pengkajian keperawatan imunologi

Upload: reiza-indra

Post on 05-Feb-2018

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    1/26

    Pengkajian Keperawatan Imunologi

    1. Riwayat kesehatan Sekarang

    Keluhan umum yang dialami oleh pasien yang mengalami gangguan

    imunologi termasuk diantaranya fatigue atau kekurangan energi,

    kepala terasa ringan, sering mengalami memar, dan penyembuhan

    luka yang lambat.

    Ajukan pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang lebih detail

    tentang penyakit pasien, seperti :

    a Apakah anda menyadari adanya pembesaran nodus limph?

    b Apakah anda pernah mengalami kelemahan atau nyeri sendi?

    Jika iya, Kapan anda pertama kali merasakan keluhan tersebut?Apakah hal itu menimpa sebagain dari tubuh anda atau

    keduanya?

    c Pernahkah dalam waktu dekat ini anda menderita rash,

    perdarahan abnormal, atau slow healing sore?

    d Pernahkah anda mengalami gangguan penglihatan, demam,

    atau perubahan dalam pola eliminasi?

    2. Riwayat Kesehatan Dahulu

    ksplorasi penyakit utama yang pernah diderita oleh pasien, penyakit

    ringan yang terjadi secara berulang, kecelakaan atau cedera, tindakan

    operasi, dan alergi. !anyakan jika ia pernah mengalami tindakan"

    prosedur yang berdampak terhadap sistem imun, seperti transdusi

    darah atau transplantasi organ

    3. Riwayat Keluarga dan Sosial

    Klari#kasi jika pasien memiliki riwayat kanker dalam keluarga atau

    gangguan hematologi atau imun. !anyakan tentang lingkungan dimana

    ia bekerja dan tinggal untnuk membantu menentukan jika ia terpapar

    oleh bahan kimia berbahaya atau lainnya.

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    2/26

    4. Pemeriksaan isik

    fek dari gangguan sistem imun biasanya sulit untuk diidenti#kasi dan

    dapat berdampak pada semua sistem tubuh. $erikan perhatian khusus

    pada kulit, rambut, kuku, dan membran mukosa.

    a. %nspeksi

    &' obser(asi terhadap pallor, cyanosis, dan jaundice. Juga cek

    adanya erithema yang mengindikasi in)amasi lokal dan plethora.

    *' (aluasi integritas kulit. +atat tanda dan gejala in)amasi atau

    infeksi, seperti kemerahan, pembengkakan, panas, tenderness,

    penyembuhan luka yang lama, drainage luka, induration

    pengerasan jaringan' dan lesi.

    -' +ek adanya rash dan catat distribusinya

    ' /bser(asi tekstur dan distribusi rambut, catat adanya alopecia.

    0' %nspeksi kuku terhadap warna, tekstur, longitudinal striations,

    onycholysis, dan clubbing.

    1' %nspeksi membran mukosa oral terhadap plak, lesi, oedem gusi,

    kemerahan, dan perdarahan2' %nspeksi area dimana pasien melaporkan pembengkakan kelenjar

    atau 3lump4 terutama abnormalitas warna dan pembesaran

    nodus lymp yang (isible

    5' /bser(asi respiratory rate, ritme, dan energi yang dikeluarkan

    saat melakukan upaya bernafas. +atat posisi pasien saat

    bernafas.

    6' Kaji sirkulasi perifer. %nspeksi adanya 7aynaud4s phenomenon

    (asospasme arteriol pada jari tangan 8 kaki 9terkadang teling

    dan hidung secara intermitten'

    &;' %npeksi in)amasi pada anus atau kerusakan permukaan

    mukosa

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    3/26

    b. Palpasi

    &' Palpasi nadi perifer, dimana seharusnya simetris dan reguler

    *' Palpasi abdomen, identi#kasi adanya pembesaran organ dan

    tenderness

    -' Palpasijoint, cek pembengkakan. !enderness, dan nyeri

    ' Palpasi nodus lymph super#sial di area kepala, leher, aheeing bisa ditimbulkan oleh asthma atau respon

    alergi. +rackles disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan

    seperti pneumonia.

    *' Auskultasi bunyi jantung diatas precordium. Auskultasi normal

    revealshanya bunyi jantung & dan *.

    -' Auskultasi abdomen untuk bunyi bowel. @angguan autoimmun

    yang menyebabkan diare, bunyi bowel meningkat. cleroderma

    pengerasan dan penebalan kuit dengan degenerasi jaringan

    konektif' dan gangguan autoimmun lainnya yang menyebabkan

    konstipasi, bunyi bowel menurun

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    4/26

    !.Pemeriksaan Diagnostik

    a. Aglutinin, Bebrile"+old

    "ilai normal

    Bebrile aglitinin : tidak ada penggumpalan pada titer C &:&5;

    +old aglutinin : tidak ada penggumpalan pada titer C &:&1

    Rasional

    Bebrile"cold aglutini adalah antibodi yang menyebabkan agregasi

    sel darah merah dalam suhu panas atau dingin. =al ini dipercaya

    disebabkan oleh organisme infeksus yang mempunyai grup

    antigenik sama dengan beberapa yang diteui oleh 7$+.

    Dormalnya, aglutinin terjadi pada konsentrasi serum kurang dari

    &:-; pengenceran

    Bebrile aglutinin terjadi pada infeksi salmonella, ricketsia,

    bruselosis dan tularemia, neoplasma"leukimia

    +old aglutinin terjadi pada infeksi mycoplasma pneumonia,

    infulensa mononukleosis, 7A, limpoma, hemolitik anemia.

    aktor yang mempengaruhi

    Baktor yang mempengaruhi teter aglutinin adalah beberapa

    antibiotik penicilin dan se(alosporin' yang mempengaruhi cold

    aglutinin.

    Implikasi keperawatan

    ebelum pemeriksaan

    Jelaskan pada pasien bahwa pemeriksaan tidak memerlukan

    waktu yang lamaPengaturan temperatur penting untuk pemeriksaan iniE untuk

    col aglutinin tube dihangatkan sampai suhu -2; c sebelum diisi

    dengan spesimen. Fntuk febrile aglutinin, tube di dinginkan.

    etelah pemeriksaan

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    5/26

    $erikan tekanan pada bekas (ena pungsi untuk mencegah

    perdarahan. Awasi adanya perdarahan pada tempat (ena

    pungsi.

    Pastikan spesimen dikirimkan segera ke laboratorium sehingga

    tidak terjadi homolisis. Gakukan pnedinginan pada cold

    aglutinin dan pemanasan untuk febril aglitinin. Pastikan pasien

    tidak terpapar pada temperatur abnormal, yang akan

    mempengaruhi hasil tes.

    b. AcHuired immunode#ciency syndrome A%I serology A%I

    screening, =% antibody tes, western blot tes untuk =% dan

    antibody, G%A untuk =% dan antibody'

    !ipe tes : darah yang didapat dari pungsi (ena

    sebanyak 2 ml

    Dilai normal : tidak ada =% antigen atau antibodi

    Rasional

    A%I serologi tes digunakan untuk mendeteksi antibodi =%, (irus

    yang menyebabkan A%I. =% diketahui sebagai =uman !

    lyphotropic (irus tipe %%% =!G%%%' atau Gymphadenopathyasociated (irus GA'.

    Karena dampak sosial dan medis tes positif =% antibodi, hasil tes

    dan interpretasi harus akurat. %ndi(idu yang terin(eksi =% setelah

    %A screening positif diulang dan tes lain western blot atau %BA'

    untuk mem(alidasi hasil positif.

    G%A untuk tes antibodi =% dalam serum atau plasma karena ini

    tidak mendeteksi antigen (irus, sehingga tidak dapat mendeteksi

    sebelum antibodi tebentuk. ensiri(itas G%A tes berkisar 66

    untuk darah dari orang terinfekasi =% &* minggu atau lebih.

    Kemungkinan false negatif bila infeksi terjadi pada mingu

    pertama.

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    6/26

    P* antigen capture asay dapat mendeteksi lebih cepat dari *1

    minggu setelah infeksi

    aktor yang mempengaruhi hasil serologi #IDS$

    Balse positif Autoimun disease, limpoploriferatif disease,

    leukimia, limpoma, sipilis, alkoholik

    Balse negatif pada masa awal inkubasi atau akhir A%I

    Implikasi keperawatan

    ebelum pemeriksaan

    Jelaskan pada pasien bahwa pemeriksaan tidak memerlukan

    waktu yang lama

    %kuti pentunjuk institusi untuk menjelaskan kerahasiaan dan

    informed consent

    Kebanyakan pasien akan cemas saat tes, pertahankan

    penjelasan yang tidak menghakimi dan berikan waktu pada

    klien untuk mengekspresikan perasaannya

    Perhatikan uni(ersal precaution untuk badan dan darah, pakai

    sarung tangan saat mengambil darah. arung tangan yang

    robek memungkinkan sebagai temapt masuk (irus

    etelah pemeriksaan

    $erikan tekanan pada bekas (ena pungsi untuk mencegah

    perdarahan. Awasi adanya perdarahan pada tempat (ena

    pungsi.

    %kuti kebijakan institusi untuk menyampaikan hasil tes. =asil

    tidak diberikan lewat telpon

    Jika hasil tes positif, jelaskan pada pasien bahwa dimungkinkan

    akibat paparan dari (irus dalam tubuh. =asil positif tidakmengindikasikan pasien terjangkit A%I karena tidak semua

    pasien dengan antibodi positif diikuti dengan A%I

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    7/26

    Kaji paien terhadap gejala A%I seperti demam, kelelahan,

    kehilangan berat badan, anoreksia, diare, pembengkakan

    kelenjar leher.

    Linta klien untuk mengidenti#kasi kontak seksual yang

    memungkinkan mereka untuk diinformasikan dan di tes.

    Pasitkan klien memahami jika tida menggunakan proteksi saat

    hubungan seksual dengan pasangannya akan menempatkan

    pasangannya pada reiko tinggi =%.

    c. Anticardiolipin antibody a+G, A+A'

    !ipe tes : darah 02 ml dari pungsi (ena

    Dilai normal

    %g@ anticardiolipin antibodi M*- g"G

    %gL anticardiolipin antibodi M&&mg"G

    Rasional

    AntifoNolipid antibodi termasuk A+As dan lupus antikoagulan.

    A+As %g@ dan %gL' didapatkan sekitar ; pada pasien dengan

    G. Iinamakan lupus antikoagulan, karena diperlihtakan O 20

    pasien dengan G dan dapat sebagai antikoagulan untuk

    memperpanjang fosfolipid dependen koagulasi tes P!!'. Leskipun

    demikian ini yidak diasosiasikan dengan kondisi terjadinya

    perdarahan. Pasien dengan G dengan A+As positif dan lupus

    antikoagulan beresiko tinggi untuk membentuk antifosfolipid

    antibodi sindrom. Lanifestasi klinik sindrom ini adalah: trombosisarteri dan (ena, neuropsikiatrik disease, abortus spontan rekuren,

    trombositopenia. troke pada usia dewasa muda dapat

    dihubungkan dengan peningkatan le(el antibodi ini. Kedua

    antibodi ini bisa didapatkan pada drug induce lupus, pada non

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    8/26

    outoimune disease seperti sipilis dan infeksi akut dan proses

    penuaan normal.

    aktor yang mempengaruhi

    Balse positif pada pasien dengan infeksi sipilis, terjadi cross

    reaksi dengan radiolabel antibodiyang digunakan dalam 7%A atau

    antibodi yang digunakan pada G%A.

    Base transisi A+As dapat terjadi pada pasien dengan infeksi,

    A%I, in)amasi, outoimun disease atau kanker

    Implikasi keperawatan

    ebelum pemeriksaan

    Jelaskan prosedur pemeriksaan pada pasien. Katakan bahwa

    pemeriksaan tidak memerlukan waktu yang lama

    etelah pemeriksaan

    $erikan tekanan pada bekas (ena pungsi untuk mencegah

    perdarahan. Awasi adanya perdarahan pada tempat (ena

    pungsi.

    d. Aldolase

    !ipe tes : darah yang didapat ddari (ena pungsi

    sebanyak 2 ml

    "ilai normal

    Iewasa : -.; 9 5.* ibleyGehninger F"dl atau ** 9 06 mF

    dalam suhu -2;c % unit'

    Anak : sekitar * kali nilai dewasa

    $ayi : kali nilai dewasa

    Rasional

    Aldolase adalah enim yang digunakan dalam glikolisis glikosa

    sama dengan enim aspartat amino transferase A!' dan +PK.

    Aldolase ada dibanyak jaringan tubuh. !es aldolase banyak

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    9/26

    digunakan untuk mengidenti#kasi muscular"hepatoseluler injuri

    atau destruksi.

    Aldolase meningkat pada muscular atropi, dermatomyositis dan

    polimyositis, proses gangrene, trauma muskulus, muscular infeksi,

    hepatitis kronik, obstruktif jaundice, sirosis hepar.

    Aldolase normal pada neurology disease seperti poliomyelitis,

    mistenia gra(is, multiple sclerosis.

    aktor yang mempengaruhi hasil tes diantaranya injeksi

    intrmuskuler sebelum tes

    Implikasi keperawatan

    ebelum pemeriksaan

    Jelaskan pada pasien bahwa pemeriksaan tidak memerlukan

    waktu yang lama

    =indari pemberian injeksi intra muskuler karena akan

    meningkatkan le(el serum aldolase

    etelah pemeriksaan

    $erikan tekanan pada bekas (ena pungsi untuk mencegah

    perdarahan. Awasi adanya perdarahan pada tempat (ena

    pungsi.

    e. Antimyocardial antibody ALA'

    !ipe tes : darah (ena

    "ilai normal : negati(e jika positif, serum diencerkan'

    Rasional

    ALA tes digunakan untuk mendeteksi outoumun yang

    menyebabkan injuri dan penyakit pada miokardial: penyakitjantung rematik, cardiomyopati, sindrom post torakotomi, post

    myocardial infark.

    !es ini juga tidak hanya untuk outoimun tetapi juga untuk

    monitoring respon treatmen. Penelitian menunjukan adanya serum

    antibody termasuk komplemen dalam area lesi. Antimyocardial

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    10/26

    antibody didapatkan pada *;; pada pasien post myocardial

    atau infark myocardial dressens sindrom'. ALA juga mendeteksi

    cardiomyopati meskipun peran ini pada akhirnya tidak diketahui.

    Implikasi keperawatan

    ebelum pemeriksaan

    Jelaskan prosedur pemeriksaan pada pasien. Katakan bahwa

    pemeriksaan tidak memerlukan waktu yang lama

    etelah pemeriksaan

    $erikan tekanan pada bekas (ena pungsi untuk mencegah

    perdarahan. Awasi adanya perdarahan pada tempat (ena

    pungsi.

    f. Antinuclear antibody ADA'

    !ipe tes : darah (ena pungsi 2 ml

    "ilai normal : titer M &:*;

    Rasional

    Aouto antibody diarahkan kepada bahan inti sel lain anti nuclear

    antibody' atau material sitoplasma anticytoplasmic antibody'.

    ADA digunakan untuk diagnosa bermacammacam penyakit

    outoimun, tetapi yang pokok adalah untuk screening GE tes

    serum lain harus untuk kon#rmasi diagnosa karena penyakit

    rematik lain scleroderma, 7A' dihubungkan juga dengan ADA.

    Balse negati(e pada 0 pasien G . =ubungan antara titer

    peningkatan ADA tes dengan beratnya penyakit adalah

    proporsional.

    aktor yang mempengaruhi Balse positif pada pengabatan dengan klorotiaid, grieoful(in,

    hidralain, penicilin, procainamid, dan obat lain.

    Balse negatif pada pengobatan dengan steroid.

    Implikasi keperawatan

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    11/26

    ebelum pemeriksaan

    Jelaskan prosedur pemeriksaan pada pasien. Katakan bahwa

    pemeriksaan tidak memerlukan waktu yang lama

    etelah pemeriksaan

    $erikan tekanan pada bekas (ena pungsi untuk mencegah

    perdarahan. Awasi adanya perdarahan pada tempat (ena

    pungsi.

    %ndikasikan dalam hasil laboratorium adanya pengaruh obat

    obatan

    Karena pasien ini selalu dalam kondisi imunocomprom.

    %nstruksikan pada pasien dengan penyakit autoimun untuk cek

    tanda infeksi pada tempat (ena pungsi.

    g. +omplement assay

    !ipe tes : darah (ena pungsi 2 ml

    "ilai normal

    !otal komplemen 20 9 &1; F"ml atau 20 9 &1; F"G % unit'

    +- : 00 9 &*; mg"dl atau ;.00 9 &.*; gr"G % unit'

    + : *; 9 0; mg"dl atau ;.*; 9 ;.0; g"G % unit'

    Rasional

    Pengukuran komplemen digunakan terutama untuk mendiagnosa

    angioedema dan monitor akti#tas penyakit pada pasien G

    nefritis, membranoproliferatif nefritis, post strepytokokal nefritis,

    dan penyakit lain yang diperantarai imun. erum komplemen

    adalah kelompok protein globulin yang sebagian adalah enim.

    nim ini memfasilitasi respon imunologik dan in)amasi. istem

    komplemen merusak sel asing dan mengisolasi antigen asing.

    !otal komplemen terkadang di beri label +=0;, terbuat dari 6

    mayor komponen: dar +& sampai +6. Aktifasi komplemen klasik di

    mulai ketika %gL atau %g@ antibodi terikat dengan +&H, sub

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    12/26

    komplemen dari +&. +& mengaktifkan + yang mengakitifkan +*

    dan selanjutnya sampai +6.

    atu diaktifkan, komplemen meningkatkan permiabilitas (askuler,

    antibodi dan >$+ dikrimkan dari daerah ke area imun"antigen

    komplek. $eberapa komplemen meningkatkan kemotaktik,

    pagositosis, ikatan imun antibodi ke antigen.

    +- dan + komponen dapat dikuantitatifkan oleh penghitungan

    dengan pengukuran imunologik langsung. +- mengambil peran

    mayor dari total komplemen. Kekurangan komplemen dapat

    kongenital seperti pada angioedema herediter, penyakit yang

    dihubungkan dengan peningkatan antibodi"antigen serum

    sicknes, G, penolakan transplantasi ginjal, beberapa bentuk

    glomerulonefritis'.

    Komponen komplemen naik mengikuti onset macammacam

    in)amasi kronik atau kerusakan jaringan akut.

    aktor yang mempengaruhi

    Baktor yang mempengaruhi le(el +- adalah suhu ruangan. Jika

    ditinggal dalam suhu kamar lebih dari & jam le(el komplemen

    menjadi rendah. =al ini mengharuskan pengiriman sampelsegera, dan dimasukan dalam lemari pendingin.

    Implikasi keperawatan

    ebelum pemeriksaan

    Jelaskan prosedur pemeriksaan pada pasien. Katakan bahwa

    pemeriksaan tidak memerlukan waktu yang lama

    etelah pemeriksaan

    $erikan tekanan pada bekas (ena pungsi untuk mencegahperdarahan. Awasi adanya perdarahan pada tempat (ena

    pungsi.

    h. +reacti(e protein +7P'

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    13/26

    !ipe tes : darah 2 ml dengan pungsi (ena peri(er

    "ilai normal : M;.5 mg"dl

    Rasional

    +reaktif protein +7P' adalah non spesi#k, reaktan fase akut yang

    digunakan untuk mendiagnosa infeksi bakterial dan penyakit

    in)amasi akut rematik fe(er dan 7'. +7P juga meningkat pada

    nekrosisi jaringan. +7P dalah protein abnormal yang diproduksi

    oleh lifer selama proses infeksi akut. =asil tes positif menunjukan

    kejadian, tetapi tida menunjukan penyebab dari reaksi in)amasi

    akut. intesis +7P dikenalkan dengan antigenimun kopleks,

    bakteri, fungi, dan trauma. Bungsi +7P analog dengan %g@, kecuali

    +7P adalah bukan antigen spesi#k. +7P berinteraksi dengan

    sistem komplemen. !es +7P lebih sensitif dan indikator respon

    cepat dibandingkan dengan 7. Pda perubahan fase akut

    in)amasi, +7P menunjukan peningkatan lebih awal dan dengan

    intensitas lebih dibandingkan dengan 7. +7P tidak tampak

    ketika proses in)amasi ditekan dengan agen antiin)amasi, salisilat

    atau steroid. Iengan demikian +7P bukanlah hal yang baik untuk

    monitoring status penyakit.aktor yang mempengaruhi

    Baktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan +7P menjadi false

    positif adalh %FI akibat adanya proses in)amasi

    Implikasi keperawatan

    ebelum pemeriksaan

    Jelaskan prosedur pemeriksaan pada pasien. Katakan bahwa

    pemeriksaan tidak memerlukan waktu yang lama etelah pemeriksaan

    $erikan tekanan pada bekas (ena pungsi untuk mencegah

    perdarahan. Awasi adanya perdarahan pada tempat (ena

    pungsi.

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    14/26

    i. +ryoglobulin

    !ipe tes : darah pungsi (ena perifer &; ml

    "ilai normal : tidak terdeteksi adanya cryoglobulin

    Rasional

    +ryoglobulin adalh serum imunoglobulin abnormal yang

    dipresipitasikan pada suhu rendah dan redissol(e dengan

    pemanasan. +ryoglobulid dapat presipitasi dengan blood (essels

    dari jari ketika terpapar udara dingin. Pasien seperti ini dapat

    menunnukan pupura, arthralgia, atau raynaud4s fenomena nyeri,

    sianosis, jari yang dingin'.

    erum cryoglobulin yang lebih tingi dari 0 mg"ml

    diasosiasikan dengan multipel myeloma, macroglobulinemia, dan

    leukimia.

    +ryoglobulin antara & 9 0 mg"ml diasosiasikan dengan

    rematoid artritis.

    Ge(el kurang dari & mg"ml dapat diasosiasikan dengan

    G, 7A, infeksius mononukleus %L', hepatitis (iral, endokarditis,

    sirosis dan glomerulonefritis. +ryoglobulin idiopatik atau primer

    tidak diasosiasikan dengan penyakit primer.

    Implikasi keperawatan

    ebelum pemeriksaan

    Jelaskan prosedur pemeriksaan pada pasien. %nstruksikan pada

    pasien untuk fastQ 5 jam sebelum mengikuti tes, jika

    diindikasikan dari laboratorium.

    etelah pemeriksaan$erikan tekanan pada bekas (ena pungsi untuk mencegah

    perdarahan. Awasi adanya perdarahan pada tempat (ena

    pungsi.

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    15/26

    +ryoglobulin dapat disebabkan oleh penyakit yang

    diasosiasikan dengan defek koagulasi. /bser(asi tempat

    pungsi (ena terhadap kemungkinan hematom

    Jika cryoglobulin tredeteksi, instruksikan pasien menghindari

    suhu dingin, untuk meminimalkan gejala 7aynaud4s

    Phenomenon.

    j. pstein$arr (irus titer $'

    !ipe tes : darah pungsi (ena perifer 0&; ml

    "ilai normal

    !iter C &:&; non diagnostik

    !iter &:&; 9 &:1; indikasi infeksi saat undetermin

    !iter R &:-*; menunjukan infeksi aktif

    Rasional

    pstein$arr (irus $' menginfeksi 5; populasi F. etelah

    infeksi, (irus dormant tetapi dapat diaktifkan kembali. $ dapan

    menghasilkan infeksi monoklonal %L', yang dapat terlihat pada

    anakanak, remaja dan dewsa. Lanifestasi klinis berupa fatigue

    akut, demam, nyeri tenggorokan, limpadenopati dan

    splenomegali. =asil laboratorium menunjukan adanya limpositosis,

    limposit atipik, transien serum heterophil antibodi ditunnukan oleh

    $ fase akut.

    iral +apsid Antigen +A' dapat menjadi %g@ atau %gL. %nti $

    inti antigen terletak di nukleus limposit yang terinfeksi. Antigen

    $ yang lain adalah early antigen A'. Ada * tipe A yaitu AI

    difus di sitoplasma limposit', A7 restricted' terbatas di salahsatu area sitoplasma.

    %nterpretasi antibody $ didasarkan pada asumsi:

    etelah infeksi $, anti+A antibodi tampak pertama

    kali

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    16/26

    AntiA antibodi mengikuti anti+A antibodi awal dalam

    kejadian sakit. AntiA antibodi titer lebih dari 5; menunjukan *

    tahun setelah infeksi monoklonal akut, mengindikasikan $

    kronis.

    elama pemulihan, anti+A dan antiA antibodi

    menurun, dan anti $DA antibodi terlihat. Anti$DA terlihat

    selama hidup yang menunjukna pernah terinfeksi sebelumnya.

    etelah pemulihan, anti +A dan anti$DA antibodi

    tetap nampak tetapi dalam rentang rendah.

    Implikasi keperawatan

    ebelum pemeriksaan

    Jelaskan prosedur pemeriksaan pada pasien. Katakan bahwa

    pemeriksaan tidak memerlukan waktu yang lama

    etelah pemeriksaan

    $erikan tekanan pada bekas (ena pungsi untuk mencegah

    perdarahan. Awasi adanya perdarahan pada tempat (ena

    pungsi.

    %nstruksikan pasien dengan inNeksi mononukleus untuk

    megikuti aspek perawatan diri: bed rest selama periode panas,

    gunakan analgesik aspirin' untuk ketidaknyamanan umum dan

    demam, dan gunakan pelega tenggorokan dan berkumur

    dengan air hangat untuk mengatasi tenggorokan sakit.

    k. rythrocyte sedimentation rate 7'

    !ipe tes : darah pungsi (ena perifer 0&; ml

    "ilai normalLetode westergren

    Pria C &0 mm"jam

    Perempuan C *; mm"jam

    Anak C &; mm"jam

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    17/26

    $ayi ;* mm"jam

    Rasional

    rythrocyte edimentation 7ate 7' adalah tes nonspesi#k

    untuk mendeteksi penyakit yang dihubungkan dengan akut atau

    kronik infeksi, in)amasi penyakit (askuler kolagen', neoplasma,

    nekrosis jaringan infark.

    7 mengukur endapan 7$+ dalam larutan saline atau plasma

    dalam periode spesi#k. Karena in)amasi, neoplasma, infeksi dan

    nekrosis meningkatkan protein terutama #brinogen' yang mengisi

    plasma, 7$+ cenderung bertumpuk satu dengan yang lain., yang

    meningktakan berat dan menyebabkan turun dengan cepat.

    aktor yang mempengaruhi

    !erlambat melakukan testingE hasil rendah akan terjadi

    ketika spesimen dibiarkan berdiri lebih dari - jam sebelum tes

    Kehamilan trimester * dan -' menyebabkan ele(asi

    hasil

    Lenstruasi, menyebabkan ele(asi hasil

    $eberapa anemia akan menyebabkan peningkatan

    palsu nilai 7

    Polisitemia akan menurunkan nilai 7

    Penyakit yang meningkatkan prtein akan menunjukan

    peningkatan semu 7.

    Implikasi keperawatan

    ebelum pemeriksaan

    Jelaskan prosedur pemeriksaan pada pasien. Katakan bahwa

    pemeriksaan tidak memerlukan waktu yang lama

    etelah pemeriksaan

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    18/26

    $erikan tekanan pada bekas (ena pungsi untuk mencegah

    perdarahan. Awasi adanya perdarahan pada tempat (ena

    pungsi.

    l. =uman lymphocyte antigen =GA'

    !ipe tes : darah (ena sekitar &; ml dalam heparin.

    "ilai normal : negatif

    Rasional

    =uman lymphocyte antigens =GAs' berada di permukaan >$+

    dan semua nukleus sel di jaringan lainnya., =GA selalu mendeteksi

    lebih mudah permukaan limfosit. Keberadaan dan kehilangan

    antigen ini dijelaskan oleh gen kromosom 1. Kontrol gen lain

    menunjukan atau menutupi adanya =GAA, $, + atau I.

    istem =GA antigen digunakan untuk mengindikasikan

    kompatibilitas jaringan dengan transpalntasi jaringan. Jika =GA

    antigen donor tidak kompatibel dengan resipien, resipien akan

    membuat antibodi untuk antigen tersebut dan mempercepat

    penolakan. ur(i(al transplanatsi jaringan meningkat jika

    kecocokan =GA baik.=GA sistem juga digunakan untuk membantu mendiagnosa

    beberapa penyakit. +ontohnyaE =GA$*2 menunjukan 5; pasien

    dengan reiters sindrom.

    Implikasi keperawatan

    ebelum pemeriksaan

    Jelaskan prosedur pemeriksaan pada pasien. Katakan bahwa

    pemeriksaan tidak memerlukan waktu yang lama etelah pemeriksaan

    $erikan tekanan pada bekas (ena pungsi untuk mencegah

    perdarahan. Awasi adanya perdarahan pada tempat (ena

    pungsi.

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    19/26

    m. =uman !cell lymphotropic (irus %"%% antibody =!G'

    !ipe tes : darah (ena 2 ml

    "ilai normal : negati(e

    Rasional

    $eberapa tipe =!G, retro(irus, aNect human. irus endemik di

    Jepang, pulau Karibia, Amerika selatan, dan Afrika.

    =!G% di asosiasikan dengan !sel leukimia dewasa"limpoma dan

    penyakit neurologik seperti pastik tropikal paraparesis. =!GS%% di

    asosiasikan dengan adult hairy cell leukimia.

    Leskipun =!G dan =% keduanya agen =%, dan kedauanyya

    retro(irus, infeksi =!G tidak dihubungkan dengan A%I. !ransmisi

    =!G hampir sama dengan transmisi =% cairan tubuh

    terkontaminasi, obat %, kontak seksual, menyusui'.

    Implikasi keperawatan

    ebelum pemeriksaan

    Jelaskan prosedur pemeriksaan pada pasien. Katakan bahwa

    pemeriksaan tidak memerlukan waktu yang lama

    etelah pemeriksaan

    $erikan tekanan pada bekas (ena pungsi untuk mencegah

    perdarahan. Awasi adanya perdarahan pada tempat (ena

    pungsi.

    n. %munoglobulin electrophoresis @amma @lobulin lectrophoresis'

    !ipe tes : darah pungsi (ena 2 ml

    "ilai normal

    Ig%$Iewasa :010&210 mg"dl

    Anak:

    &* tahun : 1;&1;; mg"dl

    *- tahun : *;&*;; mg"dl

    & tahun : -;&*;; mg"dl

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    20/26

    16 bulan : **;6;; mg"dl

    *0 bulan : *;;2;; mg"dl

    & bulan : *0;6;; mg"dl

    Ig#$

    Iewasa : 50-50 mg"dl

    Anak:

    &* tahun : *0-0; mg"dl

    *- tahun : &5&0; mg"dl

    & tahun : &0&&; mg"dl

    16 bulan : 55; mg"dl

    *0 bulan : 5; mg"dl

    & bulan : & mg"dl

    Ig&$

    Iewasa :00-20 mg"dl

    Anak:

    6&* tahun : 0;*0; mg"dl

    &5 tahun : 0*;; mg"dl

    16 bulan : -0&*0 mg"dl

    *0 bulan : *0&;; mg"dl& bulan : *;5; mg"dl

    IgD dan Ig' $ minimal

    Rasional

    Protein serum terdiri dari albumin dan globulin. $eberapa tipe

    globulin, salah satu diantaranya adalah gamma globulin. Antibodi

    berisi gama globulin protein yang dinamakan imunoglobulin

    antibodi'. %g@ memberikan 20 dari semua serum imunoglobulin,

    merupakan mayoritas antibodi serum sirkulating. %gA &0 dalam

    imunoglobulin tubuh dan terutama didalam sali(a, kolostrum,

    sekresi respirasi dan gastrointestinal. %gL adalah imunoglobulin

    terutama berespon terhadap grup A$/ darah dan rematoid faktor.

    %gL tidak melewati plasenta, jadi jika ada peningkatan %gL pada

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    21/26

    bayi baru lahir menunjukan adanya infeksi intrauterin. rubela,

    sitomegalo(irus, atau !%'. %g selalu memperantarai respon alergi

    dan diukur untuk mengetahui penyakt alergi. %gI yang

    memberikan jumlah terkecil dalam imunoglobulin jarang

    die(aluaisi atau didetektsi.

    erum imun elektriforesis digunakan untuk mendetksi dan

    monitoring penyakit, termasuk hipersensiti#tas, de#siensi imun,

    penyakit autoimun, penyakit kronik, myeloma multipel, infeksi

    (iral kronik, infeksi fetal intrauterin.

    Implikasi keperawatan

    ebelum pemeriksaan

    Jelaskan prosedur pemeriksaan pada pasien. Katakan bahwa

    pemeriksaan tidak memerlukan waktu yang lama

    etelah pemeriksaan

    $erikan tekanan pada bekas (ena pungsi untuk mencegah

    perdarahan. Awasi adanya perdarahan pada tempat (ena

    pungsi.

    o. Gymphocyte immunophenotyping

    !ipe tes : darah pungsi (ena &; ml dalam sodium heparin, 0

    ml dalam I!A

    "ilai normal

    Sel Prosentase ()* +umlah sel,-lel ! 1;60 5;;*0;;!helper +I' 1;20 1;;&0;;

    ! suppressor+I5'

    *0-; -;;&;;;

    el $ *0 &;;0;Datural killer cell -; 200;;+I"+I5 rasio

    O&.;Rasional

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    22/26

    emua limfosit berasal dari sel stem dalam sumsum tulang.

    Gimfosit yang matang di bone marrow dinamakan limfosit sel $.

    Gimfositt ini menyediakan humoral antibody memproduksi

    antibody'. Gimfosit yang mature di thymus dinamakan limfosit !,

    dan berespon terhadap imunitas seluler. +I helper dan +I5

    supresor merupakan contoh limfosit !. Gimfosit yang tidak

    mempunyai ! atau $ dinamakan natural killer cell dan penyerang

    bahan kimia asing atau kanker.

    aktor yang menghamat

    ariasi diurnalE meskipun ini tidak selalu signi#kan,

    mungkin ada beberapa sebab ketika limfosit rendah. =asil yang

    lebih tinggi dihitung ketika diperkirakan akhir pagi.

    Penyakit (iral ayang ada, dapat menurunkan jumlah

    total limfosit

    Dikotin dan akti#tas berat dapat menurunkan limfosit,

    meskipun data ini pada akhitTrnya masih menjadi pertanyaan.

    tyeroid dapat meningkatkan jumlah limfosit

    /bat imunosupresi akan menurunkan jumlah limfosit.

    Implikasi keperawatan

    ebelum pemeriksaan

    Jelaskan prosedur pemeriksaan pada pasien. Katakan bahwa

    pemeriksaan tidak memerlukan waktu yang lama

    Pertahankan sikap tidak menghakimi terhadap praktek seksual

    pasien

    $erikan waktu bagi pasien untuk mngekspresikan perasaannya

    terkait dengan kemungkinan hasil tes

    etelah pemeriksaan

    $erikan tekanan pada bekas (ena pungsi untuk mencegah

    perdarahan. Awasi adanya perdarahan pada tempat (ena

    pungsi.

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    23/26

    Anjurkan pasien untuk memperhatikan tempat (ena pungsi.

    Pasien dengan A%I atau resipien organ adalah imunocompromi

    dab mudah untuk infeksi

    Linta pasien untuk mendiskusikan harapannya terhadap

    informasi prognosa yang dapat ditunjukan dari hasil tes ini.

    p. Lononucleosis spot tes

    !ipe tes : darah (ena 2&; ml

    "ilai normal : &:*5 titer

    Rasional

    Lononukleus spot tes membantu dalam mendiagnosa infeksi

    mono nukleus, penyakit yang disebabkan oleh $. ering orang

    dewasa muda terinfeksi mononukleosis. Penampakan klinis

    adanya demam, paringitis, limpadenopati, splenomegali. etelah *

    minggu onset penyakit, banyak pasien ditemukan %gL hetero#l

    antibodi dalam serumnya. Ketika antibodi secara serial diencerkan

    sampai &:01, infeksi monoklonal menjadi lebih kuat terlihat.

    Leskipun false positif dapat terjadi pada pasien dengan penyakit

    lain yang menyebabkan peningkatan hetero#l antibodi sepeertilimpoma dan G'.

    =etero#l antibodi normalnya terlihat pada sebagian besar indi(idu

    yang terinfeksi infelksi monoklonal.

    Lonospot tes dilakukan dengan menambahkan serum pasien

    dengan eHuine 7$+ dalam slide. Jika terjadi aglutinasi, berarti ada

    hetero#l antibodi dalam serum pasien tersebut, yang

    mengindikasikan infeksi $. ekitar -; dari kasusu %L memiliki

    hetero#l antibodi negatif. aat suspec %L, disarankan monospot

    tes atau $ serologi diulang.

    Implikasi keperawatan

    ebelum pemeriksaan

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    24/26

    Jelaskan prosedur pemeriksaan pada pasien. Katakan bahwa

    pemeriksaan tidak memerlukan waktu yang lama

    etelah pemeriksaan

    $erikan tekanan pada bekas (ena pungsi untuk mencegah

    perdarahan. Awasi adanya perdarahan pada tempat (ena

    pungsi.

    H. 7heumatoid factor 7B'

    !ipe tes : darah pungsi (ena 2 ml

    "ilai normal

    Degatif M1; F"ml dengan nephelometric testing'

    Pasien /ansia isa se0ara nyata menunjukan peningkatan

    nilai

    Rasional

    7ematoid Baktor 7B' tes digunakan untuk mendiagnosa 7A,

    in)amasi kronik pada sebagian besar persendian. Pada penyakit

    ini, %g@ antibodi diproduksi oleh limfosit dalam membran sino(ial

    bertindak sebagai antigen. %g@ dan %gL antibodi lain bereaksi

    dengan antigen ini untuk memproduksi kompleks imun. Kompleks

    imun ini mengakstifkan sistem komplemen dan sistem in)amasi

    yang menyebabkan kerusakan sendi.

    7B tes mengidenti#kasi %gL antibodi. =ampir 5; pasien dengan

    7A mempunyai titer 7B positif. 7B harus dijumpai dalam titer

    pengenceran lebih besar dari &:5;. Jika kurang dari &:5;

    menunjukan penyakit auto imun seperti G dan scleroderma.

    Implikasi keperawatan

    ebelum pemeriksaan

    Jelaskan prosedur pemeriksaan pada pasien. Katakan bahwa

    pemeriksaan tidak memerlukan waktu yang lama

    etelah pemeriksaan

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    25/26

    $erikan tekanan pada bekas (ena pungsi untuk mencegah

    perdarahan. Awasi adanya perdarahan pada tempat (ena

    pungsi.

    D. DI#%"S# D#" P'R'"#"##"

    Iiagnosa keperawatan untuk penyakit de#siensi imun sangat

    ber(ariasi sangat tergantung dari indi(idu dan gangguannya. ebagai

    contoh, diagnosa keperawatan untuk anak 9 anak dan dewasa dengan

    de#siensi imun seperti Ulinked agammaglobulinemia dan (ariable

    de#siensi pada umumnya' dapat termasuk pola nafas tidak efektif,

    gangguan bersihan jalan nafas dan gangguan pertukaran gas ketikaseseorang mengalami infeksi pernafasan. Iiagnosa keperawatan

    potensial yang rele(an terhadap penyakit imunode#siensi tercantum

    dalam table &

    7encana asuhan keprawatan spesi#k untuk indi(idu yang

    menderita pentakit imunode#siensi juga sangat tergantung pada asal

    penyakit dan

    pengobatannya. ebagai contoh, indi(idu dengan de#siensi fungsi sel

    $ seperti Ulinked agammaglobulinemia diobati secara periodic dengan

    infuse intra(ena immunoglobulin.

    ale 1

    "ursing diagnoses or Immunode50ien0y diseases

    Potensial intoleransi akti(itas

    Potensial gangguan body image

    Potensial koping keluarga tidak efektif

    Potensial koping indi(idu tidak efektif

    Potensial gangguan tumbuh kembang

    Potensial infeksi

    Potensial de#cit pengetahuan

  • 7/21/2019 Pengkajian Keperawatan Imunologi

    26/26

    Potensial gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

    Potensial nyeri

    Potensial gangguan integritas kulit