skripsi hubungan kecerdasan emosi dengan dukungan …

134
HUBUNGAN K KELUARGA KECAMA ROS STIKES SKRIPSI KECERDASAN EMOSI DENGAN D A PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI ATAN GEGER KABUPATEN MAD Oleh: SHELLA AVINKA PRAMESWARI NIM: 201402045 PRODI KEPERAWATAN S BHAKTI HUSADA MULIA MADI 2018 DUKUNGAN I 3 DESA DIUN I IUN

Upload: others

Post on 27-Mar-2022

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN

KECAMATAN GEGER KABUPATEN MADIUN

ROSHELLA AVINKA PRAMESWARI

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

SKRIPSI

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI 3 DESA

KECAMATAN GEGER KABUPATEN MADIUN

Oleh: ROSHELLA AVINKA PRAMESWARI

NIM: 201402045

PRODI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2018

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN DUKUNGAN DI 3 DESA

KECAMATAN GEGER KABUPATEN MADIUN

ROSHELLA AVINKA PRAMESWARI

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN

KECAMATAN GEGER KABUPATEN MADIUN

Salah satu persayaratan dalam mencapai gelar

ROSHELLA AVINKA PRAMESWARI

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

ii

SKRIPSI

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI 3 DESA

KECAMATAN GEGER KABUPATEN MADIUN

Diajukan untuk memenuhi Salah satu persayaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Keperawatan (S. Kep)

Oleh: ROSHELLA AVINKA PRAMESWARI

NIM: 201402045

PRODI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2018

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN DUKUNGAN DI 3 DESA

KECAMATAN GEGER KABUPATEN MADIUN

Salah satu persayaratan dalam mencapai gelar

ROSHELLA AVINKA PRAMESWARI

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

iii

iv

v

MOTTO

“ Barang siapa yang menempuh suatu perjalanan

dalam rangka untuk menuntut ilmu maka Allah

akan mudahkan baginya jalan ke surga. Tidaklah

berkumpul suatu kaum disalah satu masjid diantara

masjid-masjid Allah, mereka membaca kitabullah

serta saling mempelajarinya kecuali akan turun

kepada mereka ketenangan dan rahmat serta

diliputi oleh para malaikat. Allah menyebut-nyebut

mereka dihadapan para malaikat ”

HR. Imam Muslim

“ raihlah ilmU dan UntUK meraih ilmU

belajarlah UntUK tenang dan sabar ”

- Umar bin Khattab -

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmannirrohim…

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufiq,

Hidayat dan karunia-Nya yang begitu besar yang senantiasa memberikan

kemudahan, kelancaran dan kekuatan kepada saya. Semoga keberhasilan ini

menjadi satu langkah awal bagi saya untuk dapat meraih cita-cita saya.

Saya persembahkan karya sederhana ini, yang saya buat dengan sepenuh

hati, sekuat tenaga dan pikiran untuk orang yang saya cintai, saya sayang dan saya

kasihi. Untuk Papa yang telah menjadi sosok ayah terbaik dalam kehidupan saya.

Untuk Mama tercinta terimakasih telah selalu memberikan dukungan, motivasi

dan do’a yang tiada hentinya. Untuk adik saya terima kasih karena telah menjadi

saudara my partner in crime. Saya yakin bahwa keberhasilan yang saya raih ini

tidak lepas dari do’a yang kalian panjatkan disetiap sujudnya.

1. Untuk Ibu Asrina Pitayanti, S. Kep, Ners., M. Kes dan Ibu Eulis Liawati, S.

Kp., M. Kes serta semua dosen STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

terimakasih telah memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan

skripsi dengan penuh kesabaran dan ketelatenan. Semoga Allah SWT

memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan oleh Ibu.

2. John Suwarno E. S, S. Kep, Ners terimakasih telah membantu dalam

memberikan informasi dan arahan sebelum hingga sesudah terwujudnya skripsi

ini. Semoga Allah membalas semua kebaikan dan ilmu yang diberikan.

3. Untuk kalian my strongest friends (Kakpo, Indah, Puri, Alipe, Triwul, Titis,

Shilda, Mega, Siwit, Risal, Nanda, Aris, Habib, Indro, Rais, Fikri, Laksa,

Shahrul, Mas Rahmat, Mbak Ima, Mbak Timur, Mbak Temy, Mbak Dian,

Mbak Pungky) dan partnerku (Kartya, April Dwi, Desy, Ella, Pipit, Harma,

Kapita, Ibel, Mirna, Aulia, Iin, Angga, Alde) terima kasih atas bantuan kalian,

candaan kalian, mendukung dan menyemangati saya dalam menyelesaikan

skripsi ini. Semoga selamanya tetap dekat seperti ini.

vii

4. Untuk kalian keluarga HIMKA (Himpunan Mahasiswa Keperawatan)

terimakasih dukungan dan semangat kalian kepada saya sampai sekarang

selesai dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Untuk kalian keluarga PHN ILMIKI (Pengurus Harian Nasional Ikatan

Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia) keluarga kestari Eka

Nadya, Eka Sawitri, Vara dan all PHN yang tak bisa ku sebut satu persatu

terimakasih dukungan dan semangat kalian kepada saya sampai sekarang

selesai dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Untuk kalian keluarga DPM (Dewan Pengawas Mahasiswa) STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun terimakasih dukungan dan semangat kalian kepada saya

sampai sekarang selesai dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Untuk teman-teman satu almamater dan seperjuangan khusunya kelas 8A

Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun perjuangan kita belum

selesai sampai disini. Mari kita lanjutkan dengan membuktikan bahwa kita

mampu menjadi perawat yang profesional dan bisa diandalkan agar dapat

mengharumkan nama STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

viii

ix

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Roshella Avinka Prameswari

Tempat dan Tanggal Lahir : Magetan, 18 Januari 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan H. Agus Salim No. 64 Desa Pelem Rt/ Rw:

008/002 Kec. Karangrejo, Kab. Magetan

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : SD Negeri II Pelem Karangrejo Magetan

SMP Negeri I Karangrejo Magetan

SMA Islam Brawijaya Mojokerto

x

ABSTRAK

Roshella Avinka Prameswari 201402045 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI 3 DESA KECAMATAN GEGER KABUPATEN MADIUN

Meningkatnya prevalensi gangguan jiwa khususnya skizofrenia setiap tahun yang menjadi beban keluarga dalam merawat pasien skizofrenia, sehingga dapat mempengaruhi dukungan keluarga yang diberikan kepada pasien skizofrenia. Oleh karena itu, diperlukannya kecerdasan emosi yang baik dalam proses perawatan dan penyembuhan pasien skizofrenia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosi dengan dukungan keluarga pada pasien skizofrenia di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun.

Jenis penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 70 keluarga pasien skizofrenia, besar sampel yang digunakan sejumlah 59 responden. Tehnik sampling yang digunakan adalah Proportional Random Sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Somers’D dengan α 0,05.

Hasil penelitian ini diketahui bahwa kecerdasan emosi cukup dengan dukungan keluarga cukup (42,4%), namun dapat memberikan dukungan keluarga baik (3,4%). Hasil analisa Somers’D diperoleh p value = 0,000 <α = 0,05 artinya ada hubungan kecerdasan emosi dengan dukungan keluarga pada pasien skizofrenia di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun dengan keeratan hubungan 0,482 yang artinya keeratan hubungan dikategorikan sedang.

Pengaturan emosi keluarga dalam merawat pasien skizofrenia akan memberikan kenyamanan psikologis bagi pasien skizofrenia. Selain itu, keluarga juga sangat membutuhkan support dari petugas pelayanan kesehatan dan masyarakat di sekitar lingkungan pasien skizofrenia.Kecerdasan emosi keluarga dapat mempengaruhi kesembuhan pasien skizofrenia terutama pada dukungan keluarga. Kata kunci: Kecerdasan emosi, dukungan keluarga, skizofrenia

xi

ABSTRACT

Roshella Avinka Prameswari 201402045 THE RELATIONSHIP OF EMOTIONAL INTELLIGENCE WITH FAMILY SUPPORT IN SCHIZOPHRENIA PATIENTS IN THE 3 VILLAGE SUBDISTRICT GEGER MADIUN DISTRICT

The increasing prevalence of mental disorders especially schizophrenia every year that especially the burden of families in caring for schizophrenia patients, so it can affect family support of given to schizophrenia patients. Therefore, the need for good emotional intelligence in the treathment and healing process of schizophrenia patients. The purpose of this research to determine the relationship of emotional intelligence with family support in patients with schizophrenia inthe 3 village Subdistrict Geger Madiun District.

This type of research is correlational with cross sectional approach. Population in this study were 70 families of schizophrenia patients, sampleof size used a number of 59 respondents. The sampling technique used is proportional random sampling. Data collection methods using questionnaires on. Statistic test used in this research is somers’D with α 0,05.

The result of this research that enough emotional intelligence with enough family support (42,4%), but can provide good family support (3,4%). The result of Somers’D analysis obtained by p value = 0,000 <α = 0,05. Meaning there is a relationship of emotional intelligence with family support in schizophrenia patients in the 3 village Subdistrict Geger Madiun District which means the relationship is categorized moderate

Setting family emotions in caring for schizophrenia patients will provide psychological comfort for schizophrenia patients. In addition, the family also desperately needs support from health care workers and the community around the environment of schizophrenia patients. Family emotional intelligence can affect the recovery of schizophrenia patients especially on family support.

Keywords: Emotional Intellegency, Family support, Schizophrenia

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul Sampul Dalam ................................................................................................ ii Lembar Persetujuan ......................................................................................... iii Lembar Pengesahan .......................................................................................... iv Motto ............................................................................................................... v Lembar Persembahan ...................................................................................... vi Lembar Pernyataan ..........................................................................................viii Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... ix Abstrak ............................................................................................................ x Abstract .......................................................................................................... xi Daftar Isi ...........................................................................................................xii Dafar Tabel .......................................................................................................xv Daftar Gambar ................................................................................................ xvi Daftar Lampiran ...............................................................................................xvii Daftar Istilah ................................................................................................ xviii Daftar Singkatan ...............................................................................................xxi Kata Pengantar ................................................................................................xxii BAB 1 Pendahuluan .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 5 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ 5 1.3.1 Tujuan Umum .......................................................................... 5 1.3.2 Tujuan Khusus ......................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 6 1.4.1 Manfaat Teoritis ....................................................................... 6 1.4.2 Manfaat Praktis ........................................................................ 6

BAB 2 Tinjauan Pustaka ........................................................................... 7 2.1 Kecerdasan Emosi ................................................................ 7 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Emosi .................................................. 7 2.1.2 Aspek-aspek Kecerdasan Emosi .............................................. 8 2.1.3 Manfaat Kecerdasan Emosi......................................................10 2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi ...........11 2.2 Dukungan Keluarga ................................................................ 13 5.2.1 Pengertian Dukungan Keluarga .............................................. 13 5.2.2 Fungsi Keluarga ...................................................................... 14 5.2.3 Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan ...............................15 5.2.4 Bentuk Dukungan Keluarga .................................................... 16 5.2.5 Manfaat Dukungan Keluarga .................................................. 17 5.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga ........ 18 5.2.7 Dukungan Keluarga pada Pasien Skizofrenia ......................... 20 2.3 Skizofrenia ...............................................................................21 2.3.1 Pengertian Skizofrenia .............................................................21 2.3.2 Penyebab Skizofrenia ...............................................................22

xiii

2.3.3 Klasifikasi Skizofrenia .............................................................24 2.3.4 Gejala Skizofrenia ................................................................ 26 2.3.5 Riwayat Klinis Skizofrenia ......................................................29 2.3.6 Kriteria Diagnostik Skizofrenia ...............................................30 2.3.7 Prognosa Skizofrenia ...............................................................32 2.3.8 Pengobatan Skizofrenia ............................................................33

BAB 3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ................................ 37 3.1 Kerangka Konseptual ...............................................................37 3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................ 38

BAB 4 Metodologi Penelitian ..........................................................................39 4.1 Desain Penelitian ................................................................ 39 4.2 Populasi dan Sampel ................................................................39 4.2.1 Populasi ....................................................................................39 4.2.2 Sampel ......................................................................................39 4.3 Tehnik Sampling ................................................................ 42 4.4 Kerangka Kerja Penelitian .......................................................43 4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ...........44 4.5.1 Variabel Penelitian ................................................................ 44 4.5.2 Definisi Operasional Variabel ..................................................44 4.6 Instrumen Penelitian................................................................ 47 4.6.1 Uji Validitas ............................................................................47 4.6.2 Uji Reliabilitas ........................................................................48 4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................49 4.7.1 Lokasi Penelitian ................................................................ 49 4.7.2 Waktu Penelitian ................................................................ 49 4.8 Proses Pengumpulan Data ........................................................49 4.9 Analisa Data .............................................................................51 4.9.1 Tehnik Pengolahan Data .........................................................53 4.9.2 Tehnik Analisa Data ................................................................58 4.10 Etika Penelitian ........................................................................60

BAB 5 Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................................61 5.1 Gambaran dan Lokasi Penelitian ............................................61 5.2 Hasil penelitian ........................................................................62 5.2.1 Data Umum .............................................................................62 5.2.2 Data Khusus ............................................................................64 5.3 Pembahasan .............................................................................67 5.3.1 Kecerdasan Emosi Keluarga pada Pasien Skizofrenia di

3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun ........................

67 5.3.2 Dukungan Keluarga pada Pasien Skizofrenia di 3 Desa

Kecamatan Geger Kabupaten Madiun ................................

70 5.3.3 Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Dukungan

Keluarga pada Pasien Skizofrenia di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun .......................................................

74 BAB 6 Kesimpulan dan Saran .........................................................................77

6.1 Kesimpulan .............................................................................77 6.2 Saran ........................................................................................77

xiv

Daftar Pustaka ................................................................................................ 79 Lampiran .........................................................................................................83

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operaional Variabel Penelitian ................................ 45

Tabel 4.4 Hasil uji reliabilitas kuesioner kecerdasan emosi

keluarga ................. ................................................................

48

Tabel 4.5 Hasil uji reliabilitas kuesioner dukungan keluarga pada

pasien skizofrenia . ................................................................

49

Tabel 4.6 Interval Koefesien Korelasi Somers’D .......................................59

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun........................

62

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan usia responden di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun ...............................

62

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan terakhir responden di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun……………………………………………………

63 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan responden di

3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun ............................

63 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi berdasarkan hubungan dengan

keluarga responden di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun ................................................................

64 Tabel 5.6 Distribusi frekuensi berdasarkan suku responden di 3

Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun ...............................

64 Tabel 5.7 Kecerdasan Emosi Keluarga pada pasien Skizofrenia di 3

Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun ...............................

65 Tabel 5.8 Dukungan Keluarga pada pasien Skizofrenia di 3 Desa

Kecamatan Geger Kabupaten Madiun ........................................

65 Tabel 5.9 Tabel Silang Hubungan Kecerdasan Emosi Keluarga

dengan Dukungan Keluarga pada pasien Skizofrenia di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun ...............................

66

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Kecerdasan Emosi dengan

Dukungan Keluarga pada Pasien Skizofrenia di 3 Desa

Kecamatan Geger Kabupaten Madiun ................................

37

Gambar 4.1 Kerangka Konsep Penelitian ......................................................43

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pencarian Data Awal ................................................................84 Lampiran 2 Surat Permohonan Uji Validitas & Reliabilitas ................................86 Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian......................................................... 87 Lampiran 4 Surat KeteranganSelesai Penelitian ...........................................................89 Lampiran 5 Lembar Konsultasi .......................................................... 90 Lampiran 6 Lembar Permohonan menjadi Responden ................................91 Lampiran 7 Lembar Persetujuan menjadi Responden ................................92 Lampiran 8 Kisi – kisi Kuesioner ....................................................... 93 Lampiran 9 Kuesioner ........................................................................ 94 Lampiran 10 Hasil Uji Validasi Variabel Kecerdasan Emosi ................................99 Lampiran 11 Hasil Uji Validasi Variabel Dukungan Keluarga ................................100 Lampiran 12 Tabulasi Kecerdasan Emosi Keluarga ................................101 Lampiran 13 Tabulasi Dukungan Keluarga ................................................................103 Lampiran 14 Tabulasi Kecerdasan Emosi dengan Dukungan

Keluarga..........................................................................

104 Lampiran 15 Distribusi Frekuensi........................................................ 105 Lampiran 16 Hasil Uji Korelasi Hubungan Kecerdasan Emosi

dengan Dukungan Keluarga pada Pasien Skizofrenia di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun ................................

107 Lampiran 17 Hasil Uji Korelasi Somers’D ................................................................108 Lampiran 18 Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................109 Lampiran 19 Dokumentasi Penelitian ................................................................110

.

xviii

DAFTAR ISTILAH

Aditif : Pendengaran

Afek : Dalam perasaan

Akustik : Pendengaran

Alpha Cronbach : Alat untuk menguji keandalan suatu alat dalam

penelitian

Anonimity : Tanpa nama

Antikolinergik : Obat yang mempengaruhi fungsi persarafan

Antipsikotik : Golongan obat yang digunakan dalam penanganan

gangguan mental untuk mengendalikan dan

mengurangi gejala-gejala yang terjadi (Waham,

Halusinasi, Psikotik, dll)

Atipikal : Yang tidak memiliki jenis atau karakter yang khas

Blocking : Pengaturan atau penempatan

Blunting : Menumpulkan

Chlorpromazine : Obat dengan fungsi untuk mengobati gangguan

jiwa/ suasana hati tertentu (Skizofrenia, gangguan

psikotik, fase manic dari gangguan bipolar)

Clozapine : Jenis obat antipsikotik yang digunakan untuk

gejala psikosis

Coding : Pengkodean

Confidentiality : Kerahasiaan

Cross sectional : Potong lintang

Data Entry : Proses memasukan data atau informai ke komputer

melalui perangkat.

Deferiorasi : Kemunduran atau kemorosotan

Delusions of persection

of jealousy

: Delusi atau Waham Kejar atau Cemburu

Delusions of suspicion : Waham Tuduhan

Depersonalisasi/double

personality

: Salah satu gejala pada gangguan psikiatrik yang

ditandai dengan adanya suatu pemikiran jika

dirinya bukan dirinya yang sesungguhnya

Depresi : Kesedihan

Disorganized : Tingkah laku yang sangat kacau

Door to door : Kunjungan langsung ke rumah

Dopamine : Kimia organic yang memiliki peran penting

sebagai pengantar pesan dan rangsangan antar

saraf pada otak dan tubuh

Editing : Penyuntingan data

xix

Emotional Blunting : Efek dan emosi

Emotional Repport : Laporan Emosi

Euphoria : Kegembiraan

Eztrapyramidal : Bagian system saraf yang berfungsi untuk

menghantarkan rangsangan gerak (motorik) secara

involunter (tanpa dikehendaki)

Fluphenazine : Obat antipsikotik yang digunakan untuk mengatasi

gejala gangguan kejiwaan seperti: delusi dan

halusinasi terutama pada kasus skizofrenia

Frenia : Pikiran

Gustatorik : Cita Rasa

Haloperidol : Obat untuk mengatasi gangguan kejiwaan seperti

meredakan gejala skizofrenia

Inappropriate : Tidak serasi

Inform Consent : Lembar Persetujuan

Inkoherensi : Kelonggaran asosiasi (hubungan) pikiran yang

jelas, jalan pikiran yang tidak masuk akal, isi

pikiran atau pembicaraan yang kaku

Katatonia : Kekakuan

Long acting : Jenis ini mengambil jumlah terpanjang waktu

untuk mulai bekerja

Mind : Pikiran

Olanzapine : Obat golongan antipsikosa yang dapat digunakan

untuk meredakan gejala-gejala skizofrenia dan

gangguan bipolar

Olfaktoris : Penciuman

Pimozide : Obat yang bekerja dengan mengurangi aktivitas

bahan alami (Dopamin) di otak

Product Moment

Pearson

: Uji korelasi yang mengukur keeratan hubungan 2

variabel

Proporsional Random

Sampling

: Pengambilan sampel yang memperhatikan

pertimbangan unsur-unsur atau kategori dalam

populasi penelitian

Quetiapine : Obat yang digunakan untuk perawatan gangguan

depresi, skizofrenia dan kondisi lainnya

Risperidone : Obat yang digunakan untuk menangani skizofrenia

dan gangguan psikosis lainnya

Scoring : Pemberian skor

Schizophrenia : seseorang dengan adanya gangguan emosi, pikiran

dan perilaku

xx

Skala Likert : Skala psikometrik yang umum digunakan untuk

angket dan merupakan skala yang paling banyak

digunakan dalam riset berupa survey

Skill training : Keahlian yang diajarkan

Serotonin : Bahan kimia yang dapat membantu , memperbaiki

suasana hati dan mengurangi kesedihan dan

depresi

Skizein : Pecah

Software : Bagian yang tidak bisa terpisah dalam perangkat

keras atau hardware

Somers’D : Salah satu uji non parametric yang digunakan

untuk menganalisis suatu hubungan antara 2

variabel yang memiliki data ordinal

Split : Pecah

Suportif : Memberi dukungan

Support : Memberi dukungan System : Sistem Tabulating : Tabulasi

Taktik : Singgungan

Thioridazine : Obat untuk mengobati gangguan jiwa seperti

skizofrenia

Trifluoperazine : Obat yang digunakan untuk mengobati gangguan

mental seperti skizofrenia dan gangguan pzikotik

xxi

DAFTAR SINGKATAN

APG I : Antipsikotik Generasi Pertama

APG II : Antipsikotik Generasi Kedua

CBT : Terapi kognitif dan perilaku

Depkes : Departemen Kesehatan

RI : Republik Indonesia

Rikesdas : Riset Kesehatan Dasar

SDA : Serotonin Dopamin Antagonis

WHO : World Health Organization

xxii

KATA PENGANTAR

Assallamu’allaykum Wr. Wb

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat Rahmat, Ridho

dan hidayah-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi

dengan judul “Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Dukungan Keluarga pada

Pasien Skizofrenia di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun”. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan

di Progam Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti

Husada Mulia Madiun.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam kegiatan penyusunan

proposal tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa adanya

bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan

dan motivasi pada penulis. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. dr. Sulistyo Widiantono, MM sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Madiun

2. drg. Sunu Setyowati sebagai Kepala Puskesmas Geger Kecamatan Geger

Kabupaten Madiun

3. Zaenal Abidin, SKM, M.Kes (Epid) sebagai Ketua STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun.

4. Mega Arianti Putri, S. Kep, Ners., M. Kep sebagai Ketua Progam Studi

Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

xxiii

5. Asrina Pitayanti, S. Kep, Ners., M. Kes sebagai pembimbing 1 skripsi yang

telah memberikan petunjuk, koreksi dan saran sehingga terwujudnya

proposal skripsi ini

6. Eulis Liawati, S. Kp., M. Kes sebagai pembimbing 2 skripsi yang telah

memberi petunjuk, koreksi dan saran sehingga terwujudnya proposal skipsi

ini.

7. John Suwarno E. S, S. Kep, Ners sebagai penanggung jawab kejiwaan di

Puskesmas Geger Kecamatan Geger Kabupaten Madiun yang telah

membantu dalam memberikan informasi dan arahan sebelum hingga

sesudah terwujudnya proposal skripsi ini.

8. Keluarga dan teman-teman yang selalu bersama dalam suka dan duka dalam

penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan

demi kesempurnaan skirpsi ini. Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih

kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari

awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.

Aamiin.

Wassalamu’alaykum Wr. Wb.

Madiun, 24 Mei 2018

Penulis

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Gangguan jiwa merupakan adanya gangguan pada fungsi mental yang

meliputi emosi, pikiran, perilaku, perasaan, motivasi, kemauan, keinginan,

daya tarik diri dan persepsi, sehingga mengganggu dalam proses hidup di

masyarakat (Nasir & Muhith dalam Yunus Taufik, 2014). Skizofrenia

merupakan penyakit atau gangguan jiwa kronis yang dialami oleh 1%

penduduk di dunia.Gejala-gejala yang serius dan pola perjalanan penyakit

yang kronis berakibat disabilitas pada penderita skizofrenia. Hasil penelitian

yang menunjukkan 25% pasien skizofrenia dapat sembuh, 25% dapat

aktivitas mandiri, 25% membutuhkan bantuan dan 25% kondisi berat

(Keliat, 2012).

Kondisi skizofrenia cukup banyak yang belum ditangani secara

optimal dari tim medis maupun keluarga, sehingga peningkatan jumlah

penderita skizofrenia meningkat dari tahun ke tahun. Menurut World Health

Organization (WHO)tahun 2016 ditemukan sekitar 21 juta orang terkena

skizofrenia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,

menunjukan insiden gangguan mental emosional yang didukung dengan

gejala depresi dan kecemasan sebesar 6% atau 14 juta orang. Sedangkan

insiden gangguan jiwa berat seperti Skizofrenia adalah 1,7 per 1.000

penduduk atau sekitar 400.000 orang. Berdasarkan jumlah tersebut, 14,3%

2

atau sekitar 57.000 orang pernah atau sedang dipasung. Angka kejadian

pasung di sebuah pedesaan adalah sebesar 18,2% dan angka kejadian

pasung disebuah perkotaan adalah sebesar 10,7%. Sehingga dari data

kejadian pasung menunjukan lebih besar terjadi di sebuah pedesaan

daripada perkotaan (Depkes RI, 2013). Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur

tahun 2016 menunjukan orang dengan gangguan jiwa sebanyak 2.369.

Jumlah tersebut naik sebesar 750 orang dibandingkan tahun 2015 lalu yang

hanya 1.619 orang penderita (Berita jatim, 2016). Data Dinas Kesehatan

Kabupaten Madiun didapatkan 5 puskesmas dengan gangguan jiwa yang

tergolong tinggi antara lain Puskesmas Jiwan, Sumbersari, Geger, Wonoasri

dan Gemarang (Dinkes Kabupaten Madiun, 2016). Data diwilayah kerja

puskesmas Geger Kecamatan Geger Kabupaten Madiun pada 5 tahun

terakhir yaitu tahun 2012 ditemukan 122 orang, tahun 2013 sebanyak 106

orang, tahun 2014 sebanyak 166 orang, tahun 2015 sebanyak 263 orang,

tahun 2016 sebanyak 277 dan pada tahun 2017 sebanyak 255 orang yang

mengalami gangguan jiwa Skizofrenia dan penderita skizofrenia terbanyak

di Desa Jatisari 39 orang, Desa Purworejo 33 orang dan Desa Banaran 28

orang. Pada Puskesmas Geger terdapat masalah pada keluarga dengan

Skizofrenia dimana diadakannya Progam Kesehatan Jiwa yaitu “Jebol

Pasung” dilaksanakan setiap 3 bulan sekali dan sudah aktif sehingga dapat

dilakukan penelitian ditempat tersebut.

Berdasarkan survey pendahuluan dengan 10 keluarga pasien

skizofrenia di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun didapatkan data

3

kecerdasan emosi sebagai berikut 10 keluarga tidak memahami emosi yang

ada pada dirinya, karena memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa

merupakan beban dan menumbuhkan emosi yang berakibat keluarga tidak

dapat mengontrol emosi sehingga orang dengan gangguan jiwa dipasung

ketika mengalami kekambuhan dan didapatkan data pada dukungan

keluarga sebagai berikut 3 keluarga tidak memberikan dukungan terhadap

anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, 5 keluarga memberikan

dukungan keluarga apabila tidak sedang beraktivitas, sedangkan 2 keluarga

sangat memberikan dukungan terhadap keluarga yang mengalami gangguan

jiwa. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kurangnya dukungan

keluarga terhadap anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa di 3

Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

Berdasarkan uraian diatas dan beberapa penelitian yang menunjukkan

bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya kekambuhan pasien skizofrenia

adalah kurangnya peran serta keluarga dalam perawatan terhadap anggota

keluarga yang menderita penyakit tersebut. Salah satu penyebabnya adalah

karena keluarga yang tidak tahu cara menangani perilaku penderita dirumah

(Nurdiana, 2007). Keluarga dapat menjadi faktor penyebab utama

kekambuhan penderita skizofrenia setelah faktor ketidakteraturan minum

obat. Keluarga merupakan orang atau lingkungan terdekat penderita

skizofrenia karena adanya beban bagi keluarga untuk merawat anggota

keluarga yang mengalami skizofrenia mengakibatkan keluarga tidak

memperdulikan dan bersikap keliru pada pasien. Sehingga dukungan dan

4

sikap keluarga dalam merawat pasien yang kurang tepat dapat menyebabkan

kekambuhan. Perawatan pasien skizofrenia dibutuhkan kestabilan emosi dan

dukungan keluarga dengan demikian keluarga memerlukan pengetahuan

tentang bagaimana merawat pasien skizofrenia dari tenaga profesional

(Hawari, 2007).

Keterampilan mengelola emosi merupakan kepedulian sosial dan

membina hubungan yang baik bagi penderita skizofrenia. Kecerdasan emosi

diperlukan keluarga penderita karena emosi disebabkan oleh tanda dan

gejala yang variatif termasuk stigma dari masyarakat dan pasien

memerlukan perawatan jangka panjang yang sering diartikan menjadi beban

keluarga dalam merawat pasien skizofrenia sehingga keluarga kurang

menerima dengan keadaan pasien skizofrenia. Emosi yang tidak dikelola

dengan baik maka akan menimbulkan keadaan pasien yang memburuk.

Maka kecerdasan emosi keluarga sangat diperlukan karena berhubungan

dengan stressor keluarga dalam merawat pasien skizofrenia dan

meminimalisir kekambuhan pada pasien skizofrenia. Kecerdasan emosi

merupakan kemampuan mengenali, memahami, mengatur, menggunakan

emosi secara efektif (Davis, 2006). Dalam mencapai tujuan tersebut maka

keluarga perlu untuk mengelola emosi diri dan emosi pada pasien

skizofrenia (Keliat, 2012). Dengan cara penyuluhan dan pelatihan untuk

keluarga yang diberikan oleh tenaga kesehatan.

Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan di atas, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Kecerdasan Emosi

5

dengan Dukungan Keluarga pada Pasien Skizofrenia di 3 Desa Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merumuskan pertanyaan

masalah penelitian “Apakah ada Hubungan Kecerdasan Emosi dengan

Dukungan Keluarga pada Pasien Skizofrenia di 3 Desa Kecamatan Geger

Kabupaten Madiun ?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis hubungan kecerdasan emosi dengan dukungan keluarga

pada pasien Skizofrenia di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kecerdasan emosi keluarga pada pasien Skizofrenia di 3

Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun.

2. Mengidentifikasi dukungan keluarga pada pasien Skizofrenia di 3 Desa

Kecamatan Geger Kabupaten Madiun.

3. Menganalisis tentang hubungan kecerdasan emosi dengan dukungan

keluarga pada pasien Skizofrenia di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten

Madiun.

6

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan ilmu kesehatan jiwa terkait kecerdasan emosi dengan

dukungan keluarga pada penderita skizofrenia.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menambah informasi dalam perpustakaan

tentang kesehatan jiwa dan untuk meningkatkan pengetahuan bagi

pembaca tentang kecerdasan emosi dan dukungan keluarga pada pasien

skizofrenia.

2. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini sebagai informasi dan solusiterkait

permasalahan dalam merawat dan meminimalisir kekambuhan pada

pasien Skizofrenia.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan serta informasi bagi

peneliti selanjutnya mengenai dukungan keluarga terhadap penderita

gangguan jiwa.

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecerdasan Emosi

2.1.1 Pengertian Kecerdasan Emosi

2.1.1.1 Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan merupakan kemampuan untuk menghadapi dan

menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara tepat dan efektif.

Kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif dan

kemampuan untuk mempelajari sesuatu secara cepat (Chaplin, 2011).

2.1.1.2 Pengertian Emosi

Emosi merupakan suatu pengalaman psikosiologikal yang komplek

yang dirasakan inidividu untuk berinteraksi dengan pengaruh bikokimia

(internal) dan lingkungan (eksternal). Pada manusia, emosi dasar

perwujudannya dalam bentuk fisiologis, perilaku ekspresif dan

pengalaman (Myers, 2004).

2.1.1.3 Pengertian Kecerdasan Emosi

Menurut Davis (2006) Kecerdasan emosi merupakan kemampuan

mengenali, memahami, mengatur, menggunakan emosi secara

efektif.Davis memfokuskan pengertian kecerdasan emosional pada

pemahaman dan penggunaan emosi secara efektif. Sedangkan menurut

Goleman (2007) Kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk

memotivasi diri sendiri, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-

8

lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, menjaga agar beban stress

tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, serta berempati.

Jadi kesimpulan dari kecerdasan emosi menurut 2 pendapat diatas

merupakan kemampuan seseorang untuk memahami dan mengelola

emosi diri sendiri dan emosi orang lain secara efektif, sehingga interaksi

dan hasil kerja menjadi lebih produktif dan tidak menjadi beban yang

berkelanjutan.

2.1.2 Aspek-aspek Kecerdasan Emosi

Menurut Goleman 2010 ada 5 aspek yang masuk dalam kecerdasan

emosi, yaitu :

1. Mengenali emosi diri sendiri

Kemampuan untuk mengenali perasaan yang terjadi pada saat itu.

Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosi

2. Mengelola emosi

Kemampuan dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan

tepat, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri.

3. Memotivasi diri sendiri

Memotivasi diri sendiri berkaitan dengan memberikan perhatian,

memotivasi diri sendiri, menguasai diri sendiri dan untuk berkreasi.

4. Mengenali emosi orang lain

Kemampuan mengenali emosi orang lain yang bisa disebut dengan

rasa empati kepada orang lain.

9

5. Membina hubungan

Ketrampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan

keberhasilan antar pribadi

Sedangkan aspek-aspek emosional yang dikemukakan oleh Davis

(2006) yaitu :

1. Mengenal emosi

Kemampuan seseorang dalam mengenal dan memantau keadaan

perasaan yang terjadi dari waktu ke waktu

2. Memahami emosi

Ketrampilan seseorang dalam kesadaran diri, memahami dan

merasakan emosi secara efektif yang terjadi pada dirinya

3. Mengatur emosi

Kemampuan menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat.

Tergantung pada kesadaran diri sendiri dalam kemampuan untuk

menghadapi emosi, memperkirakan berapa lama emosi berlangsung

dan kemampuan menahan diri

4. Menggunakan emosi

Menggunakan emosi merupakan salah satu kemampuan mengelola

emosi. Seseorang harus mampu mengenal dan mengelola emosinya

agar dapat mengendalikan diri

10

2.1.3 Manfaat Kecerdasan Emosi bagi Kesehatan Jiwa

Menurut Masaong dan Tilomi (2011) manfaat dari kecerdasan

emosi dalam kesehatan jiwa adalah sebagai berikut :

1. Mengatasi stress

Stress merupakan tekanan yang timbul akibat beban hidup dan dapat

dialami oleh siapa saja. Toleransi terhadap stress merupakan

kemampuan untuk bertahan terhadap peristiwa buruk dan situasi yang

penuh dengan tekanan. Seseorang yang cerdas secara emosional maka

mampu menghadapi kesulitan hidup dengan kepala tegak, tegar dan

tidak hanyut oleh emosi yang kuat.

2. Mengendalikan dorongan hati (menahan diri)

Merupakan karakteristik untuk menunda kesenangan sesaat dalam

mendapatkan hasil yang baik. Mengendalikan dorongan hati

merupakan salah satu seni bersabar dan menukar rasa sakit atau

kesulitan saat ini dengan kesenangan yang lebih besar dimasa yang

akan datang.

3. Mengelola suasana hati

Kemampuan emosional meliputi kecakapan untuk tetap tenang dalam

kondisi/ situasi apapun, menghilangkan gelisah yang timbul,

mengatasi kesedihan/ berdamai dengan sesuatu yang menjengkelkan.

11

4. Dapat memotivasi diri

Seseorang yang mampu memotivasi diri sendiri akan cenderung

produktif dan efektif dalam hal apapun yang dihadapi. Begitu banyak

cara untuk dapat memotivasi diri sendiri meliputi tetap fokus pada

impian, mengevaluasi diri dan tetap intropeksi diri sendiri.

5. Memiliki kemampuan sosial

Seseorang yang cerdas secara emosional maka mampu menjalani

hubungan sosial dengan orang lain. Seseorang yang memiliki

kemampuan sosial mudah dalam bergaul, menyenangkan dan

tenggang rasa terhadap orang lain.

6. Mampu memahami orang lain

Menyadari dan menghargai orang lain merupakan hal terpenting

dalam kecerdasan emosi, karena banyak kuntungan meliputi kita lebih

banyak pilihan tentang cara bersikap dan memiliki peluang lebih baik

untuk berkomunikasi dan menjalin hubungan yang baik dengan orang

lain. Hal ini sering disebut dengan empati.

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi

Menurut Goleman (2009) Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan

emosi diantaranya :

1. Lingkungan keluarga

Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama dalam mempelajari

emosi.Peran serta orang tua sangat dibutuhkan karena orang tua

adalah subyek pertama yang perilakunya diidentifikasi, diinternalisasi

12

yang pada akhirnya menjadi bagian dari kepribadian anak. Kehidupan

emosi yang dipupuk dalam keluarga sangat berguna bagi anak kelak di

kemudian hari, sebagai contoh: melatih kebiasaan hidup disiplin dan

bertanggung jawab, kemampuan berempati, kepedulian dan

sebagainya. Hal ini akan lebih menjadikan anak lebih mudah untuk

menangani dan menenangkan diri dalam menghadapi permasalahan,

sehingga anak-anak dapat berkonsentrasi dengan baik dan tidak

memiliki banyak masalah tingkah laku.

2. Lingkungan sosial

Dalam hal ini adalah lingkungan masyarakat dan lingkungan

penduduk. Kecerdasan emosi ini berkembang sejalan dengan

perkembangan fisik dan mental anak. Pembelajaran ini biasanya

ditunjukan dalam aktivitas bermain anak seperti bermain peran. Anak

berperan sebagai individu di luar dirinya dengan emosi yang

menyertainya sehingga anak akan mulai belajar mengerti keadaan

orang lain. Pengembangan kecerdasan emosi dapat ditingkatkan

melalui berbagai macam bentuk pelatihan diantaranya adalah

pelatihan asertivitas, empati dan masih banyak lagi bentuk pelatihan

yang lainnya.

13

2.2 Dukungan Keluarga

2.2.1 Pengertian Dukungan Keluarga

2.2.1.1 Pengertian Dukungan

Dukungan dapat diartikan sebagai memberi dorongan atau motivasi

atau semangat dan nasihat kepada orang lain dalam situasi pembuat

keputusan (Chaplin, 2011).

2.2.1.2 Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar

perkawinan antara orang dewasa yang berlawanan jenis yang hidup

bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah

sendiri dengan atau anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal

dalam sebuah rumah tangga (Setiadi 2008). Sedangkan menurut

Friedman (2010), keluarga merupakan dua atau lebih dari dua individu

yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau

pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi

satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta

mempertahankan kebudayaan.

2.2.1.3 Pengertian Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan dan penerimaan

terhadap penderita yang sakit. Keluarga juga berfungsi sebagai sistem

pendukung bagi anggotanya dan anggota keluarga memandang bahwa

orang yang bersifat mendukung, selalu siap memberikan pertolongan jika

diperlukan (Friedman, 2010). Keluarga merupakan peranan penting

14

dalam memberikan dukungan keluarga yang merupakan suatu persepsi

mengenai bantuan berupa perhatian, penghargaan, informasi, nasihat

maupun materi yang diberikan kepada pasien skizofrenia pasca

perawatan dalam menjalankan fungsi atau tugas keluarga dalam aspek

kesehatan (Menurut House 1985 dalam Friedman, 2010).

Jadi kesimpulan dari dukungan keluarga menurut dua pendapat ahli

diatas merupakan suatu dorongan keluarga terhadap seseorang yang

sedang sakit dengan sikap, tindakan, perhatian, motivasi, pertolongan dan

penerimaan terhadap penderita.

2.2.2 Fungsi Keluarga

Fungsi Keluarga menurut Friedman (2010) yaitu :

1. Fungsi Afektif

Gambaran keluarga dalam pemenuhan kebutuhan psikososial anggota

keluarganya dalam memberikan kasih sayang kepada pasien

skizofrenia.

2. Fungsi Sosialisasi

Interaksi atau hubungan dalam keluarga, bagaimana keluarga belajar

disiplin, norma, budaya dan perilaku.

3. Fungsi Kesehatan

Memelihara kesehatan anggota keluarganya dan memberi perawatan

serta dukungan kepada anggota keluarga yang sakit dan sejauhmana

pengalaman tentang masalah kesehatan, kemampuan keluarga untuk

15

melakukan 5 tugas kesehatan dalam keluarga serta kemauan keluarga

untuk mengatasi masalah kesehatan yang sedang dihadapi.

4. Fungsi Ekonomi

Keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan. Keluarga

memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya

peningkatan status kesehatan keluarga. Hal yang menjadi pendukung

keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas

yang dimiliki keluarga untuk menunjang masyarakat setempat.

2.2.3 Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Menurut Freadman (2010) tugas keluarga dalam bidang kesehatan

dibagi menjadi 5 yaitu :

1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya.

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang

tepat bagi keluarga.

3. Memberikan perawatan untuk anggota keluarga yang sakit atau yang

tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usia yang

terlalu muda.

4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga

5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan

kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).

16

2.2.4 Bentuk Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (2010) Keluarga memiliki bentuk dukungan

yang dibagi atas 4 dukungan, yaitu :

a. Dukungan Informasional

Dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab

bersama, termasuk di dalanya memberikan solusi dari masalah,

memberikan nasihat, pengarahan, saran atau umpan balik tentang apa

yang dilakukan. Keluarga juga menyediakan informasi dengan

menyarankan tentang dokter, terapi dan tindakan yang baik dan

spesifik untuk mengontrol emosi keluarga terhadap penderita.Pada

dukungan informasi ini keluarga sebagai penghimpun informasi dan

pemberi informasi.

b. Dukungan Instrumen

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmani seperti

pelayanan, bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata. Suatu

kondisi dimana benda atau jasa membantu dalam pemecahan masalah

secara praktis bahkan bantuan secara langsung. Misalnya: membantu

pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan

transportasi, menjaga dan merawat orang yang sakit dengan membawa

ke jasa pelayanan kesehatan.

17

c. Dukungan Penilaian

Dukungan ini meliputi pertolongan pada individu untuk memahami

kejadian penderita skizofrenia dan strategi penatalaksanaan yang

digunakan pada penderita skizofrenia. Dukungan penelian ini terjadi

bila ada ekspresi penelitian positif terhadap individu.Individu yang

dapat diajak bicara mengenai masalah yang terjadi pada penderita

berupa harapan positif, penyemangat, persetujuan ide-ide atau

perasaan dan perbandingan positif antara keluarga dengan

penderita.Dukungan keluarga dapat membantu dalam peningkatan

strategi individu dengan stratagei-strategi alternatif berdasarkan

pengalaman positif.

d. Dukungan Emosi

Dukungan ini meliputi memberikan individu rasa nyaman, merasa

dicintai saat mengalami kekambuhan atau proses penyembuhan,

bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian

sehingga individu yang menerimanya merasa berharga. Pada

dukungan emosional ini keluarga memberikan fasilitas berupa tempat

istirahat untuk individu dan memberikan semangat dalam proses

penyembuhan atau mencegah terjadinya kekambuhan.

2.2.5 Manfaat Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (2010) menyimpulkan bahwa efek-efek

penyangga (dukungan sosial melindungi individu terhadap efek negatif

dari stress) dan efek utama (dukungan sosial secara langsung

18

mempengaruhi akibat-akibat dari kesehatan) pun ditemukan.

Sesungguhnya efek-efek penyangga dan utama dari dukungan sosial

terhadap kesehatan dan kesejahteraan dapat berfungsi secara adekuat

yang terbukti berhubungan dengan menurunnya angka mortalitas, lebih

mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi.

2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga

Menurut Setiadi (2008) Faktor-faktor yang mempengaruhi

dukungan keluarga, yaitu :

1. Faktor Internal

a. Tahap Perkembangan

Dukungan yang ditentukan menurut usia, artinya pertumbuhan dan

perkembangan mulai dari bayi sampai lanjut usia yang memiliki

pemahaman dan respon kesehatan yang berbeda-beda.

b. Pendidikan atau tingkat pengetahuan

Keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan yang terbentuk

oleh variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan, latar

belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu, kemampuan

kognitif yang membentuk cara berfikir seseorang dalam

kemampuan untuk memahami faktor-faktor penyebab penyakit

yang diderita individu dan pengetahuan tentang kesehatan untuk

menjaga kesehatan individu dan dirinya dalam memberikan

dukungan.

19

c. Faktor emosi

Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap adanya

dukungan dan cara melaksanakannya. Karena penderita skizofrenia

yang merupakan penyakit jangka panjang dapat menimbulkan

beban keluarga dan stress keluarga. Apabila keluarga tidak dapat

mengontrol stress yang dialami akan merespon emosi yang akan

diaplikasikan kepada individu. Seseorang yang tidak mampu

melakukan koping emosional akan mengancam kesembuhan

penderita skizofrenia.

d. Spiritual

Aspek spiritual dapat dilihat dari bagaimana seseorang menjalani

kehidupannya mulai dari nilai dan keyakinan seseorang, hubungan

dengan keluarga atau teman dan kemampuan dalam mencari

harapan dari arti sebuah kehidupan.

2. Faktor Eksternal

a. Praktik di Keluarga

Cara keluarga dalam memberikan dukungan yang dapat

mempengaruhi penderita dalam melaksanakan pengobatan

kesehatan. Misalnya: Klien akan melakukan tindakan pencegahan

atau pengobatan jika keluarganya juga memberikan perilaku yang

sama.

20

b. Faktor Sosioekonomi

Faktor sosial dan psikososial dapat mengakibatkan resiko

terjadinya penyakit dan mempengaruhi cara seseorang dalam

mendefinisikan terhadap penyakitnya. Misalnya: stabilitas

perkawinan, gaya hidup dan lingkungan kerja.

Pada umumnya seseorang akan mencari dukungan atau persetujuan

dari kelompok sosial, hal ini dapat mempengaruhi keyakinan

kesehatan dan cara penatalaksanaannya. Semakin tinggi tingkat

ekonomi seseorang akan lebih cepat tanggap terhadap

kesehatannya. Sehingga ia segera mencari jasa pelayanan untuk

mencari pertolongan. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah

tingkat ekonomi seseorang maka kurang tanggap dalam

kesehatannya karena memikirkan keuangan yang tidak mencukupi

untuk ke pelayanan kesehatan.

c. Latar Belakang Budaya

Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan

kebiasaan individu dalam memberikan dukungan termasuk dalan

pelaksanaan kesehatan pribadi.

2.2.7 Dukungan Keluarga pada Pasien Skizofrenia

Dukungan keluarga terjadi dalam semua tahap siklus kehidupan.

Dengan adanya dukungan keluarga, keluarga mampu berfungsi dengan

berbagai kepandaian dan akal untuk meningkatkan kesehatan dan

adaptasi keluarga dalam kehidupan (Friedman, 2010). Sehingga

21

dukungan keluarga sangat berpengaruh besar dalam proses

penyembuhan, apabila dukungan keluarga tidak ada, maka keberhasilan

penyembuhan dan pemulihan pasien juga berkurang (Friedman 2010).

Dengan demikian dukungan keluarga berkaitan dengan kekambuhan

skizofrenia sehingga tidak dapat diabaikan dalam penatalaksanaan

skizofrenia.

Dukungan keluarga dapat berupa dukungan informasional,

dukungan instrumen, dukungan penilaian dan dukungan emosional.

2.3 Skizofrenia

2.3.1 Pengertian Skizofrenia

Skizofreniaterdiri dari dua kata, yaitu skizein = split = pecah dan

frenia = mind = pikiran. Jadi Skizofreniamerupakan gangguan psikotik

yang sifatnya merusak, gangguan proses pikir, persepsi, pembicaraan,

emosional dan gangguan perilaku (Herri Zan, 2010). Sedangkan menurut

Faisal (2008) dalam Prabowo (2014) Skizofreniaatau Schizophrenia

merupakan kepribadian yang terpecah antara pikiran, perasaan dan

perilaku. Dalam artian apa yang dilakukan tidak sesuai dengan pikiran

dan perasaannya. Pada umumnya skizofrenia dialami pada seseorang

yang adanya gangguan emosi, pikiran dan perilaku.

22

2.3.2 Penyebab Skizofrenia

Luana (2007) dalam Prabowo (2014) menjelaskan penyebab

skizofreniadalam model distress-stress bahwa Skizofrenia timbul akibat

faktor psikososial dan lingkungan, yaitu :

1. Faktor Biologi

a) Komplikasi Kelahiran

Bayi laki-laki yang mengalami komplikasi pada saat dilahirkan

sering mengalami skizofrenia, hipoksia perinatal akan

meningkatkan kerentanan seseorang terhadap penyakit skizofrenia.

b) Infeksi

Perubahan anatomi pada susunan syaraf pusat akibat infeksi virus

pada seseorang dengan skizofrenia. Pada suatu penelitian

mengatakan bahwa terpaparnya infeksi virus pada kehamilan

trimester kedua akan meningkatkan seseorang mengalami penyakit

skizofrenia.

c) Hipotesis Dopamin

Dopamine merupakan neurotransmitter pertama yang berkontribusi

terhadap gejala skizofrenia, dengan terhalangnya transmisi sinyal di

sistem dopaminergik maka gejala psikotik diredakan. Berdasarkan

pengamatan diatas, diterangkan bahwa gejala skizofrenia

disebabkan oleh hiperaktivitas sistem dopaminergik.

23

d) Hipotesis Serotonin

Serotonin berperan pada skizofreniakarena obat antipsikotik atipika

clozapine yang ternyata mempunyai afinitas terhadap reseptor

serotonin yang lebih tinggi daripada reseptor dopamine.

e) Struktur Otak

Daerah otak yang mendapatkan banyak perhatian adalah sistem

limbik dan ganglia basalis. Otak pada penderita skizofrenia terlihat

sedikit berbeda dengan orang normal, ventrikel terlihat melebar,

penurunan masa abu-abu dan beberapa area terjadi peningkatan

maupun aktifitas metabolik. Pemeriksaan mikroskopi dan jaringan

otak ditemukan sedikit perubahan dlaam distribusi sel otak yang

timbul saat perinatal karena tidak ditemukannya sel glia, biasanya

timbul pada trauma otak setelah lahir.

2. Faktor Genetika

Para ilmuan mengatakan penyakit skizofrenia merupakan penyakit

turunan yang berpengaruh atau faktor yang mempercepat manifestasi

atau faktor pencetus penyakit skizofrenia.

3. Faktor Psikologi

Faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan pikiran, keyakinan,

opini yang salah, ketidakmampuan membina, mempertahankan

hubungan sosial, adanya delusi dan halusinasi yang abnormal dan

gangguan afektif.

24

4. Faktor Lingkungan

Seseorang yang diasuh dengan keluarga yang menderita skizofrenia,

adopsi keluarga skizofrenia, tuntutan hidup yang tinggi akan

meningkatkan kerentanan penyakit skizofrenia.

2.3.3 Klasifikasi Skizofrenia

Pembagian tipe atau klasifikasi skizofrenia menurut Maramis

(2005), yaitu :

1. Skizofrenia Simplex

Sering timbul pada saat pertama kali masa pubertas. Gejala umum

yang terjadi adalah terkadang emosi dan kemunduran kemauan,

gangguan proses berfikir yang sukar ditemukan, sedangkan waham

dan halusinasi sukar ditemukan.

2. Skizofrenia Bebefrenik

Sering muncul pada masa remaja diantaranya umur 15-25 tahun

dengan gejala yang menyolok yaitu gangguan proses fikir, gangguan

kemauan dan adanya depersonalisasi/ double personality. Gangguan

psikomotor seperti perlakuan yang kembali kekanak-kanakan, waham

dan halusinasi yang banyak ditemukan pada skizofrenia bebefrenik.

3. Skizofrenia Katatonik

Muncul pertama kali antara umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta

sering didahului oleh stress emosional, terjadi ganduh gelisah

katatonik atau stupor katatonik

25

4. Stupor Katatonik

Pada stupor katatonik klien tidak menunjukan perhatian sama sekali

terhadap lingkungan. Gejala yang sering muncul pada stupor katatonik

yaitu :

a. Mutisme, terkadang dengan menutup mata

b. Muka tanpa mimic atau seperti topeng

c. Stupor, klien tidak bergerak sama sekali dalam waktu yang lama,

beberapa hari, bahkan sampai berbulan-bulan

d. Bila diganti posisinya, penderita menentang negativism

e. Mekanisme ditolak, air ludah tidak ditelan sehingga meleleh dan

keluar, air seni dan feces ditahan

f. Terdapat grimas dan katalepsi

5. Gaduh-gelisah Katatonik

Terdapat hiperaktivitas motorik, tetapi tidak disertai dengan emosi

yang semestinya dan tidak dipengaruhi oleh rangsangan dari

luar.Penderita terus berbicara/ bergerak saja, penderita hanya

menunjukan stereotopi, menerisme dan neologisme, penderita tidak

dapat tidur, tidak makan dan minum sehingga mungkin terjadi

dehidrasi/ kolabs dan kadang-kadang kematian.

6. Jenis Paranoid

Skizofrenia paranoid agak berlainan dari jenis-jenis skizofrenia yang

lain dalam proses perjalanan penyakit, bebfronik dan katatonik yang

lama-kelamaan menunjukan gejala-gejala skizofrenia simplex atau

26

gejala bebfrenik dan katatonik. Gejala yang sering muncul pada

skizofrenia jenis paranoid, yaitu :

a. Waham primer, disertai dengan waham-waham sekunder dan

halusinasi baru dengan pemeriksaan terdapat adanya gangguan

proses pikir, gangguan efek, emosi dan kemauan. Skizofrenia ini

mulai sering muncul sesudah umur 30 tahun. Pada awalnya

kepribadian penderita sering disebut schizoid. Mereka mudah

tersinggung, suka menyendiri, agak congak dan kurang percaya diri

pada orang lain.

b. Skizofrenia Residual, keadaan skizofrenia dengan gejala-gejala

primer bleuler, tetapi tidak jelas adanya gejala-gejala sekunder.

Gejala ini sering timbul sesudah beberapa kali serangan

skizofrenia.

7. Jenis Skizo-aktif (Skizofrenia Skizo Afektif)

Disamping gejala-gejala skizofrenia yang menonjol secara bersamaan

juga gejala-gejala depresi (skizo-depresif) atau gejala-gejala skizo-

manik. Jenis skizo-aktif ini cenderung dapat sembuh tanpa efek, tetapi

dapat timbul lagi serangan.

2.3.4 Gejala Skizofrenia

Menurut Maramis (2005) menerangkan bahwa gejala-gejala

skizofrenia terbagi menjadi 2, yaitu :

1. Gejala Primer

a. Gangguan proses fikir (bentuk, langkah dan isi pikiran)

27

Pada skizofrenia gangguan yang sering terdapat adalah gangguan

proses pikir terutama asosiasi. Terkadang satu ide belum selesai

diutarakan, muncul ide-ide yang lain. Skizofrenia mempunyai

kecenderungan untuk menyamakan hal-hal yang terkadang pikiran

seakan-akan berhenti, tidak muncul ide lagi. Keadaan ini

dinamakan ”Blocking” biasanya berlangsung beberapa detik

hingga beberapa hari.

b. Gangguan efek dan emosi

Gangguan efek dan emosi pada skizofrenia berupa :

1) Kedangkalan efek dan emosi (Emotional Blunting)

2) Parathimi : Apa yang seharusnya ditimbulkan rasa senang dan

gembira pada penderita yang sedang merasa sedih atau marah

3) Paramimi : penderita merasa senang dan gembira, akan tetapi

menangis. Terkadang emosi dan efek serta ekspresinya tidak

mempunyai kesatuan, misalnya sesudah membunuh anaknya

pendeirta menangis berhari-hari namun ekspresinya tertawa.

4) Emosi yang berlebihan, sehingga kelihatan seperti dibuat-buat

atau sedang bersandiwara. Yang terpenting pada penderita

skizofrenia adalah hilangnya kemampuan untuk mengadakan

hubungan emosi yang baik (Emotional Repport) karena terpecah

belah kepribadiannya, maka dua hal yang berlawanan mungkin

terdapat bersama-sama, misalnya penderita mencintai dan

membenci dengan satu orang yang sama atau menangis dan

28

tertawa tentang satu hal yang sama ini dinamakan ambivalensi

pada efek.

c. Gangguan kemauan

Banyak penderita skizofrenia mempunyai kelemahan pada

kemauan. Mereka tidak dapat mengambil keputusan, tidak dapat

bertindak dalam suatu keadaan. Mereka selalu memberikan alasan,

meskipun alasan tersebut tidak jelas/ tidak tepat bahkan mereka

menganggap hal itu biasa saja dan tidak perlu diterangkan.

d. Gejala psikomotor

Gejala psikomotor juga disebut dengan gejala katatonik atau

gangguan perbuatan. Kelompok gejala ini oleh Bleuker dimasukan

kedalam kelompok gejala skizofrenia sekunder sebab didapati juga

pada penderita lain.

2. Gejala Sekunder

a. Waham

Bizar Mayer-gross membagi waham kedalam 2 kelompok, yaitu :

1) Waham primer, timbul secara tidak logis sama sekali, tanpa

penyebab dari luar

2) Waham sekunder, biasanya logis kedengarannya, dapat diikuti

dan merupakan cara bagi penderita untuk menerangka gejala-

gejala skizofrenia lain

29

b. Halusinasi

Pada skizofrenia, halusinasi timbul tanpa penurunan kesadaran dan

hal ini merupakan suatu gejala yang hampir tidak dijumpai pada

keadaan lain. Halusinasi juga terbagi mulai dari yang paling sering

dijumpai pada skizofrenia adalah :

1) Halusinasi pendengaran (Aditif atau Akustik)

2) Halusinasi penciuaman (Olfaktoris)

3) Halusinasi cita rasa (Gustatorik)

4) Halusinasi singgungan (Taktik)

5) Halusinasi penglihatan

Halusinasi lebih sering pada psikosa akut yang berhubungan

dengan sindroma otak organik.

2.3.5 Riwayat Klinis Skizofrenia

Menurut Linda (2007) dalam Prabowo (2014) menerangkan bahwa

riwayat klinis penderita skizofrenia sering rumit dan cenderung terbagi

dalam 3 fase, yaitu :

1. Fase Prodomal

a. Kemunduran dalam waktu lama (6-12 bulan) dalam tingkat fungsi

perawatan diri, sosial, waktu luang, pekerjaan atau akademik

b. Timbul gejala positif dan negatif

c. Periode kebingungan pada klien dan keluarga

30

2. Fase Aktif

a. Permulaan intervensi asuhan kesehatan, khususnya hospitalisasi

b. Pengenalan dalam pemberian obat dan modalitas terapeutik lainnya

c. Perawatan di fokuskan pada rehabilitasi psikiatrik saat klien belajar

untuk hidup dengan penyakit yang mempengaruhi pikiran, perasaan

dan perilaku

3. Fase Residual

a. Pengalaman sehari-hari dengan penanganan gejala

b. Pengurangan dan penguatan gejala

c. Adaptasi

2.3.6 Kriteria Diagnostik Skizofrenia

Menurut Dadang Hawari (2007) mengatakan bahwa secara klinis

untuk mengatakan apakah seorang itu menderita skizofrenia/ tidak maka

diperlukan kriteria diagnostik yaitu :

1. Delusi atau Waham yang aneh (isinya jelas tidak masuk akal) dan

tidak berdasarkan kenyataan

2. Delusi atau Waham Somatik (fisik) kebesaran, keagamaan, nihilistic

atau waham lainnya yang bukan waham kejar atau cemburu

3. Delusi atau Waham Kejar atau cemburu (Delusions of persection of

jealousy) dan waham tuduhan (Delusions of suspicion) yang disertai

dengan halusinasi dalam bentuk apapun (halusinasi pendengaran,

penglihatan, penciuman, pengecapan dan perabaan)

31

4. Halusinasi pendengaran yang dapat berupa suara yang selalu

memberikan komentar tentang tingkah laku atau pikirannya atau

seperti berdialog/ bercakap-cakap

5. Halusinasi pendengaran yang terjadi beberapa kali berisi lebih dari

satu atau dua kata dan tidak ada hubungan dengan kesedihan (depresi)

atau kegembiraan (euphoria)

6. Inkoherensi merupakan kelonggaran asosiasi (hubungan) pikiran yang

jelas, jalan pikiran yang tidak masuk akal, isi pikiran atau

pembicaraan yang kaku disertai dengan :

a. Afek (dalam perasaan) yang tumpul, mendatar atau tidak serasi

(inappropriate)

b. Berbagai waham atau halusinasi

c. Katatonia (kekakuan) atau tingkah laku lain yang sangat kacau

(disorganised)

d. Deferiorasi (kemunduran/kemerosotan) dari taraf fungsi

penyesuaian (adaptasi) dalam bidang pekerjaan, hubungan sosial

dan perawatan dirinya.

e. Jangka waktu gejala penyakit berlangsung secara terus menerus

selama paling sedikit 6 bulan dalam 1 periode kehidupan

seseorang, disertai dengan terdapatnya beberapa gejala penyakit

lain pada saat pemeriksaan.

32

2.3.7 Prognosa Skizofrenia

Menurut Prabowo (2014) secara umum penderita skizofrenia

dengan gangguan yang kronik, sekitar 20% hanya mengalami episode

tunggal skizofrenia selama hidupnya tanpa mengalami kekambuhan. 50%

penderita yang memiliki prognosis buruk dengan episode psikotik yang

berulang sehingga harus keluar masuk rumah sakit, mengalami depresi

dan melakukan percobaan bunuh diri. Sedangkan 10% penderita lainnya

meninggal akibat bunuh diri.

Menurut Maramis (2005) untuk menegakan prognosa kita harus

mempertimbangkan faktor dibawah ini, yaitu :

1. Kepribadian Psikotik, bila schizoid dan hubungan antara manusia

memang kurang memuaskan, maka prognosa akan lebih jelek

2. Bila skizofrenia timbul secara akut, maka prognosa lebih baik

daripada penyakit itu mulai secara pelan-pelan

3. Jenis: prognosa jenis katatonik yang paling baik dari semua jenis

Hebefrensia dan Skizofrenia Simplex mempunyai prognosa yang

sama jelek. Biasanya penderita dengan jenis Skizofrenia ini menuju

kea rah kemunduran mental

4. Umur: Semakin muda umur permulaannya, maka semakin jelek

prognosa yang muncul

5. Pengobatan: Semakin lekas diberikan pengobatan, maka semakin baik

prognosanya

33

6. Dikatakan bahwa bila terdapat faktor pencetus, seperti penyakit

badaniah atau stress spikologik maka prognosa akan semakin lebih

baik

7. Faktor keturunan: Prognosa menjadi lebih berat bila di dalam keluarga

terdapat seorang atau lebih yang juga menderita Skizofrenia

2.3.8 Pengobatan Skizofrenia

Menurut Luana (2007) dalam Prabowo (2014) pengobatan

skizofrenia terdiri dari 2 macam, yaitu :

1. Psikofarmaka

Obat antipsikotik yang beredar dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu :

a. Antipsikotik Generasi Pertama (APG I)

APG I bekerja dengan memblok reseptor D2 di mesolimbik,

mesokortikal, nigostriatal dan tuberoinfundibular sehingga cepat

menurunkan gejala positif tetapi pemakaian jangka panjang pada

APG I ini juga dapat memberikan efek samping meliputi:

Gangguan ekstrapiramidal, peningkatan kadar prolaktin yang aan

menyebabkan disfungsi seksual atau peningkatan berat badan dan

mempercepat gejala negatif maupun kognitif.

Selain itu APG I menimbulkan efek samping antikolinergik

seperti mulut kering, pandangan kabur, gangguan miksi, gangguan

defekasi dan hipotensi. Obat-obatan APG I dibagi menjadi 2 yaitu :

1) Potensi tinggi dan dosis yang digunakan kurang atau sama

dengan 10 mg seperti :Trifluoperazine, Fluphenazine,

34

Haloperidol dan Pimozide. Obat-obatan ini digunakan untuk

mengatasi sindrom psikosis dengan gejala dominan apatis,

menarik diri, hipoaktif, waham dan halusinasi.

2) Potensi rendah dan dosis yang digunakan lebih atau sama

dengan 50 mg seperti:Chlorpromazine dan Thioridazine

digunakan pada penderita dengan gejala dominan gaduh gelisah,

hiperaktif dan sulit tidur.

b. Antipsikotik Generasi Kedua (APG II)

APG II sering disebut dengan sebagai Serotonin Dopamin

Antagonis (SDA) atau Antipsikotik Atipikal. Bekerja melalui

interaksi serotonin dan dopamine pada ke empat jalur dopamine di

otak yang menyebabkan rendahnya efek samping Eztrapyramidal

dan sangat efektif mengatasi gejala negatif.Obat yang tersedia

untuk golongan ini adalah Clozapine, Olanzapine, Quetiapine dan

Risperidone.

Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan :

1) Onset efek primer (efek klinis) : 2-4 minggu

2) Onset efek sekunder (efek samping) : 2-6 jam

3) Waktu paruh : 12-24 jam (pemberian 1-2 x/hari)

Dosis pagi dan malam dapat berbeda (pagi kecil, malam besar)

sehingga tidak mengganggu kualitas hidup penderita

4) Obat antipsikosis long acting: Fluphenazine deconate 25mg/cc

atau haloperidol deconoas 50mg/cc, IM untuk 2-4 minggu.

35

Berguna untuk pasien yang tidak atau sulit minum obat dan

untuk terapi pemeliharaan

2. Terapi psikososial

Ada beberapa metode yang dapat dilakukan antara lain :

a. Psikoterapi individual

1) Terapi suportif

2) Sosial skill training

3) Terapi okupasi

4) Terapi kognitif dan perilaku (CBT)

b. Psikoterapi kelompok

c. Psikoterapi keluarga

3. Strategi Komunikasi Perawat

Menurut Linda (2007) dalam Prabowo (2014) perawat perlu memiliki

strategi komunikasi dalam menghadapi pasien dengan skizofrenia,

antara lain:

a. Jangan menghakimi, membantah atau menggunakan logika untuk

menunjukan kekeliruan

b. Bersikap netral ketika klien menolak kontrak

c. Pada awalnya, gunakan metode non verbal seperti pertahankan

kontak mata, senyum atau menggunakan ekspresi positif. Setelah

hubungan terbina, perawat diperbolehkan menyentuh klien dengan

syarat klien siap menerima kehadiran perawat

36

d. Bicara singkat, dengan kalimat sederhana selama interaksi yang

singkat dan sering

e. Beri pertanyaan terbuka ketika memandu klien melalui suatu

pengalaman. Beri pertanyaan langsung jika menginginkan

informasi

f. Catat dan beri komentar kepada klien tentang perubahan yang halus

dalam ekspresi perasaan

g. Berfokus pada apa yang sedang terjadi saat ini, dan bicarakan

tentang aktivitas yang didasarkan pada kenyataan

h. Minta klarifikasi jika klien berbicara secara umum tentang

“mereka”

i. Jika perlu, identifikasi apa yang tidak dipahami perawat tanpa

menyangkal klien

j. Jika perlu, sampaikan penerimaan terhadap klien meskipun

beberapa pikiran dan persepsi klien tidak dipahami oleh orang lain.

37

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Keterangan :

: Diteliti : Hubungan

: Tidak diteliti : Mempengaruhi

Gambar 3.1 Kerangka konsep hubungan kecerdasan emosi dengan

dukungan keluarga pada pasien skizofrenia di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

Faktor-faktor yang

mempengaruhi Kecerdasan Emosi

menurut Goleman (2009) :

1. Lingkungan keluarga

2. Lingkungan sosial

Faktor-faktor yang mempengaruhi

Dukungan Keluarga menurut

Setiadi (2008) :

1. Faktor Internal

a. Tahap perkembangan

b. Pendidikan/ tingkat

pengetahuan

c. Faktor emosi

d. Spiritual

2. Faktor Eksternal

a. Praktik di keluarga

b. Faktor sosioekonomi

c. Latar belakang budaya

Kecerdasan Emosi (Davis, 2006)

1. Mengenal emosi

2. Memahami emosi

3. Mengatur emosi

4. Menggunakan emosi

Dukungan Keluarga (Friedman, 2010)

1. Dukungan Informasional

2. Dukungan Instrumen

3. Dukungan Penilaian

4. Dukungan Emosi

Kecerdasan Emosi

Dukungan Keluarga

38

Gambar 3.1 menjelaskan tentang hubungan kecerdasan emosi dengan

dukungan keluarga pada pasien skizofrenia. Kecerdasan emosi dipengaruhi

oleh lingkungan keluarga dan lingkungan sosial. Dukungan keluarga

dipengaruhi oleh faktor internal berupa tahap perkembangan, pendidikan

atau tingkat pengetahuan, faktor emosi dan spiritual, serta faktor eksternal

berupa praktik di keluarga, faktor sosioekonomi dan latar belakang budaya.

Pada penderita skizofrenia membutuhkan dukungan keluarga yang dapat

diberikan berupadukungan informasional, dukungan instrument, dukungan

penilaian dan dukungan emosi. Selain itu keluarga pada penderita

skizofrenia juga mengenali emosi pada dirinya, memahami emosi, mengatur

emosi dan menggunakan emosi.

3.2 Hipotesis Penelitian

Ada hubungan Kecerdasan Emosi dengan Dukungan Keluarga pada Pasien

Skizofrenia di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun.

39

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan

adalah korelasional dengan menggunakan desain cross sectional. Dalam

penelitian ini variabel yang akan diteliti yaitu hubungan kecerdasan

emosi dengan dukungan keluarga pada pasien skizofrenia di 3 Desa

Kecamatan Geger Kabupaten Madiun.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga pada pasien

skizofrenia di Desa Jatisari 36 orang keluarga, Desa Purworejo 23 orang

keluarga dan Desa Banaran 21 orang keluarga dan berkurang 10 keluarga

yang digunakan untuk study pendahuluan. Jadi, total populasi dalam

penelitian ini sejumlah 70 keluarga pada pasien skizofrenia Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun.

4.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian keluarga pada pasien

skizofrenia di Desa Jatisari, Purworejo dan Banaran Kecamatan Geger

Kabupaten Madiun.

Menurut Nursalam (2008) Penentuan kriteria sampel sangat

membantu peneliti untuk mengurangi bias hasil penelitian, khususnya

40

jika terhadap variabel-variabel kontrol ternyata mempunyai pengaruh

terhadap variabel yang diteliti. Kriteria sampel dalam penelitian meliputi

kriteria inklusi dan ekslusi yaitu sebagai berikut :

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

a. Keluarga bersedia menjadi responden

b. Keluarga pada pasien skizofrenia yang masih dalam proses

penyembuhan di Desa Jatisari, Purworejo dan Banaran Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun

c. Keluarga yang merawat (Ayah, Ibu, Suami, Istri, Anak, Cucu,

Saudara, Sepupu) dan tinggal dalam satu rumah bersama pasien

d. Keluarga bisa membaca dan menulis.

2. Kriteria ekslusi

Dalam penelitian ini kriteria ekslusinya adalah :

a. Keluarga yang tidak bersedia menjadi responden

b. Keluarga memiliki keadaan atau penyakit yang menganggu

pengukuran maupun interpretasi hasil, seperti penyakit jantung,

paru-paru, stroke yang tidak memungkinkan untuk menjadi

responden

c. Terdapat keadaan yang mengganggu kemampuan pelaksanaan,

seperti subjek yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap sehingga

sulit untuk ditindaklanjuti.

41

Untuk menentukan besar sampel yang digunakan rumus Slovin

(Nursalam, 2016) sebagai berikut :

� =�

1 + � (��)

Ketrangan :

n : besar sampel

N : besar populasi

d : tingkat signifikansi (ρ)

� = 抐

1 + � (��)

� =70

1 + 70(0,05�)

� =70

1 + 70 (0,0025)

� =70

1 + 0,175

� =70

1,175

� = 59,57

� = 59

Jadi, setelah dilakukan perhitungan didapatkan besar sampel kasus

sebanyak 59 responden.

42

4.3 Tehnik Sampling

Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Proporsional Random Sampling dengan pembagian menurut (Taniredja,

2011) sebagai berikut :

�������� ������ ����

����� �������� × ����� ������

Desa Jatisari = 32

70 × 59 = 26,9 = 27 responden

Desa Purworejo = 20

70 × 59 = 16,8 = 17 responden

Desa Banaran = 18

70 × 59= 15,1 = 15 responden

43

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Gambar 4.1 Kerangka kerja hubungan kecerdasan emosi dengan

dukungan keluarga pada pasien skizofrenia di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

Populasi Semua keluarga pada pasien skizofrenia di Desa Jatisari, Desa Purworejo dan

Desa Banaran Kecamatan Geger Kabupaten Madiun (sejumlah 70 keluarga)

Sampel Sebagian keluarga pada pasien skizofrenia di Desa Jatisari, Desa Purworejo dan

Desa Banaran Kecamatan Geger Kabupaten Madiun (sejumlah 59 keluarga)

Tehnik Sampling Proporsional Random Sampling

Desain Penelitian Korelasional dengan pendekatan cross sectional

Pengumpulan data Menggunakan kuesioner

Variabel bebas Kecerdasan emosi keluarga

Variabel terikat Dukungan keluarga

Pengolahan data Editing, Coding, Skoring, Data Entry, Tabulating

Analisis data Uji Somers’D dengan α 0,05

Hasil dan kesimpulan

Publikasi

44

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

4.5.1 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu:

1. Variabel Independen

Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah kecerdasan

emosi keluarga.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah dukungan

keluarga.

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi berdasarkan karakteristik

yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Definisi

operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi, komunikasi

danreplikasi (Nursalam, 2016) .

45

Tabel 4.1 Definisi operasional penelitian hubungan kecerdasan emosi dengan dukungan keluarga pada pasien skizofrenia di 3 Desa

Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

Variabel

penelitian Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Data Skor

Variabel

independen:

kecerdasan emosi

keluarga pada

pasien skizofrenia

Kemampuan seseorang

untuk memahami dan

mengelola emosi diri

sendiri secara efektif,

sehingga interaksi dan

hasil kerja menjadi

lebih produktif dan

tidak menjadi beban

yang berkelanjutan.

1. Mengenali emosi

2. Memahami emosi

3. Mengatur emosi

4. Menggunakan emosi

Kuesioner

menurut

Davis

(2006)

Ordinal Skor :

Menggunakan skala

likert dengan

pembagian

5 = Sangat penting

4 = Penting

3 = Ragu-ragu

2 = Tidak penting

1 = Sangat tidak

penting

Kategori skor :

Baik = ≥ 103

Cukup = 65 - 103

Kurang = < 65

46

Variabel dependen:

dukungan keluarga

pada pasien

skizofrenia

Suatu dorongan

keluarga terhadap

seseorang yang sedang

sakit dengan sikap,

tindakan, perhatian,

motivasi, pertolongan

dan penerimaan

terhadap penderita

1. Dukungan informasi

2. Dukungan intrumen

3. Dukungan penilaian

4. Dukungan emosi

Kuesioner Ordinal Skor :

Menggunakan skala

likert dengan

pembagian

4 = Selalu

3 = Sering

2 = Kadang

1 = Tidak pernah

Kategori skor :

Baik = ≥ 54

Cukup = 36 - 54

Kurang = < 36

47

4.6 Instrumen Penelitian

Kuesioner kecerdasan emosi yang digunakan kuesioner modifikasi

menurut Davis (2006). Jumlah pertanyaan yang digunakan pada variabel

kecerdasan emosi adalah 28 item soal dengan menggunakan skala Likert.

Pertanyaan dengan jawaban Sangat penting (5), Penting (4), Ragu-ragu

(3), Tidak penting (2), Sangat tidak penting (1). Sementara untuk

kuesioner variabel dukungan keluarga, menggunakan instrument sesuai

dengan kerangka konsep berupa kuesioner yang berisi 18 item soal

dengan menggunakan skala Likert. Pertanyaan dengan jawaban Selalu

(4), Sering (3), Kadang-kadang (2), Tidak Pernah (1).

Pertanyaan yang digunakan adalah angket tertutup atau terstruktur

dimana responden hanya tinggal menjawab atau memilih kolom yang

sudah disediakan (responden hanya memberikan tanda (√)).

4.6.1 Uji Validitas

Untuk hasil uji dukungan keluarga dengan rumus korelasi product

momen pearson. Adapun ≤ 0,05 maka item dinyatakan valid, begitupun

sebaliknya jika signifikansinya > 0,05 maka item pertanyaan dinyatakan

tidak valid atau didasarkan pada nilai r, dimana pertanyaan dinyatakan

valid apabila r hitung > r table pada taraf signifikansi 5%, sehingga

pertanyaan dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.

Untuk hasil uji validitas kuesioner kecerdasan emosi keluarga

diperoleh r hitung antara 0,815 - 0,350 item pertanyaan dinyatakan valid

jika r hitung lebih besar dari r tabel (0,349) pada taraf signifikan 5%

48

yaitu r hitung > r tabel.Kemudian untuk hasil uji validitas kuesioner

dukungan keluarga pada pasien skizofrenia diperoleh r hitung antara

0,941 - 0,464 item pertanyaan dinyatakan valid jika r hitung lebih besar

dari r tabel (0,422) pada taraf signifikan 5% yaitu r hitung > r tabel.

4.6.2 Uji Reliabilitas

Untuk hasil uji reabilitas kuesioner tersebut dengan cara yang sama

dengan komputerisasi menggunakan tehnik Alpha Cronbach (α) dalam

uji reabilitas r hasil adalah Alpha. Jika r alpha > r tabel pertanyaan

tersebut dinyatakan reliable, begitu juga sebaliknya. Suatu instrument

dikatakan reliable jika memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,6

(Sujarweni, 2014). Hasil dari uji reliabilitas untuk kuesioner kecerdasan

emosi yang sudah valid menunjuk nilai alpha 0,921 dan kuesioner

variabel kecerdasan emosi disini sudah reliable karena nilai sudah

memenuhi syarat yaitu 0,921 > 0,6. Sedangkan hasil dari uji reliabilitas

untuk kuesioner dukungan keluarga yang sudah valid menunjuk nilai

alpha 0,935 dan kuesioner variabel dukungan keluarga disini sudah

reliable karena nilai sudah memenuhi syarat yaitu 0,935 > 0,6.

Tabel 4.4 Hasil uji reliabilitas kuesioner kecerdasan emosi keluarga Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.921 30

49

Tabel 4.5 Hasil uji reliabilitas kuesioner dukungan keluarga pada

pasien skizofrenia Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.935 20

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.7.1 Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Desa Jatisari, Desa Purworejo dan Desa

Banaran Kecamatan Geger Kabupaten Madiun.

4.7.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2017 – Juni 2018.

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam, 2016).

1. Mengajukan persetujuan judul kepada Kaprodi Keperawatan yang

telah disetujui oleh pembimbing 1 dan pembimbing 2

2. Mengurus surat pengambilan data awal kepada Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten Madiun

3. Mengurus surat pengambilan data awal kepada Kepala Puskesmas

Geger Kabupaten Madiun

4. Mengurus surat perizinan vadiliditas dan reliabilitas kepada Kepala

Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

5. Mengurus surat perizinan validitas dan reliabilitas kepada Kepala

Desa Geger Kabupaten Madiun

50

6. Setelah proposal disetujui oleh pembimbing, peneliti mengurus surat

permohonan ijin melaksanakan penelitian kepada Kepala

KESBANGPOLINMAS Kabupaten Madiun untuk melakukan

penelitian di Desa Jatisari, Desa Purworejo dan Desa Banaran

Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

7. Mengurus surat permohonan ijin melaksanakan penelitian kepada

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun

8. Mengurus surat permohonan ijin melaksanakan penelitian kepada

Kepala Puskesmas Geger Kabupaten Madiun

9. Mengurus surat permohonan ijin melaksanakan penelitian kepada

Kepala Desa Jatisari, Kepala Desa Purworejo dan Kepala Desa

Banaran Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

10. Setelah mendapatkan izin, peneliti melakukan persamaan persepsi

dengan teman yang ikut berperan dalam penelitian

11. Peneliti menemui calon responden secara langsung dengan cara door

to door, untuk mengadakan pendekatan serta memberikan penjelasan

kepada calon responden mengenai penelitian yang akan dilakukan

12. Apabila calon responden bersedia menjadi responden, maka

dipersilahkan untuk menandatangani informed concent dan apabila

calon responden tidak bersedia menjadi responden maka peneliti

tetap menghormati keputusan tersebut

51

13. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden yang telah

bersedia menjadi responden dan menandatangani informed concent,

kemudian responden mengisi kuesioner

14. Setelah kuesioner diisi oleh responden maka kuesioner tersebut

dikumpulkan kembali kepada peneliti pada saat itu juga

15. Setelah kuesioner terkumpul, peneliti memerikasa kelengkapan data

dan jawaban dari kuesioner yang diisi oleh responden

16. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dari kuesioner yang telah

diisi oleh responden

4.9 Analisa Data

4.9.1 Tehnik Pengolahan Data

Setelah data dikelompokan lalu data diolah dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Editing

Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

formulir atau kuesioner (Notoatmodjo, 2012).

a. Apakah semua jawaban kuesioner sudah terisi lengkap

b. Apakah jawaban atau tulisan dari masing-masing pertanyaan cukup

jelas dan terbaca

c. Apakah jawabannya relevan dengan pertanyaan

d. Apakah jawaban-jawaban dari pertanyaan konsisten dengan

jawaban pertanyaan yang lain.

52

2. Coding

Setelah data diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan

peng”kode”an atau “coding”, yaitu mengubah data berbentuk kalimat

atau huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2012).

a. Data demografi :

1) Jenis kelamin

1 = Laki-laki

2 = Perempuan

2) Usia

1 = Remaja Akhir (17 - 25 tahun)

2 = Dewasa Awal (16 - 35 tahun)

3 = Dewasa Akhir (36 - 45 tahun)

4 = Lansia Awal (46 - 55 tahun)

5 = Lansia Akhir (56 - 65 tahun)

6 = Resiko Jatuh (> 66 tahun)

3) Pendidikan terakhir

1 = SD

2 = SMP

3 = SMA

4 = Perguruan Tinggi

4) Pekerjaan

1 = PNS

2 = Swasta

53

3 = Wiraswasta

4 = Buruh Tani

5 = Lain-lain

5) Status hubungan keluarga dengan orang dengan gangguan jiwa

1 = Anak

2 = Orang tua

3 = Suami/ Istri

4 = Saudara yang tinggal satu rumah

6) Suku

1 = Jawa

2 = Sunda

3 = Batak

4 = Madura

5 = Lain- Lain

b. Variabel kecerdasan emosi :

1 = Kurang

2 = Cukup

3 = Baik

c. Variabel dukungan keluarga :

1 = Kurang

2 = Cukup

3 = Baik

54

3. Scoring

Scoring yaitu penilaian data dengan memberikan skor pada pertanyaan

yang berkaitan dengan tindakan responden. Hal ini dimaksudkan

untuk memberikan bobot pada masing-masing jawaban, sehingga

mempermudah perhitungan (Nazir, 2011).

Skor kuesioner kecerdasan emosi :

1 = Sangat tidak penting

2 = Tidak penting

3 = Ragu-ragu

4 = Penting

5 = Sangat penting

Untuk menentukan kategori kecerdasan emosi menggunakan rumus

Azwar (2011) yaitu :

X max = 5

X min = 1

Mean = 1

2 ( � max + � min ) � ����� ���� ������� � ��

1

2( 5 + 1 )� 28

1

2 � 6 � 28 = 84

L max = 28 x 5 = 140

L min = 28 x 1 = 28

55

Standart Deviasi =

1

6 ( � max � min)

1

6( 140 28)

1

6 × 112 = 19

Baik = � ≥ (� + 1 . ��)

� ≥ ( 84 + 1 . 19)

� ≥ 103

Cukup = (� 1 . ��) ≤ � < (� + 1 . ��)

(84 1 . 19) ≤ � < ( 84 + 1 . 19)

65 ≤ � < 103

Kurang = � < (� 1 . ��)

� < (84 1 . 19)

� < 65

Jadi, kesimpulannya mengenai kategori kuesioner kecerdasan emosi

adalah sebagai berikut :

Baik = x ≥ 103

Cukup = 65 ≤ x < 103

Kurang = x < 65

56

Skor kuesioner dukungan keluarga

1 = Tidak pernah

2 = Kadang-kadang

3 = Sering

4 = Selalu

Untuk menentukan kategori dukungan keluarga menggunakan rumus

Azwar (2011) yaitu :

X max = 4

X min = 1

Mean = 1

2 ( � max + � min ) � ����� ���� ����������

1

2( 4 + 1 )� 18

1

2 � 90 = 45

L max = 18 x 4 = 72

L min = 18 x 1 = 12

Standart Deviasi =

1

6 ( � max � min)

1

6( 72 18)

1

6 × 54 = 9

Baik = � ≥ (� + 1 . ��)

� ≥ ( 45 + 1 . 9)

� ≥ 54

57

Cukup = (� 1 . ��) ≤ � < (� + 1 . ��)

(45 1 . 9) ≤ � < ( 45 + 1 . 9)

36 ≤ � < 54

Kurang = � < (� 1 . ��)

� < (45 1 . 9)

� < 36

Jadi, kesimpulannya mengenai kategori kuesioner dukungan keluarga

adalah sebagai berikut :

Baik = x ≥ 54

Cukup = 36 ≤ x < 54

Kurang = x < 36

4. Data Entry

Data yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke

dalam progam atau “software” computer. Dalam proses ini dituntut

ketelitian dari orang yang melakukan “data entry” ini. Apabila tidak

maka terjadi bias, meskipun hanya memasukkan data.

5. Tabulating

Tabulating adalah kegiatan memasukkan data ke dalam tabel-tabel

dan mengatur angka-angka, sehingga dapat dihitung jumlah kasus

dalam berbagai kategori (Nazir, 2011).

58

4.9.2 Tehnik analisa data

4.9.2.1 Analisa Univariat

Analisa Univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmojo, 2012).Analisa

univariat atau variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah

mendeskripsikan kecerdasan emosi dengan dukungan keluarga pada

pasien skizofrenia. Penyajian dalam penelitian ini dalam bentuk distribusi

seperti: Jenis kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Status hubungan keluarga

dengan pasien, suku dan variabel penelitian kecerdasan emosi dan

dukungan keluarga pada pasien skizofrenia.

4.9.2.2 Analisis Bivariat

Analisa Bivariat yaitu analisa yang dilakukan untuk mengetahui

ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan terikat dengan

menggunakan uji statistik (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini

analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan

emosi dengan dukungan keluarga pada pasien skizofrenia. Pengelolaan

analisa data bivariat ini dengan menggunakan software SPSS 16.0. Uji

statistik yang digunakan adalah uji Somers’D dengan α = 0,05. Data atau

variabel kategorik pada umumnya berisi variabel yang berskala ordinal

dan ordinal (Notoatmodjo, 2012). Adapun pedoman signifikansi

memakai panduan sebagai berikut: Bila p value < α (0,05), maka

signifikansi atau ada hubungan.

59

Korelasi Somers’D menurut Sugiyono (2012) sebagai berikut:

Dimana:

rs= 1� �����

� (����)

Keterangan:

rs= Koefesien korelasi Somers’D yang menunjukan keeratan hubungan

antara unsure-unsur variabel x dan variabel y

di= Selisih mutlak antara rangking data variabel x dan variabel y (x1-y1)

n = Banyaknya responden atau sampel yang diteliti

Apabila hasil perhitungan koefesien korelasi Somers’D rs hitung >

rs tabel maka hipotesis alternative (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho)

ditolak, yaitu adanya Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan

Dukungan Keluarga pada Pasien Skizofrenia di Kecamatan Geger

Kabupaten Madiun. tetapi bila sebaliknya rs hitung < rs tabel maka

hipotesis alternative (Ha) ditolak dan hipotesis nol (Ho) diterima, yaitu

tidak adanya Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Dukungan

Keluarga pada Pasien Skizofrenia di Kecamatan Geger Kabupaten

Madiun.

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefesien Korelasi

Interval Koefesien Korelasi Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Tabel 4.6 Interval Koefesien Korelasi Somers’D (Sugiyono, 2012).

60

4.10 Etika Penelitian

1. Informed Concent (Lembar persetujuan responden)

Informed Concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed Concent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

dengan memberikan lembar persetujuan menjadi responden.

Tujuannya adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,

serta manfaat penelitian. Jika subjek bersedia maka harus

menandatangani lembar persetujuan (Hidayat, 2011).

2. Anonimity (Tanpa nama)

Menggunakan subjek penelitian dengan tidak mencantumkan nama

responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan

(Hidayat, 2011).

3. Confidentiality(Kerahasiaan)

Menjamin kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah lainnya, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan

pada hasil riset (Hidayat, 2011).

61

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan data dilakukan selama 4 hari mulai tanggal 23 – 26 Maret

2018. Dengan jumlah responden sebanyak 59 keluarga orang dengan gangguan

jiwa, sedangkan penyajian data dibagi menjadi dua, yaitu: Data umum dan data

khusus. Data umum terdiri dari data demografi meliputi: jenis kelamin, usia,

pendidikan terakhir, pekerjaan, status hubungan keluarga dan suku. Setelah data

disajikan data khusus yang didasarkan pada variabel yang diukur, yaitu:

kecerdasan emosi keluarga dan dukungan keluarga pada pasien skizofrenia.

5.1 Gambaran dan Lokasi Penelitian

Kecamatan Geger merupakan salah satu kecamatan yang berada di

Wilayah Kabupaten Madiun. Desa Jatisari, Desa Purworejo dan Desa

Banaran mayoritas lingkungan baik namun kebiasaan seperti perilaku

dan budaya dari lingkungan sosial masih kurang baik mengenai pasien

gangguan jiwa karena kebanyakan keluarga tidak bisa mengarahkan atau

mengontrol tentang permasalahan yang terjadi pada anggota keluarga

yang mengalami gangguan jiwa. Mayoritas penyebab orang dengan

gangguan jiwa adalah pulang dari bekerja di luar negeri, persoalan

asmara dan kepercayaan mistik yang masih sering terjadi di ketiga desa

tersebut.

62

5.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian terdiri dari data umum dan data khusus. Data umum

meliputi: jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, hubungan

dengan keluarga dan suku. Sedangkan data khusus yang didasarkan pada

variabel yang diukur, yaitu: kecerdasan emosi keluarga dan dukungan

keluarga pada pasien skizofrenia.

5.2.1 Data Umum

Data umum yang diidentifikasikan dari responden meliputi: jenis

kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, hubungan dengan keluarga

dan suku.

5.2.1.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Prosentase (%) 1 Perempuan 38 64 2 Laki-laki 21 36

Total 59 100 Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar

respondennya berjenis kelamin perempuan sebanyak 64%

5.2.1.2 Karakteristik responden berdasarkan usia

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan usia responden di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

No Usia Frekuensi (f) Prosentase (%) 1 17 – 25 tahun 0 0 2 26 – 35 tahun 5 8 3 36 – 45 tahun 13 22 4 46 – 55 tahun 19 32 5 56 – 65 tahun 18 31 6 >66 tahun 4 7

Total 59 100

63

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar

berusia 46 – 55 tahun sebanyak 32% dan sebagian kecil usia > 66 tahun

sebanyak 7%.

5.2.1.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan terakhir responden di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

No Pendidikan Terakhir Frekuensi (f) Prosentase (%) 1 SD 29 49 2 SMP 13 22 3 SMA 16 27 4 Perguruan Tinggi 1 2

Total 59 100 Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar

berpendidikan terakhir SD sebanyak 49% dan sebagian kecil

berpendidikan terakhir Perguruan Tinggi sebanyak 2%.

5.2.1.4 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan responden di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

No Pekerjaan Frekuensi (f) Prosentase (%) 1 PNS 0 0 2 Swasta 7 12 3 Wiraswasta 16 27 4 Buruh Tani 17 29 5 Lain-lain 19 32

Total 59 100 Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar

memiliki pekerjaan sebagai lain-lain yaitu Ibu Rumah Tangga sebanyak

32% dan sebagian kecil memiliki pekerjaan swasta sebanyak 12%.

64

5.2.1.5 Karakteristik responden berdasarkan hubungan dengan keluarga

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi berdasarkan hubungan dengan keluarga responden di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

No Hubungan dengan keluarga Frekuensi (f) Prosentase (%) 1 Anak usia > 17 tahun 2 3 2 Orang Tua 31 53 3 Suami/ Istri 7 12 4 Saudara yang tinggal 1 rumah 19 32

Total 59 100 Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar

hubungan pasien dengan keluarga adalah orang tua sebanyak 53% dan

sebagian kecil hubungan pasien dengan keluarga adalah anak usia> 17

tahun sebanyak 3%.

5.2.1.6 Karakteristik responden berdasarkan suku

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi berdasarkan suku responden di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

No Suku Frekuensi (f) Prosentase (%) 1 Jawa 59 100 2 Sunda 0 0 3 Batak 0 0 4 Madura 0 0 5 Lain-lain 0 0

Total 59 100 Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa semua responden

sebanyak 100% memiliki latarbelakang suku budaya jawa.

5.2.2 Data Khusus

Setelah mengetahui dari data umum dalam penelitian ini maka akan

ditampilkan hasil penelitian berdasarkan dengan data khusus yang

65

meliputi: Kecerdasan emosi keluarga dengan dukungan keluarga pada

pasien skizofrenia dalam bentuk tabel distribusi frekuensi serta tabulasi

silang tentang variabel independent dan variabel dependent.

5.2.2.1 Kecerdasan Emosi Keluarga pada Pasien Skizofrenia di Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun

Tabel 5.7 Kecerdasan Emosi Keluarga pada pasien Skizofrenia di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

No Kecerdasan Emosi Frekuensi (f) Prosentase (%) 1 Kurang 6 10,2 2 Cukup 30 50,8 3 Baik 23 39,0

Total 59 100 Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa kecerdasan emosi

pada pasien skizofrenia di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun dari 59

responden yang termasuk dalam kategori cukup sebanyak 50,8% dan

yang termasuk kategori kurang sebanyak 10,2%.

5.2.2.2 Dukungan Keluarga pada Pasien Skizofrenia di Kecamatan Geger

Kabupaten Madiun

Tabel 5.8 Dukungan Keluarga pada pasien Skizofrenia di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

No Kecerdasan Emosi Frekuensi (f) Prosentase (%) 1 Kurang 8 13,6 2 Cukup 29 49,2 3 Baik 22 37,3

Total 59 100 Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui bahwa dukungan keluarga

pada pasien skizofrenia di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun dari 59

66

responden terdapat 49,2% dukungan keluarga cukup dan 13,6%

dukungan keluarga kurang.

5.2.2.3 Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Dukungan Keluarga pada

Pasien Skizofrenia di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

Tabel 5.9 Tabel Silang Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Dukungan Keluarga pada pasien Skizofrenia di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

Kecerdasan Emosi

Dukungan Keluarga Total

Kurang Cukup Baik N % N % N % N %

Kurang 5 8,3 1 1,7 0 0 6 10,2 Cukup 3 5,1 25 42,4 2 3,4 30 50,8 Baik 0 0 3 5,1 20 33,9 23 39,0 Total 8 13,6 28 49,2 22 37,3 59 100,0

α = 0, 05 r = 0,834 ρ value = 0,000

Berdasarkan tabel 5.9 diatas menunjukan bahwa kecerdasan emosi

keluarga yang paling banyak diberikan kepada orang dengan gangguan

jiwa termasuk dalam kategori cukup sebanyak 50,8% serta dukungan

keluarga sebanyak 49,2%.

Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan uji statistik

Somers’D dengan program SPSS versi 16.0 didapatkan ρ value = 0,000 <

α = 0,05, artinya Ha diterima berarti ada hubungan kecerdasan emosi

dengan dukungan keluarga pada pasien skizofrenia di 3 Desa Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun. Hasil uji statistik Somers’D bahwa r hitung =

0,482 yaitu positif yang berarti semakin baik kecerdasan emosi keluarga

maka semakin baik dukungan keluarga yang diberikan kepada orang

dengan gangguan jiwa. Keeratan hubungan dapat dilihat dari nilai r

hitung = 0,482 yang dikategorikan sedang (0,40 – 0,599) yang artinya

67

keeratan hubungan kecerdasan emosi keluarga dengan dukungan

keluarga pada pasien skizofrenia di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten

Madiun adalah sedang.

5.3 Pembahasan

5.3.1 Kecerdasan Emosi Keluarga pada Pasien Skizofrenia di 3 Desa

Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa

kecerdasan emosi keluarga pada pasien skizofrenia di 3 Desa Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun yang termasuk dalam kategori kecerdasan

emosi keluarga cukup sebanyak 50,8%. Sesuai dengan kuesioner

kecerdasan emosi jawaban tertinggi dari 4 indikator kuesioner tersebut

adalah mengenal emosi karena mayoritas responden mengetahui suasana

hati yang dimiliki. Peneliti berpendapat apabila anggota keluarga

berkumpul maka akan menjadi moodboster dalam lingkungan keluarga,

karena keluarga salah satu partner terdekat. Menurut Goleman (2007)

Kemampuan untuk membaca emosi seseorang dan mengenali dampak

suatu permasalahan menggunakan insting untuk menuntun keputusan.

Kecerdasan emosi dapat diperoleh dan dipergunakan dalam kehidupan

sehari-hari.

Pada kuesioner kecerdasan emosi indikator keempat mengenai

menggunakan emosi dimana skor pada indikator tersebut sebanyak

1.404. Peneliti berpendapat bahwa responden dapat merasakan senang

dan bahagia tetapi responden tidak dapat mempertahankan suasana hati

68

yang baik ketika segala sesuatu tidak berjalan secara sempurna.Menurut

Cooper & Sawaf mengemukakan bahwa kecerdasan emosi adalah

kemampuan merasakan, memahami dan secara selektif menerapkan daya

dan kemampuan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang

manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut untuk belajar mengakui,

menghargai perasaan orang lain dan diri sendiri serta menanggapinya

dengan tepat, menerapkan secara efektif energi dalam kehidupan sehari-

hari. Dimana kecerdasan emosional juga merupakan kemampuan untuk

menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan, untuk

membangun produktif dan meraih keberhasilan (Dalam Ary Ginanjar,

2001).

Berdasarkan kuesioner kecerdasan emosi indikator kedua mengenai

memahami emosi dimana skor pada indikator tersebut sebanyak 1.394.

Peneliti berpendapat bahwa responden mengetahui alasan suasana hati

yang dirasakan tetapi responden tidak dapat menjelaskan alasan ketika

sedang merasa cemas. Menurut Goleman (2002) orang yang cakap secara

emosional dapat mengetahui dan menangani perasaan dengan baik,

mampu membaca dan menghadapi perasaan orang lain dengan efektif.

Sedangkan pada kuesioner kecerdasan emosi indikator ketiga

mengenai mengatur emosi dimana skor pada indikator tersebut sebanyak

1.210.Sesuai data dari kuesioner kecerdasan emosi, peneliti berpendapat

bahwa responden dapat mengendalikan suasana hati ketika mulai

merasakan suasana hati yang tidak menentu tetapi responden tidak dapat

69

mengendalikan suasana hati. Menangani perasaan agar perasaan dapat

terungkap dengan tepat merupakan kecakapan yang bergantung pada

kesadaran diri. Mengatur emosi sama dengan seni menghibur diri sendiri,

bukan menjauhi perasaan tidak menyenangkan agar selalu bahagia,

namun tidak membiarkan perasaan menderita berlangsung tak terkendali

sehingga menghapus suasana hati yang menyenangkan (Goleman, 2005).

Tujuannya adalah keseimbangan emosi, bukan menekan emosi.

Aristoteles mengatakannya dengan istilah emosi yang wajar yaitu

keselarasan antara perasaan dan lingkungan.

Pada tabel 5.7 menunjukan kecerdasan emosi kurang sebanyak

10,2% keluarga pada pasien skizofrenia di 3 Desa Kecamatan Geger

Kabupaten Madiun. Peneliti berpendapat bahwa mayoritas keluarga ragu

dan mangatakan tidak penting dalam mengenali emosi sehingga keluarga

kurang mampu dalam menggunakan emosi yang dapat berakibat pada

keluarga yang mengalami skizofrenia.

Menurut Goleman (2007) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

kecerdasan emosi adalah pengalaman yang artinya kecerdasan emosional

dapat meningkatkan sepanjang hidup manusia. Sepanjang perjalanan

hidup yang normal, kecerdasan emosional cenderung bertambah

sementara manusia belajar untuk menangani suasana hati, menangani

emosi-emosi yang menyulitkan, sehingga semakin cerdas dalam hal

emosi dan dalam berhubungan dengan orang lain.

70

5.3.2 Dukungan Keluarga pada Pasien Skizofrenia di 3 Desa Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun

Hasil penelitian tabel 5.8 menunjukkan bahwa dukungan keluarga

pada pasien skizofrenia di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

yang termasuk dalam kategori dukungan keluarga cukup 49,2%. Sesuai

dengan instrument penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan

jawaban tertinggi dari 4 indikator kuesioner dukungan keluarga adalah

dukungan penilaian yang mayoritas responden menunjukkan bahwa

pasien dengan keluarga saling peduli. Peneliti berpendapat bahwa

keluarga mendukung dengan apa yang diperlukan pasien mulai dari

tindakan, sikap maupun motivasi dan aktivitas yang dilakukan sehari-

hari.

Menurut Friedman (2010) dukungan keluarga merupakan support

system yang diberikan oleh keluarga dalam menghadapi masalah anggota

keluarganya. Keluarga merupakan orang yang paling dekat dan tempat

yang paling nyaman bagi pasien gangguan jiwa. Keluarga dapat

meningkatkan semangat dan motivasi untuk berperilaku sehat, yaitu

dengan memberikan perawatan dan pengobatan yang layak. Dukungan

keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap pasien

gangguan jiwa. Dukungan keluarga yang di wujudkan dalam bentuk

kasih sayang, adanya kepercayaan, kehangatan, perhatian, saling

mendukung dan menghargai antar keluarga.

71

Pada kuesioner dukungan keluarga indikator kedua mengenai

dukungan informasi dimana skor pada indikator tersebut sebanyak 788.

Sesuai dengan item indikator pada kuesioner peneliti berpendapat bahwa

keluarga sering membantu pasien gangguan jiwa untuk tetap menjaga

kesehatan sesuai dengan arahan dokter, tetapi keluarga jarang

menyarankan orang dengan gangguan jiwa untuk rutin kontrol atau

berobat ke pelayanan kesehatan terdekat atau puskesmas. Dukungan

informasi keluarga merupakan suatu dukungan atau bantuan yang

diberikan oleh keluarga dalam bentuk memberikan saran atau masukan,

nasehat atau arahan dan memberikan informasi-informasi penting yang

sangat dibutuhkan pasien gangguan jiwa dalam meningkatkan status

kesehatannya (Bomar, 2004)

Berdasarkan kuesioner dukungan keluarga indikator ketiga

mengenai dukungan instrumental dimana skor pada indikator tersebut

sebanyak 747. Menurut peneliti keluarga menyediakan transportasi untuk

mempermudah dalam perawatan kesehatan di pelayanan kesehatan

terdekat, tetapi keluarga jarang meluangkan waktu untuk menemani

pasien gangguan jiwa kontrol ke pelayanan kesehatan terdekat.

Dukungan instrumental atau penghargaan dari keluarga kepada pasien

gangguan jiwa sangat penting dilakukan dalam upaya meningkatkan

semangat, motivasi dan peningkatan harga diri pasien gangguan jiwa,

sehingga dapat mempengaruhi pembentukan perilaku yang adaptif dari

pasien untuk menjaga kesehatannya (Chafetz, 2009).

72

Sedangkan pada kuesioner dukungan keluarga indikator pertama

mengenai dukungan emosional dimana skor pada indikator tersebut

sebanyak 479. Sesuai dengan data pada kuesioner, peneliti berpendapat

bahwa responden memberikan perhatian dengan menciptakan suasana

lingkungan rumah yang nyaman untuk orang dengan gangguan

jiwa.Secara emosional, dukungan dari keluarga menunjukan hal positif

dan baik. Setiap keluarga memberikan dukungan yang membuat pasien

gangguan jiwa yaitu anggota keluarganya ada yang memperhatikan dan

keluarga selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik agar anggota

keluarganya dapat sembuh (Hartono, 2014).

Berdasarkan tabel karakteristik responden diketahui sebagian besar

responden berusia 46 – 55 tahun sebanyak 32% dan berpendidikan

terakhir sekolah dasar sebanyak 49% serta tidak memiliki pekerjaan

sebanyak 32%. Data dari faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga,

peneliti berpendapat semakin rendahnya pengetahuan dan pengalaman

mengenai perawatan pasien gangguan jiwa maka semakin minim juga

dukungan yang diberikan, dengan didukung tempat penelitian yang

diambil mayoritas berpendidikan terakhir sekolah dasar yang minimnya

pengetahuan dan memiliki tidak memiliki pekerjaan atau sebagai ibu

rumah tangga, yang seharusnya keluarga sering dirumah bersama orang

dengan gangguan jiwa tetapi karena pengetahuan dan pengalaman yang

kurang maka dukungan keluarga pada pasien gangguan jiwa juga kurang.

73

Setiadi (2008) mengatakan keyakinan seseorang terhadap adanya

dukungan yang terbentuk oleh variabel intelektual yang terdiri dari

pengetahuan, latar belakang pendidikan dan pengalaman masa lalu,

kemampuan kognitif yang membentuk cara berfikir seseorang dalam

kemampuan untuk memahami faktor-faktor penyebab penyakit yang

diderita individu dan pengetahuan tentang kesehatan untuk menjaga

kesehatan dalam memberi dukungan.

Berdasarkan tabel 5.8 menunjukan dukungan keluarga kurang

sebanyak 13,6% keluarga pada pasien skizofrenia di 3 Desa Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun. Peneliti berpendapat bahwa masih terdapat

keluarga yang kadang-kadang memberikan dukungan pada pasien

skizofrenia. Hal ini disebabkan karena responden yang merawat pasien

berpendidikan terakhir sekolah dasar dan tidak memiliki pekerjaan,

sehingga dukungan yang diberikan sangat minim sekali dan dapat

menyebabkan kekambuhan pada pasien skizofrenia.

Menurut Yenni (2011) menyatakan bahwa secara umum pekerjaan

akan berhubungan dalam memberikan dukungan kepada anggota

keluarganya yang sakit. Serta menurut Notoatmodjo (2007) pendidikan

dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang termasuk juga perilaku

seseorang terhadap pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap

seseorang.

74

5.3.3 Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Dukungan Keluarga pada

Pasien Skizofrenia di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

Hasil uji Somers’D menunjukkan bahwa ρ value = 0,000 < α =

0,05, artinya Ha diterima berarti ada hubungan kecerdasan emosi dengan

dukungan keluarga pada pasien skizofrenia di 3 Desa Kecamatan Geger

Kabupaten Madiun. Hasil uji statistik Somers’D bahwa r hitung = 0,482

yaitu positif yang berarti semakin baik kecerdasan emosi keluarga maka

semakin baik dukungan keluarga yang diberikan kepada orang dengan

gangguan jiwa. Keeratan hubungan dapat dilihat dari nilai r hitung =

0,482 yang dikategorikan sedang yang artinya keeratan hubungan

kecerdasan emosi keluarga dengan dukungan keluarga pada pasien

skizofrenia di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun adalah

sedang. Peneliti berpendapat bahwa kecerdasan emosi yang baik pada

pasien gangguan jiwa dapat mendukung proses penyembuhan pasien

skizofrenia. Kurangnya Dukungan keluarga terhadap pasien perlu segera

diatasi dengan cara mengontrol pola interaksi keluarga dengan pasien

gangguan jiwa meliputi terjalinnya komunikasi, saling mendukung dan

memotivasi pasien, karena akan mempengaruhi kondisi kesehatan pasien

gangguan jiwa dalam menjalani proses penyembuhan.

Dari hasil analisa data diperoleh kecerdasan emosi keluarga dengan

dukungan keluarga yaitu dukungannya cukup. Hal ini di dukung oleh

teori menurut Goleman (2009) yang menyatakan bahwa salah satu faktor

kecerdasan emosi baik yang mempengaruhi proses penyembuhan yaitu

75

dari lingkungan keluarga. Dukungan yang baik merupakan dominan

penting bagi seseorang yang dapat merasakan perasaan saling memiliki

antara satu sama lain sehingga tercipta hubungan yang saling mendukung

(Setiadi, 2008).

Dari hasil analisa didapatkan data bahwa keluarga dengan

kecerdasan emosi cukup dan memberikan dukungan cukup adalah 42,4%

serta kecerdasan emosi cukup yang memberikan dukungan baik adalah

3,4% dan dukungan keluarga kurang adalah 5,1%. Sementara

kecerdasan emosi baik yang memberikan dukungan baik adalah 33,9%

dan memberikan dukungan cukup 5,1%. Pada data kecerdasan emosi

kurang namun dapat memberikan dukungan cukup 1,7% dan dukungan

kurang 8,3%. Hal ini menunjukan bahwa kecerdasan emosi cukup dapat

memberikan dukungan keluarga baik.Peneliti berpendapat responden

kurang dalam mengatur emosi karena tidak dapat mengendalikan suasana

hati tetapi sebaliknya responden aktif dalam dukungan informasi yang

diberikan meliputi keluarga membantu pasien gangguan jiwa untuk tetap

menjaga kesehatan sesuai dengan arahan dokter.

Menurut Susilowati (2016) dijelaskan bahwa dukungan keluarga

yang dibutuhkan dalam merawat pasien skizofrenia cukup tinggi dimana

selain dukungan emosi juga dukungan peneliaian yang memerlukan

kecerdasan emosi. Dukungan penilaian merupakan ketrampilan

penerimaan, penghargaan, menggunakan koping dengan berfikir positif.

Dengan demikian seyogyanya kecerdasan emosi yang harus dimiliki

76

keluarga juga harus cukup baik karena kecerdasan emosi yang sedang

saja, dapat memberikan dukungan yang kurang. Kecerdasan emosi

sedang adalah mengenal orang lain dan membina hubungan dengan

orang lain dilakukan hanya kadang-kadang saja.

77

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini peneliti akan menyampaikan tentang hubungan kecerdasan

emosi dengan dukungan keluarga pada pasien skizofrenia di 3 Desa Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kecerdasan Emosi Keluarga pada Pasien Skizofrenia di 3 Desa

Kecamatan Geger Kabupaten Madiun adalah cukup yaitu sebanyak

50,8%

2. Dukungan Keluarga pada Pasien Skizofrenia di 3 Desa Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun adalah cukup yaitu sebanyak 49,2%

3. Ada hubungan yang signifikansi antara kecerdasan emosi dengan

dukungan keluarga pada pasien skizofrenia di 3 Desa Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun dengan ρ value = 0,000 < α = 0,05. Nilai

keeratan diantara kedua variabel yaitu 0,482 yang dikategorikan

sedang (0,40 – 0,599)

6.2 Saran

1. Bagi Puskesmas

Diharapkan pihak puskesmas dapat memberikan konseling mengenai

bagaimana cara mengatur emosi dan memberikan dukungan emosi

78

berupa perhatian dan kasih sayang saat menghadapi anggota keluarga

yang mengalami gangguan jiwa

2. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini hanya menganalisis adanya hubungan mengenai

kecerdasan emosi dengan dukungan keluarga pada pasien skizofrenia

di 3 Desa Kecamatan Geger Kabupaten Madiun, dapat dilakukan

intervensi untuk keluarga agar dapat mengontrol emosi dalam

merawat pasien skizofrenia

79

DAFTAR PUSTAKA

Adianta, I Ketut Alit dkk. 2017. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia. Jurnal: STIKES Bali. Diakses pada tanggal 28 September 2017.

Agustian, Ary Ginanjar. 2001. Rahasia sukses membangun kecerdasan emosional

dan kecerdasan emosional spiritual , ESQ. Argo: Jakarta Anggraeni, Titik. 2016. Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Frekuensi

Kekambuhan Klien Skizofrenia Di IGD Rumah Sakit Jiwa Derah Surakarta.Jurnal: Akademi Keperawatan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.Diakses pada tanggal 17 Oktober 2017.

Azwar, Saifuddin. 2011. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. Berita Jatim 2016. Dinas Sosial Jawa Timur

2016.http://m.beritajatim.com/pendidikan_kesehatan/286829/penderita_gangguan_jiwa_di_jatim_naik_drastis.html (Diakses pada November 2017).

Bomar, P. J. 2004. Promoting Health in Families: Applying Family Researh and

Theory to Nursing Practice.Philadelphia: W. B Sounders Company Chafetz, Jannet Saltzman. 2009. The Gender Division of Labour and

Reproductionof Female Disadvantage: To Ward an Integrated Theory. In R. l Blumberg, Gender Family and Economy; The Triple Overlap nerbury park. Sage publication

Chaplin. 2011. Kamus Lengkap Psikologi, penerjemah Kartini Kertono, Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada. Davis, Keith. 2006. Perilaku dalam Organisasi, Edisi 7, Terjemahan: Agus

Dharma, Jakarta: Erlangga. Departemen kesehatan. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar-

RISKESDAS-Indonesia tahun 2013. Jakarta: Depkes RI. Friedman, Marilyn M. 2010. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.Edisi 5,

Jakarta; EGC. Goleman, Daniel. 2005. Kecerdasan Emosi; untuk mencapai puncak prestasi.

Terjemahan Alex Tri Kantjono. 2005, Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

80

______________. 2007. Mengapa EI lebih penting daripada IQ. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

______________. 2009. Emotional Inttelegency. Jakarta: Gramedia Pustaka. Hartono, D. 2014. Gambaran Sikap dan Dukungan terhadap Penderita Gangguan

Jiwa di Kecamatan Kartasura. Jurnal: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Hawari, D. 2007. Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia.Jakarta:

Balai Penerbit FKUI. Pieter, H.Z. 2010.Pengantar Psikologi dalam Keperawatan. Jakarta: Prenada

Media Group. Hidayat.2011. Metodologi Penelitian Tehnik Analisa Data. Jakarta: Salemba

Medika. Idris, Muhammad 2016.Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat

Kekambuhan Pada Pasien Skizofrenia Di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta Timur Tahun 2016.Jurnal: Progam Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta.Diakses pada tanggal 17 Oktober 2017.

Keliat. 2012. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunias. Jakarta: Kemenkes RI. Maramis. 2005. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya. Airlangga University Press. Masaong., dkk. 2011. Kepemimpinan Berbasis Mulitiple Intellegence: sinergi

kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual untuk meraih kesuksesan yang gemilang. Bandung: Alfabeta.

Mesum, R & Khan, I. 2014.Examining the Relationship between Emotional

Intellegence and Aggressiob among Undergraduate Stundents of Karachi.

Educational Research International

Myers. 2004. Manajemen dengan Kecerdasan Emosional. Bandung: Nuansa

Cendikia. Nazir. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nggermanto, A. 2008.Quantum Quotient, Kecerdasan Quantum.Bandung:

Nuansa

81

Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta

____________. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi 2, Jakarta: Rineka

Cipta. Nurdiana.2007. Korelasi Peran Serta Keluarga terhadap Tingkat Kekambuhan

Skizofrenia.http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id/download.php?id=322. Diperoleh pada tanggal 30 januari 2017.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen. Edisi 2.Jakarta; Salemba Medika.

_______. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktisi.

Edisi 4, Jakarta; Salemba Medika. Pieter, Herri Zan dkk, 2010.Pengantar Psikologi Dalam Keperawatan.Edisi 1,

Jakarta; Kencana. Prabowo, Eko. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogjakarta; Nuha Medika. Raharjo, Agus Budi. 2014. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kekambuhan Pada

Pasien Skizofrenia Di RSJD dr. Amino Gundohutomo Semarang. Jurnal: Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang.Diakses pada tanggal 19 Oktober 2017.

Riset Kesehatan Dasar Indonesia, 2013.Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Sari, Hasmila dkk. 2011. Dukungan keluarga Dalam Mencegah Kekambuhan

Pasien Skizofrenia Di Poliklinik Rawat Jalan RSJ Aceh. Jurnal: Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.Diakses pada tanggal 21 Desember 2017.

Setiadi, 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga, Yogjakarta: Graha

Ilmu. Sopiyudin, Dahlan. 2011. Statistik Untuk Penelitian. Edisi 5. Jakarta: Salemba

Medika. Sugiono, S. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sujarweni, VW. 2014. Metodologi Penelitian Keperawatan, Yogjakarta; Gava

Media.

82

Susilowati dkk.2016.Fakor Yang Berhubungan Dengan Dukungan Keluarga Dalam Merawat Pasien Skizofrenia.Jurnal: Progam Magister Keperawatan Peminatan Keperawatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.Diakses pada tanggal 17 Oktober 2017.

WHO 2016.World Health Organization. World Health Statistic, Geneva: WHO.

Diakses pada September 2017. Yenni. 2011. Hubungan dukungan keluarga dan karakteristik lansia dengan

kejadian stroke pada lansia hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Perkotaan Bukittinggi. Tesis.Universitas Indonesia. Depok Diakses pada tanggal 13 Juni 2018

Yunico, Alfin. 2016. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Perilaku

Altruistik Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Jurusan DIII Perbankan Syariah Angkatan 2013 UIN Raden Fatah Palembang.Jurnal; Prodi Psikolog Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

Yunus, Taufiq. 2014. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat

Kekambuhan pada Pasien Skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Grhasia Diy.http://opac.say.ac.id/521/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf (Diakses pada 15 Mei 2016).

Zulfan, Saam dkk. 2013. Psikologi Keperawatan. Edisi 2, Jakarta; PT Raja

Grafindo Persada.

83

LAMPIRAN-LAMPIRAN

84

Lampiran 1

Surat Pencarian Data Awal

85

86

Lampiran 2

Surat Permohonan Uji Validitas & Reliabilitas

87

Lampiran 3

Surat Ijin Penelitian

88

89

Lampiran 4

Surat Keterangan Selesai Penelitian

90

Lampiran 5

Lembar Konsultasi

91

92

Lampiran 7

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat ,

Saya sebagai mahasiswa Progam Studi Keperawatan STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun,

Nama : Roshella Avinka Prameswari

NIM : 201402045

Bermaksud melakukan penelitian tentang “Hubungan Kecerdasan Emosi

dengan Dukungan Keluarga pada Pasien Skizofrenia di Kecamatan Geger

Kabupaten Madiun”.

Adapun informasi yang Bapak/ Ibu berikan akan dijamin kerahasiaanya dan

saya akan tanggung jawab apabila informasi yang diberikan merugikan

Bapak/Ibu.

Sehubungan dengan hal tersebut, apabila saudara setuju ikut serta dalam

penelitian ini dimohon untuk menandatangani kolom yang telah disediakan.

Untuk kesedian dan kerjasamanya saya mengucapkan terima kasih.

Madiun, 23 Maret 2018

Peneliti Responden

Roshella Avinka Prameswari

NIM. 201402045

____________________

93

Lampiran 8

KISI-KISI KUESIONER

KECERDASAN EMOSI

No Uraian Nomor Jumlah

1 Mengenal keadaan emosi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 8

2 Memahami emosi 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 7

3 Mengatur emosi 16, 17, 18, 19, 20, 21 6

4 Menggunakan emosi 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28 7

JUMLAH 28

KISI-KISI KUESIONER

KECERDASAN EMOSI

No Uraian Nomor Jumlah

1 Dukungan Emosi 1, 2, 3 3

2 Dukungan Informasional 4, 5, 6, 7, 8 5

3 Dukungan Instrumental 9, 10, 11, 12, 13 5

4 Dukungan Penilaian 14, 15, 16, 17, 18 5

JUMLAH 18

94

Lampiran 9

No Responden: … …

LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN DUKUNGAN KELUARGA

PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI KECAMATAN GEGER KABUPATEN

MADIUN

Petunjuk:

1. Berilah tanda lingkaran (√) pada salah satu jawaban yang benar

2. Semua pertanyaa harus dijawab

3. Bila ada yang kurang dimengerti silahkan bertanya pada peneliti

A. DATA DEMOGRAFI

1. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

2. Usia : 17-25 tahun 26-35 tahun

36-45 tahun 46-55 tahun

56-65 tahun > 66 tahun

3. Pendidikan terakhir : SD SMP

SMA Perguruan Tinggi

4. Pekerjaan : PNS Swasta

Wiraswasta Buruh Tani

Lain-lain: …………….

5. Status hubungan keluarga : Anak

Orang tua

Suami/ Istri

Saudara yang tinggal satu rumah

6. Suku : Jawa Sunda

Batak Madura

Lain-lain: …………..

95

B. KUESIOENER

Isilah kolom dibawah ini dengan tanda checklist (√) sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Setiap pertanyaan

dijawab dengan satu jawaban yang menurut anda paling sesuai, dengan

penjelasan sebagai berikut :

Kuesioner Kecerdasan Emosi Keluarga pada pasien Skizofrenia

Keterangan :

SP = Sangat penting

P = Penting

R = Ragu-ragu

TP = Tidak penting

STP = Sangat tidak penting

No Pertanyaan SP P R TP STP

Mengenal keadaan emosi

1 Saya tahu dengan benar perasaan saya

2 Saya dapat mengungkapkan suasana hati saya

kepada orang lain

3 Saya sadar akan perubahan dalam suasana hati

saya

4 Saya dapat mengenali diri sendiri ketika mulai

merasa frustasi atau marah

5 Saya dapat mengenali diri sendiri ketika mulai

merasa senang atau gembira

6 Saya mengetahui suasana hati yang saya miliki

7 Saya begitu memperhatikan keadaan pikiran saya

8 Saya dapat menjelaskan perasaan saya

Memahami emosi

9 Saya tahu penyebab dari kesedihan yang saya

alami

10 Suasana hati saya mudah diketahui dan dipahami

11 Saya memahami apa yang sedang saya rasakan

12 Saya mengetahui alasan suasana hati saya

13 Saya menyadari bahwa suasana hati saya berubah-

ubah

14 Saya mengetahui apa yang saya rasakan sekarang

15 Ketika cemas, saya dapat menjelaskan mengapa

96

merasa seperti itu

Mengatur emosi

16 Saya dapat mengendalikan suasana hati saya

waktu mulai merasakan suasana yang tidak

menentu

17 Saya dapat menahan emosi yang membuat saya

lebih baik

18 Saya dapat mengendalikan perilaku saat suasana

hati yang tidak baik

19 Saya dapat mengendalikan diri saat saya sedang

merasa sangat marah

20 Saya dapat mengetahui perasaan emosi yang

sedang tidak menentu

21 Saya dapat mengendalikan suasana hati saya

Menggunakan emosi

22 Saya antusias ketika sedang dibutuhkan orang lain

23 Saya mempertahankan suasana hati yang baik

ketika segala sesuatu tidak berjalan dengan

sempurna

24 Saya dapat menempatkan diri ketika dalam

suasana senang

25 Saya dapat menempatkan diri ketika dalam

suasana marah

26 Saya dapat merasakan senang dan bahagia

27 Ketika suasana hati buruk, saya dapat membuat

diri saya sendiri tenang

28 Saya mempertahankan suasana hati yang baik

dalam jangka waktu lama

97

Kuesioner Dukungan Keluarga pada pasien Skizofrenia

Keterangan :

1. TP = Tidak Pernah

2. KD = Kadang-kadang

3. SR = Sering

4. SL = Selalu

No Pertanyaan TP KD SR SL

Dukungan Emosional

1 Saya memberikan perhatian dengan

menciptakan suasana lingkungan rumah yang

nyaman untuk orang dengan gangguan jiwa

2 Saya mendengarkan curhatan hati orang

dengan gangguan jiwa ketika sedang merasa

sedih

3 Saya memberikan kasih sayang dalam proses

penyembuhan/ mencegah terjadinya

kekambuhan

Dukungan Informasi

4 Saya mencari informasi tentang masalah

kesehatan jiwa

5 Saya menyarankan orang dengan gangguan

jiwa untuk rutin kontrol atau berobat ke

pelayanan kesehatan terdekat atau puskesmas

6 Saya menerima kunjungan dari Puskesmas

atau Pelayanan Kesehatan terdekat

7 Saya membantu orang dengan gangguan jiwa

untuk tetap menjaga kesehatan sesuai dengan

arahan dokter

8 Saya sering berkomunikasi dengan pelayanan

kesehatan

Dukungan Instrumental

9 Saya berperan aktif dalam menjaga dan

merawat orang dengan gangguan jiwa

10 Saya meluangkan waktu untuk menemani

orang dengan gangguan jiwa kontrol ke

pelayanan kesehatan terdekat atau puskesmas

11 Saya menyediakan transportasi untuk

mempermudah dalam perawatan kesehatan

98

12 Saya membantu orang dengan gangguan jiwa

ketika mengalami kesulitan dalam

beraktivitas seperti: makan, minum, buang air

besar/ kecil, dll

13 Saya mempunyai pendapatan yang memadai

untuk kebutuhan sehari-hari

Dukungan Penilaian

14 Saya membimbing orang dengan gangguan

jiwa agar tetap menjaga kondisi kesehatan

15 Saya menunjukkan bahwa kita sebagai

keluarga terdekat saling peduli

16 Saya melibatkan orang dengan gangguan jiwa

dalam mengambil keputusan terkait masalah

yang sederhana seperti: menu masakan,

pekerjaan rumah, dll

17 Saya menyarankan orang dengan gangguan

jiwa agar tetap menjalin hubungan sosial

dengan orang lain

18 Saya memotivasi orang dengan gangguan

jiwa untuk tetap menjalankan kegiatan/ hobi

99

Lampiran 10

Hasil Uji Validasi Variabel Kecerdasan Emosi Keluarga

No r hitung Syarat Keterangan

1 0,659 > 0,349 Item soal valid

2 0,634 > 0,349 Item soal valid 3 0,680 > 0,349 Item soal valid 4 0,697 > 0,349 Item soal valid 5 0,542 > 0,349 Item soal valid

6 0,615 > 0,349 Item soal valid

7 0,518 > 0,349 Item soal valid 8 0,586 > 0,349 Item soal valid

9 0,623 > 0,349 Item soal valid

10 0,423 > 0,349 Item soal valid

11 0,671 > 0,349 Item soal valid

12 0,708 > 0,349 Item soal valid 13 0,619 > 0,349 Item soal valid 14 0,815 > 0,349 Item soal valid 15 0,424 > 0,349 Item soal valid

16 0,290 > 0,349 Item soal tidak valid

17 0,496 > 0,349 Item soal valid

18 0,459 > 0,349 Item soal valid 19 0,350 > 0,349 Item soal valid 20 0,511 > 0,349 Item soal valid

21 0,588 > 0,349 Item soal valid

22 0,136 > 0,349 Item soal tidak valid 23 0,642 > 0,349 Item soal valid 24 0,379 > 0,349 Item soal valid

25 0,464 > 0,349 Item soal valid

26 0,589 > 0,349 Item soal valid

27 0,752 > 0,349 Item soal valid 28 0,720 > 0,349 Item soal valid 29 0,712 > 0,349 Item soal valid 30 0,536 > 0,349 Item soal valid

100

Lampiran 11

Hasil Uji Validasi Variabel Dukungan Keluarga Pada Pasien Skizofrenia

No r hitung Syarat Keterangan

1 0,366 > 0,422 Item soal tidak valid

2 0,464 > 0,422 Item soal valid 3 0,419 > 0,422 Item soal tidak valid 4 0,756 > 0,422 Item soal valid 5 0,697 > 0,422 Item soal valid

6 0,734 > 0,422 Item soal valid

7 0,684 > 0,422 Item soal valid 8 0,862 > 0,422 Item soal valid

9 0,941 > 0,422 Item soal valid

10 0,675 > 0,422 Item soal valid

11 0,681 > 0,422 Item soal valid

12 0,619 > 0,422 Item soal valid 13 0,818 > 0,422 Item soal valid 14 0,752 > 0,422 Item soal valid 15 0,693 > 0,422 Item soal valid

16 0,730 > 0,422 Item soal valid

17 0,834 > 0,422 Item soal valid

18 0,582 > 0,422 Item soal valid 19 0,649 > 0,422 Item soal valid 20 0,618 > 0,422 Item soal valid

101

Lampiran 12 Tabulasi Kecerdasan Emosi Keluarga

Jenis Pendk HubKlmn Terakhr Klg 1 2 3 4 5 6 7 8 Skor 9 10 11 12 13 14 15 Skor 16 17 18 19 20 21 Skor 22 23 24 25 26 27 28 Skor

1 1 6 3 5 2 1 4 3 4 4 5 4 3 3 30 4 5 4 4 5 4 4 30 5 4 3 4 5 4 25 4 3 4 5 5 4 4 29 114 3 BAIK

2 2 3 3 2 3 1 4 3 3 4 4 5 2 2 27 3 5 4 4 4 3 3 26 4 5 4 4 4 4 25 5 4 4 4 4 3 3 27 105 3 BAIK

3 1 4 1 5 2 1 3 2 3 3 2 2 2 1 18 2 3 3 4 3 4 3 22 3 2 3 3 4 5 20 4 3 2 3 4 4 4 24 84 2 CUKUP

4 1 3 1 4 4 1 3 2 1 2 3 4 3 2 20 3 3 4 4 3 2 2 21 3 3 4 4 3 3 20 3 2 3 3 4 3 3 21 82 2 CUKUP

5 2 5 1 5 2 1 3 4 3 2 3 3 4 5 27 4 3 2 2 3 3 5 22 4 3 4 3 3 3 20 4 4 3 2 3 3 4 23 92 2 CUKUP

6 1 2 2 3 1 1 2 3 3 4 3 2 3 3 23 4 4 3 2 3 3 3 22 4 3 3 3 4 4 21 3 2 3 3 4 3 3 21 87 2 CUKUP

7 2 3 1 4 4 1 3 4 3 3 4 4 5 3 29 3 2 3 3 4 5 4 24 4 3 2 3 3 2 17 3 4 4 4 3 3 4 25 95 2 CUKUP

8 1 4 1 5 2 1 4 3 2 3 1 1 2 2 18 3 1 3 2 3 2 3 17 4 1 2 2 1 1 11 2 3 3 4 3 2 1 18 64 1 KURANG

9 2 4 2 3 4 1 2 3 2 3 3 4 3 2 22 2 3 2 2 3 2 4 18 3 2 2 3 4 3 17 3 2 3 2 1 2 3 16 73 2 CUKUP

10 1 5 1 5 2 1 3 4 3 2 3 3 4 3 25 3 2 2 3 3 4 4 21 4 3 3 2 2 2 16 3 3 4 3 3 3 4 23 85 2 CUKUP

11 1 5 1 5 2 1 4 3 4 3 2 2 3 3 24 4 3 4 2 2 4 2 21 3 2 2 3 3 3 16 3 2 2 3 3 3 2 18 79 3 CUKUP

12 2 2 1 4 4 1 5 5 5 4 3 3 2 2 29 1 2 2 3 4 4 3 19 3 2 2 3 3 4 17 4 3 3 2 3 3 4 22 87 3 CUKUP

13 1 4 1 5 2 1 2 3 3 3 2 5 5 3 26 4 4 2 4 3 5 2 24 2 4 4 5 5 2 22 4 4 2 3 4 5 3 25 97 2 CUKUP

14 2 3 2 2 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 4 4 5 5 5 5 33 4 4 4 4 5 5 26 5 4 5 5 5 4 4 32 131 3 BAIK

15 1 5 1 4 2 1 3 4 3 2 1 2 3 2 20 1 2 2 2 1 1 1 10 2 3 2 1 1 2 11 3 2 2 1 1 2 3 14 55 1 KURANG

16 2 4 1 4 2 1 2 1 2 2 3 3 4 3 20 2 3 3 4 3 3 2 20 3 3 4 4 3 3 20 2 2 3 3 4 3 3 20 80 2 CUKUP

17 1 3 3 3 3 1 4 4 4 4 5 5 5 4 35 4 5 4 4 4 4 4 29 4 4 4 5 4 4 25 4 5 4 5 4 4 5 31 120 3 BAIK

18 1 4 3 3 3 1 4 4 5 4 4 3 4 5 33 4 3 3 4 5 5 5 29 4 4 5 4 4 5 26 4 4 4 5 4 4 4 29 117 3 BAIK

19 1 6 3 2 2 1 4 5 4 4 4 5 4 4 34 4 5 4 4 4 5 4 30 4 4 5 4 4 4 25 4 5 4 4 5 4 4 30 119 3 BAIK

20 1 4 1 4 3 1 2 3 4 4 2 4 3 4 26 4 5 2 3 5 3 5 27 2 4 3 2 4 4 19 2 2 4 4 3 5 2 22 94 2 CUKUP

21 2 3 2 2 4 1 2 3 3 3 2 3 4 3 23 2 1 2 3 4 3 2 17 2 1 2 2 3 3 13 4 3 3 2 3 3 3 21 71 2 CUKUP

22 2 6 1 5 2 1 3 2 2 3 3 4 3 2 22 3 3 4 3 2 2 3 20 3 4 3 3 3 2 18 3 3 4 3 3 2 3 21 81 2 CUKUP

23 1 5 1 5 2 1 3 4 3 3 4 3 3 2 25 3 3 4 4 4 3 3 24 2 3 3 4 4 3 19 3 2 3 3 3 4 3 21 89 2 CUKUP

24 1 5 2 5 2 1 4 3 4 4 2 4 5 3 29 4 3 3 3 4 3 4 24 4 4 4 3 4 4 23 4 4 3 3 4 4 4 26 102 2 CUKUP

25 1 4 1 4 2 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 26 4 3 3 3 3 3 19 4 3 4 3 5 3 4 26 101 2 CUKUP

26 1 4 1 5 4 1 4 3 3 3 4 4 4 3 28 3 4 3 4 3 2 3 22 4 4 4 4 4 2 22 4 3 3 3 3 3 4 23 95 2 CUKUP

27 2 4 3 3 4 1 4 4 4 4 4 4 3 1 28 4 5 5 4 3 4 4 29 4 4 4 4 4 5 25 4 5 4 3 5 3 3 27 109 3 BAIK

28 2 3 1 4 4 1 4 3 3 4 4 4 3 4 29 4 3 4 4 4 3 3 25 2 3 4 3 3 3 18 4 3 3 3 4 3 3 23 95 2 CUKUP

29 1 5 3 5 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 4 28 3 3 3 3 3 4 19 4 4 4 4 5 3 5 29 108 3 BAIK

30 2 5 3 3 2 1 4 4 4 3 3 5 5 4 32 5 5 4 4 3 4 5 30 3 4 3 5 3 3 21 5 3 5 5 5 3 3 29 112 3 BAIK

31 1 5 1 5 2 1 3 3 2 2 5 4 2 3 24 4 2 4 4 3 3 3 23 3 4 5 4 3 3 22 4 3 3 5 2 2 2 21 90 2 CUKUP

32 2 5 3 3 2 1 4 4 4 4 4 4 5 5 34 3 5 4 3 4 3 3 25 4 4 5 4 3 4 24 3 3 4 4 5 4 3 26 109 3 BAIK

33 1 3 3 3 4 1 5 4 4 4 4 4 4 5 34 3 4 3 4 4 4 4 26 4 5 4 4 4 4 25 5 4 4 5 4 3 3 28 113 3 BAIK

34 1 4 3 3 3 1 4 4 4 4 4 5 5 5 35 4 5 4 4 4 4 3 28 5 4 4 4 4 5 26 5 5 5 5 4 5 4 33 122 3 BAIK

35 2 4 1 2 4 1 3 2 2 2 4 4 2 2 21 3 3 3 5 2 5 3 24 5 3 3 5 3 2 21 2 4 4 2 3 2 2 19 85 2 CUKUP

36 2 5 3 3 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 3 5 3 27 4 4 3 3 4 4 22 4 4 4 4 4 4 4 28 109 3 BAIK

37 1 5 3 5 3 1 3 2 3 2 2 3 3 2 20 1 2 3 4 3 2 1 16 1 2 3 2 2 3 13 1 3 2 2 1 2 3 14 63 1 KURANG

38 2 4 2 3 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 4 5 4 4 5 5 32 4 4 4 4 4 4 24 3 4 4 4 4 4 4 27 115 3 BAIK

Jml Kode KetIndikator 4

RespIndikator 1 Indikator 2 Indikator 3

Usia Pekrjk Suku

102

39 1 4 3 5 2 1 5 4 4 4 4 5 5 4 35 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 28 115 3 BAIK

40 1 3 3 3 4 1 4 4 4 5 4 4 4 5 34 4 4 4 4 3 4 4 27 4 5 4 5 5 5 28 4 4 5 5 5 5 5 33 122 3 BAIK

41 2 3 1 4 2 1 2 4 3 2 5 5 3 2 26 4 4 3 5 3 2 5 26 3 2 2 5 5 2 19 4 2 2 3 4 3 4 22 93 2 CUKUP

42 1 3 1 4 4 1 2 3 3 2 2 3 3 2 20 2 1 2 2 3 3 4 17 3 3 2 3 3 4 18 3 3 2 3 3 3 4 21 76 2 CUKUP

43 2 2 1 4 1 1 2 4 5 5 2 2 3 3 26 3 3 4 4 5 2 3 24 2 2 3 4 4 5 20 2 4 3 5 4 4 2 24 94 2 CUKUP

44 1 5 2 5 2 1 5 3 3 4 3 4 4 3 29 4 3 3 2 2 2 2 18 3 3 4 4 4 2 20 4 2 4 3 3 4 4 24 91 2 CUKUP

45 1 5 4 4 2 1 3 3 4 4 4 4 4 4 30 4 4 4 4 4 4 4 28 3 3 3 4 4 4 21 3 3 4 4 4 4 4 26 105 3 BAIK

46 2 5 1 5 2 1 3 4 3 2 1 1 2 3 19 2 4 3 2 1 3 3 18 4 3 2 2 1 2 14 3 1 3 2 2 1 1 13 64 1 KURANG

47 1 3 2 3 4 1 4 4 4 5 4 4 4 3 32 4 5 4 3 3 2 3 24 4 4 3 3 3 5 22 2 5 5 3 3 4 4 26 104 3 BAIK

48 1 4 1 4 4 1 3 3 4 3 3 3 3 3 25 3 4 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 18 3 3 3 3 3 3 3 21 86 2 CUKUP

49 1 4 1 4 2 1 2 3 2 2 2 1 2 3 17 3 4 3 2 1 2 2 17 3 3 2 1 2 2 13 2 2 3 2 1 2 2 14 61 1 KURANG

50 1 3 3 3 4 1 4 4 4 4 4 4 5 4 33 5 4 4 4 5 4 4 30 5 5 5 4 4 4 27 4 3 4 4 4 5 4 28 118 3 BAIK

51 2 2 2 2 4 1 3 4 3 3 4 5 4 3 29 3 4 5 4 3 3 2 24 3 4 3 3 4 4 21 5 4 4 3 3 4 5 28 102 2 CUKUP

52 1 5 2 5 2 1 5 5 5 4 3 4 3 3 32 4 5 4 4 3 3 4 27 5 5 4 3 3 3 23 4 4 4 3 5 3 3 26 108 3 BAIK

53 1 5 2 5 2 1 3 2 2 2 3 3 4 3 22 3 2 2 3 3 4 4 21 5 4 4 3 5 5 26 3 2 2 3 3 3 3 19 88 2 CUKUP

54 2 5 1 5 2 1 4 3 3 3 4 5 4 3 29 3 3 4 4 4 3 3 24 4 4 5 4 4 3 24 3 4 4 3 3 3 4 24 101 2 CUKUP

55 1 6 1 4 2 1 3 4 4 3 2 3 3 4 26 5 4 4 3 2 3 3 24 4 4 5 4 4 2 23 3 3 4 4 3 3 3 23 96 2 CUKUP

56 1 4 1 4 4 1 4 3 3 4 4 5 3 4 30 4 3 3 4 4 3 3 24 4 4 3 3 2 3 19 4 4 5 4 3 3 3 26 99 2 CUKUP

57 2 4 2 3 3 1 3 4 4 4 5 4 4 3 31 3 3 3 4 4 3 4 24 4 3 3 3 4 4 21 5 4 3 3 3 4 3 25 101 2 CUKUP

58 2 2 2 2 4 1 4 4 4 5 4 4 3 3 31 2 3 3 4 4 3 3 22 4 4 5 4 4 3 24 4 4 4 4 5 4 4 29 106 3 BAIK

59 1 4 1 4 2 1 1 2 3 2 2 3 2 1 16 1 2 3 2 2 3 1 14 2 2 3 2 2 1 12 1 2 2 3 3 2 2 15 57 1 KURANG

201 202 200 198 196 216 208 187 1582 197 204 199 205 197 196 196 1394 206 200 201 201 204 198 1210 205 193 206 202 208 195 198 1407

4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4

: 1 : 1 : 4 : 1 : 1 : 4 : 1 : 1 : 4

: 2 : 2 : 5 : 2 : 2 : 5 : 2 : 2 : 5

: 3 : 6 : 3 : 3 : 3 : 3

: 4 : 4

TOTAL

UsiaJenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

17 - 25 tahun

26 - 35 tahun

Keterangan :

PT

36 - 45 tahun

46 - 55 tahun

56 - 65 tahun

> 66 tahun

Pendidikan terakhir

PNS

Swasta

Wiraswasta

SD

SMP

SMA

Buruh tani

Lain-lain

Pekerjaan

Suami/istri

Saudara

Status hubungan

Sunda

Jawa

Batak

Anak

Orang tua

Madura

Lain-lain

Suku

103

Lampiran 13

Tabulasi Dukungan Keluarga

Jenis Pendk Hub

Klmn Terakhr Klg 1 2 3 Skor 4 5 6 7 8 Skor 9 10 11 12 13 Skor 14 15 16 17 18 Skor1 1 6 3 5 2 1 4 3 4 11 3 2 3 4 4 16 3 3 3 4 2 15 3 4 4 3 2 16 58 3 BAIK

2 2 3 3 2 3 1 4 4 3 11 2 3 4 4 3 16 4 4 3 4 3 18 3 4 3 3 4 17 62 3 BAIK3 1 4 1 5 2 1 2 3 2 7 1 2 2 3 3 11 2 1 2 2 3 10 3 4 3 2 1 13 41 2 CUKUP

4 1 3 1 4 4 1 3 2 3 8 2 2 3 3 3 13 3 2 4 3 2 14 3 4 3 2 3 15 50 2 CUKUP

5 2 5 1 5 2 1 3 4 1 8 2 3 3 4 3 15 2 4 3 2 3 14 3 4 4 3 2 16 53 2 CUKUP

6 1 2 2 3 1 1 3 2 1 6 2 2 3 4 3 14 2 2 3 2 1 10 2 2 2 3 2 11 41 2 CUKUP

7 2 3 1 4 4 1 3 4 3 10 2 2 3 4 2 13 4 3 2 1 2 12 2 3 3 2 2 12 47 2 CUKUP

8 1 4 1 5 2 1 1 2 3 6 2 1 2 1 2 8 2 1 2 2 3 10 2 1 2 2 2 9 33 1 KURANG

9 2 4 2 3 4 1 2 1 2 5 2 3 2 2 1 10 2 2 3 2 2 11 1 2 2 2 2 9 35 2 CUKUP

10 1 5 1 5 2 1 3 2 2 7 1 2 2 3 3 11 2 1 2 2 3 10 2 2 1 2 2 9 37 2 CUKUP

11 1 5 1 5 2 1 4 2 4 10 3 2 3 4 4 16 3 2 3 4 3 15 2 2 2 3 4 13 54 3 BAIK

12 2 2 1 4 4 1 4 3 4 11 3 2 3 4 3 15 3 2 3 4 4 16 3 2 3 4 3 15 57 3 BAIK

13 1 4 1 5 2 1 1 2 2 5 3 2 1 2 2 10 1 1 2 2 3 9 2 1 1 2 2 8 32 1 KURANG

14 2 3 2 2 4 1 3 4 3 10 3 2 3 3 2 13 2 1 2 3 3 11 2 2 3 3 2 12 46 2 CUKUP

15 1 5 1 4 2 1 2 1 2 5 2 3 2 1 2 10 2 3 2 2 2 11 1 2 2 3 2 10 36 2 CUKUP

16 2 4 1 4 2 1 2 2 2 6 3 2 1 2 2 10 1 2 2 2 1 8 2 3 2 2 2 11 35 1 KURANG

17 1 3 3 3 3 1 3 4 3 10 3 2 3 4 3 15 2 1 2 3 4 12 3 4 3 4 3 28 65 3 BAIK

18 1 4 3 3 3 1 4 2 3 9 4 3 2 3 3 15 4 3 3 4 3 17 2 3 4 4 3 16 57 3 BAIK

19 1 6 3 2 2 1 4 3 3 10 2 3 4 3 3 15 2 3 4 4 3 16 3 2 3 4 4 16 57 3 BAIK20 1 4 1 4 3 1 4 3 4 11 3 4 3 3 4 17 3 2 4 3 4 16 3 3 2 3 4 15 59 3 BAIK

21 2 3 2 2 4 1 2 2 3 7 1 2 3 3 2 11 3 2 2 3 1 11 2 3 1 2 3 11 40 2 CUKUP

22 2 6 1 5 2 1 2 3 2 7 1 2 2 3 3 11 4 3 2 2 1 12 2 2 3 3 2 12 42 2 CUKUP

23 1 5 1 5 2 1 4 2 4 10 3 3 2 3 2 13 3 2 3 1 2 11 3 4 2 3 2 14 48 2 CUKUP

24 1 5 2 5 2 1 3 2 3 8 2 1 2 3 2 10 2 1 2 3 3 11 2 2 1 2 3 10 39 2 CUKUP

25 1 4 1 4 2 1 2 3 2 7 3 4 3 2 1 13 2 2 3 3 4 14 3 3 2 3 3 14 48 2 CUKUP

26 1 4 1 5 4 1 1 2 1 4 2 2 3 3 2 12 4 3 2 2 1 12 2 2 3 4 3 14 42 2 CUKUP

27 2 4 3 3 4 1 4 3 4 11 3 3 4 3 3 16 4 3 3 4 3 17 3 3 2 3 4 15 59 3 BAIK

28 2 3 1 4 4 1 2 2 3 7 2 3 2 2 3 12 2 2 1 2 1 8 2 2 1 2 1 8 35 1 KURANG

29 1 5 3 5 2 1 4 3 2 9 3 3 3 2 3 14 4 3 3 2 3 15 3 4 3 4 4 18 56 3 BAIK

30 2 5 3 3 2 1 4 4 4 12 4 4 4 4 3 19 2 2 3 3 2 12 3 4 3 4 3 17 60 3 BAIK

31 1 5 1 5 2 1 2 3 3 8 4 3 2 3 3 15 4 2 3 2 1 12 2 2 3 2 1 10 45 2 CUKUP

32 2 5 3 3 2 1 2 3 2 7 3 4 3 4 3 17 3 4 3 2 2 14 3 3 4 4 3 17 55 3 BAIK

33 1 3 3 3 4 1 4 3 2 9 3 3 4 3 2 15 2 3 3 4 3 15 3 2 3 3 4 15 54 3 BAIK

34 1 4 3 3 3 1 4 3 2 9 3 3 4 3 2 15 2 3 3 4 3 15 3 2 3 3 4 15 54 3 BAIK

35 2 4 1 2 4 1 2 3 2 7 1 2 2 3 2 10 2 1 2 2 3 10 3 3 2 1 2 11 38 2 CUKUP

36 2 5 3 3 2 1 3 4 4 11 3 4 3 2 4 16 3 2 3 2 4 14 3 3 4 4 3 17 58 3 BAIK

37 1 5 3 5 3 1 1 2 3 6 2 1 2 2 3 10 2 1 2 2 3 10 2 2 1 2 2 9 35 1 KURANG

38 2 4 2 3 2 1 3 4 4 11 2 2 3 3 2 12 3 2 2 3 3 13 3 4 3 4 4 18 54 3 BAIK

39 1 4 3 5 2 1 4 2 4 10 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 15 55 3 BAIK

40 1 3 3 3 4 1 4 1 4 9 4 4 4 4 4 20 3 2 2 2 3 12 3 3 2 1 1 10 51 2 CUKUP

41 2 3 1 4 2 1 3 2 1 6 2 2 3 3 2 12 2 1 2 2 3 10 3 3 2 1 2 11 39 2 CUKUP

42 1 3 1 4 4 1 3 2 1 6 2 3 4 3 2 14 3 3 4 3 2 15 2 3 3 4 3 15 50 2 CUKUP

43 2 2 1 4 1 1 3 2 3 8 2 2 2 2 2 10 2 2 2 1 2 9 3 1 2 3 3 12 39 2 CUKUP

44 1 5 2 5 2 1 2 1 2 5 2 3 4 3 2 14 2 1 2 2 3 10 3 4 3 2 1 13 42 2 CUKUP

45 1 5 4 4 2 1 4 3 2 9 3 3 4 4 4 18 4 3 2 2 3 14 3 4 3 3 3 16 57 3 BAIK

46 2 5 1 5 2 1 1 2 3 6 2 1 2 2 1 8 2 2 3 2 1 10 2 2 2 1 2 9 33 1 KURANG

47 1 3 2 3 4 1 3 4 3 10 2 3 2 3 3 13 4 3 3 4 2 16 2 3 4 4 4 17 56 3 BAIK

48 1 4 1 4 4 1 3 4 2 9 1 2 3 4 3 13 2 3 4 3 2 14 3 4 3 2 2 14 50 2 CUKUP

49 1 4 1 4 2 1 2 3 1 6 2 2 3 2 1 10 2 2 3 2 1 10 2 1 3 2 1 9 35 1 KURANG

50 1 3 3 3 4 1 4 3 4 11 3 4 3 2 1 13 4 3 4 3 2 16 3 4 3 4 3 17 57 3 BAIK

51 2 2 2 2 4 1 3 1 2 6 3 2 2 3 3 13 4 3 2 2 3 14 4 2 3 4 4 17 50 2 CUKUP

52 1 5 2 5 2 1 4 3 4 11 3 2 3 3 4 15 3 2 2 3 4 14 3 3 2 2 3 13 53 3 BAIK

53 1 5 2 5 2 1 3 2 1 6 2 2 3 2 2 11 1 2 3 2 3 11 2 2 1 2 2 9 37 2 CUKUP

54 2 5 1 5 2 1 3 4 3 10 2 3 2 1 2 10 3 2 3 2 2 12 3 2 1 2 2 10 42 2 CUKUP

55 1 6 1 4 2 1 1 2 2 5 3 3 4 3 2 15 2 2 3 3 2 12 3 3 2 3 3 14 46 2 CUKUP

56 1 4 1 4 4 1 2 3 3 8 3 2 3 3 4 15 3 2 2 3 3 13 4 3 2 2 2 13 49 2 CUKUP

57 2 4 2 3 3 1 3 3 4 10 4 3 3 4 4 18 2 3 4 3 2 14 3 4 4 3 4 18 60 3 BAIK

58 2 2 2 2 4 1 4 1 3 8 3 4 3 4 3 17 2 2 3 3 4 14 4 3 2 1 2 12 51 2 CUKUP

59 1 4 1 4 2 1 2 1 1 4 2 2 2 2 2 10 2 2 3 2 2 11 1 2 3 2 2 10 35 1 KURANG169 153 157 479 146 151 165 172 154 788 155 132 158 153 149 747 153 163 149 160 154 790

4 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2

: 1 : 1 : 4 : 1 : 1 : 4 : 1 : 1 Madura : 4

: 2 : 2 : 5 : 2 : 2 : 5 : 2 : 2 Lain-lain : 5

: 3 : 6 : 3 : 3 : 3 : 3

: 4 : 4

TOTAL

RespIndikator 1 Indikator 2 Indikator 3

Jml Kode KetUsia Pekrjk SukuIndikator 4

Swasta

Pendidikan terakhir Pekerjaan

Anak

Jenis kelamin Usia

SMA

PT

Wiraswasta

Keterangan :

Perempuan 26 - 35 tahun 56 - 65 tahun

Laki-laki 17 - 25 tahun 46 - 55 tahun Buruh tani

Lain-lain

SD

SMP

PNS

Suku

Saudara

Status hub

Jawa

Sunda

Batak

Orang tua

Suami/istri36 - 45 tahun > 66 tahun

roshella
Typewriter
103
roshella
Rectangle

104

Lampiran 14

Tabulasi Kecerdasan Emosi dengan Dukungan Keluarga

No.

Resp

Kecerdasan

Emosi

Dukungan

Keluarga

No.

Resp

Kecerdasan

Emosi

Dukungan

Keluarga

1 3 3 31 2 2

2 3 3 32 3 3

3 2 2 33 3 3

4 2 2 34 3 3

5 2 2 35 2 2

6 2 2 36 3 3

7 2 2 37 1 1 8 1 1 38 3 3 9 2 2 39 3 3 10 2 2 40 3 2 11 3 3 41 2 2 12 3 3 42 2 2

13 2 1 43 2 2

14 3 2 44 2 2

15 1 2 45 3 3

16 2 1 46 1 1

17 3 3 47 3 3

18 3 3 48 2 2 19 3 3 49 1 1 20 2 3 50 3 3 21 2 2 51 2 2 22 2 2 52 3 3 23 2 2 53 2 2

24 2 2 54 2 2

25 2 2 55 2 2

26 2 2 56 2 2

27 3 3 57 2 3

28 2 1 58 3 2

29 2 3 59 1 1 30 3 3

105

Lampiran 15

Distribusi Frekuensi

Jenis Kelamin Frekuensi (f) Prosentase (%)

Perempuan 38 64%

Laki-laki 21 36%

Jumlah 59 100%

Usia Frekuensi (f) Prosentase (%)

17 - 25 tahun 0 0%

26 - 35 tahun 5 8%

36 - 45 tahun 13 22%

46 - 55 tahun 19 32%

56 - 65 tahun 18 31%

> 66 tahun 4 7%

Jumlah 59 100%

Pendidikan terakhir Frekuensi (f) Prosentase (%)

SD 29 49%

SMP 13 22%

SMA 16 27%

Perguruan tinggi 1 2%

Jumlah 59 100%

Pekerjaan Frekuensi (f) Prosentase (%)

PNS 0 0%

SWASTA 7 12%

WIRASWASTA 16 27%

BURUH TANI 17 29%

LAIN-LAIN 19 32%

Jumlah 59 100%

Status hubungan dengan pasien Frekuensi (f) Prosentase (%)

Anak 2 3%

Orang tua 31 53%

Suami/istri 7 12%

Saudara yang tinggal 1 rumah 19 32%

Jumlah 59 100%

106

Suku Frekuensi (f) Prosentase (%)

Jawa 59 100%

Sunda 0 0%

Batak 0 0%

Madura 0 0%

Lain-lain 0 0%

Jumlah 59 100%

107

Lampiran 16

Hasil Uji Korelasi

Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Dukungan Keluarga pada Pasien

Skizofrenia di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KECERDASAN_EMOSI *

DUKUNGAN_KELUARGA 59 100.0% 0 .0% 59 100.0%

Crosstab

KATEGORI_DUKUNGAN_KELUARGA

Total KURANG CUKUP BAIK

KATEGORI_KECERDASAN

_EMOSI

KURANG Count 5 1 0 6

% of Total 8.5% 1.7% .0% 10.2%

CUKUP Count 3 25 2 30

% of Total 5.1% 42.4% 3.4% 50.8%

BAIK Count 0 3 20 23

% of Total .0% 5.1% 33.9% 39.0%

Total Count 8 29 22 59

% of Total 13.6% 49.2% 37.3% 100.0%

108

Lampiran 17

Hasil Uji Korelasi Somers’D

Directional Measures

Value

Asymp. Std.

Errora

Approx.

Tb

Approx.

Sig.

Ordinal by Ordinal Somers' d Symmetric .482 .062 7.773 .000

KECERDASAN_EMOSI

Dependent .489 .063 7.773 .000

DUKUNGAN_KELUARGA

Dependent .476 .061 7.773 .000

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

109

Lampiran 18

Jadwal Penelitian Kegiatan

No Kegiatan

Bulan

Desember

2017

Januari

2018

Februari

2018

Maret

2018

April

2018

Mei

2018

Juni

2018

1 Pembuatan dan

konsul judul

2 Bimbingan

proposal

3 Penyusunan

proposal

4 Ujian proposal

5 Revisi proposal

6 Pengambilan

data

7 Bimbingan

penelitian

8 Penyusunan

skripsi

9 Ujian skripsi

10 Revisi skripsi

110

Lampiran 19

Dokumentasi Penelitian

111