pentingnya pemahaman patient safety bagi mahasiswa kedokteran
DESCRIPTION
Pemahaman patient safety dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kelalaian yang diakibatkan tenaga medis.TRANSCRIPT
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belakangan ini banyak sekali keluhan dari masyarakat . Keluhan dari
pelayanan kesehatan yang tidak memuaskan dan juga mengecewakan .
Membuat masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan menjadi sakit
hati dan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayan
kesehatan .
Profesi yang berkecimpung dalam kesehatan seperti dokter,bidan, suster,
mantri dan lain-lain . Pada zaman sekarang banyak sekali kasus yang di
timbulkan karena pelayanan kepada pasien yang sangat buruk.
Latar belakang pelayanan yang buruk ini belum tahu penyebabnya .
Apakah pada pendidikannya yang salah atau pada diri pelayan kesehatan
yang melakukan kelalaian terhadap pasien.
Pendidikan tentang pelayanan kesehatan terhadap pasien atau disebut
patient safety sangat diperlukan dalam membentuk pelayan kesehatan
yang baik dan tidak mengecewakan pasien. Pengenalan pendidikan dan
pemahaman tentang pastient safety juga sangat di perlukan agar
membentuk suatu pelayanan yang baik dan tidak melakukan suatu
kelalaian . Yang menyebabkan suatu pelayanan yang buruk dan
mengecewakan pasien . Berdasarkan latar belakang masalah yang
dijabarkan tim penulis mengangkat makalah dengan judul
“PENTINGNYA PEMAHAMAN PATIENT SAFETY BAGI
MAHASISWA KEDOKTERAN” .
1
1.2 Tujuan
Makalah ini dibuat bertujuan untuk menambah pemahaman pembaca akan
patient safety.
1.3 Manfaat
Makalah tentang pentingnya pemahaman patient safety bagi mahasiswa
kedokteran diharapkan dapat menambah informasi bagi akademik
bahwa masalah patient safety masih banyak terjadi dan perlu menjadi
perhatian bagi mahasiswa dalam penanganan patient safety.
1.4 Rumusan Masalah
1.4.1 Apa itu patient safety?
1.4.2 Mengapa pemahaman patient safety penting bagi mahasiswa
kedokteran?
1.4.3 Bagaimana tanggapan para mahasiswa kedokteran mengenai
patient safety?
2
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Patient safety
Patient safety merupakan salah satu isu utama dalam pelayanan
kesehatan. Patient safety merupakan sesuatu yang jauh lebih penting
daripada sekedar efisiensi pelayanan. Berbagai risiko akibat tindakan
medik dapat terjadi sebagai bagian dari pelayanan kepada pasien.
Cooper et al (2000) telah mendefenisikan bahwa “patient safety as the
avoidance, prevention, and amelioration of adverse outcomes or injuries
stemming from the processes of healthcare.” Pengertian ini maksudnya
bahwa patient safety merupakan penghindaran, pencegahan, dan
perbaikan dari kejadian yang tidak diharapkan atau mengatasi cedera-
cedera dari proses pelayanan kesehatan.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa patient safety
adalah suatu sikap seorang profesionalisme untuk memperhatikan aspek
keselamatan dengan meminimalkan kelalaian.
Pekerjaan profesionalisme yang membutuhkan patient safety harus
terdapat : 1) menilai/mendiagnosis pasien dengan tepat sesuai protocol
yang berlaku, 2) memprioritaskan mengidentifikasi komplikasi
berdasarkan morbiditas, mortalitas, dan biaya, 3) mengembangkan
rencana untuk mengurangi komplikasi yang akan didapat, 4)
melaksanakan sesuai rencana, 5) selalu melakukan evaluasi.
2.1.1 Tujuan penanganan patient safety menurut (Joint
Commission International):
Mengidentifikasi pasien dengan benar, meningkatkan komunikasi secara
efektif, meningkatkan keamanan dari high-alert medications, memastikan
3
benar tempat, benar prosedur, dan benar pembedahan pasien, mengurangi
resiko infeksi dari pekerja kesehatan, mengurangi resiko terjadinya
kesalahan yang lebih buruk pada pasien.
2.1.2 Pentingnya Patient safety
Hampir setiap tindakan medik menyimpan potensi risiko, yaitu:
1. Kesalahan Medis (Medical Error)
Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada
pasien. (KKP-RS)
2. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/ Adverse
Event
Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak
diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau karena tidak bertindak (ommision), dan
bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien
(KKP-RS).
3. Nyaris Cedera (NC)/ Near Miss
Suatu kejadian akibat melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai
pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi, karena :
1. Keberuntungan, misalnya: pasien terima
suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi
obat
4
2. Pencegahan, suatu obat dengan overdosis
lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui
dan membatalkannya sebelum obat diberikan
3. Peringanan, suatu obat dengan over dosis
lethal diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan
antidotenya.(KKP-RS)
2.1.3 Tujuh Standar Keselamatan Pasien (mengacu pada
“Hospital Patient safety Standards” yang dikeluarkan
oleh Joint Commision on Accreditation of Health
Organizations, Illinois, USA, tahun 2002),yaitu:
1) Hak pasien
Standarnya adalah
Pasien & keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi tentang rencana & hasil pelayanan termasuk
kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan).
Kriterianya adalah
1) Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan
2) Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat
rencana pelayanan
3) Dokter penanggung jawab pelayanan wajib
memberikan penjelasan yang jelas dan benar kepada
pasien dan keluarga tentang rencana dan hasil pelayanan,
pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk
kemungkinan terjadinya KTD
5
2) Mendidik pasien dan keluarga
Standarnya adalah
RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban &
tanggung jawab
pasien dalam asuhan pasien.
Kriterianya adalah:
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dgn
keterlibatan pasien adalah partner dalam proses pelayanan. Karena
itu, di RS harus ada system dan mekanisme mendidik pasien &
keluarganya tentang kewajiban & tanggung jawab pasien dalam
asuhan pasien.Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien &
keluarga dapat:
1) Memberikan info yg benar, jelas, lengkap dan jujur
2) Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab
3) Mengajukan pertanyaan untuk hal yg tdk dimengerti
4) Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
5) Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS
6) Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang
rasa
7) Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati
3) Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Standarnya adalah
RS menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi
antar tenaga dan antar unit pelayanan.
6
Kriterianya adalah:
1. koordinasi pelayanan secara menyeluruh
2. koordinasi pelayanan disesuaikan kebutuhan pasien
dan kelayakan sumber daya
3. koordinasi pelayanan mencakup peningkatan
komunikasi
4. komunikasi dan transfer informasi antar profesi
kesehatan
4) Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
Standarnya adalah
RS harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang
ada, memonitor & mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan
data, menganalisis secara intensif KTD, & melakukan perubahan
untuk meningkatkan kinerja serta KP.
Kriterianya adalah
1) Setiap rumah sakit harus melakukan proses
perancangan (design) yang baik, sesuai dengan ”Tujuh
Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”.
2) Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan
data kinerja
3) Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif
4) Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data
dan informasi hasil analisis
7
5) Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan
pasien
Standarnya adalah
1) Pimpinan dorong & jamin implementasi program KP
melalui penerapan “7 Langkah Menuju KP RS ”.
2) Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif
identifikasi risiko KP & program mengurangi KTD.
3) Pimpinan dorong & tumbuhkan komunikasi &
koordinasi antar unit & individu berkaitan dengan
pengambilan keputusan tentang KP
4) Pimpinan mengalokasikan sumber daya yg adekuat
utk mengukur, mengkaji, & meningkatkan kinerja RS serta
tingkatkan KP.
5) Pimpinan mengukur & mengkaji efektifitas
kontribusinyadalam meningkatkan kinerja RS & KP.
Kriterianya adalah
1) Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program
keselamatan pasien.
2) Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko
keselamatan dan program meminimalkan insiden,
3) Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa
semua komponen dari rumah sakit terintegrasi dan
berpartisipasi
4) Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden,
termasuk asuhan kepada pasien yang terkena musibah,
membatasi risiko pada orang lain dan penyampaian
informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis.
8
5) Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal
berkaitan dengan insiden,
6) Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis
insiden
7) Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara
sukarela antar unit dan antar pengelola pelayanan
8) Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang
dibutuhkan
9) Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan
informasi menggunakan kriteria objektif untuk
mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja rumah sakit dan
keselamatan pasien
6) Mendidik staf tentang keselamatan pasien
Standarnya adalah
1) RS memiliki proses pendidikan, pelatihan & orientasi
untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan
KP secara jelas.
2) RS menyelenggarakan pendidikan & pelatihan yang
berkelanjutan untuk meningkatkan & memelihara
kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin
dalam pelayanan pasien.
Kriterianya adalah
1) memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru
yang memuat topik keselamatan pasien
2) mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam
setiap kegiatan inservice training dan memberi pedoman
yang jelas tentang pelaporan insiden.
9
3) menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama
kelompok (teamwork) guna mendukung pendekatan
interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka melayani pasien.
7) Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien.
Standarnya adalah
1) RS merencanakan & mendesain proses manajemen
informasi KP untuk memenuhi kebutuhan informasi
internal & eksternal.
2) Transmisi data & informasi harus tepat waktu &
akurat.
Kriterianya adalah
1) disediakan anggaran untuk merencanakan dan
mendesain proses manajemen untuk memperoleh data dan
informasi tentang hal-hal terkait dengan keselamatan
pasien.
2) Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan
kendala komunikasi untuk merevisi manajemen informasi
yang ada
2.2 Tanggapan Mahasiswa Kedokteran Terhadap Patient safety
2.2.1. Bentuk Pertanyaan yang diajukan
1. Apa pendapat anda mengenai pemahaman patient safety
yang harus ditekankan lebih awal?
2. Seberapa baikkah penerapan patient safety di Indonesia?
10
2.2.2. Hasil Wawancara
NO NAMA NPM TANGGAPAN
1
2
3
4
5
6
M.MUHKLIS
RIZKY
Rama Agung P.
I Made Adhi S.
Natasya hayatillah
Mitta mifta hujannah
Heidy putri gumandang
1418011132
1418011171
1418011102
1418011125
1418011125
1418011099
Agar terbiasa , karena lebih
utama dalam
penanganan ,agar melihat
pengetahuan .
Bagus , karena merupakan
dasar ,agar lebih mengerti
dalam prakteknya ,di terapkan
dalam setiap keterampilan
Agar mahasiswa lebih serius
dalam menangani
pasien,keselamatan pasien
nomor Satu
Semua harus mengetahui
patient safety tidak hanya
dokter saja untuk saling
mengontrol mengenai patient
safety
Agar kompeten,dan
memahami bagaimana patient
safety lebih baik
Sebelum terlambat agar
menguasai human eror dalam
11
7
8
9
10
Ahmad agus purwanto
M Adin
Desti Diana Sari
Sekar Mentari
141801101
1418011127
1418011052
141801198
penanganan pasien
Karena pada taahap preklinis
untuk persiapan sebelum
kelinis karena dalam tahap
klinis ada aturan yang
mengharuskan pemula patien
safety
Karena mendukung kualitas
instansi kesehatan tolak ukur
drajat suatu instansi
kesehatan, Masiih kurang
belum terpenuhi standar
keselamatan di Indonesia itu
sendiri
Dokter adalah healer berarti
keamanan pasien harus di
utamakan dan cukup bagus
dan belum merata
Sebagai professional harus
memikirkan client peran csl
agar terbiasa, masih blum
cukup masih banyak lambatt
pelayanan lebih kearah rumah
sakit yang kurang peduli
Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan di lingkungan fakultas
kedokteran, dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman patient safety
12
harus ditekankan sejak awal. Mulai dari tahap preklinis untuk mengurangi
masalah kelalaian yang biasa terjadi di lingkungan tenaga ahli. Banyak
rumah sakit dan klinik yang sudah baik dalam hal penanganan pasien
namun hal ini tidak merata di seluruh wilayah Indonesia. Hal tersebut
disebabkan kurangnya perhatian dan kepedulian dari pemerintah di
beberapa daerah tertentu seperti perbedaan penanganan pasien di daerah
kota dengan daerah terpencil.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan wawancara yang telah kami lakukan, kami
menarik beberapa kesimpulan :
3.1.1 Patient safety merupakan penghindaran,
pencegahan, dan perbaikan dari kejadian yang tidak
diharapkan atau mengatasi cedera-cedera dari proses
pelayanan kesehatan.
3.1.2 Tujuh Standar Keselamatan Pasien (mengacu pada
“Hospital Patient safety Standards” yang dikeluarkan
oleh Joint Commision on Accreditation of Health
Organizations, Illinois, USA, tahun 2002),yaitu:
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai keselamatan pasien.
d. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien
f. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
13
g. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja
untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
3.1.3 Mahasiswa maupun pendidik akademik harus
mampu memahami patient safety dan mampu
menerapkannya dengan meminimalkan kelalaian.
DAFTAR PUSTAKA
Tujuh Standar Keselamatan Pasien (mengacu pada “Hospital Patient safety
Standards” yang dikeluarkan oleh Joint Commision on Accreditation of Health
Organizations, Illinois, USA, tahun 2002). Dikutip dari makalah yang berjudul
“KONSEP DASAR DAN ASPEK LEGAL PATIENT SAFETY”
Journal.http://www.goodmanagement-hsj.co.uk/patientsafety
Departemen Kesehatan R.I(2006). Panduan nasional keselamatan pasien rumah
sakit. utamakan keselamatan pasien. Bakit Husada
Jurnal dari pubmed “Introducing the Patient safety Professional: Why, What,
Who,
How, and Where?” J Patient Saf. 2011 December ; 7(4): 175–180.
doi:10.1097/PTS.0b013e318230e585.
14
LAMPIRAN
Bentuk – bentuk pertanyaan
1. Bagaimana pendapat anda mengenai perlunya pemahaman Patient
safety sejak dini bagi mahasiswa kedokteran di tahun pertama?
2. Sebagai seorang Mahasiswa kedokteran, menurut penilaian anda
bagaimana kualitas pembelajaran Patient safety di UNILA serta kualitas
patient safety di Rumah sakit, puskesmas serta tempat pelayanan
kesehatan lainnya yang berada diliingkungan sekitar anda?
15