pengkajian keperawatan imunologi
Post on 05-Feb-2018
237 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi
1/26
Pengkajian Keperawatan Imunologi
1. Riwayat kesehatan Sekarang
Keluhan umum yang dialami oleh pasien yang mengalami gangguan
imunologi termasuk diantaranya fatigue atau kekurangan energi,
kepala terasa ringan, sering mengalami memar, dan penyembuhan
luka yang lambat.
Ajukan pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang lebih detail
tentang penyakit pasien, seperti :
a Apakah anda menyadari adanya pembesaran nodus limph?
b Apakah anda pernah mengalami kelemahan atau nyeri sendi?
Jika iya, Kapan anda pertama kali merasakan keluhan tersebut?Apakah hal itu menimpa sebagain dari tubuh anda atau
keduanya?
c Pernahkah dalam waktu dekat ini anda menderita rash,
perdarahan abnormal, atau slow healing sore?
d Pernahkah anda mengalami gangguan penglihatan, demam,
atau perubahan dalam pola eliminasi?
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
ksplorasi penyakit utama yang pernah diderita oleh pasien, penyakit
ringan yang terjadi secara berulang, kecelakaan atau cedera, tindakan
operasi, dan alergi. !anyakan jika ia pernah mengalami tindakan"
prosedur yang berdampak terhadap sistem imun, seperti transdusi
darah atau transplantasi organ
3. Riwayat Keluarga dan Sosial
Klari#kasi jika pasien memiliki riwayat kanker dalam keluarga atau
gangguan hematologi atau imun. !anyakan tentang lingkungan dimana
ia bekerja dan tinggal untnuk membantu menentukan jika ia terpapar
oleh bahan kimia berbahaya atau lainnya.
7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi
2/26
4. Pemeriksaan isik
fek dari gangguan sistem imun biasanya sulit untuk diidenti#kasi dan
dapat berdampak pada semua sistem tubuh. $erikan perhatian khusus
pada kulit, rambut, kuku, dan membran mukosa.
a. %nspeksi
&' obser(asi terhadap pallor, cyanosis, dan jaundice. Juga cek
adanya erithema yang mengindikasi in)amasi lokal dan plethora.
*' (aluasi integritas kulit. +atat tanda dan gejala in)amasi atau
infeksi, seperti kemerahan, pembengkakan, panas, tenderness,
penyembuhan luka yang lama, drainage luka, induration
pengerasan jaringan' dan lesi.
-' +ek adanya rash dan catat distribusinya
' /bser(asi tekstur dan distribusi rambut, catat adanya alopecia.
0' %nspeksi kuku terhadap warna, tekstur, longitudinal striations,
onycholysis, dan clubbing.
1' %nspeksi membran mukosa oral terhadap plak, lesi, oedem gusi,
kemerahan, dan perdarahan2' %nspeksi area dimana pasien melaporkan pembengkakan kelenjar
atau 3lump4 terutama abnormalitas warna dan pembesaran
nodus lymp yang (isible
5' /bser(asi respiratory rate, ritme, dan energi yang dikeluarkan
saat melakukan upaya bernafas. +atat posisi pasien saat
bernafas.
6' Kaji sirkulasi perifer. %nspeksi adanya 7aynaud4s phenomenon
(asospasme arteriol pada jari tangan 8 kaki 9terkadang teling
dan hidung secara intermitten'
&;' %npeksi in)amasi pada anus atau kerusakan permukaan
mukosa
7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi
3/26
b. Palpasi
&' Palpasi nadi perifer, dimana seharusnya simetris dan reguler
*' Palpasi abdomen, identi#kasi adanya pembesaran organ dan
tenderness
-' Palpasijoint, cek pembengkakan. !enderness, dan nyeri
' Palpasi nodus lymph super#sial di area kepala, leher, aheeing bisa ditimbulkan oleh asthma atau respon
alergi. +rackles disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan
seperti pneumonia.
*' Auskultasi bunyi jantung diatas precordium. Auskultasi normal
revealshanya bunyi jantung & dan *.
-' Auskultasi abdomen untuk bunyi bowel. @angguan autoimmun
yang menyebabkan diare, bunyi bowel meningkat. cleroderma
pengerasan dan penebalan kuit dengan degenerasi jaringan
konektif' dan gangguan autoimmun lainnya yang menyebabkan
konstipasi, bunyi bowel menurun
7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi
4/26
!.Pemeriksaan Diagnostik
a. Aglutinin, Bebrile"+old
"ilai normal
Bebrile aglitinin : tidak ada penggumpalan pada titer C &:&5;
+old aglutinin : tidak ada penggumpalan pada titer C &:&1
Rasional
Bebrile"cold aglutini adalah antibodi yang menyebabkan agregasi
sel darah merah dalam suhu panas atau dingin. =al ini dipercaya
disebabkan oleh organisme infeksus yang mempunyai grup
antigenik sama dengan beberapa yang diteui oleh 7$+.
Dormalnya, aglutinin terjadi pada konsentrasi serum kurang dari
&:-; pengenceran
Bebrile aglutinin terjadi pada infeksi salmonella, ricketsia,
bruselosis dan tularemia, neoplasma"leukimia
+old aglutinin terjadi pada infeksi mycoplasma pneumonia,
infulensa mononukleosis, 7A, limpoma, hemolitik anemia.
aktor yang mempengaruhi
Baktor yang mempengaruhi teter aglutinin adalah beberapa
antibiotik penicilin dan se(alosporin' yang mempengaruhi cold
aglutinin.
Implikasi keperawatan
ebelum pemeriksaan
Jelaskan pada pasien bahwa pemeriksaan tidak memerlukan
waktu yang lamaPengaturan temperatur penting untuk pemeriksaan iniE untuk
col aglutinin tube dihangatkan sampai suhu -2; c sebelum diisi
dengan spesimen. Fntuk febrile aglutinin, tube di dinginkan.
etelah pemeriksaan
7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi
5/26
$erikan tekanan pada bekas (ena pungsi untuk mencegah
perdarahan. Awasi adanya perdarahan pada tempat (ena
pungsi.
Pastikan spesimen dikirimkan segera ke laboratorium sehingga
tidak terjadi homolisis. Gakukan pnedinginan pada cold
aglutinin dan pemanasan untuk febril aglitinin. Pastikan pasien
tidak terpapar pada temperatur abnormal, yang akan
mempengaruhi hasil tes.
b. AcHuired immunode#ciency syndrome A%I serology A%I
screening, =% antibody tes, western blot tes untuk =% dan
antibody, G%A untuk =% dan antibody'
!ipe tes : darah yang didapat dari pungsi (ena
sebanyak 2 ml
Dilai normal : tidak ada =% antigen atau antibodi
Rasional
A%I serologi tes digunakan untuk mendeteksi antibodi =%, (irus
yang menyebabkan A%I. =% diketahui sebagai =uman !
lyphotropic (irus tipe %%% =!G%%%' atau Gymphadenopathyasociated (irus GA'.
Karena dampak sosial dan medis tes positif =% antibodi, hasil tes
dan interpretasi harus akurat. %ndi(idu yang terin(eksi =% setelah
%A screening positif diulang dan tes lain western blot atau %BA'
untuk mem(alidasi hasil positif.
G%A untuk tes antibodi =% dalam serum atau plasma karena ini
tidak mendeteksi antigen (irus, sehingga tidak dapat mendeteksi
sebelum antibodi tebentuk. ensiri(itas G%A tes berkisar 66
untuk darah dari orang terinfekasi =% &* minggu atau lebih.
Kemungkinan false negatif bila infeksi terjadi pada mingu
pertama.
7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi
6/26
P* antigen capture asay dapat mendeteksi lebih cepat dari *1
minggu setelah infeksi
aktor yang mempengaruhi hasil serologi #IDS$
Balse positif Autoimun disease, limpoploriferatif disease,
leukimia, limpoma, sipilis, alkoholik
Balse negatif pada masa awal inkubasi atau akhir A%I
Implikasi keperawatan
ebelum pemeriksaan
Jelaskan pada pasien bahwa pemeriksaan tidak memerlukan
waktu yang lama
%kuti pentunjuk institusi untuk menjelaskan kerahasiaan dan
informed consent
Kebanyakan pasien akan cemas saat tes, pertahankan
penjelasan yang tidak menghakimi dan berikan waktu pada
klien untuk mengekspresikan perasaannya
Perhatikan uni(ersal precaution untuk badan dan darah, pakai
sarung tangan saat mengambil darah. arung tangan yang
robek memungkinkan sebagai temapt masuk (irus
etelah pemeriksaan
$erikan tekanan pada bekas (ena pungsi untuk mencegah
perdarahan. Awasi adanya perdarahan pada tempat (ena
pungsi.
%kuti kebijakan institusi untuk menyampaikan hasil tes. =asil
tidak diberikan lewat telpon
Jika hasil tes positif, jelaskan pada pasien bahwa dimungkinkan
akibat paparan dari (irus dalam tubuh. =asil positif tidakmengindikasikan pasien terjangkit A%I karena tidak semua
pasien dengan antibodi positif diikuti dengan A%I
7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi
7/26
Kaji paien terhadap gejala A%I seperti demam, kelelahan,
kehilangan berat badan, anoreksia, diare, pembengkakan
kelenjar leher.
Linta klien untuk mengidenti#kasi kontak seksual yang
memungkinkan mereka untuk diinformasikan dan di tes.
Pasitkan klien memahami jika tida menggunakan proteksi saat
hubungan seksual dengan pasangannya akan menempatkan
pasangannya pada reiko tinggi =%.
c. Anticardiolipin antibody a+G, A+A'
!ipe tes : darah 02 ml dari pungsi (ena
Dilai normal
%g@ anticardiolipin antibodi M*- g"G
%gL anticardiolipin antibodi M&&mg"G
Rasional
AntifoNolipid antibodi termasuk A+As dan lupus antikoagulan.
A+As %g@ dan %gL' didapatkan sekitar ; pada pasien dengan
G. Iinamakan lupus antikoagulan, karena diperlihtakan O 20
pasien dengan G dan dapat sebagai antikoagulan untuk
memperpanjang fosfolipid dependen koagulasi tes P!!'. Leskipun
demikian ini yidak diasosiasikan dengan kondisi terjadinya
perdarahan. Pasien dengan G dengan A+As positif dan lupus
antikoagulan beresiko tinggi untuk membentuk antifosfolipid
antibodi sindrom. Lanifestasi klinik sindrom ini adalah: trombosisarteri dan (ena, neurop