pengaruh kecerdasan emosi dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...pengaruh...

109
PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA DENGAN ORANG TUA SEBAGAI BURUH MIGRAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.) Oleh: Shofiatul Amini NIM : 1113070000043 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2018 M

Upload: others

Post on 16-Jan-2020

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI

INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL

PADA REMAJA DENGAN ORANG TUA

SEBAGAI BURUH MIGRAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Oleh:

Shofiatul Amini

NIM : 1113070000043

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2018 M

Page 2: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

ii

PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI

INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL

PADA REMAJA DENGAN ORANG TUA

SEBAGAI BURUH MIGRAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Oleh:

Shofiatul Amini

NIM : 1113070000043

Dosen Pembimbing:

Layyinah, M. Si

NIP. 19770101 201101 2 004

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2018 M

Page 3: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN

KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL

PADA REMAJA DENGAN ORANG TUA SEBAGAI BURUH MIGRAN”

telah diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 16 Juli 2018. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana psikologi (S.Psi) pada

Fakultas Psikologi.

Jakarta, 16 Juli 2018

Sidang Munaqasyah

Dekan/ Wakil Dekan/

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si Dr.Abdul Rahman Shaleh, M.Si

NIP. 19680614 199704 1 001 NIP. 19720823 199903 1 002

Anggota

Dr. Diana Mutiah, M. Si Dr. Gazi, M. Si

NIP. 19671029 1996 03 2001 NIP. 19711214 200701 1 014

Layyinah, M. Si

NIP. 19770101 201101 2 004

Page 4: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

iv

LEMBAR ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan penelitian ini telah

saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juli 2018

Shofiatul Amini

NIM : 1113070000043

Page 5: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

v

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Juli 2018

C) Shofiatul Amini

D) Pengaruh Kecerdasan Emosi dan Komunikasi Interpersonal terhadap

Penyesuaian Sosial pada Remaja dengan Orang Tua sebagai Buruh Migran

E) xiv + 78 halaman + lampiran

F) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel kecerdasan emosi

(appraisal of emotion, regulation of emotion, utilization of emotion) dan

komunikasi interpersonal (self-concept, ability, skill expression, coping with

emotion,self-disclosure) terhadap penyesuaian sosial pada remaja dengan orang

tua sebagai buruh migran. Sampel berjumlah 297 remaja buruh migran di

Indramayu dengan teknik non-probability sampling. Peneliti mengadaptasi dan

memodifikasi alat ukur yang terdiri dari Skala Penyesuaian Sosial, The Self

Report Emotional Intelligence Test, dan Interpersonal Communication Inventory.

Uji validitas alat ukur menggunakan teknik confirmatory factor analysis (CFA).

Analisis data menggunakan teknik analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan kecerdasan

emosi dan komunikasi interpersonal terhadap penyesuaian sosial pada remaja

dengan orang tua sebagai buruh migran sebesar 26%. Adapun IVyang signifikan

mempengaruhi penyesuaian sosial adalah utilization of emotion, ability, dan skill

expression. Sedangkan appraisal of emotion, regulation of emotion, self-concept,

coping with emotion dan self-disclosure tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap penyesuaian sosial. Peneliti berharap implikasi dari hasil penelitian ini

dapat dikaji kembali dan dikembangkan pada penelitian selanjutnya. Peneliti

menyarankan untuk meneliti variabel penelitian yang lebih sesuai dengan

fenomena yang terjadi pada anak buruh migran. Selain itu, disarankan pula untuk

meneliti faktor lain selain variable independent dalam penelitian ini sehingga

didapatkan hasil yang lebih bervariasi dan sesuai dengan fenomena anak buruh

migran, seperti subjective well-being, resilience, life satisfaction dan dukungan

sosial.

G) Bahan bacaan: 49; buku: 14 + jurnal: 27 + artikel: 5 + skripsi: 2 + bahan ajar: 1

Page 6: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

vi

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) July 2018

C) Shofiatul Amini

D) The Influence of Emotional Intelligence and Interpersonal Communication on

Adolescence Social Adjustment with Migrant Worker Parents

E) xiv + 78 pages + attachments

F) The study aims to determine the effect of emotional intelligence (appraisal of

emotion, regulation of emotion, utilization of emotion), and interpersonal

communication (self-concept, ability, skill expression, coping with emotion, and

self-disclosure) on adolescence social adjustment with migrant worker parents.

Sample in this study consist of 297 respondents (categorized as left behind

children) in Indramayu using non-probability sampling technique. Researcher was

adapted and modificated the instruments from Social Adjustment Scale, The Self

Report Emotional Intelligence Test, and Interpersonal Communication Inventory.

The instruments tested with validity test using confirmatory factor analysis

(CFA). Data analysis using multiple regression analysis.

The result shows that there was a significant effect of emotional intelligence

and interpersonal communication to adolescence social adjustment with migrant

worker parents. The large proportion of the variance from the entire IV on

adolescence social adjustment is 26%, while the remaining 74% is influenced by

other variables outside this study. The result of hypothesis test shows that these

dimension; utilization of emotion, ability, and skill expression have significant

effect on adolescence social adjustment. While other dimension; appraisal of

emotion, regulation of emotion, coping with emotion and self-disclosure have no

significant effect on social adjustment. Researcher expected that the implications

of the results of this study can be review and develop in further research.

Researcher suggest to examine other variables that are more appropriate to the

phenomenon which occurs in left behind children. In addition, it is also suggested

to examine other factors besides independent variables in this research so that the

result will be more varied and consistently affecting the social adjustment, such as

subjective well-being, resilience, life satisfaction, and social support.

G) References: 49; books: 14 + journal articles: 27 + articles: 5 + mini thesis: 2 +

course material: 1

Page 7: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas ridha, taufik, dan rahmat-Nya

peneliti mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Emosi

dan Komunikasi Interpersonal terhadap Penyesuaian Sosial pada Remaja dengan

Orang tua sebagai Buruh Migran”. Sholawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan

pengikut-pengikutnya.

Dalam penulisan skripsi ini peneliti mendapatkan arahan, bimbingan,

masukan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti

mengucapkan terima kasih atas bantuan dan bimbingan tersebut kepada:

1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M. Ag., M.Si., Dekan Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta beserta seluruh jajaran dekanat lainnya, yang

telah memfasilitasi danmemberikan kesempatan peneliti untuk menempuh

pendidikan di Fakultas Psikologi.

2. Ibu Layyinah, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi dan Ibu Dr. Yunita

Faela Nisa, M.Psi., Psi selaku dosen pembimbing seminar proposal yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan,

perhatian, dan semuanya demi kelancaran dan selesainya skripsi.

3. Ibu Dr. Diana Mutiah, M. Si dan Bapak Dr. Gazi, M. Si selaku penguji

sidang munaqosyah atas saran dan bimbingannya dalam penyelesaian

skripsi ini.

4. Seluruh responden penelitian yaitu remaja dengan orang tua sebagai buruh

migran di Indramayu atas partisipasinya dalam penelitian ini.

Page 8: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

viii

5. Ibu Dr. Risatianti Kolopaking, M. Si selaku dosen pembimbing akademik

atas bimbingan dan nasehatnya sehingga peneliti dapat menjalani

perkuliahan dan skripsi ini dengan mudah dan lancar.

6. Para dosen dan seluruh jajaran staf Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu kepada peneliti.

7. Bapak, Mamah, Mba Ana, Mas Difa, Naura dan seluruh keluarga besar di

Indramayu dan Ciku atas do’a, dukungan, motivasi, perhatian, cinta dan

kasih sayang yang selalu tercurahkan kepada peneliti.

8. Sahabat seperjuangan peneliti Dona, Chaca, Yudit, Wahyu, Farhan, Fani,

Qilah, Ummi, Dita yang selalu meluangkan waktu, memberikan dukungan,

saran, kritik, bantuan, dan motivasi kepada peneliti.

9. Kawan-kawan Psikologi 2013, terkhusus Psikologi B, teman-teman dan

adik-adik Excellant, teman-teman kostan sholihah atas dukungan dan

do’anya untuk peneliti.

10. Serta seluruh teman-teman peneliti yang tidak dapat peneliti sebutkan satu

per satu namanya.

Akhirnya peneliti memohon kepada Allah SWT agar segala yang telah

diberikan kepada peneliti dibalas oleh-Nya dengan sebaik-baik balasan.

Aamiin.

Jakarta, Juli 2018

Shofiatul Amini

Page 9: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

ix

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”

QS. Al-Insyiroh: 6

“ALL IS WELL”

Karya ini peneliti persembahkan untuk Bapak, Mamah, adik-adik, dan

keluargaku

Page 10: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

LEMBAR ORISINALITAS ................................................................................ iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

ABSTRACT .......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1-10

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................................... 8

1.2.1. Pembatasan Masalah ................................................................... 8

1.2.2. Perumusan Masalah .................................................................... 9

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 9

1.3.1. Tujuan Penelitian ........................................................................ 9

1.3.2. Manfaat Penelitian ...................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 11-29

2.1. Penyesuaian Sosial .................................................................................. 11

2.2.1. Definisi Penyesuaian Sosial ...................................................... 11

2.2.2. Aspek Penyesuaian Sosial ........................................................ 13

2.2.3. Pengukuran Penyesuaian Sosial ............................................... 15

2.2.4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Sosial ............. 16

2.2. Kecerdasan Emosi ................................................................................... 17

2.2.1. Definisi Kecerdasan Emosi ....................................................... 17

2.2.2. Aspek Kecerdasan Emosi ......................................................... 19

2.2.3. Pengukuran Kecerdasan Emosi ................................................ 20

2.3. Komunikasi Interpersonal ....................................................................... 21

2.3.1. Definisi Komunikasi Interpersonal ........................................... 21

2.3.2. Aspek Komunikasi Interpersonal ............................................. 23

2.3.3. Pengukuran Komunikasi Interpersonal ..................................... 24

2.4. Kerangka Berpikir ................................................................................... 26

2.5. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 28

Page 11: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

xi

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 30-54

3.1. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .............................. 30

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................... 31

3.3.1. Instrumen Pengumpulan Data ................................................... 33

3.3.2. Alat Ukur Penyesuaian Sosial ................................................... 34

3.3.3. Alat Ukur Kecerdasan Emosi ................................................... 34

3.3.4. Alat Ukur Komunikasi Interpersonal ........................................ 35

3.3. Uji Validitas Konstruk ............................................................................ 36

3.4.1. Uji Validitas Alat Ukur Penyesuaian Sosial ............................. 38

3.4.2. Uji Validitas Alat Ukur Kecerdasan Emosi .............................. 41

3.4.3. Uji Validitas Alat Ukur Komunikasi Interpersonal .................. 45

3.4. Teknik Analisis Data............................................................................... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 55-66

4.1. Gambaran Subjek Penelitian ................................................................... 55

4.2. Hasil Analisis Deskriptif ......................................................................... 56

4.3. Kategorisasi Skor Variabel Penelitian .................................................... 57

4.4. Uji Hipotesis Penelitian............................................................................59

4.5. Proporsi Varian........................................................................................64

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN ...................................... 67-72

5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 67

5.2. Diskusi .................................................................................................... 67

5.3. Saran ....................................................................................................... 71

5.3.1. Saran Teoritis ............................................................................ 71

5.3.2. Saran Praktis ............................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 74

LAMPIRAN ......................................................................................................... 78

Page 12: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

xii

DAFTAR TABEL

Tabel3.1 Bobot Nilai pada Alat Ukur Penelitian .............................................. 33

Tabel 3.2 Blue Print Alat Ukur Penyesuaian Sosial ......................................... 34

Tabel 3.3 Blue Print Alat Ukur Kecerdasan Emosi .......................................... 35

Tabel 3.4 Blue Print Alat Ukur Komunikasi Interpersonal .............................. 36

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Penyesuaian Sosial ........................................... 39

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Penyesuaian Sosial dengan 16 Item ................. 40

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Appraisal of Emotion ....................................... 42

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Regulation of Emotion ..................................... 43

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Utilization of Emotion ...................................... 44

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Self-Concept ..................................................... 46

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Ability ............................................................... 48

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Skill Expression ................................................ 49

Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Coping with Emotion ....................................... 50

Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Self-Disclosure ................................................. 51

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ................................................. 55

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ............................................................................ 56

Tabel 4.3 Pedoman Interpretasi Skor ................................................................ 57

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel ............................................................... 57

Tabel 4.5 Model Summary Analisis Regresi ..................................................... 59

Tabel 4.6 Tabel Anova Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV ...................... 60

Tabel 4.7 Koefisien Regresi .............................................................................. 61

Tabel 4.8 Proporsi Varians untuk Masing-masing IV ...................................... 64

Page 13: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1 Skema Kerangka Berpikir Penelitian ............................................. 28

Page 14: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian....................................................................... 78

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ...................................................................... 79

Lampiran 3 Syntax Lisrel .................................................................................. 89

Lampiran 4 Output SPSS .................................................................................. 94

Page 15: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

UNICEF menjelaskan left behind children merupakan istilah untuk anak-anak

yang ditinggalkan salah satu atau kedua orang tuanya untuk bekerja sebagai buruh

migran terutama di luar negeri selama lebih dari tiga bulan untuk diasuh oleh

anggota keluarga yang lain (dalam Lu, Lin, Vikse, & Huang, 2016). Jumlah

mereka tidaklah sedikit, hampir satu juta anak di Indonesia yang memiliki orang

tua sebagai tenaga kerja di luar negeri membuat mereka harus berpisah dengan

orang tuanya dan tinggal di rumah diasuh oleh anggota keluarga yang lain (Bryan,

2005). Usia mereka beragam, banyak dari mereka yang masih berusia dini sudah

ditinggal, tetapi banyak pula yang sampai remaja masih ditinggalkan oleh orang

tuanya.

Remaja ini pada dasarnya adalah manusia yang mengalami perkembangan

dalam kehidupannya. Dimana selalu ada tuntutan dan tugas perkembangan yang

harus dipenuhinya. Selain itu, manusia yang juga merupakan makhluk sosial

selalu menjadi bagian dari lingkungan tertentu. Di lingkungan mana pun individu

berada, mereka akan berhadapan dengan harapan dan tuntutan tertentu dari

lingkungan yang harus dipenuhinya. Di samping itu individu juga memiliki

kebutuhan, harapan, dan tuntutan di dalam dirinya, yang harus diselaraskan

dengan tuntutan dari lingkungan. Bila individu mampu menyelaraskan kedua hal

tersebut, maka dikatakan bahwa individu tersebut mampu menyesuaiakan diri

terhadap lingkungan sosialnya (Agustiani, 2006).

Page 16: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

2

Dalam perkembangan teori sosial yang konvensional, orang tua dan orang

dewasa lain memberikan peluang untuk terjadinya interaksi antara remaja dengan

masyarakat. Dengan demikian orang tua berusaha agar remaja dapat memiliki

karakteristik dimana ia mampu melakukan penyesuaian terhadap lingkungan

sosialnya (Agustiani, 2006). Begitu juga yang terjadi pada remaja dengan orang

tua sebagai buruh migran, mereka dituntut untuk memiliki interaksi dan

penyesuaian sosial yang baik selama kedua orang tuanya bekerja di luar negeri.

Namun, di dalam realitanya mereka lebih mengalami banyak tantangan dan

kesulitan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosialnya karena absennya

orang tua dalam membimbing dan mengasuh secara langsung.

Perilaku penyesuaian sosial yang buruk pada remaja dengan orang tua

sebagai buruh migran dimana mereka tidak mampu menyesuaikan dirinya secara

sosial dengan baik terlihat pada penelitian Liang, Guo dan Duan (2007) yaitu

karena kurangnya pengawasan dan dukungan emosi dari orang tua, membuat

mereka kurang mendapatkan hasil pendidikan yang diinginkan dan menimbulkan

kenakalan dalam perilakunya serta menimbulkan masalah kesehatan mental yang

cukup serius. Selain itu, dalam penelitian di Romania mereka juga lebih menderita

secara mental dan fisik daripada anak-anak lainnya (Botezat & Pfeiffer, 2014).

Pada tahun 2015 di China, terdapat kasus dimana empat orang anak kakak-beradik

dilaporkan tanpa mendapatkan pengasuhan dan cinta orang tuanya yang tepat,

mereka memiliki kecenderungan sikap yang tidak wajar, stres, depresi,

kecemasan, tidak berdaya dan putus asa dan pada akhirnya mengakhiri kehidupan

mereka dalam keputusasaan dan kesakitan (Mu & Hu, 2016).

Page 17: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

3

Selain terjadi di luar negeri, penyesuaian sosial yang buruk pada remaja

dengan orang tua sebagai buruh migran juga terjadi di Indonesia tepatnya di

Indramayu, hal ini terlihat dari penelitian Raharto et al. (2013) dimana hasil

penelitian mengungkapkan bahwa anak laki-laki lebih sulit untuk diatur oleh

pengasuh mereka yaitu ayah atau nenek-kakek mereka. Mereka lebih banyak

menghabiskan waktu di luar bersama teman-teman, bermain game, atau pergi ke

warnet. Bahkan remaja tersebut bolos sekolah dan lebih memilih pergi ke warnet

hingga pada akhirnya drop-out dari sekolah. Remaja ini lebih banyak mengalami

gejala-gejala disorientasi, marah, cemas dan kurang bahagia.

Hasil penelitian tersebut juga senada dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Dios, Dungo, dan Reyes (2013) pada remaja Filiphina yang

ditinggal orang tuanya bekerja di luar negeri dimana mereka mudah berpotensi

untuk berperilaku seperti yang dilakukan oleh teman sebayanya yaitu bermain

game, merokok, minum-minuman keras dan penyalahgunaan narkoba. Selain itu,

dalam penelitiannya Gamburd (2005) remaja yang ditinggal ibunya bekerja dan

tinggal di rumah dengan ayahnya, mereka lebih mengembangkan kebiasaan

negatif seperti minum-minuman keras dan penyalahgunaan narkoba dimana

perilaku ini berdampak buruk pada perkembangan mental dan prestasi akademik

mereka (dalam Raharto et al, 2013).

Remaja dengan penyesuaian yang buruk membuat orang tua bahkan

pengasuh mereka menjadi lebih kesulitan menangani mereka (Raharto et al.,

2013). Prestasi akademik yang kurang baik sampai drop out dari sekolah, perilaku

kenakalan remaja, melakukan tindak kriminal, perilaku seks bebas, dan

Page 18: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

4

mengalami psikologis yang buruk adalah dampak-dampak dari penyesuaian sosial

yang buruk yang dilakukan oleh remaja dengan orang tua sebagai buruh migran

(Garza, 2010). Jika masalah pada remaja ini tidak ditangani, hal ini akan

berdampak buruk dan menimbulkan masalah yang serius pada generasi anak-anak

buruh migran selanjutnya (Beh & Yao, 2012). Melihat bahwa seharusnya remaja

dengan orang tua sebagai buruh migran memiliki kehidupan dan pendidikan yang

lebih baik dari uang yang dikirim oleh orang tuanya, tetapi di dalam realitanya

mereka lebih rentan mengalami perilaku buruk karena kurangnya perhatian dan

cinta dari orang tuanya yang tidak hadir di kehidupan mereka (Dios, 2013)

sehingga hal ini penting untuk diteliti agar orang tua dan pengasuh lebih

memberikan perhatian agar perilaku maladjustment pada remaja menjadi lebih

berkurang dan bukan hanya mengutamakan uang untuk kehidupan dan pendidikan

mereka saja.

Penyesuaian sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

mempengaruhinya antara lain: kecerdasan emosi (Kar, Saha, & Mondal, 2016)

dan komunikasi interpersonal (Su, Lin, Xu, & Zhu, 2012). Dengan kecerdasan

emosi ini, individu akan mampu berpikir untuk mencapai sebuah kesehatan

mental yang positif. Mereka akan mampu bersosialisasi dengan baik di dalam

lingkungannya, seperti membantu orang lain, memahami kesulitan dan perasaan

orang lain, dan bagaimana diri mereka terbuka terhadap berbagai pengalaman

yang positif maupun negatif (Salovey & Mayer, 1990).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kar, Saha, dan Mondal (2016)

kecerdasan emosi ditemukan sebagai hasil prediktor dari kepuasan hidup,

Page 19: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

5

penyesuaian psikologis yang sehat, interaksi positif dengan teman sebaya dan

keluarga serta hubungan yang hangat dengan orang tua. Di sisi lain, rendahnya

kecerdasan emosi memiliki keterkaitan dengan perilaku kekerasan, penggunaan

obat-obatan, dan perilaku kenakalan.

Dari penelitian pada 323 mahasiswa universitas Sultan Qaboos, Oman,

menghasilkan temuan bahwa kecerdasan emosi memiliki hubungan yang positif

dengan penyesuaian yaitu sebesar 0.767 sebagai koefisien korelasi yang

dihasilkan (Sulaiman, 2013). Selain itu, dari penelitian yang dilakukan oleh Kar,

Saha, dan Mondal (2016) juga memberikan hasil mengenai hubungan yang positif

pada kecerdasan emosi dengan penyesuaian siswa kelas 12 di India yaitu

penyesuaian mereka di rumah, sekolah dan teman dengan nilai koefisien korelasi

0.414.

Sedangkan, dalam penelitian yang dilakukan oleh Punia dan Sangwan

(2011) mengenai hubungan kecerdasan emosi dan penyesuaian sosial pada 120

siswa dengan rentang usia 16-18 tahun di India memberikan hasil kecerdasan

emosi memiliki hubungan yang positif dengan tiga aspek penyesuaian yang

diteliti yaitu penyesuaian emosi, pendidikan dan sosial. Pada penelitian ini juga

gaji dan pekerjaan ayah menjadi faktor utama yang memberikan kontribusi dari

kedua hubungan yang positif antara kecerdasan emosi dan penyesuaian sosial.

Pentingnya kecerdasan emosi pada individu dalam melakukan

penyesuaian sosial dan terbukti adanya pengaruh melalui penelitian-penelitian

dari Sulaiman (2013), Kar, Saha, dan Mondal (2016), serta Punia dan Sangwan

(2011) membuat peneliti ingin meneliti pengaruh kecerdasan emosi terhadap

Page 20: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

6

penyesuaian sosial pada anak buruh migran. Penelitian-penelitian yang sudah

dilakukan lebih banyak dilakukan pada sampel siswa atau mahasiswa di tingkat

pertama universitas, sedangkan masih sedikit penelitian mengenai pengaruh

kecerdasan emosi terhadap penyesuaian sosial pada anak dengan orang tua

sebagai buruh migran sehingga fakta ini yang juga menjadi latar belakang peneliti

untuk melakukan penelitian ini.

Selain kecerdasan emosi, dengan komunikasi interpersonal yang baik

antara remaja dengan orang tua, remaja akan memiliki hubungan emosi yang baik

dengan orang tuanya sehingga orang tua dan keluarganya mampu membantu

remaja dalam menghadapi tuntutan-tuntutan dan tugas perkembangan mereka

(Laursen & Collins, 2009). Komunikasi yang baik ini juga dibutuhkan oleh

remaja dengan orang tuanya yang bekerja sebagai buruh migran agar hubungan

keduanya tetap berjalan dengan baik dan remaja mampu menyesuaikan dirinya

dengan lingkungan sosial. Menurut Malamassam (2014) menyatakan bahwa

dengan komunikasi yang kurang antara ibu sebagai buruh migran dan anaknya

akan berdampak pada masalah emosi anaknya tersebut. Komunikasi keduanya

memberikan peranan penting dalam penerimaan anak pada situasi ketiadaan

ibunya. Kemudian Asis (2002) juga mengatakan dengan komunikasi yang baik,

anak akan merasa keberadaan ibunya setiap hari sehingga dapat memperkuat

hubungan emosi diantara keduanya (dalam Malamassam, 2014).

Pada penelitian Su, et al (2012) memberikan hasil bahwa anak buruh

migran yang komunikasinya kurang dengan orang tuanya cenderung lebih

merasakan kesepian dibandingkan yang tidak ditinggal orang tuanya. Hasil

Page 21: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

7

tersebut senada dengan hasil penelitian Jia dan Tian (2010) yang mengungkapkan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesepian pada anak yang ditinggal orang

tuanya sebagai buruh migran adalah komunikasi yang kurang dengan

orangtuanya. Selain itu, penelitian pada 111 orang tua-anak memberikan hasil

bahwa remaja yang menerima komunikasi keluarganya dengan baik maka mereka

memiliki kemampuan sosial yang baik. Komunikasi dan kemampuan sosial yang

baik ini membuat mereka memiliki sifat malu yang rendah (Arroyo, Nevares,

Segrin, & Harwood, 2012). Karena jika mereka memiliki sifat malu yang tinggi,

maka sifat malu ini dapat memberikan kontribusi yang siginifikan dalam

memunculkan masalah pada kehidupan mereka seperti depresi, kesepian dan

rendahnya kualitas hubungan dimana perilaku-perilaku ini mengindikasikan

sebagai penyesuaian yang buruk (Bruch, 2001; Findlay, Coplan, & Bowker, 2009;

Nelson et al, 2008 dalam Arroyo, et al., 2012).

Dalam penelitian-penelitian yang sudah dilakukan mengenai komunikasi

orang tua dengan anak buruh migran masih sedikit yang spesifik meneliti

komunikasi interpersonal. Komunikasi yang dilakukan oleh anak buruh migran

dengan orang tuanya lebih banyak membahas mengenai aktivitas kehidupan

sehari-hari dan kehidupan sekolah mereka. Sedangkan mengenai bagaimana

mereka berkomunikasi dengan melibatkan masalah dan saling berbagi emosi

tersebut (Dios, 2013) yang dimana hal ini penting untuk keduanya masih sedikit

dilakukan. Menurut Bienvenu (1971) komunikasi interpersonal merupakan

kemampuan individu untuk mendengarkan, berempati, untuk memahami, untuk

menangani perasaan marah, untuk mengekspresikan dirinya, dan segala atribut

Page 22: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

8

percakapannya. Dengan komunikasi interpersonal ini remaja dengan orang tuanya

yang bekerja sebagai buruh migran dapat memiliki hubungan yang baik satu sama

lain dan ikatan emosi yang baik. Untuk itulah peneliti lebih memfokuskan

penelitian pada pengaruh komunikasi interpersonal terhadap penyesuaian sosial.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti bermaksud ingin

melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Kecerdasan Emosi dan

Komunikasi Interpersonal terhadap Penyesuaian Sosial pada Remaja

dengan Orang Tua sebagai Buruh Migran”.

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Pembatasan dan perumusan masalah diperlukan dalam sebuah penelitian agar

lebih jelas ruang lingkup serta fokus permasalahan yang akan diteliti, untuk lebih

jelasnya sebagai berikut:

1.2.1. Pembatasan Masalah

Batasan masalah mengenai konsep variabel yang akan diteliti adalah sebagai

berikut:

1. Penyesuaian sosial adalah suatu kapasitas atau kemampuan yang dimiliki oleh

setiap individu untuk dapat bereaksi secara efektif dan bermanfaat terhadap

realitas, situasi, dan relasi sosial, sehingga kriteria yang harus dipenuhi dalam

kehidupan sosialnya dapat terpenuhi dengan cara-cara yang dapat diterima dan

memuaskan (Schneiders, 1960).

2. Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengatur perasaan sendiri dan

orang lain, membedakan emosi tersebut dan menggunakannya sebagai

Page 23: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

9

informasi untuk membimbing pikiran dalam menentukan tindakan seseorang

(Salovey & Mayer, 1990).

3. Komunikasi interpersonal adalah kemampuan individu untuk mendengarkan,

berempati, untuk memahami, untuk menangani perasaan marah, untuk

mengekspresikan dirinya, dan segala atribut percakapannya (Bienvenu, 1971).

1.2.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosi dan

komunikasi interpersonal terhadap penyesuaian sosial?

2. Dari appraisal or expression of emotion, regulation of emotion, utilization of

emotion, self-concept, ability, skill expression, coping with emotion, dan self-

disclosure variabel bebas apa sajakah yang memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap penyesuaian sosial?

3. Berapa proporsi varian dari masing-masing variabel bebas?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penilitian ini bertujuan untuk

mengetahui adanya pengaruh kecerdasan emosi dan komunikasi interpersonal

terhadap penyesuaian sosial pada remaja dengan orang tua sebagai buruh migran.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat teoritis dan manfaat praktis, untuk lebih jelasnya

sebagai berikut:

Page 24: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

10

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu

pengetahuanpadaumumnya dan psikologi sosial serta psikologi perkembangan

pada khususnya mengenai topik yang terkait.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada orangtua,

pemerintah, guru, dan remaja itu sendiri mengenai faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi penyesuaian sosial dan untuk memberikan informasi kepada

orang tua, pemerintah, guru, dan keluarga lainnya agar dapat membantu remaja

dengan orangtua sebagai buruh migran dengan program-program yang

bermanfaat berkaitan dengan penyesuaian sosialnya.

Page 25: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

11

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Penyesuaian Sosial

2.1.1. Definisi Penyesuaian Sosial

Schneiders (1960) yang mengungkapkan bahwa penyesuaian sosial merupakan

suatu kapasitas atau kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu untuk dapat

bereaksi secara efektif dan bermanfaat terhadap realitas, situasi, dan relasi sosial,

sehingga kriteria yang harus dipenuhi dalam kehidupan sosialnya dapat terpenuhi

dengan cara-cara yang dapat diterima dan memuaskan. Individu dapat memiliki

penyesuaian yang baik dan penyesuaian yang buruk. Individu yang dapat

menyesuaikan dirinya dengan baik (well-adjustment) adalah individu yang dengan

keterbatasan yang ada pada dirinya, belajar untuk bereaksi terhadap dirinya dan

lingkungan dengan cara yang matang, bermanfaat, efisien, dan memuaskan, serta

dapat menyelesaikan konflik, frustasi, maupun kesulitan-kesulitan pribadi dan

sosial tanpa mengalami gangguan tingkah laku.Sedangkan individu yang tidak

mampu mengatasi semua masalah, konflik dan kesulitan-kesulitan yang ada, maka

individu tersebut memiliki penyesuaian yang buruk (maladjustment) (Schneider,

1960).

Sedangkan Lazarus (1976) menjelaskan bahwa penyesuaian dapat dilihat

sebagai hasil dan juga sebagai proses. Penyesuaian sebagai hasil dapat dievaluasi

sebagai sesuatu yang dilakukan dengan baik atau buruk sedangkan sebagai proses

tidak perlu untuk dievaluasi tetapi hanya dimengerti dan dipahami. Masalah

Page 26: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

12

penyesuaian bersifat universal dimana semua individu harus menghadapi keadaan

hidup yang sulit dan mengganggu di setiap fase perkembangannya.

Menurut Hurlock (1978) penyesuaian sosial adalah dimana individu

mampu menyesuaikan dirinya dengan orang lain pada umumnya dan untuk

kelompok mereka pada khususnya. Hurlock (1978) menambahkan kebanyakan

orang tua menyadari bahwa terdapat hubungan yang kuat antara penyesuaian

sosial anak dengan sukses dan bahagianya mereka di kehidupan mereka kelak.

Penyesuaian juga didefinisikan sebagai interaksi individu yang kontinyu dengan

dirinya sendiri, dengan orang lain, dengan dunia invidu tersebut (Calhoun &

Acocella, 1990).

Selain itu, Derlega dan Janda (1981) mendefinisikan penyesuaian sebagai

kemampuan untuk mengatasi masalah sehari-hari, tidak adanya masalah

psikologis dan adanya kebebasan untuk menjadi diri sendiri. Penyesuaian yang

baik bagi individu adalah saat individu mampu mencapai tujuannya dan elemen

terpenting adalah penerimaan diri. Dalam hal ini penyesuaian dapat dilihat sebagai

proses dan juga sebagai hasil.

Penyesuaian diri bukan merupakan sesuatu yang bersifat absolut, tidak ada

individu yang dapat melakukan penyesuaian dengan sempurna. Penyesuaian diri

bersifat relatif, artinya harus dinilai dan dievaluasi sesuai dengan kapasitas

individu untuk memenuhi tuntutan terhadap dirinya. Kapasitas ini berbeda-beda

tergantung kepribadian dan tahap perkembangan individu. Penyesuaian yang

dianggap baik pada suatu tahapan usia mungkin saja dianggap kurang baik pada

tahapan usia lainnya (Agustiani, 2006).

Page 27: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

13

Dari berbagai definisi mengenai penyesuaian sosial diatas, peneliti

menggunakan definisi penyesuaian sosial menurut Schneiders (1960) yang

mengungkapkan bahwa penyesuaian sosial merupakan suatu kapasitas atau

kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu untuk dapat bereaksi secara efektif

dan bermanfaat terhadap realitas, situasi, dan relasi sosial, sehingga kriteria yang

harus dipenuhi dalam kehidupan sosialnya dapat terpenuhi dengan cara-cara yang

dapat diterima dan memuaskan. Definisi menurut Schneider (1960) ini digunakan

karena lebih sesuai untuk melihat penyesuaian sosial pada remaja dengan orang

tua sebagai buruh migran.

2.1.2. Aspek Penyesuaian Sosial

Aspek-aspek penyesuaian sosial menurut Schneider (1960) adalah sebagai

berikut:

1. Penyesuaian sosial dalam lingkungan keluarga. Adapun kriteria penyesuaian

sosial dalam keluarga yang memadai sebagai berikut:

a. Menjalin hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga.

b. Menerima otoritas orang tua.

c. Menerima tanggung jawab dan batasan-batasan (norma) keluarga.

d. Berusaha untuk membantu seluruh anggota keluarga dalam mencapai tujuan

secara individu maupun kelompok.

e. Adanya kebebasan yang bertahap dan kemandirian yang tumbuh dari dalam

rumah.

2. Penyesuaian sosial di sekolah. Kriteria agar penyesuaian sosial di sekolah

memadai adalah sebagai berikut:

Page 28: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

14

a. Menghormati dan menerima peraturan sekolah.

b. Tertarik dan berpartisipasi dalam fungsi dan kegiatan sekolah

c. Menjalin hubungan yang baik dengan teman, guru, dan staff lainnya.

d. Menerima tanggung jawab dan batasan-batasan (norma) di sekolah.

e. Membantu sekolah untuk mencapai tujuan-tujuannya seperti siswa

berpartisipasi aktif dalam perlombaan antar sekolah dan menjadi siswa yang

baik.

3. Penyesuaian sosial di lingkungan masyarakat. Kriteria sebagai penyesuaian

sosial di lingkungan masyarakat yang baik adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kebutuhan untuk mengenali dan menghargai hak orang lain dalam

masyarakat.

b. Berinteraksi dengan orang lain serta membangun suatu persahabatan.

c. Memiliki minat serta simpati atas kesejahteraan orang lain.

d. Memiliki kedermawanan dan mengasihi orang lain.

e. Menghargai nilai dan integritas dari hukum yang berlaku, tradisi seta kebiasaan

dalam masyarakat.

Sedangkan menurut Hurlock (1978) mengemukakan empat aspek sebagai

prediktor penyesuaian sosial yang baik, yaitu:

1. Penampilan nyata. Perilaku sosial individu yang dinilai berdasarkan standar

kelompok yang dapat memenuhi harapan kelompoknya.

2. Penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok. Baik teman sebaya maupun

kelompok orang dewasa.

Page 29: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

15

3. Sikap sosial. Menunjukkan sikap yang menyenangkan terhadap orang lain,

terhadap partisipasi sosial, dan terhadap perannya dalam kelompok sosial.

4. Kepuasan pribadi. Merasa puas terhadap kontak sosialnya dan terhadap

peranyang dimainkannya dalam situasi sosial, baik sebagai pemimpin

maupun sebagai anggota.

Dari kedua aspek yang dikemukakan diatas, peneliti menggunakan aspek

yang diuraikan oleh Schneiders (1960) karena untuk melihat penyesuaian sosial

remaja dengan orang tua sebagai buruh migran di lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakatnya.

2.1.3. Pengukuran Penyesuaian Sosial

Dalam mengukur penyesuaian sosial, ada beberapa alat ukur yang dapat

digunakan yaitu:

1. SAICA (Social Adjustment Inventory for Children and Adolescents)

SAICA merupakan semistruktur interview yang didesain sebagai self-report untuk

anak dan remaja serta untuk orang tua terhadap anaknya. Alat ukur ini dibuat oleh

John, Gammon, Prusoff, dan Warner (1987) pada responden anak-remaja

berjumlah 124 responden dengan rentang usia 6 sampai 18 tahun. SAICA

diadministrasikan oleh individu yang memahami perkembangan anak dan yang

memiliki pengalaman di bidang testing klinis anak dan remaja (usia 6-18 tahun).

Terdapat empat aspek yang diukur dalam SAICA yaitu: sekolah, kegiatan di

waktu luang, hubungan pertemanan, dan fungsi rumah.

Page 30: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

16

2. Psychological Adjustment Scale (PAS)

Alat ukur ini terdiri dari 27 item yang disusun berdasarkan karakterirtik

penyesuaian yang baik yang dikemukakan oleh Harber dan Runyon (1984). Item-

item tersebut mengukur lima karakteristik penyesuaian yang baik yaitu: accurate

perception of reality (persepsi yang akurat terhadap realitas), ability to cope with

stress and anxiety (kemampuan mengatasi stres dan kecemasan), positive self

image (citra diri yang positif), ability to express feelings (kemampuan untuk

mengekspresikan perasaan), good interpersonal relations (hubungan interpersonal

yang baik). Memiliki nilai koefisien reliabilitas sebesar 0.83 dan dengan split half

0.85. PAS memiliki 5 point rating scale dengan kategori sebagai berikut: 5 (sangat

setuju), 4 (setuju), 3 (netral), 2 (tidak setuju), dan 1 (sangat tidak setuju). Individu

dengan skor diatas 81 memiliki penyesuaian yang baik sedangkan individu

dengan skor dibawah 81 memiliki penyesuaian yang buruk (dalam Ahmad dan

Zadeh, 2014).

Pada penelitian ini, peneliti memodifikasi alat ukur Safitri (2010)

berdasarkan aspek-aspek penyesuaian sosial menurut Schneiders (1960) yaitu

aspek lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat karena lebih sesuai dengan

teori yang digunakan dalam penelitian ini.

2.1.4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Sosial

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial menurut Schneiders (1960)

adalah sebagai berikut:

1. Faktor kondisi fisik, yang meliputi faktor keturunan, kesehatan, bentuk tubuh

dan hal-hal lain yang berkaitan dengan fisik.

Page 31: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

17

2. Faktor perkembangan dan kematangan, yang meliputi perkembangan

intelektual, sosial, moral, dan kematangan emosional. Salah satu contohnya

adalah kecerdasan emosi (Kar, Saha, & Mondal, 2016).

3. Faktor psikologis, yaitu faktor-faktor pengalaman individu, frustasi dan

konflik yang dialami, dan kondisi-kondisi psikologis seseorang dalam

penyesuaian sosial. Salah satu contohnya adalah komunikasi interpersonal

(Su et al, 2012).

4. Faktor lingkungan, yaitu kondisi yang ada pada lingkungan, seperti kondisi

keluarga, kondisi rumah, dan sebagainya.

5. Faktor budaya, termasuk adat istiadat dan agama yang turut mempengaruhi

penyesuaian sosial individu.

Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang memengaruhi penyesuaian sosial

adalah faktor perkembangan dan kematangan yaitu kecerdasan emosi sebagai

variabel bebas yang pertama, dan faktor psikologis yaitu komunikasi interpersonal

sebagai variabel bebas yang kedua.

2.2. Kecerdasan Emosi

2.2.1. Definisi Kecerdasan Emosi

Salovey dan Mayer (1990) mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai kemampuan

untuk memantau perasaan dan emosi sendiri serta orang lain untuk membedakan

antara mereka dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan

tindakan seseorang (dalam Salovey & Grewal, 2005; Brackett & Salovey, 2006).

Lebih lanjut Mayer dan Salovey (1997) mengungkapkan bahwa kecerdasan emosi

merupakan kemampuan untuk menerima emosi, menggunakan emosi untuk

Page 32: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

18

memfasilitasi pikiran, memahami emosi, dan mengatur emosi (dalam Mayer,

Salovey & Caruso, 2004; Stys & Brown, 2004; Brackett & Salovey, 2006; Hultin,

2011).

Sedangkan Bar-On (1997) menjelaskan kecerdasan emosi sebagai

kepedulian dengan memahami diri sendiri dan orang lain, berhubungan dengan

orang, beradaptasi dan dapat mengatasi lingkungan sekitarnya menjadi lebih

sukses dalam berurusan dengan tuntutan lingkungan (dalam Stys & Brown, 2004).

Berbeda dengan Bar-On, Goleman (2001) memberikan definisi kecerdasan emosi

adalah kemampuan untuk mengenali emosi dan mengatur emosi dalam diri sendiri

dan orang lain (dalam Stys & Brown, 2004). Menurut Goleman terdapat empat

kemampuan yang dikuasai dalam kecerdasan emosi yaitu kesadaran diri,

pengaturan diri, kesadaran sosial dan pengaturan dalam hubungan. Kecerdasan

emosi juga diungkapkan oleh Segal dan Smith (2013) sebagai kemampuan untuk

mengidentifikasi, menggunakan, memahami, dan menghandle perasaan untuk

menghadapi stres dan tantangan, berempati dengan orang lain, dan meredakan

konflik (dalam Igbo, Nwaka, Mbagwu & Mezieobi, 2016).

Dari beragam definisi mengenai kecerdasan emosi tersebut, peneliti

menggunakan definisi dari Salovey dan Mayer (1990) yang mengungkapkan

bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengatur perasaan sendiri dan

orang lain, membedakan emosi tersebut dan menggunakannya sebagai informasi

untuk membimbing pikiran dalam menentukan tindakan seseorang. Definisi ini

digunakan karena lebih sesuai untuk melihat kecerdasan emosi yang menyeluruh

dari remaja dengan orang tua sebagai buruh migran.

Page 33: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

19

2.2.2. Aspek Kecerdasan Emosi

Aspek-aspek kecerdasan emosi menurut Salovey & Mayer (1990) adalah sebagai

berikut:

1. Appraisal or expression of emotions adalah kemampuan menerima dan

mengekspresikan emosi sendiri dan orang lain secara verbal dan nonverbal.

2. Regulation of emotions adalah kemampuan untuk mengatur emosi sendiri dan

orang lain.

3. Utilization of emotions adalah kemampuan untuk menggunakan dan

memanfaatkan emosi dalam merencanakan, berpikir kreatif, mengarahkan

perhatian, dan memotivasi.

Selain aspek-aspek kecerdasan emosi dari Salovey dan Mayer (1990)

Goleman (dalam Stys & Brown, 2004) juga mengungkapkan empat aspek dalam

kecedasan emosi yaitu:

1. Self-awareness adalah kemampuan untuk mengenali emosi dan pengaruhnya

dalam membimbing membuat sebuah keputusan.

2. Self-management adalah kemampuan untuk mengatur emosi dan beradaptasi

dalam beragai situasi.

3. Social awareness adalah kemampuan menyadari, memahami dan bereaksi

terhadap emosi orang lain dalam sebuah hubungan sosial.

4. Relationship management adalah kemampuan menginspirasi, mempengaruhi,

dan mengembangkan emosi orang lain dalam manajemen konflik.

Dari aspek-aspek yang diungkapkan tersebut, peneliti menggunakan tiga

aspek yang dikemukakan oleh Salovey dan Mayer (1990) mengenai kecerdasan

Page 34: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

20

emosi dalam penelitian ini yaitu aspek appraisal or expression of emotions,

regulation of emotions, dan utilization of emotions. Ketiga aspek ini

menyesuaikan dari teori yang digunakan dalam penelitian ini.

2.2.3. Pengukuran Kecerdasan Emosi

Dalam mengukur kecerdasan emosi dapat menggunakan beberapa alat ukur untuk

menelitinya yaitu:

1. MSCEIT (The Mayer-Salovey-Caruso Emotional Intelligence Test)

MSCEIT dikembangkan oleh Salovey, Mayer, Caruso (dalam Brackett &

Salovey, 2006) dengan 141 item yang mengukur empat aspek kecerdasan emosi

yang dikemukakan oleh Mayer dan Salovey (dalam Brackett & Salovey, 2006)

yaitu perceiving, using, understanding, dan regulating emotions. Dari 141 item

tersebut dibagi menjadi 8 tugas yang terdiri dari masing-masing aspek 2 tugas.

Pada penelitian Brackett dan Salovey di tahun 2003 (dalam Stys & Brown, 2004),

MSCEIT memiliki nilai reliabilitas dengan test-retest sebesar 0.86.

2. Bar-on’s EQ-i

Emotional Questiont Inventory yang dikembangkan oleh Reuven Bar-On (dalam

Stys & Brown, 2004) ini berfokus pada dua dimensi yaitu emosi dan kemampuan

sosial. Alat ukur ini terdiri dari 133 item dengan 5 aspek yang diukur yaitu:

intrapersonal, interpersonal, adaptability, stress management, general mood

components.

Emotional Questiont Inventory memiliki nilai rentang skala 1-5 dengan 1 (sangat

tidak sesuai) dan 5 (sangat sesuai). Reliabilitas dari alat ukur ini adalah 0.85 (Bar-

On, 2002 dalam Stys & Brown, 2004).

Page 35: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

21

3. Self-Report Emotional Intelligence Test (SREIT)

Skala ini dikembangkan oleh Schutte, Malouff, Hall, Haggerty, Cooper, Golden,

dan Dorheimm pada tahun 1998 (dalam Stys & Brown, 2004) berdasarkan aspek

kecerdasan emosi yang dikemukakan oleh Salovey dan Mayer (1990) yaitu

ekspresi emosi, regulasi emosi, dan pemanfaatan emosi. SREIT memiliki 33 item

dengan menggunakan lima point skala Likert dalam pilihan jawabannya dari

rentang 1 (sangat tidak setuju) dan 5 (sangat setuju). Alat ukur ini memiliki nilai

reliabilitas Cronbach’s alpha sebesar 0.87.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur Self-Report Emotional

Intelligence Test yang dikembangkan oleh Schutte et al (1998) karena sesuai

dengan teori dan aspek yang digunakan dalam penelitian ini dan alat ukur ini

memiliki nilai reliabilitas yang cukup tinggi yaitu 0.87.

2.3. Komunikasi Interpersonal

2.3.1. Definisi Komunikasi Interpersonal

Bienvenue (1971) mendefinisikan komunikasi interpersonal adalah kemampuan

individu untuk mendengarkan, berempati, untuk memahami, untuk menangani

perasaan marah, untuk mengekspresikan dirinya, dan segala atribut

percakapannya. Definisi komunikasi interpersonal dapat dilihat dengan

menelusuri terlebih dahulu arti dari interpersonal. Kata interpersonal terdiri dari

dua gabungan kata yaitu “inter” yang artinya “antara atau diantara” dan person

artinya “orang”, komunikasi interpersonal secara harfiah muncul antara lebih dari

satu orang (Wood, 2016).

Page 36: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

22

Hartley (1993) menjelaskan karakteristik komunikasi interpersonal

adalah komunikasi dari satu orang ke orang lain, komunikasi secara langsung

(face-to-face) dan baik bentuk dan isi komunikasi mencerminkan karakteristik

pribadi dari individu-individu serta peran sosial dan hubungan mereka. Sedangkan

Matsumoto (2010) mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang

melibatkan beberapa pesan atau pertukaran informasi antara dua atau lebih

interactan. Penyampaian dan penerimaan pesan tersebut membentuk sebuah dasar

dari setiap episode komunikasi karenanya pertukaran informasi ini terjadi melalui

beberapa saluran dan beberapa jaringan, dan melalui perilaku verbal dan

nonverbal, sehingga komunikasi menjadi sebuah proses yang kaya dan kompleks.

Devito (2015) mengungkapkan bahwa komunikasi interpersonal

merupakan komunikasi antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang.

Seperti komunikasi antara atau diantara teman karib, atau mereka yang terlibat

dalam hubungan yang dekat – teman, mitra romantis, keluarga, dan rekan kerja,

misalnya. Hubungan ini saling bergantung, yang berarti bahwa tindakan satu

orang memiliki beberapa dampak pada orang lain; apa satu orang tidak

berpengaruh pada orang lain. Kadang komunikasi interpersonal menyenangkan,

tapi kadang meletus menjadi konflik – membuat setiap orang sangat signifikan

untuk yang lain. Devito (2013) juga mengatakan bahwa komunikasi interpersonal

merupakan komunikasi antara dua individu yang secara sama “terhubung”.

Komunikasi interpersonal ini dapat lebih intim dalam sebuah grup kecil seperti

keluarga yaitu ibu-anak, ayah-anak, ayah-ibu, kakak-adik, dan lainnya.

Page 37: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

23

Dalam penelitian ini, definisi komunikasi interpersonal yang dimaksud

adalah mengacu pada definisi Bienvenu (1971) sebagai kemampuan individu

untuk saling mendengarkan, berempati, untuk memahami, untuk menahan

perasaan marah, untuk mengeskpresikan dirinya masing-masing, dan segala

atribut percakapannya. Definisi ini digunakan karena lebih sesuai untuk melihat

komunikasi yang terbentuk antara orang tua yang buruh migran dengan remaja

yang ditinggalkan oleh orang tuanya.

2.3.2. Aspek Komunikasi Interpersonal

Menurut Millard J. Bienvenue (dalam Pfeiffer & Jones, 1974) membagi

komunikasi interpersonal menjadi lima aspek yaitu:

1. Self-concept. Konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh tentang

dirinya, yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami,

kondisi fisik dirinya maupun lingkungan terdekatnya.

2. Ability. Kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik.

3. Skill expression. Kemampuan untuk mengekspresikan pikiran dan ide-idenya.

4. Coping with emotion. Individu dapat mengatasi emosinya dengan cara yang

konstruktif.

5. Self disclosure. Keinginan untuk berkomunikasi dengan orang lain secara bebas

dan terus terang, dengan tujuan untuk menjaga hubungan interpersonal.

Sedangkan Devito (2013) mengemukakan lima aspek yang mempengaruhi

komunikasi interpersonal, yaitu:

Page 38: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

24

1. Openess (keterbukaan). Sikap terbuka menjelaskan kesediaan individu untuk

berinteraksi secara terbuka dengan orang lain, untuk bereaksi secara jujur dan

memiliki pemikiran serta perasaan sendiri.

2. Emphaty (empati). Empati merupakan kemampuan yang melibatkan berbagi

perasaan dengan orang lain, kemampuan untuk merasakan atau melihat sesuatu

dari sudut pandang orang lain.

3. Supportiveness (dukungan). Dukungan dalam hal ini merupakan sikap individu

atau suasana dalam kelompok yang ditandai dengan keterbukaan, tidak adanya

rasa takut, dan adanya perasaan kesetaraan.

4. Positiveness (rasa positif). Karakteristik efektivitas antarpribadi melibatkan

sikap positif dan penggunaan pesan-pesan positif dalam mengekspresikan

sebuah sikap.

5. Equality (kesamaan). Sikap yang mengakui bahwa setiap individu dalam

interaksi komunikasi adalah sama, bahwa tidak ada yang lebih unggul daripada

yang lain serta adanya sebuah dukungan satu sama lain.

Dari kedua aspek yang dikemukakan oleh kedua tokoh diatas, peneliti

menggunakan aspek yang diuraikan oleh Bienvenue (1971) yaitu self-concept,

ability, skill expression, coping with emotion, dan self-disclosure karena akan

lebih menggambarkan komunikasi interpersonal pada remaja dengan orang tua

sebagai buruh migran dan sesuai dengan teori yang digunakan dalam peelitian ini.

2.3.3. Pengukuran Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal dapat diukur dengan beberapa alat ukur yang sudah

baku yaitu diantaranya adalah sebagai berikut:

Page 39: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

25

1. Interpersonal Communication Inventory (ICI)

Alat ukur ini dibuat oleh Millard J. Bienvenue (1971) yang terdiri dari 40 item

pernyataan dengan lima aspek yang diukur yaitu self-concept, ability, skill

expression, coping with emotion, self-disclosure. Dengan tiga pilihan jawaban

untuk setiap itemnya yaitu ya diberi skor 2, tidak diberi skor 1, dan kadang-

kadang diberi skor 0. Face validity dilakukan dengan dievaluasi oleh beberapa

ahli sosiologi, psikolog, dan para ahli dalam bidang hubungan antar manusia yang

relevan dengan komunikasi interpersonal.

2. Parent-child communication (TALK)

TALK ini mencerminkan sejauh mana orangtua berbicara dengan anak-anak

terlepas dari jenis dan tujuan komunikasi. TALK dalam PIRLS (Progress in

International Reading Literacy Study) tahun 2006 adalah lapoan frekuensi orang

tua tentang “berbicara dengan anak mengenai sesuatu yang sudah mereka

lakukan” pada skala Likert 1-4 (dalam Caro, 2011).

3. Interpersonal Communicatin Scale (ICS)

Interpersonal Communication Scale (ICS) mengukur dua faktor dalam

komunikasi yaitu external perception dan internal disseverance. External

perception adalah kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain dan

internal disseverance adalah keinginan individu untuk menghilangkan jarak

dengan orang lain selama berkomunikasi. Terdiri dari 7 item dengan koefisien

Cronbach’s alpha pada masing-masing faktor sebesar 0.906 dan 0.824 (Campbell

& Akdemir, 2016).

Page 40: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

26

Peneliti menggunakan dan mengadaptasi Interpersonal Communication

Inventory (ICI) yang dibuat oleh Bienvenu (1971) untuk mengukur komunikasi

interpersonal karena alat ukur tersebut memiliki aspek-aspek yang sesuai dengan

teori yang digunakan dalam penelitian ini dan alat ukur ini juga masih digunakan

namun pada variabel lain.

2.4. Kerangka Berpikir

Penyesuaian merupakan sebuah proses yang terus dijalani oleh individu dalam

kehidupannya. Di setiap fase perkembangan, individu akan tetap diberikan sebuah

tugas dan tuntuntan-tuntutan yang baru untuk dihadapi. Tuntutan dan tugas-tugas

yang baru ini juga yang dihadapi oleh remaja. Tuntutan-tuntutan tersebut datang

dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam menghadapi tuntutan-

tuntutan itulah remaja secara langsung dan tidak langsung “dipaksa” untuk dapat

menyesuaikan dirinya dengan berbagai tuntutan tersebut.

Penyesuaian menjadi sebuah hal yang dibutuhkan untuk remaja. Dengan

penyesuaian yang baik, remaja mampu menjadi pribadi yang sehat secara fisik

dan psikologisnya. Namun, Schneiders (1960) mengungkapkan jika individu tidak

mampu untuk menyesuaikan dirinya dengan tuntutan dari lingkungan yang ada,

individu tersebut akan mengalami penyesuaian yang buruk (maladjustement).

Penyesuaian yang buruk inilah yang terlihat dari berbagai perilaku remaja yang

seringkali menyimpang dan memiliki kesehatan mental yang buruk seperti

penggunaan obat-obatan, merokok, bolos sekolah, menghabiskan waktu dengan

kegiatan yang kurang bermanfaat, merasa kesepian, cemas, depresi, dan lain

sebagainya.

Page 41: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

27

Dari berbagai faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial, kecerdasan

emosi menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh. Dengan kecerdasan

emosi, individu mampu mengatasai berbagai tuntutan-tuntutan yang ada di

lingkungannya (Igbo et al, 2016). Salovey dan Mayer (1990) juga

mengungkapkan bahwa individu dengan kecerdasan emosi akan mampu berpikir

untuk mencapai sebuah kesehatan mental yang positif. Mereka akan mampu

bersosialisasi dengan baik di dalam lingkungannya, seperti membantu orang lain,

memahami kesulitan dan perasaan orang lain, dan bagaimana diri mereka terbuka

terhadap berbagai pengalaman yang positif maupun negatif. Semakin tinggi

individu memiliki kecerdasan emosi, maka akan semakin tinggi pula individu

mampu menyesuaiakan diri dengan lingkungannya.

Selain kecerdasan emosi, komunikasi interpersonal dengan orang tua juga

merupakan faktor berikutnya yang mempengaruhi penyesuaian sosial pada

remaja. Komunikasi yang baik antara orang tua dan remaja mampu membangun

sebuah ikatan emosi yang positif pada remaja dan hal tersebut sangat membantu

remaja dalam menghadapi berbagai masalah dalam masa perkembangannya

(Laursen & Collins, 2009). Remaja belajar tentang banyak hal pertama kali

melalui orang tuanya. Bagaimana berteman, menghadapi masalah, bersosialisasi

dengan orang lain, menyelesaikan tugas sekolah dengan baik, dan melakukan

berbagai kegiatan yang bermanfaat itu semua dapat terbentuk melalui sebuah

komunikasi yang baik seperti melalui diskusi atau becerita dengan orangtua

mereka. Namun, jika komunikasi buruk yang terbentuk, rendahnya frekuensi

komunikasi dan kualitas komunikasi, maka remaja akan sulit dalam melakukan

Page 42: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

28

penyesuaian di lingkungannya. Sehingga semakin tinggi dan baik sebuah

komunikasi interpersonal, maka akan semakin tinggi remaja mampu untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Berdasarkan tinjauan pustaka dan sejumlah penelitian terdahulu, dengan

demikian kerangka berpikir yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

2.5. Hipotesis Penelitian

2.1 Skema Kerangka Berpikir Penelitian

2. 5. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

KECERDASAN EMOSI

Appraisal or expression

of emotion

Regulation of emotion

Utilization of emotion

KOMUNIKASI

INTERPERSONAL

Self-concept

Ability

Skill expression

Coping with emotion

Self-disclosure

PENYESUAIAN

SOSIAL

Page 43: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

29

Hipotesis Mayor:

Ada pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosi (appraisal or expression

of emotion, regulation of emotion, utilization of emotion) dan komunikasi

interpersonal (self-concept, ability, skill expression, coping with emotion, self-

disclosure) terhadap penyesuaian sosial.

Hipotesis Minor:

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara appraisal or expresion of emotion

dari kecerdasan emosi terhadap penyesuaian sosial

H2 : Ada pengaruh yang signifikan antara regulation of emotion dari

kecerdasan emosi terhadappenyesuaian sosial

H3 : Ada pengaruh yang signifikan antara utilization of emotion dari kecerdasan

emosi terhadap penyesuaian sosial

H4 : Ada pengaruh yang signifikan antara self-concept dari komunikasi

interpersonal terhadap penyesuaian sosial

H5 : Ada pengaruh yang signifikan antara ability dari komunikasi interpesonal

terhadap penyesuaian sosial

H6 : Ada pengaruh yang signifikan antara skill expression dari komunikasi

interpersonal terhadap penyesuaian sosial

H7 : Ada pengaruh yang signifikan antara coping with emotion dari komunikasi

interpersonal terhadap penyesuaian sosial

H8 : Ada pengaruh yang signifikan antara self-disclosure dari komunikasi

interpersonal terhadap penyesuaian sosial

Page 44: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

30

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang ditinggal oleh orang tuanya

sebagai tenaga kerja di luar negeri di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Pemilihan populasi remaja yang ditinggal orang tuanya bekerja di luar negeri di

Indramayu dikarenakan, Indramayu merupakan kabupaten terbesar pengiriman

jumlah tenaga kerja ke luar negerinya di Indonesia (BNP2TKI, data update

tanggal 5 Februari 2018). Karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah remaja yang usianya 12-18 tahun dengan ibu sebagai buruh migran,

ayah sebagai buruh migran, dan atau kedua orang tuanya sebagai buruh migran

dengan jangka waktu lebih dari tiga bulan.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

non-probability sampling dimana peluang terpilihnya anggota populasi tidak

dapat dihitung. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah

accidental sampling dimana peneliti memberikan kuesioner pada sampel yang

sesuai dengan kriteria penelitian. Sedangkan penentuan jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan tabel ukuran sampel menurut

Yamane (1967) dengan ketepatan 95 persen yaitu minimal 204 (dalam Israel,

1992). Jumlah sampel yang didapatkan dalam penelitian ini adalah 297 orang

yang memenuhi kriteria penelitian.

Page 45: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

31

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyesuaian sosial

yang dijadikan sebagai variabel terikat. Kecerdasan emosi (terdiri dari 3 aspek,

appraisal or expression of emotion, regulation of emotion, dan utilization of

emotion), dan komunikasi interpersonal (terdiri dari 5 aspek, self-concept, ability,

skill expression, coping with emotion, dan self-disclosure) yang dijadikan sebagai

variabel bebas

Setelah menentukan variabel mana yang menjadi variabel terikat dan

variabel bebas. Maka selanjutnya peneliti menentukan definisi operasional dari

variabel yangakan digunakan dalam penelitian ini. Adapun penjelasan definisi

operasional variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1.Penyesuaian Sosial

Penyesuaian sosial adalah suatu kapasitas atau kemampuan yang dimiliki oleh

setiap individu untuk dapat bereaksi secara efektif dan bermanfaat terhadap

realitas, situasi, dan relasi sosial, sehingga kriteria yang harus dipenuhi dalam

kehidupan sosialnya dapat terpenuhi dengan cara-cara yang dapat diterima dan

memuaskan (Schneiders, 1960).

2. Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengatur perasaan sendiri dan orang

lain, membedakan mereka dan menggunakan mereka dan menggunakan informasi

tersebut dalam membimbing pemikiran tindakan seseorang (Salovey & Mayer,

1990). Adapun definisi operasional dari variabel-variabel kecerdasan emosi

menurut Salovey dan Mayer (1990) sebagai berikut:

Page 46: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

32

a. Appraisal or expression of emotions adalah kemampuan menerima dan

mengekspresikan emosi sendiri dan orang lain secara verbal dan nonverbal.

b. Regulation of emotions adalah kemampuan untuk mengatur emosi sendiri dan

orang lain.

c. Utilization of emotions adalah kemampuan untuk menggunakan dan

memanfaatkan emosi dalam merencankan, berpikir kreatif, mengarahkan

perhatian, dan memotivasi.

3. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah kemampuan individu untuk mendengarkan,

berempati, untuk memahami, untuk menangani perasaan marah, untuk

mengekspresikan dirinya, dan atribut percakapannya (Bienvenue, 1971). Adapun

definisi operasional dari variabel-variabel komunikasi interpersonal menurut

Bienvenue (dalam Pfeiffer & Jones, 1974), sebagai berikut:

a. Self-concept. Konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh tentang

dirinya, yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami,

kondisi fisik dirinya maupun lingkungan terdekatnya.

b. Ability. Kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik.

c. Skill expression. Kemampuan untuk mengekspresikan pikiran dan ide-idenya.

d. Coping with emotion. Individu dapat mengatasi emosinya dengan cara yang

konstruktif.

e. Self disclosure. Keinginan untuk berkomunikasi dengan orang lain secara

bebas dan terus terang, dengan tujuan untuk menjaga hubungan interpersonal.

Page 47: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

33

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan established

instrument yaitu alat ukur yang sudah dikembangkan oleh peneliti lain antara lain

Safitri (2010), Schutte et al (1998), dan Bienvenue (1971). Format pengukuran

menggunakan model skala Likert dengan 4 pilihan jawaban yaitu sangat setuju,

setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Peneliti meniadakan alternatif

jawaban netral seperti tidak tahu atau ragu-ragu untuk menghindari banyak

responden yang memilih alternatif jawaban tersebut sehingga menunjukkan hasil

yang tidak beragam.

Tabel 3.1

Bobot Nilai Tiap Jawaban pada Skala Penyesuaian Sosial, Kecerdasan

Emosi, dan Komunikasi Interpersonal

Pernyataan

Sangat Tidak

Sesuai

(STS)

Tidak Sesuai

(TS)

Sesuai

(S)

Sangat Sesuai

(SS)

Favorable 1 2 3 4

Unfavorable 4 3 2 1

Berdasarkan tabel 3.1, skala disajikan dalam bentuk sedemikian rupa

sehingga responden tinggal memberi tanda silang (x) pada kolom atau tempat

yang telah disediakan.

1. Sangat sesuai, apabila responden merasa sangat sesuai dengan pernyataan yang

diberikan.

2. Sesuai, apabila responden merasa sesuai dengan pernyataan yang diberikan.

3. Tidak sesuai, apabila responden merasa tidak sesuai dengan pernyataan yang

diberikan.

Page 48: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

34

4. Sangat tidak sesuai, apabila responden merasa sangat tidak sesuai berdasarkan

pernyataan yang diberikan.

3.3.1. Alat Ukur Penyesuaian Sosial

Untuk mengukur penyesuaian sosial pada responden, peneliti memodifikasi alat

ukur Safitri (2010) dengan menggunakan aspek dan indikator dari definisi

penyesuaian sosial Schneider (1960).

Tabel 3.2

Blue Print Alat Ukur Penyesuaian Sosial Aspek Indikator Nomor Item Jumlah

Lingkungan

keluarga

Menjalin hubungan yang baik dengan

seluruh anggota keluarga

1*, 3, 29* 3 item

Menerima otoritas orang tua 2*, 4 2 item

Menerima tanggung jawab dan batasan-

batasan (norma) keluarga

5, 7*, 30 3 item

Berusaha untuk membantu seluruh

anggota keluarga dalam mencapai tujuan

secara individu maupun kelompok

6, 8* 2 item

Memiliki kebebasan dan kemandirian dari

keluarga

9, 11* 2 item

Lingkungan

sekolah

Bersikap respek dan mau menerima

peraturan sekolah

10, 12* 2 item

Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan

sekolah

13, 15* 2 item

Menjalin hubungan yang baik dengan

teman-teman, guru, dan staf lainnya

14, 16* 2 item

Menerima tanggungjawab dan batasan-

batasan (norma) di sekolah

17, 19* 2 item

Membantu sekolah dalam merealisasikan

tujuan-tujuannya

18, 20* 2 item

Lingkungan

masyarakat

Mengakui dan respek terhadap hak-hak

orang lain

21*, 23 2 item

Memelihara jalinan persahabatan dengan

orang lain

22, 24* 2 item

Bersikap simpati dan altruis terhadap

kesejahteraan orang lain

25*, 27 2 item

Bersikap respek terhadap nilai-nilai,

hukum, tradisi dan kebijakan-kebijakan

masyarakat

26*, 28 2 item

Keterangan: tanda * = reverse item

3.3.2. Alat Ukur Kecerdasan Emosi

Untuk mengukur kecerdasan emosi, peneliti menggunakan dan mengadaptasi

skala The Self Report Emotional Intelligence Test yang dikembangkan oleh

Page 49: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

35

Schutte et al pada tahun 1998 berdasarkan aspek-aspek kecerdasan emosi yang

dikemukakan oleh Salovey dan Mayer (1990) yang berjumlah 33 item pernyataan

yang meliputi tiga aspek yaitu: appraisal or expression of emotion, regulation of

emotion, dan utilization of emotion. Di dalam skala yang asli, skala ini memiliki

lima pilihan jawaban dimana salah satunya adalah netral, namun peneliti hanya

menggunakan empat pilihan jawaban agar didapatkan hasil yang lebih bervariasi

dari responden dan menghindari jawaban netral dari responden.

Tabel 3.3

Blue Print Alat Ukur Kecerdasan Emosi

Aspek Indikator Nomor Item Jumlah

Appraisal or

expression of

emotion

Mampu menerima dan

mengeskpresikan emosi sendiri dan

orang lain secara verbal dan

nonverbal

4, 5*, 8, 9, 11, 15, 16,

18, 19, 22, 25, 26, 29,

32, 33*

15 item

Regulation of

emotions

Mampu untuk mengatur emosi

sendiri dan orang lain

1, 12, 14, 21, 24, 30 6 item

Utilization of

emotion

Mampu menggunakan dan

memanfaatkan emosi untuk

merencanakan, berpikir kreatif,

mengarahkan dan memotivasi

2, 3, 6, 7, 10, 13, 17,

20, 23, 27, 28*, 31

12 item

Keterangan: tanda * = reverse item

3.3.3. Alat Ukur Komunikasi Interpersonal

Untuk mengukur komunikasi interpersonal, peneliti memodifikasi dan

mengadaptasi skala Interpersonal Communication Inventory yang dibuat oleh

Millard J. Bienvenue (1971) yang berjumlah 40 item pernyataan yang meliputi

lima aspek yaitu: self-concept, ability, skill expression, coping with emotion, dan

self-disclosure.Pada skala ini, peneliti mengganti kata orang lain menjadi orang

tua agar lebih spesisfik mengukur komunikasi interpersonal orang tua dan anak.

Selain itu, peneliti juga menggunakan empat pilihan jawaban agar didapatkan

hasil yang lebih bervariasi dari responden dan menghindari jawaban netral dari

Page 50: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

36

responden dimana pada skala yang asli, skala ini memiliki tiga pilihan jawaban

yaitu ya, tidak, dan netral.

Tabel 3.4

Blue Print Komunikasi Interpersonal Aspek Indikator Nomor Item Jumlah

Self-concept Memiliki konsep diri mengenai

kemampuan yang dimilikinya,

perasaan yang dialami dan

kondisi fisik dirinya dan

lingkungan terdekatnya

17, 23, 24*, 28, 32,

33, 37*, 39, 40

9 item

Ability Mampu menjadi pendengar yang

baik

2, 5, 6, 7*, 15*, 16*,

29*, 38*

8 item

Skill expression Mampu untuk mengekspresikan

pikiran dan ide-idenya

11*, 12*, 13*, 14*, 20,

21, 27*, 30

8 item

Coping with

emotion

Mampu mengatasi emosinya

dengan cara yang konstruktif

3, 8, 9*, 10*, 22*, 31*,

35, 36

8 item

Self-disclosure Mampu berkomunikasi dengan

orang lain secara bebas dan

terbuka

1*, 4, 18, 19, 25, 26*,

34,

7 item

Keterangan: tanda * = reverse item

3.4 Uji Validitas Konstruk

Penelitian ini menggunakan analisis faktor konfirmatori CFA (Confirmatory

factor Analysis) sebagai metode uji validitasnya sehingga dapat diketahui apakah

masing-masing item yang digunakan bersifat unidimensional (mengukur satu hal),

signifikan atau tidak, dan dapat dihitung loading factor dari setiap item. Loading

factor menunjukkan seberapa besar item tersebut dalam mengukur variabel

penelitian (Umar, 2014). Pada instrumen 1) penyesuaian sosial, 2) kecerdasan

emosi, dan 3) komunikasi interpersonal peneliti menggunakan uji validitas

konstruk instrumen dengan bantuan software LISREL (linear structural

relationshipi) versi 8.70. dalam CFA, terdapat beberapa hal yang dapat diuji

(Umar, 2014) yaitu:

1. Dilakukan uji CFA (Confirmatory Factor Analysis) dengan model satu faktor

dan dilihat nilai chi-square yang dihasilkan. Jika nilai chi-square tidak

Page 51: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

37

signifikan (p>0.05) berarti semua item hanya mengukur satu faktor saja.

Namun, jika nilai chi-square signifikan (p<0.05) maka perlu dilakukan

modifikasi terhadap model dengan cara memperbolehkan kesalahan

pengukuran pada item-item yang saling berkolerasi. Jika sudah diperoleh

model yang fit, maka dilakukan langkah selanjutnya.

2. Menganalisis item mana yang menjadi sumber tidak fit. Dalam

menganalisisnya terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1) Melakukan uji signifikansi terhadap koefisien muatan faktor dari masing-

masing item dengan menggunakan t-test. Jika nilai t < 1.96, maka item

tersebut akan didrop karena dianggap tidak signifikan sumbangannya

terhadap pengukuran yang sedang dilakukan.

2) Melihat koefisien muatan faktor. Jika suatu item memiliki muatan faktor

negatif, maka item tersebut akan didrop.

3) Apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak saling berkorelasi,

maka item tersebut sebaiknya dieliminasi. Sebab item yang demikian

selain mengukur apa yang hendak diukur, juga mengukur hal lain

(multidimensional). Maka item yang digunakan hanyalah item yang valid

saja.

3. Menghitung faktor skor. Jika langkah-langkah telah dilakukan, maka diperoleh

item-item yang valid untuk mengukur apa yang ingin diukur. Item-item yang

valid tersebut akan diikutsertakan dalam mengestimasi faktor skor dari masing-

masing variabel. Jadi, perhitungannya faktor skor ini tidak menjumlahkan

item-item variabel seperti pada umumnya, tetapi dihitung true score pada tiap

Page 52: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

38

skala. Adapun rumus true score = 50 + (10 x faktor skor). Dimana nilai mean =

50 dan standar deviasi = 10, jadi dengan menggunakan true score, nilai mean

dan standar deviasi seluruh variabel disamakan. Setelah didapatkan faktor skor

yang telah diubah menjadi true score, maka nilai baku inilah yang akan

dianalisis dalam uji hipotesis dan regresi.

3.4.1 Uji Validitas Skala Penyesuaian Sosial

Pada uji validitas konstruk penyesuaian sosial, peneliti menguji apakah 30 item

yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur satu variabel

saja yaitu penyesuaian sosial. Dari hasil CFA yang dilakukan dengan model satu

faktor, hasil penelitian dinyatakan tidak fit, dengan chi-square = 2080.59, df =

405, p-value = 0.00000, RMSEA = 0.118. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi

terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi

satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan nilai chi-square = 303.99, df

= 268, p-value = 0.06448, RMSEA = 0.021.

Selanjutnya, untuk melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t (<1.96) artinya item tersebut akan didrop dan

jika nilai t (>1.96) maka item tersebut dapat diterima. Selain itu, jika nilai

koefisien muatan faktor positif maka item tersebut diterima atau valid, tetapi jika

koefisien muatan faktor negatif, maka item tersebut akan didrop, seperti pada

tabel 3.5 berikut ini:

Page 53: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

39

Tabel 3.5

Muatan Faktor Item Penyesuaian Sosial

No Item Koefisien Standar Eror T-value Korelasi

Kesalahan Signifikansi

1 0.30 0.06 4.86 9 √

2 -0.05 0.06 -0.80 8 X

3 0.24 0.06 4.13 12 X

4 0.32 0.06 5.66 9 √

5 0.29 0.06 5.09 11 X

6 0.24 0.06 4.27 8 √

7 0.31 0.06 5.56 4 √

8 0.36 0.06 6.55 9 √

9 0.01 0.06 0.20 7 X

10 0.52 0.06 9.38 12 X

11 0.09 0.06 1.54 6 X

12 0.65 0.05 12.41 7 √

13 0.25 0.06 4.35 13 X

14 0.29 0.06 5.08 11 X

15 0.73 0.05 14.20 9 √

16 0.60 0.05 11.46 6 √

17 0.53 0.05 9.71 9 √

18 0.28 0.06 4.84 9 √

19 0.69 0.05 13.39 7 √

20 0.67 0.05 12.20 11 X

21 0.46 0.06 8.29 6 √

22 0.24 0.06 3.93 11 X

23 0.56 0.06 9.53 12 X

24 0.38 0.06 6.74 13 X

25 0.33 0.06 5.95 7 √

26 0.59 0.06 10.72 11 X

27 0.55 0.06 9.47 10 √

28 0.22 0.06 3.77 6 √

29 0.31 0.06 5.50 10 √

30 0.58 0.05 10.70 11 X

Keterangan: tanda √ = valid, X = tidak valid

Berdasarkan tabel 3.5 dapat diketahui bahwa 27 item bermuatan positif

dan memiliki nilai t (>1.96). Sedangkan tiga item lainnya memiliki nilai t (<1.96)

dan bermuatan negatif yaitu item 2,9, dan 11. Selain itu, terdapat 11 item yang

memiliki korelasi kesalahan pengukuran lebih dari 10, maka peneliti

memodifikasi kembali model yang sudah fit dengan mengeliminasi item-item

tersebut yaitu item 3, item 5, item 10, item 13, item 14, item 20, item 22, item 23,

item 24, item 26, dan item 30 agar diperoleh item-item dengan korelasi kesalahan

Page 54: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

40

yang lebih sedikit. Sehingga terdapat 16 item yang kemudian diuji validitasnya

kembali.

Dari hasil CFA yang dilakukan dengan jumlah 16 item dimana 14 item

dieliminasi terlebih dahulu diperoleh model yang tidak fit dengan nilai chi-square

= 347.72, df = 104, p-value = 0.00000, RMSEA = 0.099. Oleh karena itu,

dilakukan modifikasi terhadap model, dengan cara kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan nilai chi-square = 96.42, df = 80, p-value = 0.10196, RMSEA = 0.026.

Selanjutnya, untuk melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau tidak. Dengan melihat nilai t (>1.96) dan muatan faktor yang positif

maka item tersebut diterima, dan sebaliknya, hasil uji validitas variabel

penyesuaian social dengan 16 item ada pada tabel 3.6 berikut ini:

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item Penyesuaian Sosial dengan 16 item

No Item Koefisien Standar

Eror T-value

Korelasi

Kesalahan Signifikansi

1 0.29 0.06 4.65 2 √

4 0.32 0.06 5.27 3 √

6 0.30 0.06 4.89 4 X

7 0.33 0.06 5.50 2 √

8 0.37 0.06 6.26 3 √

12 0.65 0.06 11.72 2 √

15 0.73 0.06 13.11 3 √

16 0.60 0.06 10.34 3 √

17 0.54 0.06 9.46 4 X

18 0.29 0.06 4.61 2 √

19 0.69 0.06 12.43 2 √

21 0.36 0.06 6.03 5 X

25 0.30 0.06 5.13 2 √

27 0.58 0.06 9.28 4 X

28 0.20 0.06 3.26 4 X

29 0.28 0.06 4.67 3 √

Keterangan: tanda √ = valid, X = tidak valid

Page 55: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

41

Berdasarkan tabel 3.6 dapat diketahui bahwa 16 item bermuatan positif

dan memiliki nilai t (>1.96). Namun, item 6, item 17, item 21, item 27, dan

item28 memiliki korelasi kesalahan lebih dari tiga, maka ketiga item ini sebaiknya

didrop. Sehingga pada variabel penyesuaian sosial ini hanya 11 item valid yang

memenuhi kriteria setelah model fit.

3.4.2 Uji Validitas Skala Kecerdasan Emosi

Pada skala ini, terdapat tiga aspek yang masing-masing diukur oleh item yang

ditentukan. Tiga aspek tersebut adalah appraisal or expression emotion,

regulation of emotion, dan utilization of emotion. Hasil dari uji validitas konstruk

pada setiap aspek dari kecerdasan emosi akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Appraisal or expression of emotion

Uji validitas terhadap skala ini dilakukan dengan menguji apakah 15 item yang

ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur appraisal or

expression of emotion saja. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model

satu faktor ternyata tidak fit, dengan nilai chi-square = 328.57, df = 90, p-value =

0.00000, RMSEA = 0.095. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi terhadap model

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item diperbolehkan berkorelasi

dengan item lainnya, sehingga diperoleh model fit, dengan nilai chi-square =

89.44, df = 71, p-value = 0.06873, RMSEA = 0.030. Dengan demikian, model

satu faktor dapat diterima artinya bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal

saja, yaitu appraisal or expression of emotion.

Selanjutnya, untuk melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

Page 56: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

42

didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t (>1.96) artinya item tersebut akan didrop dan

sebaliknya, seperti pada tabel 3.7 berikut ini:

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item Appraisal or expression of emotion

No Item Koefisien Standar Eror T-value Korelasi

Kesalahan Signifikansi

1 0.32 0.07 4.66 3 √

2 -0.17 0.07 -2.44 2 X

3 0.08 0.07 1.08 4 X

4 0.21 0.07 2.95 3 √

5 0.18 0.07 2.65 4 X

6 0.28 0.07 4.05 2 √

7 0.17 0.07 2.46 3 √

8 0.55 0.07 8.32 1 √

9 0.54 0.07 8.16 1 √

10 0.62 0.07 9.28 1 √

11 0.31 0.07 4.60 1 √

12 0.22 0.07 3.19 4 X

13 0.38 0.07 5.47 2 √

14 0.46 0.07 6.88 1 √

15 0.02 0.08 0.30 4 X

Keterangan: tanda √ = valid, X = tidak valid

Berdasarkan tabel 3.7, dua belas item memiliki nilai t (>1.96) dan

bermuatan positif. Sedangkan satu item yaitu item 2 bermuatan negatif, serta dua

item lainnya yaitu item 3 dan item 15 memiliki nilai t (<1.96). Selain itu,

walaupun item 5dan item 12 bermuatan positif dan memiliki nilai t (>1.96) namun

korelasi kesalahan pengukurannya lebih dari 3, maka sebaiknya ketiga item ini

juga didrop. Sehingga hanya sepuluh item valid yang memenuhi kriteria setelah

model fit.

2. Regulation of emotion

Uji validitas terhadap skala ini dilakukan dengan menguji apakah enam item yang

ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur regulation of emotion

saja. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata

Page 57: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

43

tidak fit, dengan nilai chi-square = 37.34, df = 9, p-value = 0.00002, RMSEA =

0.103. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi terhadap model dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item diperbolehkan berkorelasi dengan item lainnya,

sehingga diperoleh model fit, dengan nilai chi-square = 10.71, df = 7, p-value =

0.15173, RMSEA = 0.042. Dengan demikian, model satu faktor dapat diterima

artinya bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu regulation of

emotion.

Selanjutnya, untuk melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t (<1.96) artinya item tersebut akan didrop dan

sebaliknya, seperti pada tabel 3.8 berikut ini:

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item Regulation of emotion

Muatan Koefisien Standar

Eror T-value

Korelasi

Kesalahan Signifikansi

1 0.30 0.07 4.34 0 √

2 0.49 0.07 6.76 1 √

3 0.58 0.07 7.82 1 √

4 0.46 0.08 6.09 1 √

5 0.52 0.07 7.71 0 √

6 0.45 0.07 6.15 1 √

Keterangan: tanda √ = valid

Berdasarkan tabel 3.8, semua item memiliki nilai t (>1.96) dan bermuatan

positif. Sehingga semua item pada instrumen yang telah disebutkan telah

memenuhi kriteria yang telah dijelaskan setelah model fit.

Page 58: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

44

3. Utilization of emotion

Uji validitas terhadap skala ini dilakukan dengan menguji apakah 12 item yang

ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur utilization of emotion

saja. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata

tidak fit, dengan nilai chi-square = 173.82, df = 54, p-value = 0.00000, RMSEA =

0.087. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi terhadap model dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item diperbolehkan berkorelasi dengan item lainnya,

sehingga diperoleh model fit, dengan nilai chi-square = 55.11, df = 42, p-value =

0.08459, RMSEA = 0.032. Dengan demikian, model satu faktor dapat diterima

artinya bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu utilization of

emotion.

Selanjutnya, untuk melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu didrop atau tidak. Jika nilai t (<1.96) maka item tersebut harus didrop dan

sebaliknya, seperti pada tabel 3.9 berikut ini:

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item Utilization of emotion

Muatan Koefisien Standar

Eror T-value

Korelasi

Kesalahan Signifikansi

1 0.62 0.06 10.42 1 √

2 0.55 0.06 8.76 3 √

3 0.57 0.06 9.74 0 √

4 0.20 0.06 3.19 0 √

5 0.56 0.06 9.22 2 √

6 0.16 0.07 2.32 4 X

7 0.65 0.06 10.84 2 √

8 0.48 0.06 7.62 3 √

9 0.65 0.06 10.88 4 X

10 0.13 0.07 1.93 2 X

11 0.35 0.06 5.52 2 √

12 0.40 0.06 6.53 1 √

Keterangan: tanda √ = valid, X = tidak valid

Page 59: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

45

Berdasarkan tabel 3.9, sebelas item memiliki nilai t (>1.96) dan bermuatan

positif. Sedangkan satu item harus didrop karena memiliki nilai t (<1.96) yaitu

item 10. Selain itu, item 6 dan item 9 walaupun memiliki nilai t (>1.96) dan

bermuatan positif, namun korelasi kesalahan pengukurannya lebih dari tiga, maka

sebaiknya ketiga item ini juga didrop. Sehingga hanya sembilan item valid yang

memenuhi kriteria setelah model fit.

3.4.3 Uji Validitas Skala Komunikasi Interpersonal

Pada skala ini, terdapat lima aspek yang masing-masing diukur oleh item yang

tekah ditentukan. Lima aspek tersebut adalah self-concept, ability, skill

expression, coping with emotion, dan self-disclosure. Hasil uji validitas konstruk

pada setiap aspek dari komunikasi interpersonal orang tua-anak akan dijelaskan

sebagai berikut:

1. Self-concept

Uji validitas terhadap skala ini dilakukan dengan menguji apakah sembilan item

yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur self-concept

saja. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata

tidak fit, dengan nilai chi-square = 86.94, df = 27, p-value = 0.00000, RMSEA =

0.087. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi terhadap model dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item diperbolehkan berkorelasi dengan item lainnya,

sehingga diperoleh model fit, dengan nilai chi-square = 29.99, df = 23, p-value =

0.14962, RMSEA = 0.032. Dengan demikian, model satu faktor dapat diterima

artinya bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu self-concept.

Page 60: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

46

Selanjutnya, untuk melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t (<1.96) artinya item tersebut akan didrop dan

sebaliknya, seperti pada tabel 3.10 berikut ini:

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item Self-Concept

Muatan Koefisien Standar

Eror T-value

Korelasi

Kesalahan Signifikansi

1 0.50 0.07 7.34 2 √

2 0.56 0.07 8.37 0 √

3 0.56 0.07 8.35 0 √

4 -0.16 0.07 -2.35 0 X

5 0.57 0.07 8.42 0 √

6 -0.39 0.07 -5.68 1 X

7 0.30 0.07 4.36 0 √

8 0.31 0.07 4.34 2 √

9 0.14 0.07 1.87 3 X

Keterangan: tanda √ = valid, X = tidak valid

Berdasarkan tabel 3.10, enam item memiliki nilai t (>1.96) dan bermuatan

positif. Sedangkan tiga item harus didrop karena memiliki nilai muatan faktor

yang bermuatan negatif yaitu item 4 dan item 6, serta item 9 yang memiliki nilai t

(<1.96). Sehingga enam item pada instrumen yang telah disebutkan telah

memenuhi kriteria yang telah dijelaskan setelah model fit.

2. Ability

Uji validitas terhadap skala ini dilakukan dengan menguji apakah sembilan item

yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur ability saja. Dari

hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit,

dengan nilai chi-square = 120.25, df = 20, p-value = 0.00000, RMSEA = 0.130.

Oleh karena itu, dilakukan modifikasi terhadap model dimana

Page 61: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

47

kesalahanpengukuran pada beberapa item diperbolehkan berkorelasi dengan item

lainnya, sehingga diperoleh model fit, dengan nilai chi-square = 26.86, df = 17, p-

value = 0.06021, RMSEA = 0.044. Dengan demikian, model satu faktor dapat

diterima artinya bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu ability.

Namun, walaupun model sudah fit, tetapi seluruh item memiliki muatan

faktor yang negatif, maka peneliti melakukan eliminasi pada satu item yang

diasumsikan mempengaruhi hasil yang demikian yaitu item 1. Setelah

mengeliminasi item 1 dan melakukan uji validitas pada 11 item lainnya maka

didapatkan nilai chi-square = 107.02, df = 14, p-value = 0.00000, RMSEA =

0.150, tetapi model ini belum fit, oleh karena itu dilakukan modifikasi terhadap

model dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item diperbolehkan

berkorelasi dengan item lainnya, sehingga diperoleh model fit, dengan nilai chi-

square = 12.77, df = 11, p-value = 0.30840, RMSEA = 0.023. Dengan demikian,

model satu faktor dengan 11 item dapat diterima artinya bahwa seluruh item

terbukti mengukur satu hal saja, yaitu ability.

Selanjutnya, untuk melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t (<1.96) artinya item tersebut akan didrop dan

jika nilai t (>1.96) maka item tersebut valid. Selain itu, koefisien muatan faktor

yang positif juga menjadi syarat item tersebut valid, seperti pada tabel 3.11

berikut ini:

Page 62: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

48

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item Ability

Muatan Koefisien Standar

Eror T-value

Korelasi

Kesalahan Signifikansi

2 0.43 0.07 6.64 2 √

3 0.30 0.07 4.54 2 √

4 0.22 0.07 3.33 0 √

5 0.56 0.07 8.93 1 √

6 0.61 0.07 10.05 0 √

7 0.53 0.06 8.56 1 √

8 0.75 0.06 12.57 0 √

Keterangan: tanda √ = valid, X = tidak valid

Berdasarkan tabel 3.11, sebelas item memiliki nilai t (>1.96) dan

bermuatan positif. Sehingga tujuh item pada instrumen yang telah disebutkan

telah memenuhi kriteria yang telah dijelaskan setelah model fit.

3. Skill of expression

Uji validitas terhadap skala ini dilakukan dengan menguji apakah delapan item

yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur skill of

expression saja. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor

ternyata tidak fit, dengan nilai chi-square = 98.72, df = 20, p-value = 0.00000,

RMSEA = 0.115. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi terhadap model dimana

kesalah pengukuran pada beberapa item diperbolehkan berkorelasi dengan item

lainnya, sehingga diperoleh model fit, dengan nilai chi-square = 22.82, df = 15, p-

value = 0.08799, RMSEA = 0.042. Dengan demikian, model satu faktor dapat

diterima artinya bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu skill of

expression.

Selanjutnya, untuk melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

Page 63: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

49

koefisien muatan faktor, jika nilai t (<1.96) artinya item tersebut akan didrop dan

sebaliknya, seperti pada tabel 3.12 berikut ini:

Tabel 3.12

Muatan Faktor Item Skill expression

Muatan Koefisien Standar

Eror T-value

Korelasi

Kesalahan Signifikansi

1 0.35 0.07 5.11 0 √

2 0.67 0.07 9.79 2 √

3 0.50 0.07 7.50 1 √

4 0.62 0.07 9.39 0 √

5 0.01 0.07 0.08 2 X

6 -0.20 0.08 -2.64 3 X

7 0.42 0.07 6.29 0 √

8 0.24 0.08 3.23 2 √

Keterangan: tanda √ = valid, X = tidak valid

Berdasarkan tabel 3.12, enam item memiliki nilai t (>1.96) dan bermuatan

positif. Sedangkan dua item harus didrop karena memiliki nilai muatan yang

bermuatan negatif yaitu item 6 dan item5 yang memiliki nilai t (<1.96) . Sehingga

enam item pada instrumen yang telah disebutkan telah memenuhi kriteria yang

telah dijelaskan setelah model fit.

4. Coping with emotion

Uji validitas terhadap skala ini dilakukan dengan menguji apakah delapan item

yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur coping with

emotion saja. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor

ternyata tidak fit, dengan nilai chi-square = 72.68, df = 20, p-value = 0.00000,

RMSEA = 0.094. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi terhadap model dimana

kesalah pengukuran pada beberapa item diperbolehkan berkorelasi dengan item

lainnya, sehingga diperoleh model fit, dengan nilai chi-square = 25.77, df = 16, p-

value = 0.05731, RMSEA = 0.045. Dengan demikian, model satu faktor dapat

Page 64: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

50

diterima artinya bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu coping

with emotion.

Selanjutnya, untuk melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t (<1.96) artinya item tersebut akan didrop dan

sebaliknya, seperti pada tabel 3.13 berikut ini:

Tabel 3.13

Muatan Faktor Item Coping with emotion

Muatan Koefisien Standar

Eror T-value

Korelasi

Kesalahan Signifikansi

1 0.52 0.07 7.95 1 √

2 0.19 0.07 2.75 2 √

3 0.62 0.07 9.59 0 √

4 0.71 0.07 10.82 0 √

5 0.49 0.07 7.41 2 √

6 0.23 0.07 3.26 1 √

7 -0.01 0.07 -0.17 2 X

8 0.20 0.07 2.88 0 √

Keterangan: tanda √ = valid, X = tidak valid

Berdasarkan tabel 3.13, tujuh item memiliki nilai t (>1.96) dan bermuatan

positif. Sedangkan satu item harus didrop karena bermuatan negatif dan memiliki

nilai t (<1.96) yaitu item 7. Sehingga tujuh item pada instrumen yang telah

disebutkan telah memenuhi kriteria yang telah dijelaskan setelah model fit.

5. Self-disclosure

Uji validitas terhadap skala ini dilakukan dengan menguji apakah tujuh item yang

ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur self-disclosure saja.

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak

fit, dengan nilai chi-square = 44.73, df = 14, p-value = 0.00005, RMSEA = 0.086.

Oleh karena itu, dilakukan modifikasi terhadap model dimana kesalah pengukuran

Page 65: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

51

pada beberapa item diperbolehkan berkorelasi dengan item lainnya, sehingga

diperoleh model fit, dengan nilai chi-square = 13.36, df = 10, p-value = 0.20409,

RMSEA = 0.034. Dengan demikian, model satu faktor dapat diterima artinya

bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu self-disclosure.

Selanjutnya, untuk melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t (<1.96) artinya item tersebut akan didrop dan

sebaliknya. Hasil uji validitas variabel self-disclosure ada pada tabel 3.14 berikut

ini:

Tabel 3.14

Muatan Faktor Item Self-Disclosure

Muatan Koefisien Standar

Eror T-value

Korelasi

Kesalahan Signifikansi

1 0.02 0.04 0.41 2 X

2 0.31 0.09 3.56 2 √

3 1.28 0.35 3.70 1 √

4 0.06 0.04 1.28 0 X

5 0.45 0.12 3.63 2 √

6 0.16 0.06 2.70 1 √

7 0.45 0.12 3.63 1 √

Keterangan: tanda √ = valid, X = tidak valid

Berdasarkan tabel 3.14, lima item memiliki nilai t (>1.96) dan bermuatan

positif. Sedangkan dua item harus didrop karena memiliki nilai t (<1.96) yaitu

item 1 dan item 4. Sehingga lima item pada instrumen yang telah disebutkan telah

memenuhi kriteria yang telah dijelaskan setelah model fit.

3.5 Teknik Analisis Data

Untuk menguji hpotesis penelitian mengenai pengaruh keceredasan emosi dan

komunikasi interpersonal orang tua-anak terhadap penyesuaian sosial pada remaja

Page 66: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

52

dengan orang tua sebagai buruh migran di Indramayu, maka data yang ada diolah

dengan menggunakan teknik analisis berganda (Multiple Regression Analysis)

dengan bantuan software SPSS 16.0. Berikut ini adalah persamaan regresi yang

digunakan dalam penelitian ini:

Keterangan:

Y = Penyesuaian Sosial

a = Konstan

b = Koefisien regresi

X1 = Appraisal or expression of emotion

X2 = Regulatin of emotion

X3 = Utilization of emotion

X4 = Self-Concept

X5 = Ability

X6 = Skill expression

X7 = Coping with emotion

X8 = Self-Disclosure

e = Residu, yang dalam hal ini adalah seluruh IV selain 8 independent variable

yang ada dalam penelitian yang memengaruhi penyesuaian sosial namun

tidak diteliti.

Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R, yaitu koefisien

korelasi berganda antara penyesuaian sosial (variabel terikat) dengan variabel

bebas appraisal or expression of emotion, regulation of emotion, utilization of

emotion, self-concept, ability, skill expression, coping with emotion, dan self-

disclosure. Besarnya nilai penyesuaian sosial disebabkan independent variable

yang telah disebutkan ditunjukkan oleh koefisien determinasi berganda atau R2

(R-Square).

R-Square menunjukkan variasi atau perubahan variabel terikat yang

disebabkan variabel bebas atau untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + e

Page 67: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

53

bebas terhadap variabel terikat atau merupakan proporsi varians dari penyesuaian

sosial yang dijelaskan oleh seluruh variabel bebas. Untuk mendapatkan nilai R2

digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

R2 = Proporsi varians

SSreg = Sum of Square Regression (jumlah kuadrat regresi)

SSy = Sum of Square Y (jumlah kuadrat Y)

Selanjutnya untuk membuktikan apakah regresi Y dan X signifikan atau

tidak, maka digunakan uji F untuk membuktikannya. Hal tersebut menggunakan

rumus:

F = R2/k

(1−R2)/(N−k−1)

Dimana pembilang disini adalah R2 dengan df-nya (dilambangkan k) yaitu

sejumlah IV yang dianalisis. Sedangkan penyebutnya (1 – R2) dibagi df-nya (N-k-

1) dimana N adalah sejumlah sampel. Dari hasil uji F yang dilakukan nantinya

dapat dilihat apakah IV yang diujikan memiliki pengaruh terhadap DV.

Kemudian peneliti melakukan uji t dari tiap-tiap IV yang dianalisis.

Maksud uji t adalah melihat apakah signifikan dampak dari tiap IV terhadap DV.

Uji t dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

t = b

Sb

R2 = SSreg

SSy

Page 68: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

54

Dimana b adalah koefisien regresi dan Sb adalah standar eror dari b. Hasil

uji t ini akan diperoleh dari hasil regresi yang akan dilakukan oleh peneliti

nantinya. Dalam penelitian ini, perhitungan statistik dilakukan dengan

menggunakan sistem komputerisasi program SPSS versi 16.0.

Page 69: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

55

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 297 responden yang merupakan remaja

usia 12-18 tahun dengan orang tua bekerja sebagai buruh migran di luar negeri di

Indramayu, Jawa Barat. Selanjutnya akan dijelaskan gambaran subjek penelitian

berdasarkan data demografis responden yang terdiri dari jenis kelamin, usia, orang

tua yang bekerja, periode ditinggal orang tua, orang tua kembali bekerja, usia

pertama kali ditinggal orang tua, saat ini diasuh oleh siapa, dan frekuensi

komunikasi dengan orang tua.

Tabel 4.1

Gambaran Umum Subjek Penelitian Demografi Frekuensi Presentase

Jenis Kelamin

Laki-laki 120 40.4%

Perempuan 177 59.6%

Orang tua yang bekerja sebagai TKI

Ayah 22 7.4%

Ibu 267 89.9%

Keduanya 8 2.7%

Periode orang tua bekerja

<1 tahun 35 11.9%

1-5 tahun 220 74%

≥ 6 tahun 42 14.1%

Frekuensi ditinggal kembali oleh orang tua

≤ 5 kali 272 91.6%

> 5 kali 25 8.4%

Usia pertama kali ditinggal orang tua

≤ 5 tahun 147 49.5%

6 tahun – 10 tahun 67 22.6%

> 10 tahun 83 27.9%

Pengasuh saat ini

Ayah 146 49.1%

Ibu 21 7.1%

Nenek/Kakek 97 32.7%

Lainnya 33 11.1%

Frekuensi komunikasi dengan orang tua

Sering (hampir setiap hari) 166 55.9%

Kadang-kadang (satu minggu sekali) 122 41.1%

Tidak pernah 9 3%

Jumlah 297 100%

Page 70: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

56

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui dari 297 remaja yang menjadi

subjek penelitian ini, subjek terbanyak berjenis kelamin perempuan berjumlah 177

orang, yang ditinggal oleh ibunya bekerja (89.9%), dengan lama periode ditinggal

sudah 1 tahun – 5 tahun (74.0%), yang ≤ 5 kali orang tuanya kembali bekerja

(91.6%), dengan usia pertama kali ditinggal ≤ 5 tahun (49.5%), yang lebih

banyak diasuh oleh ayahnya (49.1%), dan frekuensi komunikasidengan orang tua

yang sering (55.9%) merupakan subjek yang mendominasi dalam penelitian ini.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Dalam pembahsan ini skor yang digunakan dalam analisis statistik bukanlah skor

item pada umumnya, melainkan true score yang didaptkan guna menghindari

estimasi bias kesalahan pengukuran. Setelah didaptkan true score kemudian

ditransformasikan ke dalam t-score guna mempermudaj nterpretasi. Hasil statistik

deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Standar

Deviasi

Penyesuaian

sosial 297 24.72 66.81 50.0000 8.50997

Appraisal or

expression of

emotion

297 26.53 70.50 50.0000 8.10749

Regulation of

emotion 297 18.68 66.73 50.0000 7.36174

Utilization of

emotion 297 17.42 70.93 50.0000 8.38694

Self-concept 297 23.59 66.40 50.0000 7.64288

Ability 297 23.22 67.72 50.0000 8.25077

Skill expression 297 29.96 70.28 50.0000 8.16772

Coping with

emotion 297 31.68 67.95 50.0000 8.10351

Self-disclosure 297 21.47 67.77 50.0000 7.04841

Valid N

(listwise) 297

Page 71: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

57

Berdasarkan tabel 4.2 variabel utilization of emotion memiliki nilai

minimum dan nilai maksimum diantara seluruh variabel yang diteliti dengan nilai

minimum yaitu sebesar 17.42 dan nilai maksimu sebesar 70.93.

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu dalam kelompok-

kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan

atribut yang diukur. Pada penelitian ini, kategorisasi diklasifikasikan menjadi dua

kategori yaitu rendah dan tinggi. Adapun kategorisasi didapat berdasarkan pada

tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Pedoman Interpretasi Skor

Norma Rentang Interpretasi

X ≥ Mean ≥ 50 Tinggi

X < Mean < 50 Rendah

Setelah kategorisasi tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai

persentase kategori untuk variabel penyesuaian sosial, kecerdasan emosi, dan

komunikasi interpersonal orang tua-anak yang akan dijabarkan di bawah ini:

Tabel 4.4

Kategorisasi Skor Variabel

Variabel Frekuensi Presentase

Rendah Tinggi Rendah Tinggi

Penyesuaian sosial 156 141 52.5 47.5

Appraisal or

expression of emotion

134 163 45.1 54.9

Regulation of emotion 167 130 56.2 43.8

Utilization of emotion 158 139 53.2 46.8

Self-concept 156 141 52.5 47.5

Ability 139 158 46.8 53.2

Skill expression 146 151 49.2 50.8

Coping with emotion 154 143 51.9 48.1

Self-disclosure 146 151 49.2 50.8

Page 72: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

58

Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa sebanyak 52.5% responden

atau sebanyak 156 remaja berada dalam kategori rendah terhadap penyesuaian

sosial dan sebanyak 47.5% atau 141 remaja berada dalam kategori tinggi pada

penyesuaian sosial. Pada variabel appraisal or expression of emotion sebanyak

134 remaja atau 45.1% berada dalam kategori yang rendah dan sebanyak 163

remaja atau 54.9% berada dalam kategori yang tinggi pada appraisal or

expression of emotion. Remaja dengan regulation of emotion yang berada pada

kategori rendah berjumlah 167 remaja atau 56.2% dan yang berada dalam kategori

tinggi sebanyak 130 remaja atau 43.8%.

Sedangkan remaja dengan utilization of emotion yang berada pada

kategori rendah berjumlah 158 remaja atau 53.2% dan 139 remaja atau 46.8%

berada pada kategori utilization of emotion yang tinggi. Pada variabel self-concept

remaja yang berda dalam kategori rendah berjumlah 156 atau 52.5% dan yang

berada dalam kategori tinggi berjumlah 141 atau 47.5%. Kemudian remaja yang

berada dalam kategori rendah pada variabel ability berjumlah 139 atau 46.8% dan

yang berada dalam kategori tinggi sebanyak 158 atau 53.2%. Sedangkan pada

variabel skill expression remaja yang berada pada kategori rendah berjumlah 146

atau 49.2% dan yang berada dalam kategori tinggi sebanyak 151 atau 50.8%.

Kemudian remaja yang berada dalam kategori rendah pada variabel coping with

emotion berjumlah 78 remaja atau 54.2% dan yang berada pada kategori tinggi

berjumlah 66 remaja atau 45.8%. selanjutnya, pada variabel self-disclosure yang

berada pada kategori rendah berjumlah 65 remaja atau 45.1% dan 79 remaja atau

Page 73: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

59

54.9% berada pada kategori tinggi. Dengan demikian, sebaran pada setiap variabel

penelitian terdistribusi secara normal.

4.4 Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara masing-masing

variabel bebas terhadap variabel terikat dalam penelitian ini. Analisisnya

dilakukan dengan teknik multiple regression. Data yang dianalisis adalah true

score yang diperoleh dari hasil analisis faktor. Alasan digunakannya true score ini

adalah untuk menghindari dampak negatif dari kesalahan pengukuran.

Pada tahap ini peneliti menguji hipotesis dengan analisis regresi berganda

menggunakan software SPSS versi 16.0 seperti yang sudah dijelaskan pada bab 3,

dalam regresi ada tiga hal yang dilihat yaitu melihat R-square. Pertama untuk

mengetahui berapa persen (%) variasi variabel terikat yang dijelaskan oleh

variabel bebas, kedua apakah secara keselurhan variabel bebas berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikat, kemudian terakhir melihat signifikan atau

tidaknya koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas.

Langkah pertama peneliti melihat besaran R-square untuk mengetahui

berapa persen (%) varians dari variabel terikat, yaitu penyesuaian sosial yang

diprediksikan oleh keseluruhan variabel bebas. Selanjutnya, untuk melihat besaran

R-square kita dapat melihat tabel 4.5 di bawah ini:

Tabel 4.5

Model Summary Analisis Regresi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Sig. F Change

1 .511a .261 .241 7.41598 .000

Page 74: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

60

Dapat dilihat bahwa perolehan R-square sebesar 0.261 atau sebesar 26 %

dari bervariasinya penyesuaian sosial ditentukan oleh bervariasinya variabel bebas

yang diteliti yaitu appraisal or expression of emotion, regulation of emotion,

utilization of emotion, self-concept, ability, skill expression, coping with emotion,

dan self-disclosure. Sedangkan sisanya sebesar 74%, penyesuaian sosial

dipengaruhi oleh variabel lain selain kecerdasan emosi dan komunikasi

interpersonal.

Langkah kedua yaitu peneliti menganalisis dampak dari seluruh variabel

bebas terhadap penyesuaian sosial. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut

ini:

Tabel 4.6

Tabel Anova Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1 Regression 5597.095 8 699.637 12.721 .000a

Residual 15839.087 288 54.997

Total 21436.182 296

Berdasarkan data pada tabel 4.6 pada kolom Sig. diketahui bahwa

(p<0.05) atau signifikan. Oleh karenanya hipotesis nihil yang meyatakan tidak ada

pengaruh yang signifikan pada tabel variabel bebas terhadap penyesuaian sosial

ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari kecerdasan emosi (appraisal

or expression of emotion, regulation of emotion, dan utilization of emotion) dan

komunikasi interpersonal orang tua-anak (self-concept, ability, skill expression,

coping with emotion, dan self-disclosure) terhadap penyesuaian sosial.

Kemudian langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi tiap variabel

bebas. Adapun penyajiannya ditampilkan pada tabel 4.7 berikut ini:

Page 75: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

61

Tabel 4.7

Koefisien Regresi

Model

Unstandardized Standardized

t Sig. Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) 12.315 4.688 2.627 .009

Appraisal or

expression of

emotion

-.006 .062 -.006 -.102 .919

Regulation of

emotion .020 .080 .017 .253 .801

Utilization of

emotion .160 .071 .157 -2.248 .025

Self-concept .131 .069 .118 1.914 .057

Ability .169 .070 .164 2.427 .016

Skill expression .270 .066 .259 4.089 .000

Coping with

emotion .013 .066 .013 .202 .840

Self-disclosure -.003 .068 -.003 -.046 .963

Dari tabel 4.7, untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi

yang dihasilkan, dengan melihat nilai sig pada kolom paling kanan, jika p<0.05

maka koefisien regresi yang dihasilkan signifikan pengaruhnya terhadap

penyesuaian sosial dan sebaliknya. Dari hasil tabel 4.7 hanya koefisien regresi

utilization of emotion, ability dan skill of expression saja yang signifikan,

sedangkan koefisien regresi lainnya tidak signifikan. Penjelasan dari nilai

koefisien regresi yang diperoleh pada masing-masing variabel bebas adalah

sebagai berikut:

1. Variabel appraisal or expression of emotion

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.006 dengan nilai signifikan sebesar

0.919 (p>0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada

pengaruh appraisal or expression of emotion terhadap penyesuaian sosial

diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan appraisal or expression of

emotion terhadap penyesuaian sosial.

Page 76: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

62

2. Variabel regulation of emotion

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.020 dengan nilai signifikansi 0.801

(p>0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh

regulation of emotion diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan

regulation of emotion terhadap penyesuaian sosial.

3. Variabel utilization of emotion

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.160 dengan nilai signifikan sebesar

0.025 (p<0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada

pengaruh utilization of emotion terhadap penyesuaian sosial ditolak, sehingga

variabel utilization of emotion memiliki pengaruh signifikan terhadap penyesuaian

sosial. Koefisien positif menunjukkan semakin tinggi utilization of emotion maka

semakin tinggi penyesuaian sosial dan semakin rendah utilization of emotion

maka semakin rendah penyesuaian sosial.

4. Variabel self-concept

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.131 dengan nilai signifikan sebesar

0.057 (p>0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada

pengaruh self-concept terhadap penyesuaian sosial diterima. Artinya tidak

adapengaruh yang signifikan self-concept terhadap penyesuaian sosial.

5. Variabel ability

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.169 dengan nilai signifikansi 0.016

(p<0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh

ability ditolak, sehingga variabel ability memiliki pengaruh yang signifikan

Page 77: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

63

terhadap penyesuaian sosial. Koefisien yang positif menunjukkan semakin tinggi

ability maka semakin tinggi pula penyesuaian sosialnya dan semakin rendah

ability maka semakin rendah juga penyesuaian sosialnya.

6. Variabel skill expression

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.270 dengan nilai signifikansi 0.000

(p<0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh

skill expression ditolak, sehingga variabel skill expression memiliki pengaruh

signifikan terhadap penyesuaian sosial. Koefisien yang positif menunjukkan

semakin tinggi skill expression maka semakin tinggi penyesuaian sosialnya, dan

semakin rendah skill expression maka semakin rendah pula penyesuaian

sosialnya.

7. Variabel coping with emotion

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.013 dengan nilai signifikansi 0.840

(p>0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh

coping with emotion diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan coping

with emotion terhadap penyesuaian sosial.

8. Variabel self-disclosure

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.003 dengan nilai signifikansi 0.963

(p>0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh

self-disclosure diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan self-

disclosure terhadap penyesuaian sosial.

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.9 dapat dijelaskan dari variabel

kecerdasan emosi hanya satu variabel yang signifikan dan dari variabel

Page 78: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

64

komunikasi interpersonal dua variabel yang siginifkan. Sehingga persamaan

regresi sebagai berikut, dengan tanda (*) yang artinya signifikan:

Penyesuaian sosial = -0.006 appraisal or expression of emotion + 0.020

regulation of emotion + 0.160 utilization of emotion* + 0.131 self-concept + 0.169

ability*+ 0.270 skill expression*+ 0.013 coping with emotion - 0.003 self-

disclosure.

4.5 Proporsi Varian

Untuk mengetahui proporsi varians dari masing-masing variabel bebas, peneliti

melakukan perhitungan nilai R-square change dengan cara melakukan analisis

regresi satu per satu, langkah ini dilakukan untuk mengetahui besarnya R-square

change setiap kali menambahkan variabel bebas ke dalam analisis regresi.

Adapun besar R-square change untuk masing-masing variabel bebas pada

penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.8

Proporsi Varians untuk Masing-Masing Independent Variable (IV)

Model R-Square (R2) R2changed F change Sig F change

1 .015 .015 4.428 .036

2 .055 .040 12.526 .000

3 .091 .036 11.547 .001

4 .141 .050 16.922 .000

5 .212 .072 26.492 .000

6 .261 .049 19.077 .000

7 .261 .000 .041 .841

8 .261 .000 .002 .963

Dari tabel 4.8 didapatkan informasi sebagai berikut:

1. Variabel appraisal or expression of emotion memberikan sumbangan sebesar

0.015 atau 1.5% dalam proporsi varians penyesuaian sosial. Sumbangan ini

signifikan secara statistik karena nilai sig. F change = 0.036 (p<0.05).

Page 79: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

65

2. Variabel regulation of emotion memberikan sumbangan sebesar 0.040 atau

4.0% dalam proporsi varians penyesuaian sosial. Sumbangan ini signifikan

secara statistik karena nilai sig. F change = 0.000 (p<0.05).

3. Variabel utilization of emotion memberikan sumbangan sebesar 0.036 atau

3.6% dalam proporsi varians penyesuaian sosial. Sumbangan ini signifikan

secara statistik karena nilai sig. F change = 0.001 (p<0.05).

4. Variabel self-concept memberikan sumbangan sebesar 0.050 atau 5.0% dalam

proporsi varians penyesuaian sosial. Sumbangan ini signifikan secara statistik

karena nilai sig. F change = 0.000 (p<0.05).

5. Variabel ability memberikan sumbangan sebesar 0.072 atau 7.2% dalam

proporsi varians penyesuaian sosial. Sumbangan ini signifikan secara statistik

karena nilai sig. F change = 0.000 (p<0.05).

6. Variabel skill expression memberikan sumbangan sebesar 0.049 atau 4.9%

dalam proporsi varians penyesuaian sosial. Sumbangan ini signifikan secara

statistik karena nilai sig. F change = 0.000 (p<0.05).

7. Variabel coping with emotion memberikan sumbangan sebesar 0.000 atau 0.0%

dalam proporsi varians penyesuaian sosial. Sumbangan ini tidak signifikan

secara statistik karena nilai sig. F change = 0.841 (p>0.05).

8. Variabel self-disclosure memberikan sumbangan sebesar 0.000 atau 0.0%

dalam proporsi varians penyesuaian sosial. Sumbangan ini tidak signifikan

secara statistik karena nilai sig. F change = 0.963 (p>0.05).

Dengan demikian hanya variabel appraisal or expression of emotion,

regulation of emotion, utilization of emotion, self-concept, ability, dan skill

Page 80: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

66

expression yang memberikan sumbangan atau pengaruh varians yang signifikan

terhadap penyesuaian sosial pada remaja dengan orang tua sebagai buruh migran

di Indramayu.

Page 81: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

67

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian maka kesimpulan yang dapat diambil

adalah ada pengaruh yang signifikan dari kecerdasan emosi (appraisal or

expression of emotion, regulation of emotion, utilization of emotion) dan

komunikasi interpersonal (self-concept, ability, skill expression, coping with

emotion, self-disclosure) terhadap penyesuaian sosial pada remaja dengan orang

tua sebagai buruh migran.

Adapun hasil uji hipotesis minor dapat dijelaskan bahwa pada variabel

penyesuaian sosial secara signifikan hanya dipengaruhi oleh utilization of

emotion, ability, dan skill expression. Sedangkan variabel independen lainnya

memiliki pengaruh, namun tidak signifikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh yang signifikan dari variabel utilization of emotion, ability,

dan skill expression terhadap penyesuian sosial.

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil analisis regresi dan pengujian hipotesis minor menunjukkan

bahwa aspek appraisal or expression of emotion dari variabel kecerdasan emosi

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian sosial. Secara

hipotesis mayor, hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kar,

Saha, dan Mondal (2016) dimana kecerdasan emosi memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penyesuaian sosial. Menurut Salovey dan Mayer (1990),

appraisal of emotion adalah kemampuan menerima dan mengeskpresikan emosi

Page 82: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

68

sendiri dan orang lain secara verbal dan non verbal, berdasarkan observasi peneliti

pada anak buruh migran di Indramayu, kemampuan ini kurang terasah

dikarenakan banyak dari mereka yang sudah ditinggal sejak usia dini sehingga

mereka sudah terbiasa dan “terpaksa” menerima ketiadaan orang tua untuk

bekerja di luar negeri. Sehingga untuk menerima dan mengekspresikan emosinya

dengan baik, remaja dengan orang tua sebagai buruh migran belum mampu

melakukannya. Mereka masih sering memendam emosi mereka daripada

mengekspresikannya.

Dari hasil analisis penelitian variabel regulation of emotion tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian sosial. Hal ini dapat terjadi karena

untuk mengatur emosinya dengan baik dibutuhkan bimbingan dan pola asuh yang

baik pula, sehingga perilaku penyesuaian sosial yang buruk pada remaja dengan

orang tua sebagai buruh migran dapat dihindari. Namun, dikarenakan bimbingan

dan pola asuh yang kurang maksimal dari orang tua yang bekerja dan pengasuh,

membuat remaja kesulitan belajar mengatur emosinya.

Kemudian pada penelitian mengenai aspek-aspek kecerdasan emosi yang

dilakukan oleh Salguero, Palomera, dan Berrocal, (2011) dimana menggunakan

teori kecerdasan emosi dari Salovey dan Mayer (1990) namun dengan istilah yang

berbeda yaitu attention to feeling (regulation of emotion), emotional clarity

(appraisal or expression of emotion) dan emotional repair (utilization of emotion)

menemukan bahwa rendahnya variabel appraisal or expression of emotion dan

utilization of emotion mengakibatkan penyesuaian sosial remaja yang rendah juga.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang mengemukakan bahwa utilization of

Page 83: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

69

emotion memiliki pengaruh yang signifikan pada penyesuaian sosial.

Memanfaatkan emosi untuk berpikir kreatif, membuat keputusan, dan

mengarahkan emosi untuk bertindak, menjadi perilaku yang sudah dilakukan oleh

remaja dengan orang tua sebagai buruh migran. Ketiadaan orang tua membuat

mereka terbiasa mandiri dan menentukan sikap dalam kehidupan sehari-hari

mereka.

Selanjutnya pada variabel komunikasi interpersonal, variabel self-concept

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian sosial. Hal ini

dapat terjadi karena remaja dengan orang tua sebagai buruh migran di Indramayu

tidak mengenal dirinya diakibatkan kurangnya bimbingan dan asuhan dari orang

tua atau bahkan pengasuhnya mengenai siapa dirinya, kondisi fisiknya, dan

kondisi lingkungannya sehingga penelitian ini menunjukkan remaja dengan orang

tua sebagai buruh migran tidak memiliki konsep diri yang utuh.

Variabel ability dan variabel skill expression dari komunikasi interpersonal

dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian

sosial dan hasil ini menunjukkan bahwa remaja dengan orang tua sebagai buruh

migran di Indramayu lebih mampu mendengarkan orang tuanya dan mampu untuk

mengekspresikan apa yang ada dalam pikirannya dan yang mereka rasakan

(Bienvenue dalam Pfeiffer dan Jones, 1974) dimana dari observasi dan wawancara

di lapangan, remaja ini mendengarkan orang tuanya dan juga tidak sungkan untuk

menyampaikan pendapatnya. Namun, mereka lebih sering membicarakan hal yang

umum (Dios, 2013) dan menyampaikan kabar yang baik-baik saja agar orang tua

mereka tidak khawatir terhadap kehidupan anak-anaknya (Malamassam, 2014).

Page 84: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

70

Tidak seperti variabel ability dan variabel skill expression yang memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian sosial, variabel coping with

emotion dan self-disclosure tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

penyesuaian sosial pada remaja dengan orang tua sebagai buruh migran di

Indramayu. Menurut Bienvenue (dalam Pfeiffer & Jones, 1974) coping with

emotion adalah individu dapat mengatasi emosinya dengan cara yang konstruktif

dan self-disclosure adalah keinginan untuk berkomunikasi dengan orang lain

secara bebas dan terus terang, hal ini tidak terjadi pada remaja dengan orang tua

sebagai buruh migran di Indramayu. Karena rendahnya intensitas berkomunikasi

secara langsung dengan orang tuanya, mereka lebih sulit untuk berbicara secara

bebas dan terbuka sehingga untuk mengatasi emosinya secara lebih konstruktif

pun mereka tidak memiliki panutan untuk mereka terapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Selain itu, pada penelitian ini sebagian besar remaja sudah ditinggal oleh

orang tuanya semenjak kecil dan bahkan sudah ditinggal kurang lebih sampai lima

kali dengan periode orang tuanya bekerja rata-rata lima tahun. Hal ini dapat

mempengaruhi penyesuaian sosial remaja dengan orang tua sebagai buruh migran.

Frekuensi komunikasi yang cukup sering juga dapat menjadi faktor remaja lebih

mampu menyesuaikan dirinya dengan kehidupan sosialnya (Malamassam, 2014).

Alat ukur, karakteristik responden, dan masih sedikitnya penelitian

terdahulu pada variabel yang diteliti menjadi keterbatasan dalam penelitian ini.

Diharapkan hasil penelitian ini mampu menjadi langkah awal dan pengembangan

penelitian selanjutnya yang lebih baik pada sampel anak buruh migran.

Page 85: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

71

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis seluruh proses dan isi laporan, peneliti

menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan.

Oleh karena itu, peneliti memberikan beberapa saran sebagai pertimbangan dalam

melakukan penelitian selanjutnya antara lain:

5.3.1 Saran Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti beberapa memberikan saran teoritis, sebagai

berikut:

1. Penelitian mengenai remaja dengan orang tua yang bekerja sebagai buruh

migran di Indonesia ini masih jarang dilakukan, bahkan penyesuaian sosial

yang dijadikan dependent variable dalam penelitian ini dan bentuk

penyesuaian lainnya pun masih jarang diteliti, untuk itu disarankan agar

penelitian selanjutnya meneliti variabel-variabel lain yang lebih berkaitan

dengan karakteristik subjek dalam penelitian ini seperti subjective well-being,

resilience, dukungan sosial, life satisfaction, loneliness, dan variabel-variabel

psikologi dan demografi lainnya.

2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar diteliti juga pada usia anak-anak

bukan hanya remaja saja. Karena anak dengan orang tua sebagai buruh migran

sudah banyak yang ditinggal dari usia dini dan hal itu bisa jadi berdampak pada

psikologisnya sejak kecil. Selain itu, dapat disarankan pula untuk meneliti pada

anak dengan orang tua yang bekerja sebagai buruh migran di dalam negeri

yaitu yang bekerja di luar kota tempat tinggalnya bukan yang hanya di luar

negeri saja.

Page 86: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

72

3. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur dengan mengadaptasi,

dan memodifikasi dari teori yang sudah ada, namun masih terdapat kekurangan

di dalamnya. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar lebih memerhatikan

lagi alat ukur yang digunakan seperti menggunakan bahasa yang lebih mudah

dipahami oleh subjek penelitian dan memilih alat ukur yang lebih sesuai

dengankarakteristik subjek penelitian.

5.3.2 Saran Praktis

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa saran praktis untuk

penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah agar lebih memberikan perhatian terhadap anak-anak dengan

orang tua yang bekerja sebagai buruh migran, baik yang di dalam negeri

maupun yang di luar negeri. Jika ketersediaan lapangan pekerjaan yang sesuai

dengan karakteristik individu yang harus bekerja sebagai buruh migran sulit

didapat dan perbaikan ekonomi di Indonesia masih butuh waktu lama untuk

diperbaiki, maka setidaknya keluarga dan anak-anak yang ditinggalkan ini

diberikan pehatian secara kontinu dengan program-program yang dapat

meningkatkan kesejahteraan psikologisnya seperti konsultasi, workshop

mengenai pekerjaan, dan lain-lain sehingga penyesuaian yang buruk pada anak

buruh migran dapat dihindari.

2. Bagi orang tua yang bekerja sebagai buruh migran, diharapkan memiliki

motivasi untuk lebih bekerja dan berkembang di tempat tinggalnya, artinya saat

ekonomi keluarga sudah semakin baik, maka diharapkan untuk memulai usaha

atau bekerja di daerah tempat tinggalnya, karena selama penelitian ini, peneliti

Page 87: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

73

menemukan bahwa kehadiran orang tua bagi anak itu lebih penting daripada

uang atau materi yang diberikan. Kehadiran orang tua dalam kehidupan anak

buruh migran lebih dibutuhkan dibandingkan kebutuhan materi yang diberikan

orang tua.

3. Bagi sekolah yang memiliki siswa dengan orang tua yang bekerja sebagai

buruh migran agar mulai memberikan perhatian pada mereka, dengan

memberikan penyuluhan atau motivasi agar mereka merasa diterima atau

didukung oleh teman sekolah, guru, dan seluruh pihak sekolah lainnya. Selama

melakukan penelitian ini, peneliti menemukan bahwa data siswa dengan orang

tua sebagai buruh migran belum didata secara teroganisir. Untuk itu, agar

dimulai dengan mengetahui siapa saja siswa yang orang tuanya bekerja sebagai

buruh migran sehingga lebih mudah mengontrol dan mengawasi mereka.

4. Bagi pengasuh anak buruh migran yang tinggal bersama di rumah agar lebih

sering melakukan komunikasi secara dekat dan terbuka dengan anak-anak

buruh migran, seperti menanyakan kabar di sekolah, pertemanan mereka, dan

bagaimana kehidupan mereka agar saat mereka ditinggal oleh orang tuanya

untuk bekerja, mereka masih merasakan cinta dan perhatian dari pengasuh

sehingga penyesuaian yang buruk dapat dihindari dan mereka tidak merasa

diabaikan oleh keluarganya.

Page 88: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

74

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, H. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Refika Aditama.

Ahmad, K. B., Zadeh, Z. F. (2014). Gender discrimantion in disabled adolescents:

An analysis of psychologycal adjustment in a cosmopolitan city in

Pakistan. Sociology and Anthropology. 2 (6): 232-238.

Arroyo, A., Nevárez, N., Segrin, C., Harwood, J. (2012). The association between

parent and adult child shyness, social skills, and perceived family

communication. Journal of Family Communication, 12: 249–264.

Beh, L & Yao, Y. (2012). “Left-behind children” phenomenon in China: case

study in chongqing. International Journal of China Studies. 3(2). 167-

188.

Bienvenu, M. J. (1971). An interpersonal communication inventory. The Journal

of Communication. 21. 381-388.

BNP2TKI. (2018). Laporan pengolahan data BNP2TKI sd September 2016.

http://www.bnp2tki.go.id/read/12998/Data-Penempatan-dan-

Perlindungan-TKI-Periode-1-JANUARI-S.D-31-JANUARI-2018.html.

Diunduh pada tanggal 16 Maret 2018.

Botezat, Alina., Pfeiffer, Friedhelm. (2014). The impacts of parents migration on

the well-being of the children left behind - initial evidence from

Romania. 14 (029). 1-24.

Brackett, M. A & Salovey, P. (2006). Measuring emotional intelligence with the

Mayor-Salovey-Caruso emotional intelligence test (msceit). Psicothema.

18. 34-41.

Bryan, J. (2005). Children of international migrants in indonesia, thailand, and

the philippines: a review of evidence and policies. UNICEF: Innocenti

Working Paper.

Calhoun, J. F & Acocella, J. R. (1990). Psychology of Adjustment and Human

Relationship. Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan

Kemanusiaan. Satmoko (terj). Semarang: IKIP Semarang Press.

Campbell, J., Akdemir, O. A. (2016). The development of

interpersonalcommunication scale: the study of validity and reliability.

International Periodical for the Languages, Literature, and History of

Turkish orTurkic.11(19):859-972.

Caro, D. H. (2011). Parent-child communication and academic performance:

association at the within- and between-country level. Journal for

Educational Research Online. 3(2). 15-37.

Derlega, V. J & Janda L. H. (1981). Personal Adjustment: The Psychology of

Everyday Life Second Edition. USA: Scott, Foresman and Company.

Page 89: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

75

Devito, J.A. (2013). The Interpersonal Communication Book. New York: Pearson.

Devito, J.A. (2015). Human communication: the basic course, Thirteenth edition.

New York: Pearson Ed, Inc.

Dios, A.J., Dungo, N., Reyes, M. (2013). Patterns, trends and challenges of labour

migration in the Philippines: focus on families and children left behind.

UN Women: Valuing The Social Costs of Migration. 72-127.

Dios, A.J. (2013). Introduction. UN Women: Valuing The Social Costs of

Migration.1-16.

Garza, Rodolfo de la. (2010). Migration, development and children left behind: a

multidimensional perspective. Social and Economic Policy Working

Paper UNICEF. New York: UN Plaza.

Hartley, P. (1993). Interpersonal Communication. New York: Routledge.

Hultin, M. (2011). Emotional intelligence: the three major theories in the

field.Swedia: University of Skovde. Bachelor project.

Hurlock, E.B. (1978). Child Development: Sixth Edition. Singapore: Mcgraw-Hill.

Igbo, J.N., Nwaka, R.N., Mbagwu, F., Mezieobi, D. (2016). Emotional

intelligence as a correlate of social and academic adjustment of first year

university students in South East geo–political zone of Nigeria. ABC

Journal of Advanced Research. 5 (1). 9-20.

Israel, G. D. (1992). Determining sample size. Fact Sheet PEOD-6, 1-5.

Jia, Z & Tian, W. (2010). Loneliness of left-behind children: a cross-sectional

survey in asample of rural China. Child: care, health and development.

36 (6). 812-817.

John, K., Gammon, D., Prusoff, B.A., Warner, V. (1987). The social adjustment

inventory for children and adolescents: Testing of a new semistructured

interview. Journal of the American Academy of Child & Adolescent

Psychiatry. 898-911.

Kar1, D., Saha1, B., Mondal, B.C. (2016). Emotional intelligence and adjustment

ability among higher secondary school students: A correlational study.

American Journal of Social Sciences. 4(4). 34-37.

Laursen, Brett., Collins, W. A. (2009). Parent-child relationship during

adolescent. 2. 3-42.

Lazarus, R. S. (1976). Patern of Adjustment Third Edition. New York: Mc Graw

Hill Book Company.

Liang, Zai., Guo, Lin., Duan, Charles Chengrong. (2007). Migration and the well-

being of children in China. Symposium: The Well-being of a Floating

Population. New York: Yale University.

Page 90: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

76

Lu S., Lin Y-T., Vikse J.H., Huang C-C. (2016). Well-being of migrant and left-

behind children in China: Education, health, parenting, and personal

values. International Journal of Social Welfare. 25. 58-68.

Malamassam, M.A. (2014). Women labor migration in asia: mother migration and

its impacts on left-behind children. Jurnal Kependudukan Indonesia. 9

(1). 1-10.

Matsumoto, D (ed). 2010. APA Handbook of Interpersonal Communication.

Washington, DC: American Psychological Association.

Mayer, J. D., Salovey, P., Caruso, R. D. (2004). Emotional intelligence: theory,

findings, and implications. Psychological Inquiry. 15 (3). 197-215.

Mu, Guanglun Michael., Hu, Yang. (2016). Living with Vulnerabilities and

Opportunities in a Migration Context. Rotterdam: Sense Publishers.

Pfeiffer, J. W & Jones, J. E (Eds). (1974). The 1974 Annual Handbook for Group

Facilitator. San Diego, CA: University Associates.

Punia, S., Sangwan, S. (2011). Emotional intelligence and social adaptation of

school children. J Psychology. 2(2). 83-87.

Raharto, A., Noveria, M., Romdiati, H., Fitranita, Malamassam, M.A., Hidayati, I.

(2013). Indonesian labour migration: social costs and families left

behind. UN Women: Valuing The Social Costs of Migration. 18-71.

Safitri, Nadia. (2010). Hubungan Kematangan Emosi dan Penyesuaian Sosial

Siswa Berbakat Program Akselerasi SMA Negeri 3 Tangerang Selatan.

Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Salguero, J.M., Palomera, R., Berrocal, P.F. (2011). Perceived emotional

intelligence as predictor of psychological adjustment in adolescents: a 1-

year prospective study. Eur J Psychol Educ. DOI: 10.1007/s10212-011-

0063-8.

Salovey, P & Grewal, D. (2005). The science of emotional intelligence. American

Psychological Society. 14 (6). 281-285.

Salovey, P. & Mayer, J. D. (1990). Emotional Intelligence. Baywood Publishing

Co., Inc.

Schneiders. (1960). Personality Development and Adjustment in Adolescence.

USA: The Bruce Publishing Company.

Schneiders. (1960). Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holt,

Rinehart Winston.

Schutte, N. S., Malouff, J. M., Hall, L. E., Haggerty, D. J., Cooper, J. T., Golden,

C. J., & Dornheim, L. (1998). Development and validation of a measure

Page 91: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

77

of emotional intelligence. Personality and Individual Differences. 25.

167–177.

Stys, Y & Brown, S. L. (2004). A review of the emotional intelligence literature

and implication for corrections. Research Branch Correctional Service of

Canada.

Su, S., Li, X., Lin, D., Xu, X., Zhu, M. (2012). Psychological adjustment among

left-behind children in rural China: The role of parental migration and

parent-child communication. Child: Care, Health, And Development. 39

(2). 162-170.

Sulaiman, S.M.A. (2013). Emotional intelligence, depression and psychological

adjustment among university students in the Sultanate of Oman.

International Journal of Psychological Studies. 5(3). 3. 169-181.

Umar, Jahja. (2014). Confirmatory factor analysis: Bahan ajar perkuliahan.

Tidak untuk dipublikasikan.

Wood, J.T. 2016. Interpersonal Communication: Everyday Encounter, Eighth

Edition. USA: Cengage Learning.

Page 92: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

78

Lampiran 1

Surat Izin Penelitian

Page 93: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

79

Lampiran 2

Kuesioner Penelitian

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dalam rangka penyelesaian tugas akhir, saya Shofiatul Amini mahasiswi Fakultas

Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini sedang

melakukan penelitian yang merupakan persyaratan untuk mencapai gelar sarjana

Psikologi. Oleh karena itu, saya mengharapkan bantuan teman-teman untuk

mengisi kuisioner ini.

Dalam menjawab kuisoner ini tidak ada jawaban salah atau benar, maka teman-

teman bebas menentukan jawaban yang paling sesuai dengan diri teman-teman.

Sesuai dengan kode etik penelitian, semua jawaban yang teman-teman berikan

akan terjamin kerahasiannya dan hanya dipakai untuk penelitian ini saja.

Saya sangat mengharapkan kerjasama teman-teman untuk mengisi seluruh bagian

dari kuisioner ini secara lengkap. Bacalah petunjuk pengisian terlebih dahulu.

Setelah selesai mengisi kuisioner ini mohon diteliti kembali jawaban teman-teman

agar tidak ada pernyataan yang tidak terjawab atau terlewati.

Terima kasih atas kerjasama dan kesediaan teman-teman untu mengisi kuesioner.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, Juni 2017

Hormat Saya,

Shofiatul Amini

Informed Consent

Apakah Anda bersedia mengisi kuesioner?

Ya

Tidak

Nama Lengkap :

Jenis Kelamin :

Responden,

( )

Page 94: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

80

DATA PRIBADI

Mohon kesediaannya untuk mengisi data-data berikut ini sesuai dengan keadaan

sebenarnya. Seluruh data yang Anda berikan, hanya akan digunakan untuk

kepentingan penelitian.

Nama Lengkap :

Jenis Kelamin :

Usia :

Kelas/Sekolah :

Orang tua yang bekerja sebagai TKI :

Ayah

Ibu

Ayah dan Ibu

Sudah berapa lama ditinggal orang tua? :

< 1 tahun

1-5 tahun

≥ 6 tahun

Selama menjadi TKI, sudah berapa kali orang tua Anda pulang kampung? :

≤ 5 kali

>5 kali

Usia pertama kali ditinggal :

≤ 5 tahun

6 tahun – 10 tahun

>10 tahun

Saat ini tinggal dengan :

Ayah

Ibu

Nenek/Kakek

Lainnya..........................(tuliskan)

Bagaimana frekuensi komunikasi Anda dengan orang tua? :

Tidak Pernah

Kadang-kadang

Sering

Page 95: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

81

Petunjuk Pengisian

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami baik-baik setiap

pernyataan. Anda diminta untuk memilih apakah pernyataan tersebut sesuai

dengan diri Anda dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu dari

pilihan yang tersedia pada kolom di bagian kanan dari masing-masing pernyataan.

Contoh:

No Pernyataan Sangat Tidak

Sesuai

Tidak

Sesuai

Sesuai Sangat

Sesuai

1 Saya senang berkumpul

dengan teman-teman

X

Selamat Mengerjakan

Skala Penyesuaian Sosial

No. Pernyataan

Sangat

Tidak

Sesuai

Tidak

Sesuai Sesuai

Sangat

Sesuai

1 Saya merasa orangtua saya lebih

memihak kakak/adik saya

dibandingkan saya

2 Walaupun tidak sesuai hati, saya

tetap mengikuti perintah orangtua

3 Saya merasa nyaman dengan

keluarga saya

4 Saya menerima dengan senang

hati apa pun yang diperintah oleh

orangtua saya

5 Saya menaati segala aturan yang

diberikan oleh orangtua

6 Apabila ada keinginan

kakak/adik yang belum tercapai,

saya akan membantunya

7 Saya kesal ketika saya diminta

untuk melakukan pekerjaan

rumah

8 Saya kurang tertarik untuk

membantu keluarga saya dalam

mencapai apa yang mereka

inginkan

9 Orangtua saya memberikan

kebebasan dalam memutuskan

sesuatu kepada saya

Page 96: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

82

10 Saya menerima segala peraturan

yang ada di sekolah dengan baik

11 Saya merasa selalu dibatasi oleh

keluarga saya

12 Saya kesal dengan peraturan-

peraturan di sekolah

13 Saya mengikuti berbagai kegiatan

di sekolah

14 Saya senang menjalin hubungan

dengan teman di sekolah

15 Saya malas untuk mengikuti

kegiatan-kegiatan di sekolah

16 Apabila saya dimarahi guru, saya

melawannya

17 Saya mengikuti aturan yang

diberikan oleh sekolah tanpa

melanggarnya

18 Apabila ada perlombaan antar

sekolah, saya siap untuk menjadi

wakil sekolah saya

19 Bagi saya tanggung jawab dan

norma sekolah sesuatu yang

membosankan

20 Saya malas untuk berpartisipasi

dalam pelombaan antar sekolah

21 Saya merasa tidak nyaman

bertemu dengan orang baru

22 Saya berteman dengan siapa saja

23 Saya menjaga ketertiban di

lingkungan masyarakat saya

24 Saya hanya berteman dengan

orang yang memiliki kesamaan

dengan saya

25 Saya berpikir terlebih dahulu

sebelum menolong orang lain

26 Saya malas untuk mengikuti

kegiatan tradisi yang diadakan di

lingkungan saya

27 Apabila ada orang yang

mengalami kesulitan, saya

membantunya

28 Saya tertarik untuk belajar lebih

dalam mengenai budaya di

lingkungan saya

Page 97: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

83

29 Saya tidak peduli dengan urusan

orangtua maupun saudara saya

30 Saya mengabaikan

tanggungjawab yang diberikan

orangtua

Skala Kecerdasan Emosi

No. Pernyataan

Sangat

Tidak

Sesuai

Tidak

Sesuai Sesuai

Sangat

Sesuai

1

Saya tahu kapan dapat berbicara

mengenai masalah pribadi saya

ke orang lain

2

Ketika saya menghadapi

hambatan, saya teringat saya

pernah menghadapi hambatan

yang sama dan saya mampu

mengatasinya

3

Saya berharap saya mampu

melakukan sesuatu dengan baik

yang saya coba

4

Orang lain mudah percaya

menceritakan rahasianya kepada

saya

5 Saya sulit untuk memahami

pesan nonverbal dari orang lain

6

Beberapa peristiwa membuat

saya mengevaluasi kembali

mana yang penting dan mana

yang tidak penting

7

Ketika suasana hati berubah,

saya melihat kemungkinan yang

baru

8 Emosi adalah salah satu yang

membuat hidup saya berharga

9 Saya sadar dengan emosi saya

karena saya mengalaminya

10 Saya berharap sesuatu yang baik

terjadi

11 Saya suka berbagi emosi dengan

orang lain

Page 98: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

84

12

Ketika saya mengalami emosi

yang positif, saya tahu

bagaimana membuatnya

bertahan

13 Saya dapat menyusun sebuah

acara untuk dinikmati

14 Saya mencari aktivitas yang

membuat saya bahagia

15

Saya sadar dengan pesan

nonverbal yang saya sampaikan

ke orang lain

16

Saya menampilkan diri saya

dengan cara memberikan kesan

yang baik kepada orang lain

17

Ketika suasana hati saya positif,

saya dengan mudah dapat

menyelesaikan masalah

18

Dengan melihat ekspresi wajah

orang lain, saya tahu emosi apa

yang dialaminya

19 Saya tahu kenapa emosi saya

berubah

20

Ketika suasana hati saya positif,

saya mampu mendatangkan ide-

ide baru

21 Saya memiliki kontrol terhadap

emosi saya

22

Saya dengan mudah menyadari

emosi saya sebagaimana saya

mengalaminya

23

Saya memotivasi diri saya

dengan membayangkan hasil

yang baik terhadap tugas yang

saya ambil

24

Saya memuji orang lain ketika

mereka melakukan sesuatu

dengan baik

25

Saya sadar dengan pesan

nonverbal yang orang lain

berikan

Page 99: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

85

26

Ketika orang lain bercerita

tentang sebuah peristiwa penting

dalam hidupnya, saya merasa

seolah-olah saya telah

mengalami peristiwa itu sendiri

27

Ketika saya merasa ada sebuah

perubahan dalam emosi, saya

dengan mudah memunculkan

ide-ide yang baru

28

Ketika saya menghadapi

tantangan, saya menyerah

karena saya yakin saya akan

gagal

29

Saya tahu perasaan yang sedang

dialami orang lain hanya dengan

melihat mereka

30 Saya membantu orang lain

ketika mereka sedang terpuruk

31

Saya menggunakan emosi yang

baik untuk membantu saya

ketika mencoba menghadapi

hambatan

32

Saya dapat mengatakan emosi

apa yang sedang dialami

seseorang dengan

mendengarkan nada suaranya

33

Sulit bagi saya untuk memahami

mengapa orang merasakan hal

yang mereka lakukan

Skala Komunikasi Interpersonal

No Pernyataan

Sangat

Tidak

Sesuai

Tidak

Sesuai Sesuai

Sangat

Sesuai

1 Sulit bagi saya untuk mengobrol

dengan orangtua saya

2 Dalam sebuah percakapan, saya

mencoba untuk menempatkan

diri pada lawan bicara saya yaitu

orangtua saya

Page 100: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

86

3 Saat ada masalah yang muncul

antara saya dan orangtua, saya

dapat membicarakan masalah

tersebut tanpa marah

4 Saya membantu orangtua untuk

memahami diri saya

5 Dalam percakapan, saya

membiarkan orangtua berbicara

terlebih dahulu tanpa memotong

pembicaraan tersebut

6 Saya berusaha memahami ketika

seseorang sedang berbicara

7 Dalam sebuah diskusi, saya sulit

untuk melihat pandangan

orangtua saya

8 Saya mengaku salah ketika

melakukan kesalahan

9 Saya berprasangka buruk pada

orangtua, sebelum mereka

menjelaskan apa maksud

sebenarnya

10 Saya marah ketika orangtua

tidak setuju dengan saya

11 Saya takut mengatakan ‘tidak

setuju’ pada pendapat orangtua

karena takut mereka akan marah

12 Saya sulit untuk memuji

orangtua saya

13 Saya sengaja menyembunyikan

kesalahan saya dari orangtua

14 Sulit bagi saya untuk

menceritakan masalah saya pada

orangtua

15 Saya selalu mengalihkan

pembicaraan ketika berada

dalam sebuah diskusi

16 Saya tidak menyimak

pembicaraan saat melakukan

percakapan dengan orangtua

17 Orangtua mendengarkan saya

ketika saya sedang berbicara

kepada mereka

18 Saya meminta orangtua saya

mengatakan bagaimana

pendapat mereka tentang inti

yang sedang saya bicarakan

Page 101: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

87

19 Dalam percakapan, saya lebih

cerewet dari lawan bicara saya

yaitu orangtua saya

20 Bila orangtua menyakiti

perasaan saya, saya

membicarakan hal tersebut

dengan mereka

21 Saya puas dengan cara

penyelesaian saya tentang

perbedaan pendapat dengan

orangtua saya

22 Saya cemberut dan merajuk

untuk waktu yang lama ketika

orangtua memarahi saya

23 Pada umumnya, saya bisa

mempercayai orangtua

24 Saya merasa bahwa orangtua

tidak menerima apa adanya diri

saya

25 Saat saya ditanya sebuah

pertanyaan yang kurang jelas,

saya meminta orangtua saya

untuk menjelaskan apa

maksudnya

26 Saat saya sedang menjelaskan

sesuatu, orangtua cenderung

memotong pembicaraan saya

27 Saya sulit mengeluarkan ide-ide

bila banyak ide yang berbeda

dari orangtua

28 Saya menyadari bahwa suara

saya mengganggu orangtua saya

29 Sulit untuk saya menerima

kritikan dari orangtua

30 Saya cepat meminta maaf pada

orangtua ketika saya telah sakiti

perasaan mereka

31 Saya sulit untuk berpikir jernih

bila marah dengan orangtua

32 Orangtua memahami perasaan

saya

33 Saya merasa bahwa pemikiran

saya selalu benar

Page 102: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

88

34 Kata-kata yang saya ucapkan

sesuai dengan apa yang saya

inginkan dalam sebuah

percakapan

35 Dalam percakapan, saya

membicarakan hal-hal yang

menarik perhatian orangtua

36 Saya menahan diri untuk

mengatakan sesuatu yang akan

menyakiti orangtua atau malah

memperburuk keadaan

37 Saya tidak enak hati ketika

orangtua memuji saya

38 Saya berpura-pura sedang

mendengarkan orangtua padahal

sebenarnya tidak

39 Dalam percakapan, saya bisa

membedakan antara apa yang

orangtua katakan dan apa yang

mungkin mereka rasakan

40 Saat sedang berbicara, saya

menyadari bagaimana orangtua

bereaksi terhadap apa yang saya

katakan

Terima kasih

Page 103: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

89

Lampiran 3

Syntax Lisrel

UJI VALIDITAS KONSTRUK ADJUST DA NI=30 NO=297 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22

X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 SE 1 4 6 7 8 12 15 16 17 18 19 21 25 27 28 29/ PM SY FI=ADJUST.COR MO NX=16 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK ADJUST FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 LX 11 1 LX 12

1 LX 13 1 FR LX 14 1 LX 15 1 LX 16 1 FR TD 15 14 TD 16 12 TD 3 1 TD 10 7 TD 9 2 TD 9 8 TD 13 5 TD 7 1 TD 14 7 TD 6 2 TD 15 2 FR TD 9 4 TD 6 3 TD 10 3 TD 5 4 TD 14 11 TD 14 8 TD 16 5 TD 16 3 TD 13 12 TD 12 8 TD 12

11 TD 15 12 TD 15 9 PD OU TV SS MI

Page 104: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

90

UJI VALIDITAS KONSTRUK APPRAIS DA NI=15 NO=297 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11

X12 X13 X14 X15 PM SY FI=APPRAIS.COR MO NX=15 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK APPRAIS FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1

LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 FR LX 10 1 LX 11 1 LX 12 1 LX 13 1 LX

14 1 LX 15 1 FR TD 5 3 TD 13 8 TD 4 3 TD 11 7 TD 7 5

TD 7 3 TD 6 1 TD 12 5 TD 15 3 FR TD 12 6 TD 13 2 TD 12 1 TD 5 1 TD 9

4 TD 12 2 TD 15 4 TD 15 14 TD 15 10 FR TD 15 2 PD OU TV SS MI

UJI VALIDITAS KONSTRUK REGULAT DA NI=6 NO=297 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 PM SY FI=REGULAT.COR MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK REGULAT FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1

LX 6 1 FR TD 4 3 TD 6 2 PD OU TV SS MI

Page 105: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

91

UJI VALIDITAS KONSTRUK UTILIZ DA NI=12 NO=297 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11

X12 PM SY FI=UTILIZ.COR MO NX=12 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK UTILIZ FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1

LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 LX

11 1 LX 12 1 FR TD 5 2 TD 10 8 TD 8 7 TD 5 1 TD 11 2

TD 8 6 TD 9 6 TD 9 2 TD 10 9 TD 9 7 TD

12 6 TD 11 6 PD OU TV SS MI

UJI VALIDITAS KONSTRUK SELFCON DA NI=9 NO=297 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 PM SY FI=SELFCON.COR MO NX=9 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK SELFCON FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1

LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 FR TD 9 6 TD 9 1 TD 9 8 TD 8 1 PD OU TV SS MI

Page 106: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

92

UJI VALIDITAS KONSTRUK ABILITY DA NI=8 NO=297 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 SE 2 3 4 5 6 7 8/ PM SY FI=ABILITY.COR MO NX=7 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK ABILITY FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1

LX 6 1 LX 7 1 FR TD 2 1 TD 6 2 TD 4 1 PD OU TV SS MI

UJI VALIDITAS KONSTRUK SKILLEX DA NI=8 NO=297 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 PM SY FI=SKILLEX.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK SKILLEX FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1

LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 6 5 TD 8 2 TD 5 3 TD 8 6 TD 6 2 PD OU TV SS MI

Page 107: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

93

UJI VALIDITAS KONSTRUK

COPINGEM DA NI=8 NO=297 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 PM SY FI=COPINGEM.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK COPINGEM FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1

LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 6 5 TD 7 1 TD 5 2 TD 7 2 PD OU TV SS MI

UJI VALIDITAS KONSTRUK SELFDIS DA NI=7 NO=297 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 PM SY FI=SELFDIS.COR MO NX=7 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK SELFDIS FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1

LX 6 1 LX 7 1 FR TD 5 3 TD 6 1 TD 5 1 TD 7 3 PD OU TV SS MI

Page 108: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

94

Lampiran 4

Output SPSS

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .511a .261 .241 7.41598 .261 12.721 8 288 .000

a. Predictors: (Constant), SELFDIS, COPINGEM, APPRAIS, SELFCON, SKILLEX, REGULAT, ABILITY,

UTILIZ

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 12.315 4.688 2.627 .009

APPRAIS -.006 .062 -.006 -.102 .919

REGULAT .020 .080 .017 .253 .801

UTILIZ .160 .071 .157 2.248 .025

SELFCON .131 .069 .118 1.914 .057

ABILITY .169 .070 .164 2.427 .016

SKILLEX .270 .066 .259 4.089 .000

COPINGEM .013 .066 .013 .202 .840

SELFDIS -.003 .068 -.003 -.046 .963

a. Dependent Variable: ADJUST

Page 109: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46060...PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

95

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .122a .015 .011 8.46111 .015 4.428 1 295 .036

2 .235b .055 .049 8.30050 .040 12.526 1 294 .000

3 .301c .091 .082 8.15550 .036 11.547 1 293 .001

4 .375d .141 .129 7.94255 .050 16.922 1 292 .000

5 .461e .212 .199 7.61702 .072 26.492 1 291 .000

6 .511f .261 .246 7.39091 .049 19.077 1 290 .000

7 .511g .261 .243 7.40317 .000 .041 1 289 .841

8 .511h .261 .241 7.41598 .000 .002 1 288 .963

a. Predictors: (Constant), APPRAIS

b. Predictors: (Constant), APPRAIS, REGULAT

c. Predictors: (Constant), APPRAIS, REGULAT, UTILIZ

d. Predictors: (Constant), APPRAIS, REGULAT, UTILIZ, SELFCON

e. Predictors: (Constant), APPRAIS, REGULAT, UTILIZ, SELFCON, ABILITY

f. Predictors: (Constant), APPRAIS, REGULAT, UTILIZ, SELFCON, ABILITY, SKILLEX

g. Predictors: (Constant), APPRAIS, REGULAT, UTILIZ, SELFCON, ABILITY, SKILLEX, COPINGEM

h. Predictors: (Constant), APPRAIS, REGULAT, UTILIZ, SELFCON, ABILITY, SKILLEX, COPINGEM, SELFDIS