evaluasi lama perawatan ortodontik berdasarkan...

60
xii EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN TIPE MALOKLUSI PADA PASIEN YANG MENGGUNAKAN PIRANTI LEPASAN DI RSGM FKG UNHAS SKRIPSI Siti Magfirah Ali Polanunu J 111 09 106 UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI MAKASSAR 2012

Upload: others

Post on 14-Aug-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

xii

EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK

BERDASARKAN TIPE MALOKLUSI PADA PASIEN YANG

MENGGUNAKAN PIRANTI LEPASAN DI RSGM FKG UNHAS

SKRIPSI

Siti Magfirah Ali Polanunu

J 111 09 106

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

MAKASSAR

2012

Page 2: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

xii

EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN

TIPE MALOKLUSI PADA PASIEN YANG MENGGUNAKAN

PIRANTI LEPASAN DI RSGM FKG UNHAS

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Hasanuddin

Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

Siti Magfirah Ali Polanunu

J 111 09 106

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

MAKASSAR

2012

Page 3: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

xii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Evaluasi lama perawatan ortodontik berdasarkan tipe maloklusi pada pasien

yang menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS

Oleh : Siti Magfirah Ali Polanunu / J 111 09 106

Telah Diperiksa dan Disahkan

Pada Tanggal Juni 2012

Oleh :

Pembimbing

drg. Donald R. Nahusona, M. Kes

NIP : 19630718 199002 1 002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Hasanuddin

Prof.drg.H. Mansjur Nasir,Ph.D

NIP. 19540625 198403 1 001

Page 4: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

xii

Abstrak

Setiap dokter gigi diputuskan untuk menjawab pertanyaan mengenai lama perawatan yang dianjurkan pada saat konsultasi. Menurut Shia (1986), keberhasilan suatu praktik ortodontik dipengaruhi prediksi yang akurat mengenai lama perawatan.Salah satu faktor yang mempengaruhi lama perawatan ortodontik adalah tipe maloklusi. Tipe maloklusi tersebut dapat diukur dengan beberapa Indeks Maloklusi yang ada, diantaranya yang paling populer dan sampai saat ini masih digunakan secara luas karena keadaan maloklusi dapat dilihat secara langsung adalah menggunakan Klasifikasi Angle. Klasifikasi ini dibuat berdasarkan hubungan anteroposterior lengkung gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah (hubungan gigi molar pertama). Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi lama perawatan ortodontik berdasarkan tipe maloklusi pada pasien yang menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS.Penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif, dengan 130 sampel Buku Pembicaraan Model (kartu status pasien ortodontik) dari tahun 2009-2011. Hasil penelitian ini menujukkan gambaran lama perawatan pada Maloklusi Klas I Angle rata-rata dapat diselesaikan dalam waktu 20.51 bulan (20 bulan 16 hari), Maloklusi Klas II Angle rata-rata dapat diselesaikan dalam waktu 19.61 bulan (19 bulan 18 hari).

Kata Kunci : lama perawatan, tipe maloklusi, piranti lepasan.

Abstrak Every dentist decided to answer the questions about length of treatment is recommended at the time of consultation. According to the Shia (1986), the success of an orthodontic practice influenced the accurate prediction of the long treatment. Such a one of the factors that affect the length of orthodontic treatment is a type of malocclusion. Type of malocclusion can be measured by some index of existing malocclusion, the most popular and is still widely used because of the state of malocclusion can be seen in person is using Angle Classification. This classification is based on the anteroposterior relationship of the dental arch, the maxillary teeth and jaws lower (first molar relationship). The aim of this study was to evaluate the length of orthodontic treatment based on the type of malocclusion in patients using removable appliance in RSGM FKG UNHAS. This research uses descriptive observational method, with 130 samples BPM (status of orthodontic patients) from the years 2009-2011. The results of this study showed the old picture of care in Class I malocclusion Angle average can be completed in the month 20:51 (20 months 16 days), Angle Class II malocclusion average can be completed in 19.61 months (19 months 18 days). Keywords : length of treatment, type of malocclusion, removable appliance.

Page 5: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

xii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi lama perawatan ortodontik

berdasarkan tipe maloklusi pada pasien yang menggunakan piranti lepasan di RSGM

FKG UNHAS”. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang menjadi teladan terbaik sepanjang masa. Skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi.Selain itu, skripsi ini diharapkan

dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan untuk menambah pengetahuan dalam

bidang ortodontik.

Dalam skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. drg. Mansyur.Ph.D selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi UNHAS

2. Drg. Donald R. Nahusona, M. Kes selaku dosen pembimbing yang telah

bersedia meluangkan banyak waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan

senantiasa memberikannasehat dan dukungan yang sangat berarti kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Prof. Drg. H. M. Hatta Hasan Sulle, Ph.D. Sp.BM selaku Penasehat Akademik

atas bimbingan, perhatian, nasehat dan dukungan bagi penulis selama

perkuliahan.

Page 6: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

xii

4. Seluruh dosen pengajar dan staf akademik, staf perpustakaan, dan staf bagian

Ortodonsia FKG UNHAS yang telah banyak membantu penulis selama ini.

5. Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Ir. Ismail Ali

Polanunu dan Ibunda Ir. Hj. Suarni serta saudara-saudaraku Muh Akbar Ali

Polanunu, S.Ked, Nurul Fadilah Ali Polanunu dan Ahmad Ali Polanunu

yang telah memberikan perhatian,kasih sayang, doa serta motivasi yang tiada

hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seniorku Halitosis 08 yang telah memberikanbanyak masukan, bimbingan dan

bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabatku Siti, Teiza, Wahyuni, Rezky, Tiara, Kiki, Firdasari, dan

Ervin serta seluruhkeluarga besar Insisal 09 yang telah memberikan banyak

bantuan, dukungan dan motivasi kepada penulis selama ini.

8. Sarwo Edy, S.Kgyang selalu setia menemani penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. Terima kasih untuk segala bantuan, baik berupa bimbingan, dukungan

moril, dan juga motivasi untuk selalu semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Tiada imbalan yang dapat penulis berikan selain mendoakan semoga bantuan

dari berbagai pihak diberi balasan oleh Allah SWT.

Akhirnya dengan segenap kerendahan hati, penulis mengharapkan agar kiranya

tulisan ini dapat menjadi salah satu bahan pembelajaran dan peningkatan kualitas

pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi ke depannya, juga dalam usaha peningkatan dan

perbaikan kualitas kesehatan Gigi dan Mulut di masyarakat. Amin.

Page 7: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

xii

Makassar, 4 Juni2012

Penulis

Page 8: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………... iii

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. iv

ABSTRAK ................................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. vii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………… ix

DAFTAR TABEL …………………………………………………………………. x

DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………………. xi

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………. xii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………………. 1 1.2 RUMUSAN MASALAH ……………………………………………. 4 1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................... 4 1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................... 4

1.4 MANFAAT PENELITIAN 1.4.1 Institusi Pendidikan …………....................……………............ 5 1.4.2 Bidang Ortodonsia ….........…............…………………............ 5 1.4.3 Bidan Kemasyarakatan......……...........................………........... 5 1.4.4 Peneliti Lainnya .........................………………………............ 5

II. TINJUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI MALOKLUSI …........…………………………………… 6 2.2 PENYEBAB MALOKLUSI …………………………………......…. 8

2.3 DAMPAK MALOKLUSI …….……………………………....…........ 8 2.4 KLASIFIKASI MALOKLUSI .…...…………………………..…........ 9 2.5 PIRANTI ORTODONSI ….............................………………...........… 14

2.5.1 Piranti Lepasan (Removable Appliance) ………........................ 14

Page 9: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

xii

2.5.2 Piranti Fungsional (Functional Appliance) ………..................... 15 2.6 WAKTU PERAWATAN ….............................………………..........… 22

2.6.1 Lama Perawatan ………............................................................. 22 2.6.2 Pemilihan Waktu ………............................................................. 22

III. METODE PENELITIAN 3.I KERANGKA KONSEP ........................................................................ 24 3.2 JENIS PENELITIAN ……………………...…………………………. 25 3.3 DESAIN PENELITIAN …..........................……..………………….... 25

3.4 LOKASI PENELITIAN.........…….…………...……………….....…. 25 3.5 WAKTU PENELITIAN ……..........……………………………........ 25 3.6 SUBYEK PENELITIAN ……….…….....……………………...…...... 25

3.6.1 Kriteria Inklusi ………................................................................ 25 3.6.2 Kriteria Eksklusi ………............................................................. 26

3.7 DEFINISI OPERASIONAL …………………………........................ 26 3.8 ALAT DAN BAHAN ……….......…………………..……...…............ 27 3.9 PROSEDUR PENELITIAN …….……………………..……...…......... 27 3.10 DATA PENELITIAN ….................…………………..……...…........... 27 3.11 ALUR PENELITIAN ….........………………………..……...…........... 28

IV. HASIL PENELITIAN …...................................……………………………. 29

V. PEMBAHASAN ........…...................................…………………………..… 36

VI. PENUTUP 6.1 SIMPULAN ………………………………………………………..… 41 6.2 SARAN ..........………………………………………………………… 42

DAFTAR PUSTAKA ….....………………………………………………………….. 43

Page 10: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Maloklusi Klas I ………………………………………………….…… 10 Gambar 2.2 Maloklusi Klas II ...…………………………………………………… 10 Gambar 2.3 Maloklusi Klas III ………………………….…………………...…..…. 11 Gambar 2.4 Beberapa Jenis Piranti Lepasan ............................................................... 15 Gambar 2.5 Berbagai Contoh Aktivator ...................................................................... 17 Gambar 2.6 Bionator .................................................................................................... 18 Gambar 2.7 Twin Blok Appliance ............................................................................... 19 Gambar 2.8 Piranti Frankel .......................................................................................... 20 Gambar 2.9 Herbst Appliance ...................................................................................... 21 Gambar 2.10 Jasper Jumper ......................................................................................... 21

Page 11: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

1

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Distribusi karakteristik pasien berdasarkan buku pembicaraan model yang diteliti (N=130) …….. 29 Tabel 4.2 Distribusi kelompok lama perawatan berdasarkan jenis kelamin dan tipe maloklusi (N=130) ................... 30 Tabel 4.3 Distribusi tipe maloklusi sampel berdasarkan jenis kelamin (N=130) ....... 32 Tabel 4.4 Distribusi rata-rata usia dan lama perawatan berdasarkan jenis kelamin dan tipe maloklusi (N=130) ................... 33

Page 12: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

2

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Rata-rata lama perawatan ortodontik berdasarkan tipe maloklusi............. 35

DAFTAR LAMPIRAN

Page 13: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

3

1. Kartu monitoring pembimbingan skripsi 2. Surat izin penelitian dari bagian Ortodonsia 3. Daftar hasil penelitian 4. Hasil pengolahan data dengan Windows SPSS 5. Surat pernyataan dari perpustakaan

BAB I

PENDAHULUAN

Page 14: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

4

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap dokter gigi diputuskan untuk menjawab pertanyaan mengenai lama

perawatan yang dianjurkan pada saat konsultasi. Menurut Shia (1986), keberhasilan

suatu praktik ortodontik dipengaruhi prediksi yang akurat mengenai lama

perawatan.1

Berdasarkan hasil survei pada tahun 2003 di praktik ortodontik Inggris,

diperoleh bahwa penyelesaian kasus dalam waktu yang telah diperhitungkan

dianggap sebagai metode penting yang membangun.2 Menurut Klein (1988), pasien

yang diberikan informasi akurat akan menjadi konsumen yang lebih baik pada

pelayanan gigi, dengan harapan yang lebih masuk akal untuk hasil perawatan dan

kepuasaan yang lebih besar dengan perawatan mereka secara keseluruhan.1

Pengetahuan tentang pentingnya fungsi gigi geligi serta akibat kelalaian

pemeliharaannya memungkinkan meningkatnya tuntutan akan perawatan yang

sebaik-baiknya. Orangtua menginginkan anaknya tampak normal, berpenampilan

menarik, sehingga mereka membawa anaknya ke dokter gigi untuk memperbaiki

maloklusi.2

Lembaga Ortodontik Inggris merekomendasikan bahwa pasien harus

menerima informasi yang cukup tentang perawatan yang dianjurkan, termasuk

perkiraan realistis mengenai skala waktu yang dibutuhkan.

Page 15: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

5

Menurut Turbill dkk (2001), efisiensi merupakan konsep penting dalam

pemeliharaan kesehatan yang modern dan perawatan yang lama dapat merusak

“keuntungan” praktik atau sistem pemeliharaan kesehatan nasional. Menurut Graber

dkk (2004), perawatan yang lebih pendek juga diinginkan dalam waktu yang singkat

untuk kemungkinan efek samping yang berbahaya.1

Oleh karena itu, hal ini merupakan keuntungan untuk pasien dan operator

yang awalnya telah menyajikan informasi yang dapat diandalkan mengenai lama

perawatan.

Maloklusi adalah keadaan yang menyimpang dari oklusi normal, hal ini dapat

terjadi karena ketidaksesuaian antara lengkung gigi dan lengkung rahang. Keadaan

ini terjadi baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Gambaran klinisnya berupa

crowding, protrusi, crossbite baik anterior maupun posterior.2

Maloklusi, khususnya kelainan dentofasial, merupakan salah satu penyakit

yang perlu ditanggulangi dengan kesungguhan.3 Selain itu, luasnya pengaruh

maloklusi terhadap kesehatan juga akan menimbulkan gangguan terhadap keserasian

dan estetika muka.4 Maloklusi tidak dapat diberantas, jadi akan senantiasa ada,

karena penyebab kelainan tersebut tidak hanya karena faktor lingkungan, tetapi juga

faktor keturunan yang tidak dapat dihindari. Namun demikian maloklusi dapat

dicegah agar tidak bertambah parah.5

Lama perawatan pada satu maloklusi tidaklah sama dengan lama perawatan

pada maloklusi jenis yang lain. Ada banyak faktor yang mempengaruhi lama

perawatan ortodontik, diantaranya: usia pasien, tipe maloklusi, ada atau tidaknya

Page 16: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

6

ekstraksi, penggunaan perangkat yang digunakan cekat atau lepasan, keparahan

maloklusi awal, kooperatif pasien, dll. Beberapa hal tersebut adalah faktor-faktor

yang mempengaruhi lama perawatan ortodontik.1

Menurut Salzmann yang dikutip oleh Dewanto menyatakan bahwa oklusi

ideal adalah sebuah formula hipotesis (dugaan) yang tidak ada dan tidak akan terjadi

pada seseorang. Dalam perawatan ortodontik semaksimal mungkin dilakukan

perawatan untuk mencapai oklusi yang normal maupun yang ideal.6

Salah satu faktor yang mempengaruhi lama perawatan ortodontik adalah tipe

maloklusi.1 Tipe maloklusi tersebut dapat diukur dengan beberapa Indeks Maloklusi

yang ada, diantaranya yang paling populer dan sampai saat ini masih digunakan

secara luas karena keadaan maloklusi dapat dilihat secara langsung adalah

menggunakan Klasifikasi Angle. Klasifikasi ini dibuat berdasarkan hubungan

anteroposterior lengkung gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah (hubungan gigi

molar pertama). Fungsi dari klasifikasi ini adalah untuk menegakkan diagnosis dan

rencana perawatan.7

Pada bagian Ortodonsia RSGM FKG UNHAS ditemukan berbagai macam

kasus maloklusi. Perawatan maloklusi dilakukan dengan alat ortodontik lepasan oleh

mahasiswa kepanitraan. Dengan mengetahui lama perawatan ortodontik berdasarkan

tipe maloklusi diharapkan dapat menjadi suatu informasi yang penting dan

membangun bagi mahasiswa klinik di bagian Ortodonsia RSGM FKG UNHAS.

Untuk saat ini belum ada informasi mengenai lama perawatan pada pasien yang

menggunakan piranti lepasan. Oleh karena itu, dianggap penting untuk melakukan

Page 17: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

7

penelitian mengenai lama perawatan berdasarkan tipe maloklusi pada pasien yang

menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka dapat

dirumuskan permasalahan, yaitu:

Berapa lama perawatan ortodontik berdasarkan tipe maloklusi pada pasien

yang menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengevaluasi lama perawatan ortodontik berdasarkan tipe maloklusi pada pasien

yang menggunakan piranti ortodontik lepasan di RSGM FKG UNHAS.

1.3.1 Tujuan Khusus

Berdasarkan tujuan penelitian umum, maka tujuan penelitian khusus yang

ingin dicapai penulis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran lama perawatan ortodontik pada kasus maloklusi

Klas I Angle.

2. Untuk mengetahui gambaran lama perawatan ortodontik pada kasus maloklusi

Klas II Angle.

Page 18: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

8

3. Untuk mengetahui gambaran lama perawatan ortodontik pada kasus maloklusi

Klas III Angle.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah

untuk memberikan konstribusi sebagai berikut:

1.4.1 Institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu penelitian yang

bermanfaat bagi almamater penulis.

1.4.2 Bidang Ortodonsia

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai

gambaran lama perawatan ortodontik berdasarkan tipe maloklusi pada pasien yang

menggunakan piranti lepasan di bagian Ortodonsia RSGM FKG UNHAS.

1.4.3 Bidang Kemasyarakatan

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga

kesehatan gigi dan mulut dan pentingnya kontrol rutin ke dokter gigi guna mencegah

terjadinya maloklusi yang lebih kompleks sehingga menghindarkan diri dari

perawatan dengan durasi yang lebih lama.

1.4.4 Peneliti Lainnya

Page 19: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

9

Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan

bagi pembacanya, serta menginspirasi peneliti lain untuk melakukan penelitian

serupa.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI MALOKLUSI

Maloklusi merupakan oklusi abnormal yang ditandai dengan tidak

harmonisnya hubungan antar lengkung di setiap bidang spasial atau anomali

abnormal dalam posisi gigi.8 Maloklusi menunjukkan kondisi oklusi intercuspal

dalam pertumbuhan gigi yang tidak reguler. Penentuan maloklusi dapat didasarkan

pada kunci oklusi normal. Angle membuat pernyataan key of occlusion artinya

molar pertama merupakan kunci oklusi.6

Menurut Angle yang dikutip oleh Dewanto, oklusi normal sebagai hubungan

dari bidang-bidang inklinasi tonjol gigi pada saat kedua rahang atas dan rahang

bawah dalam keadaan tertutup, disertai kontak proksimal dan posisi aksial semua

Page 20: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

10

gigi yang benar, dan keadaan pertumbuhan, perkembangan posisi dan relasi antara

berbagai macam jaringan penyangga gigi yang normal pula.6

Menurut Andrew yang dikutip oleh Bisara, terdapat enam kunci oklusi normal,

sebagai berikut: 9

1. Relasi molar menujukkan tonjol mesiobukal molar pertama rahang atas

beroklusi dalam celah antara mesial dan sentral dari molar pertama rahang

bawah.

2. Angulasi mahkota yang benar.

3. Inklinasi mahkota menjamin dari keseimbangan maloklusi.

4. Inklinasi mahkota menjamin dari keseimbangan oklusi.

5. Tidak ada rotasi gigi.

6. Tidak ada celah diantara gigi geligi.

7. Adanya curve of spee yang datar terhadap dataran oklusal.

Oleh karena itu, jika berbagai ketentuan oklusi normal di atas tidak sesuai,

maka akan tergolong kasus maloklusi. Menurut Graber yang dikutip oleh Dewanto

maloklusi merupakan penyakit gigi terbesar kedua setelah karies gigi. Gambaran

maloklusi pada remaja di Indonesia masih sangat tinggi, mulai dari tahun 1983

adalah 90% sampai tahun 2006 adalah 89%, sementara perilaku kesehatan gigi pada

remaja khususnya tentang maloklusi masih belum cukup baik dan pelayanan

kesehatan gigi belum optimal.6

Page 21: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

11

Tingginya prevalensi maloklusi juga dapat dilihat dari beberapa hasil survei

yang telah dilakukan terhadap populasi di berbagai tempat. Survei tersebut

membuktikan bahwa kebanyakan anak-anak memiliki gigi yang tidak teratur atau

maloklusi. Penelitian Silva et al tentang maloklusi tahun 2001 di Amerika Latin pada

anak usia 12-18 tahun yang dikutip dari penelitian Apsari menunjukkan bahwa lebih

dari 93% anak menderita maloklusi. Hasil penelitian Apsari di SMPN 1 Ungaran

tahun 1997 pada 91 remaja menunjukkan bahwa 83,5% menderita maloklusi, dengan

38,2% merupakan maloklusi ringan.10 Hasil penelitian Dewi Oktavia tentang

maloklusi pada remaja SMU di kota Medan tahun 2007 dengan menggunakan skor

HMA menunjukkan bahwa prevalensi maloklusi sebesar 60,5% dengan kebutuhan

perawatan ortodontik sebesar 23 %.2

2.2 PENYEBAB MALOKLUSI

Menurut Moyers yang dikutip oleh Suminy, maloklusi dapat disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya : 11

1. Faktor keturunan, seperti sistem neuromuskuler, tulang, gigi dan bagian lain di

luar otot dan saraf.

2. Gangguan pertumbuhan.

3. Trauma, yaitu trauma sebelum lahir dan trauma saat dilahirkan serta trauma

setelah dilahirkan.

4. Keadaan fisik, seperti prematur ekstraksi.

Page 22: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

5. Kebiasaan buruk seperti menghisap jari yang dapat menyebabkan insisivus

rahang atas lebih ke labial sedangkan insisivus rahang bawah ke lingual,

menjulurkan lidah, menggigit kuku, menghisap dan menggigit bibir.

6. Penyakit yang terdiri dari penyakit sistemik, kelainan endokrin, penyakit lokal

(gangguan saluran pernapasan, penyakit gusi, jaringan penyangga gigi, tumor,

dan gigi berlubang).

7. Malnutrisi.

2.3 DAMPAK MALOKLUSI

Maloklusi dapat menimbulkan berbagai dampak diantaranya dapat dilihat dari

segi fungsi yaitu jika terjadi maloklusi yang berupa gigi berjejal akan berakibat gigi

sulit dibersihkan ketika menyikat gigi. Dari segi rasa sakit, maloklusi yang parah

dapat menimbulkan kesulitan menggerakkan rahang (gangguan TMJ dan nyeri). Dari

segi fonetik, maloklusi salah satunya adalah distooklusi dapat mempengaruhi

kejelasan pengucapan huruf p, b, m sedangkan mesio-oklusi s, z, t dan n. Dari segi

psikis, maloklusi dapat mempengaruhi estetis dan penampilan seseorang.10

2.4 KLASIFIKASI MALOKLUSI

Cara paling sederhana untuk menentukan maloklusi ialah dengan Klasifikasi

Angle.6 Menurut Angle yang dikutip oleh Rahardjo, mendasarkan klasifikasinya atas

asumsi bahwa gigi molar pertama hampir tidak pernah berubah posisinya. Angle

Page 23: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

mengelompokkan maloklusi menjadi tiga kelompok, yaitu maloklusi Klas I, Klas II,

dan Klas III. 12

1. Maloklusi Klas I : relasi normal anteroposterior dari mandibula dan

maksila. 12 Tonjol mesiobukal cusp molar pertama permanen berada pada

bukal groove molar pertama permanen mandibula. Seperti yang terlihat

pada gambar (Gambar 2.1) 13, 14 Terdapat relasi lengkung anteroposterior

yang normal dilihat dari relasi molar pertama permanen (netrooklusi). 12

Kelainan yang menyertai maloklusi klas I yakni: gigi berjejal, rotasi dan

protrusi. 14

Tipe 1 : Klas I dengan gigi anterior letaknya berdesakan atau crowded atau

gigi C ektostem

Tipe 2 : Klas I dengan gigi anterior letaknya labioversi atau protrusi

Tipe 3 : Klas I dengan gigi anterior palatoversi sehingga terjadi gigitan

terbalik (anterior crossbite).

Tipe 4 : Klas I dengan gigi posterior yang crossbite.

Tipe 5 : Klas I dimana terjadi pegeseran gigi molar permanen ke arah

mesial akibat prematur ekstraksi. 15

Gambar 2.1 Maloklusi Klas I

Page 24: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

2. Maloklusi Klas II : relasi posterior dari mandibula terhadap maksila. 12

Tonjol mesiobukal cusp molar pertama permanen atas berada lebih mesial

dari bukal groove gigi molar pertama permanen mandibula. Seperti yang

terlihat pada gambar (Gambar 2.2). 13, 14

Gambar 2.2 Maloklusi Klas II

Divisi 1 : insisivus sentral atas proklinasi sehingga didapatkan jarak

gigit besar (overjet), insisivus lateral atas juga proklinasi,

tumpang gigit besar (overbite), dan curve of spee positif. 12

Divisi 2 : insisivus sentral atas retroklinasi, insisivus lateral atas

proklinasi, tumpang gigit besar (gigitan dalam). Jarak gigit

bisa normal atau sedikit bertambah. 12, 14

Pada penelitian di New York Amerika Serikat diperoleh 23,8%

mempunyai maloklusi Klas II. Peneliti lain mengatakan bahwa 55% dari

populasi Amerika Serikat mempunyai maloklusi Klas II Divisi I. 14

3. Maloklusi klas III : relasi anterior dari mandibula terhadap maksila. 12

Tonjol mesiobukal cusp molar pertama permanen atas berada lebih distal

dari bukal groove gigi molar pertama permanen mandibula dan terdapat

Page 25: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

anterior crossbite (gigitan silang anterior). Seperti yang terlihat pada

gambar (Gambar 2.3). 13, 14

Gambar 2.3 Maloklusi Klas III

Tipe 1 : adanya lengkung gigi yang baik tetapi relasi lengkungnya tidak

normal.

Tipe 2 : adanya lengkung gigi yang baik dari gigi anterior maksila

tetapi ada linguoversi dari gigi anterior mandibula.

Tipe 3 : lengkung maksila kurang berkembang; linguoversi dari gigi

anterior maksila; lengkung gigi mandibula baik. 15

Untuk kasus crossbite ada yang membaginya menjadi crossbite anterior dan

crossbite posterior. 10

a. Crossbite anterior

Suatu keadaan rahang dalam relasi sentrik, namun terdapat satu atau beberapa

gigi anterior maksila yang posisinya terletak di sebelah lingual dari gigi

anterior mandibula.

b. Crossbite posterior

Hubungan bukolingual yang abnormal dari satu atau beberapa gigi posterior

mandibula.

Page 26: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

Selain Klasifikasi Angle, terdapat berbagai jenis maloklusi, seperti: 10

1. Deepbite adalah suatu keadaan dimana jarak menutupnya bagian insisal gigi

insisivus maksila terhadap insisal gigi insisivus mandibula dalam arah vertikal

melebihi 2-3 mm. Pada kasus deepbite, gigi posterior sering linguoversi atau

miring ke mesial dan insisivus mandibula sering berjejal, linguoversi, dan supra

oklusi.

2. Openbite adalah keadaan adanya ruangan oklusal atau insisal dari gigi saat

rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan oklusi sentrik. Macam-macam

open bite menurut lokasinya antara lain :

a. Anterior openbite

Klas I Angle anterior openbite terjadi karena rahang atas yang sempit, gigi

depan inklinasi ke depan, dan gigi posterior supra oklusi, sedangkan Klas II

Angle divisi I disebabkan karena kebiasaan buruk atau keturunan.

b. Posterior openbite pada regio premolar dan molar.

c. Kombinasi anterior dan posterior/total openbite terdapat baik di anterior,

posterior, dapat unilateral ataupun bilateral.

3. Crowded (Gigi berjejal)

Gigi berjejal adalah keadaan berjejalnya gigi di luar susunan yang normal.

Penyebab gigi berjejal adalah lengkung basal yang terlalu kecil daripada

lengkung koronal. Lengkung basal adalah lengkung pada prossesus alveolaris

tempat dari apeks gigi itu tertanam, lengkung koronal adalah lengkung yang

paling lebar dari mahkota gigi atau jumlah mesiodistal yang paling besar dari

Page 27: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

mahkota gigi geligi.16 Faktor keturunan merupakan salah satu penyebab gigi

bejejal, misalnya ayah mempunyai struktur rahang besar dengan gigi yang

besar-besar, ibu mempunyai struktur rahang kecil dengan gigi yang kecil.

Kombinasi genetik antara rahang kecil dan gigi yang besar membuat rahang

tidak cukup dan gigi menjadi berjejal. Kasus gigi berjejal dibagi berdasarkan

derajat keparahannya, yaitu: 10

a. Gigi berjejal kasus ringan

Terdapat gigi-gigi yang sedikit berjejal, sering pada gigi depan mandibula,

dianggap suatu variasi yang normal dan dianggap tidak memerlukan

perawatan.

b. Gigi berjejal kasus berat

Terdapat gigi-gigi yang sangat berjejal sehingga dapat menimbulkan oral

hygiene yang buruk.

4. Diastema (Gigi renggang)

Gigi renggang adalah suatu keadaan terdapatnya ruang di antara gigi geligi

yang seharusnya berkontak. Diastema ada 2 macam, yaitu: 10

a. Lokal, jika terdapat diantara 2 atau 3 gigi. Penyebabnya antara lain

frenulum labial yang abnormal, kehilangan gigi, kebiasaan jelek, dan

persistensi.

b. Umum, jika terdapat pada sebagian besar gigi, dapat disebabkan oleh

faktor keturunan, lidah yang besar dan oklusi gigi yang traumatis.

Page 28: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

2.5 PIRANTI ORTODONSI

Piranti yang digunakan untuk merawat maloklusi secara garis besar dapat

digolongkan menjadi tiga, yaitu: piranti lepasan (removable appliance), piranti

fungsional (functional appliance) dan piranti cekat (fixed appliance). 17

2.5.1 Piranti Lepasan (Removable Appliance)

Piranti lepasan adalah piranti yang dapat dipasang dan dilepas oleh pasien.

Beberapa contohnya seperti yang terlihat pada gambar (Gambar 2.4). Komponen

utama piranti lepasan adalah: 1) komponen aktif, 2) komponen pasif, 3) lempeng

akrilik, 4) penjangkaran. Komponen aktif terdiri atas pegas, busur dan sekrup

ekspansi. Komponen pasif yang utama adalah cengkeram Adams dengan beberapa

modifikasinya, cengkeram Southend dan busur pendek.

Gambar 2.4 Beberapa Jenis Piranti Lepasan

Page 29: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

Piranti lepasan dapat juga dihubungkan dengan headgear untuk menambah

penjangkaran. Lempeng akrilik dapat dimodifikasi dengan menambah peninggian

gigitan anterior untuk koreksi gigitan dalam peninggian gigitan posterior untuk

membebaskan halangan gigi anterior atas pada kasus gigitan silang anterior. Salah

satu faktor keberhasilan perawatan dengan piranti lepasan adalah kooperatif pasien

untuk memakai piranti.

2.5.2 Piranti Fungsional (Functional Appliance)

Piranti fungsional digunakan untuk mengoreksi maloklusi dengan

memanfaatkan, menghalangi atau memodifikasi kekuatan yang dihasilkan oleh otot

orofasial, erupsi gigi dan pertumbuhkembangan dentomaksilofasial. Ada juga yang

mengatakan bahwa piranti fungsional dapat berupa piranti lepasan atau cekat yang

menggunakan kekuatan yang berasal dari regangan otot, fasia dan atau jaringan yang

lain untuk mengubah relasi skelet dan gigi. Dengan menggunakan piranti fungsional,

diharapkan terjadi perubahan lingkungan fungsional dalam suatu upaya untuk

mempengaruhi dan mengubah relasi rahang secara permanen. Biasanya piranti

fungsional tidak menggunakan pegas sehingga tidak dapat menggerakkan gigi secara

individual.

Piranti ini hanya efektif pada anak yang sedang bertumbuh kembang terutama

yang belum melewati pubertal growth spurt. Kekuatan otot yang digunakan

tergantung pada desain piranti fungsional, tetapi utamanya kekuatan otot yang

digunakan menempatkan mandibula ke bawah dan ke depan pada maloklusi Klas II

atau ke bawah dan belakang pada maloklusi Klas III. Penempatan mandibula ke

Page 30: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

bawah dan belakang lebih sukar daripada ke bawah dan depan sehingga piranti ini

lebih efektif bila digunakan pada maloklusi Klas II.

Indikasi

Piranti fungsional secara terbatas dapat digunakan pada maloklusi :

- Mandibula yang retrusi pada kelainan skeletal Klas II ringan disertai insisivus

bawah yang retroklinasi atau tegak.

- Tinggi muka yang normal atau sedikit berkurang.

- Mandibula yang protrusi pada kelainan skeletal Klas III ringan

- Tidak ada gigi yang crowded

Maloklusi Klas II dengan insisivus bawah yang proklinasi merupakan

kontraindikasi pemakaian piranti fungsional. Pada maloklusi Klas II skeletal yang

parah, piranti fungsional digunakan sebagai perawatan pendahuluan untuk mengubah

relasi rahang pada saat masih ada pertumbuhan (phase one) kemudian digunakan

piranti cekat untuk mengoreksi letak gigi dan kadang-kadang diperlukan ekstraksi

gigi permanen (phase two).

Tipe Piranti Fungsional

1. Removable Tooth-Borne Appliance atau Passive Tooth-Borne

Piranti ini bekerjanya hanya tergantung pada jaringan lunak yang

menegang serta aktivitas otot sehingga menghasilkan efek untuk mengoreksi

maloklusi. Termasuk dalam tipe ini adalah :

a. Aktivator

Page 31: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

Disebut juga piranti Andresen, desain aktivator yang asli terdiri atas

blok akrilik yang menutupi lengkung geligi atas dan bawah serta palatal,

blok ini longgar karena tidak mempunyai cengkeram. Aktivator dapat

memajukan mandibula beberapa milimeter untuk mengoreksi maloklusi

Klas II dan membuka gigitan kira-kira 3-4 mm.

Piranti ini berpengaruh pada pertumbuhan rahang dan piranti yang

pasif ini dapat menggerakkan gigi anterior secara tipping serta

mengontrol erupsi gigi-gigi untuk mengubah dimensi vertikal. Piranti ini

memberi kesempatan gigi posterior bawah tumbuh vertikal sedangkan

gigi posterior atas ditahan oleh lempeng akrilik untuk mengurangi

tumpang gigit. Piranti ini dipakai selama 14-16 jam sehari. Berbagai

contoh aktivator seperti terlihat pada gambar (Gambar 2.5)

Gambar 2.5 Berbagai Contoh Aktivator

b. Bionator

Kadang-kadang disebut piranti Balters sesuai dengan penemunya.

Prinsipnya hampir seperti aktivator tetapi kurang bulky sehingga lebih

disukai. Lempeng bagian palatal dibuang dan masih terdapat sayap

lingual untuk menstimulasi mandibula agar diposisikan ke anterior serta

Page 32: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

adanya lempeng akrilik di antara gigi-gigi atas dan bawah untuk

mengontrol dimensi vertikalnya. Pemakaian selama 24 jam sehari sangat

dianjurkan. Seperti yang terlihat pada gambar. (Gambar 2.6)

Gambar 2.6 Bionator

2. Twin Blok Appliance

Piranti ini terdiri atas piranti atas dan bawah yang pada saat pasien

beroklusi membentuk satu kesatuan di bukal, seperti yang terlihat pada

gambar (Gambar 2.7). Serta mempunyai lempengan yang berfungsi

menempatkan mandibula ke depan pada saat menutup. Twin blok appliance

cocok untuk pasien yang mempunyai tumpang gigit normal atau sedikit

berkurang dan dimungkinkan dipakai selama 24 jam setiap hari bahkan waktu

malam tetap bisa dipakai. Pengurangan jarak gigit dapat terjadi dalam waktu

yang tidak terlalu lama.

Page 33: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

Gambar 2.7 Twin Blok Appliance

3. Removable Tissue-Borne

Satu-satunya piranti fungsional tipe removable tissue-borne adalah

functional corrector atau functional regulator ciptaan Rolf Frankel sehingga

piranti ini dikenal sebagai piranti Frankel. Seperti yang terlihat pada gambar

(Gambar 2.8). Piranti ini terdiri atas akrilik dengan kerangka dari kawat,

didesain untuk mengurangi gerakan gigi yang tidak diinginkan dan mengatur

otot yang terletak dekat dengan gigi dan menempatkan rahang dalam letak

yang dikehendaki. Sayap akrilik lingual menempatkan mandibula ke depan

sedangkan bantalan akrilik di labial dan sayap akrilik yang lebar di bukal

(buccal shield) menahan tekanan dari bibir dan pipi. Pemakaian piranti

Frankel dimulai bertahap 2-3 jam tiap hari pada minggu-minggu pertama,

kemudian dipakai semalaman tiap hari sampai akhirnya selama 24 jam tiap

hari kecuali pada saat makan.

Ada empat tipe piranti Frankel :

- FR I untuk mengoreksi maloklusi Klas I dan Klas II Divisi 1

- FR II untuk mengoreksi maloklusi Klas II Divisi 2

- FR III untuk mengoreksi maloklusi Klas III

- FR IV untuk mengoreksi gigitan terbuka anterior

Page 34: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

Gambar 2.8 Piranti Frankel

4. Fixed Tooth-Borne Appliance

Tipe ketiga adalah fixed tooth-borne appliance yang mempunyai

pengertian bahwa piranti ini melekat pada gigi. Sebagai contoh adalah Herbst

Appliance dan Jasper jumper. Herbst appliance pada awalnya merupakan

piranti lepasan kemudian pada perkembangannya menjadi piranti cekat yang

terdiri atas splint yang disemen ke lengkung gigi atas dan bawah, biasanya

molar pertama atas dan premolar pertama bawah, dihubungkan oleh lengan

telescopic pin and tube yang menentukan seberapa banyak mandibula

dimajukan. Beberapa contoh herbst appliance seperti yang terlihat pada

gambar (Gambar 2.9). Oleh karena merupakan piranti cekat, maka herbst

appliance dipakai terus-menerus sehingga keberhasilan untuk mengoreksi

maloklusi lebih tinggi. Kekurangan piranti ini ialah dapat menyebabkan

insisivus bawah terdorong ke labial. Herbst appliance yang baru tidak

mengganggu pergerakan rahang bawah ke lateral dan dibuat dari bahan yang

lebih kuat sehingga tidak mudah patah.

Page 35: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

Gambar 2.9 Herbst Appliance

Jasper jumper adalah juga fixed tooth-borne appliance, menggunakan

prinsip yang hampir sama dengan piranti herbst appliance, tetapi lengan

metal diganti dengan pegas yang kuat yang terbungkus plastik yang lentur

kemudian dilekatkan secara langsung dengan busur pada piranti cekat.

Seperti yang terlihat pada gambar (Gambar 2.10).

Gambar 2.10 Jasper Jumper

2.6 WAKTU PERAWATAN

Page 36: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

2.6.1 Lama Perawatan

Perawatan ortodontik pada periode geligi campuran ini berlangsung sekitar

satu tahun, biasa disebut dengan intial phase. Kemudian diikuti oleh observasi

sampai semua gigi erupsi. Keuntungan perawatan ini adalah terjadi

peningkatan/penambahan ruangan dengan menggunakan molar sebagai penjangkar.

Selain itu, dapat juga digunakan transpalatal arch pada maksila, dapat juga digunakan

lingual arch pada mandibula setelah gigi tetap erupsi penuh sampai dengan oklusi

(kecuali molar ketiga). Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan piranti cekat

untuk align dan untuk merapikan gigi hingga oklusi menjadi normal. Terapi final

phase dapat dimulai dengan pemasangan transpalatal arch, dipasang kurang lebih 6

bulan dipasang sebelum semua gigi premolar erupsi sempurna. Biasanya perawatan

orthodontik akan terus berlangsung kira-kira 12-18 bulan dengan piranti cekat. 17, 18

2.6.2 Pemilihan Waktu

Waktu penentuan terapi harus dipertimbangkan dengan saksama, harus dilihat

pula kelainan giginya (tipe maloklusi). Misalnya, maloklusi Klas I dengan ukuran

gigi yang relatif besar, gigi berjejal, pada keadaan ini dapat mulai dirawat pada umur

9 tahun. Secara umum, pasien dengan kelainan maloklusi Klas I dapat mulai dirawat

setelah keempat gigi insisivus mandibula dan insisivus sentralis maksila telah erupsi

penuh. Dalam banyak kejadian, terlihat kekurangan ruangan sehingga gigi insisivus

lateral atas terhalang untuk erupsi. Untuk hal ini, harus dipertimbangkan apakah akan

dilakukan perawatan serial ekstraksi atau akan dilakukan ekspansi rahang.18

Page 37: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

Bila kejadian maloklusi klas III ada pada masa geligi bercampur dini. Konsep

terapi kemungkinan lebih dulu dirawat, bila dibandingkan dengan perawatan untuk

maloklusi Klas I. Intervensi yang terlalu dini akan menghasilkan perawatan yang

lama antara initial phase sampai akhir perawatan setelah gigi tetap erupsi semua.

Waktu terapi bagi mandibula yang kurang berkembang (defisiensi) akan berbeda

dalam hal terapi, jadi harus ditunda untuk terapi functional jaw orthopedics.

Idealnya, fungsional terapi akan diikuti langsung dengan pemasangan piranti cekat.18

Page 38: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 KERANGKA KONSEP

Keterangan :

: Variabel yang diteliti.

: Variabel yang tidak diteliti.

Lama Perawatan Ortodontik

Tipe Maloklusi

Klas I Klas II Klas III

Klasifikasi Angle

Kooperatif

Pasien

Piranti yang

digunakan

Ada/tidak

Ekstraksi

Usia Pasien

Piranti Cekat Piranti Lepasan

Page 39: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

3.2 JENIS PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif yaitu suatu

penelitian yang dilakukan dengan mengambil data yang ada dengan tujuan untuk

membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.

3.3 DESAIN PENELITIAN

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study.

3.4 LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Hasanuddin Hj. Halimah Dg. Sikati Jl. Kandea.

3.5 WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2012.

3.6 SUBJEK PENELITIAN

Subjek pada penelitian ini adalah Buku Pembicaraan Model (status pasien

ortodontik) yang berkunjung ke RSGM FKG UNHAS bagian Ortodonsia mulai

tahun 2009 – 2011 yang memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:

3.6.1 Kriteria Inklusi

1. Buku Pembicaraan Model dari pasien yang telah dinyatakan

selesai/memenuhi syarat untuk dievaluasi.

Page 40: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

2. Mempunyai data lengkap mengenai lama perawatan ortodontik.

3. Mempunyai data lengkap mengenai tipe maloklusi.

3.6.2 Kriteria Eksklusi

Terdapat kelainan patologis gigi

3.7 DEFINISI OPERASIONAL

a. Lama perawatan ortodontik : Adalah kurun waktu yang diukur dari tanggal

cetak awal sampai tanggal cetak selesai/evaluasi yang dilihat di Buku

Pembicaraan Model (BPM) dalam satuan bulan.

b. Tipe maloklusi : Adalah jenis maloklusi yang diukur berdasarkan Klasifikasi

Angle. Indeks ini adalah sebagai salah satu indeks yang digunakan untuk

menilai tipe maloklusi. Ciri oklusi yang dinilai adalah hubungan

anteroposterior segmen bukal gigi geligi rahang atas dan rahang bawah.

Fungsi dari klasifikasi ini adalah untuk membantu menegakkan diagnosis dan

rencana perawatan. Penilaian dilakukan dengan melihat hubungan gigi Molar

Pertama RA dan RB.4

c. Pasien di RSGM FKG UNHAS : Pasien yang dimaksud adalah BPM (kartu

status pasien ortodontik) yang telah dinyatakan selesai/memenuhi syarat

untuk dievaluasi di bagian Ortodonsia RSGM FKG UNHAS.

3.8 ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Buku Pembicaraan Model pasien tahun 2009-2011 di bagian Ortodonsia.

Page 41: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

b. Alat tulis.

3.9 PROSEDUR PENELITIAN

1. Mendatangi RSGM FKG UNHAS bagian Ortodonsia.

2. Dilakukan pemilihan subjek penelitian.

3. Dilakukan pengambilan sampel sesuai kriteria penelitian yang ada.

4. Dilakukan pengumpulan data, pencatatan lama perawatan ortodontik

mulai dari tanggal pencetakan awal sampai tanggal pencetakan selesai

pada sampel yang telah ditentukan.

5. Menyajikan hasil penelitian dalam bentuk tabel distribusi/tabulasi.

3.10 DATA PENELITIAN

a. Jenis data : Data sekunder, data ini diperoleh dari hasil pengamatan

BPM (kartu status pasien ortodontik) sebagai objek yang diteliti.

b. Pengolahan data : Menggunakan Program SPSS versi 16.0 untuk

Windows dan Microsoft Excel 2010.

c. Penyajian data : Dalam bentuk tabel distribusi (tabulasi).

Page 42: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

3.11 ALUR PENELITIAN

Page 43: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di bagian Ortodonsia RSGM FKG

UNHAS pada bulan Maret 2012, diperoleh 130 sampel Buku Pembicaaan

Model.Kemudian data hasil penelitian tersebut diolah dan disajikan dalam bentuk

tabel distribusi sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi karakteristik sampel berdasarkan buku pembicaraan modelyang diteliti (N=130)

Karakteristik pasien Frekuensi (N)

Persen (%)

Rerata ± Simpang Baku

Usia Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan

19.94 ± 4.43 41 31.5 89 68.5

Klasifikasi MaloklusiAngle Klas I Tipe 1 41 31.5 Klas I Tipe 2 13 10.0 Klas I Tipe 3 1 0.8 Klas I Tipe 6 54 41.5 Klas II Divisi 1 18 13.8 Klas II Subdivisi 1 0.8 Klas II Divisi 2 2 1.5

Lama perawatan (bulan) 12.69 ± 7.75

Tabel 4.1 menunjukkan distribusi karakteristik sampel berdasarkan Buku

Pembicaraan Model. Terlihat pada Tabel 4.1bahwa BPM yang diteliti terdiri dari 89

(68.5%) perempuan dan 41 (31.5%) laki-laki, dengan rata-rata usia sampel yang

diteliti adalah 19.94 tahun (19 tahun 11 bulan 8 hari). Standar pengukuran tipe

maloklusi yang digunakan peneliti adalah berdasarkan Klasifikasi Angle, dimana

Page 44: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

peneliti hendak menjadikan semua klas serta pembagiannya sebagai sampel pada

penelitian ini, tanpa batasan tipe/divisi tertentu.

Terlihat pada Tabel 4.1 tipe maloklusi Angle yang tidak ditemukan pada

sampel adalah Klas I Tipe 4 dan Tipe 5, serta Klas III Tipe 1, Tipe 2, dan Tipe 3.

Pada Tabel 4.1 juga terlihat jumlah tipe maloklusi yang paling banyak adalah Klas1

Tipe 6yaitu sebanyak 54 (41.5%) sampel dan KlasI Tipe 1 yaitu sebanyak 41

(31.5%) sampel.Sedangkan tipe maloklusi yang paling sedikitditemukan adalah

KlasI Tipe 3 yaitu sebanyak 1 (0.8%) sampel dan KlasIISubdivisi yaitu sebanyak 1

(0.8%) sampel. Rata-rata lama perawatan ortodontik sampel adalah 12.69 bulan atau

dapat dikatakan rata-rata lama perawatan adalah 12 bulan 20 hari. Lama perawatan

ortodontik diperoleh melalui pengurangan cetak berhasildan tanggal cetak

awalperawatan.

Tabel 4.2 Distribusi kelompok lama perawatan berdasarkan jenis kelamin dan tipe maloklusi (N=130)

Kelompok lama perawatan (bulan) Total N (%)

1-10 N (%)

11-20 N (%)

21-30 N (%)

>30 N (%)

Jenis kelamin Laki-laki 21 (32.3) 13 (31.0) 6 (28.6) 1 (50.0) 41 (31.5) Perempuan 44 (67.7) 29 (39.0) 15 (71.4) 1 (50.0) 89 (68.5)

Total 65 (100) 42 (100) 21 (100) 2 (100) 130 (100) Klasifikasi Maloklusi Angle

Klas I Tipe 1 15 (23.1) 17 (40.5) 7 (33.3) 2 (100) 41 (31.5) Klas I Tipe 2 6 (9.2) 1 (2.4) 6 (28.6) 0 (0) 13 (10.0) Klas I Tipe 3 0 (0) 0 (0) 1 (4.8) 0 (0) 1 (0.8) Klas I Tipe 6 39 (60.0) 11 (26.2) 4 (19.0) 0 (0) 54 (41.5) Klas II Divisi 1 4 (6.2) 11 (26.2) 3 (14.3) 0 (0) 18 (13.8) Klas II Subdivisi 0 (0) 1 (2.4) 0 (0) 0 (0) 1 (0.8) Klas II Divisi 2 1 (1.5) 1 (2.4) 0 (0) 0 (0) 2 (1.5)

Page 45: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

Total 65 (100) 42 (100) 21 (100) 2 (100) 130 (100)

Tabel 4.2 menunjukkan distribusi kelompok lama perawatan berdasarkan

jenis kelamin dan jenis maloklusi. Pada Tabel 4.2 dimana kelompok lama perawatan

berdasarkan jenis kelamin, didapatkan perempuan lebih banyak dibandingkan laki-

laki, yang terdiri dari 41 (31.5%) laki-laki dan 89 (68.5%) perempuan. Lama

perawatan terbanyak, baik pada laki-laki maupun perempuan adalah 1-10 bulan,

dengan jumlah 21 (32.3%) laki-laki dan 44 (67.7%) perempuan.Sedangkan untuk

lama perawatan yang diselesaikan dalam waktu >30 bulan, diperoleh jumlah yang

paling sedikit dengan jumlah yang sama baik laki-laki maupun perempuan.

Terlihat pula pada Tabel 4.2 dimana kelompok lama perawatan berdasarkan

tipe maloklusiyang paling banyak adalah Klas 1 Tipe 6 yaitu sebanyak 54 (41.5%)

sampel, sedangkan tipe maloklusi yang paling sedikit adalah Klas I Tipe 3 dan Klas

II Subdivisi yaitu sebanyak 1 (0.8%) sampel. Lama perawatan terbanyak berdasarkan

tipe maloklusi adalah 1-10 bulan, dengan Klas I Tipe 6 sebanyak 39 (60.0%) sampel,

Klas I Tipe 1 sebanyak 15 (23.1%), Klas I Tipe 2 sebanyak 6 (9.2%), Klas II Divisi 1

sebanyak 4 (6.2%) dan Klas II Divisi 2 sebanyak 1 (1.5%) sampel, serta

tidakditemukan Klas I Tipe 3 dan Klas II Subdivisi untuk kelompok lama perawatan

1-10 bulan. Sedangkan untuk lama perawatan paling >30 bulan,hanya ditemukan 2

sampelyaitu pada tipe maloklusiKlas I Tipe 1.

Pada Tabel 4.3 disajikan distribusi tipe maloklusi sampel berdasarkan jenis

kelamin. Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa perempuan lebih banyak dibandingkan laki-

laki untuk semua tipe maloklusi, ditemukan 17 laki-laki dan 24 perempuan untuk tipe

Page 46: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

maloklusi Klas I Tipe 1, sedangkan ditemukan 14 laki-laki dan 40 perempuan untuk

Klas I Tipe 6, serta 5 laki-laki dan 13 perempuan untuk Klas II Divisi 1. Untuk Klas

II Divisi 2 mempunyai jumlah yang sama, yaitu 1 laki-laki dan 1 perempuan,

sedangkan untuk Klas I Tipe 3 dan Klas II Subdivisi, keduanya hanya satu

perempuan dan tidak terdapat sama sekali laki-laki.

Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa tidak ditemukan jenis kelamin laki-laki

pada tipe maloklusi Klas 1 Tipe 3, hanya ditemukan satu orang perempuan pada tipe

maloklusi ini. Lama perawatan, baik pada laki-laki maupun perempuan adalah 1-10

bulan, dengan jumlah 10 untuk laki-laki dan 23 untuk perempuan.

Tabel 4.3 Distribusi tipemaloklusisampel berdasarkan jenis kelamin (N=130)

Klasifikasi MaloklusiAngle

Jenis kelamin

Total N (%)

Laki-laki Perempuan

Frekuensi (N)

Persen (%)

Frekuensi (N)

Persen (%)

Klas I Tipe 1 17 41.5 24 27.0 41 (31.5) Klas I Tipe 2 4 9.8 9 10.1 13 (10.0) Klas I Tipe 3 0 0 1 1.1 1 (0.8) Klas I Tipe 6 14 34.1 40 44.9 54 (41.5) Klas II Divisi 1 5 12.2 13 14.6 18 (13.8) Klas II Subdivisi 0 0 1 1.1 1 (0.8) Klas II Divisi 2 1 2.4 1 1.1 2 (1.5)

Total 41 100 89 100 130 (100)

Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa tipe maloklusi yang paling banyak berdasarkan

jenis kelamin adalah Klas 1 Tipe 6 untuk jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 40

(44.9%) sampel dan Klas 1 Tipe 1 untuk jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 17

(41.5%) sampel,sedangkan untuk tipe maloklusiKlas I Tipe 3 dan Klas II Subdivisi

untuk jenis kelamin laki-laki, sama sekali tidak ada.

Page 47: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

Tabel 4.4 Distribusi rata-rata usia dan lama perawatan berdasarkan jenis kelamin dan tipemaloklusi (N=130)

Karakteristik sampel Frekuensi

(N)

Usia (tahun) Lama perawatan (bulan)

Rerata± Simpang Baku Rerata± Simpang Baku

Jenis kelamin Laki-laki 41 18.93±4.27 12.30±7.94 Perempuan 89 20.40±4.46 12.87±7.70

Total 130 19.94±4.43 12.69±7.75 Klasifikasi MaloklusiAngle

Klas I Tipe 1 41 18.73±4.31 14.24±7.99 Klas I Tipe 2 13 19.54±3.33 16.56±9.36 Klas I Tipe 3 1 23.00±0 23.37±0 Klas I Tipe 6 54 20.76±4.96 9.44±6.56 Klas II Divisi 1 18 20.33±3.68 15.33±6.37 Klas II Subdivisi 1 17.00±0 11.07±0 Klas II Divisi 2 2 21.50±2.12 15.38±7.74

Total 130 19.94±4.43 12.69±7.75 Kelompok Lama

Perawatan

1-10 bulan 65 19.98±4.88 6.65±2.91

11-20 bulan 42 19.52±4.42 14.78±3.20

21-30 bulan 21 20.76±3.01 25.36±2.37

>30 bulan 2 18.50±2.12 31.93±1.13

Total 130 19.94±4.43 12.69±7.75

Tabel 4.4 menyajikan distribusi rata-rata usia dan lama perawatan

berdasarkan jenis kelamin dan tipe maloklusi. Rata-rata usia laki-laki adalah 18.93

Page 48: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

tahun (18 tahun 11 bulan 4 hari)dan untuk perempuan adalah 20.40 tahun (20 tahun 4

bulan 24 hari). Adapun berdasarkan tipe maloklusi, Klas I tipe 3 memiliki rata-rata

usia paling tinggi, yaitu 23 tahun. Pada kelompok lama perawatan, kelompok 21-30

bulan memiliki rata-rata usia tertinggi dengan 20.76 tahun atau dapat dikatakan usia

tertinggi adalah 20 tahun 9 bulan 3 hari.

Selain rata-rata usia, Tabel 4.4 juga memperlihatkan rata-rata lama perawatan

ortodontik. Rata-rata lama perawatan ortodontik pada laki-laki adalah 12.30 bulan

(12 bulan 9 hari), sedangkan untuk perempuan memiliki rata-rata lama perawatan

selama 12.87 bulan (12 bulan 26 hari). Berdasarkan tipe maloklusi, Klas II Divisi 2

membutuhkan waktu perawatanortodontik yang paling lama, yaitu diselesaikan

dalam waktu 21.50 bulan (21 bulan 15 hari), sedangkan Klas II Divisi 2 perawatan

ortodontik tersingkat dapat diselesaikan dalam waktu 17 bulan.

Page 49: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian mengenai evaluasi lama perawatan ortodontik berdasarkan tipe

maloklusi pada pasien yang mengunakan piranti lepasan telah dilakukan di bagian

Ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Hasanuddin Hj. Halimah Dg. Sikati Jl. Kandea.

Lama perawatan ortodontik dalam penelitian ini menggunakan satuan bulan.

Tipe maloklusi dinilai berdasarkan Klasifikasi Angle, dimana semua klas dan

pembagian masing-masing klas diteliti. Penelitian ini menggunakan Buku

Pembicaraan Model (kartu status pasien ortodontik) sebagai sampel yang telah

diseleksi terlebih dahulu berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan oleh

peneliti.

Peneliti melakukan pengumpulan data melalui kartu status pasien ortodontik

yang telah selesai dirawat menggunakan piranti lepasan oleh mahasiswa kepanitraan

di bagian Ortodonsia RSGM FKG UNHAS dari tahun 2009-2011 dengan jumlah 130

sampel. Peneliti mengumpulkan data nama pasien, jenis kelamin, usia, dan tipe

maloklusi pasien, serta tanggal cetak awal (sebelum) perawatan dan tanggal cetak

berhasil/evaluasi (setelah) perawatan. Peneliti juga mendapatkan data lama

Page 50: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

perawatan ortodontik pasien melalui pengurangan cetak (sebelum) perawatan dan

tanggal cetak berhasil/evaluasi (setelah) perawatan.

Setelah data hasil penelitian dikumpulkan, data kemudian diolah dengan

menggunakan program SPSS versi 16.0 untuk Windows. Data hasil penelitian yang

telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi (seperti yang

dipaparkan pada Bab sebelumnya) maka dapat diketahui :

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa usia pasien yang menggunakan piranti

lepasan memiliki rata-rata sekitar 19.94 ± 4.43 tahun. Hal ini memperlihatkan bahwa

usia termuda dari pasien yang menggunakan piranti lepasan adalah sekitar 15.51

tahun (15 tahun 6 bulan 3 hari) dan usia tertua pasien adalah 24.37 tahun (24 tahun 4

bulan 13 hari).

Informasi mengenai usia pasien ini sangat penting untuk merencanakan

perawatan ortodontik yang akan diberikan. Usia berperan penting dalam mengaitkan

antara perkembangan umum dan gigi dengan usia kronologis serta dalam

menentukan laju pertumbuhan serta tahap maturitas. Usia juga penting dalam

memilih saat terbaik untuk melakukan perawatan ortodontik.13

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa persentase pasien yang menggunakan

piranti ortodontik lebih banyak didominasi oleh pasien perempuan dengan

frekuensi(N) sebanyak 89 dari 130 sampel atau sekitar 68,5% jika dibandingkan

dengan pasien laki-laki yang frekuensinya(N) sebanyak 41 atau sekitar 31,5%.

Hasil penelitian tersebut hampir sama dengan hasil penelitian yang diperoleh

Isnaniah Malik di klinik terpadu bagian Ortodonsia FKG UNPAD, dimana

Page 51: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

didapatkan 62,86% pasien yang menggunakan piranti ortodontik didominasi oleh

pasien perempuan dan hanya 37,14% pasien laki-laki.

Hal ini dapat terjadi karena kecenderungan perempuan yang lebih

mengutamakan estetik, sehingga sangat memperhatikan kesehatan dan keteraturan

giginya. Bila terjadi maloklusi, susunan gigi geligi menjadi tidak beraturan sehingga

dengan sendirinya bentuk wajah menjadi kurang baik dan apabila tersenyum atau

tertawa akan jelas terlihat. Sehingga hal ini dapat menjadi salah satu alasan

perempuan lebih banyak dirawat menggunakan piranti ortodontik lepasan di RSGM

FKG UNHAS.

Berdasarkan Tabel 4.1 pula dapat terlihat bahwa pasien yang menggunakan

piranti lepasan paling banyak adalah pasien dengan Maloklusi Klas I Tipe 6 Angle

yaitu ditemukan frekuensinya(N) sebanyak 54 dengan persentase 41,5%. Hal ini jauh

berbeda dengan beberapa tipe maloklusi lain. Dimana pada pasien yang dirawat

dengan menggunakan piranti lepasan di bagian Ortodonsia tidak diperoleh pasien

dengan tipe Maloklusi Klas I Tipe 4 Angle, Klas I Tipe 5 Angle, dan Maloklusi Klas

III Angle.

Pada kasus Klas III sebenarnya ditemukan 2 sampel, namun termasuk dalam

kriteria drop out karena tidak memiliki data lengkap mengenai tipe maloklusinya

(kriteria inklusi). Sedikitnya maloklusi Klas III yang ditemukan ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Farella yang menyatakan bahwa persentase crossbite

sangat rendah pada tiga sekolah yang diteliti.18

Menurut Ramara yang dikutip oleh Susanti, crossbite merupakan salah satu

kasus yang kompleks dan sulit untuk dilakukan perawatan. Banyak pendapat yang

Page 52: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

menyatakan bahwa crossbite atau Maloklusi Klas III Angle sebaiknya dirawat

dengan menggunakan kombinasi ortodontik dan bedah ortognatik setelah selesainya

pertumbuhan rahang agar didapatkan hasil perawatan yang maksimal dan stabil.19

Oleh karena itu, untuk pasien crossbite di RSGM FKG UNHAS sangat minim

mengingat piranti yang dipergunakan hanya piranti ortodontik lepasan sehingga

crossbite yang berat sangat sulit ditangani.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama penelitian diperoleh data

mengenai lama perawatan ortodontik pada pasien yang menggunakan piranti lepasan

sangat bervariasi. Untuk itu, peneliti mengklasifikasikan lama perawatan kedalam 4

interval, yaitu: 1-10 bulan, 11-20 bulan, 21-30 bulan dan 31-40 bulan.

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa lama perawatan Maloklusi Klas I Tipe

1 Angle terbanyak frekuensinya(N) 17 sampel atau sekitar 41.5% dapat diselesaikan

dalam waktu 11-20 bulan sedangkan persentase terendah dengan frekuensi(N) 2

sampel atau sekitar 4.9% diselesaikan dalam waktu 31-40 bulan. Untuk Maloklusi

Klas I Tipe 2 Angle diperoleh lama perawatan yang sama yaitu dengan persentase

46.2% dapat diselesaikan pada interval waktu 1-10 bulan dan 21-30 bulan.

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat pula bahwa untuk Maloklusi Klas I Tipe 3

Angle hanya diperoleh 1 sampel dengan persentase 100% dan diperoleh lama

perawatan sekitar 21-30 bulan sedangkan untuk lama perawatan Maloklusi Klas I

Tipe 6 Angle diperoleh persentase tertinggi sebanyak 72.2% dengan frekuensi(N) 39

dapat diselesaikan dalam waktu 1-10 bulan dan persentase terendah dengan

frekuensi(N) 4 atau sekitar 7.4% diselesaikan dalam waktu 21-30 bulan.

Page 53: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

Berdasarkan Tabel 4.2 untuk Maloklusi Klas II Divisi 1 Angle dengan

persentase terbanyak yaitu 61.1% diselesaikan dalam waktu 11-20 bulan sedangkan

terendah sekitar 16.7% diselesaikan dalam waktu 21-30 bulan. Pada Maloklusi Klas

II subdivisi hanya diperoleh 1 sampel dengan persentase 100% diselesaikan dalam

waktu 11-20 bulan. Untuk Maloklusi Klas II Divisi 2 Angle diperoleh data yang

sama mengenai lama perawatan, yaitu dengan frekuensi(N) 1 sampel dengan

persentase 50% diselesaikan dalam waktu 1-10 bulan dan frekuensi(N) 1 sampel

dengan persentase 50% diselesaikan dalam waktu 11-20 bulan.

Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh bahwa dari 7 tipe maloklusi yang diteliti, 6

dari tipe maloklusi tersebut persentase terbanyak didapatkan pada perempuan yaitu:

untuk Klas I Tipe 1 58.5%, Klas I Tipe 2 69.2%, Klas I Tipe 3 100%, Klas I Tipe 6

74.1%, Klas II Divisi 1 75.2%, Klas II Subdivisi 100% sedangkan untuk Klas II

Divisi 2 diperoleh persentase yang sama antara laki-laki dan perempuan yaitu

sebanyak 50%.

Beberapa data penelitian yang diperoleh mengenai lama perawatan tersebut

hampir sesuai dengan hasil penelitian retrospektif yang dilakukan oleh Von Bremen

dan Pancherz pada tahun 2002. Piranti yang digunakan selama perawatan adalah

piranti fungsional/lepasan, kombinasi fungsional/cekat, herbst/kombinasi piranti

cekat dan piranti cekat. Dari penelitian tersebut diperoleh rata-rata lama perawatan

adalah 37 bulan dan menurun seiring dengan perkembangan gigi; pasien pada masa

awal gigi bercampur dirawat selama rata-rata 57 bulan, yang berada pada masa akhir

gigi bercampur selama 33 bulan dan pada masa gigi permanen selama 21 bulan.

Pasien yang dirawat dengan herbst/kombinasi piranti cekat dan piranti cekat

Page 54: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

memiliki periode perawatan yang lebih pendek (masing-masing 19 dan 24 bulan)

daripada yang dirawat dengan piranti fungsional atau kombinasi piranti fungsional

(masing-masing 38 dan 48 bulan).1

BAB VI

PENUTUP

6.1 SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kartu status pasien ortodontik

(Buku Pembicaraan Model), maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Gambaran lama perawatan berdasarkan tipe maloklusi:

- Maloklusi Klas I Angle diperoleh rata-rata lama perawatan dapat diselesaikan

dalam waktu 20.51 bulan (20 bulan 16 hari).

- Maloklusi Klas II Angle diperoleh rata-rata lama perawatan dapat

diselesaikan dalam waktu 19.61 bulan (19 bulan 18 hari).

- Pada kasus Maloklusi Klas III Angle, sebenarnya ditemukan 2 sampel namun

termasuk dalam kriteria drop out karena tidak memiliki data lengkap

mengenai tipe maloklusinya (tidak memenuhi kriteria inklusi).

2. Pasien yang menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS lebih banyak

didominasi oleh pasien perempuan dengan persentase 68,5% dibandingkan

dengan pasien laki-laki 31,5%.

3. Pasien yang menggunakan piranti lepasan paling banyak adalah pasien dengan

Maloklusi Klas I Tipe 6 Angle yaitu ditemukan dengan persentase 41,5%.

Page 55: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

42

6.2 SARAN

- Perlu dilakukan penelitian serupa mengenai evaluasi lama perawatan

ortodontik berdasarkan tipe maloklusi pada beberapa tahun yang belum diteliti

oleh peneliti (sebelum atau setelah tahun 2009-2011), agar diperoleh jumlah

sampel yang lebih besar dan hasil penelitian yang lebih akurat.

- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor penyebab lama

perawatan pada pasien yang menggunakan piranti lepasan.

Page 56: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

30

Page 57: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

xxxi

DAFTAR PUSTAKA

1. Mavreas D, Athanasiou A.E. Factors affecting the duration of orthodontic treatment:

a systematic review. European journal of Orthodontics. Inggris: 2008.

2. Finn SB. Clinical Pedodontics. 4th ed. Birmingham: WB Saunders Co; 2003.

3. Mc Namara JA, Brudon WL. Orthodontics and orthopedic treatment in the mixed

dentition. Michigan: Needham Press Inc; 1995.

4. Mc Donald RE, Avery. Dentistry for child and adolescent. 7thed. St Louis: Mosby;

1994.

5. Oktavia D. Hubungan maloklusi dengan kualitas hidup remaja di kota Medan tahun

2007. Dentika Dent J ; 2009 :14(2): 115.

6. Dewanto H. Aspek-aspek epidemologi maloklusi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press; 1993.p.135-50;167-75.

7. Angle EH. Classification of malocclusion. Dental Cosmos. 1899; 41: 248-64.

8. Harty FJ. Kamus Kedokteran gigi. Alih bahasa: Narlan S. Jakarta: EGC; 1995. p.189.

9. Bisara SE. Textbook of ortodontics. Philadelphia:W.B Sounders Company; 2001.

p.101.

Page 58: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

xxxii

10. Need dan demand serta akibat dari maloklusi pada siswa SMU Negeri 1 Binjai.

[internet]. Available from:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18207/4/Chapter%20II.pdf.

Accessed Dec 20th, 2011.

11. Suminy D, Zen Y. Hubungan antara maloklusi dan hambatan saluran pernapasan

Kedokteran Gigi Scientific Journal in Dentistry; FKG Trisakti; 2007; 22(1): 32-3.

12. Rahardjo P. Diagnosis ortodonsi. Surabaya: Airlangga University; 2008. p.79-91.

13. Foster TD. Buku ajar ortodonsi edisi III. Jakarta: EGC. 1993. p.32-39.

14. Proffit WR. Fields HW. Contemporary orthodontics 2nd ed.St. Louis (MO): Mosby;

1993. p.4.

15. Widodo A, Kisnawati. Penggunaan inclined bite plane sebagai piranti awal untuk

koreksi anterior crossbite. M.I Kedokteran Gigi Scientific Journal in Dentistry;

FKG Trisakti; 2007; 20 (60).

16. Pudyani PR. Perbandingan lebar lengkung basal dan lengkung gigi rahang atas pada

maloklusi klas II divii 1 dan oklusi normal remaja keturunan Cina di Kodya

Yogyakarta. MIKG.2004; IV (12): 340.

17. Rahardjo P. Ortodonsi Dasar. Surabaya: Airlangga University; 2008. p.126-134.

18. Yohana W. Perawatan ortodontik pada geligi campuran. Bandung: 2008.

19. Farella M, Michelotti A, Iodice G. Unilateral Posterior crossbite is not associated

with TMJ clicking in young adolescents. . J of Dental Res [serial online] 2007. Jan;

86: [internet]. Available from: http://jdr.sagepub.com/content/86/2/1337.

Page 59: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

xxxiii

Accessed April 14th, 2012.

LAMPIRAN

Page 60: EVALUASI LAMA PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS. 1.2 RUMUSAN

xxxiv

LAMPIRAN