peningkatan menulis karangan deskripsi melalui...

110
PENINGKATAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KARYAWISATA PADA SISWA KELAS VII SMP ISLAM RUHAMA CIRENDEU, TANGERANG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2018/2019 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keguruan dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Disusun Oleh: Hasna Puspita Sari 1112013000044 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 23-Oct-2019

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENINGKATAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI

    METODE PEMBELAJARAN KARYAWISATA PADA SISWA

    KELAS VII SMP ISLAM RUHAMA CIRENDEU, TANGERANG

    SELATAN TAHUN PELAJARAN 2018/2019

    Skripsi

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keguruan dan Keguruan untuk

    Memenuhi Persyaratan Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan

    (S.Pd.)

    Disusun Oleh:

    Hasna Puspita Sari

    1112013000044

    JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2019

  • |

    LEMBAR PENGESAHAN PEⅣ IBIIⅦBING SKRIPSI

    PENINGKATAN ⅣIENULIS KARANGAN DESKRIPSI ⅣIELALUI

    PIETODE KARYAV/1SATA PADA SISWA KELAS VⅡ

    SⅣIPISLAM RUⅡ AMA CIRENDEU,TANGERANG SELATAN

    TAHUN PELAJARAN 2018/2019

    Dittukan kepada Fakultas 1lmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Mclnenuhi

    Persyaratall dalam Mcmperolch Gelar Sttana PCndidikan(S.Pd.)

    Olch

    Hasna Puspita Sari

    ll12013000044

    Dosen Pembimbing

    Dra.Mahl■udah Fitrivah ZA,M.Pd.

    NIP.196402121997032001

    JURUSAN PENDIDIKAN BAⅡ ASA DAN SASTRA INDONESIA

    FAKULTASILⅣ IU TARBIYAⅡ DAN KEGURUAN

    UIN SYARIF ⅡIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2019

  • LEMBAR PENGESAHAN UJIAN卜IUNAQASAH

    Skripsi berjudul Peningkatan Menulis Karangan Deslcripsi melalui Metode

    Pembelajaran Karyawisata pada Siswa Kelas t/II SMP Islam Ruhama Cirendeu,

    Tangerang Selatan disusun oleh Hasna Puspita Sari, Nomor Induk Mahasiswa

    111201300a044, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UINSyarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah

    pada 29 April 2019, dihadapan dewan penguji. oleh karena itu, penulis berhakmemperoleh gelar Sarjana (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra

    lndonesia.

    Jakarta;

    Panitia Ujian Ⅳlinaqasah

    NIlei 201 9

    Ketua Panitia(Ketua Jllrusan/Studi)

    Dr.Makvun Subuki,M.HlmNIP。 198003052009011015

    Sckretaris(Sckretaris Jurusan/Prodi)

    Toto Edidarmo,MANIP.197602252008011020

    P鈍劇 iINur Svamsivahn M.PdNIP.198310212015032002

    PenguJl II

    Dro El宙 Susanti,M.PdNIP.196808012008012016

    Tanggal

    9.t rr4ei !0!9

    Tanda Tangan

    lダ MCι わり

    4.¨ .里グ..夕り4仏Mengetahui,

    tas Tarbiyah dan Keguruan

    103191998032001

    祖…Ⅲ.卸≦尋生

  • KEDIENTERIAN AGAMA

    硼 JAKARTAFITKユ 7r″ 力4冽α2ν♭%o″″′わイ′2ルあ″のた

    耳ORPI(FR)

    No.Dokumcll : FITK‐ FR‐AKD‐089

    Tgl.Tcrbit : l Marct 2010

    No Rcvisi: : ol

    Hal

    SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

    Nama

    Tempat/Tgl.Lahir

    NIM

    Jurusan / Prodi

    Judul Skripsi

    Hasna Puspita San

    」akarta,22 Agustus 1993

    1112013000044

    Pcndidikan Bahasa dan Sastra lndonesia

    "Peningkatan Menulis Karangan Deskripsi melalui

    Metode Pembelajaran Karyawisata pada Siswa

    kelas ViI SMP Islam Ruhama Cirendeu, Tangerang

    Dosen Pembimbing

    Sclatan Tallun Pelaaran 2018/2019''

    :Dra.Ⅳ Ialll■ludah FitHyah,zA,M.Pd.

    dengan ini menyaiakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya

    sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

    Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh ujian Munaqasyah.

    Jakarla, 29 April 2019Mahasislva Ybs.

    Hasna Pusfiia SariNIⅣI。 111201300044

  • i

    ABSTRAK

    Hasna Puspita Sari. NIM 1112013000044. Skripsi. Peningkatan Menulis

    Karangan Deskripsi melalui Metode Pembelajaran Karyawisata pada Siswa

    Kelas VII SMP Islam Ruhama Cirendeu, Tangerang Selatan Tahun

    Pelajaran 2018/2019. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

    Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta, 2019. Pembimbing Dra. Mahmudah Fitriyah, ZA, M.

    Pd.

    Penelitian ini berisi tentang peningkatan menulis teks deskripsi melalui

    metode pembelajaran Karyawisata pada siswa kelas VII materi. Tujuan dari

    penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana peningkatan menulis

    karangan deskripsi melalui metode karyawisata pada siswa kelas VII SMP Islam

    Ruhama Cirendeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Penelitian ini

    menggunakan metode penelitian kualitatif yang didesain melalui penelitian

    tindakan kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes, observasi,

    wawancara, angket dan foto dokumentasi. Data dalam penelitian ini diperoleh dari

    mengamati sikap aktivitas siswa yang termasuk dalam indikator menulis karangan

    deskripsi. Pengumpulan data dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama

    pembelajaran, catatan lapanagan, dan hasil tes belajar menulis karangan deskripsi

    siswa.

    Hasil dari penelitian ini membuktikan metode Karyawisata dapat

    meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi. Hal ini dapat dilihat dari

    perolehan rata-rata yang terus meningkat yaitu 60,8 pada pratindakan, 73,03 pada

    siklus I, dan 81,3 pada siklus II. Selain itu, peningkatan proses pembelajaran

    menulis deskripsi terlihat pada meningkatnya pertisipasi siswa dalam mengikuti

    pembelajaran. Ketertarikan siswa terhadap metode karyawisata membuat siswa

    lebih aktif dalam proses pembelajaran.

    Kata kunci: karangan deskripsi, karyawisata, pembelajaran menulis

  • ii

    ABSTRACT

    Hasna Puspita Sari. NIM 1112013000044. Thesis. Improving Writimg

    Essay's Skill through field trip learning method of 7th grader Ruhama

    Islamic Junior High School Cirendeu, Tangerang Selatan. Department of

    indonesian Education Language and Literature. Faculty of Sciense and

    Teaching of MT. State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. 2019.

    Supervisor. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd.

    The study is about improving writimg essay's skill through field trip

    learning method of 7th grader. The aim of this study is to describe how the filed

    trip method could improve fhe skill of writing essay of 7th grader Junior high

    school student. The study use qualitative method with design of class action

    research. The data collected through test, observation, interview, questionnaire,

    and documentation photograph. The data analyzed in observing students activity

    behaviour included in indicator of writing descriptive essay.

    The result shows the use of field trip method could improve the process of

    learning and the skill of writing descriptive essay on 7th grader of Ruhama

    Islamic Junior high school. The result provide confirmatory evidence that

    students’ average of learning outcome always increases, 60,1 for pretest, 73,3 for

    the first cycle then 81,3 for the second cycle. Morover, the improvement in

    writing descriptive essay also could be seen through the improvement of student's

    participation in learning.

    Keyword: descriptive essay, field trip, study of writing.

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT., atas segala rahmat dan karunia-Nya

    kepada penulis, akhirnya buah dari perjuangan degan penuh kesabaran telah

    terselesaikan. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan

    kita Nabi Muhammad Saw., keluarga, para sahabat, dan pengikutnya sampai akhir

    zaman.

    Penyusunan skripsi ini tidak lain guna memenuhi syarat menyandang gelar

    Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini bukan

    hanya karya penulis semata, sebab di belakangnya begitu banyak pendukung yang

    turut membantu penulisan ini hingga titik di halaman terakhir. Oleh karena itu,

    penulis sangat berterima kasih kepada:

    1. Allah SWT., Tuhan semesta alam yang telah memberikan kenikmatan

    tak terhingga kepada penulis.

    2. Dr. Sururin, M. A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

    dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

    Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    4. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd. Selaku dosen pembimbing skripsi

    yang penuh keikhlasan dalam membimbing dan memotovasi penulis

    dalam menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

    5. Rosida Erowati, M. Hum., selaku dosen penasihat akademik Jurusan

    Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

    6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan

    Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta, yang telah berbagi pengetahuan seluas-luasnya

    selama penulis menempuh studi.

  • iv

    7. Ayah Ali Mukti Siregar dan Mamah Mursinah. Orang tua yang selalu

    berjuang, bekerja keras, berdoa tiada henti, dan memberikan yang

    terbaik kepada penulis.

    8. Adik-adik tersayang Siti Muftiah, Nur Aisyah Jamil, Raudhah Rifa

    Athaya Siregar. Terima kasih selalu memberikan dukungan dan

    semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

    9. Pendamping hidup Edi Samsudin. Terima kasih selalu mengobarkan

    semangat, memberikan dukungan baik moril maupun materil yang tak

    terhingga kepada penulis.

    10. Sahabat sejati, sahabat seperjuangan Ciputat yang tak pernah lelah

    memberikan semangat perjuangan dalam menyelesaikan skripsi ini,

    Titih Sundari, Bernika Liana, Auflina Husna, Siti Sarah Ismiani, Haiza

    Hazrina, Anis Rozanah, dan Saadah Abadiyyah.

    11. Terima kasih untuk sahabat seperjuangan skripsi, Puji Ayu Lestari, Fitri

    Puspita Dewi, Yayah Nur Asyani, yang selalu saling menyemangati

    dalam menyelesaikan skripsi.

    12. Terima kasih untuk keluarga besar SMP Islam Ruhama, terutama Priska

    Amaliani, Ardita Agung Asriani, Lailani Kasyfi Amania, Arif Rahman

    yang selalu menyemangati dan memberikan dukungan kepada penulis.

    13. Teman-teman mahasiswa PBSI angkatan 2012 yang tidak dapat

    disebutkan namanya satu persatu.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

    sempurna, sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang berguna

    untuk perbaikan laporan. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi

    penulis khususnya serta pihak yang membutuhkan umumnya.

    Jakarta, 29 April 2019

    Penulis,

    Hasna Puspita Sari

  • v

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

    LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

    SURAT PERNYATAAN

    ABSTRAK ....................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... v

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

    A. Latar Belakang .............................................................................. 1

    B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4

    C. Batasan Masalah ........................................................................... 5

    D. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

    E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

    F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5

    BAB II KAJIAN TEORETIS ....................................................................... 6

    A. Menulis ........................................................................................ 6

    1. Pengertian Menulis ................................................................. 6

    2. Tujuan Menulis ...................................................................... 7

    3. Fungsi Menulis ...................................................................... 8

    4. Manfaat Menulis ................................................................... 8

    5. Langkah-langkah dalam Menulis .......................................... 8

    B. Karangan Deskripsi ..................................................................... 9

    1. Pengertian Karangan Deskripsi ............................................. 9

    2. Syarat-syarat Menulis Karangan Deskripsi ........................... 10

    3. Macam-macam Karangan Deskripsi ..................................... 11

    4. Pendekatan dalam Deskripsi .................................................. 12

    C. Metode Pembelajaran ................................................................... 13

  • vi

    1. Pengertian Metode Pembelajaran .......................................... 13

    2. Penggunaan Metode Pembelajaran ........................................ 15

    D. Metode Karyawisata .................................................................... 16

    E. Penelitian Relevan ....................................................................... 18

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 21

    A. Metodologi Penelitian .................................................................. 21

    B. Desain Penelitian ......................................................................... 22

    C. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 25

    D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 25

    E. Peran dan Posisi Penelitian .......................................................... 26

    F. Tahap Perencanaan Tindakan ...................................................... 26

    G. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 27

    H. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 29

    I. Teknik Analisis Data ................................................................... 29

    J. Penguji Keabsahan Data .............................................................. 33

    BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 34

    A. Deskripsi Data Sekolah ............................................................... 34

    1. Sejarah Sekolah ..................................................................... 34

    2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ............................................. 35

    3. Guru dan Tenaga Kependidikan ............................................ 35

    4. Data Siswa ............................................................................. 37

    B. Hasil Penelitian ............................................................................ 38

    1. Pra Tindakan .......................................................................... 38

    2. Siklus 1 .................................................................................. 42

    3. Siklus 2 .................................................................................. 49

    C. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 59

    BAB V PENUTUP ....................................................................................... 61

    A. Simpulan ...................................................................................... 61

    B. Saran ............................................................................................. 61

  • vii

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 63

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pembelajaran Bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan suatu sarana

    mengupayakan pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia secara terarah.

    Kemudian, melalui proses pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa

    mempunyai kemampuan yang memadai untuk dapat menggunakan bahasa

    Indonesia secara baik dan benar. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa

    Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pembelajaran

    bahasa Indonesia harus berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian

    keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses-proses yang

    mendasari pikiran. Semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas

    pula jalan pikirannya.

    Bahasa Indonesia sebagai pengantar bahasa pendidikan untuk semua jenjang

    dari pendidikan dasar, menengah, hingga pendididkan tinggi di Indonesia.

    Terdapat empat komponen keterampilan bahasa dalam pembelajaran Bahasa

    Indonesia yaitu: (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3)

    keterampilan membaca, (4) keterampilan menulis. Keterampilan menyimak dan

    membaca dikatagorikan sebagai receptive skill, yaitu kemampuan menerima

    segala pengetahuan atau informasi melaui apa yang kita dengar dan apa yang kita

    lihat. Sedangkan keterampilan berbicara dan keterampilan menulis dikategorikan

    sebagai productive skill, yaitu kemampuan yang bisa menghasilkan atau

    memproduksi bahasa baik secara lisan ataupun tulisan. Keempat keterampilan itu

    saling berkaitan satu sama lain.

    Dalam praktiknya, menulis dianggap keterampilan yang susah dipelajari

    oleh siswa karena menulis adalah keterampilan bahasa yang digunakan untuk

    berkomunikasi secara tidak langsung, tidak bertatap muka dengan orang lain,

    namun pesan yang ada dalam tulisan tersebut harus tersampaikan melalui tulisan.

  • 2

    Selain itu, kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran

    dan merangsang keterampilan siswa dalam merangkai kata. Banyak kegiatan yang

    berhubungan erat dengan keterampilan menulis yang harus diselesaikan oleh

    siswa, yaitu membuat catatan, membuat rangkuman, menulis notulen, menulis

    surat, menulis proposal penelitian, menulis rancangan kegiatan, sampai

    kemampuan menulis karangan ilmiah.

    Akhaidah mengungkapkan bahwa menulis berarti mengorganisasikan

    gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat.1 Dalam

    penerapannya banyak orang yang mengalami kesulitan untuk membiasakan siswa

    belajar menulis. Penyebabnya adalah kesalahan dalam hal pembelajaran yang

    terlalu kaku sehingga menimbulkan kesan bahwa menulis itu sulit. Guru sebagai

    tenaga profesional harus memiliki kemampuan mengaplikasikan berbagai teori

    belajar dalam bidang pelajaran, kemampuan memilih dan menerapkan metode

    pembelajaran yang efektif dan efesien, kemampuan melibatkan siswa bepartisipasi

    aktif dan kemampuan membuat sarana belajar yang menunjang tercapainya

    pendidikan. Belum banyak guru yang menyuguhkan materi pelajaran dengan cara

    yang tepat dan menarik. Maka dari itu, wajar jika murid pada akhirnya tidak

    mampu dan tidak menyukai pelajaran menulis (mengarang).

    Kemampuan menulis para siswa perlu mendapatkan perhatian yang lebih.

    Berdasarkan penagamatan yang dilakukan penulis selama mengajar di SMP Islam

    Ruhama Cirendeu, Tangerang Selatan banyak siswa yang masih kesulitan untuk

    menulis tentang suatu topik tertentu khususnya dalam menulis teks deskripsi.

    Kesulitan-kesulitan itu di antaranya siswa masih memiliki pemahaman yang

    minim tentang keterampilan menulis, siswa masih sulit membedakan karangan

    deskripsi dan karangan narasi, siswa susah mendapatkan ide untuk menulis,

    terbatasnya kemampuan siswa untuk menyusuaikan judul dengan isi karangan,

    terbatasnya kosakata yang dimiliki, penggunaan ejaan dan tanda baca yang kurang

    tepat, kurangnya kemampuan siswa dalam mengembangakan gagasan atau ide

    yang didapat menjadi suatu bentuk karangan. Selain itu, siswa juga masih belum

    1 Akhaidah Sabarti, et. Al, Menulis, (Jakarta: Depdikbud, 2002), h.2

  • 3

    bisa memaksimalkan pengindraan dalam menulis paragraf deskripsi . Hal inilah

    yang menyebabkan kurang efektifnya pembelajaran menulis didalam kelas.

    Pembelajaran menulis juga serinng membingungkan siswa karena

    pemilihan-pemilihan yang kaku dalam mengajarkan jenis-jenis paragraf, seperti

    narasi, eksposisi, deksripsi, dan argumentasi. Pengkategorian yang kaku itu

    membuat siswa menulis terlau berhati-hati karena takut salah, tidak sesuai dengan

    jenis karangan yang dituntut. Padahal, ketakutan untuk berbuat salah dapat

    mematikan kreativitas siswa untuk menulis.

    Proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis karangan

    deskripsi, masih menggunakan metode ceramah. Metode pembelajaran tersebut

    kurang efektif dalam menyampaikan materi pembelajaran menulis. Proses

    pembelajaran pun kurang efesien. Siswa merasa bosan dan kurang memperhatikan

    guru, dan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai secara maksimal.

    Ketidakefektifan ditandai hasil belajar prestasi belajar mata pelajaran menulis

    karangan yang masih rendah.Selain itu siswa masih kurang bisa menulis

    karangan.

    Terkait dengan hambatan-hambatan siswa yang telah dijelaskan diatas, perlu

    adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis yang

    dilakukan oleh guru sebagai motivator dan fasilitator. Seorang guru dituntut untuk

    memiliki keterampilan untuk mengemas pembelajaran yang aktif dan

    menyenangkan. Pemilihan strategi, teknik, ataupun media membelajaran harus

    disesuikan dengan materi yang akan disampaikan. Tugas guru adalah

    membelajarkan siswa, bukan mengajar. Guru harus memotivasi siswa agar aktif

    berlatih bahasa khususnya pada keterampilan menulis. Seorang guru harus apat

    menciptakan suasana dan kondisi agar siswa dapat belajar secara optimal sehingga

    kompetensi yang diharapkan dapat tercapai.

    Tidak dapat dihindari, dalam menulis dibutuhkan adanya ketelitian,

    kepaduan, keruntutan dan kelogisan antara kalimat satu dengan kalimat lainnya

    ataupun antarparagraf. Sehingga akan membentuk sebuah karangan yang baik dan

    utuh serta mudah dimengerti. Sama seperti menulis karangan deskripsi, siswa

    diminta untuk membuat karangan yang bertujuan untuk memberi gambaran suatu

  • 4

    objek, benda, orang, ataupun tempat dengan sedemikian rupa, sehingga objek

    tersebut seolah-olah berada di hadapan para pembaca. Dengan kata lain, karangan

    deskripsi adalah sebuah karangan yang erat kaitaanya dengan pengalaman

    pancaindra yaitu indra pengelihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan

    perasaan.

    Berdasarkan hal di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk

    meningkatkan kemampuan siswa, utamanya menulis karangan deskripsi dengan

    metode karyawisata. Karyawisata dipilih dengan pertimbangan bahwa SMP Islam

    Ruhama memiliki program rutin tahunan study tour dengan tujuan siswa dapat

    belajar ketika berwisata. Karyawisata ini, ditujukan agar siswa dapat melihat

    benda/objek secara langsung sehingga pancaindra mereka dapat merekam apa

    yang mereka lihat, dengar, cium, raba, dan rasa. Melalui karyawisata, siswa

    diharapkan dapat memiliki ide dan kreativitas untuk menuangkan pengalaman

    mereka saat berwisata melalui sebuah karangan deskripsi. Berdasarkan hal

    tersebut, penulis memutuskan untuk memilih judul “Peningkatan Keterampilan

    Menulis Karangan Deskripsi melalui Metode Karyawisata pada Siswa Kelas

    VII SMP Islam Ruhama, Cirendeu, Tangerang Selatan Tahun Pelajaran

    2018/2019.”

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti

    mengidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :

    1. Siswa masih kesulitan dalam membuat karangan deskripsi.

    2. Minat siswa dalam membuat karangan deskripsi masih sangat rendah.

    3. Metode dalam pembelajaran menulis masih kurang tepat.

    4. Pemanfaatan metode pembelajaran karyawisata yang belum digunakan

    secara maksimal.

    C. Batasan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi

    masalah pada pengaruh metode karyawisata dalam pembelajaran karya

  • 5

    menulis karangan deskripsi siswa kelas VII SMP Islam Ruhama Cirendeu,

    Tangerang Selatan Tahun Ajaran 2018/2019.

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat

    dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh metode karyawisata

    dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi siswa kelas VII SMP Islam

    Ruhama Cirendeu, Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019?”

    E. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui kemampuan menulis karangan deskripsi siswa

    2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode karyawisata dalam

    pembelajaran menulis karangan deskripsi.

    F. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Guru

    Hasil penelitian ini dapat memberikan alternatif pemilihan metode

    pembelajaran bahasa Indonesa khususnya menulis karangan deskripsi.

    2. Bagi Siswa

    Adanya penelitian ini siswa dapat meningkatkan kemampuan menulis

    karangan deksripsi dan memberikan pengalaman belajara yang bermakna

    bagi siswa dengan menggunakan metode karyawisata.

    3. Bagi Sekolah

    Adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan upaya peningkatan

    kualitas guru dan siswa, sehingga mutu pendidikan di sekolah dapat

    meningkat ke arah yang lebih baik dan maju.

  • 6

    BAB II

    KAJIAN TEORETIS

    A. Menulis

    1. Pengertian Menulis

    Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan bahasa

    yang semakin penting untuk dikuasai. Hal ini erat kaitan dengan

    pengabdian budaya industrial yang merupakan salah satu tuntutan

    pembangunan nasional pada masa yang akan datang. Budaya industrial

    menuntut anggota masyarakat memiliki wawasan, sikap, dan berbagai

    kemampuan yang cocok untuk budaya tersebut. Salah satu kemampuan

    yang terpenting adalah kemampuan membaca dan menulis.1

    Menurut Suparno dan Yunus menulis merupakan suatu kegiatan

    penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis

    sebagai alat atau medianya.2

    Harmer dalam bukunya yang berjudul How to Teach Writing

    menjelaskan bahwa, “Writing is an activity that creates ideas or opinion in

    written form”.3 Pendapat harmer tersebut menjelaskan bahwamenulis

    adalah kegiatan untuk menciptakan gagasan atau pendapat dalam bentuk

    tertulis. Kegiatan ini tentunya tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan

    sehari-hari,karena menulis juga merupakan alat komunikasi yang dapat

    mengirimkan pesan penulisnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Nunan

    yang mengatakan,

    Written language serves a range of functions in everyday life such

    as for action, information, and entertainment. For example, it can

    be used in public signs, product labels, manuals, magazines,

    1Budinuruanta Y, Kasuriyanta, Imam Koermen, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta:

    Universitas Terbuka, 2008), h.12.2 2Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016),h.4

    3J. Harmer,How to Teach Writing,(Essex: Pearson Education, 2004), h.29

  • 7

    books, and film subtitles. The need of English in written

    communication has developed significantly in recent years4.

    Pendapat tersebut mengungkapkan bahwa bahasa menulismelayani

    berbagai fungsi dalam kehidupan sehari-hari seperti untuk tindakan,

    informasi, dan hiburan. Misalnya, dapat digunakan dalam rambu-rambu

    publik, label produk, manual, majalah, buku, dan subtitle film. Kebutuhan

    bahasa Inggris dalam komunikasi tertulis telah berkembang secara

    signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

    Dalam menulis seseorang mengungkapkan pikiran dan

    perasaannya. Setiap orang perlu melakukan kegiatan menulis secara baik

    dan efektif, di samping untuk melatih diri dan juga untuk menjawab

    tantangan modern ini. Mengungkapkan ide dalam bahasa tulis memang

    tidak semudah mengungkpakan ide dengan bahasa lisan. Oleh karena itu,

    Isa Cahyani berpendapat bahwa “Menulis menuntut wawasan pengetahuan

    yang cukup luas dan perhatian sungguh-sungguh secara ulet, tidak cepat

    menyerah apalagi putus asa”.5

    Widyamartaya mengungkapkan pengertian menulis sebagai

    “keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan

    menyampaikan pikiran melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dapat

    dipahami tepat seperti maksudkan oleh penulis/pengarang.6 Kemudian M.

    Yunus berependapat bahwa “Menulis merupakan suatu aktivitas

    menuangkan pikiran secara sistematis ke dalam betuk lisan atau kegiatan

    memikirkan, menggali, dan mengembangkan suatu ide sambil

    menuliskannya.7

    Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis

    merupakan kegiatan mengungkapkan ide atau perasaan untuk memberikan

    informasi atau pesan kepada pembaca.

    4D, Nunan, Language Teaching Methodology: A Textbook for Teachers, (Sydney: Prentice Hall,

    1991)h. 47 5 Isah Cahyani, Bahasa Indonesia Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah dan Guru

    Pendidikan Agama Islam pada Sekolah, (Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia, 2009),

    h.62 6 Ibid, h.62

    7M. Yunus, Menulis I, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 1.3

  • 8

    2. Tujuan Menulis

    Pendapat tersebut mengatakan bahwa menulis adalah akitifitas

    yang kompleks yang memiliki variasi yang luas dengan situasi, pendengar

    dan tujuannya.

    Menurut Richard Bullock, menulis bertujuan “untuk mengeksplorasi

    pikiran dan emosi, untuk mengekspresikan diri, untuk menghibur, dan

    menulis untuk catatan peristiwa, untuk membujuk orang lain untuk

    percaya seperti yang kita inginkan.8

    Beberapa tujuan menulis diantaranya:

    1. Untuk memberitahukan suatu infromasi.

    2. Untuk meyakinkan atau mendesak.

    3. Untuk menghibur atau menyenangkan.

    4. Untuk mengekspresikan perasaan atau emosi yang kuat.

    Penjelasan di atas, yangdimaksud dengan tujuan menulis adalah respon

    atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperoleh oleh

    pembacanya. Berdasarkan batasan ini, dapat dikatakan bahwa: Pertama,

    tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut

    wacana informatif. Kedua, tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau

    mendesak disebut persuasif. Ketiga, tulisan yang bertujuan untuk

    menghibur atau menyenangkan disebut tulisan literer. Keempat, tulisan

    yang bertujuan untuk mengekspresikan perasaan atau emosi yang kuat

    disebut wacana ekspresif.9 Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan

    menulis untuk menginformasikan, meyakinkan, menghibur, dan

    mengekspresikan perasaan yang ingin disampaikan penulis kepada

    pembaca dalam bentuk tulisan.

    3. Fungsi Menulis

    Fungsi bahasa tulis sama dengan fungsi bahasa lisan, bahasa tulis

    digunakan untuk membuat berbagai hal untuk dikerjakan, menyediakan

    8 Richard Bullock, Fiels Duide to Writing, (New York: W.W. Norton and Company, 2006), h. 3

    9 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Menulis, (Bandung: Angkasa,

    1994), h. 23-24

  • 9

    informasi, dan untuk menghibur. Dengan menulis akan memudahkan kita

    merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya

    tanggap atau merasakan persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang

    kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman dan dapat membantu kita

    menjelaskan pikiran-pikiran kita.

    4. Manfaat Menulis

    Ada beberapa manfaat dalam menulis, diantaranya:

    1. Peningkatan kecerdasan

    2. Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas.

    3. Penumbuhan keberanian.

    4. Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan infromasi.

    5. Langkah-Langkah dalam Menulis

    Langkah-langkah dalam menulis diantaranya:

    1. Persiapan :

    a. Buat kerangka tulisan.

    b. Temukan idiom yang menarik.

    c. Temukan kata kunci.

    2. Menulis :

    a. Ingatkan diri tetap logis.

    b. Baca kembali setelah menyelesaikan satu paragraf.

    c. Percaya diri akan apa yang telah ditulis.

    3. Editing

    a. Perhatika kesalahan kata, tanda baca, dan tanda hubung.

    b. Perhatikan hubungan antara paragraf.

    c. Baca esai secara keselurhan.

    Berdasarkan uraian di atas, langkah prapenulisan merupakan tahap

    persiapan yang mencakup pembuatan kerangka., pemilihan topik, dan

    menemukan kata kunci. Berdasarkan kerangka itu, maka pengembangan

    menulis pun dimulai. Tahap menulis inilah ide yang direncanakan

    dikembangkan secara bertahap dengan memperhatikan pola

  • 10

    pengembangan agar tetap logis.Setelah tahap ini selesai, maka penulis

    membaca kembali, memeriksa, dan memperbaiki hasil tulisan secara

    keseluruhan.

    B. Karangan Deskripsi

    1. Pengertian Karangan Deskripsi

    Kata deskripsi berasal dari kata Latin describe yang berarti menulis

    tentang, atau membeberkan sesuatu. Sebaliknya kata deskripsi dapat

    diterjemahkan menjadi pemerian, yang berasal dari kata peri-merikan

    yang berarti menulisan sesuatu hal.10

    Sebagai salah satu jenis karangan,

    deskripsi ditulis untuk mendeskripsikan atau memerikan, menggambarkan

    atau melukiskan suatu objek sehingga pembaca memiliki penghayatan

    seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri. Dalam karangan

    deskripsi dituntut agar objek yang digambarkannya sesuai dengan

    kenyataan yang sebenarnya.

    Mark Anderson dan Kathy Anderson mengatakan, “A factual

    description describes the part of a particular person, place or thing.”11

    Pendapat tersebut menyatakan bahwa deskripsi menggambarkan orang,

    tempat atau benda tertentu. Dengan kata lain objek dari suatu teks

    deskripsi bisa berupa orang, tempat ataupun benda-benda yang ada di

    sekeliling kita.

    Deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian

    atau detail tentang objek sehingga dapar memberi pengaruh pada

    sensitivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar, bagaikan mereka ikut

    melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut.

    Deskripsi bersifat memaparkan suatu beda, alam, atau manusia

    sebagaimana adanya. 12

    Menurut kamus kebahasaan dan kesustraan, deskripsi merupakan

    salah satu bentuk tulisan yang berisi gambaran mengenai suatu kejadian

    10

    Gorys Keraf, Eksposisi dan Deskripsi, (Flores: Nusa Indah, 1982), h. 93 11

    Mark Anderson and Kathy Anderson, Text Types in English 3 (Sydney: Macmillan, 2003), h.26 12

    M. Atar Semi, Menulis Efektif, (Padang: Angkasa Raya, 1990), h. 42

  • 11

    dengan maksud untuk menceritakan daya imajinasi yang dialami oleh

    seorang pengarang.13

    Ninik M. Kurtanto mengemukakan bahwa “deskripsi adalah bentuk

    tulisan yang melukiskan objek yang sebenarnya dengan tujuan untuk

    memperluas pengalaman dan pengetahuan pembaca.14

    Penggambaran

    sesuatu dalam karangan deskripsi membutuhkan kecermatan pengamatan

    dan ketelitian. Hasil pengamatan itu kemudian dituangkan oleh penulis

    dengan menggunakan kata-kata yang kaya akan nuansa dan bentuk.

    Deskripsi merupakan bentuk karangan yang menggambarkan atau

    melukiskan sesuatu, benda atau peristiwa. Seorang penulis deskripsi harus

    memiliki kata yang tepat sesuai dengan gambaran objek yang sebenarnya

    sehingga melahirkan imajinasi yang hidup dan segar tentang ciri-ciri, sifat-

    sifat, atau hakikat objek yang dideskripsikan itu.

    2. Syarat-syarat Menulis Karangan Deskripsi

    Syarat-syarat menulis karangan deskripsi, yaitu :

    a. Pengarang harus mengetahui objek yang dibicarakan.

    b. Pengarang harus berusaha untuk mengemukakan pokok masalah

    dengan kata yang jelas.

    c. Berusaha untuk mengadakan penyelidikan terhadap objek yang

    dibahas dengan tujuan untuk memberikan gambaran pembaca.

    d. Memberikan rincian-rincian dari objek tersebut yang diamati dan

    dirasakan.

    e. Deskripsi yang dikemukakan harus secara sistematika dan sesuai

    dengan keadaan pada saat itu.

    3. Macam-macam Karangan Deskripsi

    Beradasarkan kategori yang lazim, ada dua objek yang diungkapkan dalam

    deskripsi, yaitu :

    1) Deskripsi Orang

    13

    Agung Tri Haryanta, Kamus Kebahasaan dan Kesustraan, (Surakarta, Aksarra Sinergi Media,

    2012), h. 48 14

    Ninik M. Kurtanto, Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir, (Jakarta: Mitra Wacana

    Media, 2010), h. 231

  • 12

    Ada beberapa aspek dalam menulis yang mendeskripsikan seseorang,

    yaitu :

    a. Deskripsi keadaan fisik

    Deskripsi fisik bertujuan memberi gambaran yang sejelas-jelasnya

    tentang keadaan tubuh seorang tokoh. Deskripsi ini banyak bersifat

    objek.

    b. Deskripsi keadaan sekitar

    Deskripsi keadaan sekitar ialah penggambaran keadaan yang

    mengelilingi sang tokoh, misalnya penggambaran tentang

    aktivitas-aktivitas yang dilakukan, pekerjaan atau jabatan, pikiran,

    tempat kediaman, dan kendaraan, yang ikut menggambarkan watak

    seseorang.

    c. Deskripsikan watak atau tingkah perbuatan

    Mendeskripsikan watak seseorang ini memang paling sulit

    dilakukan. Kita harus mampu menafsirkan tabir yang terkandung

    di balik fisik manusia. Dengan kecermatan dan keahlian kita, kita

    harus mampu mengidentifikasikan unsur-unsur dan kepribadian

    sang tokoh. Kemudian, menampilkan dengan jelas unsur-unsur

    yang daoat memperlihatkan karakter yang digambarkan.

    d. Deskripsi gagasan-gagasan tokoh

    Pancaran wajah, pandangan mata, gerak bibir, dan gerak tubuh

    merupakan petunjuk tentang keadaan seseorang pada waktu itu.

    2) Deskripsi Tempat

    Tempat memegang peranan penting dalam setiap peritiwa.Tidak

    ada peristiwa ynag terlepas dari lingkungan dan tempat.Seperti yang

    dikemukakan oleh Suparno bahwa, “jalannya sebuah peristiwa akan

    lebih menarik jika dikaitkan dengan tempat terjadinya peristiwa”.15

    15

    Suparno, Moh, Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h.

    4.19

  • 13

    Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan

    tempat. Pertama, kita bergerak secara teratur menelusuri tempat itu dan

    menyebutkan apa saja yang dilihat. Kedua, dapat memulai dengan

    menyebutkan kesan umum yang diikuti oleh perincian yang paling

    menarik perhatian kita.

    4. Pendekatan dalam Deskripsi

    a. Pendekatan yang Realistis

    Dalam pendekatan yang realistis, penulis dituntut seperti halnya

    memotret benda seobjektif mungkin sesuai dengan keadaan yang

    dilihatnya. Ia bersikap seperti sebuah kamera yang mampu membuat

    detail-detail, rincian-rincian secara nyata, tidak dibuat-buat, dan harus

    dirasakan oleh pembacanya sebagai sesuatu yang wajar.

    b. Pendekatan yang Impresionistis

    Pendekatan secara impresionistis yaitu semacam pendekatan yang

    berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif. Tujuan pendekatan

    ini yaitu untuk mendapatkan tanggapan emosional pembaca atau pun

    kesan pembaca., karena sifatnya subjektif, maka corak deskripsi ini

    ditentukan oleh macam kesan apa yang diinginkan penulisnya.

    c. Pendekatan menurut Sikap Penulis

    Pendekatan ini sangat tergantung pada sikap penulis terhadap objek

    yang dideskripsikannya. Penulis dapat mengambil salah satu sikap

    berikut ;masa bodoh, bersungguh-sungguh dan cermat, seenaknya,

    atau mengambilkan sikap ironis. Penulis harus menetapkan sikap yang

    akan diterapkannya dalam menulis. Semua detail harus dipusatkan

    untuk menunjang efek yang ingin dihasilkan.

    C. Metode Pembelajaran

    1. Pengertian Metode Pembelajaran

    Metode (Yunani: methods = jalan, cara), dalam filsafat dan ilmu

    pengetahuan metode artinya cara memikirkan dan memeriksa suatu hal

    menurut rencana tertentu. Metode adalah rencana penyajian bahan yang

  • 14

    menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan approach

    tertentu.16

    Metode berarti cara, dalam pemakaian yang umum metode

    diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai

    tujuan tertentu. Kata pembelajaran berarti segala upaya yang dilakukan

    oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Jadi, metode

    pembelajaran adalah cara-cara menyajikan pelajaran yang dilakukan oleh

    pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa di dalam upaya untuk

    mencapai tujuan.17

    Metode sangat memegang peranan penting dalam pengajaran.

    Apapun pendekatan atau model yang digunakan dalam mengajar, maka

    harus difasilitasi oleh metode mengajar. Menurut Nana Sudjana dala buku

    karangan Darwiyan Syah menjelaskan, “metode mengajar ialah cara yang

    digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat

    berlangsungnya pelajaran”.18

    Pembelajaran harus memperhatikan minat dan kemampuan peserta

    didik. Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas

    dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit

    ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta lebih

    menekankan interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi

    akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan

    pembelajaran.19

    Metode khusus berarti suatu penyelidikan khusus untuk suatu

    proyek. Dalam hal ini metode adalah suatu cara dan siasat penyampaian

    bahan pembelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran siswa agar siswa

    dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan dengan kata lain

    menguasai bahan pelajaran tersebut.

    16

    Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia: Berbagai Pendekatan,

    Metode, Teknik, dan Media Pengajaran, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), cet. 1, h. 20. 17

    Sobri Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Prosfect, 2008), h. 87-88 18

    Darwiyah Syah, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Diadit Media, 2009), h. 133. 19

    Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009), h. 107

  • 15

    Menurut Winkel, “pembelajaran sebagai perangkat tindakan yang

    dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan

    memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperan terhadap

    rangkaian-rangkaian kejadian yang berlangsung di dalam diri peserta

    didik.20

    Dari beberapa pengertian pembelajaran tersebut, dapat disimpulkan

    bahwa inti dari pembelajaran itu ialah segala upaya yang dilakukan oleh

    guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa (peserta didik).

    Kemudian dapat disimpulakan dari beberapa pengertian di atas,

    bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang

    dilaksanakan guru untuk menyampaikan pelajaran.

    2. Penggunaan Metode Pembelajaran

    Metode pembelajaran dalam penggunaannya bertujuan untuk

    membangkitkan, memupuk, mengembangkan motivasi, gairah belajar

    siswa. Di samping itu juga untuk menghindari timbulnya kebosanan dalam

    belajar juga tercapainya hasil belajar seperti yang dikehendaki. Berkenaan

    dengan hal tersebut, maka ada beberapa prinsip atau syarat yang perlu

    diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar sehingga metode yang

    digunakan bisa mencapai tujuan pendidikan pembelajaran.

    Menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, dalam penggunaan

    satuataubeberapa metode, syarat-syarat berikut ini harus selalu

    diperhatikan.

    a. Metode mengajar/pembelajaran yang dipergunakan harus dapat

    membangkitkan motif, minat, atau gairah dalam belajar,

    b. Metode mengajar/pembelajaran yang dipergunakan harus dapat

    menjamin perkembangan kegiatan perkembangan siswa.

    c. Metode mengajar/pembelajaran yang digunakan harus dapat

    memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.

    20

    Darwiyah Syah, Op Cit, h.31

  • 16

    d. Metode mengajar/pembelajaran yang digunakan harus dapat

    merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan

    eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).

    e. Metode mengajar/pembelajaran yang digunakan harus dapat mendidik

    siswa dalam teknik belajar sendiri dam cara memperoleh pengetahuan

    melalui usaha pribadi.

    f. Metode mengajar/pembelajaran yang digunakan harus dapat

    mentiadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya

    dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.

    g. Metode mengajar/pembelajaran yang digunakan harus dapat

    menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama

    yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalma

    kehidupan sehari-hari.

    D. Metode Karyawisata

    1. Pengertian Metode Karyawisata

    Karyawisata dalam arti metode pembelajaran mempunyai arti

    tersendiri yang beberbeda dengan karyawisata dala arti umum.

    Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar kelas dalam arti belajar.21

    Karyawisata merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang

    dilakukan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama

    pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum

    sekolah. Meskipun karyaiwsata memiliki banyak hal yang bersifat

    nonakademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai, terutama

    berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar.

    Sebelum karyawisata digunakan dan dikembangkan sebagai

    metode belajar-mengajar, hal-hal yang perlu dilakukan adalah

    a. Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar-

    mengajar;

    21

    Asep Herry Hermawan, Asra, dan Laksi Dewi., Belajar dan Pembelajaran SD, (Bandung: UPI

    Press, 2007), h.105

  • 17

    b. Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program

    sekolah;

    c. Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai pedagogis;

    d. Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, apakah sumber-

    sumber belajar dalam karyawisata menunjang dan sesuai dengan

    tuntutan kurikulum, jika ya, karyawisata dapat dilaksanakan;

    e. Membuat dan mengembangkan program karyawisata secara logis

    dan sistematis;

    f. Melaksanakan karyawisata sesuai dengan tujuan yang telah

    ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi

    pelajaran, efek instruksional dan pengiring, iklim yang kondusif;

    g. Menganalisis apakah tujuan karyawisata telah tercapai atau tidak,

    apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau kunjungan,

    memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah

    membantu, membuat laporan karyawisata dan catatan untuk bahan

    karyawisata yang akan datang.22

    Menurut Conny Semiawasn, metode karyawisata ialah suatu cara

    menyajikan bahan pelajaran dengan membawa siswa langsung kepada

    objek yang akan dipelajari yang terdapat di luar kelas. Penggunaan metode

    tertentu didasarkan pada alasan dan pertimbangan yang perlu diketahui

    oleh setiap guru. Umumnya, alasan metode karyawisata ialah karena objek

    yang akan dipelajari hanya ada ditempat di mana objek itu berada. Selain

    itu, pengalaman langsung pada umumnya lebih baik dari pada pengalaman

    tidak langsung.23

    Metode karyawisata sering diberi pengertian sebagai suatu metode

    pengajaran yang dilaksanakan sengan cara bertamasya di luar kelas.

    Dalam perjalanan tamasya, ada hal-hal tertentu yang telah direncanakan

    oleh guru untuk didemonstrasikan pada anak didik, di samping hal-hal

    yang secara kebetulan ditemukan di dalam perjalanan tamasya tersebut.

    22

    Mulyasa, Op Cit, h. 111-112 23

    Conny Setiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Rasindo, 1992), h.79

  • 18

    1. Metode karyawisata dilakukan:

    a. Apabila akan memberi pengertian yang lebih jelas dengan alat

    peraga langsung.

    b. Apabila akan membangkitkan penghargaan dan cinta terhadap

    lingkungan dan tanah air.

    c. Apabila akan mendorong anak menghargai lingkungan dengan

    baik.

    2. Segi positif

    a. Memberi kepuasan kepada anak mengenai lingkungan dengan

    banyak melihat kenyataan-kenyataan di samping keindahan di luar

    kelas.

    b. Anak didik dapat memperoleh tambahan pengalaman melalui

    karyawisata, sedangkan guru mendapatkan kesempatan

    menerangkan segala sesuatu.

    c. Anak didik akan bersifat terbuka, objektif, dan berpandangan luas

    akibat dari pengetahuan yang diperoleh dari luar yang akan

    mempertinggi prestasi kepribadiannya.

    3. Segi negatif

    a. Apabila objek karyawisata tidak cocok untuk mencapai tujuan.

    b. Waktu yang tersedia tidak mencukupi.

    c. Pembayaran karyawisata merupakan beban tambahan anak

    sehingga memberatkan bagi anak-anak yang orang tuanya tidak

    mampu.

    4. Saran-saran

    a. Rumusan tujuan pengajaran harus jelas sehingga terlihat wajar

    dan tidaknya metode ini gunakan.

    b. Selidiki objek yang akan ditinjau dan perhatikan hal-hal yang

    sekiramya akan menjadi kesulitan-kesulitan (antara lain kendaraan

    dan sebagainya).

    c. Jelaskan tujuan karyawisata kepada anak-anak dan siapkan

    pertanyaan-pertanyaan yang harus mereka jawab.

  • 19

    E. Penelitian Relevan

    Adapun penelitian yang terkait dengan penelitian yang peneliti

    ambil pernah dilakukan sebelumnya oleh Esthi Dwi Parihatini, mahasiswa

    Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri

    Semarangtahun 2015 dengan judul “Keefektifan Metode Karyawisata

    dalam Pembelajaran Menulis Deskripsi pada Siswa Kelas V SD Negeri

    Pegirikan 01 Kabupaten Tegal”. Perbedaan antara penelitian tersebut

    dengan yang diambil oleh peneliti adalah objek penelitiannya, objek

    penelitian Esthi adalah siswa kelas V SD, sedangkan objek yang peneliti

    gunakan adalah siswa kelas VII SMP.

    Penelitian lain yang pernah dilakukan oleh Ali Maulana,

    Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif

    Hidayatullah Jakartatahun 2014 dengan judul “Kemampuan Menulis

    Karangan Deskripsi Berdasarkan Teks Wawancara Siswa Kelas VII A

    MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere Depok”. Perbedaan antara

    penelitian tersebut dengan penelitian yang diambil oleh peneliti adalah

    dalam media yang digunakan jika Ali Maulana menggunakan teks

    wawancara sebagai media menulis karangan deskripsi, penulis

    menggunakan metode pembelajaran karyawisata.

    Penelitian lain yang terkait adalah penelitian yang dilakukan oleh

    Zairotul Fiqriyah. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

    Ibtidaiyah. UIN Maulana Malik Ibrahim Malangtahun 2015 dengan judul

    “Implementasi Metode Karyawisata dalam Menumbuhkan Interaksi Sosial

    Siswa pada Mata Pelajaran Peradaban Teknologi dan Kebudayaan di SD

    Islam Bani Hasyim Singosari Malang”. Perbedaan dari penelitian ini

    adalah subjek penelitiannya di mana peneliti tersebut membahas tentang

    upaya menumbukan minat terhadap mata pelajaran Peradaban Teknologi

    dan Kebudayaan, sedangkan penulis hanya terfokus pada penulisan

    karangan deskripsi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

    Berdasarkan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian

    yang peneliti ambil merupakan perkembangan dari penelitian yang

  • 20

    dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Objek yang peneliti gunakan

    adalah siswa SMP Islam Ruhama, Cirendeu, Tangerang Selatan tahun

    pelajaran 2018/2019 dengan subjek peneletian karangan deskrpsi siswa

    dengan metode karyawisata.

  • 21

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Metodologi Penelitian

    Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

    penelitian kualitatif, karena penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang

    ditunjukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,

    sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran individu secara individual maupun

    kelompok.

    Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakaan deskripsi

    lewat kata-kata. Kajian tidak memanfaatkan perhitungan angka-angka seperti

    pada perspektif kuantitatif.1 Penelitian kualitatif berupaya menemukan

    kaidah-kaidah yang ada dalam realitas yang diamati dengan melibatkan

    pasrtispasi aktif dari partisipan.2

    Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif yang didesain

    melalui penelitian tindakan kelas (class room action research) dan bertujuan

    meningkatkan kualitas pembelajaran menulis teks deskripsi dengan metode

    pembalajaran Karyawisata pada siswa kelas VII SMP Islam Ruhama

    Cirendeu, Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019. Pendekatan

    deskriptif kualitatif adalah pendekatan yang dimaksudkan untuk

    menggambarkan secara sistematis dan akurat suatu situasi atau area populasi

    tertentu yang bersifat faktual.3 Dengan kata lain, pendekatan deskriptif

    kualitatif adalah pendekatan yang menggambarkan hasil penelitian melalui

    kata-kata yang diuraikan serta sistematis berdasarkan fakta faktual yang

    didasarkan pada realitas yang dialami.

    1Swardi Endraswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologg, Epistimologi dan

    Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka Widyana, 2006), h. 85 2Tagor Pangariban, Paradigma Bahasa, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 14

    3Sudarmawan Danim, Riset Keperawatan. Sejarah dan Metodologi, (Jakarta EGC, 2003), h.52

  • 22

    Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk bersiklus yang

    terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi,

    dan refleksi.

    B. Desain Penelitian

    Desain penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian tindakan

    kelas. Fokus penelitian tindakan ini dilaksanakan di kelas. Desain penelitian

    tindakan kelas dipilih karena masalah yang akan dipecahkan berasal dari

    praktik pembelajaran di kelas sebagai upaya memperbaiki pembelajaran

    dengan menggunakan metode karyawisata dalam pembelajaran menulis teks

    deskripsi. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono bahwa

    penelitian tindakan kelas memiliki ciri-ciri, yaitu bersifat kolaboratif, berfokus

    pada problem praktis, penekanan pada pengembangan profesional,

    memerlukan adanya struktur proyek yang memungkinkan partisipan untuk

    dapat berkomunikasi.4

    Penelitian tindakan kelas ini juga dipilih karena juga sesuai dengan

    karekteristik penelitian yang dilakukan yaitu: (1) masalah penelitian berasal

    dari persoalan yang terjadi dalam praktik pembelajaran di kelas, yaitu

    pembelajaran keterampilan menulis yang kurang maksimal, (2) adanya

    tindakan guna memperbaiki permasalahan pembelajaran, yaitu penggunaan

    metode karyawisata yang diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran

    keterampilan menulis teks deskripsi, dan (3) adanya kegiatan melakukan

    evaluasi dan refleksi yang dilakukan peneliti (guru) untuk setiap siklus

    tindakan dalam penelitian.

    PTK model Kemmis dan Mc Taggart menggunakan empat komponen

    penelitian dalam setiap langkah. Tahapan dalam setiap siklus penelitian

    meliputi 4 tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan tindakan (acting),

    4Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2010. (h. 32)

  • 23

    tahap pengamatan (observing), dan tahap refleksi (reflecting). Model PTK

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc Taggart

    dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat tahapan dalam setiap siklus. Jika

    dalam satu siklus penelitian, hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan kriteria

    keberhasilan yang ditentukan maka penelitian dapat dihentikan. Jika hasil

    yang diperoleh belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan, maka

    dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan melakukan revisi terhadap

    langkah yang sudah dilakukan pada siklus sebelumnya. Model penelitian yang

    dikemukakan Kemmis dan Mc Taggart dapat dilihat pada gambar 1 berikut

    ini.

    Gambar 3.1 Metode Penelitian Kemmis dan McTaggart

    Pelaksanaan setiap tahapan penelitian tindakan kelas model Kemmis & McTaggart

    dapat dijelaskan sebagai berikut.5

    5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2006),

    h.132

  • 24

    1. Tahap Perencanaan (planning).

    Tahap perencanaan dilakukan sebelum memberikan tindakan kepada

    siswa. Pada tahap perencanaan ini, peneliti merencanakan langkah-langkah

    yang akan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan

    deskripsi siswa yaitu.

    a. Peneliti dan guru kelas mengidentifikasi permasalahan yang muncul terkait

    pembelajaran menulis karangan deskripsi.

    b. Merencanakan penerapan metode karyawisata dalam beberapa siklus untuk

    memecahkan masalah dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi.

    c. Melakukan tes untuk mengetahui kondisi awal pratindakan.

    d. Menyusun skenario pembelajaran dalam RPP.

    e. Menyiapkan instrumen berupa lembar observasi, soal tes, dan pedoman

    penilaian.

    2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (acting).

    Pada tahap ini, peneliti menerapkan rencana yang telah disusun

    bersama. Peneliti berperan sebagai guru. Proses pembelajaran menulis

    karangan deskripsi dilakukan dengan langkah-langkah sesuai metode

    karyawisata. Sebelum dilakukan tindakan, terlebih dahulu dilakukan tahap

    pratindakan dengan melakukan pembelajaran biasa yang diakhiri dengan

    melakukan tes menulis karangan deskripsi terhadap siswa.

    3. Tahap Pengamatan (observing).

    Pada tahap pengamatan, peneliti melakukan pengamatan terhadap

    pelaksanaan pembelajaran. Observasi yang dilakukan peneliti menggunakan

    instrumen berupa lembar observasi untuk mengamati proses pembelajaran.

    Sasaran observasi proses pembelajaran adalah aktivitas guru dan siswa selama

    melaksanakan proses pembelajaran, baik pembelajaran di dalam kelas maupun

    pembelajaran di luar kelas. Observasi terhadap hasil pembelajaran dilakukan

    terhadap hasil tes menulis karangan deskripsi yang dinilai berdasarkan

    pedoman penilaian menulis karangan deskripsi siswa.

  • 25

    4. Tahap Refleksi (reflecting).

    Tahap refleksi merupakan tahapan untuk menganalisis hasil yang

    diperoleh selama melakukan pengamatan terhadap proses dan hasil

    pembelajaran. Pada tahap ini, peneliti mengkaji hasil yang diperoleh setelah

    melakasanakan pembelajaran apakah sudah sesuai dengan target kriteria

    keberhasilan penelitian atau belum. Peneliti juga mendiskusikan kendala yang

    muncul dan upaya perbaikan yang akan ditempuh pada siklus berikutnya.

    Tahap ini dijadikan wahana untuk memahami proses, masalah, kendala, dan

    kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

    Pengaruh penggunaan metode karyawisata terhadap keterampilan menulis

    deskripsi dan persoalan yang timbul akibat penggunaan metode karyawisata

    dipaparkan untuk dijadikan bahan tindak lanjut pada siklus berikutnya.

    C. Tempat dan Waktu

    Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Ruhama yang berlokasi di

    JL .Tarumanegara No. 67, Cirendeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

    Adapun penelitian ini dilaksanakan pada 10 Januari s/d 5 Maret 2019 tahun

    ajaran 2018/2019.

    D. Populasi dan Sampel

    Populasi adalah wilayah generalisi yang terdiri atas objek atau subjek

    yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

    peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.6 Populasi

    dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Islam Ruhama

    Cirendeu, Tangerang Selatan Tahun pelajaran 2018/2019.

    6Donald T. Campbell and Julian C. Stanley. Experimental anda Quasi-Experimental Design for

    Research, (Chicago: Handbook of Research on Teaching), h.117

  • 26

    Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

    dimiliki oleh populasi tersebut.7 Sampel penelitian yang digunakan diambil

    dari satu kelas yaitu kelas VII yang berjumlah 28 siswa. Teknik pengambilan

    sampel yang digunakan adalah dengan cara Probability Sampling yaitu teknik

    pengambilan sampel yang dilakukan yang memberikan peluang yang sama

    bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

    Kemudian teknik yang digunakan adalah Simple Random Sampling, yaitu

    pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

    memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.8

    E. Peran dan Posisi dalam Penelitian

    Peran peneliti adalah sebagai perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.

    Peneliti membuat perencanaan kegiatan, pelaksanaan, mengumpulkan data,

    menganalisis dan melaporkan hasil penelitian. Dengan kata lain, pada

    penilaian ini penulis berperan aktif dalam memberikan perlakuan terhadap

    sampel yang dipilih dan mengolah data dari penelitian. Dalam melakukan

    pengamatan, peneliti sebagai observer langsung. Fokus penelitian berupa

    kegiatan pembelajaran untuk materi karangan deskripsi dengan metode

    karyawisata.

    F. Tahapan Perencanaan Tindakan

    Dalam penelitian ini, prosedur berlangsung selama dua siklus yang

    setiap siklus terdiri dari tahap perencannaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

    refleksi. Tahap penelitian dimulai dari tahap pra-penelitian. Adapun kegiatan

    pra-penelitian adalah sebagai berikut:

    1. Mengobservasi SMP Islam Ruhama Cirendeu, Tangerang Selatan

    khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII.

    7Ibid., 118

    8Ibid,. 129

  • 27

    2. Mengurus surat izin penelitian.

    3. Membuat instrumen penelitian.

    4. Menghubungi kepala sekolah.

    5. Menentukan subjek penelitian.

    G. Instrumen Pengumpulan Data

    Instumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

    digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan

    tersebut menjadi sistematis.9 Adapun instrumen yang digunakan dalam

    penelitian adalah sebagai berikut:

    a. Observasi

    Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang

    spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara selalu

    berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang,

    tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Teknik pengumpulan data dengan

    observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,

    misal observasi yang saya lakukan langsung dalam proses belajar mengajar

    di SMP Islam Ruhama Cirendeu, Tangerang Selatan khususnya kelas VII.

    Dalam hal ini peneliti melakukan observasi atau pengamatan pada waktu

    proses pembelajaran berlangsung kemudian peneliti melakukan pencatatan:

    a) keantusiasan siswa ketika metode karyawisata diterapkan, b)

    keaktifansiswa, c) proses ketika siswa mempraktikkan metode karyawisata.

    Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), observasi menjadi instrumen

    utama yang digunakan untuk mengumpulkan data, Hal ini disebabkan

    karena observasi sebagai proses pengamatan langsung, sehingga dapat

    memantau langsung kegiatan atau prilaku guru dan siswa.

    b. Catatan Lapangan

    9Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta, Prestasi Pustaka, 2011) cet, 1, h. 54

  • 28

    Catatan lapangan digunakan sebagai alat merekam kejadian dan peristiwa-

    peristiwa yang terjadi selama kegiatan tindakan kelas.

    c. Tes

    Peneliti menggunakan tes untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek

    kognitif khususnya dalam membuat karangan deskripsi.

    d. Lembar Wawancara

    Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

    ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

    harus dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden

    yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil. Selain itu,

    peneliti juga melakukan wawancara setelah tindakan diberikan untuk

    mengetahui secara langsung kondidi siswa, presepsi siswa dalam proses

    pembelajaran, termasuk mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi saat

    proses pembelajaran menulis siswa berlangsung. Dalam hal ini peneliti

    melakukukan wawancara dengan: a) salah satu siswa, b) guru mata

    pelajaran bahasa Indonesia, c) kepala sekolah.

    e. Penyebaran Angket

    Penyebaran angket dilakukan setelah proses pembelajaran. Penyebaran

    angket dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa

    terhadap proses pembelajaran. Bentuk angket yang dapat digunakan berupa

    komentar (angket terbuka) ataupun pertanyaan-pertanyaan yang telah

    dilengkapi jawabannya, sehingga siswa tinggal memilih jawaban yang

    sesuai.10

    Namun, pada penilitian ini peneliti hanya menggunakan angket

    tertutup untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran karyawisata

    secara umum.

    f. Dokumentasi

    10

    Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011) Cet. 1, h. 62

  • 29

    Dokumentasi Pengumpulan data yang mencari data mengenai hal-hal atau

    variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah dan

    sebagainya. Adapun dokumentasi yang dipakai peneliti adalah: a) foto

    ketika pembelajaran berlangsung, b) transkrip nilai, c) jadwal kegiatan, d)

    skenario pembelajaran.

    H. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik dalam pengumpulan data adalah dengan mengamati sikap

    aktivitas siswa yang termasuk dalam indikator menulis karangan deskripsi.

    Pengumpulan data dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama pembelajaran,

    catatan lapanagan, dan hasil tes belajar menulis karangan deskripsi siswa.

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi,

    wawancara, angket, dan foto dokumentasi.

    I. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan teknik

    analisis data menurut Miles dan Huberman mengemukakan tiga tahapan yang

    harus dikerjakan dalam menganalisis data peneltian kualitatif, yaitu (1)

    reduksi data (data reduction); (2) paparan data (data display); (3) penarikan

    kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verifying). Proses analisis data

    melalui tahap-tahap berikut11

    1. Reduksi Data

    Setelah data terkumpul, peneliti membaca secara kritis untuk

    merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan, dan mengidentifikasi

    karangan deskripsi siswa yang dijadikan data dalam penelitian.

    2. Teknik Pemaparan Data

    11

    P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015), h. 106

  • 30

    Teknik selanjutnya ialah pemaparan data. Seluruh data dalam

    karangan deskripsi siswa dianalisis dan ditafsirkan maknanya secara

    keseluruhan. Data penelitian ini disajikan dalam bentuk uraian.

    3. Penarikan Kesimpulan

    Teknik terakhir ialah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan

    merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil

    analisis data. Hasil analisis data dalam karangan deskripsi siswa disusun

    sistematis sehingga memudahkan dalam mendeskripsikan objek yang

    ditentukan.

    Data-data yang terkumpul dari hasil obervasi, catatan lapangan,

    interview, hasil tes, dan dokumentasi kemudian dilakukan proses pengolahan

    data sesuai dengan tahapan yang dikembangkan oleh Milles dan Huberman.

    Dalam penelitian ini, diperoleh data kuantitatif yaitu pada hasil tes tertulis

    (membuat karangan deskripsi) diawal dan diakhir. Tes awal dan akhir ini

    diberikan sebelum dan sesudah dilaksanakananya tindakan yang berupa

    pembelajaran menulisa kararangan deskripsi menggunakan metode

    karyawisata. Data ini berupa skor keterampilan menulis karangan deskripsi.

    Adapun langkah-langkah pengolahan data yang terkumpul adalah sebagai

    berikut:

    a. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap

    siklus dengan teknik analisis deskripsi kualitatif, yaitu analisis yang

    hanya menggunakan paparan sederhana.

    b. Menentukan rata-rata dari keseluruhan siswa yang mengikuti tes.

    Penskoran terhadap siswa dalam menulis karangan deskripsi. Format

    penilaian menulis deskripsi siswa, yaitu:

  • 31

    Tabel 3.1

    Penilaian Menulis Deskripsi12

    PROFIL PENILAIAN KARANGAN

    NAMA:

    JUDUL:

    SKOR KRITERIA

    I

    S

    I

    27-

    30

    SANGAT BAIK-SEMPURNA: Pendeskripsian

    tentang objek sangat lengkap. Pada informasi.

    Relevan antara objek dengan karangan.

    22-

    26

    CUKUP-BAIK: Pendeskripsian tentang objek

    cukup lengkap. Informasi cukup. Relevan antara

    objek dengan karangan walau tak lengkap.

    17-

    21

    SEDANG-CUKUP: Pendeskripsian tentang objek

    terbatas. Informasi terbatas. Kurang relevan

    antara objek dengan karangan.

    13-

    16

    SANGAT KURANG: Pendeskripsian tentang

    objek tidak ada. Informasi tidak ada. Tidak

    relevan antara objek dengan karangan.

    O

    R

    G

    A

    N

    18-

    20

    SANGAT BAIK-SEMPURNA: Struktur sangat

    lengkap. Teratata dengan sangat baik.

    14-

    17

    CUKUP-BAIK: Kurang lengkap. Kurang

    teroganisir tetapi ide utama terlihat.

    10- SEDANG-CUKUP: Hanya ada satu bagian

    12

    Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: BPFE

    Yogyakarta, 2016), h. 479

  • 32

    I

    S

    A

    S

    I

    13 struktur. Urutan struktur kurang jelas.

    7-9 SANGAT KURANG: Tidak komunikatif. Tidak

    terorganisir dengan baik.

    B

    A

    H

    A

    S

    A

    18-

    20

    SANGAT BAIK-SEMPURNA: Gagasan padu.

    Makna tegas. Hemat kata

    14-

    17

    CUKUP-BAIK: Gagasan kurang padu. Makna

    kurang tegas. Terdapat beberapa kalimat

    pemborosan kata.

    10-

    13

    SEDANG-CUKUP: Gagasan kacau, terpotong-

    potong. Makna ganda. Terdapat pemborosan kata.

    7-9 SANGAT KURANG: Pengetahuan tentang

    kosakata rendah.

    M

    E

    K

    A

    N

    I

    K

    5 SANGAT BAIK-SEMPURNA: Semua penulisan

    benar, baik dari awal kalimat atau pun yang

    menunjukan sebuah nama.

    4 CUKUP-BAIK: Terjadi beberapa kesalahan

    penulisan huruf kapital pada awal kalimat dan

    penulisan nama.

    3 SEDANG-CUKUP: sering terjadi kesalahan

    ejaan. Makna membingungkan atau kabur

    2 SANGAT KURANG: Tidak menguasai aturan

    penulisan. Terdapat banyak kesalaham ejaan.

    Tulisan tidak terbaca. Tidak layak nilai.

  • 33

    JUMLAH: PENILAI

    KOMENTAR

    c. Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang diperoleh ditetapkan

    dalam nilai dengan rumus:

    Selanjutnya dihitung nilai rata-rata keseluruhan siswa yang digunakan.

    J. Pengujian Keabsahan Data

    Untuk menentukan keabsahan hasil analisis data, dilakukan kegiatan

    pemeriksaan keabsahan data dengan cara triangulasi data. Triangulasi data

    dilakukan dengan cara me-recheck temuannya dengan jalan membandingkan

    berbagai sumber, metode, atau teori dan memeriksa kembali keabsahan data

    yang telah diperoleh pada kegiatan pencatatan data, reduksi data, dan

    penyajian data. Kegiatan triangulasi ini berlangsung selama pengumpulan data

    dan analisis data. Kegiatan menganalisis dianggap penting untuk mengetahui

    keabsahan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan karena sudah

    melibatkan orang lain yang dianggap ahli atau mengetahui seluk-beluk objek

    penelitian.

  • 34

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Data Sekolah

    1. Sejarah Sekolah

    Lokasi sekolah yang terletak di Desa Cireundeu telah disetujui oleh

    pihak pemerintah daerah setempat, karena lokasi tersebut berada di

    lingkungan yang tidak saja mudah dijangkau tetapi juga berada di sekitar

    perumahan penduduk yang memerlukan jasa pendidikan. Lokasi bebas

    banjir, dan lahan yang telah tersedia mencapai 1,5 ha. Perluasan di

    sekitarnya dimungkinkan karena sesuai dengan master plan pemerintah

    daerah setempat.1

    Untuk dapat berperan serta dalam pembangunan nasional, Yayasan

    Pendidikan Islam Ruhama, yang bergerak dibidang pendidikan umum

    danpembinaan kesehatan mental, mendirikan suatu lembaga pendidikan

    yang diharapkan dapatmenampung seluruh kegiatan kependidikan

    yangterpadu antara komponen ilmu pengetahuan dan ilmu agama,

    sehingga dapat dikembangkan di semua dimensi peserta didik secara

    seimbang, serta menjadi bekal dalam mencapai kehidupan sejahtera di

    dunia dan bahagia di akhirat.2

    Sesuai dengan cita-cita pembentukan Yayasan Pendidikan Islam

    Ruhama yaitu: “Membantu dan turut serta mensukseskan program

    pemerintah dalam bidang pendidikan dan kebudayaan dalam arti seluas-

    luasnya yaitu membentuk manusia yang sehat jasmani, rohani dan

    memiliki keterampilan menuju masyarakat Indonesia yang adil dan

    makmur yang diridhoi oleh Allah subhanahu wa ta’ala”, dalam tahun

    ajaran 1986/1987 sebagai awal kegiatan, yayasan membentuk Lembaga

    Pendidikan Islam Ruhama dengan melaksanakan secara operasional

    1 Juhdi Asidi, Wawancara, Ciputat, 1 April 2019.

    2Ibid.

  • 35

    pembangunan sekolah lanjutan tingkat atas yang berbentuk pendidikan

    umum dan memiliki ciri khas.3

    2. Visi, Misi dan Tujuan

    Sebagaimana lembaga-lembaga pendidikan lain, SMP Islam

    Ruhama mempunyai visi dan misi. Visi dan misi SMP Islam Ruhama

    adalah sebagai berikut:

    a. Visi

    Unggul dalam penguasaan ilmu-ilmu dasar yang sesuai dengan jenjang

    pendidikannya, yang mana orientasinya adalah pada penguasaan ilmu

    pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dilandasi dengan iman dan

    takwa (IMTAK) dalam rangka melahirkan generasi baru yang madani.

    b. Misi

    1) Mendidik siswa sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan

    yang dilaluinya.

    2) Menanamkan wawasan keIslaman dan kebangsaan dalam

    kehidupan bermasyarakat.

    3) Mempraktikkan akhlakul karimahdalam kehidupan sehari-hari.

    4) Mengembangkan potensi, minat dan bakat siswa sesuai dengan

    jenjang pendidikan.

    c. Tujuan

    Menciptakan generasi penerus bangsa yang cakap dan terampil dalam

    bidang yang digelutinya dan berakhlakul karimah.

    3. Guru dan Tenaga Kependidikan

    Jumlah guru dan tenaga kependidikan di SMP Islam Ruhama

    berjumlah 27 orang, dengan rincian pada tabel berikut:

    3Ibid.

  • 36

    Tabel 4.1

    Daftar Nama Guru dan Tenaga Kependidikan

    SMP Islam Ruhama

    Tahun Pelajaran 2018-20194

    No Nama Guru Pend. Jabatan Mata Pelajaran

    1 Drs. Juhdi Asidi S1 Kepala Sekolah Fiqih VIII

    2 Zulnadri D2 Bendahara Tata Busana, Prakarya

    3 Drs. Yusron Syarifudin S1 Wakasek Geografi, PKn IX

    4 Drs. Bagus Wiranto S1 Guru Fisika

    5 Drs. Ridwanudin S1 Guru Fiqh IX

    6 Suhartini, S.Pd S1 Guru Biologi

    7 Suedih Ahmad,SE, S.Pd S1 Wakasek Bid

    Kesiswaan Ekonomi, Penjaskes

    8 Dadang Andrean, S.Pd S1 Wakasek Bid

    Kurikulum Matematika VII, IX

    9 Agus Muslim, S.Pd S1 Pembina Osis Seni Budaya, Seni Musik,

    Akidah Akhlak

    10 Dra. Sri Rusmiyati S1 Guru B. Indonesia VIII, IX

    11 Mursaid, S.Pd S1 Guru Seni Rupa, Sejarah

    12 Zainal Abidin, S.Pd.I S1 Guru Alquran Hadits

    13 Muhammad Yamin, S.Pd S1 Guru BP BP

    14 Deni Sasmita, S.Si S1 Guru TIK

    18 Jojo Subagja S1 Guru, Kepala

    Perpustakaan PKn VII, VIII

    19 Nani Oding, S.Pd.I S1 Guru Fiqh VII

    20 Romina Gustiani, S.Pd S1 Guru B. Inggris VII, English

    Conversation VII dan VIII

    22 Nurma Ulfah, S.Pd S1 Guru Bahasa Indonesia VII, IX

    23 Imam SMA Kepustakaan

    24 Sinan Syarifudin MA Tata Usaha

    25 Saepul Muiz STM Tata Usaha

    26 Saefullah SMP Kebersihan

    4Data TU SMP Islam Ruhama.

  • 37

    4. Data Siswa

    Jumlah siswa-siswi SMP Islam Ruhama Cirendeu, Tangerang

    Selatan tahun pelajaran 2018/2019 dari kelas VII sampai kelas IX dapat

    dilihat dalam tabel di bawah ini:

    Tabel 4.2

    Rekapitulasi Data Siswa

    SMP Islam Ruhama5

    5Data TU SMP Islam Ruhama.

    Kelas Jenis Kelamin Jumlah

    7

    VII – 1 L 19

    39

    117

    325

    P 20

    VII – 2 L 24

    39 P 15

    VII – 3 L 27

    39 P 12

    7 L 70

    117 P 47

    8

    VIII – 1 L 19

    30

    93

    P 11

    VIII – 2 L 21

    32 P 11

    VIII – 3 L 21

    31 P 10

    8 L 61

    93 P 32

    9

    IX – 1 L 11

    29

    115

    P 18

    IX – 2 L 10

    28 P 18

    IX – 3 L 19

    30 P 11

    IX – 4 L 18

    28 P 10

    9 L 58

    115 P 57

  • 38

    B. Hasil Penelitian

    1. Pratindakan

    a. Hasil observasi Pratindakan

    Peneliti melakukan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia

    kelas VII SMP Islam Ruhama Cirendeu, Tangerang Selatan tahun

    pelajaran 2018/2019 sebagai observasi pratindakan. Peneliti menanyakan

    hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar khususnya

    pembelajaran menulis. Kemudian, guru memberikan penjelasan mengenai

    pembelajaran bahasa Indonesia terutama pembelajaran menulis. Dalam

    kegiatan wawancara ini, peneliti menyiapkan 4 pertanyaan dasar yaitu: 1)

    Apakah siswa kelas VII mempunyai ketertarikan untuk menulis karangan;

    2) Bagaimana proses penyampain materi karangan deskripsi; 3) Apakah

    siswa antusias mengikuti pembelajaran menulis karangan deskripsi; dan

    4) Kendala apa saja yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam

    pembelajaran menulis karangan deskripsi.

    Pertanyaan yang dilontarkan oleh peneliti mendapat penjelesan

    cukup jelas dari guru yang bersangkutan. Beliau menyebutkan bahwa

    minat siswa untuk menulis masih tergolong sangat rendah. Hanya ada

    beberapa siswa yang mempunyai semangat tinggi untuk membuat sebuah

    karangan. Hal ini dilihat dari beberapa tugas yang diberikan sebelumnya

    yaitu membuat karangan untuk menceritakan pengalaman liburan semester

    ganjil tahun 2019. Sebagian besar siswa menulis karangan itu secara

    singkat dan tidak runtut. Kemudian, beliau menjelaskan lagi bahwa proses

    pembelajaran di dalam kelas masih bersifat konvensional. Hal ini

    disebabkan oleh media pembelajaran yang terbatas. Tidak ada LCD

    ataupun proyektor di dalam kelas, hal ini membuat guru lebih sering

    mengggunakan media cetak atau tulis untuk menerangkan materi yang

    disampaiakan.

    Selain itu, beliau juga menegaskan bahwa hal ini membuat

    antusiasme siswa dalam belajar pun kurang, karena mereka adalah siswa

    generazi Z yang erat kaitanya dengan berbagai teknologi dan internet. Hal

  • 39

    ini juga menjadi kendala atau hambatan bagi guru dan siswa (media).

    Sedangkan hambatan-hambatan lain di antaranya siswa masih sulit

    membedakan karangan deskripsi dan karangan narasi, siswa susah

    mendapatkan ide untuk menulis, terbatasnya kemampuan siswa untuk

    menyusuaikan judul dengan isi karangan, terbatasnya kosakata yang

    dimiliki, penggunaan ejaan dan tanda baca yang kurang tepat, kurangnya

    kemampuan siswa dalam mengembangakan gagasan atau ide yang didapat

    menjadi suatu bentuk karangan. Selain itu, siswa juga masih belum bisa

    memaksimalkan pengindraan dalam menulis paragraf deskripsi. Hal ini

    yang menyebabkan kurang efektifnya pembelajaran menulis di dalam

    kelas.

    Selain wawancara, peniliti juga telah mengamati kegiatan

    pembelajaran di kelas sesuai dengan panduan lembar observasi yang telah

    disediakan untuk mengetahui perilaku siswa selama proses pembelajaran

    berlangsung. Kurangnya minat terhadap pembelajaran menulis karangan

    deskripsi membuat sisiwa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran.

    Berikut ini disajikan tabel pengamatan proses pembelajaran tahap

    pratindakan.

    Tabel 4.4

    Pengamatan Perilaku Siswa Selama Proses Pembelajaran pada Tahap

    Pratindakan

    No Aspek yang Dinilai Jumlah Siswa

    1 Sikap Peserta didik dalam memperhatikan pelajaran

    yang disampaikan 13 Siswa

    2 Antusiasme peserta didik dalam bertanya mengenai

    materi pembelajaran 2 Siswa

    3 Antusiasme peserta didik dalam menjawab pertanyaan

    dari pendidik tentang materi pembelajaran 2 Siswa

    4 Antusiasme peserta didik dalam mengerjakan tugas 11 Siwa

  • 40

    Dari tabel yang disajikan dapat diketahui bahwa terdapat 13 siswa yang

    memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari keseriusan

    mereka mendengarkan penjelasan guru dan membaca teks yang ada dalam

    buku ajar. Sedangkan siswa yang lain tidak begitu memperhatikan proses

    pembelajaran seperti mengobrol, mengerjakan tugas mata pelajaran lain

    ataupun hanya sekedar mencorat-coret/menggambar dibukunya. Setelah

    guru selesai menyampaikan materi kemudian guru menstimulus siswa

    untuk bertanya dengan mengajukan pertanyaan “Apakah anak-anak sudah

    paham? Ada yang mau ditanyakan.” Hanya ada 2 siswa yang

    mengacungkan tangan untuk bertanya. Setelah guru menjelaskan apa yang

    ditanyakan siswa, kemudian guru memberi pertanyaan seputar materi yang

    sudah disampaikan. Kemudian, hanya ada 2 siswa yang berhasil menjawab

    pertanyaan guru tersebut dengan baik dan benar. Langkah selanjutnya,

    guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat karangan deskripsi

    tentang salah satu tempat wisata yang pernah dikunjungi, hanya ada 10

    siswa yang mencoba menulis dan mengingat kembali tempat wisata

    tersebut.

    b. Hasil Penelitian Pratindakan

    Pada tahap pratindakan ini, peneliti memberikan pre-test. Pre-test

    dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan permasalahan

    yang diahadapi siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum

    diberikan tindakan. Kemampuan awal siswa dapat diketahui dari hasil

    penilaian terhadap karangan deskripsi siswa yang ditulis pada tahap pre-

    test.

    Berdasarkan hasil kegiatan pratindakan ternyata sebagian besar

    nilai siswa belum memenuhi Kriteia Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu

    sebesar 75. Dari 28 siswa, hanya ada 3 orang yang nilai karanagan

    deskripsinya di atas KKM. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah

    ini.

  • 41

    Tabel 4.5

    Nilai Menulis Karangan Deskripsi Pratindakan (pre-test)

    No Nama Siswa Nilai

    1 Siswa A 53

    2 Siswa B 80

    3 Siswa C 73

    4 Siswa D 46

    5 Siswa E 46

    6 Siswa F 60

    7 Siswa G 53

    8 Siswa H 46

    9 Siswa I 53

    10 Siswa J 60

    11 Siswa K 53

    12 Siswa L 77

    13 Siswa M 57

    14 Siswa N 73

    15 Siswa O 48

    16 Siswa P 52

    17 Siswa Q 65

    18 Siswa R 54

    19 Siswa S 70

    20 Siswa T 62

    21 Siswa U 62

    22 Siswa V 68

    23 Siswa W 48

    24 Siswa X 55

    25 Siswa Y 80

    26 Siswa Z 73

    27 Siswa AA 68

  • 42

    28 Siswa AB 70

    Rata – rata 60,8

    Berdasarkan tabel tersebut, nilai tes tindakan terendah adalah 46

    dan nilai 80 berjumlah 2 siswa. Adapun nilai tertinggi adalah 80 dengan

    rata-rata 60,8. Berdasarkan tabel tersebut juga dapat dilihat hanya ada dua

    siswa yang mendapat nilai di atas KKM. Dapat disimpulkan bahwa

    keterampilan menulis siswa pada pratindakan masih tergolong rendah.

    Hasil wawancara, penelitian lapangan, ataupun skor siswa menumbuktikan

    bahwa pembelajaran menulis di kelas VII perlu diberikan tindakan agar

    masalah yang dihadapi dapat diselesaikan sehingga proses pembelajaran

    menulis menjadi lebih bermakna dan memberi peningkatan terhadap

    peningkatan kualitas menulis karangan pada siswa. Oleh karena itu,

    diperlukan metode pembelajaran yang dapat membantu untuk

    menyelesaikan masalah tersebut.

    Berdasarkan data nilai tes tersebut, dapat diketahui bahwa nilai

    rata- rata tindakan 1 menulis karangan deskripsi adalah 60,8 atau berada

    pada penguasaan 60,8%. Berikut adalah perhitungannya.