percobaan 4 (pembuatan biakan murni)

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di alam, pepulasi mikroba merupakan populasi campuran dari berbagai mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Teknik biakan murni digunakan untuk memisahkan berbagai macam bakteri tersebut. Untuk dapat memperoleh biakan murni digunakan beberapa teknik biakan yaitu metode agar tuang dan metode penggoresan lempengan agar (Hastowo,1992). Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) boleh dikata tidak ada bakteri yang hidup tersendiri dan terlepas dari spesies lainnya. Kerap kali bakteri patogen kedapatan bersama-sama bakteri saprobe. Yang terakhir ini boleh disebut penyerbu yang membonceng (secondary invaders). Mungkin juga bakteri patogen yang membonceng. Untuk menentukan siapa pembonceng dan siapa yang dibonceng diberikan pedoman “siapa yang kedapatan disitu lebih dulu, dan siapa yang dating terkemudian” (Dwidjoseputro,2005).

Upload: itatriewahyuni

Post on 30-Jun-2015

4.213 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di alam, pepulasi mikroba merupakan populasi campuran dari

berbagai mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Teknik biakan

murni digunakan untuk memisahkan berbagai macam bakteri tersebut. Untuk

dapat memperoleh biakan murni digunakan beberapa teknik biakan yaitu

metode agar tuang dan metode penggoresan lempengan agar (Hastowo,1992).

Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) boleh dikata tidak ada

bakteri yang hidup tersendiri dan terlepas dari spesies lainnya. Kerap kali

bakteri patogen kedapatan bersama-sama bakteri saprobe. Yang terakhir ini

boleh disebut penyerbu yang membonceng (secondary invaders). Mungkin

juga bakteri patogen yang membonceng. Untuk menentukan siapa

pembonceng dan siapa yang dibonceng diberikan pedoman “siapa yang

kedapatan disitu lebih dulu, dan siapa yang dating terkemudian”

(Dwidjoseputro,2005).

Yang melatar belakangi percobaan pembuatan biakan murni ialah

guna menambah keterampilan dan pengetahuan mengenai cara pembuatan

biakan murni. Untuk menggampangkan pemeriksaan perlulah diadakan

pemiaraan, sehingga sewaktu perlu, bakteri selalu tersedia.

1.2 Tujuan

- Mempelajari prinsiop cawan gores

Page 2: Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)

- Mengetahui prinsip biakan murni

- Mengetahui manfaat dari biakan murni

Page 3: Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Cara menyendirikan piaraan murni

Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) boleh dikata tidak ada bakteri

yang hidup tersendiri dan terlepas dari spesies lainnya. Kerap kali bakteri patogen

kedapatan bersama-sama bakteri saprobe. Yang terakhir ini boleh disebut penyerbu

yang membonceng (secondary invaders). Mungkin juga bakteri patogen yang

membonceng. Untuk menentukan siapa pembonceng dan siapa yang dibonceng

diberikan pedoman “siapa yang kedapatan disitu lebih dulu, dan siapa yang dating

terkemudian”. Untuk menyendirikan suatu spesies ada dikenal dengan beberapa cara

yaitu : (Dwidjoseputro,1994).

a. Dengan pengenceran

Cara ini pertama-tama dilakukan oleh Lister dalam tahun 1865. Ia

berhasil memiara biakan murni Streptococcus lactis yang

diisolasikannya dari susu yang sudah masam.

Suatu sampel dari suatu suspense yang berupa campuran

bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung tersendiri.

Dari enceran ini kemudian diambil barang 1 ml untuk diencerkan lagi.

Kalau perlu, dari enceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk

diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil

0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar

kira akan mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalam medium

tersebut, tetapi mungkin juga kita hanya memperoleh suatu koloni

saja. Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu koloni murni,

dan selanjutnya spesies ini dapat kita jadikan piaraan murni. Kalau kita

Page 4: Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)

belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh itu murni, kita

dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini

sebagai sampel (Dwidjoseputro, 1994)

b. Dengan penuangan

Robert Koch (1843-1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan

mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan,

dan sampel ini kemudian disebarkan di dalam suatu medium dari

kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian diperolehnyalah suatu

piaraan adukan. Setelah medium itu mengental, maka selang beberapa

jam kemudian nampaklah koloni-koloni yang masing-masing dapat

dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan seperti diatas ini, maka

akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin.

Dalam melakukan metode ini ada dua orang pembantu Koch

yang sangat berjasa, yaitu Petri yang menciptakan cawan dengan tutup

yang sekarang terkenal sebagai caawan petri (petridish). Pembantu

yang kedua ialah Hasse yang menemukan agar-agar untuk

menggantikan gelatin. Memang agar-agar ternyata lebih baik daripada

gelatin untuk bahan pengental suatu medium. Agar-agar tidak lekas

mencair, titik cairnya 95oC (Dwidjeseputro,1994)

c. Dengan penggesekancara

Metode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan

waktu, hanya saying, dengan ini maka bakteri anaerob tidak dapat

tumbuh.

Jika ujung kawat inokulasi dibengkokkan, kemudian ujung itu

setelah disentuhkan suatu padat, msks beberapa waktu kemudian

daripada itu (kurang lebih setelah 12 jam) akan tampaklah koloni-

koloni yang letaknya tersebar di permukaan medium, jika diadakan

pemindahan sampel dari suatu koloni yang letaknya terpencil, maka

akan diperoleh suatu piaraan murni (Dwidjoseputro,1994)

Page 5: Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)

d. Dengan mengucilkan satu sel (single cell isolation) alangkah

baiknya, jika kita mempunyai alat yang dapat menyangkut

suatu bakteri dari sekian banyak, dengan tiada ikut sertanya

bakteri lain. Alat semacam itu ada, meskipun cara

menggunakannya tidak gampang. Alat itu berupa mikropipet

yang ditempatkan pada tangan-tangan suatu micromanipulator.

Dengan mikropipet dibuat beberapa tetesan bergantung pada

suatu kaca penutup. Jika tampak suatu tetesan hanya

mengandung satu bakteri, maka dengan lain mikropipet tetesan

tersebut dipindahkan ke suatu medium encer dengan maksud

supaya bakteri tersebut berbiak dulu. Kemudian dari sini dapat

diperoleh piaraan murni. Metode ini sangat memerlukan

kesabaran, lagi pula, micromanipulator itu sangat mahal

(Dwidjoseputro,1994)

e. Dengan inokulasi hewan

Metode ini didasarkan atas suatu kenyataan, bahwa tidak

semua bakteri dapat tumbuh di dalam tubuh seekor hewan.

Misal kita ambil dahak dari seseorang yang disangka menderita

tbc. Jika dahak ini disuntikkan ke dalam tubuh tikus putih,

maka bakteri-bakteri saprobe yang ikut serta itu tidak akan

bertahan, sehingga kemudian kita peroleh semata-mata basil

tbc saja. Piaraan Pneumococcus murni dapat diperoleh dengan

jalan demikian jiga. Bakteri yang ketinggalan dalam tubuh

tikus yang sakit atau mati itu akhirnya dapat dipindahkan ke

dalam medium yang sesuai.

Inokulasi yang dapat dilakukan di dalam kulit

(intracutaneous), dapat di bawah kulit (subcutaneous), dapat di

dalam otot (intrainuscular), dapat di dalam rongga tubuh atau

lain-lain tempat lagi (Dwidjoseputro, 1994)

Page 6: Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)

f. Penanaman pada agar (plating)

Tidak seperti sel-sel dalam medium cair, sel-sel dalam atau

pada medium gel dibuat menetap. Oleh karenanya, jika cukup sedikit

sel diletakkan dalam atau pada medium gel, tiap sel akan tumbuh

menjadi kloni yang terpisah. Bahan gel ideal untuk kebanyakan media

mikrobiologi adalah agar, polisakarida asam yang ekstrak dari alga

merah tertentu. Suspensi 1,5-2% dalam air yang dilarutkan pada suhu

100oC, membentuk larutkan jernih yang memadat pada suhu 45oC.

Karenanya, larutan agar steril dapat dibandingkan pada suhu 50oC, sel

bakteri atau mikroba lainnya ditambahkan, dan kemudian larutan

segera didinginkan di bawah 45oC untuk membentuk gel (meskipun

kebanyakan sel mikroba mati pada suh 50oC, waktu untuk proses

mematikan cukup cukup sampai dipanaskan di atas 80oC, sehingga

setiap suhu yang sesuai untuk inkubasi biakan mikroorganisme dapat

digunakan berikutnya. Pada metode Pour-plate, suspense sel dicampur

dengan agar cair pada suhu 50oC dan dituang ke dalam cawan petri.

Ketika agar memadat, sel-sel tidak dapat bergerak dalam agar dan

tumbuh menjadi koloni. Jika suspense sel cukup diencerkan, koloni

akan terpisah dengan baik, sehingga masing-masing memiliki

kemungkinan tinggi diturunkan dari sel tunggal. Namun, untuk

membuat yang demikian, penting untuk mengambil satu tipe koloni

yang menahannya kembali ke agar. Dengan mengulangi prosedur ini

beberapa kali menjamin untuk memperoleh biakan murni

(Brooks,2001).

Sebagai alternative, suspense asal dapat distreak pada lempeng

agar dengan sengkelit. Pada saat streak berlangsung terus, makin

sedikit sel tertinggal pada sengkelit dan akhirnya sengkelit

meninggalkan sel-sel tunggal pada agar. Lempeng agar diinkubasi, dan

setiap koloni terpisah yang baik akan dipindahkan, disuspensi dalam

Page 7: Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)

air dan distreak lagi pada agar. Jika suspense (dan tidak hanya

sejumlah pertumbuhan dari koloni atau slant) distreak, metode ini

dapat dipercaya dan lebih cepat dari metode pour – plate

(Brooks,2001).

Teknik biakan murni

Di alam, populasi mikroba merupakan populasi campuuran dari berbagai

mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Teknik biakan murni digunakan

untuk memisahkan berbagai macam bakteri tersebut.

Ilmuwan yang berjasa dalam pengembangan teknik biakan murni adalah

Robert Koch yang menerima hadiah Nobel pada tahun 1905. Koch pada mulanya

tertarik untuk mengisolasi bakteri penyebab penyakit. Koch menyadari perlunya

bahan pemadat dalam teknik biakan murni. Bahan pemadat yang digunakan olehnya

adalah gelatin. Frau Hesse, seorang ibu rumah tangga dan istri dari teman Koch

menganjurkan penggunaan agar sebagai bahan pemadat.

Salah satu yang dikembangkan Koch adalah metode agar tuang untuk

mendapatkan koloni uang terpisah. Kesulitan dalam penggunaan teknik ini yaitu bila

jumlah kandungan bakteri sangat tinggi dalam bahan yang akan diperlukan

pengenceran, selain itu agak sulit mengambil koloni yang tumbuh di bawah

permukaan agar.

Untuk dapat memperoleh biakan murni digunakan beberapa teknik biakan

yaitu :

- Metode agar tuang-Koch

- Metode pennggoresan lempengan agar (Hastowo,1992)

Page 8: Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)

BAB III

METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum keempat ini melakukan percobaan tentang Pembuatan

Biakan Murni yang dilakukan pada hari Rabu, tanggal 30 Maret 2011 pukul

10.00-12.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi dan

Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Mulawarman Samarinda

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat-alat

- Jarum Ose

- Cawan Petri

- Tabung reaksi

- Rak tabung reaksi

- Incubator

- Lampu Bunsen

- Pensil

- Laminar air flow cabinet

- Alat tulis

- Korek api

- Penggaris

- Botol spray

- Kain hitam

Page 9: Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)

- Kamera hp

3.2.2 Bahan-bahan

- Tissue

- Kapas

- Biakan murni

- Biakan jamur

- Media PDA

- Media NA

- Kertas label

- Alcohol

- Aquades

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Metode cawan gores

- Disterilkan tangan dengan menggunakan alcohol

- Diambil cawan petri yang telah berisi media NA kemudian dipanaskan

pinggiran cawan petri dengan lampu Bunsen

- Dipanaskan jarum ose sampai memijar, setelah itu diambil cawan yang berisi

biakan mikroba

- Dipanaslan pinggiran cawannya kemudian sentuh permukaan koloni dengan

jarum ose

- Digoreskan ke permukaan koloni dengan jarum ose

- Digoreskan permukaan media NA sesuai arahan modul

- Dipanaskan jarum ose sampai memijar dan lakukan second streak

- Dipanaskaan jarum ose sampai memijar dan lakukan third streak

Page 10: Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)

- Dilakukan hal yang sama untuk cawan petei yang ke 2

- Diinkubasi selama 24 jam

- Diamati pertumbuhan koloninya

3.3.2 Meetode Totol

- Disterilkan tangan dengan menggunakan alcohol

- Diambil cawan petri yang telah berisi media PDA, kemudian panaskan

pinggiran cawan dengan lampu Bunsen

- Dipanaskan jarum ose hingga memijar, setelah itu diambil cawan biakan

campuran, dipanaskan pinggiran cawan, kemudian sentuh permukaan koloni

dengan jarum ose

- Ditotol jarum ose pada tengah-tengah media agar

- Dilakukan hal yang sama untuk petri ke 2

- Diinkubasi selama 48 jam

- Diamati pertumbuhan koloninya

Page 11: Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Tabel pengamatan pembuatan biakan murni

No. Media Keterangan

1. SP 1 (PDA) - Berhifa

- Hifa berwwarna putih

- Spora berwarna putih

2. SP2 ( PDA) - Berhifa

- hifa berwarna hijau

- Spora berwarna putih

Page 12: Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)

3. SP 1 (NA) - Berwarna kuning putih

4. SP 2 (NA) - Berwarna putih kekuningan

4.3 Pembahasan

Page 13: Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)

Prinsip biakan murni ialah memisahkan satu jenis (spesies) mikroba (bakteri

dan jamur) dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam

mikroba.

Teknik biakan murni, populasi mikroba dialam sekitar kita besar lagi

kompleks. Berates-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-

macam bagian tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang luar biasa besarnya.

Sebagai contoh sekali berdin dapat menyebabkan beribu-ribu mikroorganisme. Alam

sekitar kita udara, tanah, air juga duhuni kumpulan mikroorganisme. Penelitian yang

layak mengenai mmikroorganisme dalam berbagai habitat, memerlukan teknik untuk

memisahkan populasi campuran yang rumit ini atau biakan campuran menjadi

spesies-spesies yang berbeda sebagai biakan murni. Biakan murni terdiri dari suatu

populasi sel yang semuanya berasal dari sel indul, pupulasi mikroba merupakan

populasi campuran dari berbagai mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran.

Teknik biakan campuran digunakan untuk memisahkan berbagai macam bakteri

tersebut (Hastowo,1992).

Pertumbuhan biakan murni adalah memisahkan satu jenis spesies dengan

spesies lainnya, hanya mengambil satu spesies saja. Teknik biakan murni ini biasanya

dengan media buatan, dengan membuat suatu media agar yang diberi nutrisi, dan

protein sebagai makanan mikroba agar mikroba yang ditumbuhkan tetap hidup.

Pada percobaan ini dilakukan praktikum tentang pembuatan biakan murni

dengan menggunakan dua metode yaitu metode cawan gores (streak plate) dan

metode cawan totol. Berdasarkan percobaan pada metode cawan gores pada media

NA SP1 tampak bakteri yang tumbuh pada media agar yang digores, dan berwarna

putih, tetapi bakteri tidak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan karena pada saat

penggoresan antara first streak, second streak, dan third streak tidak benar

melakukannya. Sedangkan pada media NA SP2 tampak bakteri yang tumbuh pada

media ini berwarna putih kekuningan tetapi hasilnya tidak sesuai yang ada pada

Page 14: Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)

modul. Karena salah pada saat pengoresan, sehingga goresan-goresan mikroba yang

ditanam tidak jelas pertumbuhan mikrobanya.

Kemudian dilakukan percobaan totol pada media PDA didapatkan hasil pada

SP1 mikroba tumbuh, ada tumbuh hifa dan hifa berwarna putih. Dan kemudian pada

SP2 didapatkan hasil mikroba juga tumbuh ada hifa dan hifa berwarna hijau.

Metode cawan gores (streak plate). Kesulitan dari metode ini yaitu proses

penggoresan yang cukup lama dan sulit, sehingga memudahkan terjadinya

kontaminasi dan keagagalan. Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang

benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi.

Cara mempersiapkan agar cawan, yaitu cairkan media agar dengan memanaskannya

baik-baik dalam air mendidih, kemudian dinginkan hingga suhu 45oC – 47oC.

Pendinginan akan mengurangi pengembunan air jika agar cair didapatkan dalam

cawan-cawan petri. Lalu tuangkan agar yang telah dingin kedalam cawan petri

bertutp steril. Setelah itu, segeralah letakkan tutup cawan ketempatnya semula, angkat

cawan dan miringkan perlahan-lahan dari satu sisi ke sisi lain untuk menyebarkan

agar keseluruh bagian dasar cawan sehingga merata. Setelah agar cawan siap mikroba

disebarkan pada permukaan agar dengan menggunakan jarum ose yang steril yang

telah disiapkan diletakagar dengan menggunakan jarum ose yang steril yang telah

disiapkan diletakkan pada sumber isolat, kemudian menggoreskan jarum ose tersebut

pada cawan berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis

horizontal disatu sisi cawan. Ose disterilkan lagi dengan api Bunsen, setelah kering

ose tersebut digunakan untuk mengores-goreskan sebelumnya pada sisi cawan kedua.

Pada metode ini, goresan disisi pertama diharapkan koloni tumbuh padat dan

berhimpit, sedangkan pada goresan sisi kedua, koloni mulai tampak jarang dan begitu

pula selanjutnya, sehingga didapatkan koloni yang tampak tumbuh terpisah dengan

koloni lain. Seluruh tahap hendaknya dilakukan secara aseptic agar tidak terjadi

kontaminasi (Sutedjo,1996).

Page 15: Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)

Metode totol digunakan untuk media PDA, biasanya metode totol ini

digunakan untuk jamur. Teknik metode ini dengan memindahkan mikroba yang

tumbuh dalam media PDA biakan campuran menggunakan jarum ose yang telah pijar

diatas lampu Bunsen, kemudian ambil mikroba dengan ose, kemudian totolkan

ditengah-tengah pada media agar. Tunggu sampai 48 jam diinkubasi.

Manfaat biakan murni yaitu mendapatkan 1 jenis spesies dan mempelajari

morphology, fisiologi, biokimia, genetika, atau kegiatan apapun dari mikkroba hanya

dapat dilakukan apabila kita telah mempunyai isolate murni (Dwidjoseputro, 2005)

Dalam melakukan percobaan in terdapat factor kesalahan yaitu praktikan yang

salah dalam menggoreskan dan kurangnya ketelitian, sehingga pertumbuhan biakan

murni tidak didapatkan. Dan apabila praktikan langsung menggunakan jarum ose

yang masih panas sehingga membuat mikroba yang akan ditumbuhkan mati.

Page 16: Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan tentang pembuatan biakan murni, disimpulakn bahwa :

- Prinsip metode cawan gores (streak plate) yaitu mendapatkan koloni yang

benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses

isolasi. Cara mempersiapkan agar cawan, yaitu cairkan media agar dengan

memanaskannya baik-baik dalam air mendidih, kemudian dinginkan hingga

suhu 45oC – 47oC.

- Prinsip dari biakan murni ialah memisahkan satu jenis (spesies) mikroba

(bakteri dan jamur) dengan mikroba lain yang berasal dari campuran

bermacam-macam mikroba.

- Manfaat biakan mmurni, yaitu untuk mendapatkan koloni yang 1 jenis, dan

mempelajari morfologi, fisiologi, biokimia, genetika, atau kegiatan apapun

dari mikroba hanya dapat dilakukan apabila kita telah mempunyai isolat

murni.

5.2 Saran

Sebaiknya pada saat melakukan metode totol maupun cawan gores

berhati-hati dan bekerja secara aseptis, jangan menggunakan jarum ose yang sangat

panas karena dapat mengakibatkan mikroba yang terkena panas dapat mati.

Page 17: Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)

DAFTAR PUSTAKA

Brooks, Geo F. 2001 . Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika : Surabaya

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta

Hastowo, Sugyono. 1992. Mikrobiologi Bogor : Institut Pertanian : Bogor

Sutedjo, Mul Mulyani. 1996. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta : Jakarta