penerapan resep di nomnom eatery - stp bandung

69
1 PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY CAFÉ BANDUNG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh ujian akhir Program Diploma III Oleh : Dennis Prakasa Saputra Nomor Induk : 201319566 JURUSAN HOSPITALITI PROGRAM STUDI MANAJEMEN TATA BOGA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG 2016

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

1

PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY

CAFÉ BANDUNG

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Dalam menempuh ujian akhir

Program Diploma III

Oleh :

Dennis Prakasa Saputra Nomor Induk : 201319566

JURUSAN HOSPITALITI

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN TATA BOGA

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA

BANDUNG

2016

Page 2: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

2

Bandung,..………………2016 Bandung,………………..2016

Pembimbing II Pembimbing I

Nur Komariah S. Sos. MM. Drs. Saiful Adi,M.Pd.CHE

NIP. 19660606 199303 2 001 NIP. 19531220 198103 1 001

Bandung, ……………………. 2016

Menyetujui,

Kepala Bagian Administrasi Akademik

dan Kemahasiswaan

Drs. Alexander Reyaan, MM.

NIP. 19630915 198603 1 001

Page 3: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

3

Bandung, ………………………………………. 2016

Mengesahkan:

KETUA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG

Dr. Anang Sutono, CHE

NIP. 19650911 199203 1 001

Page 4: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

4

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Dennis Prakasa Saputra

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung/19 Mei 1995

NIM : 201319566

Jurusan : Hospitaliti

Program Studi : Manajemen Tata Boga

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Tugas Akhir/Proyek akhir yang saya yang berjudul PENERAPAN RESEP

DI NOMNOM EATERY CAFÉ BANDUNG merupakan hasil karya dan

hasil penelitian saya sendiri.

2. Tugas Akhir/Proyek Akhir ini murni gagasan rumusan dan penelitian saya

sendiri, tanpa bantuan pihak lain kecuali arahan dari Tim Pembimbing.

3. Dalam Tugas Akhir/Proyek Akhir ini tidak terdapat karya atau pendapat

yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis

dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan

nama pengarang dan dicantumkan dalam naskah dengan disebutkan nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di

kemudian hari terdapat penyimpanan dan ketidakbenaran dalam pernyataan

ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar

yang telah diperoleh karena karya tulis ini, dan sanksi lainnya sesuai dengan

norma yang berlaku di perguruan tinggi ini serta peraturan-peraturan

lainnya.

5. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk

dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, 20 Juni 2016

Yang membuat pernyataan,

Dennis Prakasa Saputra

NIM 201319566

Page 5: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

5

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat,

rahmat dan hidayah-Nya serta terimakasih kepada keluarga penulis tercinta

(Bapak Deden I. Kurniawan, Ibu Tita Trisulawati, Depri P. Saputra, Dessy

Fitrianitha danDevan P. Saputra) yang selalu memberikan dorongan dan

perhatian serta kasih sayang yang tidak pernah bisa digantikan oleh siapa

pun baik secara moral maupun material., sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “PENGGUNAAN RESEP DI

NOMNOM EATERY CAFÉBANDUNG”

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan

akademis dalam menyelesaikan studi program Diploma III di Sekolah

Tinggi Pariwisata Bandung jurusan Perhotelan program studi Manajemen

Tata Boga.

Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis menemukan banyak

rintangan dan hambatan, namun banyak pihak yang dengan sukarela

memberikan bantuan moril, materil, dan spiritual kepada penulis untuk

menyelesaikan Tugas Akhir ini. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulisan tugas akhir

ini, yaitu:

1. Bapak Dr. Anang Sutono, CHE.selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung.

Page 6: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

6

2. Bapak Drs. Alexander M. Reyaan, MM. selaku Kepala Bagian

Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung.

3. Ibu Ni Gusti Made Kerti Utami, BA., MM.Par., CHE. selaku Ketua

Hospitaliti Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

4. BapakMochammad Nurrochman, S.Sos., M.Pd. selaku Ketua Program

Studi Manajemen Tata Boga Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

5. Bapak Saiful Adi, M.Pd.CHE. selaku Pembimbing I yang telah

memberikan banyak inspirasi dan dukungan kepada penulis dalam

penyusunan Tugas Akhir ini.

6. Ibu Nur Komariah S. Sos.,MM. selaku Pembimbing II yang telah

membantu memberikan penulis semangat dan petunjuk-petunjuk dalam

penulisan Tugas Akhir ini.

7. Seluruh Dosen dan StaffPengajar Program Studi Manajemen Tata Boga

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

8. Ibu Ita dan Ibu Iis selaku sekertaris Program Studi Manajemen Tata

Boga Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

9. Pak Tarjo, Pak Ipin, dan Pak Yanto selaku staff Program Studi

Manajemen Tata Boga yang sangat penulis hormati dan hargai atas

bantuan dan kerja sama selama kegiatan praktek di dapur Sekolah

Tinggi Pariwisata Bandung.

10. Bapak Nikolas Novendra Kusumo selaku pemilik dari Nomnom Eatery

Cafè Bandungyang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian

Page 7: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

7

dan membantu penulis dalam memperoleh data agar penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir tepat waktu.

11. Seluruh staff di Nomnom Eatery Cafè Bandung.

12. Teman-teman dan rekan-rekan seperjuangan yang penulis sayangi yaitu

MTB 6A dan 6B angkatan2013yang selalu memberi semangat agar

dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas

Akhir inimasih jauh dari sempurna untuk memenuhi syarat ilmiah,

mengingat keterbatasan kemampuan penulis yang masih dalam tahap

menuntut ilmu serta terbatasnya pengetahuan dan pengalaman penulis.

Akhir kata penulis berharap agar Tugas Akhir ini dapat memberikan

suatu manfaat yang berguna bagi kepentingan bersama.

Bandung, Juni 2016

Penulis

Page 8: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

8

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................. iv

DAFTAR TABEL .................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 9

D. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data .................. 9

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 11

BAB II TINJAUAN UMUM

A. Sejarah Singkat Nomnom Eatery Café Bandung .................... 12

B. Lokasi dan Fasilitas Nomnom Eatery Café Bandung ............. 13

C. Struktur Organisasi dan Personalia Nomnom Eatery Café

Bandung ............................................... ................................... 16

D. Tinjauan Mengenai Kelengkapan Susunan Resep .................. 21

E. Tinjauan Mengenai Proses Sosialisasi Resep .......................... 28

F. Tinjauan Mengenai Pemahaman Penggunaan Resep Dalam

Pengolahan Makanan....................................................... ....... 31

Page 9: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

9

BAB III ANALISIS

A. Analisis Mengenai Kelengkapan Resep .................................. 36

B. Analisis Mengenai Proses Sosialisasi Resep ........................... 39

C. Analisis Mengenai Pemahaman Penggunaan Resep dalam

Proses Pengolahan Makanan.......................................... ......... 41

BAB IV KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 44

B. Saran ......................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 47

LAMPIRAN .............................................................................................. 50

BIODATA PENULIS ............................................................................... 57

Page 10: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

10

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Contoh Format Standar Resep Restoran Nusantara Sekolah

Tinggi Pariwisata Bandung ............................................................. 24

2. Contoh Format Standar Resep Nomnom Eatery Café Bandung ..... 25

3. Perbandingan Resep Di Nomnom Eatery Café Bandung Dengan

Teori Sebuah Standard Recipe ........................................................ 26

4. Tanggapan Karyawan Dapur Mengenai Resep Yang Dimiliki

Oleh Nomnom Eatery Café Bandung ............................................. 28

5. Tanggapan Juru Masak Mengenai Sosialisasi Resep Di Nomnom

Eatery Café Bandung ...................................................................... 30

6. Tanggapan Karyawan Dapur Nomnom Eaetery Café Bandung

Mengenai Penggunaan Resep Baku Dalam Proses Pengolahan

Makanan .......................................................................................... 35

Page 11: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

11

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur Organisasi Nomnom Eatery Café Bandung ...................... 18

Page 12: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

12

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Pengantar Kuesioner Untuk Juru Masak Di Nomnom

Eatery Café Bandung ...................................................................... 49

2. Kuesioner Mengenai Standar Resep Di Nomnom Eatery Café

Bandung .......................................................................................... 50

3. Pedoman Wawancara Di Nomnom Eatery Café Bandung ............. 53

4. Contoh Standar Resep Di Nomnom Eatery Café Bandung.... ........ 54

5. Menu Card Di Nomnom Eatery Café Bandung......... ..................... 55

Page 13: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan sektor pariwisata di Indonesia memeliki potensi yang

sangat besar. Keindahan alam, kebudayaan dan kerajinan disetiap daerah

menjadi salah satu daya tarik turis lokal maupun mancanegara . Oleh karena

itu, sektor pariwisata Indonesia terus meningkat dan menjadi salah satu tujuan

wisata lokal maupun wisatawan mancanegara untuk dikunjungi. Seperti

halnya yang dipaparkan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya Jakarta, 1 Maret

2016 (www.kemenpar.co.id) “Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara

(wisman) ke Indonesia pada Januari 2016 sebanyak 814,3 ribu atau

mengalami pertumbuhan 3,6% dibandidngkan Januari 2015.”

Karena kepariwisataan terus meningkat saat ini, banyak perusahaan

yang membuka usaha-usaha yang menunjang kegiatan kepariwisataan seperti

halnya tempat tinggal sementara yaitu hotel, motel, rumah sewa, villa,

kondominium, dan sebagainya. Selain itu wisata kuliner menjadi salah satu

daya tarik dari tempat-tempat wisata yang dikunjungi. Karena makin

maraknya orang yang melakukan wisata kuliner jadi dibutuhkan beberapa

faktor yang mendukung kepariwisataan seperti pengadaan sarana dan prasana.

Salah satu sarana yang dapat mengembangkan kepariwisataan adalah café.

Page 14: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

12

12

Kepariwisataan itu sendiri berimbas kepada usaha makanan atau

kuliner. Dan dalam hal pelayanan makanan dan minuman , café mempunyai

peranan yang cukup penting sebagai fasilitas untuk menunjang perkembangan

pariwisata di Indonesia. Seperti kutipan berikut ini yang disampaikan oleh

Nona S Star (2003:18) bahwa ” Bisnis pariwisata merupakan salah satu usaha

yang menyediakan fasilitas-fasilitas kepada konsumen untuk memperoleh

keuntungan, dan organisasi yang disebut baik harus mempunyai kepedulian

langsung terhadap makanan, minuman, alat transportasi, pemerintahan dan

hiburan.”

Pengertian café yang dipaparkan oleh Marsum W.A. (2009:13) café

adalah “ Suatu usaha kuliner yaitu restoran yang berukuran kecil hanya

memiliki beberapa pilihan makanan kue, roti isi, kopi dan teh. Biasanya

restoran tersebut tidak menjual minuman berakohol.”

Keberadaan dapur di salah satu usaha kuliner yaitu café merupakan

komponen yang penting dalam operasional usaha tersebut. Seperti yang

dikatakan oleh Hari Minantyo (2011:27), “Dapur adalah ruangan yang

berfungsi untuk mengolah makanan , menyiapkan dan menyimpan makanan

tersebut, sehingga makanan tersebut dapat disajikan dengan tampilan yang

menarik dan sesuai dengan standar kesehatan.”

Kualitas makanan yang baik didukung oleh kualitas bahan baku

yang digunakan, penggunaan standar resep, tenaga kerja yang profesional

dan penyimpanan bahan makanan. Hal-hal tersebut sangat berpengaruh pada

kelancaran operasional di dapur, seperti yang dipaparkan oleh Marian C.

Spears dan Mary B. Gregoire (2007:346) adalah:

Page 15: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

13

13

The quality of any food cooked depends primarily on the following

four variables :

a. Type and Quality of raw ingredients

b. Recipe or formulation for the product

c. Expertise of production employees and techniques used in

preparation

d. Method and duration of holding food items in all stages from

procurement

Pentingnya standar di dalam menyusun sebuah perencanaan

dijelaskan oleh David V. Pavestic dan Paul F. Magnant (2005 : 26) yaitu

“Standards establish a minimum acceptable level of performance or results.

Think of it as a benchmark, rule, or policy that requires consistency and

limits the number of unknown variables you need to control for in your

operation to attain the goal at hand.” Yang dalam artian luas standar

menciptakan penerimaan ditingkat konsistensi dan hasil yang baik serta

batasan dari variabel yang dibutuhkan untuk mengontrol proses untuk

mencapai target.

Maka dari itu, untuk menghasilkan makanan yang memiliki kualitas

yang tinggi diperlukan standar resep. Dikarenakan standar resep merupakan

suatu pedoman atau pegangan dalam proses pengolahan makanan yang di

dalamnya juga mencakup jumlah bahan yang diperlukan untuk

menghasilkan sebuah produk, diikuti dengan sebuah prosedur atau metode

untuk diterapkan. Yang membantu untuk memastikan kualitas setiap

makanan akan tetap sama dan konsisten setiap kali makanan tersebut di

produksi. Standar resep merupakan sebuah resep yang telah didesain

Page 16: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

14

14

sedemikian rupa untuk digunakan dalam suatu bentuk tertentu yang telah di

patenkan.

Seperti yang dipaparkan oleh Paul R. Dittmer dan J. Desmond

Keefe (2003 : 155) yaitu “Standar resep merupakan sebuah resep yang telah

didesain sedemikian rupa untuk digunakan dalam suatu bentuk tertentu

yang telah di patenkan. Di dalam proses pengolahan makanan Standar resep

berfungsi untuk menjaga kualitas makanan tersebut.”

Dalam pengolahan suatu produk makanan harus diperhatikan empat

komponen yang sangat penting yaitu kualitas dari bahan makanan yang

akan diolah, kompetensi juru masak dalam memproduksi suatu makanan,

peralatan yang memadai dalam proses pengolahan makanan dan juga

penggunaan standar resep sebagai acuan dalam proses pengolahan bahan

makanan. Empat komponen tersebut diungkapkan oleh David Foskett,

Ronald Kinton dan Victor Ceserani (2003 : 37):

“Quality of food product in a kitchen can be achieved by :

A. Quality of ingredients

B. Skill of the cook / chef

C. Adequate supply of kitchen equpment

D. Usage standard recipe”

Dengan adanya keempat faktor tersebut di atas sebagai penyokong

dalam proses pengolahan makanan dan sebagai komponen yang penting

dalam menghasilkan kualitas makanan yang baik dengan harapan dapat

memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen.

Berdasarkan kepada teori-teori tersebut di atas dapat

memperlihatkan bahwa peran dasar standar resep sangat menunjang kualitas

Page 17: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

15

15

makanan dari suatu produk makanan yang akan maupun yang sudah

dihasilkan.

Standar resep sebaiknya memiliki informasi mengenai nama dari

produk tersebut, jumlah porsi yang dapat dipersiapkan dalam satu resep,

ukuran porsi makanan, presentasi dan hiasan, kualitas dan kuantitas bahan

baku, prosedur persiapan, waktu yang dibutuhkan, temperatur, serta

prosedur penanganan yang baik. Hal tersebut dikatakan oleh Sarah R.

Labensky (2014 : 62) mengatakan bahwa” Standard recipe form should be

complete, consistent and simple to read and follow. The form should be

stored in a readly accessible place. Although format differ, a standardized

recipe form should includes:

1. Name of product

2. Yield

3. Portion size

4. Presentation and garnish

5. Ingredient quality and quantity

6. Preparation procedures

7. Cooking time and temperature

8. Holding procedures.”

Dalam pembuatan standar resep ada beberapa aturan yang harus

diikuti seperti halnya dalam kutipan dari Paul J. McVety,Bradley J. Ware,

dan Claudette Lévesque Ware (2009 : 112) yaitu :

“Rules for standardizing recipes are as follows :

1. Use them

2. Test and retest them to achieve the excellence of food

quality desired

3. Keep them simple to read and to follow

4. Ensure that there are no errors within the recipe

5. Check to be sure that the recipes are grammatically

correct”

Page 18: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

16

16

Maksud dari kutipan di atas adalah pembuatan standar resep yang

baik harus dipastikan bahwa standar resep yang akan dibuat sesuai dengan

apa yang dibutuhkan, untuk mendapatkan kualitas dan hasil yang

diharapkan lakukan percobaan secara berkala , standar resep juga sebaiknya

mudah untuk dimengerti dan mudah untuk diterapkan sehingga seseorang

yang menggunakan standar resep tersebut dapat memahami dengan baik.

Pastikan juga tidak ada kesalahan di dalam standar resep tersebut dan

dipastikan dengan teliti kebenaran penulisan kata-kata didalamnya.

Setelah aturan-aturan tersebut diikuti, resep yang sudah ada harus di

simpan dalam bentuk-bentuk tertentu berdasarkan kategori dan menetapkan

setiap nomor referensi seperti buku resep, kartu resep, dan penyimpanan

resep secara komputerisasi. Seperti yang dikatakan Philip Pauli (1999 : 16)

bahwa :

“Group recipes by category and assign each a reference number :

Recipe book

Recipe card file

Computerized recipe system”

Dalam pelaksanaanya standar resep tersebut harus diberitahukan

dan disosialisasikan kepada seluruh karyawan yang ada di dapur dan

memberitahukan bagaimana menggunakan standar resep yang baik dan

benar. David K. Hayes, Jack D. Ninemeier, dan Allisha A. Miller

(2012:157) mengatakan bahwa “Professional food preparation personnel

understand that there is much more to using a standard recipe than to

“just do what it says to do”. When a new recipe is introduced, the

kitchen manager should go over it in detail with those staff members who

Page 19: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

17

17

will use it. They should read through the recipe together, assure that

everyone understand what each procedures mean.” Menurut kutipan

tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk menjaga kualitas makanan yang

baik , standar resep sangat berperan penting agar makanan tersebut dapat

diterima oleh konsumen. Oleh karena itu standar resep harus menjadi

acuan juru masak dalam pengolahan makanan dengan tujuan

menghasilkan makanan yang baik dan selalu menjaga kualitas makanan

tersebut.

Pada saat penulis melakukan pengamatan dan penelitian secara

langsung di Nomnom Eatery Café Bandung penulis menemukan adanya

indikasi mengaenai penyajian makanan yang tidak konsisten. Seperti

jumlah porsi yang tidak sesuai, ukuran daging yang berbeda, rasa yang

berubah, serta suhu yang tidak sesuai pada saat penyajian.

Setelah penulis melakukan pengamatan langsung dan juga

mewawancarai owner dari Nomnom Eatery Café Bandung penulis

melihat proses penyimpanan bahan makanan yang diterapkan sudah

tersimpan dengan baik dan sudah memiliki kualitas bahan dasar makanan

yang baik pula.

Penulis menduga dengan ketidakkonsistenan di dalam penyajian

makanan di Nomnom Eatery Café Bandung ini disebabkan oleh format

standar resep yang belum benar. Standar resep tersebut belum

disosialisasikan kepada seluruh karyawan dapur atau belum diletakkan di

tempat yang strategis. Dengan kemungkinan seperti itu, maka para

Page 20: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

18

18

karyawan belum menerapkan standar resep sebagai acuan proses

pengolahan makanan yang mengakibatkan produk tidak konsisten.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis menemukan

permasalahan mengenai penerapan resep baku di dalam proses

pengolahan makanan . Oleh karena itu penulis melakukan penelitian

lebih lanjut. Penelitian ini dituangkan oleh penulis di dalam karya tulis

berupa Tugas Akhir yang berjudul :

“PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY CAFÉ

BANDUNG”

B. Identifikasi Masalah

Setelah penulis mengetahui latar belakang mengenai permasalahan

di atas, penulis menguraikan permasalahan tersebut :

1. Bagaimana kelengkapan susunan resep di Nomnom Eatery Café

Bandung?

2. Bagaimana proses sosialisasi resep di Nomnom Eatery Café

Bandung?

3. Bagaimana pemahaman resep dalam proses pengolahan makanan

di Nomnom Eatery Café Bandung?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Formal

Dalam jenjang pendidikan D III yang penulis tempuh, Tugas Akhir

ini merupakan salah satu syarat penulis untuk menyelesaikan pendidikan

di jurusan Manajemen Tata Boga Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

2. Tujuan Operasional

Page 21: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

19

19

a. Mengetahui seberapa jauh penerapan standar resep di Nomnom

Eatery Café Bandung dan melatih kemampuan penulis dalam

menganalisa permasalahan yang ada.

b. Menemukan permasalahan dan memberikan referensi kepada

Nomom Eatery Café Bandung sebagai alat evaluasi .

D. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Penelitian

Penulis beranggapan bahwa deskrptif merupakan metode yang

tepat dalam mendeskripsikan suatu masalah .Prof. Dr. Sugiyono

(2009:11) beranggapan bahwa “ Metode penelitian deskriptif adalah

metode yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

satu variabel atau lebih tanpa menghubungkan atau membandingkan

kedua variabel tersebut.”

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi merupakan salah satu cara yang tepat untuk

mendapatkan informasi yang pasti mengenai pengamatan pola

perilaku manusia dalam situasi tertentu. Creswell (2012:247)

menyatakan “Observasi adalah proses memperoleh data dengan

mengamati orang dan proses kerja suatu produk dari tangan

pertama di tempat pada saat dilakukan penelitian.” Penulis

menggunakan teknik pengumpulan data secara observasi dengan

Page 22: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

20

20

harapan dapat melihat dan mengetahui langsung operasional

penggunaan standar resep di Nomnom Eatery Café Bandung.

b. Wawancara

Penulis melakukan wawancara terhadap karyawan dapur

dan operasional manager di Nomnom Eatery Café Bandung, serta

untuk mendapatkan tanggapan langsung mengenai kualitas

makanan yang dihasilkan. ”Wawancara merupakan salah satu

teknik pengumpulan data secara langsung atas penelitian yang

dilakukan dengan melakukan diskusi mengenai topik penelitian.

Teknik wawancara terbagi dalam beberapa macam yakni

wawancara terstruktur, semiterstruktur dan tidak terstruktur.”

Esterberg (2002:412)

c. Kuesioner/ Angket

Sugiyono (2011:250) mengatakan bahwa “ Teknik

pengumpulan data Kuesioner merupakan teknik yang dilakukan

dengan cara memberikan beberapa pernyataan atau pertanyaan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Untuk mengetahui

dengan pasti variabel yang akan diukur dan apa yang diharapkan

dari responden penulis menggunakan teknik Kuesioner. Dalam

mendapatkan informasi yang tepat, penulis akan menyebarkan

beberapa pertanyaan tertulis kepada staff dapur di Nomnom Eatery

Café Bandung mengenai standar resep.

d. Studi Kepustakaan

Page 23: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

21

21

Studi kepustakaan merupakan salah satu proses

pengumpulan data berdasarkan beberapa sumber terpercaya dan

studi kepustakaan merupakan suatu hal yang penting dalam

memulai penelitian, dimana penulis memperoleh dukungan atas

penelitian yang dilakukan dari berbagai sumber ilmu, berdasarkan

topik penulis .

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Penelitian mengenai penerapan standar resep ini dilakukan di

Nomnom Eatery Café Jalan Merak No.2 Bandung, Jawa Barat 40133

2. Di dalam melakukan penelitian ini penulis mencari informasi-

informasi mengenai permasalahan yang ada pada bulan January 2016

s.d Juni 2016.

Page 24: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

22

22

BAB II

TINJAUAN UMUM

A. Sejarah Singkat Nomnom Eatery Café Bandung

Nomnom Eatery Café Bandung adalah salah satu usaha jasa

boga di kota Bandung yang menggunakan konsep art design dan

culinary art. Dengan menggabungkan kedua konsep tersebut

Nomnom Eatery memiliki ruangan makan yang unik dan berbeda

dengan café yang ada di kota Bandung. Usaha yang berawal dari

pertemuan dua sahabat lama ini selalu mengutamakan kualitas

hidangan yang disajikan.

Para pengunjung yang datang ke Nomnom Eatery akan

merasakan atmosfir menyantap makanan yang berbeda dengan variatif

menu yang disajikan dan kenyamanan yang diberikan. Kata nom nom

sendiri berasal dari sebuah film kartun bahasa inggris yang terdengar

apabila tokoh dalam kartun tersebut sedang mengunyah dan

menikmati makanan, dan filosofi tersebut menjadi tujuan akhir di café

tersebut. Ruangan makan yang didominasi waran merah, putih, hitam

dan kayu membuat ruangan tersebut memiliki desain interior yang

menarik dan menghadirkan suasana yang ceria saat tamu menyantap

makanan yang dihidangkan.

Pada sudut ruangan tersebut terdapat dinding yang didekor

menggunakan mural kosong yang berfungsi untuk sarana berkreasi

Page 25: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

23

tamu yang datang. Konsumen dapat menggunakan dinding

tersebut untuk menggambarkan kreatifitas mereka, dan kursi yang

terdapat di area makan menggunakan suspender untuk memberikan

kenyamanan konsumen.

B. Lokasi dan Fasilitas Nomnom Eatery Café Bandung

1. Lokasi Café

Nomnom Eatery Café berlokasi di Jalan Merak No.2 Bandung,

tempat yang berada dalam satu gedung dengan brand baju ternama

C59 ini memiliki lokasi yang strategis, dikarenakan dekat dengan

daerah perkantoran dan kampus. Oleh karena itu Nomnom Eatery

Café Bandung memiliki keinginan agar para konsumen yang datang

dapat menikmati segala hidangan yang disajikan dan memberikan

rasa kepuasan setelah menyantap makanan tersebut.

2. Fasilitas Café

Nomnom Eatery Café merupakan usaha jasa boga yang selalu

mengutamakan kepuasan konsumen serta selalu berusaha

memberikan pelayanan terbaik untuk tamu agar memberikan

kepuasan tersendiri. Café ini memiliki lahan parkir yang cukup luas

untuk kendaraan konsumenya, sehingga memberikan kenyamanan

dan kemudahan bagi para konsumen tersebut. Konsep yang dimiliki

café ini memiliki kreatifitas yang tinggi dengan desain yang

menarik tetapi tidak mengesampingkan kualitas dari makanan yang

Page 26: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

24

dihasilkan sehingga dapat memberikan pengalaman makan yang

berbeda bagi para konsumenya.

Fasilitas-fasilitas yang ditawarkan oleh Nomnom eatery Café

Bandung, yaitu :

a. Seating Capacity

Nomnom Eatery Café Bandung mempunyai kapasitas 110 seats

yang terbagi didalam ruangan indoor dan outdoor

b. TV LED

Agar tamu tidak merasa bosan, Café tersebut mempunyai 2

buah TV LED untuk memberikan tontonan kepada tamu.

c. Air Conditioner

Terdapat 3 buah Air Coditioner yang terletak di dining area di

Café tersebut.

d. Wifi

Fasilitas ini membuat pelanggan yang datang merasa nyaman

dan betah di Café tersebut.

e. Toilet

Terdapat toilet yang berada di bagian belakang Café dan toilet

tersebut dipisah untuk pria dan wanita.

f. Lahan Parkir

Hal lain yang menunjang demi kenyamanan para tamu yang

datang adalah lahan parkir kendaraan roda empat dan roda dua

yang cukup luas dan terletak di daerah depan café.

Page 27: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

25

g. Main Kitchen

Luas Kitchen yang tidak terlalu besar tetapi digunakan dengan

optimal yang terletak di bagian belakang Café dan digunakan

untuk menyiapkan produk makanan yang dipesan oleh para

tamu. Nomnom Eatery hanya mempunyai satu ruangan dapur

untuk melakukan preperation serta proses pengolahan makanan

hingga siap untuk disajikan kepada tamu.

h. Pantry

Terletak di sebelah dapur utama dan Pantry digunakan untuk

mempersiapkan segala jenis pesanan minuman dari konsumen

seperti kopi, teh, jus dan special drink.

i. Administration Office

Ruangan ini tidak berdekatan dengan operasional café.

Administration Office berfungsi untuk para pekerja yang

mengatur segala keuangan dan manajemen café tersebut.

3. Waktu Operasional

Manajemn Nomnom Eatery Café Bandung hanya melakukan

sistem 1 shift saja, dan waktu operasional café sebagai berikut :

a. Minggu – Kamis pukul 10.00. – 22.00 WIB.

b. Jumat – Sabtu pukul 10.00. – 23.00 WIB.

Page 28: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

26

C. Sturktur Organisasi dan Personalia Nomnom Eatery Café

Bandung

1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang benar dan jelas di suatu perusahaan

sangatlah dibutuhkan agar operasional dapat berjalan dengan baik.

Dalam mengelola suata usaha jasa boga khususnya café di

dalamnya terdapat sebuah organisasi yang dipimpin oleh pemimpin

yang bertanggung jawab atas visi dan misi dari organisasi tersebut.

Dan setiap anggota dari organisasi tersebut memiliki tanggung

jawab dan wewenang dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan

jabatan yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut William Fox

(2006 : 6 ) menjelaskan bahwa : “The planned co-ordination of the

activities of a nu .mber of people for the purpose of delivering

products, goods and services through division of labour and

function and their co-ordin.ation, and through a hierarchy of

authority and responsibility, in accordance with current

legislation.” Kutipan teori di atas dapat diartikan bahwa untuk

mencapai tujuan yang diinginkan dari suatu perusahaan dibutuhkan

sekelompok orang yang berkerjasama demi terwujudnya tujuan

tersebut. Dalam hal ini seorang pemimpin yang bijaksana, adil dan

jujur sangat dibutuhkan untuk menjadi contoh kepada setiap

anggota organisasi tersebut untuk mencapai kesuksesan bersama.

Page 29: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

27

Organisasi yang dirancang harus mencakup ruang lingkup

perkerjaan atau kegiatan, sumber daya yang diperlukan, fasilitas

dan juga tujuan dari organisasi tersebut. Agar memperjelas suatu

organisasi, dalam penerapannya akan diproyeksikan ke dalam

bentuk kerangka dan gambar. Miftah Thoha (2012:113)

mengatakan bahwa “organisasi merupakan suatu kerangka

hubungan yang berstruktur di dalamnya berisi wewenang,

tangg.ung jawab, dan pembagian kerja untuk menjalaskan sesuatu

fungsi tertentu. Istilah lain dari unsur ini adalah hierarki.

Konsekuensinya dari ada .nya hierarki ini bahwa di dalam

organisasi ada pimpinan atau kepala dan bawahan atau

karyawan.”

Di Nomnom Eatery Café Bandung, struktur oraganisasi yang

digunakan adalah seluruh staff hanya mengikuti saru arahan pimpinan

dalam menjalankan tugas mereka. Metode ini biasanya disebut

organisasi lini karena hanya mengenal satu arahan. Di dalam suatu

organisasi yang baik harus mengutamakan kerjasama team dalam

setiap pelaksanaan tugas. Anggota dari organisasi tersebut memiliki

tanggung jawab sesuai dengan tugas yang telah diberikan

Struktur organisasi yang penulis dapatkan dari pihak

manajemen Nomnom Eatery Café Bandung adalah sebagai berikut :

Page 30: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

28

GAMBAR 2.1

STRUKTUR ORGANISASI

NOMNOM EATERY CAFÉ BANDUNG

Sumber : Hasil Wawancara dengan Manajemen Café

2. Personalia

Sumber daya manusia sangat berperan penting dalam sitem

operasional café. Nomnom Eatery Café Bandung memiliki 13 pekerja

seperti yang dijelaskan sebagai berikut:

1 orang pemilik restoran

1 orang manajer restoran

1 orang bagian accounting

1 orang bagian marketing

1 orang bagian kasir

3 orang juru masak

3 orang daily worker

2 orang pelayan

2 orang keamanan

ACCOUNTING

COOK WAITERS

MARKETING

KASIR

SATPAM

MANAGER

RESTAURANT

OWNER

Page 31: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

29

Seluruh karyawan di Nomnom Eatery Café Bandung memiliki

tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Owner

a) Tanggung jawab atas segala operasional restoran dan

manajemen

b) Mengambil segala keputusan dan memberikan solusi

2) Manajer Restoran

a) Membuat perjanjian dan kesepakatan kerjasama dengan

perusahaan lain

b) Memimpin rapat dan mengontrol seluruh karyawan

Nomnom Eatery Café Bandung

c) Membuat program untuk seluruh karyawan

3) Keuangan

a) Membuat buku pembelian dan pembayaran transaksi dan

memeriksa dan menerima tagihan dari para produsen

b) Menyimpan segala bentuk transaksi dalam bentuk

dokumen dan disimpan dengan aman.

4) Marketing

a) Membuat strategi promosi dan menentukan media promosi

apa yang tepat untuk restoran

b) Membuat laporan aktivitas harian tertulis kepada manajer

restoran

5) Cook

Page 32: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

30

a) Preparation dan mengolah makanan hingga dapat disajikan

kepada konsumen. Dan selalu menjaga kualitas makanan

tersebut.

b) Menjaga kebersihan diseluruh area dapur dan selalu

mengutamakan keselamatan di dapur.

6) Waiters

a) Mencatat pesanan tamu

b) Mengolah minuman di Pantry dan mengahantarkan

pesanan kepada konsumen

c) Menjaga kelengkapan perlatan yang ada di restoran

7) Kasir

a) Menerima uang yang telah dibayarkan oleh konsumen dan

memberikan kembalian jika uang yang diberikan berlebih

b) Menghitung jumlah pengeluaran yang dikeluarkan oleh

tamu

8) Satpam

a) Menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan restoran

D. Tinjauan Mengenai Kelengkapan Susunan Resep di Nomnom

Eatery Café Bandung

Dalam bidang suatu usaha industri khususnya dibidang

pengolahan makanan dan minuman kualitas dan kuantitas makanan

sangat berpengaruh kepada kepuasan para konsumen dengan produk

yang dihasilkan, karena di dalam bidang usaha apapun tujuan utamanya

adalah untuk memperoleh keuntungan yang optimal. Di dalam

Page 33: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

31

operasional dapur pengolahan dan penyajian makanan yang memiliki

kualitas dan kuantitas yang baik adalah dengan menggunakan standar

resep yang tepat .

Seperti yang dijelaskan oleh Terry Jones (2008:64) adalah “The

standardized recipe is the key to success in the foodservice industry.

This simple form offers the food .service operation all of the information

needed for success.” Pernyataan di atas dapat diartikan bahwa kunci

sukses dalam pengolahan sebuah makanan di dalam industri jasa boga

adanya standar resep. Bentuk standar resep memberikan informasi-

informasi kepada juru masak agar tidak terjadi kesalahan dalam

pengolahan makanan.

Resep yang dikembangkan akan membantu juru masak karena

bahan makanannya, ukuran porsi, berat dan cara pengolahan

makanannya beserta waktu yang dibutuhkan. Penggunaan standar resep

dalam hal ini dibutuhkan untuk menjaga konsistensi kualitas dari

makanan seperti yang dipaparkan oleh John R. Walker (2007:235)

bahwa “Standardized recipe. are used to maintain consistent food

quality. A carefully developed recipe helps cooks because the portion

size, ingredients, weights, and production steps, including cooking

method and time, are clearly indicated. Restaurant guest . will be offered

consistenly high-quality food.”

Resep yang dibakukan harus diberikan secara tertulis dan dalam

bentuk arahan untuk mempermudah juru masak menggunakan sebuah

resep. Seperti yang dikatakan oleh Nancy Loman Scalon (2000:167)

Page 34: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

32

bahwa “A standardized recipe consists . of a written set of directions act

as a guideline for the combination of specified amounts of ingredients

to produce. a desired product.”

Dari beberapa teori di atas, dapat diketahui bahwa sebuah

standar resep sangat penting dan berpengaruh kepada konsistensi di

dalam pengolahan sebuah makanan. Standar resep berfungsi sebagai

acuan pada proses, waktu, kualitas dan kuantitas yang harus dicapai

agar dapat menghasilkan produk makanan yang sesuai dengan standar

yang ditetapkan dan sesuai dengan harapan konsumen.

Standar resep yang baik harus memiliki beberapa informasi

yang benar didalamnya agar mempermudah juru masak untuk

memahami dan menerapkannya dalam pengolahan makanan. Seperti

yang dikemukakan oleh United States. of Department Agriculture

(USDA) standard resep harus berisi tentang:

1. Name of recipe

2. Ingredients list

3. Weight and measure

4. Preparation directions

5. Serving Directions

6. Yiel.d

7. Portion size Information

8. Variations

9. Nutrients per serving

10. Marketing guide for selected items

Kutipan tersebut dapat diartikan bahwa standar resep yang benar

harus mengandung unsur sebagai berikut;

1. Nama resep

Page 35: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

33

2. Bahan bahan yang digunakan

3. Berat dan kuan.titas makanan

4. Petunjuk persiapan

5. Petunjuk penyajian

6. Jumlah porsi

7. Ukuran penyajian

8. Variasi.

9. Nutrisi per porsi

10. Panduan pemasaran

Dari pernyataan teori diatas beberapa hal tersebut sangat

berpengaruh penting dalam proses pengolahan makanan agar kualitas

dan kuantitas produk makanan dapat terjaga.

Sebagai contoh bagaimana sususan standar resep yang baik

dan benar, penulis mengambil sample standar resep yang dimiliki oleh

program study Manajemen Tata Boga, Sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung dalam Sauce Recipe, standar resep tersebut dapat dilihat

pada table di bawah ini:

Page 36: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

34

TABEL 2.1

CONTOH FORMAT STANDAR RESEP RESTORAN

NUSANTARA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG

SIRLOIN STEAK MAITRE D’HOTEL YIELD : 10 PORTIONS

NO. : 6.1.25

SLIDE METHOD QUANTITY INGREDIENTS EXPLANATIONS

1 Prepare

10 pcs @200

g

100 g

5 cl

To taste

To taste

To taste

Cut and trimmed

sirloin steak

Maitre d’hotel

butter

Oil

Salt

Pepper

Garnish

The mise en place

2 The result

3 Slice 100 g Maitre d’hotel

butter

And place it on crushed

ice

4 The maitre d’hotel butter on ice

5 Season To taste With salt The sirloin steak on both

faces

6 Brush Little Oil On sirloin steak (both

faces)

7 Place Sirloin steak on the grill

8 Brush

again

Little Oil On the up side face

9 Turn The sirloin steak. Note:

that the fork is in the fat

and not in the meat. This

is an imperative key

points never pinch in the

meat; the blood run out

leaving dry and tasteless

meat

10 Remove Sirloin from the grill

when it is cook to the

desired degree of

doneness.

11 Dress On serving dish

12 Place One slice of maitrre

d’hotel butter on each

steak.

13 The result

14 The mise en place nameless

Page 37: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

35

Sumber : MTB SauceRecipeBook STPB, 2011

Nomnom Eatery Café Bandung sudah memiliki standar resep

namun terdapat beberapa kekurangan dalam penulisan dan susunan

resep tersebut. Dan beberapa hal yang belum di paparkan secara baik

dalam penulisan bentuk hardcopy maupun softcopy. Berikut adalah

salah satu contoh penulisan resep baku di dapur Nomnom Eatery Café

Bandung yang berdasarkan permintaan penulis ajukan kepada pihak

manajemen :

TABEL 2.2

FORMAT STANDAR RESEP YANG DIMILIKI

NOMNOM EATERY CAFÉ BANDUNG

Y : 1 pax

Sumber :

Manajemen Nomnom Eatery Café Bandung

Penulis membandingkan informasi-informasi yang tercantum

dalam susunan standar resep yang dimiliki oleh Nomnom Eatery Café

no

Nama Bahan Qty satuan

PASTA AGLIO OLIO

1 Olive oil 0.25 Laddle

2 Bawang putih 1 Tbsp

3 Tuna can 1 Tbsp

4 Cabe kering 1 Tsp

5 Angciu 1 Tbsp

6 Chicken stock 1 Laddle

7 Chicken powder 1 Tbsp

8 Merica Putih 0.25 Tsp

9 Oregano 0.25 Tsp

10 Pala 0.25 Tsp

11 Pasta 120 Tsp

12 Chop parsley 0.25 Tsp

13 Garlic bread 1 Pcs

Page 38: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

36

Bandung dengan format standar resep yang dimiliki Sekolah Tinggi

Pariwisata Bandung. Dan berikut perbandingan format standar resep

yang penulis lampirkan dengan format standar resep yang ideal :

TABEL 2.3

PERBANDINGAN RESEP

DI NOMNOM EATERY CAFÉ BANDUNG

DENGAN TEORI SEB .UAH STANDARD RECIPE

NO Recipe Consist Informasi Resep Nomnom

Eatery Café Bandung

Ada Tidak ada

1 Nama makanan ✓

2 Jumlah Porsi ✓

3 Ukuran porsi ✓

4 Daftar bahan makanan

yang diurutkan

berdasarkan penggunaan

5 Peralatan yang dibutuhkan ✓

6 Petunjuk persiapan ✓

7 Waktu memasak ✓

8 Proses pengolahan ✓

9 Petunjuk penyajian ✓

10 Suhu ✓

11 Informasi penggunaan

hiasan

Presentase 18,2% 81,8%

Page 39: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

37

Pada tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa perbandingan

kelengkapan susunan standar resep yang ideal sesuai dengan teori yang

ada. Penulis melakukan penelitian di Nomnom Eatery Café Bandung

bahwa resep yang dimiliki café tersebut belum memenuhi kelengkapan

dalam menyusun standar resep yang baik dan benar agar menjaga

konsistensi kualiatas dan kuantitas makanan yang disajikan.

Juru masak dan pihak manajemen harus memiliki satu

kesepakatan bersama bahwa standar resep harus berisi, akurat dan

mudah dipahami dalam jumlah, jenis bahan, prosedur pembuatan serta

prosedur penyajian. Seperti yang dikemukakan oleh Jack D. Ninemeier

(2000:131) bahwa “Production. and management must agree that the

recipe is consist, accurate, and readable to: amount, type of

ingredients, production. procedurs, and service procedures.”

Apabila standar resep mudah dipahami dan dapat dengan mudah

diterapkan di dalam proses pengolahan makanan serta menjadi acuan

juru masak, maka produk yang dihasilkan akan memiliki kualitas dan

kuantitas yang sama sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Penulis memberikan kuisoner kepada karyawan dapur dari Nomnom

Eatery Café Bandung yang berjumlah 6 orang dan penulis laksanakan

pada bulan April 2016. Berikut mengenai tanggapan karyawan dapur

dibawah ini:

Page 40: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

38

TABEL 2.4

TANGGAPAN KARYAWAN DAPUR MENGENAI RESEP YANG

DIMILIKI OLEH NOMNOM EATERY CAFÉ BANDUNG

N=6

NO URAIAN YA % TIDAK % N %

1 Apakah anda mengetahui

susunan resep yang baik

dan benar ?

4 66.7 2 33.3 6 100

2 Aapakah dapur Nomnom

Eatery Café Bandung

memiliki resep baku ?

6 100 0 0 6 100

3 Apakah resep yang ada di

letakkan di tempat yang

mudah dijangkau ?

3 50 3 50 6 100

4 Apakah resep yang ada

sudah berupa softcopy

atau hardcopy?

4 66.7 2 33.3 6 100

Sumber: Hasil olahan kuesioner, keterangan: n: jumlah responden,

Y/T: jumlah yang menjawab

E. Tinjauan Mengenai Proses Sosialisasi Resep di Nomnom Eatery

Café Bandung

Dengan adanya standar resep membantu kelancaran operasional

café dan menunjang kegiatan pengolahan sebuah makanan. Hal ini

sangat membantu terjadinya kelancaran pada pengolahan suatu

produk makanan dan minuman. Standar resep haruslah berisikan

informasi-informasi yang dapat mudah dimengerti dan diterapkan

oleh karyawan di dalam dapur. Sehingga dapat menghasilkan produk

Page 41: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

39

yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Menurut Colman

(2002:123) bahwa “ Standard recipe are required . for all menu items,

and all those employed in food preparation must be instructed to

follow these recipe, not only for cost contr .ol. purpose, but also for

concistency of size and quality from the costumer’s point of view.”

Menurut kutipan tersebut adalah untuk selalu menjaga konsistensi

kualitas makanan dari sudut para pelanggan resep baku dibutuhkan

dalam semua menu makanan dan semua juru masak dalam persiapan

makanan harus mengikuti resep baku yang telah ditentukan, bukan

hanya untuk perhitungan biaya dan pengendaliannya saja.

Satndar resep merupakan alat komunikasi antara para juru

masak di dapur yang berisi informasi mengenai suatu barang yang akan

diproduksi oleh para juru masak. Pengertian komunikasi menurut

Wiryanto (2000:32) mengatakan bahwa “Komunikasi antar pribadi

(interpersonal communication) merupakan. komunikasi yang

berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik

secara terorganisasi maupun pada. kerumunan orang.”

Agar standar resep dapat dipahami dan diterapkan dalam

pengolahan makanan ada baiknya jika proses sosialisasi dilakukan

kepada seluruh karyawan dapur. Seperti yang dipaparkan oleh Tim

Bentang Pustaka (2003:131) pengertian sosialisasi adalah ”Proses

belajar. seseorang atau anggota dari sebuah organisasi untuk mengenal

dan menghayati kebudayaan . atau kebiasaan lingkungannya.”

Page 42: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

40

Proses sosialisasi resep baku dapat dilakukan oleh pihak

manajemen restoran dengan memberikan beberapa pelatihan kepada

karyawan dapur. Pelatihan dapat dilakukan sebelum karyawan baru

memulai pekerjaannya di dapur café tersebut maupun memberikan

pelatihan-pelatihan kepada karyawan lama agar mengetahui dan

memahami informasi-informasi terbaru mengenai hal-hal yang

dilaksanakan oleh pihak manajeman dan sebagai reminder bagi seluruh

karyawan agar tetap menjaga konsistensi kualitas makanan yang akan

disajikan.

Untuk mengetahui pelaksanaan sosialisasi di Nomnom Eatery

Café Bandung penulis menyebarkan beberapa kuisoner kepada seluruh

juru masak yang berkaitan dengan proses sosialisasi. Berikut tabel

kuisoner yang penulis bagikan :

TABEL 2.5

TANGGAPAN JURU MASAK MENGENAI SOSIALISASI RESEP DI

NOMNOM EATERY CAFÉ BANDUNG

N=6

NO PERTANYAAN YA % TIDAK % N %

1 Apakah sebelum

memulai operasional

di dapur, dilaksanakan

briefing?

0 0 6 100 6 100

2 Apakah pihak

manajemen

memberikan informasi

mengenai resep yang

digunakan?

2 33.

3

4 66.7 6 100

Page 43: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

41

3 Apakah pihak

manajemen

melaksanakan

program pelatihan?

3 50 3 50 6 100

4 Apakah pelatihan

terhadap karyawan

dilakukan secara

berkala?

3 50 3 50 6 100

Sumber: Hasil olahan kuesioner, keterangan: n: jumlah responden,Y/T: jumlah

yang menjawab

F. Tinjauan Mengenai Pemahaman Penggunaan Resep Dalam Proses

Pengolahan Makanan di Nomnom Eatery Café Bandung

Setelah melakukan sosialisasi mengenai resep dengan seluruh

juru masak di dapur, hal berikutnya adalah dengan memahami isi dari

resep tersebut dan menggunakan resep tersebut sebagai acuan dalam

pengolahan makanan agar kualitas dan kuantitas dari produk tersebut

tetap konsisten. Seperti yang dipaparkan oleh Lora Arduser dan

Douglas Robert Brown (2004:368) yaitu “The standardized recipe . is

an important tool for the kitchen staff. Use of standardized recipe

assures quality. and consistency of menu items, and it helps with cost

control and menu pricing.”

Dengan menggunakan standar resep yang baik dan benar akan

menghasilkan kualitas dan kuantitas yang diharapkan sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan. Makanan yang dihasilkan setelah

diproses oleh juru masak disebuah restoran sangat bergantung kepada

orang yang menggunakan standar resep tersebut sebagai acuan pada

Page 44: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

42

saat pengolahan makanan. Manajemen restoran dan juga karyawan

harus memahami bagaimana menggunakan standar resep sebagai

acuan untuk proses pengolahan makanan.

Menurut Stephen B. Shiring, R. William Jardine, dan Richard

J.Mills (2000:165) bahwa “A standardized recip .e provides the

flexibility of having the items prepared the same way each time,

regar.dless of who prepares it.” Menurut kutipan tersebut adalah

pentingnya memahami bagaimana cara menggunakan standar resep

untuk setiap produk yang dihasilkan, biarpun berbeda orang yang

menyiapkannya.

Penggunaan standar resep pada pengolahan makanan memiliki

banyak manfaat yang didapat. Seperti yang dipaparkan oleh Lea R.

Dopson dan David K.Hayes (2010:198) yaitu :

“Standardized recipes have. far more advantages than

disadvantages. Reasons for incorporating a system of standardized

recipes include. the following:

1. Accurate purchasing . is impossible without the existence and use

of standardized recipes.

2. Dietary concerns requires some foodservice operators to know

the exact ingredients and the correct amount of nutrients in each

serving of a menu item.

3. Accuracy in menu laws require that foodservice operators be

able to tell guests about the type and amount of ingredients in

their recipes.

4. Accurate recipe costing and menu pricing is impossible without

standardized recipe.

Page 45: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

43

5. Matching food used to cash sales is impossible to do without

standardized recipe.

6. New employees can be better trained with standardized recipes.

7. The computerization of a foodservice operation is impossible

unless the elements of standardized recipes are in place; thus,

the advantages of advanced technological tools available to the

operation are restricted or even climinated.”

Standar resep memiliki beberapa keuntungan dan kekurangan.

Berikut alasan – alasan yang membuat resep baku tersebut :

1. Pembelian bahan yang akurat untuk menggunakan resep

tersebut

2. Keuntungan untuk orang yang bekerja dibagian servis karena

untuk mengetahui bahan-bahan yang digunakan pada satu

menu dan nutrisi yang terkandung dalam setiap makanan.

3. Lebih akurat untuk memberi informasi kepada tamu

mengenai tipe dan jenis bahan yang digunakan di dalam

menu tersebut.

4. Lebih akurat dalam menentukan harga satu menu dan

perhitungan dalam resep yang digunakan .

5. Memberikan makanan yang konsisten dari segi apapun.

6. Mempermudah karyawan untuk memahami standar resep

yang diberikan.

7. Kegiatan komputerisasi oleh orang servis tidak dapat

digunakan, kecuali hal-hal tersebut sesuai dengan standar

resep, dan lebih menguntungkan menggunakan teknologi

agar dapat dipatenkan.

Page 46: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

44

Dari pernyataan teori-teori tersebut diharapkan manajamen dan

juru masak dapat memahami manfaat dari standar resep apabila

digunakan di dalam proses pengolahan makanan. Sehingga apabila

resep baku tersebut menjadi acuan dalam pengolahan makanan

diharapkan bisa memberikan kepuasan kepada tamu dikarenakan

mereka telah mencicipi rasa makanan yang sama seperti sebelumnya.

Adapun kutipan menurut Stephen B. Shiring, R. Willian Jeardine, dan

Richard J. Mills (2000:165) bahwa “A caterer will strive. to become

famous for a certain food. Clients request certain speciality foods.

These request are usually based on their preference for the taste,

texture, form, temperature, tenderness, and eye appeal for the item.

Therefore, the challenge. is to make the item same way each time it is

featured at an event.” Maksud kutipan tersebut adalah sebuah restoran

akan menjadi terkenal apabila selalu menyajikan makanan yang

terbaik kepada tamu dari segi rasa, tekstur, bentuk, cara penyajian

sehingga para konsumen akan memesan kembali makanan tersebut.

Untuk mengetahui apakah juru masak Nomnom Eatery Café

Bandung telah memahami dan menggunakan resep baku sebagai

acuan dalam proses pengolahan makanan penulis membagikan

kuisoner yang berisi beberapa pertanyaan dan juga tanggapan kepada

juru masak :

Page 47: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

45

TABEL 2.6

TANGGAPAN KARYAWAN DAPUR NOMNOM EATERY CAFÉ

BANDUNG MENGENAI PENGGUNAAN RESEP BAKU DALAM

PROSES PENGOLAHAN MAKANAN

NO URAIAN YA % TIDAK % N %

1 Apakah anda menggunakan

resep yang ada sebagai acuan ?

3 50 3 50 6 100

2 Apakah anda memahami

tahapan pengolahan makanan

yang ada di dalam resep ?

2 33.3 4 66.7 6 100

3 Apakah anda mengetahui

manfaat resep baku dalam

proses pengolahan makanan ?

2 33.3 4 66.7 6 100

4 Apakah anda menggunakan

bahan sesuai dengan resep ?

2 33.3 4 66.7 6 100

5 Apakah anda mengolah

makanan berdasarkaan

perkiraan pribadi dan

pengalaman ?

4 66.7 2 33.3 6 100

6 Apakah anda mengikuti

langkah-angkah dalam

pengolahan makanan ?

3 50 3 50 6 100

7 Apakah pihak manajemen

pernah menegur anda ketika

anda tidak menggunakan resep

yang ada ?

3 50 3 50 6 100

Page 48: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

36

BAB III

ANALISIS PERMASALAHAN

A. Analisis Mengenai Kelengkapan Susunan Resep di Nomnom Eatery

Café Bandung

Sebuah usaha yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan

minuman sangat mengutamakan kualitas dan kuantitas produk makanan

yang dihasilkan. Konsistensi dalam proses pengolahan makanan tersebut

dapat memberikan kepercayaan kepada para konsumen dan mendapatkan

image yang baik dari para pelangganya. Secara tidak langsung akan

memberikan keuntungan yang lebih untuk perusahaan tersebut.

Café merupakan salah satu usaha yang mengutamakan kualitas dari

produk yang dihasilkan. Seorang juru masak berperan penting untuk

menjaga kualitas dari produk tersebut, dalam mengolah makanan di dapur

seorang juru masak harus memahami produk yang akan dibuatnya, bahan-

bahan yang akan digunakan, nama dan manfaat dari produk tersebut,

perlatan apa saja yang dibutuhkan, waktu dan suhu yang tepat, metode

pada saat mengolah makanan, serta informasi mengenai cara penyajian

yang menarik. Oleh karena itu resep yang dibakukan sangat berperan

penting sebagai pedoman juru masak dalam mengolah makanan tersebut,

dan memberikan kemudahan juru masak untuk menghasilkan produk

makanan dengan selalu mempertahankan kualitas sesuai dengan standar

yang ada.

Page 49: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

44

Semua informasi-informasi tersebut merupakan hal yang harus

tersedia di dalam sebuah standar resep yang baik dan benar. Kelengkapan

susunan dan informasi standar resep sangat berperan penting agar tidak

terjadi kesalahan dalam proses pengolahan makanan. Karena kesalahan

yang terjadi di dapur akan berdampak kepada kualitas dari produk yang

dihasilkan. Konsistensi kualitas dari sebuah produk makanan didukung

oleh pemahaman dari juru masak dan kesadaran mereka betapa pentingnya

sebuah standar dalam proses produksi.

Penulis melakukan kegiatan wawancara dengan juru masak yang

bertanggung jawab dalam proses pengolahan makanan dan melakukan

observasi di Nomnom Eatery Café Bandung untuk mengetahui apakah

resep yang tersedia di café tersebut merupakan resep yang ideal. Dan

penulis membandingkan resep tersebut dengan contoh standar resep yang

dimiliki Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung yang penulis lampirkan pada

tabel 2.1 di halaman 25 pada Bab II Penulis menemukan bahwa resep baku

yang dimiliki Nomnom Eatery Café Bandung belum melampirkan

informasi-informasi yang lengkap yang seharusnya ada didalam sebuah

standar resep yang ideal. Dengan kegiatan membagikan pertanyaan dalam

bentuk kuisoner yang penulis lakukan kepada seluruh karyawan dapur

memperkuat pernyataan tentang penulis bahwa resep yang dimiliki

Nomnom Eatery Café Bandung belum memenuhi susunan standar resep

yang benar. Hasil kuisoner tersebut penulis cantumkan di dalam tabel 2.4

halaman 24.

Page 50: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

45

Dalam hal ini penulis juga melampirkan contoh resep baku yang

dimiliki Nomnom Eatery Café Bandung pada tabel 2.2 di halaman 29.

Setelah membandingkan anatara contoh resep yang dimiliki Nomnom

Eatery Café Bandung dengan resep yang ideal, penulis menemukan

adanya kesalahan dalam informasi-informasi mengenai kelengkapan

susunan standar resep yang ideal seperti tidak adanya ukuran porsi

makanan, jumlah porsi yang dihasilkan, urutan penggunaan bahan

makanan yang benar, peralatan yang dibutuhkan, petunjuk persiapan,

waktu serta suhu yang dibutuhkan, proses pengolahan dan informasi

penyajian yang menarik.

Dalam hasil wawancara dengan pihak manajemen dan didukung

dengan hasil kuisoner yang penulis bagikan dengan para karyawan dapur

mengenai resep yang dimiliki Nomnom Eatery Café Bandung, penulis

mendapatkan informasi bahwa mereka mengetahui adanya standar resep

tetapi mereka tidak memahami susunan dan kelengkapan informasi standar

resep yang baik dan benar. Hal ini dikarenakan format dari standar resep

yang dimiliki Nomnom Eatery Café bandung bukanlah format standar

resep yang benar. Dikarenakan belum memuat seluruh aspek yang

dibutuhkan di dalam sebuah standar resep. Sehingga juru masak belum

menggunakan standar resep sebagai acuan yang bisa menyebabkan

makanan yang dihasilkan tidak memiliki kualitas yang konsisten.

Page 51: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

46

B. Analisis Mengenai Proses Sosialisasi Resep di Nomnom Eatery Café

Bandung

Konsistensi kualitas dan kuantitas dari suatu produk makanan

berdasarkan juru masak yang menggunakan resep baku sebagai acuan.

Standar resep merupakan alat komunikasi juru masak dalam operasional

dapur. Sebuah restoran yang mempertahankan eksistansinya akan

mengutamakan kualitas dari makanan yang disajikan kepada para

konsumen.

Untuk menentukan sebuah resep baku yang baik, seorang juru

masak harus menguji menu makanan yang akan disajikan terlebih dahulu

agar dapat menegetahui kualitas dari produk tersebut. Dalam proses

penerapan resep baku pihak manajemen harus memberikan penjelasan

terlebih dahulu kepada juru masak agar mengurangi tingkat kesalahan

dalam mengolah makanan.

Pada proses sosialisasi resep baku di Nomnom Eatery Café

Bandung penulis membagikan kuisoner kepada seluruh juru masak di

dapur untuk mengetahui apakah resep baku yang digunakan sudah

disosialisasikan terlebih dahulu. Kuisoner yang dibagikan oleh penulis

mencakup 4 pertanyaan yang terdapat pada tabel 2.5 halaman 31, setelah

kuisoner tersebut diolah dapat kita lihat pada pertanyaan pertama sebanyak

6 (100%) juru masak mengatakan bahwa tidak ada pelaksanaan briefing

sebelum operasional dilaksanakan. Pada pertanyaan kedua penulis

menanyakan mengenai apakah pihak manajemen Café memberikan

informasi-informasi mengenai resep yang digunakan dan sebanyak 2

Page 52: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

47

(33.3%) juru masak saja yang mengatakan Ya bahwa manajemen

memberikan informasi mengenai resep yang digunakan dan sisanya 4

(66.7%) mengatakan Tidak.

Dari hasil kedua pertanyaan kusioner tersebut terlihat bahwa juru

masak di Nomnom Eatery Café Bandung belum benar mengetahui

informasi mengenai resep baku yang digunakan dan kegunaanya. Pada

proses sosialisasi resep baku tersebut pihak manajemen harus memberikan

program pelatihan kepada juru masak di dapur secara berkala, pada

pertanyaan nomor 4 dan 5 penulis menanyakan mengenai hal tersebut

tetapi penulis mendapatkan hasil sebanyak 3 (50%) juru masak tidak

mendapatkan pelatihan dari pihak manajemen secara berkala. Hal ini

menyebabkan juru masak dapat melupakan hal-hal yang sudah diberikan

pada saat mereka mendapatkan pelatihan sebelumnya. Hal tersebut juga

dapat mempengaruhi semangat bekerja juru masak yang bisa berdampak

pada saat proses pengolahan makanan dengan menurunnya kualitas dan

kuantitas yang dihasilkan.

Dari seluruh kuisoner yang penulis bagikan dapat dipahami bahwa

resep baku sangat berperan penting dalam proses pengolahan makanan.

Pentingnya melakukan pelatihan secara berkala dan melakukan briefing

sebelum kegiatan dapur dilaksanakan merupakan hal yang harus

dilaksanakan pihak manajemen agar dapat menghasilkan produk sesuai

dengan standar yang telah ditentukan.

Page 53: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

48

C. Analisis Mengenai Pemahaman Penggunaan Resep Dalam Proses

Pengolahan Makanan di Nomnom Eatery Café Bandung

Café merupakan suatu bidang usaha yang mengutamakan proses

pengolahan makanan dan minuman. Untuk mengahasilkan produk

makanan yang di harapkan oleh konsumen seorang juru masak harus

memperhatikan bahan-bahan yang digunakan, proses pengolahan makanan

dan cara penyajian yang baik untuk menjaga kualitas dan kuantitas dari

makanan tersebut. Konsumen akan merasa senang apabila mereka

mendapatkan apa yang mereka harapkan dari makanan tersebut yang

membuat mereka ingin datang kembali ke restoran tersebut. Seorang juru

masak yang handal harus bisa memenuhi segala kebutuhan dan keinginan

dari konsumen dalam produk yang dihasilkan. Dalam hal ini resep baku

yang ideal menjadi hal yang sangat penting dalam proses pengolahan

makanan agar bisa memberikan produk yang diharapkan oleh konsumen.

Standar resep juga berfungsi sebagai acuan para juru masak yang

berbeda pengalaman dalam mengolah makanan dan berbeda cara

mengolah makanan. Ini berfumgsi untuk meminimalisir perbedaan produk

yang dihasilkan. Pihak manajemen menggunakan resep baku demi

terbentuknya standar kualitas yang telah ditetapkan dan sealalu

menerepkan resep tersebut untuk pengolahan makanan.

Sosisalisasi yang dilakukan pihak manajemen kepada juru masak

sangat berperan penting untuk kegiatan yang dilakukan juru masuk di

dapur. Akan tetapi sosialisasi saja belum sempurna apabila seorang juru

masak belum memahami kegunaan resep tersebut dan menggunakannya

Page 54: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

49

dalam proses pengolahan makanan. Memahami kegunaan dan informasi-

informasi yang tertulis dalam resep baku sangat berpengaruh kepada

kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan.

Setelah penulis meninjau kembali prosedur yang diterapkan oleh

pihak manajamen di Nomnom Eatery Café Bandung mengenai sebuah

standar resep, penulis memberikan beberapa pertanyaan yang ditulis dalam

sebuah kuisoner yang penulis bagikan kepada juru masak yang ada di

dapur. Dalam kuisoner yang penulis bagikan penulis ingin mengetahui

pemahaman juru masak dalam penggunaan standar resep serta manfaat

standar resep tersebut di dalam proses pengolahan makanan dan informasi-

informasi yang tercangkup di dalamnya. Kuisoner tersebut penulis

lampirkan pada tabel 2.6 halaman 39.

Terlihat pada tabel tersebut hanya 2 (33.3%) juru masak saja yang

memahami tahapan pengolahan makanan dalam resep di dapur dan sisanya

sebanyak 4 (66.7%) juru masak tidak memahami tahapan apa saja yang

dibutuhkan dalam proses pengolahan makanan. Dan pada pertanyaan lain

yang penulis cantumkan hanya 2 (16.7%) saja juru masak yang mengerti

dan memahami manfaat resep baku dalam proses pengolahan makanan.

Juru masak di dapur Nomnom Eatery Café Bandung tidak memahami

resep baku yang digunakan dan tidak mengetahui manfaat resep baku

tersebut dalam proses pengolahan makanan oleh karena itu juru masak

tidak menjadikan resep baku sebagai acuan hanya menggunakan

pengalaman pribadi dalam proses pengolahan makanan.

Page 55: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

50

Setelah mengetahui informasi yang penulis dapatkan dari kuisoner

yang dibagikan, proses sosialisasi yang dilaksanakan kepada juru masak

mengenai resep baku tidak cukup dalam menjaga kualitas dan kuantitas

apabila seoramg juru masak tidak memahami informasi-informasi yang

tercantup di dalam resep tersebut. Kualitas dari produk yang dihasilkan

akan konsisten apabila seorang juru masak selalu menggunakan resep

baku sebagai acuan dalam mengolah makanan. Juru masak yang handal

harus memahami tahapan pengolahan makanan, mengetahui manfaat dari

resep baku yang ideal, dan menjadikan resep baku sebagai acuan dalam

proses pengolahan makanan

Page 56: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

51

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bab ini penulis mengambil beberapa kesimpulan berdasarkan

permasalahan yang penulis temukan pada bab sebelumnya. Dan berikut

kesimpulan yang penulis uraikan :

1. Informasi mengenai susunan standar resep yang dimiliki oleh Nomnom

Eatery Café Bandung belum mempunyai informasi yang lengkap dan

tepat dengan susunan standar resep yang seharusnya, seperti teori yang

penulis cantumkan pada bab sebelumnya mengenai susunan standar

resep yang tepat. Produk makanan yang dihasilkan tidak konsisten

dari segi kualitas dan kuantitas disebabkan oleh tidak lengkapnya

informasi-informasi yang terdapat di dalam resep yang digunakan. Hal

ini berpengaruh kepada juru masak yang menggunakan resep tersebut

dalam proses pengolahan makanan yang akan disajikan kepada

konsumen. Kualitas dan kuantitas makanan merumakan tanggung

jawab juru masak di dapur.

2. Sosialisasi resep kepada juru masak di Nomnom Eatery Café Bandung

belum dilakukan secara maksimal. Sebuah standar resep merupakan

alat komunikasi secara tertulis bagi seluruh juru masak di dapur dalam

mengolah makanan sebelum disajikan kepada konsumen. Dan proses

sosialisasi resep baku mengenai informasi-informasi mengenai resep

tersebut belum dilaksanakan dengan benar oleh pihak manajemen. Hal

Page 57: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

52

ini kembali berdampak kepada produk makanan yang dihasilkan tidak

maksimal

3. Pemahaman juru masak menggunakan standar resep dalam pengolahan

makanan belum optimal. Juru masak yang ada di Nomnom Eatery Café

Bandung belum memahami dan menggunakan resep tersebut sebagai

acuan dalam proses pengolahan makanan. Hal ini mengakibatkan

kesalahan dalam tahapan mengolah makanan dari informasi-informasi

yang terdapat di dalam resep baku tersebut. Juru masak yang ada di

dapur belum mengetahui apa manfaat menggunakan standar resep yang

ideal di dalam mengolah makanan. Kualitas dan kuantitas yang

dihasilkan tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pihak

manajemen.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang penulis uraikan maka penulis akan

memberikan saran dan masukan bagi pihak manajemen maupun juru

masak yang ada di dapur Nomnom Eatery Café Bandung. Semoga saran

dan masukan yang penulis berikan dapat berguna khususnya dalam proses

pengolahan makanan di dapur. Berikut saran-saran yang penulis uraikan :

1. Pihak manajamen Nomnom Eatery Café Bandung belum memberikan

susunan satndar resep yang benar dalam hal informasi-informasi yang

tercantum didalamnya. Lebih baik jika resep yang sudah ada diperbaiki

dan ditambahkan informasi-informasi sesuai dengan format standar

resep yang ideal yang sudah penulis cantumkan pada bab sebelumnya.

Apabila resep tersebut telah sesuai dengan standar resep yang ideal,

Page 58: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

53

ditulis dengan rapi dan disimpan ditempat yang mudah terjangkau agar

mempermudah juru masak dalam menjangkau resep tersebut. Dan lebih

baik apabila ditambahkan gambar agar lebih menarik untuk dibaca yang

bisa membuat juru masak tertarik untuk memahaminya. Hal ini dapat

berpengaruh kepada konsumen untuk memenuhi keinginan mereka.

Penulis berharap resep yang digunakan dapat menghasilkan produk

makanan sesuai dengan standar dari pihak manajemen inginkan.

2. Setelah melengkapi informasi-informasi yang tercantum dalam resep

baku yang ada di dapur Nomnom Eatery Café Bandung, penulis

menginginkan pihak manajemen dapat memberikan informasi mengenai

resep tersebut kepada juru masak yang ada. Proses sosialisasi resep yang

ideal merupakan hal yang sangat penting bagi juru masak karena resep

tersebut menjadi pedoman dan acuan juru masak dalam megolah

makanan sebelum disajikan kepada konsumen.

3. Memahami dan menggunakan resep yang ideal dalam mengolah

makanan merupakan tanggung jawab juru masak. Seorang juru masak

yang profesional harus memahami isi dari resep baku tersebut dan dapat

menerapkannya di dalam proses pengolahan makanan. Manfaat

menggunakan resep baku yang ideal juga berpengaruh kepada kualitas

dan kuantitas makanan yang dihasilkan. Nomnom Eatery Café Bandung

dapat memberikan pelatihan secara berkala kepada seluruh juru masak

yang ada dan memberikan informasi betapa pentingnya resep baku yang

ideal. Memberikan teguran kepada juru masak yang tidak menggunakan

resep baku sebagai acuan hanya menggunakan pengalaman pribadi.

Page 59: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

54

DAFTAR PUSTAKA

Arduser, Lora and Douglas Robert Brown. 2004. The Encyclopedia of Restaurant

training: a Complete Ready-to-Use Training Program for All

Positions in the Food Service Industry. Atlantic Publishing Company.

Florida.

Creswell W. John. 2012. Research Design. SAGE Publications, Inc. London

Esterberg G. Kristin. 2002. Qualitative Methods in Social Research. McGrawHill.

Boston

Foskett, David et al. 2003. The Theory of Catering. R.R. Bowker Company. USA.

Fox, William. 2006. Managing Organisational Behaviour. Juta and Co.

Cape Town

Hayes David K. and Dopson Lea R. Food and Beverage Cost Control 5th

Edition.Wiley. USA

Jones, Terry. 2008. Culinary Calculations 2nd Edition. Wiley. Nevada USA

K. David, Ninemeier D. Jack, Miller A. Allisha. 2012. Foundations of Lodging

Management 2nd Edition. Prentice Hall. New Jersey.

Labensky, Sarah R et al. 2014. On Cooking: a Textbook of Culinary

Fundamentals. Pearson Prentice Hall. New Jersey.

McVety, Paul J. et al. 2009. Fundamentals of Menu Planning 3rd Edition. John

Wiley & Sons, Inc. New Jersey.

Mills Richard J, Jardine William R and Sgiring Stephen B. 2001. Introduction to

Catering : Ingredients for Success. Cengage Learning. Pennsylvania.

Page 60: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

55

Minantyo, Hari. 2011. Dasar-dasar pengolahan makanan : (food product

fundamental), Yogyakarta : Graha Ilmu

Ninemeier, Jack D. 2000. Management of Food and Beverage Operation.

American Hotel and Lodging Educational Institute. USA.

Paul R. Ditmmer dan J.Desmond Keefe III. 2003. Principles of Food Beverage

and Labor Cost Control, New Jersey : John Wiley & Sons,Inc.

Pauli, Philip. 1999. Classical Cooking The Modern Way (Methods and

Techniques). John Wiley & Sons, Inc. New Jersey.

Pavestic, David V. dan Paul F. Magnant. 2005. Fundamental Principles of

Restaurant Cost Control. Pearson Prentice Hall. New Jersey.

Scanlon Loman, Nancy. 2000. Catering Management 2nd Edition. Wiley.

New York

Spears, Marian C. dan Mary B. Gregoire. 2007. Food Service Organizations : a

Managerial and Systems Approach. Pearson Prentice Hall.

NewJersey.

Starr, Nona S. 2003. View Point and Introduction to Travel, Tourism, and

Hospitality. Pearson Prentice Hall. New Jersey.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. CV. Alfabeta.

Thoha, Miftah. 2012. Prilaku Organisasi Konsep Dasar dan Implikasinya

PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Tim Bentang Pustaka. 2003. Kamus Saku Bahasa Indonesia. Grasindo. Jakarta.

W.A., Marsum. 2010. Restoran dan Permasalahnnya. Jakarta : Andi Publisher.

Walker, John.R. 2007. The Restaurant from Concept to Operation. John Wiley

&Sons, Inc. New Jersey.

Page 61: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

56

Wiryanto. 2000. Pengantar Ilmu Komunikasi. Grasindo. Jakarta.

www.kemenpar.co.id

www.usda.gov/

Page 62: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

57

LAMPIRAN 1

SURAT PENGANTAR KUESIONER UNTUK JURU MASAK

DI NOMNOM EATERY CAFÉ BANDUNG

Kepada Yth.

Jurumasak

Nomnom Eatery Café

Bandung, Jawa Barat

Dengan Hormat,

Dalam rangka mengumpulkan data untuk keperluan penelitian saya

tentang resep di Nomnom Eatery Café Bandung mahasiswa yang bernama :

Nama : Dennis Prakasa Saputra

NIM : 201319566

Kelas : MTB 6A

Sekolah : Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

Memohon kesediaan bapak/ibu/saudara untuk mengisi kuesioner atau

angket ini. Adapun maksud dari kuesioner atau angket ini adalah tidak lain untuk

memperoleh data dalam rangka penyelesaian penyusunan Tugas Akhir.

Atas perhatian dan kesediaan bapak/ibu/saudara, saya ucapkan banyak

terimakasih

Hormat saya,

Dennis Prakasa Saputra

Page 63: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

58

LAMPIRAN 2

KUESIONER MENGENAI STANDAR RESEP

DI NOMNOM EATERY CAFÉ BANDUNG

Berilah tanda (x) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan anda :

1. Apakah anda mengetahui susunan standar resep yang baik dan benar ?

a. YA

b. TIDAK

2. Apakahan dapur Nomnom Eatery Café Bandung memiliki satndar resep ?

a. YA

b. TIDAK

3. Apakah resep yang ada di letakkan di tempat yang terjangkau ?

a. YA

b. TIDAK

4. Apakah resep yang ada sudah berupa softcopy atau hardcopy ?

a. YA

b. TIDAK

5. Apaka sebelum memulai operasional di dapur, dilaksanakan briefing ?

a. YA

b. TIDAK

6. Apakahan pihak manajemen melaksanakan program pelatihan ?

a. YA

b. TIDAK

7. Apakah pihak manajemen memberikan informasi mengenai resep yang

digunakan ?

a. YA

Page 64: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

59

b. TIDAK

8. Apakah pelatihan terhadap karyawan dilakukan secara berkala ?

a. YA

b. TIDAK

9. Apakah anda menggunakan standar resep sebagai acuan ?

a. YA

b. TIDAK

10. Apakah anda memahami tahapan pengolahan makanan yang ada di dalam resep ?

a. YA

b. TIDAK

11. Apakah anda menggunakan bahan sesuai dengan resep ?

a. YA

b. TIDAK

12. Apakah anda mengolah makanan berdasarkan pengalaman pribadi dan perkiraan

?

a. YA

b. TIDAK

13. Apakah anda mengikuti langkah-langkah dalam pebgolahan makanan ?

a. YA

b. TIDAK

14. Apakah pihak manajemen pernah menegur anda apabila anda tidak menggunakan

standar resep yang ada ?

a. YA

b. TIDAK

Page 65: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

60

LAMPIRAN 3

PEDOMAN WAWANCARA DI NOMNOM EATERY CAFÉ BANDUNG

1. Bagaimana sejarah berdirinya Nomnom Eatery Café Bandung?

2. Berapa jumlah kapasitas tempat duduk yang dimiliki oleh Nomnom Eatery

Café Bandung?

3. Apasaja fasilitas yang disediakan bagi para tamu Nomnom Eatery Café

Bandung?

4. Berapa jumlah pegawai yang terdapat di Nomnom Eatery Café Bandung?

5. Bagaimana dengan pembagian jam kerja bagi para pegawai Nomnom Eatery

Café Bandung?

6. Adakah kebijakan mengenai penerapan standar resep yang diberlakukan di

Nomnom Eatery Café Bandung?

7. Apakah kebijakan tersebut disajikan dalam bentuk tertulis atau hanya

disampaikan secara lisan?

8. Bagaimana mekanisme penyampaian atau sosialisasi resep yang berlaku

apabila ada juru masak yang baru?

9. Bagaimana format resep yang digunakan oleh pihak manajemen Nomnom

Eatery Café Bandung?

10. Apakah ada sosialisasi menegani standar resep kepada para karyawan?

Page 66: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

61

LAMPIRAN 4

CONTOH STANDAR RESEP YANG DIMILIKI

NOMNOM EATERY CAFÉ BANDUNG

Page 67: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

62

LAMPIRAN 5

MENU CARD DI NOMNOM EATERY CAFÉ BANDUNG

Page 68: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

63

BIODATA

I. DataPribadi

Nama : Dennis Prakasa Saputra

NomorInduk : 201319566

Tempat, TanggalLahir : Pekanbaru, 19 Mei 1995

Agama : Islam

Alamat : Jalan Antapani City I no.04

Bandung – Jawa Barat

E-mail : [email protected]

Tinggi/Berat : 175 cm / 66 kg

II. DataOrangTua

NamaAyah : Deden Iwan Kurniawan

Pekerjaan Orang Tua : Pegawai Swasta

NamaIbu : Tita Trisulawati

Pekerjaan Orang Tua : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

AlamatOrang Tua : Jalan Bukit Sari no.39

Rumbai – Pekanbaru

Page 69: PENERAPAN RESEP DI NOMNOM EATERY - STP Bandung

64

III. Riwayat Pendidikan

Sekolah Tempat Tahun Keterangan

TK Al-ittihad Pekanbaru 2001 Lulus

SD Cendana Pekanbaru 2007 Lulus

SMP Cendana Pekanbaru 2010 Lulus

SMAN 1 Bandung Bandung 2013 Lulus

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Bandung 2016 -

IV. PengalamanKerja

Nama Perusahaan Tempat Jabatan Tahun Keterangan

Kampachi Japanese

Restaurant

Kuala

Lumpur Trainee 2015 PKN