aryan andra adryanata (laporan biakan murni)
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Didalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam
skala laboratorium.Yang melatar belakangi praktikum pembuatan biakan murni ini
yaitu, populasi mikroba yang ada dialam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup
kompleks. Banyaknya spesies mikroba menguasai setiap tubuh kita, alam disekitar kita
baik itu tanah, air maupun udara juga dihuni oleh kumpulan mikroorganisme. Penelitian
yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik
untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini atau biasa dikenal dengan biakan
campuran. Menjadi spesies yang berbeda-beda yang dikenal dengan istilah biakan
murni. Biakan murni ini berawal dari satu populasi sel saja yang semuanya berasal dari
satu sel induk. (Pelczar, 1988)
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah dan udara substrat yang
berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganisme dapat berupa bakteri,
jamur dan lain-lain. Populasi dari mikroba yang ada dilingkungan ini sangatlah
beraneka ragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan tahap penanaman sehingga
berhasil diperoleh koloni yang tunggal pemindahan bakteri dari medium yang lama ke
medium yang baru atau yang dikenal dengan istilah inokulasi bakteri memerlukan
beberapa ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan alat-alat yang akan
digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Hal
ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi yaitu masuknya mikroba lain yang tidak
diinginkan sehingga biakan yang tumbuh didalam medium adalah benar-benar biakan
murni (Dwidjoseputro, 2005).
Pemindahan bakteri dari media yang lama ke media yang baru atau yang dikenal dengan
istilah inokulasi bakteri memerlukan beberapa ketelitian. Terlebih dahulu kita harus
mengusahakan alat-alat yang akan digunakan untuk pengerjaan media dan pengerjaan
inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi yaitu
masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakan yang tumbuh di dalam
media adalah benar-benar biakan murni karena dalam keadaan yang sebenarnya, dapat
dikatakan bahwa tidak ada bakteri yang hidup secara tersendiri dan terlepas dari spesies
yang lainnya. untuk memudahkan pemeriksaan pada bakteri ataupun juga jamur,
perlulah diadakan pemiaraan atau biakan murni, sehingga saat diperlukan pada waktu-
waktu tertentu, bakteri itu selalu tersedia (Dwidjoseputro, 2005).
Didalam keadaan yang sebenarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada bakteri yang hidup
secara tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Kerap kali bakteri patogen
kedapatan bersama-sama dengan bakteri saprob.
Oleh karena itu, praktikum pembuatan biakan murni kali ini dilakukan agar praktikan
dapat mengetahui dan memahami teknik-teknik atau cara dalam pembuatan biakan
murni yang benar dan tepat khususnya teknik pembuatan biakan murni menggunakan
metode cawan gores (streak plate) agar terlihat pertumbuhan yang jelas dari bakteri dan
jamur biakan murni yang dikehendaki setelah diinkubasi selama 24 jam.
1.2 Tujuan Praktikum
a. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan biakan murni
b. Untuk mengetahui prinsip dari biakan murni
c. Untuk mengetahui macam-macam teknik dasar streak pada metode cawan gores
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pembiakan adalah proses memperbanyak mikroorganisme dengan memberikan keadaan
lingkungan yang tepat. Menumbuhkan mikroorganisme adalah membuat replika dari
mikroorganisme tersebut, dan memerlukan unsur-unsur yang ada dalam komposisi
kimianya. Zat makanan harus meyediakan unsur-unsur tersebut dalam bentuk yang
dapat diakses secara metabolik. Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri satu
populasi jenis mikroba yang berasal dari satu sel induk. Isolasi bakteri artinya
memisahkan satu jenis bakteri dari biakan campuran menjadi biakan murni. Persyaratan
utama bagi isolasi dan kultuvasi fage adalah harus adanya kondisi optimum untuk
pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofag yang paling baik dan paling
utama adalah habitat inangnya. Sebagai contoh fage coli yang dijumpai di dalam
pencernaan dapat diisolosi dari limbah atu pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan
sentrifugasi atau filtrasi bahan sumbrnya dan penambahan kloroform untuk membunuh
sel-sel bakterinya. Ada beberapa cara yang digunakan untuk bakteri, fungi, dan khamir
dengan metode garis, metode tuang, metode sebar, metode penuangan, serta
micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering banyak digunakan adalah teknik
cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama
yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu spesies dapat
dipisahkan (Dwijoseputro, 1990).
Mikroorganisme dibiakan di laboratorium yang terdiri dari bahan nutrient. Biasanya
pemilihan medium yang dipakai bargantung pada banyak faktor seperti apa jenis
mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar
dapat tetap dipertahankan harus mengandung sema zat makanan yang diperlukan oleh
mikroorganisme tersebut. Faktor lain seperti pH, suhu, dan pendimginan harus
dikendalikan dengan baik (Dwijoseputro, 1990).
Selain untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain seperti tempat untuk
mengisolasi, seleksi, evaluasi dan differensiasi biakan yang didapatkan. Agar tiap-tiap
medium memiliki karakteristik yang sesuai dengan tujuan sehingga seringkali
digunakan beberapa jenis zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangbiakan mikroba.
Beberapa Indikasi pembiakan bakteri pada laboratorium mikrobiologi meliputi
1. Pengasingan (Isolasi) mikroba pada biakan bakteri.
2. Menunjukkan sifat khas mikroba
3. Untuk menentukan jenis mikroba yang diisolasi dengan cara-cara tertentu
4. Untuk mendapatkan bahan bakteri yang cukup untuk membuat antigen dan
percobaan serologi lainya
5. Menentukan kepekan kuman trhadap antibiotik
6. Menghitung jmlah kuman
7. Mempertahankan biakan mikroba
(Dwijoseputro, 1990).
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan
bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang
sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan
agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini
agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1990).
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman
bakteri (inokulasi) yaitu :
1. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar
tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan. Dalam labotarium
pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah
kotak kaca (encast ) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan
melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet.
2. Pemindahan dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk
diambil1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni.
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi
Kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel. Ujungnya boleh lurus jugaboleh
berupa kolongan yang diameternya 1 - 3 mm. Dalam melakukan penanaman
bakterikawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan
nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala
(Dwijoseputro, 1990).
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan
murni tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Medium
untuk membiakan mikroba haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran
(kontaminasi) dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung banyak
mikroorganisme. Teknik Isolasi Dan Pemurnian Teknik isolasi mikroba untuk
memisahkan dan mengidentifikasi, jenis mikroba dari biakan dapat diklasifikasikan
berdasarkan sifat pertumbuhan yang nampak pada media.
a. Cara penanaman pada agar
Pada metode penanaman pada agar, jika sedikit saja sel diletakkan dalam medium
agar, maka tiap sel akan tumbuh menjadi koloni yang terpisah. Jika suspensi sel
cukup diencerkan, koloni akan terpisah dengan baik, sehingga masing-masing
memiliki kemungkinan tinggi untuk diturunkan menjadi sel tunggal. Namun untuk
membuat yang demikian, penting untuk mengambil satu tipe koloni yang diinginkan,
memasukkan ke dalam air dan menanamnya kembali ke agar. Dengan mengulangi
prosedur ini beberapa kali menjamin untuk memperoleh biakan murni (Waluyo,
2008).
b. Cara penggoresan
Cara ini lebih menguntungkan bila ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi
memerlukan keterampilan yang diperoleh dari latihan. Penggoresan yang sempurna
akan menghasilkan koloni yang terpisah tetapi kelemahan dari cara ini adalah bakteri
- bakteri anareob tidak dapat tumbuh (Waluyo, 2008).
a. Goresan T
1. Lempengan dibagi menjadi 3 bagian dengan huruf T pada bagian luar dasar cawan
petri
2. Inokulasi daerah satu sebanyak mungkin dengan gerakan sinambung
3. Panaskan ose dan biarkan dingin kembali
4. Gores ualang daerah satu sebanyak 3-4 kali dan teruskan goresan didaerah kedua
5. Dipijarkan kembali ose dan biarkan dingin kembali
6. Prosedur diatas diulangi untuk daerah ketiga
(Waluyo, 2008)
b. Goresan kuadran
Teknik ini sama dengan goresan T hanya lempengan agar dibagi menjadi 4 (Waluyo,
2008)
c. Goresan radian
1. Goresan dimulai dari bagian pinggir lempengan
2. Pijarkan sengkelit dan dinginkan kembali
3. Putar lempengan agar dan buat goresan terputus dimulai dari bagian pinggir
lempengan
4. Putar lempengan agar dan buat goresan terputus diatas goresan sebelumnya
5. Pijarkan ose
(Waluyo, 2008)
d. Goresan sinambung
1. Ambil satu mata ose suspensi dan goreskan setengah prmukaan lempengan agar
2. Jangan pijarkan ose, putar lempengan , gunakan sisi mata ose yang sama dan gores
pada sisa permukaan lempengan agar (Waluyo, 2008).
c. Cara penuangan
Metode ini pertama kali dilakukan oleh Robert Koch (1843-1955). Cara lain untuk
memperoleh biakan koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme adalah
dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan
didinginkan yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba didalam
eksprimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu
dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu diantara cawan-cawan
tersebut mengandung koloni-koloni terpisah baik diatas permukaan maupun didalam
agar. cara ini memboroskan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang
terlalu tinggi (Waluyo, 2008).
d. Cara pengenceran
Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister (1865). Lister berhasil memelihara murni
streptococcus lactis yang diisolasi dari susu yang sudah masam. Caranya adalah
dengan mengencerkan suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam
spesies kemudian diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Pengenceran ini
kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi kalau perlu, dari enceran yang kedua
ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Langkah selanjutnya adalah
pengenceran yang ketiga diatas diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium
padat, kemungkinan besar kita dapat memperoleh beberapa koloni tumbuh dalam
medium tersebut tetapi mungkinjuga kita memperoleh satu koloni saja (Waluyo,
2008).
e. Cara penyebaran (agar sebar)
Pengenceran sampel sama seperti pada cara penuangan dengan memipet sebanyak
0,1 ml cairan dari botol pengencer dan biakan cairan mengalir keatas permukaan
agar. Cairan sample disebarkan dengan penyebar yang terbuat dari gelkan. Pada
tehnik ini steririlasi penyebar dilakukan dengan mencelupkan kedalam alkohol dan
kemudian dipanaskan sehingga terbakar habis. Penyebar didinginkan dahulu sebelum
dugunakan untuk menyebar cairan sampai pada prmukaan agar lempengan tersebut
(Waluyo, 2008).
f. Cara tusuk
Cara tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose
yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media
(Waluyo, 2008).
- Perbedaan Inokulasi Jamur dan Bakteri
1. Inokulasi jamur menggunakan jarum ose bentuk batang. Hifa yang berbentuk seperti
benang mudah diambil dengan jarum ose batang dan mudah sekali tumbuh di dalam
suatu media.
2. Inokulasi bakteri menggunakan jarum ose bentuk bulat. Pada ujung jarum ose yang
berbentuk bulat, bakteri akan dapat terambil dalam jumlah yang relatif banyak
(Dwijoseputro, 1990).
Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba yaitu, (Dwijoseputro, 1990)
1. Isolasi pada cawan agar
Prinsip pada metode isolasi cawan agar adalah mengencerkan mikroorganisme
sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organis lainnya.
Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi
berasal dari sel tunggal terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan
yaitu, metode gores kuadran dan metode agar cawan tuang.
2. Isolasi pada medium cair
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh
pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada medium cair.
Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa sosial pengenceran.
Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu se mikroba semakin
besar
3. Isolasi sel tunggal
Metode isolasi tunggal dilakukan untuk mengisolasi mikroorganisme berukuran
besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan atau medium cair. Sel
mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100x kemudian sel
tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun
menggunakan mikromanipulator yang dilakukan secara aseptis. Usaha untuk
mencegah masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan dan untuk menanam
suatu spesies terdapat beberapa cara:
1) Penanaman dengan penggoresan
Cara ini untuk mengasingkan kuman agar didapatkan biakan murni
2) Penanaman lapangan
Berguna untuk penentuan jenis kuman dengan bakterrofage dan uji kepekaan erhadap
antibiotik
3) Biakan agar tabung
Biasanya dipergunakan untuk menunjukan adanya pertumbuhan murni mikro untuk
agultinasi gelas alas
4) Biakan tusukan
Biasanya digunakan untuk menunjukan adanya pencairan gelatin dan
mempertahankan biakan baru
5) Biakan agar tuang
Menunjukan jumlah koloni mikroba hidup yang terdapat pada suspensi
6) Biakan cairan
Kegunaan untuk menunjukan biakan yang banyak dsn cepat. Kerugiannya adalah
tidak dapat membuat biakan murni dari bahan yang mengandung berbagai
mikroorganisme. (Waluyo, 2008)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba yaitu :
1. Suplai zat gizi
Mikroorganisme membutuhkan makanan sama seperti mahkluk lainnya. Jadi dengan
adanya zat gizi yang cukup maka pertumbuhan mikroba akan sangat cepat.
2. Waktu
Tentu saja seriap makhluk hidup termasuk mikroba membutuhkan waktu untuk
berkembang biak. Pertumbuhan bakteri membentuk suatu kurva atau fase logritmik.
3. Suhu
Suhu sangat penting bagi pertumbuhan mikroba, apabila suhu naik maka
metabolisme naik dan pertumbuhan dipercepat atau apabila suhu naik atau turun sel
berhenti melakukan kegiatan metabolisme.
4. Nilai pH
Nilai pH untuk pertumbuhan bakteri adalah sekitar atau berkisar antara pH 6,0 - 8,0.
5. Aktifitas air
Semua organisme membutuhkan air pada proses metabolisme. Aktifitas air adalah
jumlah air yang terdapat dalam bahan pangan. Jenis mikroba yang berbeda
membutuhkan air yang berbeda.
6. Ketersediaan Oksigen
Mikroba terbagi atas beberapa kelompok yaitu:
a) Aerobik membutuhkan udara unutk kegiatan metabolismenya.
b) Anaerobik tidak dapat tumbuh dengan adanya oksigen, bahkan oksigen merupakan
racun baginya.
c) Anaerobik fakultatif dimana oksigen digunakan akan dipergunakan apabila tersedia,
jika tidak tersedia maka akan terus anaerobik.
d) Mikroerofilik mikroba yang lebih dapat tumbuh dengan kadar oksigen daripada
yang di atmosfer.
7. Faktor-faktor kimia
Karbon, nitrogen, hidrgen dan oksigen
8. Radiasi
Sinar ultra violet, sinar x dan lain-lain
(Hadioetomo, 1985).
- Macam-Macam Media
Ada beberapa macam media yang digunakan untuk inokulasi yaitu :
1. Mixed culture berisi dua atau lebih spesies mikroorganisme
2. Plate culture adalah media padat dalam petridish
3. Slant culture adalah media padat dalam tabung reaksi
4. Stap culture adalah media padat dalam tabung reaksi, tetapi penanamannya dengan
cara penusukan
5. Liquid culture adalah media cair dalam tabung reaksi.
6. Shake culture adalah media cair dalam tabung reaksi yang penanamannya dikocok.
(Hadioetomo, 1985).
Beberapa metode yang ada dalam melakukan isolasi mikroorganisme adalah :
1. Dengan pengenceran
Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies
diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari enceran ini kemudian diambil 1 ml
untuk diencerkan lagi. Bila perlu, dari enceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk
diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk
disebarkan pada suatu media padat, kemungkinan besar akan didapatkan beberapa
koloni tumbuh dalam media tersebut, tetapi mungkin juga hanya diperoleh suatu
koloni saja. Dalam hal yang demikian ini diperoleh satu koloni murni, dan
selanjutnya spesies ini dapat dijadikan biakan murni. Bila belum yakin, bahwa
koloni tunggal yang diperoleh itu murni, dapat diulang kembali pengenceran dengan
menggunakan koloni ini sebagai sampel (Dwidjoseputro, 1994).
2. Dengan penuangan
Metode ini dilakukan dengan cara mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang
sudah diencerkan dan sampel ini kemudian disebarkan di dalam suatu media dari
kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian diperoleh suatu biakan adukan. Setelah
media itu mengental, maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni-koloni
yang masing-masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan seperti
diatas ini, maka akhirnya akan diperoleh biakan murni yang lebih terjamin.
3. Dengan cara penggesekan
Metode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan waktu,
hanya saja dengan metode ini maka bakteri anaerob tidak dapat tumbuh. Jika ujung
kawat inokulasi dibengkokkan, kemudian ujung itu disentuhkan pada media padat,
maka beberapa waktu kemudian (kurang lebih setelah 12 jam) akan tampaklah
koloni-koloni yang letaknya tersebar di permukaan media. Jika diadakan
pemindahan sampel dari suatu koloni yang letaknya terpencil, maka akan diperoleh
suatu biakan murni (Dwidjoseputro,1994).
4. Dengan mengisolasi satu sel (single cell isolation)
Dengan mikropipet dibuat beberapa tetesan bergantung pada suatu kaca penutup.
Jika tampak suatu tetesan hanya mengandung satu bakteri, maka dengan
menggunakan blue tip/yellow tip baru, tetesan tersebut dipindahkan ke suatu media
encer dengan maksud supaya bakteri tersebut berbiak dulu. Kemudian dari sini
dapat diperoleh biakan murni. Metode ini sangat memerlukan kesabaran dan
micromanipulator memiliki harga yang mahal (Dwidjoseputro,1994).
5. Penanaman pada agar (plating)
Tidak seperti sel-sel dalam media cair, sel-sel dalam atau pada media gel dibuat
menetap. Oleh karenanya, cukup sedikit sel saja yang diletakkan dalam atau pada
media gel, maka sel akan tumbuh menjadi koloni yang terpisah. Bahan gel ideal
untuk kebanyakan media mikrobiologi adalah agar atau polisakarida asam dari
ekstrak alga merah tertentu.
Untuk mempelajari sifat-sifat pada suatu mikroorganisme, adalah penting untuk
melakukan hal tersebut. Sel yang tunggal harus diisolasi dari keberadaan seluruh sel
lainnya dengan cara sedemikian rupa sehingga patogen yang terkumpul dapat terpisah.
Koloni yang tumbuh terpisah ditumbuhkan kembali untuk mendapatkan isolat murni.
Isolasi murni dilakukan dengan mengoleskan ose steril pada koloni dalam kultur
campuran yang benar-benar terpisah satu sama lain. Olesan tersebut digores pada media
padat agar miring dalam tabung reaksi atau cawan petri. Koloni yang tumbuh dalam
media ini merupakan isolat murni, yang hanya berasal dari satu jenis bakteri saja
(Hadioetomo, 1985).
Biakan murni bakteri adalah biakan yang terdiri atas satu spesies bakteri yang
ditumbuhkan dalam media buatan. Media buatan tersebut berfungsi sebagai media
pertumbuhan. Pada media ini bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak. Bahan dasar
yang digunakan untuk media pertumbuhan ini adalah agar-agar. Untuk bakteri
heterotrof, media dilengkapi dengan air, molekul makanan (misal gula), sumber
nitrogen, dan mineral. Untuk hasil yang lebih baik agar bakteri tumbuh, alat dan bahan
yang digunakan harus disterilkan terlebih dahulu. Ilmuan yang berjasa dalam rangka
pengembangan teknik biakan murni adalah Robert Koch yang merupakan penerima
hadiah nobel pada tahun 1905. Robert Koch menyadari perlunya suatu bahan pemadat
dalam teknik biakan murni. Bahan pemadat yang digunakan olehnya adalah gelatin.
Cara lain yang sering juga dilakukan dalam pembuatan biakan murni adalah dengan
menggunakan kultur khusus, artinya sebuah media khusus yang bersifat memberi
kemudahan bagi tumbuhnya galur mikroba. Tetapi cara kultur khusus masih
dimungkinkan tumbuhnya galur yang lain namun dengan sifat yang hampir bersamaan
- Teknik Aseptik
Sebelum benar-benar dilakukan proses kultur mikroorganisme, pertama kali kita harus
mempertimbangkan bagaimana agar tidak terjadi kontaminasi. Mikroorganisme ada
dimana-mana. Karena ukurannya yang sangat kecil, mereka mudah lepas dalam udara
dan permukaan. Maka dari itu, kita harus mensterilisasikan medium kultur secepatnya
setelah preparasi untuk pemindahan mikroorganisme siap dikontaminasikan, ini
biasanya terbunuh. Bagaimanapun, itu sama pentingnya untuk tindakan pencegahan
sampai penanganan berikutnya mediun kultur harus tetap steril. Demikian materi yang
lain yang akan kontak juga harus tetap terjaga kesterilannya (Hadioetomo, 1985).
Teknik yang digunakan dalam pencegahan kontaminasi hingga kultur manipulasi dan
media kultur steril disebut teknik aseptik. Keunggulan itu dibutuhkan keberhasilan
dalam laboratorium mikrobiologi, dan salah satu cara belajar dengan pendamping
mikrobilogi. Kontaminasi udara paling sering menjadi masalah karena udara selalu
kontak dengan partikel debu dan umumnya banyak komunitas mikroorganisme
didalamnya. Ketika wadah dibuka maka segera ditangani agar tidak terkontaminasi
dengan udara sekitar. Transfer aseptik pada kultur dari salah satu medium ke medium
yang lain harus lihai dengan loop inokulasi atau jarum harus disterilkan oleh
pembakaran pada nyala api. Dalam pertumbuhan kultur dibutuhkan tempat yang mudah
dipindahkan ke permukaan agar datar,dimana pertumbuhan suatu koloni berasal dari
pertumbuhan dan pembelahan sel tunggal.
- Teknik Pembiakan
Pembiakan adalah proses perbanyakan organisme melalui penyediaan kondisi
lingkungan yang sesuai. Mikroorganisme yang sedang tumbuh membuat replika dirinya,
membutuhkan adanya elemen-elemen dalam komposisi kimia mereka. Nutrisi harus
menyediakan elemen ini dalam bentuk yang mudah dimetabolisme. Faktor-faktor yang
harus dikontrol selama pertumbuhan meliputi nutrisi, pH, temperatur, aerasi,
konsentrasi garam dan kekuatan ionik medium. Teknik pembiakan dilakukan
berdasarkan tujuan melakukan pembiakan mikroorganisme. Umumnya tiga situasi dapat
ditemukan yaitu :
1. Memperbanyak atau menumbuhkan spesies tertentu
2. Menentukan jumlah dan tipe organism yang ada pada sample
3. Mengisolasi organisme tertentu dari sumber alami.
Untuk memperbanyak spesies tertentu harus disiapkan media yang mengandung bahan
dan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan spesies tersebut. Untuk hal ini cukup
dibutuhkan satu jenis media tetapi bersifat selektif dan kaya nutrient sehingga
pertumbuhan akan berjalan baik (Waluyo, 2004).
1. Teknik Penggoresan Agar
a. Agar miring
Pembuatan agar miring tidak boleh menyentuh tutup tabung saat dimiringkan. Agar
ini mempunyai permukaan luas sehingga sering digunakan untuk menumbuhkan
atau menyimpan biakan murni. Beberapa teknik goresan yang biasa digunakan
adalah goresan T, goresan kuadran, goresan radix dan goresan sinambung
b. Agar tegak
Tabung yang berisi agar dibiarkan tegak hingga beku. Agar tegak ini digunakan
untuk membiakkan bakteri dengan cara tusuk (Hadioetomo, 1985).
2. Identifikasi
Setelah diperoleh koloni yang terpisah, dapat dilakukan berbagai uji biokimia. Uji
biokimiadidasarkan pada berbagai hasil metabolisme yang disebabkan oleh daya
kerja enzim. Jarang sekali dapat ditentukan suatu genus berdasarkan sifat morfologi
atau biakan saja. Karena uji biokimia memerlukan berbagai media, maka dari koloni
yang terpisah perlu dibuat dahulu biakan harian dari koloni tersebut. Cara membuat
preparat basah
a. Kaca obyek dibersihkan dengan kapas yang diberi alkohol
b. Pindahkan dua mata ose suspensi biakan ke kaca objek. Untuk preparat biasa
digunakan kaca obyek biasa.
c. Tutuplah dengan kaca penutup
d. Periksa dengan pembesaran 10x atau 40x (Hadioetomo, 1985).
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai berikut:
a. Cawan Petri
Cawan petri berfungsi untuk membiakan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat
dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagan atas sebagai penutup. Cawan petri
tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15
cm dapat menampung media sebanyak 15 - 20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9
cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.
b. Tabung Reaksi
Didalam mikrobiologi tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan
menumbuhkan mikroba. Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup
tabung reksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau alumunium foil.
Media yang padat dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk
menurut fungsi yaitu media agar tetap tegak dan agar miring. Untuk membuat agar
miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu luas permukaan yang
kontak dengan udara tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat
dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alasan
efisiensi, media yang ditambahkan berkisar 10 - 12 ml tiap tabung.
c. Laminar Air Flow Cabinet
Laminar Air Flow Cabinet adalah alat sterilisasi yang menggunakan prinsip filtrasi
udara dan penggunaan radiasi ultraviolet. Laminar air flow digunakan sebagai tempat
untuk melakukan kegiatan laboratorium yang membutuhkan kondisi steril, seperti
membuka alat yang telah disterilisasi dan menyiapkan samel mikrobia. Lingkungan
dalam laminar air flow disterilisasi dengan 2 cara. Sebelum digunakan, laminar air
flow ditutup dan lampu UVR dinyalakan sehingga mikrobia di udara dan permukaan
ruang mati, lalu saat bekerja, kondisi udara dijaga stabil dengan filtrasi udara.
Komponen laminar air flow antara lain ruang kaca steril yang dilengkapi dengan
tutup, filter udara di bagian belakang, lampu UVR di langit-langit ruang, lampu biasa
untuk membantu proses kerja, serta panel tombol untuk menyalakan lampu UVR,
filter dan lampu biasa.
d. Jarum Inokulum
Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan
ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat platinum sehingga dapat
berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran dan ada
yang berbentuk lurus. Yang berbentuk lingkaran cocok untuk melakukan streak di
permukaan agar, sedangkan yang berbentuk lurus cocok digunakan untuk inokulasi
secara tusukan pada agar tegak (Hadioetomo, 1985).
Jadi akan lebih baik bila dilanjutkan dengan melakukan pengenceran sehingga hasil
yang didapatkan akan lebih meyakinkan terutama dalam hal kemurniannya. Cara ini
disebut pula sebagai cara “kultur pemerkaya” dari istilah inggrisnya enrichment culture.
Membiakkan bakteri dapat dilakukan dengan berbagi cara, yaitu pengembangbiakan
dalam media cawan petri dan dalam tabung reaksi. Pengembangbiakan dalam cawan
petri ada beberapa metode, yaitu metode cawan gores (streak plate), metode cawan
tuang (pour plate), dan metode cawan sebar (spread plate).
Kesulitan dari metode cawan gores adalah proses penggoresan yang cukup lama dan
sulit, sehingga memudahkan terjadinya kontaminasi dan kegagalan. Prinsip metode ini
yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga
mempermudah proses isolasi. Metode cawan gores terdapat 3 tahap, yaitu : first streak,
second streak, dan third streak. Pada tahap-tahap tersebut mepunyai goresan yang
berbeda, yaitu first streak dengan goresan lebih rapat, pada second streak dengan
goresan yang agak renggang, dan pada third streak dengan goresan yang lebih renggang
lagi (Hadioetomo, 1985).
Metode cawan tuang sangat mudah dilakukan karena tidak membutuhkan keterampilan
khusus dengan hasil biakan yang cukup baik. Metode ini dilakukan dengan
mengencerkan sumber isolat yang telah diketahui beratnya ke dalam garam fisiologis
(NaCl) atau larutan buffer fosfat. Larutan ini berperan sebagi penyangga pH agar sel
bakteri tidak rusak akibat menurunnya pH lingkungan. Pengenceran dapat dilakukan
beberapa kali agar biakan yang didapatkan tidak terlalu padat atau memenuhi cawan
(biakan terlalu padat akan mengganggu pengamatan). Penuangan dilakukan secara
aseptik atau dalam kondisi steril agar tidak terjadi kontaminasi atau tumbuh atau
masuknya organisme yang tidak diinginkan (di laboratorium, kontaminasi biasanya
terjadi akibat tumbuhnya kapang, seperti Penicilium dalam biakan). Media yang dituang
hendaknya tidak terlalu panas, karena selain mengganggu proses penuangan (media
panas sebabkan tangan jadi panas juga), media panas masih mengeluarkan uap yang
akan menempel pada cawan penutup, sehingga mengganggu proses pengamatan. pada
metode ini, koloni akan tumbuh di dalam media agar. Kultur diletakkan terbalik,
dimasukkan di dalam plastik dengan diikat kuat kemudian diletakkan dalam inkubator
(Hadioetomo, 1985).
Pada metode cawan sebar, suspensi bakteri yang telah diencerkan disebar pada media
penyubur steril yang telah disiapkan. Selanjutnya, suspensi dalam cawan diratakan
dengan drygalski stick agar koloni tumbuh merata pada media dalam cawan tersebut,
kemudian diletakkan dalam inkubator pada suhu 37oC selama 1 - 2 hari. Metode ini
cukup sulit terutama saat meratakan suspensi dengan drygalski stick. Alih-alih koloni
tumbuh merata, tapi biakan justru terkontaminasi. Oleh karena itu, drygalski stick harus
benar-benar steril, yaitu dengan mencelupkannya terlebih dahulu dalam alkohol
kemudian dipanaskan dengan api bunsen. Perlu diingat, drygalski stick yang masih
panas akibat pemanasan dengan api bunsen, dapat merusak media agar, sehingga harus
didinginkan terlebih dahulu dengan meletakkannya di sekitar api bunsen (± 15 cm).
Dengan metode ini, satu sel bakteri akan tumbuh dan berkembang menjadi satu koloni
bakteri. Satu koloni bakteri yang terpisah dengan koloni lainnya dapat diamati tipe
pertumbuhan pada masing-masing media, diantaranya dilakukan terhadap konsistensi,
bentuk koloni, warna koloni, dan permukaan koloni (Hadioetomo, 1985).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum tentang Pembuatan Biakan Murni yang dilakukan pada hari Kamis, tanggal 8
November 2012 pukul 15.30 - 17.00 WITA dan pengamatan dilakukan pada hari jum’at
9 November 2012, pukul 16.00 – 16.30 di Laboratorium Rekayasa Lingkungan,
Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman, Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Jarum Ose
2. Cawan Petri
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung reaksi
5. Incubator
6. Lampu Bunsen
7. Laminar air flow cabinet
8. Alat tulis
9. Korek api
10. Mikro pipet
11. Pipet volum
12. Beaker Glass
13. Batang pengaduk
14. Pipet tetes
15. Hot Plate
16. Stirrer
3.2.2 Bahan
1. Media PDA (Potato Dextrose Agar)
2. Media NA (Nutrient Agar)
3. Bakteri
4. Kertas label
5. Alkohol 70%
6. Aquades
7. Sabun cuci tangan
8. Serbet
9. Tisu
10. Alumunium Foil
11. Spiritus
12. Sarung tangan
3.2 Cara Kerja
3.3.1 Metode cawan gores pada cawan petri (media NA)
1. Disterilkan tangan dengan menggunakan sabun dan alkohol 70%
2. Dibakar jarum ose menggunakan lampu bunsen hingga pijar
3. Didinginkan terlebih dahulu jarum ose sebelum mengambil bakteri
4. Diambil cawan petri yang telah berisi media NA kemudian dipanaskan pinggiran
cawan petri dekat lampu bunsen
5. Dibuka perlahan cawan petri sambil menggesekkan jarum ose yang telah
disterilkan untuk mengambil bakteri
6. Dibuka cawan petri yang kosong lalu digesekkan jarum ose pada cawan dengan
metode cawan gores
7. Ditutup cawan petri lalu dimasukkan ke dalam inkubator dengan suhu 37oC
selama 24 jam
3.3.2 Metode cawan gores pada tabung reaksi (Media PDA miring)
1. Disterilkan tangan dengan menggunakan sabun dan alkohol 70%
2. Dibakar jarum ose / disterilkan menggunakan lampu bunsen hingga pijar
3. Diambil cawan petri yang telah berisi bakteri lalu dipanaskan menggunakan lampu
bunsen mengenai pinggiran cawan petri tersebut
4. Diambil bakteri dengan menggunakan jarum ose yang telah disterilkan
5. Diambil tabung reaksi yang berisi media PDA miring dibuka alumunium foil dan
di dekatkan pada lampu bunsen
6. Digoreskan jarum ose yang sudah ada bakterinya pada tabung reaksi dengan
metode cawan gores
7. Ditutup kembali tabung reaksi dengan alumunium foil, lalu dimasukkan ke dalam
inkubator dengan suhu 37oC selama 48 jam
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel pengamatan pembuatan biakan murni
No. Media Keterangan
1.
Media NA
1. Terdapat streak pada media NA
2. Terdapat kontaminan
3. Terdapat pertumbuhan bakteri
2.
Media PDA
1. Tidak terdapat streak pada
media PDA miring
2. Tidak terdapat pertumbuhan
bakteri
3. Terdapat kontaminan
4.2 Pembahasan
Laminar digunakan pada saat kita akan menanam tanaman ke dalam botol. Pada saat itu
kondisi botol terbuka, berarti kita harus menyediakan kondisi lingkungan yang steril,
karena kita harus bekerja serba steril semua baik tanamannya, alat, bahan. Di dalam
ruang Laminar Air Flow kondisi steril karena Laminar Air Flow menggunakan filter
steril HEPA 99,99% ditambah dengan prefilter lannya. Jadi kita dapat menanam kultur
tanpa takut terkontaminasi Laminar Air Flow adalah alat sterilisasi yang menggunakan
prinsip filtrasi udara dan penggunaan radiasi ultraviolet. Laminar air flow digunakan
sebagai tempat untuk melakukan kegiatan laboratorium yang membutuhkan kondisi
steril, seperti membuka alat yang telah disterilisasi dan menyiapkan samel mikrobia.
Lingkungan dalam laminar air flow disterilisasi dengan 2 cara. Sebelum digunakan,
laminar air flow ditutup dan lampu UVR dinyalakan sehingga mikrobia di udara dan
permukaan ruang mati, lalu saat bekerja, kondisi udara dijaga stabil dengan filtrasi
udara. Komponen laminar air flow antara lain ruang kaca steril yang dilengkapi dengan
tutup, filter udara di bagian belakang, lampu UVR di langit-langit ruang, lampu biasa
untuk membantu proses kerja, serta panel tombol untuk menyalakan lampu UVR, filter
dan lampu biasa.
Faktor-faktor kesalahan yang sering terjadi saat praktikum pembuatan biakan murni ini
adalah praktikan kurang berhati-hati dalam menggoreskan dan menyebarkan bakteri di
atas permukaan media. Sehingga media tercongkel dan retak. Dan praktikan tidak yakin
dan sedikit gugup saat menggoreskan dan menyebarkan bakteri di atas media, sehingga
penyebaran dan penggoresan yang tidak merata.
Yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode gores. Teknik ini lebih
menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan
ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna
akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media
agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-
garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi
koloni. Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng.
Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya
terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaitu untuk
membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan. Ada beberapa
teknik dalam metode goresan, yakni :
a. Goresan T
1. Lempengan dibagi menjadi 3 bagian dengan huruf T pada bagian luar dasar
cawan petri
2. Inokulasi daerah satu sebanyak mungkin dengan gerakan sinambung
3. Panaskan ose dan biarkan dingin kembali
4. Gores ualang daerah satu sebanyak 3-4 kali dan teruskan goresan didaerah kedua
5. Dipijarkan kembali ose dan biarkan dingin kembali
6. Prosedur diatas diulangi untuk daerah ketiga
b. Goresan kuadran
Teknik ini sama dengan goresan T hanya lempengan agar dibagi menjadi 4
c. Goresan radian
1. Goresan dimulai dari bagian pinggir lempengan
2. Pijarkan sengkelit dan dinginkan kembali
3. Putar lempengan agar dan buat goresan terputus dimulai dari bagian pinggir
lempengan
4. Putar lempengan agar dan buat goresan terputus diatas goresan sebelumnya
5. Pijatkan ose
d. Goresan sinambung
1. Ambil satu mata ose suspensi dan goreskan setengah prmukaan lempengan
agar
2. Jangan pijarkan ose, putar lempengan , gunakan sisi mata ose yang sama dan
gores pada sisa permukaan lempengan agar
Untuk pecobaan pertama, yaitu media NA pertama-tama cuci tangan terlebih dahulu
menggunakan sabun dan bilas dengan aquadest dan semprotkan alkohol 70%. Kemudan
diambil media NA dan PDA serta bakteri dari inkubator lalu kemudian Dibakar jarum
ose dilampu bunsen dengan posisi tegak lurus hingga pijar, kemudian didinginkan.
kemudian diambil bakteri dari cawan petri dengan menggunakan jarum ose Sebelum
cawan petri dibuka, cawan petri harus dibakar terlebih dahulu kemudian setelah itu
digoreskan perlahan dicawan petri sesuai dengan urutan penggoresan secara zig zag
pada media NA secara 3 streak. First Streak, menggunakan jarum ose digoreskan pada
media NA dicawan petri dengan goresan pertama digores secara rapat Second streak,
menggunakan jarum ose digoreskan pada media NA dicawan petri dengan goresan
kedua digores agak jarak. menggunakan jarum ose Third streak digoreskan pada media
NA dicawan petri dengan goresan ketiga digores jarang ketiga goresan dilakukan secara
tidak terputus dan selalu menyambung dari goresan pertama hingga goresan ketiga
Setelah itu cawan petri dimasukkan ke dalam inkubator dengan posisi terbalik. Agar uap
air tidak terjatuh ke media saat penguapan dan agar tidak terjadi kontaminasi yang
menyebabkan bakteri tidak dapat tumbuh.
Untuk percobaan kedua yaitu media PDA. Pertama cuci tangan terlebih dahulu
menggunakan sabun dan bilas dengan aquadest dan semprotkan alkohol 70%. Dibakar
terlebih dahulu jarum ose didekat lampu bunsen hingga pijar kemudian diambil bakteri
dari cawan petri lalu digoreskan secara zig zag pada tabung reaksi yang berisi PDA.
Setelah itu, tabung reaksi dibakar agar steril. Dan terakhir, tabung reaksi ditaruh di
dalam inkubator dengan posisi terbalik.
Pembiakan adalah proses memperbanyak mikroorganisme dengan memberikan keadaan
lingkungan yang tepat. Menumbuhkan mikroorganisme adalah membuat replika dari
mikroorganisme tersebut, dan memerlukan unsur-unsur yang ada dalam komposisi
kimianya. Zat makanan harus meyediakan unsu-unsur tersebut dalam bentuk yang dapat
diakses secara metabolik. Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri satu populasi
jenis mikroba yang berasal dari satu sel induk. Isolasi bakteri artinya memisahkan satu
jenis bakteri dari biakan campuran menjadi biakan murni.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri satu populasi jenis mikroba yang
hanya berasal dari satu sel induk saja.
b. Prinsip dari biakan murni ialah memisahkan satu jenis (spesies) mikroba (bakteri
dan jamur) dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam
mikroba.
c. Cara menggores yang benar adalah streak pertama (first streak) dengan kisaran
goresan lebih rapat dibandingkan streak kedua dan ketiga, streak kedua (second
streak) harus lebih besar sedikit ukuran goresannya terhadap goresan pertama dan
streak ketiga (third streak) goresan yang dilakukan harus lebih renggang
dibandingkan goresan pertama dan kedua.
5.2 Saran
Diharapkan sebelum melaksanakan praktikum tangan dicuci bersih dan dibilas dengan
alkohol, sehingga alat tidak terkontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dwidjoseputro.1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan
2. Hadioetomo, R. S. 1985. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia: Jakarta..
3. Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang:Universitas Muhammadiyah