period on tit is et causa gangran pulpa

Upload: merdiana-fithroya

Post on 10-Jul-2015

133 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

Periodontitis adalah peradangan atau infeksi pada jaringan penyangga gigi (= jaringan periodontium). Yang termasuk jaringan penyangga gigi adalah gusi, tulang yang membentuk kantong tempat gigi berada, dan ligamen periodontal (selapis tipis jaringan ikat yang memegang gigi dalam kantongnya dan juga berfungsi sebagai media peredam antara gigi dan tulang). Suatu keadaan dapat disebut periodontitis bila perlekatan antara jaringan periodontal dengan gigi mengalami kerusakan. Selain itu tulang alveolar (= tulang yang menyangga gigi) juga mengalami kerusakan. Periodontitis dapat berkembang dari gingivitis (peradangan atau infeksi pada gusi) yang tidak dirawat. Infeksi akan meluas dari gusi ke arah tulang di bawah gigi sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih luas pada jaringan periodontal. Bila ini terjadi, gusi dapat mengalami penurunan, sehingga permukaan akar terlihat dan sensitivitas gigi terhadap panas dan dingin meningkat. Gigi dapat mengalami kegoyangan karena adanya kerusakan tulang. Periodontitis adalah suatu kelainan yang bersifat irreversible serta membutuhkan kerjasama yang baik antara dokter gigi yang merawat dengan pasien, untuk proses penyembuhannya serta mencegah bertambah parahnya kelainan tersebut. Informasi dari penderita, pemeriksaan klinis dan penunjang sangat dibutuhkan untuk menentukan diagnosis, mengidentifikasi strategi perawatan serta kebutuhan perawatan. Untuk menentukan perawatan pada kasus perodontitis, tidaklah sama setiap pasien, karena kelainan ini termasuk multifactorial. Dokter gigi membutuhkan penentuan perawatan (design making) serta rencana perawatan sebelum memasuki tahap perawatan.

BAB II1

DESKRIPSI KASUS I. IDENTITAS PENDERITA Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Agama Pekerjaan No. CM : Tn. W : 22 tahun : Laki-laki : Kalimati RT.10/RW.III, Boyolali : Islam : Karyawan Swasta : 3571700

II. KELUHAN SUBYEKTIF / ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 23 September 2011 jam 10.30 WIB. a. Keluhan Utama Gigi sebelah kiri bawah terasa cekot-cekot dan goyang.

b. Riwayat Penyakit Sekarang Sakit gigi kiri bawah sudah dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Sakit gigi dirasakan terus-menerus sepanjang hari namun lebih terasa jika sedang makan, saat makan pasien merasa ada makanan yang mengganjal di giginya. Kemudian pasien membeli obat sakit gigi di warung, dan keluhan hilang. Tetapi beberapa hari kemudian, keluhan muncul kembali. Pasien terus membeli obat sakit gigi untuk menghilangkan keluhannya sampai sekarang, karena dirasa terus-menerus tidak ada perbaikan an giginya semakin goyang, maka pasien datang ke Puskesmas Pandaran untuk memeriksakan giginya.

Saat datang, terlihat caries pada gigi 3.7. dan pasien mengeluh terasa sakit walaupun tidak ada faktor pencetus. 2

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat alergi Riwayat DM Riwayat Hipertensi Riwayat Penyakit Jantung Riwayat Gigi dan Mulut

: Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Pada gigi yang sakit, sebelumnya

sudahlama berlubang namun tidak diperiksakan ke dokter gigi dikarenakan tidak ada ---keluhan sakit. Riwayat Pemakaian Obat penghilang : Penderita mengkonsumsi obat

rasa nyeri yang dibeli sendiri di apotek, -namun sudah 3 hari ini obatnya habis.

d. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada keluarga yang sakit gigi.

e. Riwayat Sosial-Ekonomi Pasien tinggal di tempat kos dan bekerja sebagai karyawan swasta, biaya di tanggung sendiri. Kesan ekonomi cukup.

III.PEMERIKSAAN OBYEKTIF1. Keadaan Umum

: Baik3

a. Kesadaran b. Keadaan Gizi c. Derajat Sakit

: Compos Mentis : Cukup : Sedang

Sianosis (-), Anemis (-), Ikterik (-)

2. Status Praesens a. Tekanan Darah b. RR : 110/80 mmHg : 20x/menit

3. Ekstra Orala. Pipi b. Bibir c. Wajah

: Tak Ada Kelainan : Tak Ada Kelainan : Simetris : : Tak Ada Pembesaran : Tak Ada Pembesaran

d. Kelenjar Submandibulaa. Kanan b. Kiri

4. Intra Oral a. Jaringan Lunaka. Mukosa b. Lidah c. Ginggiva d. Palatum

: Tak Ada Kelainan : Tak Ada Kelainan : Warna Merah : Tak Ada Kelainan

b. Jaringan Keras a. Tulang Rahang / Alveolar: Tak Ada Kelainan, Tepi teraba4

b. Gigi geligi

: 3.7. Inspeksi Sondage Perkusi Tekanan Palpasi Thermal Test : Tampak caries (+) : Caries Profunda : Nyeri (-) : Nyeri (-) : Mobile (+) derajat 2 : Tidak dilakukan

IV. DIAGNOSA KELUHAN UTAMA Periodontitis Akut et causa Gangren Pulpa

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG Thermal test (untuk mengetahui vitalitas gigi) Foto Panoramik

VI. TERAPI R/ Amoxicilin S 3dd1 R/ Paracetamol S 3dd1 R/ Dexamethasone 0,5mg S 3dd1 Tidak dilakukan tindakan ekstraksi gigi dikarenakan giginya masih dalam keadaan radang akut. VII. NOMENKLATUR WHO5

500mg

No. X

500mg

No. X

No. X

1. 8 4. 8

1. 7 4. 7

1. 6 4. 6

5. 5 1. 5 4. 5 8. 5

5. 4 1. 4 4. 4 8. 4

5. 3 1. 3 4. 3 8. 3

5. 2 1. 2 4. 2 8. 2

5. 1 1. 1 4. 1 8. 1

6. 1 2. 1 3. 1 7. 1

6. 2 2. 2 3. 2 7. 2

6. 3 2. 3 3. 3 7. 3

6 4 2. 4 3. 4 7. 4

6. 5 2. 5 3. 5 7. 5

2. 6 3. 6

2. 7 3. 7

2. 8 3. 8

Keterangan:

= Periodontitis Akut e.c Gangren Pulpa BAB III TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI Periodontitis adalah peradangan pada jaringan yang menyelimuti gigi dan akar gigi. Secara umum periodontitis terbagi atas 2 jenis yaitu: 1. Marginal periodontitis 2. Apikal periodontitis Periodontitis marginalis berkembang dari gingivitis (peradangan atau infeksi pada gusi) yang tidak dirawat. Infeksi akan meluas dari gusi ke arah bawah gigi sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih luas pada jaringan periodontal. Sedangkan periodontitis apikalis adalah peradangan yang terjadi pada jaringan sekitar apeks gigi yang biasanya merupakan lanjutan dari infeksi atau peradangan pada pulpa.

B. PENYEBAB Periodontitis umumnya disebabkan oleh plak. Plak adalah lapisan tipis biofilm yang mengandung bakteri, produk bakteri, dan sisa makanan. Lapisan ini melekat pada permukaan gigi dan berwarna putih atau putih kekuningan. Plak yang menyebabkan gingivitis dan periodontitis adalah plak yang berada tepat di atas garis gusi. Bakteri dan produknya dapat menyebar ke bawah gusi sehingga terjadi proses peradangan dan terjadilah periodontitis. Keadaan gigi yang tidak beraturan, ujung tambahan yang kasar dan alat-alat yang kotor berada dimulut (alat ortodontik, gigi tiruan) dapat mengiritasi gusi dan meningkatkan6

faktor resiko. Serta kesalahan cara menyikat gigi juga yang dapat mempengaruhinya. C. GEJALA Tanda klinik dari periodontitis adalah: 1. Inflamasi gingiva dan pendarahan 2. Poket 3. Resesi gingiva 4. Mobilitas gigi 5. Nyeri 6. Halitosis dan rasa tidak enak D. PEMERIKSAAN 1. Inflamasi gingiva dan pendarahan Adanya dan keparahan inflamasi gingiva tergantung pada statu kebersihan mulut; bila buruk, inflamasi gingiva akan timbul dan terjadi pendarahan waktu penyikatan atau bahkan pendarahan spontan. Bila penyikatan gigi pasien cukup baik, plak cukup terkontrol tetapi ada deposit subgingiva karena skaling yang kurang adekuat, adanya penyakit periodontal mungkin tidak ditemukan pada pemeriksaan superfisial.bila dilakukan pemeriksaan riwayat dengan cermat pasien sering melaporkan riwayat pendarahan dimasa lalu yang berhenti ketika ia makin rajin membersihkan giginya. 2. Poket Pengukuran kedalaman poket merupakan bagian penting dari diagnosis periodontal tetapi harus tetap diinterpretasikan bersama dengan inflamasi gingiva dan pembengkakan. Teoritis, bila tidak ada pembengkakan gingiva, poket sedalam lebih dari 2 mm menunjukkan adanya migrasi ke apikal dari epiteluim krevikular, tetapi pembengkakan inflamasi sangat sering mengenai individu muda usia sehingga poket sedalam 3-4mm dapat seluruhnya merupakan poket gingiva atau poket palsu. 3. Resesi gingiva Resesi gingiva dan terbukanya akar dapat meyertai periodontitis kronis tetapi tidak selalu merupakan tanda dari penyakit. Bila ada resesi, pengukuran kedalaman poket hanya merupakan cerminan sebagian dari kerusakan periodontal seluruhnya. 4. Mobilitas gigi Beberapa mobilitas gigi pada bidang labiolingual dapa terjadi pada gigi yang sehat, berakar tunggal, khususnya pada gigi insisivus bawah yang lebih kecil mobil daripada gigi berakar jamak. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menekan salah satu sisi gigi yang bersangkutan7

dengan alat atau ujung jari dengan ujung jari lainnya pada sisi gigi yang berseberangna dan gigi tetangganya yang digunakan sebagai titik pedoman sehingga gerakan realtif dapat diperiksa. Cara lain untuk memeriksa mobilitas (walaupun tidak megukurnya) adalah dengan pasien mengoklusikan gigi-geliginya. 5. Derajat mobilitas gigi dapat dikelompokkan : Grade 1. Hanya dirasakan Grade 2. Mudah dirasakan, pergeseran labiolingual 1 mm Grade 3. Pergeseran labiolingual lebih dri 1 mm, mobilitas dari gigi ke atas dan kebawah pada arah aksial. 6. Nyeri Nyeri atau sakit waktu gigi diperkusi menunjukkan adanya inflamasi aktif dari jaringan penopang, yang paling akut bila ada pembentukan abcess dimana gigi sangan sensitif terhadap sentuhan. Sensitivitas terhadap dingin atau panas dan dingin kadang ditemukan bila ada resesi gingiva dan terbukanya pulpa. E. DIAGNOSIS Diagnosis periodontitis ditegakkan berdasarkan anamnesa, gambaran klinik dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesa didapatkan gejala berupa gusimudah berdarah, gigi goyang. Dari pemeriksaan penunjang untuk memastikan bakteri penyebab dapat dilakukan kultur, dan untuk pemeriksaan radiologis, gambaran radiologik pada gigi yang mengalami kelainan periondontium biasa memperlihatkan kehilangan tulang yang menyeluruh baik vertikal maupun horizontal sepanjang permukaan pada ketinggian yang berberda-beda atau tampak gambaran destruksi processus alveolaris berbentuk V m(cup like resorption). F. PENATALAKSANAAN 1. Skaling dan root planing Skaling subginggiva adalah metode paling konservatif dari reduksi poket dan bila poket dangkal, merupakan satu-satunya perawaan yang perlu dilakukan. Meskipun demikian, bila kedalaman poket 4 mm atau lebih, diperlukan perawatan tambahan. Ayng pain gsering adalah root planing dengan atau tanpa kuretase subginggiva. Skeling adalah suatu tindakan pembersihan plak gigi,kalkulus dan deposit-deposit lain dari permukaan gigi. Penghalusan akar dilakukan untuk mencegah akumulasi kembali dari deposit-deposit tersebut. Tertinggalnya kalkulus supragingival maupun kalkulus subgingival serta ketidak sempurnaan penghalusan permukaan gigi dan akar gigi8

mengakibatkan mudah terjadi rekurensi pengendapan kalkulus pada permukaan gigi. 2. Antibiotik Antibiotik biasanya diberikan untuk menghentikan infeksi pada gusi dan jaringan di bawahnya. Perbaikan kebersihan mulut oleh pasien sendiri juga sangat penting. Obat pilihan adalah tetrasiklin, tetapi akhir-akhir ini obat yang mengandung metronidazol dibuktikan sangat efektif terhadap bakteri patogen periodontal. Pengalaman klinik menunjukkan bahwa metronidazol dikombinasikan dengan amoksisilin sangat efektif untuk perawatan periodontitis lanjut dan hasilnya memuaskan. 3. Kumur-kumur antiseptik Terutama yang sering digunakan pada saat sekarang adalah chlorhexidin atau heksitidin yang telah terbukti efektif dalam meredakan proses peradangan pada jaringan periodontal dan dapat mematikan bakteri patogen periodontal serta dapat meghambat terbentuknya plak. 4. Bedah periodontal Pada kasus-kasus yang lebih parah, tentunya perawatan yang diberikan akan jauh lebih kompleks. Bila dengan kuretase tidak berhasil dan kedalaman poket tidak berkurang, maka perlu dilakukan tindakan operasi kecil yang disebut gingivectomy. Tindakan operasi ini dapat dilakukan di bawah bius lokal. Pada beberapa kasus tertentu yang sudah tidak bisa diatasi dengan perawatan di atas, dapat dilakukan operasi dengan teknik flap, yaitu prosedur yang meliputi pembukaan jaringan gusi, kemudian menghilangkan kotoran dan jaringan yang meradang di bawahnya. 5. Ektraksi gigi Bila kegoyangan gigi parah atau didapatakan gangren pulpa, maka dilakukan ektraksi gigi.

G. PENCEGAHAN PERIODONTITIS Sikat gigi dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk mengangkat plak dan sisa makanan yang tersangkut di antara celah gigi-geligi. Pemakaian obat kumur anti bakteri untuk mengurangi pertumbuhan bakteri dalam mulut, misalnya obat kumur yang mengandung chlorhexidine. Lakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter gigi Anda dalam penggunaan obat kumur tersebut. Berhenti merokok9

Lakukan kunjungan secara teratur ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk kontrol rutin dan pembersihan. H. PROGNOSIS Prognosis lesi-lesi ini bergantung pada perawatan periodontik, perawatan saluran tidak merupakan indikasi, terutama jika pulpanya masih vital. Bila penanganan dilakukan segera, kehilangan gigi dapat dicegah, bila tidak ditangani dengan baik dapat terbentuk pus dan bisa meluas menjadi pyorrhea alveolaris atau dapat menimbulkan kegoyangan gigi yang parah sehingga harus dilakukan ekstraksi gigi.

10

BAB IV PEMBAHASAN Pasien datang dengan keluhan sakit gigi pada rahang sebelah kiri bawah sudah dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Sakit gigi dirasakan terus-menerus sepanjang hari namun lebih terasa jika sedang makan, saat makan pasien merasa ada makanan yang mengganjal di giginya. Kemudian pasien membeli obat sakit gigi di warung, dan keluhan hilang. Tetapi beberapa hari kemudian, keluhan muncul kembali. Pasien terus membeli obat sakit gigi untuk menghilangkan keluhannya sampai sekarang, karena dirasa terusmenerus tidak ada perbaikan an giginya semakin goyang, maka pasien datang ke Puskesmas Pandaran untuk memeriksakan giginya. Saat datang, terlihat caries pada gigi 3.7. dan pasien mengeluh terasa sakit walaupun tidak ada faktor pencetus. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik. . Sebelumnya pasien pernah merasa sakit gigi di tempat yang sama, tetapi keluhan hanya terasa linu-linu saat pasien minum dingin, atau terselip sisa makanan. Pasien merasakan giginya agak bolong, dan sering kemasukan makanan, tetapi karena keluhan dirasakan belum begitu berat pasien hanya merasa bahwa gosok gigi yang teratur dapat menyembuhkan kerusakan giginya. Pada pemeriksaan obyektif ditemukan : Gigi geligi Inspeksi Sondage Perkusi Tekanan Palpasi Thermal Test : 1.3. : Tampak caries (+) : Caries Profunda, nyeri (+) : Nyeri (-) : Nyeri (-) : Mobile (+) derajat 2 : Tidak dilakukan

Berdasarkan pemeriksaan diatas pasien pernah mengalami caries yang menjadi hiperemi pulpa dan melanjut menjadi pulpitis kemudian sudah menjadi periodontitis. Apabila keluhan tidak segera di tangani maka akan bisa berlanjut menjadi abses. Karena dari pemeriksaan subyektif ditemukan nyeri terus menerus dan juga pada pemeriksaan obyektif di temukan adanya keluhan nyeri pada sondasi dan palpasi ditemukan gigi mobile, maka dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami periodontitis akut e.c gangrene pulpa.

11

BAB V KESIMPULAN Kesimpulan Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan bahwa pasien didiagnosa Periodontitis Akut et causa Gangren Pulpa. Tindakan yang dilakukan adalah pengobatan konservatif terlebih dahulu. Apabila giginya sudah tidak sakit lagi disarankan untuk dilakukan ektraksi gigi. Pemberian obat ini bisa diberikan sampai 3 hari dan kemudian dilakukan ekstraksi gigi.

12

DAFTAR PUSTAKA

Cawson, R.A., and Odell, E.W., 2008, Cawsons Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine, Churcill Livingstone Elsevier, UK. Coulthard, P., 2003, Oral and Maxillofacial Surgery, Radiology, Pathology and Oral Medicine, Elsevier, UK Ford, Pitt T.R., 2004, Hartys Endodontics in Clinical Practice, Fifth Edition, Wright, Elsiviers, Philadelphia Kakehashi, S., Stanley, H.R., and Fitzgerald, R.J., 1965, The Effects of Surgical Exposures of Dental Pulps Ingerm-Free and Conventional Laboratory Rats. Oral Surg Oral Med Oral Pathol, (20): 340-9 Rajendran, and Sivapathasundharam, 2009, Shafers Textbook of Oral Pathology, 6th edition, Elsevier, New Delhi Tarigan, Rasinta, 2002, Perawatan Periodontitis (Endodontic), Edisi Revisi, Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta Torabinejad, M., and Walton, R.E., 2008, Endodontics: Principles and Practice, 4th edition, Elsevier Health Sciences, UK Yuliati R, et al., 2008. Gigi dan Mulut: Tutorial. Faculty of Medicine University of Riau Arifin Achmad General Hospital of Pekanbaru Pekanbaru, Riau

13