perawatan ortodontik remaja

59
PERAWATAN ORTODONTIK PADA ANAK REMAJA Nurul Aini Meliana 041.212.123 P. Tamilla A. Kodijat 041.212.124 Paulina Miranti 041.212.125 Pembimbing : drg. Irawati, S

Upload: prawira-setiadarma

Post on 05-Jan-2016

50 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Pembahasan dasar-dasar ortodontik

TRANSCRIPT

PERAWATAN ORTODONTIK

PADA ANAK REMAJA

Nurul Aini Meliana041.212.123P. Tamilla A. Kodijat041.212.124Paulina Miranti041.212.125Prawira Setiadarma041.212.126

Pembimbing : drg. Irawati, Sp.Ort

Perawatan maloklusi paling baik dilakukan pada masa remaja

dibandingkan periode lain

Pada masa tersebut pasien & orang tua sering menyadari

masalah ini, bukan karena waktu terbaik untuk terapi

PENGERTIAN PERAWATAN MASA

REMAJA

KARAKTERISTIK UMUM MALOKLUSI PADA REMAJA

Pertumbuhan gigi & hubungan oklusal yang tetap

Pertumbuhan skeletal yang mungkin terlalu berlebihanan & melambat.

Sempurnanya fungsi otot

Disfungsi Temporomandibular lebih sering karena gigi, skeletal, dan adaptasi dari TMJ telah berkurang.

Aspek psikologis lebih penting dari pada usia muda.

KEUNTUNGAN DARI PERAWATAN MASA REMAJA

Dapat mengkontrol semua gigi permanen, kecuali gigi molar tiga, sedini mungkin.

Tingkat pergantian tulang masih tinggi meskipun dimensi dewasa hampir tercapai. Perbaikan & perubahan mudah terjadi dlm ortodontik meskipun dasar morfologi kraniofasial sebagian besar telah terbentuk.

Motivasi untuk melakukan perawatan tinggi, khususnya dimana estetika wajah yang terpengaruh.

Tujuan pengobatan dapat didefinisikan lebih pasti, lebih cepat , dinamika pertumbuhan yang tak terduga.

✓✓

Kesempatan terbaik untuk mengkontrol dan manipulasi displasia skeletal yang parah saat masa lalu.

Waktu yang diperlukan untuk perawatan mungkin lebih lama untuk maloklusi tertentu.

Sulit menentukan posisi gigi pada saat oklusi dan pembentukan akar yang sempurna dari guidance selama erupsi.

BEBERAPA KESULITAN DALAM PERAWATAN MASA REMAJA

MENDEFINISIKAN TUJUAN DARI PERAWATAN MASA

REMAJA

Strategi utama dalam perawatan posisi gigi

yang tepat

Analisis sefalometrik untuk

perencanaan perawatan sangat

penting.

Peningkatan tulang kraniofasial oleh perawatan ortodontik masih mungkin pada masa remaja, Tujuan

utama memprediksi waktu pertumbuhan remaja yang sangat cepat yang dapat dimanfaatkan dalam mengkoreksi perawatan ortodontik yg direncanakan

• Indikator kematangan yang digunakan hand-wrist radiografi.

• Meskipun prediksi pertumbuhan mencapai puncaknya tidak pasti hanya berdasarkan radiografi carpal & memiliki nilai yang sangat terbatas.

• Perubahan vertikal yg tepat terjadi dalam proses dentoalveolar / rotasi mandibula berikut perubahan dentoalveolar.

• Direncanakan perubahan skeletal horisontal dan vertikal harus diukur & dimonitor secara teratur dgn analisis sefalometrik.

SKELETAL

GIGIInklinasi Aksial

Posisi artistic dari mahkota gigi anterior biasanya menghasilkan sedikit perbedaan pada akar. Angulasi akar gigi anterior bagian lingual dan 130 0 dari sudut interincisal dapat berfungsi sebagai panduan kasar. Hubungan Insisal

• Sekitar sepertiga dari mahkota insisal rahang bawah.

Overbite

• Kecenderungan aksial gigi seri• Hub. skeletal• Hub. lebar dr gigi atas ke gigi

bawah• Ketebalan mahkota labioligual yg

posisi insisalnya hrs sentris di intercuspal (oklusal biasa).

Overjet Ditentukan

Bentuk lengkung harus simetris & terkoordinasi satu sama lain & hrs sesuai dengan bentuk dasar tulang. Diameter mandibula intercanine seharusnya jarang meningkat selama perawatan anak remaja, krn peningkatan tersebut telah terbukti berulang kali menjadi tidak stabil dari terlepasnya penggunaan alat.

Midliness

Garis tengah gigi harus bertepatan dgn satu sama lain & dengan pertengahan bidang sagital dari tulang kraniofasial.

Arch Form

Umumnya garis oklusal harus tinggi. Angulasi dr gigi seri ke garis oklusal berguna untuk memastikan sebelum dilakukan perawatan.

Spacing

Seharusnya semua gigi hrs berkontak interproksimal yang rapat & tidak ada gigi berjejal maupun rotasi. Tp indeks bolton mengungkapkan hasil yg sempurna tersebut tdk mungkin & beberapa kasus spacing atau gigi berjejal tidak dapat dihindariCurve of Spee – Occlusal

Line

Oklusi harus memperlihatkan tidak adanya

yg menyebabkan hambatan selama

pergerakan oklusi dari mendibula / dlm

posisi retrusi ( relasi sentrik) & tidak ada

hambatan pd saat balancing dan gigi

posterior seharusnya disclude selama

gerakan protrusive.

OKLUSAL DAN FUNGSIONAL

Mengukur tujuan perawatan dalam segi estetika sulit dilakukan.

Standar yang dapat diterima secara umum :

- Posisi gigi seri tidak menekan otot bibir

- Bibir hsrus tanpa tekanan pada saat istirahat & saat

berfungsi

- Pada bagian depan gigi tidak boleh memberikan

penampilan yang kurang estetik / edentolous ke

profil jar. Lunak

- Retraksi yg berlebihan jg dpt menghilangkan peran

bibir dlm ekspresi wajah

PROFIL JARINGAN LUNAK DAN ESTETIKA

Pada perawatan ini kompromi

diperlukan / penting dalam rencana

perawatan krn harus mengukur dari

segi profil & posisi gigi, semua "trade-

off" & konsekuensi dr kompromi harus

dicatat & dipahami sejak awal.

KOMPROMI

PENILAIAN HASIL PERAWATAN

PADA REMAJA

Untuk itu perawatan pada anak remaja harus disertai tidak hanya oleh tujuan awal perencanaan yg cermat tetapi jg oleh

pemantauan terus-menerus sepanjang perawatan.

Evaluasi dalam perawatan ortodontik harus dilakukan secara tepat & hati-hati karena ada

banyak variabel yang menentukan kualitas hasil dari perawatan.

Rencana Oklusal

Hubungan Molar

Oklusi Kaninus

Posisi Insisif

Fungsi Relasi Oklusi

Posisi Akar

Keselarasan

OKLUSI JARINGANLUNAK

Bibir

Lidah

Penelanan

Gingiva

Meningkatkan estetik individu

Hidung mengubah estetik wajah Dewasa

ESTETIKFASIAL

TULANG ALVEOLAR DANJARINGAN PERIODONTIUM

Tinggi dari ujung interseptal, kontur

dan kesehatan tulang alveolar dan tebalnya

ligamen periodontal dapat

dipelajari pada radiografi periapikal

Sering terjadi pada pasien ortodontik

Sering dikaitkan saat menggerakkan gigi seri

Tidak mudah untuk membuktikan melalui radiografi

RESORPSI AKAR TMJ

Kelainan temporomandibul

ar merupakan bagian integral

dari banyak displasia skeletal dan perawatan

ortodontik cenderung

mengurangi daripada

memperburuk gejala

temporomandibular

KESULITAN KLINIS

JUMLAH GIGIKEHILANGAN GIGI KONGENITAL

TUJUAN:- Memperhatikan detail posisi dari gigi insisif sentral dan gigi kaninus - Akar gigi kaninus agar paralel gigi insisif sentral

METODE:- Permukaan labial harus diratakan- Tepi insisal disejajarkan- Permukaan lingual dikurangi untuk mencapai overbite dan overjet yang estetik

MASALAH:- Gangguan Keseimbangan

- Posisi harus diseimbangkan oleh oklusal grinding untuk mengamankan hasil oklusal.

Insisif Lateral Maksila

TUJUAN:- Meniadakan kebutuhan dibuatnya jembatan- Mengamankan hubungan antar cusp yang benar- Menjamin tinggi dan kesehatan tulang alveolar pada aspek mesial dari akar mesial molar pertama

METODE:- Menggerakan semua gigi posterior ke mesial yang estetik

MASALAH:- Sebaiknya dirawat terlebih dulu- Perawatan dengan piranti lepasan tidak dianjurkan

Premolar Kedua Mandibula

• Jarang ditemukan• maloklusi

GIGISUPERNUMERARI

Prematur Loss

• Karies, trauma, dll

• = pasien usia dini• = mesial

drifting• Posisi alat

Bentuk & ukuran gigi

Besar

crowding >>>

Kecil

restorative dentistry

orthodontik

komposit/vinir porcelainestetik

& fungsional

Anomali

Remaja awal

Usia terlalu muda = perbaikan estetik &

perawatan ulang

Anomali gigi & panjang akar lebih

terlihatPenting rencana

perawatanekstraksi premolar

pertama/kedua

VARIASI BENTUK & UKURAN GIGI

Spacing

Lokal

Perbaikan estetik lebih

mudah

General

Prostetik & orthodontic

Kerjasama drg

Simpel Crowding

Definisi• Disharmoni ukuran gigi dengan ruang yang

tersedia• Tidak diperparah dengan adanya kelianinan

skeletal, muscular, oklusi fungsional• Relasi molar kelas I/kelas II tipe ADiagnosis• tanpa memajukan gigi-gigi insisivus rahang

bawah, atau memperluas ruang antar kaninus/molar, kecuali apabila gigi-gigi posterior rahang bawah tipping kearah lingugal

• analisis cefalometrik dan analisis fasial dengan memperhatikan estetik dan otot bibir sangat penting untuk menentukan rencana perawatan

• TIDAK ADA ATURAN MUTLAK UNTUK MENENTUKAN UKURAN LENGKUNG RAHANG UNTUK MEMBANDINGKANNYA DENGAN POSISI GIGI INSISIVUS ATAUPUN ANGULASINYA

TIDAK ADA ATURAN YANG SPESIFIK MENGENAI KOMBINASI BIBIR, GIGI, DAN UKURAN TULANG PADA SEFALOGRAM UNTUK MENENTUKAN PERLU/TIDAKNYA DILAKUKAN PENCABUTAN, SEMUA TINDAKAN DILAKUKAN BERDASARKAN PANDANGAN SUBJEKTIF DARI DOKTER GIGI DENGAN MEMPERHATIKAN BEBERAPA FAKTOR SEPERTI RUANG BARU YANG AKAN TERBENTUK SETELAH DILAKUKAN REPOSISI GIGI INSISIVUS, JUMLAH RUANGAN YANG AKAN TERBENTUK SAAT DILAKUKAN PERUBAHAN UKURAN LENGKUNG RAHANG, DAN SEBERAPA BANYAK PERUBAHAN YANG DAPAT TERJADI PADA GIGI MAUPUN POSISI BIBIR

Diagnosis

Perawatan• Tanpa pencabutan• Selama proses pensejajaan gigi-gigi

dalam lengkung rahang ruang (kecil)• Jika diperlukan ruang yang lebih besar

traksi ekstraoral• Dengan pencabutan• Premolar pertama• Crowding gigi anterior (premolar

pertama paling dekat posisinya pensejajaran gigi lebih mudah)

• Mencegah pergerakan gigi-gigi molar• Menjaga dimensi vertikal

Premolar keduaBila ruang yang diperlukan lebih sedikit, bila ruang yang diperlukan cukup besar kurang menguntungkanPenutupan ruang lebih mudahMengontrol dimensi vertikal

Molar keduaJarang dilakukan kecuali pada kasus relasi molar kelas II ( untuk mencegah pergeseran gigi molar RA kearah posterior)Menghasilkan ruang yang terlalu besar untuk kasus simple crowdingWaktu perawatan lebih lama menunggu pertumbuhan gigi molar ketiga

Perawatan

• Terkadang perbedaan ukuran mahkota, lokasi karies, ataupun tumpatan menyebabkan pencabutan gigi premolar pertama pada salah satu lengkung rahang dan premolar kedua pada lengkung rahang lainnya

• Pencabutan gigi premolar pertama pada salah satu kuadran dan premolar kedua pada kuadran lainnya yang masih dalam satu lengkung rahang jarang dilakukan karena ukuran mahkota gigi premolar pertama dan premolar kedua yang berbeda. Hal ini dilakukan apabila terdapat karies dan menghindari pencabutan gigi sehat

• Apabila satu atau lebih dari satu gigi molar pertama sudah hilang, maka pencabutan gigi molar pertama lainnya dapat dipertimbangkan untuk dilakukan

• Namun apabila pencabutan gigi molar pertama dilakukan, maka rencana perawatan menjadi lebih sulit dan pergerakan gigi yang perlu dilakukan lebih besar dan lebih sulit dilakukan

CROWDING KOMPLEKS

Definisi • karena ketidaksesuaian antara ukuran

gigi dan ruang yang tersedia dan disertai dengan disharmoni skeletal, fungsi bibir dan lidah yang tidak normal, dan atau disfungsi oklusalDiagnosis

• Displasia skeletal• Pensejajaran gigi-gigi yang mengalami

crowding dapat mengkamuflase kelainan skeletal yang dialami

Perawatan

• pilihan perawatan untuk pensejajaran gigi crowding dengan atau tanpa pencabutan sangat berpengaruh dalam perawatan kompleks crowding

• Perawatan crowding kompleks tidak dapat dilakukan hanya dengan melhat studi model dan membandingnkan ukuran gigi yang tidak sesuai dengan ruang yang tersedia pada lengkung rahang

• Kegagalan dokter gigi dalam menentukan ada atau tidaknya keterlibatan skeletal sebagai etiologi terjadinya maloklusi sering terjadi

Perawatan

• Terkadang pada maloklusi yang parah, diperlukan pencabutan, misalnya pada kasus maloklusi kelas II tipe B, apabila crowding rahang bawah maka dapat dipertimbangkan untuk dilakukan pencabutan gigi molar kedua pada rahang atas dan kedua gigi premolar pada rahang bawah. Gigi molar kedua sebaiknya tidak dilakukan pencabutan kecuali apabila gigi molar ketiga diperkirakan dapat tumbuh secara normal.

• Gigi molar kedua dapat dipertimbangkan untuk dilakukan pencabutan hanya apabila terdapat kekurangan ruang yang sangat besar, sehingga gigi molar kedua mengalami malposisi yang parah, atau tidak dapat tumbuh secara sempurna di lengkung gigi, pencabutan gigi molar kedua sangat jarang dilakukan

MESKIPUN PENCABUTAN MOLAR KEDUA SERING KALI TERLIHAT CUKUP OGIS UNTUK MENCIPTAKAN RUANG YANG BESAR DALAM MENGATASI CROWDING DAN POSISI MOLAR KETIGA TERLIHAT NORMAL UNTUK DAPAT MENGGANTIKAN GIGI MOLAR KEDUA, SERING KALI MOLAR KETIGA TIDAK DAPAT TUMBUH SECARA NORMAL DAN ERUPSI KELADAM LENGKUNG RAHANG SETELAH DILAKUKAN PENCABUTAN GIGI MOLAR KEDUA

PADA ZAMAN SEKARANG INI, PENCABUTAN MOLAR KEDUA DIANGGAP LEBIH MUDAH UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH, NAMUN PENULIS BERPENDAPAT MASIH BELUM CUKUP BANYAK LAPORAN KASUS YANG DAPAT MENUNJUKKAN BAHWA PENCABUTAN GIGI MOLAR KEDUA DAPAT MEMBANTU MENYELESAIKAN MASALAH KOMOLEK CROWDING INI

Perawatan

GIGI MOLAR KETIGA MAKSILA DAPAT UMUNYA BEREAKSI BAIK SETELAH DILAKUKAN PENCABUTAN GIGI MOLAR KEDUA MAKSILA. GIGI MOLAR KETIGA DAPAT TUMBUH DAN ERUPSI MENGGANTIKAN GIGI MOLAR KEDUA. NAMUN, PADA GIGI MOLAR KETIGA MANDIBULA, SERING KALI TIDAK DAPAT DIPREDIKSI KARENA REAKSI GIGI MOLAR KETIGA MANDIBULA BERBEDA DENGAN GIGI MOLAR KETIGA PADA MAKSILA.

APAPUN GIGI YANG AKHIRNYA AKAN DICABUT UNTUK MENGATASI KOMPLEKS CROWDING INI, TETAP HARUS DIIKUTI DENGAN PERGERAKAN GIGI YANG TERKONTROL UNTUK MENUTUP RUANG PASKA PENCABUTAN, PENSEJAJARAN AKAR-AKAR GIGI, POSISI GIGI INSISIF DAN OKLUSI YANG BENAR. 

Perawatan

ERUPSI YANG TERTUNDAImpaksi gigi kaninus rahang atas

Latar Belakang• Terjadi pada masa remaja (puber), struktur

akar gigi cenderung sudah sempurna, sehingga kesempatan untuk pemanfaatan kekuatan erupsi gigi murni terlewatkan.

• Gigi menjadi impaksi namun bisa atau tidak terjadi malposisi

Perlu diperhatikan:

posisi mahkota dan apeks gigi

ruang yang tersedia untuk mengakomodasi gigi kaninus dalam rahang

posisi dan kondisi dari gigi di sebelahnya (akar gigi insisal (lateral), keutuhan bagian labial plat kortikal tulang, kesanggupan pasien untuk menjalani perawatan ortodontik jangka panjang)

Semuanya memerlukan perspektif radiografi yang sangat detail

Diagnosis

Pembedahan dilanjutkan dengan perawatan ortodontik

Transplantasi autogeneous.

Penanganan

COMBINED SURGICAL-ORTHODONTIC TREATMENT

Tindakan yang sering dilaksanakan

Faktor resiko kecil

Pemakaian alat ortodontik jangka panjang

COMBINED SURGICAL-ORTHODONTIC TREATMENT

Ketahui letak gigi permanen kaninus

Pembedahan dapat dilakukan setelah tahap awal dari pemakaian ortodontik braket

Ketika pembedahan, braket gigi kaninus diletakkan di atas mahkota gigi

COMBINED SURGICAL-ORTHODONTIC TREATMENT

Diikuti penyembuhan dari operasi pembedahan, tarikan didapatkan dari rantai elastomer dan setelahnya pengikatan di archwire.

Sebelumnya, tali stainless steel diikat di sekitar leher gigi atau pin ulir dimasukkan ke dalam lubang yang dibur masuk ke dalam mahkota untuk menjalankan tarikan pergerakan pada gigi

AUTOGENOUS TRANSPLANT

ATION

Pasien yang lebih dewasa atau yang tidak mau menjalani perawatan ortodontik jangka panjang

Dapat diterapkan pada kasus transposisi, malposisi ekstrim dari gigi yang impaksi, dan dilaceration

Indikasi

Gigi yang terimpaksi secara hati-hati dicabut dan diletakkan di bawah mucosal flap saat artificial alveolus dipotong di dalam tulang. Kemudian gigi kaninus secara hati-hati dipasang dan di-splint selama proses penyembuhan.

Tergolong cepat dan memungkinkan perawatan yang baik untuk beberapa kasus yang tidak dapat ditangani dengan pembedahan biasa, dan memerlukan pengalaman bedah dan pengetahuan oleh dokter bedah yang mendalami ortodontik

Autogenous transplantati

on

ERUPSI YANG TERTUNDA

Impaksi gigi molar kedua

Molar kedua dapat terhambat erupsinya ketika posisinya terkunci di bawah tonjolan distal gigi molar permanen pertama. Hal ini dapat ditangani dengan menggunakan “disimpaction springs” dimana dapat memisahkan molar kedua dari servikal gigi molar pertama, sehingga gigi dapat erupsi dengan sempurna.

Untuk beberapa kasus berat dari gigi semi impaksi, atau setelah gigi molar kedua akarnya tumbuh sempurna, sebuah compression loop spring dapat dibuat dan dimasukkan ke dalam buccal tube dari gigi molar pertama dan dibentuk supaya menyambungkan braket atau button yang menempel dari komposit resin, dengan tujuan mengeluarkan (membebaskan) mahkota dari molar kedua.

ERUPSI YANG TERTUNDA

Impaksi gigi molar ketiga

Ada beberapa paham yang mengutarakan untuk tidak mencabut gigi molar ketiga karena dikhawatirkan akan menyebabkan gigi insisal berjejal, namun sampai sekarang belum ada bukti secara pastinya.

Penahan ruang (retainer) gigi molar ketiga sangat berguna dalam kasus dimana alat ortodontik dikombinasi dengan adult full-mouth rehabilitation.

ANKYLOSED PERMANENT TEETH

Gigi yang biasa mengalami ankilosis• Gigi molar pertama, gigi kaninus rahang

atas, dan gigi insisal rahang atas

Etiologi• Masih belum terlalu jelas, walaupun menurut

riwayatnya trauma juga termasuk penyebab dari ankilosis insisal

Terdapat tiga metode yang digunakan: pembedahan, ortodontik, dan restoratif

Gigi harus dibedah supaya terlihat keluar, secara perlahan diluksasi, dan diikat (splint) di posisinya.

Gerakan ortodontik ke posisi yang ideal kemudian harus diupayakan (dapat terjadi ankilosis lagi).

Jika ankilosis terjadi kembali dan gigi akan dipertahankan, maka harus dipertimbangkan membangun oklusi dengan komposit sampai pertumbuhannya selesai dan gigi dapat ditambal dengan tambalan permanen.

Bahaya mempertahankan gigi yang ankilosis

Terhentinya pertumbuhan tulang alveolar (memperlihatkan akar gigi di sebelahnya dan mempengaruhi kelainan periodontal (kompleks))

Jika gigi molar ankilosis harus diekstraksi, jangan mengabaikan kemungkinan penutupan ortodontik ruang edentulous.

Ciri-ciri:

progresif yang cepat (disebabkan oleh penyebaran bakteri ketika dalam masa menuju pubertas dan ditandai dengan adanya lesi tulang di regio gigi insisal dan gigi molar pertama)

Tulang pathosis luas dapat menyebabkan hilangnya gigi pada kasus yang berat.

Juvenile Periodontitis

Juvenile Periodontitis memerlukan perhatian khusus dari spesialis periodontis, dan pemakaian alat ortodontik tidak boleh dimulai sampai mendapat persetujuan dari spesialis periodontis. Selanjutnya, pemantauan ketat oleh periodontist harus terus berlanjut sepanjang perawatan ortodontik

Juvenile Periodontitis