perbedaan kecerdasan emosi antara siswa kelas …... · perbedaan kecerdasan emosi antara siswa...

62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran CALISTA GIOVANI G0009044 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2012

Upload: dothien

Post on 08-Mar-2019

280 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

i

PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

CALISTA GIOVANI

G0009044

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2012

Page 2: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ii

Page 3: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 6 Agustus 2012

Calista Giovani NIM G 0009044

Page 4: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

iv

ABSTRAK

Calista Giovani, G0009044, 2012. Perbedaan Kecerdasan Emosi antara Siswa Kelas II SMA Berbasis Agama dan SMA Reguler.Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Latar Belakang: Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran memahami perasaan dan maknanya serta mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu membangun perkembangan emosi dan intelektual. Agama dapat meningkatkan kecerdasan emosi dan dapat memberi pengaruh baik pada para remaja, misalnya siswa SMA. Siswa SMA berbasis agama memiliki kecerdasan emosi yang lebih baik karena memiliki ajaran agama lebih banyak dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan kecerdasan emosi antara siswa kelas II SMA berbasis agama dan SMA reguler. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah siswa kelas II SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dan SMA Negeri 7 Surakarta. Pengambilan sampel dilaksanakan secara purposive random sampling dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.Sampel mengisi (1) formulir biodata dan informed consent sebagai tanda persetujuan, (2) kuesioner skala L-MMPI untuk menilai dan mengetahui kejujuran dalam menjawab pertanyaan yang diberikan, (3) kuesioner Kecerdasan Emosi.Diperoleh 60 sampel dan dianalisis menggunakan (1) Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov (2) Uji t-independent melalui program SPSS 17 for Windows. Hasil Penelitian: Penelitian ini menunjukkan (1) rerata skor kecerdasan emosi pada siswa kelas II SMA berbasis agama sebesar 119,9 ± 10,957 dan untuk siswa kelas II SMA reguler sebesar 112,6 ± 9,708 (2) hasil uji t-independent menunjukkan t = 2,719 dan p = 0,009. Simpulan Penelitian: Terdapat perbedaan kecerdasan emosi yang bermakna antara siswa kelas II SMA berbasis agama dengan siswa kelas II SMA reguler.Siswa kelas II SMA berbasis agama lebih baik kecerdasan emosinya dibandingkan siswa kelas II SMA reguler. Kata kunci: Kecerdasan Emosi, SMA berbasis agama, SMA reguler

Page 5: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

v

ABSTRACT

Calista Giovani, G0009044, 2012. The Differences of Emotional Quotient In the 2nd Grade Students of Faith Based High School and Students of Regular High School. Mini Thesis. Medical Faculty of Sebelas Maret University Surakarta. Background: Emotional Quotientis the ability to recognize feelings, reach and awaken the senses to help the mind to understand the feelings and meanings as well as controlling the depth of feeling that helps to build emotional and intellectual development. Faith can increase emotional quotientand can give good influence for young people, such as high school students. Faith high school students have better emotional quotient because they get more theories about faith and apply the theories in daily life. This research aims to determine whether there is the differences of emotional quotient in the 2nd grade students of faith based high school and students of regular high school. Methods: This research was an analytical descriptive research using cross sectional approach. The subjects are the 2nd grade students of SMA Muhammadiyah 1 Surakarta and SMA Negeri 7 Surakarta. Data was collected by using purposive random sampling method within inclusion and exclusion criterias. Subject filled-out the biodata and informed consent as a sign of approval, L-MMPI scale questionnaire to assess and find honesty in answering questions given, questionnaire Emotional Quotient. Sixty samples were obtained and analyzed using data normality test with Kolmogorov Smirnov and t-independent test through SPSS 17 for Windows. Results: This research shows a significant mean difference of emotional quotient for 2nd grade students of faith based high school is 119,9 ± 10,957 and for 2nd grade students of regular high school is 112,6 ± 9,708. The t value (t) was t = 2,719 with p = 0,009. Conclusion: This study found a significant difference of emotional quotient between 2nd grade students of religion based high school and regular high school. The 2nd grade students of faith based high school is more than regular high school. Keywords: Emotional Quotient, Faith Based High School, Regular High School

Page 6: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

vi

PRAKATA

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia yang telah diberikan sehingga skripsi dengan judul Perbedaan Kecerdasan Emosi antara Siswa Kelas II SMA Berbasis Agama dan SMA Reguler dapat diselesaikan.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.Hambatan dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Tuhan Yang Maha Esa dan juga Bunda Maria melalui bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp. PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Muthmainah, dr., M.Kes selaku Ketua Tim Skripsi beserta tim skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Yusvick M. Hadin, dr., Sp. KJ selaku Pembimbing Utama yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan nasihat.

4. FX Bambang Sukilarso Sakiman, dr., M.Sc., Sp. ParK selaku Pembimbing Pendamping yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan nasihat.

5. Istar Yuliadi, dr., M.Si selaku Penguji Utama yang telah memberi bimbingan dan saran.

6. Ruben Dharmawan, dr., Ir, Sp.ParK., Ph.D selaku Penguji Pendamping yang telah memberi bimbingan dan saran.

7. Papa, Mama, adik-adik, serta seluruh keluarga. 8. Teman-teman Kost Indrarini (Tiara, Junita, Sarah, Elsa), Asri, Imaniar,

Francine, Priyanka. 9. Teman-teman angkatan 2009, Mbak Sri Enny, SH, MH dan Mas Sunardi. 10. Bapak, Ibu Guru dan juga staf sekolah, serta para responden yang telah

bersedia terlibat dalam penelitian ini, baik dari SMA Muhammadiyah 1 maupun SMA Negeri 7 Surakarta.

11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini

dapat bermanfaat bagi pembaca.Saran, pendapat, koreksi, dan tanggapan dari semua pihak sangat diharapkan.

Surakarta,Agustus 2012

Calista Giovani

Page 7: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

vii

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA ...................................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 6

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 6

1. Kecerdasan Emosi ..................................................................... 6

a. Definisi ................................................................................... 6

b. Perbedaan IQ dan EQ............................................................. 7

c. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosi ........................................... 9

d. Ranah Kecerdasan Emosi ...................................................... 11

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi ........ 14

2. Sekolah Berbasis Agama .........................................................16

3. Sekolah Reguler .......................................................................20

4. Kecerdasan Emosi Siswa SMA Berbasis Agama ................... 21

5. L-MMPI .................................................................................. 26

6. Kuesioner Kecerdasan Emosi ................................................. 27

7. Rutin Melakukan Kegiatan Beragama .................................... 29

B. Kerangka Pemikiran .................................................................. 30

C. Hipotesis ..................................................................................... 31

Page 8: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

viii

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 32

A. Jenis Penelitian .......................................................................... 32

B. Lokasi Penelitian ....................................................................... 32

C. Subjek Penelitian ....................................................................... 32

D. Teknik Sampling ........................................................................ 33

E. Rancangan Penelitian ................................................................ 34

F. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................. 35

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................. 35

H. Instrumen Penelitian .................................................................. 36

I. Cara Kerja .................................................................................. 37

J. Teknik Analisis Data ................................................................. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 39

A. Deskripsi Sampel ....................................................................... 39

B. Analisis Statistika ...................................................................... 41

BAB V PEMBAHASAN ................................................................................ 45

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 50

A. Simpulan ...................................................................................... 50

B. Saran .......................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 52

LAMPIRAN

Page 9: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Sampel ............................................................ 40

Tabel 2.Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ................. 40

Tabel 3. Rerata Skor EQ ................................................................................ 41

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov Smirnov ................ 41

Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Skor EQ dengan Levene’s Test .................... 42

Tabel 6. Hasil Uji t-independent ..................................................................... 43

Page 10: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Dinamika Psikofisiologis Kegiatan dalam Agama ........................ 24

Gambar 2. Boxplots Skor EQ ........................................................................... 43

Page 11: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kedokteran

Lampiran 2.Formulir Biodata dan Lembar Persetujuan

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian L-MMPI

Lampiran 4. Kuesioner Kecerdasan Emosi

Lampiran 5. Data Mentah Hasil Penelitian

Lampiran 6. Distribusi Data

Lampiran 7.Hasil Uji Normalitas Data

Lampiran 8.Hasil Analisis Data Penelitian

Lampiran 9. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMA Muhammadiyah

1 Surakarta dan SMA Negeri 7 Surakarta

Page 12: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

xii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kecerdasan emosi atau Emotional Quotient adalah kemampuan untuk

mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu

pikiran memahami perasaan dan maknanya serta mengendalikan perasaan

secara mendalam sehingga membantu membangun perkembangan emosi dan

intelektual (Catur dan Taganing, 2007). Kecerdasan emosi sendiri termasuk

dalam salah satu paradigma pengukuran kecakapan seseorang selain

kecerdasan intelektual atau IQ dan kecerdasan-kecerdasan lainnya.

Namun hingga saat ini masih banyak orang menganggap bahwa jika

seseorang memiliki IQ yang tinggi maka orang tersebut memiliki peluang

untuk mencapai kesuksesan lebih tinggi daripada orang yang memiliki IQ

rendah.Pada kenyataannya masih banyak kasus dimana orang yang memiliki

IQ tinggi sulit untuk mencapai kesuksesan bahkan tersingkir. Untuk menuju

kesuksesan, yang dibutuhkan tidak hanya kecerdasan intelektual saja tetapi

juga kemampuan mengelola emosi. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang

menunjukkan bahwa IQ dapat digunakan untuk memperkirakan sekitar 1-20%

(rata-rata 6%) keberhasilan dalam pekerjaan tertentu. EQ, di sisi lain, ternyata

27-45% berperan langsung dalam keberhasilan suatu pekerjaan (Stein, 2002).

1

Page 13: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

xiii

EQ dan IQ adalah dua hal yang berbeda, namun keduanya bekerja secara

sinergis dan keberadaannya saling mendukung satu sama lain. Jika seseorang

memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi ditambah dengan kemampuan

mengelola emosi, seseorang akan lebih mampu menguasai keadaan,

menciptakan peluang, dan mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Dengan

demikian kecerdasan emosi atau EQ sangat penting untuk dipelajari dan

direalisasikan dalam berbagai bidang kehidupan sehari-hari.

Selama ini, sistem pendidikan di Indonesia lebih menekankan pada

pentingnya nilai akademik. Arah dan tujuan pendidikan nasional, seperti

diamanatkan oleh UUD 1945, yaitu peningkatan iman dan takwa serta

pembinaan akhlak mulia para peserta didik mulai kurang diperhatikan dan

tentu saja ini menjadi hal yang cukup memprihatinkan bagi perkembangan

pendidikan di Indonesia (Marzuki dkk, 2011). Selain itu semakin

meningkatnya pelajar yang terlibat dalam tindakan pidana, seperti tawuran,

penggunaan narkoba, pencurian, pemerkosaan, pergaulan bebas serta semakin

meluasnya gaya hidup yang berorientasi pada semangat hedonistik,

materialistik dan individualistik juga menjadi hal yang perlu diperhatikan

(Rahman, 2009). Kejadian seperti itu disebabkan karena masih kurangnya

pemahaman dan pengamalan agama tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Hal-hal inilah yang mendasari munculnya sekolah berbasis agama.

2

Page 14: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

xiv

Saat ini di Indonesia sudah banyak didirikan sekolah berbasis agama.

Pengertian sekolah berbasis agama menurut Imron (2009) yaitu salah satu

jenjang pendidikan formal bernaung di bawah institusi religi, yang

mengajarkan mata pelajaran umum dan agama, mempraktikkan aktivitas

keagamaan dan budaya bernafaskan agama. Dengan kata lain, sekolah

berbasis agama sama seperti institusi pendidikan umum lainnya yang

mengajarkan mata pelajaran umum akan tetapi mata pelajaran agama lebih

dominan diajarkan dan juga siswa dituntut untuk mengaplikasikan ajaran dan

nilai-nilai keagamaan dalam aktivitas sehari-hari. Ajaran dan nilai-nilai

keagamaan tersebut dapat memberi pengaruh terhadap kecerdasan emosi,

dimana semakin komitmen seseorang dalam menjalankan agama yang

ditampilkan dalam keyakinan, perasaan, pengetahuan, ritual, dan perilaku

sehari-hari, maka orang tersebut akan semakin menunjukkan perilaku-perilaku

yang menjadi dimensi dalam kecerdasan emosional (Relawu, 2007).

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA berbasis agama Islam.

Siswa SMA dipilih sebagai subjek penelitian karena siswa SMA termasuk

dalam kategori remaja, dimana dalam periode ini manusia sedang mengalami

berbagai perubahan yang memberikan dampak pada emosinya (Feldman dkk,

2004). Selanjutnya alasan mengapa subjek dalam penelitian ini adalah sekolah

berbasis agama Islam yaitu karena hanya siswa beragama Islam yang diterima

di sekolah tersebut. Di samping itu, dalam Islam terdapat hal-hal seperti

3

Page 15: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

xv

konsistensi (istiqomah), kerendahan hati (tawadhu), berusaha dan berserah

diri (tawakal), ketulusan (keikhlasan), totalitas (kaffah), keseimbangan

(tawazun), integritas dan penyempurnaan (ihsan) yang dijadikan sebagai tolak

ukur kecerdasan emosi seperti integritas, komitmen, konsistensi, keikhlasan,

dan totalitas (Agustian, 2003). Berdasarkan pada hal-hal yang telah

dikemukakan di atas, peneliti ingin mengetahui perbedaan kecerdasan emosi

antara siswa kelas II SMAberbasis agama dan SMA reguler.

B. Perumusan Masalah

Adakah perbedaan kecerdasan emosi antara siswa kelas II SMA berbasis

agama dan SMA reguler?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan kecerdasan

emosi antara siswa kelas II SMA berbasis agama dan SMA reguler.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan data ilmiah bidang kedokteran jiwa

tentang ada tidaknya perbedaan kecerdasan emosi antara siswa kelas II

SMA berbasis agama dan SMA reguler.

4

Page 16: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

xvi

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

bahwa agama menjadi salah satu unsur yang berpengaruh terhadap

perkembangan kecerdasan emosi seseorang.

5

Page 17: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

xvii

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kecerdasan Emosi

a. Definisi

Istilah kecerdasan emosi atau Emotional Quotient (EQ) pertama

kali dicetuskan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari

Harvard University dan John Meyer dari University of New

Hampshire. Salovey dan Meyer mendefinisikan kecerdasan emosi

sebagai kemampuan memantau dan mengendalikan emosi sendiri dan

orang lain, serta menggunakan emosi-emosi itu untuk memandu

pikiran dan tindakan seseorang (Awangga, 2008). Sebuah model

pelopor lain tentang kecerdasan emosional diajukan oleh seorang ahli

psikologi Israel bernama Bar-On pada tahun 1992, yang

mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai serangkaian

kemampuan pribadi, emosi dan sosial yang mempengaruhi

kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan dan

tekanan lingkungan (Goleman, 2007). Lynn (2002) mendefinisikan

kecerdasan emosional sebagai suatu dimensi dalam kecerdasan

seseorang yang bertanggung jawab kepada kemampuan untuk

mengatur diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.

6

Page 18: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

xviii

Menurut Mayer dan Caruso (2002), kecerdasan emosi memiliki

dua sisi penting dalam perkembangannya. Pada satu sisi kecerdasan

emosi melibatkan akal untuk memahami emosi, di sisi lain melibatkan

emosi itu sendiri untuk dapat mencapai sistem intelektual dan

menyempurnakan pemikiran kreatif serta berbagai gagasan.

Kecerdasan emosional ini sangat penting dimiliki oleh setiap

orang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Slaski dan

Cartwright (2002), bahwa seseorang yang memiliki skor kecerdasan

emosional yang tinggi menunjukkan kesadaran diri (self awareness)

dan keterampilan interpersonal yang kuat, lebih empatik, mampu

beradaptasi dan dapat bertahan menghadapi tekanan, mengalami

pengalaman stres yang lebih sedikit dan keadaan kesehatan serta moral

yang lebih baik. Menurut Mayer dan Salovey (Adeyemo, 2006) orang

yang cerdas emosi digambarkan dengan seseorang yang mampu

beradaptasi dengan baik, hangat, jujur, konsisten, dan optimis.

b. Perbedaan IQ dan EQ

Intelektual dan emosi adalah 2 kecerdasan berbeda yang

mengungkapkan aktivitas bagian-bagian yang berbeda dalam otak.

Kecerdasan intelektual terutama didasarkan pada kerja neokorteks,

lapisan yang dalam evolusi berkembang paling akhir di bagian atas

7

Page 19: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

xix

otak. Sedangkan pusat-pusat emosi berada di bagian otak yang lebih

dalam, dalam subkorteks yang secara evolusi lebih kuno; kecerdasan

emosi dipengaruhi oleh kerja pusat-pusat emosi ini, tetapi dalam

keselarasan dengan kerja pusat-pusat intelektual (Goleman, 2007).

Jika EQ dapat disamakan dengan kecerdasan emosi, maka IQ tidak

berarti sama dengan intelegensi. Menurut David Wechsler (Staf IQEQ,

2003), intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah,

berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara

efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa intelegensi adalah

kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional

sedangkan IQ adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes

kecerdasan. Dengan demikian IQ hanya memberikan sedikit indikasi

mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan

kecerdasan seseorang secara keseluruhan.IQ sifatnya tetap dan tidak

dapat berubah sementara EQ dapat diperbaiki dengan pendidikan,

pelatihan dan pengalaman (Stein, 2002).

Jeanne Segal (2001) mengemukakan bahwa tumbuh dewasa secara

emosional merupakan proses seumur hidup. Seseorang dapat selalu

belajar untuk memahami perasaannya sendiri, menerimanya dan

menggunakannya demi keuntungan diri sendiri dan orang lain. Staf

IQEQ juga menyebutkan dalam situsnya bahwa IQ (Intelligence

8

Page 20: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

xx

Quotient) tidak dapat berkembang.Jika seseorang terlahir dengan

kondisi IQ sedang, maka IQnya tidak pernah bertumbuh atau

berkurang. Tetapi EQ dapat dikembangkan seumur hidup dengan

belajar.IQ adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika dan

rasio seseorang. Dengan demikian, hal ini berkaitan dengan

keterampilan berbicara, kesadaran akan ruang, kesadaran akan sesuatu

yang tampak dan penguasaan matematika. IQ mengukur kepandaian

seseorang untuk mempelajari hal-hal baru, memusatkan perhatian pada

aneka tugas dan latihan, menyimpan dan mengingat kembali

informasi objektif, terlibat dalam proses berpikir, bekerja dengan

angka, berpikiran abstrak dan analitis, serta memecahkan

permasalahan dengan menerapkan pengetahuan yang telah ada

sebelumnya (Stein, 2002).

c. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosi

Aspek-aspek Emotional Quotientsama pentingnya dengan nalar

dan seringkali lebih penting daripada nalar karena kecerdasan tidak

berarti apa-apa bila emosi sedang berkuasa. Kecerdasan emosi bukan

didasarkan pada intelejensi, melainkan pada sesuatu yang dahulu

disebut karakteristik pribadi atau karakter (Budiyanto, 2004). Goleman

(2007) mengungkapkan lima wilayah kecerdasan emosi yang dapat

9

Page 21: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

xxi

menjadi pedoman bagi individu untuk mencapai kesuksesan dalam

kehidupan sehari-hari, yaitu:

1) Mengenali emosi diri

Adalah kemampuan untuk memantau perasaan dari waktuke waktu

dan kemampuan mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi.

2) Mengelola emosi

Adalah kemampuan untuk menguasai perasaannya sendiri agar

perasaan tersebut dapat diungkapkan dengan tepat.

3) Memotivasi diri

Adalah kemampuan untuk menggerakkan dan menuntun menuju

tujuan.

4) Mengenali emosi orang lain (empati)

Empati bukan hanya untuk mengetahui pikirannya saja melainkan

juga perasaan orang lain.

5) Membina hubungan dengan orang lain

Membina hubungan adalah kemampuan seseorang untuk

membentuk hubungan, membina kedekatan hubungan, sebagian

besar merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain.

10

Page 22: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxii

xxii

d. Ranah Kecerdasan Emosi

Dua dari ranah intelegensi yang diajukan oleh Gardner, yaitu

kemampuan memahami diri sendiri dan memahami orang lain,

memiliki kemiripan dengan yang oleh beberapa ahli dikatakan sebagai

intelegensi emosional. Orang-orang yang memiliki intelegensi

emosional yang tinggi mampu menggunakan emosinya untuk

meningkatkan motivasinya, menstimulasi pemikiran yang kreatif, dan

mengembangkan empati terhadap orang lain. Orang-orang yang

memiliki intelegensi emosional yang kurang baik akan mengalami

kesulitan dalam mengidentifikasi emosi pada dirinya sendiri. Sebagai

contoh, seseorang mungkin menyangkal sedang mengalami depresi

saat dirinya ada masalah, sangat mudah tersinggung, dan menjauh dari

teman-temannya. Orang tersebut mungkin mengekspresikan emosi

dengan cara yang tidak tepat, seperti berperilaku kasar atau bertindak

impulsif saat dirinya sedang marah atau cemas. Selain itu orang

tersebut akan terus membicarakan masalah-masalah yang dihadapi dan

tidak menangkap ekspresi bosan yang ditunjukkan oleh lawan

bicaranya (Wade, 2007).

Reuven BarOn dalam buku yang ditulis Stein dan Book (2002)

akhirnya menemukan cara untuk merangkum kecerdasan emosional

dengan membagi EQ ke dalam lima ranah yang menyeluruh yaitu:

11

Page 23: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiii

xxiii

1) Ranah intrapribadi, terkait dengan kemampuan diri mengenal dan

mengendalikan diri sendiri. Hal ini meliputi kesadaran diri, yaitu

kemampuan untuk mengenali perasaan dan mengapa dirinya

merasakan seperti itu dan pengaruh perilaku diri sendiri terhadap

orang lain; sikap asertif, disebut juga kemampuan menyampaikan

secara jelas pikiran dan perasaan seseorang, membela diri, dan

mempertahankan pendapat; kemandirian, yaitu kemampuan untuk

mengarahkan dan mengendalikan diri, berdiri dengan kaki sendiri;

penghargaan diri, yaitu kemampuan untuk mengenali kekuatan dan

kelemahan seseorang, dan menyenangi diri sendiri meskipun

dirinya memiliki kelemahan; dan aktualisasi diri, yaitu kemampuan

mewujudkan potensi yang dimiliki dan merasa senang/puas dengan

prestasi yang diraih di tempat kerja maupun dalam kehidupan

pribadi.

2) Ranah antarpribadi, berkaitan dengan kemampuan diri untuk

berinteraksi dan bergaul baik dengan orang lain. Terdiri atas tiga

skala yaitu empati didefinisikan sebagai kemampuan untuk

memahami perasaan dan pikiran orang lain, kemampuan untuk

melihat dunia dari sudut pandang orang lain; tanggung jawab sosial,

atau kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan

12

Page 24: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiv

xxiv

hubungan saling menguntungkan, dan ditandai oleh saling memberi

dan menerima; dan rasa kedekatan emosional.

3) Ranah penyesuaian diri, berkaitan dengan kemampuan untuk

bersikap lentur dan realistis, dan untuk memecahkan aneka masalah

yang muncul. Ketiga skalanya adalah uji realitas, yaitu kemampuan

untuk melihat sesuai dengan kenyataannya, bukan seperti yang

diinginkan atau ditakuti; sikap fleksibel disebut juga kemampuan

untuk menyesuaikan perasaan, pikiran dan tindakan dengan

keadaan yang berubah-ubah; dan pemecahan masalah, yaitu

kemampuan untuk mendefinisikan permasalahan, kemudian

bertindak untuk mencari dan menerapkan pemecahan yang jitu dan

tepat.

4) Ranah pengendalian stres, terkait dengan kemampuan diri untuk

tahan dalam menghadapi stres dan mengendalikan impuls. Kedua

skalanya adalah ketahanan menanggung stres, atau kemampuan

untuk tetap tenang dan berkonsentrasi, dan secara konstruktif

bertahan menghadapi kejadian yang gawat dan tetap tegar

menghadapi konflik emosi; dan pengendalian impuls, atau

kemampuan menahan atau menunda keinginan untuk bertindak.

5) Ranah suasana hati umum juga memiliki dua skala, yaitu

optimisme, adalah kemampuan untuk mempertahankan sikap positif

13

Page 25: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxv

xxv

yang realistis, terutama dalam menghadapi masa-masa sulit; dan

kebahagiaan, yaitu kemampuan untuk mensyukuri kehidupan,

menyukai diri sendiri dan orang lain, dan untuk bersemangat serta

bergairah dalam melakukan setiap kegiatan.

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Stein (2002) berpendapat bahwa EQ seseorang tergantung pada

pendidikan, pelatihan, dan pengalaman emosional. Jeanne Segal (2001)

juga mengeluarkan pendapat yang sama bahwa kecerdasan emosi dapat

didapatkan dari proses belajar. Staf IQEQ (2003) menyebutkan bahwa

pertumbuhan kecerdasan emosi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

lingkungan, keluarga, dan contoh-contoh yang didapat seseorang sejak

lahir dari orang tuanya. Walgito (2004) membagi faktor yang

mempengaruhi kecerdasan emosi menjadi dua faktor yaitu :

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah apa yang ada dalam diri individu yang

mempengaruhi kecerdasan emosinya. Faktor internal ini memiliki

dua sumber yaitu segi jasmani dan segi psikologis. Segi jasmani

adalah faktor fisik dan kesehatan individu, apabila fisik dan

kesehatan seseorang dapat terganggu dapat dimungkinkan

mempengaruhi proses kecerdasan emosinya. Segi psikologis

14

Page 26: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvi

xxvi

mencakup di dalamnya pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir

dan motivasi.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal individu yang dapat mempengaruhi kecerdasan

emosional adalah sebagai berikut:

a) Stimulus, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keberhasilan seseorang dalam memperlakukan kecerdasan emosi

tanpa distorsi.

b) Lingkungan atau situasi khususnya yang melatarbelakangi proses

kecerdasan emosi. Objek lingkungan yang melatarbelakangi

merupakan kebulatan yang sangat sulit untuk dipisahkan. Faktor

lingkungan sendiri terbagi menjadi:

(1) Lingkungan keluarga

Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama dalam

mempelajari emosi. Kecerdasan emosi dapat diajarkan pada

saat masih bayi dengan cara contoh-contoh ekspresi. Peristiwa

emosional yang terjadi pada masa kanak-kanak akan melekat

dan menetap secara permanen hingga dewasa. Kehidupan

emosional yang dipupuk dalam keluarga sangat berguna bagi

anak kelak di kemudian hari.

15

Page 27: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvii

xxvii

(2) Lingkungan non keluarga

Hal ini yang terkait adalah lingkungan masyarakat dan

pendidikan. Kecerdasan emosi ini berkembang sejalan dengan

perkembangan fisik dan mental anak. Pembelajaran ini

biasanya ditujukan dalam suatu aktivitas bermain peran

sebagai seseorang di luar dirinya dengan emosi yang

menyertai keadaan orang lain.

2. Sekolah Berbasis Agama

Di Indonesia banyak sekali terdapat sekolah-sekolah berbasis agama,

bukan hanya Islam dengan Madrasahnya melainkan banyak sekali

lembaga-lembaga pendidikan agama, seperti Kristen, Katolik, Hindu,

Budha memiliki sekolah-sekolah dimana nilai-nilai keagamaan menjadi

dasar dalam proses pembelajaran. Ted Slutz dalam jurnalnya yang

berjudul Faith Based Schools mengatakan bahwa sekolah berbasis agama

merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh orang tua untuk

menyelamatkan anaknya akan tetapi kadang orang tua mempunyai

pandangan berlawanan (Rosemary, 2008).

Pengertian sekolah berbasis agama menurut Imron (2009) adalah salah

satu jenjang pendidikan formal bernaung di bawah institusi religi, yang

mengajarkan mata pelajaran umum dan agama, mempraktikkan aktivitas

16

Page 28: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxviii

xxviii

keagamaan dan budaya bernafaskan agama. Dengan kata lain sekolah

berbasis agama merupakan salah satu jenjang pendidikan formal yang

diakui karena bernaung di bawah sebuah institusi resmi seperti halnya

madrasah bernaung dalam institusi pemerintah yaitu di bawah Kementrian

Agama Republik Indonesia. Sekolah berbasis agama sama seperti institusi

pendidikan umum lainnya yang mengajarkan mata pelajaran umum akan

tetapi mata pelajaran agama lebih dominan diajarkan dan juga siswa

dituntut untuk selalu mempraktikkan atau mengaplikasikan ajaran agama

ke dalam aktivitas atau kegiatan sehari-hari. Sistem penilaian di sekolah

berbasis agama bukan hanya dari nilai kognitif yang diambil melalui ujian

tertulis akan tetapi sistem sekolah juga menggunakan penilaian afektif

atau sikap karena penilaian sikap ini dianggap sebagai hasil perwujudan

dari nilai-nilai agama yang telah diajarkan kepada siswa.

Pengartian sekolah berbasis agama bukan hanya sebatas penggunaaan

identitas keagamaan melainkan mempunyai arti yang lebih dalam.

Menurut Hiemstra dan Brink (2006), sekolah berbasis agama adalah

sekolah yang dioperasikan berdasarkan kepentingan sekte atau agama

yang dibuka untuk kepentingan kelompok agama tertentu. Dalam

pelaksanaannya sekolah berbasis agama ini memasukkan unsur

keagamaan dalam proses pembelajaran ataupun dalam materi

pembelajaran yang dibahas lebih banyak, lebih dalam, dan lebih terperinci

17

Page 29: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxix

xxix

daripada sekolah umum atau public school. Hal ini sudah termasuk dalam

kurikulum pendidikan sekolah-sekolah tersebut. Pengetahuan siswa akan

agamanya, tidak hanya sebatas pada teori semata, akan tetapi juga pada

pengamalan dan pembiasaan diri melaksanaan ajaran-ajaran agamanya.

Sistem kepercayaan yang diperkuat oleh teori-teori mengenai teologi

agama, kemudian diaplikasikan dalam kehidupan dengan ritual atau

praktik keagamaan di sekolah tersebut.

Praktik langsung atas ajaran agama, biasanya dapat mempengaruhi

pola perilaku dan moralitas siswa di sekolah tersebut. Pada sekolah-

sekolah Islam misalnya, ritual atas kepercayaan adanya Tuhan diterapkan

melalui pelaksanaan shalat zuhur berjamaah. Selain itu, siswa juga dilatih

untuk melakukan ritual-ritual lain dari ajaran-ajaran agama, seperti

memanjaatkan doa dan mengkaji kitab suci sebelum memulai pelajaran

(Zunainingsih, 2010). Contoh lain penerapan ajaran agama di sekolah

berbasis agama adalah praktik berzakat pada sekolah-sekolah Islam.

Ajaran zakat pada agama Islam dimaksudkan untuk membangun

kepedulian pada sesama umat manusia dengan berbagi kebahagiaan dan

rezeki kepada orang yang membutuhkan. Dengan praktik dan ritual zakat

yang terus-menerus dilakukan melalui sekolah, maka siswa diharapkan

memiliki pola perilaku yang sesuai dengan ajaran tersebut. Praktik zakat

ini kemudian akan membentuk perilaku individu yang saling peduli,

18

Page 30: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxx

xxx

memberi, dan mengasihi antarsesama. Pembentukan moral ini juga

dilakukan dengan cara menerapkan ajaran seperti amal, melakukan bakti

sosial, dan lain sebagainya. Melalui sosialisasi semacam ini, maka akan

dihasilkan perilaku dan moral individu yang diharapkan oleh masyarakat

(struktur) yang ada. Hal-hal atau ritual-ritual semacam ini dilakukan oleh

sekolah-sekolah berbasis agama, karena pembinaan kehidupan moral

manusia dan penghayatan keagamaan dalan kehidupan seseorang

sebenarnya bukan sekedar mempercayai seperangkat akidah dan

melaksanakan tata cara upacara keagamaan saja, tetapi merupakan usaha

yang terus-menerus untuk menyempurnakan diri pribadi dan hubungan

vertikal kepada Tuhan dan horizontal terhadap sesama manusia (Saleh,

2005).

Dengan demikian, pengajaran ajaran-ajaran agama merupakan unsur

yang terpenting karena hal ini merupakan dasar didirikannya sekolah

berbasis agama ini agar para siswa dapat memahami dan menguasai

tentang agama yang dianut bukan hanya sekedar kulit tetapi sampai inti

pemahaman dan penguasaan agama tersebut secara menyeluruh agar dapat

membimbing siswanya dalam menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-

nilai agama dengan tujuan akhirnya adalah surga.

19

Page 31: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxi

xxxi

3. Sekolah Reguler

Sekolah reguler adalah sekolah yang menjalankan program pendidikan

standar tanpa ada program khusus. Program reguler sendiri menurut

Latifah dalam Hawadi (2006), adalah suatu program pendidikan nasional

yang penyelenggaraan pendidikannya bersifat massal yaitu berorientasi

pada kuantitas/jumlah untuk dapat melayani sebanyak-banyaknya siswa

usia sekolah. Sebagai pendidikan nasional, program reguler dirancang,

dilaksanakan dan dikembangkan untuk ikut berusaha mencapai tujuan

nasional.

Mudyahardjo (2002) mengungkapkan bahwa program reguler

merupakan keseluruhan dari satuan-satuan pendidikan yang direncanakan,

dilaksanakan dan dikendalikan yang bertujuan untuk menunjang

tercapainya tujuan nasional. Selain itu, di dalam satuan dan kegiatan

pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat, pihak sekolah

memiliki kebebasan untuk menyelenggarakan sesuai dengan ciri atau

kekhususan masing-masing sekolah sepanjang tidak bertentangan dengan

Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa dan ideologi

bangsa dan negara. Siswa dalam program reguler lebih heterogen

maksudnya mempunyai potensi, bakat, IQ yang berbeda-beda pula.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah reguler adalah

sekolah yang menjalankan program pendidikan nasional dimana

20

Page 32: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxii

xxxii

penyelenggaraan pendidikannya bersifat massal dan lebih heterogen

dalam hal potensi, bakat, serta IQ.

4. Kecerdasan Emosi Siswa SMA Berbasis Agama

Siswa SMA termasuk dalam golongan remaja, dimana pada tahapan

perkembangannya, remaja mengalami berbagai perubahan, baik

perubahan biologis, kognitif, maupun psikososial. Berbagai perubahan ini,

seperti yang telah diuraikan sebelumnya, memberikan dampak pada emosi

remaja. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perubahan hormon yang

terjadi dapat mempertinggi emosi remaja (Feldman dkk, 2004).

Kemampuan untuk dapat berpikir secara abstrak juga dapat

mempengaruhi keadaan emosi remaja. Selain itu, pencarian identitas diri

dan peran dalam masyarakat juga menyebabkan tingginya emosi pada

remaja (Sarwono, 2006).

Adanya ketidakstabilan emosi yang dialami remaja ini dapat menjadi

faktor yang menyebabkan remaja melakukan perilaku-perilaku negatif jika

tidak diarahkan dengan tepat. Sarwono (2006) mengatakan bahwa remaja

yang terlalu mengikuti emosinya yang tidak stabil memiliki kemungkinan

yang lebih besar untuk melakukan perilaku-perilaku negatif seperti

menyalahgunakan narkotika, melakukan hubungan seks di luar nikah,

pelanggaran aturan sekolah, dan sebagainya. Berbagai perilaku negatif ini,

21

Page 33: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiii

xxxiii

menurut Goleman (2007) berkaitan dengan kecerdasan emosional remaja

tersebut. Lazzari (2000) juga memaparkan bahwa perilaku negatif berupa

kekerasan, penyalahgunaan obat, dan kenakalan yang lain pada remaja

berhubungan dengan kurangnya kecerdasan emosional.

Goleman (2007) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai

kemampuan seseorang untuk mengendalikan dorongan emosi, mengenali

perasaan orang lain dan menjaga hubungan yang baik dengan orang lain.

Dalam kecerdasan emosional juga terdapat kemampuan kontrol diri, terus

berusaha, dan kemampuan memotivasi diri sendiri. Dari definisinya,

Goleman membentuk lima aspek kecerdasan emosional, yaitu aspek

kesadaran diri, kontrol diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial.

Agama dapat mempengaruhi emosi seseorang. Menurut Safaria dan

Saputra (2009), kegiatan dalam agama seperti shalat, berdoa, atau

berdzikir akan membuat individu mengalami keadaan santai (relaksasi),

tenang, dan damai. Keadaan ini mempengaruhi bagian otak manusia yang

berhubungan dengan proses emosional terutama pada bagian hipotalamus.

Pada keadaan meditatif melalui konsentrasi pada pernapasan, pengucapan

kalimat dzikir, doa, shalat dan pengucapan kalimat autosugesti lainnya

akan menyebabkan stimulasi aktivitas hipotalamus sehingga menghambat

pengeluaran hormon Corticotropin-Releasing Factor (CRF), yang

mengakibatkan kelenjar anterior pituitari terhambat mengeluarkan

22

Page 34: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiv

xxxiv

Adrenocorticotropin Hormone (ACTH) sehingga menghambat kelenjar

adrenal untuk mengeluarkan hormon kortisol. Secara umum, sebagai

glukokortikoid, kortisol memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap

respon peradangan dan sistem kekebalan. Kortisol menghambat produksi

prostaglandin saat terjadi radang dengan menghambat enzim

sikloksigenase serta menghambat sekresi sitokin IL-1β hingga mengurangi

jumlah kemotaksis leukosit yang dapat terjadi pada area infeksi, termasuk

menurunkan tingkat proliferasi mastosit, neutrofil, eosinofil, sel T, sel B,

dan fibroblas, sehingga sistem kekebalan akan menurun.

Jadi dengan melakukan kegiatan dalam agama akan menghambat

produksi hormon kortisol yang akan meningkatkan sekresi sitokin IL-1β

serta juga jumlah leukosit dan sel-sel lain seperti mastosit, sel T dan sel B,

sehingga sistem kekebalan tubuh akan meningkat dan menciptakan

keadaan yang tenang, rileks, dan damai (Rice, 1992). Hubungan efek

stimulasi kegiatan dalam agama tersebut pada proses fisiologis dan

psikologis individu dapat dilihat pada gambar berikut.

23

Page 35: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxv

xxxv

Gambar 1. Dinamika Psikofisiologis Kegiatan dalam Agama

Latihan meditasi - Pengucapan dzikir dan autosugesti - Konsentrasi pada pernafasan

Menghambat kelenjar adrenal

(CRF) (ACTH)

Menciptakan keadaan psikologi tenang, rileks, dan damai (emosi positif)

Hipotalamus Interpretasi limbik sistem dari pengaruh keadaan meditatif

Menghambat kelenjar pituitari

Menimbulkan keadaan meditatif (tenang, santai, dan damai)

Sistem kekebalan tubuh meningkat

Kortisol menurun

Produksi prostaglandin meningkat

Sekresi sitokin IL-1β meningkat

Meningkatnya jumlah kemotaksis leukosit (pada saat infeksi)

Proliferasi mastosit, eosinofil, sel T, sel B, fibroblast meningkat

24

Page 36: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvi

xxxvi

Sebuah penelitian dilakukan oleh Relawu (2007) untuk mengetahui

apakah terdapat hubungan antara religiusitas dengan kecerdasan

emosional pada remaja beragama Islam. Hasil dari penelitian tersebut

menunjukkan adanya hubungan positif antara religiusitas dengan

kecerdasan emosional. Religiusitas memiliki lima dimensi yaitu dimensi

perasaan, keyakinan, ritual, pengetahuan, dan pengaruh (Glock dan Stark

dalam Robinson dan Shaver, 1980). Kelima dimensi tersebut memberi

pengaruh terhadap kecerdasan emosional sebesar 10,8%.

Rahman (2009) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan antara

religiusitas dengan kecerdasan emosional remaja. Agama mengajarkan

kesadaran untuk mengelola dan mengatur emosi.Ketika permasalahan

terjadi mengelola dan mengatur emosi termasuk dalam salah satu aspek

kecerdasan emosi yang harus dikembangkan. Oleh karena itu,

pengetahuan terhadap agama, sebagai salah satu dimensi keagamaan,

dapat mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang. Hal ini dapat

berarti pendidikan agama yang diberikan di sekolah dapat menjadi salah

satu pengetahuan agama yang bisa meningkatkan kecerdasan emosional

remaja tersebut.

Sekolah berbasis agama memasukkan unsur keagamaan dalam proses

pembelajaran ataupun dalam materi pembelajaran yang dibahas lebih

banyak, lebih dalam, dan lebih terperinci daripada sekolah umum atau

25

Page 37: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvii

xxxvii

public school. Hal ini sudah termasuk dalam kurikulum pendidikan

sekolah-sekolah tersebut. Pengetahuan siswa akan agamanya, tidak hanya

sebatas pada teori semata, akan tetapi juga pada pengamalan dan

pembiasaan diri melaksanakan ajaran-ajaran agamanya. Sistem

kepercayaan yang diperkuat oleh teori-teori mengenai teologi agama,

kemudian diaplikasikan dalam kehidupan dengan ritual atau praktik

keagamaan di sekolah tersebut (Hiemstra dan Brink, 2006). Berdasarkan

hal-hal yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin

luas pengetahuan agama serta semakin komitmen seseorang dalam

menjalankan agama yang ditampilkan dalam keyakinan, perasaan,

pengetahuan, ritual, dan perilaku sehari-hari, maka orang tersebut akan

semakin menunjukkan perilaku-perilaku yang menjadi dimensi dalam

kecerdasan emosional.

5. Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory (L-MMPI)

Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory (L-MMPI)

merupakan tes kepribadian yang banyak penggunaannya di dunia sejak

tahun 1942. Dikembangkan oleh Hathaway (psikolog) dan Mc Kinley

(psikiater) dari Universitas Minnesota, Mineapolis, USA sejak tahun

1930-an (Butcher, 2005).

26

Page 38: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxviii

xxxviii

Dalam penelitian ini hanya dipergunakan skala L dalam keseluruhan

tes MMPI. Skala L dipergunakan untuk mendeteksi ketidakjujuran subyek

termasuk kesengajaan subjek dalam menjawab pertanyaan supaya dirinya

terlihat baik (Graham, 2005). Dalam skala ini dikemukakan kesalahan-

kesalahan kecil yang terdapat pada setiap orang, yang baginya tidak ada

alasan untuk menyembunyikannya. Bila pada kekurangan-kekurangan

kecil ini orang tidak mau jujur atau tidak mau mengakuinya, maka tampak

adanya skor yang tinggi (Hawari, 2009). Tes ini berfungsi sebagai skala

validitas untuk mengidentifikasi hasil yang mungkin invalid karena

kesalahan atau ketidak jujuran subjek penelitian. Tes berupa kuesioner

yang terdiri dari 15 soal dengan jawaban “ya” atau “tidak” dengan nilai

batas skala adalah ≥ 10, artinya apabila responden mempunyai nilai 10

maka responden tersebut dinyatakan invalid (Graham, 2005).

6. Kuesioner Kecerdasan Emosi

Pada subjek penelitian dikenakan skala inventori EQ yang telah

disusun berdasarkan aspek-aspek kecerdasan emosi (EQ) menurut Salovey

dan Meyer dalam Goleman (2007), yaitu meliputi kemampuan mengenali

emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi

orang lain, dan membina hubungan. Skala pengukuran variabel telah

diujicobakan sebelumnya, mengingat untuk variabel-variabel non fisik

27

Page 39: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxix

xxxix

sebelum digunakan hendaknya dilakukan uji validasi dan reliabilitas.

Skala untuk kuesioner kecerdasan emosi ini telah digunakan Hermasanti

(2009) dalam penelitiannya dengan aitem valid sebanyak 38 aitem dari 45

aitem. Hasil validitas aitem adalah bergerak dari 0,195-0,624 dengan hasil

reliabilitasnya adalah 0,888. Angket ini terdiri dari dua macam

pernyataan, yaitu pernyataan favorable dan unfavorable. Favorable adalah

pernyataan yang mendukung, memihak, atau menunjukkan ciri adanya

atribut yang diukur, sedang pernyataan unfavorable adalah pernyataan

yang tidak mendukung atau tidak menggambarkan ciri atribut yang

diukur.

Jenis Aitem Jumlah

Favorable 22

Unfavorable 16

Total 38

Untuk pernyataan yang bersifat favorable adalah sangat setuju bernilai

4, setuju bernilai 3, tidak setuju bernilai 2, dan sangat tidak setuju bernilai

1.Sedangkan untuk pernyataan yang bersifat unfavorable adalah sangat

setuju bernilai 1, setuju bernilai 2, tidak setuju bernilai 3, dan sangat tidak

setuju bernilai 4. Aitem favorable sebanyak 22 pernyataan, sedang

unfavorable sebanyak 16 pernyataan.

28

Page 40: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xl

xl

7. Rutin Melakukan Kegiatan Beragama

Yang dimaksud dengan rutin melakukan kegiatan beragama adalah

teratur melakukan kewajiban dalam kegiatan beragamanya sesuai dengan

agama yang dianut, misalnya melakukan sholat lima waktu bagi yang

beragama Islam, mengikuti sholat Jumat bagi kaum laki-laki beragama

Islam, mengucapkan doa sebelum makan (Makfiah, 2006).

29

Page 41: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xli

xli

B. Kerangka Berpikir

diteliti

tidak diteliti

Siswa Kelas II

SMA Berbasis Agama SMA Reguler

1. Jam pembelajaran agama lebih banyak 2. Pengetahuan agama relatif lebih banyak 3. Pengamalan nilai-nilai agama relatif

lebih banyak

Faktor internal

a. Segi jasmani 1) Faktor fisik 2) Kesehatan individu

b. Segi psikologis Pengalaman, perasaan,

kemampuan berfikir dan motivasi.

Faktor eksternal

a. Stimulus itu sendiri, seperti pembelajaran EQ dan pelatihan EQ.

b. Lingkungan atau situasi, dukungan dan asuhan orang tua, bimbingan orang tua

Faktor-faktor yang mempengaruhi EQ

Emotional Quotient< Emotional Quotient>

1. Jam pembelajaran agama lebih sedikit 2. Pengetahuan agama relatif lebih sedikit 3. Pengamalan nilai-nilai agama relatif

lebih sedikit

30

Page 42: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlii

xlii

C. Hipotesis

Terdapat perbedaan kecerdasan emosi antara siswa kelas II SMA berbasis

agama dan SMA reguler, dimana kecerdasan emosi siswa kelas II SMA

berbasis agama lebih baik daripada siswa SMA reguler.

31

Page 43: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliii

xliii

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan

cross sectional, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara variabel bebas

dan variabel terikat yang diobservasi pada saat yang sama (Taufiqurohman,

2008).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dan

SMA Negeri 7 Surakarta.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SMA Muhammadiyah 1

Surakarta dan SMA Negeri 7 Surakarta dengan kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi

a. Bersedia menjadi responden dan telah mengisi formulir biodata serta

lembar persetujuan.

b. Siswa tidak menderita penyakit fisik yang berat dan/atau gangguan

mental yang berat.

32

Page 44: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliv

xliv

c. Siswa yang rutin melakukan kegiatan beragama sehari-hari, misal sholat

lima waktu bagi yang beragama Islam.

2. Kriteria Eksklusi

a. Skor L-MMPI lebih dari sama dengan 10.

b. Siswa yang menolak untuk menjadi responden.

c. Responden tidak mengisi lengkap semua kuesioner yang diberikan.

d. Mengikuti kegiatan keagamaan di luar sekolah.

e. Siswa dengan penyakit fisik yang berat dan/atau gangguan mental yang

berat.

D. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive random sampling, yang

menurut Hadi (2000) adalah pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas

ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang

erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui

sebelumnya. Adapun menurut patokan umum, setiap penelitian yang datanya

akan dianalisis bivariat atau dua variabel membutuhkan sampel minimal 30

subjek penelitian (Murti, 2006). Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti

mengambil sampel 30 orang siswa kelas II SMA berbasis agama dan 30 orang

siswa kelas II SMA reguler.

33

Page 45: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlv

xlv

E. Rancangan Penelitian

Siswa Kelas II SMA Muhammadiyah 1

Surakarta

Pemilihan kelas sebagai sampel

Subjek Penelitian Kelompok Kontrol

Angket Emotional Quotient

Angket Emotional Quotient

Analisis Statistik

Siswa Kelas II SMA Negeri 7 Surakarta

Formulir Biodata, Lembar Persetujuan

dan L-MMPI

Pemilihan kelas sebagai sampel

Formulir Biodata, Lembar Persetujuan

dan L-MMPI

Populasi

34

Page 46: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlvi

xlvi

F. Identifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas : Siswa kelas II dengan variasi SMA berbasis agama dan

SMA reguler.

2. Variabel terikat : Kecerdasan emosi

3. Variabel luar :

a. Terkendali : usia, kesehatan fisik, pelatihan EQ

b. Tidak terkendali: pembelajaran EQ, lingkungan sekitar, asuhan orang

tua, bimbingan orang tua

G. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Bebas

a. Siswa kelas II SMA berbasis agama adalah siswa kelas II SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta.

b. Siswa kelas II SMA reguler adalah siswa kelas II SMA Negeri 7

Surakarta.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal.

2. Variabel Terikat

Pada penelitian ini kecerdasan emosi atau Emotional Quotient (EQ)

diukur dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 38 pernyataan.

35

Page 47: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlvii

xlvii

Nilai EQ diperoleh dari jawaban subjek pada skala EQ. Makin tinggi

jumlah skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula kecerdasan

emosinya. Begitu juga sebaliknya. Skala pengukuran yang digunakan

adalah skala interval.

H. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini,

instrumen yang digunakan adalah:

1. Formulir biodata dan lembar persetujuan

Pada bagian ini terdapat petunjuk pengisian kuesioner dan lembar

persetujuan untuk mengikuti penelitian.

2. Kuesioner L-MMPI (Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory)

Kuesioner ini berfungsi sebagai skala validitas untuk mengidentifikasi hasil

yang mungkin invalid karena kesalahan atau ketidakjujuran subjek

penelitian, dimana nilai batas skala adalah ≥ 10, artinya apabila responden

mempunyai nilai 10 maka responden tersebut dinyatakan invalid (Graham,

2005).

3. Kuesioner tentang kecerdasan emosi

Skala untuk kuesioner kecerdasan emosi ini telah digunakan dengan aitem

valid sebanyak 38 aitem. Angket ini terdiri dari dua macam pernyataan,

yaitu pernyataan favorable dan unfavorable.

36

Page 48: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlviii

xlviii

Jenis Aitem Jumlah

Favorable 22

Unfavorable 16

Total 38

I. Cara Kerja

1. Menentukan siswa sebagai subjek penelitian pada SMA Muhammadiyah

1 Surakarta dan kelompok kontrol pada SMA Negeri 7 Surakarta.

2. Dilakukan random sampling untuk memperoleh jumlah tiap kelompok

sebanyak 30 orang. Jumlah sampel tiap kelompok disesuaikan agar

diperoleh jumlah sampel tiap kelompok yang sebanding.

3. Responden masing-masing kelompok siswa kelas II SMA berbasis agama

dan siswa kelas II SMA reguler mengisi formulir biodata dan lembar

persetujuan.

4. Peneliti membagi kuesioner kepada responden.

5. Responden mengisi kuesioner L-MMPI untuk mengetahui angka

kebohongan sampel. Jika responden menjawab “tidak” maka diberi nilai

1. Jika didapatkan angka lebih besar sama dengan 10 maka responden

invalid dan dikeluarkan dari sampel penelitian.

6. Responden mengisi kuesioner Emotional Quotient (EQ) untuk

mengetahui angka kecerdasan emosi.

37

Page 49: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlix

xlix

7. Melakukan analisis terhadap data yang diperoleh.

J. Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan uji t-independent.

Cara penghitungannya dibantu dengan menggunakan program Statistical

Product and Service Solution (SPSS) 17 for Windows.

38

Page 50: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

l

l

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Sampel

Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SMA Muhammadiyah 1

Surakarta dan SMA Negeri 7 Surakarta. Pada penelitian ini didapatkan total

sampel sebanyak 139 siswa yang terdiri dari 77 siswa SMA Muhammadiyah 1

Surakarta dan 62 siswa SMA Negeri 7 Surakarta. Dari 139 siswa, yang termasuk

dalam kriteria inklusi penelitian adalah 79 siswa (56,83% dari total sampel) dan

yang gugur sebanyak 60 siswa (43,17% dari total sampel). Sebanyak 60 siswa

dinyatakan gugur karena 3 siswa mengalami sakit berat, 8 siswa mengalami

kejadian yang membuat jiwa tergoncang, 27 siswa mengikuti kegiatan keagamaan

di luar sekolah, 9 siswa tidak mengikuti pelatihan EQ, 7 siswa tidak rutin

beribadah, dan 6 siswa tidak lolos tes kebohongan (L-MMPI).

Selanjutnya dilakukan simple random sampling pada kelompok siswa SMA

berbasis agama dan reguler agar diperoleh jumlah sampel tiap kelompok yang

sebanding dan agar sebaran datanya normal, sehingga diperoleh 30 siswa SMA

berbasis agama dan 30 siswa SMA reguler.

39

Page 51: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

li

li

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Sampel

No Kelompok Frekuensi Persentase (%)

1 Siswa SMA berbasis agama 30 50

2 Siswa SMA reguler 30 50

Total 60 100

Sumber : Data primer, 2012

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

No Kelompok

Jenis

Kelamin Total

Persentase

(%) Total

(%) L P L P

1 Siswa SMA berbasis agama

15 15 30 50 50 100

2 Siswa SMA reguler 15 15 30 50 50 100

Sumber : Data primer, 2012

Data di atas menunjukkan bahwa jenis kelamin pada kedua kelompok siswa

SMA memiliki persentase yang sama besarnya, baik jenis kelamin laki-laki (50%)

maupun perempuan (50%).

40

Page 52: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lii

lii

Tabel 4.2 Rerata Skor Kecedasan Emosi (EQ)

No Kelompok Jumlah

Responden Rerata

EQ Minimal Maksimal

1 Siswa SMA berbasis agama 30 119,9 95 140

2 Siswa SMA reguler 30 112,6 93 134

Sumber : Data primer, 2012

B. Analisis Statistika

Dari data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis data dengan

menggunakan uji t-independent dengan program SPSS 17 for Windows. Uji ini

digunakan jika skor kedua kelompok tidak berhubungan satu sama lain. Adapun

syarat uji t-independent adalah data berskala numerik, terdistribusi secara normal,

dan variansi kedua kelompok dapat sama atau berbeda (untuk dua kelompok).

Untuk mengetahui bahwa data terdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji

normalitas. Suatu data dikatakan mempunyai sebaran normal jika didapatkan nilai

p > 0,05 pada masing-masing kelompok tersebut (Dahlan, 2005).

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov Smirnov

Data Nilai p Keterangan

Siswa SMA berbasis agama

0,103 Distribusi normal

Siswa SMA reguler 0,122 Distribusi normal

Sumber: Data primer, 2012

41

Page 53: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

liii

liii

Tabel di atas menunjukkan sebaran data yang diuji normalitas datanya

dilakukan dengan Kolmogorov Smirnov Test, dengan ketentuan bila signifikan

hitung > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi secara

normal, demikian sebaliknya bila signifikan hitung < 0,05 data tidak terdistribusi

secara normal. Karena nilai p untuk nilai kecerdasan emosi (EQ) siswa SMA

berbasis agama adalah 0,103 (p > 0,05) dan siswa SMA reguler adalah 0,122 (p >

0,05), maka sebaran dua kelompok data tersebut normal.

Jika dilakukan uji t-independent, maka akan tampak hasil uji homogenitas

dengan Levene’s Test. Dengan ketentuan bila signifikan hitung > 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa data tersebut diasumsikan homogen, demikian sebaliknya bila

signifikan < 0,05 data diasumsikan tidak homogen atau memiliki perbedaan

varians.

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas

Data Uji Homogenitas Levene’s Test

Keterangan F P

Skor EQ 0,459 0,501 Data homogen

Sumber: Data primer, 2012

Berdasarkan uji tersebut, dapat diketahui bahwa F = 0,459 (p = 0,501). Karena

p > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan varians antara skor

kecerdasan emosi antara siswa SMA berbasis agama dan siswa SMA reguler.

Gambar di bawah ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata skor EQ

siswa SMA berbasis agama dan SMA reguler.

42

Page 54: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

liv

liv

Gambar 2. Boxplots Skor EQ

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa rerata skor EQ siswa SMA

berbasis agama adalah 119,9 ± 10,957, sedangkan pada siswa SMA reguler adalah

112,6 ± 9,708. Setelah itu maka data dapat dianalisis dengan uji t-independent.

Tabel 4.5 Hasil Ujit-independent

Jenis SMA Mean Skor EQ STD Analisis Uji

SMA berbasis agama 119,9 10,957 t = 2,719

df = 58

p = 0,009

SMA reguler 112,6 9,708

Sumber: Data primer, 2012

Tabel di atas menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan rerata skor EQ

yang jelas dari siswa SMA berbasis agama dan siswa SMA reguler. Dimana hasil

uji t-independent pada baris Equal Variances Assumed (data diasumsikan

43

Page 55: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lv

lv

homogen) tampak bahwa nilai t = 2,719, df = 58, p = 0,009 (p < 0,05). Jadi dapat

disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata nilai kecerdasan

emosi (EQ) antara siswa kelas II SMA berbasis agama dan siswa kelas II SMA

reguler (Dahlan, 2005). Selain itu juga dapat dilihat pada tabel Group Statistic

bahwa rerata skor kecerdasan emosi (EQ) siswa kelas II SMA berbasis agama

lebih tinggi dibandingkan dengan siswa kelas II SMA reguler. Selain itu, karena

nilai p < 0,05 juga dapat diinterpretasikan bahwa ada perbedaan pada taraf

signifikansi 5%.

44

Page 56: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lvi

lvi

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan data hasil penelitian pada Tabel 1 diketahui jumlah sampel yang

dapat dianalisis dalam penelitian ini adalah 60 siswa, di mana 30 siswa merupakan

siswa kelas II SMA berbasis agama, dalam hal ini yaitu SMA Muhammadiyah 1

Surakarta, dan 30 siswa merupakan siswa kelas II SMA reguler, dalam hal ini yaitu

SMA Negeri 7 Surakarta.

Tabel 2 menunjukkan rerata skor kecerdasan emosi siswa kelas II SMA berbasis

agama dan siswa kelas II SMA reguler. Terdapat perbedaan pada rerata hasil skor

kecerdasan emosi yang didukung dengan hasil uji t-independent seperti pada tabel 5.

Pada uji homogenitas yang ditunjukkan hasilnya pada tabel 4 menunjukkan tidak

terdapat varians antara skor kecerdasan emosi kedua kelompok (Anwar, 2005).

Hasil dari uji t-independent menunjukkan perbedaan yang bermakna antara

kecerdasan emosi (EQ) siswa kelas II SMA berbasis agama dengan kecerdasan emosi

(EQ) siswa kelas II SMA reguler dengan kecerdasan emosi siswa SMA berbasis

agama p = 0,009 (p < 0,05). Hal ini sesuai dengan teori bahwa agama dapat

mempengaruhi kondisi emosi seseorang. Seperti yang dikatakan oleh Safaria dan

Saputra (2009), kegiatan dalam agama seperti shalat, berdoa, atau berdzikir akan

mempengaruhi hipotalamus, kelenjar pituitari, dan kelenjar adrenal sehingga

45

Page 57: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lvii

lvii

membuat individu mengalami keadaan santai (relaksasi), tenang, dan damai. Dengan

kata lain orang tersebut akan mengalami emosi yang positif.

Hasil dari penelitian ini juga didukung penelitian yang dilakukan oleh Relawu

(2007) yang menyatakan bahwa semakin komitmen seseorang dalam menjalankan

agama yang ditampilkan dalam keyakinan, perasaan, pengetahuan, ritual, dan

perilaku sehari-hari, maka orang tersebut akan semakin menunjukkan perilaku-

perilaku yang menjadi dimensi dalam kecerdasan emosional.

Rahman (2009) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan antara religiusitas

dengan kecerdasan emosional remaja. Agama mengajarkan kesadaran untuk

mengelola dan mengatur emosi. Ketika permasalahan terjadi mengelola dan mengatur

emosi termasuk dalam salah satu aspek kecerdasan emosi yang harus dikembangkan.

Oleh karena itu, pengetahuan terhadap agama, sebagai salah satu dimensi keagamaan,

dapat mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang.

Dilanjutkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Manah (2005) yang

menyatakan bahwa ada hubungan positif antara religiusitas dengan kecerdasan emosi.

Jika budaya religius, misalnya ibadah, dilakukan secara terus-menerus, proses

penempaan diri akanterjadi secara berkesinambungan. Dengan demikian kualitas

kejiwaan yang diperoleh melalui aktivitas ibadah benar-benar terpatri dalam diri dan

menjadi bagian dari kepribadian. Nilai-nilai agama yang sudah menjadi unsur

kepribadian akan berfungsi secara otomatis dalam mempengaruhi dan mengatur sikap

dan perilaku. Ini mengandung arti bahwa seseorang yang memiliki tingkat religiusitas

46

Page 58: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lviii

lviii

yang tinggi cenderung memiliki sikap dan perilaku yang positif karena pada dasarnya

agama menganjurkan pada hal-hal positif. Sebagai contoh, ketika seseorang

dihadapkan dengan orang lain yang membutuhkan pertolongan maka kesadaran

agamanya akan menggerakannya untuk memberikan pertolongan.

Agama juga merupakan sarana yang efektif untuk mengatasi frustasi dan

ketakutan (Dister, 1988). Hal ini dapat dipahami karena orang yang meyakini dan

menghayati ajaran agama akan tumbuh dalam dirinya kesadaran jiwa bahwa segala

bencana atau kesulitan adalah ujian atas keimanannya. Dengan usaha yang sungguh-

sungguh, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya karena orang tersebut meyakini

bahwa setiap ada kesukaran di sana juga ada kemudahan sebagaimana diajarkan oleh

agamanya. Dalam konteks ini agama juga dapat membangkitkan rasa optimisme dan

motivasi yang kuat. Agama juga mampu menjadikan manusia untuk mengasihi

sesama dan menegakkan keadilan bagi semua orang serta memberikan kesadaran

akan keberadaan dirinya dan mampu berinteraksi dengan orang lain berdasarkan

keadilan dan kebenaran (Dister, 1988). Nilai-nilai tersebut merupakan aspek-aspek

yang ada dalam kecerdasan emosi. Hal-hal positif inilah yang diterapkan pada

sekolah berbasis agama.

Sekolah berbasis agama memasukkan unsur keagamaan dalam proses

pembelajaran ataupun dalam materi pembelajaran yang dibahas lebih banyak, lebih

dalam, dan lebih terperinci daripada sekolah umum atau public school. Pengetahuan

siswa akan agamanya, tidak hanya sebatas pada teori semata, akan tetapi juga pada

47

Page 59: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lix

lix

pengamalan dan pembiasaan diri melaksanakan ajaran-ajaran agamanya. Sistem

kepercayaan yang diperkuat oleh teori-teori mengenai teologi agama, kemudian

diaplikasikan dalam kehidupan dengan ritual atau praktik keagamaan di sekolah

tersebut (Hiemstra dan Brink, 2006). Pada SMA berbasis agama atau SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta, materi pelajaran agama Islam terbagi menjadi beberapa

kelompok dan berlangsung tujuh sampai sembilan jam tiap minggunya, atau jika

dipersentasekan menjadi sekitar 75%. Sedangkan pada SMA Negeri 7 atau SMA

reguler materi pelajaran agama menjadi satu mata pelajaran yang hanya dua jam per

minggu, atau jika dipersentasekan menjadi sekitar 25%. Mata pelajaran agama di

SMA Muhammadiyah 1 Surakarta itu sendiri dikelompokkan menjadi tauhid atau

aqoid, ibadah atau muamalah, akhlaq, qur’an atau hadist, tarikh, dan

kemuhammadiyahan. Pengetahuan tentang agama yang dimiliki siswanya lebih luas.

Selain itu, di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta pun juga terdapat praktek kegiatan

beragama dan termasuk dalam komponen penilaian siswa. Jadi jika seseorang

memiliki pengetahuan yang luas tentang agama dan kemampuan mengamalkan

ajaran-ajaran agama tersebut dalam kehidupan sehari-hari, seseorang itu dapat

dikatakan memiliki kecerdasan secara emosional yang baik, karena pengetahuan dan

pengamalan tersebut pada hakikatnya adalah merupakan aspek-aspek dalam

kecerdasan emosional (Amrullah, 2008).

Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Rosemary

(2008) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada

48

Page 60: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lx

lx

kecerdasan emosi antara siswa SMA dan siswa MA, yang secara tidak langsung

menunjukkan tidak ada perbedaan kecerdasan emosi antara siswa SMA berbasis

agama dan SMA reguler. Pengetahuan dan ritual keagamaan sebagai salah satu

dimensi dari religiusitas hanya merupakan faktor pengaruh yang tidak terlalu besar

terhadap kecerdasan emosional. Selain tingkat religiusitas, masih terdapat faktor-

faktor lain yang juga mempengaruhi kecerdasan emosional tersebut, di antaranya

faktor yang bersifat bawaan atau genetik (temperamen), faktor pola asuh, dan faktor

pendidikan emosi yang diperoleh siswa di sekolah (Goleman, 2006). Selain itu,

pendidikan emosi, yang juga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

kecerdasan emosional (Goleman, 2006), tidak terlihat pada pendidikan yang

diterapkan. Pendidikan yang dilakukan memang lebih cenderung terlihat pada

pemantauan dan penstimulasian upaya mencerdaskan rasional siswa. Sementara

pendidikan untuk merangsang kemampuan emosi siswa tidak terlalu diperhatikan

(Surakhmad dan Kusumoputro dalam Lanawati, 1999), sehingga siswa kurang

mendapat pendidikan emosi di sekolah.

Penelitian ini mempunyai keterbatasan dalam hal jumlah sampel yang terlalu

kecil dan pengaruh variabel-variabel seperti jenis kelamin dan jenis jurusan tidak

diteliti. Selain hal-hal tersebut, masih banyak faktor-faktor yang dapat merancukan

hasil yang digolongkan dalam variabel luar tak terkendali seperti pembelajaran EQ,

lingkungan atau situasi, asuhan orang tua, dan bimbingan orang tua.

49

Page 61: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxi

lxi

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

kecerdasan emosi yang bermakna antara siswa kelas II SMA berbasis agama

dan SMA reguler. Siswa kelas II SMA berbasis agama lebih baik kecerdasan

emosinya dibandingkan siswa kelas II SMA reguler.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran-saran dari penulis adalah

sebagai berikut:

1. Siswa SMA sebaiknya disarankan untuk memperdalam agama yang dianut

dan mengaplikasikan agama dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan

agama di dalam maupun di luar sekolah, karena agama merupakan salah

satu faktor yang dapat meningkatkan kecerdasan emosi seseorang.

2. Selain tentang agama, ilmu pengetahuan juga perlu untuk diperdalam dan

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, karena keduanya saling

berkaitan dan dapat mempengaruhi kecerdasan emosi seseorang.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan kecerdasan

emosi antara siswa kelas II SMA berbasis agama dan SMA reguler dengan

50

Page 62: PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS …... · PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA SISWA KELAS II SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA REGULER SKRIPSI ... meluangkan waktu untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxii

lxii

mengendalikan faktor-faktor luar yang turut mempengaruhi, seperti

pembelajaran EQ, lingkungan atau situasi di sekitar siswa, asuhan orang

tua, dan bimbingan orang tua.

4. Untuk penelitian yang lebih lanjut dilaksanakan pada populasi lain yang

lebih luas, dan dengan jumlah sampel (responden) yang lebih besar,

sehingga hasil dapat lebih signifikan dan lebih akurat.

5. Variabel-variabel lain diperluas cakupannya dan juga diteliti pengaruhnya

terhadap kecerdasan emosi. Contohnya yaitu variabel jenis kelamin dan

jenis jurusan.

51