pembuatan biakan murni mikrobiologi

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan, ada beberapa diantaranya bermanfaat dan ada pula yang merugikan. Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan, mereka ada pada tubuh, di dalam tubuh dan di sekeliling, contohnya pada air (Dwidjoseputro, 2005). Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar ini sangatlah besar dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh manusia. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Sebagai contoh, sekali bersin dapat menebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Alam di sekitar, baik itu tanah, air, maupun udara juga dihuni oleh kumpulan mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal dengan istilah biakan campuran, menjadi spesies yang berbeda-beda yang dikenal dengan istilah biakan murni. Biakan murni ini terdiri dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk (Pelczar, 1986).

Upload: risali-addini

Post on 30-Dec-2014

464 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Biakan murni

TRANSCRIPT

Page 1: Pembuatan Biakan Murni Mikrobiologi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan, ada beberapa diantaranya

bermanfaat dan ada pula yang merugikan. Mikroorganisme terdapat dimana-mana

didalam lingkungan, mereka ada pada tubuh, di dalam tubuh dan di sekeliling,

contohnya pada air (Dwidjoseputro, 2005).

Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar ini sangatlah besar dan cukup

kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh manusia. Mereka

terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Sebagai contoh, sekali bersin dapat

menebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Alam di sekitar, baik itu tanah, air, maupun

udara juga dihuni oleh kumpulan mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai

mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan

populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal dengan istilah biakan

campuran, menjadi spesies yang berbeda-beda yang dikenal dengan istilah biakan

murni. Biakan murni ini terdiri dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu

sel induk (Pelczar, 1986).

Di alam, populasi mikroba merupakan populasi campuran dari berbagai

mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Teknik biakan murni digunakan

untuk memisahkan berbagai macam bakteri tersebut. Untuk dapat memperoleh biakan

murni digunakan beberapa teknik biakan yaitu metode agar tuang, metode sebar dan

metode goresan.

Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) bisa dikatakan tidak ada bakteri yang hidup

tersendiri dan terlepas dari spesies lainnya. Bakteri patogen biasanya ada bersama

dengan suatu bakteri yang ada. Ada juga yang disebut penyerang yang mengikut

Page 2: Pembuatan Biakan Murni Mikrobiologi

(secondary invaders). Mungkin juga bakteri patogen yang mengikut. Untuk menentukan

siapa penyerang dan siapa yang mengikut diberikan pedoman, siapa yang berada

ditempat tersebut lebih dulu, dan siapa yang datang kemudian (Dwidjoseputro, 2005).

Yang melatarbelakangi percobaan pembuatan biakan murni ialah untuk menambah

keterampilan dan pengetahuan mengenai cara pembuatan biakan murni. Untuk

memudahkan pemeriksaan perlu diadakan pemiaraan, sehingga sewaktu diperlukan

bakteri selalu tersedia.

1.2 Tujuan Percobaan

a. Mengetahui metode-metode yang digunakan dalam pembuatan biakan murni pada

cawan petri.

b. Mengetahui prinsip pembuatan biakan murni dan prinsip pembuatan biakan murni

dengan metode cawan gores.

c. Mengetahui manfaat dari pembuatan biakan murni.

Page 3: Pembuatan Biakan Murni Mikrobiologi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba

tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Persyaratan

utama bagi isolasi dan pembuatan biakan murni adalah harus adanya kondisi optimum

untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteri yang paling baik dan paling

utama adalah dari inang. Sebagai contoh bakteri E. coli yang dijumpai di dalam

pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan

sentifugasi atau filtrasi bahan sumbernya dan penambahan kloroform untuk membunuh

sel-sel bakterinya (Anonim, 2010).

Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari bahan

nutrien. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada banyak faktor

seperti apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Perbenihan untuk

pertumbuhan bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus mengandung semua zat

makanan yang diperlukan oleh organisme tersebut. Faktor lain seperti pH, suhu, dan

pendinginan harus dikendalikan dengan baik. Selain untuk tujuan diatas medium juga

memiliki fungsi lain, seperti tempat untuk mengisolasi, seleksi, evaluasi dan diferensiasi

biakan yang didapatkan. Agar tiap-tiap medium memilki karakteristik yang sesuai

dengan tujuan sehingga seringkali digunakan beberapa jenis zat tertentu yang

mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembang biakan mikroba (Pelczar,

1986).

 

Untuk menyendirikan suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu:

1. Dengan pengenceran

Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil memelihara

Streptococcus lactis dalam piaraan murni yang diisolasi dari sampel susu yang

sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-

macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil

pengenceran ini kemudian di ambil kira-kira 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Jika

Page 4: Pembuatan Biakan Murni Mikrobiologi

dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu

medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang

akan tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan

memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan

piaraan murni. Jika kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh

tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran

dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.

2. Dengan penuangan

Robert Koch mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikit sampel

campuran bakteri yang mudah diencerkan, dan sampel ini kemudian di sebar di

dalam suatu medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian

dia memperoleh suatu piaraan adukan. Setelah medium tersebut mengental maka

selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni-koloni yang masing-masing dapat

dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan di atas, maka akhirnya akan

diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin.

3. Dengan penggesekan

Metode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan waktu, hanya

sayang, dengan ini maka bakteri anaerob tidak dapat tumbuh. Jika ujung kawat

inokulasi dibengkokkan, kemudian ujung itu setelah disentuhkan suatu medium,

maka beberapa waktu kemudian daripada itu (kurang lebih setelah 12 jam) akan

tampaklah koloni-koloni yang letaknya tersebar di permukaan medium, jika

diadakan pemindahan sampel dari suatu koloni yang letaknya terpencil, maka akan

diperoleh suatu piaraan murni.

4. Dengan mengucilkan satu sel

Alangkah baiknya jika kita mempunyai alat yang dapat menyangkut suatu bakteri

dari sekian banyak, dengan tiada ikut sertanya bakteri lain. Alat semacam itu ada,

meskipun cara menggunakannya tidak gampang. Alat itu berupa mikropipet yang

ditempatkan pada tangan-tangan suatu micromanipulator. Dengan mikropipet dibuat

beberapa tetesan bergantung pada suatu kaca penutup. Jika tampak suatu tetesan

hanya mengandung satu bakteri, maka dengan lain mikropipet tetesan tersebut

dipindahkan ke suatu medium encer dengan maksud supaya bakteri tersebut berbiak

Page 5: Pembuatan Biakan Murni Mikrobiologi

dulu. Kemudian dari sini dapat diperoleh piaraan murni. Metode ini sangat

memerlukan kesabaran, lagi pula micromanipulator itu sangat mahal.

5. Dengan inokulasi hewan

Metode ini didasarkan atas suatu kenyataan, bahwa tidak semua bakteri dapat

tumbuh di dalam tubuh seekor hewan. Misal kita ambil dahak dari seseorang yang

disangka menderita TBC. Jika dahak ini disuntikkan ke dalam tubuh tikus putih,

maka bakteri-bakteri saprobe yang ikut serta itu tidak akan bertahan, sehingga

kemudian kita peroleh semata-mata basil TBC saja. Piaraan Pneumococcus murni

dapat diperoleh dengan jalan demikian juga. Bakteri yang ketinggalan dalam tubuh

tikus yang sakit atau mati itu akhirnya dapat dipindahkan ke dalam medium yang

sesuai. Inokulasi yang dapat dilakukan di dalam kulit (intracutaneous), dapat di

bawah kulit (subcutaneous), dapat di dalam otot (intrainuscular), dapat di dalam

rongga tubuh atau tempat lainnya.

6. Penanaman pada agar

Tidak seperti sel-sel dalam medium cair, sel-sel dalam atau pada medium gel dibuat

menetap. Oleh karenanya, jika cukup sedikit sel diletakkan dalam atau pada medium

gel, tiap sel akan tumbuh menjadi kloni yang terpisah. Bahan gel ideal untuk

kebanyakan media mikrobiologi adalah agar, polisakarida asam yang ekstrak dari

alga merah tertentu. Suspensi 1,5 - 2% dalam air yang dilarutkan pada suhu 100oC,

membentuk larutkan jernih yang memadat pada suhu 45oC. Karenanya, larutan agar

steril dapat dibandingkan pada suhu 50oC, sel bakteri atau mikroba lainnya

ditambahkan, dan kemudian larutan segera didinginkan di bawah 45oC untuk

membentuk gel meskipun kebanyakan sel mikroba mati pada suhu 50oC, waktu

untuk proses mematikan cukup cukup sampai dipanaskan di atas 80oC, sehingga

setiap suhu yang sesuai untuk inkubasi biakan mikroorganisme dapat digunakan

berikutnya. Pada metode pour plate, suspensi sel dicampur dengan agar cair pada

suhu 50oC dan dituang ke dalam cawan petri. Ketika agar memadat, sel-sel tidak

dapat bergerak dalam agar  dan tumbuh menjadi koloni. Jika suspensi sel cukup

diencerkan koloni akan terpisah dengan baik, sehingga masing-masing memiliki

kemungkinan tinggi diturunkan dari sel tunggal. Dengan mengulangi prosedur ini

beberapa kali menjamin untuk memperoleh biakan murni

(Trie, 2012).

Page 6: Pembuatan Biakan Murni Mikrobiologi

Ada beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk menanam biakan dicawan petri

diantaranya adalah:

1. Metode cawan gores

Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni

yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan dengan

membagi 3 - 4 cawan petri. Ose steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber

isolat, kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawan petri berisi media steril.

Goresan dapat dilakukan 3 - 4 kali membentuk garis horisontal disatu cawan. Ose

disterilkan lagi dengan api bunsen setelah kering ose tersebut digunakan untuk

menggores goreskan sebelumnya pada sisi cawan kedua. Langkah ini dilanjutkan

hingga keempat sisi cawan tergores. Metode cawan gores yang dilakukan dengan

baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan.

Ada beberapa cara menggores yang biasa digunakan dalam cara penggoresan, yaitu:

a. Goresan T       

b. Goresan kuadran

c. Goresan radian

d. Goresan sinambung

2. Metode cawan tuang 

Cara lain untuk memperoleh biakan koloni murni dari populasi campuran

mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang

telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian di cawankan. Karena konsentrasi

sel-sel mikroba di dalam eksperimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya,

maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya

satu di antara cawan-cawan tersebut mengandung koloni-koloni terpisah baik di atas

permukaan maupun di dalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan

namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi. Proses pemisahan atau

pemurniaan dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan

mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme memerlukan suatu

populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.

3. Metode cawan sebar

Metode cawan sebar adalah suatu teknik didalam menumbuhkan mikroorganisme

didalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau

Page 7: Pembuatan Biakan Murni Mikrobiologi

menghapuskanya diatas media agar yang telah memadat. Sedangkan pada metode

agar tuang kultur dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat).

Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata

pada bagian permukaan media agar.

4. Teknik dilusi (pengenceran)

Tujuan dari teknik ini adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya

kedalam air, sehingga lebih mudah penanganannya. Sampel yang telah diambil

kemudian disuspensikan dalam aquades steril. Teknik dilusi sangat penting dalam

analisa mikrobiologi. Karena hampir semua metode penelitian dari penghitungan

jumlah sel mikroba menggunakan teknik ini, seperti: TPC (Total Plate Counter)

(Aini, 2010).

Beberapa metode dalam teknik inokulasi, antara lain:

1. Biakan agar cawan

Kultur mikroba dibiakkan dengan cara menginokulasi pada agar cawan, dimana

penyebaran kultur dilakukan dengan goresan diatas agar. Ada beberapa cara untuk

menggoreskan kultur pada agar cawan yaitu: goresan langsung, goresan kuadran,

dan goresan radian.

2. Biakan agar tuang

Digunakan untuk mengencerkan atau mengisolasi yang terdapat pada contoh.

Setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu, koloni akan tumbuh pada permukaan

dan bagian bawah agar.

3. Biakan agar miring dan agar tegak

Dapat dilakukan dengan cara menggoreskan secara zig-zag pada permukaan agar

miring menggunakan jarum ose yang bagian atasnya dilengkungkan. Cara ini juga

dilakukan pada agar tegak untuk meminimalisir pertumbuhan mikroba dalam

keadaan kekurangan oksigen. Usaha mencegah masuknya mikroorganisme yang

tidak diinginkan dan untuk menanam suatu spesies terdapat baberapa cara, yaitu:

penanaman dengan penggoresan dan penanaman lapangan biakan agar tabung.

(Maulida, 2012).

Page 8: Pembuatan Biakan Murni Mikrobiologi

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 April 2013 pukul 08.00 – 10.00

WITA dan pengamatan yang dilakukan hari Jum’at 25 April 2013 pukul 14.00 – 14.30

WITA di Laboratorium Rekayasa Lingkungan bertempat di Fakultas Teknik Universitas

Mulawarman Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat-alat

1. Tabung reaksi

2. Lampu bunsen

3. Cawan petri

4. Kawat ose

5. Inkubator

6. Tisu

7. Rak tabung

3.2.2 Bahan-bahan

1. Air bersih

2. Kertas label

3. Media Nutrient Agar (NA)

4. Bakteri

5. Alkohol 70%

6. Aluminium foil

7. Sabun pencuci

Page 9: Pembuatan Biakan Murni Mikrobiologi

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Metode cawan gores pada cawan petri

1. Dicuci bersih tangan praktikan menggunakan sabun dan dibersihkan hingga kering.

2. Dipanaskan kawat ose dengan bunsen hingga memerah, lalu diangin-anginkan

hingga cukup dingin.

3. Dipanaskan dengan bunsen cawan petri yang berisi bakteri dibagian pinggirnya

dengan diputar-putar.

4. Diambil sampel bakteri dengan menggunakan ujung kawat ose tadi.

5. Dipanaskan dengan bunsen cawan petri yang berisi media NA dibagian pinggirnya

dengan diputar-putar.

6. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri pada cawan petri yang berisi media NA

secara perlahan sesuai dengan urutan penggoresan.

7. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara rapat pada goresan pertama (first

streak) pada cawan petri yang berisi media NA.

8. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara agak jarang pada goresan kedua

(second streak) pada cawan petri yang berisi media NA dan digoreskan

menyambung dengan goresan pertama (first streak).

9. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara jarang pada goresan ketiga (third

streak) pada cawan petri yang berisi media NA dan digoreskan menyambung

dengan goresan kedua (second streak).

10. Diinkubasi didalam inkubator selama 24 jam.

3.3.2 Metode cawan gores pada tabung reaksi (media NA miring)

1. Dicuci bersih tangan praktikan menggunakan sabun dan dibersihkan hingga kering.

2. Dipanaskan kawat ose dengan bunsen hingga memerah, lalu diangin-anginkan

hingga cukup dingin.

3. Dipanaskan dengan bunsen cawan petri yang berisi bakteri dibagian pinggirnya

dengan diputar-putar.

4. Diambil sampel bakteri dengan menggunakan ujung kawat ose tadi.

5. Dibuka penutup tabung reaksi lalu, dipanaskan mulut tabung reaksi yang berisi

media NA dengan bunsen.

Page 10: Pembuatan Biakan Murni Mikrobiologi

6. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara zig-zag pada media NA yang ada

dalam tabung reaksi.

7. Dipanaskan lagi mulut tabung reaksi tadi, lalu ditutup dengan aluminium foil.

8. Diinkubasi didalam inkubator selama 24 jam.

Page 11: Pembuatan Biakan Murni Mikrobiologi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel Hasil Pengamatan Streak yang Terbentuk

No Gambar Keterangan1 Media NA tegak 1. Hasil streak

2. Media

3. Kontaminan

2 Media NA miring

1. Hasil streak

2. Media

3. Kontaminan

Page 12: Pembuatan Biakan Murni Mikrobiologi

4.2 Pembahasan

Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri dari satu jenis mikroba yang semuanya

berasal dari satu sel induk. Prinsip biakan murni ialah memisahkan satu jenis (spesies)

mikroba (bakteri dan jamur) dengan mikroba lain yang berasal dari campuran

bermacam-macam mikroba. Pertumbuhan biakan murni adalah memisahkan satu jenis

spesies dengan spesies lainnya, hanya mengambil satu spesies saja. Teknik biakan

murni ini biasanya dengan media buatan, dengan membuat suatu media agar yang diberi

nutrisi dan protein sebagai makanan mikroba agar mikroba yang ditumbuhkan tetap

hidup.

Metode yang digunakan untuk membuat biakan murni pada media agar ada beberapa

jenis yaitu, metode cawan gores, metode cawan tuang, dan metode cawan sebar. Pada

percobaan kali ini digunakan metode cawan gores untuk membuat biakan murni. Pada

metode cawan gores mempunyai prinsip yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar

terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Dengan

terjadinya proses penggoresan ini diharapkan zat-zat atau mikroba-mikroba pengganggu

akan terasingkan dan didapatkan biakan murni. metode ini dilakukan dengan cara

membagi 3 – 4 bagian pada cawan petri. Kawat ose yang steril telah disiapkan

diletakkan pada sumber isolat, kemudian digoreskan kawat ose tersebut pada cawan

petri berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3 - 4 kali, goresan ini dibuat secara

zig-zag. Cara menggoresnya pun ada beberapa jenis yaitu, goresan T, goresan kuadran,

goresan radian, dan goresan sinambung.

         

Goresan T Goresan Kuadran Goresan Radian Goresan Sinambung

Metode cawan gores ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan

waktu. Cara penggoresan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng,

Page 13: Pembuatan Biakan Murni Mikrobiologi

bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Namun untuk memperoleh

hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari

pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan

menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Kesulitan dari metode ini

yaitu proses penggoresan yang cukup lama dan sulit, sehingga memudahkan terjadinya

kontaminasi dan kegagalan.

Pada percobaan kali ini dilakukan pembuatan biakan murni dengan metode cawan gores

dengan jenis goresannya goresan T. Langkah pertama adalah siapkan media NA yang

sudah steril dan mikroba yang akan digunakan untuk pembuatan biakan murni. Lalu

siapkan juga kawat ose yang disterilisasi dengan cara memanaskannya dilampu bunsen

hingga memerah, pemanasan ini merupakan proses sterilisasi untuk kawat ose. Lalu

didinginkan sebentar karena jika masih panas mikroba yang akan dibuat biakan

murninya pasti tidak akan bisa hidup atau mati sehingga tidak didapatkan biakan murni.

Cawan petri yang berisi mikroba yang akan dibuat biakan murninya dipanaskan dekat

lampu bunsen terutama bagian pinggirnya, lalu diambil satu ose dengan cara

mengenakan ujung kawat ose tadi pada media yang berisi mikroba tadi. Kemudian

digores menggunakan goresan T dicawan petri yang berisi media NA yang digunakan

sebagai tempat biakan murni. Sebelumnya cawan petri tempat biakan murni ini

dipanaskan terlebih dahulu didekat lampu bunsen pada bagian pinggirnya.

Penggoresannya dilakukan sebanyak 3 kali, penggoresan pertama (first streak) digores

rapat, penggoresan kedua (second streak) digores agak jarang, dan penggoresan ketiga

(third streak) digores jarang. Semua goresan ini harus terhubung satu sama lain dari

goresan pertama hingga ketiga. Selama proses ini berlangsung kita harus melakukannya

dibelakang bunsen, hal ini bertujuan agar tidak ada mikroba atau zat pengganggu yang

ikut masuk kedalam biakan murni sehingga terbentuknya kontaminan. Selain itu pada

saat penggoresan jangan sampai media NA menjadi rusak karena akan mengakibatkan

mikroba tidak dapat tumbuh. Pada metode ini, goresan disisi pertama diharapkan koloni

tumbuh padat dan berhimpit, sedangkan pada goresan sisi kedua, koloni mulai tampak

jarang dan begitu pula selanjutnya, sehingga didapatkan koloni yang tampak tumbuh

terpisah dengan koloni lain. Selain itu, goresan satu dan lainnya harus saling terhubung

agar didapatkannya koloni bakteri yang baik.

Page 14: Pembuatan Biakan Murni Mikrobiologi

Pada percobaan yang dilakukan pada cawan petri dengan metode gores, berhasil dibuat

biakan murninya. Biakan murni ini terlihat dengan adanya koloni-koloni bakteri yang

muncul diatas media yang berwarna putih dan nampak seperti titik-titik kecil serta

sesuai dengan goresan yang dilakukan. Namun adanya kontaminan yang juga ikut

masuk kedalamnya sehingga tidak semua koloni bakteri terbentuk dari tiga goresan

yang dilakukan. Kontaminan ini ada dikarenakan proses pengerjaan yang tidak aseptik

sehingga zat atau mikroba yang tidak diharapkan ikut masuk kedalam cawan petri

membentuk kontaminan.

Selain itu, dilakukan juga pembuatan biakan murni pada media agar miring yang

ditempatkan pada tabung reaksi. Langkah pengerjaannya pun hampir sama, kawat ose

yang digunakan terlebih dulu dipanaskan dilampu bunsen hingga memerah lalu diangin-

anginkan sebentar. Lalu cawan petri yang berisi mikroba yang akan dibuat biakan

murninya dipanaskan dekat lampu bunsen pada bagian pinggirnya, dan ujung kawat ose

dikenakan pada cawan petri tadi untuk mengambil mikroba yang akan dibuat biakan

murninya. Lalu panaskan mulut tabung reaksi yang telah berisi media NA, dan

dilakukan penggoresan secara zig-zag pada media tersebut. Pengerjaannya pun juga

harus dilakukan dibelakang lampu bunsen.

Pada pembuatan biakan murni untuk media agar miring dihasilkan biakan murninya.

Biakan ini nampak diatas media sesuai dengan goresan yang dilakukan (zig-zag),

membentuk koloni bakteri yang terlihat seperti titik-titik kecil yang berwarna putih.

Faktor kesalahan yang biasa terjadi yaitu praktikan yang salah dalam menggoreskan

misalnya penggoresan yang terlalu dalam atau penggoresan yang membuat media rusak

dan kurangnya ketelitian, sehingga pertumbuhan biakan murni tidak didapatkan. Lalu

apabila praktikan langsung menggunakan kawat ose yang masih panas sehingga

membuat mikroba yang akan ditumbuhkan mati. Serta pengerjaanya yang tidak aseptik

atau tidak dilakukan dibelakang lampu bunsen sehingga mengakibatkan masuknya zat

atau mikroba lain yang mengganggu pertumbuhan biakan murni.

Page 15: Pembuatan Biakan Murni Mikrobiologi

Manfaat biakan murni, yaitu untuk mendapatkan koloni yang satu jenis, dan dapat

digunakan untuk mempelajari morfologi, fisiologi, biokimia, genetika, atau kegiatan

apapun dari mikroba hanya dapat dilakukan apabila kita telah mempunyai biakan murni.

Selain itu dengan adanya biakan murni dari suatu jenis mikroba, maka pada saat

mikroba itu dibutuhkan sewaktu-waktu maka dengan mudah didapatkan tak perlu

mencari dan mengisolasinya lagi.

Page 16: Pembuatan Biakan Murni Mikrobiologi

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a. Metode-metode yang biasa digunakan dalam pembuatan biakan murni pada cawan

petri yaitu, metode cawan gores, metode cawan tuang, metode cawan sebar, dan

metode pengenceran.

b. Prinsip dari biakan murni ialah memisahkan satu jenis (spesies) mikroba (bakteri

dan jamur) dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam

mikroba. Prinsip metode cawan gores yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar

terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi.

c. Manfaat biakan murni, yaitu untuk mendapatkan koloni yang satu jenis, dan dapat

digunakan untuk mempelajari morfologi, fisiologi, biokimia, genetika, atau kegiatan

apapun dari mikroba hanya dapat dilakukan apabila kita telah mempunyai isolat

murni.

5.2 Saran

Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya digunakan metode-metode dan teknik-teknik

lain untuk pembuatan biakan murni, misalnya metode gores kuadran atau metode sebar.

Page 17: Pembuatan Biakan Murni Mikrobiologi

DAFTAR PUSTAKA

1. Aini, Feny. 2010. Pembuatan Biakan Murni. http://feni-

mikrobiologi.blogspot.com/2010/12/desinfektan.html, diakses tanggal 24 April

pukul 15.35 WITA.

2. Anonim. 2010. Teknik Membuat Biakan Murni.

http://teknikmembuatbiakanmurni.blogspot.com, diakses tanggal 24 April pukul

16.16 WITA.

3. Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang. Djambatan.

4. Maulida, Andri. 2012. Pembuatan Biakan Murni.

http://maulidafarmasi.blogspot.com/2012/02/pembuatan-biakan-murni.html,

diakses tanggal 16 April 2013 pukul 19.00 WITA.

5. Pelczar, Michael. 1986. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakata. U dan D.

6. Trie, Ita. 2012. Laporan Mikrobiologi Pembuatan Biakan Murni.

http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-mikrobiologi-pembuatan-

biakan.html, diakses tanggal 24 April 2013 pukul 16.53 WITA.

Page 18: Pembuatan Biakan Murni Mikrobiologi

LAMPIRAN