kultur makalah

28
DI SUSUN OLEH : 1. RISKI ANTONO 2. MISBAH MATA KULIAH : BIOLOGI PROGRAM STUDI KIMIA I A FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008 1

Upload: rizki-antono

Post on 24-Jul-2015

365 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kultur Makalah

DI SUSUN OLEH :

1. RISKI ANTONO

2. MISBAH

MATA KULIAH : BIOLOGI

PROGRAM STUDI KIMIA I A

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008

1

Page 2: Kultur Makalah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

PENDAHULUAN......................................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG....................................................................................................3

B. DASAR TEORI..............................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

A. PENGERTIAN KULTUR JARINGAN.......................................................................5

B. TIPE-TIPE KULTUR JARINGAN................................................................................5

C. ALAT-ALAT YANG DIBUTUHKAN..........................................................................7

D. MEDIA KULTUR JARINGAN.....................................................................................9

E. TEKNIK KULTUR JARINGAN..................................................................................15

F. MASALAH-MASALAH YANG TERJADI DALAM KULTUR JARINGAN..........15

G. KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN....................................................................16

KESIMPULAN........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18

2

Page 3: Kultur Makalah

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.wr.wb

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan

berbagai macam nikmat-Nya kepada kami, sehingga tercapailah pembuatan makalah

yang berjudul “Kultur jaringan” ini.

Dalam makalah ini, kami mencoba menjelaskan tentang kultur jaringan,

keuntungannya, kandungannya, sampai pada teknik pembuatannya. Kami sangat

berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah

ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dasumiati selaku dosen kami

dalam mata kuliah Biologi Dasar.

Akhirnya, kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan

makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca.

Wassalamu’alaikum.wr.wb

Ciputat, 8 Januari 2009

Penyusun

3

Page 4: Kultur Makalah

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGKultur jaringan atau biakan jaringan merupakan teknik pemeliharaan jaringan atau

bagian dari individu secara buatan (artifisial). Yang dimaksud secara buatan adalah dilakukan

di luar individu yang bersangkutan. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro,

sebagai lawan dari in vivo. Dikatakan in vitro (bahasa Latin, berarti "di dalam kaca") karena

jaringan dibiakkan di dalam tabung inkubasi atau cawan Petri dari kaca atau material tembus

pandang lainnya. Kultur jaringan secara teoretis dapat dilakukan untuk semua jaringan, baik

dari tumbuhan maupun hewan (termasuk manusia) namun masing-masing jaringan

memerlukan komposisi media tertentu.

Dengan adanya teknik kultur jaringan ini, kita dapat menghasilkan tanaman baru yang

memiliki sifat yang sama dengan induknya, dengan jumlah yang banyak dan waktu yang

relatif singkat. Sehingga kita dapat memiliki banyak tanaman unggul dengan waktu yang

singkat dan hal ini lebih efisien dari pada dengan metode cangkok atau yang lainnya.

B. DASAR TEORIDasar teori yang digunakan adalah teori totipotensi yang ditulis oleh SCHLEIDEN

dan SCHWANN yang menyatakan bahwa teori totipotensi adalah bagian tanaman yang hidup

mempunyai totipotensi, kalau dibudidayakan di dalam media yang sesuai, akan dapat tumbuh

dan berkembang menjadi tanaman yang sempurna, artinya dapat bereproduksi, berkembang

biak secara normal melalui biji atau spora.

Landasan kultur jaringan didasarkan atas tiga kemampuan dasar dari tanaman, yaitu:

1. Totipotensi   adalah potensi atau kemampuan dari sebuah sel untuk tumbuh

dan berkembang menjadi tanaman secara utuh jika distimulasi dengar

benar dan sesuai. Implikasi dari totipotensi adalah bahwa semua informasi

tentang pertumbuhan dan perkembangan suatu organisme terdapat di

dalam sel. Walaupun secara teoritis seluruh sel bersifat totipotensi, tetapi

yang mengekspresikan keberhasilan terbaik adalah sel yang meristematik.

2. Rediferensiasi    adalah kemampuan sel-sel masak (mature) kembali

menjadi ke kondisi meristematik dan dan berkembang dari satu titik

4

Page 5: Kultur Makalah

pertumbuhan baru yang diikuti oleh rediferensiasi yang mampu melakukan

reorganisasi manjadi organ baru.

3. Kompetensi    menggambarkan potensi endogen dari sel atau jaringan

untuk tumbuh dan berkembang dalam satu jalur tertentu. Cantohnya

embrioagenikali kompeten cel adalah kemampuan untuk berkembang

menjadi embrio funsional penuh. Sebaliknya adalah non-kompeten atau

morfogenetikali tidak mempunyai kemampuan. 1

1 http://9fly.wordpress.com/2008/12/22/kultur-jaringan-tumbuhan/

5

Page 6: Kultur Makalah

BAB IIPEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KULTUR JARINGANKultur jaringan atau budidaya in vitro adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian

dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan atau organ yang serba steril, ditumbuhkan

pada media buatan yang steril, dalam botol kultur yang steril dan dalam kondisi yang aseptik,

sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbayak diri dan beregenerasi menjadi tanaman

yang lengkap.

Kultur jaringan akan lebih besar presentase keberhasilannya bila menggunakan

jaringan meristem. Jaringan meristem adalah jaringan muda, yaitu jaringan yang terdiri dari

sel-sel yang selalu membelah, dinding tipis, plasmanya penuh dan vakuolanya kecil-kecil.

Kebanyakan orang menggunakan jaringan ini untuk tissue culture. Sebab, jaringan meristem

keadaannya selalu membelah, sehingga diperkirakan mempunyai zat hormon yang mengatur

pembelahan.2

B. TIPE-TIPE KULTUR JARINGANKultur jaringan (tissue culture) sampai saat ini digunakan sebagai suatu istilah umum

yang meliputi pertumbuhan kultur secara aseptik dalam wadah yang umumnya tembus

cahaya. Sering kali kultur aseptik disebut juga kultur in vitro yang artinya sebenarnya adalah

kultur di dalam gelas.

  Dalam pelaksanaannya dijumpai beberapa tipe-tipe kultur, yakni:

1. Kultur biji    (seed culture), kultur yang bahan tanamnya menggunakan biji

atau seedling.

2. Kultur organ    (organ culture), merupakan budidaya yang bahan tanamnya

menggunakan organ, seperti: ujung akar, pucuk aksilar, tangkai daun,

helaian daun, bunga, buah muda, inflorescentia, buku batang, akar dll.

3. Kultur kalus   (callus culture), merupakan kultur yang menggunakan

jaringan (sekumpulan sel) biasanya berupa jaringan parenkim sebagai

bahan eksplannya. Potensi terbesar penggunaan kultur kalus adalah dimana

2 http://hamdan-motor.blogspot.com/2008/07/kultur-jaringan.html

6

Page 7: Kultur Makalah

sel –sel kalus dapat dipisahkan dan diinduksi untuk berdiferensiasi menjadi

embrio somatic. Secara morphologi, embryo ini mirip dengan yang ada

pada biji, tapi tidak seperti embrio biji, mereka secara genetik bersifat

identik dengan tanaman tetua, jadi, segregasi seksual materi genetik tidak

terjadi. Karena 1 milimeter kalus berisi ribuan sel, masing – masing

memiliki kemampuan untuk membentuk embrio, sehingga kecepatan

multiplikasi sangat tinggi. Kultur kalus dapat dilakukan pada media cair

dan embrio berkembang sebagai individu terpisah, sehingga penanganan

kultur relatif mudah.

Berikut secara umum aplikasi kultur kalus :

1. Dalam beberapa hal, perlu fase pertumbuhan kalus sebelum

regenerasi via somatic embryogenesis atau organogenesis

2. Untuk menghasilkan varian somaklonal (genetic atau epigenetic)

3. Sebagai bahan awal kultur protoplast dan kultur suspensi and

suspension cultures

4. Untuk produksi metabolit sekunder

5. Digunakan untuk seleksi in vitro3

4. Kultur suspensi sel    (suspension culture) adalah kultur yang menggunakan

media cair dengan pengocokan yang terus menerus menggunakan shaker

dan menggunakan sel atau agregat sel sebagai bahan eksplannya, biasanya

eksplan yang digunakan berupa kalus atau jaringan meristem. Kultur

suspensi sel dapat dimanfaatkan untuk memproduksi suatu zat langsung

dari sel tanpa membentuk tanaman lengkap baru. Zat-zat bisa meliputi

massa sel atau ekstrak bahan kimia. Kultur seperti ini serupa dengan kultur

mikroorganisme. Sel – sel yang digunakan dapat direkayasa secara genetik

untuk meningkatkan sintesa zat tertentu.

5. Kultur protoplasma. eksplan yang digunakan adalah sel yang telah dilepas

bagian dinding selnya menggunakan bantuan enzim. Protoplas diletakkan

pada media padat dibiarkan agar membelah diri dan membentuk dinding

selnya kembali. Kultur protoplas biasanya untuk keperluan hibridisasi

3 http://www.fp.unud.ac.id/biotek/?page_id=48

7

Page 8: Kultur Makalah

somatik atau fusi sel soma (fusi 2 protoplas baik intraspesifik maupun

interspesifik).

6. Kultur haploid adalah kultur yang berasal dari bagian reproduktif tanaman,

yakni: kepalasari/ anther (kultur anther/kultur mikrospora), tepungsari/

pollen (kutur pollen), ovule (kultur ovule), sehingga dapat dihasilkan

tanaman haploid. 

7. Kultur Meristem Istilah meristem seringkali digunakan untuk menyebutkan

ujung tunas dari tunas apikal atau lateral. Meristem sebenarnya adalah

apikal dome dengan primordia daun terkecil, biasanya berdiameter kurang

dari 2 mm. Keuntungan penggunaan meristem adalah kemungkinan besar

bebas dari pathogen internal (misalnya untuk eradikasi virus) dan

meminimalisasi terjadinya variasi kimera pada kultur. Kerugian utamana

adalah sangat rentan terhadap kerusakan dan memerlukan pengerjaan yang

sangat detil/teliti di bawah mikroskop. Prasyarat kultur sama dengan

eksplan yang lebih besar, hanya ketidakberhasilan kultur awal mungkin

cukup tinggi.

Berikut aplikasi kultur meristem secara umum:

1. Produksi tanaman bebas virus

2. Produksi massal genotype dengan karakteristik yang diinginkan

3. Memfasilitasi pertukaran eksplan antar lokasi (produksi bahan

tanaman yang bersih)

4. Cryopreservation (penyimpanan pada suhu -198oC) atau konservasi

plasma nutfah secara in vitro (paper penyimpanan in vitro)4

C. ALAT-ALAT YANG DIBUTUHKANa. Laminar Air Flow Cabinet (LAFC)

Alat ini letaknya diruang penabur, yaitu ruang yang selalu harus dalam

keadaan steril. Alat ini digunakan sebagai tahap perlakuan penanaman.

b. Entkas

Merupakan bentuk lama dari alat penabur (LAFC), maka fungsinya pun sama

seperti (LAFC)

c. Shaker (penggojok)

4 http://9fly.wordpress.com/2008/12/22/kultur-jaringan-tumbuhan/

8

Page 9: Kultur Makalah

Merupakan alat penggojok yang putarannya dapat diatur menurut kemauan

kita. Penggojok ini dapat digunakan untuk keperluan menumbuhkan kalus

pada eksplan anggrek atau untuk membentuk protokormusatau sering disebut

plb (protocorm like bodies) dari kalus bermacam jaringan tanaman.

d. Autoklaf

Autoklaf adalah alat sterilisasi untuk alat dan medium kultur jaringan

tanaman.

e. Timbangan Analitik

Jenis alat ini bermacam-macam, tetapi yang penting adalah timbanagn yaang

dapat dipergunakan untuk menimbang sampai satuan yang sangat keil. Alat ini

berfungsi sebagai alat untuk menimbang bahan-bahan kimia yang digunakan

untuk kultur jaringan.

f. Stirer

Alat ini berfungsi untuk menggojok dengan pemanas. Dengan menggunakan

listrik, alat ini berfungsi sebagai kompor disamping sebagai penggojok.

g. Erlenmeyer

Alat ini digunakan dalama kultur jaringan tanaman sebagai sarana

mmenuangkan air suling maupun untuk tempat media dan penanaman eksplan.

h. Gelas Ukur

Gelas ukur digunakan untuk menakar air suling dan bahan kimia yang akan

digunakan.

i. Gelas Piala

Alat ini digunakan untuk menuangkan atau mempersiapkan bahan kimia dan

air suling dalam pembuatan medium.

j. Petridish

Alat ini merupakan semacam jenis gelas piala yang mutlak dibutuhkan dalam

kultur jaringan.

k. Pinset dan Scalpel

Pinset digunakan untuk memegang atau mengambil irisan eksplan atau untuk

menanam eksplan

l. Lampu Spiritus

Digunakan untuk sterilisasi dissecting kit (skalpel dan pinset) di dalam laminar

air flow cabinet atau di dalam enkas pada kita mengerjakan penanaman atau

sub-culture.

9

Page 10: Kultur Makalah

m. Tabung Reaksi

Alat ini digunakan pada saat mengerjakan isolasi protoplas dan isiolasi

khloroplas.5

D. MEDIA KULTUR JARINGAN

Salah satu kesulitan dalam kultur jaringan tanaman adalah kebutuhan nutrisi untuk

pertumbuhan optimum sangat berbeda pada tiap spesies, sehingga tidak ada media yang dapat

direkomendasikan untuk semua tanaman. Penelitian–penelitian yang intensif pada kultur

jaringan selama 50 tahun terakhir telah banyak mengembangkan media, beberapa diantaranya

telah digunakan secara luas dalam kultur jaringan saat ini. Media ini diberikan pada Tabel

12.1. Bahan kimia dalam media biasanya ditentukan, artinya hanya hara tertentu yang

dimasukkan ke dalam media, atau media dapat juga mengandung bahan tambahan kompleks

seperti air kelapa atau jus jeruk yang mengandung zat pengatur tumbuh.

Komposisi media dalam kultur jaringan, yaitu :

1. Hara anorganik

Ada 12 hara mineral yang penting untuk pertumbuhan tanaman dan

beberapa hara yang dilaporkan mempengaruhi pertumbuhan in vitro. Untuk

pertumbuhan normal dalam kultur jaringan, unsur-unsur penting ini harus

dimasukkan dalam media kultur. Perbandingan 5 media pada Tabel 12.1

memperlihatkan bahwa unsur esensial ini dimasukkan pada masing–masing

media tapi konsentrasinya berbeda karena diberikan dalam bentuk yang

berbeda.

2. Hara organik

Tanaman yang tumbuh dalam kondisi normal bersifat autotrof dan

dapat mensintesa semua kebutuhan bahan organiknya. Meskipun tanaman

in vitro dapat mensintesa senyawa ini, diperkirakan mereka tidak

menghasilkan vitamin dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan yang

sehat dan satu atau lebih vitamin mesti ditambahkan ke media. Thiamin

merupakan vitamin yang penting, selain itu asam nikotin, piridoksin dan

inositol biasanya ditambahkan.

5 http://hamdan-motor.blogspot.com/2008/07/kultur-jaringan.html

10

Page 11: Kultur Makalah

3. Sumber karbon

Tanaman dalam kultur jaringan tumbuh secara heterotrof dan karena

mereka tidak cukup mensintesa kebutuhan karbonnya, maka sukrosa harus

ditambahkan ke dalam media. Sumber karbon ini menyediakan energy bagi

pertumbuhan tanaman dan juga sebagai bahan pembangun untuk

memproduksi molekul yang lebih besar yang diperlukan untuk tumbuh.

Biasanya sukrosa pada konsentrasi 1-5% digunakan sebagai sumber

karbon tapi sumber karbon lain seperti glukosa, maltosa, galaktosa dan

laktosa juga digunakan. Ketika sukrosa diautoklaf, terjadi hidrolisis untuk

menghasilkan glukosa dan fruktosa yang dapat digunakan lebih efisien oleh

tanaman dalam kultur.

4. Agar

Umumnya jaringan dikulturkan pada media padat yang dibuat seperti

gel dengan menggunakan agar atau pengganti agar sperti Gelrite atau

Phytagel. Konsentrasi agar yang digunakan berkisar antara 0.7-1.0%. Pada

konsentrasi tinggi agar menjadi sangat keras, sedikit sekali air yang

tersedia, sehingga difusi hara ke tanaman sangat buruk. Agar dengan

kualitas tinggi seperti Difco BiTek mahal harganya tapi lebih murni, tidak

mengandung bahan lain yang mungkin mengganggu pertumbuhan.

Pengganti lain seperti gelatin kadang–kadang digunakan pada lab

komersial.

Gel sintetis diketahui dapat menyebabkan hyperhidration (vitrifikasi)

yang merupakan problem fisiologis yang terjadi pada kultur. Untuk

mengatasi masalah ini, produk baru bernama Agargel telah diproduksi oleh

Sigma. Produk ini merupakan campuran agar dan gel sintetis dan

menawarkan kelebihan kedua produk sekaligus mengurangi problem

vitrifikasi. Produk ini dapat dibuat di lab dengan mencampurkan 1 g Gelrite

(Phytagel) dengan 4 g agar sebagai agen pengental untuk 1 L media.

5. pH

pH media biasanya diatur pada kisaran 5.6 – 5.8 tapi tanaman yang

berbeda mungkin memerlukan pH yang berbeda untuk pertumbuhan

optimum. Jika pH lebih tinggi dari 6.0, media mungkin menjadi terlalu

keras dan jika pH kurang dari 5.2, agar tidak dapat memadat.

11

Page 12: Kultur Makalah

6. Zat Pengatur Tumbuh

Pada media umumnya ditambahkan zat pengatur tumbuh. ZPT (zat

pengatur tumbuh) diperlukan dalam konsentrasi rendah untuk

mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Stok ZPT harus disimpan dalam

gelap. Auksin harus dilarutkan dalam 95% alkohol (sedikit saja), baru

dicampur air. Sitokinin dilarutkan dlm sedikit 1N HCl. Auksin atau

sitokinin bisa juga dilarutkan dlm 1N NaOH. 6

1. Auksin

a) Auksin sintetik relatif lebih aktif. Juga lebih stabil karena tidak

didegradasi oleh enzym dalam tanaman

b) Peran : pembelahan sel, pembentukan kalus, pertumbuhan dan

pemanjangan sel, pembentukan akar adventif. Menghambat

pembtkan tunas aksilar.

2. Sitokinin

Pengaruh : memacu pembentukan tunas aksilar dan tunas adventif,

memacu pembelahan sel

3. Gibberelic Acid

a) Grup ini memiliki 60 jenis, tapi GA3 yg paling umum

terdapat pada tumbuhan

b) Peran : perkecambahan benih, memacu pemanjangan ruas,

memacu pembentukan embrio dari kalus

4. Absicic acid = ABA

a) Merupakan zat penghambat tumbuh

b) Jarang digunakan dlm kultur jaringan

c) Aplikasi khusus untuk memacu pembentukan embrio dari

kalus.

5. Ethylene

Ethylene diproduksi sebagai respon terhadap kondisi kelebihan air,

kondisi yang mirip dengan kultur in vitro. Pada konsentrasi yg

tinggi, ethylene menyebabkan vitrifikasi (tanaman terlihat

transparan)

6 http://www.fp.unud.ac.id/biotek/?page_id=89

12

Page 13: Kultur Makalah

6. Adenine

Sering ditambahkan pada media untuk merangsang pertumbuhan

tunas.

7. Karbon aktif

a. Digunakan dg konsentrasi 0.2 – 3% dlm media.

b. Berperan dalam induksi akar 7

7. Air

Air distilata biasanya digunakan dalam kultur jaringan dan banyak lab

menggunakan aquabides (air destilata ganda). Beberapa lab, dengan alasan

ekonomi, menggunakan air hujan, tapi ini menyebabkan sulit mengontrol

kandungan bahan organik dan non-organik pada media.

8. Pemilihan Media

Jika tidak ada informasi awal, biasanya mulai dengan media MS

(Murashige dan Skoog 1962). Media ini mengandung konsentrasi garam

dan nitrat yang lebih tinggi dibandingkan media lain, dan telah sukses

digunakan pada berbagai tanaman dikotil. Untuk inisiasi kalus, 2.4-D

ditambahkan ke media dengan konsentrasi 1–5 mgL-1. Untuk multiplikasi

tunas, sitokinin seperti BAP ditambahkan dan juga diberi auksin, seperti

NAA pada konsentrasi yang rendah.

Untuk inisiasi akar, IBA pada konsentrasi 1 – 2 mgL-1 ditambahkan.

Faktor yang paling sulit ditentukan dalam kultur jaringan adalah zat

pengatur tumbuh dan biasanya perlu melakukan penelitian kecil untuk

menentukan konsentrasi terbaik yang akan digunakan. Ada 2 pendekatan:

Pendekatan pertaman adalah dengan menggunakan media dasar MS dan

meneliti kisaran dua zat pengatur tumbuh yang berbeda. Lihat table 12.1.

Tabel 12.1 Pendekatan eksperimental untuk memilih konsentrasi yang

paling tepat dari BAP dan NAA sebagai tambahan pada media MS berisi

2% sukrosa dan 0.8% agar. Dimodifikasi dari Bhojwani dan Razdan (1983).

BAP (mg/L)

NAA 0 0.5 2.5 5.0

7 http://www.fp.unud.ac.id/Zat-pengatur-tumbuhan/pdf

13

Page 14: Kultur Makalah

(mg/L)

0 1 2 3 4

0.5 5 6 7 8

2.5 9 10 11 12

5.0 13 14 15 16

Pendekatan kedua adalah dengan menggunakan metode yang lebih luas

menurut deFossard (1976) diamana 4 kategori yaitu mineral, auksin,

organik dan sitokinin diuji masing–masing pada 3 konsentrasi. Percobaan

yang besar ini memerlukan 81 perlakuan yang berbeda dan sangat

menghabiskan waktu tapi mungkin diperlukan untuk beberapa tanaman

yang sangat sulit dikulturkan.

9. Persiapan Media

Media yang paling banyak digunakan adalah Murashige dan Skoog

(1962). Cara yang paling mudah untuk menyiapkan media MS adalah

dengan membeli prepacked media yang banyak dijual secara komersial.

Berikut adalah hal – hal penting yang mendasar dalam pembuatan media :

1. Sebelum memulai, siapkan lembar media dan tentukan media apa

dan berapa banyak yang akan anda buat. Tulis informasi ini pada

lembar kerja dan periksa setiap langkah sambil anda bekerja. Tanda

tangani dan tulis tanggal pada lembar kerja dan letakkan pada

notebook. Anda dapat menuliskan komentar tentang apa saja yang

tidak biasa atau penting yang terjadi pada saat anda membuat media.

2. Cuci alat gelas dengan air destilata sebelum mulai menyiapkan

media.

3. Ukur kira – kira 90% dari volume akhir air destilata, misalnya 900

ml untuk volume akhir 1 liter, lalu masukkan ke dalam beaker.

4. Jika anda akan memanaskan larutan, pastikan anda menggunakan

alat tahan panas.

5. Sambil mengaduk air, perlahan masukkan bubuk MS dan aduk

hingga benar – benar larut. Cuci bagian dalam paket MS dengan air

14

Page 15: Kultur Makalah

destilata untuk mengambil sisa – sisa bubuk dan masukkan ke

larutan media.

6. Masukkan bahan tahan panas lainnya – stok GM,myo-inositol,

sucrose, BA, aduk rata.

7. Atur pH media menggunakan NaOH, HCl, or KOH.

8. Buat volume akhir media dengan menggunakan labu takar

9. Jika menggunakan agar, masukkan ke dalam campuran media

sebelum diautoklaf.

10. Media harus selalu diautoklaf dalam wadah dengan ukuran 1 1/2 x

atau 2x lebih besar dari volume media agar media tidak tumpah.

11. Tuangkan media sesuai kebuthan sebelum diautoklaf atau sesudah

diautoklaf, tergantung kebutuhan.

12. Tutup wadah pada saat diautoklaf, tapi jangan terlalu erat, agar ada

pertukaran udara.

13. Media disterilisasi dengan mengautoklaf pada 1 kg/cm2 (15 psi),

121º C selama kurang lebih 30 menit. Volume yang lebih besar (200

ml atau lebih) mungkin memerlukan waktu yang lebih lama.

Gunakan exhaust yang lambat.

14. Biarkan media mendingin hingga 55º C sebelum menambahkan

bahan–bahan yang tidak tahan panas (acetosyringone, claforan,

kanamycin).

15. Media dituangkan ke petri dish biasanya dengan volume 25 ml per

petri. Ini akan menghasilkan sekitar 40 petri per liter media.

16. Dinginkan media di dalam laminar. Jangan pindahkan petri yang

telah diisi media sampai petri tersebut dingin.

17. Simpan media yang sudah dingin di refrigerator.8

8 http://www.fp.unud.ac.id/biotek/?page_id=84

15

Page 16: Kultur Makalah

E. TEKNIK KULTUR JARINGANTeknik kultur jaringan sebenarnya sangat sederhana, yaitu suatu sel atau irisan

jaringan tanaman yang sering disebut eksplan secara aseptik diletakkan dan dipelihara dalam

medium pada atau cair yang cocok dan dalam keadaan steril. dengan cara demikian sebagian

sel pada permukaan irisan tersebut akan mengalami proliferasi dan membentuk kalus.

Apabila kalus yang terbentuk dipindahkan ke dalam medium diferensiasi yang cocok, maka

akan terbentuk tanaman kecil yang lengkap dan disebut planlet. Dengan teknik kultur

jaringan ini hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan tanaman dapat dihasilkan kalus yang

dapat menjadi planlet dalam jumlah yang besar.

Teknik kultur jaringan akan berhasil dengan baik apabila syarat-syarat yang

diperlukan terpenuhi. Syarat-syarat tersebut meliputi pemilihan eksplan sebagai bahan dasar

untuk pembentukkan kalus, penggunaan medium yang cocok, keadaan yang aseptik (tanpa

ada kontaminasi bakteri) dan pengaturan udara yang baik terutama untuk kultur cair.

Meskipun pada prinsipnya semua jenis sel dapat ditumbuhkan, tetapi sebaiknya dipilih bagian

tanaman yang masih muda dan mudah tumbuh yaitu bagian meristem, seperti: daun muda,

ujung akar, ujung batang, keping biji dan sebagainya. Bila menggunakan embrio bagian bji-

biji yang lain sebagai eksplan, yang perlu diperhatikan adalah kemasakan embrio, waktu

imbibisi, temperatur dan dormansi.

F. MASALAH-MASALAH YANG TERJADI DALAM KULTUR JARINGAN 1) Kontaminasi

Kontaminasi adalah gangguan yang sangat umum terjadi dalam kegiatan kultur

jaringan. Munculnya gangguan ini bila dipahami secara mendasar adalah merupakan sesuatu

yang sangat wajar sebagai konsekuensi penggunaan yang diperkaya. Fenomena kontaminasi

sangat beragam, keragaman tersebut dapat dilihat dari jenis kontaminasinya (bakteri, jamur,

virus, dll).

Upaya mencegah terjadinya kontaminsai.

1) Biasakan membersihkan berbagai sarana yang diperlukan dalam kultur

jaringan.

2) Yakinkan bahwa proses sterilisasi media secara baik dan benar.

3) Lakukan proses penanaman bahan pada keadaan anda nyaman dan cari

waktu yang longgar.

16

Page 17: Kultur Makalah

2) Pencoklatan/browning

Pencoklatan adalah suatu karakter munculnya warna coklat atau hitam yang sering

membuat tidak terjadinya pertumbuhan dan perkembangan eksplan. Peristiwa pencoklatan

sesunggguhnya merupakan peristiwa alamiah yang biasa yang sering terjadi. Pencoklatan

umumnya merupakan suatu tanda-tanda kemunduran fisiologi eksplan dan tidak jarang

berakhir pada kematian eksplan.

3) Vitrifikasi

Vitrifikasi adalah suatu istilah problem pada kultur yang ditandai dengan:

a) Munculnya pertumbuhan dan pertumbuhan yang tidaknormal.

b) Tanaman yang dihasikan pendek-pendek atau kerdil.

c) Pertrumbuhan batang cenderung ke arah penambahan diameter

d) Tanaman utuhnya menjadi sangat turgescent.

e) Pada daunnya tidak memiliki jaringan pallisade.9

G. KEUNTUNGAN DAN KEKURANGANa. Keuntungan

1. Bibit (hasil) yang didapat berjumlah banyak dan dalam waktu yang singkat

2. Sifat identik dengan induk

3. Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki

b. Kekurangan

1. Bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap hama penyakit dan udara luar

2. Bagi orang tertentu, cara kultur jaringan dinilai mahal dan sulit.

3. Membutuhkan modal ivestasi awal yang tinggi untuk bangunan (laboratorium khusus), peralatan dan perlengkapan.

4. Diperlukan persiapan SDM yang handal untuk mengerjakan perbanyakan kultur jaringan agar dapat memperoleh hasil yg memuaskan

5. Produk kultur jaringan pd akarnya kurang kokoh

9 http://hamdan-motor.blogspot.com/2008/07/kultur-jaringan.html

17

Page 18: Kultur Makalah

BAB IIIKESIMPULAN

Kultur jaringan atau budidaya in vitro adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian

dari tanaman sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbayak diri dan

beregenerasi menjadi tanaman yang lengkap. Kultur jaringan akan lebih besar

presentase keberhasilannya bila menggunakan jaringan meristem.

Tipe-tipe kultur, yakni kultur biji, kultur organ, kultur kalus, kultur suspensi sel, kultur

protoplasma, kultur haploid, dan kultur Meristem.

Alat-alat yang dibutuhkan dalam melakukan kultur jaringan adalah laminar air flow

cabinet (LAFC), entkas, shaker (penggojok), autoklaf, timbangan analitik, stirer,

erlenmeyer, gelas ukur, gelas piala, petridish, pinset, scalpel, lampu spiritus, tabung

reaksi.

Komposisi media dalam kultur jaringan, yaitu hara anorganik, hara organik, sumber

karbon, agar, pH, zat pengatur tumbuh, air, pemilihan media, persiapan media.

Teknik kultur jaringan sebenarnya sangat sederhana, yaitu suatu sel atau irisan

jaringan tanaman yang sering disebut eksplan secara aseptik diletakkan dan dipelihara

dalam medium pada atau cair yang cocok dan dalam keadaan steril. Setelah itu

terbentuk kalus, kalus tersebut dipindahkan kemedia yang cocok lalu akan terbentuk

tanaman baru.

Masalah-masalah yang terjadi dalam kultur jaringan yaitu Kontaminasi,

Pencoklatan/browning, dan Vitrifikasi.

Keuntungan kultur jaringan

4. Bibit (hasil) yang didapat berjumlah banyak dan dalam waktu yang singkat

5. Sifat identik dengan induk

6. Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki

Kekurangan

6. Bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap hama penyakit dan udara luar

18

Page 19: Kultur Makalah

7. Bagi orang tertentu, cara kultur jaringan dinilai mahal dan sulit.

8. Membutuhkan modal ivestasi awal yang tinggi untuk bangunan (laboratorium

khusus), peralatan dan perlengkapan.

9. Diperlukan persiapan SDM yang handal untuk mengerjakan perbanyakan kultur

jaringan agar dapat memperoleh hasil yg memuaskan

10. Produk kultur jaringan pd akarnya kurang kokoh

DAFTAR PUSTAKA

http://9fly.wordpress.com/2008/12/22/kultur-jaringan-tumbuhan/

http://hamdan-motor.blogspot.com/2008/07/kultur-jaringan.html

http://www.google.id/

http://www.yahoo.id/

http://www.fp.unud.ac.id/Zat-pengatur-tumbuhan/pdf

http://www.fp.unud.ac.id/biotek/?page_id=84

http://www.fp.unud.ac.id/biotek/?page_id=48

http://www.fp.unud.ac.id/biotek/?page_id=89

19