jurusan pendidikan agama islam fakultas...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATERI TATACARA
SHOLAT SUNNAH MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF
TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS)
PADA SISWA KELAS VII A MTs AL BIDAYAH CANDI
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
ABDUL WAHID
114-13-006
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
“ HIDUP INI BAGAIKAN SKRIPSI, BANYAK BAB DAN REVISI YANG HARUS
DILEWATI. TETAPI AKAN BERAKHIR INDAH BAGI MEREKA YANG
PANTANG MENYERAH “
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Orang tua yang sudah mengasuh dan mendidik anak-anaknya.
2. Adikku tersayang yang selalu membantu dan memberi motivasi.
3. Bapak dan Ibu Guru SD Negeri Pakopen 02 yang selalu mendukung dan memberi
semangat untuk penyusunan skripsi ini.
4. Sahabat – sahabat dan teman PAI Ekstensi 2013 yang selalu mendukung dan memberi
semangat untuk penyusunan skripsi ini.
viii
ABSTRAK
Abdul Wahid, 2017. Peningkatan Prestasi Belajar Fiqih Materi Tatacara Sholat Sunnah
Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Team Achievement
Divisions)Pada Siswa Kelas VII A MTS AL Bidayah Candi Bandungan Tahun
2016/2017. Jurusan Pendidikan AgamaIslam (PAI). Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Mufiq, M.Phil
Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode STAD (Student Team Achievement Divisions)
Proses belajar mengajar yang diselenggarakan di sekolah sebagai pusat pendidikan
formal sebagai upaya untuk mengarahkan perubahan pada diri individu secara terencana baik
dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam interaksi belajar sangat dipengaruhi oleh
beberapa komponen antara lain adalah pendidik, lingkungan, dan beberapa komponen lain
yang mendukung dalam proses pembelajaran serta berbagai usaha yang harus dilakukan
untuk menumbuhkan daya tarik dan semangat belajar bagi peserta didik.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan metode
STAD dapat meningkatkan hasil belajar fiqih materi tatacara sholat sunnah di kelas VII A
MTs Al Bidayah Candi Bandungan Kabupaten Semarang.
Metodologi yang digunakan adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) pendekatan
penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat tahapan
utama,yaitu : perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pengamatan (observasi) dan refleksi.Setiap
akhir kegiatan refleksi, sehingga kelemahan-kelemahan setiap siklus dapat dibenahi pada
siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
diterapkannya metode STAD pada mata pelajaran fiqih materi tatacara sholat sunnah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A MTs Al Bidayah Candi Bandungan Kabupaten
Semarang Tahun Ajaran 2016/2017.Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan dari
hasil pra siklus,siklus I dan siklus II yang telah memenuhi klasikal ketuntasan penelitian yaitu
85%.Pada prasiklus nilai yang tuntas KKM adalah 9 siswa atau 45% dengan nilai rata-rata
57%. Sedangkan siklus I nilai yang tuntas sesuai KKM adalah 11 siswa atau 55% dengan
nilai rata-rata 64.Sedangkan pada siklus II nilai yang tuntas 18 siswa atau 90 % dan nilai rata-
ratayang diperoleh 83,5 dari 20 siswa.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulilah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada hamba-hambaNya. Shalawat serta salam kita curahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di yaumul akhir
nanti.
Berkat petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Peningkatan
Prestasi Belajar Materi Tatacara Sholat Sunnah Melalui Pendekatan Kooperatif Model
STAD (Student Team Achievement Divisions) Pada Siswa Kelas VII MTS Al Bidayah
Candi Bandungan Tahun 2016/2017.” Guna memenuhi tugas akhir untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan.
Penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan, semangat
dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
terimakasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung telah membantu hingga tersusun tugas ini, khususnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Rachmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan IAIN
Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag, selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga
4. Bapak Mufiq, M.Phil, selaku pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu
dan pikiran untuk membimbing dan penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Fithriya Agustina, S.Pd, selaku kepala sekolah dan segenap guru MTs Al Bidayah
Candi Bandungan yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
6. Kedua orang tua yang selalu mendoakan, mendidik. Membimbing serta memberi
motivasi
7. Saudara-saudaraku tercinta yang selalu mendoakan dan memotivasi.
x
8. Bapak dan Ibu Guru SD Negeri Pakopen 02 yang sudah memberikan bantuan dan
dorongan dalam penyelesaian skripsi ini
9. Teman-teman PAI Ekstensi 2013 yang tidak dapat saya sebut namanya satu per satu
yang selalu mendukung dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis hanya bisa berdoa kepada Allah SWT, semoga jasa dan bantuan yang telah
diberikan kepada penulis mendapat balasan yang berlipat ganda dan selalu mendapat hidayah
dan ridho-Nya.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin dengan
keterbatasan yang dimiliki tentunya masih banyak kekurangannya.Oleh sebab itu kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca senantiasa penulis harapkan. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat dan barokah bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Bandungan, 22 Agustus 2017
Penulis
Abdul Wahid
NIM. 114-13-006
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN ........................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iii
PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ...................................................................................................vi
ABSTRAK ............................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ..................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 5
E. Definisi Operasional ....................................................................................... 6
F. Kajian Pustaka ............................................................................................... 7
G. Metode Penelitian .......................................................................................... 8
H. Sistematika Penulisan ....................................................................................15
xii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Hasil Belajar ................................................................................ 16
1. Pengertian Hasil Belajar .......................................................................... 16
2. Wujud Hasil Belajar ................................................................................ 16
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................................... 18
B. Pembelajaran Kooperatif ................................................................................ 20
1. Dasar Teori pembelajaran Kooperatif ...................................................... 22
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif .............................................................. 23
C. Tipe Pembelajaran Student Team Achievement Divisions............................. 25
D. Materi Sholat Sunnah Di SMP ........................................................................ 27
1. Salat Kusufdan Salat Khusuf ................................................................... 27
2. Salat Jenazah .............................................................................................. 29
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Al Bidayah Candi Bandungan .................................... 30
B. Fasilitas Sarana dan Prasarana .......................................................................... 31
C. Data Guru MTs Al Bidayah Bandungan ........................................................... 32
D. Subjek Penelitian dan Karakteristik Penelitian ................................................. 32
E. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................................... 34
F. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 34
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Prasiklus ............................................................................................................ 57
B. Hasil Penelitian ................................................................................................. 59
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................ 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 67
B. Saran .................................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 69
DAFTAR TABEL
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
x
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perbatasan MTs Al Bidayah Candi Bandungan
Tabel 3.2 Fasilitas Sarana Dan Prasarana MTs Al Bidayah Candi
Bandungan
Tabel 3.3 Data Guru MTs Al Bidayah Candi Bandungan
Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas VII A MTs Al Bidayah Candi Bandungan
Tabel 3.5 Data Nilai Prasiklus
Tabel 3.6 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Tabel 3.7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Tabel 3.8 Nilai Siklus I
Tabel 3.9 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Tabel 3.10 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
Tabel 3.11 Nilai Siklus II
Tabel 4.1 Data Nilai Prasiklus
Tabel 4.2 Nilai Siswa Siklus I
Tabel 4.3 Nilai Siswa Siklus II
Tabel 4.4 Data Peningkatan Jumlah Siswa Yang Mencapai KKM
Persiklus
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses belajar mengajar yang diselenggarakan di sekolah sebagai pusat pendidikan
formal sebagai upaya untuk mengarahkan perubahan pada diri individu secara terencana
baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam interaksi belajar sangat
dipengaruhi oleh beberapa komponen antara lain adalah pendidik, peserta didik, materi
pelajaran, metode pembelajaran, sarana prasarana, lingkungan, dan beberapa
komponen lain yang mendukung dalam proses pembelajaran serta berbagai usaha yang
harus dilakukan untuk menumbuhkan daya tarik dan semangat belajar bagi peserta didik.
Perkembangan mental peserta didik di sekolah antara lain, meliputi kemampuan
untuk bekerja secara abstraks menuju konseptual. Implikasinya pada pembelajaran, harus
memberikan pengalaman yang bervariasi dengan metode yang efektif dan
bervariasi. Proses pembelajaran juga harus memperhatikan minat dan kemampuan
peserta didik. Dalam proses pembelajaran fiqih, metode mempunyai kedudukan yang
sangat penting untuk pencapaian tujuan karena ia menjadi sarana dalam menyampaikan
materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum. Tanpa metode, suatu materi pelajaran
tidak dapat terproses secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar menuju
tujuan pendidikan yang diharapkan.
Penggunaan metode yang tepat akan sangat menentukan efektifitas dan efisiensi
pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode
lain yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi dengan peserta didik.
Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Pengalaman belajar di sekolah harus fleksibel dan tidak kaku, serta
2
perlu menekankan pada kreativitas, rasa ingin tahu, bimbingan dan pengarahan ke arah
kedewasaan.
Metode pendidikan yang tidak efektif akan menjadi penghambat kelancaran
proses belajar mengajar sehingga banyak tenaga dan waktu terbuang sia-sia. Oleh karena
itu, metode yang diterapkan seorang guru akan berdaya dan berhasil guna jika mampu
dipergunakan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pengamatan riil di lapangan, proses pembelajaran di sekolah dewasa
ini kurang meningkatkan kreativitas siswa, masih banyak tenaga pendidik yang
menggunakan metode konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di
kelas, guru kurang kreatif sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh
sang guru. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga
siswa menjadi pasif.
Pada zaman sekarang ini, banyak sekali guru yang telah banyak menyandang
sebagai guru berpotensi, maka mereka pun dituntut untuk menciptakan metode
pembelajaran yang menyenangkan agar KBM di kelas tidak terlihat monoton. Maka dari
situlah akan terlihat hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran yang dipakai
seorang guru.
Kenyataan yang ada pada saat ini, masalah yang dihadapi oleh siswa/peserta
didik kelas VII A MTs Al Bidayah Candi Bandungan masih banyak yang belum
memahami tentang Tatacara Sholat Sunnah. Ini terlihat pada hasil ulangan harian materi
ini, rata-ratanya masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada saat
dilakukan tes pada materi Tatacara Sholat Sunnah banyak siswa yang belum mampu
menjawab dengan benar dari 20 soal yang disediakan, hanya mampu dijawab 8-12 soal
yang benar. Hal tersebut terjadi karena siswa hanya mendengarkan dan mencatat materi
yang disampaikan oleh guru.
3
Nilai tersebut harus ditingkatkan melalui berbagai model pembelajaran, salah
satunya adalah model Student Team Achievement Divisions (STAD). Materi Tatacara
Sholat Sunnah sangat penting karena sebagai modal kelak jika melanjutkan ke SMA,
dan dalam hidup bermasyarakat. Kemampuan dan kemauan siswa pada materi ini
belum sesuai dengan harapan guru. Materi ini dianggap sulit, maka perlu pembelajaran
lebih kreatif, inovatif dan bervariasi, salah satunya tipe STAD (Student Team
Achievement Divisions).
Dengan tipe ini diharapkan siswa lebih konsentrasi terhadap pelajaran, lebih
senang, tertarik dengan pelajaran dan dapat menyelesaikan soal-soal yang berhubungan
dengan materi, lebih baik dan memuaskan. Proses pembelajaran Fiqih pada Tatacara
Sholat Sunnah selama ini belum memperoleh hasil yang baik, perlu ditingkatkan
dengan melalui berbagai model pembelajaran.
Siswa dibiasakan untuk bekerja kelompok, dan saling membantu sehingga jika ada
anggota kelompok yang belum memahami materi, siswa yang lain dalam kelompok
tersebut bertanggung jawab untuk memberitahu sampai semua anggota kelompok
memahami materi. Dari sekian banyak soal-soal latihan yang diberikan guru pada materi
ini, masih banyak siswa yang belum memahami, dan mengalami kesulitan. Peneliti terus
mencari cara-cara yang baik dan benar dalam menyelesaikan soal-soal yang berhubungan
dengan tatacara sholat sunnah dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian nantinya siswa benar-benar memahami Tatacara Sholat Sunnah dan dapat
menyelesaikan soal-soal dengan tepat dan benar dari apa yang diketahui, apa yang
ditanyakan dan apa jawaban pada soal tersebut.
B. Rumusan Masalah
4
Berdasar pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah
“Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement
Divisions) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII A MTs Al Bidayah Candi
Bandungan dalam memahami Tatacara Sholat Sunnah?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) dapat
meningkatkan prestasi belajar materi Tatacara Sholat Sunnah kelas VII A MTs Al
Bidayah Candi Bandungan.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis
Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan
metode pembelajaran STAD pada MTs sehingga dapat dijadikan suatu inovasi baru
dalam pendidikan.
Secara praktis
Manfaat penelitian yang diharapkan sebagai berikut :
a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam penyelesaian kegagalan siswa
dalam kegiatan belajar dan mengajarnya
b. Memberikan kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran.
5
c. Memberikan pengalaman langsung kepada guru kelas untuk memecahkan
permasalahan secara terencana dan sistematis yang terkait dengan model
pembelajaran kooperative tipe STAD di madrasah, khususnya di kelas VII A MTs
Al Bidayah Candi Bandungan.
E. DEFINISI OPERASIONAL
1. Peningkatan
WJS Poerwadarminto (1984: 628 dan 1078) menyimpulkan bahwa
“peningkatan adalah suatu bentuk hasil usaha mempertinggi atau membuat lebih,
sedang kemampuan adalah kesanggupan, ketrampilan, atau kekuatan.”
2. Prestasi Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 246), prestasi adalah
sesuatu yang dicapai. Sedangkan istilah belajar diartikan sebagai bagaimana siswa
belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap
(Dimyati dan Mudjiono, 1999: 78).
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sesuatu yang
dicapai, yang dapat dilihat sebagai suatu proses. Sebagai suatu proses,
mengoptimalkan semua komponen belajar nampak keterlibatan atau keaktifan
siswa dalam proses memperoleh pengetahuan tersebut.
3. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan
sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk memahami
materi pelajaran (Trianto, 2008: 94).
6
4. Tipe STAD
Tipe STAD dikembangkan oleh Slavin dan merupakan salah satu tipe
kooperatif yang menekankan adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk
saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna
mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2009: 89)
F. KAJIAN PUSTAKA
Penelitian hasil belajar fiqih dengan menggunakan metode STAD pernah
dilakukan oleh seorang peneliti yang bernama Umar Faruk dari UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta dengan judul peningkatan hasil belajar fiqih kelas VII dengan metode STAD
di MTs Negeri Gunung Kidul Yogyakarta. Kesimpulannya bahwa penerapan metode
STAD pada PAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTs Negeri Gunung
Kidul Yogyakarta. Dengan dibuktikan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II yang
telah memenuhi klasikal ketuntasan penelitian yaitu 85%. Pada siklus I ini nilai yang
tuntas sesuai KKM sebanyak 7 siswa atau 50% dan nilai rata-rata yang diperoleh 54,28.
Sedangkan pada siklus II nilai yang tuntas sebanyak 13 siswa atau 92,85% dan nilai rata-
rata yang diperoleh 81,42.
Penelitian yang lain yaitu penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti yang
bernama Markus Widiyantoro dengan judul peningkatan hasil belajar Matematika melalui
metode STAD bagi siswa kelas VIII di SMP N 1 Bringin Kabupaten Semarang.
Kesimpulan penelitian tersebut adalah penerapan metode STAD dapat meningkatkan hasil
belajar Matematika. Dengan hasil belajar mulai siklus I dengan nilai rata-rata 70 dengan
presentase 60%, siklus II meningkat menjadi 82 dengan presentase 93%. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar tersebut telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal
7
yaitu nilai rata-rata 70 dan ketuntasan KKM kelas minimal 85% yang menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan.
Perbedaan dengan penelitian pertama adalah pada materi thaharoh, sedangkan
materi dari penulis adalah materi sholat sunnah. Sedangkan perbedaan dengan penelitian
kedua adalah pada mata pelajaran fiqih.
Dari perbedaan yang peneliti paparkan diatas, maka penelitian ini berbeda dari
penelitian sebelumnya.
G. METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan model PTK (Penelitian
Tindakan Kelas). Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.
1. Setting Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas VII A MTs Al Bidayah Candi Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang. Direncanakan untuk 2 (dua) siklus. Alokasi
waktu untuk setiap pembelajaran adalah 2x35 menit.
b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa siswi kelas VII A MTs Al Bidayah
Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yang berjumlah 20 (dua
puluh) orang siswa. Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh satu orang guru
sebagai mitra (kolaborator) dan pokok bahasan yang digunakan dalam
pebelajaran ini adalah “sholat sunnah”.
8
c. Fokus Tindakan
Fokus tindakan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa.
Untuk setiap siklus, fokus tersebut adalah :
1) Siklus I : Meningkatkan kompetensi guru merancang dan mengelola model
pembelajaran dengan metode STAD untuk meningkatkan hasil belajar melalui
diskusi kelompok.
2) Siklus 2 : Meningkatkan kompetensi guru merancang dan mengelola model
pembelajaran dengan metode STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dua siklus, dimana setiap siklus terdiri dari empat
tahapan utama, yaitu: perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pengamatan (observasi) dan
refleksi. Setiap akhir kegiatan siklus diadakan refleksi, sehingga kelemahan-
kelemahan setiap siklus dapat dibenahi pada siklus berikutnya.
Perencanaan
SIKLUS I Refleksi pelaksanaan
pengamatan
perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
?
Refleksi pelaksanaan
9
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan meliputi: membuat
skenario pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat
lembar observasi guru dan siswa untuk melihat bagaimana kondisi belajar
mengajar di kelas ketika metode pembelajaran diaplikasikan, membuat tugas-
tugas yang harus dikerjakan selama proses pembelajaran oleh setiap kelompok
untuk mencapai indikator hasil belajar.
b. Pelaksanaan dan Observasi
Pelaksanaan penelitian yang dimaksud adalah langkah realistis yang
ditempuh oleh peneliti bersama kolaborator di lapangan. Tahap pelaksanaan
tindakan merupakan tahapan inti dalam tiap siklus. Tahapan tindakan diawali
dengan orientasi, pra-tindakan, pelaksanaan serta observasi yang dilakukan oleh
peneliti dan mitra (kolaborator).
1) Orientasi
Orientasi yang dilakukan peneliti dan kolaborator adalah memantapkan
konsep-konsep penting tentang PTK. Studi tersebut berupa :
a) Menyamakan persepsi peneliti, kolaborator dan kepala sekolah tentang
PTK.
b) Menyamakan pemahaman peneliti dan kolaborator tentang metode STAD.
c) Menetapkan siklus dan fokus tindakan, pokok bahasan serta instrument
dan persiapan mengajar yang akan digunakan.
2) Pra Tindakan
Pelaksanaan tindakan sebelum PTK dilakukan dalam bentuk
pembelajaran. Peneliti melakukan persiapan sebagai berikut :
10
a) Bersama kolaborator mendiskusikan rencana umum PTK sebagai upaya
untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar mata
pelajaran fiqih.
b) Menetapkan indikator-indikator instrument untuk masing-masing aspek
fokus tindakan baik bagi guru ataupun siswa.
c) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pembelajaran
Setiap siklus dilaksanakan dengan satu kali pembelajaran. Pola tindakan
setiap siklus tersebut adalah sebagai berikut :
1) Merancang tindakan pembelajaran, antara lain : pembuatan rencana
pembelajaran, pembuatan lembar kerja siswa, instrument pengamatan kinerja
guru, lembar pengamatan kinerja siswa dan lembar evaluasi siswa.
2) Melaksakan tindakan dan observasi pembelajaran, pada saat berlangsung
tindakan pembelajaran, peneliti dan mitra (kolaborator) bertindak sebagai
observer.
c. Tahap Refleksi
Data yang terkumpul dari hasil observasi terhadap setiap pembelajaran
segera diolah dan dideskripsikan maknanya dengan cara diklasifikasikan,
dianalisis, didiskusikan dan dikaji ulang bersama dengan kolaborator, terutama
yang berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam proses
pembelajaran. Hasil kegiatan refleksi ini digunakan sebagai bahan untuk
pertimbangan penyusunan rencana tindakan berikutnya. Peneliti dan kolaborator
menganalisis dan merefleksi pelaksanaan dan hasil tindakan siklus I. Berdasarkan
hasil analisis dan refleksi terhadap tindakan siklus I dijadikan dasar pertimbangan
dalam menentukan rencana perbaikan di siklus II.
11
d. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang akan dianalisis adalah data terkumpul, baik pada waktu
pra-tindakan, selama tindakan maupun sesudah tindakan pembelajaran
dilaksanakan. Dalam penelitian ini digunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu
:
1) Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data perencanaan dan
kinerja guru dalam proses pembelajaran.
2) Penilaian Kinerja Siswa
Penilaian kerja siswa merupakan alat untuk mengukur kemampuan
siswa dalam penguasaan materi melalui metode STAD ini.
3) Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
e. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data berupa data kuantitatif, yaitu pengelompokan jenis
kinerja yang diobservasi dan direfleksi pada setiap siklus tindakan, Setelah
kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan tes formatif setiap siklus. Tes formatif
tesebut untuk menguji hasil belajar. Maka setelah diberikan layanan informasi
cara belajar aktif kemudian hasilnya dibandingkan untuk mengetahui perbedaan
rata-rata hasil tes setiap siklus sekaligus untuk menguji hipotesis dalam penelitian
ini. Dalam penelitian ini data-data yang diperoleh akan dianalisis dengan cara
statistik. Peneliti menggunakan dua tahapan untuk menganalisis data yang
terkumpul, yaitu analisis pendahuluan dan analisis lanjut.
12
1) Analisis Pendahuluan
Dalam analisis pendahuluan ini peneliti menggunakan persentasi dari
capaian kinerja atau prestasi siswa dari tiap siklus berdasar nilai KKM. Data
yang diperoleh akan dianalisis dengan cara statistik. Adapun rumusnya
sebagai berikut :
Nilai akhir = maksimalskor Jumlah
KKM lulus yangJumlah x 100
2) Analisis Lanjut
Dalam analisis lanjut ini peneliti mengevaluasi hasil atau kesimpulan
yang didapat pada analisis data pada siklus yang sudah terlaksana dan setelah
melakukan refleksi mengenai hasil ketuntasan siswa yang diperoleh dari tiap-
tiap siklus. Maka hasil dari evaluasi tersebut digunakan untuk membuat
rencana analisis lanjutan (Wardani dan Kuswaya, 2011: 2.34). Indikator
keberhasilan guru apabila siswa yang tuntas mencapai 85% dari jumlah total
siswa dalam satu kelas memperoleh nilai > 60. Adapun rumus untuk
menganalisis data lanjutan dalam satu kelas adalah sebagai berikut :
P= kelassatu dalam siswaJumlah
tuntasyang siswaJumlah x 100
Dengan analisis data tersebut peneliti dapat mengetahui seberapa besar
peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi sholat sunnah melalui metode
STAD.
13
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas
BAGIAN AWAL yang berisi halaman judul skripsi, lembar pengesahan, abstrak,
kata pengantar dan daftar isi.
BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, kajian pustaka, metodologi penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan teori, berisi Pengertian hasil belajar, metode STAD, materi
sholat sunnah.
BAB III Hasil penelitian, paparan hasil penelitian yang terdiri dari profil sekolah,
deskripsi pelaksanaan penelitian, pelaksanaan siklus I dan silkus II.
BAB IV Pembahasan, berisi analisis penelitian dan pembahasan penelitian.
Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran.
Bagian Akhir, berisi datar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup
peneliti.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Yang dimaksud dengan hasil belajar siswa di sini adalah kemampuan-
kemampuan yang diperoleh siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Dr. Nana
Sudjana, 2012: 22). Belajar itu sendiri merupakan proses yang dilalui oleh seseorang
untuk mendapat perubahan perilaku yang menetap. Dalam kegiatan pembelajaran,
guru menetapkan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang diperoleh telah sesuai dengan
tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Salah satu tugas guru
adalah mengevaluasi taraf keberhasilan rencana dan pelaksanaan belajar peserta didik.
2. Wujud Hasil Belajar
Ada beberapa perilaku yang muncul tanpa melalui proses belajar, yakni gerakan
reflek dan insting. Namun ada perilaku yang tidak harus dipelajari dan ada pula
perilaku yang harus dipelajari. Walaupun ada beberapa yang tanpa dipelajari sudah
menjadi bagian dari diri individu.
Menurut Syah (dalam Lilik Sriyanti, dkk (2009: 20)) wujud hasil belajar dapat
dilihat adanya delapan wujud perubahan, yaitu :
a. Kebiasaan
Hasil belajar salah satunya adalah adanya perubahan kebiasaan dalam diri
individu. Orang yang berhasil belajar akan mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang
15
tidak diperlukan. Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang berperilaku
positif yang relatif menetap dan positif.
b. Keterampilan
Kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot yang bersifat
motorik merupakan sebuah keterampilan. Kegiatan ini membutuhkan koordinasi
gerak yang teliti dan memerlukan kesadaran yang tinggi. Oleh sebab itu hasil
belajar dapat dilihat dari tingkat keterampilan yang dimiliki oleh setiap individu.
c. Pengamatan
Pengamatan juga dapat diartikan proses menerima, menafsirkan dan
mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indera, terutama mata dan
telinga. Setiap individu yang belajar akan menghasilkan pengamatan yang
objektif dan benar.
d. Berfikir Asosiatif dan Daya Ingat
Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya mampu berfikir asosiatif
dan meningkatkan daya ingat. Berfikir asosiatif maksudnya berfikir untuk
menghubungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya. Orang yang belajar akan mudah
melakukan berfikir asosiatif tersebut.
e. Berfikir Rasional dan Kritis
Proses belajar akan menjadikan seseorang berfikir rasional dan kritis.
Berfikir rasional berarti mampu menggunakan logika untuk menentukan sebab-
akibat, menganalisis, menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu.
f. Sikap
Sikap adalah kecenderungan yang relative menetap untuk mereaksi
terhadap suatu hal. Hasil belajar akan ditandai muncul kecenderungan baru dalam
diri seseorang dalam menghadapi suatu objek.
16
g. Inhibisi
Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan kesanggupan individu untuk
mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu dan mampu memilih
dan melakukan tindakan lain yang lebih baik. Hasil belajar dapat dilihat adanya
kesanggupan individu dalam melakukan sesuatu secara baik.
h. Apresiasi
Hasil belajar dapat dilihat dari adanya apresiasi dalam diri individu yang
belajar. Orang yang belajar akan muncul kemampuan untuk menilai dan
menghargai terhadap sesuatu objek tertentu.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2015: 23), yang mempengaruhi
hasil belajar Secara umum dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar
individu sehingga menentukn kualitas hasil belajar.
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar. Faktor internal terdiri atas faktor fisiologis dan faktor psikologis.
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik individu.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
mempengaruhi proses belajar.
17
b. Faktor Eksternal
Menurut syah (2003) dalam Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni ( 2015: 32)
menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor
lingkungan nonsosial.
1) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa
manusia. Faktor eksternal yang berupa sifat sosial, dapat dipilah menjadi
faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
keluarga termasuk teman pergaulan.
2) Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa
kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Kondisi fisik berupa cuaca, alat,
gedung, dan sejenisnya.
B. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang sudah dan sengaja
mengembangkan interaksi yang silih asih untuk ketersinggungan dan kesalah pahaman
yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat.
Seperti yang diungkapkan Slavin (2008:4) pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan pencapaian prestasi siswa, dan akibat positif lainnya yang dapat
mengembangkan hubungan antar kelompok, saling membantu yang satu dengan
lainnya. Menurut Slavin (2008:5) pembelajaran kooperatif memiliki lelebihan untuk
mengembangkan hubungan antar siswa, teman sekelas dalam kelompoknya, saling
mendukung untuk berhasil lebih baik dalam pembelajaran.
18
Menurut Slavin (2008:10) ada tiga konsep penting yang menjadi karakteristik
pembelajaran kooperatif, yaitu 1). Penghargaan tim; 2). Tanggung jawab individual; 3).
Kesempatan sukses yang sama. Menurut Slavin (1995:4), pembelajaran kooperatif
adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang beranggotakan 4-6 orang, dengan struktur
kelompok yang heterogen.
Pendapat Roger & David Johnson yang dikutip Anita Lie (2004:30) menyatakan
bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk
mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaaran harus ditempatkan,
yaitu : 1). Saling ketergantungan positif; 2). Tanggung jawab perseorangan; 3). Tatap
muka; 4). Komunikasi antar anggota; 5). Evaluasi proses kelompok. Oleh karena itu
pembelajaran kooperatif bukan sekedar belajar dalam kelompok.
Pembelajaran kooperatif mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja
sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas
untuk mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainya (Suherman, 2003:
260). Suherman menyatakan pula bahwa pembeljaran kooperatif menekankan kehadiran
teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah kelompok yang dalam
menyelesaikan atau membahas sebuah masalah atau tugas.
Menurut Ibrahim (2000: 2), pembelajaran kooperatif dilaksanakan berkelompok
supayasiswa dapat bekerjasama untuk mempelajari isi kandungan pelajaran dengan
berbagai kemahiran social. Secara dasarnya, pembelajaran kooperatif melibatkan siswa
bekerjasama dalam mencapai satu-satu objektif pembelajaran (Gardner, 2008)
Menurut Ibrahim (2000: 6), cirri-ciri pembelajaran kooperati yaitu :
a. siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajarnya;
19
b. kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan
rendah;
c. bilamana mungkin anggota berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-
beda;
d. penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu
Menurut Kagan (Gardner, 2008) kelebihan pembelajaran kooperatif adalah:
memperbaiki hubungan social, meningkatkan pencapaian, meningkatkan kemahiran
kepemimpinan, meningkatkan kemahiran social, meningkatkan kemahiran teknologi
dan meningkatkan keyakinan diri.
1. Dasar Teori Pembelajaran Kooperatif
a. Teori Motivasi
Menurut teori motivasi, motivasi siswa dalam pembelajaran kooperatif Terletak
pada bagaimana bentu hadiah atau struktur pencapaian tujuan saat siswa
melaksanakan kegiatan pembelajaran (Ibrahim, 2000: 17). Ibrahim (2000: 4)
mengidentifikasikan struktur pencapaian tujuan seperti berikut ini:
1) Kooperatif
Siswa yakin bahwa tujuan mereka tercapai jika dan hanya jika siswa lain juga
mencapai tujuan tersebut.
2) Kompetitif
Siswa yakin bahwa tujuan mereka tercapai jika dan hanya jika siswa lain tidak
mencapai tujuan tersebut
3) Individualistik
Siswa yakin upaya mereka sendiri untuk mencapai tujuan tidak ada hubunganya
dengan siswa lain dalam mencapai tujuan tersebut.
20
b. Teori Perkembangan
Asumsi dasar dari teori perkembangan adalah interaksi antar siswa di sekitar tugas
yang sesuai meningkatkan penguasaan mereka terhadap konsep yang sulit (Ibrahim,
2000: 18).
c. Teori Elaborasi Kognitif
Pandangan teori elaborasi kognitif berbeda dengan pandangan teori Perkembangan.
Pandangan dalam psikologi kognitif telah menemu bahwa apabila informasi yang telah
ada dalam memori, siswa harus terlibat dalam beberapa restruktur atau elaborasi
kognitif yang paling efektif adalah menjelaskan materi itu pada orang lain (Ibrahim,
2000: 18)
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan
pembelajaran penting (Ibrahim, 2000; 7-10) yaitu :
a. Hasil Belajar Akademik
Slavin menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif bertujuan untuk
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat
bahwa model ini dapat membantu siswa memahami konsep yang sulit. Para
pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan
kooperatif dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan
norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
b. Penerimaan terhadap Perbedaan Individu
Menurut Goldon, efek penting yang kedua dari pembelajaran kooperatif ialah
penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda nenurut ras, budaya, kelas social,
kemampuan maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif membantu
21
siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantian atas
tugas-tugas bersama dan melalui pengguaan struktur penghargaan kooperatif, belajar
untuk menghargai satu sama lain.
c. Pengembangan Ketrampilan Sosial
tujuan yang ketiga ialah untuk mengajarkan kepada siswa ketrampilan kerjasama dan
kolaborasi. Ketrampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat dengan
banyak kerja orang sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling
bergantung satu sama lain dan dengan masyarakat secara budaya semakin beragam.
Selain unggul dalam membantu siswa memahami konsep- konsep sulit, model ini
sangat berguna untuk membantu siswa menumbuhkan kemampuan bekerjasama
C. Tipe Pembelajaran Student Team Achievement Divisious (STAD)
Tipe pembelajaran Student Team Achievement Divisious (STAD) atau tim siswa
kelompok prestasi dikembangkan oleh Slavin pada tahun 1995. Menurut Slavin (dalam
Isjoni, 2009: 18) langkah dalam pembelajaran dengan tipe STAD meliputi: tahap
penyajian materi, tahap kegiatan kelompok, tahap tes individual, tahap penghitungan
skor perkembangan individu, dan tahap pemberian penghargaan kelompok.
Dalam tahap penyajian materi, guru memulai dengan menyampaikan indikator
yang harus dicapai dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan
dipelajari. Kemudian dilanjutkan dengan memberi persepsi dengan tujuan
mengingatkan siswa terhadap materi prasarat yang telah dipelajari, agar siswa dapat
menghubungkan materi yang akan disajikan dengan pengetahuan yang dimiliki. Dengan
adanya hal tersebut akan dapat mendukung pelaksanaan kerja kelompok, karena
22
masing-masing siswa memiliki gambaran mengenai apa yang dipelajarinya (Trianto,
2008: 22).
Tahap kerja kelompok, dimana setiap siswa diberi lembar tugas sebagai bahan
yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas, saling
membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami
materi yang dibahas, dan satu lembar dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok.
Tahap tes individu, untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan belajar telah
dicapai, diadakan tes individual mengenai materi yang telah dibahas. Biasanya tes
individual dilakukan pada akhir pertemuan kedua dan ketiga. Skor yang diperoleh
masing-masing individu ini didata dan diarsipkan, yang akan digunakan pada
perhitungan perolehan skor kelompok.
Tahap perhitungan skor perkembangan individu, dihitung berdasarkan skor
awal. Berdasarkan skor awal setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk
memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang
diperolehnya. Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan
masing-masing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota
kelompok. Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor rata-rata yang
dikategorikan menjadi kelompok baik, hebat dan super.
Langkah-langkah pembelajaran dengan metode STAD antara lain (Trianto,
2008: 54):
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 (empat) orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, dan sebagainya).
2. Guru menyajikan pelajaran kepada siswa terlebih dahulu topik yang ditentukan.
23
3. Guru membagi tugas kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
Anggotanya yang sudah tahu atau mengerti menjelaskan pada anggota lainnya
sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis
tidak boleh saling membantu.
5. Memberi evaluasi
6. Penutup
D. Materi Shalat Sunnah di SMP
Salat sunah berjemaah adalah salat sunah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
dengan persyaratan tertentu. Salat sunah berjemaah dikerjakan di masjid, mushala, surau
atau langgar lebih baik daripada yang dilakukan di tempat lain. Semakin banyak
makmumnya, salat sunah berjemaah semakin baik dan utama. Tidak semua salat sunah
dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjemaah. Di bawah ini beberapa salat sunah
tertentu yang biasa dilakukan secara berjemaah, yaitu: (Al Albani, 2012: 9)
a. Salat Idul Fitri dan Idul Adha
b. Salat Tarawih dan Witir pada bulan Ramadhan
c. Salat Istisqa‟ untuk memohon diturunkan hujan
d. Salat gerhana matahari (kusuf) dan gerhana bulan (khusuf)
Adapun materi yang diajarkan di SMP/MTs Kelas VII adalah:
1. Salat Kusuf (gerhana matahari) dan Salat Khusuf (gerhana bulan)
Salat sunah gerhana adalah salat sunah yang dikerjakan pada waktu terjadi gerhana matahari
dan bulan. Setiap muslim dianjurkan melakukan salat sunah gerhana ketika menyaksikan
peristiwa alam tersebut.
24
Ketentuan pelaksanaannya sebagai berikut :
a. Dilaksanakan pada waktu ketika terjadi gerhana bulan atau matahari dan belum lenyap
(terang kembali)
b. Sebaiknya dilaksanakan di masjid atau musala
Cara salat sunah gehana matahari atau bulan yaitu :
- Takbiratul Ihram
- Do‟a Iftitah
- Al-Fatihah
- Surah/ayat Al-Qur‟an
- Rukuk
- Iktidal
Kemudian :
- Al-Fatihah
- Surah/ayat Al-Qur‟an
- Rukuk
- Iktidal
- Sujud
- Duduk di antara 2 sujud
- Sujud
Ini rakaat pertama, dilanjutka rakaat kedua. Caranya sama dengan rakaat yang pertama
- Tasyahud akhir
- Salam
- Khotbah satu kali
25
2. Salat Jenazah
Hukum melaksanakan salat jenazah adalah fardhu kifayah. Salat jenazah dilaksanakan
tanpa rukuk dan sujud, tanpa adzan dan iqamah. Ketentuan pelaksanaannya adalah sebagai
berikut (Al Albani, 2012: 24):
a. Niat
b. Berdiri bagi yang mampu
c. Bertakbir empat kali
d. Membaca surat Al-Fatihah setelah takbir yang pertama
e. Membaca shalawat atas Nabi saw, setelah takbir kedua
f. Membaca do‟a untuk jenazah setelah takbir ketiga
g. Mengucapkan salam setelah takbir keempat
h. Sunah dikerjakan di masjid dengan tiga saf atau lebih
i. Shalat jenazah yang mayitnya tidak ada di tempat jemaah salat disebut salat gaib
Shalat sunah munfarid adalah salat sunah yang dikerjakan sendiri atau perseorangan baik
di masjid, musala, rumah dan sebagainya. Sebenarnya salat sunah sunah ini bisa dikerjakan
secara berjemaah tetapi lebih dianjurkan untuk dikerjakan sendiri.
26
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Al Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang
Penelitian ini dilakukan di MTs Al Bidayah Candi Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang. Berikut adalah tabel perbatasan MTs Al Bidayah Candi Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang :
Tabel 3.1 Perbatasan MTs Al Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang
NO Arah Batas
1 Sebelah Selatan Rumah Warga
2 Sebelah Barat Rumah Warga
3 Sebelah Utara Rumah Warga
4 Sebelah Timur Jalan Raya
MTs Al Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang ini berdiri di
atas tanah yang luasnya 4448 m2 didirikan pada tahun 1968 tanah tersebut merupakan
tanah waqaf dan ada sertifikat akte yang sah.
27
B. Fasilitas Sarana dan Prasarana
Tabel 3.2 Fasilitas Sarana Dan Prasarana MTs Al Bidayah Candi Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang
a. Gedung
No Jenis Ruangan Jumlah
1 Ruang Kelas 6
2 Ruang Kepala Madrasah 1
3 Ruang Guru 1
4 Ruang Tata Usaha 1
5 Ruang Laboratorium IPA 1
6 Ruang Laboratorium Komputer 1
7 Ruang Laboratorium Bahasa -
8 Ruang Perpustakaan 1
9 Ruang UKS 1
10 Ruang Ketrampilan -
11 Ruang Kesenian -
12 Ruang Toilet Guru 1
13 Ruang Toilet Siswa 3
b. Mebeler
No Uraian Jumlah
1 Meja Siswa 114
2 Kursi Siswa 228
3 Meja Guru 13
4 Kursi Guru 13
5 Meja TU 2
6 Kursi TU 2
7 Almari 4
8 Kursi Tamu 1 set
28
C. Data Guru MTs Al Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Data Guru MTs Al Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
Tabel 3.3 Data Guru MTs Al Bidayah Candi Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang
NO NAMA NUPTK JABATAN
1 Fithriya Agustina, S.Pd 3740758659300072 Kepala Madrasah
2 Umi Mardiayati, S.Pd 3460740641300053 Guru
3 Drs. Munawir 1934742644200052 Guru
4 Ahmad Zaeni, S.Pd.I 2534743642200002 Kesiswaan
5 Drs. Surokhim 5144743643200003 Kurikulum
6 Randiyem Sumarni, S.Pd 3352741645300003 Kepala Perpustakaan
7 Hasan Murtaji, S.Pd.I 8641743644200022 Guru
8 Lidya Ika Handayani, S.Pd 7759761663300052 Guru
9 Mutoharoh, S.Si 6757764665210082 Guru
10 Arwan Suparwanto, S.S 7854764665110042 Guru
11 Triningsih, S.Pd 20320510189001 Bendahara
12 Siti Zaedah, S.Ag 5934753654300042 Humas
13 Arifai 7656763665200002 Staff Tata Usaha
D. Subjek Penelitian dan Karakteristik Objek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah siswa-siswi kelas VII A MTs Al Bidayah Candi
Bandungan yang berjumlah 20 siswa, terdiri dari 9 laki-laki dan 11 perempuan yang pada
tahun ajaran 2016/2017 tercatat sebagai siswa kelas VII A MTs Al Bidayah Candi
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
29
Tabel 3.4 DAFTAR SISWA KELAS VII A MTS AL BIDAYAH CANDI
KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN AJARAN 2016/2017
No NAMA SISWA L/P
1 Aditya Awaliyah P
2 Afifah Vanya Anggriyani P
3 Aldi Choirudin L
4 A‟yun Nazila P
5 Dede Ardimas Ginaftyar Fatahilah L
6 Dewi Krisanti P
7 Dian Kartikawati P
8 Dimas Fahrul Lisin L
9 Evi Ambarningrum P
10 Eva Ambarningrum P
11 Fajar Khudus Riansah L
12 Fajar Setiawan L
13 Nur Rochman L
14 Rifda Fatmawati P
15 Risa Sagita P
16 Riyan Aditiya L
17 Rochanatul Jannah P
18 Slamet Linggar Cahyono L
19 Sri Ayu Lestari P
20 Rizki Muhammad Rifa‟i L
30
E. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan maret 2017 dengan rincian sebagai berikut :
1. Pra siklus (observasi), Senin, 27 Februari 2017
2. Kegiatan Siklus I, Rabu, 01 Maret 2017
3. Kegiatan Siklus II, Kamis, 02 Maret 2017
F. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Pra Siklus
Pada awal kondisi pembelajaran masih berpusat kepada guru, sehingga siswa
kurang aktif. Siswa kesulitan dalam memahami konsep sholat sunnah, akibatnya hasil
belajar siswa rendah.
Di bawah ini peneliti menyajikan data hasil perolehan nilai sebelum perbaikan
pembelajaran adalah sebagai beikut:
Tabel 3.5 Data nilai sebelum perbaikan
NO NAMA NILAI KETERANGAN
1 Aditya Awaliyah 60 Tuntas
2 Afifah Vanya Anggriyani 50 Tidak Tuntas
3 Aldi Choirudin 40 Tidak Tuntas
4 A‟yun Nazila 50 Tidak Tuntas
5 Dede Ardimas Ginaftyar
Fatahilah 70 Tuntas
6 Dewi Krisanti 60 Tuntas
7 Dian Kartikawati 80 Tuntas
8 Dimas Fahrul Lisin 50 Tidak Tuntas
9 Evi Ambarningrum 50 Tidak Tuntas
10 Eva Ambarningrum 50 Tidak Tuntas
11 Fajar Khudus Riansah 70 Tuntas
12 Fajar Setiawan 50 Tidak Tuntas
31
13 Nur Rochman 60 Tuntas
14 Rifda Fatmawati 50 Tidak Tuntas
15 Risa Sagita 60 Tuntas
16 Riyan Aditiya 80 Tuntas
17 Rochanatul Jannah 50 Tidak Tuntas
18 Slamet Linggar Cahyono 70 Tuntas
19 Sri Ayu Lestari 40 Tidak Tuntas
20 Rizki Muhammad Rifa‟i 50 Tidak Tuntas
JUMLAH 1140
Dari tabel di atas dapat diketahui:
a. Nilai rata-rata test pra siklus
M = N
X
M = 1140
20
M = 57
b. Persentase yang lulus KKM pra siklus
P = N
F x100%
P = 9 X 100
20
P = 45%
c.Persentase yang tidak lulus KKM pra siklus
P= F X100%
N
P = 11X 100%
20
P = 55%
32
2. Siklus I
Setelah peneliti melihat hasil pembelajaran tersebut, untuk meningkatkan hasil
belajar siswa, peneliti mencoba melaksanakan penelitian tindakan kelas pada siswa-
siswi kelas VII A MTs Al Bidayah Candi Bandungan yang berjumlah 20 siswa. Pada
penelitian ini terdiri 2 (dua) siklus yang masing-masing siklus terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun langkah-
langkahnya sebagai berikut:
a. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu membuat RPP.
Peneliti menggunakan metode STAD. Adapun tahap perencanaannya meliputi:
1) Merencanakan proses pelaksaan pembelajaran dengan menggunakan metode
STAD pada mata pelajaran fiqih kelas VII A Tahun Ajaran 2016/2017.
2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus 1, yaitu pada hari Rabu, 01 Maret 2017
3) Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus 1.
4) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
5) Membuat instrument penelitian, yaitu:
a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang kegiatan guru dan
siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai
instrument, karena hasil belajar bisa dicapai jika siswa benar-benar
mengikuti proses pembelajaran.
b) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat
2) Guru mengkondisikan siswa untuk memperhatikan pembelajaran
yang akan berlangsung
33
3) Guru membuka pertemuan dengan mengucap salam dan mengajak berdo‟a
4) Guru mengabsen siswa
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
6) Melakukan apersepsi dengan menanyakan macam-macam sholat sunnah
7) Guru menjelaskan materi tentang sholat sunnah dan tatacaranya
8) Guru bertanya jawab tentang tatacara sholat sunnah
9) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
10) Guru memberi bahasan yang berbeda kepada setiap kelompok.
11) Kelompok 1 mempelajari tentang macam sholat sunnah, kelompok 2
mempelajari tentang tatacara sholat sunnah, kelompok 3 mempelajari
tentang gerakan dalam sholat sunnah. kelompok 4 mempelajari tentang niat
masing-masing sholat sunnah.
12) Guru meminta setiap kelompok untuk mengirimkan satu anggotanya ke
kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah dipelajari
dikelompoknya.
13) Guru memberikan soal untuk dikerjakan secara kelompok.
14) Guru menginstruksikan kepada setiap kelompok untuk mengumpulkan
jawaban.
15) Guru mengkondisikan siswa kembali ke tempat duduk masing-masing.
16) Guru bertanya tentang pemahaman materi yang telah dipelajari.
17) Guru memberikan lembar evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan.
18) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran.
19) Guru mengingatkan siswa tentang meteri pertemuan mendatang.
20) Guru memotivasi siswa agar tetap semangat belajar.
21) Guru menutup pelajaran dengan do‟a dan salam penutup.
34
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap keterampilan guru
menggunakan metode STAD dan perilaku peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung. Peneliti secara langsung melakukan pengamatan
dengan aspek-aspek yang diamati adalah sebagai berikut:
1) Lembar Observasi Guru dan Siswa
Tabel 3.6 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
No Aspek yang diamati
Pengamatan
Guru
Keterangan
SB B C K TB
A Kegiatan Awal
1
Guru memasuki
ruangan kelas dengan
mengucapkan salam.
√
Siswa menjawab
salam guru
2
Guru mengajak siswa
berdo‟a dengan
khidmad
√
Siswa bersama-
sama berdo‟a
3 Guru menanyakan
kabar siswa
√
Dalam
menanyakan
kabar kurang
atraktif
4 Guru mengecek
kehadiran siswa
√
Guru tidak
mengecek satu
per satu siswa
5
Guru bertanya tentang
macam sholat sunnah
(apersepsi)
Tidak
dilaksanakan
6 Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
√
Siswa menyimak
penjelasan guru
B Kegiatan Inti
35
Eksplorasi
1
Guru menjelaskan
materi tentang sholat
sunnah
√
Masih ada siswa
yang belum
memperhatikan
penjelasan guru
2
Guru bertanya jawab
dengan siswa tentang
macam sholat sunnah
√
Tidak ada respon
dari siswa
Elaborasi
1 Guru membagi siswa
menjadi 4 kelompok
√
Kurang
dikoordinir
sehingga siswa
menjadi gaduh
2
Setiap kelompok
mempelajari materi
yang berbeda.
Kelompok 1
mempelajari tentang
macam sholat sunnah,
kelompok 2
mempelajari tentang
tatacara sholat sunnah,
kelompok 3
mempelajari tentang
gerakan dalam sholat
sunnah. kelompok 4
mempelajari tentang
niat masing-masing
sholat sunnah
√
Siswa masih
gaduh, kurang
konsentrasi, dan
saling
mengganggu
siswa lain
36
3
Guru meminta tiap
kelompok untuk
mengirimkan
anggotanya ke
kelompok lain untuk
menyampaikan apa
yang telah dipelajari di
kelompok
√
Sebagian siswa
dapat memberi
penjelasan pada
kelompok lain
4
Guru membagikan soal
kepada setiap
kelompok
√
Siswa
mengerjakan soal
5
Guru menginstruksikan
kepada setiap
kelompok untuk
mengumpulkan hasil
hasil tugas
kelompoknya
√
Seharusnya
dengan
perwakilan
kelompok supaya
tidak gaduh
6
Siswa kembali ke
tempat duduk masing-
masing
√
Dilaksanakan
Konfirmasi
1
Guru bertanya kepada
siswa tentang
pemahaman materi
yang dipelajari
√
Bahasa guru
kurang atraktif,
hanya beberapa
siswa yang
merespon
2
Guru memberikan
lembar evaluasi dari
kegiatan yang telah
dilakukan.
√
Dilaksanakan
C Kegiatan Akhir
37
1
Guru mengomentari
hal-hal yang terjadi
selama proses belajar
mengajar
√
Kurang memberi
umpan, sehingga
siswa tidak ikut
menyimpulkan
hasil
pembelajaran
2
Guru
menginformasikan
materi pelajaran untuk
pertemuan berikutnya
Tidak
dilaksanakan
3 Guru memotivasi siswa
agar tetap rajin belajar
√
Dilaksanakan
4
Guru menutup
pertemuan dengan do‟a
bersama-sama siswa
dan menutup dengan
salam
√
Dilaksanakan
Tabel 3.7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
No Kegiatan
Realisasi
SB B
C K TB
1 Memiliki minat yang tinggi
√
2 Penuh Semangat
√
3 Memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi
√
4 Memiliki rasa percaya diri
√
5 Memiliki inisiatif untuk
bertanya
√
6 Memiliki daya konsentrasi yang
tinggi
√
7 Mampu mengerjakan sendiri
ketika guru memberikan tugas
mandiri
√
38
No Kegiatan
Realisasi
SB B
C K TB
8 Mampu bekerjasama dengan
teman ketika guru memberikan
kerja kelompok
√
9 Kesulitan dianggap sebagai
tantangan yang harus diatasi
√
10 Dapat memahami materi yang
dibahas
√
Keterangan: SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
TB = Tidak Baik
2) Nilai Siklus I
Tabel 3.8 Nilai siklus I (KKM 60)
NO NAMA NILAI KETERANGAN
1 Aditya Awaliyah 60 Tuntas
2 Afifah Vanya Anggriyani 50 Tidak Tuntas
3 Aldi Choirudin 50 Tidak Tuntas
4 A‟yun Nazila 40 Tidak Tuntas
5 Dede Ardimas Ginaftyar
Fatahilah 80 Tuntas
6 Dewi Krisanti 60 Tuntas
7 Dian Kartikawati 100 Tuntas
8 Dimas Fahrul Lisin 70 Tuntas
9 Evi Ambarningrum 50 Tidak Tuntas
10 Eva Ambarningrum 50 Tidak Tuntas
11 Fajar Khudus Riansah 90 Tuntas
12 Fajar Setiawan 40 Tidak Tuntas
13 Nur Rochman 70 Tuntas
39
14 Rifda Fatmawati 50 Tidak Tuntas
15 Risa Sagita 70 Tuntas
16 Riyan Aditiya 90 Tuntas
17 Rochanatul Jannah 50 Tidak Tuntas
18 Slamet Linggar Cahyono 70 Tuntas
19 Sri Ayu Lestari 50 Tidak Tuntas
20 Rizki Muhammad Rifa‟i 90 Tuntas
JUMLAH 1280
Dari tabel di atas dapat diketahui:
1) Nilai rata-rata siklus I
M = N
X
M =1280
20
M= 64
2) Persentase yang tidak lulus KKM siklus I
P= F X100%
N
= 9 X 100%
20
= 45%
3) Persentase yang lulus KKM siklus I
P = N
F x100%
P = 20
11X 100
P = 55%
40
d. Refleksi
Tahap akhir dari siklus I ini, peneliti menemukan beberapa kekurangan
dalam pembelajaran tersebut, diantaranya:
1) Sebagian siswa belum mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari
guru.
2) Sebagian siswa belum aktif mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung.
3) Sebagian siswa belum dapat menjawab soal-soal yang diberikan guru.
Untuk mengatasi kekurangan pada siklus 1, peneliti berupaya melakukan
usaha perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi
kekurangan yang sama. Upaya tersebut supaya:
1) Guru lebih terampil dalam mengelola kondisi siswa pada saat kegiatan
pembelajaran.
2) Siswa aktif mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung.
3) Siswa dapat menjawab soal-soal yang diberikan guru.
3. Siklus II
Dalam melaksanakan siklus II ini, peneliti meyiapkan tahapan perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu membuat RPP.
Peneliti menggunakan metode STAD. Adapun tahap perencanaannya meliputi:
1) Merencanakan proses pelaksaan pembelajaran dengan menggunakan metode
STAD pada mata pelajaran fiqih kelas VII A Tahun Ajaran 2016/2017.
41
2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada hari Kamis, 02 Maret
2017
3) Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus II.
4) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
5) Membuat instrument penelitian, yaitu:
a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data kegiatan guru dan siswa
selama proses pembelajaran.
b) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa fiqih Materi sholat
sunnah.
b. Pelaksanaan
1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat
2) Guru mengkondisikan siswa untuk memperhatikan pembelajaran
yang akan berlangsung
3) Guru membuka pertemuan dengan mengucap salam dan mengajak berdo‟a
4) Guru mengabsen siswa
5) Melakukan apersepsi dengan macam-masam sholat sunnah
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
7) Guru menjelaskan materi tentang tatacara sholat sunnah
8) Guru bertanya jawab tentang tatacara melaksanakan sholat sunnah
9) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
10) Guru memberi bahasan yang berbeda kepada setiap kelompok. Kelompok 1
mempelajari tentang macam sholat sunnah, kelompok 2 mempelajari tentang
tatacara sholat sunnah, kelompok 3 mempelajari tentang gerakan dalam sholat
sunnah, kelompok 4 mempelajari tentang niat masing-masing sholat sunnah.
42
11) Guru meminta setiap kelompok untuk mengirimkan satu anggotanya ke
kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah dipelajari di
kelompoknya.
12) Guru memberikan soal untuk dikerjakan secara kelompok.
13) Guru menginstruksikan kepada setiap kelompok untuk mengumpulkan
jawaban.
14) Guru mengkondisikan siswa kembali ke tempat duduk masing-masing.
15) Guru bertanya tentang pemahaman materi yang telah dipelajari.
16) Guru memberikan lembar evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan.
17) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran.
18) Guru mengingatkan siswa tentang meteri pertemuan mendatang.
19) Guru memotivasi siswa agar tetap semangat belajar.
20) Guru menutup pelajaran dengan do‟a dan salam penutup.
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap keterampilan guru
menggunakan metode STAD dan perilaku peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung. Peneliti secara langsung melakukan pengamatan
dengan aspek-aspek yang diamati adalah sebagai berikut:
43
1) Lembar Observasi Guru dan Siswa
Tabel 3.9 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
No Aspek yang diamati
Pengamatan
Guru
Keterangan
SB B C K TB
A
1
Guru memasuki
ruangan kelas
dengan
mengucapkan
salam.
√ Siswa menjawab
salam
2
Guru mengajak
siswa berdo‟a
dengan khidmad
√ Siswa dan guru
berdo‟a bersama
3 Guru menanyakan
kabar siswa
√
4 Guru mengecek
kehadiran siswa
√ Siswa hadir semua
5
Guru bertanya
tentang macam
sholat sunnah
√ Siswa merespon
dengan menjawab
pertanyaan guru
6
Guru
menyampaikan
tujuan pembelajaran
√ Siswa menyimak
penjelasan guru
B
1
Guru menjelaskan
materi tentang
tatacara sholat
sunnah
√ Siswa mendengarkan
penjelasan guru
2 Guru bertanya
jawab dengan siswa
√ Siswa terlihat aktif
menjawab
44
tentang materi
tatacara sholat
sunnah
1
Guru membagi
siswa menjadi 4
kelompok
√ Teratur dan tertib
2
Setiap kelompok
mempelajari materi
yang berbeda.
Kelompok 1
mempelajari tentang
macam sholat
sunnah, kelompok 2
mempelajari tentang
tatacara sholat
sunnah, kelompok 3
mempelajari tentang
gerakan dalam
sholat sunnah.
kelompok 4
mempelajari tentang
niat masing-masing
sholat sunnah
√ Siswa semangat dan
lebih antusias dalam
mempelajari materi
masing-masing
3
Guru meminta tiap
kelompok untuk
mengirimkan
anggotanya ke
kelompok lain untuk
menyampaikan apa
yang telah dipelajari
di kelompok
√ Siswa sudah dapat
menjelaskan kepada
kelompok lain dengan
baik
4 Guru membagikan √ Siswa mengerjakan
45
soal kepada setiap
kelompok
soal
5
Guru
menginstruksikan
kepada setiap
kelompok untuk
mengumpulkan
hasil hasil tugas
kelompoknya
√ Siswa dengan tertib
mengumpulkan hasil
pekerjaannya
6
Siswa kembali ke
tempat duduk
masing-masing
√ Dilaksanakan
1
Guru bertanya
kepada siswa
tentang pemahaman
materi yang
dipelajari
√ Siswa dapat merespon
dengan baik
2
Guru memberikan
lembar evaluasi dari
kegiatan yang telah
dilakukan.
√ Dilaksanakan
C
1
Guru mengomentari
hal-hal yang terjadi
selama proses
belajar mengajar
√ Kurang memberi
umpan sehingga siswa
tidak ikut
menyimpulkan hasil
pembelajaran
2
Guru
menginformasikan
materi pelajaran
untuk pertemuan
berikutnya
√ Siswa mendengarkan
informasi guru
46
3
Guru memotivasi
siswa agar tetap
rajin belajar
√ Dilaksanakan
4
Guru menutup
pertemuan dengan
do‟a bersama-sama
siswa dan menutup
dengan salam
√ Siswa dan guru
berdo‟a
Tabel 3.10 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
No Kegiatan
Realisasi
SB B
C K TB
1 Memiliki minat yang tinggi √
2 Penuh Semangat √
3 Memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi
√
4 Memiliki rasa percaya diri √
5 Memiliki inisiatif untuk bertanya √
6 Memiliki daya konsentrasi yang
tinggi
√
7 Mampu mengerjakan sendiri
ketika guru memberikan tugas
mandiri
√
8 Mampu bekerjasama dengan
teman ketika guru memberikan
kerja kelompok
√
9 Kesulitan dianggap sebagai
tantangan yang harus diatasi
√
47
No
Kegiatan
Realisasi
SB B
C K TB
10 Dapat memahami materi yang
dibahas
√
Keterangan: SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
TB = Tidak Baik
2) Nilai Siklus II
Tabel 3.11 Nilai siklus II (KKM 60)
NO NAMA Nilai Ket
1 Aditya Awaliyah 80 Tuntas
2 Afifah Vanya Anggriyani 90 Tuntas
3 Aldi Choirudin 80 Tuntas
4 A‟yun Nazila 50 Tidak Tuntas
5 Dede Ardimas Ginaftyar
Fatahilah 100 Tuntas
6 Dewi Krisanti 90 Tuntas
7 Dian Kartikawati 90 Tuntas
8 Dimas Fahrul Lisin 80 Tuntas
9 Evi Ambarningrum 90 Tuntas
10 Eva Ambarningrum 70 Tuntas
11 Fajar Khudus Riansah 100 Tuntas
12 Fajar Setiawan 60 Tuntas
13 Nur Rochman 90 Tuntas
14 Rifda Fatmawati 50 Tidak Tuntas
15 Risa Sagita 90 Tuntas
16 Riyan Aditiya 100 Tuntas
17 Rochanatul Jannah 90 Tuntas
48
18 Slamet Linggar Cahyono 90 Tuntas
19 Sri Ayu Lestari 80 Tuntas
20 Rizki Muhammad Rifa‟i 100 Tuntas
JUMLAH 1670
Dari tabel di atas dapat diketahui:
a) Nilai rata-rata test siklus II
M = N
X
M =1670
20
M= 83,5
b) Persentase yang lulus KKM siklus II
P = N
F x100%
P = 20
18X 100
P = 90%
c) Persentase yang tidak lulus KKM siklus II
P= F X100%
N
= 2 X 100%
20
= 10%
49
d. Refleksi
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, didapat bahwa hasil belajar
pada siklus II jauh lebih baik dibanding siklus I, karena hampir semua siswa dapat
mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD secara aktif.
Selain itu, hasil dari pengamatan (observasi) dan hasil nilai yang didapat juga
menunjukkan perubahan hasil yang sangat baik.
Siswa juga terlihat lebih semangat, aktif dan mulai tidak malu lagi untuk
bertanya kepada guru apabila ada yang belum paham dengan materi atau soal
yang diberikan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung. Pada siklus II
ini, guru dan siswa aktif dalam perannya masing-masing. Akhirnya hasil belajar
yang diperoleh meningkat signifikan jika dibandingkan dengan siklus I. Refleksi
pada siklus II yaitu didapatkan satu strategi pembelajaran untuk mata pelajaran
fiqih.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan yang sesuai dengan
tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bahwa metode STAD dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran fiqih materi sholat sunnah pada kelas VII A di MTs Al
Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017.
A. Pra Siklus
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, kondisi awal siswa dalam belajar
fiqih masih menunjukkan nilai yang rendah khususnya dalam materi sholat sunnah.
Kondisi awal ini sebagai acuan dalam melakukan praktik tindakan kelas pada siswa kelas
VII A MTs Al Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
Berdasarkan pengamatan terhadap siswa sebelum melakukan penelitian,
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah terhadap mata pelajaran fiqih. Hasil
belajar siswa pada mata pelajaran fiqih dapat dilihat pada tabel berikut:
51
Tabel 4.1 Data nilai sebelum perbaikan (Pra siklus)
NO NAMA NILAI KETERANGAN
1 Aditya Awaliyah 60 Tuntas
2 Afifah Vanya Anggriyani 50 Tidak Tuntas
3 Aldi Choirudin 40 Tidak Tuntas
4 A‟yun Nazila 50 Tidak Tuntas
5 Dede Ardimas Ginaftyar
Fatahilah 70 Tuntas
6 Dewi Krisanti 60 Tuntas
7 Dian Kartikawati 80 Tuntas
8 Dimas Fahrul Lisin 50 Tidak Tuntas
9 Evi Ambarningrum 50 Tidak Tuntas
10 Eva Ambarningrum 50 Tidak Tuntas
11 Fajar Khudus Riansah 70 Tuntas
12 Fajar Setiawan 50 Tidak Tuntas
13 Nur Rochman 60 Tuntas
14 Rifda Fatmawati 50 Tidak Tuntas
15 Risa Sagita 60 Tuntas
16 Riyan Aditiya 80 Tuntas
17 Rochanatul Jannah 50 Tidak Tuntas
18 Slamet Linggar Cahyono 70 Tuntas
19 Sri Ayu Lestari 40 Tidak Tuntas
20 Rizki Muhammad Rifa‟i 50 Tidak Tuntas
JUMLAH 1140
Nilai rata-rata 57
Tuntas (%) 45%
Tidak Tuntas (%) 55%
52
Dari data nilai di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 9
siswa atau 45%, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 siswa atau 55%.
Hasil ini membuktikan bahwa masih banyak siswa yang belum tuntas KKM. Data di
atas dijadikan sebagai dasar dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan
metode STAD di MTs Al Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Tahun Ajaran 2016/2017.
B. Hasil Penelitian
Model yang digunakan pada pembelajaran fiqih di MTs Al Bidayah Candi Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang sebelum diterapkannya metode STAD adalah pendekatan
konvensional, sehingga pemahaman siswa kurang dalam proses pembelajaran. Dari kondisi
awal siswa diperoleh nilai murni pada mata pelajaran fiqih sebagai pembanding antara
sebelum dan sesudah diterapkannya metode STAD. Adapun nilai ketuntasan kriteria
minimum (KKM) mata pelajaran fiqih kelas VII A MTs Al Bidayah Candi Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang yaitu 60.
1. Siklus I
Pada siklus I peneliti sudah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan
metode STAD untuk mata pelajaran fiqih kelas VII A materi sholat sunnah.
53
a. Data Hasil Pengamatan
Dari instrument soal tes didapatkan nilai sebagai berikut:
Tabel 4.2 Nilai siswa Siklus I (KKM 60)
NO NAMA Nilai Ket
1 Aditya Awaliyah 60 Tuntas
2 Afifah Vanya Anggriyani 50 Tidak Tuntas
3 Aldi Choirudin 50 Tidak Tuntas
4 A‟yun Nazila 40 Tidak Tuntas
5 Dede Ardimas Ginaftyar
Fatahilah 80 Tuntas
6 Dewi Krisanti 60 Tuntas
7 Dian Kartikawati 100 Tuntas
8 Dimas Fahrul Lisin 70 Tuntas
9 Evi Ambarningrum 50 Tidak Tuntas
10 Eva Ambarningrum 50 Tidak Tuntas
11 Fajar Khudus Riansah 90 Tuntas
12 Fajar Setiawan 40 Tidak Tuntas
13 Nur Rochman 70 Tuntas
14 Rifda Fatmawati 50 Tidak Tuntas
15 Risa Sagita 70 Tuntas
16 Riyan Aditiya 90 Tuntas
17 Rochanatul Jannah 50 Tidak Tuntas
18 Slamet Linggar Cahyono 70 Tuntas
19 Sri Ayu Lestari 50 Tidak Tuntas
20 Rizki Muhammad Rifa‟i 90 Tuntas
JUMLAH 1280
Nilai rata-rata 64
Tuntas (%) 55%
Tidak Tuntas (%) 45%
54
Dari data siklus I di atas dapat disimpulkan bahwa nilai siswa meningkat
jika dibandingkan dengan nilai pra siklus. Siswa yang tuntas pada nilai pra siklus
sebanyak 9 siswa atau 45%, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 siswa
atau 55%, sedangkan siswa yang tuntas pada sikus I sebanyak 11 siswa atau 55%
meningkat 2 siswa atau 10% jika dibandingkan dengan nilai pra sklus. Nilai rata-
rata pada siklus I adalah 64.
b. Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti kepada guru. dan siswa selama
proses pembelajaran berlangsung pada siklus I diketahui bahwa selama kegiatan
berlangsung, guru masih belum optimal dalam melaksanakan model pembelajaran
STAD terutama dalam memberikan penjelasan bagaimana langkah-langkahnya,
sehingga siswa masih belum dapat melaksanakan tahapan pembelajaran dengan
model pembelajaran STAD.
c. Refleksi
Tahap akhir pada siklus pertama ini Peneliti menemukan beberapa
kekurangan, antara lain:
1) Dalam proses kegiatan pembelajaran sebagian besar siswa belum
memperhatikan penjelasan guru.
2) Penggunaan waktu kurang efektif.
3) Siswa masih ragu dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.
Utuk mengatasi kekurangan yang ada pada siklus I, peneliti melakukan
upaya perbaikan. Hal ini peneliti lakukan supaya pada siklus berikutnya tidak
terjadi kekurangan yang sama. Upaya tersebut adalah:
55
1) Peneliti memberikan penjelasan kepada guru tentang bagaimana agar guru
lebih terampil dalam mengelola kondisi siswa pada saat kegiatan
pembelajaran.
2) Peneliti memberikan penjelasan kepada guru bagaimana agar guru dapat
mengelola waktu dengan efektif dan efisien.
3) Peneliti memberikan penjelasan kepada guru bagaimana agar siswa lebih aktif
di kelas.
Berdasarkan data siklus I, pembelajaran masih kurang efektif karena selama
pembelajaran siswa belum dapat aktif dalam kelompoknya. Hal tersebut terlihat dari
ketuntasan siswa yang baru mencapai 55%, meskipun sudah mengalami peningkatan
dari sebelum pelaksanaan pembelajaran. Namun hasil tersebut belum memenuhi
target yang ditetapkan sehingga perlu dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus
selanjutnya.
2. Siklus II
Pada siklus II ini selain memaksimalkan penerapan penggunaan metode
STAD, peneliti juga akan mengatasi kekurangan pada siklus sebelumnya dengan
memancing siswa untuk aktif.
a. Data Hasil Pengamatan
Dari instrument soal tes didapatkan nilai sebagai berikut:
Tabel 4.3 Nilai siswa siklus II
NO NAMA Nilai Ket
1 Aditya Awaliyah 80 Tuntas
2 Afifah Vanya Anggriyani 90 Tuntas
3 Aldi Choirudin 80 Tuntas
4 A‟yun Nazila 50 Tidak Tuntas
5 Dede Ardimas Ginaftyar 100 Tuntas
56
Fatahilah
6 Dewi Krisanti 90 Tuntas
7 Dian Kartikawati 90 Tuntas
8 Dimas Fahrul Lisin 80 Tuntas
9 Evi Ambarningrum 90 Tuntas
10 Eva Ambarningrum 70 Tuntas
11 Fajar Khudus Riansah 100 Tuntas
12 Fajar Setiawan 60 Tuntas
13 Nur Rochman 90 Tuntas
14 Rifda Fatmawati 50 Tidak Tuntas
15 Risa Sagita 90 Tuntas
16 Riyan Aditiya 100 Tuntas
17 Rochanatul Jannah 90 Tuntas
18 Slamet Linggar Cahyono 90 Tuntas
19 Sri Ayu Lestari 80 Tuntas
20 Rizki Muhammad Rifa‟i 100 Tuntas
JUMLAH 1670
Nilai rata-rata 83,5
Tuntas (%) 90%
Tidak Tuntas (%) 10%
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa mengikuti proses
pembelajaran dengan baik dan jauh lebih meningkat. Nilai rata-rata kelas
mengalami peningkatan yaitu siswa yang tuntas pada nilai siklus I sebanyak 11
siswa dengan nilai rata-rata 64 atau 55%, sedangkan siswa yang tidak tuntas
sebanyak 9 siswa atau 45%, sedangkan siswa yang tuntas pada sikus II sebanyak
18 siswa atau 90% meningkat 7 siswa atau 35% jika dibandingkan dengan nilai
siklus I. Nilai rata-rata pada siklus II adalah 83,5.
Hasil pembelajaran ini sudah memenuhi standar ideal ketuntasan
penelitian yaitu 85% karena sudah mencapai nilai rata-rata 83,5 atau 90%.
57
b. Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti kepada guru dan siswa selama
proses pembelajaran berlangsung pada siklus II dapat diketahui bahwa guru
berdasarkan refleksi siklus I melakukan perbaikan terutama pada tahapan
pembagian kelompok dan bagaimana cara menjelaskan pada kelompok lain. Siswa
juga aktif dalam memberikan penjelasan pada kelompok lain dengan baik.
c. Refleksi
Berdasarkan pada lembar hasil peneliti yang diperoleh, nilai pada siklus II
meningkat signifikan jika dibandingkan dengan siklus I, pada siklus II ini hanya
ada dua siswa yang belum dapat mencapai ketuntasan KKM. Refleksi pada siklus
II didapat satu metode pembelajaran untuk mata pelajaran fiqih, karena siswa
dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik.
Penelitian pada siklus I dan siklus II telah cukup untuk memperlihatkan adanya
peningkatan hasil belajar, sehingga peneliti tidak perlu melanjutkan ke siklus
berikutnya. Pada siklus II ini, peneliti telah berhasil dalam meningkatkan hasil
belajar fiqih melalui metode STAD pada siswa kelas VII A MTs Al Bidayah Candi
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
Berdasarkan data hasil evaluasi siklus II, pelaksanaan kegiatan
pembelajaran mengalami peningkatan yang sangat baik. Rata-rata nilai prasiklus
baru mencapai 57, siklus I meningkat menjadi 64 dan pada siklus II mencapai
83,5 dengan ketuntasan mencapai 90%.
58
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari paparan hasil penelitian dari pra siklus, siklus I dan siklus II diperoleh data
nilai hasil belajar keseluruhan sebagai berikut:
Tabel 4.4 Data Peningkatan Jumlah Siswa Yang Mencapai KKM per Siklus
Keterangan
Pra siklus Siklus I Siklus II
Nilai rata-rata 57 64 83,5
Ketuntasan 45% 55% 90%
Tuntas 9 11 18
Tidak tuntas 11 9 2
Jumlah 20 20 20
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ketuntasan siswa MTs Al Bidayah Candi
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang mengalami peningkatan. Mulai dari pra siklus
yang belum menggunakan STAD, yang mencapai ketuntasan hanya 9 siswa atau 45%.
Sedangkan pada siklus I sebanyak 11 atau 55% dan siklus II sebanyak 18 siswa atau 90%.
Hasil belajar siswa ini karena dimotivasi belajar siswa yang sangat tinggi pada mata pelajaran
fiqih dengan menggunakan metode STAD.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
diterapkannya metode STAD pada materi sholat sunnah dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas VII A MTs Al Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Tahun Ajaran 2016/2017. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan dari hasil
pra siklus, siklus I, dan siklus II yang telah memenuhi klasikal ketuntasan penelitian yaitu
85%. Pada prasiklus nilai yang tuntas KKM adalah 9 siswa atau 45% dengan nilai rata-
rata 57%. Sedangkan siklus I nilai yang tuntas sesuai KKM adalah 11 siswa atau 55%
dengan nilai rata-rata 64. Sedangkan pada siklus II nilai yang tuntas 18 siswa atau 90%
dan nilai rata-rata yang diperoleh 83,5.
60
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, penulis memberikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Guru sebagai mediator dan motivator, bagi siswa sangatlah mempengaruhi
kemajuan siswa yang dibawanya. Maka, sebagai guru hendaknya memiliki sikap aktif
dan kreatif agar mampu mengolah pembelajaran menjadi hal baru setiap harinya
dengan mengembangkan berbagai strategi, metode maupun model pembelajaran.
2. Bagi Sekolah
Setiap sekolah selalu menginginkan seluruh siswanya menjadi anak-anak yang
sukses dan dapat mengharumkan nama sekolahnya. Maka dalam mencapai keinginan
tersebut sekolah hendaknya memberi dukungan bagi tenaga pendidik yaitu guru untuk
memberi fasilitas yang memadai, seperti menyediakan media, alat peraga, dan sumber
belajar yang cukup bagi siswa-siswanya.
3. Bagi Kedua Siswa yang Belum Tuntas KKM
Bagi dua siswa yang belum tuntas KKM sebaiknya guru memberikan motivasi
yang lebih supaya kedua siswa tersebut bisa tuntas dalam semua pelajarannya dan
tidak tertinggal jauh dari teman-temannya yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Dimyati, dan Mujiono. 1999. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Jakarta: Sinar Baru Algesindo
Kereng, Achmad, 2003. Tenaga Kependidikan Profesional Guru Sekolah Dasar dan
Menengah. Jakarta: Depdikbud.
Poerwadarminto, WJS. 1984. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Sudjana, Nana. 2006. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Sumiati, Asra. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: PT. CV Wacana Prima.
Suyitno, Anim. 2005. Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas untuk Penyusunan Skripsi.
Semarang: UNNES.
Syah, Muhhibbin 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Tim Badan Kepegawaian Daerah. 2007. Modul Pembelajaran. Bahan Diklat Mata Pelajaran
Fiqih SMP bekerjasama dengan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Jawa Tengah-
BKD Semarang. Semarang: LPMP
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Trianto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Malang:
Prestasi Pustaka
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
SIKLUS I
Nama Sekolah : MTs Al Bidayah Bandungan
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas / Semester : VII / I
Waktu : 2 x 45 Menit (1 Pertemuan)
Tahun Ajaran : 2016/2017
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Kompetensi
Setelah mengikuti
pembelajaran siswa,
memahami tentang Ibadah
Sunnah
Setelah mengikuti
penjelasan guru, siswa
dapat mengetahui
tentang Shalat Sunnah
Setelah mengikuti penjelasan
guru, siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian Shalat
Sunnah
2. Menyebutkan macam-macam
Shalat Sunnah
3. Menjelaskan waktu pelaksanaan
Shalat Sunnah
4. Menjelaskan tata cara Shalat
Sunnah
5. Mempraktikkan Shalat Sunnah
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan definisi Shalat Sunnah
2. Siswa dapat menjelaskan tata cara Shalat Sunnah
3. Siswa dapat mempraktikkan Shalat Sunnah dalam kesehariannya
B. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Shalat sunnah muakad
Sholat sunnah muakad adalah sholat sunnah yang dikuatkan (selalu dikerjakan
oleh Rasulullah)
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam Sholat Sunnah Muakad ialah:
1. Tidak didahului dengan azan dan iqomah
2. Dilaksanakan secara munfarid(sendiri)
3. Dimulai dengan niat sesuai dengan jenis sholatnya
4. Dilaksanakan dengan rakaat salam
5. Tempat pelaksanaannya sebaiknya berpindah dari sholat wajib
2. Macam-macam Sholat Sunnah Muakad
1. Shalat Rawatib Muakad
2. Shalat Witir
3. Shalat Tahajud
4. Shalat Tarawih
5. Shalat Dhuha
6. Sholat Tahiyatul Masjid
7. Shalat Istikharoh
8. Shalat Tassbih
9. Shalat Taubat
10. Shalat Idain
11. Shalat Gerhana dan
12. Shalat Istisqo‟
C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. STAD
D. Sumber Belajar
Buku Al-Islam dan Fiqih
E. Media Pembelajaran
1. Media visual, seperti foto atau gambar-gambar pilihan tentang tata cara Shalat
Sunnah
2. Media audio-visual, seperti video berupa orang yang sedang Shalat Sunnah.
F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Apersepsi: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mempelajari seputar
sholat sunnah
b. Pre test : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mempelajari seputar sholat
sunnah
2. Inti
a. Siswa membaca referensi tentang materi Shalat Sunnah (fase eksplorasi)
b. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi Shalat Sunnah (fase
eksplorasi)
c. Siswa mengamati demonstrasi guru tentang tata cara Shalat Sunnah (fase
eksplorasi)
d. Siswa menulis penjelasan guru mengenai mengenai Shalat Sunnah (fase
elaborasi)
e. Salah seorang siswa mempraktekkan tata cara Shalat Sunnah (fase elaborasi)
f. Penguatan tentang pengertian, macam-macam, dan tata cara Shalat Sunnah
(fase konfirmasi)
3. Penutup
a. Guru memberikan kesimpulan dari hasil proses pembelajaran Fiqih materi
b. Guru memberikan Pekerjaan Rumah (PR) kepada siswa
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
SIKLUS II
Nama Sekolah : MTs Al Bidayah Bandungan
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas / Semester : VII / I
Waktu : 2 x 45 Menit (1 Pertemuan)
Tahun Ajaran : 2016/2017
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Kompetensi
Setelah mengikuti
pembelajaran siswa,
memahami tentang Ibadah
Sunnah
Setelah mengikuti
penjelasan guru, siswa
dapat mengetahui
tentang Shalat Sunnah
Setelah mengikuti penjelasan
guru, siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian Shalat
Sunnah
2. Menyebutkan macam-macam
Shalat Sunnah
3. Menjelaskan waktu pelaksanaan
Shalat Sunnah
4. Menjelaskan tata cara Shalat
Sunnah
5. Mempraktikkan Shalat Sunnah
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan definisi Shalat Sunnah
2. Siswa dapat menjelaskan tata cara Shalat Sunnah
3. Siswa dapat mempraktikkan Shalat Sunnah dalam kesehariannya
B.Materi Pembelajaran
1. Pengertian Shalat sunnah muakad
Sholat sunnah muakad adalah sholat sunnah yang dikuatkan (selalu dikerjakan
oleh Rasulullah)
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam Sholat Sunnah Muakad ialah:
1. Tidak didahului dengan azan dan iqomah
2. Dilaksanakan secara munfarid(sendiri)
3. Dimulai dengan niat sesuai dengan jenis sholatnya
4. Dilaksanakan dengan rakaat salam
5. Tempat pelaksanaannya sebaiknya berpindah dari sholat wajib
2.Macam-macam Sholat Sunnah Muakad
1. Shalat Rawatib Muakad
2. Shalat Witir
3. Shalat Tahajud
4. Shalat Tarawih
5. Shalat Dhuha
6. Sholat Tahiyatul Masjid
7. Shalat Istikharoh
8. Shalat Tassbih
9. Shalat Taubat
10. Shalat Idain
11. Shalat Gerhana dan
12. Shalat Istisqo‟
C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. STAD
D. Sumber Belajar
Buku Al-Islam dan Fiqih
E. Media Pembelajaran
1. Media visual, seperti foto atau gambar-gambar pilihan tentang tata cara Shalat
Sunnah
2. Media audio-visual, seperti video berupa orang yang sedang Shalat Sunnah.
F.Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Apersepsi: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mempelajari seputar
sholat sunnah
b. Pre test : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mempelajari seputar sholat
sunnah
2. Inti
a. Siswa membaca referensi tentang materi Shalat Sunnah (fase eksplorasi)
b. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi Shalat Sunnah (fase
eksplorasi)
c. Siswa mengamati demonstrasi guru tentang tata cara Shalat Sunnah (fase
eksplorasi)
d. Siswa menulis penjelasan guru mengenai mengenai Shalat Sunnah (fase
elaborasi)
e. Salah seorang siswa mempraktekkan tata cara Shalat Sunnah (fase elaborasi)
f. Penguatan tentang pengertian, macam-macam, dan tata cara Shalat Sunnah
(fase konfirmasi)
3. Penutup
a. Guru memberikan kesimpulan dari hasil proses pembelajaran Fiqih materi
b. Guru memberikan Pekerjaan Rumah (PR) kepada siswa
SOAL KELOMPOK I
1. Shalat sunah yang menyertai shalat fardhu disebut dengan....
2. Shalat rawatib yang dilakukan sesudah shalat dhuhur jumlah rekaatnya adalah ……..
3. Waktu mengerjakan shalat tahajud adalah ………………
4. Shalat sunah yang dilaksanakan pada malam hari dengan jumlah bilangan rakaat ganjil
disebut ……………
5. Shalat „idain adalah shalat ……………
SOAL KELOMPOK II
1. Bediam diri didalam masjid sebagai ibadah sunah yang dikerjakan setiap waktu, disebut
…………….
2. Waktu yang dilarang untuk melaksanakan shalat sunah adalah ………….
3. Waktu melaksanakan shalat jenazah adalah ………….
4. Shalat sunah rawatib yang dilaksanakan sesudah shalat fardhu disebut ………….
5. Shalat lail adalah shalat yang dilakukan pada waktu …………..
SOAL KELOMPOK III
1. Jumlah rakaat shalat sunah tahiyatul masjid adalah ……………..
2. Bacaan setelah takbir pertama pada shalat jenazah adalah ………….
3. Tuliskan bacaan niat sholat jenazah untuk jenazah laki-laki .........
4. Tuliskan bacaan niat sholat gerhana bulan ........
5.Waktu yang sangat dianjurkan untuk beri‟tikaf adalah …………….
SOAL KELOMPOK IV
1. Sebutkan rukun shalat jenazah ?
2. Ada berapakah shalat jama‟ ?
3. Sebutkan 3 shalat rawatib yang termasuk sunah rawatib mu‟akad ?
4. Bagaimana tatacara beri‟tikaf di masjid?
5. Tulislah do‟a yang dibaca setelah takbir keempat pada shalat jenazah ?
JAWABAN SOAL SIKLUS
A. I
1. Sholat sunnah rawatib
2. 2
3. Dikerjakan pada waktu malam setelah isya‟
sampaimenjelangwaktushubuhlebihutamadikerjakanpada 2/3
malamterakhirsetelahbanguntidur
4. Sholatsunnahwitir
5. Sholat yang dikerjakankarenadatangnyaHari Raya IdulFitri / IdulAdha
B. II
1. Iktikaf
2. Setelah Sholat Shubuh sampai matahari terbit, Ketika matahari terbit sampai
meninggi seukuran satu tombak, setelah sholat asar sampai matahari terbenam
3.
4. SholatsunnahBa‟diyah
5. DikerjakanpadawaktumalamsetelahIsyasampaimenjelangwaktushubuhlebihutamadi
kerjakanpada 2/3 malamterakhirsetelahbanguntidur
C. III
1. 2 rakaat
2. Membaca Surah Al Fatihah, tidak disunatkan membaca doa iftitah
ا صلي علي هذ ا ا لميث ا ر بح جكبير ا ت مسحقبل ا لقبلة فر ض ا لكفا ية ا د ا ء لله جعا لي .3
ما مو ما ا ما ما ا لله جعا لي ا صلي سنة لخسو ف ا لقسر ر كعحين مسحقبل ا لقبلة .4
5. Kapansajaboleh, baiksiangmaupunmalam
Bulanramadhan 10 hariterakhirbulanramadhan
D. IV
1. Niat, empat kali takbir, Berdiri bagi oprang yang mampu, Membaca Surah Al
Fatihah, Baca Sholawat Nabi setelah takbir ke dua,m Doa untuk Mayat, salam
2. 2 ( jamak Taqdim dan Jamak Ta‟khir)
3. -2 Rakaatsebelumsholatshubuh
- 2 rakaatsebelumsholatdhuhur
- 2 rakaatsesudahsholatdhuhur
- 2 rakaatsesudahsholatmaghrib
- 2 rakaatsesudahsholatisya‟
4. .
5.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Abdul Wahid
NIM : 114-13-006
Tempat, tanggal lahir : Kabupaten Semarang, 23 Desember 1990
Alamat : Dusun Legowo, Rt. 05 Rw. 01
Desa Duren, Kecamatan Bandungan
HP : 085742761606
Jenjang Pendidikan : a. SDN Duren 02, berijazah tahun 2003
b. MTs Al Bidayah Candi Bandungan, berijazah tahun 2006
c. PKBM Citra Ilmu Ungaran, berijazah tahun 2012
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Bandungan, 22 Agustus 2017
Penulis
Abdul Wahid
NIM. 114-13-006