk Bonnie” berbentuk balada. Dari kutipan di atasdapat dilihat adanya gaya ulangan, seperti pada baris kelima. Padabaris kelima tersebut kata eorgia diulang.Puisi ”Blues untuk Bonnie” menggambarkan suasana muram danpenderitaan kaum Negro yang tinggal di gubug-gubug yangbocor.Masalah yang diungkapkan dalam kutipan puisi di atas adalahmasalah kemiskinan yang dihadapi oleh seorang penyanyiNegro tua.Prosaa. Tidak terdapat sisipan cerita sehingga alurnya padat.b. Cerita perang mulai berkurang.c. Menggambarkan kehidupan masyarakat sehari-hari.d. Kehidupan pedesaan dan daerah mulai digarap.e. Banyak mengemukakan pertentangan-pertentangan politik.

5. Periode Angkatan 1970Dalam periode ini mulai berkembang sastra pop dan novel pop.Berikut ini ciri-ciri karya sastra periode Angkatan 1970.Puisia. Mempergunakan sarana kepuitisan yang khusus berupa frasa.b. Mempergunakan teknik pengungkapan ide secara sederhana,dengan kalimat-kalimat biasa atau sederhana.c. Mengemukakan kehidupan batin religius yang cenderung mistik.d. Menuntut hak-hak asasi manusia misalnya: kebebasan, hidupmerdeka, bebas dari penindasan, menuntut kehidupan yang layak,dan bebas dari pencemaran kehidupan modern.e. Mengemukakan kritik sosial atas kesewenang-wenangan terhadapkaum lemah, dan kritik atas penyelewengan.Contoh:SolitudeOleh: Sutardji Calzoum Bachriyang paling mawaryang paling duriyang paling sayap

Page 21: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

yang paling bumiyang paling pisauyang paling risauyang paling nancapyang paling dekapsamping yang palingkau!Sumber: Apresiasi Puisi, Herman J. Waluyo, Gramedia, Jakarta, 2002Pada puisi ”Solitude” kata yang paling diulang-ulang. Puisi ”Solitude”menggunakan kata-kata dan kalimat-kalimat yang sederhana. Puisi”Solitude” menunjukkan kesepian hati penyair. Penyair merasa bahwaTuhanlah segala-galanya dan ditunjukkan dengan kalimat:samping yang palingKau!Kata Kau! pada puisi ”Solitude” mengacu kepada Tuhan.Prosaa. Alur berbelit-belit.b. Pusat pengisahan bermetode orang ketiga.Contoh:. . . .”Tiap langkahnya adalah dia yang ziarah pada kemanusiaan.Pada dirinya sendiri.”. . . .Dikutip dari: iarah, Iwan Simatupang, Djambatan, Jakarta, 1976Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa novel iarah menggunakansudut pandang orang ketiga. Penulis menyebut tokohutama dengan sebutan ”dia”.c. Mengeksploitasi kehidupan manusia sebagai individu, bukansebagai makhluk komunal.Contoh:. . . .”Tiap langkahnya adalah dia yang ziarah pada kemanusiaan.Pada dirinya sendiri.”. . . .Dikutip dari: iarah, Iwan Simatupang, Djambatan, Jakarta, 1976Dari kutipan tersebut dapat dilihat bahwa penulis hanya mengeksploitasimanusia sebagai makhluk individu yang hanyamenghargai keberadaan dirinya sendiri. Hal ini dapat dilihat darikalimat pada dirinya sendiri.d. Mengemukakan kehidupan yang tidak jelas.e. Mengedepankan warna lokal (subkultur), latar belakangkebudayaan lokal.f. Mengemukakan tuntutan atas hak-hak asasi manusia untuk bebasdari kesewenang-wenangan, baik yang dilakukan oleh anggotamasyarakat lain atau oleh pihak-pihak yang berkuasa.Sumber: Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya,

Page 22: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

Rachmat Djoko Pradopo, 1995, Yogyakarta: PustakaPelajar

6. Periode Angkatan 2000Pada dasarnya, terbentuknya sebuah angkatan sastra harusmemenuhi dua syarat. Pertama, adanya sekelompok sastrawan yangmenjadi pendukung angkatan sastra tersebut. Kedua, adanya karyasastra yang inovatif, spesifik, kreatif, inspiratif, dan mengandungpergeseran pemikiran dengan cara mengungkapkan pemikiranpemikiranbaru dan pendirian-pendirian baru dengan bentuk yangberbeda dari angkatan sebelumnya sehingga melahirkan wawasanestetik yang baru.Perkembangan perpuisian Indonesia mutakhir adalahkeberagaman gaya dan tema sebagai ciri khas Angkatan 2000. Ciriciriyang lain adanya pembaruan estetik, muatan tematik, karakteryang spesifik. Secara umum ”Sastra Angkatan 2000” menampakkanmakna yang sangat berharga sebagai sumbangan nilai-nilaikemanusiaan sebagai bukti bahwa sastra Indonesia dinamik dan terusberkembang dan konsisten membela hak-hak masyarakat meskipunditekan oleh kebijakan penguasa yang hampir tidak mendukungkehidupan berkesusastraan yang kondusif.Dalam mainstream perpuisian angkatan ini, puncak pencapaiansecara monolit terdapat dalam bahasa dan pengucapan Afrizal Malna.Sebagai pemimpin literer puisi dan pemikiran sastra angkatan ini,Afrizal melahirkan pembaruan yang merupakan wujud wawasanestetik Angkatan 2000. Pergeseran wawasan estetik ditandaiberubahnya struktur larik dan bait. Larik pada Afrizal Malna bersifatnetral karena puisi Afrizal sebenarnya tersusun dalam bait yangsesungguhnya nirbait. Puisi tidak pernah punya selesaian karena sajakdapat dibalik ke atas atau ke bawah, maknanya tidak akan berubah.Larik sama fungsi dan kedudukannya dengan bait karena larik tersebutmerupakan bait. Dengan revolusi tipografi tersebut, Afrizal mengubaharus dasar plot pikiran dan tema yang mengalir dari awal larik hinggaakhir bait ke arah komunikasi kata per kata di dalam sajak.Pembaruan juga terdapat pada pilihan dan kedudukan kata yangmembawa pergeseran pada penempatan lirikus dari ”aku lirik” kepada”benda-benda”. Afrizal Malna menggeser peran aku lirik kepadabenda-benda yang menunjukkan bahwa muncul makna penting dariestetik. Aku lirik ke estetik benda-benda yang dipertaruhkan sederajatdengan kedudukan manusia. Pergeseran itu terasa memberi maknawiutuh seperti tampak dari beberapa baris yang mencerminkankedudukan benda-benda.Contoh:”Lalu bapak menyusun dirinya kembali, dari body lotion, stylingfoam, dan pil strong of night: Indonesia Raya! Sumpah Pemuda!Pembangunan! Kenapa aku membangun kamar mandi seperti itu juga,

Page 23: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

siih . . . .” (Kisah Cinta Tak Bersalah)Afrisal Malna melansir estetik baru yang digali dari sifat massalbenda-benda dan manusia yang dihubungkan dengan peristiwaperistiwatertentu dari interaksi massal. Estetik massal ini merupakanpenemuan Afrizal yang unik dan menunjukkan bahwa sumberkeindahan itu memang berada di tengah massa.Selain itu, estetik religiusitas dapat ditemukan pada karya AhmadunYosi Herfanda. Sajak-sajak tersebut mencerminkan nuansa religius yangkhusuk dan teduh. Hubungan transendental antara umat dan khalikdibina dalam peleburan dan peluluhan yang menyatu secara imanen.Pembaruan dalam prosa terlihat pada pembaruan Seno GumiraAjidarma yang tampak dari pilihan terhadap model sastra lisan yangmengembalikan realitas fiktif kepada realitas dongeng. Senomemaparkan sifat fiksional dalam tragedi yang diselubungi duniadongeng. Tokoh-tokoh dibangun dari kenyataan sehari-hari tentangorang sehari-hari yang dijalin dari peristiwa sehari-hari. Meskipunrealitas yang dibangun kadang surealistik dan absurd, tokoh-tokohitu terasa realistis karena dibangun dari kenyataan-kenyataan faktual.Wacana bangunan kisah yang menggunakan pola dongengmemperlihatkan kuatnya unsur lisan guna membingkai ide-ide jenialyang menjadi muatan cerita. Dalam kumpulan cerpen PenembakMisterius (1993) ia memulai cerpennya dengan pembukaan yang relatifsama, mirip awal dongeng kanak-kanak.Contoh:”Ceritakanlah padaku tentang ketakutan” kata Alina pada jurucerita itu. Maka juru cerita itu pun bercerita tentang Sawitri:Setiap kali hujan mereda, pada mulut gang itu tergeletak mayatbertato. Itulah sebabnya Sawitri selalu merasa gemetar setiap kalimendengar bunyi hujan mulai menitik di atas genting (”Bunyi Hujandi Atas Genting”).M. Shoim Anwar menulis kegetiran sosial secara lebih mengenaskan,misalnya yang dinyatakan lewat ”Pot dalam Otak Kepala Desa”(1995). Dengan narasi yang keras Shoim memperlihatkan perlawananyang sia-sia meskipun kadang memunculkan konvensi hero, sepertiyang dilakukan juga oleh Yanusa Nugroho dengan kisah-kisah daridunia wayang dan dunia supranatural. Kelucuan, kekerasan, danabsurditas merupakan pilihan narasi fiksional angkatan ini dengangeraian ungkap metaforis dan alegoris. Dengan menekankan segi-segieksistensi, Bre Redana melahirkan percikan romantik. Percikan itupada karya Kurnia J.R. diberi tempat dari peristiwa-peristiwa kasaryang menandai adanya perbedaan hakiki antara derajat karakter danderajat rohani setiap individu. Pada karya Agus Noor derajat itu lebihdalam memasuki kegilaan atau irasionalitas yang dibangun dariperistiwa-peristiwa sensasional. Dalam tataran yang lebih membumitampak pada karya-karya Mona Sylviana, Nenden Lilis A., Arie MPTamba, Jujur Prananto, Palti R. Tamba, Tanti R. Skober, dan lain-lain.

Page 24: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

Segi lain pembaruan angkatan ini adalah munculnya secara kuat arusnarasi kehilangan. Dalam fiksi-fiksi Rainy Mp. Hutabarat kehilanganitu bersifat budaya yang tergerus modernisasi. Pada karya RadharPanca Dahana kehilangan itu mencerminkan rusaknya masa silamkarena faktor-faktor moral dan runtuhnya perikatan sosial. Pada karyaJoni Ariadinata kehilangan itu bersifat dehumanisasi yang dilahirkanoleh kepelikan sosial. Hubungan kemanusiaan hanya terjalin dalamtataran badani dan kadang lebih rendah dari sifat hewani. Munculpertalian naluriah yang memungkinkan kehidupan daging lebihpenting dari kehidupan moral karena sebenarnya kemuliaan hanyamampu ditemukan di dalam segala yang kumuh.Pembaruan fiksional novel dilakukan oleh Ayu Utami dengannovel Saman (1998) yang mencirikan teknik-teknik khas sehinggamampu melahirkan wawasan estetik baru. Pembaruan itu tampak daripola kolase yang meninggalkan berbagai warna yang dilahirkan olehtokoh maupun peristiwa yang secara estetik menonjolkan kekuatankekuatanliterer. Sifat kolase itu menempatkan segi-segi kompositorisdengan wacana gabungan fiksional esai dan puisi. Sebagai komposisi,nada-nada yang dibangun merujuk kepada irama yang diseleksi darikejadian dan tokoh. Peristiwa melahirkan latar dan atmosfer yangmemberi perkuatan pada kehadiran kisah. Cerita mempertalikan tokohdan tokoh mencirikan kejadian dan karakter. Penggunaan tokohberhubungan dengan sebutan yang disesuaikan dengan atmosfercerita, sehingga sebutan itu kadang berganti-ganti antara akuan,orang kedua, atau narator. Dengan pola seperti itu, kebebasan tokohdan pengarang sejajar untuk menemukan ruang-ruang estetik yangpas. Pada cuplikan berikut, tampak perubahan kedudukan tokohsecara drastis, yaitu perubahan dari orang ketiga tunggal (ia) kepadaorang pertama tunggal (aku).”Ia terbangun dan merasa dirinya sebesar kepala. Hanya kepalatanpa badan. Dia tidak eksis di luar kepalanya. Tak ada jari-jari, takada jantung. Lindap. Warna malam ataukah aku berada dalam rahim?”Komposisi yang dibangun secara unik itu melahirkan perkaitanplot yang menautkan hubungan-hubungan simultan antartokoh.Komposisi memperkaya plot dan plot menghidupkan tokoh-tokoh didalam aktivitas dan aksi keseharian. Tokoh-tokoh itu bereksistensi didalam ruang latar yang spesifik karena dibangun oleh wacana yangdinapasi oleh kekuatan narasi dan dramatisasi yang elastis dan dinamik.Plot yang tidak linier dibangun dalam susunan yang saling mengisiantara arus realistik dengan stream of consciousness dan saling menunjangpenokohan dan karakter tokoh. Lompatan-lompatan plot dan lompatanlompatanperistiwa menegaskan konsep persambungan dan gabungankronik-kronik literer dan cerpen menjadi rangkaian fiksi novel yangmenunjukkan bahwa novel merupakan imitasi autobiografipengalaman-pengalaman kemanusiaan yang mendapatkan tafsirankreatif. Meskipun menampilkan keliaran dan keterbukaan yang

Page 25: Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra

memberi ruang kemerdekaan sangat luas, fiksi ini sebenarnyamenggagas dan menyodorkan realisme moral secara gembira. Belenggu,Bumi Manusia, dan afilus menyajikan nuansa muram kehidupansehingga wacananya membawa kengerian atau melankoli, Samanmenyodorkan liberalisasi yang menempatkan ruang keriangan ditengah kesumpekan pergaulan hidup real sehari-hari.Sumber: Angkatan dalam Sastra Indonesia, KorrieLayun Rampan, 2000, Jakarta: Grasindo