pengelolaan dana modal pengembangan usaha...
TRANSCRIPT
1
PENGELOLAAN DANA MODAL PENGEMBANGAN USAHA
AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP)
DI DESA GEDEGAN KECAMATAN TLOGOMULYO KABUPATEN
TEMANGGUNG
MENURUT PERMENTAN NO.16 TAHUN 2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam
Oleh:
Pupung Denadaningrum
NIM : 21414059
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
2
3
4
5
6
MOTTO
Bahagia itu karena ikhlas dan selalu bersyukur
7
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Allah SWT Yang telah memberikan nikmat dan karuninya di dunia ini.
2. Kedua orang tuaku Bapak Kabul dan Ibu Ning Sulastri tercinta, yang telah
mendoakan dan memberikan support dalam hal apapun
3. Adikku Isabella Puspitaningrum yang telah menjadi teman curhatku
4. Keluargabesar yang tidak hentinya memberikan dukungan dan doa kepadaku.
5. Rasan2_Squad ( Dianita, Wulan, Erza, Intan, Vivi, Esha, Ummah, Wilda )
terimakasih kalian adalah teman gila.
6. Teman-teman HES 2014 terimakasih untuk empat tahun ini, kalian
memberikan semangat dan pengalaman yang tidak terlupakan.
7. Untuk semua orang yang disekitarku yang tidak bias kusebutkan satu persatu,
terimakasih atas doa kalian.
8
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kehadirat Allah SWT,
karena berkat rahmat- Nya Skripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan
yang diharapakan. Penulis juga beryukur atas rizki dan kesehatan yang telah
diberikan oleh- Nya sehingga penulis dapat menyusun Skripsi ini.
Sholawat dan salam semoga tercurahkan untuk Nabi kita,Rasulullah
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiyah menuju era
kemenangan, beserta segenap keluarga dan para sahabat- sahabatnya.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Strata Satu Fakultas Syariah Jurusan Hukum Ekonomi Syariah,
dengan Judul PENGELOLAAN DANA MODAL USAHA PUAP DIDESA
GEDEGAN KECAMATAN TLOGOMULYO KABUPATEN TEMANGGUNG
MENURUT PERMENTAN NO 16 TAHUN 2008.
Penulis mengakui bahwa dalam menyusun Skripsi ini tidak dapat
diselesaikan tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Karena itulah penulis
mengucapkan penghargaan yang setinggi- tingginya, ungkapan terimakasih
kadang tak bias mewakili kata- kata, namun perlu kiranya penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selakuRektor IAIN Salatiga.
2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari‟ah
9
IAIN Salatiga.
3. Ibu Heni Satar N, SH., MSI selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi
Syari’ah IAIN Salatiga.
4. Bapak Farkhani, SH., MH, selaku dosen Pembimbing Akademik yang selalu
memberikan bimbingan dan pengarahan untuk selalu melakukan yang terbaik.
5. Ibu Dra Siti Muhtamiroh M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan saran, pengarahan, dan masukan sehingga skripsi dapat selesai
dengan maksimal sesuai yang diharapkan.
6. Teman-teman Jurusan Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2014 IAIN
Salatiga, yang selalu mendukung penulis dalam menuntut ilmu.
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan
balasan yang lebih dari yang mereka berikan dan senantiasa mendapatkan
maghfiroh, di lingkupi rahmat dan cinta- Nya. Amin.
Akhirnya, peneliti berharap semoga Skripsi ini bermanfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Salatiga, 17 September 2018
Penulis
Pupung Denadaningrum
21414059
10
ABSTRAK
Denadaningrum, Pupung. 2018. Pengelolaan Dana Modal Usaha PUAP Di
Desa Gedegan Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung Menurut
Permentan No 16 Tahun 2008 Skripsi. Fakultas Syariah. Jurusan. Hukum
Ekonomi Syariah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing:
Dra. Siti Muhtamiroh M.Si.
Kata Kunci : PUAP, Gapoktan, Modal Usaha.
PUAP merupakan program kementerian pertanian bagi petani di
perdesaan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup, kemandirian, dan
kesejahteraan dengan memberikan fasilitasi bantuan modal usaha untuk para
petani yang salah satu tujuannya yaitu memberikan kepastian akses
pembiayaan kepada petani yang dikoordinasi oleh Gapoktan dan dikelola oleh
LKM-A melalui pinjaman bergulir yang digunakan untuk modal pembiayaan
usaha. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik pengelolaan
dana modal usaha PUAP apakah sudah sesuai dengan Permentan No 16
Tahun 2008.
Penelitian ini menggunakan metode field research dengan pendekatan
yuridis. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah Gapoktan dan para
petani anggota yang melalukan pinjamn terhadap dana modal usaha PUAP.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengelolaan dana
modal usaha PUAP dari pemerintah yang dikoordinasi oleh gapoktan dan
dikelola LKM-A melalui pinjaman bergulir kepada petani anggota gapoktan
yang digunakan untuk pembiayaan modal usaha dalam penyalurnya baik
mekanisme, persyaratan dan realisasi pinjaman sudah terlaksana sesuai
dengan tujuan adanya program PUAP yaitu adanya kepastian modal bagi
petani, sehingga dengan adanya bantuan modal usaha PUAP petani bisa
mencukupi kebutuhan modal sebelum memulai masa tanam, dengan begitu
pengelolaan dana modal PUAP sudah sesuai dengan Permentan No16 Tahun
2008.
11
DAFTAR LAMPIRAN
1. Dokumentasi Wawancara
2. Riwayat hidup
12
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................... i
HALAMAN BERLOGO .................................................................................... ii
NOTA PEMBIMBING ...................................................................................... iii
PENGESAHAN ................................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. v
MOTTO ............................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Penelitian .................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
E. Penegasan Istilah ........................................................................................ 6
13
F. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 7
G. Metode Penelitian ...................................................................................... 9
H. Analisis Data ............................................................................................. 12
I. Tahap Penelitian ....................................................................................... 13
J. Sistematika Penulisan............................................................................... 14
BAB II PUAP ...................................................................................................... 15
A. Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan ( PUAP ) ............................. 15
B. Gapoktan .................................................................................................. 22
C. LKM-A .................................................................................................... 31
BAB III PENGELOLAAN DANA MODAL USAHA PUAP OLEH
GAPOKTAN ....................................................................................................... 38
A. Gambaran Umum Desa Gedegan ............................................................. 38
B. Profil Gapoktan ....................................................................................... 42
C. Pengelolaan Dana Modal Usaha PUAP oleh Gapoktan .......................... 45
D. Respon Petani Peminjam ......................................................................... 49
BAB IV ANALISIS PENYALURAN DANA MODAL USAHA PUAP ......... 53
A. Analisis penyaluran Dana Modal Usaha PUAP oleh Gapoktan di Desa
Gedegan .................................................................................................. 53
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 57
A. Kesimpulan .............................................................................................. 57
B. Saran .......................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 60
14
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri,
atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Tidak perlu
diragukan lagi bahwa Indonesia adalah negara dengan potensi agraris yang
sempurna, memberikan ruang seluas-luasnya untuk memanfaatkan potensi
pertanian tersebut. Ketergantungan kita pada pertanian sangat tinggi sebab
hampir seluruh kegiatan perekonomian kita berpusat di sektor terbesar itu.
Kebanyakan petani memiliki kendala atas sumberdaya manusia yang
dimiliki. Terlihat dari rendahnya pendidikan yang dimiliki petani. Ini terjadi
karena masih adanya stigma atau pandangan yang berkembang di tengah
masyarakat bahwa menjadi petani adalah karena pilihan terakhir dikarenakan
tidak memperoleh tempat di sektor lain. Faktor penyebab lainnya adalah
pemerintah yang berpihak pada sektor industri dari pada sektor pertanian yang
berdampak pada semakin menyempitnya lahan yang dimiliki oleh petani
akibat konversi lahan menjadi lahan industri maupun pemukiman. Masalah
paling dasar bagi sebagian besar petani Indonesia adalah masalah keterbatasan
modal yang dimiliki oleh para petani. Masalah modal tersebut di antaranya
16
adalah sebagian besar petani mengalami kekurangan modal untuk berusaha
dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Salah satu kendala peningkatan peranan kelompok tani dalam
mengembangkan usaha anggotanya dalam bidang agribisnis menurut
Pambudy (2006) adalah kurangnya akses petani dalam mendapatkan bantuan
kredit dari bank, serta kurangnya kesadaran petani akan fungsi dan peran
kelompok tani dalam peningkatan posisi tawar petani yang akan bermasalah
pada pengembangan usaha petani.
Untuk mengatasi masalah modal yang menjadi keluhan kebanyakan
petani maka pemerintah memberikan solusi yaitu dengan peluncuran dana
PUAP ( Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan ). Dana PUAP akan
dibagikan kesuluruh desa dan akan di kelola oleh Gapoktan ( Gabungan
Kelompok Tani ). Sebagai kelembagaan tani pelaksana PUAP tentunya
menjadi salah satu penentu sekaligus indikator bagi keberhasilan program
PUAP itu sendiri. Pelaksanaan PUAP diharapkan dapat menjadi jalan tumbuh
dan berkembangnya Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) yang
dimiliki dan dikelola oleh Gapoktan di pedesaan. LKM merupakan unit usaha
gapoktan yang fungsi utamanya adalah mendorong kegiatan menabung dan
fasilitasi pembiayaan atau permodalan usaha kelompok tani atau petani
anggota.
17
PUAP merupakan program kementerian pertanian bagi petani di
perdesaan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup, kemandirian, dan
kesejahteraan dengan memberikan fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani
pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang salah
satu tujuannya yaitu memberikan kepastian akses pembiayaan kepada petani
anggota Gapoktan. Struktur PUAP terdiri dari Gapoktan, penyuluh
pendamping dan Penyelia Mitra Tani sehingga memberdayakan kelembagaan
petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha
agribisnis. Tujuan dilaksanakannya PUAP ( Permentan No 06 tahun 2015 )
adalah :
1. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan
pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan
potensi wilayah
2. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, Pengurus
Gapoktan, Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani, Memberdayakan
kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan
kegiatan usaha agribisnis
3. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring
atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan
4. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring
atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan
18
Dengan diluncurkannya dana PUAP, diharapkan para petani dapat
dengan mudah melaksanakan kegiatan pertanian sebagaimana mestinya tanpa
adanya hambatan modal selain itu dengan adanya dana PUAP, diharapkan
kesejahteraan petani semakin meningkat, serta menjadikan dana bantuan dari
pemerintah ini dikembangkan dan menjadi dampak yang positif bagi
masyarakat dan usaha tani yang maju.
Pelaksanaan penyaluran dana bantuan langsung masyarakat
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (BLM-PUAP) dilakukan melalui
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Namun bukan berarti bahwa dana
tersebut ditunjukkan untuk Gapoktan dan dimanfaatkan untuk keperluan
organisasi Gapoktan. Dana tersebut harus disalurkan kepada rumah tangga
miskin yang merupakan rumah tangga sasaran program PUAP. Gapoktan
melalui LKM-A hanya berperan sebagai pengelola dana BLM-PUAP yaitu
sebagai penyalur dana tersebut kepada rumah tangga miskin dan
mengendalikan pemanfaatannya yaitu usaha agribisnis. Pendistribusian dana
PUAP yaitu dengan cara kerja sama dalam bentuk pinjaman atau utang yang
di berikan oleh Gapoktan kepada para petani, baik petani penggarap ataupun
petani pemilik tanah.
Pada pemberian pinjaman, pengelola dana ( Pengurus Gapoktan )
disebut debitur dan para petani peminjam disebut kreditur. Para kreditur akan
meminjam sejumlah dana dengan waktu pengembalian yaitu 10 ( sepuluh )
19
bulan paling lambat adalah selama 12 ( dua belas ) bulan, dengan cara dikredit
setiap bulannya. Penggunaan dana ini diprioritaskan untuk modal dalam
pertanian. Sehingga sebelum masuk masa tanam para petani sudah memiliki
modal dan rencana untuk kegiatan bertani tersebut.
Dari uraian tersebut, penulis mencoba menelusuri tentang pengelolaan
dana modal usaha PUAP yang diberikan dalam bentuk pinjam meminjam di
kelola oleh gapoktan melalui LKM-A apakah pengelolaan tersebut sudah
sesuai dengan ketentuan dari peraturan mentri pertanian Dengan itu penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “PENGELOLAAN DANA
MODAL USAHA PUAP DI DESA GEDEGAN KECAMATAN
TLOGOMULYO KABUPATEN TEMANGGUNG MENURUT
PERMENTAN NO 16 TAHUN 2008“
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas, penulis mengemukakan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengelolaan dana modal usaha PUAP yang dikelola oleh
gapoktan melalui LKM-A menurut Permentan No. 16 Tahun 2008.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis mengemukakan tujuan
penulisan sebagai berikut :
20
1. Untuk mengetahui dana modal usaha PUAP yang dikelola oleh gapoktan
melalui LKM-A menurut Permentan No. 16 Tahun 2008.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang mekanisme pendistribusian dana modal usaha yang
dikelola oleh PUAP melalui LKM-A yang baik dan benar sesuai peratutan
pemerintah yang berlaku, sehingga dapat dijadikan informasi bagi
pembaca.
2. Manfaat praktis, Dengan adanya penelitian diharapkan bisa menjadi
gambaran bagi para pembaca tentang adanya program pengembangan
usaha agribisnis pedesaan yang di berikan oleh pemerintah kepada
gapoktan dan dikelola oleh LKM-A yang bertujuan untuk memberikan
bantuan modal kepada para petani.
E. Penegasan istilah
Untuk menghindari pembahasan yang meluas dan menghindari
kesalahpahaman pembaca dalam memahami istilah yang di pakai dalam
proposal ini , maka dibuat penjelasan istilah, yaitu :
1. Pengelolaan dana adalah segala bentuk administratif yang dilakukan
dalam beberapa tahapan meliputi perencanaan, penyimpanan, penggunaan,
pencatatan serta pengawasan yang kemudian diakhiri dengan
21
pertanggungjawaban ( pelaporan ) terhadap siklus keluar masuknya dana
pada sebuah organisasi dalam kurun waktu tertentu ( Wikipedia ).
2. Modal adalah uang yang dipakai sebagai pokok ( induk ) untuk berdagang,
melepas uang, dan sebagainya. Harta benda ( uang, barang, dan
sebagainya ) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang
menambah kekayaan ( KBBI ).
3. PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan) adalah bagian dari
pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha
Gabungan Kelompok Tani dalam menumbuh kembangkan usaha
agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran (Permentan, 2008)
F. Tinjauan Pustaka
Kajian pustaka ini bertujuan untuk mengetahui validitas
penelitian. Penelitian terdahulu menjadi suatu pijakan awal, agar terhindar
dari plagiarism. Adapun skripsi tersebut adalah :
1. Skripsi Latifa Siswanti, tahun 2016 yang berjudul pengaruh dana PUAP
terhadap pendapatan anggota kelompok pada Gapoktan di Kelurahan
Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, peneliti mengungkapkan bahwa
Kelurahan Rejosari merupakan Kelurahan yang terbilang masih rendah
dari segi pendapatan, sehingga adanya Program PUAP di anggap tepat
sasaran dan di anggap cukup membantu dalam masalah permodalan,
warga Desa tersebut menggunakan dana modal pada bidang pertanian dan
22
peternakan. Dari penelitian ini di temukan bahwa adanya modal PUAP
berjalan secara efektif, karena terdapat kenaikan pendapatan keluarga pada
setiap tahunnya melalui bantuan modal tersebut, selain itu adanya modal
PUAP dianggap mampu memberikan kesejahteraan bagi para petani
peminjam.
2. Skripsi Gilbarto Frofika Zanzes, tahun 2015 yang berjudul Analisis
Efektivitas Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan serta
Dampak Terhadap Tingkat Pendapatan Kelompok Tani, mengungkapkan
bahwa terdapat perbedaan pendapatan pada masyarakat terutama para
petani yang bergabung menjadi Gapoktan sebelum dan sesudah adanya
bantuan modal usaha PUAP, sebelum adanya modal PUAP banyak petani
yang belum melakukan usaha karena ketiadaan modal namun setelah
adanya Program PUAP sudah hampir semua petani telah melakukan
usaha, selain itu tingkat keberhasilan program PUAP dapat dipengaruhi
oleh kinerja pengurus Gapoktan.
3. Skripsi Rothmadani, tahun 2016, yang berjudul Analisis Efektivitas
Pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)
dengan Pinjaman Modal Pada Gapoktan Tri Tunggal di Kecamatan Pasar
Muara Bunga, peneliti mengunkapkan bahwa Program PUAP di
Kecamatan Muarabunga berjalan secara efektif, faktor penentu tingkat
efektivitas pelaksanaan program PUAP adalah sistem pengolahan dana
23
yang digunakan tepat sasaran, yaitu digunakan sebagai modal usaha,
selain itu adanya pendamping lapangan juga dianggap penting terhadap
keberhasilan para petani, sehingga program PUAP sangat berpengaruh
terhadap pendapatan usaha tani di Gapoktan Tri Tunggal.
Dari beberapa hasil penelitian yang ada, terlihat bahwa ada kedekatan
judul dengan judul penelitian yang penulis lakukan, namun penelitian yang
penulis lakukan berbeda dengan penelitian yang sudah di teliti oleh peneliti
terdahulu. Letak perbedaan ada pada titik tekan yang penulis fokuskan.
Penulis menitikberatkan pada bagaimana pengelolaan dana usaha modal
PUAP di Desa Gedegan sudah sesuai dengan permentan No.16 Tahun 2008
atau belum.
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Untuk memperoleh data yang akurat dan lengkap pada hasil
penelitian nanti, jenis penelitian yang penyusun lakukan adalah
menggunakan penelitian lapangan (field research) , yang merupakan
penelitian secara rinci pada subjek dan objek penelitian. Ide pentingnya
adalah bahwa penelitian ini berangkat dari lapangan untuk mengamati
atau mengadakan pengamatan tentang suatu fenomena dalam suatu
keadaan. Adapun penelitian ini mengambil lokasi di Desa Gedegan
Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung.
24
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Yuridis artinya
mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau fakta
sosial sesuai dengan kenyataan hidup dalam masyarakat ( Utsman. 2014 :
3 ).
2. Sumber Data
Sumber data ialah tempat atau orang dimana data tersebut di
peroleh. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
( Azwar. 1998 : 91 ) sebagai berikut :
a. Data primer
Sumber data primer adalah sumber yang dapat memberikan
informasi secara langsung, serta sumber data tersebut memiliki
hubungan dengan masalah pokok penelitian sebagai bahan informasi
yang di cari. Dengan demikian, data primer dalam penelitian ini adalah
data yang diambil dari sumber pertama berupa hasil wawancara
langsung dengan pengurus Gapoktan dan para petani meminjam dana
modal PUAP.
b. Data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber yang menjadi bahan
penunjang dan melengkapi dalam suatu analisis, selanjutnya data ini
disebut data tidak langsung. Sedangkan data yang termasuk data
25
sekunder pada penelitian ini adalah data yang berasal dari dokumen
yang berkenaan dengan Program PUAP.
3. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
maka metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah :
a. Observasi ( pengamatan )
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian ( Sujarweni. 2014 :
75 ). Dalam observasi, peneliti melakukan pengamatan langsung
terhadap tempat yang dijadikan obyek penelitian yaitu di Desa
Gedegan Kec. Tlogomulyo Kab. Temanggung.
b. Wawancara ( interview )
Wawancara adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk
menggali data scara lisan ( Sujarweni. 2014 : 74 ). Wawancara yang
peneliti lakukan untuk melengkapi pengumpulan data yang diperlukan,
selain melakukan observasi langsung peneliti juga melakukan
wawancara langsung kepada pengurus PUAP dan juga kepada para
nasabah, yang dianggap dapat memberikan informasi kepada penulis
yang berhubungan dengan penelitian.
26
c. Dokumentasi ( pengumpulan data )
Merupakan metode pengumpulan data kualitatif sejumlah besar
fakta data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi (
Sujarweni. 2014 : 33 ). Metode ini digunakan sebagai salah satu
pelengkap data.
H. Analisa Data
Proses analisa data merupakan suatu proses penelaahan data secara
mendalam. Menurut Lexy J. Moleong proses analisa data dapat dilakukan
pada saat yang bersamaan dengan pelaksanaan pengumpulan data meskipun
pada umumnya dilakukan setelah data terkumpul ( Moleong. 2005 : 103 ).
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam memberikan,
menyajikan, dan menyimpulkan data, maka dalam penelitian ini
menggunakan metode analisa deskritif kualitatif, yaitu suatu penelitian yang
mendeskripsikan suatu situasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis
dan akurat ( Danim. 2002 : 21 ).
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis deskriptif. Metode ini merupakan metode analisa data dengan cara
menggambarkan keadaan atau status fenomena dengan kata-kata atau kalimat
yang dipisah-pisah menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Dalam
penelitian ini, pertama peneliti menjelaskan terlebih dahulu mengenai PUAP
dan seluk beluknya, kemudian menghubungkan dengan proses pengembalian
27
dengan sistem cicilan atau kredit setiap bulan. Sebagai langkah penutup
adalah pengambilan kesimpulan, yang mana pengambilan kesimpulan itu
merupakan akhir proses dari sebuah penelitian, dari pengambilan kesimpulan
ini akhirnya akan terjawab pertanyaan ada dalam rumusan masalah didalam
latar belakang masalah.
I. Tahap Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif, yaitu :
1. Tahap sebelum lapangan, yaitu hal-hal yang dilakukan sebelum
melakukan penelitian seperti pembuatan proposal penelitian, mengajukan
surat ijin penelitian, menetapkan fokus penelitian dan sebagainya yang
harus dipenuhi sebelum melakukan penelitian.
2. Tahap pekerjaan lapangan, yaitu mengumpulkan data melalui pengamatan
dan wawancara terhadap nasabah mengenai faktor yang mempengaruhi
sistem utang piutang dana modal usaha pada PUAP.
3. Tahap analisa data, apabila semua data telah terkumpul dan dirasa cukup
maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data-data tersebut dan
mengambarkan hasil penelitian sehingga bisa memberi arti pada objek
yang diteliti.
4. Tahap penulisan laporan, yaitu apabila semua data telah terkumpul dan
telah dianalisis serta dikonsultasikan kepada pembimbing maka yang
28
dilakukan peneliti selanjutnya adalah menulis hasil penelitian tersebut
sesuai dengan pedoman penulisan yang telah ditentukan.
J. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan penelitian, yaitu :
BAB I Pendahuluan, yang merupakan garis-garis besar pembahasan isi pokok
penelitian yang terdiri dari : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah.
BAB II Tinjauan Pustaka, yang bertujuan untuk mengetahui validitas
penelitian terdahulu menjadi suatu pijakan awal suatu penelitian yang
berhubungan dengan bahasan tentang latar belakang PUAP, sasaran PUAP,
tujuan PUAP, penyaluran PUAP, gapoktan dan LKM-A.
BAB III Metode Penelitian, yang berkaitan dengan pendekatan dan jenis
penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, pengumpulan sumber data,
metode pengumpulan data, metode analisis data, pengecekan keabsahan data,
tahap-tahap penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB IV Bab ini merupakan inti dari penulisan penelitian, dimana peneliti
mengemukakan hasil penelitian dan pembahasan, analisis tentang pinjaman
dana modal usaha pada PUAP di Desa Gedegan Kecamatan Tlogomulyo
Kabupaten Temanggung.
BAB V Penutup yang merupakan bagian akhir dari isi pokok penelitian, yang
terdiri dari pembahasan kesimpulan, dan saran.
29
BAB II
PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN
A. PUAP
1. Pengertian
Menurut Departemen Pertanian PUAP merupakan bentuk fasilitasi
bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani pemilik, petani
penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani. Tahun 2002 pemerintah
melalui Departemen Pertanian RI mengeluarkan kebijakan baru dalam upaya
untuk memberdayakan masyarakat dalam berusaha. Kebijakan tersebut
dituangkan dalam bentuk program fasilitasi Bantuan Langsung Masyarakat
(BLM).
Program BLM ini diarahkan untuk pemberdayaan masyarakat yang
mencakup bantuan modal untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi
produktif, bantuan sarana dan prasarana dasar yang mendukung kegiatan
sosial ekonomi, bantuan pengembangan sumberdaya manusia untuk
mendukung penguatan kegiatan sosial ekonomi, bantuan penguatan
kelembagaan untuk mendukung pengembangan proses hasil-hasil kegiatan
sosial ekonomi secara berkelanjutan melalui penguatan kelompok masyarakat
dan unit pengelola keuangan, dan bantuan pengembangan sistem pelaporan
untuk mendukung pelestarian hasil-hasil kegiatan sosial ekonomi produktif .
30
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan
program Departemen Pertanian yang bertujuan untuk mengurangi
kemiskinan,pengangguran, dan kesenjangan antar wilayah dan sektor. Untuk
mendukung pelaksanaan PUAP diawali dengan peningkatan kapasitas
sumberdaya manusia sebagai pelaksana kegiatan PUAP di lapangan. PUAP
merupakan program pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Gabungan
Kelompok Tani (Gapoktan) di perdesaan dengan memberikan fasilitasi
bantuan modal usaha untuk petani pemilik, petani penggarap, buruh tani
maupun rumah tangga tani yang salah satu tujuannya yaitu memberikan
kepastian akses pembiayaan kepada petani anggota gapoktan. Struktur PUAP
terdiri dari Gapoktan, penyuluh pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT)
sehingga dapat lebih memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi
perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis.
2. Tujuan PUAP
Tujuan dilaksanakannya PUAP ( Permentan No.16 Tahun 2008 )
adalah :
a. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan
pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan
potensi wilayah.
31
b. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, Pengurus Gapoktan,
Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani, Memberdayakan kelembagaan petani
dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis.
c. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau
mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan.
d. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau
mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan
Dengan diluncurkannya dana PUAP, diharapkan para petani dapat
dengan mudah melaksanakan kegiatan pertanian sebagaimana mestinya tanpa
adanya hambatan modal selain itu dengan adanya dana PUAP, diharapkan
kesejahteraan petani semakin meningkat, serta menjadikan dana bantuan dari
pemerintah ini dikembangkan dan menjadi dampak yang positif bagi
masyarakat dan usaha tani yang maju.
3. Sasaran PUAP
Adapun sasaran yang diharapkan dari program PUAP ( Permentan
No.16 Tahun 2008 ) adalah :
a. Berkembangnya usaha agribisnis di desa miskin atau tertinggal sesuai
dengan potensi pertanian desa
b. Berkembangnya Gapoktan atau Poktan yang dimiliki dan dikelola oleh
petani.
32
c. Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani atau
peternak (pemilik dan atau penggarap) skala kecil, buruh tani.
d. Berkembangnya usaha pelaku agribisnis yang mempunyai usaha harian,
mingguan maupun musiman.
4. Prosedur pendistribusian dana modal PUAP
Dana modal PUAP adalah bantuan modal yang diberikan oleh
kementrian pertanian kepada Desa miskin, proses penyaluran dana modal
PUAP tersebut melalui beberapa tahap (Permentan No.16 Tahun 2008) yaitu :
Tabel 1.1
a. Tim PUAP pusat, melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan PUAP
melalui pertemuan regular dan kunjungan lapangn ke provinsi dan
kabupaten/kota untuk menjamin pelaksanaan PUAP sesuai dengan
kebijakan umum Menteri Pertanian dan menyelesaikan permasalahan
yang terjadi di lapangan.
33
b. Tim PUAP Tingkat Provinsi, Untuk mengendalikan pelaksanaan PUAP
di tingkat provinsi, Gubernur diharapkan dapat membentuk operation
room yang dikelola oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).
BPTP sebagai sekretariat Tim Pembina PUAP Propinsi dapat
memanfaatkan data base PUAP yang dikembangkan Departemen
Pertanian sebagai bahan dalam penyusunan laporan Tim Pembina
Provinsi kepada Gubernur dan Menteri Pertanian. Tim Pembina PUAP
Provinsi melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan PUAP melalui
pertemuan regular dan kunjungan lapangan ke kabupaten/kota dan
kecamatan untuk menjamin pelaksanaan PUAP sesuai dengan kebijakan
teknis Gubernur serta menyelesaikan permasalahan yang terjadi di
lapangan.
c. Tim PUAP tingkat Kabupaten, Tim Teknis PUAP Kabupaten/Kota
melakukan pengendalian terhadap pelaksamaam PUAP melalui
pertemuan regular dan kunjungan lapangan ke kecamatan dan desa untuk
menjamin pelaksanaan PUAP sesuai dengan kebijakan
teknis/Bupati/Walikota serta menyelesaikan permasalahan yang terjadi di
lapangan. Untuk mengendalikan pelaksanaan PUAP di tingkat
Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota diharapkan dapat membentuk
operation room yang dikelola oleh Sekretariat PUAP Kabupaten/Kota
34
dengan memanfaatkan perangkat keras dan lunak komputer yang
disiapkan oleh Departemen Pertanian.
d. Tim PUAP tingkat Kecamatan, melakukan pengendalian terhadap
pelaksanaan PUAP melalui pertemuan regular dan kunjungan lapangan ke
desa dan GAPOKTAN untuk menjamin pelaksanaan PUAP sesuai
dengan kebijakan teknis Bupati/Walikota.
Sebelum penyaluran dana modal PUAP dilaksanakan maka gapoktan
calon penerima modal harus menyiapkan dokumen administrasi sebagai
berikut :
1) Usulan menjadi pelaksana PUAP (Formulir 1);
2) Data dasar Gapoktan PUAP (Formulir 2) dan data dasar Anggota
Gapoktan (Formulir 2A).
3) Rekening bank yang masih aktif atas nama Gapoktan yang ditandatangani
Ketua dan Bendahara.
4) Perjanjian Kerjasama (PK) antara Direktorat Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian dengan Gapoktan yang ditandatangani oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja Direktorat Jenderal Prasarana
dan Sarana Pertanian dengan Ketua Gapoktan diatas materai Rp.6.000,-.
5) Surat Perintah Kerja (SPK) dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Satuan Kerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian kepada
35
Gapoktan penerima dana BLM-PUAP di atas materai Rp. 6.000,-. SPK
ditandatangani PPK dan Ketua Gapoktan.
6) Berita Acara Serah Terima Uang dana BLM-PUAP yang ditandatangani
oleh PPK Direktorat Pembiayaan Pertanian Satuan Kerja Direktorat
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dan ketua Gapoktan.
7) Pakta Integritas (PI) yang ditandatangani antara PPK Direktorat
Pembiayaan Pertanian, Satuan Kerja Direktorat Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian selaku pengguna barang/jasa dengan ketua Gapoktan.
8) Kuitansi/Bukti Pembayaran yang ditandatangani oleh ketua Gapoktan di
atas materai’
9) Rp. 6.000,- sebesar dana BLM-PUAP yang diterima dan diketahui oleh
Tim Teknis Kabupaten/Kota serta disetujui oleh PPK Direktorat
Pembiayaan Pertanian, Satuan Kerja Direktorat Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian.
10) Surat Pernyataan Tanggungjawab Pelaksanaan (SPTPK) Kegiatan PUAP
yang ditandatangani oleh Ketua Gapoktan di atas materai Rp. 6.000,.
11) Foto copy KTP Pengurus Gapoktan (Ketua, Sekretaris dan Bendahara)
yang masih berlaku, tidak dibenarkan surat keterangan domisili dan atau
surat keterangan sejenis.
12) Foto copy buku tabungan Gapoktan.
36
13) Surat konfirmasi validasi rekening Bank dari Bank setempat untuk
menyatakan bahwa rekening Gapoktan tersebut.
Setelah semua data terverifikasi maka Gapoktan akan menerima
dana modal PUAP, pengurus Gapoktan akan melakukan pengelolaan
terhadap dana bantuan tersebut melalui LKM-A yang dimiliki oleh
gapoktan dan membagikannya kepada para anggota Gapoktan dalam bentuk
pinjaman berupa uang tunai.
B. GAPOKTAN
1. Pengertian
Menurut Mulyana (2000 : 11) Kelompok adalah sekumpulan orang
yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang
mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.273/Kpts/OT.160/4/2007
kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/ pekebun yang dibentuk atas
dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi, lingkungan (sosial, ekonomi,
sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha
anggota.
Menurut Departemen Pertanian (2009), kelompok tani diartikan
sebagai kumpulan orang orang tani atau petani yang terdiri dari petani dewasa
(pria atau wanita) maupun petani taruna (pemuda atau pemudi), yang terikat
37
secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan
kebutuhan bersama, kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan
(sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usaha anggota.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa kelompok tani dapat dikembangkan
melalui kerjasama antar kelompok dalam membentuk Gapoktan.
Pengembangan Gapoktan saat ini dilatarbelakangi oleh kenyataan kelemahan
aksesbilitas petani terhadap berbagai kelembagaan layanan usaha, misalnya
lemah terhadap lembaga keuangan, terhadap lembaga pemasaran, lembaga
penyedia sarana produksi pertanian serta terhadap sumber informasi.
Gapoktan diarahkan sebagai sebuah kelembagaan ekonomi selain itu
diharapkan juga mampu dalam menjalankan fungsi-fungsi lainnya.
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai kumpulan beberapa
kelompok tani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala
ekonomi dan efisiensi usaha. Gapoktan terdiri atas kelompok tani yang ada
dalam wilayah suatu wilayah administrasi desa atau yang berada dalam satu
wilayah aliran irigasi petak pengairan tersier.
Kelompok tani adalah sekumpulan orang-orang tani atau petani, yang
terdiri atas petani dewasa pria atau wanita maupun petani taruna atau pemuda
tani yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar
38
keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan
pimpinan seorang kontak tani (Setiana. 2005: 19).
Menurut Syahyuti (2007: 36), Gapoktan adalah gabungan dari
beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip
kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi dan
pendapatan usahatani bagi anggotanya dan petani lainnya. Pengembangan
Gapoktan dilatarbelakangi oleh kenyataan kelemahan aksesibilitas petani
terhadap berbagai kelembagaan layanan usaha, misalnya lemah terhadap
lembaga keuangan, terhadap lembaga pemasaran, terhadap lembaga penyedia
sarana produksi pertanian serta terhadap sumber informasi. Pada prinsipnya,
lembaga Gapoktan diarahkan sebagai sebuah kelembagaan ekonomi, namun
diharapkan juga mampu menjalankan fungsi- fungsi lainnya serta memiliki
peran penting terhadap pertanian.
2. Dasar pembentukan gapoktan
a. Kepentingan yang sama di antara para anggotanya.
b. Berada pada kawasan usaha tani yang menjadi tanggung jawab bersama di
antara para anggotanya.
c. Mempunyai kader pengelola yang berdedikasi untuk menggerakkan para
petani
d. Memilki kader atau pemimpin yang diterima oleh petani lainnya.
39
e. Mempunyai kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh sebagian
besar anggotanya.
f. Adanya dorongan atau motivasi dari tokoh masyarakat setempat.
3. Fungsi gapoktan
Gabungan Kelompok Tani atau gapoktan adalah gabungan dari
beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip
kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi dan
pendapatan usaha tani bagi anggotanya dan petani lainnya. Gapoktan
memiliki struktur organisasi yang pada tiap bagiannya memiliki fungsi yang
berbeda, berikut adalah struktur organisasi gapoktan dalam bentuk tabel.
Tabel 1.2
40
Gapoktan mempunyai 5 (lima) fungsi, ( Kementrian Pertanian. 2014 )
yaitu sebagai berikut :
a. Gapoktan Berfungsi sebagai Unit Usaha tani
Guna mencapai Gapoktan dapat berfungsi sebagai unit usaha tani,
peran penyuluh pertanian mengarahkan Gapoktan mempunyai kemampuan
sebagai berikut:
1) Mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan produksi
usaha tani yang menguntungkan berdasarkan informasi yang tersedia
(dalam bidang teknologi, sosial, permodalan, sarana produksi dan
sumber daya alam lainnya).
2) Menyusun rencana definitive Gapoktan dan melaksanakan kegiatan
atas dasar pertimbangan efisiensi.
3) Memfasilitasi penerapan teknologi (bahan, alat, cara) usaha tani
anggota sesuai dengan rencana kegiatan Gapoktan.
4) Menjalin kerjasama/kemitraan dengan pihak lain yang terkait dalam
pelaksanaan usaha tani.
5) Mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama
dalam Gapoktan maupun dengan pihak lain.
6) Mengevaluasi kegiatan bersama dan rencana kebutuhan Gapoktan,
sebagai bahan rencana kegiatan yang akan datang.
41
7) Meningkatkan kesinambungan produktivitas dan kelestarian sumber
daya alam dan lingkungan.
8) Mengelola administrasi secara baik.
9) Merumuskan kesepakatan bersama, baik dalam memecahkan masalah
maupun untuk kegiatan Gapoktan.
10) Merencanakan dan melaksanakan pertemuan berkala baik di Gapoktan
maupun dengan pihak lain.
b. Gapoktan Berfungsi sebagai Unit Usaha Pengolahan
Agar Gapoktan dapat berfungsi sebagai unit usaha pengolahan,
peran penyuluh pertanian mengarahkan Gapoktan mempunyai kemampuan
sebagai berikut:
1) Menyusun perencanaan kebutuhan peralatan pengolahan hasil usaha
tani anggotanya.
2) Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pengusaha pengolahan
hasil-hasil pertanian dan dengan pihak penyedia peralatan-peralatan
pertanian.
3) Mengembangkan kemampuan petani anggota Gapoktan dalam
pengolahan produk pertanian.
4) Mengorganisasikan kegiatan produksi petani anggota Gapoktan ke
dalam unit usaha pengolahan hasil pertanian.
42
c. Gapoktan Berfungsi sebagai Unit Usaha Sarana dan Prasarana Produksi
Agar Gapoktan dapat berfungsi sebagai unit usaha sarana dan
prasarana, peran penyuluh pertanian mengarahkan Gapoktan mempunyai
kemampuan sebagai berikut:
1) Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana setiap anggotanya.
2) Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pihak penyedia sarana
dan prasarana produksi pertanian (pabrik, kios saprotan, dan lain-lain).
3) Mengorganisasikan kegiatan penyedia sarana dan prasarana produksi
pertanian dengan dinas terkait dan lembaga usaha sarana dan prasarana
produksi pertanian.
d. Gapoktan Berfungsi sebagai Unit Usaha Pemasaran
Untuk mencapai Gapoktan dapat berfungsi sebagai unit usaha
pemasaran, peran penyuluh pertanian mengarahkan Gapoktan mempunyai
kemampuan sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi serta menganalisis potensi dan peluang pasar
berdasarkan sumber daya yang dimiliki untuk mengembangkan
komoditi yang lebih menguntungkan.
2) Merencanakan kebutuhan pasar dengan memperhatikan segmentasi
pasar (tingkat kemampuan calon pembeli.
3) Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pemasok kebutuhan
pasar/hasil-hasil produksi pertanian.
43
4) Mengembangkan penyediaan komoditi yang dibutuhkan pasar;
Merencanakan kebutuhan pasar dengan memperhatikan segmentasi
pasar (tingkat kemampuan calon pembeli).
e. Gapoktan Berfungsi sebagai Unit Usaha Keuangan Mikro
Untuk Gapoktan dapat berfungsi sebagai unit usaha keuangan
mikro, peran penyuluh pertanian mengarahkan Gapoktan mempunyai
kemampuan sebagai berikut:
1) Menumbuh kembangkan kreativitas dan prakarsa anggota untuk
memanfaatkan informasi dan akses permodalan yang tersedia.
2) Meningkatkan kemampuan anggota untuk dapat mengelola keuangan
mikro secara komersial dan menggali sumber-sumber usaha yang
mampu meningkatkan permodalan.
3) Mendorong dan mengadvokasi anggota agar mau dan mampu
melaksanakan kegiatan simpan-pinjam guna memfasilitasi
pengembangan modal usaha.
4. Ciri ciri gapoktan
a. Adanya pertemuan/rapat anggota/rapat pengurus yang diselenggarakan
secara berkala dan berkesinambungan
b. Disusunannya rencana kerja Gapoktan secara bersama dan dilaksanakan
oleh para pelaksana sesuai dengan kesepakatan bersama dan setiap akhir
pelaksanaan dilakukan evaluasi secara partisipasi
44
c. Memiliki aturan/norma tertulis yang disepakati dan ditaati bersama
d. Memiliki pencatatan/pengadministrasian setiap anggota organisasi yang
rapih.
e. Menfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama di sektor hulu dan hilir;
f. Menfasilitasi usaha tani secara komersial dan berorientasi pasar
g. Sebagai sumber serta pelayanan informasi dan teknologi untuk usaha para
petani umumnya dan anggota kelompok tani khususnya;
h. Adanya jalinan kerjasama antara Gapoktan dengan pihak lain;
i. Adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau penyisihan
hasil usaha/kegiatan Gapoktan.
5. Kriteria Gapoktan penerima bantuan modal usaha PUAP adalah antara lain:
a. Memiliki SDM untuk mengelola usaha agribisnis
b. Mempunyai kepengurusan yang aktif dan dikelola oleh petani
c. Pengurus Gapoktan adalah petani dan bukan aparat Desa/kelurahan
d. Dikukuhkan dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota
e. Tercatat sebagai Gapoktan Binaan dari Balai Penyuluhan Pertanian
(BPP).
45
C. LKM-A
1. Pengertian
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah Lembaga Keuangan yang
khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan
pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam
usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan
simpanan,maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak
semata-mata mencari keuntungan.
Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) adalah salah satu unit
usaha otonom yang didirikan dan dimiliki oleh Gapoktan penerima dana
BLM-PUAP dalam bentuk LKM guna memecahkan masalah/kendala akses
untuk mendapatkan pelayanan keuangan. LKM-A akan melaksanakan fungsi
pelayanan kredit/pembiayaan dan simpanan di lingkungan petani dan pelaku
usaha agribisnis sesuai dengan prinsip-prinsip LKM ( Kementrian Pertanian .
2014 )
LKM-A merupakan lembaga yang dibentuk untuk mengelola dana
PUAP. PUAP merupakan bantuan Pemerintah Pusat kepada petani yang
tergabung dalam Gapoktan yang bersifat sebagai dana bergulir (revolving
fund). Hal ini berarti dana PUAP yang diberikan kepada Gapoktan adalah
sebagai modal kerja untuk menjalankan dan meningkatkan kegiatan usaha
ekonomi produktif dan bukan dana bantuan yang secara Cuma-Cuma
46
diberikan kepada petani tanpa disertai dengan kewajiban untuk
mengembalikannya. Dengan demikian, petani pemanfaat dana PUAP
memiliki kewajiban untuk mengembalikan dana tersebut kepada LKMA
untuk digulirkan kembali kepada petani lain di dalam Gapoktan yang
bersangkutan.
Fungsi LKM-A antara lain menggalang dana anggota dan calon
anggota melalui simpanan dan menyalurkan kepada anggota dan calon
anggota dalam bentuk modal kerja maupun investasi di lingkungannya
melalui fasilitasi pembiayaan (Kementerian Pertanian.2014).
Tujuan pembentukan LKM-A adalah untuk menyelesaikan persoalan
pembiayaan petani skala mikro dan buruh tani yang jumlahnya cukup besar di
perdesaan. Karena selama ini bank konvensional kurang akomodatif terhadap
pembiayaan pertanian. Idealnya, keberadaan LKM-A harus menjadi solusi
bagi petani anggota Gapoktan penerima dana PUAP dalam memperoleh
permodalan untuk menjalankan usahataninya.Pada sisi inilah efektivitas
LKM-A dalam pengembangan program PUAP akan terlihat setelah
dikajikinerja LKM-A dalam pengembangan program PUAP.
LKM gapoktan adalah unit pengelola keuangan mikro gapoktan,
sebuah lembaga keuangan mikro unit usaha gapoktan yang fungsi utamanya
adalah mendorong kegiatan menabung dan fasilitasi pembiayaan atau
47
permodalan usaha kelompok tani atau petani anggota. Berikut adalah struktur
organisasi Gapoktan yang telah memiliki LKM-A dalam bentuk tabel.
Tabel 1.3
2. Tujuan LKM-A
Menurut Subagyono (2011 : 43), beberapa tujuan khusus dibentuknya
LKMA adalah untuk:
a. Memfasilitasi petani/kelompok tani/Gapoktan mengakses modal.
b. Memperluas skala usaha petani.
c. Meningkatkan produksi, produktivitas usahatani, nilai tambah dan daya
saing produk.
d. Mendorong berkembangnya usaha agribisnis perdesaan.
48
e. Mendorong perekonomian pedesaan.
Peran LKMA sejalan dengan tujuan didirikannya lembaga tersebut,
yaitu menyediakan modal bagi petani, meningkatkan akses modal bagi petani,
meningkatkan akses modal petani, meningkatkan produksi, produktivita, nilai
tambah dan daya saing produk usaha agribisnis, mendorong perkembangan
usaha agribisnis dan mendorong perekonomian pedesaan (Kementrian
Pertanian. 2014)
3. Sasaran LKM-A
Sasaran kelembagaan keuangan mikro agribisnis Gapoktan PUAP
adalah :
a. Tersusunnya petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis operasional
pemberdayaan Gapoktan sebagai kelembagaan ekonomi petani sesuai
dengan kultur atau budaya masyarakat setempat;
b. Terlaksananya fasilitasi penumbuhan fungsi pelayanan keuangan dalam
bentuk simpan-pinjam pada Gapoktan;
c. Terbentuknya unit usaha kelembagaan keuangan mikro agribisnis (LKM-
A) pada Gapoktan penerima dana BLM PUAP, dalam upaya melayani
pembiayaan petani/kelompok tani secara berkelanjutan.
4. Modal LKM-A
Modal LKM-A terdiri dari 2 macam ( Kementrian Pertanian. 2013 )
yaitu :
49
a. Modal sendiri
Pada dasarnya modal awal LKM-A berasal dari pendiri dan anggota
Gapoktan PUAP, melalui pola penghimpunan dana dari simpanan pokok
pendiri. Modal milik sendiri berupa :
1) Simpanan pokok
2) Simpanan wajib, dan
3) Simpanan sukarela
b. Modal dari pihak ketiga
Modal usaha dari pihak luar haruslah bersumber dari dana
penguatan modal usaha terutama dana BLM – PUAP yang disesuaikan
dengan peraturan perundang-undangan.
5. Prinsip LKM-A
Menurut Hendayana (2010 : 27 ), terdapat 7 prinsip yang harus
dijadikan acuan dalam penumbuhan LKM-A, yaitu sebagai berikut :
a. Prinsip kebutuhan, artinya LKM-A hanya ditumbuhkembangkan di lokasi
potensial yang petaninya memerlukan dukungan fasilitasi permodalan, dan
belum ada lembaga jasa pelayanan keuangan di lokasi itu. Dengan
demikian LKM-A akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi
masyarakat setempat.
b. Prinsip fleksibilitas. LKM-A yang ditumbuhkembangkan harus disesuaikan
dengan kondisi dan budaya setempat.
50
c. Prinsip partisipatif. Penumbuhan LKM-A harus melibatkan para petani di
lingkungan setempat, sehingga selain dapat mengakomodasi aspirasi
petani, pengembangan yang dibangun secara partisipatif akan mampu
membangun rasa kepedulian dan kepemilikan serta proses melalui bekerja
bersama.
d. Prinsip akomodatif. Dalam hal ini penumbuhan LKM-A harus
mengedepankan pemenuhan kebutuhan nasabah. Persyaratan untuk akses
ke LKM-A disusun sedemikian rupa sehingga bisa membuka peluang
seluas-luasnya untuk menjangkau kebutuhan petani dengan kelengkapan
persyaratan minimal yang dimiliki petani.
e. Prinsip kemandirian. Artinya, meskipun penumbuhan dan pembentukan
LKM-A bertujuan menyediakan permodalan usahatani, namun jangan
sampai menciptakan ketergantungan, tetapi harus mampu mendorong
terjadinya penguatan kapasitas kelembagaan kelompok tani.
f. Prinsip kemitraan. Dalam hal ini penumbuhan dan pembentukan LKM-A
dilakukan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan
(stakeholders), seperti penyedia sarana produksi, tokoh-tokoh masyarakat
tani, dunia usaha, perguruan tinggi, dan instansi sektoral terkait dalam
setiap kegiatan.
g. Prinsip keberlanjutan. Penekanan keberlanjutan adalah pada kemampuan
organisasi LKM-A untuk tetap terus berjalan, meskipun sudah tidak
51
adacampur tangan lembaga atau aparat pemerintah dan swasta yang
mendukungnya.
6. Mekanisme pemberian pinjaman
Mekanisme pemberian pinjaman yang dilakukan oleh LKM-A
(Pasaribu . 2015 : 44 ) yaitu sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana usaha (RU) oleh anggota yang hendak meminjam.
b. Pengajuan pinjaman dengan RU disampaikan kepada ketua kelompok.
c. Ketua kelompok mempelajari RU dan memberikan memo untuk mengajukan
pinjaman ke pengurus LKM-A.
d. Berdasarkan RU dan memo ketua kelompok yang dianggap lebih mengenal
usaha tani dan karakter peminjam, pengurus LKM-A mengeluarkan
pinjaman sejumlah yang dibutuhkan. Pinjaman dikenakan bunga sebesar 2
persen perbulan dengan lama pinjaman rata-rata satu musim tanam
52
BAB III
PENGELOLAAN DANA MODAL USAHA PUAP OLEH GAPOKTAN
A. Gambaran Umum Desa Gedegan
1. Profil Desa Gedegan
Desa Gedegan merupakan salah satu Desa di wilayah Kecamatan
Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung denga batasan wilayah yaitu :
a. Sebelah Utara : Desa Drono Kecamatan Tembarak
b. Sebelah Timur : Desa Gandu Kecamatan Tembarak
c. Sebelah Selatan : Desa Kemloko Kecamatan Tembarak
d. Sebelah Barat : Desa Legoksari Kecamatan Tlogomulyo
Desa Gedegan berada pada krtinggian 900 meter dari permukaan air laut
dan memuliki luas wilayah 66,430 Ha dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 2.1
No Penggunaan Luas ( Ha )
1 Permukiman 5,207
2 Tegalan 57,380
3 Bengkok 1,420
4 Lain-lain 2,432
53
Secara Administrasi Desa Gedegan Terbagi menjadi 1 ( satu ) Dusun
yang terdiri dari 2 ( dua ) Rukun Warga ( RW ) dan 10 ( sepuluh rukun Tangga
( RT ). Jumlah penduduk Desa Gedegan pada akhir 2017 sebanyak 1.044 jiwa,
yang terdiri dari :
a. Penduduk laki-laki sebanyak 538 jiwa
b. Penduduk perempuan sebanyak 506 jiwa
2. Kondisi Sosial
Kondisi masyarakat Desa Gedegan ditunjukan masih rendahnya
kualitas dari sebagian besar SDM masyarakat serta cenderung masih kuatnya
budaya paternalistik ( hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin ).
Meskipun demikian pola budaya seperti ini dapat dikembangkan sebagai
kekuatan dalam pembangunan yang bersifat mobilitas masa. Di samping itu
masyarakat Desa Gedegan yang cenderung memiliki sifat ekspresif, agamis
dan terbuka dapat dimanfaatkan sebagai pendorong budaya transparansi
dalam setiap penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan.
Munculnya masalah kemiskinan, ketenagakerjaan, dan perburuhan
menyangkut pendapatan, status pemanfaatan lahan pada fasilitas umum
menunjukan masih adanya kelemahan pemahaman masyarakat terhadap
hukum yang ada saat ini. Hal tersebut sebagai akibat dari tidak meratanya
tingkat pendidikan yang diperoleh masyarakat.
54
Sedangkan Sarana pendidikan formal cukup memadai dalam rangka
meningkatkan kualitas peserta didik, Pemerintah Desa beserta warga
masyarakat sedang melakukan peningkatan sarana pendidikan berupa
rehabilitasi sarana pendidikan , seperti teerlihat dalam tabel berikut :
Tabel 2.2
No Tingkat Pendidikan Jumlah ( jiwa )
1 Belum/tidak tamat SD 218
2 Tamat SD 582
3 Tamat SLTP 187
4 Tamat SLTA 42
5 Tamat D1-D2 9
6 Tamat S1 6
JUMLAH 1044
Disamping itu, Pemerintah Desa Gedagan berupaya menyediakan
sarana kesehatan agar kesejahteraan masyarakat terjamin, dengan di
bangunnya Poliklinik Desa ( Polindes ) dan tersedia juga tenaga kesehatan
terlatih yaitu bidan Desa.
3. Kondisi Ekonomi
Perekonomian Desa Gedegan secara umum di dominasi pada sektor
pertanian yang sistem pengelolaannya masih sangat tradisional ( pengolahan
55
lahan , pola tanam maupun pemilihan produk pertaniannya ). Cara bertanam
masih sangat monoton pada unggulan tanaman tembakau, dan sedikit tanaman
jagung, cabai, sayuran, serta kacang-kacangan. Disamping ityu, warga
masyarakat ada yang menekuni pada sektor peternakan antara lain ternak
kambing, kelinci serta budidaya lele. Di Desa Gedegan juga terdapat lembaga
perekonomian yang membantu permodalan petani antara lain :
Tabel 2.3
No Jenis Jumlah ( unit )
1 Simpan Pinjam 5
2 Kelompok Tani 2
3 Gapoktan 1
4 Industri Makanan Ringan 1
5 Kelompok Menjahit 1
Dari potensi tersebut masih banyak keterbatasan, maka perlu perhatian
pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan para petani. Disamping itu
peningkatan peran serta tanggung jawab perlu perhatian khusus agar para
petani dapat menambah ilmu pengetahuan, keahlian, ketrampilan serta kerja
keras dalam memperjuangkan kepentingan diri sendiri secara mandiri.
56
4. Agama
Mayoritas penduduk Desa Gedegan menganut agama Islam, sehingga
keadaan sosial keagamaan dalam kehidupan sehari-hari sangat berpegang
teguh pada ajaran agama Islam atau syari’at Islam sebagai agama yang
dianutnya. Penerapan terhadap ajaran agama di Desa Gedegan pada umumnya
secara tradisi diajarkan oleh orang tua kepada anaknya dengan dibantu guru
agama, sehingga aktivitas yang ada dalam masyarakat setempat sangat
mencerminkan nilai-nilai Islami.
Walaupun mayoritas penduduk di Desa Gedegan tersebut beragama
Islam, namun pemahaman keagamaannya masih relatif kurang, khususnya
dalam bidang muamalah. Hal ini terbukti karena masih banyaknya masyarakat
Desa Gedegan yang melakukan praktik muamalah yang belum sesuai dengan
ajaran syariat Islam.
B. Profil Gapoktan Waluyo
1. Sejarah Gapoktan Waluyo
Meningkatnya arus teknologi dan informasi pertanian ahir-akhir ini
memberikan peluang dan juga hambatan bagi kelompok tani sesuai dengan
lingkungan social ekonomi setempat, sehingga membutuhkan adanya
pengembangan kelompok tani ke dalam suatu organisasi yang jauh lebih
besar. Pengembangan kelompok tani dilakukan dengan menggabungkan
kelompok tani ke dalam Gapoktan agar kelompok tani dapat lebih dapat
57
berdaya guna dalam penyediaan sarana produksi pertanian, permodalan,
peningkatan atau perluasan usaha tani, pemasaran serta kerja sama kelompok
tani di Desa Gedegan.
Gabungan kelompok tani (Gapoktan) waluyo dibentuk pada tanggal 11
Juni 2011 Dibentuknya Gapoktan ini merupakan titik awal untuk
meningkatkan kemampuan setiap kelompok tani dalam melaksanakan
fungsinya, meningkatkan kemampuan para anggota dalam mengembangkan
agribisnis serta menguatkan kelompok tani menjadi menjadi organisasi kuat
dan mandiri.
Nama Waluyo sendiri dipilih karena diharapkan dengan nama tersebut
Gapoktan mampu menjadi sebab keberuntungan bagi masyarakat Desa. Sejak
dibentuknya Gapoktan, maka segala bentuk kegiatan, kemitraan serta program
dari pemerintah menjadi tanggungjawab dan mendapat pendampingan dari
Gapoktan.
2. Tujuan Gapoktan Waluyo
a. Menumbuhkembangkan usaha Agribisnis untuk mengurangi kemiskinan
dan pengangguran di pedesaan khususnya di Desa Gedegan Kecamatan
Tlogomulyo Kabupaten Temanggung.
b. Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi pedesaan untuk
pengembangan kegiatan usaha agribisnis.
58
3. Visi dan Misi Gapoktan Waluyo
1) Visi
“Gapoktan yang Mandiri, Handal, dab Berdaya Saing menuju Masyarakat
yang Sejahtera”
2) Misi
a) Menyelenggarakan program kerja Gapoktan secara efisien, efektif
dengan mengutakan pelayanan kepada petani.
b) Memberdayakan petani agar dapat meningkatkan kesejahteraannya.
c) Menyediakan akses informasi dan teknologi pertanian kepada petani
dan masyarakat Desa Gedegan.
4. Struktur Organisasi Gapoktan Waluyo
Dalam pelaksanaan Program PUAP yang didalamnya terdapat
organisasi Gapoktan dimana struktur kepengurusan organisasi. Struktur ini
dibentuk agar pelaksanaan program PUAP berjalan dengan lancar dan tidak
adanya tumpang tindih dalam melakukan kegiatan usaha sehingga semua
terstruktur dengan baik.
Adapun organisasi Gapoktan Waluyo terdiri dari Ketua, Sekertaris,
Bendahara, Unit Usaha Tani, Unit Usaha Pengolahan, Unit Usaha
Pengelolaan dan Produksi, Unit Usaha Pemasaran, Unit Usaha Keuangan
Mikro, yang di tulis dalam bentuk tabel sebagai berikut :
59
Tabel 2.4
C. Penyaluran Dana Modal PUAP oleh Gapoktan di Desa Gedegan Kecamatan
Tlogomulyo Kabupaten Temanggung
Dalam pelaksanaan Program PUAP oleh pemerintah yang ada di Desa
Gedegan maka para petani membentuk suatu kelompok tani bernama Gapoktan
Waluyo. Pembentukan Gapoktan Waluyo untuk menyatukan kepentingan yang
sama ke arah usaha Agribisnis terpadu terutama dalam mengakses pasar dan
permodalan, petani-petani lainnya yang tergabung dalam kelompok tani.
Program pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) merupakan
bantuan langsung masyarakat yang diberikan langsung kepada petani melalui
lembaga gabungan kelompok tani (Gapoktan). Dana PUAP yang diberikan
60
langsung diterima melalui rekening Gapoktan yaitu sebesar 100 juta rupiah
dengan pengawasan oleh dinas pertanian.
Penyaluran BLM-PUAP bagi para petani harus mengutamakan pelayanan
yang baik. Pelayanan yang dimaksud adalah begaimana bantuan tersebut dapat
menjangkau para petani yang membutuhkan dana tersebut. Oleh karena itu,
diperlukan suatu pola pelayanan penyaluran BLM-PUAP yang diinginkan oleh
kelompok sasaran tersebut sehingga penyaluran BLM-PUAP efektif menurut
petani pengguna. Efektivitas penyaluran BLM-PUAP dari sisi pengguna (petani)
dapat dilihat dari faktor-faktor sebagai berikut yaitu persyaratan awal, prosedur
realisasi pinjaman, dan tingkat bunga.
1. Persyaratan Awal
Pengajuan permohonan pinjaman oleh petani dapat diterima apabila
telah memenuhi syarat-syarat yang berlaku. Adapun secara umum
persyaratan tersebut adalah calon peminjam benar-benar merupakan petani,
petani penggarap atau rumah tangga tani yang tergabung dalam kelompok
tani dan Gapoktan aktif di Desa Gedegan, petani juga diharuskan memiliki
simpanan pokok sebesar 50.000 Rupiah serta Simpanan Wajib sebesar
50.000 Rupiah yang sudah masuk dalam rekening LKM-A. Selain itu, calon
peminjam yang akan mengajukan permohonan pinjaman harus melengkapi
beberapa ketentuan administratif antara lain :
61
a. Fotocopy KTP
b. Fotocopy kartu keluarga
c. Tidak memiliki utang kepada pihak lain
d. Membayar biaya administrasi sebesar Rp 10.000.,-
2. Prosedur Realisasi Pinjaman
Gapoktan yang akan diusulkan sebagai calon penerima dana BLM
PUAP diketahui oleh Kepala Desa dan Kepala Penyuluhan Kecamatan
(BKP). Dalam penyaluran di lapangan Gapoktan langsung memberikan dana
tersebut kepada petani dengan persyaratan petani tersebut membuat Rencana
Usaha Anggota (RUA). Dalam RUA tersebut dimana petani merencanakan
jumlah dana yang akan diajukan. Setelah membuat RUA kemudian RUA
tersebut diajukan kepada ketua kelompok tani yang nantinya dilakukan
Rencana Usaha Kelompok (RUK).
Rencana Usaha Kelompok ini merupakan jumlah dana yang
diajukan oleh anggota dalam kelompok tani dimana RUK ini diajukan ke
Gapoktan yang nantinya akan diproses dalam penyusunan Rencana Usaha
Bersama (RUB). Rencana Usaha Bersama ini merupakan perencanaan usaha
yang akan dijalankan oleh Gapoktan Desa Gedegan dalam menjalankan
usaha taninya. Dengan begitu program ini dapat berjalan sebagaimana
mestinya.
62
3. Tingkat Bunga
Pada pengembalian pinjaman, para petani peminjam di kenakan
adanya bunga. Tingkat bunga yang dibebankan kepada petani merupakan
hasil dari Anggaran Dasar dan Rumah Tangga. Besarnya tingkat bunga yang
diberikan di Desa Gedegan adalah 2% per bulan dengan jangka waktu
peminjaman selama 10 bulan atau paling lambat sapai 12 bulan, yaitu sama
dengan petani dikenakan bunga sebesar 20 % pada setiap pinjaman, namun
jika peminjaman lebih dari 10 bulan prosentase bunganya tetap 20 %.
Bila dibandingkan dengan bunga pinjaman di lembaga keuangan
formal maupun non formal lainnya, besarnya tingkat bunga pengguna dana
PUAP termasuk relatif ringan. Selain itu pemberian pinjaman kepada petani
dianggap sangat mudah dalam hal administrasi dan pinjaman diberikan tanpa
harus meninggalkan barang yang digunakan sebagai jaminan.
Dalam pemberian pinjaman Pengurus gapoktan di Desa Gedegan masih
memiliki kendala dalam hal pengembalian, tidak banyak petani yang melunasi
pinjamannya tepat waktu, kebanyakan dari mereka mengalami penunggakan,
faktor yang mempengaruhi adanya penunggakan karena petani mengalami gagal
panen, dalam hal ini pengurus Gapoktan memberikan toleransi waktu sampe
waktu panen kedua.
63
D. Respon Para Petani terhadap Dana Modal Usaha PUAP
Berikut adalah hasil wawancara dengan narasumber :
1. Wawancara dengan Bapak Kabul ( Pengurus Gapoktan )
Dari hasil wawancara tercatat bahwa pada tahun 2018 anggota Gapoktan
kurang lebih berjumlah 100 orang dan kebanyakan dari mereka saat
melakukan usaha dibantu dengan modal PUAP. Kebanyakan petani
meminjam dana modal pada saat memulai masa tanam ( tembakau,
jagung, cabai, dll ), jumlah dana yang dipinjamkan memang tidak begitu
besar, yaitu rata-rata Rp 500.000 sampai Rp 1000.000, namun dengan
adanya modal pinjaman tersebut sudah cukup membantu, karena ladang
yang di garap tidak begitu luas. Ia juga mengatakan bahwa tidak semua
peminjam menggunakan dana modal tersebut untuk usaha, namun ada
yang menggunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pinjaman modal ini diberikan tanpa adanya jaminan, sehingga lebih
mudah prosedurnya dibandingkan harus meminjam ke bank. Waktu
pengembalian adalah sekitar 10 bulan dan paling lambat 12 bulan, dengan
patokan setelah musim panen tembakau, berarti waktu jatuh tempo sudah
dekat, karena tembakau dianggap sebagai sumber pendapatan terbesar
oleh mayoritas warga. Proses pengmbalian boleh dilakukan secara cash
atau kredit, tergantung kondisi keuangan peminjam.
64
Pengurus Gapoktan mengatakan bahwa tidak sedikit petani yang telat
dalam pembayaran pinjaman yang diakibatkan oleh gagal panen, namun
pengurus Gapoktan memberikan toleransi dengan menunda penagihan
pembayaran sampai pada masa panen berikutnya. Apabila sampai pada
panen berikutnya petani tidak melunasi, maka pada tahun yang akan
datang petani tidak bisa mengajukan pinjaman modal PUAP.
2. Wawancara dengan Bapak Bangun ( peminjam )
Bapak Bangun adalah seorang peternak kelinci, ia sudah beberapa kali
meminjam dana PUAP, dana yang ia pinjam sejumlah Rp 1000.000 yang
ia gunakan untuk mengembangkan usaha ternak kelinci, dana tersebut
digunakan untuk memperbanyak kandang kelinci milikinya, sebelum
meminjam dana PUAP ia hanya memiliki sekitar 20 kandang, namun
setelah mendapat pinjaman ia memperbanyak kandang kelinci menjadi
sekitar 45 kandang.
Bapak Bangun melakukan pinjaman sekitar 8 bulan, yaitu pada bulan
Oktober sampai pada bulan Juni, ia melunasi sebelum jatuh tempo dengan
cara cash, ia tidak mengembalikan pinjamannya pada masa panen
tembakau karena ia beranggapan bahwa setelah panen tembakau tidak
selalu untung. Ia melunasi pinjaman dengan hasil penjualan beberapa ekor
kelinci. Ia mengembalikan sejumlah dana yang ia terima ditambah dengan
20% bunga yang menjadi kewajiban para peminjam. Menurutnya, adanya
65
dana modal PUAP tersebut telah membantu peningkatkan pendapatan
keluarga, selain itu ia berpendapat bahwa dana modal PUAP dapat
dipinjam kapan saja asla tidak sedang dalam peminjaman dan dapat
dilakukan tanpa harus meninggalkan jaminan.
3. Wawancara dengan Bapak Ranto ( peminjam dana )
Bapak Ranto adalah tukang sayur keliling, sekitar setahun yang lalu ia
memulai usahanya dengan adanya modal PUAP, awalnya ia hanya bekerja
sebagai buruh tani, namun pendapatnya masih belum cukup untuk
memenihu kebutuhan sehari-hari, kemudian ia memutuskan untuk
berjualan sayur dengan modal Rp 1000.000 yang ia pinjam dari dana
PUAP, ia membayar utangnya dengan cara mencicil ( kredit ), yaitu
sebesar Rp 120.000 /bulan karena jangka waktunya adalah sepuluh bulan.
Ia menganggap bahwa pinjaman dana PUAP begitu mudah dan sangat
membantu. Sebelumnya ia juga pernah meminjam dana tersebut, namun
tidak ia gunakan untuk modal usaha melainkan untuk konsumsi sehari-
hari, ia juga sempat di tegur oleh pengurus Gapoktan karena tidak
melunasi hutangnya setelah jatuh tempo, namun sekarang ia sudah cukup
terbantu dan mampu memenuhi kebutuhan keluarga dan biaya anaknya
sekolah. Dana PUAP menurutnya sangat jatuh sangat tepat pada sasaran
karena dengan adanya PUAP bisa memenuhi kebutuhan modal bagi para
peminjam untuk mengambangkan usahanya.
66
4. Wawancara dengan Ibu Dahwami ( peminjam dana )
Ibu Dahwami adalah seorang pendatang, ia tidak memiliki pekerjaan dan
tidak memiliki keahlian dalam bidang pertanian, ia juga tidak memiliki
cukup modal untuk melakukan usaha, namun dengan meminjam dana
modal PUAP pada tahun lalu, ia memutuskan untuk berjualan mie ayam
dan kupat tahu, ia meminjam dana sejumlah Rp 1000.000 yang ia gunakan
untuk membeli gerobak bekas dan perlengkapan lainnya, setelah beberapa
bulan akhirnya ia bisa mengembalikan uang tersebut secara cash sebulan
setelah jatuh tempo. Dengan adanya dana PUAP ia merasa cukup terbantu
karena proses peminjaman yang begitu mudah dan dilakukan tanpa
jaminan.
67
BAB IV
ANALISIS PENYALURAN DANA MODAL USAHA PUAP
A. Analisis Penyaluran Dana Modal Usaha PUAP oleh Gapoktan di Desa
Gedegan Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program
Departemen Pertanian yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan,
pengangguran, dan kesenjangan antar wilayah dan sektor. Untuk mendukung
pelaksanaan PUAP diawali dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia
sebagai pelaksana kegiatan PUAP di lapangan. PUAP merupakan program
pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di
perdesaan dengan memberikan fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani
pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang salah satu
tujuannya yaitu memberikan kepastian akses pembiayaan kepada petani anggota
gapoktan. Struktur PUAP terdiri dari Gapoktan, penyuluh pendamping dan
Penyelia Mitra Tani (PMT) sehingga dapat lebih memberdayakan kelembagaan
petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis.
Program pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) merupakan
bantuan langsung masyarakat yang diberikan langsung kepada petani melalui
lembaga gabungan kelompok tani (Gapoktan) dan di kelola oleh LKM-A. Dana
PUAP yang diberikan langsung diterima melalui rekening Gapoktan yaitu
sebesar 100 juta rupiah dengan pengawasan oleh dinas pertanian.
68
Dalam penyaluran di lapangan Gapoktan langsung memberikan dana
tersebut kepada petani dengan persyaratan dan melalui mekanisme yang tepat,
sehingga dana modal PUAP bisa tersalur tepat pada sasaran, yang menjadi syarat
dan mekanisme untuk memperoleh dana bantuan PUAP adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi persyaratan
Dalam penyalurannya Gapoktan tidak membedakan antara laki-laki dan
perempuan, yang menjadi syarat untuk memperoleh pinjaman adalah calon
peminjam benar-benar merupakan petani, petani penggarap atau rumah tangga
tani yang tergabung dalam kelompok tani dan Gapoktan aktif di desa
Gedegan. Selain itu petani yang akan meminjam harus memenuhi syarat
administrasi seperti :
a. Fotocopy KTP
b. Fotocopy kartu keluarga
c. Tidak memiliki utang kepada pihak lain
d. Membayar biaya administrasi sebesar Rp 10.000.,-
2. Mekanisme penyaluran
Dalam penyaluran dana modal PUAP, calon petani peminjam harus
memenuhi mekanisme yaiu sebagai berikut :
a. petani membuat Rencana Usaha Anggota (RUA). Dalam RUA
tersebut dimana petani merencanakan jumlah dana yang akan
69
diajukan. Setelah membuat RUA kemudian RUA tersebut diajukan
kepada ketua kelompok tani yang nantinya dilakukan Rencana Usaha
Kelompok (RUK).
b. Rencana Usaha Kelompok ini merupakan jumlah dana yang diajukan
oleh anggota dalam kelompok tani dimana RUK ini diajukan ke
Gapoktan yang nantinya akan diproses dalam penyusunan Rencana
Usaha Bersama (RUB).
c. Rencana Usaha Bersama ini merupakan perencanaan usaha yang akan
dijalankan oleh Gapoktan Desa Gedegan dengan jumlah dana 100 juta
rupiah. Pada desa Gedegan dana tersebut habis tersalur kepada petani
yang digunakan untuk modal usaha tani sebelum mulai masa tanam.
Dalam hal ini, calon petani peminjam mengakui mengalami kendala
dalam hal pembuatan RUA, sehingga perlu adanya pendampingan bukan hanya
dalam hal pengelolaan dana, namun juga dalam hal persyaratan dan mekanisme,
sehingga petani peminjam dapat lebih mudah dalam mendapatkan dana modal
usaha PUAP.
Pinjaman yang diberikan oleh gapoktan di Desa Gedegan adalah sebesar
500.000 Rupiah dan 1.000.000 Rupiah, pemberian ini disesuaikan dengan
kondisi ekonomi para peminjam, bagi petani pemilik lahan biasanya diberikan
pinjaman sebesar 1.000.000 sedangkan bagi petani penggarap diberikan
pinjaman sebesar 500.000 Rupiah, adanya perbedaan tersebut dilandasi oleh
70
prinsip kehati-hatian yang dilakukan oleh gapoktan. Namun perbedaan ini tidak
menjadi masalah karena semua anggota tetap mendapatkan pinjaman yang
digunakan untuk modal usaha.
Dalam pengembalian modal, masih terjadi penunggakan yang disebabkan
oleh gagal panen, namun para pengurus gapoktan di Desa Gedegan memberikan
toleransi dan tambahan waktu pengembalian sampai masa panen kedua, hal
tersebut menjadi kendala bagi pengurus gapoktan. Agar pengembalian dapat
berjalan dengan lancar para pengurus gapoktan memberikan kontrol kepada
petani untuk menyetorkan uang pinjaman beserta bunga pinjamannya kepada
pengurus Gapoktan setiap sebulan sekali, sehingga petani merasa lebih ringan
dalam mengembalikan pinjamannya.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengelolaan dana modal PUAP di
Desa Gedegan Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Dana modal PUAP merupakan dana modal yang berasal dari pemerintah
untuk desa miskin yang penyalurannya dikoordinasikan oleh Gabungan
Kelompok Tani (Gapoktan) dan dikelola oleh LKM-A yang fungsi utamanya
adalah mendorong kegiatan menabung dan fasilitasi pembiayaan atau
permodalan usaha kelompok tani atau petani anggota dalam bentuk pinjaman
bergulir. Salah satu tujuan adanya dana modal PUAP yaitu untuk mengurangi
tingkat kemiskinan dan pengangguran pada suatu desa, selain itu adanya dana
modal PUAP diharapkan dapat membantu permodalan bagi para petani
peminjam. Pinjaman dana modal usaha PUAP diberikan kepada para petani
sebelum memulai masa tanam, sehingga para petani dapat menggunakan dana
tersebut sebagai modal untuk memulai masa tanamnya. Pengajuan permohonan
pinjaman oleh petani dapat diterima apabila telah memenuhi syarat-syarat yang
berlaku. Adapun secara umum persyaratan tersebut adalah calon peminjam
benar-benar merupakan petani, petani penggarap atau rumah tangga tani yang
tergabung dalam kelompok tani dan Gapoktan aktif di desanya. Selain itu, calon
72
peminjam yang akan mengajukan permohonan pinjaman harus melengkapi
beberapa ketentuan administratif lainnya. Selain itu petani yang akan
mengajukan pinjaman diharuskan membuat proposal Rencana Usaha Anggota
(RUA). Dalam RUA tersebut dimana petani merencanakan jumlah dana yang
akan diajukan. Setelah membuat RUA kemudian RUA tersebut diajukan kepada
ketua kelompok tani yang nantinya dilakukan Rencana Usaha Kelompok (RUK).
Rencana Usaha Kelompok ini merupakan jumlah dana yang diajukan oleh
anggota dalam kelompok tani dimana RUK ini diajukan ke Gapoktan yang
nantinya akan diproses dalam penyusunan Rencana Usaha Bersama (RUB).
Rencana Usaha Bersama ini merupakan perencanaan usaha yang akan dijalankan
oleh Gapoktan Desa Gedegan dalam menjalankan usaha taninya. Pemberian
pinjaman kepada petani mengsyaratkan adanya tambahan yaitu 2% pada setiap
bulan, prosentasi bunga tersebut sesuai dengan ketentuan anggaran dasar rumah
tangga yang sudah disepakati bersama. Setelah semua persyaratan terpenuhi
maka pengajuan pinjaman akan terealisasi. Dengan begitu, pengelolaan dana
modal usaha PUAP yang dikoordinasi oleh gapoktan melalui LKM-A dalam
bentuk pinjaman produktif kepada petani telah sesuai dengan Peraturan Mentri
Pertanian N0.16 Tahun 2008 Tentang pedoman umum pengembangan usaha
agribisnis pedesaan ( PUAP ).
73
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan pengurus Gapoktan maupun
masyarakat yaitu :
1. Kepada pengurus Gapoktan, dalam pengelolaan dan penyaluran dana modal usaha
PUAP sebaiknya dilakukan perbaikan sistem dan administrasi agar lebih
terstruktur dan terorganisir sehingga dalam penyalurannya tidak terjadi kesalahan,
selain itu pengurus gapoktan sebaiknya memberikan sosialisasi dan
pendampingan untuk pembuatan RUA bagi anggota gapoktan, sehingga para
petani tidak merasa kesulitan.
2. Kepada para petani peminjam, sebaiknya mengembalikan pinjaman tersebut tepat
pada waktunya, sehingga dana tersebut bisa segera dikelola lagi.
74
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zainuddin. 2016. Motodologi Penelitian Hukum. Jakarta : Sinar Grafika
Direktorat Jendral. 2015. Petunjuk Teknis ( Verifikasi Dokumen Administrasi dan
Penyaluran Dana BLM PUAP )
Hendayana. 2010. Membangun Lembaga Keuangan Mikro Berbasis Komunitas
Petani. Bogor : BBP2TP
Kementrian Pertanian. 2013. Modul Pengembangan Unit Usaha LKM-A Pada
Gapoktan PUAP
.................... 2014. Pedoman Pengembangan LKM-A Pada Gapoktan PUAP
Moleong, J Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Mulyana. 2000. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar . Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Pambudy, R. 2006. Ketahanan Pangan Dalam Sistem dan Usaha Agribisnis:
Pemberdayaan Petani dan Organisasi Petani. Jakarta : Prosding
SeminarHasil Pangan Sedunia XXVI
Pasaribu, S,M dan Taringan, H. 2015. Transformasi Lembaga Keuangan Mikro
Agribisnis ( LKM-A) Menjadi Lembaga Keuangan Mandiri Pedesaan.
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian.
Peraturan mentri pertanian No.16 Tahun 2008 Tentang Pedoman Umum
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan
Peraturan mentri pertanian No.273/kpts/01.160/4/2007
Setiana, Lucie. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor :
Ghalia Indonesia
Subagyono, Kasdi. 2011. Membangun Permodalan Petani di Pedesaan. Jakarta :
Departemen Pertanian Press
Sudarwan, Danim. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : CV Pustaka Setia
75
Sujarweni, V Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : PT. Pustaka Baru
Syahyuti. 2007. Kebijakan Pengembanagan Gapoktan Sebagai Kelembagaan
Ekonomi di Pedesaan. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian.
Utsman, Sabian. 2014. Metodologi Penelitian Hukum Progresif. Yogyakarta :
Puataka Pelajar
76
LAMPIRAN
Wawancara Pengurus Gapoktan
Wawancara Peminjam Dana Modal Usaha PUAP
77
Wawancara Peminjam Dana Modal Usaha PUAP
Wawancara Peminjam Dana Modal Usaha PUAP
78
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Pupung Denadaningrum
Tempat, tanggal lahir : Temanggung, 13 September 1996
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Gedegan RT 05 RW 01, Tlogomulyo Temanggung
Riwayat Pendidikan :
1. RA Masyithoh Desa Gedegan
2. MI Nuurul Huda Gedegan
3. MTs N Kedu
4. MAN 1 Kota Magelang
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 13 September 2018
Penulis
Pupung Denadaningrum
214-14-059