periodisasi sastra

29
TUGAS B. INDONESIA tentang periodisasi sastra SMA NEGERI 2 TUBAN TH. AJARAN 2011-2012 JL. Dr. Wahidin Sudiro Husodo no. 869 OLEH : ANDRIANI EKA WAHYUNI (02) LILIS ZUNIATI (16) LINDA SULISTIAN (17) NINA NURHAYATI (23) XII IPA A

Upload: andd-riani

Post on 05-Aug-2015

217 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERIODISASI SASTRA

TUGASB. INDONESIA

tentang periodisasi sastra

SMA NEGERI 2 TUBANTH. AJARAN 2011-2012

JL. Dr. Wahidin Sudiro Husodo no. 869

OLEH :ANDRIANI EKA WAHYUNI (02)

LILIS ZUNIATI (16)LINDA SULISTIAN (17)NINA NURHAYATI (23)

XII IPA A

Page 2: PERIODISASI SASTRA

ANGKATAN ’20AN (ANGKATAN BALAI PUSTAKA)

ANGKATAN ’20AN (ANGKATAN BALAI PUSTAKA)

CIRI-CIRI :

Pengarangnya masih menggunakan bentuk-bentuk puisi lama

Puisi barat mulai digunakan oleh penyair-penyair muda seperti Muh. Yamiin

Bentuk roman yang paling dominan temanya perlawanan atau perjuangan terhadap adat lama misalnya kawin paksa.

Karya-karya pada periode tersebut banyak diterbitkan oleh penerbit Balai pustaka sehingga disebut angkatan Balai pustaka

CIRI-CIRI :

Pengarangnya masih menggunakan bentuk-bentuk puisi lama

Puisi barat mulai digunakan oleh penyair-penyair muda seperti Muh. Yamiin

Bentuk roman yang paling dominan temanya perlawanan atau perjuangan terhadap adat lama misalnya kawin paksa.

Karya-karya pada periode tersebut banyak diterbitkan oleh penerbit Balai pustaka sehingga disebut angkatan Balai pustaka

Page 3: PERIODISASI SASTRA

KARYA-KARYA PENTINGKARYA-KARYA PENTING

1. Marah Rusli (roman Siti Nurbaya),2. Merari Siregar (roman Azab dan

Sengsara), 3. Nur Sutan Iskandar (novel Apa dayaku

Karena Aku Seorang Perempuan),4. Hamka (roman Di Bawah Lindungan

Ka’bah),5. Hamidah (novel Kehilangan Mestika), 6. Abdulah Muis (roman Salah Asuhan),7. M. Kasim (kumpulan cerpen Teman

Duduk).8. M. Yamin (Indonesia Tumpah Darahku )

1. Marah Rusli (roman Siti Nurbaya),2. Merari Siregar (roman Azab dan

Sengsara), 3. Nur Sutan Iskandar (novel Apa dayaku

Karena Aku Seorang Perempuan),4. Hamka (roman Di Bawah Lindungan

Ka’bah),5. Hamidah (novel Kehilangan Mestika), 6. Abdulah Muis (roman Salah Asuhan),7. M. Kasim (kumpulan cerpen Teman

Duduk).8. M. Yamin (Indonesia Tumpah Darahku )

Page 4: PERIODISASI SASTRA

Contoh karya angkatan 20’anContoh karya angkatan 20’an

Muhammad Yamin (dari Angkatan Balai Pustaka)

INDONESIA TUMPAH DARAHKUBersatu kita teguhBercerai kita runtuh• Duduk di pantai tanah yang permai

Tempat gelombang pecah berderaiBerbuih putih di pasir terderaiTampaklah pulau di lautan hijauGunung-gunung bagus rupanyaDilingkari air mulia tampaknyaTumpah darahku Indonesia namanya

• Lihatlah kelapa melambai-lambaiBerdesir bunyinya sesayup sampaiTumbuh di pantai bercerai-ceraiMemagar daratan aman kelihatanDengarlah ombak datang berlaguMengejar bumi ayah dan ibuIndonesia namanya. Tanah airku

Muhammad Yamin (dari Angkatan Balai Pustaka)

INDONESIA TUMPAH DARAHKUBersatu kita teguhBercerai kita runtuh• Duduk di pantai tanah yang permai

Tempat gelombang pecah berderaiBerbuih putih di pasir terderaiTampaklah pulau di lautan hijauGunung-gunung bagus rupanyaDilingkari air mulia tampaknyaTumpah darahku Indonesia namanya

• Lihatlah kelapa melambai-lambaiBerdesir bunyinya sesayup sampaiTumbuh di pantai bercerai-ceraiMemagar daratan aman kelihatanDengarlah ombak datang berlaguMengejar bumi ayah dan ibuIndonesia namanya. Tanah airku

Tanahku bercerai seberang-menyeberangMerapung di air, malam dan siangSebagai telaga dihiasi kiambangSejak malam diberi kelamSampai purnama terang-benderangDi sanalah bangsaku gerangan menompangSelama berteduh di alam nan lapangTumpah darah Nusa IndiaDalam hatiku selalu muliaDijunjung tinggi atas kepalaSemenjak diri lahir ke bumiSampai bercerai badan dan nyawaKarena kita sedarah-sebangsaBertanah air di IndonesiaSumber: Sajak-sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air

Tanahku bercerai seberang-menyeberangMerapung di air, malam dan siangSebagai telaga dihiasi kiambangSejak malam diberi kelamSampai purnama terang-benderangDi sanalah bangsaku gerangan menompangSelama berteduh di alam nan lapangTumpah darah Nusa IndiaDalam hatiku selalu muliaDijunjung tinggi atas kepalaSemenjak diri lahir ke bumiSampai bercerai badan dan nyawaKarena kita sedarah-sebangsaBertanah air di IndonesiaSumber: Sajak-sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air

Page 5: PERIODISASI SASTRA

ANGKATAN ‘30AN(ANGKATAN PUJANGGA BARU)

CIRI-CIRI:1) bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia modern, 2) temanya tidak hanya tentang adat atau kawin paksa, tetapi

mencakup masalah yang kompleks, seperti emansipasi wanita, kehidupan kaum intelek, dan sebagainya,

3) bentuk puisinya adalah puisi bebas, mementingkan keindahan bahasa, dan mulai digemari bentuk baru yang disebut soneta, yaitu puisi dari Italia yang terdiri dari 14 baris,

4) pengaruh barat terasa sekali, terutama dari Angkatan ’80 Belanda,

5)aliran yang dianut adalah romantik idealisme, dan 6) setting yang menonjol adalah masyarakat penjajahan.

Page 6: PERIODISASI SASTRA

KARYA-KARYA PENTING

1. STA Syhabana (novel Layar Terkembang, roman Dian Tak Kunjung Padam),

2. Armin Pane (novel Belenggu),3. Sanusi Pane (drama Manusia

Baru),4. Rustan Efendi (drama

Bebasari), dan5. Y.E.Tatengkeng (kumpulan

puisi Rindu Dendam).

Page 7: PERIODISASI SASTRA

CONTOH KARYA ANGKATAN ‘30AN

PERASAAN SENIY.E.Tatengkeng bagaikan banjir gulung – gemulung,bagaikan topan seruh – menderu,demikian rasa,datang semasa,mengalir, menimbun, mendesak,

mengepung,memenuhi sukma, menawan tubuh.serasa manis sejuknya embun,selagu merdu dersiknya angin,demikian rasa,datang semasa,

membisik, mengajak, aku berpantun,mendayung jiwa ke tempat di ingin.jika kau datang sekuat raksasa,atau kau menjelma secantik juita,kusedia hati,akan berbakti,dalam tubuh kau berkuasa,dalam dada kau bertahta!( Rindu Dendam, 1934 )

Page 8: PERIODISASI SASTRA

ANGKATAN ‘45AN(ANGKATAN CHAIRIL ANWAR)

ANGKATAN ‘45AN(ANGKATAN CHAIRIL ANWAR)

CIRI-CIRI : Bentuk prosa maupun puisinya lebih

bebas, Prosanya bercorak realisme, Puisinya bercorak ekspresionisme, Tema dan setting yang menonjol

adalah revolusi, Lebih mementingkan isi daripada

keindahan bahasa, Jarang menghasilkan roman seperti

angkatan sebelumnya.

CIRI-CIRI : Bentuk prosa maupun puisinya lebih

bebas, Prosanya bercorak realisme, Puisinya bercorak ekspresionisme, Tema dan setting yang menonjol

adalah revolusi, Lebih mementingkan isi daripada

keindahan bahasa, Jarang menghasilkan roman seperti

angkatan sebelumnya.

Page 9: PERIODISASI SASTRA

KARYA PENTINGKARYA PENTING• Chairil Anwar

– Kerikil Tajam (1949)– Deru Campur Debu (1949)

• Asrul Sani, bersama Rivai Apin dan Chairil Anwar – Tiga Menguak Takdir (1950)

• Idrus– Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke

Roma (1948)– Aki (1949)– Perempuan dan Kebangsaan

• Achdiat K. Mihardja– Atheis (1949)

• Trisno Sumardjo– Katahati dan Perbuatan (1952)

• Chairil Anwar – Kerikil Tajam (1949)– Deru Campur Debu (1949)

• Asrul Sani, bersama Rivai Apin dan Chairil Anwar – Tiga Menguak Takdir (1950)

• Idrus– Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke

Roma (1948)– Aki (1949)– Perempuan dan Kebangsaan

• Achdiat K. Mihardja– Atheis (1949)

• Trisno Sumardjo– Katahati dan Perbuatan (1952)

Page 10: PERIODISASI SASTRA

CONTOH KARYA ANGKATAN ‘45ANCONTOH KARYA ANGKATAN ‘45ANMANTERAOleh Asrul Sani

Raja dari batu hitam,Di balik rimba kelamNaga malam,Mari kemari !Aku laksamana dari lautan menghentam malam hariAku panglima dari segala burung rajawaliAku tutup segala kota, aku sebar segala api,Aku jadikan belantara, jadi hutan mati.

Tapi aku jaga supaya janda-janda tidak diperkosa,Budak-budak tidur di pangkuan bundaSiapa kenal daku, akan kenal bahagiaTiada takut pada pitam,Tiada takut pada kelam

MANTERAOleh Asrul Sani

Raja dari batu hitam,Di balik rimba kelamNaga malam,Mari kemari !Aku laksamana dari lautan menghentam malam hariAku panglima dari segala burung rajawaliAku tutup segala kota, aku sebar segala api,Aku jadikan belantara, jadi hutan mati.

Tapi aku jaga supaya janda-janda tidak diperkosa,Budak-budak tidur di pangkuan bundaSiapa kenal daku, akan kenal bahagiaTiada takut pada pitam,Tiada takut pada kelam

Pitam dan kelam punya akuRaja dari batu hitam,Di balik rimba kelam,Naga malam,Mari kemari !Jaga segala gadis berhias diri,Biar mereka pesta dan menariMeningkah rebana

Aku akan berbyanyi,Engkau akan terima cintaku.Siapa bercinta dengan aku,Akan bercinta dengan tiada akhir hari.

Raja dari batu hitam, di balik rimba kelam,Naga malam,Mari kemari,Mari kemari,Mati !

Page 11: PERIODISASI SASTRA

ANGKATAN ‘66

CIRI-CIRI : Tema yang menonjol adalah protes

sosial dan politik, menggunakan kalimat-kalimat panjang mendekati bentuk prosa.

Lahir bersamaan dengan kondisi politik di Indonesia yang telah mengalami kekacauan karena adanya PKI

Karya-karyanya lebih banyak protes terhadap keadaan sosial dan politik pemerintahan pada masa ini

Page 12: PERIODISASI SASTRA

KARYA-KARYA PENTING• Sutardji Calzoum Bachri

– O – Amuk – Kapak

• Goenawan Mohamad– Potret Seorang Penyair Muda Sebagai Si Malin

Kundang – (kumpulan esai) – Misalkan Kita di Sarajevo

• Umar Kayam – Seribu Kunang-kunang di Manhattan – Lebaran di Karet, di Karet - (kumpulan cerita

pendek) – Jalan Menikung

• Danarto – Godlob – Adam Makrifat

• Putu Wijaya – Aduh – (drama) – Edan – (drama)

Page 13: PERIODISASI SASTRA

CONTOH KARYA ANGKATAN ‘66

Puisi O oleh Sutardji Calzoum Bachri

dukaku dukakau dukarisau dukakalian dukangiauresahku resahkau resahrisau resahbalau resahkalianraguku ragukau raguguru ragutahu ragukalianmauku maukau mautahu mausampai maukalian maukenal maugapai

siasiaku siasiakau siasia siabalau siarisau siakalian siasiawaswasku waswaskau waswaskalian waswaswaswaswaswaswaswaswaswasduhaiku duhaikau duhairindu duhaingilu duhaikalian duhaisangsaioku okau okosong orindu okalian obolong o risau o Kau O..

Page 14: PERIODISASI SASTRA

ANGKATAN ‘70ANANGKATAN ‘70AN

CIRI-CIRI : Penuh semangat

eksperimentasi dalam berekspresi,

Merekam kehidupan masyarakat yang penuh keberagaman pemikiran dan penghayatan modernitas.

CIRI-CIRI : Penuh semangat

eksperimentasi dalam berekspresi,

Merekam kehidupan masyarakat yang penuh keberagaman pemikiran dan penghayatan modernitas.

Page 15: PERIODISASI SASTRA

KARYA-KARYA PENTING

KARYA-KARYA PENTING

• Abdul Hadi WM– Meditasi(1976)– Potret Panjang Seorang

Pengunjung Pantai Sanur(1975)

– Tergantung Pada Angin (1977)• Goenawan Mohamad – Interlude (1971)– Potret Seorang Penyair Muda

Sebagai Si Malin Kundang (1972)

• Abdul Hadi WM– Meditasi(1976)– Potret Panjang Seorang

Pengunjung Pantai Sanur(1975)

– Tergantung Pada Angin (1977)• Goenawan Mohamad – Interlude (1971)– Potret Seorang Penyair Muda

Sebagai Si Malin Kundang (1972)

Page 16: PERIODISASI SASTRA

CONTOH KARYA 70’AN

CONTOH KARYA 70’AN

JURANG

Di kerajaan nenek moyangku aku tak tahuAku menyerupai kota yang mana

aku sudah lelah membuka mata dan tetap saja butamatahari bersembunyi di bagaian barat otakkudan hanya bersinar di belahan bumi yang sama

Kadang ayahku menyerupai Jakarta yang tuaIngin membangun, ingin membangun, ingin membangun Tak henti-hentinyaSedang aku ingin tidur sepuas-puasnya

1975, Abdul Hadi. W.M [Meditasi]

JURANG

Di kerajaan nenek moyangku aku tak tahuAku menyerupai kota yang mana

aku sudah lelah membuka mata dan tetap saja butamatahari bersembunyi di bagaian barat otakkudan hanya bersinar di belahan bumi yang sama

Kadang ayahku menyerupai Jakarta yang tuaIngin membangun, ingin membangun, ingin membangun Tak henti-hentinyaSedang aku ingin tidur sepuas-puasnya

1975, Abdul Hadi. W.M [Meditasi]

Page 17: PERIODISASI SASTRA

ANGKATAN ’80AN

CIRI-CIRI :1. mengangkat tema tentang ketuhanan dan mistikisme.2. Puisi bercorak spiritual religius.3. Novel mendapat pengaruh kuat dari budaya barat,

dimana tokoh utamanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur dan mengalahkan tokoh antagonisnya.

4. Bahasa yang digunakan realistis, bahasa yang ada dimasyarakat dan romantis.

5. Karya sastra yang dihasilkan mengangkat masalah konsep kehidupan sosial masyarakat yang memuat kritik sosial, politik, dan budaya.

6. Para sastrawan menggunakan konsep improvisasi.7. Terdapat konsepsi pembebasan kata dari pengertian

aslinya.

Page 18: PERIODISASI SASTRA

KARYA-KARYA PENTING Ahmadun Yosi

Herfandao Ladang Hijau (1980)

Y.B Mangunwijayao Burung-burung Manyar (1981)

Darman Moeniro Bako (1983)o Dendang (1988)

Budi Darmao Olenka (1983)o Rafilus (1988)

Sindhunatao Anak Bajang Menggiring Angin (1984)

Arswendo Atmowilotoo Canting (1986)o Airlangga (1985)

Page 19: PERIODISASI SASTRA

CONTOH KARYA ANGKATAN’80AN

• NOVEL BURUNG – BURUNG MANYARKisah seorang anak manusia yang merasa gagal dalam menjalani hidup karena trauma masa lalu. Terjadi pada zaman modern dengan berlatar belakang kehidupan berbagai masa: masa lalu, masa revolusi, dan masa penjajahan jepang maupun belanda. Cerita ini terjadi di Indonesia (Jakarta dan Bogor). Alur cerita dalam novel Burung-Burung Manyar yaitu menggunakan alur maju, dimana setiap kejadian selalu bergerak maju sesuai dengan perputaran waktu. Tokoh Teto atau Satadewa dipandang sebagai pemuda yang gagal dalam hidupnya. Ia dianggap sebagai sosok yang sikapnya sesuai dengan burung-burung manyar. Ia lebih mengutamakan kepentingan bangsa Belanda dibanding dengan bangsanya sendiri, bahkan ia ikut serta dalam pemberontakan terhadap tentara Republik.

Page 20: PERIODISASI SASTRA

Tokoh Larasati adalah seorang wanita yang berpendidikan tinggi. Ia adalah seorang yang setia terhadap Nusa Bangsanya sendiri. Dalam hidupnya ia pergunakan untuk mengabdi terhadap Tanah Airnya. Bahasa yang digunakan dalam novel Burung-Burung Manyar adalah bahasa gaul atau bukan bahasa baku. Pesan pengarang yaitu ingin memperlihatkan kepada masyarakat pada saat itu bahwa pengabdian terhadap Bangsa sendiri lebih baik dan lebih terhormat dari pada mengabdi kepada Bangsa lain (Belanda). Hal ini di contoh oleh tokoh yang bernama Satadewa yang dalam hidupnya mengabdikan diri kepada Belanda, akhirnya ia harus menanggung malu terhadap Bangsanya sendiri.Karakteristik karya sastra Drama Naga Bonar yang dibintangi oleh Dedi Mizwar ini cenderung mengarah kearah perjuangan atau bersifat Nasionalisme. Dalam drama ini dikisahkan seorang pencopet yaitu Naga Bonar yang menjadi jendral yang membela daerahnya dari penjajahan Inggris.Drama ini lebih banyak bercerita tentang perjuangan pahlawan nasional dalam membela tanah airnya.Meskipun dalam drama ini banyak terdapat komedi atau cerita lucu tetapi cerita lucu disini mendidik tidak seperti cerita-cerita komedi sekarang ini yang membubuhi ceritanya dengan adegan promo.

Page 21: PERIODISASI SASTRA

Drama Naga Bonar ini menggunakan dialek batak karena setting cerita ini berada di Sumatra.Jadi logat serta kebiasaan dan kebudayaan yang banyak ditonjolkan dalam drama ini adalah kebudayaan batak.Yang cara berbicaranya keras berbeda dengan orang jawa.Karakteristik novel Kubah karya Imam Tohari ini memuat kritik sosial dan politik. Novel ini dibuat untuk mengkritik kebobrokan pemerintahan orde baru penuh dengan makar di mana-mana. Novel ini menceritakan Karman, seorang bekas tahanan politik akibat makar di tahun 1965. Penyebabnya adalah kekecewaan atas penolakan pinangan atas Rifah. Ia terjerumus ke aliran Marxisme yang notabene atheis. Berhari-hari ia dikejar polisi, sampai akhirnya ia tertangkap. Selama dua belas tahun ia terisolasi dari dunia luar. Keluar dari tahanan, ia berusaha merubah paradigma masyarakat Pegaten dengan membuat kubah masjid di sana.Puisi ”Putih, Putih, Putih” adalah puisi yang bertema religius (keagamaan). Larik Putih, Putih, Putih adalah simbol kesucian yang mengacu pada warna jilbab kaum muslimah.

Page 22: PERIODISASI SASTRA

Penyair menyebutkan kata-kata Padang Mashyar / padang penantian di depan pintu gerbang janji keabadian, untuk mengajak kita merenungkan bahwa semua manusia akan berkumpul di Padang Mshyar setelah hari kiamat untuk menjalani pengadilan.Semua tampak Putih, Putih, Putih yang bisa mengacu pada arwah yang berkumpul di padang itu. Di padang Mashyar itu, penyair membayangkan seribu jilbab, bahkan bermilyar-milyar jilbab. Padang itu menjadi lautan putih dan lautan cinta kasih. Penyair membayangkan seolah-olah seribu galaksi / hamparan jiwa suci / bersujud / Putih,Putih, Putih. Dalam suasana hening penyair membayangkan alam raya / jagat segala jagat / bintang-bintang dan ruan kosong / mendengarkan panggilan itu.Panggilan yang disebut oleh penyair adalah panggilan dari Tuhan di Padang mashyar dengan suara yang didengar oleh telinga seratus abad. Tuhan bersabda Wahai jiwa bening / wahai muthmainah / kembalilah pada Tuhanmu / Masuklah ke pihak-Ku / Masuklah sorgaku / Wahai telaga /yang bening / hingga tiada. Manusia yang suci dan Mutmainah berhak atas sorga dalam keabadian

Page 23: PERIODISASI SASTRA

ANGKATAN REFORMASIANGKATAN REFORMASI

CIRI-CIRI• Maraknya karya-karya

sastra,puisi,cerpen dan novel yang bertema sosial-politik

• Dibukanya rubrik sajak-sajak peduli bangsa(reformasi)

CIRI-CIRI• Maraknya karya-karya

sastra,puisi,cerpen dan novel yang bertema sosial-politik

• Dibukanya rubrik sajak-sajak peduli bangsa(reformasi)

Page 24: PERIODISASI SASTRA

KARYA-KARYA PENTINGKARYA-KARYA PENTING

• Penulis dan Karya Sastra Angkatan ReformasiWidji Thukul – Puisi Pelo– Darman

• Penulis dan Karya Sastra Angkatan ReformasiWidji Thukul – Puisi Pelo– Darman

Page 25: PERIODISASI SASTRA

CONTOH KARYA ANGKATAN REFORMASICONTOH KARYA ANGKATAN REFORMASI

PeringatanOleh Widji Thukul jika rakyat pergiketika penguasa pidatokita harus hati-hatibarangkali mereka putus asa

kalau rakyat sembunyi dan berbisik-bisikketika membicarakan masalahnya sendiripenguasa harus waspada dan belajar mendengar

bila rakyat tidak berani mengeluhitu artinya sudah gawatdan bila omongan penguasatidak boleh dibantahkebenaran pasti terancam

apabila usul ditolak tanpa ditimbangsuara dibungkam kritik dilarang tanpa alasandituduh subversif dan mengganggu keamananmaka hanya ada satu kata: lawan!

PeringatanOleh Widji Thukul jika rakyat pergiketika penguasa pidatokita harus hati-hatibarangkali mereka putus asa

kalau rakyat sembunyi dan berbisik-bisikketika membicarakan masalahnya sendiripenguasa harus waspada dan belajar mendengar

bila rakyat tidak berani mengeluhitu artinya sudah gawatdan bila omongan penguasatidak boleh dibantahkebenaran pasti terancam

apabila usul ditolak tanpa ditimbangsuara dibungkam kritik dilarang tanpa alasandituduh subversif dan mengganggu keamananmaka hanya ada satu kata: lawan!

Page 26: PERIODISASI SASTRA

ANGKATAN 2000CIRI-CIRI

1. Karya-karyanya cenderung berani dan vulgar

2. Gaya penulisannya lebih terbuka dan membuat pengarangnya menonjol daripada pengarang-pengarang lain

3. Pada masa ini banyak bermunculan fiksi-fiksi islami yang bahasanya santun dan bersih dari citraan-citraan yang erotis dan vulgar

Page 27: PERIODISASI SASTRA

CONTOH KARYA ANGKATAN 2000Sinopsis novel sutera dalam lukisanKarya: Abdul Talib HassanNovel ini memaparkan kisah seorang pemuda yang mengalami konflik jiwa akibat kematian ibunya yang telah dibunuh oleh bapa tirinya. Kenangan pahit itu telah menjadikan Bujei atau nama sebenarnya Mohamad Hafiz, akhirnya telah menjadi sasau akibat sering menjadi cemuhan, dipandang hina, dipermain dan diperbudakkan oleh masyarakat kampung malah bapa tirinya, Harun juga sering menyeksanya malah telah cuba mengambil peluang untuk merampas hak milik Bujei yang ditinggalkan oleh arwah ibunya.Hidupnya keseorangan dan menanti permata hati untuk menerangi semula sinar hidupnya. Kehadiran Adila telah mengubah segala-galanya dan Bujei mulai merasai erti sebuah kehidupan. Namun banyak ranjau duri yang terpaksa diharunginya untuk meneruskan hubungan persahabatan bersama Adila. Alias yang turut menyimpan perasaan terhadap Adila terus menyimpan dendam terhadap Bujei dan Adila. Satu demi satu rancangan jahat diatur dalam usaha untuk memiliki Adila.

Page 28: PERIODISASI SASTRA

Bujei diperdaya hingga akhirnya dia mempercayai Adila akan mengahwini Alias malah Adila turut difitnah menghidap penyakit AIDS kerana pernah menuntut di luar negara. Dendam yang kian membara menyebabkan Alias meminta khidmat neneknya untuk mendapatkan ilmu pengasih yang akan mendorong Adila tunduk kepada kehendaknya. Alias yang dirasuk kerinduan akhirnya telah menjadi sasau dan sanggup merayu kepada Bujei untuk mengharapkan simpati serta pengertian daripada Bujei supaya memujuk Adila menerima dirinya. Akhirnya, Alias sendiri terpaksa mendapatkan khidmat daripada dukun yang sama dalam usaha untuk memulihkannya. Orang kampung pula kini telah melihat perubahan diri Bujei yang menjadi manusia normal berbanding Alias yang kini telah mengambil alih tempat Bujei. Sebelum pulang ke kota, Adila telah meluahkan isi hatinya kepada Sidang Saman dan isterinya tentang keputusannya untuk menerima Hafiz sebagai pasangan hidupnya. Adila akhirnya terpaksa kembali ke kota kerana ditawarkan pekerjaan sebagai seorang pensyarah di salah sebuah universiti swasta.

Page 29: PERIODISASI SASTRA

BYE-BYE !