bab iv peningkatan kecerdasan emosi anak

57
46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak melalui metode proyek yang dilaksanakan di Playgroup Tridaya tahun ajaran 2010/2011. Penyajian hasil data penelitian meliputi : 1) kondisi objektif kecerdasan emosi anak-anak kelompok bermain kelas A Tridaya tahun ajaran 2010/2011 sebelum diterapkan pembelajaran metode proyek, 2) kecerdasan emosional anak kelompok bermain kelas A Tridaya tahun ajaran 2010/2011 setelah diterapkan metode proyek, 3) seberapa besar peningkatan kecerdasan emosi di kelompok bermain kelas A Tridaya tahun ajaran 2010/2011 setelah diterapkan metode proyek. A. Hasil Penelitian 1. Gambaran umum lokasi penelitian a. Lokasi kelompok bermain Secara demografis, playgroup Tridaya berada di kota Cimahi tepatnya berada di Jln Encep Kartawiria no. !57B Cimahi Utara. b. Visi dan misi kelompok bermain Tridaya PG & TK Tridaya adalah lembaga pendidikan taman kanak-kanak yang menerapkan “metode eksplorasi berbasis pendekatan individu” dengan tetap berlandaskan pada pembelajaran play and learn sehingga setiap aspek kecerdasan anak dapat berkembang optimal. Pembelajaran

Upload: ardisila-dork

Post on 27-Dec-2015

94 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

BAB IV

TRANSCRIPT

Page 1: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak

melalui metode proyek yang dilaksanakan di Playgroup Tridaya tahun ajaran

2010/2011. Penyajian hasil data penelitian meliputi : 1) kondisi objektif

kecerdasan emosi anak-anak kelompok bermain kelas A Tridaya tahun ajaran

2010/2011 sebelum diterapkan pembelajaran metode proyek, 2) kecerdasan

emosional anak kelompok bermain kelas A Tridaya tahun ajaran 2010/2011

setelah diterapkan metode proyek, 3) seberapa besar peningkatan kecerdasan

emosi di kelompok bermain kelas A Tridaya tahun ajaran 2010/2011 setelah

diterapkan metode proyek.

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum lokasi penelitian

a. Lokasi kelompok bermain

Secara demografis, playgroup Tridaya berada di kota Cimahi

tepatnya berada di Jln Encep Kartawiria no. !57B Cimahi Utara.

b. Visi dan misi kelompok bermain Tridaya

PG & TK Tridaya adalah lembaga pendidikan taman kanak-kanak

yang menerapkan “metode eksplorasi berbasis pendekatan individu”

dengan tetap berlandaskan pada pembelajaran play and learn sehingga

setiap aspek kecerdasan anak dapat berkembang optimal. Pembelajaran

Page 2: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

47

di PG & TK Tridaya berpusat pada pengembangan proses Learn to

Know, Learn to Do, Learn to Be, dan Learn to Live Together.

Visi : Menjadi Play Group dan Taman Kanak-Kanak terbaik yang

mampu menciptakan siswa-siswi yang unggul, berkarakter dan

memiliki kecerdasan komprehensip melalui Sistem Pendekatan

Individu

Misi : Mengembangkan berbagai potensi kecerdasan siswa melalui

metode eksplorer (multi methode and sensori motorik for talent

and development task ) dan sarana pembelajaran yang edukatif,

kreatif, inovatif dan representatif.

Goal : Insan yang cerdas berkarakter dan siap memasuki jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

Playgroup Tridaya merupakan sarana bermain dan belajar dalam

upaya pembentukan pribadi anak secara tepat dimasanya. Melatih

kemandirian, mengembangkan kreatifitas, dan sosialisasi anak.

c. Keadaan guru di kelompok bermain

Tabel 4.1

Personil playgroup Tridaya tahun ajaran 2010/2011

Nama Tempat, tanggal lahir Pendidikan Terakhir

Jabatan

Gita Astagina, B.Hum Bandung, 24 Juni 1977 Sarjana Kepala sekolah Elfian Riyanti, S.Pd Majalengka, 06 Juni

1988 Sarjana Guru

Shinta Mutiara Cianjur, 13 Januari 1987

Diploma II Guru

Page 3: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

48

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PG & TK Tridaya

d. Keadaan murid di Playgroup

Kelompok bermain Playgroup Tridaya tahun ajaran 2010/2011

memiliki 20 murid yang terdiri dari 2 kelas. Kelas A (lemon) yang

berusia 3-4 tahun dengan jumlah 10 murid, 3 laki-laki dan 7

perempuan. Kelas B (Lechy) yang berusia 2-3 tahun dengan jumlah 10

murid, 6 laki-laki dan 4 perempuan.

Pimpinan Lembaga Pendidikan Tridaya Dra. Chairida Herwati

Kepala Sekolah PG & TK Tridaya Gita Astagina, B.Hum

Shinta Mutiara

Guru-guru TK Guru Playgroup

Elfian Riyanti

Page 4: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

49

Tabel 4.2

Data Murid Playgroup Tridaya Kelas A (Lemon) Yang Menjadi

Subjek Penelitian

No No induk Nama anak Nama panggilan

Jenis Kelamin

1 PG 1011-001 Alliya Danish Lathifa Danish Perempuan

2 PG 1011-002 Fatih Muhammad Ghazy Fatih Laki-laki

3 PG 1011-003 Kayriz Pearla Wilova N Arla Perempuan

4 PG 1011-016 Keisha Nadira Hanifa Keisha Perempuan

5 PG 1011-015 Moh. Irham Subhan Irham Laki-laki

6 PG 1011-013 Ruba Zerin Putri Kuntari Ruba Perempuan

7 PG 1011-006 Sulthan Fawwaz Al-Fajri Zidane Laki-laki

8 PG 1011-017 Nayla Rahma Setiadi Nayla Perempuan

9 PG 1011-014 Zalfaisha Hikaru Aisha Perempuan

e. Sarana dan Prasarana

Playgroup Tridaya memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang

terdiri dari tempat bermain yang “homy”, permainan indoor,

permainan outdoor, rumah pohon, ruang UKS, perpustakaan, lab sains,

ruang komputer, galeri hasil karya anak, mushola, kolam renang, ruang

tunggu dengan jaringan internet dan fasilitas lainnya.

Page 5: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

50

f. Jadwal kegiatan Playgroup Tridaya

Tabel 4.3

Jadwal kegiatan Playgroup Tridaya

Waktu Kegiatan

08:00 - 08:30 Free play

08.30 – 09.00 Opening

09.00 – 09.30 Kegiatan inti

09.30 – 10.00 Snack time & menggosok gigi

10.00 – 10.30 Review, doa, pulang

Berdasarkan tujuan penelitian dan langkah-langkah pengolahan data, hasil

penelitian digambarkan sebagai berikut:

1. Kondisi objektif kecerdasan emosional anak kelompok bermain

Tridaya tahun ajaran 2010/2011 sebelum diterapkan metode proyek

Hasil penelitian ditemukan bahwa sebelum diterapkan metode proyek

bahwa kecerdasan emosional anak playgroup Tridaya kelas A tahun ajaran

2010/2011 sebagian anak yang mempunyai kecerdasan emosional yang

rendah, belum muncul yang masih membutuhkan bimbingan dan stimulus

ekstra dan sebagian anak mempunyai kecerdasan emosional yang sedang

berkembang. Kategori ini berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan

alat ukur yang telah divalidasi dan berhasil uji validitas dijadikan alat ukur

kecerdasan emosional.

Page 6: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

51

Pada saat observasi awal, anak yang hadir ada 9 orang yang terdiri dari

3 laki-laki dan 6 perempuan. Kecerdasan emosional anak pada saat

observasi awal yaitu:

a. Mengenali emosi diri

Ketika observasi awal dilakukan, rata-rata anak belum mengenali

emosi diri sendiri. Anak hanya mengetahui perasaan senang dan sedih

saja dan belum mengetahui penyebab perasaan itu terjadi.

b. Mengelola emosi

Hanya 1 anak yang sedang berkembang kemampuannya dalam

mengelola emosi dan yang lainnya belum muncul, masih

membutuhkan stimulus dan bimbingan intens.

c. Memotivasi diri sendiri

Anak mempunyai motivasi ddiri sendiri yang bervariasi. Sebagian

anak mempunyai kepercayaan diri yang cukup dalam memotivasi diri

sendiri dan yang lain masih membutuhkan stimulus dan bimbingan

intens.

d. Mengenali emosi orang lain

Sebagian anak sudah dapat mengenali emosi orang lain, hanya

memandang orang lain ketika sedang mengalami emosi.

e. Membina hubungan

Dalam membina hubungan dengan orang lain rata-rata anak

mempunyai kemampuan itu walaupun ada beberapa anak yang belum

berkembang baik dalam berkomunikasi secara lisan.

Page 7: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

52

Observasi awal yang dilakukan dan dianalisis sesuai instrumen

penelitian yang sudah di validasi. Setiap item diakumulasi menjadi

dimensi. Berikut merupakan hasil observasi awal.

Tabel 4.4

Observasi Awal

No Nama Anak

DIMENSI Mengenali emosi diri

Mengelola emosi

Memotivasi diri sendiri

Mengenali emosi

orang lain

Membina hubungan

1 Danish 6 5 0 0 3 2 Fatih 3 3 0 0 2 3 Arla 4 3 0 1 2 4 Keisha 4 2 1 0 2 5 Irham 4 4 0 0 2 6 Ruba 2 3 0 0 2 7 Zidane 3 2 0 0 2 8 Nayla 2 2 2 0 2 9 Aisha 4 4 0 0 2

Jumlah per dimensi

32 28 3 1 19

% per dimensi

15 13 4 1 12

Jumlah rata-rata

kecerdasan emosional

17

% rata-rata

kecerdasan emosional

9

Page 8: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

53

Lebih Jelasnya dapat dilihat dari grafik berikut:

Grafik 4.1 Observasi awal

Rata-rata kecerdasan emosional anak-anak playgroup Tridaya kelas

A pada saat observasi awal yaitu mencapai 9 %, yaitu kecerdasan

emosional anak rendah. Rata-rata anak masih membutuhkan stimulus

untuk mengembangkan kecerdasan emosinya. Anak hanya mengetahui

perasaan senang dan sedih saja tanpa mengetahui alasan penyebabnya.

2. Proses penerapan metode proyek dalam meningkatkan kecerdasan

emosional anak Playgroup Tridaya tahun ajaran 2010/2011

a. Siklus I tindakan I

Siklus I tindakan I dilaksanakan pada hari Senin, dari pukul

08.00-10.30 WIB dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1) Perencanaan

Dilihat dari kondisi awal kecerdasan emosional anak

Playgroup Tridaya kelas A tahun ajaran 2010/2011 sebelum

Mengenali

Emosi Diri

Mengelola

Emosi

Memotivasi

Diri Sendiri

Mengenali

Emosi

Orang Lain

Membina

Hubungan

% per Dimensi 15 13 4 1 12

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Pe

rse

nta

se

Page 9: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

54

diterapkannya metode proyek, peneliti bersama guru kelas

mengidentifikasi masalah dan merancang kegiatan yang

menunjang perkembangan kecerdasan emosional anak. Berikut

merupakan skenario pembelajaran pada siklus I tindakan I:

SKENARIO PEMBELAJARAN

Hari, tanggal : Senin, 11 April 2011 Tema : Profesi Sub tema : Penyanyi

Tujuan : Meningkatkan kecerdasan emosional anak melalui metode proyek

1. Indikator : - Mengenali emosi diri - Mengelola emosi - Memotivasi diri sendiri - Mengenali emosi orang lain - Membina hubungan -

2. Kegiatan : membuat microphone, handycam dan camera

3. Media/ bahan : - Karton duplek - Kardus bekas - Lem - Kertas - Gelas plastik - Spon

4. Langkah-langkah kegiatan: a. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk

membuat proyek microphone, handycam dan camera b. Guru mengajak anak untuk apersepsi mengenai tema yaitu

tentang profesi c. Guru membagi semua anak menjadi dua kelompok, yaitu

kelompok emas dan ungu d. Setiap kelompok mengerjakan proyek dengan bekerja sama e. Setelah proyek selesai, setiap kelompok mempresentasikan hasil

karya dengan bercerita.

Page 10: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

55

2) Pelaksanaan pembelajaran dan observasi

a. Pembukaan

Anak bersama guru membuat circle, music dan movement

lalu berdoa bersama. Pembelajaran dimulai dengan apersepsi

tentang tema yang akan disampaikan, yaitu tentang profesi

khususnya tentang penyanyi. Anak-anak terlihat tertarik

dengan tema tersebut, kemudian bernyanyi bersama sebagai

pengantar tema. Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang

akan dilakukan hari ini.

b. Kegiatan inti

Setelah bercakap-cakap mengenai apersepsi, guru meminta

anak untuk memilih gambar yang mewakilkan perasaan

yang dirasakan saat ini. Rata-rata anak belum mengenali

gambar ekspresi emosi yang sudah disediakan. Semua anak

secara bergiliran mengambil gambar ekspresi emosi yang

sedang dirasakannya saat itu dan menempelnya di papan

emosi yang sudah di sediakan yang sebelumnya telah

dicontohkan oleh gurunya. Guru menyebutkan “miss elfi

hari ini senang sekali soalnya hari ini miss elfi ketemu sama

teman-teman di sekolah, jadi miss elfi memilih gambar ini

(gambar ekspresi senang)“ dan segera menempelkannya

pada papan emosi.

Page 11: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

56

Setiap anak bergiliran memilih ekspresi emosinya dan

ditanya oleh guru kenapa memilih gambar tersebut. Arla

berkata “miss, aku memilih gambar ini soalnya tadi aku

sedih, papa marah sama aku.”, setelah itu Arla lebih berani

bercerita kenapa Arla sedih dan semua anak melakukan

demikian. Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok untuk

mengerjakan proyek. Kelompok dibagi sesuai dengan

kebutuhan kecerdasan emosi anak. Kelompok ungu terdiri

dari 5 orang yaitu Danish, Ruba, Fatih, Keisha dan Arla.

Kelompok emas terdiri dari 4 orang yaitu Nayla, Aisha,

Zidane dan Irham.

Setiap kelompok bekerjasama untuk mengerjakan proyek,

yaitu membuat microphone, handycam dan camera dengan

bantuan dan bimbingan dari guru. Sebagian anak sudah

dapat mengerti instruksi dengan cepat dan sebagian anak

masih membutuhkan pengulangan dalam pemberian

instruksi. Semua anak bekerja sama untuk menyelesaikan

proyek kelompoknya masing-masing dengan semangat dan

mulai muncul kemampuan memecahkan masalah sederhana.

Page 12: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

Ketua kelompok emas yaitu nayla mengajak teman

untuk segera bergabung dan semangat

mengambil bahan dan alat yang akan digunakan. Nayla berkata “ayo teman

kita bikin handycam, kamera dan microphone nya” dan teman

menjawab “ayoooooo,,,,”(sambil berteriak). Nayla, Zidane, Aisha dan Irham

bekerja sama untuk menyelesaikan proyeknya dengan baik. Aisha mengemukakan

pendapatnya “ih biar nempel pake solatif tapi harus hati

Kemudian Zidane menjawabnya “iya ayo aku coba” dan Irham juga lebih berani

untuk berinteraksi dengan teman se

sederhana.

Danish terpilih menjadi ketua kelompok ungu. Danish sudah mulai dapat

bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan oleh guru. Danish sudah dapat

mengajak anggota kelompoknya untuk bekerjasama, memotivasi te

“teman-teman, kita tidak boleh kalah harus semangat” dan Fatih menjawab “iya,

kita harus bekerja sama”. Fatih semangat memberikan bantuan kepada teman yang

Gambar 4. 2

Kelompok emas sudah mulai bekerja sama

Ketua kelompok emas yaitu nayla mengajak teman-teman sekelompoknya

untuk segera bergabung dan semangat memanggil teman-temannya untuk

mengambil bahan dan alat yang akan digunakan. Nayla berkata “ayo teman

kita bikin handycam, kamera dan microphone nya” dan teman

menjawab “ayoooooo,,,,”(sambil berteriak). Nayla, Zidane, Aisha dan Irham

sama untuk menyelesaikan proyeknya dengan baik. Aisha mengemukakan

pendapatnya “ih biar nempel pake solatif tapi harus hati-hati mengguntingnya.”

Kemudian Zidane menjawabnya “iya ayo aku coba” dan Irham juga lebih berani

untuk berinteraksi dengan teman sekelompoknya dengan memecahkan masalah

terpilih menjadi ketua kelompok ungu. Danish sudah mulai dapat

bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan oleh guru. Danish sudah dapat

mengajak anggota kelompoknya untuk bekerjasama, memotivasi te

teman, kita tidak boleh kalah harus semangat” dan Fatih menjawab “iya,

kita harus bekerja sama”. Fatih semangat memberikan bantuan kepada teman yang

57

sudah mulai bekerja sama

teman sekelompoknya

temannya untuk

mengambil bahan dan alat yang akan digunakan. Nayla berkata “ayo teman-teman

kita bikin handycam, kamera dan microphone nya” dan teman-temannya

menjawab “ayoooooo,,,,”(sambil berteriak). Nayla, Zidane, Aisha dan Irham

sama untuk menyelesaikan proyeknya dengan baik. Aisha mengemukakan

hati mengguntingnya.”

Kemudian Zidane menjawabnya “iya ayo aku coba” dan Irham juga lebih berani

kelompoknya dengan memecahkan masalah

terpilih menjadi ketua kelompok ungu. Danish sudah mulai dapat

bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan oleh guru. Danish sudah dapat

mengajak anggota kelompoknya untuk bekerjasama, memotivasi temannya

teman, kita tidak boleh kalah harus semangat” dan Fatih menjawab “iya,

kita harus bekerja sama”. Fatih semangat memberikan bantuan kepada teman yang

Page 13: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

membutuhkan dan meminta maaf ketika selesai merebut salah satu media dengan

temannya dan berkata “maafin fatih ya zidane, tadi fatihnya pengen kertasnya”

dan Zidane menjawab “iyya, tapi kamunya jangan merebut

baik” (sambil berteriak dan marah). Guru langsung menghampiri Fatih dan

Zidane, kemudian bertanya “Zidane marah ya sam

menjawab “iya aku marah soalnya Fatihnya merebut kertas aku.” Dan akhirnya

Fatih dan Zidane saling meminta maaf dan memaafkan kemudian

bersama lagi.

Kelompok ungu semangat menyelesaikan proyek bersama

membutuhkan dan meminta maaf ketika selesai merebut salah satu media dengan

ata “maafin fatih ya zidane, tadi fatihnya pengen kertasnya”

dan Zidane menjawab “iyya, tapi kamunya jangan merebut-rebut,,bilangnya baik

baik” (sambil berteriak dan marah). Guru langsung menghampiri Fatih dan

Zidane, kemudian bertanya “Zidane marah ya sama Fatih?kenapa?”, lalu Zidane

menjawab “iya aku marah soalnya Fatihnya merebut kertas aku.” Dan akhirnya

dane saling meminta maaf dan memaafkan kemudian

Gambar 4.3 Kelompok ungu semangat menyelesaikan proyek bersama

58

membutuhkan dan meminta maaf ketika selesai merebut salah satu media dengan

ata “maafin fatih ya zidane, tadi fatihnya pengen kertasnya”

rebut,,bilangnya baik-

baik” (sambil berteriak dan marah). Guru langsung menghampiri Fatih dan

a Fatih?kenapa?”, lalu Zidane

menjawab “iya aku marah soalnya Fatihnya merebut kertas aku.” Dan akhirnya

dane saling meminta maaf dan memaafkan kemudian bermain

Kelompok ungu semangat menyelesaikan proyek bersama

Page 14: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

Kelompok emas sangat antusias dan bangga terhadap hasil karya atau proyek yang

mereka buat bersama. Kelompok ungu dapat menyelesaikan tugas sampai selesai

dengan penuh tanggung jawab walaupun masih membutuhkan bantuan dan

bimbingan dalam pengerjaannya.

kelompoknya, semua anak bekerjasama untuk merapikan alat dan bahannya

kembali pada tempatnya dan sangat bangga terhadap hasil karyanya sampai anak

anak ingin sekali menunjukkan kepada orang tuanya.

Gambar 4.4

Hasil proyek kelompok emas

Kelompok emas sangat antusias dan bangga terhadap hasil karya atau proyek yang

mereka buat bersama. Kelompok ungu dapat menyelesaikan tugas sampai selesai

dengan penuh tanggung jawab walaupun masih membutuhkan bantuan dan

bimbingan dalam pengerjaannya. Setelah selesai mengerjakan proyek

kelompoknya, semua anak bekerjasama untuk merapikan alat dan bahannya

kembali pada tempatnya dan sangat bangga terhadap hasil karyanya sampai anak

anak ingin sekali menunjukkan kepada orang tuanya.

Gambar 4.5 Hasil proyek kelompok ungu

59

Kelompok emas sangat antusias dan bangga terhadap hasil karya atau proyek yang

mereka buat bersama. Kelompok ungu dapat menyelesaikan tugas sampai selesai

dengan penuh tanggung jawab walaupun masih membutuhkan bantuan dan

elah selesai mengerjakan proyek

kelompoknya, semua anak bekerjasama untuk merapikan alat dan bahannya

kembali pada tempatnya dan sangat bangga terhadap hasil karyanya sampai anak-

Page 15: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

60

Kelompok ungu juga menyelesaikan proyeknya hingga selesai dengan

mandiri dan saling memotivasi sesama kelompoknya, memecahkan masalah

sederhana, memuji hasil karya teman dan bangga terhadap hasil karya nya sendiri.

c. Kegiatan istirahat

Setelah proyek setiap kelompok selesai, anak-anak mencuci tangan, snack

time kemudian menggosok gigi dilakukan

selama 30 menit. Ketika makan bersama anak-anak sudah dapat berbagi

makanan dengan stimulus yang cukup intens.

d. Kegiatan penutup

Setelah makan dan menggosok gigi, anak-anak diajak untuk mereview

kegiatan yang sudah dilakukan kemudian berdoa bersama dan pulang.

Anak-anak terlihat mulai menikmati kegiatan bersama.

Page 16: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

61

Berikut adalah hasil observasi pada siklus I tindakan I:

Tabel 4.5 Siklus I Tindakan I

No Nama Anak

DIMENSI Mengenali emosi diri

Mengelola emosi

Memotivasi diri sendiri

Mengenali emosi

orang lain

Membina hubungan

1 Danish 8 9 4 6 9 2 Fatih 7 9 4 6 8 3 Arla 6 9 4 6 9 4 Keisha 4 8 4 6 9 5 Irham 5 10 4 6 7 6 Ruba 7 10 4 6 8 7 Zidane 7 11 4 4 9 8 Nayla 9 11 4 5 8 9 Aisha 11 11 4 5 10

Jumlah per

dimensi

64 88 36 50 77

% per dimensi

30 41 50 40 48

Jumlah rata-rata

kecerdasan emosional

63

% rata-rata

kecerdasan emosional

42

Page 17: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

62

Lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik sebagai berikut:

Grafik 4.2 Siklus I Tindakan I

Grafik pada siklus pertama tindakan I diatas setelah

diterapkan metode proyek menunjukkan bahwa kecerdasan emosi

anak rata-rata di bawah 50%. Dari observasi awal, rata-rata

kecerdasan emosional anak terlihat adanya peningkatan yang cukup

signifikan walaupun belum mencapai maksimal dari 9% menjadi 42

%. Anak-anak masih membutuhkan stimulus dan bimbingan.

3) Refleksi

Kegiatan refleksi ini dilakukan untuk melihat sejauh mana

keberhasilan dalam penerapan metode proyek untuk

meningkatkan kecerdasan emosional anak di kelas A playgroup

Tridaya.

Mengenali

Emosi Diri

Mengelola

Emosi

Memotivasi

Diri Sendiri

Mengenali

Emosi

Orang Lain

Membina

Hubungan

% Per Dimensi 30 41 50 47 48

0

10

20

30

40

50

60

Pe

rse

nta

se

Siklus I Tindakan I

Page 18: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

63

Berdasarkan hasil pengamatan selama berlangsungnya

proses pembelajaran pada siklus I tindakan I, kecerdasan emosional

anak meningkat daripada hasil analisis observasi awal dengan

belum optimal. Oleh karena itu dilakukan siklus I tindakan II untuk

lebih meningkatkan kecerdasan emosi anak.

b. Siklus I tindakan II

Siklus I tindakan II dilaksanakan pada hari Rabu, 13 april 2011

dari pukul 08.00-10.30 WIB dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1) Perencanaan

Dilihat dari hasil observasi siklus I tindakan I, kecerdasan

emosional anak Playgroup Tridaya kelas A tahun ajaran

2010/2011 meningkat dengan hasil rata-rata kecerdasan

emosional anak masih rendah, peneliti bersama guru kelas

mengidentifikasi masalah dan merancang kegiatan yang

menunjang perkembangan kecerdasan emosional anak agar

lebih meningkat.

Page 19: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

64

Berikut merupakan skenario pembelajaran pada siklus I tindakan II:

SKENARIO PEMBELAJARAN

Hari, tanggal : Rabu, 13 April 2011 Tema : Profesi Sub tema : Penyanyi Tujuan : Meningkatkan kecerdasan emosional anak melalui

metode proyek

1. Indikator : - Mengenali emosi diri - Mengelola emosi - Memotivasi diri sendiri - Mengenali emosi orang lain - Membina hubungan

2. Kegiatan : Proyek menghias panggung bersama

3. Media/ bahan : - Kertas semen - Kertas krep - Kertas hermes - Lem - Lakban - Kertas lipat

4. Langkah-langkah kegiatan: a. Guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan b. Guru mereview apersepsi anak tentang tema pada siklus I tindakan

I mengenai profesi dan kegiatan yang dilakukan sebelumnya. c. Guru membagi anak menjadi 2 kelompok seperti pada siklus I

tindakan I. d. Setiap kelompok mengerjakan proyek yaitu menghias panggung

bersama. e. Setiap kelompok akan mendapatkan bahan dan alat yang

diperlukan dan 2 kelompok akan bergabung untuk menghias panggung bersama.

Page 20: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

65

2) Pelaksanaan pembelajaran dan observasi

a. Pembukaan

Anak bersama guru membuat circle, music dan movement

lalu berdoa bersama. Pembelajaran dimluai dengan apersepsi

tentang tema yang akan disampaikan , yaitu tentang profesi

khususnya tentang penyanyi dan sedikit mereview kegiatan

yang dilakukan sebelumnya yaitu membuat handycam,

microphone dan camera Guru menjelaskan kegiatan-

kegiatan yang dilakukan hari ini. Bermain papan emosi

dilakukan untuk mereview sampai mana anak mengenal

perasaan senang, sedih, takut, marah, malu dan rasa bersalah

dan mengetahui kemampuan anak dalam menganalisa

penyebab terjadinya perasaan tersebut. Anak-anak semakin

mengenal gambar-gambar yang sudah disediakan. Penyebab

yang anak-anak utarakan sudah dapat dimengerti oleh orang

lain dan masuk akal.

b. Kegiatan inti

Guru membagi anak menjadi 2 kelompok seperti di siklus I

tindakan I. Kelompok ungu terdiri dari 5 orang, kelompok

emas terdiri dari 4 orang dengan anggota yang sama seperti

di siklus I tindakan I. Setiap kelompok bekerja sama untuk

mengerjakan proyek, yaitu menghias panggung bersama.

Ketika menghias panggung, kelompok emas dan kelompok

Page 21: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

Mempersiapkan alat dan bahan

Fatih, Ruba dan Danish sedang menyiapkan alat

akan digunakan. Fatih berkata “Danish, ini gimana sih caranya aku gak

bisa?” dan Danish menjawab “kamu mau tau caranya, sini aku kasih

tahu (sambil memperagakan gimana caranya membuka lembaran

kertas krep)”. Danish

mengemukakan pendapat dan memecahkan masalah sederhana.

anak dapat menunjukkan rasa senang d

bersama.

ungu bergabung untuk bekerja sama menghias panggung

dengan semangat.

Gambar 4.6 empersiapkan alat dan bahan untuk menghias panggung

Fatih, Ruba dan Danish sedang menyiapkan alat-alat dan

akan digunakan. Fatih berkata “Danish, ini gimana sih caranya aku gak

” dan Danish menjawab “kamu mau tau caranya, sini aku kasih

tahu (sambil memperagakan gimana caranya membuka lembaran

kertas krep)”. Danish sudah dapat mengenali keingina

mengemukakan pendapat dan memecahkan masalah sederhana.

anak dapat menunjukkan rasa senang dalam mengikuti kegiatan

66

ungu bergabung untuk bekerja sama menghias panggung

untuk menghias panggung

alat dan bahan yang

akan digunakan. Fatih berkata “Danish, ini gimana sih caranya aku gak

” dan Danish menjawab “kamu mau tau caranya, sini aku kasih

tahu (sambil memperagakan gimana caranya membuka lembaran

sudah dapat mengenali keinginan temannya,

mengemukakan pendapat dan memecahkan masalah sederhana. Semua

alam mengikuti kegiatan

Page 22: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

Anak bekerja sama untuk menggambar background panggung

Anak-anak

yang akan dibuat untuk background panggung dan berkomunikasi

baik secara lisan maupun isyarat.

media lainnya untuk digunakan bersama.

Fatih dan Aisha berdebat masalah tempat y

Aisha berkata sambil berteriak “Fatih, itu punya aku..aku yang akan

gambar di situ..”, kemudian Fatih berkata “Aisha, kan ini dipake

bersama..”(Fatih men

menunda keinginannya untuk segera

Gambar 4.7 Anak bekerja sama untuk menggambar background panggung

anak sudah dapat berdiskusi secara sederhana tentang gambar

yang akan dibuat untuk background panggung dan berkomunikasi

baik secara lisan maupun isyarat. Anak-anak berbagi crayon dan

media lainnya untuk digunakan bersama. Ketika menghias panggung,

Fatih dan Aisha berdebat masalah tempat yang akan mereka gambar .

Aisha berkata sambil berteriak “Fatih, itu punya aku..aku yang akan

gambar di situ..”, kemudian Fatih berkata “Aisha, kan ini dipake

bersama..”(Fatih menjawab dengan mengendalikan rasa marahnya dan

menunda keinginannya untuk segera menggambar kembali

67

Anak bekerja sama untuk menggambar background panggung

sederhana tentang gambar

yang akan dibuat untuk background panggung dan berkomunikasi

anak berbagi crayon dan

Ketika menghias panggung,

ang akan mereka gambar .

Aisha berkata sambil berteriak “Fatih, itu punya aku..aku yang akan

gambar di situ..”, kemudian Fatih berkata “Aisha, kan ini dipake

awab dengan mengendalikan rasa marahnya dan

menggambar kembali).

Page 23: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

Anak berdiskusi dan berpendapat dalam memecahkan masalah

Ketika semua anak mengerjakan proyeknya dalam menghias panggung

bersama, diskusi dan interaksi semakin terjalin. Rata

mengekspresikan apa yang mereka butuhkan dengan jelas

yang sesuai dengan penyebabnya

mendadak diam dan murung, lalu nayla menghampiri dan bertanya “Ruba

kenapa?”kamu kesel sama aku?”, lalu Ruba

jadi kesel..”...Tak lama Nayla menyahut “kamu gak usah sedih, kan masih ada

crayon aku”, lalu Ruba menjawab “aku pinjem yah punya kamu, makasih ya...”

Gambar 4.8 Anak berdiskusi dan berpendapat dalam memecahkan masalah

Ketika semua anak mengerjakan proyeknya dalam menghias panggung

bersama, diskusi dan interaksi semakin terjalin. Rata-rata anak sudah dapat

mengekspresikan apa yang mereka butuhkan dengan jelas dengan ekspresi emosi

yang sesuai dengan penyebabnya, menghibur teman yang sedih ketika Ruba

mendadak diam dan murung, lalu nayla menghampiri dan bertanya “Ruba

kenapa?”kamu kesel sama aku?”, lalu Ruba menjelaskan “crayonnya patah, aku

jadi kesel..”...Tak lama Nayla menyahut “kamu gak usah sedih, kan masih ada

crayon aku”, lalu Ruba menjawab “aku pinjem yah punya kamu, makasih ya...”

68

Anak berdiskusi dan berpendapat dalam memecahkan masalah

Ketika semua anak mengerjakan proyeknya dalam menghias panggung

rata anak sudah dapat

dengan ekspresi emosi

, menghibur teman yang sedih ketika Ruba

mendadak diam dan murung, lalu nayla menghampiri dan bertanya “Ruba

menjelaskan “crayonnya patah, aku

jadi kesel..”...Tak lama Nayla menyahut “kamu gak usah sedih, kan masih ada

crayon aku”, lalu Ruba menjawab “aku pinjem yah punya kamu, makasih ya...”

Page 24: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

Menghias panggung dengan pembagian tugas masing Rata-rata anak sudah dapat mengelola emosinya sendiri dengan

mengekspresikan emosinya dengan wajar dan dapat betanggung jawab dalam

melakukan tugasnya

antara teman-temannya

berkreasi dengan panggung yang mereka buat.

temannya “ayo teman

selesai..” dan Irham menyahut “ayo bekerja sama “.

Gambar 4. 9 enghias panggung dengan pembagian tugas masing-

rata anak sudah dapat mengelola emosinya sendiri dengan

mengekspresikan emosinya dengan wajar dan dapat betanggung jawab dalam

masing-masing dengan lebih mandiri dan saling memotivasi

temannya, mengeluarkan pendapat tentang ide-ide hebat untuk

berkreasi dengan panggung yang mereka buat. Danish memotivasi teman

temannya “ayo teman-teman waktu kita sebentar lagi habis, panggung kita harus

selesai..” dan Irham menyahut “ayo bekerja sama “.

69

-masing

rata anak sudah dapat mengelola emosinya sendiri dengan

mengekspresikan emosinya dengan wajar dan dapat betanggung jawab dalam

mandiri dan saling memotivasi

ide hebat untuk

Danish memotivasi teman-

teman waktu kita sebentar lagi habis, panggung kita harus

Page 25: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

c. Kegiatan istirahat

Snack time dan menggosok gigi dilakukan selama 30 menit. Ketika

makan bersama

dapat membantu teman yang sedang membutuhkan.

d. Kegiatan penutup

Setelah makan dan menggosok gigi, anak

mereview kegiatan yang sudah dilakukan, berdoa dan pulang

Bekerjasama dengan semangat untuk menghias panggung

Hasil menghias panggung

Kegiatan istirahat

Snack time dan menggosok gigi dilakukan selama 30 menit. Ketika

makan bersama anak-anak sudah dapat berbagi makanan dan mulai

dapat membantu teman yang sedang membutuhkan.

Kegiatan penutup

Setelah makan dan menggosok gigi, anak-anak diajak untuk

mereview kegiatan yang sudah dilakukan, berdoa dan pulang

Gambar 4. 10 Bekerjasama dengan semangat untuk menghias panggung

Gambar 4.11 hias panggung dengan saling memotivasi dan ide yang kreatif

anak

70

Snack time dan menggosok gigi dilakukan selama 30 menit. Ketika

anak sudah dapat berbagi makanan dan mulai

dapat membantu teman yang sedang membutuhkan.

anak diajak untuk

mereview kegiatan yang sudah dilakukan, berdoa dan pulang.

Bekerjasama dengan semangat untuk menghias panggung

ide yang kreatif

Page 26: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

71

Dibawah ini merupakan hasil observasi pada siklus I tindakan II:

Tabel 4.6 Siklus I Tindakan II

No Nama Anak

DIMENSI Mengenali emosi diri

Mengelola emosi

Memotivasi diri sendiri

Mengenali emosi

orang lain

Membina hubungan

1 Danish 12 12 4 6 9 2 Fatih 19 22 6 11 18 3 Arla 11 12 4 6 9 4 Keisha 12 12 4 6 9 5 Irham 12 11 5 6 10 6 Ruba 9 11 4 6 8 7 Zidane 10 11 4 6 9 8 Nayla 9 12 4 6 9 9 Aisha 12 12 4 5 10

Jumlah per dimensi

106 115 39 58 91

% per dimensi

49 53 54 46 56

Jumlah rata-rata

kecerdasan emosional

82

% rata-rata

kecerdasan emosional

52

Page 27: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

72

Lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik sebagai berikut:

Grafik 4.3 Siklus I Tindakan II

Grafik di atas menunjukkan bahwa hasil observasi siklus I

tindakan I hingga siklus I tindakan II terdapat peningkatan

walaupun tidak signifikan. Rata-rata anak sudah dapat membina

hubungan sedikit demi sedikit, terlihat dari kerjasamanya dan cara

berkomunikasi.

3) Refleksi

Kegiatan refleksi ini dilakukan untuk melihat sejauh mana

keberhasilan tindakan II pada siklus I dalam penerapan metode

proyek dengan kegiatan menghias panggung bersama.

Berdasarkan hasil pengamatan selama berlangsungnya

proses pembelajaran pada siklus I tindakan II, kecerdasan

emosional anak sedikit meningkat walaupun tidak signifikan.

Hasil analisis yang diperoleh dari observasi, maka dilakukan

siklus II tindakan I.

Mengenali

Emosi Diri

Mengelola

Emosi

Memotivasi

Diri Sendiri

Mengenali

Emosi

Orang Lain

Membina

Hubungan

% Per Dimensi 46 49 51 49 51

42

44

46

48

50

52

Pe

rse

nta

se

Siklus I Tindakan II

Page 28: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

73

c. Siklus II tindakan I

Siklus II tindakan I dilaksanakan pada hari Senin, 18 april 2011

dari pukul 08.00-10.30 WIB dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1) Perencanaan

Hasil refleksi siklus II tindakan I disimpulkan bahwa

kecerdasan emosional anak Playgroup Tridaya kelas A tahun

ajaran 2010/2011 terjadi peningkatan tapi tidak signifikan,

peneliti bersama guru kelas mengidentifikasi masalah dan

merancang kegiatan yang menunjang perkembangan kecerdasan

emosional anak agar lebih meningkat hingga berkembang baik.

Dibawah ini merupakan skenario pembelajaran siklus II

tindakan I:

SKENARIO PEMBELAJARAN

Hari, tanggal : Senin, 18 April 2011 Tema : Rekreasi Sub tema : Restoran Tujuan : Meningkatkan kecerdasan emosional anak

melalui metode proyek

1. Indikator : - Mengenali emosi diri - Mengelola emosi - Memotivasi diri sendiri - Mengenali emosi orang lain - Membina hubungan

2. Kegiatan : membuat menu-menu makanan

3. Media/ bahan : - kertas scotlite - Kertas lipat - Majalah/koran - Gambar-gambar menu makanan - Lem - Crayon

Page 29: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

74

2) Pelaksanaan pembelajaran dan observasi

a. Pembukaan

Anak bersama guru membuat circle, music dan movement

lalu berdoa bersama dipimpin oleh salah satu anak yang hari

tersebut menjadi pemimpin. Pembelajaran dimulai dengan

apersepsi tentang tema yang akan disampaikan, yaitu tentang

rekreasi khususnya restoran. Guru menjelaskan kegiatan-

kegiatan yang dilakukan.

b. Kegiatan inti

Guru membagi anak menjadi 2 kelompok seperti di siklus

sebelumnya. Kelompok ungu terdiri dari 5 orang, kelompok

emas terdiri dari 4 orang. Setiap kelompok bekerja sama

untuk mengerjakan proyek, yaitu membuat menu-menu

makanan. Gambar-gambar yang digunakan anak-anak untuk

membuat menu-menu makanan, telah dipilih sebelumnya

oleh anak-anak sendiri dengan mengemukakan pendapatnya

dan mencari sendiri dengan bantuan dan bimbingan guru.

4. Langkah-langkah kegiatan: a. Guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan b. Apersepsi mengenai tema, dibuka oleh guru dan kemudian

dilanjutkan oleh cerita anak tentang rekreasi c. Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok seperti kelompok

sebelumnya. d. Guru menjelaskan apa yang akan dilakukan setiap

kelompok e. Setiap kelompok mengerjakan proyek dengan bekerja

sama.

Page 30: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

75

Setiap anak berhak untuk bercerita secara bergiliran

makanan apa yang disukanya dan anak-anak yang lain

mendengarkan temannya untuk bercerita.

Sebelum mengerjakan proyek bersama, anak-anak diajak

untuk bermain dadu ekspresi. Setiap anak secara bergiliran

melempar dadu ekspresi dan gambar yang keluar akan di

ekspresikan oleh anak. Ketika gambar menunjukkan rasa

senang, maka anak harus mengekspresikan wajahnya ketika

senang. Ketika anak-anak bermain dadu ekspresi, semua

anak dapat mengekspresikan gambar yang ada pada dadu

yang telah dilemparnya. Aisha mendapat giliran untuk

melempar dadunya dan yang keluar adalah gambar “malu”.

Guru bertanya “gambar apa itu aisha?” dan Aisha menjawab

“itu gambar malu”..Guru “Eh, gimana sih cha kalau aisha

sedang malu?”, tak lama kemudian Aisha tanpa ragu

mengekspresikan emosinya ketika malu dengan wajah

memerah dan senyum tersipu.

Page 31: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

Membuat menu

Semangat

Menu-menu makanan dan minuman di restoran PG Tridaya

Gambar 4. 12

embuat menu-menu makanan dengan menempel dan menggambar

Gambar 4. 13 Semangat bekerjasama dengan saling berbagi

Gambar 4. 14

menu makanan dan minuman di restoran PG Tridaya

76

menu makanan dengan menempel dan menggambar

menu makanan dan minuman di restoran PG Tridaya

Page 32: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

77

Hasil observasi pada siklus II tindakan I yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.7 Siklus II Tindakan I

No Nama Anak

DIMENSI Mengenali emosi diri

Mengelola emosi

Memotivasi diri sendiri

Mengenali emosi

orang lain

Membina hubungan

1 Danish 16 19 4 12 18 2 Fatih 19 22 6 11 18 3 Arla 16 21 4 11 18 4 Keisha 18 18 8 6 11 5 Irham 20 21 8 12 10 6 Ruba 19 22 7 11 18 7 Zidane 22 21 8 10 18 8 Nayla 21 22 7 12 18 9 Aisha 17 20 8 12 16

Jumlah per dimensi

168 186 60 97 145

% per dimensi

78 86 83 77 90

Jumlah rata-rata

kecerdasan emosional

131

% rata-rata

kecerdasan emosional

83

Page 33: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

78

Lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik sebagai berikut:

Grafik 4.4 Siklus II Tindakan I

Grafik diatas menunjukkan bahwa pada siklus II tindakan I,

kecerdasan emosional anak meningkat dengan cukup tinggi.

Dimensi memotivasi diri sendiri dan membina hubungan

mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Sedangkan dimensi

mengenali emosi diri, mengelola emosi dan mengenali emosi orang

lain masih membutuhkan stimulus. Rata-rata anak sudah muncul

kepercayaan dirinya untuk mengekspresikan emosinya secara wajar

dan memulai membina hubungan dengan mengelola emosinya dan

mulai mengenali emosi orang lain.

3) Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan selama berlangsungnya

proses pembelajaran pada siklus II tindakan I, kecerdasan

Mengenali

Emosi Diri

Mengelola

Emosi

Memotivasi

Diri Sendiri

Mengenali

Emosi

Orang Lain

Membina

Hubungan

% Per Dimensi 78 86 83 77 90

70

75

80

85

90

95

Pe

rse

nta

se

Siklus II Tindakan I

Page 34: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

79

emosional anak meningkat dengan sangat signifikan dalam 2

dimensi, 3 dimensi lainnya masih dalam proses perkembangan dan

membutuhkan stimulus. Hasil analisis, maka dilakukan tindakan II

pada siklus II.

d. Siklus II tindakan II

Siklus II tindakan II dilaksanakan pada hari Rabu, 20 april

2011 dari pukul 08.00-10.30 WIB dengan tahap-tahap sebagai

berikut:

1) Perencanaan

Hasil refleksi siklus II tindakan I disimpulkan bahwa

kecerdasan emosional anak Playgroup Tridaya kelas A tahun

ajaran 2010/2011 terjadi peningkatan sangat signifikan dalam 3

dimensi dan 2 dimensi lainnya masih membutuhkan stimulus,

peneliti bersama guru kelas mengidentifikasi masalah dan

merancang kegiatan yang menunjang perkembangan kecerdasan

emosional anak agar lebih meningkat hingga berkembang baik.

Dibawah ini merupakan skenario pembelajaran pada siklus II

tindakan II :

Page 35: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

80

SKENARIO PEMBELAJARAN

Hari, tanggal : Rabu, 20 April 2011 Tema : Rekreasi Sub tema : Restoran Tujuan : Meningkatkan kecerdasan emosional anak melalui

metode proyek

1. Indikator : - Mengenali emosi diri - Mengelola emosi - Memotivasi diri sendiri - Mengenali emosi orang lain - Membina hubungan

2. Kegiatan : membuat sandwich dan salad buah

3. Media/ bahan : - roti kupas

- selada - beef burger - sambal tomat - buah-buahan - mayonaise - mangkuk - piring kertas - sendok

4. Langkah-langkah kegiatan: a. Guru menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan b. Guru membuka apersepsi anak tentang tema yaitu restoran c. Guru membagi kelompok seperti sebelumnya pada siklus II

tindakan I d. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan oleh setiap

kelompok e. Setiap kelompok akan mengerjakan proyek dengan bekerja sama f. Setelah proyek selesai, guru bersama anak membuat setting kelas

menjadi sebuah restoran g. Anak-anak bermain peran di restoran dengan proyek yang sudah

di kerjakan pada siklus II tindakan I dan tindakan II.

Page 36: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

81

2) Pelaksanaan pembelajaran dan observasi

a. Pembukaan

Anak bersama guru membuat circle, music dan movement

lalu berdoa bersama. Pembelajaran dimulai dengan apersepsi

tentang tema yang akan disampaikan, yaitu tentang rekreasi

khususnya restoran. Guru mereview kegiatan yang

dilakukan sebelumnya dan menjelaskan kegiatan-kegiatan

yang akan dilakukan. Setelah apersepsi dilakukan, setiap

anak bergiliran bercerita tentang pengalamannya pergi ke

restoran bersama keluarga. Aisha bercerita “kemaren aku

pergi ke hoka-hoka bento sama ummi, abby dan cheucheu.

Disana aku makan terus ada perosotan dan ayunannya, aku

seneng main sama cheucheu”. Anak yang lain sangat

antusias mendengarkan cerita Aisha dan mengajukan

pertanyaan sederhana. Bercerita dilakukan secara bergiliran

dan semua anak tampil dengan penuh percaya diri.

b. Kegiatan inti

Guru membagi anak menjadi 2 kelompok seperti di siklus

sebelumnya. Kelompok ungu terdiri dari 5 orang, kelompok

emas terdiri dari 4 orang. Setiap kelompok bekerja sama

untuk mengerjakan proyek, yaitu membuat sandwich dan

salad buah. Pada sesi pertama, kelompok emas membuat

salad buah sedangkan kelompok ungu membuat sandwich.

Page 37: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

Anak memilih dan memakai baju cooking

seperti memilih baju, memakai dan merapikannya kembali setelah

digunakan.

Pada sesi kedua, kegiatan sebaliknya yaitu kelompok emas

membuat sandwich dan kelompok ungu membuat salad

buah. Anak-anak saling membantu untuk menyendok buah

dan menyusun sandwichnya. Anak-anak terlihat antusias

terhadap hasil masakan yang mereka buat sendiri dan

memakannya dengan semangat.

Gambar 4. 16 Anak memilih dan memakai baju cooking dengan lebih mandiri

Anak lebih mandiri dalam melakukan aktivitas sederhana

seperti memilih baju, memakai dan merapikannya kembali setelah

digunakan.

82

Pada sesi kedua, kegiatan sebaliknya yaitu kelompok emas

membuat sandwich dan kelompok ungu membuat salad

anak saling membantu untuk menyendok buah

anak terlihat antusias

terhadap hasil masakan yang mereka buat sendiri dan

dengan lebih mandiri

Anak lebih mandiri dalam melakukan aktivitas sederhana

seperti memilih baju, memakai dan merapikannya kembali setelah

Page 38: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

Gambar 4.18 Cooking salad buah

Gambar 4.19 Cooking sandwich

83

Page 39: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

Bermain peran makan di restoran

Tamu dipersilahkan untuk duduk dan memilih menu

Gambar 4.20 Bermain peran makan di restoran, menyambut tamu dengan bahasa

yang ramah dan santun

Gambar 4.21 Tamu dipersilahkan untuk duduk dan memilih menu

84

menyambut tamu dengan bahasa

Tamu dipersilahkan untuk duduk dan memilih menu

Page 40: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

Makanan dan minuman yang dipesan

Gambar 4. 22 Makanan dan minuman yang dipesan

Gambar 4.23 Bertemu teman di restoran PG Tridaya

85

PG Tridaya

Page 41: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

86

c. Kegiatan istirahat

Snack time dan menggosok gigi dilakukan selama 30 menit.

Ketika makan bersama anak-anak sudah dapat berbagi

makanan, sudah dapat membantu teman yang sedang

membutuhkan bantuan, mandiri dalam melakukan aktivitas-

aktivitas sederhana tanpa bantuan. Rasa berbagi dan

mengenali keinginan teman semakin meningkat.

d. Kegiatan penutup

Setelah makan dan menggosok gigi, anak-anak

diajak untuk bermain peran “bernyanyi di panggung”

menggunakan media dari hasil proyek yang telah dibuat

bersama. Setiap anak bernyanyi secara bergiliran di

panggung yang sudah dihias menggunakan microphone yang

sudah dibuat, ada yang memainkan alat musiknya, ada yang

mengambil gambar dengan camera, merekam dengan

handycam dan ada yang menjadi penonton. Setelah itu guru

mereview kegiatan yang sudah dilakukan, berdoa dan

pulang. Bermain peran bernyanyi di panggung membuat

anak-anak lebih berani lagi untuk tampil dengan percaya

diri. Semua anak berperan sebagai perannya masing-masing

dan bekerjasama dengan baik.

Page 42: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

Semua anak berkumpul d

Anak-

penyebab terjadinya perasaan tersebut. Anak

emosinya ketika membina hubungan dengan orang lain, mengendalikan

rasa marah, menunda keinginannya, mengenali perasaan dan kei

orang lain dan lebih bertanggung jawab terhadap apa yang harus mereka

kerjakan. Dengan riang dan gembira anak

bersama.

Gambar 4. 25 Semua anak berkumpul dengan kekompakannya

-anak semakin mengetahui perasaan mereka dan mengetahui

penyebab terjadinya perasaan tersebut. Anak-anak lebih bisa mengelola

emosinya ketika membina hubungan dengan orang lain, mengendalikan

rasa marah, menunda keinginannya, mengenali perasaan dan kei

orang lain dan lebih bertanggung jawab terhadap apa yang harus mereka

kerjakan. Dengan riang dan gembira anak-anak menikmati kegiatan

87

engan kekompakannya

anak semakin mengetahui perasaan mereka dan mengetahui

anak lebih bisa mengelola

emosinya ketika membina hubungan dengan orang lain, mengendalikan

rasa marah, menunda keinginannya, mengenali perasaan dan keinginan

orang lain dan lebih bertanggung jawab terhadap apa yang harus mereka

anak menikmati kegiatan

Page 43: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

88

Dibawah ini merupakan hasil observasi pada kegiatan di siklus II

tindakan II :

Tabel 4.8 Siklus II Tindakan II

No Nama Anak

DIMENSI Mengenali emosi diri

Mengelola emosi

Memotivasi diri sendiri

Mengenali emosi

orang lain

Membina hubungan

1 Danish 16 19 8 12 18 2 Fatih 24 24 6 12 18 3 Arla 24 24 8 11 18 4 Keisha 18 18 8 12 11 5 Irham 24 24 8 12 18 6 Ruba 24 24 7 12 18 7 Zidane 24 24 8 10 18 8 Nayla 24 24 8 12 18 9 Aisha 24 24 8 12 18

Jumlah per dimensi

202 205 69 105 155

% per dimensi

94 95 96 83 96

Jumlah rata-rata

kecerdasan emosional

147

% rata-rata

kecerdasan emosional

93

Page 44: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

89

Lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik sebagai berikut:

Grafik 4.5 Siklus II Tindakan II

Grafik diatas menunjukkan bahwa pada siklus II tindakan II

peningkatan sangat signifikan dan rata-rata kecerdasan emosional anak

berkembang baik.

3) Refleksi

Hasil analisis siklus II tindakan II, semua anak mempunyai

kecerdasan emosional dengan kemampuan 5 dimensi yang berkembang

baik, mencapai indikator dalam setiap dimensi. Kelas A Playgroup

Tridaya lebih cerdas dalam membina hubungan, lebih peka terhadap

emosi orang lain, lebih dapat mengelola emosinya dengan memotivasi

diri untuk mandiri dalam melakukan aktivitas-aktivitas sederhana, lebih

dapat mengenali emosi diri sendiri dan mengetahui alasan penyebab

terjadinya emosi pada dirinya. Anak-anak semakin mengetahui

perasaan mereka dan mengetahui penyebab terjadinya perasaan

Mengenali

Emosi Diri

Mengelola

Emosi

Memotivasi

Diri Sendiri

Mengenali

Emosi

Orang Lain

Membina

Hubungan

% Per Dimensi 94 95 96 83 96

75

80

85

90

95

100

Pe

rse

nta

se

Siklus II Tindakan II

Page 45: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

90

tersebut. Anak-anak lebih bisa mengelola emosinya ketika membina

hubungan dengan orang lain, mengendalikan rasa marah, menunda

keinginannya, mengenali perasaan dan keinginan orang lain dan lebih

bertanggung jawab terhadap apa yang harus mereka kerjakan. Dengan

riang dan gembira anak-anak menikmati kegiatan bersama.

3. Kecerdasan emosional setelah diterapkan metode proyek di

kelompok bermain Tridaya kelas A

Berdasarkan hasil observasi dan temuan-temuan dari beberapa

siklus, kecerdasan emosional anak setelah diterapkan metode proyek di

Playgroup Tridaya kelas A mengalami peningkatan. Hal ini dapat

dilihat dari hasil observasi dari observasi awal hingga siklus terakhir,

peningkatannya signifikan hingga mencapai tujuan yang diharapkan.

Secara bertahap 5 dimensi dari kecerdasan emosional anak meningkat

dari setiap siklus I ke siklus II. Anak sudah dapat mengenali emosi

dirinya sendiri, mengelola emosinya, memotivasi diri, mengenali

emosi orang lain dan membina hubungan dengan orang lain.

a. Observasi awal

1. Mengenali emosi diri

Di saat observasi awal, dari 9 anak yaitu 2 anak yang

kemampuan mengenali emosi dirinya sedang dalam proses

perkembangan mencapai 15%.

Page 46: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

91

2. Mengelola emosi

Dari 9 anak, 2 anak sudah dalam proses perkembangan dalam

mengelola emosinya. Yang lainnya kemampuan mengelola

emosi masih belum muncul mencapai 13%.

3. Memotivasi diri

Rata-rata anak belum muncul dalam kemampuan memotivasi

diri mencapai 4%.

4. Mengenali emosi orang lain

Dalam mengenali emosi orang lain, rata-rata anak belum

mempunyai kemampuan itu mencapai 1%.

5. Membina hubungan

Dari 9 anak, 2 anak sudah dalam proses perkembangan dalam

membina hubungan dengan orang lain mencapai 12%.

b. Siklus I

1. Mengenali emosi diri

Hasil dari analisis siklus I, mengenali emosi diri meningkat

hingga 49 %.

2. Mengelola emosi

Hasil dari analisis siklus I, mengelola emosi meningkat

hingga 53 %.

3. Memotivasi diri

Hasil dari analisis siklus I, memotivasi diri meningkat hingga

54%.

Page 47: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

92

4. Mengenali emosi orang lain

Hasil dari analisis siklus I, mengenali emosi orang lain

meningkat hingga 46%.

5. Membina hubungan

Hasil dari analisis siklus I, membina hubungan dengan

orang lain meningkat hingga 56%.

c. Siklus II

1. Mengenali emosi diri

Dalam mengenali emosi orang lain ketika siklus II, rata-rata

anak sudah mencapai indikator dengan berkembang baik

hingga 94%.

2. Mengelola emosi

Kemampuan mengelola emosi anak berkembang baik mencapai

hingga 95%.

3. Memotivasi diri

Kemampuan memotivasi diri semua anak berkembang baik

hingga mencapai 96%.

4. Mengenali emosi orang lain

Kemampuan anak dalam mengenali emosi orang lain sudah

berkembang baik hingga mencapai 83%.

5. Membina hubungan

Page 48: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

Kemampuan anak

ber

Peningkatan Kecerdasan Emosional Anak Playgroup Tridaya

Peningkatan Kecerdasan Emosional Ana

Peningkatan Kemampuan Berempati Anak Tiap Dimensi pada setiap Siklus

% per Dimensi Mengenali Emosi Diri Mengelola Emosi Memotivasi Diri Sendiri Mengenali Emosi Orang LainMembina Hubungan

Kemampuan anak dalam membina hubungan sudah

berkembang baik hingga mencapai 96%.

Tabel 4.9

Peningkatan Kecerdasan Emosional Anak Playgroup Tridaya

Setelah Diterapkan Metode Proyek

Grafik 4.6 Peningkatan Kecerdasan Emosional Anak Playgroup Tridaya Kelas A

Setelah Diterapkan Metode Proyek

Peningkatan Kemampuan Berempati Anak Tiap Dimensi pada setiap SiklusObservasi

Awal Siklus I

Tindakan I Siklus I

Tindakan II15 30 49 13 41 53 4 50 54

Mengenali Emosi Orang Lain 1 40 46 12 48 56

93

dalam membina hubungan sudah

Peningkatan Kecerdasan Emosional Anak Playgroup Tridaya

k Playgroup Tridaya Kelas A

Peningkatan Kemampuan Berempati Anak Tiap Dimensi pada setiap Siklus

Tindakan II Siklus II Tindakan I

Siklus II Tindakan II

78 94 86 95 83 96 77 83 90 96

Page 49: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

94

Grafik 4.7

Peningkatan Kecerdasan Emosional Anak Playgroup Tridaya Setiap Dimensi Setelah Diterapkan Metode Proyek

15

30

49

78

94

13

41

53

86

95

4

50

54

83

96

1

40

46

77

83

12

48

56

90

96

Observasi Awal Siklus I Tindakan I Siklus I Tindakan II Siklus II Tindakan I Siklus II Tndakan II

Membina Hubungan

Mengenali Emosi Orang

Lain

Memotivasi Diri Sendiri

Mengelola Emosi

Mengenali Emosi Diri

Page 50: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

95

B. Pembahasan

Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian yang telah dideskripsikan

diatas, maka sekarang akan membahas dan menganalisis hasil temuan

tersebut sesuai dengan fokus permasalahannya, yaitu:

1. Kecerdasan emosional anak sebelum diterapkan metode proyek

Kondisi awal kecerdasan emosional anak sebelum diterapkan

metode proyek mempunyai kecerdasan emosional yang cenderung

rendah. Hasil temuan mengenai kecerdasan emosional anak yang

dibagi menjadi 5 dimensi yaitu mengenali emosi diri, mengelola

emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain dan

membina hubungan dengan orang lain.

Dilihat dari kondisi awal, kemampuan anak dalam mengenali

emosi diri hanya mencapai 15%. Hal ini terlihat dari masih banyak

anak yang belum mempunyai kesadaran diri untuk mengenali perasaan

yang terjadi sedangkan kemampuan ini merupakan dasar dari

kecerdasan emosional. Rata-rata anak baru mengenal perasaan senang,

sedih dan marah saja tanpa mengetahui penyebab terjadinya emosi

tersebut. Sedangkan perasaan takut, malu dan rasa bersalah masih

belum dikenal anak. Menurut pendapat ahli bahwa sejak usia dini anak

dapat mengenali perasaannya sendiri, oleh karena itu kesadaran diri ini

harus segera dilatih karena hal tersebut merupakan langkah penting

untuk meningkatkan kecerdasan emosional.

Page 51: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

96

Kemampuan anak dalam mengelola emosinya sendiri hanya

mencapai 13 %. Hal ini dapat dilihat dari anak belum bisa

mengekspresikan emosinya dengan wajar melalui tindakan, kata-kata

atau ekspresi wajah. Perasaan yang dirasakan belum terungkap dengan

tepat.

Kemampuan anak dalam memotivasi dirinya sendiri hanya

mencapai 4 %. Hal ini dapat dilihat dari rasa tanggung jawab anak

dalam kemandirian melakukan aktivitas masih rendah.

Kemampuan anak dalam mengenali emosi orang lain mencapai 1

%. Hal ini dapat dilihat dari empati anak belum muncul, keterampilan

anak dalam membaca perasaan dan isyarat non verbal belum muncul.

Kemampuan anak dalam membina hubungan dengan orang lain

mencapai 12 %. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan anak dalam

berinteraksi dengan orang lain, menyelesaikan masalah dan

menunjukkan kerja sama masih rendah.

Hasil observasi sebelum diterapkan metode proyek menunjukkan

bahwa kecerdasan emosional anak playgroup Tridaya kelas A

dinyatakan rendah. Hal tersebut terlihat dari kemampuan anak untuk

mengetahui perasaannya sendiri belum muncul, belum mempunyai

rasa empati, belum merasa bertanggung jawab, belum peka erhadap

perasaan orang lain, belum dapat membina hubungan dengan orang

lain.

Page 52: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

97

Strategi dan metode yang digunakan guru belum optimal dalam

mengembangkan kecerdasan emosional anak. Pengetahuan dan

wawasan guru dalam mengetahui betapa pentingnya kecerdasan

emosional masih rendah.

Dalam pembelajaran, kadang-kadang kecerdasan emosional anak

terabaikan karena fokus dengan tujuan pembelajaran yang lain.

Sebelum diterapkan metode proyek pada saat observasi awal,

ditemukan bahwa rata-rata kecerdasan emosional anak playgroup

Tridaya dinyatakan rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Hein

(Mimbar, 2005:30) yang mengemukakan tentang ciri-ciri kecerdasan

emosional yang rendah bahwa anak-anak yang memiliki kecerdasan

emosional yang rendah adalah anak yang tidak mempunyai rasa

tanggung jawab terhadap perasaan diri sendiri, tetapi menyalahkan

orang lain, tidak mengetahui perasaannya sendiri sehingga sering

menyalahkan orang lain. Sering menyalahkan orang lain, suka

memerintah, suka mengkritik, sering mengganggu, sering menguliahi,

sering memberi nasihat, sering curang, dan senang menilai orang lain.

membiarkan segala hal terjadi atau bereaksi berlebihan terhadap

kejadian yang sederhana (kecil) sekalipun, tidak memiliki perasaan dan

integritasTidak sensitif terhadap perasaan orang lain, tidak mempunyai

rasa empati dan rasa kasihan, kaku, tidak fleksibel, membutuhkan

aturan-aturan dan struktur untuk merasa aman, merasa tidak aman,

defensif, dan sulit menerima kesalahan dan sering merasa bersalah,

Page 53: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

98

tidak bertanggung jawab, pesimis. Dari hasil observasi dan

menggunakan instrumen yang telah di validasi sesuai dengan ciri-ciri

kecerdasan emosional anak di atas bahwa kecerdasan emosional anak

Playgroup Tridaya kelas A tahun ajaran 2010/2011 rendah.

2. Proses penerapan metode proyek dalam meningkatkan

kecerdasan emosional anak

Penerapan metode proyek dalam meningkatkan kecerdasan

emosional anak dilakukan dengan 2 siklus dan 4 tindakan. Dari hasil

tindakan-tindakan yang dilakukan dari skilus I dan II, kecerdasan

emosional anak meningkat dengan signifikan.

Pada dasarnya anak usia dini belajar melalui lingkungannya,

sebagaimana terdapat dalam Masitoh, dkk (2005:27) mengenai

perspektif konstruktivistik memandang kematangan serta pengalaman-

pengalaman environmental memainkan peran penting dalam proses

belajar. Menurut pandangan itu, pengetahuan pada dasarnya dibangun

oleh anak melalui interaksi dengan lingkungannya. Anak adalah

makhluk belajar yang aktif yang dapat mengkreasi dan membangun

pengetahuannya sendiri. Melalui metode proyek ini, anak membangun

kreativitas, kemandirian, membangun pengetahuan tentang mengenali

emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri dan mengenali

emosi orang lain dan membina hubungan dari pengalaman lingkungan

yang mereka lalui ketika proses penerapan metode proyek.

Page 54: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

99

Kemampuan anak dalam mengenali emosinya sendiri meningkat.

Hal ini dapat dilihat dari kemampuan anak dalam mengenali perasaan

yang dirasakan dan mengenali penyebab terjadinya perasaan yang

dirasakan sudah berkembang baik. Anak sudah mempunyai kesadaran

diri untuk menganalisa perasaan yang dirasakannya. Anak sudah dapat

mengatasi masalah yang timbul dalam dirinya.

Kemampuan anak dalam mengelola emosinya meningkat. Hal ini

terlihat dari semua anak sudah dapat mengekpresikan emosinya

dengan wajar melalui tindakan, kata-kata atau ekspresi wajahnya dan

menunjukkan antusias terhadap sesuatu dan menunjukkan kebanggan

terhadap hasil karya sendiri. Kemampuan anak dalam mengendalikan

perasaannya sendiri sudah berkembang baik.

Kemampuan anak dalam memotivasi dirinya sendiri meningkat.

Hal ini dapat dilihat dari rasa tanggung jawab anak dalam kemandirian

melakukan seuatu, menyelesaikan aktivitas sederhana, memecahkan

masalah sederhana dan memberi keputusan sederhana sudah

berkembang dengan baik. Anak-anak sudah dapat menguasai dirinya

sendiri untuk menciptakan kreasi.

Kemampuan anak dalam mengenal emosi orang lain meningkat.

Hal ini dapat dilihat dari kemampuan berempati dan menghargai orang

lain anak sudah berkembang dengan baik. Semua anak sudah dapat

membaca perasaan dan isyarat non verbal orang lain. Kemampuan

Page 55: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

100

anak dalam menangkap sinyal-sinyal sosial yang mengisyaratkan

kebutuhan orang lain sudah muncul dan berkembang dengan baik.

Kemampuan anak dalam membina hubungan dengan orang lain

meningkat dilihat dari anak sudah dapat berinteraksi dengan teman,

menyelesaikan masalah sederhana dan menunjukkan kerja sama.

Dilihat dari hasil observasi akhir dari siklus II tindakan II

menunjukkan bahwa kecerdasan emosional anak Playgroup Tridaya

kelas A dinyatakan tinggi atau berkembang dengan baik. Hal tersebut

dapat dilihat dari kemampuan anak yang dapat mengekspresikan

emosinya dengan jelas, tidak merasa takut untuk mengekspresikannya,

memiliki semangat tinggi untuk memotivasi dirinya sendiri, dapat

memahami komunikasi atau isyarat non verbal, memiliki rasa percaya

diri dan membina hubungan dengan baik.

3. Kecerdasan emosional anak setelah diterapkan metode proyek

Kecerdasan emosional anak kelas A Playgroup Tridaya mengalami

peningkatan yang signifikan setelah diterapkan metode proyek.

Kecerdasan emosional anak dari observasi awal yaitu mengenali emosi

diri 15%, mengelola emosi 13 %, memotivasi diri sendiri 1 %,

mengenali emosi orang lain 4% dan membina hubungan 12 %.

Dalam Moeslichatoen (2004:3) disebutkan bahwa metode proyek

adalah salah satu metode yang di gunakan untuk melatih kemampuan

anak memecahkan masalah yang di alami anak dalam kehidupan

Page 56: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

101

sehari-hari. Cara ini dapat menggerakkan anak untuk melakukan

kerjasama sepenuh hati untuk mencapai tujuan bersama.

Metode proyek digunakan di kelas Playgroup Tridaya kelas A

tahun ajaran 2010/2011 dan setelah diterapkan metode proyek

kecerdasan emosional anak dari siklus I tindakan I sampai siklus II

tindakan II mengalami peningkatan hingga rata-rata kecerdasan

emosional menunjukkan 93% dan dinyatakan kecerdasan emosional

tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Hein (Mimbar, 2005:30)

mengemukakan tentang ciri-ciri kecerdasan emosional yang tinggi

dengan ciri-ciri tersebut meliputi: dapat mengekspresikan emosi

dengan jelas, tidak merasa takut untuk mengekspresikan perasaannya,

tidak didominasi oleh perasaan-perasaan negatif, dapat memahami

(membaca) komunikasi non verbal, membiarkan perasaan yang

dirasakannya untuk membimbingnya, berperilaku sesuai dengan

keinginan, bukan karena keharusan, dorongan dan tanggung jawab,

menyeimbangkan perasaan dengan rasionalitas, logika dan kenyataan,

memiliki sikap independent, percaya diri dan otonomi moral,

termotivasi secara intrinsik, tidak termotivasi karena kekuasaan,

kekayaan, status, kebaikan dan persetujuan, memiliki emosi yang

fleksibel, optimis, tidak menginternalisasikan kegagalan, peduli

dengan perasaan orang lain, senang untuk menyatakan perasaan, tidak

digerakkan oleh ketakutan atau kekhawatiran, dapat mengindentifikasi

berbagai perasaan secara bersamaan. Kecerdasan emosional anak

Page 57: Bab IV Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak

102

Playgroup Tridaya kelas A tahun ajaran 2010/2011 dinyatakan

meningkat dan kecerdasan emosional menjadi tinggi dengan

menggunakan alat ukur validasi instrumen.

Rata-rata kecerdasan emosional anak pada saat sebelum diterapkan

metode proyek yaitu 9 % dan dinyatakan rendah. Setelah diterapkan

metode proyek, rata-rata kecerdasan emosional anak meningkat hingga

93%. Peningkatan yang cukup signifikan, yaitu 86% setelah dilakukan

tindakan yaitu dengan penerapan metode proyek.

Dengan metode proyek, rasa kerja sama dan kekompakan kelas

jadi meningkat dan anak terlihat antusias dengan hasil karya meraka

yang di buat bersama.