refrat pedo andra

16
BAB I PENDAHULUAN Crossbite anterior merupakan deskripsi pada gigi gigi anterior atas yang mempunyai satu atau lebih oklusi pada sisi lingual dari gigi gigii anterior bawah. Menurut Lim jj,prevalensi crossbite anterior 13,82% pada sample populasi Taiwan dari 7.090 pelajar- pelajar SD dan SLTP, pada usia 9-15 tahun. Adanya crossbite anterior dapat menyebabkan perpindahan mandibular (malposisi), apabila tidak diobati dengan baik akan menyebabkan hambatan pertumbuhan maksila, oklusi traumatik dan mengakibatkan perpanjangan waktu pengobatan. Gigitan silang gigi depan (anterior crossbite) didefinisikan sebagai gigitan dengan keseluruhan atau beberapa gigi depan atas baik pada gigi susu maupun gigi permanen berada pada posisi lingual dalam hubungannya terhadap gigi depan bawah. Keadaan ini seharusnya menjadi keprihatinan yang sangat besar bagi 1

Upload: kakak-adek

Post on 13-Apr-2016

287 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

p

TRANSCRIPT

Page 1: Refrat Pedo Andra

BAB I

PENDAHULUAN

Crossbite anterior merupakan deskripsi pada gigi gigi anterior atas yang

mempunyai satu atau lebih oklusi pada sisi lingual dari gigi gigii anterior bawah.

Menurut Lim jj,prevalensi crossbite anterior 13,82% pada sample populasi

Taiwan dari 7.090 pelajar-pelajar SD dan SLTP, pada usia 9-15 tahun. Adanya

crossbite anterior dapat menyebabkan perpindahan mandibular (malposisi),

apabila tidak diobati dengan baik akan menyebabkan hambatan pertumbuhan

maksila, oklusi traumatik dan mengakibatkan perpanjangan waktu pengobatan.

Gigitan silang gigi depan (anterior crossbite)  didefinisikan sebagai

gigitan dengan keseluruhan atau beberapa gigi depan atas baik pada gigi susu

maupun gigi permanen berada pada posisi lingual dalam hubungannya terhadap

gigi depan bawah. Keadaan ini seharusnya menjadi  keprihatinan yang sangat

besar bagi setiap keluarga  terutama orang tua dimulai sejak tahap awal periode

tumbuh kembang gigi anak, karena keadaan ini jika dibiarkan dapat

mengakibatkan gangguan estetika dan fungsional yang sangat serius bagi

perkembangan anak dikemudian hari.1

Gambar 1 : Crossbite Anterior

1

Page 2: Refrat Pedo Andra

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

Anterior adalah salah satu masalah pertumbuhan yang ditemui pada

pertumbuhan gigi awal. Dapat terjadi baik dengan gigi geligi insisif tengah

maupun lateral dan paling sering disebabkan oleh rahang atas yang tumbuh

terlalu jauh ke lingual. Anterior crossbite dapat mengidikasikan masalah

pertumbuhan tulang dan berkembanganya maloklusi klas III. Crossbite

anterior pada satu atau lebih dari insisive permanen, dapat menjadi bukti

perbedaan lokal, sebagian besar kasus harus diperlakukan sesegera mungkin

setelah ditemukan. Perawatan yang terlambat dapat menyebabkan komplikasi

serius seperti kehilangan panjang lengkung. 5

Anterior crossbite adalah hasil dari berbagai kondisi, yang meliputi antara

lain: 5

1. Sebuah gigi supernumerary yang terletak secara labial dapat

menyebabkan torsiversi dan lingual defleksi dari inciso, yang mungkin

erupsi dalam hubungan rotasi atau crossbite.

2. Trauma pada gigi sulung dapat menyebabkan displacement

berkembanganya pengganti gigi permanen dan erupsi pada croosbite.

3. Sebuah defienciency panjang lengkungan dapat menyebabkan defleksi

lingual gigi anterior permanen saat erupsi, yang sering diamati di

daerah lateral gigi insisivus atas. Erupsi dini gigi caninus permanen

2

Page 3: Refrat Pedo Andra

dalam kasus kekurangan panjang lengkungan dapat menyebabkan

lateral gigi insisif tertekan secara lingual dan erupsi dalam crossbite.

A. Etiologi

Etiologinya dapat berupa tulang skeletal, gigi, kombinasi kedua faktor dan

genetik.4

1. Tulang skeletal

Perbedaan tulang skeletal anterior posterior merupakan salah satu

penyebab anterior crossbite. Contohnya, pertumbuhan mandibula yang

berlebihan mungkin menyebabkan crossbite pada incisal anterior. Selain

itu, pertumbuhan maksila yang lambat pada garis sagital mungkin juga

akibat dari crossbite anterior. Contoh kecil atau hancurnya lengkung

maksila yang menghubungkan dengan cleft palate juga akan menjadi

penyebab anterior crossbite pada mayoritas pasien. Umumnya penyebab

tulang skeletal pada anterior crossbite diwariskan. Manifestasi perbedaan

seperti ukuran atau posisi maksila, mandibula, atau keduanya. Mandibula

yang tumbuh berlebih, atau posisi glenoid fossa anterior, pendek atau

posisi maksila posterior, dan bahkan indikator dasar cranial yang pendek

harus dipertimbangkan dengan sifat tulang skeletal pada anterior crossbite.

Faktor etiologi tulang skeletal dapat dikembangkan menjadi tiga kategori

atau banyak kombinasi seperti penyebab genetic/sindrom, defisiensi

maksila dan pertumbuhan mandibula yang berlebih.4

3

Page 4: Refrat Pedo Andra

2. Faktor Genetik

Banyak sindrom yang mempengaruhi pertumbuhan wajah

setidaknya secara genetik. Sindrom seperti bibir dan palatum, sindrom

crouzon dan sindrom yang terkait dengan defisiensi wajah, dalam banyak

contoh anterior crossbite karena defisiensi maksila skeletal. Pengamatan

defisiensi wajah pada pasien yang memiliki sindrom diperburuk oleh

restriksi pada pertumbuhan maksila yang mungkin hasil dari jaringan parut

yang terkait dengan koreksi operasi cleft lip dan atau palatum.4

3. Gigi

Faktor etiologi untuk non skeletal anterior crossbite yang paling

umum adalah kekurangan ruang untuk pertumbuhan gigi incisive

permanen. Kehilangan dini gigi pada rahang atas, akibatnya atau

kehilangan gigi permanen posterior, atau gigi caninus gigi anterior atas

akan menyimpang kea rah distal atau palatal. Sebagian besar anak anak

dengan anterior crossbite akan melibatkan beberapa gigi, tulang skeletal

harus dianggap beda. Posisi labial gigi supernumerary, trauma gigi atau

cups gigi permanen, atau bahkan kebiasaan menggigit bibir merupakan

inklinasi aksial abnormal pada incisive atas, yang mana penyebab lain gigi

anterior crossbite. Selain itu, hubungan gigi secara dini selama mandibular

menutup mungkin menjadi kelas III, penyebab lain anterior crosbite.4

4

Page 5: Refrat Pedo Andra

Perawatan

Crossbite anterior dapat dikoreksi dengan berbagai tipe peralatan baik alat

pasif maupun alat aktif sesuai dengan keadaannya.

Beberapa alat untuk penananggulangan crossbite anterior antara lain:

1. Tongue blade

2. Acrylic inclined plane

3. Reserved stainless steel crown

5

Page 6: Refrat Pedo Andra

BAB III

PEMBAHASAN

Laporan Kasus

Seorang pasien anak laki-laki warga Cina umur 9 tahun dibawa ke rumah

sakit oleh ibu nya untuk mendapatkan perawatan tentang “gigi depan yang salah

posisi”. Riwayat medis dan dental nya, dia tidak pernah mendapatkan perawatan .

Pada pemeriksaan ekstra oral, wajahnya simetris dengan penampilan sbelah lateral

lebih cembung. Pada pemeriksaan intra oral gigi 11 lebih miring ke arah disto

palatal dan gigi 42 crossbite (Gambar 1). Tidak ada pergesaran mandibula pada

saat pemakaian fungsional. Pemeriksaan radiografis semua gigi permanen

berkembang secara normal. Gigi 11 dan 21 masih terdapat apex akar yang terbuka

luas. Hal itu telah dilaporkan bahwa perawatan orthodontic pada suatu gigi

dengan apex akar yang terbuka akan menghasilkan penutupan awal apex secara

dini, menghasilkan suatu gigi dengan akar yang pendek. Selanjutnya hal tersebut

diputuskan untuk menunggu sampai gigi gigi insisif lebih berkembang sebelum

dilakukan koreksi crossbite. Setelah 1 tahun pasien kembali untuk dilakukan

pemeriksaan. Crossbite yang telah diperbaiki gigi 11 dan 42 menjadi edge to edge.

(gambar 3). Bagaimanapun juga dapat terjadi resesi ringan pada gigi 42 yang

kemungkinan disebabkan oleh trauma oklusi (Gambar 4), karena crossbite telah

diperbaiki maka diputuskan untuk melakukan observasi kasus tersebut.

6

Page 7: Refrat Pedo Andra

Gambar 1. Gigi 11 crossbite dengan gigi 42

Gambar 2. Apices of teeth 11 and 21 were still wide open

Gambar 3. Tooth 11 in edge to edge position with tooth 42

7

Page 8: Refrat Pedo Andra

Gambar 4. Buccal gingival recession of tooth 42 resulted from

traumatic occlusion between teeth 11 and 42

Kasus ini diikuti sampai gigi permanen. Sebuah space maintainer tipe

palatal arch untuk meminimalisasi kehilangan ruangan pada lengkung atas.

Crossbite selanjutnya dikoreksi untuk overbite dan overjet normal. Keadaan

gingiva gigi 42 menjadi lebih baik (Gambar 5). Apex gigi 11 dan 21 terbentuk

sempurna dengan panjang akar yang normal (Gambar 6). Pemasangan space

maintainer pada gigi 16.

Gambar 5. Anterior crossbite between teeth 11 and 42

corrected with normal overbite and overjet

8

Page 9: Refrat Pedo Andra

Gambar 6. Root apex of tooth 11 matured with normal length

Diskusi

Anterior crossbite menyebabkan perpindahan rahang bawah yang akan

menjadi berbagai masalah dental. Koreksi awal dari crossbite anterior memudakan

erupsi kaninus premolar ke dalam kelas 1, mengurangi traumatik oklusi pada

daerah insisal (yang mana dapat menyebabkan perlekatan dan resesi gingiva),

memberikan lingkungan normal untuk pertumbuhan maksila, dan dapat sering

memberikan rasa percaya diri kepada anak-anak.

Pada kasus ini, koreksi pada crossbite anterior ditunda karena terbukanya

apeks (akar), akibatnya crossbite akan terkoreksi sendiri. Hal itu harus dicatat

kejadian ini tidak umum. Hal tersebut biasanya perlu untuk menkoreksi crossbite

dengan alat orthodontic sebagai sebagai ukuran interseptif dan kasus ini sebagai

pengecualian dari kondisi yang umum. Hal itu kemungkinan bahwa lidah lebih ke

arah insisal,karena disana terdapat ruang untuk memungkinkan terjadinya hal ini.

9

Page 10: Refrat Pedo Andra

BAB IV

KESIMPULAN

10

Page 11: Refrat Pedo Andra

DAFTAR PUSTAKA

1. McDonald, Ralph E., Avery, David R.,and Dean, Jeffrey A. Dentistry for the

Child and Adolescent . 8th Edition. ST.Louis: Mosby; 2004. Hal: 651-653

2. Tanaka, Orlando Motohiro., Maciel, José Vinícius Bolognesi., Kreia, Tatiana

Banzatto., Ávil, Ana Letícia Rocha., Pithon, Matheus Mello. The Anterior

Dental Cross-Bite: The Paradigm Of Interception In Orthodontics. Jan 2010.

Hal: 72

3. Barber, Thomas K., Luke, Larry S. Pediatric Dentistry: Postgraduated Dental

Handbook Series, Vol. 17. John Wright: Massachusetts; 1982. Hal: 249

11