penyakit infeksi leher

Upload: jerry-tanhardjo

Post on 06-Jul-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    1/26

     Jerry tanhardjo Dokter Muda

    Stase THT - RS. Bethesda Yogyakarta

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    2/26

    KLASIFIKASI UKURAN TONSIL

    Parameter standar untuk pengukuran pembesaran tonsil

    Pemeriksaan tonsil berdasarkan pemeriksaan fisik diagnostik diklasifikasikan berdasarkan ratio tonsil terhadap orofaring (dari medial ke lateral) yang diukur antara pilar 

    anterior kanan dan kiri. Yang dapat di klasifikasikan1) T0: Tonsil terletak pada fosa tonsil (tidak ada pembesaran/tidak punya tonsil).2) T1: 2!" tonsil menutupi orofaring# (batas medial tonsil mele$ati pilar anterior sampai %

     &arak pilar anterior u'ula).

    ) T2: 2!" sampai !0" tonsil menutupi orofaring# (batas medial tonsil mele$ati % &arak 

     pilar anterior*u'ula sampai + &arak pilar anterior*u'ula).,) T: !0" sampai -!" tonsil menutupi orofaring#(batas medial tonsil mele$ati + &arak pilar 

    anterior*u'ula sampai &arak pilar anterioru'ula).

    !) T,: -!"# tonsil menutupi orofaring (batas medial tonsil mele$ati &arak pilar anterior*u'ula sampai u'ula atau lebih).

    Indikasi Tonsilektomi

    ndikasi tonsilektomi menurut The American Academy of Otolaryngology, Head and  Neck Surgery :

    Indikasi absolut Tonsilektomi:

    1) Pembengkakan tonsil yang menyebabkan obstruksi saluran napas# disfagia berat# gangguan

    tidur dan komplikasi kardio*pulmoner.2) bses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan medis dan drainase.

    ) Tonsilitis yang menimbulkan ke&ang demam.

    ,) Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk menentukan patologi anatomi (suspek penyakit

    keganasan).

    Indikasi relatif Tonsilektomi :

    1) Ter&adi episode atau lebih infeksi tonsil per tahun dengan terapi antibiotik adekuat.2) alitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak membaik dengan pemberian terapi medis.

    ) Tonsilitis kronik atau berulang pada karier streptokokus yang tidak membaik dengan

     pemberian antibiotik *laktamase resisten.

    Kontraindikasi :

    1) 3iskrasia darah ke4uali di ba$ah penga$asan ahli hematologi2) 5sia di ba$ah 2 tahun bila tim anestesi dan ahli bedah fasilitasnya tidak mempunyai

     pengalaman khusus terhadap bayi) nfeksi saluran nafas atas yang berulang

    ,) Perdarahan atau penderita dengan penyakit sistemik yang tidak terkontrol.!) 6elah pada palatum

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    3/26

    SINUSITIS

    7inusitis adalah radang atau infeksi dari satu atau lebih mukosa sinus paranasal.   7esuai

    anatomi sinus yang terkena# dapat dibagi men&adi sinusitis maksila# sinusitis etmoid# sinusitis

    frontal dan sinusitis sfenoid. 8ila peradangan ini mengenai beberapa sinus disebut multisinus#

    sedang bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis.

    7inus maksila merupakan sinus yang paling sering terinfeksi. al ini ter&adi karena

    (1) 7inus maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar.

    (2) 9etak ostiumnya lebih tinggi dari dasar# sehingga aliran sekret (drainase) dari sinus maksila

    hanya tergantung dari gerakan silia.

    () 3asar sinus maksila adalah dasar akar gigi (prosesus al'eolaris)# sehingga infeksi gigi dapat

    menyebabkan sinusitis maksila.

    (,) stium sinus maksila terletak di meatus medius# di sekitar hiatus semilunaris yang sempit

    sehingga mudah tersumbat.

    7inus maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar. 7aat lahir sinus maksila

     ber'olume ;

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    4/26

    3ari segi klinik yang perlu diperhatikan dari anatomi sinus maksila adalah :

    1. 3asar sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas# yaitu remolar (P1

    dan P2)# molar (>1 dan >2)# kadang*kadang &uga gigi geligi mudah naik keatas yangmenyebabkan sinusitis.

    2. 7inusistis maksila dapat menimbulkan komplikasi orbita.

    . stium sinus maksila terletak lebih tinggi dari dasar sinus# sehingga drainase hanya

    tergantung dari grak silia# lagipula drainase &uga harus melalui infundibulum yang sempit.

    nfundibulum aalah bagian sinus etmoid anterior dan pembengkakan akibat radang ataualergi pada daerah ini dapat menghalagi drenase sinus maksila dan selan&utnya

    menyebabkan sinusitis.

    Patofisiologi Sinusitis

    ?esehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium ostium sinus dan lan4arnya klirensmukosiliar (mu4o4iliarry 4learan4e) di dalam ?> (kompleks osteomeatal). >ukus &uga

    mengandung substansi antimikrobial dan @at*@at yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan

    tubuh terhadap kuman yang masuk bersama udara pernapasan.

    rgan*organ yang membentuk ?> letaknya berdekatan dan bila ter&adi edema mukosayang berhadapan akan saling bertemu sehingga silia tidak dapat bergerak dan ostium tersumbat.

    kibatnya ter&adi tekanan negatif didalam rongga sinus yang menyebabkan ter&adinya transudasi#

    mula*mula serous. ?ondisi ini bisa dianggap sebagai rinosinusitis non*na4terial dan biasanya

    sembuh dalam beberapa hari tanpa pengobatan. 8ila kondisi ini menetap# sekret yang berkumpuldidalam sinus merupakan media baik untuk tumbuhnya dan multiplikasi bakteri. 7ekret men&adi

     purulen. ?eadaan ini disebut sebagai rinosinusitis akut bakterial dan memerlukan terapiantibiotik. Aika terapi tidak berhasil (misalnya karena ada faktor presdiposisi# inflamasi berlan&ut#

    ter&adi hipoksia dan bakteri anaerob berkembang. >ukosa makin membengkan dan ini

    merupakan rantai siklus yang terus berputar sampai akhirnya perubahan mukosa men&adi kronik 

    yaitu hipertrofi# polipoid atau pembentukan polip dan kista. Pada keadaan ini mungkindiperlukan tindakan operasi.

    7inustis bisa disebabkan &uga oleh kerusakan gigi yang disebut dengan sinusitis dentogen.

    7inusitis dentogen merupakan salah satu penyebab penting sinusitis kronik. 3asar sinus maksila

    adalah prosesus al'eolaris tempat akar gigi rahang atas# sehingga rongga sinus maksila hanyaterpisahkan oleh tulang tipis dengan akar gigi# bahkan kadang*kadang tanpa tulang pembatas.

    nfeksi gigi rahang atas seperti infeksi apikal akar gigi atau inflamasi &aringan periodontal mudah

    menyebar se4ara langsung ke sinus atau melalui pembulu darah dan limfe. arus 4uriga adanyasinusitis dentogen pada sinusitis maksila kronik yang mengenai satu sisi dengan ingus yang

     purulen dan napas berbau busuk.

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    5/26

    tiologi dan Faktor Presdiposisi

    8eberapa fakor etiologi dan presdiposisi sinusitis antara lain 7P akibat

    'irus# berma4am rinitis terutama rinitis alergi# rinitis hurmonal pada $anita hamil# polip hidung#kelaina anatomi seperti de'iasi septum atau hipertropi konka# tonsil# infeksi gigi# kelainan

    imunologik# diskinesia silia seperti pada sindrom ?artagener dan di luar negeri adalah penyakit

    fibrosis kistik.

    Pada anak# hipertrofi adenoidmerupaka faktor penting penyebab sinusitis sehingga perludilakukan adenoidektomi untuk menghilangkan sumbatan dan menyembuhkan rinosinusitisnya.

    ipertrofi adenoid dapat didiagnosis dengan foto polos leher posisi lateral.

    Baktor lain yang &uga berpengaruh adalah lingkungan berpolusi# udara dingin dan kering

    serta kebiasaan merokok. ?eadaan ini lama*lama menyebabkan perubahan mukosa dan merusak 

    silia.

    !e"ala Klinis Sinusitis

    7e4ara klinis# sinusitis dapat dikategorikan sebagai sinusitis akut (bila ge&alanya

     berlangsung beberapa hari sampai , minggu)# sinusitis subakut (bila berlangsung dari , minggusampai bulan) dan sinusitis kronis (bila berlangsung lebih dari bulan).

    Tidak ada ge&ala dan tanda klinis yang spesifik untuk sinusitis akut. Pasien kadang tidak 

    menun&ukan demam atau rasa lesu. Pasien mungkin hanya mengeluh terdapat ingus yang kental

    yang kadang berbau dan dirasakan mengalir ke nasofaring. idung dirasakan tersumbat dan rasa

    nyeri di daerah sinus yang terkena. Pada sinusitis maksila# nyeri dirasakan di ba$ah kelopak mata dan kadang menyebar ke al'eolus# sehingga terasa nyeri di gigi. Cyeri alih dapat dirasakan

    di dahi dan telinga kanan. Pada sinusitis etmoid# nyeri dirasakan di pangkal hidung dan kantusmedius. ?adang dirasakan nyeri di bola mata atau belakangnya# dan nyeri akan bertambah bila

    mata digerakkan.

    Pada pemeriksaan fisik sinusitis akut# akan tampak pembengkakan di daerah muka.

    Pembengkakan pada sinusitis maksila terlihat di pipi dan kelopak mata ba$ah# pada sinusitisfrontal di dahi dan kelopak mata atas# sedang pada sinusitis etmoid &arang timbul

     pembengkakan# ke4uali bila ada komplikasi.

    Pada rinoskopi anterior tampak mukosa konka hiperemis dan edema. Pada sinusitismaksila# sinusitis frontal dan sinusitis etmoid anterior tampak mukopus atau nanah di meatusmedius# sedangkan sinusitis etmoid posterior dan sinusitis sfenoid nanah tampak keluar dari

    meatus superior. Pada rinoskopi posterior tampak mukopus di nasofaring ( post nasal drip).

    #iagnosis Sinusitis

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    6/26

    3iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis# pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

     penun&ang. Pemeriksaan fisik dengan rinoskopi anterior dan posterior# pemeriksaan naso*

    endoskpi sangat dian&urkan untuk diagnosis yang lebih tepat dan dini. Tanda khasnya adalahadanya pus di meatus medius (pada sinusitis maksila dan etmoid anterior dan frontal) atau di

    meatus superior (pada sinusitis etmoid posterior dan sphenoid). Pada rinosinusitis akut# mukosa

    edema dan hiperemis. Pada anak sering ada pembengkakan dan kemerahan di daerah kantusmedius.

    Pemeriksaan penun"ang Sinusitis

    Pada pemeriksan transiluminasi# sinus yang sakit akan men&adi suram atau gelap.Pemeriksaan transiluminasi bermakna bila salah satu sisi sinus yang sakit# sehingga tampak lebih

    suram dibandingkan dengan sisi yang normal.

    Pemeriksaan radiologik yang dibuat ialah posisi Daters# P dan laretal. kan tampak 

     perselubungan atau penebalan mukosa atau batas 4airan*udara (air fluid level ) pada sinus yangsakit. 6T s4an sinus merupakan gold standar diagonis sinuistis karena mampu menilai anatomi

    hidung dan sinus# adanya penyakit dala hidung dan sinus se4ara keseluruhan dan perluasannya.

    Pemeriksaan mikrobiologik dan tes resistensi dilakukan dengan mengambil sekret dari

    meatus medius atau superior dengan tu&uan untuk mendapat antibiotik yang tepat guna.

    Pemeriksaan Oroaring ! "ost nasa#

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    7/26

    Terapi Sinusitis

    Terapi sinusitis seringkali berupa pengobatan terhadap infeksi traktus respiratorius bagian

    atas# dengan sinusitis sebagai bagian yang penting. 7eringkali infeksinya hanya merupakan penyakit terbatas yang sembuh sendiri dalam $aktu singkat# &ika tidak disertai komplikasi

    supurasi.

    Pengobatan sinusitis se4ara lokal intranasal dengan antibiotik tidak berguna# karena obat*

    obat tersebut tidak 4ukup luas berkontak dengan permukaan mukosa yang terinfeksi terinfeksiagar dapat berfungsi. 7elain itu# dapat ter&adi iritasi atau gangguan akti'itas silia# sehingga

    fungsinya sebagai pembersih mukosa hidung &ustru semakin terganggu.

    ?arena itu antibiotika dapat diberikan se4ara sistemik per oral. Pada sinusitis akut

    diberikan antibiotika selama 10*1, hari# meskipun ge&ala klinis telah hilang. 7e4ara empiris#

    antibiotika yang dapat diberikan misalnya moksisilin ( E !00mg)# Trimetoprim dan7ulfametoksa@ol (2 E F

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    8/26

    . ?elainan intrakranial. 3apat berupa meningitis# abses ektradural atau subdural dan abses

    otak.

    ,. ?elainan paru# seperti bronkhitis dan bronkhiektasis.

    PN$AKIT INFKSI PA#A L%R 

    FARIN!ITIS

    Baringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh 'irus (,0*

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    9/26

    Ge&ala dan tanda : keluhan nyeri tenggrok dan nyeri menelan. Pada pemeriksaan tampak plak 

     putih di orofaring dan mukosa faring lainnya hiperemis. Pembiakkan &amur ini dilakukan dalam

    agar 7abouroud deEtrose.

    Terapi : Cystatin 100.000 K ,00.000 2kali/hari. nalgetika oral

    d.  Faringitis gonorea

    anya terdapat pada pasien yang melakukan kontak orogenital.

    Terapi : 7efalosporin generasi ke*# 4eftriaEone 2!0mg# >.

    ()  Faringitis Kronik 

    Baktor predisposisi proses radang kronik di faring ini ialah rinitis kronik# sinusitis# iritasi kronik 

    oleh rokok# minum alkohol# inhalasi uap yang merangsang mukosa faring# dan debu.

    a.  Faringitis kronik *iperplastik 

    Ter&adi perubahan mukosa dinding posterior faring men&adi tidak rata dan bergranular.

    Ge&ala: Pasien mengeluh mula*mula tenggorok kering gatal dan akhirnya batuk yang beriak.

    Terapi: Pengobatan simtomatis dengan obat kumur atau hisap. Aika perlu dapat diberikan obat

     batuk antitusif atau ekspektoran.

     b.  Faringitis kronik atrofi

    7ering timbul bersamaan dengan rinitis atrofi. Pada rinitis atrofi udara pernapasan tidak diatur 

    suhu serta kelembabannya# sehingga menimbulkan rangsangan serta infeksi pada faring.

    Ge&ala dan Tanda: Pasien mengeluh tenggorok kering dan tebal serta mulut berbau. Tampak 

    mukosa faring ditutupi lendir kental dan bila diangkat tampak mukosa kering.

    Terapi: Pengobatan ditu&ukan pada rinitis atrofi dan untuk faringitisnya ditambahkan obat kumur 

    dan men&aga kebersihan mulut.

    TONSILITIS

    Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari 4in4in Daldeyer.

    Penyebaran infeksi melalui udara# tangan# dan 4iuman. Ter&adi terutama pada anak. Aenis*

     &enisnya:

    1. Tonsilitis kut

    a.  Tonsilitis 'iral

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    10/26

    Ge&ala: 9ebih menyerupai common cold  disertai nyeri tenggorok. Penyebab tersering adalah

    I8H.

    Terapi: stirahat# minum 4ukup# analgetik# dan anti'irus &ika ge&ala berat.

     b.  Tonsilitis bakterial

    Itiologi : kuman grup Streptococcus β hemoliticus 

    Ge&ala dan Tanda: nyeri tenggorok# nyeri menelan# demam tinggi# lesu# nyeri pada sendi# otalgia.

    Tampak tonsil membengkak# hiperemis# dan terdapat detritus (kumpulan leukosit# bakteri yang

    mati# dan epitel yang terlepas yang tampak sebagai ber4ak kuning). ?elen&ar submandibula

     bengkak dan nyeri tekan.

    Terapi: ntibiotik spektrum lebar penisilin# eritromisin. ntipiretik dan obat kumur mengandung

    desinfeksan.

    ?omplikasi: titis media akut# sinusitis# abses peritonsil# dll.

    Tonsilitis +embranosa

    a) Tonsilitis difteri

    Brekuensi penyakit ini sudah turun akibat keberhasilan imunisasi pada bayi dan anak. Titer antitoEin

    sebesar 0.0 satuan per 44 darah dapat dianggap 4ukup memberikan dasar imunitas. Tonsillitis

    difteri sering ditemukan pada anak berusia kurang dari 10 tahun dan frekensi tertinggi pada usia 2*!

    tahun# meskipun pada orang de$asa masih dapat ditemukan.

    Ge&ala dan tanda:

    • !e"ala umum :  seperti &uga ge&ala infeksi lainnya yaitu kenaikan suhu tubuh biasanya

    subfebris# nyeri kepala# tidak nafsu makan# badan lemah# nadi lambat serta keluhan nyeri

    menelan.

    • !e"ala lo,al : yang tampak berupa tonsil membengkak ditutupi ber4ak putih kotor yang

    makin lama makin meluas dan bersatu membentuk membran semu yang dapat meluas

    kepalatum mole# u'ula# nasofaring# laring# trakea# dan bronkus serta dapat mneyumbat &alan

    napas. >embran semu ini melekat pada dasarnya# sehingga bila diangkat akan mudah

     berdarah. Pada perkembangan penyakit ini bila infeksinya ber&alan terus# kelen&ar getah

     bening leher akan membengkak sedemikian besarnya sehingga leher menyerupai leher sapi

    (ull neck ).

    • !e"ala akibat eksotoksin : kerusakan &aringan tubuh yaitu pada &antung dapat ter&adi

    miokarditis sampai dekompensatio 4ordis# mengenai saraf kranial menyebabkan

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    11/26

    kelumpuhan otot palatum dan otot otot pernapasan dan pada gin&al menimbulkan

    albuminuria.

    3iagnosis : gambaran klinik dan pemeriksaan preparat langsung kuman yang diambil dari

     permukaan ba$ah membran semu dan didapatkan kuman !oryneacterium diphteriae"

    Terapi : nti 3ifteri 7erum (37) diberikan segera tanpa menunggu hasil kultur# dengan dosis

    20.000 K 100.000 unit tergantung dari umur dan beratnya penyakit. ntibiotika penisilin atau

    eritomisin 2!*!0mg/?g88 dibagi dalam dosis selama 1, hari. ?ortikosteroid 1#2 mg per 

    ?g88 per hari. ntipiretik untuk simptomatis. ?arena penyakit ini menular# pasien harus

    diisolasi. Pera$atan harus istirahat di tempat tidur selama 2* minggu.

    ?omplikasi : >embran semu dapat men&alar ke laring dan menyebabkan ge&ala sumbatan. >akin

    muda usia pasien ini makin 4epat timbul komplikasi ini. >iokarditis dapat menyebabkan payah

     &antung atau dekompensasio kordis. ?elumpuhan otot palatum mole# otot mata untuk akomodasi#

    otot faring serta otot laring sehingga menimbulkan kesulitan menelan# suara parau dan

    kelumpuhan otot*otot pernapasan. lbuminuria sebagai akibat komplikasi ke gin&al.

     

    b) Tonsilitis septik 

    Penyebab dari tonsillitis septik ialah strepto4o44us hemolitikus yang terdapat dalam susu sapi

    sehingga dapat timbul epidemi. leh karena di ndonesia susu sapi dimasak dulu dengan 4ara

     pasteurisasi sebelum diminum maka penyakit ini &arang ditemukan.

    ,) Angina Plaut &in,ent -stomatitis ulseromembranosa.

    Penyebab penyakit ini adalah bakteri spiro4haeta atau triponema yang didapatkan pada

     penderita dengan hygiene mulut yang kurang dan defisiensi 'itamin 6.

    Tanda dan Ge&ala : demam sampai F06# nyeri kepala# badan lemah# dan kadang*kadang

    terdapat gangguan pen4ernaan. Jasa nyeri di mulut# hipersali'asi# gigi dan gusi mudah

     berdarah.

    Pemeriksaan : mukosa mulut dan faring tampak hiperemis# tampak membrane putih keabuan

    diatas tonsil# u'ula# dinding faring# gusi# serta prosesus al'eolaris# mulut berbau (foetor eE ore)

    dan kelen&ar submandibular membesar.

    Terapi : antibiotika spe4trum luas selama 1 minggu. >emperbaiki hygiene mulut. Hitamin 6 dan

    'itamin 8 kompleks.

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    12/26

    d) Pen/akit kelainan dara*

    Tidak &arang tanda pertama leukemia akut# angina agranulositosis# dan infeksi mononu4leosis

    timbul di faring atau tonsil yang tertutup membrane semu. ?adang*kadang terdapat perdarahan

    diselaput lendir mulut dan faring serta pembesaran kelen&ar submandibular.

    9eukemia akut : ge&ala pertama sering berupa epistaksis# perdarahan di mukosa mulut# gusi dan

    diba$ah kulit sehingga kulit tampak ber4ak kebiruan. Tonsil membengkak ditutupi membrane

    semu tetapi tidak hiperemis dan rasa nyeri yang hebat ditenggorok.

    ngina agranulositosis : penyebabnya ialah akibat kera4unan obat dari golongan amidopirin#

    sulfa dan arsen. Pada pemeriksaan tampak ulkus di mukosa mulut dan faring serta disekitaran

    ulkus tampak ge&ala radang. 5lkus ini &uga dapat ditemukan di genitalia dan saluran 4erna.

    nfeksi >ononukleosis : pada penyakit ini ter&adi tonsilofaringitis ulseromembranosa bilateral.

    >embran semu yang menutupi ulkus mudah diangkat tanpa timbul perdarahan. Terdapat

     pembesaran kelen&ar limfe leher# ketiak dan region inguinal. Gambaran darah khas yaitu terdapat

    leukosit mononukleus dalam &umlah besar.

     

    . Tonsilitis Kronik 

    Baktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronik ialah rangsangan yang menahun dari rokok#

     beberapa &enis makanan# hygiene mulut yang buruk# pengaruh 4ua4a# kelelahan fisik# dan

     pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat.

    Ge&ala dan Tanda : Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar dengan permukaan yang tidak 

    rata# kriptus melebar dan terisi detritus. da rasa menggan&al di tenggorok# kering# dan napas

     berbau.

    Terapi : Terapi lokal ditu&ukan pada hygiene mulut dengan berkumur atau obat isap.

    Tonsilektomi dilakukan bila ter&adi infeksi yang berulang atau kronik# ge&ala sumbatan &alan

    napas# serta ke4urigaan neoplasma.

    %IPRTROFI A#NOI#

    denoid ialah massa yang terdiri dari &aringan limfoid yang terletak pada dinding

     posterior nasofaring. 7e4ara fisiologik# adenoid membesar pada anak usia tahun kemudian

    menge4il dan hilang pada usia 1, tahun. 8ila sering ter&adi infeksi saluran napas bagian atas#

    maka dapat ter&adi hipertrofi adenoid. kibat dari hipertrofi tersebut akan timbul gangguan tidur#

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    13/26

    tidur ngorok# retardasi mental# pertumbuhan fisik berkurang# sumbatan koana dan sumbatan tuba

    Iusta4hius.

    kibat sumbatan koana pasien akan bernapas melalui mulut sehingga ter&adi fasies

    adenoid# yaitu tampak hidung ke4il# gigi insisi'us ke depan# dan arkus faring tinggi yang

    menyebabkan kesan $a&ah pasien tampak seperti orang bodoh. 7elain itu# dapat &uga

    menyebabkan faringitis dan bronkitis# serta gangguan drainase sinus paranasal sehingga

    menyebabkan sinusitis kronis.

    kibat sumbatan tuba Iusta4hius akan ter&adi otitis media akut berulang# otitis media

    kronik# dan akhirnya dapat ter&adi otitis media supuratif kronik.

    Terapi : adenoidektomi

    LARIN!ITIS0) Laringitis Akut

    >erupakan radang akut laring# pada umumnya merupakan kelan&utan dari rinofaringitis

    (4ommon 4old).Itiologi : bakteri yang menyebabkan radang lokal atau 'irus yang menyebabkan peradangan

    sistemik.

    Ge&ala dan Tanda : demam# malaise# suara parau sampai tidak bersuara sama sekali# nyeri ketika

    menelan atau berbi4ara# batuk kering dan lama kelamaan disertai dengan dahak kental. Tampak 

    mukosa laring yang hiperemis# membengkak terutama diatas dan ba$ah pita suara. 8iasanya

    terdapat &uga tanda radang akut di hidung# sinus paranasal# atau paru.

    Terapi : istirahat berbi4ara selama 2* hari# menghindari iritasi pada laring dan faring# antibiotik (bila peradangan berasal dari paru)# pemasangan pipa endotrakea atau trakeostomi apabila

    terdapat sumbatan laring.

    () Laringitis Kronis

    7ering merupakan radang kronis laring disebabkan oleh sinusitis kronis# de'iasi septum yang

     berat# polip hidung# atau bronkitis kronis. >ungkin &uga disebabkan oleh penyalahgunaan suara

    seperti berteriak*teriak atau biasa berbi4ara keras.

    Ge&ala dan Tanda : suara parau yang menetap# rasa tersangkut di tenggorok sehingga pasien

    sering berdehem tanpa mengeluarkan sekret. Tampak mukosa laring menebal# permukaannya

    tidak rata dan hiperemis.Terapi : mengobati peradangan yang mungkin men&adi penyebab laringitis kronis tersebut#

    istirahat berbi4ara.

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    14/26

    A'SS L%R #ALA+

    bses leher dalam terbentuk dalam ruang potensial diantara fasia leher dalam sebagai

    akibat dari pen&alaran infeksi dari berbagai sumber# seperti gigi# mulut# tenggorok# sinus

     paranasal# telinga tengah dan leher tergantung ruang mana yang terlibat. Penyebab paling sering

    dari abses leher dalam adalah infeksi gigi (,") dan penyalahgunaan narkoba suntikan (12").

    bses leher dalam merupakan suatu kondisi yang mengan4am &i$a akibat komplikasi*

    komplikasinya yang serius seperti obstruksi &alan napas# kelumpuhan saraf kranial# mediastinitis#

    dan kompresi hingga ruptur arteri karotis interna. 9okasinya terletak di dasar mulut dan dapat

    men&adi an4aman yang sangat serius. Itiologi infeksi di daerah leher dapat berma4am*ma4am.

    ?uman penyebab abses leher dalam biasanya terdiri dari 4ampuran kuman aerob# anaerob

    maupun fakultatif anaerob.

    #FINISI

    bses adalah kumpulan nanah (netrofil yang telah mati) yang terakumulasi di sebuah

    ka'itas &aringan karena adanya proses infeksi (biasanya oleh  bakteri  atau   parasit) atau karena

    adanya benda asing (misalnya serpihan# luka peluru# atau &arum suntik). Proses ini merupakan

    reaksi perlindungan oleh &aringan untuk men4egah penyebaran/perluasan infeksi ke bagian lain

    dari tubuh.

    bses leher dalam adalah terkumpulnya nanah (pus) di dalam ruang potensial di antara

    fasia leher dalam sebagai akibat pen&alaran dari berbagai sumber infeksi# seperti gigi# mulut#

    tenggorok# sinus paranasal# telinga dan leher.

    TIOLO!I #AN PATO!NSIS

    Pembentukan abses merupakan hasil perkembangan dari flora normal dalam tubuh.

    Blora normal dapat tumbuh dan men4apai daerah steril dari tubuh baik se4ara perluasan langsung

    maupun melalui laserasi atau perforasi. 8erdasarkan kekhasan flora normal yang ada di bagian

    http://id.wikipedia.org/wiki/Neutrofilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Parasithttp://id.wikipedia.org/wiki/Parasithttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Parasithttp://id.wikipedia.org/wiki/Neutrofil

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    15/26

    tubuh tertentu# maka kuman dari abses yang terbentuk dapat diprediksi berdasar lokasinya.

    7ebagian besar abses leher dalam disebabkan oleh 4ampuran berbagai kuman# baik kuman aerob#

    anaerob# maupun fakultatif anaerob.

    Pada kebanyakan membran mukosa# kuman anaerob lebih banyak dibanding dengan

    kuman aerob dan fakultatif# dengan perbandingan mulai 10:1 sampai 10000:1. 8akteriologi dari

    daerah gigi# oro*fasial# dan abses leher# kuman yang paling dominan adalah kuman anaerob

    yaitu#  Prevotella, Porphyromonas, #usoacterium spp, dan  Peptostreptococcus spp. 8akteri

    aerob dan fakultatif adalah Streptococcus pyogenic dan Stapylococcus aureus"

    7umber infeksi paling sering pada abses leher dalam berasal dari infeksi tonsil dan gigi.

    nfeksi gigi dapat mengenai pulpa dan periodontal. Penyebaran infeksi dapat meluas melalui

    foramen apikal gigi ke daerah sekitarnya. pek gigi molar yang berada di atas mylohyoid

    menyebabkan pen&alaran infeksi akan masuk terlebih dahulu ke daerah sublingual# sedangkan

    molar dan apeknya berada di ba$ah mylohyoid sehingga infeksi akan lebih 4epat ke daerah

    submaksila.

    Tabel) 7umber infeksi penyebab abses leher dalam.

    Penyebab Aumlah "

    Gigi

    Penyalahgunaan obat suntik 

    Baringotonsilitis

    Braktur mandibula

    nfeksi kulit

    Tuber4ulosis

    8enda asing

    Peritonsil abses

    Trauma

    7ialolitiasis

    Parotis

    9ain*lain

    Tidak diketahui

    --

    21

    12

    10

    F

    F

    -

    <

    <

    !

    10

    !

    ,

    12

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    16/26

    Pola kuman penyebab abses leher dalam berbeda sesuai dengan sumber infeksinya.

    nfeksi yang berasal dari orofaring lebih banyak disebabkan kuman flora normal di saluran nafas

    atas seperti streptokokus dan stafilokokus. nfeksi yang berasal dari gigi biasanya lebih dominan

    kuman anaerob seperti# Prevotella, #usoacterium spp,"

    Penyebaran abses leher dalam dapat melalui beberapa &alan yaitu hematogen# limfogen#

    dan 4elah antar ruang leher dalam. 8eratnya infeksi tergantung dari 'irulensi kuman# daya tahan

    tubuh dan lokasi anatomi.

    nfeksi dari submandibula dapat meluas ke ruang mastikor kemudian ke parafaring.

    Perluasan infeksi ke parafaring &uga dapat langsung dari ruang submandibula. 7elan&utnya

    infeksi dapat men&alar ke daerah potensial lainnya.

    Pola kuman

    Pada umumnya abses leher dalam disebabkan oleh infeksi 4ampuran beberapa kuman.

    8aik kuman aerob# anaerob maupun kuman fakultatif anaerob. ?uman aerob yang sering

    ditemukan adalah stafilokokus , Streptococcus sp, Haemofilus influenza, Streptococcus

     Peneumonia, $ora%tella catarrhalis, &lesiell sp, Neisseria sp"  ?uman anaerob yang sering

    adalah  Peptostreptococcus, #usoacterium dan  acteroides sp" Pseudomanas aeruginosa

    merupakan kuman yang &arang ditemukan.

    ?uman anaerob yang sering ditemukan pada abses leher dalam adalah kelompok batang

    gram negatif# seperti  'acteroides, Prevotella# maupun  #usoacterium"  Ge&ala klinis yang

    menandakan adanya infeksi anaerob adalah: 1. 7ekret yang berbau busuk akibat produk asam

    lemak rantai pendek dari metabolisme anaerob. 2. nfeksi di proksimal permukaan mukosa. .

    danya gas dalam &aringan. ,. asil biakan aerob negatif.

    nfeksi yang penting se4ara klinis akibat kuman anaerob sering ter&adi. nfeksi sering

     bersifat polimikroba yaitu bersamaan dengan kuman anaerob lainnya# fakultatif anaerob# dan

    aerob. 8akteri anaerob ditemukan hampir disemua bagian tubuh. nfeksi ter&adi ketika bakteri

    anaerob dan bakteri flora normal lainnya mengontaminasi yang se4ara normal steril.

    8erbagai penelitian tentang kuman penyebab abses leher dalam telah banyak dilakukan.

    8otin dkk mendapatkan  Peptostreptococus, Streptococus viridan, Streptococus intermedius

     berkaitan dengan infeksi gigi sebagai sumber infeksi abses leher dalam. Il*7ayed dan l*

    daurosy# 8otin dkk  mendapatkan kuman aerob terbanyak adalah stafilokokus dan streptokokus.

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    17/26

    3i 8agian TT*?9 Jumah 7akit dr. >. 3&amil Padang# periode pril 2010 sampai

    dengan ktober 2010 terdapat sebanyak 22 pasien abses leher dalam dan dilakukan kultur 

    kuman penyebab# didapatkan 1< (-") spesimen tumbuh kuman aerob# < (2-") tidak tumbuh

    kuman aerob dan 2 (F") tumbuh &amur yaitu !andida sp. ?uman aerob yang tumbuh yaituL

    Streptocccus ( haemoliticus  < (-")#  &lepsiella sp  , (2!")#  )nteroacter sp  (1F")#

    Staphylococcus aureus 2 (12#!")# Staphilococcus epidermidis 1 (.3&amil Padang periode pril 2010*

    ktober 2010

    Aenis ?uman Aumlah "

    Streptocccus ( haemoliticus

     &lepsiella sp

     )nteroacter sp

    Staphylococcus aureus

    Staphilococcus epidermidis

     )" !oli

     Proteus vulgaris

    <

    ,

    2

    1

    1

    1

    -

    2!

    1F

    12#!

    <

    <

    <

    nfeksi leher dalam ditemukan == (-,#

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    18/26

    klinis dari abses leher dalam pada 1,- kasus didapatkan: bengkak pada leher =-"# trismus !"#

    disfagia ,!"# dan odinofagia 2F#". 8erdasarkan ruang yang dikenai akan menimbulkan ge&ala

    spesifik yang sesuai dengan ruang potensial yang terlibat.

    Abses peritonsil

    bses peritonsil merupakan terkumpulnya material purulen yang terbentuk di luar 

    kapsul tonsil dekat kutub atas tonsil.

    tiologi

    bses peritonsil merupakan abses yang paling banyak ditemukan# dan biasanya

    merupakan komplikasi tonsilitis akut atau infeksi yang bersumber dari kelen&ar mukus Deber di

    kutub atas tonsil. 8iasanya kuman penyebab sama dengan penyebab tonsilitis# dapat ditemukan

    kuman aerob dan anaerob.

    Patologi

    3aerah superior dan lateral fossa tonsilaris merupakan &aringan ikat longgar# oleh karena

    itu infiltrasi supurasi ke ruang potensial pritonsil tersering menempati daerah ini# sehingga

    tampak palatum mole membengkak.

    Pada stadium permulaan (stadium infiltrat)# selain pembengkakan tampak 

     permukaannya hiperemis. 8ila proses berlan&ut# ter&adi supurasi sehingga daerah tersebut lebih

    lunak. Pembengkakan peritonsil akan mendorong tonsil dan u'ula ke arah kontralateral. 8ila

     proses berlan&ut terus# peradangan &aringan di sekitarnya akan menyebabkan iritasi pada >.

    Pterygoideus interna# sehingga timbul trismus. bses dapat pe4ah spontan# mungkin dapat ter&adi

    aspirasi ke paru.

    #iagnosis

    Pada abses peritonsil didapatkan ge&ala demam# nyeri tenggorok# nyeri menelan

    (odinofagia)# hipersali'asi# nyeri telinga (otalgia) dan suara bergumam (hot potato voice). Jasa

    nyeri di telinga ini karena nyeri alih melalui saraf C. Glossopharyngeus (C.M). >ungkin

    terdapat muntah (regurgitasi)# mulut berbau ( foetor e% ore) dan kadang*kadang sukar membuka

    mulut (trismus). Pada pemeriksaan fisik didapatkan palatum mole tampak membengkak dan

    menon&ol ke depan# dapat teraba fluktuasi# arkus faring tidak simetris# pembengkakan di daerah

     peritonsil# u'ula terdorong ke sisi yang sehat# dan trismus. Tonsil bengkak# hiperemis# mungkin

     banyak detritus dan terdorong ke sisi kontra lateral. ?adang*kadang sukar memeriksa seluruh

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    19/26

    faring karena trismus. bses ini dapat meluas ke daerah parafaring. 5ntuk memastikan diagnosis

    dapat dilakukan pungsi aspirasi dari tempat yang paling fluktuatif. 

    Terapi

    Pada stadium infiltrasi# diberikan antibiotika dosis tinggi dan obat simtomatik. Auga

     perlu kumur*kumur dengan air hangat dan kompres dingin pada leher.

    8ila telah terbentuk abses# memerlukan pembedahan drainase# baik dengan teknik 

    aspirasi &arum atau dengan teknik insisi dan drainase. Tempat insisi ialah di daerah yang paling

    menon&ol dan lunak# atau pada pertengahan garis yang menghubungkan dasar u'ula dengan

    geraham atas terakhir. ntraoral in4ision dan drainase dilakukan dengan mengiris mukosa

    o'erlying abses# biasanya diletakkan di lipatan supratonsillar. 3rainase atau aspirate yang sukses

    menyebabkan perbaikan segera ge&ala*ge&ala pasien. 8ila terdapat trismus# pembedahan drainase

    dilakukan setelah pemberian 4airan kokain ," pada daerah insisi dan daerah ganglion

    sfenopalatina pada fosa nasalis.

    ?emudian pasien din&urkan untuk operasi tonsilektomi NaO 4haud. 8ila tonsilektomi

    dilakukan *, hari setelah drainase abses disebut tonsilektomi NaO tiede# dan bila tonsilektomi ,*

    < minggu sesudah drainase abses disebut tonsilektomi NaO froid. Pada umumnya tonsilektomi

    dilakukan sesudah infeksi tenang# yaitu 2* minggu sesudah drainase abses.

    Tonsilektomi merupakan indikasi absolut pada orang yang menderita abses

     peritonsilaris berulang atau abses yang meluas pada ruang &aringan sekitarnya. bses peritonsil

    mempunyai ke4enderungan besar untuk kambuh. 7ampai saat ini belum ada kesepakatan kapan

    tonsilektomi dilakukan pada abses peritonsil. 7ebagian penulis mengan&urkan tonsilektomi

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    20/26

    Abses retrofaring

    tiologi dan Patologi

    >erupakan abses leher dalam yang &arang ter&adi# terutama ter&adi pada bayi atau anak 

    di ba$ah dua tahun dan merupakan abses leher dalam yang terbanyak pada anak. al ini ter&adi

    karena pada usia tersebut ruang retrofiring masih berisi kelen&ar getah bening masing*masing 2*!

     buah pada sisi kanan dan kiri. ?elen&ar getah bening ini biasanya mengalami atropi pada usia ,*<

    tahun. Pada anak biasanya abses ter&adi mengikuti infeksi saluran nafas atas dengan supurasi

     pada kelen&ar getah bening yang terdapat pada daerah retrofaring. Pada orang de$asa abses

    retrofaring sering ter&adi akibat adanya trauma tumpul pada mukosa faring# perluasan abses dari

    struktur yang berdekatan.

    ?eadaan yang dapat menyebabkan ter&adinya abses ruang retrofaring :

    1. nfeksi saluran napas atas yang menyebabkan limfadenitis retrofaring

    2. Trauma dinding belakang faring oleh benda asing seperti tulang ikan atau tindakan medis#

    seperti adenoidektomi# intubasi endotrakea# endoskopi.

    . Tuber4ulosis 'ertebra ser'ikalis bagian atas (abses dingin).

    #iagnosis

    Ge&ala utama berupa rasa nyeri (odinofagia) dan sukar menelan (disfagia) di samping

     &uga ge&ala*ge&ala lain berupa demam# pergerakan leher terbatas# dan sesak nafas. 7esak nafas

    timbul &ika abses sudah menimbulkan sumbatan &alan nafas# terutama di hipofaring. 8ila

     peradangan sudah sampai laring# dapat timbul stridor. bses retrofaring sebaiknya di4urigai &ika

     pada bayi atau anak ke4il terdapat demam yang tidak dapat di&elaskan setelah infeksi pernapasan

     bagian atas dan terdapat ge&ala*ge&ala hilangnya nafsu makan# perubahan dalam berbi4ara# dan

    kesulitan menelan. Pada pemeriksaan didapatkan pembengkakan dinding posterior faring.

    Terapi

    Terapi dengan medikamentosa# yakni antibiotika dosis tinggi untuk kuman aerob dan

    anaerob# dan tindakan bedah. Pungsi dan insisi abses dilakukan melalui laringoskop langsung

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    21/26

    dalam posisi pasien Trendelenburg. Pus yang keluar segera diisap agar tidak ter&adi aspirasi.

    Tindakan dapat dilakukan dalam analgesia lokal atau umum.

    Komplikasi

    ?omplikasi yang mungkin ter&adi ialah pen&alaran ke ruang parafaring# ruang 'askuler 

    'isera# mediastinitis# obstruksi &alan nafas sampai asfiksia# bila pe4ah spontan dapat

    menyebabkan penummonia aspirasi dan abses paru.

    Abses Parafaring

    tiologi dan patologi

    bses parafaring dapat ter&adi setelah infeksi faring# tonsil# adenoid# gigi# parotis# atau

    kelen&ar limfatik. Pada banyak kasus abses parafaring merupakan perluasan dari abses leher 

    dalam yang berdekatan sepertiL abses peritonsil# abses submandibula# abses retrofaring maupun

    mastikator.

    !e"ala dan tanda

    Ge&ala utama abses parafaring berupa demam# trismus# nyeri tenggorok# odinofagi dan

    disfagia. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembengkakan di daerah parafaring# pendorongan

    dinding lateral faring ke medial# dan angulus mandibula tidak teraba. Pada abses parafaring yang

    mengenai daerah prestiloid akan memberikan ge&ala trismus yang lebih &elas.

    #iagnosis

    3iagnosis ditegakkan berdasarkan ri$ayat penyakit# ge&ala dan tanda klinik. 8ila

    meragukan dapat dilakukan pemeriksaan penun&ang berupa foto Jontgen &aringan lunak P atau

    6T 74an. 

    Terapi

    7elain pemberian antibiotika dosis tinggi# e'akuasi abses harus segera dilakukan bila

    tidak ada perbaikan dengan antibiotika dalam 2,*,= &am dengan 4ara eksplorasi dalam narkosis.

    3rainase sebaiknya dilakukan melalui insisi ser'ikal pada 2 + &ari di ba$ah dan se&a&ar 

    mandibula. 7e4ara tumpul eksplorasi dilan&utkan dari batas anterior >. 7terno4leidomastoideus

    ke arah atas belakang menyusuri bagian medial mandibula dan >. Pterigoideus interna men4apai

    men4apai ruang parafaring dengan terabanya prosesus stiloid. 8ila nanah terdapat di dalam

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    22/26

    selubung karotis# insisi dilan&utkan 'ertikal dari pertengahan insisi hori@ontal ke ba$ah di depan

    >. 7terno4leidomastoideus (4ara >osher).

    Komplikasi

    Proses peradangan dapat men&alar se4ara hematogen# limfogen atau langsung (per 

    kontinuitatum) ke daerah sekitarnya. Pen&alaran ke atas dapat mengakibatkan peradangan

    intrakranial# ke ba$ah menyusuri selubung karotis men4apai mediastinum. bses &uga dapat

    menyebabkan kerusakan dinding pembuluh darah. 8ila pembuluh karotis mengalami nekrosis#

    dapat ter&adi ruptur# sehingga ter&adi perdarahan hebat. 8ila ter&adi periflebitis atau endoflebitis#

    dapat timbul tromboflebitis dan septikemia.

    Abses Submandibula

    tiologi dan patologi

    Juang submandibula terdiri dari ruang sublingual dan ruang submaksila. Juang

    sublingual dipisahkan dari ruang submaksila oleh otot milohioid. Juang submaksila selan&utnya

    dibagi lagi atas ruang submental dan ruang submaksila (lateral) oleh otot digastrikus anterior.

    nfeksi dapat bersumber dari gigi# dasar mulut# faring# kelen&ar liur atau kelen&ar limfe

    submandibula. >ungkin &uga sebagian kelan&utan infeksi infeksi ruang leher dalam lain.

    #iagnosis

    Pasien biasanya akan mengeluh nyeri di rongga mulut dan leher# air liur banyak. Pada

     pemeriksaan fisik didapatkan pembengkakan di daerah submandibula# fluktuatif# lidah terangkat

    ke atas dan terdorong ke belakang# angulus mandibula dapat diraba# trismus sering ditemukan.

    Pada aspirasi didapatkan pus.

    Terapi

    ntibiotika dosis tinggi terhadap kuman aerob dan anaerob harus diberikan se4ara

     parenteral. I'akuasi abses dapat dilakukan dalam anastesi lo4al untuk abses yang dangkal dan

    terlokalisasi atau eksplorasi dalam nar4osis bila letak abses dalam dan luas.

    nsisi dibuat pada tempat yang paling berfluktuasi atau setinggi os hyoid# tergantung letak 

    dan luas abses. Pasien dira$at inap sampai 1*2 hari ge&ala dan tanda infeksi reda.

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    23/26

    Angina Ludo1i,i - Ludwig’s Angina.

    ngina 9ud$ig merupakan peradangan selulitis atau flegmon dari bagian superior 

    ruang suprahioid atau di daerah sub mandibula# dengan tidak ada fokal abses. Juang potensial ini

     berada antara otot*otot yang melekatkan lidah pada tulang hioid dan ototmilohioideus.

    tiologi

    ngina 9ud$ig paling sering ter&adi sebagai akibat infeksi yang berasal dari gigi# tetapi

    dapat berasal dari proses supuratif nodi limfatisi ser'ikalis pada ruang submaksilaris.

    #iagnosis

    8iasanya akan mengenai kedua sisi submandibula# air liur yang banyak# trismus# nyeri#

    disfagia# massa di submandibula yang tampak hiperemis dan keras pada perabaan. ?ekerasan

    yang berlebihan pada &aringan dasar mulut mendorong lidah ke atas dan ke belakang dan dengan

    demikian dapat menyebabkan obstruksi &alan napas se4ara potensial sehingga timbul sesak 

    napas.

    Terapi

    3iberikan antibiotika dengan dosis tinggi# untuk kuman aerob dan anaerob# dan

    diberikan se4ara parenteral. ?emudian dilakukan eksplorasi dengan pembedahan insisi melalui

    garis tengah# dengan demikian menghentikan ketegangan (dekompresi) yang terbentuk pada

    dasar mulut. ?arena ini merupakan selulitis# maka sebenarnya pus &arang diperoleh. 7ebelum

    insisi dan drainase dilakukan# sebaiknya dilakukan persiapan terhadap kemungkinan trakeostomi

    karena ketidakmampuan melakukan intubasi pada pasien# seperti lidah yang mengobstruksi

     pandangan laring dan tidak dapat ditekan oleh laringoskop.

    Komplikasi

    ?omplikasi yang sering ter&adi ialah sumbatan &alan nafas# pen&alaran abses ke ruang

    leher dalam lain dan mediastinum# dan sepsis.

    P+RIKSAAN PNUN2AN!

    0)  Rontgen ser1ikal lateral

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    24/26

    3apat memberikan gambaran adanya pembengkakan &aringan lunak pada daerah

     pre'ertebra# adanya benda asing# gambaran udara di subkutan# air fluid levels, erosi dari korpus

    'ertebre. Penebalan &aringan lunak pada pre'ertebre setinggi ser'ikal (62)# lebih -mm# dan

    setinggi ser'ikal H yang lebih 1,mm pada anak# lebih 22mm pada de$asa di4urigai sebagai

    suatu abses retrofaring.

    0)  Rontgen Panoramiks

    3ilakukan pada kasus abses leher dalam yang di4urigai berasal dari gigi.

    ()  Rontgen toraks

    Perlu dilakukan untuk e'aluasi mediastinum# empisema subkutis# pendorongan saluran

    nafas# pneumonia yang di4urigai akibat aspirasi dari abses.

    3)  Tomografi Komputer -TK4 5T S,an.

    Tomografi komputer dengan kontras merupakan pemeriksaan baku emas pada abses

    leher dalam. T? memberikan gambaran abses berupa lesi dengan hipodens (intensitas rendah)#

     batas yang lebih &elas# kadang ada air fluid levels"  Pemeriksaan T? toraks diperlukan &ika

    di4urigai adanya perluasan abses ke mediastinum.

    6)  Pemeriksaan 'akteriologi

    Pemeriksaan bakteriologi pus dari lesi yang dalam atau tertutup harus meliputi biakan

    metoda anaerob. 7etelah desinfeksi kulit# pus dapat diambil dengan aspirasi memakai &arum

    aspirasi atau dilakukan insisi. Pus yang diambil sebaiknya tidak terkontaminasi dengan flora

    normal yang ada di daerah saluran nafas atas atau rongga mulut. spirasi dilakukan dari daerah

    yang sehat dan dilakukan lebih dalam.

    PNATALAKSANAAN

    Penatalaksanaan abses leher dalam adalah dengan e'akuasi abses baik dilakukan dengan

    anestesi lokal maupun dengan anestesi umum. ntibiotik dosis tinggi terhadap kuman aerob dan

    anaerob harus diberikan se4ara parenteral. al yang paling penting adalah ter&aganya saluran

    nafas yang adekuat dan drainase abses yang baik.

    8eberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan antibiotika adalah efektifitas obat

    terhadap kuman target# risiko peningkatan resistensi kuman minimal# toksisitas obat rendah#

    stabilitas tinggi dan masa ker&a yang lebih lama.

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    25/26

    Pemberian antibiotik berdasarkan hasil biakan kuman dan tes kepekaan antibiotik 

    terhadap kuman penyebab infeksi. 8iakan kuman membutuhkan $aktu yang lama untuk 

    mendapatkan hasilnya# sedangkan pengobatan harus segera diberikan. 7ebelum hasil kultur 

    kuman dan u&i sensitifitas keluar# diberikan antibiotik kuman aerob dan anaerob se4ara empiris.

    Penesilin G merupakan obat terpilih untuk infeksi kuman streptokokus dan stafilokokus

    yang tidak menghasilkan en@im pene4ilinase. Gentamisin menun&ukkan efek sinergis dengan

     pinisilin. ?lindamisin efektif terhadap streptokokus# pneumokokus dan stafilokokus yang

    resisten terhadap penisilin. 9ebih khusus pemakaian klindamisin pada infeksi  polimicroial 

    termasuk 'acteroides  sp maupun kuman anaerob lainnya pada daerah oral.

    Pada kultur didapatkan kuman anaerob# maka antibiotik metronida@ole# klindamisin#

    4arbapenem# sefoEitin# atau kombinasi penisilin dan β*lactam inhiitor  merupakan obat terpilih.

    >etronida@ole &uga efektif sebagai amubisid. minoglikosida# uinolone atau

    4efalosforin generasi ke dapat ditambahkan &ika terdapat kuman enterik gram negatif.

    6efalosporin generasi mempunyai efektifitas yang lebih baik terhadap gram negatif enterik.

    3ibanding dengan 4efalosporin generasi # generasi kurang efektif terhadap kokus gram

     positif# tapi sangat efektif terhadap  Haemofillus infeluenza, Neisseria sp dan Pneumokokus.

    6eftriaEone dan 4efotaEime mempunyai efektifitas terhadap streptokokus. 6eftriaEone sangat

    efektif terhadap gram negatif dan  Haemofillus sp# kebanyakan Streptococcus pneumonia  dan

     Neisseriae  sp yang resisiten terhadap penesilin.

    7etelah keluar hasil u&i kepekaan antibiotik terhadap kuman penyebab diberikan

    antibiotik yang sesuai. Pada pemberian kombinasi antibiotik se4ara empiris &ika terdapat

     perbaikan# antibiotik dapat diteruskan# &ika tidak maka antibiotik diganti sesuai u&i kepekaan.

  • 8/17/2019 Penyakit Infeksi Leher

    26/26

    #AFTAR PUSTAKA

    • 8aba Y# ?ato Y# 7aito # ga$a ?.  $anagement of deep neck infection y a transnasal 

    approach+ a case report . Aournal of >edi4al 6ase Jeport. : -1-# 200F.

    • Gadre ?# Gadre ?6. nfection of the deep Space of the neck" 3alam: 8ailley 8A# Ahonson

    AT# editors. tolaryngology ead and ne4k surgery. Idisi ke*,. Philadelphia: A8.9ippin4ott

    6ompany 200.6. >3. -eep neck infections. ICT Aournal.

    • Idinger AT# ilal IY# 3astur ?A. 'ilateral Peritonsillar Ascesses+ A !hallenging -iagnosis"

    Iar# Cose Q Throut Aournal. =