penilaian surat berharga

31
Dr. ENNI SAVITRI, SE, MM, Ak PENILAIAN SURAT BERHARGA 1

Upload: intan-diane-binangkit

Post on 27-Sep-2015

285 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

powerpoint manajemen keuangan

TRANSCRIPT

PENILAIAN SURAT BERHARGA

Dr. ENNI SAVITRI, SE, MM, Ak

PENILAIAN SURAT BERHARGA

1

Penilaian Obligasi

Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau negara.

Jangka waktu tempo obligasi bermacam-macam: ada 1 tahun, ada juga yang 30 tahun. Bahkan ada yang waktunya tidak terbatas.

Istilah yang berkaitan dengan obligasi adalah:

Nilai nominal (par value)

Kupon tingkat bunga

Jatuh tempo

2

Istilah dalam Obligasi

Nilai nominal (par value)

adalah harga yang tercantum pada surat obligasi.

Kupon tingkat bunga

Adalah tingkat bunga yang akan dibayarkan oleh pihak penerbit obligasi

Jatuh tempo

adalah jangka waktu suatu obligasi yang biasanya ditetapkan dalam satuan tahun.

3

Penilaian Obligasi berdasarkan Aliran Kas

Nilai suatu obligasi dihitung sebagai present value dari aliran kas yang akan diterima di masa mendatang oleh pemegang obligasi.

Misalkan: suatu obligasi mempunyai nominal sebesar 1 juta, dengan kupon bunga 20%, dibayarkan setiap tahun, jangka waktu 10 tahun misalkan tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk sebuah obligasi adalah 20%.

Harga obligasi bisa dihitung sbb:

4

Pembayaran bunga setiap tahun 20% x 1 juta = Rp 200.000

Harga obligasi tersebut adalah:

Harga =[PVIFA(20%,10)x200.000]+[PVIF(20%,10)x1juta]

= (4,1924 x Rp200.000)+(0,1615 x 1juta)

= 838.480+161.500

= 999.980 = Rp 1 juta

(Pembulatan karena ada selisih desimal)

5

Harga pasar obligasi tidak akan konstan karena tingkat keuntungan yang disyaratkan (kd) bisa berubah-ubah.

Tingkat keuntungan yang disyaratkan

= tingkat keuntungan aset bebas risiko + premi risiko

Tingkat keuntungan aset bebas risiko dan premi risiko tergantung dari beberapa faktor berikut:

Premi maturity (semakin tinggi jatuh tempo, akan semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan)

Premi kebangkrutan (perusahaan yang mempunyai risiko kebangkrutan yang lebih tinggi akan meningkatkan tingkat keuntungan yang disyaratkan.

Premi likuiditas (semakin likuid suatu aset, semakin rendah tingkat keuntungan yang disyaratkan)

Premi inflasi (semakin tinggi inflasi maka tingkat bunga nominal juga akan meningkat.

6

Yield to Maturity

Adalah tingkat keuntungan yang diperoleh pemegang obligasi jika obligasi tersebut dipegang sampai jatuh tempo (mature).

Misalkan kita ditawari obligasi dengan kupon bunga 20%, nilai nominal 1 juta, jangka waktu 10 tahun. Harga penawaran 900.000. kita berniat untuk memegang obligasi tersebut sampai jatuh tempo. Berapa tingkat keuntungan atau YTM investasi obligasi tsb?

Dengan cara manual, kita harus melakukan coba-coba (trial and error) sbb:

7

Dengan tingkat diskonto 22%, PV aliran kas sisi kanan adalah

hasilnya lebih besar dari 900ribu

Dengan tingkat diskonto 23%, PV aliran kas sisi kanan adalah

hasilnya lebih kecil dari 900ribu

Kedua hasil tersebut dilakukan teknik interpolasi, dan didapatkan hasilnya adalah 22,6%. Selain cara manual, bisa juga digunakan teknik IRR dengan bantuan Ms. Excel. Hasil yang didapatkan juga sama.

8

Obligasi dengan tingkat bunga tiap semester

Beberapa obligasi membayar bunga tidak setiap tahun, tetapi beberapa kali dalam setiap tahun. Biasanya tiap semester. Perhitungan harga obligasi dengan bunga setiap semester pada dasarnya sama, tetapi ada beberapa penyesuaian:

Kupon bunga dibag dua (karena bunga dibayar tiap semester)

Jangka waktu obligasi dikalikan 2

Tingkat diskonto juga dibagi 2.

Contoh: obligai dengan nilai nominal 1 juta, jangka waktu 10 tahun, kupon bunga 20% dan dibayar tiap semester. Berapa harga obligasi tersebut?

Kupon bunga yang dibayarkan adakah 200.000/tahun atau 100.000/semester. Jangka waktu menjadi 20, dan tingkat diskonto (kd) adalah 10%.

PV = (100rb/(1+0.1)^1) +...+ (100rb/(1+0.1)^20) (1juta/(1+0.1)^20)

= 1.000.000

9

Risiko Tingkat Bunga

Tingkat bunga bisa berubah-ubah tergantung pada banyak faktor. Contohnya, jika inflasi meningkat, maka tingkat bunga juga cenderung akan meningkat. Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruh risiko tingkat bunga:

JANGKA WAKTU OBLIGASI

Obligasi yang jangka waktunya lebih panjang, mempunyai eksposur tingkat bunga yang lebih tinggi dibandingkan dg obligasi dg jangka waktu yang pendek.

OBLIGASI TANPA BUNGA DAN OBLIGASI DG KUPON BUNGA

Obligasi tanpa bunga (zero) lebih sensitif terhadap erubahan tingkat bunga. Perubahan harga obligasi tanpa bunga cenderung lebih drastis dibandingkan dengan perubahan harga obligasi dg bunga.

10

PENILAIAN SAHAM

Saham merupakan bukti kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan. Pemegang saham berhak atas diiden. Sama dg obligasi, saham juga dinilai berdasarkan present value aliran kas yang akan diterima oleh pemegang saham di masa mendatang.

Karena pemegang saham akan menerima dividen dan capital gain (loss) maka aliran kas yang relevan untuk pemegang saham adalah dividen dan capital gain.

11

Penilaian saham yang dipegang 1 periode

Misalkan ada saham yang diperkirakan mempunyai harga sebesar Rp 1.400 satu tahun mendatang. Saham tersebut diperkirakan akan membayarkan dividen sebesar Rp 200 satu tahun mendatang. Semua aliran kas diasumsikan dibayarkan pada akhir periode untuk memudahkan perhitungan.

Misalkan tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham tersebut adalah 20%, berapa harga yang pantas untuk saham tersebut?

12

Dimana

Po = PV = harga saham yang pantas

D1 =dividen yang akan dibayarkan satu tahun mendatang

P1 = harga saham satu tahun mendatang

Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham tersebut

13

Penilaian Saham yang dipegang Selamanya

Aliran kas yang relevan untuk pemegang saham adalah dividen karena diasumsikan saham akan dipegang selamanya. Model ini sering disebut sebagai model penilaian dividen. Ada beberapa variasi dalam model tsb:

Model dividen konstan

Model dividen tumbuh dengan tingkat pertumbuhan konstan

Model dividen dg tingkat pertumbuhan yang berbeda (tidak konstan)

14

Model Dividen Konstan

Model ini mengasumsikan dividen tidak tumbuh, dan saham dipegang selamanya. Harga saham menurut model tersebut ditulis sbb:

Dimana

Po = PV = harga saham yang pantas

D =dividen per periode yang besarnya konstan

Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan

15

Model Dividen Konstan

Misalkan suatu saham membayar dividen yang konstan sebesar Rp 200 per tahun, saham dipegang selamanya, berapa harga yang pantas untuk saham tersebut jika tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham tersebut adalah 20%?

16

Model Dividen Tumbuh dengan Tingkat Pertumbuhan yang Konstan

Biasanya perusahaan membayarkan dividen yang tumbuh. Semakin berkembang suatu perusahaan, semakin meningkat dividen yang dibayarkan. Dengan demikian, dividen bsia diharapkan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tertentu.

Harga saham dg model ini dinilai sbb:

Dimana

Po = PV = harga saham yang pantas

D 1=dividen pada tahun ke satu

Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan

g = tingkat pertumbuhan dividen

17

Model Dividen Tumbuh dengan Tingkat Pertumbuhan yang Konstan

Misalkan suatu saham yang membayarkan dividen sebesar Rp 200 tahun ini, kemudian saham diperkirakan akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan sebesar 5% tingkat keuntungan yang disyaratkan adalah 20%. Berapa harga yang pantas untuk saham tsb?

18

Model dividen yang tingkat pertumbuhan yang berbeda

Dalam model ini, saham diasumsikan tumbuh cepat pada tahun tahun awal, kemudian tumbuh melambat dengan konstan selamanya.

Misalkan suatu saham mempunyai tingkat pertumbuhan dividen15% selama 5 tahun pertama, kemudian dividen tumbuh dg 5% selamanya. Tahun ini saham membayarkan dividen sebesar 200. tingkat keuntungan yang disyaratkan adalah 20%. Berapa harga saham yang pantas?

19

Aliran kas saham bisa digambarkan sbb:

Dividen pada tahun keenam sebesar 402 merupakan dividen pd tahun kelima (200(1+0,15)^5).

Aliran kas terbagi menjadi 2:

Bagian pertama kita bisa mempresentvaluekan aliran kas untuk tiap tahun.

Sedangkan bagian dua, kita bisa menggunakan formula pertumbuhan konstan selamanya.

20

Bagian pertama

TahunDividenDFPV Aliran Kas1200(1+0,15)1=2300,83331922200(1+0,15)2=2650,69441823200(1+0,15)3=3040,57871764200(1+0,15)4=3500,48221695200(1+0,15)5=4020,4018162PV1882

21

Bagian kedua

kas sebesar 2.813,33 terjadi pada tahun kelima. Kita harus mempresent valuekan aliran kas menjadi nilai sekarang pada tahun ke nol sbb:

22

Sumber Pertumbuhan

Tingkat pertumbuhan menurut model aliran kas ditentukan oleh tingkat pertumbuhan aliran kas yang akan diterima oleh investor dimasa mendatang, yang berarti tingkat pertumbuhan dividen.

Pada prakteknya, tingkat pertumbuhan EPS digunakan untuk menghitung tingkat pertumbuhan. Misalnya sbb:

TahunDPSPertumbuhan DPSEPSPertumbuhan EPS12345100110110115120-0100,000,050,04200220250260270-0,100,140,040,04Rata-rata0,05Rata-rata0,08

23

Alternatif untuk menghitung tingkat pertumbuhan adalah:

g = ROI x investment rate

Misalkan EPS adalah 100, kemudian dividen adalah Rp 60. maka tingkat penginvetasian kembali adalah 40% = [(100-60)/100]. Jika perusahaan memperoleh ROI seebsar 30%. Maka g adalah:

g = 0,3 x 0,4 = 0,12

Tingkat pertumbuhan sebesar 12% bisa dipakai sebagai perkiraan tingkat pertumbuhan perusahaan

24

Model Kelipatan (Multiple)

Alternatif metode penilaian saham adalah penggunaan PER dan PBV.

Harga pasar saham per lembar saham

Earning per lembar saham

25

Misalkan suatu perusahan mempunyai earning per lembar saham Rp 100. kemudian analis keuangan memperkirakan PER yang pantas untuk perusahaan adalah 20 kali. Harga saham yang pantas adalah:

Harga per lembar saham = PER x earning perlembar saham

= 20 x Rp 100

= Rp 2.000

Cara menentukan PER yang pantas adalah melalui PER rata-rata industri atau melalui PER satu atau beberapa perusahaan yang mempunyai karakteristik yang sama.

26

Metode PBV mempunyai penggunaan yang sama dengan PER.

Misalkan nilai buku modal saham per lembar adalah Rp 1000 sedangkan rasio PBV yang pantas untuk suatu perusahaan adalah 2,1. maka harga per lembar saham yang pantas adalah:

Harga saham per lembar = Rp 1.000 x 2,1 = Rp 2.100

27

SAHAM PREFEREN

Saham preferen mempunyai karakteristik gabungan antara karakteristik saham dg obligasi. Saham preferen membayarkan dividen (mirip seperti saham) tetapi dividen tersebut dibayar tetap berdasarkan persentase tertentu dari nilai nominal saham preferen.

Contoh: jika saham preferen mempunyai dividen sebesar 10%, dengan nilai nominal Rp 1.000 maka dividen untuk pemegang saham preferen adalah Rp 100 per lembar. Mirip dengan obligasi. Tetapi ada perbedaan. Karena dividen yang dibayarkan, perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk membayarkan dividen tsb. Jika perusahaan gagal membayar dividen, maka perusahaan tidak bisa dibangkrutkan. Pada obligasi, jika perusahan tidak bisa membayar bunga, maka perusahaan dibangkrutkan.

28

28

29

Misalkan saham preferen mempunyai dividen sebesar 20%, dengan nilai nominal Rp 1.000. misalkan tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham preferen tsb adalah 15%, berapa harga saham preferen yang pantas?

Aliran kas pemegang saham preferen bisa digambarkan sbb:

30

Dividen yang diterima oleh pemegang saham preferen adalah 20% x Rp 1.000 = Rp 200. diasumsikan dividen tsb dibayar secara reguler per tahun. Dan saham preferen dipegang selamanya. Harga tersebut bisa dihitung sbb:

Harga = 200 / 0,15 = Rp 1.333

Dengan demikian formulanya adalah:

PV = (D/Kp)

PV = harga saham preferen

D = dividen saham preferen

Kp = tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham preferen

31

Terima

Kasih

(

)

(

)

n

n

t

t

HARGA

Kd

1

Nominal

Kd

1

Bunga

1

+

+

+

=

=

(

)

(

)

(

)

2

,

0

1

000

.

000

.

1

2

,

0

1

000

.

200

...

2

,

0

1

000

.

200

10

10

1

+

+

+

+

+

+

=

HARGA

(

)

(

)

(

)

1

000

.

000

.

1

1

000

.

200

...

1

000

.

200

000

.

900

10

10

1

YTM

YTM

YTM

+

+

+

+

+

+

=

(

)

(

)

(

)

886.021,9

23

,

0

1

000

.

000

.

1

23

,

0

1

000

.

200

...

23

,

0

1

000

.

200

10

10

1

=

+

+

+

+

+

+

=

PV

(

)

(

)

(

)

921.536,3

22

,

0

1

000

.

000

.

1

22

,

0

1

000

.

200

...

22

,

0

1

000

.

200

10

10

1

=

+

+

+

+

+

+

=

PV

(

)

(

)

1

1

1

1

1

1

Ks

P

Ks

D

PV

Po

+

+

+

=

=

(

)

(

)

334

.

1

2

,

0

1

400

.

1

2

,

0

1

200

1

1

Rp

PV

Po

=

+

+

+

=

=

Ks

D

PV

Po

=

=

000

.

1

2

,

0

200

Rp

Rp

Po

=

=

g

Ks

D

PV

Po

-

=

=

1

(

)

(

)

400

.

1

05

,

0

20

,

0

05

,

0

1

200

1

0

1

Rp

g

Ks

g

D

g

Ks

D

Po

=

-

+

=

-

+

=

-

=

(

)

(

)

(

)

(

)

(

)

(

)

(

)

(

)

~

~

6

6

5

5

1

1

2

,

0

1

05

,

0

1

402

2

,

0

1

05

,

0

1

402

2

,

0

1

15

,

0

1

200

...

2

,

0

1

15

,

0

1

200

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

=

Po

(

)

33

,

813

.

2

15

,

0

422

05

,

0

2

,

0

05

,

0

1

402

lim

2

=

=

-

+

=

a

tahunke

PV

(

)

013

.

2

131

.

1

882

131

.

1

2

,

0

1

33

,

813

.

2

2

5

=

+

=

=

+

=

HARGA

PV

saham

lembar

per

Earning

saham

lembar

per

saham

pasar

Harga

=

PER

lembar

per

saham

modal

buku

Nilai

lembar

per

saham

pasar

Harga

=

PBV

(

)

(

)

(

)

~

2

1

15

,

0

1

200

...

15

,

0

1

200

15

,

0

1

200

+

+

+

+

+

=

HARGA