percobaan 2 teknik solasi kultur murni

Upload: riska-indriyani

Post on 09-Oct-2015

123 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

MIKRROBIOLOGI LINGKUNGAN

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Percobaan 2 Teknik Solasi Kultur Murni

    1/16

    PERCOBAAN 2

    TEKNIK ISOLASI KULTUR NUTRISI

    BAGIAN A : ISOLASI KOLONI DARI KULTUR CAMPURAN

    A. TUJUAN

    Memisahkan koloni dari kultur campuran dengan menggunakan metode tuang, gesek, dan

    sebar

    B. PRINSIP

    Metode spread, streak, dan pour plate diharapkan dapat mengisolasi koloni yang telah

    terpisah sehingga didapatkan jumlah organisme inokulum yang tereduksi, sehingga koloni yang

    terbentuk lebih terpisah.

    C. TEORI DASAR

    Populasi mikroba di alam sekitar sangat kompleks dan terdapat dalam jumlah yang

    banyak sekali serta sangat beraneka ragam. Maka dari itu diperlukan teknik yang dapat

    memisahkan populasi campuran yang kompleks ini dan membuat biakan campuran menjadi

    biakan murni yang terdiro dari suatu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk.

    Mikroorganisme yang dibiakkan di laboratorium biasanya menggunakan bahan nutrient

    yang disebut medium. Medium ini terbagi menjadi tiga bentuk yaitu kaldu/cairan, padatan, dan

    setengah padatan (semisolid). Media untuk biakan murni yang solid dapat berupa agar miring,

    agar tegak, maupun agar plate.

    Dalam pemisahan biakan murni, tidak hanya membutuhkan medium untuk tempat

    pertumbuhannya tetapi juga diperlukan teknik isolasi. Teknik isolasi yang paling umum

    digunakan adalah metode gores (streak plate), metode tuang (pour plate), dan metode sebar

    (spread plate).

  • 5/19/2018 Percobaan 2 Teknik Solasi Kultur Murni

    2/16

    TEKNIK PENJELASAN PENYAJIAN SKEMATIS

    Metode Gores

    (streak plate)

    Inokulum digoreskandi permukaan medium

    agar nutrient kedalam cawan petri dengan

    jarum inokulasi. Di antara garis-garis

    goresan akan terdapat sel-sel yang cukup

    terpisah-pisah sehingga dapat tumbuh

    menjadi koloni-koloni terpisah.

    Metode Tuang

    (pour plate)

    Metode ini dapat menumbuhkan

    mikroorganisme di dalam media agar

    dengan cara mencampurkan media agar

    yang masih cair dengan stok kultur bakteri

    (agar) sehingga sel-sel tersebut tersebar

    merata dan diam baik di permukaan agar

    atau di dalam agar.pour plate

    memindahkan kultur biakan dari satu

    tabung ke tabung lainnya dan

    menuangkannya ke cawan petri, sehingga

    setelah masa inkubasi, dapat terlihat

    perbedaan jumlah bakteri pada masing-

    masing cawan petri.

    Metode Sebar

    (spread plate).

    Setetes inokulum diletakkan di tengah-

    tengah medium agar nutrient dalam cawan

    petri. Dengan menggunakan batang kaca

    berbentuk L, inokulum disebarka di

    permukaan medium. Batang yang sama

    dapat digunakan menginokulasi pinggan

    kedua untuk menjamin penyebaran sel-

    selnya dengan baik. Pada beberapa pinggan

    akan muncul koloni yang terpisah-pisah.

  • 5/19/2018 Percobaan 2 Teknik Solasi Kultur Murni

    3/16

    D. ALA T DAN BAHAN

    ALAT : 1. Pembakar Bunsen

    2. Jarum inokulasi

    3. Batang gelas berbentuk L

    4. Tiga buah cawan petri

    BAHAN : 1. Kultur campuran berumur 24-48 jam

    2. Biakan murni untuk media sebar pada OD 0,1, 600 m

    3. Media nutrient agar

    4. Alkohol 95%

    E. HASIL PENGAMATAN

    Metode Gores (streak plate)

    Teknik Sebelum inkubasiSetelah inkubasi

    selama 2 hariKeterangan

    Quadran A Jenis Bakteri:

    Bacillus sp

    Sebelum

    diinkubasi:

    Tidak tampak

    hasil goresan

    Setelah

    diinkubasi:

    Bakteri tumbuh

    mengikuti pola

    tipe goresan

    kuadran A

  • 5/19/2018 Percobaan 2 Teknik Solasi Kultur Murni

    4/16

    Quadran B Jenis Bakteri:

    Bacillus sp

    Sebelum

    diinkubasi:

    Tidak tampak

    hasil goresan

    Setelah

    diinkubasi:

    Bakteri tumbuh

    mengikuti pola

    tipe goresan

    kuadran B

    Radian

    Streak

    Jenis Bakteri:

    Bacillus sp

    Sebelum

    diinkubasi:

    Tidak tampak

    hasil goresan

    Setelahdiinkubasi:

    Bakteri tumbuh

    mengikuti pola

    tipe goresan

    Radiant Streak

    Continuos

    Streak

    Jenis Bakteri:

    Bacillus sp

    Sebelum

    diinkubasi:

    Tidak tampak

    hasil goresan

    Setelah

  • 5/19/2018 Percobaan 2 Teknik Solasi Kultur Murni

    5/16

    diinkubasi:

    Bakteri tumbuh

    mengikuti pola

    tipe goresan

    Continuos

    Streak

    Metode Tuang(pour plate)

    Teknik Sebelum inkubasi Setelah inkubasi

    selama 2 hari

    Keterangan

    Pour plate

    1

    Bakteri:Kulturcair

    Bentuk

    pinggiran: Bulat

    Warna: putih

    Jumlah koloni;

    Paling sedikit

    dibandingkan

    pour plate 2dan

    pour plate 3

    Pour plate

    2

    Bakteri:Kultur

    cair

    Bentuk

    pinggiran: Bulat

    Warna: putih

    Jumlah koloni;

    Lebih banyak

    dibandingkan

    pour plate 1 dan

    danpour plate 3

  • 5/19/2018 Percobaan 2 Teknik Solasi Kultur Murni

    6/16

    Pour plate

    3

    Bakteri:Kultur

    cair

    Bentuk

    pinggiran: Bulat

    Warna: putih

    Jumlah koloni;

    Lebih banyak

    dibandingkan

    pour plate 1dan

    lebih sedikit

    daripour plate

    3

    Metode Sebar(spread plate).

    Sebelum

    inkubasi

    Setelah inkubasi

    selama 2 hari

    Keterangan

    Bakteri:Kultur

    campuran

    Sebelum inkubasi:

    Bakteri belum

    terlihat

    Setelah inkubasi:

    Bakteri tumbuh dan

    menyebar di

    sekeliling cawan

    petri

    F. ANALISIS

    Tujuan pada percobaan ini adalah memisahkan biakan campuran menjadi biakan murni

    dengan berbagai metode. Metode pertama adalah dengan cara streak plate atau metode gores.

  • 5/19/2018 Percobaan 2 Teknik Solasi Kultur Murni

    7/16

    Pada metode ini biakan campuran diinokulasikan dengan cara menggores pada cawan yang telah

    berisi agar nutrisi. Hal ini bertujuan agar setelah masa inkubasi, kita dapat melihat pertumbuhan

    bakteri pada cawan tersebut. Sebelum masa inkubasi, bakteri yang ditanam bakteri Bacillus sp

    dengan metode streak plate belum terlihat secara kasat mata. Namun, setalah masa inkubasi,

    bakteri yang berada pada cawan petri dapat terlihat dengan mata telanjang. Bakteri tumbuh

    mengikuti pola goresan yang dibuat, baik itu dengan tipe goresan quadrant A, quadrant B,

    radiant streak , ataupun continuos streak. Untuk metode streak dengan goresan quadrant A

    biasanya digunakan untuk lebih memurnikan mikroorganisme yang ditanam, semakin jauh

    goresannya, koloni-koloni yang terbentuk semakin terpisah dan dapat dilihat dari semakin

    sedikitnya koloni pada goresan-goresan terakhir. Jika terdapat koloni di luar pola goresan,

    terdapat kemungkinan bahwa koloni yang terbentuk adalah kontaminan yang berasal dari udara

    yang mengandung banyak jenis mikroorganisme sehingga menyebabkan mikroorganisme yang

    tidak diinginkan ikut masuk dan tumbuh pada cawan petri.

    Berbeda dengan metode streak plate, bakteri yang dihasilkan dari metode spread plate

    tidak membentuk goresan, namun koloni yang terbentuk tersebar secara merata pada media

    nutrien agar. Hal ini disebabkan karena bakteri ditanam dengan cara memutar batang gelas L ke

    seluruh permukaan cawan. Sedangkan hasil pengamatan pada pour plate seharusnya cawan I

    memiliki jumlah koloni yang terbentuk lebih banyak dari cawan II dan cawan II memiliki jumlah

    koloni yang lebih banyak juga dibandingkan cawan III (Jumlah bakteri: cawan I > cawan II >

    cawan III), karena apabila dituang langsung dari biakan nya konsentrasi mikroba pada tabung I

    lebih banyak dibandingkan dengan tabung yang lainnya. Namun pada percobaan yang kami

    lakukan, hasilnya adalah cawan II>cawan III>cawan I. Pada cawan I tidak terlihat pertumbuhan

    bakteri. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan tidak tumbuhnya bakteri, seperti agar

    nutrien yang tidak higienis, tata cara inokulasi yang tidak benar, mulut tabung dan cawan yang

    tidak didekatkan pada pembakar Bunsen, atau keadaan agar yang belum cair kemudian sudah

    dimasukkan ke dalam cawan petri.

    G. KESIMPULAN

    Untuk memisahkan koloni bakteri dari kultur campuran, dapat digunakan tiga jenis teknik

    biakan murni, yaitu metode streak plate, spread plate, dan pour plate. Setelah masa inkubasi,

    biakan murni akan terlihat secara kasat mata dan dapat diidentifikasi dengan melihat bentuk,

  • 5/19/2018 Percobaan 2 Teknik Solasi Kultur Murni

    8/16

    ukuran dan warna koloni serta cembung atau tidaknya koloni. Kontak dengan udara sangat

    berpengaruh pada pertumbuhan koloni di media agar ini, sehingga ketika menginokulasikan

    biakan murni ke dalam cawan petri, seharusnya dilakukan berdekatan dengan pembakar Bunsen.

    H.

    DAFTAR PUSTAKA

    Krisno, Agus. 2011. Teknik Membuat Biakan Murni.http://aguskrisnoblog.wordpress.com.Diakses pada

    9 Februari 2014. 22:26

    Pelczar, Michael J. dan E.C.S Chan. 2006.Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-

    Press)

    Sterritt, Robert M. dan John N. Lester. 1988. Microbiolgy for Environmental and Public Health

    Engineers. USA: E.&F.N.SPON

    Suriawiria, Unus. 1985.Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: Angkasa

    http://aguskrisnoblog.wordpress.com/http://aguskrisnoblog.wordpress.com/http://aguskrisnoblog.wordpress.com/http://aguskrisnoblog.wordpress.com/
  • 5/19/2018 Percobaan 2 Teknik Solasi Kultur Murni

    9/16

    BAGIAN C: MENENTUKAN KARAKTERISTIK BIAKAN MIKROORGANISME

    A. TUJUAN

    1. Menentukan karakteristik biakan mikroorganisme

    2.

    Mengidentifikasi dan mengklasifikasi organism sesuai kelompok taksonomi

    B. PRINSIP

    Mikroorganisme akan memperlihatkan penampakan makroskopis yang tidak sama saat

    tumbuh pada medium yang berbeda. Karakteristik biakan adalah sebagai dasar pemisahan

    mikroorganisme dan dimasukkan ke dalam taksonominya sesuai dengan karakteristiknya. Hal ini

    ditentukan dengan agar nutrisi miring yang ditanam oleh suatu organisme.

    C. TEORI DASAR

    Untuk keperluan hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan. Bahan

    makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk mendapatkan energi. Demikian juga

    dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik

    dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrient (zat gizi), sedang proses

    penyerapanya disebut proses nutrisi (Suriawiria, 1985).

    Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai

    sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen,

    hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau

    kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada

    akhirnya dapat menyebabkan kematian. Kondisi tidak bersih dan higienis pada lingkungan

    adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba

    dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada

    menciptakan lingkungan bersih dan higienis adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir

    sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali (Anonymous, 2006).

    Menurut Waluyo (2005), peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan

    pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang

    menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber

  • 5/19/2018 Percobaan 2 Teknik Solasi Kultur Murni

    10/16

    energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan

    nitrogen. Selain itu, secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh

    elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru (Jawetz, 2001).

    Pertumbuhan mikoorganisme tergantung dari tersedianya air. Bahan-bahan yang terlarut

    dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme untuk membentuk bahan sel dan memperoleh

    energi, adalaah bahan makanan. Tuntutan berbagai mikroorganisme yang menyangkt susunan

    larutan makanan dan persyaratan lingkungan tertentu, sangat berbeda-beda. Oleh sebab itu

    diperkenalkan banyak resep untuk membuat media biak untuk mikroorganisme. Pada dasarnya

    sesuatu larutan biak sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat-syarat berikut. Di dalamnya

    harus tersedia semua unsur yang ikut serta pada pembentukan bahan sel dalam bentuk berbagai

    senyawa yang dapat dioloah (Schlegel, 1994).

    D. ALAT DAN BAHAN

    ALAT: 1.Pembakar Bunsen

    2. Jarum inokulasi.

    BAHAN: 1. Agar nutrisi

    2. Kaldu nutrisi

    3. Gelatin nutrisi

    4. Dua koloni yang berbeda dari percobaan 2

    E. HASIL PENGAMATAN

    Biakan dari Streak Plate

    Media Sebelum inkubasi Setelah inkubasiselama 2 hari

    Keterangan

  • 5/19/2018 Percobaan 2 Teknik Solasi Kultur Murni

    11/16

    Agar Miring

    Sebelum

    inkubasi:Agar

    belum terlihat

    bakterinya

    Setelah

    inkubasi:Agar

    miring terlihat

    ada goresan

    berbentuk

    zigzag, namun

    tidak merata,

    koloninya

    menyebar.

    Gelatin Sebelum

    inkubasi:

    Belum ada

    endapan

    Setelah

    inkubasi:Terdapat

    endapan pada

    permukaan

    gelatin

    Agar Tegak Sebelum

    inkubasi:Garis

    pada agar

    miring akibat

    inokulasi tidak

    terlalu terlihat

    Setelah

    inkubasi:

  • 5/19/2018 Percobaan 2 Teknik Solasi Kultur Murni

    12/16

    Terdapat garis

    sepanjang agar

    tegak dan

    bakteri bersifat

    aerob

    NB Sebelum

    inkubasi:

    Kaldu nutrisi

    masih bening

    Setelah

    inkubasi:

    Kaldu nutrisi

    jadi berwarna

    keruh akibat

    adanya

    pertumbuhan

    bakteri dan

    terdapat

    endapanberwarna putih

    pada dasar

    tabung

    Biakan dari Pour PlateCampuran

    Teknik Sebelum inkubasi

    Setelah inkubasi

    selama 2 hari Keterangan

  • 5/19/2018 Percobaan 2 Teknik Solasi Kultur Murni

    13/16

    Agar Miring

    Sebelum

    inkubasi: Pola

    zigzag belum

    terlihat

    Setelah

    inkubasi:

    Bakteri tumbuh

    mengikuti pola

    zigzag

    Gelatin Sebelum

    inkubasi:

    Belum ada

    endapan

    Setelah

    inkubasi:

    Tidak terlihat

    endapan pada

    permukaan

    gelatinAgar Tegak Sebelum

    inkubasi:Garis

    pada agar

    miring akibat

    inokulasi tidak

    terlalu terlihat

    b Terdapat

    garis sepanjang

    agar tegak dan

    bakteri bersifat

    aerob

  • 5/19/2018 Percobaan 2 Teknik Solasi Kultur Murni

    14/16

    NB Sebelum

    inkubasi: Kaldu

    nutrisi masih

    bening

    Setelah

    inokulasi:

    Kaldu nutrisi

    jadi berwarna

    keruh akibat

    adanya

    pertumbuhan

    bakteri dan

    terdapat

    endapanberwarna putih

    pada dasar

    tabung

    F. ANALISIS

    Pada percobaan karakteristik biakan mikroorganisme, kami mengambil koloni dari

    biakan bakteri pada streak plate dan dari pour plate. Media berupa agar miring, gelatin, agar

    tegang, dan kaldu nurtisi, semuanya diberi biakan bakteri dengan cara yang berbeda-beda. Agar

    miring diberi koloni dengan cara zigzag, gelatin dan kaldu nutrisi dengan cara mengocokkan

    koloni menggunakan jarum inokulasi, dan agar tegak diberi bakteri dengan memasukkan jarum

  • 5/19/2018 Percobaan 2 Teknik Solasi Kultur Murni

    15/16

    inokulasi yang lurus. Setelah proses inokulasi, keempat media tersebut diinkubasi selama 3 hari,

    dan setelah masa inkubasi terlihat perubahan yang terjadi pada masing-masing media.

    Agar miring yang telah mengalami masa inkubasi, terlihat ada koloni yang mengikuti

    pola garis zigzag setelah dilakukan inokulasi baik yang berasal dari koloni streak platemaupun

    pour plate. Namun, koloni ini sangat menyebar, hal ini dapat terjadi karena ketika proses

    inokulasi, mulut tabung tidak didekatkan dengan pembakar Bunsen sehingga mengakibatkan

    terjadinya kontaminan dan menimbulkan koloni lain yang menyebar di luar pola garis.

    Gelatin yang diinokulasikan bakteri dari streak plate yang semula tidak terlihat apa-apa

    dan hanya berupa cairan saja, setelah masa inkubasi terdapat endapan putih yang mendekati

    permukaan gelatin, sehingga bakteri ini diklasifikasikan pada bakteri aerob karena ia mendekati

    datangnya oksigen dan berada di permukaan.

    Pada kaldu nutrisi, cairan berubah menjadi berwarna keruh setelah mengalami masa

    inkubasi baik kaldu nutrisi yang berasal dari koloni streak plate maupun pour plate. Hal ini

    menandakan bahwa telah terjadi pertumbuhan bakteri selama proses inkubasi yang mempunyai

    temperature370C. Karena bakteri ini dapat tumbuh pada suhu ruang, maka bakteri ini termasuk

    kelompok bakteri mesofilik yaitu kelompok yang tumbuh pada rentang suhu 10-45oC dan

    optimum pada 20-40oC. Selain itu, pada media ini terdapat endapan putih pada dasar tabung dan

    bakteri ini diklasifikasikan bakteri anaerob karena endapan tersebut terdapat pada dasar tabung

    dan tidak naik ke permukaan tabung.

    Pada agar tegak terlihat bahwa bakteri hanya tumbuh di permukaan sehingga dapat

    diketahui bahwa bakteri pada percobaan ini adalah Bacillus sp yang bersifat obligate aerobe

    yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen untuk mempertahankan hidupnya.

    G. KESIMPULAN

    Bakteri dapat tumbuh pada suhu ruang antara rentang suhu 10-45oC dan optimum pada

    20-40oC. Kelompok bakteri jenis ini adalah bakteri mesofilik. Media yang telah diinokulasikan

    bakteri dan memiliki endapan di permukaan menunjukan bakteri tersebut adalah bakteri aerob

    yang membutuhkan oksigen, sedangkan jika endapan berada pada dasar cairan, menunjukkan

    bahwa bakteri tersebut termasuk bakteri anaerob.

  • 5/19/2018 Percobaan 2 Teknik Solasi Kultur Murni

    16/16

    H. DAFTAR PUSTAKA

    M. Madigan, et al. 2012.Biology of Microorganisms 13th

    ed. San Fransisco : Pearson.

    Pelczar, Michael J.Jr dan E.C.S Chan. 1986.Dasar-dasar Mikrobiologi 1.Penerbit Universitas

    Indonesia : Jakarta.

    Salle, A. J. 1961.Fundamental Principle of Bacteriology. 5th

    edition. New York: McGraw-Hill

    Zaif 2009. Nutrisi Mikroba Sebuah Esensi Dasar untuk Kehidupan Mikroba.

    http://zaifbio.wordpress.com/. Diakses hari Senin, 10 Februari 2014