jurnal besok

Upload: hendrikus-widodo

Post on 15-Oct-2015

61 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahGlomerular Filtration Rate (GFR) berkurang hingga 10% dari tingkat normal dalam tahap akhir penyakit ginjal (End Stage Renal Disease/ ESRD). Uremia terjadi karena ketidakmampuan ginjal untuk menghilangkan produk limbah racun. Sindrom uremik dapat menyebabkan kematian jika pasien tidak menjalani terapi dialisis atau tidak dapat melakukan transplantasi ginjal. Karena semua pasien dengan ESRD tidak mampu menjalani transplantasi ginjal, banyak dari mereka yang tunduk pada terapi dialisis jangka panjang. Dialisis darah atau hemodialisis (HD) adalah jenis yang paling umum dari terapi dialisis di seluruh dunia. Meskipun Iran memiliki peringkat pertama dari transplantasi ginjal di Timur Tengah, namun, ada masalah besar dalam mengakses transplantasi ginjal donor. Ada sekitar 15000 pasien ESRD di Iran, yang sebagian besar adalah pasien HD. Pasien HD mengalami banyak stres fisik dan psikososial termasuk kelelahan, aktivitas fisik yang terbatas, pembatasan diet dan cairan, nyeri kronis, kram otot, depresi dan kecemasan, masa depan tidak menentu, dan konflik mengenai kehidupan dan kematian. Rendahnya kualitas hidup pasien HD dapat dikaitkan dengan peningkatan mortalitas, kejadian kardiovaskular dan rawat inap. Terlepas dari efek manfaat, terapi dialisis dapat juga bertindak sebagai sumber stres. Pasien HD harus beradaptasi dengan program dialisis. Kepatuhan terhadap rencana dialisis, prosedur invasif, durasi terapi dialisis, obat-obatan yang diresepkan, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dukungan sosial, dan mekanisme koping adalah faktor-faktor yang mempengaruhi adaptasi pasien. Faktor dan model adaptasi pengetahuan perawat akan memungkinkan mereka untuk membantu pasien untuk beradaptasi secara efektif terhadap penyakit.Sejauh ini, model yang berbeda untuk adaptasi penyakit kronis telah diusulkan. Model bio-medis terutama memperhatikan adaptasi fisik dan konsekuensi fisiologis, psikologis sementara yang menekankan pada reaksi perilaku dan hasil psikis. Terlepas dari manfaat positif dari model ini, mereka memiliki keterbatasan tertentu untuk aplikasi klinis. Dalam sejajar dengan model bio-psikososial, model keperawatan juga telah diperkenalkan oleh para ahli keperawatan yang menekankan pada konsep holistik manusia. Di antara model keperawatan, Roy Adaptasi Model (RAM) adalah salah satu, yang akan membentuk kerangka konseptual dari penelitian ini. Penerapan model ini telah menarik bagi para peneliti keperawatan dalam pengaturan klinis. Adaptasi adalah konsep utama RAM dan tujuan keperawatan adalah promosi adaptasi di masing-masing empat mode yaitu fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Intervensi keperawatan berkontribusi pada pemulihan dan pemeliharaan adaptasi pasien melalui perubahan atau memanipulasi stimulus internal dan eksternal. Program perawatan ESRD adalah rencana yang kompleks. Ini tidak hanya mencakup terapi dialisis tetapi juga melibatkan perubahan mendasar dalam gaya hidup untuk memfasilitasi adaptasi pasien terhadap penyakit ginjal kronis dan konsekuensinya. Adaptasi yang tidak efektif mengurangi kualitas hidup dan meningkatkan biaya pengobatan. Sejumlah penelitian telah meneliti efek dari pendidikan pasien pada hasil fisik atau psikologis di ESRD, tetapi hanya sedikit penelitian yang menyelidiki efek dari intervensi berbasis RAM pada pasien HD telah dilakukan. Seringnya kehadiran pasien ke bangsal dialisis membuat kesempatan untuk menerapkan keperawatan berbasis model pendidikan. Hal ini akan meningkatkan pengetahuan pasien tentang perilaku perawatan diri, mengatasi penyakit ginjal dan adaptasi terhadap rencana dialisis jangka panjang.

B. Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pendidikan berbasis RAM pada adaptasi pasien HD.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Riwayat Hidup Callista RoySuster Callista Roy adalah suster dari Saint Joseph of Carondet. Roy dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles California. Roy menerima Bachelor of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys College di Los Angeles dan Magister Saint in nurshing pada tahun 1966 di Universitas California Los Angeles. Setelah mendapat gelar perawat Roy memulai pendidikannya di sosiologi dan menerima gelar M.A tahun 1973 dan ph.D tahun 1977 di universitas California.Pada saat bekerja ditingkat magister, dalam sebuah seminar dengan Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah model konsep keperawatan. Roy bekerja sebagai staf perawat pediatric dan mengumumkan daya lenting dari anak-anak dan menambahkan respon ke perubahan fisiologis-psikologis. Konsep adaptasi mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya yang sesuai dengan keperawatan. Konsep pokok dan model ini dikembangkan saat Roy lulus dari universitas di California Los Angeles dari tahun 1964 sampai tahun 1966. Roy mulai mengoperasikan modelnya pada tahun 1968 ketika Mount Saint Marys College menggunakan kerangka adaptasi yang didirikan oleh seorang Pisipol dari kurikulum keperawatan. Roy menyesuaikan model pertama yang di hadirkan dari literatur dalam artikel yang diterbitkan in nursing outlook pada tahun 1970.Roy mengasosiasikan ke professor dan ketua dari departemen or nurshing di Mount Saint Marys College hingga 1982. dari tahun 1983-1985 Roy sebagai Robert wood Johnson Post Doctoral Fellow di universitas California San Fransisco sebagai sarjana perawat di Neuroscience. Selama ini Roy melakukan pencarian pada intervensi perawat bagian luka-luka dan pengalamannya dari perawat model pada klinik. Pada tahun 1988 Roy baru memulai menyusun lulusan teori perawat di Sekolah Boston College of Nursing.Roy menerbitkan banyak buku, artikel periodical dan menghadirkan banyak kuliah dan workshops pada teori adaptasi perawatnya. Sebagian tentang budi pekerti dan uraian yang baru dari Roy Adaption Model ( RAM ) yang diterbitkan di buku The Roy Adaptoin Model merupakan ungkapan yang pasti (Mosby, 2005).

B. Konsep Teori Adaptasi Callista Roy1. Model KeperawatanDalam asuhan keperawatan, menurut Roy sebagai penerima asuhan keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai Holistic adaptif system dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan.System adalah Suatu kesatuan yang di hubungkan karena fungsinya sebagai kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya. System terdiri dari proses input, output, kontrol dan umpan balik.A. InputRoy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan kesatuan informasi, bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat menimbulkan respon, dimana dibagi dalam tiga tingkatan yaitu :1. Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan seseorang, efeknya segera, misalnya infeksi.2. Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami seseorang baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi, diukur dan secara subyektif dilaporkan. Rangsangan ini muncul secara bersamaan dimana dapat menimbulkan respon negatif pada stimulus fokal seperti anemia, isolasi sosial.3. Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan situasi yang ada tetapi sukar untuk diobservasi meliputi kepercayan, sikap, sifat individu berkembang sesuai pengalaman yang lalu, hal ini memberi proses belajar untuk toleransi. Misalnya pengalaman nyeri pada pinggang ada yang toleransi tetapi ada yang tidak.

B. KontrolProses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping yang di gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan kognator yang merupakan subsistem.1. Subsistem regulatorSubsistem regulator mempunyai komponen-komponen : input-proses dan output. Input stimulus berupa internal atau eksternal. Transmiter regulator sistem adalah kimia, neural atau endokrin. Refleks otonom adalah respon neural dan brain sistem dan spinal cord yang diteruskan sebagai perilaku output dari regulator sistem. Banyak proses fisiologis yang dapat dinilai sebagai perilaku regulator subsistem.2. Subsistem kognatorStimulus untuk subsistem kognator dapat eksternal maupun internal. Perilaku output dari regulator subsistem dapat menjadi stimulus umpan balik untuk kognator subsistem. Kognator kontrol proses berhubungan dengan fungsi otak dalam memproses informasi, penilaian dan emosi. Persepsi atau proses informasi berhubungan dengan proses internal dalam memilih atensi, mencatat dan mengingat. Belajar berkorelasi dengan proses imitasi, reinforcement (penguatan) dan insight (pengertian yang mendalam). Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan adalah proses internal yang berhubungan dengan penilaian atau analisa. Emosi adalah proses pertahanan untuk mencari keringanan, mempergunakan penilaian dan kasih sayang.

Dalam memelihara integritas seseorang, regulator dan kognator subsistem diperkirakan sering bekerja sama. Tingkat adaptasi seseorang sebagai sistem adaptasi dipengaruhi oleh perkembangan individu itu sendiri, dan penggunaan mekanisme koping. Penggunaan mekanisme koping yang maksimal mengembangkan tingkat adaptasi seseorang dan meningkatkan rentang stimulus agar dapat berespon secara positif. Untuk subsistem kognator, Roy tidak membatasi konsep proses kontrol, sehingga sangat terbuka untuk melakukan riset tentang proses kontrol dari subsitem kognator sebagai pengembangan dari konsep adaptasi Roy.Selanjutnya Roy mengembangkan proses internal seseorang sebagai sistem adaptasi dengan menetapkan sistem efektor, yaitu 4 mode adaptasi meliputi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.a) Mode Fungsi FisiologiFungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu:1. Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas.2. Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang injuri.3. Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal.4. Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua komponen-komponen tubuh.5. Proteksi/perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu.b) Mode Konsep DiriMode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal self.1. The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.2. The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral-etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area ini.c) Mode Fungsi PeranMode fungsi peran mengenal pola-pola interaksi sosial seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya.d) Mode InterdependensiMode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya. Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.

C. OutputOutput dari suatu sistem adalah perilaku yang dapat di amati, diukur atau secara subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar . Perilaku ini merupakan umpan balik untuk sistem. Roy mengkategorikan output sistem sebagai respon yang adaptif atau respon yang tidak mal-adaptif. Respon yang adaptif dapat meningkatkan integritas seseorang yang secara keseluruhan dapat terlihat bila seseorang tersebut mampu melaksanakan tujuan yang berkenaan dengan kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi dan keunggulan. Sedangkan respon yang maladaptif perilaku yang tidak mendukung tujuan ini.

2. Paradigma KeperawatanEmpat Elemen utama dari teori Roy adalah : 1) Manusia sebagai penerima asuhan keperawatan 2) Konsep lingkungan 3) Konsep sehat dan 4) Keperawatan. Dimana antara keempat elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain karena merupakan suatu sistem.1) ManusiaManusia merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan karena manusialah yang menjadi penerima asuhan keperawatan, baik itu individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat, yang dipandang sebagai Holistic Adaptif System. Dimana Holistic Adaptif System ini merupakan perpaduan antara konsep sistem dan konsep adaptasi.2) LingkunganStimulus yang berasal dari individu dan sekitar individu merupakan elemen dari lingkungan, menurut Roy. Lingkungan didefinisikan oleh Roy adalah Semua kondisi, keadaan dan pengaruh-pengaruh disekitar individu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu dan kelompok. Dalam hal ini Roy menekankan agar lingkungan dapat didesign untuk meningkatkan kemampuan adaptasi individu atau meminimalkan resiko yang akan terjadi pada individu terhadap adanya perubahan.3) SehatRoy mendefinisikan sehat adalah A State and a process of being and becoming an integrated and whole person. Integritas individu dapat ditunjukkan dengan kemampuan untuk mempertahankan diri, tumbuh, reproduksi dan mastery. Asuhan keperawatan berdasarkan model Roy bertujuan untuk meningkatkan kesehatan individu dengan cara meningkatkan respon adaptifnya.4) KeperawatanSeperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tujuan keperawatan menurut Roy adalah meningkatkan respon adaptif individu dan menurunkan respon inefektif individu, dalam kondisi sakit maupun sehat. Selain meningkatkan kesehatan di semua proses kehidupan, keperawatan juga bertujuan untuk mengantarkan individu meninggal dengan damai.Untuk mencapai tujuan tersebut, perawat harus dapat mengatur stimulus fokal, kontekstual dan residual yang ada pada individu, dengan lebih menitikberatkan pada stimulus fokal, yang merupakan stimulus tertinggi.

Gambar 2.1 Skema Model Adaptasi Roy

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan PenelitianPenelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian semi eksperimental.

B. Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini dilaksanakan selama tahun 2010. Penelitian ini dilakukan di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Shahid Beheshti kota Yasuj, Iran.

C. Populasi dan Sampel1. PopulasiPopulasi pada penelitian ini adalah semua pasien HD yang dirujuk ke Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Shahid Beheshti kota Yasuj, Iran yang berjumlah 64 pasien HD2. SampelSampel pada penelitian ini adalah sebagian pasien yang memiliki kriteria kelayakan dalam penelitian ini sebanyak 59 pasien HD.

D. Teknik SamplingTeknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah convenience sampling tapi acak dibagi menjadi dua kelompok uji dan kontrol.Kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini adalah :1. Kriteria inklusia. Diagnosa akhir dengan ESRD (End Stage Renal Disease).b. Setidaknya sudah 3 bulan Hemodialisa.c. Berusia 18-75 tahun.d. Tidak mengalami gangguan jiwa atau cacat.e. Setidaknya bias membaca dan menulis.2. Kriteria eksklusia. Tidak bersedia berpartisipasi dalam penelitian.b. Menjalani transplantasi ginjal.c. Hemodialisanya pindah tempat dari tempat penelitian.

E. Variable PenelitianAda pun yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah mengenai data demografi dan empat mode adaptasi dari Calista Roy.

F. Instrument PenelitianInstrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi item mengenai variable demografi dan empat mode adaptasi Calista Roy. Kuesioner dalam penelitian ini berdasarkan penelaahan dari artikel penelitian mengenai konsep RAM dan opini dari sepuluh anggota fakultas dari RAM Adapun empat mode adaptasi Calista Roy adalah :1. Mode FisiologisJumlah pertanyaan yang diajukani untuk mode fisiologis adalah sebanyak 25 pertanyaan, dengan menggunakan skala lima dari likert (tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering dan selalu) yang berhubungan dengan oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, indera, perlindungan, cairan dan keseimbangan elektrolit dan fungsi neuroendokrin. Skor minimum dan skor maksimum dari mode adaptasi fisiologis adalah 25 dan 125.2. Mode Konsep DiriJumlah pertanyaan yang diajukani untuk mode konsep diri adalah sebanyak 10 pertanyaan, dengan menggunakan skala lima dari likert (selalu, sering, kadang-kadang, jarang dan tidak pernah) yang berhubungan dengan ide-ide pasien, pikiran dan perasaan tentang citra tubuh, sensasi tubuh, diri fisik dan diri pribadi (self-konsistensi, self-ideal, self-etika, dan self-spritual). Untuk mode ini, diberi skor 10-50.3. Mode Fungsi PeranJumlah pertanyaan yang diajukani untuk mode fungsi peran adalah sebanyak 8 pertanyaan, dengan menggunakan skala lima dari likert (tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering dan selalu). Untuk nilai skor dari mode fungsi dan peran berkisar antara 8-40.4. Mode InterdependensiJumlah pertanyaan yang diajukani untuk mode interdependensi adalah sebanyak 6 pertanyaan, dengan menggunakan skala lima dari likert (sangat tidak setuju, tidak setuju, netral/tidak ada pendapat, setuju dan sangat tidak setuju ) yang berhubungan dengan member dan menerima rasa hormat, cinta dan nilai dalam komunikasi. Untuk nilai skor dari mode interdependensi berkisar antara 6-30.G. Uji Validitas dan ReliabilitasItem-tingkat indeks validitas isi (I-CVI) digunakan untuk mengukur validitas konten. Untuk setiap item menjadi relevan, menjadi jelas dan untuk menjadi sederhana dinilai oleh lima anggota fakultas dan pertanyaan dengan skor kurang dari 75 dibuang. Reliabilitas test-retest digunakan untuk mengkonfirmasi keandalan kuesioner. Kuesioner diberikan kepada 10 pasien HD untuk mengisi. Ini lagi-lagi diberikan kepada mereka dua minggu kemudian. Adapun reliabilitas untuk pengukuran dua kali, koefisien Alpha Cronbach adalah sama 0,80. Semua analisa statistik dilakukan dengan menggunakan paket statistik SPSS, versi 16. Statistik deskriptif termasuk statistik pusat dan dispersi serta serangkaian statistik inferensial seperti korelasi, t-test, ANOVA dan ANCOVA digunakan. AP