pengaruh variasi konsentrasi gula jawa terhadap …“sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari...

133
i PENGARUH VARIASI KONSENTRASI GULA JAWA TERHADAP KETEBALAN, WARNA, AROMA, TEKSTUR DAN RASA NATA DE TOMATO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Disusun oleh : Siwi Saptarina NIM : 131434026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 11-Feb-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENGARUH VARIASI KONSENTRASI GULA JAWA TERHADAP

    KETEBALAN, WARNA, AROMA, TEKSTUR DAN RASA

    NATA DE TOMATO

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Biologi

    Disusun oleh :

    Siwi Saptarina

    NIM : 131434026

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2017

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    Persembahan

    Al-Insyirah 5-6

    “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

    Matius 6 : 34

    “Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari besok, karena hari besok

    mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk

    sehari”

    Matius 25 : 29

    “Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga

    ia berkelimpahan...”

    Kupersembahkan karya ini untuk:

    Tuhan Yang Maha Esa

    Kedua orang tua saya: Bapak Sadar dan Ibu E. Widyastuti

    Dosen Pembimbing

    Adik saya: Siwi Yuanita Palupi

    Heronimus Wicaksono

    Sahabat dan Teman-teman yang selalu mendukung

    Almamaterku Universitas Sanata Dharma

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

    berkat dan karuni-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

    berjudul “Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Gula Jawa tehadap Ketebalan, warna,

    Aroma, Tekstur dan Rasa Nata de Tomato”. Skripsi ini disusun guna memenuhi

    salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan Program Sarjana

    Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

    besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu, sehingga penulisan skripsi ini

    dapat diselesaikan sebagaimana mestinya, khususnya kepada :

    1. Orang tua saya Bapak Sadar dan Ibu E. Widyastuti atas segala

    pengorbanan, doa serta dukungan yang telah diberikan.

    2. Adik saya Siwi Yuanita Palupi yang telah memberikan semangat dan doa

    3. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

    4. Ibu Puspita Ratna Susilawati, M.Sc. selaku dosen Pembimbing

    5. Ibu Retno Herrani Setyati, M.Biotech yang senantiasa memberikan

    masukkan dan saran dalam penelitian ini

    6. Bapak Agus dan Marsono selaku laboran yang turut membantu sehingga

    penelitian ini dapat terlaksana

    7. Bapak Ibu Dosen serta seluruh staf pada Program Pendidikan Biologi

    Sanata Dharma Yogyakarta

    8. Hendri, Ananta, Christi, Dila, Anggit, Emi,Desi, Silvi, dan Tia yang telah

    membantu dan menemani selama penelitian serta memberikan dukungan

    doa

    9. Heronimus Wicaksono selaku pacar yang selalu memberikan dukungan

    dan doa selama penulisan skripsi ini

    10. Teman-teman mahasiswa pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma

    angkatan 2013 atas kerja sama dan bantuannya, serta semua pihak yang

    tidak dapat disebutkan satu persatu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu

    kritik dan saran dari pembaca di terima terbuka demi perbaikan skripsi ini

    sehingga menjadi lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

    dan semua pihak.

    Yogyakarta, 20 Oktober 2017

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    PENGARUH VARIASI KONSENTRASI GULA JAWA TERHADAP

    KETEBALAN, WARNA, AROMA, TEKSTUR, DAN RASA

    NATA DE TOMATO

    Siwi Saptarina

    131434026

    Abstrak

    Tomat merupakan buah yang memiliki masa penyimpanan yang singkat

    sehingga menyebabkan banyak buah tomat yang cepat busuk dan terbuang. Untuk

    memaksimalkan pemanfaatan buah tomat, diperlukan alternatif pengolahan buah

    tomat, yaitu menjadi nata. Tomat memiliki kandungan gula sebanyak 2,6 g per

    100 g buah tomat yang dapat digunakan sebagai sumber carbon nata. Pada

    penelitian ini tomat yang digunakan adalah tomat varietas Ratna. Sumber karbon

    yang digunakan adalah gula jawa yang mengandung 77% sukrosa dan

    menggunakan kecambah kacang hijau sebagai sumber nitrogen. Penelitian ini

    bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi gula jawa terhadap

    ketebalan, warna, aroma, tekstur, dan rasa dari nata de tomato dan untuk

    mengetahui konsentrasi gula jawa yang menunjukkan hasil yang paling optimum

    pada karakteristiknata de tomato.

    Pada penelitian ini perlakuan dibagi menjadi: K (Kontrol), P1 (Konsentrasi

    10%), P2 (Konsentrasi 15%), dan P3 (Konsentasi 20%). Data yang diambil

    berupa data kuantitatif dan kualititatif. Data kuantitatif berupa ketebalan dan

    rendemen natauntuk mengetahui peresentase biomassa natasedangkan data

    kualitatif berupa hasil uji organoleptik warna, aroma, tekstur, dan rasa nata yang

    dilakukan oleh 20 panelis. Metode analis data yang digunakan pada data

    kuantitatif adalah Anova one way sedangkan data kualitatif dideskripsikan

    berdasarkan rerata skor tanggapan panelis saat uji organoleptik.

    Berdasarkan hasil penghitungan statistik perbedaan konsentrasi gula jawa

    yang diberikan pada substrat nata memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

    ketebalan nata dan tidak signifikan terhadap rendemen nata, konsentrasi gula

    jawa yang menghasilkan nata yang paling tebal dan rendemen yang paling tinggi

    adalah konsentrasi 15%. Warna, aroma dan rasa nata yang memperoleh rerata

    paling tinggi adalah perlakuan K (kontrol) dan P1 (Konsentrasi 10%), sedangkan

    tekstur nata yang memperoleh rerata yang paling tinggi adalah P2 (Konsentrasi

    15%).

    Kata kunci: nata de tomato, gula jawa, tomat, ketebalan, warna, aroma, tekstur,

    rasa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    THE EFFECT OF VARIATION OF JAVA SUGAR CONCENTRATION

    TOWARD THICKNESS, COLOR, AROMA, TEXTURE, AND TASTE

    NATA DE TOMATO

    Siwi Saptarina

    131434026

    Abstract

    Tomatoes are fruit that has a short storage period that causes a lot of

    tomatoes are quickly rotten and wasted. To maximize the utilization of tomatoes,

    tomato fruit processing alternative is needed, that is to be nata. Tomatoes have a

    sugar content of 2.6 g per 100 g of tomatoes that can be used as a source of

    carbon nata. In this study tomatoes used are tomato varieties Ratna. The carbon

    source used is Java sugar containing 77% sucrose and using green bean sprouts

    as a source of nitrogen. This study aims to determine the effect of different

    concentrations of Javanese sugar on the thickness, color, aroma, texture, and

    taste of nata de tomato and to determine the concentration of Java sugar which

    shows the most optimum results on the characteristics of nata de tomato.

    In this study the treatment was divided into: K (Control), P1

    (Concentration 10%), P2 (Concentration 15%), and P3 (Concentration 20%). The

    data are taken in the form of quantitative and qualitative data. Quantitative data

    of thickness and yield of nata to know percentage of nata biomass while

    qualitative data in the form of organoleptic test result of color, aroma, texture,

    and taste of nata done by 20 panelists. The quantitative data was analys using one

    way Anova while the qualitative data was described based on the average score of

    panelist response during organoleptic test.

    Based on the result of statistical calculation, the difference of Javanese

    sugar concentration given on nata substrate gave significant effect on nata

    thickness and insignificant to nata yield, Javanese sugar concentration yielding

    the thickest nata and highest yield was 15% concentration. The highest mean

    averages of color, aroma and taste of nata were K (control) and P1 (10%

    concentration), whereas the highest mean texture was P2 (15% concentration).

    Keywords: nata de tomato, java sugar, tomato, thickness, color, aroma, texture,

    flavor.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................................... iv

    PERYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................................ v

    LEMBAR PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................... vi

    KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vii

    ABSTRAK ...................................................................................................................... viii

    ABSTRACT ......................................................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ...................................................................................................................... x

    DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xii

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xiv

    BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4

    C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 4

    D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 4

    BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 6

    A. Teori yang terkait .................................................................................................... 6

    1. Tomat ................................................................................................................ 6

    2. Nata ................................................................................................................... 8

    2.1.Mikroorganisme pembentuk nata ............................................................... 9

    2.1.1. Klasifikasi Acetobacter xylinum ..................................................... 9

    2.1.2. Sifat morfologi ................................................................................ 9

    2.1.3. Sifat fisiologi ................................................................................. 10

    2.1.4. Pertumbuhan sel ............................................................................ 11

    2.2. Proses pembuatan nata ........................................................................... 14

    2.2.1. Tahap preparasi ............................................................................. 14

    2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan A. xylinum .................. 18

    2.4.Syarat mutu nata ....................................................................................... 20

    2.5.Kandungan gizi pada nata ........................................................................ 22

    3. Gula Jawa ........................................................................................................ 22

    4. Kecambah Kacang Hijau ................................................................................ 25

    B. Hasil penelitian yang relevan ................................................................................ 27

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    C. Kerangka berpikir ................................................................................................. 28

    D. Hipotesa ................................................................................................................ 29

    BAB III : METODE PENELITIAN ................................................................................. 29

    A. Jenis Penelitian ...................................................................................................... 29

    B. Batasan Penelitian ................................................................................................. 30

    C. Alat dan Bahan Penelitian ..................................................................................... 32

    D. Cara Kerja Penelitian ............................................................................................ 32

    1. Pembuatan sari kecambah kacang hijau.......................................................... 32

    2. Pembuatan nata ............................................................................................... 34

    3. Pemanenan nata .............................................................................................. 38

    4. Cara pengambilan data .................................................................................... 38

    E. Metode Analisis Data ............................................................................................ 40

    F. Rancangan pemanfaatan hasil penelitian dalam pembelajaran ............................. 41

    BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 40

    A. Data kuantitatif

    1. Ketebalan nata ................................................................................................ 40

    2. Rendemen nata ............................................................................................... 44

    B. Data kualitatif

    1. Warna .............................................................................................................. 49

    2. Aroma ............................................................................................................. 51

    3. Tekstur ............................................................................................................ 53

    4. Rasa ................................................................................................................. 55

    C. Hambatan, Kendala dan Keterbatasan Penelitian ................................................. 57

    BAB V : Rancangan penerapan hasil penelitian dalam pembelajaran.............................. 59

    BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 61

    A. Kesimpulan ........................................................................................................... 61

    B. Saran ..................................................................................................................... 61

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 62

    LAMPIRAN ...................................................................................................................... 66

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 : Syarat Mutu Nata ............................................................................................ 21

    Tabel 2.2 : Komposisi kimia pada gula jawa .................................................................... 24

    Tabel 2.3 : Kandungan pada Kacang Hijau dan Kecambah Kacang Hijau ...................... 26

    Tabel 3.1 : Konsentrasi Gula Jawa .................................................................................... 31

    Tabel 3.2 : Penambahan bahan dalam setiap perlakuan .................................................... 36

    Tabel 4.1 : Rerata Ketebalan Nata de Tomato .................................................................. 47

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 : Buah Tomat ................................................................................................... 6

    Gambar 2.2 : Gula Jawa .................................................................................................... 22

    Gambar 2.3 : Bagan Kerangka Berpikir ............................................................................ 29

    Gambar 3.1 :Kecambah kacang hijau ............................................................................... 33

    Gambar 3.2 : Proses penyaringan sari kecambah kacang hijau tahap pertama ................. 35

    Gambar 3.3 : Proses penyaringan sari kecambah kacang hijau tahap kedua .................... 35

    Gambar 3.4 : Proses pemblenderan buah tomat ................................................................ 37

    Gambar 3.5 : Proses pemblenderan buah tomat ................................................................ 37

    Gambar 3.6 : Proses penimbangan gula jawa ................................................................... 37

    Gambar 3.7 : Proses penambahan sumber nitrogen pada substrat .................................... 37

    Gambar 3.8 : Proses pengadukan media nata ................................................................... 37

    Gambar 3.9 : Proses pemindahan media nata ke loyang .................................................. 37

    Gambar 3.10 : Proses penginkubasian ............................................................................. 38

    Gambar 3.11 : Proses perendaman ................................................................................... 38

    Gambar 3.12 : Proses penimbangan nata .......................................................................... 40

    Gambar 3.13 : Proses Uji Organoleptik ............................................................................ 40

    Gambar 4.1 : Rerata ketebalan nata de tomato ................................................................. 42

    Gambar 4.2 : Rerata rendemen nata de tomato ................................................................ 47

    Gambar 4.3 : Rerata tanggapan panelis terhadap warna nata de tomato .......................... 50

    Gambar 4.4 : Rerata tanggapan panelis terhadap aroma nata de tomato .......................... 51

    Gambar 4.5 : Rerata tanggapan panelis terhadap tekstur nata de tomato ......................... 53

    Gambar 4.6 : Rerata tanggapan panelis terhadap rasa nata de tomato ............................. 55

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1: Kuisioner Uji Organoleptik .......................................................................... 69

    Lampiran 2: Data mentah data kuantitatif ......................................................................... 71

    Lampiran 3: Data mentah data kualitatif ........................................................................... 70

    Lampiran 4: Hasil Uji Anova One Way

    A. Hasil statistik ketebalan nata de tomato................................................................ 73

    B. Hasil statistik rendemen nata de tomato ............................................................... 72

    Lampiran 5: Silabus .......................................................................................................... 75

    Lampiran 6: Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran ......................................................... 79

    Lampiran 7: Lembar Kerja Siswa I ................................................................................... 90

    Lampiran 8 : Panduan Penilaian LKS I............................................................................. 92

    Lampiran 9: Lembar Kerja Siswa II.................................................................................. 95

    Lampiran 10: Panduan Penilaian LKS II .......................................................................... 96

    Lampiran 11: Lembar Panduan Praktikum ....................................................................... 98

    Lampiran 12: Panduan Penialain Laporan Praktikum .................................................... 102

    Lampiran 13: Kisi-kisi Ulangan Harian .......................................................................... 105

    Lampiran 14: Soal Ulangan Harian................................................................................. 106

    Lampiran 15: Kunci Jawaban Soal UH ........................................................................... 110

    Lampiran 16: Rubrik penilaian soal UH ......................................................................... 112

    Lampiran 17: Panduan penilaian akhir aspek kognitif .................................................... 116

    Lampiran 18: Instrumen penilaian aspek afektif

    A. Instrumen penilaian afektif ................................................................................. 117

    B. Instrumen penilaian psikomotorik ...................................................................... 120

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Tomat merupakan buah yang memiliki kandungan gizi yang tinggi.

    Jumlah tomat yang melimpah di pasaran membuat stok tomat menumpuk.

    Padahal tomat memiliki masa penyimpanan yang pendek sehingga apabila

    tomat disimpan dalam waktu yang lama maka tomat akan busuk dan terbuang.

    Buah tomat yang masih hijau matang akan bertahan 4 hingga 5 minggu pada

    suhu 48˚F - 50˚F sedangkan buah tomat matang yang berwarna merah akan

    bertahan selama 1 minggu pada suhu 54˚F (Cahyono, 2008). Pada suhu kamar

    tomat dapat bertahan selama seminggu (Sutriningsih, 2005). Tomat

    merupakan tanaman semusim yang berumur 4 bulan dan dapat ditanam

    sepanjang tahun (Pracaya, 1998).

    Menurut Badan Statistik Produksi Holtikultura (2014) hasil panen buah

    tomat pada tahun 2014 mencapai 915.987 ton. Masyarakat Indonesia banyak

    mengkonsumsi tomat dengan cara diolah menjadi bahan pelengkap masakan

    atau bisa dikonsumsi secara langsung atau dalam keadaan segar. Buah tomat

    mengandung senyawa solanin (0,007%), saponin, asam folat, asam malat,

    asam sitrat,bioflavonoid (likopen dan karoten), protein, lemak, vitamin,

    mineral, dan histamin (Adam dkk., 2005). Buah tomat memiliki kandungan

    2,6 g gula per 100 g buah tomat. Pengolahan buah tomat menjadi produk nata

    dapat dijadikan sebagai alternatif agar buah tomat yang melimpah tidak

    sampai busuk dan terbuang begitu saja serta dapat dikonsumsi oleh semua

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    masyarakat walaupun tidak menyukai buah tomat, karena setelah diolah

    menjadi nata maka bau khas tomat tidak akan tercium kembali.

    Nata merupakan produk makanan yang diolah melalui fermentasi

    dengan bantuan bakteri Acetobacter xylinum.Nata dikenal sebagai produk

    kaya serat dan sangat baik untuk kesehatan. Serat pada nata dibutuhkan dalam

    proses fisiologis dan dapat membantu proses pencernaan penderita diabetes

    karena serat nata rendah kalori, serta dapat memperlancar penyerapan nutrisi

    dari makanan yang masuk dalam tubuh. Nata dapat dibuat dari berbagai

    substrat yang mengandung gula. Substrat yang selama ini dipakai dari industri

    makanan adalah air kelapa, dikarenakan air kelapa mengandung kalori,

    protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, dan zat besi yang baik untuk

    kesehatan (Rossi, 2008).

    Proses fermentasi nata dipengaruhi oleh aktivitas dari bakteri A.

    xylinumpada starternata, konsentrasi gula, lama fermentasi, sumbernitrogen,

    dan kandungan nutrisi dalam media nata. Dalam proses pembuatan nata,

    bakteri A. xylinummembutuhkan nutrisi seperti C, H, dan N. Sumber C dapat

    diperoleh dari glukosa, fruktosa dan sukrosa sedangkan sumber nitrogen

    dalam proses pembuatan nata dapat diperoleh dari ZA atau urea, serta dari

    kacang hijau dan tauge. Kacang – kacangan merupakan sumber protein yang

    baik dengan kandungan berkisar antara 20 – 30%. Kacang – kacangan juga

    mengandung senyawa lain seperti mineral, vitamin B1, B2, B3, karbohidrat,

    dan serat. Kacang hijau dikenal sebagai sumber protein nabati dengan kadar

    yang tinggi dan kandungan gizi yang lengkap jika dibandingkan dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    kedelai dan kacang tanah oleh karena itu kacang hijau dapat dijadikan sumber

    nitrogen yang baik untuk nata (Rukmana, 1997).

    Pada proses pembuatan nata diperlukan gula yang digunakan sebagai

    sumber karbon untuk nutrisi bagi bakteri A. xylinum. Gula yang biasanya

    dipakai adalah gula pasir. Berdasarkan data dari BPTP Banten (2015) gula

    pasir memiliki kandungan sukrosa sebesar 99,9% sehingga banyak dipilih

    sebagai sumber karbon untuk nata. Sumber karbon juga dapat diperoleh dari

    gula kelapa atau masyarakat lebih sering menyebut dengan gula jawa, gula

    jawa banyak dimanfaatkan sebagai pemanis makanan dan juga digunakan

    sebagai bumbu tamabahan untuk memasak. Gula jawa mengandung sukrosa

    sebanyak 77%. Namun gula jawa memiliki angka indeks glikemik yang rendah

    yaitu sebesar 35 jika dibandingkan dengan indeks glikemik gula pasir yaitu

    sebesar 64. IndeksGlikemik merupakan skala kecepatan makanan diubah

    menjadi gula darah.

    Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Anggawijaya dkk. (2015)

    dengan judul “Pengaruh Jenis Penutup, Sumber Gula Dan Penambahan

    MgSO4Pada Pembuatan Nata de Coco dengan Proses Fermentasi Oleh

    Acetobacter xylinum” sumber gula yang digunakan dimodifikasi dan

    menggunakan bahan dasar air kelapa. Berdasarkan penelitian yang telah

    dilakukan oleh Anggawijaya dkk. diperoleh hasil nata dengan gula jawa

    ketebalannya lebih rendah dibandingkan dengan yang menggunakan gula

    pasir. Pada penelitian nata dibuat dengan menggunakan bahan dasar buah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    tomat dan memodifikasi konsentrasi sumber karbon, dalam penelitian ini

    menggunakan gula kelapa atau gula jawa.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

    1. Bagaimana variasi konsentrasi gula merah terhadap ketebalan, tekstur,

    rasa, aroma, dan warna nata de tomato ?

    2. Berapakah konsentrasi gula merah yang menunjukkan hasil paling

    optimum terhadap karakteristik nata de tomato ?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah :

    1. Mengetahui pengaruh dari variasi konsentrasi gula merah pada ketebalan,

    tekstur, rasa, aroma, dan warna nata de tomato.

    2. Mengetahui konsentrasi gula merah yang menunjukkan hasil paling

    optimum terhadap karakteristiknata de tomato.

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

    1. Bagi Peneliti

    Dengan adanya penelitian ini penulis dapat mengembangkan pengolahan

    alternatif untuk buah tomat yaitu sebagai substrat untuk pembuatan nata

    de tomato.

    2. Bagi Dunia Pendidikan

    Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi

    peserta didik pada materi bioteknologi kelas XII.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    3. Bagi Masyarakat

    Sebagai sarana edukasi bagi masyarakat bahwa buah tomat dapat diolah

    menjadi nata de tomato.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Teori yang Terkait

    1. Tomat

    Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan sayuran yang

    berbentuk buah. Tomat banyak dihasilkan di daerah tropis dan subtropis

    (Tugiono, 2005).

    Gambar 2.1 Buah Tomat (dokumentasi pribadi)

    Menurut Tugiono (2005) tomat diklasifikasikan sebagai berikut :

    Kingdom : Plantae

    Divisio : Spermatophyta

    Subdivisio : Angiospermae

    Classis : Dicotyledoneae

    Ordo : Tubiflorae

    Familia : Solanaceae

    Genus : Lycopersicum

    Species : Lycopersicum esculentum Mill.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    Buah tomat memiliki banyak bentuk variasi berdasarkan pada jenis

    tomatnya. Bentuk tomat bermacam – macam seperti, bulat, lonjong, bulat

    telur atau oval dan bulat persegi. Buah tomat yang masih muda memiliki

    rasa yang getir dan memiliki aroma yang tidak sedap karena mengandung

    zat lycopersicin yang berupa lendir, dan akanhilang ketika buah memasuki

    fase pematangan (Trisnawaty dan Setiawan, 2005).

    Tomat merupakan sumber vitamin C dan A serta antioksidan seperti

    vitamin E dan likopen. Tomat mengandung serat makanan alami yang baik

    untuk pencernaan dan juga mengandung protein yang kaya akan gizi. Pada

    180 g buah tomat matang terkandung 34,38 mg vitamin C yang dapat

    memenuhi 57,3 % kebutuhan vitamin C dalam sehari, 1,98 g serat, dan

    protein sebesar 1,53 g. Kadar likopen yang terkandung dalam tomat segar

    sebesar 3,1 sampai dengan 7,7 mg per 100 gram. Tomat mengandung

    banyak zat – zat penting seperti protein, lemak, gula (glukosa dan fruktosa),

    mineral (Ca, Mg, P, K, Na, Fe, dan Sulfur) dan histamin (Rugayah, 2004).

    Kandungan likopen dalam tomat dapat diekstrak untuk menjadi bahan

    produk kesehatan dan kecantikan, hal tersebut dikarenakan likopen setara

    100 kali dengan vitamin E dalam menanggulangi radikal bebas (Mascio et

    al., 1989). Tanaman tomat merupakan tanaman semusim atau berumur

    pendek yang artinya tanaman hanya dapat satu kali produksi dan setelah itu

    mati (Winarno dan Aman, 1986). Pada penelitian ini menngunakan tomat

    varietas Ratna yang termasuk ke dalam tanaman dataran rendah yang

    memiliki ketinggian 50 – 80 m dan memiliki masa panen yang cepat.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    2. Nata

    Istilah nata berasal dari bahasa Spanyol yang berarti terapung –

    apung (Susanti, 2005). Nata merupakan produk fermentasi yang berbentuk

    lembaran gel yang berada pada permukaan substrat. Lembaran yang

    terbentuk dari proses fermentasi tersebut mengandung 35 – 62% selulosa

    (Arviyanti dan Yulimartani, 2009). Proses pembuatan nata membutuhkan

    starter, starter merupakan bibit nata yang berisi bakteri A. xylinumyang

    apabila ditumbuhkan pada substrat yang mengandung gula akan

    menghasilakan lembaran putih yang disebut dengan nata (Sumiyati, 2009).

    Komponen utama yang terkandung dalam nata adalah selulosa yang

    mampu mengikat air sebanyak 95%, sehingga nata memiliki sifat empuk

    (Enie, 1998). Nata tergolong dalam makanan yang berkalori rendah dan

    memiliki kandungan serat yang tinggi, sehingga baik dikonsumsi terutama

    oleh orang – orang yang sedang berdiet. Kadar serat yang baik dalam nata

    adalah 1% (Sutarminingsih, 2004). Serat yang terkandung dalam nata yaitu

    sebesar 25 g per 100 g bahan, sehingga bermanfaat untuk memperlancar

    pencernaan tubuh dan mengurangi resiko terkena penyakit jantung, stoke, dan

    kolesterol (Warsino, 2009).

    Menurut LIPI kandungan gizi nata per 100 g yaitu 80% air, 20 g

    karbohidrat, 146 kal kalori, 20 g lemak, 12 mg kalsium, 2 mg fosfor, dan 0,5

    mg ferrum (besi), sedangkan jika nata dikonsumsi dengan sirup maka

    mengandung 67,7% air, 12 mg kalsium, 0,2% lemak, 2 mg fosfor (jumlah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    yang sama untuk vitamin B1 dan protein), 5 mg zat besi dan 0,01 mikrogram

    riboflavin (Wardah dkk., 2014).

    2.1. Mikroorganisme Pembentuk Nata (Acetobacter xylinum)

    2.1.1. Klasifikasi Acetobacter xylinum berdasarkan Salim (2012) adalah

    sebagai berikut:

    Kingdom : Bacteria

    Filum : Proteobacteria

    Classis : Alphaproteobacteria

    Ordo : Rhodospirillales

    Familia : Acetobacteraceae

    Genus : Acetobacter

    Species : Acetobacter xylinum

    Pada media cair A. xylinum dapat membentuk lapisan yang

    disebut dengan nata. Nata merupakan lapisan seluosa yang terbentuk

    akibat adanya aktivitas bakteri A. xylinum (Hidayat, 2006).

    2.1.2. Sifat Morfologi

    Bakteri A. xylinum mempunyai ciri obligat aerobik,

    mikroaerofilik, dan mempunyai bentuk yang pendek atau kokus,

    panjangnya kurang lebih 2 mikron, membentuk kapsul, tidak

    membentuk spora, permukaan dindingnya berlendir, bersifat non

    motil, termal death point pada suhu 65˚ - 70˚C. A.

    xylinummembentuk rantai pendek dengan satuan 6 – 8 sel (Salim,

    2012). Pada kultur yang masih muda individu sel berada sendiri –

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    sendiri dan transparan, sedangkan koloni yang sudah tua akan

    membentuk lapisan yang menyerupai gelatin kokoh yang menutupi

    sel dan koloninya. Pertumbuhan koloni pada media cair setelah 48

    jam akan membentuk lapisan pelikel (Sutarminingsih, 2004).

    2.1.3. Sifat Fisiologi

    A. xylinum merupakan bakteri gram negatif yang dapat

    mensintesis selulosa sebagai bagian dari metabolisme glukosa.

    Selulosa adalah polimer alami yang merupakan bagian penting

    penyusun dinding sel pada tanaman. A. xylinum mensintesis selulosa

    dari glukosa melalui sejumlah reaksi katalis enzimatik (Teissie,

    2000).

    A. xylinum membentuk asam asetat dari glukosa, etil alkohol,

    dan propil alkohol, kemudian asam asetat dioksidasi menjadi CO2

    dan H2O.A. xylinummempolimerisasi glukosa menjadi selulosa.

    Faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi sifat fisiologi

    pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, pH, terperatur, dan

    oksigen (Pambayun, 2002). Selama proses fermentasi, terjadinya

    proses penurunan pH dari 4 menjadi 3 menyebabkan metabolisme sel

    menjadi lebih baik, sehingga dihasilkan produk yang lebih banyak.

    Penurunan pH disebabkan oleh terurainya gula menjadi etanol yang

    kemudian diubah menjadi asam asetat oleh A. xylinum(Rahman,

    1992).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    2.1.4. Pertumbuhan Sel

    Menurut Pambayun (2002) fase pertumbuhan bakteri A.

    xylinumadalah sebagai berikut:

    a. Fase Adaptasi

    Pada fase ini bakteri A. xylinumakan beradaptasi dengan substrat

    nata dan lingkungannya yang baru. Fase ini merupakan fase

    pembesaran sel. Lamanya fase ini terjadi dipengaruhi oleh

    ketersediaan nutrisi pada media, lingkungan dan jumlah inokulum.

    Fase adaptasi terjadi antara 0 – 24 jam sejak diinokulasi.

    b. Fase Pertumbuhan Awal

    Pada fase ini sel bakteri mulai membelah dengan kecepatan yang

    rendah dan menandai dimulainya fase pertumbuhan eksponensial.

    Fase pertumbuhan awal terjadi selama beberapa jam.

    c. Fase Pertumbuhan Ekponensial

    Pada fase ini ditandai dengan adanya pertumbuhan yang cepat.

    Fase ini berlangsung selama 1 – 5 hari tergantung pada kondisi

    lingkungan. Saat fase ini berlangsung A. xylinummengeluarkan

    enzim ekstraseluler polimerasse dalam jumlah banyak untuk

    menyusun polimer gukosa menjadi selulosa. Fase ini menentukan

    tingkat kecepatan pembentukan nata.

    d. Fase Pertumbuhan Lambat

    Pada fase ini umur sel telah tua dan nutrisi yang terdapat pada

    media telah berkurang juga terdapat proses metabolik yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    bersifat toksik sehingga dapat menghambat proses pertumbuhan

    bakteri. Pada fase ini jumlah sel yang tumbuh lebih banyak

    daripada sel yang mati.

    e. Fase Pertumbuhan Tetap

    Pada fase ini jumlah sel yang tumbuh telah sama dengan jumlah

    sel yang mati. Hal tersebut dikarenakan oleh kurangnya nutrisi

    yang terdapat pada media dan juga karena umur sel yang telah tua,

    semakin tua umur sel dan pengaruh metabolik toksik lebih besar.

    Pada fase ini sel memiliki ketahanan pada lingkungan yang

    ekstrim apabila dibandingkan dengan ketahanannya pada fase

    yang lain. Matrik nata yang diproduksi pada fase ini lebih banyak.

    f. Fase Menuju Kematian

    Pada fase ini nutrisi pada media mulai sangat berkurang dan sel

    telah kehilangan energi cadangannya sehingga mulai mengalami

    kematian.

    g. Fase Kematian

    Pada fase ini sel bakteri mengalami lisis dan melepaskan

    komponen yang terdapat di dalam sehingga sel mengalami

    kematian. Fase ini terjadi pada hari setelah hari ke 8 – 15.

    2.2. Proses Pembuatan Nata

    2.2.1. Tahap Preparasi

    Menurut Pambayun (2002) tahapan preparasi terdapat beberapa

    kegiatan, yaitu:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    a. Penyaringan

    Tujuan dilakukannya penyaringan adalah untuk memisahkan benda –

    benda asing yang ada dalam substrat. Penyaringan dapat dilakukan

    dengan kain saring maupun penyaring plastik.

    b. Penambahan gula dan sumber nitrogen

    Dalam proses pembuatan nata dibutuhkan gula sebagai sumber

    karbon dan sumber nitrogen tambahan yang dapat diperoleh dari ZA

    dan kacang – kacangan yang mengandung protein yang tinggi.

    Penambahan gula pasir pada media nata minimal 2,5% dan ZA

    sebanyak 0,5 %. Penambahan gula dan sumber nitrogen dengan

    jumlah minimal tersebut bertujuan untuk mencapai rasio karbon dan

    nitrogen (C/N) dalam media sehingga menjadi 20. Apabila rasio

    yang didapatkan menyimpang dari 20 maka tekstur nata yang

    dihasilkan alot dan sulit digigit atau mudah hancur. Sumber karbon

    dapat berupa bahan seperti glukosa, laktosa, dan fruktosa.

    Penambahan gula dan sumber nitrogen dapat dilakukan pada saat

    substrat dipanaskan kemudian diaduk hingga larut dengan substrat.

    Homogenitas larutan ini sangat menentukan kualitas nata yang

    dihasilkan apabila pengadukan yang dilakukan tidak merata maka

    nata yang dihasilkan akan memiliki ketebalan yang tidak merata atau

    bergelombang.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    c. Perebusan

    Tahapan perebusan dilakukan dengan menggunakan panci. Substrat

    dipanaskan hingga mendidih agar mikroba kontaminan yang ada

    pada substrat mati dan dapat melarutkan gula serta sumber nitrogen

    yang telah ditambahkan ke dalam substrat.

    d. Penambahan asam cuka

    Setelah proses perebusan, pada media yang masih dalam kondisi

    panas ditambahkan cuka hingga pH media mencapai 4dan diaduk

    hingga merata. Kondisi optimal bagi pertumbuhan A. xylinum adalah

    pH 4.

    e. Inokulasi dan Fermentasi

    Menurut Pambayun (2002) tahapan kegiatan inokulasi dan

    fermentasi nata yaitu sebagai berikut :

    a) Pemberian starter

    Starter diberikan ke media pada saat media sudah dalam

    keadaan dingin. Apabila starter diberikan pada saat media masih

    dalam keadaan panas atau hangat maka akan mengakibatkan

    bakteri yang ada dalam starter mati dan proses fermentasi tidak

    dapat berlangsung. Dalam menginokulasi strarter nata ke dalam

    media digunakan konsentrasi 10% merupakan konsentrasi yang

    ideal (Rahman, 1992).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    b) Fermentasi

    Media yang telah diberi starter diinokulasikan selama 7 –

    8 hari agar proses fermentasi dapat berlangsung dan dapat

    membentuk lapisan nata. Pada puncak pertumbuhan A. xylinum

    akan mengeluarkan enzim ekstraseluler yang mampu menyusun

    satuan gula (glukosa) menjadi senyawa selulosa hingga

    membentuk matriks menyerupai gel yang disebut dengan nata.

    Lama fermentasi yang digunakan dalam pembuatan nata ini pada

    umumnya 1 – 2 minggu. Pada minggu ke– 2 dari waktu

    fermentasi merupakan waktu maksimal produksi nata

    (Pambayun, 2002).

    f. Pemanenan nata

    Kegiatan pemanenan nata dilakukan saat semua mebia

    cair menjadi padat (nata). Jika kegiatan pemanenan dilakukan

    melebihi batas maksimal fermentasi maka lapisan nata akan

    ditumbuhi oleh jamur, hal tersebut dikarenakan nata merupakan

    lapisan selulosa yang cocok untuk ditumbuhi jamur jika tingkat

    keasamannya tinggi. Pemanenan dilakukan dengan cara

    mengambil lembaran nata, kemudian lembaran tersebut dicuci

    hingga bersih dari lendir (Pambayun, 2002).

    2.3. Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan A. xylinum

    Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan A. xylinum adalah

    sebagai berikut :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    a. Sumber Karbon

    Sumber karbon yang digunakan dalam fermentasi nata

    merupakan senyawa karbohidrat yang tergolong dalam monosakarida

    dan disakarida. Sukrosa berperan sebagai sumber energi dan bahan

    pembentuk nata, serta berfungsi sebagai bahan induser yang

    berperan dalam pembentukan enzim ekstraseluler polimerase yang

    bekerja menyusun benang – benang nata (Pambayun, 2002).

    b. Sumber Nitogen

    Sumber nitrogen dapat diperoleh dari senyawa organik maupun

    senyawa anorganik. Ammonium sulfat atau yang sering dikenal

    dengan ZA merupakan contoh sumber nitrogen yang sering

    digunakan oleh para produsen nata dikarenakan harganya yang

    ekonomis dan dapat menghasilkan nata dengan kualitas yang baik

    (Pambayun, 2002).

    c. Jenis dan Konsentrasi Media

    Syarat utama untuk menjadi media nata adalah harus mengandung

    banyak karbohidrat serta vitamin dan mineral. Hal tersebut

    dikarenakan dalam proses pembuatan nata bakteri A. xylinum

    membutuhkan glukosa untuk melakukan proses fermentasi. Pada

    dasarnya nata tersebut adalah slime (menyerupai kapsul) dari sel

    bakteri yang kaya akan selulosa yang diproduksi dari glukosa oleh A.

    xylinum. Kadar optimum karbohidrat untuk nata adalah 10%

    (Palungkun, 2005).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    d. Jenis dan Konsentrasi Starter

    Starter yang digunakan dalam pembuatan nata adalah Acetobacter

    xylinum dengan konsentrasi yang ideal sebesar 10% (Rahman, 1992).

    Penambahan starter dalam jumlah banyak akan mengakibatkan

    bakteri akan kekurangan nutrisi sedangkan apabila terlalu sedikit

    maka bakteri akan pertumbuhan bakteri akan terhambat karena

    jumlah bakteri yang tidak sebanding dengan jumlah nutrisi yang

    tersedia (Pambayun, 2002)

    e. Temperatur

    Suhu ideal (optimal) untuk pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum

    ialah 28˚C sampai dengan 31˚C. Hal tersebut dikarenakan bakteri

    Acetobacter xylinum merupakan bakteri yang bersifat mesofil atau

    bakteri yang dapat hidup pada tempat dengan suhu ruang. Pada suhu

    di bawah 28˚C pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum akan

    terhambat sedangkan jika pada suhu di atas 31˚C maka bakteri akan

    rusak dan mati (Pambayun, 2002).

    f. Tempat fermentasi

    Tempat yang digunakan unuk melakukan proses fermentasi tidak

    terbuat dari bahan logam, karen logam bersifat korosif sehingga

    dapat mengganggu proses pembutan nata. Selain itu, tempat untuk

    fermentasi diusahakan tidak mudah terkena kontaminasi dan tidak

    terkena sinar matahari secara langsung, serta tidak berhubungan

    langsung dengan tanah. Luas loyang yang digunakan dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    pembuatan nata berpengaruh pada tebal nata yang dihasilkan

    (Rahman, 1992).

    2.4.Syarat Mutu Nata

    Syarat mutu dari suatu produk sangatlah penting untuk menentukan

    kualitas suatu produk. Berdasarkan SNI (Standar Nasional Indonesia)

    syarat mutu nata adalah sebagai berikut :

    Tabel 2.1. Syarat Mutu Nata

    No Jenis Uji Satuan Persyaratan

    1. Keadaan

    1.1 Bau - Normal

    1.2 Rasa - Normal

    1.3 Warna - Normal

    1.4 Tekstur - Normal

    2 Benda asing - Tidak boleh

    ada

    3 Bobot tunas % Min. 50

    4 Jumlah gula (dihitung

    sebagai sukrosa)

    % Min. 15

    5 Serat makanan % Maks. 4,5

    6 Berat tambahan makanan

    6.1 Pemanis buatan

    Sakarin Tidak boleh

    ada

    Siklamat Tidak boleh

    ada

    6.2 Pewarna tambahan Sesuai SNI 01-0222-1995

    6.3 Pengawet (Na Benzoat) Sesuai SNI 01-0222-1995

    7 Cemaran logam

    7.1 Timbal mg/kg Maks. 0,2

    7.2 Tembaga mg/kg Maks. 2

    7.3 Seng mg/kg Maks. 5,0

    7.4 Timah mg/kg Maks.

    40/250,5

    8 Cemaran arsen Maks. 0,1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    No Jenis Uji Satuan Persyaratan

    9 Cemaran mikroba

    9.1 Angka lempeng total Koloni/g Maks. 2,0 x

    102

    9.2 Coliform AMP/g

  • 20

    3. Gula Jawa

    Gambar 2.2 Gula Jawa (dokumentasi pribadi)

    Gula merah atau yang dikenal masyarakat dengan istilah gula jawa

    merupakan gula yang berbentuk padat dengan warna cokelat kemerahan

    hingga cokelat tua.Gula jawa dibuat dari air nira kelapa yang telah diuapkan

    dan kemudian dicetak dengan berbagai macam bentuk. Saat ini, proses

    pembuatan gula jawa banyak dikerjakan dengan cara tradisional dan dengan

    skala kecil (Aryati, 2005; Hidayat, 1998). Gula jawa memiliki rasa yang

    manis yang disebabkan oleh kandungan beberapa jenis gula seperti, sukrosa,

    fruktosa, glukosa, dan maltosa (Santoso, 1993).

    Gula jawa banyak mengandung zat besi, kalsium,dan sedikit karoten

    serta laktoflanin,selain itu kandungan gula pada gula merah juga jauh lebih

    rendah dibandingkan dengan gula pasir atau gula putih, sehingga gula ini

    juga menjadi pilihan baik bagi mereka penderita diabetes serta mereka yang

    ingin menurunkan berat badan sebab lemak tidak jenuh yang terkandung di

    dalamnya. Selain itu, juga tidak ditemukan kolesterol di dalam gula jawa.

    Gula merah memiliki daya simpan yang cenderung singkat bila lingkungan

    sekitar penyimpanannya lembab karena akan membuat gula menjadi lembek

    dan berair sehingga akan menurunkan mutu gula (Santoso, 1993).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Menurut SNI 01-3743-1995 (Standar Nasional Indonesia) gula merah

    atau gula palma merupakan gula yang dihasilkan melalui pengolahan nira

    pohon palma. Secara kimiawi gula sama dengan karbohidrat, namun pada

    umumnya pengertian gula mengacu pada karbohirat yang memiliki rasa

    manis, berukuran kecil dan dapat larut (Aurand et al., 1987).

    Cara pembuatan gula jawa dimulai dari penyadapan nira yang

    digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan gula merah. Nira

    merupakan cairan bening yang ada pada mayang atau disebut juga dengan

    manggar dari tumbuhan jenis palma yang masih tertutup (Balai Penelitian

    Tanaman Palma, 2010).

    Menurut Paudi (2012) The Philippine Food and Nurition Research

    Institute melakukan penelitian mengenai indeks glikemikdari gula merah

    kelapa dan hasilnya menunjukkan bahwa gula merah memiliki indeks

    glikemiksebesar 35. Nilai indeks glikemiktersebut termasuk dalam kategori

    rendah (< 55) sedangkan indeks glikemikgula pasir sebesar 64 hampir

    mendekati indeks glikemiktinggi (> 70). Gula jawa mengandung sejumlah zat

    gizi yang tidak terdapat atau sangat sedikit terdapat pada gula pasir. Gula

    jawa memiliki kandungan asam amino dan vitamin.

    Tabel 2.2 Komposisi Kimia pada Gula Jawa

    Komposisi Kandungan (/100 g)

    Energi 1557 kj ; 377 kkal

    Lemak 0 g

    Protein 0 g

    Karbohidrat 97,33 g

    Serat 0 g

    Sodium 39 mg

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    Komposisi Kandungan (/100 g)

    Kalium 346 mg

    Sumber: Kristaningrum, 2009

    4. Kecambah Kacang hijau

    Kacang hijau merupakan jenis kacang – kacangan yang sering

    dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kacang hijau termasuk dalam

    Leguminoceae yang berkeping dua dan memiliki kandungan yang kaya akan

    zat gizi sebagai cadangan makanan untuk embrio selama proses

    perkecambahan (Van Steenis, 2006). Kacang hijau juga termasuk salah satu

    makanan yang mengandung protein yang tinggi. Kecambah dari kacang hijau

    sering disebut dengan tauge. Vitamin yang dapat ditemukan dalam tauge

    adalah vitamin A, C, E, K, dan B6 serta senyawa lain seperti thiamin,

    riboflavin, niasin, asam pantothen, folat, kolin, dan β – karoten, sedangkan

    moneral yang dapat ditemukan dalam tauge adalah kalsium (Ca), besi (Fe),

    magnesium (Mg), fosfor (P), potasium (K), natrium (Na), seng (Zn), tembaga

    (Cu), mangan (Mn), dan selenium (Se) (Amilah dan Astuti, 2006).

    Kandungan gizi pada tauge lebih baik daripada gizi pada kacang hijau, hal

    tersebut dikarenakan kecambah telah mengalami proses perombakan

    makromolekul menjadi mikromolekul. Selain itu, pada proses

    perkecambahan terjadi pembentukan senyawa tokoferol (vitamin E)

    (Purwono dan Hartono, 2005). Pada proses perkecambahan terjadi proses

    hidrolisis senyawa karbohidrat, protein, dan lemak menjadi senyawa yang

    lebih sederhana sehingga lebih mudah dicerna oleh tubuh (Astawan, 2005).

    Biji kacang hijau yang telah dikecambahkan mengalami peningkatan nilai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    gizi berdasarkan berat kering, protein pada tauge meningkat menjadi 119%

    jika dibandingkan dengan protein pada kacang hijau. Hal tersebut disebabkan

    telah terjadinya proses sintesa protein selama germinasi. Selama proses

    perkecambahan terjadi hidrolisis protein yang menyebabkan meningkatnya

    kadar asam amino dalam kecambah (Astawan, 2009).

    Tabel 2.3 Kandungan pada Kacang Hijau dan Kecambah Kacang Hijau

    (Tauge) per 100 g (Rukmana, 1997)

    Kandungan gizi Jumlah

    Kalori 345,00 kal

    Protein 22,00 g

    Lemak 1,20 g

    Karbohidrat 62,90 g

    Kalsium 125,00 mg

    Fosfor 320,00 mg

    Zat Besi 6,70 mg

    Vitamin A 157,00 SI

    Vitamin B1 0,64 mg

    Vitamin C 6,00 mg

    Air 10

    B. Hasil Penelitian yang Relevan

    Referensi Judul/Tujuan Keterangan

    Margaretha,

    2012

    Pengaruh Kadar

    Gula Terhadap

    Pembuatan Nata de

    Yam

    Kadar gula yang ditambahkan pada

    proses pembuatan nata de yam

    adalah sebagai pengoptimal

    aktivitas A. xylinum dan akan

    mempengaruhi ketebalan nata.

    Alviani,

    2016

    Pengaruh

    Konsentrasi Gula

    Kelapa dan Starter

    A. xylinum terhadap

    Kualitas Fisik dan

    Kimiawi Nata de

    Leri

    Ketebalan nata yang paling tebal

    dihasilkan pada gula kelapa dengan

    konsentrasi 20%.

    Natalia, Pemanfaatan Buah Nata yang paling tebal dihasilkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    2009 Tomat sebagai

    Bahan Baku

    Pembuatan Nata de

    Tomato

    pada konsentrasi 5% dengan pH 3.

    Berdasarkan penelitian ini variabel

    yang berpengaruh dalam

    pembuatan nata de tomato adalah

    konsentrasi gula, tingkat keasaman

    (pH) dan waktu fermentasi.

    Edria dkk.,

    2008

    Pengaruh

    Penambahan Kadar

    Gula dan Kadar

    Nitrogen terhadap

    Ketebalan, Tekstur,

    dan Warna Nata de

    Coco

    Berdasarkan penelitian ini,

    perbedaan kadar gula dan kadar

    nitrogren berpengaruh pada

    ketebalan nata yang dihasilkan.

    Nata de coco yang paling tebal

    dihasilkan pada perlakuan kadar

    gula 7,5% (w/v) dan kadar nitrogen

    0,25% (w/v). Semakin tinggi kadar

    gula, akan nata akan semakin

    kenyal dan renyah.

    Penelitian yang dilakukan oleh Anggawijaya dkk. (2015), gula jawa

    dapat dijadikan sebagai sumber karbon untuk proses pembuatan nata de coco.

    Pada penelitian ini substrat akan dimodifikasi dengan menggunakan buah

    tomat dan sumber karbon menggunakan gula jawa serta kecambah kacang

    hijau digunakan sebagai sumber nitrogen.

    C. Kerangka Berpikir

    Jumlah tomat sekarang ini di pasaran sangat melimpah, disamping

    kemelimpahannya tersebut tomat mempunyai kelemahan yaitu memiliki bau

    langu dan masa penyimpanannya yang sangat singkat. Tomat kaya akan

    nutrisi seperti vitamin, mineral lemak dan protein. Namun, tomat hanya dapat

    bertahan selama seminggu jika disimpan di suhu ruang (Sutriningsih, 2005),

    maka diperlukan alternatif pengolahan buah tomat agar tidak terbuang karena

    busuk. Pengolahan menjadi produk nata dapat dijadikan sebagai alternatif

    sebagai solusi agar buah tomat tidak terbuang karena busuk. Tomat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    mengandung glukosa sebanyak 2,6 g per 100 g tomat. Penelitian ini dilakukan

    untuk menguji apakah penambahan gula jawa dengan perbedaan konsentrasi

    dapat mempengaruhi ketebalan, tekstur, rasa, aroma, dan warna dari nata de

    tomato. Dalam penelitian ini digunakan kecambah kacang hijau sebagai

    sumber nitrogen dan gula jawa sebagai sumber karbon pada nata de tomato.

    Berdasarkan uraian latar belakang dapat disusun kerangka berpikir

    sebagai berikut:

    Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir

    Melimpahnya jumlah

    buah tomat di

    pasaran.

    Alternatif pengolahan buah

    tomat sebagai bahan baku nata

    de tomato

    Pembuatan nata pada

    umumnya menggunakan gula

    pasir sebagai sumber karbon

    Harga gula jawa lebih

    murah dari gula pasir

    dan gula jawa memiliki

    kandungan sukrosa yang

    tinggi yaitu 77%.

    Penggunaan gula jawa dapat

    memberikan pengaruh terhadap

    ketebalan, warna, aroma, tekstur,

    dan rasanata de tomato.

    Masa penyimpanan

    yang singkat

    Bau yang langu

    (tidak sedap)

    Gula jawa dapat

    digunakan sebagai

    sumber karbon

    untuk nata de coco

    (Anggawijaya,

    2015).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    D. Hipotesa

    Hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Penggunaan gula jawa sebagai sumber karbon berpengaruh terhadap hasil

    ketebalan, rendemen, tekstur, rasa, warna, dan aroma dari nata de tomato

    2. Konsentrasi 20% merupakan konsentrasi optimum penggunaan gula jawa

    sebagai sumber karbon terhadap karakteristik nata de tomato

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Rancangan Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang bertujuan

    untuk mengetahui pengaruh perbedaan pemberian konsentrasi gula jawa

    terhadap ketebalan, tekstur, rasa, aroma dan warna nata de tomatodan untuk

    mengetahui konsentrasi gula jawa yang dapat mempengaruhi pembuatan nata

    de tomato secara optimal. Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak

    Lengkap (RAL) satu faktor dengan 3 perlakuan dan 1 kontrol. Replikasi setiap

    perlakuan sebanyak 3 ulangan. Adapun perlakuan konsentrasi gula merah

    yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

    Tabel 3.1 Konsentrasi Gula Jawa

    Perlakuan (Konsentrasi) Gula Jawa

    K 8%

    P1 10%

    P2 15%

    P3 20%

    Penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini

    menggunakan tiga variabel yang meliputi :

    1. Variabel Bebas

    Variabel bebas pada penelitian ini adalah konsentrasi pemberian gula

    jawa yang digunakan pada pembuatan nata.

    2. Variabel Terikat

    Variabel terikat pada penelitian ini adalah ketebalan, rendemen, tekstur,

    rasa, aroma dan warna nata de tomato.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    3. Variabel Kontrol

    Variabel kontrol pada penelitian ini adalah jenis tomat (Solanum

    lycopersicum Mill.), sumber nitrogen dari kecambah kacang hijau yang

    ditambahkan yaitu 240 ml untuk setiap loyang, starter yangditambahkan

    sebanyak 10 % dari berat media, dan suhu inkubasi dalam suhu ruangan.

    B. Batasan Penelitian

    Batasan – batasan masalah dalam penelitian ini meliputi :

    1. Tomat

    Tomat yang digunakan dalam penelitian merupakan tomat varietas Ratna

    yang dibeli dari warung sayur dan sembako “Pak Sri” dengan ciri

    morfologi berbentuk agak lonjong dan berukuran besar serta berwarna

    merah (gambar 2.1).

    2. StarterNata

    Starternata yang digunakan merupakan starternata yang dibeli dari CV.

    Agrindo Suprafood.

    3. Gula Jawa

    Gula jawa yang digunakan dalam penelitian ini adalah gula jawa dengan

    warna coklat keemasan (gambar 2.2).

    4. Kecambah Kacang Hijau

    Kecambah kacang hijau yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    kecambah berusia 4 hari yang memiliki akar yang panjang dan sudah

    dibersihkan dari kulit bijinya (gambar 3.1).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    Gambar 3.1 Kecambah Kacang Hijau (dokumentasi pribadi)

    5. Kondisi Optimal Nata

    a) Uji Kuantitatif

    Uji kuantitatif nata yang sesuai dengan standar mutu SNI 01-4317-

    1996 yaitu uji ketebalan dan rendemen nata de tomato.

    b) Uji Kualitatif

    Uji kualitatif nata yang sesuai dengan standar mutu SNI 01-4317-

    1996 yaitu uji organolaptis yang dilakukan pada 20 panelis yang

    memiliki rentang umur 19 – 21 tahun untuk mencicipi dan menilai

    tekstur, rasa, aroma, dan warna nata de tomato.

    6. Waktu Fermentasi

    Waktu fermantasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 14 hari.

    7. Loyang

    Penelitian ini digunakan cetakan nata yang berukuran 20 x 15 x 5,5 cm.

    C. Alat dan Bahan

    Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Tomat 5 kg,

    kecambah kacang hijau 1500 g, starter nata 1000 ml, air 19 L, gula jawa

    sebanyak 1500 g, dan cuka. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    beker glass 500 ml 5 buah, beker glass 1000 ml 5 buah, beker glass 250 ml 5

    buah, gelas ukur 100 ml 2 buah, jangka sorong 1 buah, timbangan analitik 1

    buah, indikator pH universal, kompor, blender 2 buah, loyang 12 buah, panci

    4 buah, sendok sayur 4 buah, sendok makan 5 buah, kain saring 5 buah,

    saringan 5 buah, baskom 8 buah, dan karet.

    D. Cara Kerja

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2017 di Laboratorium

    Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma. Dalam penelitian ini terdapat

    beberapa tahap langkah kerja, meliputi :

    1. Pembuatan sari kecambah kacang hijau

    Kecambah kacang hijau sebanyak 1500 g dicuci hingga bersih

    kemudian kecambah kacang hijau diblender dengan menambahkan air.

    Perbandingan air yang ditambahkan dengan kacang hijau yaitu 1 : 1.

    Proses memblender kecambah kacang hijau dilakukan selama 3 menit.

    Kecambah kacang hijau yang telah diblender disaring. Penyaringan

    dilakukan sebanyak 2 kali yaitu yang pertama disaring dengan

    menggunakan saringan teh dan yang kedua dengan kain saring agar sari

    kecambah kacang hijau terpisah dari ampasnya. Air hasil penyaringan

    kecambah kacang hijau diletakkan dalam wadah baskom. Proses

    pembuatan sari kecambah kacang hijau dapat dilihat pada gambar berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    Gambar 3.2 Setelah kecambah

    diblender, kemudian disaring

    menggunakan penyaring plastik

    agar terpisah dari ampasnya

    Gambar 3.3 Sari kecambah

    disaring kembali menggunakan

    kain saring

    2. Pembuatan nata

    Proses pembuatan nata dalam penelitian ini mengacu pada

    penelitian yang telah dilakukan oleh Melina (2016) dan Anggawijaya

    dkk. (2015). Tomat dibersihkan dari kotoran dengan cara dicuci bersih

    menggunakan air, lalu dipotong – potong dengan ukuran 2 cm x 2 cm

    agar mudah dihancurkan saat diblender. Tomat diblender dengan

    menambahkan air. Penambahan air saat pemblenderan sebanyak 1 : 1.

    Proses memblender tomat dilakukan selama 2 menit. Daging buah salak

    yang sudah diblender kemudian disaring dengan menggunakan kain

    saring. Tomat yang telah disaring selanjutnya dimasukkan ke dalam 4

    panci, masing – masing panci berisi 2400 ml, hasil dari penyaringan

    selanjutnya direbus hingga mendidih. Pada saat proses perebusan, masing

    – masing panci ditambahkan dengan beberapa bahan tambahan lain

    seperti berikut :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    Tabel 3.2 Penambahan bahan dalam setiap perlakuan

    Perlakuan

    (Konsentrasi)

    Sumber N

    (ml)

    Substrat

    (ml)

    Gula Jawa

    (g)

    K 240 2400 192

    P1 240 2400 240

    P2 240 2400 360

    P3 240 2400 480

    Pada masing – masing panci ditambahkan asam cuka untuk

    menurunkan pH hingga pH larutan menjadi 4. Penambahan asam cuka

    dilakukan sebelum mendidih. Pengecekan pH dilakukan dengan

    menggunakan indikator pH universal. Setelah media mencapai suhu

    100˚C, media dituangkan ke dalam masing-masing loyang dengan rata.

    Media didinginkan hingga suhu mencapai 30˚C dengan menutup wadah

    agar tidak terjadi kontaminasi. Starter nata ditambahkan sebanyak 10%

    dari volume media dalam setiap loyang. Media yang telah ditambahkan

    dengan starter nata diinkubasi selama 14 hari dalam ruang tertutup

    dengan suhu ruang. Proses pembuatan nata dapat dilihat pada gambar

    berikut:

    Gambar 3.4 Tomat diblender

    dengan penambahan air 1 : 1

    Gambar 3.5 Tomat diblender

    selama 2 menit

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Gambar 3.6 Menimbang gula

    jawa

    Gambar 3.7 Substrat

    ditambahkan dengan 10%

    sumber nitrogen (sari

    kecambah kacang hijau)

    Gambar 3.8 Substrat yang telah

    dicampur dengan gula jawa dan

    sari tauge diaduk merata

    Gambar 3.9 Media dibagi

    menjadi 3 loyang

    Gambar 3.10 Proses

    penginkubasian selama 14 hari

    Gambar 3.11 Proses

    perendeman selama 3 hari, air

    rendaman diganti sebanyak

    sehari sekali

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    3. Pemanenan Nata

    Setelah 14 hari diinkubasi, lapisan putih yang terbentuk akibat dari

    proses fermentasi diambil dari loyang kemudian dibersihkan dari lendir

    dengan cara dikeruk menggunakan sendok makan. Nata yang telah

    dipisahkan dari lendir dicuci hingga bersih. Bau asam dari nata

    dihilangkan dengan cara direndam air selama 3 hari. Air rendaman nata

    diganti sehari sekali, setelah 3 hari nata direbus dengan air mendidih

    selama 15 menit. Nata yang telah bersih dipotong – potong dengan

    ukuran 1 cm x 1 cm dan direndam dengan air panas selama 10 menit

    kemudian ditiriskan (Utami, 2005).

    4. Cara Pengambilan Data

    Pada penelitian ini data diperoleh melalui 2 sumber yaitu :

    a. Data kuantitatif meliputi data tentang pengukuran ketebalan dan

    rendemen nata. Pengukuran ketebalan nata dilakukan setelah proses

    pembersihan lendir pada lapisan permukaan nata. Pengukuran

    ketebalan nata dilakukan dengan menggunakan jangka sorong dengan

    ketelitian 0,05 mm, nilai ketebalan nata yang didapat merupakan

    rerata dari ketebalan maksimal dan ketebalan minimal nata.

    Pengukuran rendemen nata dilakukansetelah pemanenan nata.

    Rendemen ditentukan berdasarkan perbandingan antara bobot nata

    dengan bobot media (Lempang, 2003).

    Penghitungan :

    % Rendemen =

    x 100%

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    b. Data kualitatif meliputi data tentang uji tekstur nata, uji rasa nata, uji

    bau nata, dan uji warna nata. Pada uji tekstur nata, uji rasa nata, uji

    bau nata, dan uji warna nata dipilih 15 orang sebagai panelis untuk

    menilai tekstur, rasa, bau dan warna dari nata de tomato. Panelis

    merupakan mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang

    dipilih secara acak dan merupakan orang yang tidak terlatih dalam

    menilai nata. Penelis diminta untuk mengamati, mengecap, dan

    mengindera sampel nata dari masing – masing perlakuan secara acak,

    kemudian panelis diminta untuk mengisi kuesioneryang telah

    disediakan.

    Tahapan dalam uji organoleptik nata de tomato :

    a) Uji Warna

    Uji warna dilakukan dengan cara panelis melihat warna nata di

    bawah sinar matahari.

    b) Uji Aroma

    Uji aroma dilakukan dengan cara panelis mendekatkan hidung

    pada natadengan jarak 5 cm.

    c) Uji Tekstur

    Dalam melakukan uji tekstur, sebelumnya panelis dianjurkan

    untuk meminum air mineral dahulu agar menetralisir mulut.

    Panelis mengambil satu potong nata kemudian menggigitnya

    untuk merasakan tekstur nata, setelah itu panelis memberikan

    skor.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    d) Uji Rasa

    Sebelum melakukan uji rasa, panelis dianjurkan untuk meminum

    air mineral dahulu setelah itu panelis mengambil satu potong nata

    kemudian mengecapnya selama 10 detik, kemudian memberikan

    skor. Proses uji organoleptik nata dapat dilihat pada gambar

    berikut:

    Gambar 3.12 Menimbang

    berat nata

    Gambar 3.13 Panelis

    melakukan uji organoleptik

    dengan mengisi kuisioner

    E. Metode Analisis

    Tujuan dari analisis data penelitian ini adalah untuk mengetahui

    konsentrasi gula jawa yang paling tepat, yang dapat mengoptimalkan

    ketebalan, tekstur, rasa, aroma dan warna nata de tomato. Teknik analisis yang

    digunakan untuk penelitian ini adalah analisis anova untuk one factor between

    subject, namun sebelum melakukan uji anova, dilakukan terlebih dahulu uji

    normalitas dan uji homogenitas. Ketika data penghitungan telah didapatkan

    dan menunjukkan hasil yang signifikan maka perbedaan pemberian

    konsentrasi gula jawa mempengaruhi ketebalan, warna, aroma, tekstur dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    rasa dari nata de tomato, begitupun sebaliknya jika hasilnya menunjukkan

    tidak signifikan.

    Penghitungan uji normalitas, uji homogenitas dan uji anova pada

    penelitian ini menggunakan SPSS versi 18. Pada penelitian ini data yang

    dianalisis meliputi data pengukuran ketebalan nata dan data hasil dari uji

    organoleptik. H0 dari penelitian ini adalah pemberian gula jawa dengan

    perbedaan konsentrasi tidak memberikan pengaruh terhadap ketebalan,

    warna, aroma, tekstur, dan rasa, sedangkan Hi dari penelitian ini adalah

    pemberian gula jawa dengan perbedaan konsentrasi memberikan pengaruh

    terhadap ketebalan, warna, aroma, tekstur, dan rasa.

    F. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran

    Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dalam mata pelajaran Biologi

    kelas XII semester II dalam materi bioteknologi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Nata de tomato merupakan produk makanan yang berasal dari proses

    fermentasi dari sari buah tomat dengan bantuan bakteri A. xylinum. Produk nata

    yang dihasilkan dapat dilihat dari data kuantitatif dan data kualitatif.

    A. Data Kuantitatif

    1. Ketebalan nata

    Ketebalan nata merupakan tinggi dari nata atau lapisan selulosa yang

    dihasilkan dari proses fermentasi A. xylinum. Berdasarkan hasil penelitian

    yang telah dilakukan diperoleh hasil rerata pengukuran ketebalan nata

    disajikan pada gambar 4.1:

    Gambar 4.1 Rerata ketebalan nata de tomato

    Keterangan : P0 = Kontrol (Konsentrasi 8%); P1 = Konsentrasi 10%;

    P2 = Konsentrasi 15%; P3 = Konsentrasi 20%

    7,8

    10,72 12,72

    8,95

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    P0 P1 P2 P3

    Ket

    ebal

    an (

    mm

    )

    Perlakuan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    Berdasarkan hasil pada gambar 4.1 dapat diketahui perbedaan

    ketebalan nata yang dihasilkan antar perlakuan. Pada perlakuan konsentrasi

    gula jawa 8% (K) mempunyai rerata ketebalan nata sebesar 7,8 mm;

    konsentrasi 10% (P1) mempunyai rerata ketebalan nata 10,72 mm;

    konsentrasi 15% (P2) mempunyai rerata ketebalan nata 12,72 mm; dan pada

    konsentrasi 20% (P3) mempunyai rerata ketebalan nata 8,95 mm.

    Pada konsentrasi gula jawa 10%; 15%; 20% mempunyai nilai rerata

    ketebalan nata yang tinggi jika dibandingkan dengan pada konsentrasi gula

    jawa 8% (kontrol) yang mempunyai rerata ketebalan nata sebesar 7,8 mm.

    Konsentrasi gula jawa 15% mempunyai ketebalan nata 12,72 mm. Selisih

    rerata nilai ketebalan nata diantara perlakuan konsentrasi gula jawa 8% dan

    15% sangat besar yaitu sebesar 4,92 mm.

    Menurut Hardi dkk. (2013) A. xylinum membutuhkan sukrosa sebagai

    sumber karbon untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan. Sukrosa

    dibutuhkan dengan konsentrasi yang tepat. Berdasarkan hasil pada gambar

    4.1 nata yang paling tebal terdapat pada konsentrasi 15%, sedangkan nata

    yang memiliki ketebalan paling rendah terdapat pada konsentrasi 8%.

    Kandungan sukrosa pada gula jawa akan diubah menjadi glukosa dan

    fruktosa. Semakin tinggi kandungan sukrosa pada media substrat cair, maka

    akan semakin tebal lapisan nata yang dihasilkan (Xia et al., 2011). Pada

    penelitian ini konsentrasi gula jawa 20% menghasilkan rerata tebal nata 8,95

    mm, hasil tersebut menunjukkan jika dengan konsentrasi gula jawa yang

    tinggi tidak menunjukkan hasil nata yang tebal, hal tersebut dikarenakan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    tingginya kandungan sukrosa yang telah mencapai batas optimum pada

    media.

    Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa perlakuan kontrol dan

    perlakuan dengan konsentrasi 20% memiliki ketebalan yang paling rendah

    jika dibandingkan dengan perlakuan yang lain.Hal tersebut dapat disebabkan

    oleh jumlah konsentrasi gula jawa yang ditambahkan ke dalam substrat.

    Dalam proses pembuatan nata gula digunakan sebagai sumber karbon yang

    merupakan bagian penting yang dibutuhkan untuk membuat nata. Semakin

    rendah konsentrasi gula yang ditambahkan pada substrat, maka ketebalan

    nata akan semakin rendah.

    Apabila bakteri A. xylinum kekurangan sumber karbon maka akan

    menghambat pertumbuhan dari A. xylinum karena kekurangan nutrisi

    sehingga menyebabkan nata yang dihasilkan memiliki ketebalan yang

    rendah. Kekurangan nutrisi pada media nata menimbulkan

    ketidakseimbangan antara jumlah nutrisi dan bakteri sehingga menyebabkan

    terhambatnya prose pembentukan lapisan selulosa oleh A. xylinum.Pada

    konsentrasi gula jawa 20% nata yang dihasilkan juga memiliki ketebalan

    yang rendah daripadakonsentrasi 10% dan 15%, hal tersebut dikarenakan

    konsentrasi gula jawa yang terlalu tinggi. Penambahan sukrosa dengan

    konsentrasi yang tinggi tidak selamanya menimbulkan hasil yang positif

    untuk ketebalan nata. Penambahan sukrosa yang terlalu banyak akan

    mengakibatkan penurunan pH fermentasi akibat pengubahan gula menjadi

    asam melalui proses oksidasi sukrosa, selain itu penambahan gula yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    terlalu banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis pada sel A. xylinum

    sehingga menghambat aktivitas pembentukan selulosa seperti yang terjadi

    pada media dengan konsentrasi gula jawa 20% (Iskandar dkk.,2010).

    Penambahan gula yang terlalu sedikit juga akan menyebabkan terhambatnya

    proses pembentukan lapisan selulosa karena sumber energi yang tersedia

    tidak mencukupi untuk aktivitas A. xylinum.

    A. xylinum menghasilkan enzim ekstraseluler yang akan

    mempolimerisasi glukosa menjadi ribuan rantai selulosa. Proses pengubahan

    glukosa menjadi ribuan rantai selulosa melalui reaksi heksokinase menjadi

    glukosa -6- fosfat. A. xylinum mensintesis sebagian gula menjadi selulosa dan

    sisanya akan diubah menjadi asam asetat melalui proses pengoksidasian gula,

    yaitu disakarida (sukrosa) yang akan menurunkan pH media nata. Apabila A.

    xylinum mampu tumbuh dalam media maka akan menghasilkan jutaan lembar

    benang selulosa yang membentuk jalinan yang akhirnya tampak berwarna

    putih transparan yang disebut dengan nata.Nata merupakan hasil metabolit

    sekunder A. xylinum (Nainggolan, 2009).

    Mekanisme pembentukan selulosa terdiri dari empat tahap. Tahapan

    pertama adalah hidrolisis kandungan gula yaitu, sukrosa yang menghasilkan

    fruktosa dan glukosa. Sukrosa dihidrolisis menggunakan enzim sukrase, yaitu

    jenis protein yang berperan sebagai katalis dalam pengubahan sukrosa

    menjadi glukosa dan fruktosa (Poedjiadi, 1994). Tahap kedua adalah reaksi

    perubahan intramolekular α-D-glukosa menjadi β-D-glukosa dengan bantuan

    enzim isomerase yang ada dalam bakteri A. xylinum yang berfungsi untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    mengubah glukosa menjadi fruktosa. Tahapan ketiga adalah reaksi

    intermolekul glukosa melalui ikatan 1,4 B-glikosida. Tahapan keempat atau

    tahapan terakhir adalah reaksi polimerisasi. Reaksi polimerisasi ini

    merupakan reaksi pembentukan selulosa dari bakteri A. xylinum dengan unit

    ulangnya selobiosa. Jenis polimerisasinya adalah polimerisasi kondensasi

    dengan mengeliminasi air.

    Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh

    dari perbedaan konsentrasi gula jawa pada ketebalan nata, maka untuk

    mengetahuinya dilakukan uji Anova one way (lampiran 4). Dari uji data

    menggunakan uji anova diperoleh nilai probabilitas signifikansi < 0,05 yang

    berarti hasilnya adalah signifikan. Dalam perhitungan statistika terdapat dua

    macam hipotesis, yaitu Hi dan H0. Hi menunjukkan dugaan sementara yang

    menyatakan bahwa ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. H0

    adalah dugaan sementara yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh

    variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil uji anova yang

    telah dilakukan H0 ditolak sedangkan Hi diterima. Hasil perhitungan yang

    signifikan menunjukkan bahwa pemberian gula jawa dengan konsentrasi

    yang berbeda memberikanpengaruh beda nyata terhadap ketebalan natayang

    dihasilkan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    Tabel 4.1 Rerata ketebalan nata de tomato

    Perlakuan Rerata Ketebalan

    P0 7,81a

    P1 10,72b

    P2 12,73b

    P3 8,96a

    Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama dalam

    kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut LSD Multiple Range

    dengan α = 0,05.

    Berdasarkan hasil uji LSD diperoleh bahwa pada perlakuan kontrol

    dengan P3 (Konsentrasi 20%) memiliki ketebalan yang tidak beda nyata. Hal

    tersebut ditunjukkan oleh angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama

    pada kolom yang sama seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.1. Pada tabel

    4.1 juga menunjukkan bahwa perlakuan P1 (Konsentrasi 10%) dan perlakuan

    P2 (Konsentrasi 15%) tidak memiliki ketebalan yang beda nyata.

    2. Rendemen Nata

    Rendemen nata merupakan berat basah nata yang didapat dari berat

    nata hasil fermentasi dibanding volume media awal dikali 100%. Tujuan

    dilakukannya perhitungan rendemen nata adalah untuk mengetahui

    persentase biomassa nata yang dapat dihasilkan dari proses fermentasi media

    oleh bakteri A. xyilinum. Hasil perhitungan rerata nilai rendemen nata

    disajikan pada gambar 4.2:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    Gambar 4.2 Rerata rendemen nata de tomato

    Keterangan : P0 = Kontrol (Konsentrasi 8%); P1 = Konsentrasi 10%;

    P2 = Konsentrasi 15%; P3 = Konsentrasi 20%

    Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat perbedaan nilai rendemen nata

    de tomato yang dihasilkan. Nilai rerata rendemen nata yang paling besar

    terdapat pada nata dengan konsentrasi gula jawa 15% dengan persentase

    sebesar 60%, sedangkan nilai rerata rendemen nata yang paling kecil terdapat

    pada nata dengan konsentrasi gula jawa 10% dengan persentase 47%.

    Pada penelitian ini perlakuan kontrol menghasilkan rendemen 48%,

    konsentrasi 10% menghasilkan rendemen sebesar 47%, konsentrasi 15%

    menghasilkan rendemen sebesar 60%, dan konsentrasi 20% menghasilkan

    rendemen sebesar 51%. Pada perlakuan konsentrasi 10% rendemen yang

    dihasilkan rendah karena ketebalan yang dihasilkan pada konsentrasi 10%

    rendah. Pada perlakuan kontrol menghasilkan rendemen yang rendah yang

    menunjukkan bahwa proses fermentasi media menjadi nata tidak berlangsung

    secara maksimal sehingga menyebabkan rendemen yang dihasilkan rendah,

    sedangkan pada perlakuan konsentrasi 15% dan 20% menghasilkan

    48 47

    60 51

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    P0 P1 P2 P3

    Ren

    dem

    en (

    %)

    Perlakuan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    rendemen yang tinggi karena ketebalan yang dihasilkan tinggi. Semakin tebal

    nata yang dihasilkan maka rendemen yang dihasilkan akan semakin tinggi

    pula seperti yang ditujukkan pada gambar 4.1 dan gambar 4.2.

    Rendemen nata dapat dipengaruhi oleh berat nata dan ketebalan nata

    yang diperoleh dari proses fermentasi selama 14 hari yang menyebabkan

    selulosa yang terbentuk juga semakin tinggi (Andra dkk.,2015). Apabila

    jumlah sukrosa yang terdapat pada media kurang atau tidak mencukupi maka

    akan mengakibatkan massa nata semakin rendah dan akan mempengaruhi

    hasil rendemen nata seperti pada konsentrasi 10% . Selain dipengaruhi oleh

    berat dan ketebalan nata, rendemen juga dipengaruhi oleh komposisi bahan,

    variasi substrat, lingkungan, lama fermentasi dan kemampuan A. xylinum.

    Menurut Lempang (2006) apabila nata yang sudah terbentuk tidak segera

    dipanen maka hal tersebut akan mengakibatkan nata menjadi berjamur dan

    bahkan akan terurai kembali sehingga dapat menyebabkan rendemen nata

    menjadi rendah. Perbedaan hasil rendemen nata dapat disebabkan oleh

    pembentukan serat selulosanya tidak maksimal sehingga membuat berat nata

    menjadi tidak maksimal pula.

    Berdasarkan dari uji Anova one way (lampiran 2)yang telah dilakukan

    maka nilai probabilitas yang diperoleh adalah signifikansi > 0,05 yang

    menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak signifikan. Secara

    statistik, tidak signifikan menunjukkan bahwa pemberian gula jawa dengan

    perbedaan konsentrasi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap hasil

    rendemen nata de tomato.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    B. Data Kualitatif

    Data kualitatif pada penelitian terdiri dari uji warna, uji aroma, uji tekstur

    dan uji rasa nata yang diperoleh dengan cara melakukan uji organoleptik. Uji

    organoleptik dilakukan oleh 20 orang panelis dengan mengisi kuesioner yang

    telah disediakan.

    1. Warna

    Pada uji warna dari nata de tomato dilakukan dengan menggunakan

    pengisian kuesioner oleh panelis. Pengisian kuesioner berfungsi untuk

    mengetahui tanggapan panelis terhadap warna yang dihasilkan oleh nata de

    tomato. Berdasarkan hasil uji organoleptik, dihasilkan rerata tanggapan

    panelis terhadap warna nata yang disajikan dalam gambar 4.3 :

    Gambar 4.3 Rerata tanggapan panelis terhadap warna nata de tomato

    Keterangan : P0 = Kontrol (Konsentrasi 8%); P1 = Konsentrasi 10%;

    P2 = Konsentrasi 15%; P3 = Konsentrasi 20%

    Gambar 4.3 menunjukkan bahwa pada perlakuan kontrol dan

    konsentrasi 10% memperoleh nilai yang paling tinggi yaitu 1,8 (bening)

    sedangkan pada perlakuan konsentrasi 20% memperoleh nilai yang paling

    1,8 1,8 1,5 1,4

    0

    0,2

    0,4

    0,6

    0,8

    1

    1,2

    1,4

    1,6

    1,8

    2

    P0 P1 P2 P3

    War

    na

    Perlakuan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    rendah yaitu 1,4 (putih kecokelatan). Warna yang dihasilkan pada nata de

    tomato dengan konsentrasi tinggi cenderung memiliki warna yang keruh, hal

    tersebut dikarenakan warna asli dari gula jawa yaitu warna cokelat yang dapat

    mempengaruhi warna dari nata pada proses pembentukan lapisan selulosa.

    Berdasarkan hasil uji organoleptik yang telah dilakukan diperoleh hasil

    pada perlakuan kontrol dan konsentrasi 10% warna nata yang dihasilkan

    adalah bening. Warna yang dihasilkan pada perlakuan kontrol dan konsentrasi

    10% dipengaruhi oleh jumlah konsentrasi dari gula jawa yang ditambahkan

    pada substrat. Semakin tinggi konsentrasi gula jawa yang ditambahkan maka

    semakin keruh warna nata yang dihasilkan. Menurut Saragih (2004) nata yang

    baik memiliki ciri – ciri warna yang putih bersih, tampak licin, dan agak

    mengkilap, sedangkan nata dengan kualitas rendah memiliki ciri warna yang

    kusam dan berjamur.

    2. Aroma

    Aroma pada nata de tomato diuji menggunakan kuesioner. Kuesioner

    berguna untuk mengetahui tanggapan panelis terhadap aroma dari nata de

    tomato. Hasil uji organoleptik aroma nata disajikan dalam gambar 4.4:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    Gambar 4.4 Rerata tanggapan panelis terhadap aroma nata de tomato

    Keterangan : P0 = Kontrol (Konsentrasi 8%); P1 = Konsentrasi 10%;

    P2 = Konsentrasi 15%; P3 = Konsentrasi 20%

    Gambar 4.4 menunjukkan bahwa perolehan nilai aroma yang paling

    tinggi terdapat pada konsentrasi 8% atau kontrol yaitu sebesar 4,2 (tidak

    beraroma) sedangkan nilai terendah aroma nata terdapat pada konsentrasi 20%

    yaitu sebesar 3,85 (asam). Menurut Saragih (2004) jika setelah dilakukan

    pemanenan nata perlu segera dilakukan proses perendaman dengan

    menggunakan air tawar dan air rendamannya harus diganti setiap hari sekali

    agar aroma asam pada nata dapat berkurang, setelah dilakukan proses

    perendaman dilakukan perebusan dengan air mendidih agar bakteri A. xylinum

    mati.

    Pada penelitian ini terdapat perbedaan rerata tanggapan panelis

    terhadap aroma dari nata de tomato. Pada perlakuan kontrol diperoleh rerata

    sebanyak 4,2; konsentrasi 10% memperoleh rerata sebanyak 4,1; konsentrasi

    15% memperoleh rerata sebanyak 4; sedangkan pada konsentrasi 20%

    memperoleh rerata sebanyak 3,85. Berdasarkan data yang diperoleh pada

    4,2 4,1

    4

    3,85

    3,6

    3,7

    3,8

    3,9

    4

    4,1

    4,2

    4,3

    P0 P1 P2 P3

    Aro

    ma

    Perlakuan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    perlakuan kontrol, P1, dan P2 mempunyai rerata yang tinggi, hal ini dapat

    disebabkan oleh jumlah konsentrasi gula jawa yang ditambahkan kedalam

    substrat. Tidak semua glukosa yang ditambahkan dalam substrat dijadikan

    sebagai sumber energi bagi bakteri A. xylinum namun juga diubah menjadi

    asam asetat, sehingga menyebabkan aroma nata menjadi lebih asam. Asam

    asetat yang terdapat pada nata selain dari asam cuka yang ditambahkan pada

    substrat namun juga diperoleh dari proses oksidasi bakteri A. xylinum pada

    saat proses fermentasi (Mahadi dkk., 2015). Semakin banyak gula yang

    ditambahkan maka kadar asam asetat akan semakin tinggi. Menurut Adam dan

    Moss (2005) kadar etanol yang dihasilkan pada proses fermentasi sangat

    dipengaruhi oleh kadar gula pada bahan baku. Hal tersebut menunjukkan

    bahwa semakin tinggi kadar gula maka akan semakin tinggi pula etanol yang

    dihasilkan sebagai substrat untuk diubah menjadi asam asetat.

    Aroma nata yang masih asam dapat disebabkan oleh kurang

    maksimalnya proses pemanenan nata, selain itu juga dapat disebabkan oleh

    aroma dari asam cuka yang masih tertinggal. Proses pencucian nata juga dapat

    menyebabkan aroma nata menjadi kurang sedap atau asam.

    3. Tekstur

    Pada uji tekstur, panelis diminta untuk mengisi kuesioner uji tekstur

    nata de tomato. Hasil uji organoleptik tekstur nata de tomato disajikan pada

    gambar 4.5:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

    Gambar 4.5 Rerata tanggapan panelis terhadap tekstur nata de tomato

    Keterangan : P0 = Kontrol (Konsentrasi 8%); P1 = Konsentrasi 10%;

    P2 = Konsentrasi 15%; P3 = Konsentrasi 20%

    Pada gambar 4.5 menunjukkan bahwa nilai tekstur paling tinggi

    terdapat pada konsentrasi 15% yaitu sebesar 4,1 sedangkan nilai tekstur yang

    paling rendah terdapat pada konsentrasi 20% yaitu sebesar 3,35. Berdasarkan

    gambar 4.5 pada konsentrasi 15%, kontrol, dan konsentrasi 10% produk nata

    yang dihasilkan kenyal sedangkan pada konsentrasi 20% produk nata yang

    dihasilkan kurang kenyal tidak seperti mutu nata berdasarkan SNI.

    Menurut Wijayanti (2010) persentase serat kasar yang tinggi

    dipengaruhi oleh aktivitas A. xylinum pada proses metabolisme glukosa

    menjadi selulosa. Nata dapat terbentuk dengan tekstur yang baik dan kenyal

    dapat dipengaruhi oleh kerapatan jaringan selulosa. Semakin rapat jaringan