penuaan kulit
DESCRIPTION
..TRANSCRIPT
Penuaan Kulit
Daerah tropis banyak memperoleh sinar matahari dibandingkan belahan bumi lainnya,
memperbesar risiko kerusakan kulit akibat pancaran sinar ultra violet (UV) dari sinar matahari.
Sinar matahari yang tampak ( visible light , 400-800 nm) tidak menimbulkan kerusakan, tetapi di
sebelahnya terdapat sinar infra merah (infra red atau IR, 1300-1700 nm) yang 40% bagiannya
mencapai bumi dan berpengaruh terhadap proses photo aging (penuaan yang disebabkan oleh
sinar matahari). Gabungan antara sinar IR dengan UV-B akan menyebabkan kerusakan dermis
(dermal elastosis) dan berbagai keganasan kulit. Sinar UV yang mempengaruhi kehidupan
biologik mempunyai panjang gelombang antara 250-400 nm, dengan pembagian segmen yaitu:
– Segmen UV-A (320-400 nm)
Paling banyak mencapai bumi sampai 100 kali UV-B, tetapi dengan kekuatan lemah sampai
1:1000 UVB. Segmen sinar ini masuk ke dalam dermis menyebabkan kerusakan jaringan dermis,
sehingga proses penuaan dipercepat menyebabkan reaksi fotosensitivitas dan bersama UV-B
berperan dalam proses keganasan kulit.
– Segmen UV-B (290-320 nm)
Sinar terkuat yang mencapai bumi. Kerusakan kulit yang ditimbulkan berada di bagian bawah
epidermis, berupa luka bakar (sunburn) , kelainan pra-kanker, dan keganasan. Lapisan ozon
mengabsorpsi 90% segmen UV-B terutama pada panjang gelombang 290-300 nm.
– Segmen UV-C (200-290 nm)
Sinar terkuat yang diabsorpsi oleh lapisan ozon, sehingga tidak mencapai permukaan bumi,
tetapi dengan adanya kebocoran lapisan ozon saat ini dan penurunannya sebanyak 8% setiap
dekade, maka sinar UV-C dapat mencapai bumi dan sangat membahayakan lingkungan.
Pembentukan radikal bebas intrasel yang reaktif akan mempercepat proses kerusakan dan
penuaan kulit.
Proses menua kulit berlangsung secara lambat, tetapi pasti, terutama pada wajah seperti terlihat
keriput-keriput, lipatan-lipatan kulit, garis-garis eksprersi yang lebih jelas, penurunan kulit
(kendor) terutama pada dagu. Kulit muka menjadi kering, tipis dan kasar, elastisitasnya
berkurang, kadang disertai bercak-bercak hiperpigmentasi, dan bentukan tumor, sehingga akan
sangat mempengaruhi penampilan seseorang. Kapan mulainya usia senja, tidak sama pada setiap
orang. Pada orang-orang tertentu dapat terjadi sesuai usia, tetapi pada sebagian orang proses
menua kulit lebih awal atau disebut penuaan dini (premature agin g). Banyak faktor yang
mempengaruhi baik dari dalam tubuh (faktor internal atau intrinsik) maupun dari luar (faktor
eksternal atau ekstrinsik).
Penuaan kulit dapat terjadi melalui dua proses :
1. Proses menua intrinsik
Disebu sebagai proses menua sejati karena berlangsung alamiah, dari dalam tubuh sendiri secara
fisiologis. Perubahan kulit menyeluruh sejalan dengan bertambahnya usia.
1. Proses menua ekstrinsik
Terjadi akibat berbagai faktor dari luar tubuh (lingkungan) seperti sinar matahari, kelembaban
udara dan iklim yang dapat mempercepat proses menua pada kulit. Perubahan pada kulit
terutama ditempat terpajan seperti wajah, leher, tangan. Radiasi sinar matahari merupakan faktor
yang paling utama dan penuaan karena pajanan sinar matahari yang berlebihan disebut photo
aging.
Faktor yang mempengaruhi proses menua:
1. Faktor internal antara lain: keturunan (genetik), ras, hormonal, penyakit sistemik, keadaan
umum yang buruk atau malnutrisi.
2. Faktor eksternal:
1. Sinar surya (SS) merupakan faktor utama terjadinya proses menua kulit ( photoaging). Pada
daerah yang sering terkena paparan terutama wajah, leher, dan punggung tangan terjadi
kerusakan (photoaging) yang akan memperberat ( superimposed) kelainan yang terjadi karena
penuaan fisiologik, sehingga perubahan yang tampak berasal dari kombinasi proses penuaan
ekstrinsik maupun intrinsik. 80% penuaan pada wajah merupakan tanda terkena pajanan SS,
meskipun faktor lain seperti merokok, alkohol berperan pula pada proses timbulnya kerut wajah
dini (Uitto, 1997). Pajanan SS pada kulit manusia dapat menyebabkan reaksi akut, berupa
gangguan pigmentasi, terbakar surya, gosong kulit dan kronis berupa gangguan pigmentasi,
penuaan dini, gangguan pigmentasi, pre kanker, dan kanker kulit. Hal ini disebabkan efek
biologik SS yang sampai ke bumi, terdiri dari beberapa spektrum yaitu sinar UVA dan UVB.
Efek UVA dan UVB pada kulit menyebabkan:
– Pada tingkat seluler, inti sel mengalami kerusakan DNA (bagian dari inti yang berfungsi
menyandi sintesa protein dan merupakan perangkat genetik yang menurunkan sifat individu).
Kerusakan ini akan memacu reaksi perbaikan DNA. Kegagalan perbaikan DNA sangat beresiko
menghasikan gena mutan dan hilangnya sebagian protein atau mutasi gena yang dapat menyandi
protein-protein berakibat terbentuknya kanker kulit.
– Pada membrana sel pajanan sinar UV mengaktifkan radikal bebas. Pembentukan radikal bebas
menyebabkan kerusakan sel, jaringan, dan enzim-enzim tertentu, serta memicu transkripsi DNA,
sintesis tyrosinase, dan berakhir sebagai sintesis melanin yang akan menyebabkan bercak
kecoklatan yang tak merata pada kulit wajah.
– Menurunnya respon imun (sistem kekebalan tubuh) karena terjadinya reaksi fotoisomerisasi
yang diakibatkan oleh perubahan bentuk molekul tereksitasi setelah pajanan sinar UV.
b. Pengaruh kekeringan kulit, yang terjadi biasanya oleh karena:
– Cara merawat kulit salah, antara lain menggunakan kosmetik yang tidak sesuai dengan kondisi
kulit dan lingkungan pemakai, seperti terlalu sering memakai sabun atau pembersih berkadar
alkohol tinggi pada jenis kulit yang normal.
– Kelembaban udara yang rendah seperti di daerah pegunungan atau dataran tinggi, ruang ber-
AC, paparan angin, suhu dingin atau panas, akan mempercepat penguapan air, sehingga kulit
menjadi kering.
3. Faktor lain yang menyebabkan proses penuaan dini dari luar, antara lain pernyakit menahun
pada organ dalam tubuh (penyakit sistemik), keadaan gizi yang buruk, kebiasaan merokok,
minuman keras, kopi yang berlebihan, sering mengalami stress, penurunan berat badan yang
terlalu cepat, penggunaan otot-otot muka yang tak diperlukan dan berlebihan.
Gambaran klinis penuaan kulit sebagai berikut:
1. Kulit kering, disebabkan karena menurunnya fungsi atau ktifitas kelenjar minyak,
kelenjar keringat dan hormon estrogen, serta penguapan air yang berlebihan. Jumlah
kelenjar keringat aktif menurun, sehingga produksi keringat berkurang.
2. Permukaan kulit kasar, tipis, dan bersisik, karena lapisan tanduk mudah lepas dan ada
kecenderungan sel-sel yang mati saling melekat di permukaan kulit. Selain itu terjadi
kelainan pada proses keratinisasi, disertai perubahan ukuran dan bentuk sel lapisan
tanduk, sebagian berkelompok dan mudah lepas, sehingga terlihat sebagai sisik yang
kasar.
3. Kulit menjadi kendor terutama pada dagu, elastisitas berkurang, menggelantung dengan
kerutan atau keriput (wrinkles), dan garis ekspresi lebih jelas. Keadaan ini disebabkan
oleh karena perubahan faktor penunjang kulit, antara lain:
4. Sel pembentuk kologen berkurang, menyebabkan pembentukan baru dan penggantian
yang tua menjadi lambat sehingga jumlah berkurang.
5. Serat elastin lebih mengeras dan menebal sehinggga daya kenyal berkurang dan kulit
menjadi kurang lentur, tak dapat tegang.
6. Proses menua pada tulang dan otot mengecil (atrofi) dan jaringan lemak bawah kulit
menipis disertai kehilangan daya kenyalnya.
7. Pengaruh kontraksi otot mimik yang tidak diikuti kontraksi kulit yang sesuai sehingga
terlihat alur keriput di daerah wajah.
8. Bercak pigmentasi tidak merata pada permukaan kulit karena perubahan distribusi
pigmen melanin dan prolifrasi sel pembuat pigmen (melanosit), disertai fungsi yang
menurun, sehingga pengumpulan pigmen melanin tidak teratur.
9. Bentukan tumor baik jinak maupun ganas. Hal ini disebabkan karena efek kronis sinar
surya menyebabkan kerusakan pada DNA sel kulit. Kerusakan mungkin dapat dilakukan
perbaikan namun bila tidak, terjadi mutasi gena sehingga proliferasi sel berlebihan dan
terbentuk tumor kulit jinak sepert keratitis seboroik, skin tag, keratoakantoma atau tumor
ganas seperti karsinoma sel basal.
Klasifikasi Glogau :
Tipe I ( No wrinkles)
1. Perubahan photo aging
2. Perubahan pigmentasi ringan
3. Tidak ada keratosis
4. Kerutan minimal
5. Usia: 20-30 tahun
6. Minimal atau tanpa make-up
Tipe II (Wrinkles in motion )
1. Photo aging tingkat permulaan atau sedang
2. Permulaan lentigenous senilis terlihat
3. Teraba keratosis, tetapi tidak terlihat
4. Garis ketawa parallel tampak di lateral mulut
5. Usia: 30-40 tahun
6. Biasanya menggunakan foundation
Tipe III ( Wrinkles at rest)
1. Photo aging tingkat lanjut
2. Tampak dyschromia, teleangiektasis
3. Keratosis nyata
4. Wrinkles tampak walau tidak digerakkan
5. Usia: 50 tahun atau lebih
6. Selalu menggunakan foundation
Tipe IV (Only wrinkles)
1. Photo aging tingkat berat
2. Warna kulit kuning keabu-abuan
3. Wrinkles seluruh kulit atau tidak ada kulit normal
4. Permulaan keganasan kulit
5. Usia: 60 tahun ke atas
6. Tidak dapat menggunakan make-up (retak)