pengkajian keperawatan

12
ASUHAN KEPERAWATAN DIARE PENGKAJIAN 1. Identitas Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat daripola makan dan perawatannya. 2. Keluhan utama BAB lebih dari 3x 3. Riwayat penyakit sekarang BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis). 4. Riwayat penyakit dahulu Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.

Upload: kimikyu

Post on 31-Jan-2016

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pengkajian keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: PENGKAJIAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN DIARE

PENGKAJIAN

1. Identitas

Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama

kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman

usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan

insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas

aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman

enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga

berpengaruh terutama dilihat daripola makan dan perawatannya.

2. Keluhan utama

BAB lebih dari 3x

3. Riwayat penyakit sekarang

BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja.

Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut),

lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).

4. Riwayat penyakit dahulu

Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid

jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi

makanan, ISPA, ISK, OMA campak.

5. Riwayat Nutrisi

Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi

yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada

anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga

kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,

6. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.

7. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan

tempat tinggal.

8. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan

Page 2: PENGKAJIAN KEPERAWATAN

a. Pertumbuhan

o Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-

10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.

o Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.

o Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya

berjumlah 14 – 16 buah

o Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.

b. Perkembangan

o Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.

Fase anal

Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai menunjukan

keakuannya, cinta diri sendiri/ egoistic, mulai kenal dengan tubuhnya, tugas utamanyan

adalah latihan kebersihan, perkembangan bicra dan bahasa (meniru dan mengulang kata

sederhana, hubungna interpersonal, bermain).

o Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.

Autonomy vs Shame and doundt

Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak toddler dari lingkungan

dan keuntungan yang ia peroleh Dario kemam puannya untuk mandiri (tak tergantug).

Melalui dorongan orang tua untuk makan, berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu

over protektif menuntut harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan

ragu-ragu seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada diri

anak.

o Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan mandiri : Umur

2-3 tahun

:1. berdiri dengan satu kaki tampa berpegangan sedikitpun 2 hitungan (GK)

2. Meniru membuat garis lurus (GH)

3. Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK)

4. Melepasa pakaian sendiri (BM)

9. Pemeriksaan Fisik

a. pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar

kepala, lingkar abdomen membesar,

Page 3: PENGKAJIAN KEPERAWATAN

b. keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.

c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun

lebih

d. Mata : cekung, kering, sangat cekung

e. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat >

tahap 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus,

minum dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum

f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolic

(kontraksi otot pernafasan)

g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare

sedang .

h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat > 375 0

c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt,

kemerahan pada daerah perianal.

i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ),

frekuensi berkurang dari sebelum sakit.

j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa

perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang

ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.

2) Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni

PENATALAKSANAAN DIARE

Rehidrasi

1. jenis cairan

1) Cara rehidrasi oral

o Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti orali, pedyalit setiap kali

diare.

o Formula sederhana ( NaCl dan sukrosa)

2) Cara parenteral

o Cairan I : RL dan NS

o Cairan II : D5 ¼ salin,nabic. KCL

D5 : RL = 4 : 1 + KCL

Page 4: PENGKAJIAN KEPERAWATAN

D5 + 6 cc NaCl 15 % + Nabic (7 mEq/lt) + KCL

o HSD (half strengh darrow) D ½ 2,5 NS cairan khusus pada diare usia > 3 bulan.

2. Jalan pemberian

1) Oral (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran baik)

2) Intra gastric ( bila anak tak mau minum,makan, kesadran menurun)

3. Jumlah Cairan ; tergantung pada

:1) Defisit ( derajat dehidrasi)

2) Kehilangan sesaat (concurrent less)

3) Rumatan (maintenance).

4. Jadwal / kecepatan cairan

1) Pada anak usia 1- 5 tahun dengan pemberian 3 gelas bila berat badanya kurang lebih

13 kg : maka pemberianya adalah :

o BB (kg) x 50 cc

o BB (kg) x 10 – 20 = 130 – 260 cc setiap diare = 1 gls.

2) Terapi standar pada anak dengan diare sedang

:+ 50 cc/kg/3 jam atau 5 tetes/kg/mnt

Terapi

1. obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mgklorpromazine 0,5

– 1 mg / kg BB/hari

2. onat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide

3. antibiotik : bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta

Dietetik

a. Umur > 1 tahun dengan BB>7 kg, makanan padat / makanan cair atau susu

b. Dalam keadaan malbasorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat diberi elemen

dan elenem seni formula

Supportif

Vitamin A 200.000. IU/IM, usia 1 – 5 tahun

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output

berlebihan dan intake yang kurang

Page 5: PENGKAJIAN KEPERAWATAN

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan

skunder terhadap diare.

3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap

Diare

4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.

5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus

menerus

6. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan cairan skunder terhadap diare

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan

elektrolit dipertahankan secara maksimal

Kriteria hasil

: o Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt )

o Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.

o Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari

Intervensi :

1) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit

R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj

urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki

deficit

2) Pantau intake dan output

R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat

untuk membersihkan sisa metabolisme.

3) Timbang berat badan setiap hari

R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1

lt

4) Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr

R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral

5) Kolaborasi

Page 6: PENGKAJIAN KEPERAWATAN

:- Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN

R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal

ginjal[kompensasi)

- Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur

R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.

- Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)

R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang,

antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum

luas untuk menghambat endotoksin.

4) Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr

R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral

5) Kolaborasi

:- Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN

R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal

ginjal[kompensasi)

- Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur

R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.

- Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)

R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang,

antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum

luas untuk menghambat endotoksin.

R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung

dan sluran usus.

2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan

makanan dalam keadaan hangat

R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.

3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan

R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan

4) Monitor intake dan out put dalam 24 jam

R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.

5) Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :

Page 7: PENGKAJIAN KEPERAWATAN

a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu

b. obat-obatan atau vitamin ( A)

R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan

Diagnosa 3 : Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak

sekunder dari diare

Tujuan : Stelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi peningkatan

suhu tubuh

Kriteria hasil : suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)

Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)

Intervensi :

1) Monitor suhu tubuh setiap 2 jam

R/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)

2) Berikan kompres hangat

R/ merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuh

3) Kolaborasi pemberian antipirektik

R/ Merangsang pusat pengatur panas di otak

Diagnosa 4 :Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan

frekwensi BAB (diare)

Tujuan : setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak

terganggu

Kriteria hasil : - Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga

- Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar

Intervensi

:1) Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur

R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman

2) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan

mengganti pakaian bawah serta alasnya)

R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan

keasaman feces

3) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam

R/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi

Page 8: PENGKAJIAN KEPERAWATAN

iskemi dan irirtasi .

Diagnosa 5 : Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, klien mampu

beradaptasi

Kriteria hasil : Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak rewel

Intervensi :

1) Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatan

R/ Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga

2) Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RS

R/ mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS

3) Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatan

R/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya

4) Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non

verbal (sentuhan, belaian dll)

R/ Kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan rasa aman pada klien.

5) Berikan mainan sebagai rangsang

6. IMPLEMENTASI

Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah

direncanakan sebelumnya

IMPLEMENTASI