disusun oleh tio rizki permana jurusan...

195
i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING (ISR) PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI) TAHUN 2012-2013 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA NIM :21310008 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

Upload: others

Post on 21-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT

PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING (ISR) PADA

PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM INDEKS SAHAM SYARIAH

INDONESIA (ISSI) TAHUN 2012-2013

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

DISUSUN OLEH

TIO RIZKI PERMANA

NIM :21310008

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

Page 2: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

ii

Page 3: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

iii

Page 4: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

iv

Page 5: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

After being hit by rain

You will become stronger than anyone

Not giving up now

Doing all that you can today

(After Rain _ AKB48)

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu

sendiri, dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu untuk dirimu

sendiri..” (QS. Al-Isra‟: 7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

Kedua orang tuaku tercinta

Kakakku tersayang

Sahabat dan teman-temanku

Almamater

Page 6: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil'alamin. Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena

atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penelitian dan penulisan

skripsi dengan judul "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI TINGKAT PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING (ISR) PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM DAFTAR

INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI) TAHUN 2012-2013” dapat

selesai sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Perbankan Syariah Institut Agama

Islam Negri (IAIN) Salatiga.

Penulis menyadari bahwa dari awal, proses, dan hingga terselesainya

skripsi ini banyak menghadapi kesulitan-kesulitan, namun berkat pertolongan

Allah SWT dan bimbingan, saran, bantuan, doa serta dorongan dari berbagai

pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Maka dari itu, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga dalam kesempatan ini, kepada :

1. Kedua orang tua yang saya hormati dan sayangi yaitu Ayahanda Edi

Siswanto dan Ibunda Murtiningrum yang dengan tulus ikhlas dan penuh

kasih sayang selalu mencurahkan perhatian, kepedulian, bimbingan,

nasihat dukungan serta doa tiada henti kepada penulis.

2. Bapak Dr. H.Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

Page 7: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

vii

3. Dr. Anton Bawono,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

4. Fetria Eka Yudiyana, SE,.M.Si selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah

S1 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

5. Ibu Hikmah Endraswati, S.E, M.S.i selaku dosen pembimbing yang telah

berkenan secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan

pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat

berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga

terselesaikannya skripsi ini. Dan juga selaku dosen wali yang telah

membantu penulis dalam mengikuti dan meyelesaikan studi di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negri (IAIN) Salatiga.

6. Segenap dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam

Negri (IAIN) Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada

penulis selama masa perkuliahan.

7. Kakakku tercinta Arif Nuswantoro yang selalu mendoakan dan memberi

dukungan kepada penulis.

8. Teman-teman satu bimbingan: Afiana Izatal Choir dan Any Novianti yang

selalu mau berbagi cerita dengan penulis, memberikan bantuan, dan

dukungan selama penulis mengerjakan skripsi ini hingga selesai.

9. Sahabat-sahabat PS-S1 dan rekan KKN Dusun Cungkup yang telah

banyak memberikan masukan kepada penulis baik selama dalam

mengikuti perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi ini.

10. Semua pihak yang telah sangat membantu namun tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk sekecil apapun dukungan serta

doa yang kalian berikan.

Page 8: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

viii

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman penulis.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun

dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dan semoga segala bentuk bantuan

dan do‟a mereka dicatat sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapat

balasan yang berlipat ganda. Amin ya robbal „alamin.

Salatiga, 9 Agustus 2015

Penulis

Tio Rizki Permana

NIM : 21310008

Page 9: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

ix

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan,

profitabilitas, umur perusahaan, ukuran dewan komisaris dan proporsi komisaris

independen terhadap tingkat pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada

perusahaan yang terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun

2012-2013. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah

dilakukan oleh Putri (2014). Namun, variabel independen yang digunakan Putri

(2014) yaitu surat berharga syariah tidak digunakan dalam penelitian ini, dan

menambah variabel umur perusahaan, ukuran dewan komisaris dan proporsi

komisaris independen seta variabel dummy tahun sebagai pembeda penelitian ini.

Data penelitian ini adalah data sekunder berbentuk laporan keuangan

(annual report) yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) di

www.idx.com. Dengan menggunakan indeks Islamic Social Reporting (ISR) milik

Othman (2009) yang berjumlah 46 item pengungkapan yang terbagi menjadi 6

tema untuk mengukur indeks ISR yang dilihat dari laporan tahunan perusahaan.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar

dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2013 berturut-turut

sejumlah 324 perusahaan. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling.

Jumlah sampel penelitian ini adalah 162 perusahaan. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (Multiple Regression) dengan

bantuan program komputer SPSS Versi 20.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor Ukuran

Perusahaan (SIZE), Profitabilitas (ROA), Umur Perusahaan dan Ukuran Dewan

Komisaris berpengaruh signifikan terhadap Islamic Social Reporting (ISR).

Sedangkan Proporsi Komisaris Independen (PKI) tidak mempunyai pengaruh

positif signifikan terhadap Islamic Social Reporting (ISR).

Kata Kunci: Islamic Social Reporting (ISR), Ukuran Perusahaan (SIZE),

Profitabilitas (ROA), Umur Perusahaan (AGE), Ukuran Dewan

Komisaris (UDK), Proporsi Komisaris Independen (PKI)

Page 10: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii

PENGESAHAN .............................................................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 14

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 14

1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 15

1.5. Batasan Penelitian ............................................................................... 16

1.6. Sistematika Penelitian ......................................................................... 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori ..................................................................................... 19

2.1.1 Teori Legitimasi ...................................................................... 19

2.2. Pengungkapan (Disclosure) ................................................................ 22

2.2.1 Definisi ..................................................................................... 22

2.2.2 Corporate Social Responsibility (CSR) ................................... 24

2.2.3 Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) .................................. 27

2.2.4 Islamic Social Reporting (ISR) ................................................ 29

2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ISR .............................................. 41

2.3.1 Ukuran Perusahaan................................................................... 41

2.3.2 Profitabilitas ............................................................................. 42

2.3.3 Umur Perusahaan ..................................................................... 43

2.3.4 Ukuran Dewan Komisaris ........................................................ 44

2.3.5 Proporsi Komisaris Independen ............................................... 45

2.4. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 46

Page 11: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

xi

2.5. Hipotesis ............................................................................................... 49

2.5.1 Ukuran Perusahaan Terhadap ISR ........................................... 49

2.5.2 Profitabilitas Terhadap ISR ...................................................... 50

2.5.3 Umur Perusahaan Terhadap ISR .............................................. 51

2.5.4 Ukuran Dewan Komisaris Terhadap ISR ................................. 52

2.5.5 Proporsi Komisaris Independen Terhadap ISR ........................ 53

2.6. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 54

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 56

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ....................... 57

3.2.1 Variabel Bebas (Independen) .................................................. 57

3.2.2 Variabel Terikat (Dependen) ................................................... 61

3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................ 62

3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 65

3.5 Metode Analisis ................................................................................... 65

3.6.1 Statistik Deskriptif ................................................................... 65

3.6.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................... 65

3.7 Analisis Regresi ................................................................................... 68

3.7.1 Koefisien Determinan .............................................................. 70

3.7.2 Uji F ......................................................................................... 70

3.7.3 Uji T ......................................................................................... 71

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

4.1 Analisis Hasil Content Analiysis .......................................................... 72

4.2 Analisa Statistik Deskriptif .................................................................. 103

4.3 Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 109

4.3.1 Uji Normalitas .......................................................................... 109

4.3.2 Uji Multikolinearitas ................................................................ 110

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 112

4.3.4 Uji Autokorelasi ....................................................................... 112

4.4 Analisis Hasil Regresi .......................................................................... 113

4.4.1 Koefisien Determinasi .............................................................. 118

4.4.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) .............................................. 118

4.4.3 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ................................................... 119

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 126

5.2. Keterbatasan Penulisan ........................................................................ 127

5.3. Saran ..................................................................................................... 128

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

xii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Research Gap Penelitian ...................................................... 11

2. Tabel 2.1 Daftar Peneliti Terdahulu ..................................................... 47

3. Tabel 3.1 Rangkuman Hasil Proses Pengambilan Sampel................... 64

4. Tabel 3.2 Kriteria Pengujian Ada Tidaknya Autokorelasi ................... 68

5. Tabel 4.1 Daftar Perusahaan dengan Skor Indeks ISR Tiga

Tertinggi dan Tiga Terendah ................................................................ 74

6. Tabel 4.2 Daftra Perushaan dengan Skor Indeks Tema ISR

Tertinggi Tahun 2010-2013 ................................................................. 79

7. Tabel 4.3 Daftar Perusahaan dengan Fokus Tema Produk dan

Jasa Tertinggi ....................................................................................... 81

8. Tabel 4.4 Daftar Perusahaan dengan Fokus Tema Karyawan

Tertinggi ............................................................................................... 82

9. Tabel 4.5 Daftar Perusahaan dengan Fokus Tema Lingkungan

Tertinggi ............................................................................................... 84

10. Tabel 4.6 Daftar Perusahaan dengan Fokus Tema Tata Kelola

Perusahaan Tertinggi ............................................................................ 85

11. Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Variabel ISR ......................................... 104

12. Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Variabel Ukuran Perusahaan yang

diukur dengan Total Aset ..................................................................... 104

13. Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Variabel Profitabilitas yang

diukur dengan Retrun Of Asset (ROA) ............................................... 105

14. Tabel 4.10 Statistik Deskriptif Variabel Umur Perusahaan ................ 106

15. Tabel 4.11 Statistik Deskriptif Variabel Ukuran Dewan Komisaris ... 107

16. Tabel 4.12 Statistik Deskriptif Variabel Proporsi Komisaris

Independen (PKI) ................................................................................ 108

17. Tabel 4.13 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ....................................... 110

18. Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................. 111

19. Tabel 4.15 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................ 112

20. Tabel 4.16 Hasil Uji Autokorelasi ....................................................... 113

21. Tabel 4.17 Hasil Regresi Model........................................................... 114

Page 13: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

xiii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Tiga Pilar Pembangunan Berkelanjutan ........................... 25

2. Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ......................................................... 55

3. Gambar 4.1 Total Skor Indeks ISR Tahun 2012-2013 ........................ 72

4. Gambar 4.2 Total Skor Indeks ISR Masing-masing Tema Tahun

2012-2013 ............................................................................................ 77

5. Gambar 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas ............................................... 109

Page 14: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Islamic Social Responsibility (ISR)

2. Lampiran 2 Daftar Perusahaan Sampel

3. Lampiran 3 Skor Indeks ISR Tahun 2012-2013

4. Lampiran 4 Rangkuman Jumlah Perusahaan

Per Pokok Pengungkapan

5. Lampiran 5 Rangkuman Data Penelitian

6. Lampiran 6 Hasil SPSS 20

Page 15: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi ini, dunia perekonomian banyak mengalami

perkembangan sejalan dengan bertambahnya waktu. Perkembangan yang

begitu pesatnya antara lain ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

informasi, persaingan yang ketat, pertumbuhan inovasi yang luar biasa yang

mengakibatkan banyak perusahaan juga mengubah cara berbisnisnya.

Perkembangan kondisi lingkungan tersebut turut serta mempengaruhi dunia

usaha dan menciptakan persaingan yang semakin ketat. Oleh sebab itu, salah

satu cara perusahaan untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat ialah

perusahaan diharapkan dapat lebih transparan dalam mengungkapkan

informasi tentang perusahaannya agar memperoleh citra positif kepada

masyarakat luas.

Salah satu hal yang perlu diungkapkan oleh perusahaan ialah

informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

Responsibility). Corporate Social Responsibilty (CSR) secara umum

didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk tidak hanya berupaya

mencari keuntungan dari roda bisnisnya, tetapi juga menjaga keharmonisan

dengan lingkungan sosial di sekitar tempatnya berusaha, melalui upaya-upaya

yang mengarah pada peningkatan kehidupan komunitas setempat di segala

aspeknya (Khoirudin, 2013).

Page 16: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

2

Saat ini isu CSR kian menjadi sorotan dalam beberapa dekade

terakhir. Karena konsep CSR merupakan inti dari etika bisnis. Hal ini

menjadikan perusahaan yang berkonsep single bottom line yang

mengutamakan nilai perusahaan, dianggap sudah ketinggalan zaman

(Widiawati, 2012). Konsep ini menekankan hanya pada pencapaian profit

yang maksimal pada pelaporan laba rugi perusahaan. Widiawati (2012)

menambahkan bahwa gagasan utama CSR menjadikan perusahaan

dihadapkan pada konsep triple bottom line dalam bentuk tanggung jawab

aspek keuangan, kehidupan sosial dan lingkungan hidup.

Suharto (2011) mengungkapkan, dalam CSR, perusahaan tidak dapat

dipisahkan dari para individu yang terlibat di dalamnya, yakni pemilik dan

karyawannya. Mereka tidak boleh hanya memikirkan keuntungan finansial

bagi perusahaannya saja melainkan harus memiliki kepekaan dan kepedulian

terhadap publik, khususnya masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan.

Istilah mengenai Corporate Sosial Responsibility ini juga berkaitan dengan

dampak lingkungan yang disebabkan oleh perusahaan yang beroperasi di

lingkungan tersebut. Hal ini muncul sebagai reaksi dari banyak pihak

terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi baik fisik, psikis, maupun sosial

sebagai imbas dari pengelolaan sumber-sumber produksi perusahaan. Oleh

karena itu, CSR dapat dijadikan keberpihakan perusahaan kepada masyarakat

dan lingkungan serta wahana untuk menjaga dan melakukan upaya-upaya

preventif dan represif terhadap kemungkinan munculnya pandangan negatif

terhadap industrialisasi.

Page 17: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

3

Dewasa ini, konsep CSR mulai berkembang pesat ke arah yang

positif. Berbagai perusahaan, baik nasional maupun internasional mulai

menunjukkan komitmennya terhadap praktik tanggung jawab sosial kepada

para pemangku kepentingan mereka. Maulida, Yulianto dan Asrori (2014)

mengungkapkan bahwa praktik dalam pengungkapkan CSR di Indonesia

mengalami peningkatan baik dalam kuantitas maupun kualitas dibandingkan

dari tahun-tahun sebelumnya. Dimana pelaporan tentang CSR perusahaan

yang semula bersifat sukarela (voluntary) menjadi bersifat wajib (mandatory)

dengan adanya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 pasal 74 tentang

Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa laporan tahunan harus memuat

beberapa informasi, salah satunya adalah laporan pelaksanaan tanggung

jawab sosial dan lingkungan.

Akhir-akhir ini, semakin banyak perusahaan yang menerapkan prinsip

syariah dalam kegiatan bisnisnya. Aspek yang mendapatkan sorotan dari

menjamurnya perusahaan berlabel syariah ialah pelaksanaan tanggung jawab

sosial perusahaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip hukum Islam. Dusuki

(2008) menyatakan bahwa paradigma takwa kepada Allah SWT merupakan

landasan utama dari CSR dalam perspektif islam. Hasil penelitian Dusuki

(2008) didukung oleh Siwar dan Hossain (2009) yang mengungkapkan

bahwa nilai-nilai Islam yang terdapat dalam Al-Quran dan diterapkan oleh

Nabi Muhammad SAW dapat digunakan sebagai landasan untuk

menyelesaikan segala permasalahan di muka bumi. Al-Quran berisi berbagai

macam petunjuk mengenai hukum, ekonomi, sosial, politik dan jihad. Al-

Page 18: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

4

Quran juga memaparkan bahwa islam menempatkan manusia sebagai

khalifah Allah SWT. Oleh karena itu, sebagai khalifah, manusia memiliki

tanggung jawab untuk memelihara seluruh ciptaan Allah SWT. Konsep CSR

dalam Islam lebih ditekankan sebagai bentuk ketakwaan manusia kepada

Allah SWT dalam dimensi perusahaan. Dalam penelitiannya, mereka

menyimpulkan bahwa nilai-nilai Islam memiliki hubungan yang relevan dan

memiliki kontribusi terhadap konsep CSR yang telah berkembang saat ini.

Islam memandang perusahaan bukan hanya bertanggung jawab

terhadap pemegang saham, tetapi juga masyarakat dan lingkungan secara

keseluruhan dengan tujuan mendapatkan ridha dari Allah SWT. Hal ini

mewajibkan perusahaan untuk melaksanakan CSR dengan menjaga

lingkungan dengan baik, menjamin keselamatan kerja karyawan dan

melakukan kegiatan sosial. Dasar filosofi tersebut bersifat relijius, maka

diyakini bahwa hubungan prinsip Islam dan CSR akan lebih bersifat

berkelanjutan dibandingkan pola perusahaan konvensional. Karena jika tidak

melaksanakan CSR, sama dengan melanggar perintah Allah SWT yang

diyakini akan ada balasannya di dunia maupun di akhirat (Fitria dan Hartanti,

2010).

Pasar modal syariah berperan penting dalam meningkatkan pangsa

pasar perusahaan-perusahaan berbasis syariah di Indonesia (Putri, 2014).

Pasar modal bebasis syariah di Indonesia diawali dengan dibentuknya

Jakarta Islamic Index (JII). Jakarta Islamic Index ini hanya terdiri dari 30

saham syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Akan tetapi,

Page 19: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

5

Efek Syariah yang terdapat di pasar modal syariah tidak hanya berjumlah 30

saham syariah (Raditya, 2012). Bapepam dan LK mengeluarkan Daftar Efek

Syariah (DES) pada November 2007 sebagai satu-satunya rujukan tentang

Efek Syariah di pasar modal Indonesia. Dan pada tanggal 12 Mei 2011

diluncurkan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). ISSI merupakan indeks

saham yang mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di BEI.

Konstituen ISSI adalah keseluruhan saham syariah yang tercatat di BEI dan

terdaftar dalam DES. Munculnya ISSI akan menjadi acuan bagi investor

untuk berinvestasi di saham syariah sekaligus menggambarkan kinerja

seluruh saham syariah yang tercatat di BEI serta membantu menjelaskan

kesalahpahaman masyarakat yang beranggapan bahwa saham syariah hanya

terdiri dari 30 saham yang masuk JII ( www.idx.co.id ).

Dewasa ini pengukuran CSR masih mengacu kepada Global

Reporting Initiative Index (Haniffa, 2002). Pengukuran tersebut tentunya

kurang tepat karena indeks GRI belum menggambarkan prinsip-prinsip

Islam. Haniffa (2002) menjelaskan bahwa terdapat keterbatasan pada

kerangka pelaporan sosial yang dilakukan oleh lembaga konvensional.

Karena prinsip konvensional hanya mengedepankan material saja, sedangkan

prinsip syariah mencakup aspek spiritual dan moral. Oleh karena itu,

Othman, Thani dan Ghani (2009) mengembangkan indeks pengungkapan

yang relevan dengan hal-hal yang sesuai dengan prinsip syariah yaitu Islamic

Social Reporting (ISR).

Page 20: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

6

Indeks ISR merupakan tolak ukur pelaksanakaan tanggung jawab

sosial syariah yang berisi kompilasi item-item standar CSR yang ditetapkan

oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial

Institutions) yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh para peneliti

mengenai item-item CSR yang seharusnya diungkapkan oleh suatu entitas

Islam (Othman et al, 2009). Sesuainya indeks ISR untuk entitas islam karena

mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan prinsip Islam seperti transaksi

yang sudah terbebas dari unsur riba, spekulasi dan gharar, serta

mengungkapkan zakat, status kepatuhan syariah serta aspek-aspek sosial

seperti sodaqoh, waqaf, qardul hasan, sampai dengan pengungkapan

peribadahan di lingkungan perusahaan.

Menurut Maulida et. al (2014), Indeks ISR ialah metode pengukuran

CSR yang merupakan pengembangan pengungkapan tanggungjawab sosial

yang didalamnya sesuai prinsip syariah. Pengungkapan indeks ISR di

Indonesia masih bersifat sukarela, hal ini menyebabkan pelaporan ISR setiap

perusahaan syariah menjadi tidak sama. Pelaporan yang tidak sama tersebut

disebabkan tidak adanya standart yang baku secara syariah tentang pelaporan

ISR.

Dalam social reporting, karakteristik perusahaan dapat

mempengaruhi kinerja serta luas penyajian laporan tahunan termasuk laporan

sukarela perusahaan (Tristanti, 2012). Karakteristik perusahaan dapat dilihat

dari ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, ukuran dewan

komisaris dan proporsi komisaris independen.

Page 21: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

7

Untuk ukuran perusahaan, perusahaan yang lebih besar biasanya

memiliki aktivitas yang lebih banyak dan kompleks, mempunyai dampak

yang lebih besar terhadap masyarakat, memiliki shareholder yang lebih

banyak, serta mendapat perhatian lebih dari kalangan publik, oleh karena itu

perusahaan besar cenderung mendapat tekanan yang lebih untuk

mengungkapakan pertanggungjawaban sosialnya (Cowen et al., dalam Putri,

2014).

Amran dan Devi (2008) menambahkan bahwa suatu perusahaan yang

memiliki profit lebih besar harus lebih aktif melaksanakan CSR. Karena

perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang kuat akan mendapat

tekanan yang lebih dari pihak eksternal untuk lebih mengungkapkan

pertanggungjawaban sosialnya secara luas.

Untuk umur perusahaan, Tristanti (2012) menyatakan bahwa semakin

lama perusahaan dapat bertahan, maka perusahaan semakin mengungkapkan

informasi sukarelanya sebagai bentuk tanggung jawabnya agar tetap diterima

di masyarakat.

Ukuran dewan komisaris yang dimaksud adalah jumlah anggota

dewan komisaris dalam perusahaan. Coller dan Gregory dalam Sembiring

(2005) menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris,

maka akan semakin mudah memonitoring aktifitas perusahaan. Dikaitkan

dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, maka tekanan

terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkan ISR.

Page 22: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

8

Komisaris independen merupakan komisaris yang tidak berasal dari

pihak terafiliasi. Yang dimaksud terafiliasi adalah pihak yang mempunyai

hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali,

anggota direksi dan dewan komisaris lain, serta dengan perusahaan itu

sendiri, sehingga terbebas dari hubungan bisnis atau lainnya yang dapat

mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak

hanya untuk kepentingan perusahaan (Ariningtika, 2013). Oleh karena itu,

semakin banyak dewan komisaris independen, maka perusahaan akan

mengungkapkan informasi sukarelanya secara lebih luas dan terbukti

kebenarannya.

Penelitian ini menarik untuk diteliti, sebab dengan indeks ISR, maka

calon investor muslim dapat menilai apakah perusahaan yang masuk dalam

pasar modal syariah benar-benar melaksanakan prinsip islam dalam

operasionalnya yang tercermin dalam laporan tanggungjawab sosial

perusahaan. Karena banyak kasus yang mengarah pada pelanggaran tanggung

jawab sosial suatu perusahaan. Contohnya ialah melubernya lumpur dan gas

panas di Kabupaten Sidoarjo yang disebabkan oleh eksploitasi PT Lapindo

Brantas yang sampai saat ini belum selesai dalam ganti rugi lahan warga

yang tertutup lumpur. PT. Djarum yang kita kenal bergerak dalam bidang

industri rokok dan yang kita ketahui dengan maraknya isu Global Warming /

pemanasan global yang diakibatkan asap rokok yang dihasilkan konsumen

rokok itu sendiri. Limbah industri PT Wings Surya yang melampaui baku

Page 23: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

9

mutu buangan limbah cair yang telah merusak sekitar 18 hektar tanaman padi

milik warga (CSR Indonesia Newsletter : 2008).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Othman et al. (2009) pada 100

perusahaan yang terdaftar di Bursa Malaysia pada periode penelitian 2006-

2008. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ukuran perusahaan,

profitabilitas, dan ukuran dewan direksi muslim secara signifikan

mempengaruhi tingkat pengungkapan ISR, sedangkan tipe industri bukanlah

faktor penting yang mempengaruhi ISR secara signifikan karena tipe industri

yang satu dengan yang lain memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda.

Pada penelitian Raditya (2012) di perusahaan yang masuk Daftar Efek

Syariah dengan sampel sebanyak 117 perusahaan. Hasil penelitian yang

dilakukan selama kurun waktu tahun 2009-2010 membuktikan bahwa

penerbitan sukuk, jenis industri dan umur perusahaan tidak berpengaruh

signifikan terhadap tingkat pengungkapan ISR, sedangkan ukuran perusahaan

dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan ISR.

Khoirudin (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh dari elemen

Good Corporate Governance terhadap pengungkapan Islamic Social

Reporting pada perbankan syariah di Indonesia. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh bank umum syariah di Indonesia yang berjumlah 11 unit bank

pada periode 2010-2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran dewan

komisaris terbukti memiliki pengaruh positif signifikan terhadap

pengungkapan Islamic social reporting pada perbankan syariah di Indonesia.

Sedangkan ukuran dewan pengawas syariah tidak terbukti berpengaruh

Page 24: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

10

terhadap pengungkapan Islamic social reporting pada perbankan syariah di

Indonesia.

Maulida, Yulianto dan Asrori (2014) mencoba menguji pengaruh

ukuran perusahaan, profitabilitas dan kinerja lingkungan terhadap

pengungkapan ISR pada perusahaan yang terdaftar di JII pada periode 2009-

2012. Sampel yang terpilih untuk penelitian sebanyak 9 perusahaan syariah

dikalikan 4 tahun yaitu sebanyak 36. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa

variabel profitabilitas dan variabel kinerja lingkungan secara parsial

berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting perusahaan

syariah di JII. Sedangkan variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh

terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting perusahaan syariah di JII.

Karena perusahaan yang masuk dalam penelitian ini dikategorikan sebagai

perusahaan dengan ukuran perusahaan yang besar, memperlihatkan bahwa

ukuran perusahaan yang diukur menggunakan total aset tidak tepat digunakan

untuk perusahaan dengan berbagai sektor bidang.

Page 25: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

11

Tabel 1.1

Research Gap Penelitian

No Variabel Hasil Peneliti Penjelasan

1 Ukuran Perusahaan

+

Othman (2009), Raditya

(2012), Widyawati (2012),

Putri (2014)

berpengaruh karena

perusahaan yang lebih besar

memiliki sumber daya lebih

banyak dari pada perusahaan

yang lebih kecil.

- Wicaksono (2011),

Kuiksuko (2013)

Tidak berpengaruh karena

perusahaan yang lebih kecil

melakukan pengungkapan

informasi secara lebih luas

agar mendapat citra positif

oleh masyarakat luas.

2 Profitabilitas

+ Othman (2009), Raditya

(2012), Widyawati (2012)

berpengaruh karena

perusahaan dengan

profitabilitas lebih tinggi akan

mempunyai publik demand

yang tinggi pula.

- Dyah (2008), Suta (2012),

Putri (2014)

tidak berpengaruh karena

pengungkapan informasi

akutansi akan mengurangi

laba perusahaan karena biaya

tambahan untuk

mengungkapkan informasi

tersebut.

3 Umur Perusahaan

+ Tristanti (2012), Nurseto

(2012)

Berpengaruh karena semakin

lama perusahaan dapat

bertahan, maka perusahaan

semakin mengung-

kapkan informasi sukarelanya

sebagai bentuk tanggung

jawabnya agar tetap

diterima di masyarakat.

- Akhtarudin (2005), Dyah

(2008), Raditya (2012)

tidak berpengaruh karena

perusahaan yang berumur

lebih muda melakukan

pengungkapan informasi lebih

besar untuk mengurangi

ketidakpastian risiko operasi.

Page 26: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

12

Bertolak dari hasil penelitian yang berbeda-beda, penulis tertarik

untuk mengembangkan tulisan Othman et al. (2009) dengan menggunakan

ISR sebagai indeks pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Penelitian mengenai ISR ini masih sangat jarang ditemui, karena penelitian

terdahulu lebih banyak menggunakan indeks Global Reporting Initiatives

4 Ukuran Dewan

Komisaris

+ Terzaghi (2012), Amirul

Khoirudin (2013)

Berpengaruh karena semakin

banyak dewan komisaris

maka tekanan terhadap

manajemen juga akan

semakin besar untuk

mengungkapkan informasi

secara lebih luas.

-

Ratnasari (2011), Miftah

dan Arifin (2013), Dipika

(2014)

Sebagai wakil dari

shareholders dewan komisaris

akan membuat kebijakan

menggunakan laba

perusahaan untuk ektivitas

operasional perusahaan yang

lebih menguntungkan

daripada melakukan aktivitas

sosial.

5 Proporsi Komisaris

Independen

+ Adi Wardhana (2013), Jizi

et. al (2014)

Berpengaruh karena

perusahaan dengan tingkat

proporsi dewan

komisaris independen yang

tinggi biasanya akan

mendapat tuntutan untuk

memberikan informasi lebih

banyak.

- Ratnasari (2011), Dipika

(2014)

Tidak berpengaruh karena

tugas dari komisaris

independen adalah untuk

menciptakan keseimbangan

intern saja seperti pemegang

saham utama, direksi,

komisaris, manajemen,

maupun pemegang saham

publik.

Page 27: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

13

(GRI) sebagai guideline untuk sustainability reporting pada perusahaan-

perusahaan publik serta sebagian besar penelitian terdahulu berkaitan dengan

pengungkapan CSR berdasarkan ketentuan syariah yang hanya spesifik

terhadap bank syariah. Penulis menggunakan data perusahaan yang masuk

dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) karena ISSI mampu

memberikan pilihan investasi yang lebih luas. Penelitian sebelumnya

kebanyakan menggunakan data perusahaan yang masuk dalam DES (Daftar

Efek Syariah) oleh Widiawati dan Raditya (2012) dan JII (Jakarta Islamic

Index) oleh Maulida, Yulianto dan Asrori (2014).

Penelitian ini menggunakan dummy tahun dan dummy industri untuk

membedakan penelitian ini dengan penelitian lainnya. Karena menurut

Ghozali (2007) dummy tahun dan dummy tipe industri dapat berpengaruh

terhadap variabel dependen. Kondisi di masing-masing tahun dan industri

berbeda-beda sehingga diduga berpengaruh terhadap variabel dependen

tersebut. Dummy tahun digunakan karena kondisi perekonomian Indonesia

berbeda pada tahun 2012 dan 2013. Perekonomian Indonesia dipengaruhi

oleh faktor eksternal yaitu kondisi perekonomian dunia, dan faktor internal

yaitu kondisi perekonomian dalam negeri. Sedangkan dummy industri

digunakan untuk mengetahui apakah tipe industri yang terdiri dari 8 kategori

mempengaruhi pengungkapan ISR.

Page 28: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

14

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap Islamic

Social Reporting perusahaan yang terdaftar pada Indeks Saham

Syariah Indonesia?

2. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap Islamic Social

Reporting perusahaan yang terdaftar pada Indeks Saham Syariah

Indonesia?

3. Apakah umur perusahaan berpengaruh positif terhadap Islamic

Social Reporting perusahaan yang terdaftar pada Indeks Saham

Syariah Indonesia?

4. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap

Islamic Social Reporting perusahaan yang terdaftar pada Indeks

Saham Syariah Indonesia?

5. Apakah proporsi komisaris independen berpengaruh positif

terhadap Islamic Social Reporting perusahaan yang terdaftar pada

Indeks Saham Syariah Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka

penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis dan memperoleh bukti adanya pengaruh positif

ukuran perusahaan terhadap Islamic Social Reporting (ISR)

Page 29: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

15

perusahaan yang terdaftar pada Indeks Saham Syariah Indonesia

(ISSI).

2. Menganalisis dan memperoleh bukti adanya pengaruh positif

profitabilitas terhadap Islamic Social Reporting (ISR) perusahaan

yang terdaftar pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).

3. Menganalisis dan memperoleh bukti adanya pengaruh positif umur

perusahaan terhadap Islamic Social Reporting (ISR) perusahaan

yang terdaftar pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).

4. Menganalisis dan memperoleh bukti adanya pengaruh positif

ukuran dewan komisaris terhadap Islamic Social Reporting (ISR)

perusahaan yang terdaftar pada Indeks Saham Syariah Indonesia

(ISSI).

5. Menganalisis dan memperoleh bukti adanya pengaruh positif

proporsi dewan komisaris independen terhadap Islamic Social

Reporting (ISR) perusahaan yang terdaftar pada Indeks Saham

Syariah Indonesia (ISSI).

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan daya guna bagi :

1. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan dapat

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam dunia kerja. Selain itu,

penelitian ini digunakan sebagai pemenuhan salah satu syarat

dalam menyelesaikan studi.

2. Bagi investor

Page 30: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

16

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi calon

investor khususnya calon investor Muslim dalam pengambilan

keputusan investasi.

3. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

pertimbangan bagi perusahaan-perusahaan yang masuk dalam

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) agar dapat melakukan

tanggung jawab sosialnya dengan membuat Islamic Social

Reporting (ISR) yang memadai dan sesuai dengan prinsip syariah.

4. Bagi akademisi, atau penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi

dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

1.5. Batasan Penelitian

Batasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Indeks yang digunakan mengacu pada beberapa penelitian dengan

rujukan utama pada Othman et al. (2009) yang telah melakukan

penilaian terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial

pada perusahaan di Bursa Efek Malaysia.

2. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk dalam

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tahun 2012-2013.

3. Sampel penelitian ini adalah sesuai dengan kriteria berikut :

a. Perusahaan yang masuk Indeks Saham Syariah Indonesia

(ISSI).

Page 31: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

17

b. Perusahaan yang masuk dalam Indeks Saham Syariah

Indonesia (ISSI) sebanyak 4 periode dan tercatat (listed) di

BEI selama tahun 2012-2013.

c. Laporan tahunan menggunakan mata uang Rupiah.

d. Laporan tahunan tersedia.

1.6. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab ini

bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai isi penulisan

secara menyeluruh.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang landasan teori yang digunakan dalam penelitian,

landasaan teori ini diperoleh dari berbagai studi literatur yang berkaitan

dengan topik. Dalam bab ini juga dijelaskan mengenai kerangka pemikiran

serta penelitian-penelitian terdahulu.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang deskripsi tentang variabel-varibel penelitian,

penentuan populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, metode

pengumpulan data serta metode analisis yang digunakan dalam penelitian.

Page 32: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

18

BAB IV : ANALISIS DATA

Bab ini berisi mengenai analisis data, interpretasi hasil dan argumen

terhadap hasil penelitian. Bab ini bertujuan untuk menjawab rumusan

masalah yang telah dikemukakan penulis.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian,

keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

Page 33: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

19

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Teori Legitimasi

Menurut Hadi (2011), legitimasi merupakan sistem pengelolaan

perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat,

pemerintah, individu, dan kelompok masyarakat. Dalam teori legitimasi,

perusahaan secara terus-menerus mencoba untuk meyakinkan bahwa

mereka melakukan kegiatan sesuai dengan batasan dan norma-norma

masyarakat dimana mereka berada.

Legitimasi adalah sesuatu yang penting karena perusahaan dan

masyarakat sekitarnya memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan.

Legitimasi merupakan batasan-batasan terhadap norma-norma dan nilai-

nilai sosial sehingga diharapkan dapat mendorong organisasi berperilaku

dengan memperhatikan nilai-nilai sosial di lingkungan perusahaan.

Dowling dan Pfeffer dalam Harsanti (2011) menyatakan bahwa teori

legitimasi menjadi suatu sumber yang menentukan keberadaan

perusahaan. Perusahaan dikatakan memiliki legitimasi ketika sistem nilai

perusahaan selaras dengan sistem nilai kemasyarakatan, dimana

perusahaan merupakan bagian dari masyarakat. Dalam pengertian secara

mendasar, legitimasi adalah hubungan sosial yang dikukuhkan sebagai

hal yang benar dan tepat secara moral. Legitimasi adalah status atau

kondisi yang terjadi ketika sistem nilai suatu perusahaan adalah sama dan

Page 34: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

20

sebangun dengan masyarakat. Tristanti (2012) menambahkan bahwa

legitimasi adalah proses yang mengarah ke sebuah organisasi yang

dipandang sah. Organisasi berusaha untuk memastikan bahwa mereka

beroperasi dalam batas-batas dan norma-norma masyarakat. Ciri

organisasi yang dilegitimasi oleh masyarakat adalah sesuai dengan

kerangka rasional dan legal dalam masyarakat tersebut. Meskipun

perusahaan mempunyai kebijaksanaan operasi dalam batasan institusi,

kegagalan perusahaan dalam menyesuaikan diri dengan norma ataupun

adat yang diterima oleh masyarakat, akan mengancam legitimasi

perusahaan serta sumber daya perusahaan, yang pada akhirnya akan

mengancam kelangsungan hidup perusahaan.

Menurut Deegan (2000), harapan masyarakat terhadap perilaku

perusahaan dapat bersifat implisit dan eksplisit. Bentuk eksplisit dari

kontrak sosial adalah persyaratan legal yang tercantum dalam peraturan

legal, sementara bentuk implisitnya adalah “harapan masyarakat yang

tidak tercantum dalam peraturan legal (uncodified community

expectation)”. Kontrak implisit perusahaan terhadap masyarakat ialah

melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai yang dijunjung di

lingkungan masyarakat. Jika suatu perusahaan dapat memenuhi kontrak

implisit tersebut terhadap stakeholders, maka stakeholders akan bertindak

sesuai keinginan perusahaan. Sebaliknya, jika perusahaan tidak

memenuhi kontrak implisit terhadap stakeholders maka akan terjadi

kemungkinan kontrak implisit menjadi sesuatu yang eksplisit dan akan

Page 35: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

21

menimbulkan biaya yang lebih tinggi. Jika hal ini dibiarkan terus-

menerus maka akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan.

Legitimasi dianggap seperti menyamakan persepsi atau asumsi

bahwa tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan merupakan

tindakan yang pantas ataupun sesuai dengan sistem norma, nilai dan

kepercayaan yang berkembang dalam masyarakat. Richardson dalam

Harsanti (2011) mengatakan bahwa akuntansi adalah institusi yang

melegitimasi dan memberikan suatu makna dimana nilai-nilai sosial

dihubungkan dengan tindakan ekonomi. Teori legitimasi mendasarkan

pada isu sentral dari “kontrak sosial” sebuah perusahaan dengan

masyarakat dan memprediksi bahwa manajemen akan mengadopsi

strategi tertentu (termasuk strategi pelaporan) dalam tawaran untuk

menyakinkan masyarakat bahwa organisasi mengikuti nilai masyarakat

dan norma yang ada.

Dengan diberlakukannya pengungkapan, perusahaan merasa

keberadaan dan aktivitasnya terlegitimasi. Pengungkapan adalah suatu

media yang dapat menghubungkan perusahaan dengan masyarakat.

Adanya pengungkapan secara sukarela oleh manajemen perusahaan akan

memberikan pengetahuan dan informasi lebih tentang perusahaan kepada

semua pemakai laporan, dalam hal ini termasuk masyarakat. Oleh karena

itu masyarakat dapat mengetahui segala aktivitas dan kinerja perusahaan

dari pengungkapan tersebut.

Page 36: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

22

Tristanti (2012) menyatakan bahwa perusahaan yang sudah

mengungkapkan informasi dan telah diketahui masyarakat sesuai dengan

nilai dan norma yang ada, maka perusahaan tersebut akan terlegitimasi.

Artinya perusahaan tersebut sudah mendapatkan reputasi yang baik di

mata masyarakat, sehingga akan menghindarkan dari kemungkinan

pemberhentian aktivitas perusahaan. Selain itu, dengan adanya

penerimaan dari masyarakat, diharapkan menjadi nilai tambah maupun

citra baik bagi perusahaan sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam

pengambilan keputusan bagi stakeholders. Meskipun masih terdapat

pesimisme yang kuat yang dikemukakan oleh banyak peneliti, teori ini

telah dapat menawarkan sudut pandang yang nyata mengenai pengakuan

sebuah perusahaan oleh masyarakat (Widiawati, 2012).

2.2. Pengungkapan (Disclosure)

2.2.1 Definisi

Pengungkapan secara sederhana dapat diartikan sebagai

pengeluaran informasi (Sudarmadji dan Sularto, 2007). Sementara itu

menurut Haniffa (2002) yaitu membuat sesuatu menjadi diketahui atau

mengungkapkan sesuatu. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengungkapan

adalah pemberian informasi atas konsekuensi atau bentuk

pertanggungjawaban mengenai aktivitas yang telah dilakukan oleh suatu

perusahaan.

Tingkat pengungkapan sangat dipengaruhi oleh sumber

pembiayaan, sistem hukum, keadaan ekonomi dan politik, tingkat

Page 37: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

23

perkembangan ekonomi dan tingkat pendidikan dan budaya. Menurut

Cooke dalam Ayu (2010) ada beberapa biaya yang harus dikeluarkan

untuk membuat pengungkapan yaitu biaya pengumpulan informasi, biaya

supervise manajemen, biaya auditor dan kuasa hukum, dan biaya

penyebaran informasi.

Raditya (2012) menyatakan bahwa pengungkapan terbagi menjadi

dua macam, yaitu :

1. Pengungkapan Wajib (mandatory disclosure)

Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan informasi yang

diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Di Indonesia, peraturan

mengenai pengungkapan laporan keuangan dikeluarkan oleh

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

(BAPEPAM dan LK) melalui Surat Edaran Nomor SE-

02/PM/2002 yang direvisi pada Surat Edaran Nomor SE-

02/BL/2008 kemudian direvisi kempali pada Surat Edaran Nomor

SE-03/BL/2011 tentang Pedoman dan Penyajian dan

Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan

Publik.

2. Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure)

Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan melebihi yang

diwajibkan. Pengungkapan sukarela merupakan cara untuk

mewujudkan transparansi dalam bidang bisnis perusahaan. Selain

Page 38: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

24

itu, pengungkapan sukarela juga dapat meningkatkan kepercayaan

investor dan pengguna laporan keuangan lainnya.

Pengungkapan fakta keuangan harus berisi informasi yang benar,

akurat dan tersedia bebas untuk pengguna laporan keuangan (Raditya,

2012). Pengungkapan juga harus memberikan informasi memadahi yang

dibutuhkan untuk pengambilan keputusan para pengguna laporan

keuangan. Hal ini dapat membantu dalam membuat keputusan ekonomi

dan bisnis yang konsisten.

2.2.2 Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut The World Business Council on Sustainable

Development (WBCSD), pengertian Corporate Social Responsibility

(CSR) adalah sebagai suatu komitmen dari perusahaan untuk

melaksanakan etika keprilakuan (behavioral ethnics) dan berkontribusi

terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable

economic development). Karena perusahaan tidak lagi hanya dihadapkan

pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai

perusahaan (corporate value/ profit) yang direfleksikan dalam kondisi

keuangannya (financial) saja. Selain mengejar profit, perusahaan juga

harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan

masyarakat (people) serta turut berkontribusi aktif dalam menjaga

kelestarian lingkungan (planet).

Menurut Hackston dan Milne dalam Sembiring (2005), Corporate

Social Responsibility (CSR) merupakan proses pengkomunikasian

Page 39: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

25

dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap

kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara

keseluruhan. Hal tersebut mengakibatkan bertambahnya tanggung jawab

perusahaan, di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan

keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham.

Bertambahnya tanggung jawab berarti mengasumsikan bahwa perusahaan

mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari

laba untuk pemegang saham.

Menurut Watts dan Holme (1999), CSR ditempatkan dalam

konteks pembangunan berkelanjutan. Gambar 2.1 mengilustrasikan

hubungan antara pembangunan berkelanjutan dengan konsep CSR.

Sumber: Watts dan Holme (1999)

Gambar 2.1 Tiga Pilar Pembangunan Berkelanjutan

Berdasarkan Gambar 2.1, pembangunan berkelanjutan terdiri dari

tiga pilar utama, yaitu tanggung jawab keuangan perusahaan, tanggung

Corporate

Financial

Responsibility

Corporate

Environmental

Responsibility

Corporate Responsibility

(Sustainable Development)

Corporate Social

Responsibility

Page 40: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

26

jawab lingkungan perusahaan, tanggung jawab sosial perusahaan (Watts

dan Holme, 1999). Menurut Steurer et al. (2005), pembangunan

berkelanjutan merupakan pembangunan yang memenuhi kebutuhan

generasi saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi depan dalam

memenuhi kebutuhan dan aspirasi mereka. Dengan demikian,

pembangunan berkelanjutan melakukan kegiatan pembangunannya saat

ini tanpa mengorbankan kemampuan/manfaat di masa datang.

Di Indonesia praktek pengungkapan tanggung jawab sosial diatur

oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009) paragraf 12, yang

menyatakan bahwa: “Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan

keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah

(value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor

lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang

menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang

memegang peranan penting. Laporan tambahan tersebut di luar ruang

lingkup Standar Akutansi Keuangan”. Dasar hukum CSR juga tertuang

dalam UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) pasal 74

UU RI Ayat 1 mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, yaitu:

“Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan atau

berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab

sosial dan lingkungan”.

Page 41: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

27

Dalam pelaksanaannya di Indonesia, CSR bersifat wajib bagi

perusahaan. Namun pelaporan CSR belum memiliki standar baku yang

berlaku berhubungan dengan hal-hal apa saja yang harus diungkapkan

didalamnya. Masing-masing pihak memiliki definisi dan interpretasi yang

beragam mengenai pelaporan CSR. Dalam prakteknya, CSR merupakan

konsep yang sulit diartikan. Beberapa pengertian tentang CSR di atas,

dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian CSR, yaitu kewajiban atau

komitmen perusahaan untuk tidak hanya mencari keuntungan dalam

kegiatan bisnisnya, akan tetapi juga harus memperhatikan kehidupan

masyarakat dan alam di sekitar lingkungan perusahaan.

2.2.3 Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Indonesia sebagai Negara muslim terbesar di dunia merupakan

pasar yang sangat besar untuk pengembangan industri keuangan syariah

(Raditya, 2012). Industri keuangan syariah meliputi perbankan syariah,

asuransi syariah dan yang terbaru adalah pasar modal syariah. Dengan

kehadiran pasar modal syariah, memberikan kesempatan bagi kalangan

muslim yang ingin menginvestasikan dananya sesuai dengan prinsip

syariah, sehingga memberikan ketenangan dan keyakinan atas transaksi

yang halal.

Pasar Modal menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 adalah

kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan

efek, serta perusahaan publik yang berkaitan dengan efek. Dari definisi

tersebut dapat disimpulkan bahwa pasar modal syariah adalah kegiatan

Page 42: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

28

dalam pasar modal sebagaimana yang diatur dalam undang-undang yang

tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

Secara umum kegiatan pasar modal syariah tidak memiliki

perbedaan dengan pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa

karakteristik khusus pasar modal syariah yaitu bahwa produk dan

mekanisme transaksi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah

sebagaimana diatur dalam peraturan BAPEPAM dan LK No. IX.A.13,

yaitu tidak melakukan kegiatan usaha :

a. Perjudian dan permainan yang tergolong judi.

b. Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa.

c. Perdagangan dengan penawaran/ permintaan palsu.

d. Bank berbasis bunga.

e. Perusahaan pembiayaan berbasis bunga.

f. Jual beli yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan atau

judi (maisir), antara lain asuransi konvensional.

g. Memproduksi, mindistribusikan, memperdagangkan dan atau

menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram lil-dzatihi),

baarang dan jasa haram bukan karena zatnya ((haram li-

ghairihi)yang ditetapkan oleh DSN-MUI dan atau, barang atau

jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat.

h. Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap.

Kumpulan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip

syariah di pasar modal yang ditetapkan oleh BAPEPAM dan LK

Page 43: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

29

(sekarang OJK) atau pihak yang disetujui oleh BAPEPAM dan LK

disebut Daftar Efek Syariah (DES). Daftar Efek Syariah (DES) dibentuk

pada tanggal 12 September 2007. DES didirikan dengan tujuan untuk

memandu investor agar mengetahui perusahaan yang termasuk dalam

kategori syariah.

Kinerja saham-saham yang masuk dalam kategori syariah secara

umum diwakili oleh 2 indeks yaitu Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks

Saham Syariah Indonesia (ISSI). Perbedaan JII dan ISSI hanya terletak

pada jumlah perusahaan. Jakarta Islamic Index (JII) hanya mengambil 30

perusahaan dari DES dengan pertimbangan likuiditas, kapitalisasi dan

faktor fundamental lainnya. Sedangkan Indeks Saham Syariah Indonesia

(ISSI) adalah cerminan semua saham yang masuk dalam Daftar Efek

Syariah (DES) yang akan dievaluasi enam bulan sekali yaitu setiap bulan

Mei dan November, atau setiap adanya penyesuaian apabila terdapat

saham syariah yang baru tercatat atau dihapuskan dari DES

(www.idx.co.id).

2.2.4 Islamic Social Reporting (ISR)

Dalam perspektif islam, sosial reporting tidak hanya menekankan

pada tanggungjawab perusahaan antar sesama manusia. Haniffa (2002)

berpendapat bahwa seharusnya aspek spiritual juga dijadikan sebagai

fokus utama dalam social reporting perusahaan karena para pembuat

keputusan Muslim memiliki ekspektasi agar perusahaan mengungkapkan

informasi-informasi secara sukarela guna membantu dalam pemenuhan

Page 44: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

30

kebutuhan spiritual mereka. Oleh karena itu, ia memandang bahwa perlu

adanya kerangka khusus untuk pelaporan pertanggungjawaban sosial

yang sesuai dengan prinsip Islam.

Kerangka tersebut tidak hanya berguna bagi para pembuat

keputusan Muslim, tetapi juga berguna bagi perusahaan Islam dalam

memenuhi pertanggungjawabannya terhadap Allah SWT dan masyarakat.

Kerangka ini dikenal dengan sebutan Islamic Social Reporting (ISR).

Islamic Social Reporting (ISR) menggunakan prinsip syariah sebagai

landasan dasarnya. Prinsip syariah dalam ISR menghasilkan aspek-aspek

material, moral, dan spiritual yang menjadi fokus utama dari pelaporan

sosial perusahaan. Islamic Social Reporting (ISR) merupakan perluasan

dari pelaporan sosial yang tidak hanya berupa keinginan besar dari

seluruh masyarakat terhadap peranan perusahaan dalam ekonomi

melainkan berkaitan dengan perspektif spiritual (Haniffa, 2002).

Menurut Haniffa (2002), Islamic Social Reporting (ISR) memiliki

dua tujuan utama. Pertama yaitu sebagai bentuk akuntabilitas kepada

Allah SWT dan masyarakat. Kedua, adalah untuk meningkatakan

transparansi kegiatan bisnis dengan cara memberikan informasi yang

relevan dan sesuai dengan kebutuhan spiritual para pembuat keputusan

muslim. Abu-Tapanjeh (2009) mengungkapkan bahwa akuntabilitas tidak

hanya ditujukan kepada para pemangku kepentingan saja, tetapi juga pada

Allah SWT sebagai Dzat yang memiliki otoritas tertinggi dalam

Page 45: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

31

memberikan keberkahan dan kesuksesan. Dengan kata lain, akuntabilitas

yang utama adalah kepada Allah SWT sebagai Tuhan bagi semesta alam.

Ada dua hal lagi yang merupakan hal terpenting dalam Islamic

Social Reporting (ISR) menurut Othman dan Thani (2009). Pertama ialah

Keadilan sosial, yang dimaksud keadilan sosial disini adalah keadilan

bagi seluruh orang yang terkait dalam lingkungan perusahaan seperti

keadilan kepada karyawan, pelanggan, distributor, dan seluruh anggota

masyarakat dimana kegiatan bisnis tersebut beroperasi. Dan yang kedua

ialah tanggungjawab perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang

dimilikinya dalam upaya memberikan manfaat kepada umat agar

mencapai kesejahteraan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

islam ingin menyelaraskan antara kegiatan ekonomi dan spiritual dalam

kegiatan bisnisnya. Syariah Islam memiliki tiga dimensi yang saling

berhubungan, yaitu mencari ridho Allah agar tercapainya keadilan sosial,

yang kemudian memberikan manfaat kepada umat, dan mencapai

kesejahteraan (Haniffa, 2002).

Penelitian ini menggunakan kerangka Islamic Social Reporting

(ISR) dengan rujukan utama Haniffa (2002) yang dimodifikasi dengan

item-item yang terdapat pada penelitian Othman et.al. (2009). Berikut

keenam tema pengungkapan dalam Islamic Social Reporting (ISR) yang

digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

Page 46: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

32

1. Pendanaan dan Investasi

a) Riba (interest-free)

Riba berasal dari bahasa Arab yang berarti tambahan (Al-

Ziyadah), berkembang (An-Nuwuw), meningkat (Al-Irtifa‟), dan

membesar (Al-„uluw). Antonio dalam Putri (2014) memaparkan

mengenai masalah riba sebagai setiap penambahan yang diambil

tanpa adanya suatu penyeimbang atau pengganti („iwad) yang

dibenarkan syariah. Hal yang dimaksud transaksi pengganti atau

penyeimbang yaitu transaksi bisnis atau komersil yang

melegitimasi adanya penambahan secara adil, seperti jual beli,

sewa menyewa, atau bagi hasil proyek dimana dalam transaksi

tersebut ada faktor penyeimbang berupa ikhtiar/usaha,risiko dan

biaya. Larangan riba dalam Al-Quran QS. Al-Baqarah 278-280 :

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada

Allah dan tingglkanlah sisa riba (yang belum dipungut)

jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu

tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari

Allah dan Rasul-Nya. Tetapi jika kamu bertobat, maka

kamu berhak atas pokok hartamu. Kamu tidak berbuat

zalim (merugikan) dan tidak pula dizalimi (dirugikan).

Dan jika orang yang berutang itu dalam kesulitan, maka

berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh

kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih

baik bagimu, jika kamu mengetahui.”

b) Gharar (ketidakpastian)

Terjadi ketika terdapat incomplete information antara kedua

belah pihak yang bertransaksi dalam hal kuantitas, kualitas,

harga, waktu penyerahan dan akad (Widiawati, 2012). Salah

satu contoh dari transaksi yang mengandung gharar adalah

Page 47: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

33

transaksi lease and purchase (sewa-beli) karena adanya

ketidakpastian dalam akad yang diikrarkan antara kedua pihak.

c) Zakat

Zakat merupakan kewajiban bagi seluruh umat Muslim atas

harta benda yang dimiliki ketika telah mencapai nisab (Raditya,

2012). Zakat tidaklah sama dengan donasi, sumbangan, dan

shadaqah. Zakat memiliki aturan yang jelas mengenai harta

yang harus dizakatkan, batasan harta yang terkena zakat, cara

penghitungannya, dan siapa saja yang boleh menerima harta

zakat sesuai apa yang telah diatur oleh Allah SWT.

d) Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan

penghapusan piutang tak tertagih.

Penangguhan atau penghapusan utang harus dilakukan dengan

adanya penyelidikan terlebih dahulu kepada pihak debitur

terkait ketidakmampuannya dalam pembayaran piutang

(Widiawati, 2012). Penangguhan atau penghapusan utang

merupakan suatu bentuk sikap tolong-menolong yang

dianjurkan didalam Islam sesuai dengan firman Allah SWT

dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 280 berikut:

“Dan jika (orang berutang) dalam kesulitan, maka

berilah tangguh hingga dia berkelapangan. Dan

menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu lebih

baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Page 48: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

34

e) Current Value Balance Sheet (Nilai masa kini)

Nilai kini dalam neraca akan dijadikan sebagai pedoman untuk

menentukan berapa jumlah zakat yang dikeluarkan. Nilai masa

kini dapat diperoleh dari estimasi nilai rata-rata transaksi yang

terjadi atau transaksi yang akan terjadi apabila aset tersebut

diperjualbelikan oleh perusahaan. Current value balance sheet

sudah seharusnya dimasukkan sebagai bagian dari persyaratan

pelaporan operasi perusahaan (Sulaiman, 2003). Namun, PSAK

Indonesia masih memberlakukan nilai historis atas nilai-nilai

akun pada neraca. Salah satu aspek yang masih mengandung

nilai historis adalah pengukuran setelah pengakuan aset tidak

berwujud. Dalam PSAK No 19 (revisi 2000) disebutkan bahwa

entitas hanya dapat menggunakan model harga perolehan dalam

mengukur aset tidak berwujud. Meskipun, PSAK No. 19 (revisi

2009) yang mulai berlaku efektif tahun buku 1 Januari 2011

sudah mengarahkan pada konsep current value menyatakan

bahwa tiap entitas diberikan kebebasan untuk menggunakan

model harga perolehan atau model revaluasi dalam mengukur

aset tidak berwujud. Oleh karena itu, klasifikasi current value

balance sheet tidak relevan untuk dijadikan kriteria dalam

pengungkapan penelitian ini.

f) Value Added Statement

Menurut Staden dalam Raditya (2012) value added adalah nilai

yang tercipta dari hasil aktivitas perusahaan dan karyawan-

Page 49: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

35

karyawannya. Value added statement merupakan pernyataan

yang melaporkan perhitungan nilai tambah beserta

pemanfaatannya oleh para pemangku kepentingan perusahaan

(Widiawati, 2012). Istilah value added statement pada dewasa

ini diartikan sebagai laporan pertambahan nilai. Value Added

Statement lebih berkembang di negara-negara maju

dibandingkan dengan negara berkembang seperti Indonesia.

Dalam penelitian ini istilah value added statement lebih merujuk

pada pernyataan nilai tambah dalam laporan tahunan

perusahaan.

2. Produk dan Jasa

a. Produk yang ramah lingkungan (green product)

Setiap perusahaan di seluruh dunia diharapkan menghasilkan

produk ataupun jasa yang ramah lingkungan sebagai suatu

bentuk partisipasi dalam menjaga dan memelihara lingkungan

yang kian mengalami kerusakan (Widiawati, 2012).

b. Status kehalalan produk

Widiawati (2012) mengungkapkan bahwa status kehalalan suatu

produk merupakan suatu kewajiban yang harus diungkapkan

oleh perusahaan dalam laporan tahunannya kepada seluruh

konsumen Muslim. Status kehalalan suatu produk diketahui

setelah mendapatkan sertifikat kehalalan produk dari Majelis

Ulama Indonesia (MUI).

Page 50: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

36

c. Kualitas dan keamanan suatu produk

Setelah produk dinyatakan halal, hal lain yang juga penting

untuk perusahaan dalam mengungkapkan produknya adalah

mengenai kualitas dan keamanan produk (Widiawati, 2012).

Produk yang berkualitas dan aman akan meningkatkan

kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap suatu perusahaan.

Kualitas dan keamanan suatu produk perusahaan dinyatakan

dengan adanya ISO 9000 : 2000 yang merupakan sertifikat

manajemen mutu.

d. Keluhan konsumen/indikator yang tidak terpenuhi dalam

peraturan dan kode sukarela (jika ada).

Item pengungkapan selanjutnya adalah mengenai keluhan

konsumen atau pelayanan pelanggan. Suatu perusahaan

diharapkan tidak hanya berfokus pada produk yang dihasilkan

(product-oriented) melainkan memberikan pelayanan terhadap

konsumen yang memuaskan (consumer-oriented) dengan

menyediakan pusat layanan keluhan konsumen setelah proses

jual beli (Widiawati, 2012).

3. Karyawan

Haniffa (2002) dan Othman dan Thani (2010) memaparkan

bahwa masyarakat Islam ingin mengetahui apakah karyawan-

karyawan perusahaan telah diperlakukan secara adil dan wajar

melalui informasi-infromasi yang diungkapkan, seperti upah,

Page 51: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

37

karakteristik pekerjaan, jam kerja per hari, libur tahunan, jaminan

kesehatan dan kesejahteraan, kebijakan terkait waktu dan tempat

ibadah, pendidikan dan pelatihan, kesetaraan hak, dan lingkungan

kerja. Berdasarkan penjelasan di atas, item pengungkapan pada

tema karyawan yang digunakan dalam penelitian ini terdapat pada

lampiran 1.

4. Masyarakat

Haniffa (2002) menerangkan bahwa konsep dasar yang

mendasari tema ini adalah ummah, amanah, dan adl. Konsep

tersebut menekankan pada pentingnya saling berbagi dan

meringankan beban orang lain dengan hal-hal yang telah disebutkan

pada item-item pengungkapan di atas. Perusahaan memberikan

bantuan dan kontribusi kepada masyarakat dengan tujuan semata-

mata untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membantu

menyelesaikan permasalahan sosial di masyarakat seperti

membantu memberantas buta aksara, memberikan beasiswa, dan

lain-lain (Maali et al., 2006 dan Othman dan Thani, 2010). Ada

sebelas item pada tema ini yang dipaparkan lebih lanjut dalam

lampiran satu.

5. Lingkungan

Menurut Haniffa (2002), penting bagi seluruh makhluk

hidup untuk melindungi lingkungan sekitarnya. Konsep yang

mendasari tema lingkungan dalam penelitian ini adalah mizan,

i‟tidal, khilafah, dan akhirah. Konsep tersebut menekankan pada

Page 52: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

38

prinsip keseimbangan, kesederhanaan, dan tanggung jawab dalam

menjaga lingkungan. Oleh karena itu, informasi-informasi yang

berhubungan dengan penggunaan sumber daya dan program-

program yang digunakan untuk melindungi lingkungan harus

diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan (Othman dan

Thani, 2010). Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-

Quran surat Ar-Rum ayat 41 berikut:

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut akibat ulah

tangan manusia, supaya Allah menghendaki agar mereka

merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar

mereka kembali (ke jalan yang benar).”

6. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)

Tata kelola perusahaan dalam sistem ekonomi Islam

mempunyai cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan tata

kelola perusahaan dalam sistem konvensional (Abu-Tapanjeh,

2009). Tata kelola perusahaan dalam Islam berasal dari konsep

khalifah. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat

Al-Baqarah ayat 30 berikut:

“Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada malaikat,

“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di

muka bumi. Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak

menjadikan (khalifah) di muka bumi itu orang yang akan

membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,

padahal kami senantiasa bertasbih kepada dengan memuji

Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman,

“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu

ketahui.”

Makna ayat di atas adalah manusia sebagai utusan Allah SWT telah

diberikan kepercayaan oleh-Nya untuk menjaga bumi beserta isinya

Page 53: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

39

dari segala bentuk kerusakan. Pertanggungjawaban manusia atas

amanah itu tidak hanya kepada masyarakat atau para pemangku

kepentingan, tetapi juga kepada Allah SWT sebagai pemilik dari

bumi beserta isinya. Dalam Islam, tujuan utama akuntabilitas adalah

semata-mata untuk mencapai al-falah dan kesejahteraan sosial.

Sedangkan dalam ekonomi konvensional, tujuan utama

akuntabilitas adalah sebagai bentuk transparansi dalam rangka

menciptakan pasar efisien yang sesuai dengan aturan yang berlaku

(Abu-Tapanjeh, 2009). Menurut Kasri (2009), perbedaan utama

tata kelola perusahaan dalam sistem Islam dan konvensional terletak

pada aspek filosofi yang mencakup tujuan perusahaan, jenis

keterlibatan kontrak, pemain kunci dalam praktik kelola perusahaan,

serta hubungan antara pemain kunci tersebut. Praktik tata kelola

perusahaan dalam perspektif Islam merupakan salah satu bentuk

kewajiban umat muslim kepada Allah SWT sehingga tercipta

kontrak “implisit” antara manusia dan Allah SWT dan kontrak

“eksplisit” antara sesama manusia. Namun, pada praktiknya

perbedaan tata kelola perusahaan dalam ekonomi Islam dan

ekonomi konvensional terlihat tidak ada bedanya.

Munid dalam Raditya (2012) memaparkan bahwa prinsip-prinsip

tata kelola perusahaan dalam ekonomi Islam terbagi menjadi empat,

yaitu :

Page 54: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

40

a. Akuntabilitas (Accountability)

Dalam hal akuntabilitas, umat Muslim harus percaya bahwa

apapun yang telah diperbuat di bumi pasti ada balasannya di

akhirat kelak. Oleh karena itu, manusia harus menjalankan

perintah Allah SWT semata-mata demi mengharap ridha

Allah SWT.

b. Transparansi (Transparency)

Konsep mengenai transparansi terdapat dalam Al-Quran surat

Al-Baqarah ayat 282. Makna dari ayat tersebut menyiratkan

bahwa tujuan perusahaan bukan hanya untuk menghasilkan

keuntungan saja, melainkan juga untuk menyejahterakan

masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan harus

mengungkapkan informasi-informasi yang terkait dengan

usaha perusahaan dalam menyejahterakan masyarakat

tersebut. Haniffa (2002) menambahkan bahwa sesuai dengan

konsep transparansi, perusahaan harus mengungkapkan

informasi yang terkait dengan kebijakan-kebijakan

perusahaan, aktifitas-aktifitas bisnis yang dilakukan,

kontribusi perusahaan terhadap masyarakat, penggunaan

sumber daya yang telah dimanfaatkan, dan upaya

perlindungan lingkungan.

c. Keadilan (Fairness)

Prinsip keadilan terdapat dalam firman Allah SWT Al-Quran

surat An-Nisa ayat 58. Makna dari ayat tersebut adalah Allah

Page 55: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

41

SWT menghimbau agar manusia dapat selalu berlaku adil

dalam menghadapi masalah-masalah hukum di muka bumi.

d. Tanggung Jawab (Responsibility)

Konsep tanggung jawab erat kaitannya dengan konsep

akuntabilitas. Firman Allah SWT yang mendasari prinsip

tanggungjawab terdapat dalam Al-Quran surat Al-Anfal ayat

27. Ayat tersebut mengindikasikan bahwa islam mengajarkan

kepada umatnya untuk berperilaku etis dalam setiap kegiatan

bisnis mereka. Dengan kata lain, para pelaku kegiatan bisnis

harus dapat memanfaatkan sebaik-baiknya titipan yang

dipercayakan Allah SWT kepada mereka.

2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting (ISR)

2.3.1 Ukuran Perusahaan

Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public

demand terhadap informasi yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang

berukuran lebih kecil. Cowen et al. dalam Sembiring (2003) menyatakan

bahwa perusahaan yang lebih besar mungkin akan memiliki pemegang

saham yang memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan

dalam laporan tahunannya.

Penelitian Haniffa dan Cooke (2005) periode 1996 dan 2002 pada

138 perusahaan non keuangan di Bursa Malaysia dan Jizi et al., (2014)

pada 193 bank komersial yang ada di Amerika periode waktu 2009-2011

telah membuktikan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan

menggunakan proxy total aset memiliki pengaruh positif signifikan

Page 56: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

42

terhadap tingkat pengungkapan wajib ataupun sukarela. Hal itu

dikarenakan perusahaan yang lebih besar adalah perusahaan yang

memiliki sumber daya lebih banyak daripada perusahaan yang lebih kecil

dan perusahaan yang lebih besar memiliki pembiayaan, fasilitas, dan

sumber daya manusia yang lebih banyak untuk dapat melakukan

pengungkapan yang lebih sesuai dengan prinsip Islam (Othman et al.,

2009). Namun, ada pula penelitian yang mengindikasikan bahwa ukuran

perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat pengungkapan

wajib dan sukarela karena perusahaan yang lebih kecil melakukan

pengungkapan informasi secara lebih luas agar mendapat citra positif oleh

masyarakat luas. Penelitian tersebut dihasilkan oleh Kuiksuko (2013)

pada 40 perusahaan yang tercatat di BEI pada periode tahun 2010.

2.3.2 Profitabilitas

Profitabilitas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam mencari keuntungan dan untuk melihat keefektifan manajemen

suatu perusahaan dalam mengungkapkan tanggungjawab sosialnya

(Maulida et al. 2014). Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin tinggi

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga public

demand meningkat yang akan menekan manajemen untuk

mempublikasikan laporan tahunannya secara lebih luas agar mendapatkan

citra positif dari masyarakat.

Penelitian Tagesson, Blank, Broberg, & Collin (2009) pada 267

perusahaan yang terdaftar pada Bursa Swedia dan Othman (2009) dengan

sampel 100 perusahaan yang terdaftar di Bursa Malaysia telah

Page 57: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

43

membuktikan bahwa profitabilitas yang diukur dengan menggunakan

proxy ROA memiliki pengaruh positif signifikan terhadap tingkat

pengungkapan wajib ataupun sukarela. Hal itu dikarenakan perusahaan

yang memiliki profitabilitas yang lebih besar akan banyak mendapat

perhatian dari masyarakat, sehingga manajemen akan memperluas

laporan sukarelanya agar mendapat citra positif dari masyarakat. Namun,

penelitian yang dilakukan oleh Suta (2012) pada 105 perusahaan yang

terdaftar di BEI periode tahun 2008-2010 menyatakan bahwa

profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat pengungkapan

wajib dan sukarela karena pengungkapan informasi akuntansi akan

mengurangi laba perusahaan yang disebabkan karena biaya tambahan

yang digunakan untuk membayar sumber daya untuk mengungkapkan

informasi tersebut.

2.3.3 Umur Perusahaan

Umur perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan

tersebut dalam bersaing dan memanfaatkan peluang bisnis untuk dapat

tetap eksis dalam perekonomian. Dalam penelitian ini, umur perusahaan

dihitung sejak perusahaan listing atau terdaftar di Bursa Efek. Umur

perusahaan diduga memiliki pengaruh positif terhadap luas

pengungkapan informasi sukarela. Alasan yang mendasari pemilihan

variabel ini, yaitu dugaan bahwa perusahaan yang lebih senior atau tua

mungkin telah lebih meningkatkan praktek-praktek pelaporan keuangan

mereka dari waktu ke waktu, sehingga informasi yang diungkapkan akan

lebih luas (Akhtarudin, 2005).

Page 58: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

44

Penelitian Tristanti (2012) pada 726 perusahaan yang terdaftar

pada BEI periode tahun 2006-2010, dan Dwita (2014) pada 14

perusahaan yang terdaftar pada BEI periode tahun 2008-2012

membuktikan bahwa terdapat hubungan positif antara umur perusahaan

dengan tingkat pengungkapan wajib maupun sukarela karena perusahaan

dengan umur yang lebih tua akan cenderung mengungkapkan informasi

yang lebih banyak dalam laporan tahunannya dengan tujuan

meningkatkan reputasi dan citra perusahaan di pasar.

Penelitian yang dilakukan Dyah (2008) pada 62 perusahaan yang

terdaftar di BEI dan Raditya (2012) dengan sampel 117 perusahaan yang

masuk dalam DES menyatakan bahwa umur perusahaan tidak

berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan sukarela karena perusahaan

yang berumur lebih muda akan melakukan pelaporan informasi yang

lebih banyak dibandingkan perusahaan yang lebih tua dengan tujuan

untuk mengurangi ketidakpastian risiko operasi serta untuk meningkatkan

kepercayaan diri investor terhadap posisi mereka.

2.3.4 Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran dewan komisaris yang dimaksud adalah jumlah anggota

dewan komisaris dalam perusahaan. Dewan komisaris merupakan

mekanisme pengendali intern tertinggi yang bertanggung jawab untuk

memonitor tindakan manajemen puncak. Individu yang bekerja sebagai

anggota dewan komisaris merupakan hal penting dalam memonitor

aktivitas manajemen secara efektif (Sembiring, 2005).

Page 59: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

45

Penelitian Terzaghi (2012) pada 89 perusahaan manufaktur yang

tercatat di BEI untuk tahun 2008 dan Khoirudin (2013) pada 11 unit bank

umum syariah menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh

terhadap pengungkapan sukarela perusahaan karena semakin besar

jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah

mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin

efektif. Dihubungkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial

syariah perusahaan, maka tekanan terhadap manajemen juga akan

semakin besar untuk mengungkapkan ISR. Penelitian yang dilakukan

oleh Ratnasari (2011) pada 16 perusahaan yang terdaftar di BEI

menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan sukarela karena dalam dewan komisaris terdapat hubungan

terafiliasi seperti hubungan kekeluargaan dengan pemilik perusahaan,

sehingga tekanan yang dilakukan kurang efektif.

2.3.5 Proporsi Komisaris Independen

Komisaris independen merupakan komisaris yang tidak berasal

dari pihak terafiliasi, sedangkan komisaris non-independen merupakan

komisaris yang terafiliasi. Terafiliasi adalah pihak yang mempunyai

hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali,

anggota direksi dan dewan komisaris lain, serta dengan perusahaan itu

sendiri (Ariningtika, 2013).

Keberadaan dewan komisaris independen diharapkan dapat

bersikap netral terhadap segala kebijakan yang dibuat oleh direksi.

Page 60: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

46

Keberadaan dewan komisaris independen telah diatur dalam peraturan

BEJ tanggal 19 Juli 2004 yang menyatakan bahwa perusahaan yang

terdaftar di Bursa harus mempunyai komisaris independen sekurang-

kurangnya 30% dari seluruh jajaran anggota dewan komisaris (Surya dan

Yustivandana, 2006).

Penelitian Wardhana (2013) pada 328 perusahaan yang terdaftar

di BEI dan Jizi, Salama, Dixon dan Stratling (2014) pada 193 bank

komersial yang ada di Amerika periode waktu 2009-2011 menyatakan

bahwa proporsi komisaris independen mempengaruhi pengungkapan

informasi sukarela karena semakin banyak komisaris independen yang

terdapat pada suatu perusahaan, maka tuntutan untuk memberikan

informasi lebih banyak juga semakin besar. Penelitian Ratnasari (2011)

pada 16 perusahaan yang terdaftar di BEI menyatakan bahwa proporsi

komisaris independen tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela

karena tugas dari komisaris independen hanya untuk menciptakan

keseimbangan intern saja seperti pemegang saham utama, direksi,

komisaris, dan manajemen.

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian-peneitian terdahulu yang membahas mengenai

pengungkapan ISR masih sangat tebatas. Penelitian-penelitian tersebut

kebanyakan dilakukan di negara Malaysia dengan perusahaan-perusahaan

Malaysia sebagai objek penelitiannya. Sehingga, ada beberapa aspek

Page 61: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

47

spesifik yang melekat pada kondisi negara Malaysia yang sulit diterapkan di

negara lain.

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pengaruh karakteristik

perusahaan terhadap tingkat pengungkapan ISR perusahaan yang masuk

pada Indeks Saham Syariah Indonesia tahun 2012-2013. Tabel 2.1

menunjukkan beberapa penelitian terdahulu :

Tabel 2.1

Daftar Penelitian Terdahulu

No. Peneliti dan Judul Variabel Metode Hasil

1. Rohana Othman,

Azlan Md Thani dan

Erlane .K. Ghani

(2009)

“Determinants of

Islamic Social

Reporting Among Top

Shariah- Approved

Companies in Bursa

Malaysia

Dependen :

Islamic Social

Reporting (ISR)

Independen:

Size,Profitabilitas,

Komposisi

Dewan dan Tipe

Industri

Metode

analisis

regresi

linier

berganda

Ukuran

perusahaan dan

Profitabilitas

berpengaruh

terhadap

pengungkapan

ISR, sedangkan

tipe industri tidak

berpengaruh

terhadap

pengungkapan

ISR.

2. Raditya (2012)

“Analisis Faktor-

faktor yang

mempengaruhi tingkat

pengungkapan ISR

Pada Perusahaan yang

Masuk Daftar Efek

Syariah (DES)

Periode 2009-2010.

Independen :

Islamic Sosial

Reporting

Dependen :

Sukuk, Ukuran

Perusahaan,

Profitabilitas,

Jenis Industri,

Umur Perusahaan

Metode

analisis

regresi

linier

berganda

Ukuran

perusahaan dan

profitabilitas

mempunyai

pengaruh positif

signifikan

terhadap

pengungkapan

ISR. Namun,

Jenis Industri,

penerbitan sukuk

dan

Umur perusahaan

tidak berpengaruh

terhadap

pengungkapan

ISR

Page 62: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

48

3. Widiawati (2012)

“Analisis Faktor-

faktor yang

mempengaruhi

Islamic Social

Reporting

Perusahaan-

perusahaan pada

Daftar Efek Syariah

Tahun 2009-2011

Independen :

Islamic Sosial

Reporting

Dependen :

Ukuran

perusahaan,

Profitabilitas,

Tipe industri dan

Jenis bank

Metode

analisis

regresi

linier

berganda

Hasil

penelitian ini

menunjukkan

bahwa seluruh

variabel

berpengaruh

signifikan

terhadap

pengungkapan

ISR.

4. Putri (2014) “Faktor-

faktor yang

Mempengaruhi ISR

Perusahaan-

perusahaan yang

terdaftar pada Indeks

Saham Syariah

Indonesia Tahun

2011-2012

Dependen :

Islamic Sosial

Reporting

Independen :

Ukuran

perusahaan,

Profitabilitas,

Tipe industri, dan

Surat berharga

syariah

Metode

analisis

regresi

berganda

Ukuran

Perusahaan, Tipe

Industri, dan

Surat Berharga

Syariah

berpengaruh

positif signifikan

terhadap ISR di

Indonesia.

Sedangkan

profitabilitas tidak

berpengaruh

secara signifikan

terhadap ISR di

Indonesia.

5. Maulida, Yulianto dan

Asrori (2014)

“Analisis Faktor-

faktor yang

Mempengaruhi

Pengungkapan Islamic

Sosial Responsibility

pada Perusahaan yang

terdaftar di Jakarta

Islamic Index (JII)

Tahun 2009-2012”

Dependen :

Islamic Sosial

Reporting

Independen :

Ukuran

Perusahaan,

Profitabilitas dan

Kinerja

Lingkungan.

Metode

analisis

regresi

berganda

Ukuran

perusahaan tidak

berpengaruh

terhadap

pengungkapan

ISR perusahaan

syariah di JII.

Sedangkan

variabel

profitabilitas dan

variabel kinerja

lingkungan secara

partial

berpengaruh

terhadap

pengungkapan

ISR perusahaan

syariah di JII.

Page 63: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

49

2.5. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang masih harus dibuktikan

kebenarannya melalui penelitian lebih lanjut (Suta, 2012). Hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

2.5.1 Hipotesis Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan ISR

Ukuran perusahaan merupakan tingkat identifikasi besar atau

kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan yang lebih besar melakukan

aktivitas yang lebih banyak, menyebabkan dampak yang lebih besar.

Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin banyak modal yang

ditanamkan sehingga sumber daya dan dana yang besar dalam perusahaan

cenderung memiliki permintaan yang lebih luas akan informasi pelaporan

perusahaannya (Maulida et al. 2014).

Secara lebih spesifik, penelitian yang terkait antara ukuran

perusahaan dan ISR pernah dilakukan oleh Othman et al. (2009) di Bursa

Malaysia dan Raditya (2012) di Daftar Efek Syariah (DES). Hasil

penelitian keduanya menyatakan bahwa ukuran perusahaan secara positif

signifikan mempengaruhi tingkat ISR. Othman et al. (2009) menduga

bahwa perusahaan yang lebih besar akan cenderung melakukan

pengungkapan ISR secara lebih luas. Hal ini sesuai dengan teori

legitimasi. Perusahaan yang besar biasanya memiliki aktivitas yang lebih

banyak dan kompleks, mempunyai dampak yang lebih besar terhadap

masyarakat sehingga mendapat perhatian lebih dari kalangan publik,

maka dari itu perusahaan besar akan mendapat tekanan yang lebih untuk

Page 64: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

50

mengungkapkan pertanggungjawaban sosialnya (Cowen et al.,) dalam

(Amran dan Devi, 2008). Dengan demikian penelitian ini merumuskan ke

dalam hipotesis:

H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat

Islamic Social Reporting (ISR)

2.5.2 Hipotesis Profitabilitas Terhadap Tingkat Pengungkapan ISR

Perusahaan yang berada pada posisi menguntungkan akan

cenderung melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas dalam

laporan tahunannya (Raditya, 2012). Menurut Watts dan Zimmerman

(1986), perusahaan dengan profit yang lebih tinggi memiliki

kecenderungan untuk melakukan intervensi kebijkan. Oleh karena itu,

perusahaan tersebut akan terdorong untuk mengungkapkan informasi

yang lebih rinci dalam laporan tahunan mereka dalam rangka mengurangi

biaya politik dan menunjukkan kinerja keuangan kepada publik. Raditya

(2012) menambahkan bahwa profitabilitas dapat diukur dengan beberapa

cara, antara lain ROA, ROE, laba per saham, deviden dalam suatu

periode, marjin keuntungan, tingkat pengembalian, dan lain-lain.

Penelitian sebelumnya Othman et al. (2009) dan Raditya (2012)

membuktikan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh positif

signifikan terhadap tingkat pengungkapan ISR. Oleh karena itu,

penelitian ini menduga bahwa perusahaan dengan profitabilitas yang

lebih tinggi akan melakukan ISR secara lebih luas.

Page 65: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

51

Hal ini sesuai dengan teori legitimasi yang menyatakan bahwa

profitabilitas sebagai sistem nilai yang menjadi pencapaian perusahaan

dalam meningkatkan keuntungannya sejalan dengan sistem sosial yang

dilakukan oleh perusahaan dalam pengungkapan tanggungjawab sosial

secara islami (Maulida et al. 2014). Oleh karena itu, semakin banyak

keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan maka perusahaan memiliki

biaya yang lebih dalam mengungkapkan informasi dalam pembuatan

laporan pertanggungjawaban sosial secara islami. Dengan demikian

penelitian ini merumuskan ke dalam hipotesis :

H2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap tingkat Islamic

Social Reporting (ISR)

2.5.3 Umur Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan ISR

Umur perusahaan adalah pengelompokan perusahaan berdasarkan

kriteria lamanya perusahaan tersebut listing di Bursa Efek Indonesia.

Menurut Marwata (2001), umur perusahaan memiliki hubungan yang

positif dengan pengungkapan sukarela. Alasan yang mendasari adalah

bahwa perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang

lebih banyak dalam mempublikasikan lapoan keuangan. Perusahaan yang

memiliki pengalaman yang lebih banyak akan lebih mengetahui

kebutuhan konstituennya akan informasi tentang perusahaan.

Hal ini dapat dikaitkan dengan teori legitimasi. Menurut teori ini,

legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan

masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari

Page 66: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

52

perusahaan dari masyarakat (Tristanti, 2012). Semakin lama perusahaan,

maka semakin banyak informasi yang diperoleh masyarakat tentang

perusahaan tersebut. Sehingga semakin lama perusahaan dapat bertahan,

maka perusahaan lebih mengungkapkan informasi sukarelanya sebagai

bentuk tanggung jawabnya agar tetap diterima di masyarakat.

H3 : Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat Islamic

Social Reporting (ISR)

2.5.4 Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Tingkat Pengungkapan ISR

Dewan komisaris bertugas dan bertanggungjawab untuk

melaksanakan pengawasan dan memberikan nasihat kepada dewan

direksi serta memastikan bahwa perusahaan telah melaksanakan GCG

(Good Corporate Governance) sesuai dengan aturan yang berlaku. Hal

ini sesuai dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun

2007 Pasal 97 yang menjelaskan bahwa komisaris bertugas mengawasi

kebijakan direksi dalam menjalankan perusahaan serta memberikan

nasihat kepada direksi.

Untuk mewujudkan akuntabilitas perusahaan, dewan komisaris

dapat memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk menekan manajemen

dalam mengungkapkan informasi sosial yang lebih luas. Dengan

pengungkapan informasi sosial dan lingkungan yang lebih luas ini,

diharapkan perusahaan mampu memenuhi kebutuhan informasi yang

dibutuhkan oleh para stakeholder serta dapat mengelola para stakeholder

Page 67: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

53

agar mendapatkan legitimasi oleh para stakeholder yang berpengaruh

terhadap kelangsungan hidup perusahaan (Ratnasari, 2011).

Dewan komisaris dianggap sebagai mekanisme pengendalian

intern tertinggi, yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan

manajemen puncak. Semakin besar ukuran dewan komisaris, maka

pengawasan akan semakin baik. Dengan pengawasan yang baik, maka

diharapkan pengungkapan Islamic Social Reporting akan semakin luas

karena dapat meminimalisir informasi yang mungkin dapat

disembunyikan oleh manajemen. Hasil penelitian Sembiring (2005) serta

Veronica dan Sumin (2009) menunjukkan bahwa proporsi dewan

komisaris mempengaruhi tingkat pengungkapan CSR. Berdasarkan uraian

di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut:

H4 : Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat

Islamic Social Reporting (ISR)

2.5.5 Proporsi Komisaris Independen Terhadap Tingkat Pengungkapan

ISR

Komisaris Independen merupakan pihak yang tidak terafiliasi

dengan pihak yang mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan

dengan pemegang saham pengendali, anggota Direksi dan Dewan

Komisaris lain, serta dengan perusahaan itu sendiri (KNKG, 2010).

Dewan Komisaris Independen diharapkan dapat bersikap netral terhadap

segala kebijakan yang dibuat oleh direksi (Ratnasari 2011).

Page 68: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

54

Penelitian yang dilakukan oleh Webb (2004) menunjukkan bahwa

dewan komisaris independen memainkan peran penting dalam

meningkatkan image perusahaan. Karena dewan komisaris independen

dapat mendorong perusahaan untuk mengungkapakan informasi sosial

dan lingkungannya agar dapat meningkatkan image perusahaan di mata

masyarakat. Dengan demikian, semakin besar proporsi Komisaris

Independen yang dimiliki oleh perusahaan, diharapkan dapat bertindak

semakin objektif dalam rangka memastikan keselarasan antara keputusan

organisasi, tindakan perusahaan dengan nilai-nilai sosial agar perusahaan

tersebut terlegitimasi (Parbonetti, 2010).

H5 : Proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap

tingkat Islamic Social Reporting (ISR)

2.6. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.2 mengilustrasikan kerangka yang akan mendukung dalam

penelitian ini. Kerangka pemikiran ini akan menjelaskan lima faktor

karakteristik perusahaan yang berpengaruh dalam mengungkapkan Islamic

Social Reporting (ISR). Kelima faktor tersebut antara lain ukuran

perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, ukuran dewan komisaris dan

proporsi komisaris independen.

Page 69: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

55

H1

H2

H3

H4

H5

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Islamic Social

Reporting (ISR)

Umur Perusahaan

(+)

Profitabilitas (+)

Ukuran

Perusahaan (+)

Ukuran Dewan

Komisaris (+)

Proporsi Komisaris

Independen (+)

Page 70: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

56

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian adalah sebuah proses pencarian solusi dalam suatu

masalah dengan melakukan studi dan analisis terhadap faktor-faktor yang

dapat mempengaruhinya. Jenis penelitian menurut tujuannya dapat dibagi

menjadi 3, yaitu explanatory study, deskripsi dan pengujian hipotesis.

Sedangkan menurut jenis investigasinya dapat dibedakan menjadi studi

kausal dan studi korelasi (Sekaran, 2010).

Penelitian ini menggunakan studi kausal dimana peneliti ingin

mengetahui pengaruh dari satu atau lebih faktor dalam menyebabkan suatu

masalah. Penelitian ini ingin mengetahui apakah ukuran perusahaan,

profitabilitas, umur perusahaan, ukuran dewan komisaris dan proporsi

komisaris independen mempengaruhi tingkat ISR. Selain itu penelitian ini

juga menggunakan pengujian hipotesis. Menurut Sekaran (2010) pengujian

hipotesis biasanya digunakan untuk menjelaskan hubungan atau melihat

perbedaan diantara kelompok atau independensi dari dua atau lebih faktor

yang ada dalam suatu situasi.

Selain itu penelitian ini juga menggunakan tekhnik content analysis

terhadap laporan tahunan perusahaan dalam penghitungan indeks ISR.

Content analysis yaitu metode penelitian observasi yang digunakan untuk

mengevaluasi secara sistematis isi dari suatu informasi (Sekaran, 2010). Ada

Page 71: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

57

beberapa alasan mengapa menggunakan laporan tahunan perusahaan untuk

melakukan content analysis (Kent dan Chan dalam Siregar dan Bachtiar,

2010), yaitu :

1. Laporan tahunan merupakan sumber utama komunikasi perusahaan

kepada investor dan banyak digunakan oleh perusahaan untuk

mengungkapkan laporan sosialnya.

2. Penyajian laporan keuangan dan laporan sosial dalam satu dokumen

laporan tahunan perusahaan merupakan salah satu cara untuk

mengurangi biaya pengungkapan.

3. Laporan tahunan merupakan salah satu informasi yang banyak dilihat

oleh masyarakat luas.

4. Pengungkapan yang dilakukan melalui media lain seperti media

jurnalistik memiliki risiko kesalahan interpretasi sedangkan

pengungkapan yang dilakukan melalui laporan tahunan dapat

dikontrol langsung oleh manajemen.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau mengubah

nilai (Sekaran dan Bougie, 2010). Variabel juga dapat diartikan sebagai

karakteristik yang dapat diamati dari suatu objek dan mampu memberikan

bermacam-macam nilai atau berbagai kategori (Riduwan dan Akdon, 2005).

Penelitian ini melibatkan lima variabel bebas (independen) dan satu variabel

terikat (dependen). Sekaran dan Bougie (2010) mendefinisikan variabel

terikat sebagai variabel yang menjadi perhatian utama dari peneliti dengan

Page 72: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

58

tujuan untuk mengetahui variable-variabel bebas yang mempengaruhinya

dan menemukan jawaban atau solusi atas semua masalah. Sedangkan

variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik

secara positif maupun negatif.

3.2.1 Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas dalam penelitian ini terbagi menjadi dua macam,

yaitu variabel bebas berskala ukuran metrik (angka) dan non-metrik

(kategori). Variabel independen berukuran kategori dalam penelitian ini

dinyatakan sebagai variabel dummy (Ghozali, 2011). Cara pemberian

kode dummy umumnya menggunakan kategori yang dinyatakan dengan

angka 1 dan 0. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi:

1. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah jumlah nilai kekayaan yang

dimiliki perusahaan. Dalam penelitian Almilia dan Retrinasari

(2007), Widiawati (2012) dan Maulida et al. (2014), variabel

ukuran perusahaan diukur dengan mentransformasikan jumlah

aktiva yang dimiliki perusahaan ke dalam bentuk logaritma natural.

SIZE = Ln (nilai buku total asset)

2. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan laba. Nilai profitabilitas perusahaan dalam penelitian

ini diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA) sama

Page 73: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

59

seperti penelitian yang dilakukan oleh Raditya (2012), Tristanti

(2012) dan Ariningtika (2013). Hal ini dikarenakan ROA

menunjukkan kinerja keuangan yang dilihat dari perbandingan

antara laba bersih setalah pajak dengan total asset (Amalia, 2005).

Semakin tinggi profit/ laba maka kemungkinan besar perusahaan

mempunyai kemampuan untuk melakukan pengungkapan tanggung

jawab sosial secara islami lebih luas.

ROA = Laba Bersih Setelah Pajak

Total Asset

3. Umur Perusahaan

Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan

mampu bertahan di bursa. Dalam penelitian Liu dan Anbummozhi

(2008), Hossain dan Hammami (2009) dan Tristanti (2012), umur

perusahaan dihitung dari selisih antara tahun penelitian dengan

tahun pencatatan atau tahun IPO (first issue) di Bursa Efek.

Informasi tersebut dapat diperoleh dari situs web BEI dan/atau

laporan tahunan masing-masing perusahaan. Variabel ini

disimbolkan dengan simbol AGE.

AGE= Tahun sejak perusahaan listing di Bursa Efek Indonesia

sampai dengan tahun periode penelitian

Page 74: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

60

4. Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran Dewan Komisaris yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah banyaknya jumlah anggota Dewan Komisaris dalam

suatu perusahaan. Dalam penelitian Ratnasari (2011), Khoiruddin

(2013) dan Dipika (2014), Ukuran Dewan komisaris diukur dengan

menghitung jumlah anggota Dewan Komisaris dalam suatu

perusahaan yang terdapat dalam laporan tahunan perusahaan.

5. Proporsi Komisaris Independen

Komisaris Independen merupakan pihak yang tidak

terafiliasi dengan pihak yang mempunyai hubungan bisnis dan

kekeluargaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ratnasari

(2011) dan Suta (2012), variabel proporsi dewan komisaris

independen diukur dengan menghitung pembagian antara jumlah

anggota Komisaris Independen dan total seluruh dewan komisaris

yang dimiliki perusahaan.

PKI = Jumlah Komisaris Independen

Jumlah Dewan Komisaris

6. Dummy Tahun

Dummy tahun digunakan untuk melihat pengaruh tahun

terhadap variabel dependen. Pengukuran dummy tahun dengan

UDK = Jumlah Dewan Komisaris

Page 75: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

61

memberikan nilai 1 dan 0. Dummy tahun 2013 diberi nilai satu dan

yang lainnya 0.

7. Dummy Tipe Industri

Dummy tipe industri digunakan untuk melihat pengaruh tipe

industri terhadap variabel dependen. Pengukuran dummy tipe

industri dengan memberikan nilai 1 dan 0. Dummy tipe industri

menggunakan tipe industri pertambangan sebagai excluded

variabel dan yang lainnya diberi nilai satu ketika perusahaan

berada pada industri selain pertambangan

3.2.2 Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah ISR yang diukur

dengan nilai (score) dari ISR masing-masing perusahaan. Nilai ISR ini

diperoleh dari hasil content analysis. Indeks ISR yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan adaptasi dari indeks ISR yang dibuat oleh

Othman et. al (2009) dengan beberapa penyesuaian. Adapun langkah-

langkah yang dilakukan dalam melakukan content analysis adalah :

1. Membuat daftar ISR sesuai dengan Othman et. al (2009) dengan

beberapa penyesuaian. ISR yang digunakan terdiri dari 46 item

pengungkapan yang terbagi dalam enam tema yaitu tema

Pendanaan dan Investasi, Produk dan Jasa, Karyawan, Masyarakat,

Lingkungan dan Tata kelola perusahaan.

Page 76: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

62

2. Memberi nilai pada setiap komponen ISR secara diktomi, yaitu 1

apabila komponen tersebut diungkapkan dan 0 apabila tidak

diungkapkan.

3. Nilai yang diperoleh setiap perusahaan kemudian dijumlahkan

untuk mendapatkan nilai total dari indeks ISR.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi merujuk pada keseluruhan kelompok orang, peristiwa atau

sesuatu yang menjadi perhatian yang akan diinvestigasi oleh peneliti

(Sekaran dan Bougie, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan yang masuk pada Indeks Saham Syariah Indonesia tahun 2012

sebanyak 235 perusahaan. Indeks Saham Syariah Indonesia adalah

kumpulan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di

pasar modal yang ditetapkan oleh BAPEPAM dan LK atau pihak yang

disetujui oleh BAPEPAM dan LK. Setelah menentukan populasi, tahap

selanjutnya adalah pengambilan sampel. Pengambilan sampel adalah proses

memilih jumlah elemen secukupnya dari populasi sehingga penelitian

terhadap sampel dan pemahaman terhadap suatu sifat atau karakteristik

memungkinkan kita untuk menggeneralisasi sifat atau karakteristik tersebut

pada elemen populasi (Sekaran dan Bougie, 2010). Metode pengambilan

sampel dalam penelitian adalah purposive sampling. Purposive sampling

merupakan proses pengambilan sampel yang membatasi jumlah sampel

sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan oleh peneliti (Sekaran dan

Bougie, 2010). Kriteria sampel dalam penelitian ini, antara lain:

Page 77: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

63

1. Perusahaan yang masuk dalam Indeks Saham Syariah Indonesia

(ISSI) dan tercatat (listed) di BEI pada tahun 2012.

2. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) selalu diperbaharui oleh

BAPEPAM dan LK setiap enam bulan sekali (satu periode) sehingga

sampel yang digunakan adalah perusahaan yang masuk dalam ISSI

sebanyak empat periode.

3. Perusahaan yang menggunakan mata uang Rupiah sebagai satuan

mata uang dalam laporan keuangan perusahaan dan menerbitkan

laporan tahunan berturut-turut dari tahun 2012-2013. Kriteria ini

dipilih karena untuk mempermudah peneliti dalam penentuan nilai.

Dan penelitian dilakukan pada tahun 2012-2013 karena

sepengetahuan peneliti belum ada.

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, berikut hasil yang diperoleh :

1. Berdasarkan kriteria pertama diperoleh 235 perusahaan yang

terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012.

2. Berdasarkan kriteria kedua terdapat 21 perusahaan yang tidak masuk

dalam daftar ISSI pada periode berikutnya. 21 perusahaan tersebut

tidak terdaftar dalam ISSI selama empat periode, sehingga

perusahaan sampel menjadi 214 perusahaan. Perusahaan-perusahaan

tersebut antara lain : ABBA, BORN, BRMS, BTEK, BUDI, BUVA,

CPDW, ETWA, IKBI, INDX, KARK, KPIG, KRAS, MAMI,

MBAI, MORE, PNSE, PTRO, ROTI, SQMI, TRAM.

Page 78: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

64

3. Berdasarkan kriteria ketiga, sebanyak 52 perusahaan tidak memenuhi

kreteria ini, karena perusahaan-perusahaan tersebut menggunakan

mata uang Dollar sebagai satuan mata uang dalam laporan

keuangannya. Sehingga terdapat 162 perusahaan yang menggunakan

mata uang Rupiah dalam laporan keuangannya dan menerbitkan

laporan tahunan berturut-turut selama 2012-2013. Perusahaan yang

dikeluarkan dari kriteria ketiga antara lain : ADRO, ARII, ARTI,

ASIA, ASII, BRAM, BRPT, BSDE, BTON, BULL, BYAN, CASS,

CTBN, DEWA, DNET, DSSA, DVLA, EKAD, ENREG, ESTI,

FPNI, GDYR, GIAA, GTBO, HEXA, HITS, HRUM, IATA, IKAI,

INCO, INDR, ITMG, KKGI, MBSS, MKPI, NIKL, PGAS, PSAB,

PTBA, PTIS, PTSN, RICY, RIGS, SMAR, SMCB, SOBI, SUGI,

TFCO, TOTL, TPIA, UNIC, WINS.

Tabel 3.1 Rangkuman Hasil Proses Pengambilan Sampel

No Kriteria Jumlah

Perusahaan

1.

Perusahaan yang masuk dalam Indeks Saham

Syariah Indonesia (ISSI) dan tercatat (listed) di BEI

selama 2012

235

2. Eliminasi perusahaan yang tidak masuk ISSI pada

periode tahun 2013 (21)

3.

Eliminasi perusahaan yang tidak menggunakan mata

uang rupiah dan perusahaan yang tidak mempunyai

laporan keuangan selama 4 periode

(52)

Total Perusahaan 162 Sumber : Hasil olah penulis

Page 79: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

65

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media

perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya

berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip

(data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan

(Almilia dan Retrinasari, 2007). Penelitian ini menggunakan data sekunder

berupa laporan tahunan (annual report) perusahaan yang masuk dalam

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tahun 2012-2013.

3.5 Metode Analisis

3.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data sehingga menjadikan sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah

untuk dipahami, yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, modus,

standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum (Ghozali, 2011).

Statistik deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat

penting bagi data sampel. Uji Statistik deskriptif tersebut dilakukan

dengan program SPSS 20.

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Untuk menguji hipotesis penelitian ini dengan menggunakan

regresi linier berganda. Sebagai prasyarat regresi linier berganda

dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa data penelitian

valid, tidak bias, konsisten, dan penaksiran koefisien regresinya bersifat

Page 80: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

66

efisien (Ghozali, 2011). Pengujian asumsi klasik meliputi uji

multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Menurut Ghozali (2011) ada dua cara untuk mendeteksi

apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis

grafik dan analisis statistik.

Cara menganalisis dengan analisis grafik yaitu dengan

melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi

kumulatif dengan distribusi normal. Distribusi normal akan

membentuk suatu garis lurus diagonal. Jika distribusi data residual

normal, maka garis yang menggambarakan data sesungguhnya akan

mengikuti garis diagonalnya.

Cara kedua adalah analisis statistik yaitu dengan Uji

Kolmogorov-Smirnov yang merupakan pengujian normalitas dengan

membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya)

dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data

yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan

diasumsikan normal. Apabila nilai signifikansi di atas 0,05

menunjukkan bahwa tidak terdapat adanya perbedaan yang

signifikan atau hasilnya normal, dan jika nilai signifikansi di bawah

Page 81: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

67

0,05 maka terdapat adanya perbedaan yang signifikan atau hasil

tidak normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Uji ini merupakan uji model. Model Regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi antara variabel independen (Ghozali, 2011).

Multikolinearitas dapat dilihat dengan cara menganalisis nilai VIF

(Variance Inflation Factor). Suatu model regresi menunjukkan

adanya Multikolinearitas jika: (1) Tingkat korelasi > 95%, (2) Nilai

Tolerance < 0,10, atau (3) Nilai VIF > 10. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen

(Ghozali, 2011).

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1

(sebelumnya) (Ghozali, 2011). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi.

Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji

Durbin Watson (DW test). Metode ini digunakan untuk autokorelasi

tingkat satu (first order autocorrelation). Adapun dalam

pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi:

Page 82: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

68

Tabel 3.2 Kriteria Pengujian Ada Tidaknya Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi

positif

Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi

positif

No desicison dl ≤ d ≤ du

Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4

Tidak ada korelasi negatif No desicison 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl

Tidak ada autokorelasi,

positif atau negatif Tidak ditolak

du ˂ d ˂ 4-du

Sumber : Ghozali (2011)

4. Uji Heterokedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang

tidak terjadi heterokedastisitas, dimana titik-titik dalam gambar

scatterplot menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas.

Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi

heterokedastisitas. Akan tetapi, jika tidak ada pola yang jelas serta

titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol (0) pada sumbu

Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2011).

3.6 Analisis Regresi

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan

variabel terikat (dependen) dengan satu atau lebih variabel bebas

(independen), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi

rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai

Page 83: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

69

variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003). Untuk regresi yang

variabel independennya terdiri atas dua atau lebih disebut juga regresi linear

berganda (Multiple Regression). Dalam upaya menjawab permasalahan

dalam penelitian ini yang variabel bebasnya ada tujuh variabel, maka

digunakan analisis regresi linear berganda. Persamaan regresi dalam

penelitian ini adalah ::

ISR= α + β1 SIZE + β2 PROFIT + β3 AGE + β4 UDK +β5 PKI + β6 DTH

+ β7 DINDS + ε

Keterangan:

ISR : Tingkat Islamic Social Reporting

α : Konstanta

βi : Koefisien regresi

SIZE : Ukuran Perusahaan, Total Aset (Ln)

PROFIT : Profitabilitas, ROA

AGE : Umur Perusahaan

UDK : Ukuran Dewan Komisaris

PKI : Proporsi Komisaris Independen

DTH : Dummy Tahun

DINDS : Dummy Tipe Industri

ε : Error term

Kemudian untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel

independen dengan tingkat ISR maka dilakukan pengujian-pengujian

Page 84: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

70

hipotesis penelitian terhadap variabel-variabel dengan pengujian di bawah

ini.

3.7.1 Koefisien Determinan ( Adjusted R²)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya adalah mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Ghozali, 2011). Nilai koefisien determinasi adalah nol dan

satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3.7.2 Uji F (Uji Simultan)

Menurut Ghozali (2011) uji statistik F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam

model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05

(α=5%). Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai

berikut:

1. Jika nilai siginifikansi f ≥ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien

regresi tidak signifikan). Hal ini berarti bahwa secara simultan

kelima variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap variabel dependen.

Page 85: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

71

2. Jika nilai signifikansi f ≤ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien

regresi signifikan). Hal ini berarti secara simultan kelima variabel

independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen.

3.7.3 Uji-T (Uji Signifikan Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing

variabel independen secara individu (parsial) dalam menjelaskan perilaku

variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan

probabilitas statistik t dengan tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%). Apabila

probabilitas statistik t ˂ tingkat signifikansi (α) 0,05 maka variabel bebas

tersebut signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat

(Riduwan dan Akdon, 2005).

Page 86: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

72

72

BAB 4

ANALISIS PENELITIAN

4.1 Analisis Hasil Content Analisis

Skor indeks ISR yang merupakan variabel terikat dalam penelitian

ini diperoleh dengan menggunakan metode content analysis terhadap

laporan tahunan 162 perusahaan sampel dalam kurun waktu dua tahun

pada periode 2012-2013, sehingga berjumlah 324 data. Hasil content

analysis skor indeks ISR secara lebih lengkap disajikan dalam lampiran 3.

Sumber: Hasil olah penulis

Gambar 4.1 Total Skor Indeks ISR Tahun 2012-2013

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa secara keseluruhan

skor indeks ISR mengalami peningkatan, yaitu dengan total sebanyak

3.603 pokok pengungkapan pada tahun 2012 dan 3.820 pokok

pengungkapan pada tahun 2013. Hal ini menandakan bahwa perusahaan

yang kegiatan operasionalnya berdasarkan prinsip syariah telah melakukan

3450

3500

3550

3600

3650

3700

3750

3800

3850

Skor ISR 2012

Skor ISR 2013

Page 87: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

73

peningkatkan pelaksanaan, pelaporan dan pengungkapan tanggung jawab

sosial yang sesuai dengan prinsip syariah selama kurun waktu 2012-2013.

Hasil ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi

perkembangan praktik tanggung jawab sosial perusahaan syariah di

Indonesia.

Tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial secara syariah setiap

perusahaan berbeda-beda. Ada perusahaan yang melakukan pengungkapan

tanggung jawab sosial secara syariah dengan baik, namun ada pula

perusahaan yang melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial secara

syariah dengan sangat minim meskipun perusahaan tersebut telah

dikategorikan oleh badan otoritas pasar modal dan lembaga keuangan

(Raditya, 2012).

Perbedaan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial secara

syariah dalam perusahaan dapat disebabkan oleh faktor internal dan

eksternal perusahaan. Salah satu contoh faktor internal adalah keadaan

lingkungan alam di sekitar perusahaan dan kebijakan pimpinan setiap

perusahaan. Menurut Fitria dan Hartanti (2010), kebijakan pimpinan

sangat mempengaruhi pola pelaksanaan tanggung jawab sosial dalam

perusahaan syariah. Sedangkan salah satu faktor eksternal adalah tekanan

dari pemangku kepentingan masing-masing perusahaan untuk

melaksanakan, melaporkan dan mengungkapakan tanggung jawab sosial

perusahaan sesuai dengan ketentuan syariah. Selain itu, pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan bersifat sukarela, tidak ada standar

Page 88: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

74

mengenai pelaksanaan dan pokok-pokok pengungkapan tanggung jawab

sosial secara syariah sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan menjadi tidak seragam.

Tabel 4.1 Daftar Perusahaan dengan Skor Indeks ISR Tiga Tertinggi

dan Tiga Terendah Tahun 2012-2013

No

Skor Indeks ISR Tertinggi Skor Indeks ISR Terendah

2012 2013 2012 2013

Kode Skor Kode Skor Kode Skor Kode Skor

1 INDF 35 INDF 35 AIMS 6 SQBB,

TRIL 8

2 ICBP,

KLBF 34

ICBP,

KLBF 34 ZBRA 7 PDES 9

3 INTP,

TINS 33

GEMS,

INAF,

INTP,

TINS

33

LPIN,

SQBB,

TRIL

8 BAPA,

CENT 10

Sumber : Hasil olah penulis

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa Skor Indeks ISR

Tertinggi tahun 2012-2013 adalah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

(INDF) dengan skor 35 poin. Skor indeks ISR tiga tertinggi didominasi

oleh perusahaan yang bergerak dalam industri barang konsumsi bidang

makanan (INDF, ICBP), bidang farmasi (INAF, KLBF) dan industri

manufaktur dalam bidang semen (INTP), eksportir dan produsen timah

(TINS), serta pertambangan (GEMS). Di sisi lain, PT Akbar Indomakmur

Stimec Tbk (AIMS) menempati posisi terendah pada tahun 2012 sebanyak

6 skor pengungkapan. Sementara pada tahun 2013 posisi terendah

ditempati oleh PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk (SQBB) dan PT

Page 89: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

75

Triwira Insanlestari Tbk (TRIL) yang mengungkapkan 7 skor

pengungkapan.

Sangat wajar bila perusahaan yang bergerak dalam bidang industri

barang konsumsi dan bidang konsumsi dan farmasi mengungkapkan

informasi secara lebih luas karena risiko perusahaan yang bergerak dalam

bidang ini sangat kompeks dibandingkan dengan industri lainnya. Industri

barang konsumsi berdampak pada 2 hal sekaligus, yaitu dampak

lingkungan dan dampak kepada konsumen (Putri, 2014). Dampak

lingkungan yaitu limbah hasil produksi yang berdampak kerusakan bagi

lingkungan perusahaan. Sementara dampak kepada konsumen timbul

akibat dari hasil produksi yang dapat menyebabkan adanya kejadian yang

buruk akibat dari dari mengkonsumsi produk tersebut. Sehingga sebagai

bentuk pertanggungjawaban kepada konsumen, maka perusahaan harus

dapat meyakinkan konsumen bahwa produknya mempunyai kualitas

produk yang baik, jaminan mutu bahan bermutu dan sertifikasi halal

melalui pengungkapan informasi yang baik.

Perusahaan dalam bidang industri manufaktur bahan kimia dan

industri pertambangan juga mengungkapkan informasi secara lebih

dikarenakan bidang ini mempunyai dampak lingkungan yang sangat besar

sebagai akibat dari produksinya. Kita ketahui bahwa bahan kimia sangat

berbahaya bagi keberlangsungan lingkungan hidup. Begitu pula

pertambangan yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan yang

sangat besar. Oleh karena itu sangat dibutuhkan pengungkapan informasi

Page 90: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

76

yang besar agar perusahaan diterima oleh pemangku kepentingan dan

masyarakat luas.

Dari daftar perusahaan di atas terdapat perusahaan BUMN (Badan

Usaha Milik Negara) yaitu PT Indofarma Tbk (INAF) dan PT Timah

(Persero) Tbk (TINS). Perusahaan BUMN sangat logis jika melakukan

pengungkapan tanggung jawab sosial secara syariah yang lebih luas karena

lebih dari setengah kepemilikan BUMN berasal dari dana pemerintah atau

APBN. Dengan kata lain, sebagian besar kepemilikan BUMN merupakan

dana masyarakat yang mereka setorkan ke pemerintah melalui sistem

pajak. Oleh karena itu, BUMN sudah seharusnya melakukan

pengungkapan laporan tanggung jawab sosial yang lebih baik dan lebih

luas kepada seluruh pemangku kepentingannya termasuk masyarakat.

Apabila dicermati, daftar perusahaan yang menempati posisi tiga

tertinggi cenderung konsisten dalam mengungkapkan tanggungjawab

sosial secara syariah. Dan daftar perusahaan tiga terendah skor indeks ISR

masing-masing perusahaan cenderung meningkat dari tahun 2012 ke 2013.

Perusahaan dengan skor indeks ISR tinggi cenderung konsisten dalam

melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial secara syariah.

Sedangkan perusahaan dengan skor ISR rendah cenderung meningkatkan

pengungkapan tanggung jawab sosial secara syariah. Namun, skor indeks

ISR yang rendah tidak dapat mutlak disalah artikan bahwa perusahaan

tersebut tidak melakukan pengungkapan tanggung jawab secara syariah

dengan baik karena terdapat dua kemungkinan, yakni perusahaan tersebut

Page 91: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

77

melakukan tanggung jawab sosial secara syariah akan tetapi tidak

diungkapkan dalam laporan tahunannya atau perusahaan tersebut memang

tidak melakukan pengungkapkan tanggung jawab sosial secara syariah.

Pembahasan content analysis juga dapat dilakukan dari segi

masing-masing tema indeks ISR. Indeks ISR terdiri dari enam tema, antara

lain pembiayaan dan investasi, produk dan jasa, karyawan, masyarakat,

lingkungan dan tata kelola perusahaan (Othman et. al. 2009). Hasil content

analysis skor indeks ISR masing-masing tema disajikan lebih lengkap

pada lampiran 4.

2012 410 377 1069 818 353 576

2013 426 393 1146 888 401 566 Sumber: Hasil olah penulis

Gambar 4.2 Total Skor Indeks ISR Masing-masing Tema Tahun

2012-2013

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

2012

2013

Page 92: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

78

Sesuai dengan gambar 4.2 di atas, secara umum skor indeks ISR

masing-masing tema mengalami peningkatan selama tahun 2012-2013,

kecuali tema tata kelola perusahaan yang mengalami penurunan dari 576

pada tahun 2012, menjadi 566 pada tahun 2013. Tema pembiayaan dan

investasi mengalami peningkatan sebanyak 16 skor dari 410 tahun 2012

menjadi 426 pada tahun 2013. Tema produk dan jasa meningkat sebanyak

16 skor dari 377 pada tahun 2012 menjadi 393 tahun 2013. Tema

karyawan adalah tema yang paling banyak mengalami peningkatan yaitu

sebanyak 77 skor dari 1069 pada tahun 2012 menjadi 1146 pada tahun

2013. Selain itu, tema masyarakat mengalami peningkatan sebanyak 70

skor dari 818 pada tahun 2012 menjadi 888 tahun 2013. Dan terakhir tema

lingkungan yang meningkat 48 skor dari 353 pada tahun 2012 menjadi 401

pada tahun 2013. Peningkatan-peningkatan dari masing-masing tema yang

diungkapkan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang terdaftar

dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) berusaha mengungkapkan

indeks Islamic Social Reporting (ISR) secara lebih luas untuk

mendapatkan citra positif dari masyarakat luas, khususnya masyarakat

Muslim.

Pembahasan selanjutnya terkait daftar perusahaan dengan skor

indek ISR tertinggi dan terendah per masing-masing tema. Setiap

perusahaan memiliki concern yang berbeda-beda terhadap aspek yang

ingin perusahaan tonjolkan dalam laporan tahunannya. Aspek-aspek

Page 93: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

79

tersebut tentu selaras dengan visi dan misi perusahaan dalam rangka

mencapai tujuan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, sangat wajar apabila

perusahaan dengan karakteristik bisnis yang berbeda memiliki

kecenderungan pengungkapan yang berbeda atas keenam indeks ISR

tersebut.

Tabel 4.2 Daftar Perusahaan dengan Skor Tema Indeks ISR Tertinggi

dan pada Tahun 2012-2013

No Tema

Skor Indeks Tema ISR Tertinggi

2012 2013

Kode Skor Kode Skor

1 Pembiayaan dan

Investasi 85 Perusahaan 3 102 Perusahaan 3

2 Produk dan jasa

CPIN, FAST, ICBP, INAF,

INDF, KAEF, KLBF,

MDRN, MERK, MYOR,

PYFA, SIPD, STTP, ULTJ,

UNVR

4

ARNA, CPIN, FAST,

ICBP, INAF, INDF,

KAEF, KLBF, MDRN,

MERK, MYOR, PYFA,

SIPD, SKLT, STTP,

ULTJ, UNVR

4

3 Karyawan BHIT, ELTY, EMDE,

INDF, INTP, SIMP, WIKA 10

BHIT, ELTY, EMDE,

INDF, INTP, STAR,

WIKA

10

4 Masyarakat DILD, GEMS, MTLA,

SIMP, TINS, 10

DILD, GEMS, SCMA,

TINS, TMPO, 10

5 Lingkungan

AALI, AKPI, AKRA,

ALKA, AMFG, ANTM,

APLN, ARNA, ASGR,

AUTO, BATA, BHIT,

BKSL, CTRA, DILD,

FAST, GEMS, ICBP,

INAF, INDF, INTP, KAEF,

KBLF, SGRO, TINS,

TLKM,

5

AALI, AKPI, AKRA,

AMFG, ANTM, ARNA,

ASGR, AUTO, BATA,

BHIT, BKSL, CTRA,

DILD, FAST, GEMS,

ICBP, INDF, INTP,

KAEF, KBLI, KBLF,

PJAA, SCCO, SGRO,

SIMP, TINS, TLKM,

5

Page 94: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

80

6 Tata kelola

perusahaan

INDF, PYFA, SKLT,

ULTJ, UNVR 5

INDF, SKLT, ULTJ,

UNVR 5

Sumber: Hasil olah peneliti

Pada tabel 4.2 di atas, penjelasan untuk masing-masing tema akan

dijelaskan satu per satu. Pertama ialah pada tema pembiayaan dan

investasi, sebanyak 85 perusahaan yang diteliti pada tahun 2012

mengungkapkan 3 pokok item, dan pada tahun 2013 sebanyak 102

perusahaan juga mengungkapkan 3 pokok item dari total 5 pokok item

yang perlu diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan secara syariah.

Tiga pokok item tersebut adalah kegiatan yang mengandung riba,

kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan

piutang tak tertagih, dan pernyataan nilai tambah perusahaan. Hal ini

memcerminkan bahwa seluruh perusahaan yang terdaftar dalam Indeks

Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tahun 2012-2013, paling banyak

hanya mengungkapkan sebanyak 60% dari total pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan secara syariah.

Perusahaan yang fokus dengan tema kedua yaitu produk dan jasa

mengalami peningkatan dari 15 perusahaan di tahun 2012 menjadi 17

perusahaan di tahun 2013. Sebanyak 15 perusahaan konsisten untuk tetap

fokus pada pengungkapan aspek produk dan jasa pada tahun 2012-2013.

Kelimabelas perusahaan tersebut ialah :

Page 95: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

81

Tabel 4.3 Daftar Perusahaan dengan Fokus Tema Produk dan Jasa Tertinggi

No Kode Nama Perusahaan Bidang

1 CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Konsumsi (Makanan)

2 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk Konsumsi (Makanan)

3 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Konsumsi (Makanan)

4 INAF PT Indofarma (Persero) Tbk Kesehatan (Obat-obatan)

5 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk Konsumsi (Makanan)

6 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk Kesehatan (Obat-obatan)

7 KLBF PT Kalbe Farma Tbk Kesehatan (Obat-obatan)

8 MDRN PT Modern Internasional Tbk Perdagangan (Makanan)

9 MERK PT Merck Tbk Kesehatan (Obat-obatan)

10 MYOR PT Mayora Indah Tbk Konsumsi (Makanan)

11 PYFA PT Pyridan Farma Tbk Kesehatan (Obat-obatan)

12 SIPD PT Sierad Produce Tbk Konsumsi (Makanan)

13 STTP PT Siantar Top Tbk Konsumsi (Makanan)

14 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry & Trading

Company Tbk Konsumsi (Makanan)

15 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk Konsumsi (Makanan)

Dari daftar di atas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 10

perusahaan bergerak dalam bidang industri konsumsi dan 5 perusahaan

bergerak di bidang kesehatan. Dengan demikian, sudah sewajarnya bahwa

perusahaan yang bergerak dalam bidang konsumsi dan kesehatan

melakukan pengungkapan yang lebih utama pada tema produk dan jasa

karena bidang usahanya berhubungan dengan tanggung jawab moral

kesehatan masyarakat luas. Perusahaan-perusahaan tersebut harus

meyakinkan masyarakat luas bahwa produk-produknya merupakan produk

ramah lingkungan, halal, aman untuk dikonsumsi serta memiliki kualitas

terbaik. Selain itu pelayanan yang dilakukan harus memadai dan sesuai

dengan standar mutu baik nasional maupun internasional.

Page 96: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

82

Ketiga ialah tema karyawan. Pada tema ini, daftar perusahaan yang

menaruh perhatian maksimal pada pengungkapan tema karyawan

berjumlah 7 perusahaan pada tahun 2012 dan 2013. Akan tetapi hanya

terdapat 6 perusahaan yang konsisten mengungkapkan tema karyawan

berturut-turut selama dua tahun yaitu :

Tabel 4.4 Daftar Perusahaan dengan Fokus Tema Karyawan Tertinggi

No Kode Nama Perusahaan Bidang

1 BHIT PT MNC Investama Tbk Perdagangan Jasa dan

Investasi

2 ELTY PT Bakrieland Development Tbk Properti, Real Estate dan

Konstruksi Bangunan

3 EMDE PT Megapolitan Developments Tbk Properti, Real Estate dan

Konstruksi Bangunan

4 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk Konsumsi (Makanan)

5 INTP

PT Indocement Tunggal Prakarsa

Tbk Industri Semen

6 WIKA PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Infrastruktur

Dari daftar perusahaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

perusahaan yang memaksimalkan pengungkapan tema karyawan tidak

didominasi oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sejenis

seperti tema produk dan jasa. Dibuktikan dengan adanya enam perusahaan

di atas yang bergerak dalam lima industri berbeda dan mengungkapkan

tema karyawan secara maksimal. Itu berarti perusahaan yang bergerak

dalam berbagai industri telah memperhatikan Sumber Daya Manusia

(SDM) secara layak. Dalam berbagai laporan tahunan perusahaan-

perusahaan tersebut memang terlihat komitmen penuh untuk selalu

meningkatkan kesejahteraan karyawan-karyawannya.

Page 97: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

83

Keempat, pada tahun 2012 terdapat lima perusahaan yang skor

indeks tema ISR tertingginya terletak pada tema masyarakat, yaitu PT

Intiland Development Tbk (DILD-Properti), PT Golden Energy Mines Tbk

(GEMS-Pertambangan), PT Metropolitan Land Tbk (MTLA-Properti), PT

Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP-Perkebunan), PT TIMAH (Persero)

Tbk (TINS-Pertambangan). Namun pada tahun 2013 hanya terdapat tiga

perusahaan yang konsisten tetap menjadikan tema masyarakat sebagai

tema yang mendapat perhatian penuh dalam melakukan pengungkapan

tanggung jawab sosial secara syariah, yaitu DILD, GEMS dan TINS.

Bentuk kongkrit tanggung jawab sosial terhadap masyarakat diwujudkan

perusahaan-perusahaan tersebut dalam program kemitraan. Program

kemitraan merupakan wujud komitmen perusahaan-perusahaan tersebut

dalam memberdayakan ekonomi masyarakat, terutama masyarakat yang

tinggal di sekitar lokasi perusahaan.

Kelima, tema lingkungan merupakan tema indeks ISR yang paling

banyak mendapat sorotan utama. Dalam penelitian ini, terlihat bahwa

dalam kurun waktu 2012-2013 jumlah perusahaan yang melaksanakan,

melaporkan dan mengungkapkan Islamic Social Reporting (ISR) yang

fokus utamanya pada tema lingkungan paling banyak dari pada

pengungkapan tema yang lain. Pada tahun 2012 terdapat 26 perusahaan

yang fokus utama laporan tanggung jawab sosial syariahnya mengarah

pada tema lingkungan, dan bertambah satu perusahaan menjadi 27

Page 98: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

84

perusahaan pada tahun 2013. Sebanyak 22 perusahaan yang konsisten

mengungkapkan tema lingkungan berturut-turut selama dua tahun yaitu :

Tabel 4.5 Daftar Perusahaan dengan Fokus Tema Lingkungan Tertinggi

No Kode Nama Perusahaan Bidang

1 AALI PT Astra Agro Lestari Pertanian dan Perkebunan

2 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk Industri Dasar Kimia

3 AKRA PT AKR Korporindo Tbk Industri Dasar Kimia

4 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk. Industri Dasar Kimia

5 ANTM PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Pertambangan

6 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk. Infrastruktur

7 ASGR PT Astra Graphia Tbk. Aneka Industri

8 AUTO PT Astra Otoparts Tbk. Perdagangan

9 BATA PT Sepatu BATA Tbk. Perdagangan

10 BHIT PT MNC Investama Tbk Perdagangan Jasa dan

Investasi

11 BKSL PT Sentul City Tbk. Properti

12 CTRA PT Ciputra Development Tbk Properti

13 DILD PT Intiland Development Tbk. Properti

14 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk Konsumsi (Makanan)

15 GEMS PT Golden Energy Mines Tbk. Pertambangan

16 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk Konsumsi (Makanan)

17 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa

Tbk Industri Semen

18 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk Kesehatan (Obat-obatan)

19 KLBF PT Kalbe Farma Tbk Kesehatan (Obat-obatan)

20 SGRO PT Sampoerna Agro Tbk. Pertanian dan Perkebunan

21 TINS PT Timah (Persero) Tbk. Pertambangan

22 TLKM PT Telekomunikasi Indonesia

(Persero) Tbk. Perdagangan Jasa

Secara umum, perusahaan-perusahaan tersebut konsisten untuk

selalu berkomitmen mengedepankan praktik tanggung jawab sosial

terhadap lingkungan serta mengungkapkan secara lengkap dan

komprehensif dalam laporan tahunan perusahaan. Perusahaan yang

Page 99: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

85

menitikberatkan pengungkapan laporan-laporannya pada tema lingkungan

dikarenakan proses operasional perusahaan tersebut besentuhan langsung

dengan alam atau lingkungan. Tidak ada satu pun perusahaan yang ingin

diberi label pengrusak lingkungan hanya karena mengedepankan profit-

oriented. Oleh karena itu, perusahaan tersebut merasa berkepentingan dan

berkewajiban untuk melaksanakan, melaporkan dan mengungkapkan

tanggung jawab sosial dengan fokus utama pada aspek lingkungan. Hal

tersebut merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk menjaga

reputasi (image) perusahaan dihadapan para pemegang saham dan para

pemangku kepentingan.

Keenam, tema yang terakhir adalah tema tata kelola perusahaan.

Dalam tema ini terdapat 4 perusahaan yang konsisten untuk berfokus pada

tema tata kelola perusahaan dalam melakukan pengungkapan tanggung

jawab sosial secara syariah berturut-turut pada 2012-2013. Keempat

perusahaan tersebut memiliki indeks skor ISR tertinggi pada tema tata

kelola perusahaan dalam kurun waktu 2012-2013. Perusahaan-perusahaan

tersebut yaitu :

Tabel 4.6 Daftar Perusahaan dengan Fokus Tema Tata Kelola Perusahaan

Tertinggi

No Kode Nama Perusahaan Bidang

1 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk Konsumsi (Makanan)

2 SKLT PT Sekar Laut Tbk Perdagagan (Makanan)

3 ULTJ

PT Ultrajaya Milk Industry & Trading

Company Tbk Konsumsi (Makanan)

4 UNVR PT PT Unilever Indonesia Tbk Konsumsi (Makanan)

Page 100: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

86

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan pada

industri konsumsi mendominasi perusahaan yang mengungkapkan secara

maksimal tema tata kelola perusahaan. Bentuk kongkrit tanggung jawab

sosial terhadap tata kelola perusahaan diwujudkan perusahaan-perusahaan

tersebut dengan adanya pernyataan bahwa perusahaan tersebut telah

mengelola perusahaannya sesuai dengan prinsip syariah. Bukti perusahaan

tersebut sudah sesuai syariah adalah dengan adanya sertifikat langsung

dari Majelis Ulama Indenesia (MUI) mengenai operasional perusahaan

yang berlandaskan prinsip syariah.

Dalam rangka memepertajam analisis, bagian selanjutnya

merupakan pembahasan-pembahasan mengenai pokok-pokok

pengungkapan setiap tema. Rangkuman mengenai jumlah perusahaan yang

disajikan per pokok pengungkapan dapat dilihat dalam lampiran 4. Seperti

yang dijelaskan sebelumnya, tema pengungkapan dalam indeks ISR

terbagi menjadi enam tema yakni, pembiayaan dan investasi, produk dan

jasa, karyawan, masyarakat, lingkungan, dan tata kelola perusahaan.

Berikut adalah penjelasan hasil content analysis untuk setiap tema indeks

ISR:

1. Tema Pembiayaan dan Investasi

Tema pembiayaan dan investasi terdiri dari lima pokok

pengungkapan. Pokok pengungkapan kegiatan yang mengandung

riba dan pernyataan nilai tambah perusahaan merupakan pokok

Page 101: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

87

pengungkapan yang paling banyak diungkapkan oleh perusahaan.

Pada tahun 2012-2013 sebanyak 162 perusahaan konsisten

mengungkapkan kegiatan yang mengandung riba dan pernyataan

nilai tambah perusahaan. Pengungkapan kegiatan yang mengandung

riba tersebut mencakup jumlah utang yang mengandung bunga serta

pendapatan bunga.

Pengungkapan mengenai apakah perusahaan melakukan

kegiatan yang mengandung gharar atau tidak, dalam penelitian ini

tidak ada satu pun perusahaan yang mengungkapkannya dalam

laporan tahunan perusahaannya. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan syariah di Indonesia dapat dikatakan buruk dalam

mengungkapkan apakah mereka terlibat dalam kegiatan gharar atau

tidak. Tidak dimuatnya perihal apakah perusahaan melakukan

kegiatan gharar mengandung dua kemungkinan, yakni perusahaan

telah mengungkapkan akan tetapi tidak mengungkapkannya di

laporan tahunan perusahaan atau diungkapkan pada laporan lain

selain laporan tahunan perusahaan, dan atau perusahaan memang

tidak mengungkapkan perihal kegiatan gharar.

Sebagai perusahaan yang sahamnya dikategorikan sebagai

saham syariah oleh BAPEPAM dan LK, sudah selazimnya

perusahaan tersebut melakukan pembayaran zakat serta

mengungkapkannya (Raditya, 2012). Namun, dalam penelitian ini

tidak ada perusahaan yang mengungkapkan perihal kegiatan zakat

Page 102: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

88

dalam laporan tahunan perusahaannya. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan-perusahaan tersebut tidak komprehensif mengugkapkan

kegiatan zakat yang telah mereka lakukan. Tidak dimuatnya perihal

zakat dalam laporan tahunan perusahaan mengandung dua

kemungkinan, yakni perusahaan telah membayar zakat akan tetapi

tidak dimuat dalam laporan tahunannya atau dimuat dalam laporan

lain dan atau perusahaan memang tidak melakukan pengungkapan

dalam laporan tahunannya.

Pokok pengungkapan selanjutnya adalah kebijakan atas

keterlambatan piutang dan penghapusan piutang tak tertagih.

Perusahaan yang mengungkapkan hal ini meningkat dari 86

perusahaan pada tahun 2012 menjadi 102 perusahaan di tahun 2013.

Salah satu faktor yang diduga menyebabkan peningkatan ialah

dengan diberlakukannya PSAK 50 (Revisi 2006) pada 1 Januari

2010 (sesuai dengan surat pengumuman DSAK IAI No.

1705/DSAK/IAI/XII/2008). Dalam PSAK 50 disebutkan bahwa

perusahaan harus mengungkapkan mengenai risiko-risiko yang

melekat pada kegiatan usaha perusahaan, salah satunya adalah risiko

kredit. Dampak dari hal tersebut membuat sebagian besar perusahaan

mengungkapkan kebijakan atas pembayaran piutang dan

penghapusan piutang tak tertagih secara lebih komprehensif dalam

laporan tahunannya.

Page 103: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

89

Pokok pengungkapan yang terakhir dalam tema ini terkait

dengan ada atau tidaknya pernyataan nilai tambah dalam laporan

tahunan perusahaan. Jumlah perusahaan yang melaporkan hal ini

relatif konsisten dari tahun 2012-2013. Karena pernyataan nilai

tambah biasanya diungkapkan pada bagian visi, misi, nilai-nilai

perusahaan, laporan dewan komisaris, atau laporan dewan direksi

yang isinya cenderung hampir sama tiap tahun.

Secara keseluruhan, jumlah perusahaan yang mengungkapkan

masing-masing pokok pengungkapan pembiayaan dan investasi

mengalami peningkatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

semakin bertambahnya tahun, perusahaan syariah semakin

meningkatkan kualitas pengungkapan pembiayaan dan investasinya

agar lebih sesuai dengan prinsip islam.

2. Tema Produk dan Jasa

Dalam tema ini terdapat empat pokok pengungkapan.

Pertama, pokok pengungkapan terkait dengan produk atau kegiatan

operasi ramah lingkungan. Jumlah perusahaan yang mengungkapkan

hal ini mengalami peningkatan sebanyak 11 perusahaan selama

tahun 2012-2013. Peningkatan ini berhubungan erat dengan semakin

maraknya isu pemanasan global dalam beberapa tahun belakangan.

Isu pemanasan global memicu perusahaan-perusahaan di seluruh

dunia untuk dapat menghasilkan produk dan/atau melakukan

kegiatan operasi ramah lingkungan (Raditya, 2012).

Page 104: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

90

Kedua, pokok pengungkapan yang berhubungan dengan

kehalalan produk. Pada tahun 2012, perusahaan yang

mengungkapkan kehalalan produk berjumlah 18 perusahaan. Dan

meningkat pada tahun 2013 menjadi 19 perusahaan. Hal ini

memberikan dampak positif bagi pemangku kepentingan muslim,

khususnya konsumen muslim, untuk mengetahui apakah produk

yang dihasilkan perusahaan tersebut halal atau tidak. Meskipun

menurut BAPEPAM dan LK perusahaan yang masuk ke dalam

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan perusahaan yang

produknya tidak bertentangan dengan prinsip syariah, sebagian besar

perusahaan masih belum mengungkapkan kehalalan produk dalam

laporan tahunannya. Namun, perusahaan yang tidak mengungkapkan

kehalalan produk dalam laporan tahunannya bukan berarti bahwa

produk yang dihasilkan itu tidak halal. Oleh karena itu, alangkah

lebih baik apabila perusahaan-perusahaan yang dikategorikan

sebagai perusahaan syariah tersebut melakukan pengungkapan

mengenai status kehalalan produk dalam laporan tahunannya.

Pokok pengungkapan yang ketiga dan keempat adalah

keamanan dan kualitas produk serta pelayanan pelanggan. Pokok

pengungkapan ini menekankan pada pengungkapan sistem

manajemen mutu, pelayanan jual-beli, dan penanganan komplain

atau keluhan konsumen. Kedua pokok pengungkapan ini merupakan

pokok pengungkapan yang paling banyak dilakukan oleh

Page 105: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

91

perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa keamanan dan kualitas

produk serta pelayanan pelanggan menjadi fokus utama bagi

sebagian besar perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen Muslim.

Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan yang melakukan

pengungkapan terhadap tema produk dan jasa mengalami

peningkatan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin

bertambahnya tahun perusahaan syariah semakin berupaya

memenuhi informasi-informasi yang dibutuhkan oleh konsumen

Muslim.

3. Tema Kayawan

Tema karyawan terdiri dari tiga belas pokok pengungkapan.

Pada tahun 2012 dan 2013, pokok pengungkapan tunjangan dan

remunerasi merupakan pokok pengungkapan yang paling banyak

dilakukan perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa tunjangan dan

remunerasi merupakan aspek paling penting bagi kesejahteraan

karyawan sehingga perusahaan sudah seharusnya memberikan

tunjangan dan remunerasi yang memadai bagi seluruh karyawannya.

Selain tunjangan dan remunerasi, pokok pengungkapan

pendidikan dan pelatihan kerja atau pengembangan Sumber Daya

Manusia (SDM) juga menjadi sorotan penting bagi perusahaan. Hasil

content analysis menunjukkan bahwa terdapat 133 perusahaan di

tahun 2012 dan 140 perusahaan di tahun 2013 yang melakukan

Page 106: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

92

pengungkapan terkait pendidikan dan pelatihan kerja dalam laporan

tahunannya. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar perusahaan

berkomitmen untuk selalu meningkatkan kualitas dan kompetensi

karyawan-karyawannya.

Perusahaan biasanya memberikan pendidikan dan pelatihan

dengan memperhatikan kebutuhan karyawan secara personal dan

kebutuhan perusahaan secara profesional. Pendidikan dan pelatihan

yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampilan, motivasi, sikap, produktifitas dan karir. Di beberapa

perusahaan biasanya juga terdapat survei yang dilakukan untuk

menilai efektivitas dan efisiensi dari pendidikan dan pelatihan yang

telah diberikan. Kegiatan ini dilakukan agar pendidikan dan

pelatihan tidak hanya berorientasi pada kuantitas tetapi juga

berorientasi pada kualitas. Pokok pengungkapan ini tampak pada

bentuk sistem pendidikan dan pelatihan, frekuensi pendidikan dan

pelatihan, jumlah yang mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan

biaya pendidikan dan pelatihan tersebut.

Sekitar 72%-89% perusahaan melakukan pengungkapan

mengenai kesehatan keselamatan kerja dan lingkungan kerja. Pokok

pengungkapan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja serta

lingkungan kerja telihat dari pelaksanaan dan evaluasi pengelolaan

lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja (LK3) perusahaan,

contohnya zero accident program dan sertifikasi dari pihak

Page 107: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

93

independen seperti OHASS 18001 Sistem Manajemen Kesehatan

dan Keselamatan kerja (Raditya, 2012).

Tema berikutnya adalah karyawan muslim boleh

melaksanakan ibadah dan karyawan kelas atas melakukan ibadah

bersama-sama dengan karyawan menengah dan kebawah. Pada tema

ini, sebanyak 65%-71% perusahaan mengungkapkan pokok

pengungkapan tersebut. Tema ini merupakan tema yang sangat

penting karena menyangkut kebebasan beribadah (Putri, 2014). Oleh

karena itu, sudah sewajarnya bahwa perusahaan yang bergerak dalam

prinsip syariah megedepankan keleluasaan beribadah bagi para

karyawannya.

Sebanyak 30 perusahaan mengungkapkan mengenai

kesetaraan hak antara pria dan wanita pada tahun 2012 dan

meningkat menjadi 39 perusahaan pada tahun 2013. Pokok

pengungkapan mengenai kesetaraan hak antara pria dan wanita

terlihat dari komitmen perusahaan yang menjunjung tinggi asas

kewajaran dan kesetaraan dengan cara memberikan kesempatan yang

sama kepada seluruh karyawan tanpa membedakan suku, agama, ras,

golongan, gender, dan kondisi fisik yang merujuk pada Hak Asasi

Manusia (HAM), Undang-Undang Ketenagakerjaan, dan berbagai

konvensi Internasional Labour Organitataion (ILO) (Raditya, 2012).

Selanjutnya, terlihat bahwa perusahaan tidak terlalu menaruh

perhatian penuh pada pengungkapan jam kerja, keterlibatan

Page 108: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

94

karyawan dalam diskusi menajemen dan pengambilan keputusan,

karyawan dari kelompok khusus dan tempat ibadah yang memadai.

Hanya sekitar 0%-22% perusahaan yang melakukan pengungkapkan

terhadap masing-masing pokok pengungkapan tersebut. Hal ini

mengindikasikan bahwa terdapat hak-hak dasar karyawan muslim

yang belum diungkapkan secara baik dalam laporan tahunan

perusahaan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa walaupun

sebagian besar pengungkapan pada tema ini sudah meningkat dari

tahun ketahun, akan tetapi masih terdapat sub tema yang belum

diungkapkan secara lebih komprehensif oleh perusahaan. Perusahaan

seharusnya memenuhi hak kebutuhan spiritual karyawan dan

mengungkapkannya dalam laporan perusahaan agar masyarakat luas

mengetahui apakah karyawan-karyawannya telah diperlakukan

sesuai dengan ajaran Islam (Haniffa, 2002 dan Othman dan Thani,

2010).

4. Tema Masyarakat

Pokok pengungkapan pada tema ini terdiri dari sebelas

bagian. Selaras dengan tema-tema lain, secara rata-rata, jumlah

pengungkapan pada tema ini mengalami peningkatan. Pokok

pengungkapan yang paling banyak diungkapkan di tahun 2012-2013

adalah pengungkapan terkait sedekah, donasi atau sumbangan. Hal

ini mengindikasikan bahwa sebagian besar perusahaan syariah di

Page 109: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

95

Indonesia telah memiliki kesadaran yang baik mengenai pentingnya

melakukan infak dan sedekah dengan tujuan untuk saling

meringankan beban orang lain. Meskipun demikian, bentuk saling

berbagi yang lain seperti wakaf dan qardh hasan masih sedikit

perusahaan yang melakukannya. Informasi dari content analysis

yang menunjukan bahwa pada tahun 2012-2013 hanya sekitar 30-36

perusahaan yang mengungkapkan bahwa mereka telah memberikan

wakaf kepada pihak lain. Sedangkan, tidak ada perusahaan yang

mengungkapkan qardh hasan pada tahun 2012-2013.

Pokok pengungkapan lain yang cukup menonjol dalam tema

ini adalah sukarelawan dari kalangan karyawan, pemberian

beasisiwa sekolah, peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin,

kepedulian terhadap anak-anak, kegiatan amal atau sosial, dan

menyokong kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya,

pendidikan dan keagamaan. Hal tersebut cukup menjadi sorotan

utama setiap perusahaan karena kesejahteraan masyarakat,

khususnya masyarakat sekitar merupakan indikator yang sangat erat

hubungannya dengan konsep tanggung jawab sosial. Perusahaan

memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat sebagai salah satu upaya dalam rangka meningkatkan

pertumbuhan ekonomi Negara. Salah satu bentuk dukungan

pemerintah terhadap peningkatan kualitas masyarakat miskin

diwujudkan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Page 110: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

96

(PKBL) yang diwajibkan bagi seluruh BUMN yang tertuang dalam

Peraturan Mentri Negara BUMN Nomer PER-05/MBU/2007 tentang

Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan program Bina

Lingkungan.

Pokok pengungkapan lain yang tidak terlalu banyak

dilakukan perusahaan terkait dengan pemberdayaan kerja pada

lulusan sekolah/kuliah, dan pembangunan tunas muda. Berdasarkan

hasil content analysis, kedua program tersebut merupakan program

yang hanya dimiliki oleh 18%-27% dari seluruh perusahaan.

Karakteristik kedua program tersebut sifatnya bergantung pada

kebijakan masing-masing perusahaan dengan memperhitungkan

terlebih dahulu tujuan, biaya, dan manfaat dari kedua program

tersebut bagi perusahaan (Raditya, 2012).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepedulian

perusahaan syariah di Indonesia terhadap masyarakat tergolong baik.

Penjelasan terkait biaya yang dikeluarkan, pihak yang menerima

bantuan, dan bukti kongkrit berupa foto kegiatan juga telah

diungkapkan secara komprehensif oleh sebagian besar perusahaan.

Meskipun demikian, masih terdapat keterbatasan dalam

pengungkapan aspek-aspek spesifik yang terkait dengan prinsip

Islam, seperti wakaf dan qardh hasan. Perusahaan syariah

seharusnya melakukan pengungkapan secara detail dan lengkap tidak

terkecuali terhadap aspek-aspek spesifik yang terkait dengan prinsip

Page 111: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

97

Islam agar para pemangku kepentingan Muslim mengetahui apakah

tanggung jawab sosial yang diberikan perusahaan kepada masyarakat

telah sesuai dengan prinsip Islam.

5. Tema Lingkungan

Dalam kurun waktu 2012-2013, jumlah perusahaan yang

melakukan pengungkapan terhadap masing-masing pokok

pengungkapan pada tema lingkungan mengalami peningkatan. Tema

lingkungan terbagi menjadi lima pokok pembahasan. Pokok

pengungkapan yang paling banyak dilakukan oleh perusahaan adalah

kegiatan mengurangi pemanasan global, yakni sebanyak 97

perusahaan di tahun 2012 dan 111 perusahaan di tahun 2013.

Kegiatan mengurangi efek pemanasan global dapat diwujudkan

dalam bentuk meminimalisasi polusi, pengelolaan limbah,

pengelolaan air bersih, dan lain-lain (Raditya, 2012).

Pokok pengungkapan tertinggi kedua dan ketiga adalah

konservasi lingkungan dan pendidikan melalui lingkungan.

Pengungkapan tentang konservasi lingkungan dibuktikan dengan

dilakukannya kegiatan penanaman kembali pohon di lingkungan

sekitar perusahaan untuk mengganti pohon yang telah hilang dan

penanaman pohon di pantai untuk mengantisipasi abrasi air laut.

Sedangkan pendidikan melalui lingkungan dilakukan dengan

mengajak anak-anak dalam konservasi lingkungan.

Page 112: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

98

Selain itu, pokok pengungkapan selanjutnya yang fokus

utamanya tidak lebih dari 40% perusahaan adalah pernyataan

verifikasi independen atau audit dan sistem manajemen lingkungan.

Salah satu faktor yang menyebabkan tidak banyaknya perusahaan

yang melakukan dan mengungkapkan mengenai pernyataan

verifikasi independen atau audit lingkungan adalah faktor biaya.

Sedangkan salah satu tanda perusahaan memiliki sistem manajemen

lingkungan yang baik adalah perusahaan memiliki sertifikasi ISO

14001 Sistem Manajemen Lingkungan. Kebanyakaan perusahaan

yang memiliki kedua hal tersebut adalah perusahaan-perusahaan

besar dan paling banyak bergerak dalam bidang pertambangan,

properti dan perkebunan.

Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa kesadaran dan

kepedulian perusahaan terhadap lingkungan semakin meningkat

seiring dengan semakin rusaknya alam semesta akibat aktivitas

operasi berbagai perusahaan. Tanggung jawab perusahaan terhadap

lingkungan diwujudkan oleh perusahaan dalam komitmen untuk

selalu menjaga, memelihara dan melestarikan lingkungan.

Peningkatan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan hanya

konsisten terjadi pada perusahaan besar. Dengan kata lain, masih

banyak perusahaan kecil yang kurang perduli terhadap lingkungan.

Hal tersebut seharusnya tidak terjadi pada perusahaan yang tergolong

sebagai perusahaan syariah. Perusahaan syariah seharusnya memiliki

Page 113: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

99

kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan yang lebih baik

dibandingkan dengan perusahaan non-syariah karena sesungguhnya

Allah SWT tidak menyukai segala bentuk kerusakan yang ada di

bumi.

6. Tata Kelola Perusahaan

Tema tata kelola perusahaan mencakup delapan pokok

pembahasan. Diantara kelima tema sebelumnya, tema tata kelola

perusahaan merupakan tema yang paling konsisten diungkapkan oleh

perusahaan syariah di Indonesia. Pokok pengungkapan yang

dilakukan oleh seluruh perusahaan adalah pengungkapan struktur

kepemilikan saham, profil dewan direksi dan kebijakan anti koropsi.

Dua dari tiga pokok pengungkapan tersebut, yakni pengungkapan

struktur kepemilikan saham dan profil dewan direksi merupakan

pokok pengungkapan yang diwajibkan oleh BAPEPAM dan LK

yang dituangkan dalam BAPEPAM-LK Nomor K.X.6. Dengan

demikian, maka dapat disimpulkan seluruh perusahaan telah

mentaati peraturan yang diberikan oleh BAPEPAM dan LK.

Pokok pengungkapan status kepatuhan terhadap syariah dari

tahun 2012 sampai 2013 tidak mengalami perubahan jumlah, yaitu

hanya terdapat 14 perusahaan yang menyatakan patuh terhadap

ketentuan syariah. Perusahaan-perusahaan yang patuh terhadap

syariah kebanyakan bergerak dalam bidang industri konsumsi dan

obat-obatan. Dibuktikan dengan sertifikasi halal dari Majelis Ulama

Page 114: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

100

Indonesia (MUI) tentang produk yang mereka jual adalah produk

yang benar-benar halal untuk dikonsumsi.

Sedangkan pokok pengungkapan tentang ada atau tidaknya

perkara hukum mengalami penurunan. Pada tahun 2012, terdapat 76

perusahaan dan menurun pada tahun 2013 menjadi 66 perusahaan.

Penurunan ini dapat mengandung dua arti, yakni perkara hukum

yang dialami perusahaan semakin berkurang tetapi tidak

diungkapkan dalam laporan tahunan atau perusahaan semakin

enggan untuk mengungkapkan ada atau tidaknya perkara hukum

yang sedang dihadapi. Ketidakterlibatan perusahaan dalam perkara

hukum merupakan salah satu upaya untuk menjaga dan

meningkatkan citra perusahaan di mata publik (Putri, 2013).

Di sisi lain, pokok pengungkapan yang tidak dilakukan sama

sekali oleh perusahaan adalah pokok mengenai pengungkapan ada

atau tidaknya praktik monopoli, menimbun barang dan

memanipulasi harga. Pokok pengungkapan tersebut tidak

diungkapkan oleh perusahaan diduga karena pengungkapan tersebut

bisa dikatakan sebagai pengungkapan yang dapat merusak citra

perusahaan (Raditya, 2012).

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pengungkapan

perusahaan syariah terhadap tema tata kelola perusahaan masih

didominasi dengan motivasi untuk mematuhi pengungkapan wajib

dari BAPEPAM dan LK. Padahal, sebagai perusahaan syariah sudah

Page 115: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

101

seharusnya perusahaan melakukan pengungkapan tata kelola

perusahaan berbasis syariah dengan seluas-luasnya. Informasi

tersebut sangat bermanfaat bagi para investor Muslim dalam proses

pengambilan keputusan.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis keenam

tema tersebut adalah perusahaan-perusahaan syariah di Indonesia

masih kurang komprehensif dalam melakukan tanggung jawab sosial

yang spesifik terhadap aspek-aspek syariah. Hal tersebut

memberikan dampak tersendiri bagi para investor Muslim dalam

melakukan pertimbangan investasi. Indeks Saham Syariah Indonesia

merupakan panduan investasi bagi para investor yang ingin

berinvestasi pada portofolio efek syariah. Indeks Saham Syariah

Indonesia hanya menyajikan informasi mengenai daftar perusahaan-

perusahaan yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan

prinsip syariah tanpa memberi informasi lebih dalam mengenai

apakah kegiatan operasi sehari-hari dan tanggung jawab sosial yang

dilakukan perusahaan tersebut telah sesuai dengan prinsip syariah.

Satu-satunya sumber informasi lain yang dapat diakses oleh para

investor Muslim dalam rangka melakukan pertimbangan investasi

adalah laporan tahunan. Oleh karena itu, keterbatasan pengungkapan

pada laporan tersebut akan mempengaruhi pola investasi para

investor Muslim.

Page 116: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

102

Menurut Raditya (2012), ada beberapa faktor yang

menyebabkan masih rendahnya pengungkapan perusahaan syariah

terhadap aspek-aspek spesifik syariah dalam laporan tahunan

perusahaan. Pertama, masih sempitnya pemahaman mengenai

konsep tanggung jawab sosial secara syariah di Indonesia. Kedua,

konsep indeks ISR belum terlalu berkembang di Indonesia.

Perkembangan indeks ISR di Indonesia masih lambat karena indeks

ISR merupakan sesuatu yang baru dan tidak banyak diketahui oleh

perusahaan-perusahaan di Indonesia. Selain itu, salah satu standar

pengungkapan yang diterima secara umum dan paling banyak

digunakan oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia adalah

Global Reporting Initiative (GRI). Ketiga, pokok pengungkapan

yang sebagian besar dipenuhi oleh perusahaan adalah pokok

pengungkapan yang sifatnya memenuhi unsur kepatuhan. Kesadaran

perusahaan untuk melakukan pengungkapan aspek-aspek spesifik

syariah secara sukarela masih minim. Dan terakhir, kurangnya

tekanan dari para pemangku kepentingan dalam menggalakkan

pengungkapan aspek-aspek spesifik syariah pada perusahaan syariah.

Akibatnya, perusahaan syariah di Indonesia tidak terlalu

lengkap dalam mengungkapkan aspek-aspek spesifik syariah.

Meskipun demikian, kurang lengkapnya pengungkapan tanggung

jawab sosial secara syariah tidak dapat disalahartikan bahwa

perusahaan tersebut kurang atau tidak patuh terhadap prinsip syariah.

Page 117: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

103

Rendahnya skor indeks ISR pada suatu perusahaan syariah dapat

diartikan dalam dua kondisi, yakni perusahaan telah melakukan

pokok-pokok tanggung jawab sosial secara syariah tetapi tidak

mengungkapkannya dalam laporan perusahaan atau perusahaan

memang tidak melakukan pokok-pokok tanggung jawab sosial

seperti yang ada dalam indeks ISR.

Secara keseluruhan, pokok pengungkapan indeks ISR masih

sangat sederhana dan setiap pokok pengungkapannya masih

mengandung makna yang cukup luas sehingga diperlukan batasan-

batasan yang jelas agar masing-masing pokok pengungkapan dapat

dievaluasi secara baik. Untuk kedepannya, bukan tidak mungkin

indeks ISR berkembang menjadi pedoman pengungkapan yang

diterima secara umum bagi perusahaan-perusahaan syariah atau

dikonversi kedalam indeks GRI sebagai satu bagian (section) khusus

untuk pengungkapan aspek-aspek spesifik syariah (Fitria dan

Hartanti, 2010).

4.2 Analisa Statistik Deskriptif

Analisis selanjutnya terkait dengan hasil regresi model dalam

penelitian ini. Keseluruhan rangkuman data penelitian yang digunakan

dalam proses regresi tersebut disajikan dalam lampiran 5. Sedangkan, hasil

output SPSS 20 statistik deskriptif disajikan dalam lampiran 6.

Page 118: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

104

Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Variabel ISR

Tahun Minimum Maksimum Rata-rata Std.Dev

2012 6 35 22,2407 6,49013

2013 8 35 23,5802 6,19329

Total 6 35 22,9105 6,36904 Sumber : Hasil olah penulis

Tabel 4.7 menggambarkan mengenai statistik deskriptif skor

indeks ISR. Tabel tersebut menunjukkan bahwa rata-rata skor ISR secara

keseluruhan masih kurang dari setengah total pokok pengungkapan indeks

ISR. Rata-rata indeks skor ISR secara keseluruhan adalah 22,9. Sedangkan

total dari pengungkapan indeks ISR adalah 46. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa secara rata-rata perusahaan yang masuk ke dalam

Indeks Saham Syariah Indonesia memiliki tingkat pengungkapan tanggung

jawab sosial yang cukup jauh dari kriteria-kriteria ISR. Dan secara

keseluruhan, standar deviasi skor indeks ISR bernilai 6,36. Hal ini

mengandung arti bahwa skor indeks ISR menyimpang sebesar 6,36 dari

rata-rata skor indeks ISR secara keseluruhan.

Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Variabel Ukuran Perusahaan yang Diukur

dengan Total Aset

Tahun Minimum

(Ribuan Rp)

Maksimum (Ribuan

Rp)

Rata-rata (Ribuan

RP)

Std. Dev (Ribuan

Rp)

2012 2.512.217.343 111.369.000.000.000 5.071.206.707.583,21 11.627.514.951.839,5

2013 696.946.318 127.951.000.000.000 6.062.866.785.646,32 13.710.201.019.438,4

Total 696.946.318 127.951.000.000.000 5.567.036.746.614,76 12.701.602.472.494,7 Sumber: Hasil olah penulis

Tabel 4.8 menampilkan statistik deskriptif dari variabel bebas

ukuran perusahaan yang diukur oleh total aset. Secara keseluruhan, rata-

Page 119: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

105

rata total aset yang dimiliki oleh perusahaan yang masuk dalam Indeks

Saham Syariah Indonesia (ISSI) mencapai Rp 5.567.036.746.614,76 dan

standar deviasinya sebesar Rp 12.701.602.472.494,7. Dengan kata lain,

nilai total aset memiliki variabilitas sebesar Rp 12.701.602.472.494,7 atau

menyimpang kurang lebih Rp 12.701.602.472.494,7 dari rata-rata total

aset secara keseluruhan. Tidak ada standar yang jelas untuk

mengelompokkan sebagai suatu perusahaan yang kecil, sedang ataupun

besar. Namun, secara umum dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan

yang tercatat di ISSI relatif sangat beragam. Hal ini terlihat dari nilai total

aset terendah sebesar Rp 696.946.318 dan nilai total aset tertinggi sebesar

Rp 127.951.000.000.000. Ada dua kemungkinan mengapa total aset suatu

perusahaan bernilai rendah, yakni bidang bisnis dari perusahaan tersebut

tidak membutuhkan kepemilikan aset yang sangat besar atau perusahaan

tersebut masih baru.

Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Variabel Profitabilitas yang Diukur

dengan ROA

Tahun Minimum Maksimum Rata-rata Std. Dev

2012 -18% 54% 7,77% 8,63%

2013 -20% 40% 6,63% 8,23%

Total -20% 60% 7,19% 8,42% Sumber: Hasil olah penulis

Tabel 4.9 menyajikan tentang statistik deskriptif variabel

profitabilitas yang diukur dengan rasio ROA. Nilai terendah ROA tahun

2012 dimiliki oleh PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA) dengan nilai -18%.

Dan nilai terendah ROA tahun 2013 dimiliki oleh PT Triwira Insanlestari

Page 120: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

106

dengan nilai -20%. Faktor utama yang menyebabkan rendahnya nilai ROA

perusahaan tersebut adalah masalah nilai tukar rupiah terhadap dollar yang

semakin melemah. Walaupun dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah

berdampak pada seluruh perusahaan, akan tetapi terdapat perusahaan yang

memiliki nilai ROA yang cukup baik. PT Wicaksana Overseas

International Tbk (WICO) membukukan ROA tertinggi di tahun 2012

dengan nilai sebesar 54%. Di tahun 2013, ROA tertinggi berhasil dicapai

oleh PT Unilever Indonesia Tbk dengan nilai sebesar 40%. Rata-rata ROA

seluruh perusahaan sampel dalam kurun waktu 2012-2013 adalah 7,19%.

Nilai tersebut mengandung arti bahwa rata-rata kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba bersih dari setiap satu rupiah aset yang

digunakan adalah sebesar 7,19%. Nilai standar deviasi ROA sebesar

8,42% menunjukkan bahwa nilai ROA mengalami penyimpangan sebesar

kurang lebih 8,42% dari rata-rata nilai ROA secara keseluruhan. ROA

memberikan ukuran yang lebih baik dalam mengukur profitabilitas

perusahaan karena menunjukkan efektifitas perusahaan dalam

menggunakan aset untuk memperoleh laba bersih.

Tabel 4.10 Statistik Deskriptif Variabel Umur Perusahaan

Tahun Minimum Maksimum Rata-rata Std. Dev

2012 1 31 13,84 7,58

2013 2 32 14,84 7,57

Total 1 32 14,34 7,58 Sumber: Hasil olah peneliti

Page 121: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

107

Tabel 4.10 merupakan gambaran mengenai statistik deskriptif pada

variabel bebas umur perusahaan. Data tersebut menunjukkan bahwa secara

keseluruhan rata-rata umur perusahaan yang tercatat di ISSI adalah 14,34

tahun dengan tingkat variabilitas sebesar 7,58 tahun. Dalam penelitian ini,

umur perusahaan-perusahaan yang tercatat di ISSI berada pada kisaran 1

sampai 32 tahun. Jumlah perusahaan dengan umur tertua adalah satu

perusahaan dan termuda sebanyak 8 perusahaan. Satu-satunya perusahaan

dengan umur tertua yang tercatat di ISSI dalam penelitian ini adalah PT

Merck Tbk (MERK).

Tabel 4.11 Statistik Deskriptif Variabel Ukuran Dewan Komisaris

Tahun Minimum Maksimum Rata-rata Std. Dev

2012 2 10 4,15 1,64

2013 2 11 4,26 1,69

Total 2 11 4,20 1,66 Sumber : Hasil olah penulis

Tabel 4.11 adalah statistik deskriptif variabel ukuran dewan

komisaris. Data tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan rata-rata

ukuran dewan komisaris perusahaan yang terdaftar di ISSI adalah 4,20

dengan tingkat variabilitas 1,66. Dalam penelitian ini, ukuran dewan

komisaris yang paling kecil adalah dua orang. Hal ini mengindikasikan

bahwa perusahaan-perusahaan yang masuk dalam ISSI telah mengikuti

peraturan Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007 Pasal

108 ayat (5) yang menjelaskan bahwa bagi perusahaan berbentuk

Page 122: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

108

Perseroan Terbatas wajib memiliki paling sedikit 2 (dua) anggota Dewan

Komisaris.

Tabel 4.12 Statistik Deskriptif Variabel Proporsi Komisaris

Independen

Tahun Minimum Maksimum Rata-rata Std. Dev

2012 0 1 0,38 0,15

2013 0 0,8 0,39 0,12

Total 0 1 0,38 0,13 Sumber: Hasil olah penulis

Tabel 4.12 merupakan gambaran mengenai statistik deskriptif pada

variabel bebas proporsi komisaris independen. Data tersebut menunjukkan

bahwa secara keseluruhan rata-rata proporsi komisaris independen pada

perusahaan yang terdaftar di ISSI adalah 0,38 dengan tingkat variabilitas

0,13. Pada penelitian ini, masih terdapat perusahaan yang belum

mempunyai komisaris independen pada tahun 2012 dan 2013. Jumlah

perusahaan yang tidak mempunyai dewan komisaris pada perusahaan yang

terdaftar dalam ISSI adalah sebanyak 10 perusahaan pada tahun 2012 dan

5 perusahaan pada tahun 2013. PT Alakasa Industrindo Tbk (ALKA),

(HOME), (INCI), (LION), (TRST) adalah perusahaan yang tidak

mempunyai dewan komisaris pada tahun 2012-2013.

Page 123: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

109

4.3 Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas

Sumber: Olah data penulis

Gambar 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas

Hasil uji statistik normalitas menggunakan SPSS 20 di atas

menunjukkan bahwa grafik normal plot terdistribusi secara normal.

Dalam grafik normal plot di atas, menunjukkan bahwa adanya

titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal sedangkan

penyebarannya mengikuti arah garis diagonalnya. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi klasik

normalitas. Untuk lebih meyakinkan normalitas dari residual

estimasi maka digunakan pengujian one sample Kolmogorov-

Smirnov, berikut hasilnya :

Page 124: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

110

Tabel 4.13 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One Sample Kologorov-Smirnov Test

Variabel Kolmogorov-Smirnov Z Asymp.Sig (2-

tailed) Keterangan

RES_1 1,023 0,246 Normal Sumber : Hasil olah penulis

Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa nilai

Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,023 dan nilai probabilitasnya

sebesar 0,246. Jadi residual terdistribusi secara normal karena nilai

p = 0,246 lebih besar dari pada 0,05.

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Mulrikoliniearitas mengandung arti bahwa adanya

hubungan linier yang sempurna diantara beberapa variabel pada

model regresi. Dalam penelitian ini, uji multikolinearitas dilakukan

dengan menganalisis korelasi antar variabel dan perhitungan nilai

tolerance serta Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai

tolerance lebih kecil dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar

variabel independen yang nilainya lebih dari 95%, dan jika nilai

VIF kurang dari 10 maka dapat dikatakan bahwa variabel

independen yang digunakan dalam model adalah objektif dan dapat

dipercaya.

Page 125: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

111

Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinearitas

Model sig. Tolerance VIF

(Constant) 0,006

Ukuran Perusahaan 0,000 0,794 1,259

Profitabilitas 0,017 0,871 1,149

Umur Perusahaan 0,020 0,909 1,101

Ukuran Dewan

Komisaris 0,000 0,842 1,187

Proporsi Komisaris

Independen 0,629 0,933 1,072

Dummy tahun 2013 0,034 0,986 1,014

Dummy Tipe

Industri

-) Pertanian 0,158 0,918 1,090

-) Industri Kimia 0,970 0,808 1,237

-) Aneka Industri 0,392 0,902 1,108

-) Konsumsi 0,158 0,797 1,254

-) Properti 0,032 0,825 1,212

-) Infrastruktur 0,111 0,916 1,092

-) Perdagangan 0,080 0,833 1,200 Sumber: Hasil olah penulis

Hasil statistik menggunakan SPSS 20 dijelaskan secara

lengkap pada lampiran 6. Tabel 4,14 di atas adalah hasil

rangkuman dari hasil SPSS uji multikolinearitas. Dari tabel di atas,

nilai Tolerance menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen

yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0.10 yang berarti tidak

ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih besar

dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF)

juga menunjukkan tidak ada satu variabel independen yang

memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa

tidak ada multikoliniearitas antar variabel independen dalam model

regresi.

Page 126: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

112

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan keadaan dimana semua

gangguan yang muncul dalam fungsi regresi tidak memiliki varians

yang sama. Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas dilakukan

dengan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil.

Uji statistik yang digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas

adalah Uji White. Pengujian pada uji white dilakukan dengan

mengamati nilai x²-hitung, dimana x²-hitung = n R². Apabila nilai

x²-hitung lebih kecil dari pada x²-tabel, maka hipotesis adanya

heteroskedastisitas dalam model ditolak, begitu pula sebaliknya.

Tabel 4.15 Hasil SPSS Uji White

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of the

Estimate

1 0,318 0,101 0,70 3,544,814 Sumber : Olah data penulis

Dengan mengetahui nilai R² sebesar 0,101, maka kita dapat

mengetahui besarnya x²-hitung, yaitu 324 x 0,101 = 32,724.

Sedangkan besarnya x²-tabel adalah 341,3950. Karena x²-hitung

lebih kecil dari x²-tabel, maka gejala penyakit heteroskedastisitas

dalam model persamaan tidak ada.

4.3.4 Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi yang terjadi antar

observasi dalam satu variabel. Autokorelasi dapat terjadi jika

observasi yang terjadi secara berturut-turut sepanjang waktu

memiliki korelasi antara satu dengan yang lain. Dalam penelitian

Page 127: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

113

ini, uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan statistik

Durbin Watson.

Tabel 4.16 Hasil SPSS Uji Durbin Watson

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 0,541 0,292 0,281 0,25301 1,919 Sumber: Hasil olah penulis

Dalam tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai statistik

Durbin-Watson sebesar 1.919. Apabila dibandingkan dengan nilai

tabel dari jumlah sampel sebanyak 324 dan jumlah variabel

independen (k) adalah 5 dengan asumsi derajat kepercayaan 5%.

Maka diperoleh nilai tabel dl = 1.794 dan nilai tabel du = 1.844.

Sedangkan syarat tidak adanya autokorelasi adalah du<d< 4-du.

Karena nilai DW test diantara du dan 4-du, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala penyakit autokorelasi

dalam model regresi.

4.4 Analisis Hasil Regresi

Hasil output hasil regresi model dari SPSS 20 disajikan secara

lengkap dalam lampiran 6. Berikut adalah rangkuman hasil regresi model

yang telah dilakukan :

Page 128: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

114

Tabel 4.17 Hasil Regresi Model

Variabel Koefisien t-statistik Sig.

C -12,683 -2,762 0,006

SIZE 1,127 6,531 0,000

PROFIT 8,863 2,399 0,017

AGE -0,094 -2,338 0,020

UDK 1,166 6,152 0,000

PKI -1,325 -0,484 0,629

Dummy tahun 2013 1,242 2,129 0,034

Dummy Tipe Industri

-) Pertanian -0,014 1,415 0,158

-) Industri Kimia -0,002 -0,038 0,970

-) Aneka Industri -0,041 -0,858 0,392

-) Konsumsi -0,072 -1,415 0,158

-) Properti -1,635 -2,154 0,032

-) Infrastruktur -0,076 -1,597 0,111

-) Perdagangan -1,213 -1,757 0,080

N 324

R² 0,330

F-statistik 23,764

Sig. (F-statistik) 0,000

Signifikansi 1%

Signifikansi 5%

Signifikansi 10 %

Sumber: Hasil olah penulis

Berdasarkan tabel 4.17, maka model regresi berganda antara

variabel independen dan variabel dependen dapat dirumuskan dalam

bentuk persamaan berikut :

ISR= -12,683 + 1,127 SIZE + 8,863 PROFIT - 0,094 AGE + 1,166 UDK

- 1,325 PKI + 1,242 DTH – 0,014 Dpert – 0,002 Dkim – 0,041 Dai –

0,072 Dkon – 1,635 Dpro – 0,076 Dinf – 1,213 Dperd

Page 129: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

115

Penjelasan yang dapat diberikan berkaitan dengan model regresi

yang terbentuk adalah:

1. Konstanta

Persamaan tersebut dapat menunjukkan bahwa jika seluruh

variabel independen (ukuran perusahaan, profitabilitas, umur

perusahaan, ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris

independen, dummy tahun dan dummy tipe industri) bernilai 0,

maka tingkat pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)

nilainya negatif, yaitu 12,683.

2. Ukuran Perusahaan (SIZE)

Koefisien ukuran perusahaan yang bernilai positif 1,127

mengandung arti bahwa setiap peningkatan 1% ukuran perusahaan

atau total aset mampu meningkatkan skor ISR sebesar 1,127%.

3. Profitabilitas (PROFIT)

Koefisien profitabilitas yang bernilai positif sebesar 8,863

mengandung arti bahwa setiap peningkatan 1% nilai ROA mampu

meningkatkan skor indeks ISR sebesar 8,863%.

4. Umur Perusahaan (AGE)

Koefisien umur perusahaan yang bernilai negatif sebesar 0,094

mengandung arti bahwa setiap peningkatan 1 umur perusahaan

maka akan diikuti penurunan ISR sebesar 0,094.

Page 130: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

116

5. Ukuran Dewan Komisaris (UDK)

Koefisien ukuran dewan komisaris yang bernilai positif sebesar

1,166 mengandung arti bahwa setiap peningkatan 1 dewan

komisaris, maka mampu meningkatkan skor indeks ISR sebesar

1,166.

6. Proporsi Komisaris Independen (PKI)

Koefisien proporsi komisaris independen yang bernilai negatif

sebesar 1,325 mengandung arti bahwa setiap peningkatan 1 maka

akan diikuti penurunan ISR sebesar 1,325.

7. Dummy Tahun 2013 (DTH)

Koefisien variabel dummy tahun 2013 adalah sebesar 1,242. Hal itu

berarti bahwa pengungkapan ISR pada tahun 2013 lebih tinggi

sebesar 1,242 dari tahun sebelumnya.

8. Dummy Tipe Industri

a. Industri Pertanian (Dpert)

Berdasarkan tabel 4.17 nilai koefisien variabel dummy

tipe industri pertanian adalah sebesar -0,014. Ini berarti bahwa

perusahaan dengan tipe industri pertanian mengungkapkan

ISR lebih rendah sebesar 0,014 dari tipe industri

pertambangan.

b. Industri Kimia (Dkim)

Berdasarkan tabel 4.17 nilai koefisien variabel dummy

tipe industri kimia adalah sebesar -0,002. Ini berarti bahwa

Page 131: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

117

perusahaan dengan tipe industri kimia mengungkapkan ISR

lebih rendah sebesar 0,002 dari tipe industri pertambangan.

c. Aneka Industri (Dai)

Berdasarkan tabel 4.17 nilai koefisien variabel dummy

tipe industri dari berbagai macam aneka industri adalah

sebesar -0,041. Ini berarti bahwa perusahaan yang bergerak di

bidang aneka industri mengungkapkan ISR lebih rendah

sebesar 0,041 dari tipe industri pertambangan.

d. Industri Konsumsi (Dkon)

Berdasarkan tabel 4.17 nilai koefisien variabel dummy

tipe industri konsumsi adalah sebesar -0,072. Ini berarti bahwa

perusahaan dengan tipe industri konsumsi mengungkapkan

ISR lebih rendah sebesar 0,072 dari tipe industri

pertambangan.

e. Industri Properti (Dpro)

Berdasarkan tabel 4.17 nilai koefisien variabel dummy

tipe industri properti adalah sebesar -1,635. Ini berarti bahwa

perusahaan dengan tipe industri properti mengungkapkan ISR

lebih rendah sebesar 1,635 dari tipe industri pertambangan.

f. Industri Infrastruktur (Dinf)

Berdasarkan tabel 4.17 nilai koefisien variabel dummy

tipe industri yang bergerak dalam bidang infrastruktur adalah

sebesar -0,076. Ini berarti bahwa perusahaan dengan tipe

Page 132: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

118

industri bidang infrastruktur mengungkapkan ISR lebih rendah

sebesar 0,076 dari tipe industri pertambangan.

g. Industri Perdagangan (Dperd)

Berdasarkan tabel 4.17 nilai koefisien variabel dummy

tipe industri dalam bidang perdagangan adalah sebesar -1,213.

Ini berarti bahwa perusahaan dengan tipe industri perdagangan

mengungkapkan ISR lebih rendah sebesar 1,213 dari tipe

industri pertambangan.

4.4.1 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dinotasikan dengan R² (R square).

Koefisien determinasi menunjukkan proporsi variasi variabel

terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Sesuai dengan

tabel 4.17 di atas, nilai R² penelitian ini sebesar 33%. Nilai R²

sebesar 33% mengandung arti bahwa variabel terikat skor indeks

Islamic Social Reporting mampu dijelaskan 33% oleh variabel

bebas dalam model, sedangkan sisanya 67% dijelaskan oleh faktor

di luar model.

4.4.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji signifikansi simultan atau Uji-F dilakukan untuk

mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama

mempengaruhi variabel terikat. Sesuai dengan tabel 4.17 di atas,

nilai statistik F dan nilai probabilitas statistik F dalam penelitian ini

masing-masing sebesar 23,764 dan 0,000. Nilai probabilitas

statistik F tersebut lebih kecil dari pada tingkat signifikansi (α) =

Page 133: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

119

0,05 atau Ho ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

variabel bebas dalam model secara bersama-sama mempengaruhi

variabel skor indeks Islamic Social Reporting.

4.4.3 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji signifikansi parsial atau Uji-t dilakukan untuk

mengetahui tingkat signifikansi atau pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat secara parsial. Berikut adalah penjelasan

mengenai analisis uji signifikansi parsial atau uji-t pada kelima

variabel bebas :

1. Ukuran Perusahaan

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa nilai statistik t pada

variabel bebas ukuran perusahaan sebesar 6,531. Sedangkan,

nilai signifikansi variabel bebas ukuran perusahaan sebesar

0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil daripada tingkat

signifikansi (α) 5% dengan tingkat keyakinan 95%. Dengan

demikian, berarti variabel bebas ukuran perusahaan mempunyai

pengaruh positif yang signifikan terhadap tingkat

pengungkapan Islamic Social Reporting.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Othman (2009), Raditya (2012), dan Widyawati (2012)

dengan hasil penelitian positif signifikan. Hal ini dikarenakan

perusahaan yang lebih besar sudah pasti memiliki pembiayaan,

fasilitas, dan sumber daya manusia yang lebih banyak

dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Secara

Page 134: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

120

spesifik, semakin besar ukuran perusahaan syariah, maka

semakin bertambah pula para pemangku kepentingan Muslim

yang ikut mempengaruhi atau dipengaruhi oleh kegiatan bisnis

perusahaan tersebut. Dengan demikian, perusahaan yang lebih

besar akan cenderung untuk melakukan pengungkapan

tanggung jawab sosial secara syariah lebih luas dibandingkan

perusahaan syariah yang lebih kecil.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Kuiksuko (2013) pada 40 perusahaan yang

tercatat di BEI pada periode tahun 2010, dan Maulida, Yulianto

dan Asrori (2014) pada perusahaan yang terdaftar di JII pada

periode 2009-2012 yang membuktikan bahwa variabel ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan

Islamic Social Reporting (ISR). Penelitian tersebut

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan yang besar tidak

memiliki pengaruh terhadap tingkat pengungkapan wajib dan

sukarela karena perusahaan yang lebih kecil melakukan

pengungkapan informasi secara lebih luas agar mendapat citra

positif oleh masyarakat.

2. Profitabilitas

Berdasarkan tabel 4.17, secara keseluruhan variabel

bebas profitabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap tingkat pengungkapan Islamic Social Reporting

dengan nilai statistik t sebesar 2,399 dan nilai signifikansi

Page 135: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

121

sebesar 0,017. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari pada

tingkat signifikansi (α) 5% dengan tingkat keyakinan 95%.

Secara keseluruhan, hasil ini sesuai dengan temuan

Othman et al. (2009), Ayu (2010), Raditya (2012) dan

Widyawati (2012) yang membuktikan bahwa profitabilitas

yang diukur dengan proxy nilai ROA mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social

Reporting. Beberapa bukti empiris menunjukkan bahwa

perusahaan yang berada pada posisi menguntungkan akan

cenderung mengungkapkan informasi secara lebih luas.

Terminologi probabilitas identik dengan kinerja ekonomi

perusahaan. Semakin tinggi kinerja ekonomi perusahaan, nilai

perusahaan pun akan relatif meningkat. Tingginya nilai

perusahaan diyakini oleh manajemen perusahaan sebagai salah

satu cara untuk menarik perhatian investor, khususnya investor

Muslim. Dengan demikian, perusahaan syariah yang semakin

untung akan cenderung melakukan pengungkapan tanggung

jawab sosial secara syariah lebih luas.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Dyah (2008) pada 62 perusahaan BEI periode

2005-2006 dan Suta (2012) pada 105 perusahaan yang terdaftar

di BEI periode 2008-2010 dengan hasil bahwa profitabilitas

tidak mempengaruhi pengungkapan informasi. Pengungkapan

Page 136: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

122

informasi dianggap akan mengurangi laba perusahaan karena

biaya tambahan untuk mengungkapkan informasi tersebut.

3. Umur Perusahaan

Pada tabel 4.17 menunjukkan bahwa secara keseluruhan

variabel bebas umur perusahaan mempunyai pengaruh negatif

signifikan terhadap tingkat pengungkapan Islamic Social

Reporting dengan nilai statistik t sebesar -2,338 dan nilai

signifikansi sebesar 0,020. Nilai signifikansi tersebut lebih

kecil dari pada tingkat signifikansi (α) 5% dengan tingkat

keyakinan 95%.

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Tristanti (2012) pada 726 perusahaan yang

terdaftar pada BEI periode 2006-2010 dan Dwita (2014) pada

14 perusahaan yang terdaftar pada BEI periode tahun 2008-

2012 yang menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh

terhadap pengungkapan informasi karena semakin lama

perusahaan dapat bertahan, maka perusahaan cenderung

mengungkapakan informasinya secara lebih luas agar tetap

diterima di masyarakat.

Penelitian ini tidak sejalan dengan Raditya (2012) yang

menemukan bahwa umur perusahaan bukanlah faktor yang

signifikan dalam mempengaruhi tingkat pengungkapan Islamic

Social Reporting. Sedangkan, Sembiring (2003), Akhtarudin

(2005) dan Dyah (2008) berhasil membuktikan umur

Page 137: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

123

perusahaan tidak mempengaruhi tingkat pengungkapan wajib

dan/atau sukarela. Penelitian ini tidak dapat membuktikan

bahwa perusahaan dengan umur yang lebih tua pasti melakukan

pengungkapan tanggung jawab sosial secara syariah lebih luas

dibandingkan dengan perusahaan yang lebih muda umurnya.

Menurut Raditya (2012), ada dua kemungkinan umur

perusahaan tidak menjamin pengungkapan informasi secara

lebih luas. Pertama, perusahaan dengan umur yang lebih tua

memungkinkan untuk melakukan pengungkapan tanggung

jawab sosial secara syariah lebih sempit karena perusahaan

yang lebih tua tidak dapat dipastikan bahwa perusahaan

tersebut merupakan perusahaan besar yang dianggap telah

memiliki pembiayaan, fasilitas dan sumber daya manusia yang

lebih memadai sehingga mampu melakukan pengungkapan

lebih luas. Kedua, perusahaan dengan umur yang lebih muda

juga memungkinkan untuk melakukan pengungkapan tanggung

jawab sosial syariah secara lebih luas karena perusahaan yang

lebih muda kemungkinan melakukan pengungkapan tanggung

jawab sosial secara syariah lebih luas dengan tujuan

mengurangi ketidakpastian risiko dan meningkatkan

kepercayaan investor, khususnya investor Muslim terhadap

posisi perusahaan.

Page 138: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

124

4. Ukuran Dewan Komisaris

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa secara keseluruhan

variabel bebas ukuran dewan komisaris mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap tingkat pengungkapan ISR

dengan nilai statistik t sebesar 6,152 dan nilai signifikansi

sebesar 0,000. Nilai probabilitas statistik t (p-value) tersebut

lebih kecil dari pada tingkat signifikansi (α) 5% dengan tingkat

keyakinan 95%.

Karena semakin banyak dewan komisaris maka tekanan

terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk

mengungkapkan informasi secara lebih luas. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Terzaghi (2012) pada 89

perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI untuk tahun 2008

dan Khoirudin (2013) pada 11 unit bank umum syariah tahun

2010-2011 dengan hasil penelitian positif signifikan.

Berbeda dengan Ratnasari (2011) pada 16 perusahaan

yang terdaftar di BEI yang menyatakan bahwa dewan

komisaris tidak efektif dalam menekan manajemen karena

terdapat dewan komisaris yang berasal dari pihak terafiliasi

yang mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan.

5. Proporsi Komisaris Independen

Berdasarkan tabel 4.17 variabel bebas proporsi dewan

komisaris independen tidak mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap tingkat pengungkapan Islamic Social

Page 139: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

125

Reporting. Hal ini ditunjukkan oleh nilai statistik t sebesar -

0,484 dan nilai signifikansi sebesar 0,629. Nilai signifikansi

tersebut lebih besar dari pada tingkat signifikansi (α) 5%

dengan tingkat keyakinan 95%.

Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan

oleh Ratnasari (2011) pada 16 perusahaan yang terdaftar dalam

BEI yang menyatakan bahwa proporsi komisaris independen

tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela. Karena

tugas dari komisaris independen adalah untuk menciptakan

keseimbangan intern saja seperti pemegang saham utama,

direksi komisaris, manajemen, maupun pemegang saham

publik.

Akan tetapi, penelitian ini tidak sejalan dengan

Penelitian Wardhana (2013) pada 328 perusahaan yang

terdaftar di BEI dan Jizi, Salama, Dixon dan Stratling (2014)

pada 193 bank komersial yang ada di Amerika periode waktu

2009-2011 yang menyatakan bahwa komisaris independen

berpengaruh terhadap pengungkapan informasi sukarela karena

perusahaan yang memiliki komisaris independen yang tinggi

biasanya akan mendapatkan tuntutan untuk memberikan

informasi yang lebih banyak.

Page 140: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

126

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis penelitian dari bab sebelumnya, kesimpulan

yang dapat ditarik adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan

memiliki pengaruh positif signifikan terhadap tingkat

pengungkapan ISR. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa

perusahaan syariah yang memiliki total aset yang lebih besar

memiliki kecenderungan untuk melakukan pengungkapan

tanggung jawab sosial secara syariah yang lebih luas dibandingkan

perusahaan yang mempunyai total aset kecil.

2. Secara keseluruhan, profitabilitas mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap tingkat pengungkapan ISR. Dengan demikian,

perusahaan syariah yang semakin untung akan cenderung

melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial secara syariah

lebih luas.

3. Secara keseluruhan variabel bebas umur perusahaan mempunyai

pengaruh yang negatif signifikan terhadap tingkat pengungkapan

ISR. Ada dua kemungkinan mengapa umur perusahaan

berpengaruh negatif signifikan. Pertama, perusahaan yang lebih tua

umurnya tidak dapat dipastikan bahwa perusahaan tersebut

merupakan perusahaan besar yang dianggap telah memiliki

Page 141: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

127

pembiayaan, fasilitas dan sumber daya manusia yang lebih

memadai sehingga mampu melakukan pengungkapan lebih luas.

Kedua, perusahaan yang lebih muda kemungkinan melakukan

pengungkapan tanggung jawab sosial secara syariah lebih luas

dengan tujuan mengurangi ketidakpastian risiko dan meningkatkan

kepercayaan investor, khususnya investor Muslim terhadap posisi

perusahaan.

4. Secara keseluruhan, variabel bebas ukuran dewan komisaris

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat

pengungkapan ISR. Penelitian ini membuktikan bahwa semakin

banyak dewan komisaris maka perusahaan akan melakukan

pengungkapan tanggung jawab sosial syariah secara lebih luas.

5. Variabel bebas proporsi dewan komisaris independen tidak

mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap tingkat

pengungkapan ISR. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa

perusahaan yang mempunyai dewan komisaris independen yang

banyak tidak menjamin melakukan pengungkapan informasi

tanggung jawab sosial secara syariah lebih banyak pula.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Setelah melakukan analisis penelitian, maka penulis mengetahui

bahwa masih terdapat keterbatasan penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian ini dilakukan hanya untuk periode tahun 2012 dan 2013

saja.

Page 142: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

128

2. Pengungkapan indeks ISR yang pokok pengungkapannya

merupakan hasil pengembangan dan penyesuaian penulis

memungkinkan adanya pokok pengungkapan yang kurang

dikembangkan secara komprehensif.

3. Subjektifitas penulis dalam memberikan nilai pada saat melakukan

penilaian (scoring) terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan berdasarkan indeks ISR.

4. Sumber informasi yang dijadikan sebagai bahan penelitian

pengungkapan informasi tanggung jawab sosial secara syariah

hanya terbatas pada laporan tahunan perusahaan yang bersangkutan

saja.

5.3. Saran

Penelitian lanjutan menjadi suatu hal penting dalam rangka

mendukung perkembangan Islamic Social Reporting di Indonesia.

Berikut adalah saran penulis untuk penelitian selanjutnya.

1. Memperluas jumlah sampel dengan memperpanjang periode

penelitian menjadi tiga tahun atau lebih.

2. Penelitian selanjutnya harus dapat mengembangkan pokok-pokok

pengungkapan indeks ISR secara lebih komprehensif dengan tidak

lupa memperhatikan karakteristik perusahaan di Indonesia. Hal ini

dilakukan agar indeks ISR yang digunakan dapat lebih

merefleksikan tanggung jawab sosial yang sesuai dengan prinsip

Islam dan dapat diterapkan di Indonesia.

Page 143: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

129

3. Metode content analysis dalam penelitian ini sarat akan

subjektifitas dalam melakukan interpretasi terhadap pokok

pengungkapan. Dengan demikian, penelitian selanjutnya mungkin

dapat menggunakan metode content analysis lain yang dapat

mengurangi tingkat subjektifitas terhadap informasi yang disajikan

oleh perusahaan dalam laporannya.

4. Menambah sumber informasi yang dijadikan sebagai bahan

penilaian pengungkapan tanggung jawab sosial secara syariah

seperti press release, informasi yang diungkapkan di situs web

perusahaan dan sumber informasi lain.

Selain saran terkait penelitian selanjutnya, saran untuk pihak-pihak

terkait juga diperlukan dalam rangka turut mendukung perkembangan

praktik CSR secara syariah dan indeks ISR di Indonesia. Berikut adalah

saran untuk berbagai pihak terkait :

1. BAPEPAM dan LK

Langkah BAPEPAM dan LK yang berkerja sama dengan

DSN MUI dalam rangka untuk mengembangkan pasar modal

syariah Indonesia dengan menerbitkan Indeks Saham Syariah

Indonesia (ISSI) sebenarnya patut diapresiasi. Sayangnya, langkah

tersebut tidak dibarengi dengan sosialisasi kepada perusahaan yang

bersangkutan. Akibatnya, perusahaan tersebut tidak menyadari

bahwa ia telah mendapatkan sorotan dari para pemangku

kepentingan (stakeholder) Muslim. Ekspektasi para pemangku

Page 144: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

130

kepentingan Muslim terhadap indeks tersebut lebih hanya sebagai

panduan investasi. Para pemangku kepentingan Muslim pasti

berharap bahwa perusahaan-perusahaan yang masuk dalam ISSI

juga berperilaku layaknya suatu entitas islam. Expectation gap ini

sebaiknya dapat diminimalisir oleh BAPEPAM dan LK selaku

regulator pasar modal. Salah satu langkah yang seharusnya

dilakukan BAPEPAM dan LK adalah dengan mengeluarkan suatu

regulasi yang sifatnya memberikan insentif bagi perusahaan-

perusahaan tersebut untuk berlaku sesuai dengan prinsip syariah,

tidak terkecuali dalam hal tanggung jawab sosial. Dengan

demikian, perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai dorongan

untuk melakukan tanggung jawab sosial secara syariah yang lebih

komprehensif.

2. Perusahaan yang masuk Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Perusahaan yang masuk dalam ISSI seharusnya memiliki

kesadaran tinggi dalam melakukan tanggung jawab sosial secara

syariah sebagai konsekuensi dari kebijakan BAPEPAM dan LK

terkait dengan dikeluarkannya daftar nama perusahaan-perusahaan

yang termasuk ke dalam kategori perusahaan yang memiliki efek

atau sekuritas syariah.

3. Akademisi

Pihak akademisi dalam dimensi Perguruan Tinggi

seharusnya melakukan diskusi berkala dengan BAPEPAM-LK dan

perwakilan dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI

Page 145: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

131

terkait dengan hasil-hasil penelitian mahasiswa. Hasil-hasil

penelitian tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan bagi BAPEPAM-LK untuk menghasilkan aturan-

aturan yang lebih komprehensif dalam rangka menciptakan pasar

modal Indonesia yang lebih efisien. Selain itu, hasil-hasil

penelitian tersebut juga dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan

bisnisnya.

Page 146: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

DAFTAR PUSTAKA

Abu-Tapanjeh, A. M. (2009). Corporate Governance from the Islamic

Perspective: A comparative analysis with OECD principles.

Critical Perspective on Accounting, 20, 566-567.

Akhtaruddin, M. (2005). Corporate Mandatory Disclosure Practices in

Bangladesh. The International Jurnal of Accounting, 40, 399-

422.

Almilia, L Spica dan Retrinasari Ikka, 2007. “Analisis Pengaruh

Karakteristik Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengaruh dalam

Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

BEI”, Proocedings Seminar Nasional. FE Universitas Trisakti:

hal 1-14.

Amalia, D. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan

Sukarela Pada Laporan Tahunan Perusahaan yang Tercatat di

Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi Pemerintahan Vol.1, No.2,

November 2005.

Amran, A and Devi, S.S. (2008). The impact of government and foreign

affiliate influence on corporate social reporting: The case of

Malaysia. Managerial Auditing Journal. Vol. 23 No. 4, pp. 386-

404.

Amurwani, A. (2006). Pengaruh Luas Pengungkapan Sukarela dan

Asimetri Informasi Terhadap Cost of Equity Capital. Skripsi.

Yogyakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Anggraini, Fr. (2006). Pengungkapan informasi sosial dan faktor-faktor

yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam

laporan keuangan tahunan (Studi empiris pada perusahaan-

perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Jakarta). Simposium

Nasional Akuntansi 9.

Ariningtika, P. (2013). Pengaruh Praktik Tata Kelola Perusahaan Terhadap

Pengungkapan Lingkungan Perusahaan (Studi Empiris Pada

Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2010-2011). Skripsi. Semarang. Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Ayu, D. F. 2010. Analisis Pengaruh Jenis Industri, Ukuran Perusahaan,

dan Profitabilitas terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social

Page 147: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

Reporting (ISR) pada Perusahaan yang Masuk Daftar Jakarta

Islamic Index (JII). Skripsi. Depok. Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Cooke, T.E. 1992. “The Impact of Size, Stock Market Listing and Industry

Type on Disclosure in The Annual Reports of Japanese Listed

Companies”. Accounting and Business Research, Vol.19: 113-

124.

Daniri, Mas Achmad. Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

Sambutan Menteri Negara Lingkungan Hidup pada Seminar

Sehari “A Promise of Gold Rating: Sustainable CSR”, Tanggal

23 Agustus 2006, diambil dari www.menlh.go.id, diakses pada

tanggal 4 November 2014.

Deegan, C. 2000. Financial Accounting Theory. Sydney: McGraw Hill

Book Company.

Dipika, A, N. (2014). Pengaruh Good Corporate Governance, Ukuran

Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan ISR

(Studi Kasus Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-

2012). Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga.

Dusuki, A, W. (2008). What Does Islam Say about Corporate Sosial

Responsibility? Review of Islamic Economics, 12, 5-28.

Dyah, I. (2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan

Informasi Lingkungan Hidup dalam Laporan Tahunan

Perusahaan (Studi Pada Perusahaan PROPER yang Terdaftar Di

BEI). Skripsi. Malang. Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

Fitria, S., & Hartanti, D. (2010) “Islam dan Tanggung Jawab Sosial: Studi

Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks

dan Islamic Social Reporting Indeks,” Simposium Nasional

Akutansi XIII. Purwokerto.

Friedmen, M. (1982). Capitalism and Freedom. USA: The University of

Chicago.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19. Semarang. Universitas Diponegoro

Ghozali, Imam dan Chariri, Anis. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit

Universitas Diponegoro: Semarang.

Page 148: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

Gray, R., Owen, D., & Maunders, K. (1987). Corporate Social Reporting:

Accounting and Accountability. USA: Prentice-Hall.

Gray. S. J., Meek, g., & Roberts, C. (1995). International Capital Market

Pressures and Voluntary Annual Reports Disclosure by US and

UK Multinationals. Journal of International Financial

Management and Accounting, 6, 43-68.

Gunawan, Y. 2000. “Analisis Pengungkapan Informasi Laporan

Tahunan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”.

Simposium Nasional Akuntansi III. 78-98.

Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta : Graha

Ilmu.

Haniffa, R. M., & Cooke , T. E. (2002). Culture, Corporate Government,

and Disclosure in Malaysian Corporations. Abacus, 38, 317-349.

Haniffa, R. M., & Cooke , T. E. (2005). The Impact of Culture and

Governance Corporate Social Reporting. Journal of Accounting

and Public Policy, 24, 391-430.

Haniffa, R. (2002). Social Reporting Disclosure An Islamic Perspective.

Indonesian Management & Accounting Research, 1, 128-146.

Hariandy, P. P. (2011). Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Tingkat

Diversifikasi dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Tingkat

Pengungkapan Sukarela (Studi Empiris pada Bank yang

Terdaftar Di BEI Tahun 2007-2009). Skripsi. Depok. Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Harsanti, P. (2011). Corporate Social Responsibility dan Teori Legitimasi.

Jurnal Mawas, Juni 2011. Universitas Muria Kudus.

Ho, S. S., & Wong, K. S. 2001. A Study of the Relationship between

Corporate Governance Structures and the Extent of Voluntary

Disclosure. Journal of International Accounting, Auditing, &

Taxation, 10, 139-156.

Hossain, M., & Hammami, H. (2009). Voluntary Disclosure in the Annual

Reports of an Emerging Country : The Case of Qatar. Advances

in Accounting, Incorporating Advances in International

Accounting, 25, 255-265.

Page 149: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

Ikatan Akutansi Indonesia. (2009). ED PSAK 1 (Revisi 2009) Penyajian

Laporan Keuangan. Dipetik 12 November 2014, dari Ikatan

Akutansi Indonesia:

http://www.iaiglobal.or.id/prinsip_akutansi/eksposure.php?id=13

Jizi, M. and Salama, A. and Dixon, R. and Stratling, R. (2014). 'Corporate

governance and corporate social responsibility disclosure :

evidence from the US banking sector.', Journal of business

ethics., 125 (4). pp. 601-615.

Lestari, P. (2013). Determinants Of Islamic Social Reporting In Syariah

Banks: Case Of Indonesia. International Journal of Business and

Management Invention ISSN, 2, 28-34.

Kasri, R. A. (2009). Corporate Governance: Conventional vs Islamic

Perspective. Working Paper Series SSRN, 1-11.

Khoirudin, Amirul. (2013). Corporate Governance dan Pengungkapan ISR

Pada Perbankan Syariah Di Indonesia. Accounting Analysis

Journal, 2, 227-232.

Kuiksuko. (2013). Pengaruh Jenis Industri dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada

Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan

Publik yang Tercatat pada BEI Tahun 2010). Skripsi. Makassar.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanudin.

Maali, B., Casson, P., & Napier, C. (2006). Social Reporting by Islamic

Banks. ABACUS, 42, 266-289.

Marwata. (2001). Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas

Ungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik

di Indonesia. Simposium Nasional Akutansi 4, 155-173.

Maulida. P. A., Yulianto, A., & Asrori. (2014). Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Pengungkapan ISR Pada Perusahaan yang

Terdaftar di JII Tahun 2009-2012. Jurnal Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Munid, D. S. (2007). Corporate Governance in Islamic Perspective: 5th

International Islamic Finance Conference: “Thity Five Years

On-The Future of Islamic Finance”. Kuala Lumpur.

Page 150: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

Noegraheni. (2005). Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kualitas

Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan pada

Perusahaan Publik Non Industri Keuangan di Bursa Efek Jakarta.

EQUITY, 2, 61-70.

Nurhayati, S., & Wasilah (2009). Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta:

Salemba Empat.

Nurseto, Adhi. (2012). Pengaruh Krakteristik Perusahaan Terhadap Luas

Pengungkapan Sukarela dan Implikasinya terhadap Asimetri

Informasi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

BEI Tahun 2009). Skripsi. Semarang. Fakultas Ekonomika dan

Bisnis Universitas Diponegoro.

Oktoviana, A. (2009). Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap

Pengungkapan Sukarela Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2007. Skripsi. Depok.

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Omar, B., & Simon, J. (2011). Corporate Aggregate Disclosure Practice in

Jordan. Advances in Accounting, incorporating Advances in

International Accounting, 27, 166-186.

Othman, R., Thani, A. M.,& Ghani, E. K. (2009). Determinants of Islamic

Sosial Reporting Among Top Syariah-Approved Companies in

Bursa Malaysia. Research Jurnal of International Studies.

------------ and Azlan Md ani. 2010. Islamis Social Reporting of Listed

Companies in Malaysia. International Business & Economics

Research Journal Vol. 9. Pp.135-144

Owusu-Ansah, S. (1998). The Impact of Corporate Attributes on the

Extent of Mandatory Disclosure and Reporting by Listed

Companies in Zimbabwe. The International Journal of

Accounting, 33, 605-631.

Parbonetti, A. & Michelon, G. (2010). The Effect of Corporate

Governance on Sustainability Disclosure. The International

Research, Birmingham University.

Peraturan BAPEPAM-LK Nomor II.K.1 tahun 2009 tentang Kriteria dan

Penerbitan Daftar Efek Syariah. Dipetik 12 Februari 2015, Dari

www.ojk.go.id/sharia-capital-id

Page 151: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

Peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.A.13 tahun 2009 tentang Penerbitan

Efek Syariah. Dipetik 12 Februari 2015, Dari

www.ojk.go.id/sharia-capital-id

Peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.A.14 tahun 2006 tentang Akad-akad

yang Digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal.

Dipetik 12 Februari 2015, Dari www.ojk.go.id/sharia-capital-id

Peraturan BAPEPAM-LK Nomor X.K.6 tahun 2006 tentang Kewajiban

Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan

Publik. Diunduh 10 februari 2015, dari www.hukumonline.com

Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009)

tentang Pengungkapan Laporan Sukarela Perusahaan. Dipetik

10 Februari 2015, dari http://www.iaiglobal.or.id

Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) No. 50 (Revisi 2006)

tentang Kewajiban Penyampaian Risiko Usaha Perusahaan.

Dipetik 10 Februari 2015, dari http://www.iaiglobal.or.id

Prastowo, Dwi. 1995. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP

AMP YKPN.

Putri, K. T. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ISR Perusahaan-

Perusahaan Yang Terdaftar ISSI Tahun 2011-2012. Skripsi.

Semarang. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Diponegoro.

Raditya, N. A. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Tingkat ISR Pada Perusahaan yang Masuk DES Tahun 2009-

2010. Skripsi. Depok. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Ratnasari, Y. (2011). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Luas

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di dalam

Sustainability Report. Skripsi. Semarang. Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro.

Riduwan, & Akdon. (2005). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika.

Bandung : Alfabeta.

Sekaran, U., & Bougie, R. (2010). Research Methods for Business Fifth

Edition. UK : John Wiley & Son.

Page 152: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

Sembiring, E. R. (2003). Kinerja Keuangan, Political Visibility,

Ketergantungan Pada Hutang, dan Pengungkapan

Tanggungjawab Sosial Perusahaan. Simposium Nasional

Akuntansi 6, 249-259.

Sembiring. (2005). “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan

Tanggung jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang

Tercatat di Bursa Efek Jakarta,” Simposium Nasional Akutansi 8.

Solo.

Siamat, D. (2004). Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Keempat.

Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Siregar, S. V., & Utama, S. (2005). Pengaruh Struktur Kepemilikan

Ukuran Perusahaan, Praktek Corporate Governance terhadap

Pengelolaan Laba (Earning management). Simposium Nasional

Akuntansi VII, Solo, 15-16 September 2005, 475-490.

Siregar, S.V. and Bachtiar, Y. (2010). Corporate social reporting:

empirical evidence fromIndonesia Stock Exchange. International

Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and

Management, Vol. 3 No.3, pp. 241-252.

Siwar, C.,& Hossain, M. T. (2009). An Analysis of Islamic CSR concept

and the opinions of Malaysian managers. Managemen of

Environmental Quality: An International Journal, 20, 290-298.

Staden, C. V. (2000). Revisiting the Value Added Statement: Social

Responsibility or Social Manipulation. Critic Perspect Acc

Conference at Baruch College. University of New York City.

Steurer, R., Langer, M. E., Konard, A., & Martinuzzi, A. (2005).

Corporation, Stakeholders and Sustainable Development I: A

Theoritical Exploration of Business-Society Relations. Jurnal of

Business Ethnic, 61, 263-281.

Sudarmaji, A. M., & Sularto, L. (2007). Pengaruh Ukuran Perusahaan,

Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan

terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan

Tahunan. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra,

Arsitek & Sipil). Depok.

Suharto, Edi. (2011). Pekerja Sosial di Dunia Industri, Memperkuat CSR.

Bandung: Alfabeta.

Page 153: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

Sulaiman, M. (2003). The Influence of Riba and Zakat on Islamic

Accounting. Indonesian Management and Accounting Review, 2,

149-167.

Sulaiman, M., & Willet, R. (2003). Using the Hofstede-Gray Framework

to argue normatively for an extension of Islamic Corporate

Report. Malaysian Accounting Review, 2, 1-35.

Suta, Y. A. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas

Pengungkapan Informasi Sukarela Laporan Tahunan (Studi

Empiris Perusahaan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2008-2010).

Skripsi. Semarang. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Diponegoro.

Tagesson, T., Blank, V., Broberg, P., & Collin, S. O. (2009). What

explains the extent and content of social and environmental

disclosures on corporate websites: a study of social and

environmental reporting in Swedish listed corporations.

Corporate Social Responsibility & Environmental Management,

16(6), 352–364. http://dx.doi.org/ 10.1002/csr.194

Terzaghi, M. T. (2012). Pengaruh Earning Managemen dan Mekanisme

Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal

Ekonomi dan Informasi Akutansi (JENIUS).

Tristanti, L. L. (2012). Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan

Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Sukarela Pada Perusahaan

yang Terdaftar Di BEI tahun 2006-2010. Skripsi. Semarang.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal. Diunduh 13 Februari 2015, dari

www.hukumonline.com

Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas. Diunduh 14 Oktober 2014, dari

www.humumonline.com

Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar

Modal. Diunduh 12 Februari 2015, dari www.humumonline.com

Utama, S. (2007). Evaluasi Infrastruktur Pendukung Pelaporan Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan di Indonesia. Pidato Ilmiah

Pengukuhan Guru Besar FEUI. Jakarta.

Page 154: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

Verrecchia, R. (1983). Discretionary disclosure, Journal of Accounting

and Economics, Vol 5, pp. 179–194.

Veronica, Theodora Martina dan Agus Sumin. 2009. “Pengaruh

Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung

Jawab Sosial pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Universitas Gunadarma

Jakarta.

Wardhana A, A. (2013). Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap

Tingkat Pengungkapan Risiko (Studi Empiris pada Perusahaan

Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Skripsi.

Semarang. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Diponegoro.

Watts dan Zimmerman. Positive Accounting Theory. (New York: Prentice-

Hall, Englewood ChB, NJ, 1986)

Watt, P., & Holme, L. (1999). CSR: Meeting Changing Expectations.

WBCSD Publication.

Webb, E., (2004). An Examination of Socially Responsible Firms‟ Board

Structure. Journal of Management and Governance 8, 255–277.

Wicaksono, B, B. (2011). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap

Luas Pengungkapan Sukarela pada Laporan Keuangan (Studi

pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI). Skripsi.

Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Widiawati. S. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ISR

Perusahaan-Perusahaan yang Terdapat pada DES Tahun 2009-

2011. Skripsi. Semarang. Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro.

Page 155: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

DAFTAR LAMPIRAN 1

Islamic Sosial Reporting (ISR)

Pokok-pokok Pengungkapan Poin Sumber Referensi

A Tema Pembiayaan dan Investasi

1 Kegiatan yang mengandung riba (beban bunga

dan pendapatan bunga) 1

Haniffa (2002)

Othman et al. (2009)

Fitria dan Hartanti

(2010

2

Pengungkapan kegiatan yang mengandung

gharar atau tidak (hegding, future non delivery

trading/margin trading, arbitrage baik spot

maupun forward, short selling, pure swap,

warrant, dan lain-lain

1

Haniffa (2002)

Maali et al. (2006)

Othman et al.(2009)

Fitria dan Hartanti

(2010)

3 Zakat 1

Haniffa (2002)

Maali et al. (2006)

Othman et al. (2009)

Fitria dan Hartanti

(2010)

4 Kebijakan atas keterlambatan pembayaran

piutang dan penghapusan piutang tak tertagih 1

Maali et al. (2006)

Othman et al. (2009)

Fitria dan Hartanti

(2010)

5 Pernyataan nilai tambah perusahaan 1

Sulaiman dan Willet

(2003)

Othman et al. (2009)

B TEMA PRODUK DAN JASA

6 Produk atau kegiatan operasi ramah lingkungan 1 Othman et al. (2009)

7 Kehalalan produk 1 Haniffa (2002)

Othman et al. (2009)

8 Keamanan dan kualitas produk 1 Othman et al. (2009)

9 Pelayanan pelanggan 1

Othman et al. (2009)

Fitria dan Hartanti

(2010)

Page 156: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

C TEMA KARYAWAN

10 Jam kerja 1

Haniffa (2002)

Othman et al. (2009)

Fitria dan Hartanti

(2010)

11 Hari libur dan cuti 1

Haniffa (2002)

Othman et al. (2009)

Fitria dan Hartanti

(2010)

12 Tunjangan 1

Haniffa (2002)

Othman et al. (2009)

Fitria dan Hartanti

(2010)

13 Remunerasi 1

Haniffa (2002)

Othman et al. (2009)

Fitria dan Hartanti

(2010)

14 Pendidikan dan pelatiha kerja ( pengembangan

Sumber Daya Manusia) 1

Maali et al. (2006)

Othman et al. (2009)

Fitria dan Hartanti

(2010)

15 Kesetaraan hak antara pria dan wanita 1

Maali et al. (2006)

Othman et al. (2009)

Fitria dan Hartanti

(2010)

16 Keterlibatan karyawan dalam diskusi manajemen

dan pengambilan keputusan 1

Othman et al. (2009)

Fitria dan Hartanti

(2010)

17 Kesehatan dan keselamatan kerja 1

Haniffa (2002)

Othman et al. (2009)

Fitria dan Hartanti

(2010)

18 Lingkungan kerja 1

Maali et al. (2006)

Othman et al. (2009)

Fitria dan Hartanti

(2010)

19 Karyawan dari kelompok khusus (cacat fisik,

mantan narapidana, mantan pecandu narkoba) 1 Othman et al.(2009)

Page 157: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

20

Karyawan kelas atas melakukan ibadah bersama-

sama dengan karyawan tingkat menengah dan

bawah

1 Othman et al.(2009)

21

Karyawan muslim diperbolehkan menjalankan

ibadah di waktu-waktu shalat dan berpuasa di

bulan Ramadhan

1 Othman et al. (2009)

Fitria dan Hartanti

(2010)

22 Tempat ibadah yang memadahi 1 Othman et al.(2009)

D TEMA MASYARAKAT

23 Sedekah, donasi atau sumbangan 1 Haniffa (2002)

Othman et al.(2009)

24 Wakaf 1 Haniffa (2002)

Othman et al.(2009)

25 Qardh Hasan 1 Haniffa (2002)

Maali et al.(2006)

Othman et al.(2009)

26 Sukarelawan dari kalangan karyawan 1 Othman et al.(2009)

27 pemberian beasiswa sekolah 1 Othman et al.(2009)

28 Pemberdayaan kerja pada lulusan sekolah/kuliah

(magang atau praktik kerja lapangan) 1 Othman et al.(2009)

29 Pembangunan tunas muda 1 Othman et al.(2009)

30 Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin 1 Othman et al.(2009)

31 Kepedulian terhadap anak-anak 1 Othman et al.(2009)

32

Kegiatan amal atau kegiatan sosial (bencana

alam, donor darah, sunatan masal, pembangunan

infrastruktur dan lain-lain)

1 Othman et al.(2009)

33

Menyokong kegiatan-kegiatan kesehatan,

hiburan, olahraga, budaya, pendidikan dan

keagamaan

1 Othman et al.(2009)

E TEMA LINGKUNGAN

34 Konservasi lingkungan 1

Haniffa (2002)

Maali et al. (2006)

Othman et al. (2009)

Fitria dan Hartanti

(2010)

35

Kegiatan mengurangi efek pemanasan global

(minimalisasi polusi, pengelolaan limbah,

pengelolaan air bersih dan lain-lain

1 Othman et al.(2009)

36 Pendidikan melalui lingkungan 1 Othman et al.(2009)

37 Pernyataan verifikasi independen atau audit

lingkungan 1 Othman et al.(2009)

Page 158: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

38 Sistem manajemen lingkungan 1 Othman et al. (2009)

Fitria dan Hartanti

(2010)

F TEMA TATA KELOLA PERUSAHAAN

39 Status kepetuhan terhadap syariah 1 Othman et al.(2009)

40 Struktur kepemilikan saham 1 Othman et al. (2009)

Fitria dan Hartanti

(2010)

41 Profil dewan direksi 1 Othman et al.(2009)

42 Pengungkapan melakukan praktik monopoli

usaha atau tidak 1

Othman et al. (2009)

Fitria dan Hartanti

(2010)

43 Pengungkapan melakukan praktik menimbun

bahan kebutuhan pokok atau tidak 1

Othman et al. (2009)

Fitria dan Hartanti

(2010)

44 Pengungkapan melakukan praktik manipulasi

harga atau tidak 1

Othman et al. (2009)

Fitria dan Hartanti

(2010)

45 Pengungkapan melakukan perkara hukum atau

tidak 1 Othman et al.(2009)

46 Kebijakan anti korupsi (code of conduct,

whisteblowing system dan lain-lain 1 Othman et al.(2009)

TOTAL 46

Page 159: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

Lampiran 2 : Daftar Perusahaan Sampel

No Kode Nama Perusahaan

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk.

2 ACES Ace Hardware Indonesia Tbk.

3 AIMS Akbar Indo Makrnur Stimec Tbk

4 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk

5 AKRA AKR Corporindo Tbk.

6 ALKA Alakasa Industrindo Tbk.

7 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk.

8 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk.

9 APLI Asiaplast Industries Tbk.

10 APLN Agung Podomoro Land Tbk.

11 ARNA Arwana Citramulia Tbk.

12 ASGR Astra Graphia Tbk.

13 ASRI Alam Sutera Realty Tbk.

14 ATPK ATPK Resources Tbk

15 AUTO Astra Otoparts Tbk.

16 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk.

17 BATA Sepatu Bata Tbk.

18 BAYU Bayu Buana Tbk.

19 BCIP Bumi Citra Permai Tbk.

20 BHIT Bhakti Investama Tbk.

21 BIPP Bhuanatala Indah Permai Tbk.

22 BISI BISI International Tbk.

23 BKDP Bukit Darrno Property Tbk.

24 BKSL Sentul City Tbk.

25 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk.

26 BMTR Global Mediacom Tbk.

27 CENT Centrin Online Tbk.

28 CITA Cita Mineral Investindo Tbk

29 CMNP Citra Marga Nusaphala Persada Tbk.

30 CMPP Centris Multipersada Pratama Tbk.

31 CNKO Exploitasi Energi Indonesia Tbk.

32 COWL Cowell Development Tbk.

33 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

34 CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk.

35 CTRA Ciputra Development Tbk

Page 160: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

36 CTRS Ciputra Surya Tbk.

37 DILD Intiland Development Tbk.

38 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk.

39 DUTI Duta Pertiwi Tbk.

40 ELSA Elnusa Tbk.

41 ELTY Bakrieland Development Tbk.

42 EMDE Megapolitan Developments Tbk.

43 EMTK Elang Mahkota Tekhnologi Tbk.

44 EPMT Enseval Putera Megatrading Tbk.

45 FAST Fast Food Indonesia Tbk.

46 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk.

47 FORU Fortune Indonesia Tbk.

48 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk.

49 GEMS Golden Energy Mines Tbk.

50 GMCW Grahamas Citrawisata Tbk.

51 GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk.

52 GOLD Golden Retailindo Tbk.

53 GPRA Gapuraprima Tbk.

54 GREN Evergreen Invesco Tbk.

55 GZCO Gozco Plantations Tbk.

56 HDTX Panasia Indosyntec Tbk.

57 HERO Hero Supermarket Tbk.

58 HOME Hotel Mandarine Regency Tbk.

59 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

60 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk.

61 IIKP Inti Agri Resources Tbk.

62 INAF Indofarma Tbk.

63 INCI Intanwijaya International Tbk.

64 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.

65 INDS Indospring Tbk.

66 INPP Indonesia Paradise Property Tbk.

67 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk.

68 INVS Inovisi Infracom Tbk.

69 JAWA Jaya Agra Wattie Tbk.

70 JKON Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk.

71 JPRS Jaya Pari Steel Tbk.

72 JRPT Jaya Real Property Tbk.

73 JSPT Jakarta Setiabudi Intemasional Tbk.

74 JTPE Jasuindo Tiga Perkasa Tbk.

Page 161: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

75 KAEF Kimia Farma Tbk.

76 KBLI KMI Wire & Cable Tbk.

77 KBLM Kabelindo Murni Tbk.

78 KBLV First Media Tbk.

79 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk.

80 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk.

81 KICI Kedaung Indah Can Tbk.

82 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk.

83 KLBF Kalbe Farma Tbk.

84 KOIN Kokoh Inti Arebama Tbk.

85 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk.

86 LAPD Leyand International Tbk.

87 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk.

88 LION Lion Metal Works Tbk.

89 LMPI Langgeng Makmur lndustri Tbk.

90 LMSH Lionmesh Prima Tbk.

91 LPCK Lippa Cikarang Tbk.

92 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk

93 LPKR Lippo Karawaci Tbk.

94 LPLI Star Pacific Tbk.

95 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk.

96 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk.

97 MBTO Martina Berto Tbk.

98 MDLN Modemland Realty Ltd. Tbk.

99 MDRN Modem Intemasional Tbk.

100 MERK Merck Tbk.

101 META Nusantara Infrastruktur Tbk.

102 MFMI Multifiling Mitra Indonesia Tbk.

103 MICE Multi Indocitra Tbk.

104 MLPL Multipolar Tbk.

105 MNCN Media Nusantara Citra Tbk.

106 MPPA Matahari Putra Prima Tbk.

107 MRAT Mustika Ratu Tbk.

108 MTDL Metrodata Electronics Tbk.

109 MTLA Metropolitan Land Tbk.

110 MTSM Metro Reality Tbk.

111 MYOR Mayora Indah Tbk.

112 PDES Destinasi Tirta Nusantara Tbk.

113 PGLI Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk.

Page 162: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

114 PJAA Pembangunan Jaya Antol Tbk.

115 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk.

116 PTSP Pioneerindo Gourmet International Tbk.

117 PWON Pakuwon Jati Tbk.

118 PYFA Pyridam Farma Tbk.

119 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk.

120 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.

121 RDTX Roda Vivatex Tbk.

122 RODA Royal Oak Development Asia Tbk

123 SCBD Danayasa Arthatama Tbk.

124 SCCO Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk.

125 SCMA Surya Citra Media Tbk.

126 SDMU Sidomulyo Selaras Tbk.

127 SGRO Sampoema Agro Tbk.

128 SHID Hotel Sahid Jaya International Tbk.

129 SIAP Sekawan Intipratama Tbk.

130 SIMP Surya lntrindo Makmur Tbk.

131 SIPD Sierad Produce Tbk.

132 SKLT Sekar Laut Tbk.

133 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk.

134 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk.

135 SMRA Sumrnarecon Agung Tbk.

136 SMSM Selamat Sempuma Tbk.

137 SONA Sona Topas Tourism Industry Tbk.

138 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.

139 SRAJ Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk.

140 SRSN Indo Acidatama Tbk.

141 SSIA Surya Semesta Intemusa Tbk.

142 STAR Star Petrochem Tbk.

143 STTP Siantar Top Tbk.

144 TCID Mandom Indonesia Tbk.

145 TINS Timah (Persero) Tbk.

146 TIRA Tira Austenite Tbk.

147 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

148 TMPO Tempo Intimedia Tbk.

149 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk.

150 TRIL Triwira lnsanlestari Tbk.

151 TRST Trias Sentosa Tbk.

152 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk.

Page 163: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

153 TURI Tunas Ridean Tbk.

154 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company, Tbk.

155 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk.

156 UNTR United Tractors Tbk.

157 UNVR Unilever Indonesia Tbk.

158 VOKS Voksel Electric Tbk.

159 WICO Wicaksana Overseas International Tbk

160 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk.

161 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk.

162 ZBRA Zebra Nusantara Tbk.

Page 164: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar
Page 165: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar
Page 166: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar
Page 167: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar
Page 168: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar
Page 169: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar
Page 170: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar
Page 171: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar
Page 172: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

Lampiran 4

Rangkuman Jumlah Perusahaan Per Pokok Pengungkapan

Pokok-pokok Pengungkapan

Jumlah

Perusahaan

2012 2013

A Tema Pembiayaan dan Investasi

1 Kegiatan yang mengandung riba (beban bunga

dan pendapatan bunga) 162 162

2

Pengungkapan kegiatan yang mengandung

gharar atau tidak (hegding, future non delivery

trading/margin trading, arbitrage baik spot

maupun forward, short selling, pure swap,

warrant, dan lain-lain)

0 0

3 Zakat 0 0

4 Kebijakan atas keterlambatan pembayaran

piutang dan penghapusan piutang tak tertagih 86 102

5 Pernyataan nilai tambah perusahaan 162 162

Jumlah 410 426

B TEMA PRODUK DAN JASA

6 Produk atau kegiatan operasi ramah lingkungan 71 82

7 Kehalalan produk 18 19

8 Keamanan dan kualitas produk 131 133

9 Pelayanan pelanggan 157 159

Jumlah 377 393

C TEMA KARYAWAN

10 Jam kerja 0 0

11 Hari libur dan cuti 106 110

12 Tunjangan 153 158

13 Remunerasi 151 157

14 Pendidikan dan pelatiha kerja ( pengembangan

Sumber Daya Manusia) 133 140

15 Kesetaraan hak antara pria dan wanita 30 39

16 Keterlibatan karyawan dalam diskusi

manajemen dan pengambilan keputusan 1 1

17 Kesehatan dan keselamatan kerja 117 130

18 Lingkungan kerja 138 145

19 Karyawan dari kelompok khusus (cacat fisik,

mantan narapidana, mantan pecandu narkoba) 1 0

Page 173: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

20

Karyawan kelas atas melakukan ibadah

bersama-sama dengan karyawan tingkat

menengah dan bawah

105 114

21

Karyawan muslim diperbolehkan menjalankan

ibadah di waktu-waktu shalat dan berpuasa di

bulan Ramadhan

109 115

22 Tempat ibadah yang memadahi 29 36

Jumlah 1073 1145

D TEMA MASYARAKAT

23 Sedekah, donasi atau sumbangan 140 145

24 Wakaf 31 36

25 Qardh Hasan 0 0

26 Sukarelawan dari kalangan karyawan 72 79

27 Pemberian beasiswa sekolah 82 89

28

Pemberdayaan kerja pada lulusan

sekolah/kuliah (magang atau praktik kerja

lapangan)

30 37

29 Pembangunan tunas muda 34 45

30 Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin 66 77

31 Kepedulian terhadap anak-anak 95 102

32

Kegiatan amal atau kegiatan sosial (bencana

alam, donor darah, sunatan masal,

pembangunan infrastruktur dan lain-lain)

137 144

33

Menyokong kegiatan-kegiatan kesehatan,

hiburan, olahraga, budaya, pendidikan dan

keagamaan

133 140

Jumlah 820 894

E TEMA LINGKUNGAN

34 Konservasi lingkungan 80 88

35

Kegiatan mengurangi efek pemanasan global

(minimalisasi polusi, pengelolaan limbah,

pengelolaan air bersih dan lain-lain

97 111

36 Pendidikan melalui lingkungan 63 70

37 Pernyataan verifikasi independen atau audit

lingkungan 55 65

38 Sistem manajemen lingkungan 57 65

Jumlah 352 399

F TEMA TATA KELOLA PERUSAHAAN

39 Status kepatuhan terhadap syariah 14 14

40 Struktur kepemilikan saham 162 162

Page 174: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

41 Profil dewan direksi 162 162

42 Pengungkapan melakukan praktik monopoli

usaha atau tidak 0 0

43 Pengungkapan melakukan praktik menimbun

bahan kebutuhan pokok atau tidak 0 0

44 Pengungkapan melakukan praktik manipulasi

harga atau tidak 0 0

45 Pengungkapan melakukan perkara hukum atau

tidak 76 66

46 Kebijakan anti korupsi (code of conduct,

whisteblowing system dan lain-lain) 162 162

Jumlah 576 566

Page 175: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

Lampiran 5

Rangkuman Data Penelitian

No Kode Skor

ISR Size LnSize Laba Bersih Total Asset ROA Age

Ukuran

Dewan

Komisaris

Proporsi

Komisaris

Independen

Tipe Industri

1 2 3 4 5 6 7 8

1 AALI12 29.00 12,419,820,000,000.00 30.15 2,520,266,000,000.00 12,419,820,000,000.00 0.20 15.00 7.00 0.43 1 0 0 0 0 0 0 0

AALI13 31.00 14,963,190,000,000.00 30.34 1,903,088,000,000.00 14,963,190,000,000.00 0.13 16.00 7.00 0.43 1 0 0 0 0 0 0 0

2 ACES12 21.00 1,916,914,650,213.00 28.28 428,849,175,516.00 1,916,914,650,213.00 0.22 5.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 1

ACES13 18.00 2,478,918,584,338.00 28.54 503,004,238,918.00 2,478,918,584,338.00 0.20 6.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 1

3 AIMS12 6.00 45,766,173,346.00 24.55 520,072,331.00 45,766,173,346.00 0.01 11.00 2.00 0.00 0 0 0 0 0 0 0 1

AIMS13 15.00 24,648,959,652.00 23.93 1,839,218,508.00 24,648,959,652.00 0.07 12.00 2.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 1

4 AKPI12 28.00 1,714,834,430,000.00 28.17 31,115,755,000.00 1,714,834,430,000.00 0.02 20.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 1

AKPI13 28.00 2,084,567,189,000.00 28.37 34,620,336,000.00 2,084,567,189,000.00 0.02 21.00 6.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

5 AKRA12 24.00 11,787,524,999,000.00 30.10 618,833,343,000.00 11,787,524,999,000.00 0.05 8.00 3.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

AKRA13 26.00 14,633,141,381,000.00 30.31 615,626,683,000.00 14,633,141,381,000.00 0.04 9.00 3.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

6 ALKA12 24.00 147,882,362,000.00 25.72 5,112,929,000.00 147,882,362,000.00 0.03 22.00 4.00 0.00 0 0 0 0 0 0 0 1

ALKA13 18.00 241,912,806,000.00 26.21 -315,494,000.00 241,912,806,000.00 0.00 23.00 4.00 0.00 0 0 0 0 0 0 0 1

7 AMFG12 29.00 3,115,421,000,000.00 28.77 346,609,000,000.00 3,115,421,000,000.00 0.11 12.00 6.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

AMFG13 29.00 3,539,393,000,000.00 28.89 338,358,000,000.00 3,539,393,000,000.00 0.10 13.00 6.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

8 ANTM12 27.00 19,708,540,946,000.00 30.61 2,989,024,589,000.00 19,708,540,946,000.00 0.15 15.00 6.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 0

ANTM13 27.00 21,865,117,391,000.00 30.72 410,138,723,000.00 21,865,117,391,000.00 0.02 16.00 6.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 0

9 APLI12 16.00 333,867,300,446.00 26.53 4,203,700,813.00 333,867,300,446.00 0.01 12.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

APLI13 16.00 303,594,490,546.00 26.44 1,881,586,263.00 303,594,490,546.00 0.01 13.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

10 APLN12 27.00 15,195,642,352,000.00 30.35 841,290,753,000.00 15,195,642,352,000.00 0.06 2.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

APLN13 25.00 19,679,908,990,000.00 30.61 930,240,497,000.00 19,679,908,990,000.00 0.05 3.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

11 ARNA12 30.00 937,359,770,277.00 27.57 158,684,349,130.00 937,359,770,277.00 0.17 11.00 3.00 1.00 0 0 0 0 0 0 0 1

ARNA13 30.00 1,135,244,802,060.00 27.76 237,697,913,883.00 1,135,244,802,060.00 0.21 12.00 3.00 0.67 0 0 0 0 0 0 0 1

12 ASGR12 29.00 1,239,927,000,000.00 27.85 171,192,000,000.00 1,239,927,000,000.00 0.14 23.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

ASGR13 31.00 1,451,020,000,000.00 28.00 209,006,000,000.00 1,451,020,000,000.00 0.14 24.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

13 ASRI12 19.00 10,946,417,244,000.00 30.02 1,216,091,539,000.00 10,946,417,244,000.00 0.11 5.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 1 0 0

Page 176: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

ASRI13 29.00 14,428,082,567,000.00 30.30 889,576,596,000.00 14,428,082,567,000.00 0.06 6.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 1 0 0

14 ATPK12 17.00 150,829,601,000.00 25.74 -16,740,643,000.00 150,829,601,000.00 -0.11 10.00 3.00 0.00 0 0 0 0 0 0 0 0

ATPK13 15.00 1,489,339,945,000.00 28.03 13,040,702,000.00 1,489,339,945,000.00 0.01 11.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 0

15 AUTO12 29.00 8,881,642,000,000.00 29.82 1,135,914,000,000.00 8,881,642,000,000.00 0.13 14.00 9.00 0.33 0 0 0 1 0 0 0 0

AUTO13 31.00 12,617,678,000,000.00 30.17 1,058,015,000,000.00 12,617,678,000,000.00 0.08 15.00 11.00 0.36 0 0 0 1 0 0 0 0

16 BAPA12 10.00 159,093,151,873.00 25.79 4,488,128,775.00 159,093,151,873.00 0.03 4.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

BAPA13 10.00 175,635,233,972.00 25.89 5,025,737,151.00 175,635,233,972.00 0.03 5.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

17 BATA12 29.00 574,108,000,000.00 27.08 69,343,398,000.00 574,108,000,000.00 0.12 30.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 1

BATA13 29.00 680,685,000,000.00 27.25 44,373,679,000.00 680,685,000,000.00 0.07 31.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 1

18 BAYU12 13.00 346,575,916,931.00 26.57 16,525,778,806.00 346,575,916,931.00 0.05 23.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 1

BAYU13 13.00 453,681,363,834.00 26.84 21,104,421,989.00 453,681,363,834.00 0.05 24.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

19 BCIP12 21.00 432,216,712,637.00 26.79 9,491,018,470.00 432,216,712,637.00 0.02 3.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

BCIP13 21.00 341,565,287,503.00 26.56 32,690,007,526.00 341,565,287,503.00 0.10 4.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

20 BHIT12 28.00 27,253,915,000,000.00 30.94 1,975,655,000,000.00 27,253,915,000,000.00 0.07 15.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 1

BHIT13 30.00 31,748,619,000,000.00 31.09 394,987,000,000.00 31,748,619,000,000.00 0.01 16.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 1

21 BIPP12 14.00 178,403,632,950.00 25.91 15,132,023,671.00 178,403,632,950.00 0.08 17.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

BIPP13 15.00 561,406,598,837.00 27.05 109,202,843,861.00 561,406,598,837.00 0.19 18.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

22 BISI12 20.00 1,587,603,000,000.00 28.09 129,350,000,000.00 1,587,603,000,000.00 0.08 5.00 3.00 0.33 1 0 0 0 0 0 0 0

BISI13 20.00 1,712,683,000,000.00 28.17 127,041,000,000.00 1,712,683,000,000.00 0.07 6.00 3.00 0.33 1 0 0 0 0 0 0 0

23 BKDP12 23.00 889,948,360,908.00 27.51 -58,396,173,479.00 889,948,360,908.00 -0.07 5.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 1 0 0

BKDP13 25.00 845,487,178,846.00 27.46 -59,138,577,166.00 845,487,178,846.00 -0.07 6.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 1 0 0

24 BKSL12 28.00 6,154,231,305,371.00 29.45 220,926,021,026.00 6,154,231,305,371.00 0.04 15.00 7.00 0.43 0 0 0 0 0 0 1 0

BKSL13 29.00 10,665,713,361,698.00 30.00 605,095,613,999.00 10,665,713,361,698.00 0.06 16.00 7.00 0.43 0 0 0 0 0 0 1 0

25 BMSR12 17.00 670,168,566,886.00 27.23 -29,167,591,736.00 670,168,566,886.00 -0.04 13.00 2.00 0.50 0 0 0 0 0 1 0 0

BMSR13 17.00 710,885,259,735.00 27.29 -27,921,017,107.00 710,885,259,735.00 -0.04 14.00 2.00 0.50 0 0 0 0 0 1 0 0

26 BMTR12 22.00 19,995,526,000,000.00 30.63 1,993,489,000,000.00 19,995,526,000,000.00 0.10 17.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 1

BMTR13 25.00 21,069,471,000,000.00 30.68 1,029,646,000,000.00 21,069,471,000,000.00 0.05 18.00 6.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

27 CENT12 10.00 107,351,966,000.00 25.40 -7,312,310,251.00 107,351,966,000.00 -0.07 11.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 0 1 0

CENT13 10.00 832,480,769,000.00 27.45 -31,386,107,369.00 832,480,769,000.00 -0.04 12.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 1 0

28 CITA12 15.00 1,968,580,000,000.00 28.31 236,310,000,000.00 1,968,580,000,000.00 0.12 10.00 2.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 177: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

CITA13 21.00 3,773,610,000,000.00 28.96 686,670,000,000.00 3,773,610,000,000.00 0.18 11.00 2.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 0

29 CMNP12 24.00 3,759,108,698,062.00 28.96 385,522,024,729.00 3,759,108,698,062.00 0.10 17.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 1 0

CMNP13 24.00 4,783,202,994,218.00 29.20 402,426,078,674.00 4,783,202,994,218.00 0.08 18.00 7.00 0.57 0 0 0 0 0 0 1 0

30 CMPP12 10.00 68,628,672,040.00 24.95 143,768,598.00 68,628,672,040.00 0.00 18.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

CMPP13 11.00 59,996,774,635.00 24.82 797,600,466.00 59,996,774,635.00 0.01 19.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

31 CNKO12 15.00 4,628,216,030,000.00 22.26 6,825,229,000.00 4,628,216,030,000.00 0.00 11.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 0

CNKO13 15.00 5,516,122,336.00 22.43 103,574,210,000.00 5,516,122,336,000.00 0.02 12.00 6.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 0

32 COWL12 19.00 1,778,428,912,031.00 28.21 69,675,152,924.00 1,778,428,912,031.00 0.04 5.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

COWL13 22.00 1,944,913,754,306.00 28.30 48,711,921,383.00 1,944,913,754,306.00 0.03 6.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

33 CPIN12 23.00 12,348,627,000,000.00 30.14 2,680,872,000,000.00 12,348,627,000,000.00 0.22 21.00 5.00 0.40 0 0 0 0 1 0 0 0

CPIN13 29.00 15,722,197,000,000.00 30.39 2,528,690,000,000.00 15,722,197,000,000.00 0.16 22.00 6.00 0.33 0 0 0 0 1 0 0 0

34 CSAP12 19.00 2,512,217,343.00 21.64 63,072,180,000.00 2,512,217,343,000.00 0.03 5.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 1

CSAP13 25.00 3,107,895,429.00 21.86 75,880,191,000.00 3,107,895,429,000.00 0.02 6.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 1

35 CTRA12 27.00 15,023,391,727,244.00 30.34 849,382,875,816.00 15,023,391,727,244.00 0.06 18.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 1 0 0

CTRA13 28.00 20,114,871,381,857.00 30.63 1,413,388,450,323.00 20,114,871,381,857.00 0.07 19.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 1 0 0

36 CTRS12 23.00 4,428,210,643,555.00 29.12 273,913,555,964.00 4,428,210,643,555.00 0.06 13.00 4.00 0.75 0 0 0 0 0 1 0 0

CTRS13 23.00 5,770,169,834,673.00 29.38 412,809,066,465.00 5,770,169,834,673.00 0.07 14.00 4.00 0.75 0 0 0 0 0 1 0 0

37 DILD12 32.00 6,091,751,240,542.00 29.44 200,435,726,378.00 6,091,751,240,542.00 0.03 22.00 6.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

DILD13 32.00 7,526,470,401,005.00 29.65 329,608,541,861.00 7,526,470,401,005.00 0.04 23.00 6.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

38 DPNS12 21.00 184,533,123,832.00 25.94 20,608,530,035.00 184,533,123,832.00 0.11 22.00 3.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

DPNS13 26.00 256,372,669,050.00 26.27 66,813,230,321.00 256,372,669,050.00 0.26 23.00 3.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

39 DUTI12 24.00 6,529,254,980,112.00 29.51 613,327,842,111.00 6,529,254,980,112.00 0.09 18.00 6.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

DUTI13 24.00 7,473,596,509,696.00 29.64 756,858,436,790.00 7,473,596,509,696.00 0.10 19.00 6.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

40 ELSA12 30.00 4,294,557,000,000.00 29.09 135,597,000,000.00 4,294,557,000,000.00 0.03 4.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 0

ELSA13 30.00 4,370,964,000,000.00 29.11 242,605,000,000.00 4,370,964,000,000.00 0.06 5.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 0

41 ELTY12 32.00 15,235,632,983,194.00 30.35 -1,102,086,243,270.00 15,235,632,983,194.00 -0.07 17.00 6.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

ELTY13 32.00 12,301,124,419,066.00 30.14 -232,249,751,768.00 12,301,124,419,066.00 -0.02 18.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 1 0 0

42 EMDE12 29.00 886,378,756,878.00 27.51 4,172,791,951.00 886,378,756,878.00 0.00 1.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

EMDE13 29.00 938,536,950,089.00 27.57 34,002,476,382.00 938,536,950,089.00 0.04 2.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

43 EMTK12 22.00 10,177,897,837.00 23.04 1,029,499,905,000.00 10,177,897,837,000.00 0.10 2.00 8.00 0.38 0 0 0 0 0 0 0 1

Page 178: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

EMTK13 22.00 12,825,628,223.00 23.27 1,364,544,542,000.00 12,825,628,223,000.00 0.11 3.00 8.00 0.25 0 0 0 0 0 0 0 1

44 EPMT12 25.00 4,951,687,572,380.00 29.23 402,771,606,068.00 4,951,687,572,380.00 0.08 18.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

EPMT13 25.00 5,528,067,698,030.00 29.34 464,371,980,988.00 5,528,067,698,030.00 0.08 19.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

45 FAST12 31.00 1,781,905,994,000.00 28.21 206,045,984,000.00 1,781,905,994,000.00 0.12 19.00 6.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

FAST13 31.00 2,028,124,663,000.00 28.34 156,290,628,000.00 2,028,124,663,000.00 0.08 20.00 6.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

46 FMII12 17.00 355,112,249,519.00 26.60 969,288,096.00 355,112,249,519.00 0.00 12.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

FMII13 17.00 429,979,371,877.00 26.79 -7,958,072,266.00 429,979,371,877.00 -0.02 13.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

47 FORU12 29.00 257,252,585,937.00 26.27 12,658,611,833.00 257,252,585,937.00 0.05 10.00 7.00 0.29 0 0 0 0 0 0 0 1

FORU13 30.00 263,517,555,441.00 26.30 10,581,287,564.00 263,517,555,441.00 0.04 11.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 1

48 GDST12 18.00 1,163,971,056,842.00 27.78 46,591,042,719.00 1,163,971,056,842.00 0.04 3.00 3.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

GDST13 20.00 1,191,496,619,152.00 27.81 91,885,687,801.00 1,191,496,619,152.00 0.08 4.00 2.00 0.50 0 0 1 0 0 0 0 0

49 GEMS12 32.00 3,440,326,009,433.00 28.87 178,934,525,099.00 3,440,326,009,433.00 0.05 1.00 6.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 0

GEMS13 33.00 4,022,393,567,309.00 29.02 170,268,433,795.00 4,022,393,567,309.00 0.04 2.00 5.00 0.60 0 0 0 0 0 0 0 0

50 GMCW12 22.00 21,036,592,841.00 23.77 2,934,011,626.00 21,036,592,841.00 0.14 5.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 1 0 0

GMCW13 26.00 20,617,639,302.00 23.75 -295,762,791.00 20,617,639,302.00 -0.01 6.00 6.00 0.50 0 0 0 0 0 1 0 0

51 GMTD12 23.00 900,597,066,316.00 27.53 64,373,090,893.00 900,597,066,316.00 0.07 12.00 10.00 0.20 0 0 0 0 0 1 0 0

GMTD13 27.00 1,307,846,871,186.00 27.90 91,845,276,661.00 1,307,846,871,186.00 0.07 13.00 9.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

52 GOLD12 13.00 87,673,506,285.00 25.20 6,830,103,491.00 87,673,506,285.00 0.08 2.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

GOLD13 18.00 96,693,297,826.00 25.29 6,617,805,183.00 96,693,297,826.00 0.07 3.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

53 GPRA12 13.00 1,310,251,294,004.00 27.90 56,281,503,224.00 1,310,251,294,004.00 0.04 18.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

GPRA13 13.00 1,332,646,538,409.00 27.92 106,511,465,341.00 1,332,646,538,409.00 0.08 19.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

54 GREN12 18.00 581,076,926,718.00 27.09 633,198,544.00 581,076,926,718.00 0.00 3.00 2.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 1

GREN13 23.00 615,900,484,802.00 27.15 564,526,922.00 615,900,484,802.00 0.00 4.00 2.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 1

55 GZCO12 22.00 3,187,520,000,000.00 28.79 98,421,000,000.00 3,187,520,000,000.00 0.03 4.00 4.00 0.25 1 0 0 0 0 0 0 0

GZCO13 22.00 3,201,105,000,000.00 28.79 95,845,000,000.00 3,201,105,000,000.00 0.03 5.00 4.00 0.25 1 0 0 0 0 0 0 0

56 HDTX12 18.00 1,362,547,000,000.00 27.94 3,102,000,000.00 1,362,547,000,000.00 0.00 22.00 4.00 0.00 0 0 1 0 0 0 0 0

HDTX13 19.00 2,378,728,000,000.00 28.50 -218,655,000,000.00 2,378,728,000,000.00 -0.09 23.00 3.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

57 HERO12 29.00 5,276,736,000,000.00 29.29 302,728,000,000.00 5,276,736,000,000.00 0.06 23.00 8.00 0.38 0 0 0 0 0 0 0 1

HERO13 29.00 7,758,303,000,000.00 29.68 671,138,000,000.00 7,758,303,000,000.00 0.09 24.00 8.00 0.38 0 0 0 0 0 0 0 1

58 HOME12 27.00 268,350,003,145.00 26.32 -9,059,702,722.00 268,350,003,145.00 -0.03 4.00 3.00 0.00 0 0 0 0 0 0 0 1

Page 179: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

HOME13 27.00 260,422,396,006.00 26.29 1,577,618,796.00 260,422,396,006.00 0.01 5.00 3.00 0.00 0 0 0 0 0 0 0 1

59 ICBP12 34.00 17,819,884,000,000.00 30.51 2,282,371,000,000.00 17,819,884,000,000.00 0.13 2.00 8.00 0.38 0 0 0 0 1 0 0 0

ICBP13 34.00 21,267,470,000,000.00 30.69 2,235,040,000,000.00 21,267,470,000,000.00 0.11 3.00 7.00 0.43 0 0 0 0 1 0 0 0

60 IGAR12 22.00 312,342,760,278.00 26.47 44,507,701,367.00 312,342,760,278.00 0.14 22.00 3.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

IGAR13 25.00 314,764,644,499.00 26.48 35,030,416,158.00 314,764,644,499.00 0.11 23.00 3.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

61 IIKP12 20.00 387,240,518,836.00 26.68 -15,275,938,915.00 387,240,518,836.00 -0.04 10.00 3.00 0.33 1 0 0 0 0 0 0 0

IIKP13 20.00 365,956,197,714.00 26.63 -18,426,897,169.00 365,956,197,714.00 -0.05 11.00 3.00 0.33 1 0 0 0 0 0 0 0

62 INAF12 32.00 1,188,618,790,410.00 27.80 128,917,000,000.00 1,188,618,790,410.00 0.11 11.00 4.00 0.50 0 0 1 0 0 0 0 0

INAF13 33.00 1,294,510,669,195.00 27.89 120,801,000,000.00 1,294,510,669,195.00 0.09 12.00 7.00 0.43 0 0 1 0 0 0 0 0

63 INCI12 20.00 132,278,839,079.00 25.61 4,443,840,864.00 132,278,839,079.00 0.03 22.00 3.00 0.00 0 0 1 0 0 0 0 0

INCI13 20.00 136,142,063,219.00 25.64 10,331,808,096.00 136,142,063,219.00 0.08 23.00 3.00 0.00 0 0 1 0 0 0 0 0

64 INDF12 35.00 59,389,405,000,000.00 31.72 4,779,446,000,000.00 59,389,405,000,000.00 0.08 18.00 8.00 0.38 0 0 0 0 1 0 0 0

INDF13 35.00 78,092,789,000,000.00 31.99 3,416,635,000,000.00 78,092,789,000,000.00 0.04 19.00 8.00 0.25 0 0 0 0 1 0 0 0

65 INDS12 22.00 1,664,779,358,215.00 28.14 134,068,283,255.00 1,664,779,358,215.00 0.08 22.00 3.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

INDS13 22.00 2,196,518,364,473.00 28.42 147,608,449,013.00 2,196,518,364,473.00 0.07 23.00 3.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

66 INPP12 25.00 1,834,630,146,241.00 28.24 11,721,862,510.00 1,834,630,146,241.00 0.01 8.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

INPP13 25.00 1,960,713,108,438.00 28.30 26,252,943,818.00 1,960,713,108,438.00 0.01 9.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 1 0 0

67 INTP12 33.00 22,755,160,000,000.00 30.76 4,763,388,000,000.00 22,755,160,000,000.00 0.21 23.00 7.00 0.29 0 0 1 0 0 0 0 0

INTP13 33.00 26,607,241,000,000.00 30.91 5,012,294,000,000.00 26,607,241,000,000.00 0.19 24.00 7.00 0.29 0 0 1 0 0 0 0 0

68 INVS12 26.00 3,207,545,141,508.00 28.80 519,495,537,923.00 3,207,545,141,508.00 0.16 3.00 3.00 0.33 0 0 0 1 0 0 0 0

INVS13 17.00 4,591,910,858,608.00 29.16 328,271,140,050.00 4,591,910,858,608.00 0.07 4.00 3.00 0.33 0 0 0 1 0 0 0 0

69 JAWA12 28.00 2,240,678,942,227.00 28.44 153,730,766,199.00 2,240,678,942,227.00 0.07 1.00 3.00 0.33 1 0 0 0 0 0 0 0

JAWA13 28.00 2,659,037,365,483.00 28.61 70,035,278,386.00 2,659,037,365,483.00 0.03 2.00 3.00 0.33 1 0 0 0 0 0 0 0

70 JKON12 26.00 2,557,731,220,187.00 28.57 185,245,654,155.00 2,557,731,220,187.00 0.07 5.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 1 0 0

JKON13 26.00 3,417,012,222,326.00 28.86 210,967,010,853.00 3,417,012,222,326.00 0.06 6.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 1 0 0

71 JPRS12 22.00 398,606,524,648.00 26.71 9,610,155,243.00 398,606,524,648.00 0.02 23.00 2.00 0.50 0 0 1 0 0 0 0 0

JPRS13 22.00 376,540,741,943.00 26.65 15,045,492,572.00 376,540,741,943.00 0.04 24.00 2.00 0.50 0 0 1 0 0 0 0 0

72 JRPT12 26.00 4,998,260,900,000.00 29.24 427,924,997,000.00 4,998,260,900,000.00 0.09 18.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 1 0 0

JRPT13 27.00 6,163,177,866,000.00 29.45 546,269,619,000.00 6,163,177,866,000.00 0.09 19.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 1 0 0

73 JSPT12 28.00 3,308,945,278,758.00 28.83 235,234,485,314.00 3,308,945,278,758.00 0.07 14.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 1 0 0

Page 180: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

JSPT13 29.00 3,428,702,485,089.00 28.86 208,071,242,241.00 3,428,702,485,089.00 0.06 15.00 5.00 0.60 0 0 0 0 0 1 0 0

74 JTPE12 22.00 446,703,439,536.00 26.83 42,431,606,013.00 446,703,439,536.00 0.09 10.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 1

JTPE13 24.00 575,115,523,377.00 27.08 40,744,251,183.00 575,115,523,377.00 0.07 11.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 1

75 KAEF12 30.00 2,076,347,580,785.00 28.36 205,763,997,378.00 2,076,347,580,785.00 0.10 11.00 5.00 0.40 0 0 0 0 1 0 0 0

KAEF13 30.00 2,471,939,548,890.00 28.54 215,642,329,977.00 2,471,939,548,890.00 0.09 12.00 5.00 0.40 0 0 0 0 1 0 0 0

76 KBLI12 23.00 1,161,698,219,225.00 27.78 125,181,635,828.00 1,161,698,219,225.00 0.11 20.00 5.00 0.40 0 0 0 1 0 0 0 0

KBLI13 28.00 1,337,022,291,951.00 27.92 73,530,280,777.00 1,337,022,291,951.00 0.05 21.00 6.00 0.33 0 0 0 1 0 0 0 0

77 KBLM12 28.00 722,941,339,245.00 27.31 23,833,078,478.00 722,941,339,245.00 0.03 20.00 3.00 0.33 0 0 0 1 0 0 0 0

KBLM13 30.00 654,296,256,935.00 27.21 7,678,095,359.00 654,296,256,935.00 0.01 21.00 3.00 0.33 0 0 0 1 0 0 0 0

78 KBLV12 21.00 4,306,576,000,000.00 29.09 10,470,000,000.00 4,306,576,000,000.00 0.00 12.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 1

KBLV13 21.00 5,242,465,000,000.00 29.29 19,937,000,000.00 5,242,465,000,000.00 0.00 13.00 6.00 0.67 0 0 0 0 0 0 0 1

79 KBRI12 27.00 740,753,171,392.00 27.33 36,542,090,733.00 740,753,171,392.00 0.05 4.00 3.00 0.33 0 0 0 1 0 0 0 0

KBRI13 27.00 788,749,190,752.00 27.39 -18,220,913,379.00 788,749,190,752.00 -0.02 5.00 3.00 0.33 0 0 0 1 0 0 0 0

80 KDSI12 24.00 570,564,051,755.00 27.07 36,837,060,793.00 570,564,051,755.00 0.06 16.00 4.00 0.50 0 0 0 0 1 0 0 0

KDSI13 23.00 850,233,842,186.00 27.47 36,002,772,194.00 850,233,842,186.00 0.04 17.00 4.00 0.50 0 0 0 0 1 0 0 0

81 KICI12 13.00 94,955,970,131.00 25.28 2,259,475,494.00 94,955,970,131.00 0.02 19.00 3.00 0.33 0 0 0 0 1 0 0 0

KICI13 20.00 98,295,722,100.00 25.31 7,419,500,718.00 98,295,722,100.00 0.08 20.00 3.00 0.33 0 0 0 0 1 0 0 0

82 KIJA12 26.00 7,077,817,870,077.00 29.59 380,022,434,090.00 7,077,817,870,077.00 0.05 18.00 2.00 0.50 0 0 0 0 0 1 0 0

KIJA13 26.00 8,255,167,231,158.00 29.74 104,477,632,614.00 8,255,167,231,158.00 0.01 19.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 1 0 0

83 KLBF12 34.00 9,417,957,180,958.00 29.87 1,775,098,847,932.00 9,417,957,180,958.00 0.19 21.00 6.00 0.33 0 0 0 0 1 0 0 0

KBLF13 34.00 11,315,061,275,026.00 30.06 1,970,452,449,686.00 11,315,061,275,026.00 0.17 22.00 6.00 0.33 0 0 0 0 1 0 0 0

84 KOIN12 20.00 336,895,934,853.00 26.54 33,532,460,828.00 336,895,934,853.00 0.10 4.00 6.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

KOIN13 21.00 336,448,362,410.00 26.54 36,682,541,552.00 336,448,362,410.00 0.11 5.00 6.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

85 LAMI12 15.00 598,919,130,000.00 27.12 39,253,958,000.00 598,919,130,000.00 0.07 11.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

LAMI13 15.00 612,074,767,000.00 27.14 54,340,019,000.00 612,074,767,000.00 0.09 12.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

86 LAPD12 14.00 1,155,885,012,000.00 27.78 15,799,965,000.00 1,155,885,012,000.00 0.01 11.00 2.00 0.50 0 0 0 1 0 0 0 0

LAPD13 15.00 1,017,448,129,000.00 27.65 -3,748,178,000.00 1,017,448,129,000.00 0.00 12.00 2.00 0.50 0 0 0 1 0 0 0 0

87 LCGP12 18.00 173,798,341,733.00 25.88 -677,551,965.00 173,798,341,733.00 0.00 8.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

LCGP13 18.00 1,652,514,522,490.00 28.13 -6,271,879,370.00 1,652,514,522,490.00 0.00 9.00 4.00 0.25 0 0 0 0 0 1 0 0

88 LION12 25.00 433,497,042,140.00 26.80 85,373,721,654.00 433,497,042,140.00 0.20 19.00 3.00 0.00 0 0 1 0 0 0 0 0

Page 181: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

LION13 26.00 498,567,897,161.00 26.94 64,761,350,816.00 498,567,897,161.00 0.13 20.00 3.00 0.00 0 0 1 0 0 0 0 0

89 LMPI12 23.00 815,153,025,335.00 27.43 2,340,674,019.00 815,153,025,335.00 0.00 18.00 2.00 0.50 0 0 0 0 1 0 0 0

LMPI13 23.00 822,189,506,877.00 27.44 -12,040,411,197.00 822,189,506,877.00 -0.01 19.00 2.00 0.50 0 0 0 0 1 0 0 0

90 LMSH12 28.00 128,547,715,366.00 25.58 41,282,515,026.00 128,547,715,366.00 0.32 22.00 3.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

LMSH13 28.00 141,697,598,705.00 25.68 14,382,899,194.00 141,697,598,705.00 0.10 23.00 3.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

91 LPCK12 28.00 2,832,000,551,101.00 28.67 407,021,908,297.00 2,832,000,551,101.00 0.14 15.00 6.00 0.50 0 0 0 0 0 0 1 0

LPCK13 31.00 3,854,166,345,345.00 28.98 590,616,930,141.00 3,854,166,345,345.00 0.15 16.00 7.00 0.43 0 0 0 0 0 0 1 0

92 LPIN12 8.00 172,268,827,993.00 25.87 16,599,848,712.00 172,268,827,993.00 0.10 22.00 3.00 0.33 0 0 0 1 0 0 0 0

LPIN13 13.00 196,390,816,224.00 26.00 8,554,996,356.00 196,390,816,224.00 0.04 23.00 3.00 0.33 0 0 0 1 0 0 0 0

93 LPKR12 24.00 24,869,295,733,093.00 30.84 1,322,847,018,938.00 24,869,295,733,093.00 0.05 14.00 7.00 0.71 0 0 0 0 0 1 0 0

LPKR13 26.00 31,300,362,430,266.00 31.07 1,592,491,214,696.00 31,300,362,430,266.00 0.05 15.00 8.00 0.63 0 0 0 0 0 1 0 0

94 LPLI12 15.00 1,590,431,000,000.00 28.10 292,004,000,000.00 1,590,431,000,000.00 0.18 23.00 3.00 0.67 0 0 0 0 0 0 0 1

LPLI13 15.00 1,870,675,000,000.00 28.26 279,509,000,000.00 1,870,675,000,000.00 0.15 24.00 3.00 0.67 0 0 0 0 0 0 0 1

95 LSIP12 29.00 7,551,796,000,000.00 29.65 1,115,539,000,000.00 7,551,796,000,000.00 0.15 16.00 9.00 0.44 1 0 0 0 0 0 0 0

LSIP13 30.00 7,974,876,000,000.00 29.71 768,625,000,000.00 7,974,876,000,000.00 0.10 17.00 8.00 0.38 1 0 0 0 0 0 0 0

96 MAPI12 21.00 5,990,586,903,000.00 29.42 432,750,980,000.00 5,990,586,903,000.00 0.07 8.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 1

MAPI13 22.00 7,808,299,570,000.00 29.69 327,792,717,000.00 7,808,299,570,000.00 0.04 9.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 1

97 MBTO12 26.00 609,494,013,942.00 27.14 45,523,078,819.00 609,494,013,942.00 0.07 1.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

MBTO13 26.00 611,769,745,328.00 27.14 16,162,858,075.00 611,769,745,328.00 0.03 2.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

98 MDLN12 24.00 4,591,920,046,013.00 29.16 260,474,880,599.00 4,591,920,046,013.00 0.06 19.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 0 1 0

MDLN13 24.00 9,647,813,079,565.00 29.90 2,451,686,470,278.00 9,647,813,079,565.00 0.25 20.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 1 0

99 MDRN12 23.00 985,911,960,237.00 27.62 55,725,908,480.00 985,911,960,237.00 0.06 21.00 3.00 0.33 0 0 0 1 0 0 0 0

MDRN13 29.00 747,394,940,040.00 27.34 50,145,687,551.00 747,394,940,040.00 0.07 22.00 3.00 0.33 0 0 0 1 0 0 0 0

100 MERK12 25.00 569,430,951,000.00 27.07 107,808,155,000.00 569,430,951,000.00 0.19 31.00 3.00 0.33 0 0 0 0 1 0 0 0

MERK13 26.00 696,946,318.00 20.36 175,444,757,000.00 696,946,318,000.00 0.25 32.00 3.00 0.33 0 0 0 0 1 0 0 0

101 META12 24.00 2,019,528,000,000.00 28.33 48,163,586,646.00 2,019,528,000,000.00 0.02 11.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 0 1 0

META13 28.00 2,579,582,000,000.00 28.58 80,654,109,739.00 2,579,582,000,000.00 0.03 12.00 3.00 0.67 0 0 0 0 0 0 1 0

102 MFMI12 25.00 247,318,923,566.00 26.23 11,034,097,119.00 247,318,923,566.00 0.04 2.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

MFMI13 25.00 155,623,046,629.00 25.77 12,069,360,250.00 155,623,046,629.00 0.08 3.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

103 MICE12 21.00 469,330,133,864.00 26.87 46,640,710,987.00 469,330,133,864.00 0.10 7.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

Page 182: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

MICE13 22.00 628,738,165,030.00 27.17 45,841,190,810.00 628,738,165,030.00 0.07 8.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

104 MLPL12 27.00 14,088,183,000,000.00 30.28 166,583,000,000.00 14,088,183,000,000.00 0.01 23.00 4.00 0.50 0 0 0 1 0 0 0 0

MLPL13 27.00 20,255,269,000,000.00 30.64 1,645,910,000,000.00 20,255,269,000,000.00 0.08 24.00 5.00 0.40 0 0 0 1 0 0 0 0

105 MNCN12 23.00 8,960,942,000,000.00 29.82 1,763,019,000,000.00 8,960,942,000,000.00 0.20 5.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 1

MNCN13 25.00 9,615,280,000,000.00 29.89 1,809,842,000,000.00 9,615,280,000,000.00 0.19 6.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 1

106 MPPA12 24.00 8,225,206,000,000.00 29.74 239,478,000,000.00 8,225,206,000,000.00 0.03 20.00 6.00 0.67 0 0 0 0 0 0 0 1

MPPA13 27.00 6,579,518,000,000.00 29.51 444,905,000,000.00 6,579,518,000,000.00 0.07 21.00 7.00 0.43 0 0 0 0 0 0 0 1

107 MRAT12 27.00 455,472,778,210.00 26.84 30,751,407,882.00 455,472,778,210.00 0.07 17.00 3.00 0.33 0 0 0 0 1 0 0 0

MRAT13 28.00 439,583,727,202.00 26.81 -6,700,373,076.00 439,583,727,202.00 -0.02 18.00 3.00 0.33 0 0 0 0 1 0 0 0

108 MTDL12 23.00 1,662,380,706,074.00 28.14 116,860,554,163.00 1,662,380,706,074.00 0.07 22.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

MTDL13 26.00 2,296,991,727,662.00 28.46 170,230,738,921.00 2,296,991,727,662.00 0.07 23.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

109 MTLA12 29.00 2,015,753,149,000.00 28.33 203,895,228,000.00 2,015,753,149,000.00 0.10 1.00 6.00 0.50 0 0 0 0 0 1 0 0

MTLA13 28.00 2,834,484,171,000.00 28.67 240,967,649,000.00 2,834,484,171,000.00 0.09 2.00 6.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

110 MTSM12 13.00 106,107,435,423.00 25.39 7,765,578,849.00 106,107,435,423.00 0.07 21.00 4.00 0.25 0 0 0 0 0 1 0 0

MTSM13 13.00 98,129,812,821.00 25.31 -2,076,924,553.00 98,129,812,821.00 -0.02 22.00 4.00 0.25 0 0 0 0 0 1 0 0

111 MYOR12 28.00 8,302,506,241,903.00 29.75 744,428,404,309.00 8,302,506,241,903.00 0.09 22.00 4.00 0.50 0 0 0 0 1 0 0 0

MYOR13 28.00 9,710,223,454,000.00 29.90 1,013,558,238,779.00 9,710,223,454,000.00 0.10 23.00 5.00 0.40 0 0 0 0 1 0 0 0

112 PDES12 9.00 229,669,000,000.00 26.16 9,145,000,000.00 229,669,000,000.00 0.04 4.00 2.00 0.00 0 0 0 0 0 0 0 1

PDES13 9.00 294,545,000,000.00 26.41 17,845,000,000.00 294,545,000,000.00 0.06 5.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

113 PGLI12 17.00 45,302,057,800.00 24.54 254,202,614.00 45,302,057,800.00 0.01 12.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

PGLI13 17.00 68,117,883,499.00 24.94 -219,172,196.00 68,117,883,499.00 0.00 13.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 1

114 PJAA12 28.00 2,388,263,279,045.00 28.50 177,849,241,628.00 2,388,263,279,045.00 0.07 8.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 1

PJAA13 31.00 2,627,075,992,774.00 28.60 190,104,929,854.00 2,627,075,992,774.00 0.07 9.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 1

115 PLIN12 26.00 3,950,266,763,000.00 29.00 234,725,164,000.00 3,950,266,763,000.00 0.06 20.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

PLIN13 28.00 4,126,804,890,000.00 29.05 33,342,916,000.00 4,126,804,890,000.00 0.01 21.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

116 PTSP12 16.00 203,876,994,000.00 26.04 35,783,461,000.00 203,876,994,000.00 0.18 18.00 4.00 0.25 0 0 0 0 1 0 0 0

PTSP13 22.00 250,670,408,000.00 26.25 25,334,007,000.00 250,670,408,000.00 0.10 19.00 3.00 0.33 0 0 0 0 1 0 0 0

117 PWON12 23.00 7,565,819,916,000.00 29.65 766,495,905,000.00 7,565,819,916,000.00 0.10 23.00 3.00 0.67 0 0 0 0 0 1 0 0

PWON13 27.00 9,298,245,408,000.00 29.86 1,136,547,541,000.00 9,298,245,408,000.00 0.12 24.00 3.00 0.67 0 0 0 0 0 1 0 0

118 PYFA12 28.00 135,849,510,061.00 25.63 5,308,221,363.00 135,849,510,061.00 0.04 11.00 3.00 0.33 0 0 0 0 1 0 0 0

Page 183: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

PYFA13 28.00 175,118,921,406.00 25.89 6,195,800,338.00 175,118,921,406.00 0.04 12.00 3.00 0.33 0 0 0 0 1 0 0 0

119 RALS12 16.00 4,073,365,000,000.00 29.04 423,728,000,000.00 4,073,365,000,000.00 0.10 16.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 1

RALS13 16.00 4,378,556,000,000.00 29.11 390,535,000,000.00 4,378,556,000,000.00 0.09 17.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 1

120 RBMS12 22.00 152,811,855,863.00 25.75 9,402,130,871.00 152,811,855,863.00 0.06 15.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

RBMS13 22.00 158,997,536,543.00 25.79 1,675,979,067.00 158,997,536,543.00 0.01 16.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

121 RDTX12 10.00 1,207,905,280,350.00 27.82 124,817,978,364.00 1,207,905,280,350.00 0.10 12.00 3.00 0.00 0 0 0 1 0 0 0 0

RDTX13 18.00 1,549,674,922,146.00 28.07 198,229,841,964.00 1,549,674,922,146.00 0.13 13.00 3.00 0.33 0 0 0 1 0 0 0 0

122 RODA12 12.00 2,441,055,005,643.00 28.52 70,799,940,574.00 2,441,055,005,643.00 0.03 11.00 3.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

RODA13 19.00 2,750,856,730,771.00 28.64 376,806,804,889.00 2,750,856,730,771.00 0.14 12.00 3.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

123 SCBD12 26.00 3,558,903,785,000.00 28.90 69,466,498,000.00 3,558,903,785,000.00 0.02 6.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 1 0 0

SCBD13 26.00 5,550,429,288,000.00 29.34 1,754,524,211,000.00 5,550,429,288,000.00 0.32 7.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 1 0 0

124 SCCO12 24.00 1,486,921,000,000.00 28.03 169,742,000,000.00 1,486,921,000,000.00 0.11 30.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

SCCO13 28.00 1,762,032,000,000.00 28.20 104,962,000,000.00 1,762,032,000,000.00 0.06 31.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

125 SCMA12 25.00 3,837,486,256,000.00 28.98 1,170,100,481,000.00 3,837,486,256,000.00 0.30 10.00 3.00 0.67 0 0 0 0 0 0 0 1

SCMA13 30.00 4,010,166,376,000.00 29.02 1,285,897,062,000.00 4,010,166,376,000.00 0.32 11.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 1

126 SDMU12 24.00 277,672,117,951.00 26.35 5,151,853,385.00 277,672,117,951.00 0.02 1.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

SDMU13 24.00 370,378,402,033.00 26.64 6,256,437,814.00 370,378,402,033.00 0.02 2.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

127 SGRO12 32.00 4,137,700,386,000.00 29.05 336,288,972,000.00 4,137,700,386,000.00 0.08 5.00 4.00 0.50 1 0 0 0 0 0 0 0

SGRO13 32.00 4,512,655,525,000.00 29.14 120,380,480,000.00 4,512,655,525,000.00 0.03 6.00 4.00 0.50 1 0 0 0 0 0 0 0

128 SHID12 10.00 1,304,365,923,713.00 27.90 12,705,730,387.00 1,304,365,923,713.00 0.01 22.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 1 0 0

SHID13 13.00 1,442,622,700,965.00 28.00 14,568,372,522.00 1,442,622,700,965.00 0.01 23.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 1 0 0

129 SIAP12 15.00 272,597,818,000.00 26.33 3,389,850,176.00 272,597,818,000.00 0.01 9.00 3.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

SIAP13 15.00 184,367,259,000.00 25.94 -5,779,119,179.00 184,367,259,000.00 -0.03 10.00 3.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

130 SIMP12 32.00 26,574,461,000,000.00 30.91 1,516,101,000,000.00 26,574,461,000,000.00 0.06 1.00 3.00 0.33 1 0 0 0 0 0 0 0

SIMP13 32.00 28,065,121,000,000.00 30.97 635,277,000,000.00 28,065,121,000,000.00 0.02 2.00 6.00 0.33 1 0 0 0 0 0 0 0

131 SIPD12 22.00 3,298,123,574,771.00 28.82 15,061,473,532.00 3,298,123,574,771.00 0.00 16.00 3.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

SIPD13 22.00 3,155,680,394,480.00 28.78 8,377,508,652.00 3,155,680,394,480.00 0.00 17.00 3.00 0.67 0 0 1 0 0 0 0 0

132 SKLT12 14.00 249,746,467,756.00 26.24 7,962,693,771.00 249,746,467,756.00 0.03 19.00 3.00 0.33 0 0 0 0 1 0 0 0

SKLT13 20.00 301,989,488,699.00 26.43 11,440,014,188.00 301,989,488,699.00 0.04 20.00 3.00 0.33 0 0 0 0 1 0 0 0

133 SMDM12 21.00 2,637,664,776,000.00 28.60 46,319,686,000.00 2,637,664,776,000.00 0.02 17.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

Page 184: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

SMDM13 16.00 2,950,314,446,000.00 28.71 26,471,209,000.00 2,950,314,446,000.00 0.01 17.00 3.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

134 SMGR12 27.00 26,579,083,786,000.00 30.91 4,926,639,847,000.00 26,579,083,786,000.00 0.19 21.00 6.00 0.67 0 0 1 0 0 0 0 0

SMGR13 29.00 30,792,884,092,000.00 31.06 5,354,298,521,000.00 30,792,884,092,000.00 0.17 22.00 6.00 0.50 0 0 1 0 0 0 0 0

135 SMRA12 16.00 10,876,386,685,000.00 30.02 792,085,965,000.00 10,876,386,685,000.00 0.07 22.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 1 0 0

SMRA13 18.00 13,659,136,825,000.00 30.25 1,095,888,248,000.00 13,659,136,825,000.00 0.08 23.00 4.00 0.50 0 0 0 0 0 1 0 0

136 SMSM12 22.00 1,556,214,342,213.00 28.07 254,635,403,407.00 1,556,214,342,213.00 0.16 16.00 3.00 0.33 0 0 0 1 0 0 0 0

SMSM13 22.00 1,701,103,245,176.00 28.16 338,222,792,309.00 1,701,103,245,176.00 0.20 17.00 3.00 0.33 0 0 0 1 0 0 0 0

137 SONA12 20.00 929,094,000,000.00 27.56 90,385,000,000.00 929,094,000,000.00 0.10 20.00 6.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

SONA13 21.00 945,482,000,000.00 27.57 52,383,000,000.00 945,482,000,000.00 0.06 21.00 6.00 0.33 0 0 0 0 0 0 0 1

138 SQBB12 8.00 397,144,458,000.00 26.71 135,248,606,000.00 397,144,458,000.00 0.34 29.00 3.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

SQBB13 8.00 421,187,982,000.00 26.77 149,521,096,000.00 421,187,982,000.00 0.35 30.00 3.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

139 SRAJ12 17.00 1,236,394,000,000.00 27.84 4,725,373,212.00 1,236,394,000,000.00 0.00 1.00 6.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 1

SRAJ13 17.00 2,052,080,000,000.00 28.35 -55,576,720,730.00 2,052,080,000,000.00 -0.03 2.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 1

140 SRSN12 23.00 402,108,960,000.00 26.72 16,956,040,000.00 402,108,960,000.00 0.04 23.00 9.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

SRSN13 23.00 420,782,548,000.00 26.77 15,994,295,000.00 420,782,548,000.00 0.04 24.00 8.00 0.38 0 0 1 0 0 0 0 0

141 SSIA12 18.00 4,855,000,000,000.00 29.21 739,000,000,000.00 4,855,000,000,000.00 0.15 15.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 1 0 0

SSIA13 25.00 5,814,000,000,000.00 29.39 747,000,000,000.00 5,814,000,000,000.00 0.13 16.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 1 0 0

142 STAR12 21.00 751,720,620,157.00 27.35 920,838,273.00 751,720,620,157.00 0.00 1.00 2.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 1

STAR13 23.00 749,402,740,231.00 27.34 569,455,861.00 749,402,740,231.00 0.00 2.00 2.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 1

143 STTP12 13.00 1,249,840,835,890.00 27.85 74,626,183,474.00 1,249,840,835,890.00 0.06 16.00 2.00 0.50 0 0 0 0 1 0 0 0

STTP13 14.00 1,470,059,394,892.00 28.02 114,437,068,803.00 1,470,059,394,892.00 0.08 17.00 2.00 0.50 0 0 0 0 1 0 0 0

144 TCID12 24.00 1,261,572,952,461.00 27.86 150,373,851,969.00 1,261,572,952,461.00 0.12 19.00 5.00 0.40 0 0 0 0 1 0 0 0

TCID13 24.00 1,465,952,460,752.00 28.01 160,148,465,833.00 1,465,952,460,752.00 0.11 20.00 5.00 0.40 0 0 0 0 1 0 0 0

145 TINS12 33.00 6,130,320,000,000.00 29.44 431,589,000,000.00 6,130,320,000,000.00 0.07 17.00 6.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 0

TINS13 33.00 7,883,294,000,000.00 29.70 515,102,000,000.00 7,883,294,000,000.00 0.07 18.00 6.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 0

146 TIRA12 19.00 240,323,965,247.00 26.21 7,147,424,000.00 240,323,965,247.00 0.03 19.00 3.00 0.33 0 0 0 1 0 0 0 0

TIRA13 19.00 234,205,363,000.00 26.18 -12,717,792,000.00 234,205,363,000.00 -0.05 20.00 3.00 0.33 0 0 0 1 0 0 0 0

147 TLKM12 26.00 111,369,000,000,000.00 32.34 111,369,000,000,000.00 111,369,000,000,000.00 0.16 17.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 1 0

TLKM13 31.00 127,951,000,000,000.00 32.48 127,951,000,000,000.00 127,951,000,000,000.00 0.16 18.00 6.00 0.33 0 0 0 0 0 0 1 0

148 TMPO12 23.00 212,446,003,000.00 26.08 29,642,693,000.00 212,446,003,000.00 0.14 11.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 1

Page 185: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

TMPO13 27.00 247,314,964,000.00 26.23 7,356,264,000.00 247,314,964,000.00 0.03 12.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 1

149 TOTO12 28.00 1,522,663,914,388.00 28.05 235,945,643,357.00 1,522,663,914,388.00 0.15 12.00 4.00 0.25 0 0 0 0 0 0 0 1

TOTO13 28.00 1,746,177,682,568.00 28.19 236,557,513,162.00 1,746,177,682,568.00 0.14 13.00 4.00 0.25 0 0 0 0 0 0 0 1

150 TRIL12 8.00 223,888,198,580.00 26.13 -20,533,966,888.00 223,888,198,580.00 -0.09 4.00 4.00 0.75 0 0 0 0 0 0 0 1

TRIL13 8.00 185,933,390,815.00 25.95 -36,567,882,185.00 185,933,390,815.00 -0.20 5.00 4.00 0.75 0 0 0 0 0 0 0 1

151 TRST12 17.00 2,188,129,039,119.00 28.41 61,453,058,755.00 2,188,129,039,119.00 0.03 22.00 3.00 0.00 0 0 0 0 0 0 0 1

TRST13 17.00 3,260,919,505,192.00 28.81 32,965,552,359.00 3,260,919,505,192.00 0.01 23.00 3.00 0.00 0 0 0 0 0 0 0 1

152 TSPC12 11.00 4,632,984,970,719.00 29.16 635,176,093,653.00 4,632,984,970,719.00 0.14 18.00 4.00 0.50 0 0 0 0 1 0 0 0

TSPC13 11.00 5,407,957,915,805.00 29.32 638,535,108,795.00 5,407,957,915,805.00 0.12 19.00 5.00 0.60 0 0 0 0 1 0 0 0

153 TURI12 20.00 3,312,385,000,000.00 28.83 420,088,000,000.00 3,312,385,000,000.00 0.13 17.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 1

TURI13 20.00 3,465,316,000,000.00 28.87 307,611,000,000.00 3,465,316,000,000.00 0.09 18.00 5.00 0.40 0 0 0 0 0 0 0 1

154 ULTJ12 31.00 2,420,793,382,029.00 28.52 353,431,619,485.00 2,420,793,382,029.00 0.15 22.00 3.00 0.33 0 0 0 0 1 0 0 0

ULTJ13 31.00 2,811,620,982,142.00 28.66 325,127,420,664.00 2,811,620,982,142.00 0.12 23.00 3.00 0.33 0 0 0 0 1 0 0 0

155 UNIT12 15.00 379,900,742,389.00 26.66 352,726,678.00 379,900,742,389.00 0.00 20.00 2.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 1

UNIT13 21.00 459,118,935,528.00 26.85 831,855,726.00 459,118,935,528.00 0.00 21.00 2.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 1

156 UNTR12 13.00 50,300,633,000,000.00 31.55 5,753,342,000,000.00 50,300,633,000,000.00 0.11 23.00 6.00 0.50 0 0 0 0 0 0 0 1

UNTR13 27.00 57,362,244,000,000.00 31.68 4,798,778,000,000.00 57,362,244,000,000.00 0.08 24.00 7.00 0.43 0 0 0 0 0 0 0 1

157 UNVR12 29.00 11,984,979,000,000.00 30.11 4,839,145,000,000.00 11,984,979,000,000.00 0.40 30.00 5.00 0.80 0 0 0 0 1 0 0 0

UNVR13 29.00 13,348,188,000,000.00 30.22 5,352,625,000,000.00 13,348,188,000,000.00 0.40 31.00 5.00 0.80 0 0 0 0 1 0 0 0

158 VOKS12 23.00 1,698,078,355,471.00 28.16 147,020,574,291.00 1,698,078,355,471.00 0.09 22.00 5.00 0.40 0 0 1 0 0 0 0 0

VOKS13 23.00 1,955,830,321,070.00 28.30 39,092,753,172.00 1,955,830,321,070.00 0.02 23.00 5.00 0.40 0 0 1 0 0 0 0 0

159 WICO12 18.00 154,301,199,970.00 25.76 83,837,097,480.00 154,301,199,970.00 0.54 18.00 3.00 0.33 0 0 0 0 1 0 0 0

WICO13 15.00 169,324,429,155.00 25.82 -4,826,555,834.00 169,324,429,155.00 -0.03 19.00 3.00 0.33 0 0 0 0 1 0 0 0

160 WIKA12 27.00 11,020,768,204,000.00 30.03 523,268,580,000.00 11,020,768,204,000.00 0.05 5.00 6.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

WIKA13 30.00 12,594,962,700,000.00 30.16 624,371,679,000.00 12,594,962,700,000.00 0.05 6.00 6.00 0.33 0 0 0 0 0 1 0 0

161 YPAS12 25.00 349,438,243,276.00 26.58 16,472,534,252.00 349,438,243,276.00 0.05 4.00 3.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

YPAS13 25.00 613,878,797,683.00 27.14 6,221,712,803.00 613,878,797,683.00 0.01 5.00 3.00 0.33 0 0 1 0 0 0 0 0

162 ZBRA12 7.00 47,104,836,323.00 24.58 -8,700,000,000.00 47,104,836,323.00 -0.18 23.00 2.00 0.50 0 0 0 0 0 0 1 0

ZBRA13 16.00 41,609,000,000.00 24.45 -7,849,000,000.00 41,609,000,000.00 -0.19 24.00 2.00 0.50 0 0 0 0 0 0 1 0

Page 186: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

Tipe Industri

1 Pertanian dan Perkebunan

2 Pertambangan

3 Industri Dasar Kimia

4 Aneka Industri

5 Industri Barang Konsumsi

6 Properti

7 Infrastruktur

8 Perdagangan

Page 187: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

LAMPIRAN 6

HASIL SPSS 20

1. STATISTIK DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Skor_ISR 324 6.00 35.00 22.9105 6.36904

LnSize 324 20.36 32.48 27.9588 1.88596

ROA 324 -.20 .54 .0719 .08416

AGE 324 1.00 32.00 14.3426 7.57970

Ukuran_Dewan_Komisaris 324 2.00 11.00 4.2099 1.66714

Proporsi_Komisaris_Indepe

nden 324 .00 1.00 .3861 .13892

Valid N (listwise) 324

2. UJI NORMALITAS

A. Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 324

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation 5.11274717

Most Extreme Differences

Absolute .057

Positive .028

Negative -.057

Kolmogorov-Smirnov Z 1.023

Asymp. Sig. (2-tailed) .246

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 188: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

B. Grafik Normal Probability Plot

3. HASIL UJI ASUMSI KLASIK

A. Uji Multikoleniaritas

Page 189: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std.

Error

Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -12.491 4.826 -2.588 .010

LnSIZE 1.170 .178 .346 6.556 .000 .744 1.344

ROA 7.655 3.800 .101 2.015 .045 .825 1.213

AGE -.094 .043 -.112 -2.202 .028 .811 1.233

Ukuran_Dewan

_Komisaris 1.161 .192 .304 6.033 .000 .820 1.220

Proporsi_Komi

saris_Independ

en

-1.056 2.215 -.023 -.477 .634 .891 1.123

d2013 1.232 .584 .097 2.108 .036 .984 1.016

PERTANIAN -1.446 2.038 -.039 -.710 .479 .677 1.477

INDUSTRI_KI

MIA -.919 1.495 -.049 -.615 .539 .333 3.001

ANEKA_INDU

STRI -1.760 1.625 -.072 -1.084 .279 .464 2.153

KONSUMSI .177 1.510 .009 .117 .907 .341 2.936

PROPERTI -2.535 1.330 -.167 -1.906 .058 .270 3.708

INFRASTRUK

TUR -2.785 1.782 -.095 -1.563 .119 .564 1.774

PERDAGANG

AN -2.070 1.310 -.150 -1.580 .115 .232 4.306

2

(Constant) -12.339 4.642 -2.658 .008

LnSIZE 1.168 .178 .346 6.580 .000 .750 1.334

ROA 7.718 3.756 .102 2.055 .041 .841 1.189

AGE -.092 .041 -.110 -2.247 .025 .864 1.157

Ukuran_Dewan

_Komisaris 1.158 .191 .303 6.063 .000 .829 1.207

Page 190: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

Proporsi_Komi

saris_Independ

en

-1.054 2.211 -.023 -.477 .634 .891 1.123

d2013 1.232 .584 .097 2.111 .036 .984 1.016

PERTANIAN -1.551 1.825 -.042 -.850 .396 .841 1.189

INDUSTRI_KI

MIA -1.042 1.068 -.055 -.975 .330 .651 1.536

ANEKA_INDU

STRI -1.878 1.273 -.077 -1.475 .141 .754 1.327

PROPERTI -2.646 .929 -.175 -2.848 .005 .551 1.816

INFRASTRUK

TUR -2.899 1.490 -.099 -1.946 .053 .804 1.244

PERDAGANG

AN -2.184 .869 -.158 -2.513 .012 .526 1.902

3

(Constant) -12.275 4.634 -2.649 .008

LnSIZE 1.151 .173 .341 6.636 .000 .784 1.275

ROA 7.581 3.740 .100 2.027 .044 .846 1.182

AGE -.092 .041 -.109 -2.236 .026 .865 1.156

Ukuran_Dewan

_Komisaris 1.162 .191 .304 6.098 .000 .830 1.204

d2013 1.223 .583 .096 2.100 .037 .985 1.015

PERTANIAN -1.470 1.815 -.040 -.810 .419 .848 1.179

INDUSTRI_KI

MIA -.971 1.056 -.051 -.920 .359 .664 1.506

ANEKA_INDU

STRI -1.820 1.266 -.075 -1.438 .151 .761 1.315

PROPERTI -2.644 .928 -.175 -2.849 .005 .551 1.816

INFRASTRUK

TUR -2.960 1.483 -.101 -1.996 .047 .810 1.235

PERDAGANG

AN -2.180 .868 -.157 -2.512 .013 .526 1.902

4

(Constant) -12.333 4.631 -2.663 .008

LnSIZE 1.141 .173 .338 6.599 .000 .788 1.269

ROA 7.749 3.733 .102 2.076 .039 .849 1.178

AGE -.086 .040 -.103 -2.131 .034 .891 1.123

Page 191: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

Ukuran_Dewan

_Komisaris 1.170 .190 .306 6.148 .000 .832 1.201

d2013 1.220 .582 .096 2.095 .037 .985 1.015

INDUSTRI_KI

MIA -.782 1.030 -.041 -.760 .448 .698 1.433

ANEKA_INDU

STRI -1.612 1.239 -.066 -1.301 .194 .793 1.261

PROPERTI -2.414 .883 -.159 -2.734 .007 .607 1.646

INFRASTRUK

TUR -2.753 1.460 -.094 -1.886 .060 .835 1.198

PERDAGANG

AN -1.964 .825 -.142 -2.379 .018 .581 1.722

5

(Constant) -12.810 4.585 -2.794 .006

LnSIZE 1.148 .172 .340 6.658 .000 .791 1.265

ROA 7.721 3.730 .102 2.070 .039 .849 1.178

AGE -.090 .040 -.107 -2.254 .025 .907 1.103

Ukuran_Dewan

_Komisaris 1.179 .190 .309 6.213 .000 .836 1.196

d2013 1.222 .582 .096 2.100 .037 .985 1.015

ANEKA_INDU

STRI -1.315 1.175 -.054 -1.119 .264 .881 1.135

PROPERTI -2.138 .804 -.141 -2.658 .008 .732 1.367

INFRASTRUK

TUR -2.468 1.410 -.084 -1.751 .081 .894 1.119

PERDAGANG

AN -1.678 .734 -.121 -2.286 .023 .734 1.363

6

(Constant) -12.978 4.585 -2.831 .005

LnSIZE 1.144 .172 .339 6.632 .000 .791 1.264

ROA 8.052 3.720 .106 2.165 .031 .854 1.171

AGE -.091 .040 -.109 -2.279 .023 .907 1.102

Ukuran_Dewan

_Komisaris 1.189 .190 .311 6.270 .000 .838 1.194

d2013 1.226 .582 .096 2.106 .036 .986 1.015

PROPERTI -1.896 .775 -.125 -2.447 .015 .789 1.268

Page 192: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

Excluded Variablesa

Model Beta In t Sig. Partial

Correlation

Collinearity Statistics

Tolerance VIF Minimum Tolerance

2 KONSUMSI .009b .117 .907 .007 .341 2.936 .232

3

KONSUMSI .009c .113 .910 .006 .341 2.936 .232

Proporsi_Komisaris_

Independen -.023

c -.477 .634 -.027 .891 1.123 .526

4

KONSUMSI .032d .461 .645 .026 .424 2.358 .316

Proporsi_Komisaris_

Independen -.019

d -.399 .690 -.023 .899 1.113 .581

PERTANIAN -.040d -.810 .419 -.046 .848 1.179 .526

5

KONSUMSI .045e .836 .404 .047 .700 1.428 .597

Proporsi_Komisaris_

Independen -.015

e -.306 .760 -.017 .912 1.097 .727

INFRASTRUK

TUR -2.225 1.393 -.076 -1.597 .111 .916 1.092

PERDAGANG

AN -1.444 .704 -.104 -2.051 .041 .798 1.252

7

(Constant) -12.683 4.592 -2.762 .006

LnSIZE 1.127 .173 .334 6.531 .000 .794 1.259

ROA 8.863 3.694 .117 2.399 .017 .871 1.149

AGE -.094 .040 -.112 -2.338 .020 .909 1.101

Ukuran_Dewan

_Komisaris 1.166 .190 .305 6.152 .000 .842 1.187

d2013 1.242 .583 .098 2.129 .034 .986 1.014

PROPERTI -1.635 .759 -.108 -2.154 .032 .825 1.212

PERDAGANG

AN -1.213 .691 -.088 -1.757 .080 .833 1.200

a. Dependent Variable: SKOR_ISR

Page 193: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

PERTANIAN -.030e -.622 .534 -.035 .892 1.121 .691

INDUSTRI_KIMIA -.041e -.760 .448 -.043 .698 1.433 .581

6

KONSUMSI .059f 1.132 .259 .064 .768 1.302 .694

Proporsi_Komisaris_

Independen -.012

f -.258 .796 -.015 .913 1.095 .757

PERTANIAN -.022f -.461 .645 -.026 .909 1.100 .755

INDUSTRI_KIMIA -.019f -.367 .714 -.021 .775 1.290 .682

ANEKA_INDUSTRI -.054f -1.119 .264 -.063 .881 1.135 .732

7

KONSUMSI .072g 1.415 .158 .080 .797 1.254 .743

Proporsi_Komisaris_

Independen -.023

g -.484 .629 -.027 .933 1.072 .758

PERTANIAN -.014g -.304 .761 -.017 .918 1.090 .790

INDUSTRI_KIMIA -.002g -.038 .970 -.002 .808 1.237 .732

ANEKA_INDUSTRI -.041g -.858 .392 -.048 .902 1.108 .777

INFRASTRUKTUR -.076g -1.597 .111 -.090 .916 1.092 .789

a. Dependent Variable: SKOR_ISR

b. Predictors in the Model: (Constant), PERDAGANGAN, d2013, Proporsi_Komisaris_Independen,

Ukuran_Dewan_Komisaris, AGE, INFRASTRUKTUR, PERTANIAN, ANEKA_INDUSTRI, ROA, LnSIZE,

INDUSTRI_KIMIA, PROPERTI

c. Predictors in the Model: (Constant), PERDAGANGAN, d2013, Ukuran_Dewan_Komisaris, AGE, INFRASTRUKTUR,

PERTANIAN, ANEKA_INDUSTRI, ROA, LnSIZE, INDUSTRI_KIMIA, PROPERTI

d. Predictors in the Model: (Constant), PERDAGANGAN, d2013, Ukuran_Dewan_Komisaris, AGE, INFRASTRUKTUR,

ANEKA_INDUSTRI, ROA, LnSIZE, INDUSTRI_KIMIA, PROPERTI

e. Predictors in the Model: (Constant), PERDAGANGAN, d2013, Ukuran_Dewan_Komisaris, AGE, INFRASTRUKTUR,

ANEKA_INDUSTRI, ROA, LnSIZE, PROPERTI

f. Predictors in the Model: (Constant), PERDAGANGAN, d2013, Ukuran_Dewan_Komisaris, AGE, INFRASTRUKTUR,

ROA, LnSIZE, PROPERTI

g. Predictors in the Model: (Constant), PERDAGANGAN, d2013, Ukuran_Dewan_Komisaris, AGE, ROA, LnSIZE,

PROPERTI

Page 194: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

B. Uji Heteroskedastisitas

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables

Removed

Method

1

Perkalian, UDK2i,

Proporsi_Komisari

s_Independen,

AGE, LnSize,

ROA2i, ROA,

PKI2i, Age2i,

Ukuran_Dewan_K

omisaris,

LnSize2ib

. Enter

a. Dependent Variable: U2i

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .318a .101 .070 35.44814

a. Predictors: (Constant), Perkalian, UDK2i,

Proporsi_Komisaris_Independen, AGE, LnSize, ROA2i, ROA, PKI2i,

Age2i, Ukuran_Dewan_Komisaris, LnSize2i

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 44175.309 11 4015.937 3.196 .000b

Residual 392050.026 312 1256.571

Total 436225.335 323

a. Dependent Variable: U2i

b. Predictors: (Constant), Perkalian, UDK2i, Proporsi_Komisaris_Independen, AGE, LnSize,

ROA2i, ROA, PKI2i, Age2i, Ukuran_Dewan_Komisaris, LnSize2i

Page 195: DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA JURUSAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/835/1/Tio.Rizki...SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar

C. Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .541a .292 .281 .25301 1.919

a. Predictors: (Constant), LnPKIt@, LnUKURt@, LnAGEt@, LnROAt@, LnUDKt@

b. Dependent Variable: LnISRt@