bab iv teknik biakan murni

41
BAB IV TEKNIK BIAKAN MURNI 4.1. Tujuan Percobaan - Untuk mendapatkan mikroorganisme yang berasal dari udara, air tanah dan telapak tangan. - Untuk mendapatkan kultur murni dari suspensi campuran. 4.2. Tinjauan pustaka Biakan murni yaitu biakan dimana sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal. Biakan murni itu diperlukan karena semua metoda mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroba, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis, memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroba saja. Ada beberapa metoda untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan

Upload: holly-green

Post on 21-Jan-2016

81 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teknik biakan murni pada mikroba

TRANSCRIPT

Page 1: Bab IV Teknik Biakan Murni

BAB IV

TEKNIK BIAKAN MURNI

4.1. Tujuan Percobaan

- Untuk mendapatkan mikroorganisme yang berasal dari udara, air tanah

dan telapak tangan.

- Untuk mendapatkan kultur murni dari suspensi campuran.

4.2. Tinjauan pustaka

Biakan murni yaitu biakan dimana sel-selnya berasal dari pembelahan satu

sel tunggal. Biakan murni itu diperlukan karena semua metoda mikrobiologis

yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroba, termasuk

penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis,

memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroba saja. Ada

beberapa metoda untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran.

Dua diantaranya yang paling sering digunakan ialah teknik cawan gores dan

cawan tuang. Kedua metoda ini didasarkan pada prinsip sama yaitu mengencerkan

organisme sedemikian sehingga individu spesies dapat dipisahkan dari lainnya,

dengan anggapan bahwa setiap koloni terpisah yang tampak pada cawan petri

setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal.

(http.//www.Sumbe_Teknik_Kimia_Salma.2004 Digitized by USU digital library 10.co.id

21 Desember 2007 )

Page 2: Bab IV Teknik Biakan Murni

1. Metoda cawan gores

Metoda ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu.

Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang

memadai yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang

dilaksanakan dengan baik akan menyebabkan terisolasinya mikroba seperti yang

diinginkan. Namun, ada dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan

terutama bagi yang baru melakukan pekerjaan adalah:

- Tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk

digores sehingga pengenceran mikroba menjadi kurang lanjut.

- Cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga

menyulitkan pemisahan sel-sel yang digoreskan.

2. Metoda cawan tuang

Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroba

ialah dengan mengencerkan spesimen dalam medium agar yang telah disterilkan

dan dicairkan kemudian didinginkan 50° C yang kemudian dituang ke cawan.

Karena kadar sel-sel mikroba di dalam spesimen pada umumnya tidak diketahui

sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga kurang-

kurangnya satu di antara cawan-cawan tersebut mengandung koloni-koloni

terpisah di atas permukaan ataupun di dalam agar. Metoda ini memboroskan

bahan dan waktu, namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi.

Page 3: Bab IV Teknik Biakan Murni

Biakan murni (Pure Culture) adalah biakan yang terdiri dari satu macam

mikroba saja. Biakan campuran (Mix Culture) adalah biakan dari campuran

beberapa mikroba.

Pembuatan Biakan Murni Meliputi tiga tahap pekerjaan, yaitu:

- Membuat media yang sesuai untuk mikroba yang akan dibiakkan.

- Melakukan isolasi mikroba yang dimaksud dari biakan campuran.

- Menyimpan biakan itu pada kondisi yang sesuai untuk mikroba yang

bersangkutan.

(http.//www.Sumber_Teknik_Kimia_ Salma.2004 Digitized by USU digital library 10.co.id.

21 Desember 2007)

3. Metode isolasi

Untuk mendapat biakan murni dapat dilakukan lima cara, yaitu :

1. Teknik penggoresan

Pada metode ini dari campuran mikroba diambil sedikit dengan kawat

ose secara aseptis digoreskan ke cawan petri.

2. Teknik agar sebar

Dasar metode ini adalah pengenceran secara steril.

3. Teknik agar tuang

Tekniknya sama seperti pada agar sebar yaitu pengenceran secara steril.

4. Teknik diperkaya (Enrichment Method)

Pada metode ini sebelum dilakukan isolasi secara penggoresan, mikroba

ditumbuhkan dulu dalam media khusus yang sesuai untuk mikroba yang

bersangkutan.

Page 4: Bab IV Teknik Biakan Murni

5. Teknik pengenceran

Jika mikroba yang dimaksud terdapat dalam jumlah yang relatif banyak,

cara ini dilakukan pada kultur campuran. Mikroba ditumbuhkan dalam

tabung reaksi dengan media cair yang sesuai. Selanjutnya dari tabung

tersebut diadakan pengenceran secara berulang-ulang sehingga akhirnya

terdapat satu macam mikroba. Untuk tahap akhir dilakukan isolasi

dengan cara biasa.

Pemindahan mikroba dilakukan dengan teknik aseptik untuk

mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang kali. Mikroba

dapat ditumbuhkan dalam biakan cair maupun padat. Dalam media cair,

pertumbuhan mikroba ditunjukkan adanya kekeruhan dalam media cair. Agar

miring lazimnya digunakan untuk menyimpan biakan murni, sehingga lempeng

lazimnya digunakan untuk memurnikan mikroorganisme. Suspensi mikroba

digoreskan pada agar miring atau agar lempengan atau media cair.

Pemindahan Produk

Di dalam penyimpanan ada kemungkinan terjadi pertumbuhan mikroba

sehingga medianya mungkin berubah pula. Karena itu biakan bakteri dapat

disimpan baik secara periodik dipindahkan ke media yang baru. Pemindahan

periodik tergantung pada jenis mikroba.

Pada pemindahan produk ada tiga faktor yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Media yang sesuai.

2. Suhu yang sesuai.

3. Lamanya untuk mengadakan pemindahan.

Page 5: Bab IV Teknik Biakan Murni

( Drs. Lud Waluyo. M.kes. Hal. 62-65)

Log

jum

lah

bate

ri h

idup

Waktu (jam)

Penjelasan kurva pertumbuhan bakteri yang khas :

- Fase A adalah periode awal dimana masih belum ada pertumbuhan dari

mikroorganisme, fase ini disebut fase lamban atau log phase.

- Fase B adalah periode pertumbuhan dimana mikroba telah tumbuh secara

sempurna dari kecil ke bentuk yang lebih besar karena dalam fase ini telah

terdapat enzim yang berfungsi sebagai katalis. Fase ini disebut fase log

(logaritmik) atau eksponensial.

- Fase C adalah periode dimana pertumbuhan mikroorganisme mulai

berkurang bahkan tidak terjadi pertumbuhan lagi. Fase ini disebut fase statis

atau stationary phase.

- Fase D adalah periode dimana jumlah mikroorganisme mulai berkurang

karena kematian yang disebabkan adanya toksin atau racun. Fase ini disebut

fase kematian atau penurunan.

( Pelczar dan Chan.. hal. 150)

Page 6: Bab IV Teknik Biakan Murni

Mikrooorganisme terdiri dari beberapa jenis kelompok, masing-masing jenis

kelompok tersebut memiliki ukuran, ciri-ciri, kepentingan praktis serta bentuk

yang berbeda. Perbedaan dari masing-masing jenis kelompok mikroorganisme

tersebut dapat menggambarkan dengan jelas tentang masing-masing jenis

mikroorganisme

Adapun jenis kelompok dan penjelasan dari masing-masing jenis kelompok

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bakteri

- Ukuran : 0,5-1,5 µm kali 1,0 - 3,0 µm

Kisaran 0,2 kali 100 µm

- Ciri penting : Prokariotik. Uniselular, struktur internal

sederhana. Tumbuh pada media laboratories

buatan. Reproduksi aseksual, khasnya dengan

pembelahan sel sederhana.

- Kepentingan praktis : Beberapa menyebabkan penyakit. Berperan

penting dalam peredaran alamiah unsur-unsur

yang menambah kesuburan tanah. Bermanfaat

dalm industri untuk membuat senyawa-senyawa

penting. Beberapa merusak makanan; Beberapa

membuat makanan.

- Bentuk :

Page 7: Bab IV Teknik Biakan Murni

2. Siaono Bakteri

- Ukuran : Kisaran 5,0 -15 µm

- Ciri penting : Prokariotik. Uniselular. Strutur sel seperti pada

bakteri. Tumbuh pada media laboratories buatan.

Reproduksi aseksual dengan pembelahan sel

sederhana atau produksi spora. Mengandung

klorofil dan fotosintetik.

- Kepentingan praktis : Sumber makanan bagi hewan akuatik. Membantu

pembentukan tanah serta memperkaya tanah.

- Bentuk :

3. Virus

- Ukuran : Kisaran 0,015-0,2 µm

- Ciri penting : Tidak tumbuh pada media laboratories buatan;

membutuhkan sel hidup untuk reproduksinya.

Semua obligat parasit. Dibutuhkan mikroskop

elektron untuk dapat melihatnya.

- Kepentingan praktis : Menyebabkan penyakit pada manusia, hewan lain

dan tumbuhan. Juga menginfeksi mikroorganisme.

- Bentuk :

Page 8: Bab IV Teknik Biakan Murni

4. Cendawan (khamir)

- Ukuran : Kisaran 5,0 - 10 µm

- Ciri penting : Eukariotik. Uniselular. Kultivasi laboratorium

mempunyai banyak persamaan dengan bakteri.

Reproduksi dengan pembelahan sel aseksual,

penguncupan atau proses seksual.

- Kepentingan praktis : Produksi minuman alkoholik. Juga digunakan

sebagai pelangkap makanan. Beberapa

menyebabkan penyakit.

- Bentuk :

5. Cendawan (kapang)

- Ukuran : Kisaran 2,0 - 10 µm kali beberaa mm

- Ciri penting : Eukariotik. Multiselular dengan banyak ciri

struktural khusus. Dikultivasi didalam

laboratorium seperti bakteri. Reproduksi dengan

proses-proses aseksual dan seksual.

- Kepentingan praktis : Menyebabkan dekomposisi (penghancuran)

banyak bahan. Bermanfaat untuk produksi banyak

bahan kimiawi pada industri termasuk penisilin.

Menyebabkan penyakit pada manusia, hewan lain,

dan tumbuhan.

Page 9: Bab IV Teknik Biakan Murni

- Bentuk :

6. Protozoa

- Ukuran : Kisaran 2,0 - 200 µm

- Ciri penting : Eukariotik. Uniselular. Beberapa dikultivasi di

laboratorium seperti bakteri. Beberapa merupakan

parasit intraselular. Reproduksi dengan proses

aseksual dan seksual.

- Kepentingan praktis: Makanan bagi hewan-hewan akuatik. Beberapa

menyebabkan penyakit.

- Bentuk :

7. Algae

- Ukuran : Kisaran : 1,0 µm sampai beberapa meter

- Ciri penting : Eukariotik. Uniselular dan multiselular.

Kebanyakan terdapat di lingkungan akuatik.

Mengandung klorofil dan fotosintetik. Reproduksi

dengan proses aseksual dan seksual.

- Kepentingan praktis : Penting di dalam produksi makanan dilingkungan

akuatik. Digunakan sebagai pelengkap makanan

dan dalam siapan-siapan farmasi. Sumber agar

bagi media mikrobiologis. Beberapa

menghasilkan substansi beracun.

Page 10: Bab IV Teknik Biakan Murni

- Bentuk :

( Pelczar dan Chan. 1988. Dasar – Dasar Mikrobiologi jilid 1. hal. 51-52)

Cara pemeriksaan pertumbuhan bakteri dalam medim pembiakan adalah sebagai

berikut :

a. Medium pembiakan cair

- Medium menjadi keruh merata (homogen) atau tampak granuler

melekat pada dinding dan dasar tabung.

- Permukaan cairan adakalanya berbentuk membran atau stalatit.

- Bagaimana medium pembiakan terutama yang mengandung darah atau

zat-zat lain sebagai makanan tambahan atau indikator.

- Apakah pertumbuhan menghasilkan gas atau tidak (dilihat dalam

tabung Durham).

- Apakah pertumbuhan menimbulkan bau yang khas.

Gambar 4.1. Bentuk koloni pada agar miring

Page 11: Bab IV Teknik Biakan Murni

b. Medium pembiakan padat

Pada semua medium pembiakan padat umumnya, baik yang berbentuk

lempeng maupun miring perlu diperhatikan :

- Bentuk koloni

Koloni-koloni biasanya menonjol dari permukaan medium pembiakan

dan difat penonjolan ini dapat berbentuk datar, datar meninggi,

konveks, muncung kubah, gong, berlekuk tengah (berpusat).

Gambar 4.2. Bentuk-bentuk koloni

- Ukuran koloni

Menurut diameter rata-rata, ukuran koloni berbeda-beda pada berbagai

jenis

- Rupa koloni

Rupa koloni dapat seperti sebuah titik, bulat, tidak rata, miselid,

berfilamen, atau rizoid.

- Permukaan koloni

Permukaan koloni dapat licin (smooth), kasar (rough), berlingkaran

(konsentris), berjari (radial).

Gambar 4.3. Bentuk-bentuk permukaan koloni

Page 12: Bab IV Teknik Biakan Murni

- Tepi koloni

Tepi koloni dapat rata, berombak, berkeping, bergerigi, berfilamen.

Gambar 4.4. Bentuk tepi koloni

- Struktur bagian tengah

Lebih kedalam dari tepi struktur, koloni dapat berbentuk amorf,

bergranula halus atau kasar, berfilamen, keriting, atau konsentris.

- Warna koloni (kromogenesis)

Koloni dapat berwarna kuning, merah hijau, tengguli, berflouresensi

dan lain-lain.

- Bau koloni

Ada koloni yang berbau khas atau berbau menyerupai bau benda lain,

atau tidak berbau sama sekali.

- Kepadatan koloni

Koloni dapat berupa lendir, liat, seperti mentega, getas.

(Irian Koes,Drs. hal.128-130)

Page 13: Bab IV Teknik Biakan Murni

4.3. Alat dan Bahan

A. Alat-alat yang digunakan

- Autoklaf

- bunsen

- cawan petri

- Deckglass

- inkubator

- kaca preparat

- kawat ose

- korek api

- mikroskop

- pipet tetes

- rak tabung reaksi

- spatel bengkok

- tabung reaksi

B. Bahan-bahan yang digunakan

- air kran (PAM)

- aquadest

- kaldu nutrisi

- nutrisi agar

- suspensi campuran

Page 14: Bab IV Teknik Biakan Murni

- toge agar

4.4. Prosedur percobaan

A. Penangkapan Mikroorganisme

1. Penangkapan mikroorganisme dari udara

- Menyediakan nutrisi agar steril dalan cawan petri, membiarkannya

terbuka selama 30 menit. Menutup cawan petri dan menulis statusnya.

- Melakukan inkubasi selama 24/48 jam dalam inkubator pada suhu 30° C

(posisi cawan petri terbalik).

- Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro maupun

mikroskopi.

2. Penangkapan mikroorganisme dari air tanah

- Menyediakan media nutrisi agar steril. menutup cawan petri. Menulis

statusnya dibalik cawan petri.

- Air kran dibiarkan terbuka dengan aliran besar selama 1 - 2 menit, tutup

kembali, kemudian membakar mulut kran dengan api spiritus.

- Cawan petri dibuka sedikit, meneteskan sedikit air dari mulut kran yang

sudah dibakar, meratakan dengan spatel bengkok, tutup cawan petri.

- Melakukan inkubasi selama 24/48 jam dalam inkubator pada suhu 300 C

(posisi cawan petri terbalik).

- Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro maupun secara

mikroskopi.

Page 15: Bab IV Teknik Biakan Murni

3. Penangkapan mikroorganisme dari telapak tangan

- Menyediakan media nutrisi agar steril dalam cawan petri. Membagi

cawan petri menjadi 4 bagian, menuliskan statusnya dibalik cawan petri

(bagian 1, 2, 3, 4).

- Bagian 1, menempelkan telapak ibu jari sebelah kanan sebelum dicuci,

cawan petri dibuka sedikit.

- Bagian 2, menempelkan telapak ibu jari sebelah kanan setelah dicuci,

cawan petri dibuka sedikit.

- Bagian 3, menempelkan telapak ibu jari sebelah kiri sebelum dicuci,

cawan petri dibuka sedikit

- Bagian 4, menempelkan telapak ibu jari sebelak kiri setelah di cuci,

cawan petri dibuka sedikit.

- Menginkubasi selama 24/48 jam dalam inkubator pada suhu 300 C

(posisi cawan petri terbalik).

- Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan mikroskopi.

B. Isolasi Jasad Renik

- Menyediakan toge agar steril dalam cawan petri.

- Mengambil suspensi campuran dengan menggunakan kawat ose steril

dan goreskan ke permukaan media. Gambar goresan :

- Menginkubasi selama 24/48 jam dalam inkubator pada suhu 300 C

(posisi cawan petri terbalik).

Page 16: Bab IV Teknik Biakan Murni

- Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro maupun

mikroskopi.

- Melakukan isolasi ini 2 - 3 kali.

C. Pemindahan biakan ke agar miring dan media cair

- Menyediakan toge agar steril dan kaldu nutrisi steril. Menyiapkan 2 buah

tabung reaksi.

- Tabung I, isi dengan toge agar steril sampai ¼ dari tabung reaksi,

mendiamkan tabung reaksi dengan posisi horizontal sampai media padat,

kemudian menggoreskan media dengan mikroba hasil isolasi tadi

sebanyak 2 - 3 kali penggoresan.

- Tabung reaksi II, isi dengan kaldu nutrisi steril sampai ½ dari tabung

reaksi, mendiamkan tabung reaksi dengan posisi horizontal sampai

media dingin, kemudian mengambil mikroba hasil isolasi tadi dengan

menggunakan kawat ose sebanyak 2 - 3 mata ose. Menutup tabung

reaksi dengan kapas.

- Menginkubasi kedua tabung reaksi tersebut selama 24/48 jam dengan

suhu 30o C.

- Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro maupun

mikroskopi.

Page 17: Bab IV Teknik Biakan Murni

4.5. Data pengamatan

Tabel 4.5.1. Data Pengamatan Penangkapan Mikroorganisme Dari Udara

Hari ke Pengamatan

1

3

- Belum ada pertumbuhan mikroorganisme dan koloni.

- Sudah ada pertumbuhan mikroba.

- Sudah ada koloni.

Makro

- Diameter terbesar : 2 cm

- Diameter terkecil : 0,1 cm

- Warna koloni : merah, kuning, hijau, hitam, putih

- Bau : agar busuk

- Dari atas : berbenang

- Dari samping : rata

- Dari tepi : utuh

Mikro

- Lok : 10 x

- Lop : 4 x

- Perbesaran : 40 x

Gambar:

Warna : coklat kehijauan

Bentuk : Berombak dan terhapat bintik bintik

Page 18: Bab IV Teknik Biakan Murni

Tabel 4.5.2. Data Pengamatan Penangkapan Mikroorganisme Dari Air Tanah

Hari ke Pengamatan

1

3

- Belum ada pertumbuhan mikroba dan koloni.

- Sudah ada pertumbuhan mikroba.

- Sudah ada koloni.

Makro

- Diameter terbesar : 0,5 cm

- Diameter terkecil : 0,1 cm

- Warna koloni : putih kekuningan

- Bau : agar busuk

- Dari atas : kumparan

- Dari samping : rata

- Dari tepi : utuh

Mikro

- Lok : 10 x

- Lop : 4 x

- Perbesaran : 40 x

Gambar :

Warna : hijau kehitaman

Bentuk : tak teratur

Page 19: Bab IV Teknik Biakan Murni

Tabel 4.5.3. Data Pengamatan Penangkapan Mikroorganisme Dari Telapak

Tangan Bagian I

Hari ke Pengamatan

1

3

- Belum ada pertumbuhan mikroba dan koloni.

- Sudah ada pertumbuhan mikroba.

- Sudah ada koloni.

Makro

- Diameter terbesar : 0,25 cm

- Diameter terkecil : 0,05 cm

- Warna koloni : putih

- Bau : Agar busuk

- Dari atas : tak teratur

- Dari samping : rata

- Dari tepi : utuh

Mikro

- Lok : 10 x

- Lop : 40 x

- Perbesaran : 400 x

Gambar :

Warna : coklat

Bentuk : bulat

Page 20: Bab IV Teknik Biakan Murni

Tabel 4.5.4. Data Pengamatan Penangkapan Mikroorganisme Dari Telapak

Tangan Bagian II

Hari ke Pengamatan

1

3

- Belum ada pertumbuhan mikroba dan koloni.

- Sudah ada pertumbuhan mikroba.

- Sudah ada koloni

Makro

- Diameter terbesar : 0,1 cm

- Diameter terkecil : 0,05 cm

- Warna koloni : putih

- Bau : agar busuk

- Dari atas : tak teratur

- Dari samping : rata

- Dari tepi : utuh

Mikro

- Lok : 10 x

- Lop : 40 x

- Perbesaran : 400 x

Gambar :

Warna : coklat

Bentuk : bulat

Page 21: Bab IV Teknik Biakan Murni

Tabel 4.5.5. Data Pengamatan Penangkapan Mikroorganisme Dari Telapak

Tangan Bagian III

Hari ke Pengamatan

1

3

- Belum ada pertumbuhan mikroba dan koloni.

- Sudah ada pertumbuhan mikroba.

- Sudah ada koloni.

Makro

- Diameter terbesar : 1,3 cm

- Diameter terkecil : 0,1 cm

- Warna koloni : putih

- Bau : agar busuk

- Dari atas : tak teratur

- Dari samping : rata

- Dari tepi : utuh

Mikro

- Lok : 10 x

- Lop : 40 x

- Perbesaran : 400 x

Gambar :

Warna : coklat

Page 22: Bab IV Teknik Biakan Murni

Bentuk : bulat

Tabel 4.5.6. Data Pengamatan Penangkapan Mikroorganisme Dari Telapak

Tangan Bagian IV

Hari ke Pengamatan

1

3

- Belum terdapat pertumbuhan mikroba dan koloni.

- Sudah ada pertumbuhan mikroba.

- Sudah ada koloni.

Makro

- Diameter terbesar : 0,15 cm

- Diameter terkecil : 0,1 cm

- Warna koloni : putih

- Bau : agar busuk

- Dari atas : berbintik

- Dari samping : rata

- Dari tepi : utuh

Mikro

- Lok : 10 x

- Lop : 40 x

- Perbesaran : 400 x

Gambar :

Warna : coklat

Bentuk : bulat

Page 23: Bab IV Teknik Biakan Murni

Tabel 4.5.7. Isolasi Jasad Renik I

Hari ke Pengamatan

1

3

- Belum ada pertumbuhan mikroba dan koloni.

- Sudah ada pertumbuhan mikroba.

- Sudah ada koloni.

Makro

- Diameter terbesar : 2,6 cm

- Diameter terkecil : 0,2 cm

- Warna koloni : putih

- Bau : agar busuk

- Dari atas : bintik-bintik

- Dari samping : rata

- Dari tepi dilihat dari atas : utuh

Mikro

- Lok : 10 x

- Lop : 40 x

- Perbesaran : 400 x

Gambar :

Warna : coklat kehitaman

Bentuk : coklat

Page 24: Bab IV Teknik Biakan Murni

Tabel 4.5.8. Isolasi Jasad Renik II

Hari ke Pengamatan

1

3

- Belum ada pertumbuhan mikroba dan koloni.

- Sudah ada pertumbuhan mikroba.

- Sudah ada koloni.

Makro

- Diameter terbesar : 0,5 cm

- Diameter terkecil : 0,01 cm

- Warna koloni : putih

- Bau : Agar busuk

- Dari atas : tak teratur

- Dari samping : mencembung

- Dari tepi dilihat dari atas : berbenang

Mikro

- Lok : 10 x

- Lop : 40 x

- Perbesaran : 400 x

Gambar :

Warna : Hitam

Bentuk : Bulat

Page 25: Bab IV Teknik Biakan Murni

Tabel 4.5.9. Pemindahan Mikroorganisme Pada Agar Miring

Hari ke Pengamatan

1

3

- Belum ada pertumbuhan mikroba dan koloni.

- Sudah ada pertumbuhan mikroba.

- Sudah ada koloni.

Makro

- Diameter terbesar : 0,8 cm

- Diameter terkecil : 0,01 cm

- Warna koloni : putih kekuningan

- Bau : agar busuk

Mikro

- Lok : 10 x

- Lop : 40 x

- Perbesaran : 400 x

Gambar :

Warna : Hitam

Bentuk : bulat

Page 26: Bab IV Teknik Biakan Murni

Tabel 4.5.10. Pemindahan Mikroorganisme Pada Media Cair

Hari ke Pengamatan

1

3

- Belum ada pertumbuhan mikroba.

- Belum ada koloni.

Sudah ada pertumbuhan mikroba

- Sudah ada koloni.

Makro

- Warna koloni : putih

- Bau : busuk

Mikro

- Lok : 10 x

- Lop : 100 x

- Perbesaran : 1000x

Gambar :

Warna : hitam

Bentuk : bulat dan batang

Page 27: Bab IV Teknik Biakan Murni

4.6. Pembahasan

A. Penangkapan Mikroorganisme

1. Penangkapan mikroorganisme dari udara

- Dalam percobaan, mikroorganisme dalam cawan Petri yang berisi media

nutrisi agar diletakkan dalam posisi terbalik agar uap air yang terbentuk

tidak jatuh ke media sehingga tidak terkontaminasi terhadap mikroba

lain yang tidak diinginkan.

- Pada media yang sudah steril dibiarkan terbuka agar mikroba dapat

masuk melalui udara bebas.

2. Penangkapan mikroorganisme dari telapak tangan

- Pada penangkapan mikroorganisme dari telapak tangan yang belum

dicuci dengan sabun, didapatkan mikroorganisme. Sedangkan pada

penangkapan mikroorganisme dari telapak tangan yang sudah dicuci pun

masih didapat mikroorganisme. Hal ini terjadi karena walaupun tangan

telah dicuci dengan sabun, namun tidak membunuh mikroba dengan

sempurna sehingga tangan tetap terkontaminasi mikroba yang ada di

sekitar kita.

3. Penangkapan mikroorganisme dari air tanah

Page 28: Bab IV Teknik Biakan Murni

- Pada penangkapan mikroorganisme dari air tanah didapatkan

mikroorganisme yang berbentuk seperti pecahan kaca bila dilihat

dibawah mikroskop dengan perbesaran 40 x.

- Fungsi / tujuan pembakaran mulut kran adalah untuk mensterilkan mulut

kran agar air yang diteteskan ke dalam cawan petri tidak terkontaminasi

mikroorganisme yang tidak diinginkan.

B. Isolasi Jasad Renik

- Goresan pada media padat, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan

deretan koloni yang kita kehendaki serta memudahkan isolasi

selanjutnya.

- Setelah dilakukan penggoresan, kita menginkubasi media padat dalam

cawan petri tersebut selama 24/48 jam kemudian mengisolasi masing-

masing koloni dengan menanamkan pada masing-masing cawan dan

mengerjakan isolasi tersebut 2 sampai 3 kali. Tujuan isolasi dilakukan 2

sampai 3 kali adalah agar hasil biakan murni yang didapat sampai benar-

benar murni.

- Fungsi inkubator untuk menjaga agar suhu tetap stabil sehingga sesuai

dengan suhu pertumbuhan mikroba.

- Fungsi Autoklaf adalah untuk mensterilkan media dari mikroorganisme

yang tidak diinginkan.

- Pencucian alat-alat dengan sabun adalah untuk menghilangkan kotoran,

lemak yang melekat pada alat-alat tersebut.

Page 29: Bab IV Teknik Biakan Murni

- Tujuan pemindahan mikroorganisme ke media agar miring dan media

cair agar mikroba dapat hidup dan mendapatkan tempat yang cocok yang

banyak mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan.

C. Pemindahan Biakan ke Agar Miring dan Media Cair

- Tujuan mikroorganisme secara aseptis supaya mikroba yang diinginkan

benar-benar terpisah dari mikroba yang lain dan mikroba tersebut saat

dipindahkan ke media tidak terkontaminasi oleh mikroba lain yang tidak

diinginkan.

4.7. Kesimpulan

- Dari percobaan dapat diketahui bahwa :

- Di dalam udara terdapat mikroorganisme dengan bentuk berombak dan

terdapat bintik-bintik dengan warna coklat kehijauan.

- Di dalam air tanah terdapat mikroorganisme dengan bentuk tak teratur

dan berwarna hijau kehitaman.

- Dari telapak tangan didapatkan mikroorganisme dengan bentuk bulat

dan berwarna coklat.

- Dari percobaan isolasi jasad renik kedua didapatkan jenis khamir

Saccaromyses Cereviceae yang berbentuk bulat dan berwarna hitam.