farmakologi (penyakit infeksi)
DESCRIPTION
farmakologiTRANSCRIPT
-
Seno Aulia Ardiansyah, M.Si,. Apt.Februari 2015
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
-
Pengertian Penyakit Infeksi
Penyebab Infeksi
Rantai Infeksi (Cara Penularan)
Respon Tubuh Terhadap Infeksi
Tanda-Tanda Infeksi
1
-
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan
berproliferasi di dalam tubuh yang menyebabkan sakit.
Mikroorganisme yang termasuk penyebab infeksi :1. Bakteri,
2. Virus,
3. Parasit (Cacing, Protozoa)
4. Fungi
Type Mikroorganisme Mikroorganisme patogen:
Mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan
Mikroorganisme non-patogen:
Mikroorganisme yang tidak menyebabkan penyakit.
-
KolonisasiProses dimana mikroorganisme menjadi flora yang menetap/residen.
Mikroorganisme berkembangbiak tetapi tidak menimbulkan penyakit.
Infeksi terjadi ketika host/tubuh manusia sistem pertahannya tidak efektif,
sehingga dapat menginvasi/menyerang dan menimbulkan penyakit.
Infeksi LokalSpesifik dan terbatas pada bagian tubuh dimana mikroorganisme tinggal
-
Infeksi SistemikBila mikroorganisme menyebar kebagian tubuh yang lain dan menimbulkan
kerusakan.
BakterimiaKetika di dalam darah ditemukan adanya bakteri
SeptikimiaMultiplikasi bakteri dalam darah sebagai hasil dari infeksi sistemik
Infeksi AkutInfeksi yang muncul dalam waktu singkat
Infeksi KronikInfeksi yang terjadi secara lambat dalam periode yang lama (dalam hitungan
bulan/tahun)
-
KerentananFaktor yg mempengaruhi:Usia, keturunan, stress, statusnutrisi, penyakit penyerta, dll.
AGEN
INFEKSI
RESERVOIRHOST
PORTAL DE ENTRY
CARA PENULARAN
PORTAL DE XIT
Bakteri Virus Parasit jamur
Manusia Binatang Makanan Air Serangga
Sal. Cerna Pernafasan Perkemihan Kulit Darah
Kontak LangsungOral, Fekal, Kulit, Darah. Kontak Tidak LangsungJarum/balutan bekas luka penderita,peralatan yg terkontaminasi,makanan, vektor nyamuk/lalat
Sal. Cerna Pernafasan Perkemihan Kulit Darah
-
Hubungan sex
Penetrasi kulit
Kontak kulit
Inokulasi luka
Sifilis,
Gonorhoe
HIV AIDS
Infeksi cacing gelang
Infeksi stafilokokus
Tetanus, rabies, sporotikosis
-
Kontaminasi Makanan
Kontaminasi ASI
Kontaminasi Makanan dan
minuman oleh kotoran
penderita
Tifoid, cacing
Tuberkulosos
Disentri,
amubiasis,
askariasis,
poliomielitis
-
Inhalasi droplet
Inhalasi spora
Influenza, streptokokus,
pneumokokus,
antraks,
mikosis,
pulmonal,
tuberkulosis
-
Manusia ke manusia
Hewan ke manusia
Malaria,
filariasis,
demam kuning
Malaria,
pes,
Riketsia
Flu burung
Leptospirosis
-
Tranfusi darah
Pengobatan luka
Alat urologi
Alat respirator
Terapi intravena
Hepatitis
Stafilokokus, klebsiela
Infeksi bakteri
Infeksi bakteri
Kandidiasis, klebsiela
-
Transplasental
Saluran rahim
Sifilis
Rubella
Toksoplasmosis
Herpes simpleks
Streptokokus
-
Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi tergantung pada:
Jumlah mikroorganisme
Virulensi (kemampuan menyebabkan penyakit)
Kemampuan untuk masuk dan bertahan hidup dalam Host
Kerentanan Host
-
1. Periode Inkubasi,Interval antara masuknya pathogen kedalam tubuh dan munculnya gejala pertama
2. Tahap Prodormal,interval dari awal tanda dan gejala non-spesifik (malaise, demam ringan, keletihan)
sampai gejala spesifik. Mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dan lebih
mampu menyebarkan penyakit ke orang lain.
3. Tahap Sakit,manifestasi tanda dan gejala spesifik terhadap jenis infeksi.
4. Pemulihan,interval saat munculnya gejala akut infeksi.
-
Mikroorganisme mampu berkontak dan dapat masuk ke dalam tubuhmelalui:Pori-poriSaluran cernaSaluran genitalSaluran pernafasan
Sistem pertahanan tubuh ada 2:Pertahanan permukaanPertahanan jaringan
-
Pertahanan yang dilakukan oleh kulit, selaput mukosa serta sekretyang dihasilkannyaCara Fisika melalui pori, gerakan silia, rambutCara Kimia jaringan dan sekret yang dihasilkan seperti keasaman, sifat
bakterisidal dari air mata, dsb.
Pertahanan permukaan mukosa terjadi pada:Saluran pernapasanSaluran kemih dan kelaminTelinga, hidung, tenggorokan
-
Pertahanan tubuh yang berperan setelah terjadi penetrasiinfektor melalui pertahanan permukaan
Pertahanan jaringan non spesifik, dapat muncul spontan misal: Fagositosis, Gerakan amuboid Kemotaktik
Pertahanan non spesifik diberikan oleh:leukosit, monosit dan makrofag
Kemotaktik timbul pada respon pertahanan lokal inflamasi akut
-
Inflamasi merupakan reaksi protektif vaskular dengan
menghantarkan cairan, produk darah dan nutrient ke jaringan
interstial ke daerah cidera. Proses ini menetralisasi dan
mengeliminasi patogen atau jaringan mati (nekrotik) dan memulai
cara-cara perbaikan tubuh.
Tanda : bengkak, kemerahan, panas, nyeri, hilangnya fungsi bagian
tubuh yang terinflamasi.
Bila inflamasi menjadi sistemik: demam, leukositosis, malaise,
anoreksia, mual, muntah, dan pembesaran kelenjar limfe.
Bisa dicetuskan oleh: agen fisik, kimiawi, ataupun mikroorganisme.
-
Respon inflamasi termasuk hal berikut:a. Respon seluler dan vaskuler
Dilatasi arteriol yg menyuplai darah pada daerah terinfeksi/cidera, kemerahan
terjadi. Gejala hangat lokal dihasilkan dari volume darah yang meningkat pada area
inflamasi. Cidera menyebabkan nekrosis jaringan, tubuh mengeluarkan histamin,
bradikinin, prostaglandin dan serotonin. Mediator kimiawi tersebut meningkatkan
permeabilitas pembuluh darah kecil. Cairan, protein dan sel memasuki ruang
interstisial, edema lokal.
Nyeri terjadi karena pembengkakan yang terjadi pada daerah inflamasi
menyebabkan tekanan pada ujung syaraf lebih besar.
-
b. Pembentukan eksudat inflamasi
Akumulasi cairan dan jaringan mati membentuk eksudat pada daerah inflamasi.
Eksudat dapat berupa:
Serosa (jernih seperti plasma),
Sanguinosa (mengandung sel darah merah)
Purulen (mengandung bakteri)
Eksudat disapu melalui drainase limfatik. Trombosit dan protein plasma seperti
fibrinogen membentuk matriks berbentuk jala pada tempat inflamasi untuk mencegah
penyebaran.
c. Perbaikan Jaringan
Sel yang rusak digantikan oleh sel baru. Sel baru secara bertahap bermaturasi
sampai karakteristik struktur dan bentuk sama dengan sel sebelumnya
-
Pertahanan Jaringan spesifik merupakan respon imun tubuh terhadapinfektor yang masuk
Pertahanan Jaringan spesifik ada 2 tipe:1. Imunitas humoral,
Diproduksi antibodi yang merupakan molekul2. Imunitas Seluler.
Dibentuk sel limfosit spesifik yang sensitif terhadap infektor
Pertahanan spesifik muncul setelah terinduksi infektor Pertahanan non spesifik merupakan faktor penentu terjadinya
penetrasi infektor.
-
A. Imunitas Non Spesifik Pertahanan permukaan karena ada
sifat kimia dan fisika kulit dan mukosa
Pertahanan jaringan non spesifik
reaksi fagositosis sel,
aktivitas lisosom,
sistem komplemen
interferon
-
I. Imunitas Seluler
Melalui pembentukan sel
limfosit T spesifik
Pembentukan sel limfosit T
spesifik sensitif terhadap
infektor yang bersangkutan
-
II. Imunitas Humoral, melalui
pembentukan imunoglobulin
dalan serum
Alamiah:
Adanya immunoglobulin bawaan
pada bayi
Dapatan:
Pasif: Diperoleh dari ibu melaluiASI, pemberian immunoglobulin
Aktif: Alamiah krn pernahterinfeksi, imunisasi/vaksinasi
-
Rubor (kemerahan)
Kalor (Panas)
Dolor (Nyeri)
Tumor (Udema)
Functio Lesa (Gangguan Fungsi)
-
Obat Yang Digunakan dalam Penyakit Infeksi
Antibiotika
Resistensi Antibiotika
Prinsip Penggunaan Antibiotika
Kegagalan Terapi Antibiotika
2
-
Terapi Kausal:Pemberian obat dimaksudkan untuk meniadakan penyebab penyakit:Antibiotika, antivirus dsb.Obat KemoterapeutikaObat yang dapat membunuh parasit dan kuman di dalam tubuh tuan rumah,hendaknya obat ini memiliki kegiatan farmakodinamika yang sekecil-kecilnya danberkhasiat membunuh sebesar-besarnya terhadap sebanyak mungkin jenis parasitdan kuman.Yang termasuk parasit:Cacing, Protozoa, Bakteri, Virus, Jamur, Amuba, Plasmodium, Kanker.
Terapi Simtomatis:Pemberian obat untuk menghilangkan gejala:
Analgetika menghilangkan rasa sakit saja.
-
Antibiotika
Antivirus
Antifungi/antijamur
Sulfonamida
Antituberkulostatik
Antiparasit: Anticacing/antelmintika Antimalaria/antiplasmodium Antiamuba
Antikanker/antineoplasma
-
Antibiotika adalah zat-zat kimia oleh yang dihasilkan oleh fungi dan
bakteri, yang memiliki khasiat mematikan ataumenghambat
pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif
kecil. Turunan zat-zat ini, yang dibuat secara semi-sintesis, juga
termasuk kelompok ini, begitu pula senyawa sintesis dengan khasiat
antibakteri (Tjay & Rahardja, 2007).
-
adalah senyawa yang mampu memusnahkan Mikroorganisme atau
menghambat pertumbuhannya secara spesifik atau tidak spesifik
namun toksisitasnya tidak memungkinkan untuk pemberian sistemik.
-
Berdasarkan Struktur Kimia
Berdasarkan sifat toksisitas selektif,
Berdasarkan mekanisme kerjanya terhadap bakteri,
Berdasarkan aktivitasnya,
Berdasarkan daya hambat antibiotik,
-
1. Golongan Beta-Laktam, antara lain golongan sefalosporin(sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim),golongan monosiklik, dan golongan penisilin (penisilin, amoksisilin).
2. Antibiotik golongan aminoglikosida, Contohnya streptomisin,gentamisin, amikasin, neomisin, dan paranomisin.
3. Antibiotik golongan tetrasiklin,
4. Antibiotik golongan makrolida, (Eritromisin)5. Antibiotik golongan linkomisin,
6. Antibiotik golongan kuinolon, (Ciprofloksasin)
7. Antibiotik golongan kloramfenikol,
-
1. Bakteriostatik:
menghambat pertumbuhan bakteri. (tetrasiklin,
kloramfenikol)2. Bakterisid:
membunuh bakteri. (Penisilin, aminoglikosida, rifampisin)
-
1. Menghambat sintesis dinding sel, (Amoxicilin, Vankomisin)
2. Mengubah permeabilitas membran sel (polimiksin, amfoterisin B,gramisidin, nistatin,)
3. Mengganggu Fungsi SubUnit Ribosom untuk menghambat sintesisprotein (Kloramfenikol, tetrasiklin, eritromisin)
4. Senyawa yang terikat pada subunit ribosom 30S dan mengubahsintesis protein (Aminoglikosida)
5. Senyawa yang mempengaruhi metabolisme asam nukleat dengancara menghambat RNA polimerase (rifampisin, Kuinolon)
6. Antimetabolit (Cotrimoxazol)
-
1. Antibiotika spektrum luas (broad spectrum) contohnya sepertitetrasiklin dan sefalosporin efektif terhadap gram positif maupun
gram negatif. Antibiotik berspektrum luas sering kali dipakai untuk
mengobati penyakit infeksi yang menyerang belum diidentifikasi
dengan pembiakan dan sensitifitas.
2. Antibiotika spektrum sempit (narrow spectrum) golongan ini
terutama efektif untuk melawan satu jenis organisme. Contohnya
eritromisin dipakai untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh
bakteri gram positif. Karena antibiotik berspektrum sempit
bersifat selektif, maka obat-obat ini lebih aktif dalam melawan
organisme tunggal tersebut daripada antibiotik berspektrum luas.
-
1. Time dependent killing. Pada pola ini antibiotik akan menghasilkandaya bunuh maksimal jika kadarnya dipertahankan cukup lama diatas Kadar Hambat Minimal. Pada kelompok ini kadar antibiotikdalam darah di atas KHM paling tidak selama 50% interval dosis.Contohnya pada antibiotik penisilin, sefalosporin.
2. Concentration dependent killing. Pada pola ini antibiotik akanmenghasilkan daya bunuh maksimal jika kadarnya relatif tinggiatau dalam dosis besar, tapi tidak perlu mempertahankan kadartinggi ini dalam waktu lama. Untuk kelompok ini diperlukan rasiokadar/KHM sekitar 10.Contohnya pada antibiotik aminoglikosida,fluorokuinolon,
-
Antibiotik digunakan bila diindikasikan adanya infeksi dari hasil
konsultasi dan pemeriksaan.
Keberhasilan terapi tergantung pada konsentrasi antibiotik pada
tempat infeksi, harus mencukupi untuk menghambat pertumbuhan
bakteri.
Konsentrasi antibiotik umumnya digunakan untuk penetapan
sensitivitas atau resistensi suatu mikroorganisme terhadap obat
tertentu.
Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk menetralisir dan
melemahkan daya kerja antibiotik.
Sehingga, Konsentrasi serum dapat dipertimbangkan lebih rendah
daripada konsentrasi pada tempat infeksi. Tetapi, konsentrasinya
tidak membuat toksik.
V1 & Pict 1
-
Antibiotik harus mencapai targetnya dalam bentuk aktif, terikat dengan
target dan memengaruhi fungsinnya
Resistensi dapat terjadi jika:
obat tidak mencapai targetnya,
obat tidak aktif, atau
target berubah.
Hal tersebut dapat terjadi karena:
Mengubah reseptor titik tangkap antibiotik.
Merusak antibiotik dengan enzim yang diproduksi
Mengubah fisiko-kimiawi target sasaran antibiotik pada sel bakteri.
Antibiotik tidak dapat menembus dinding sel, akibat perubahan sifatdinding sel bakteri.
Antibiotik masuk ke dalam sel bakteri, namun segera dikeluarkan daridalam sel melalui mekanisme transport aktif ke luar sel.
-
Perolehan Resistensi1. Mutasi dan Seleksi
Peningkatan terjadi dengan mekanisme selection pressure.Berbiak secara duplikasi 20-30 menit.
2. Transfer Gen Horizontal
Perolehan resistensi ke bakteri yang non-resisten melalui
plasmid.
V 2
-
Terapi empiris, penggunaan antibiotik pada kasus infeksi yang belum
diketahui jenis bakteri penyebabnya.
Terapi definitif, penggunaan antibiotik pada kasus infeksi yang sudah
diketahui jenis bakteri penyebab dan pola resistensinya
Terapi profilaksis, Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis Bedah
Pemberian antibiotik sebelum, saat dan hingga 24 jam pasca operasi
pada kasus yang secara klinis tidak didapatkan tanda-tanda infeksi
dengan tujuan untuk mencegah terjadi infeksi luka operasi.
-
Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan pada Penggunaan
Antibiotik1. Bila diindikasikan
2. Resistensi Mikroorganisme Terhadap Antibiotik.
3. Faktor Farmakokinetik dan Farmakodinamik
4. Faktor Interaksi dan Efek Samping Obat
5. Faktor Biaya
-
Antibiotik kombinasi adalah pemberian antibiotik lebih dari satu jenis
untuk mengatasi infeksi.
Tujuan pemberian antibiotik kombinasi adalah:a. Meningkatkan aktivitas antibiotik pada infeksi spesifik (efek sinergis).
b. Memperlambat dan mengurangi risiko timbulnya bakteri resisten.
Indikasi penggunaan antibotik kombinasi a. Infeksi disebabkan oleh lebih dari satu bakteri (polibakteri).
b. Abses intraabdominal, hepatik, otak dan saluran genital (infeksi campuran aerob
dan anaerob).
c. Terapi empiris pada infeksi berat.