pendahuluan pjk
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Pendahuluan PJK
1/11
-
8/10/2019 Pendahuluan PJK
2/11
Malformasi diluar jantung yang menyertai ditemukan pada sindrom yang dapat
dikenali yang mungkin ditemukan pada 25% penderita dengan penyakit jantung
kongenital.
Klasifikasi Umum
I . Tidak Sianosis: tanpa pir au (pengali han)
1. Stenosis Katup Pulmonal (PS)
2. Koarktasio (Penyempitan) Aorta (KA)
I I . Tidak Sianosis: dengan pir au ki ri ke kanan
1. Defek Septum Ventr ikel (VSD)
2. Duktus Ar ter iosus Patent (Terbuka) (PDA)
3. Defek Septum Atr ium (ASD)
I I I . Sianosis: dengan pir au kanan ke ki ri
1. Tetralogi F allot
2. Transposisi A rter i-arteri Besar
VENTRIKEL SEPTUM DEFEK
A. Definisi
Ventrikel septum defek merupakan kelainan jantung dimana terjadi defek
sekat antar ventrikel pada berbagai lokasi, dimana terjadi aliran darah dari
ventrikel kiri menuju ventrikel kanan terjadi percampuran darah arteri dan vena
tanpa sianosis.
Ventricular septum defect (VSD) merupakan suatu keadaan adanya lubang
disekat jantung yang memisahkan ruang ventrikel (bilik) kanan dan kiri . Lubang
ini mengakibatkan kebocoran aliran darah dari bilik kiri yang memiliki tekanan
lebih besar melalui bilik kanan langsung masuk ke pembuluh nadi paru (arteri
pulmonalis).
-
8/10/2019 Pendahuluan PJK
3/11
Defek Septum Ventrikel (DSV) terjadi bila sekat (septum) ventrikel tidak
terbentuk sempurna, akibatnya darah dari bilik kiri mengalir ke bilik kanan pada
sistole. Besarnya defek bervariasi dari beberapa mm sampai beberapa cm.
B. Epidemiologi
Ventrikel septum defect merupakan kelainan jantung bawaan yang
tersering dijumpai, yaitu 33% dari seluruh kelainan jantung bawaan. Tergantung
pada umur anak yang diperiksa dan jenis pemeriksaan, angka berkisar 1-7 per
1000 kelahiran hidup diketahui sebagai insidens defek sekat ventrikel. Defek
septum ventrikel sering terjadi pada bayi premature dan pada mereka yang berat
badan lahir rendah dengan laporan insidensi setinggi 7,06 per 1000 kelahiran
premature hidup. Angka kejadian ini rendah pada dewasa karena defek septum ini
dapat menutup secara spontan pada 25-40% saat umur pasien 2 tahun, 90% pada
saat umur 10 tahun
C. Patofisiologi
VSD ditandai dengan adanya hubungan septal yang memungkinkan darah
mengalir langsung antar ventrikel biasanya dari kiri ke kanan. Diameter defek
bervariasi dari 0,53,0 cm. Kirakira 20% dari defek ini pada anak adalah defek
sederhana, banyak diantaranya menutup secara spontan. Kira kira 50 % 60%
anak anak menderita defek ini memiliki defek sedang dan menunjukkan
gejalanya pada masa kanak kanak. Defek ini sering terjadi bersamaan dengan
defek jantung lain. Perubahan fisiologi yang terjadi sebagai berikut :
1.
Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningkatkan aliran darah kaya
oksigen melalui defek tersebut ke ventrikei kanan.
2. Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya
dipenuhi darah dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vaskular pulmonar.
3. Jika tahanan pulmonar ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat
menyebabkan pirau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari ventrikel
kanan ke kiri menyebabkan sianosis ( sindrom eisenmenger ).
-
8/10/2019 Pendahuluan PJK
4/11
D. Manifestasi Klinik
1. VSD kecil
a. Biasanya asimptomatik
b.
Defek kecil 1-5 mm
c. Tidak ada gangguan tumbuh kembang
d. Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising peristaltic yang menjalar
ke seluruh tubuh pericardium dan berakhir pada waktu distolik karena
terjadi penutupan VSD
e. Pada EKG dalam batas normal atau terdapat sedikit peningkatan aktivitas
ventrikel kiri
f. Pada radiologi ukuran jantung normal, vaskularisai paru normal atau
sedikit meningkat.
g.
Menutup secara spontan pada waktu umur 3 tahun
h. Tidak diperlukan kateterisai jantung.
2. VSD sedang
a.
Sering terjadi simptom pada masa bayi
b.
Sesak nafas pada waktu aktivitas terutama waktu minum,
memerlukan waktu lebih lama untuk makan dan minum.
c.
Defek 5-10 mm
d. Berat badan sukar naik sehingga tumbuh kembang anak terganggu.
e. Mudah menderita infeksi pada paru-paru dan biasanya memerlukan
waktu lama untuk sembuh tetapi umumnya responsive terhadap
pengobatan
f.
Takipnea
g.
Retraksi pada jugulum, sela interkostal, dan region epigastrium.
h. Bentuk dada normal.
i. Pada EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kiri maupun
kanan, tetapi ventrikel kiri yang lebih meningkat.
j. Pada radiologi terdapat pembesaran jantung derajat sedang, conus
pulmonalis menonjol, peningkatan vaskularisasi paru dan
pembesaran pembuluh darah di hilus.
-
8/10/2019 Pendahuluan PJK
5/11
3.
VSD besar
a. Sering timbul gejala pada masa neonatus
b. Dispnea meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan
dalam minggu pertama setelah lahir
c. Pada minggu ke-2 atau ke-3 simptom mulai timbul akan tetapi
gagal jantung biasanya baru timbul setelah minggu ke-6 dan sering
didahului infeksi saluran nafas bagian bawah.
d. Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak
sianosis karena kekurangan oksigen akibat gangguan pernafasan.
e.
Terdapat gangguan tumbuh kembang
f. Pada hasil EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan
kiri
g.
Pada radiologi pembesaran jantung nyata dengan conus pulmonalis
yang tampak menonjol pembuluh darah hilus membesar dan
peningkatan vaskularisai paru ke perifer.
E. Klasifikasi Ventrikel Septum Defect
Ventrikel septum defect termasuk penyakit jantung bawaan (PJB) non sianotik.
Untuk tujuan penatalaksanaan medis dan bedah, dibuat klasifikasi berdasarkan
kelainan hemodinamika dan klasifikasi anatomic.
1. Berdasarkan kelainan hemodinamika :
a)
Defek kecil dengan tahanan paru normal.
b) Defek sedang dengan tahanan paru normal.
c)
Defek besar dengan hipertensi pulmonal hiperkinetik.
d)
Defek besar dengan penyakit obstruksi vaskuler paru.
2. Berdasarkan letak anatomis
a) Defek perimembranous atau juga dikenal dengan defek pars membranacea
merupakan tipe yang paling sering sekitar 80% kasus VSD . Berdasarkan
perluasan defeknya dibagi menjadi perluasan kea outlet, perluasan ke inlet
dan perluasan ke trabekuler.
-
8/10/2019 Pendahuluan PJK
6/11
b)
Defek musculer dimana defek dibatasi oleh daerah otot,sekitar 5-20 %.
Yang dapat dibagi lagi menjadi : sentral atau midmusculer , apical,
marginal dan swiss cheese septum, suatu multiple muscular defect
c)
Defek subarterial dimana sebagian dari batas defek dibentuk oleh terusan
jaringan ikat katup aorta dan pulmonal. Kejadian sekitar 6%, defek ini
dahulu disebut defek suprakristal, karena letaknya diatas krista
supraventrilaris.
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisis
Oksimetri , saturasi oksigen normal kecuali bila ada kompleks Eisenmenger.
VSD kecil
- Palpasi:
Impuls ventrikel kiri jelas pada apeks kordis. Biasanya teraba getaran bising pada
SIC III dan IV kiri.
- Auskultasi:
Bunyi jantung biasanya normal dan untuk defek sedang bunyi jantung II agak
keras. Intensitas bising derajat III s/d VI.
VSD besar
- I nspeksi:
Pertumbuhan badan jelas terhambat,pucat dan banyak kringat bercucuran. Ujung-
ujung jadi hiperemik. Gejala yang menonjol ialah nafas pendek dan retraksi pada
jugulum, sela intercostal dan regio epigastrium.
- Palpasi:
Impuls jantung hiperdinamik kuat. Teraba getaran bising pada dinding dada.
- Auskultasi:
Bunyi jantung pertama mengeras terutama pada apeks dan sering diikuti click
sebagai akibat terbukanya katup pulmonal dengan kekuatan pada pangkal arteria
pulmonalis yang melebar. Bunyi jantung kedua mengeras terutama pada sela iga
II kiri.
-
8/10/2019 Pendahuluan PJK
7/11
b. Elektrokardiografi
Biasanya dapat ditemukan gelombang melebar P pada atrium kiri yang
membesar, atau gelombang Q dalam dan R tinggi pada daerah lateral. Adanya
gelombang R tinggi di V1 dan perubahan aksis ke kanan menunjukkan hipertrofi
ventrikel kanan dan hipertensi pulmonal.
c. Foto rontgen dada
Bisa normal pada VSD kecil, bisa juga terjadi pembesaran segmen pulmonal
dengan kardiomegali.
d. Ekokardiografi
Dapat menentukan lokasi defek, ukuran defek, arah dan gradien aliran,
perkiraan tekanan ventrikel kanan dan pulmonal, gambaran beban volume pada
jantung kiri, keterlibatan katup aorta atau trikuspid serta kelainan lain.
e.
Magnetic Resonance Imaging
Memberikan gambaran yang lebih baik terutama VSD dengan lokasi apical
yang sulit dilihat dengan ekokardiografi juga dapat dilakukan besarnya curah
jantung, besaran pirau, dan evaluasi kelainan yang menyertai seperti pada aorta
asenden dan arkus aorta.
f. Kateterisasi
Menentukan tekanan serta resistensi arteri pulmonalis, reversibilitas resistensi
dengan menggunakan oksigen, nitrik
G. Penatalaksanaan Medis
a. Pada VSD kecil: ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara
spontan. Diperlukan operasi untuk mencegah endokarditis infektif.
b. Pada VSD sedang: jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat ditunggu
sampai umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil.
-
8/10/2019 Pendahuluan PJK
8/11
Bila terjadi gagal jantung diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal,
operasi dapat dilakukan pada umur 4-6 tahun atau sampai berat badannya 12
kg.
c.
Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen: biasanya
pada keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam pengobatannya
menggunakan digitalis. Bila ada anemia diberi transfusi eritrosit terpampat
selanjutnya diteruskan terapi besi. Operasi dapat ditunda sambil menunggu
penutupan spontan atau bila ada gangguan dapat dilakukan setelah berumur 6
bulan.
d.
Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen:operasi paliatif atau
operasi koreksi total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis
mengalami arteriosklerosis. Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi
beban yang berat sekali dan akhirnya akan mengalami dekompensasi. Bila
defek tidak ditutup, kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat disalurkan
ke ventrikel kiri melalui defek.
Beberapa sifat alamiah VSD perlu dipertimbangkan dalam penanganan
penyakit ini:
a. Sebagian besar defek kecil akan menutup spontan, sedangkan defek sedang
dan besar cenderung untuk mengecil dengan sendirinya.
b. Defek besar dapat menyebabkan gagal jantung, biasanya pada bulan kedua
kehidupan. Penderita yang sampai umur 1 tahun tidak mengalami gagal
jantung, biasanya tidak akan mengalaminya di kemudian hari, kecuali bila
terdapat faktor lain seperti anemia atau pneumonia.
c.
Perubahan vaskuler paru sudah dapat terjadi dalam 6-12 bulan pertama
kehidupan. Pada defek berat, pada umur 2-3 tahun sudah dapat terjadi
hipertensi pulmonal yang ireversibel.
1. VSD kecil
Penderita dengan VSD kecil tidak memerlukan penanganan medik
atau bedah karena tidak menyebabkan gangguan hemodinamik. Anak
dengan DSV kecil mempunyai prognosis baik dan dapat hidup normal,
-
8/10/2019 Pendahuluan PJK
9/11
kecuali observasi kemungkinan infeksi paru dan mencegah/ mengobati
endocarditis bila terjadi. Penderita harus diobservasi sampai defeknya
menutup.
2. VSD sedang
a. Terapi medik
Apabila gagal jantung telah dapat diatasi, diperlukan digitalis
dosis rumat ( digoxin dan diuretik misalnya lasix). Sebagian kecil tidak
dapat diatasi dengan digitalis saja, anak tetap dalam keadaan gagal jantung
kronik atau failure to thrive dan penderita ini memerlukan koreksi bedah
segera.
b. Terapi bedah
Penderita VSD sedang dengan tahanan vaskuler paru normal dengan
tekanan art pulmonal kurang dari setengah tekanan sistemik, kecil
kemungkinannya untuk menderita obstruksi paru. Mereka hanya memerlukan
terapi medik dan sebagian akan menjadi simptomatik. Terapi bedah
dipertimbangkan bila setelah umur 4-5 tahun defek kelihatannya tidak
mengecil.
3. VSD besar
VSD besar dengan hipertensi pulmonal hiperkinetik terapi medik
yang diberika sama seperti VSD sedang dengan tahanan vaskuler paru
normal. Bila dengan terapi medik dapat memperbaiki keadaan, yang
dilihat dengan membaiknya pernapasan dan pertambahan berat badan
maka operasi dapat ditunda sampi usia 2-3 tahun. Bila gagal jantung dapat
diatasi penderita harus diawasi ketat untuk menilai terjadinya perburukan/
penyakit vaskuler paru. Bila terjadi perburukan maka diperluka koreksi
bedah.
Pada penderita VSD dengan hipertensi pulmonal dilakukan uji
oksigen atau tolazolin pada saat kateterisasi jantung. Bila tahana vaskuler
paru masih dapat menurun dengan bermakna ( ditandai dengan kenaikan
-
8/10/2019 Pendahuluan PJK
10/11
saturasi dan penurunan tekanan arteri pulmonalis ), maka diperlukan
operasi dengan segera. Bila uji tersebut tidak menurunkan tahanan
vaskuler paru atau telah terjadi sindrom Eisenmenger, maka penderita
tidak dapat dioperasi dan terapi yang diberika hanya bersifat suportif
simtomatik.
Jenis tindakan bedah pada Ventrikel Septum Defect (VSD) :
a. Operasi paliatif
Berupa binding/ penyempitan arteri pulmonalis untuk mengurangi aliran darah ke
paru-paru. Dengan demikian maka gejala gagal jantung akan berkurang dan
kemungkina timbulnya penyakit vaskuler paru dapat dikurangi atau dihambat.
Penderita yang telah dilakukan tindakan ini hharus diikuti dengan operasi
penutupan defek sekaligus dengan membuka penyempitan arteri pulmonalis.
Tindakan ini hendaknya jangan dilakukan terlalu lama karena penyempitan arteri
pulmonalis dapat menyebabkan konstriksi arteri pulmonalis yang mungkin
memerlukan koreksi bedah tersendiri.
b. Operasi korektif
Operasi dilakukan dengan sternotomi median dengan bantuan mesin jantung
paru. Keputusan untuk melakukan operasi korektif sangat bergantung pada
kemampuan tim bedah dengan segala fasilitas pendukungnya. Di negara maju
terdapat kecenderungan untuk langsung melakukan operasi penutupan defek
meskipun pada bayi kecil. Mortalitas keseluruhan akibat operasi dilaporkan
sekitar 5-15%. Prognosa operasi makin baik bila tahanan paru-paru rendah dan
penderita dalam kondisi baik dengan berat badan diatas 15 kg.
H. Komplikasi Ventikel Septum Defec
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi:
1. Gagal jantung berulang: akan menunjukkan gejala dan tanda pembengkakan
jantung (jantung menjadi besar), sesak nafas karena edema paru (paru penuh
cairan), bisa fatal berakhir kematian.
-
8/10/2019 Pendahuluan PJK
11/11
2.
Radang paru-paru (pneumonia/bronkopneumonia) berulang: gejala dan tanda
berupa batuk-batuk dengan sesak nafas disertai panas tinggi.
3. Gagal tumbuh: ank terhambat pertumbuhannya sehingga jauh lebih kecil
dibanding anak normal. Pada KMS akan nampak berat badannya tidak naik
bahkan turun.
4. Gizi buruk: anak kurus, lemah, kulitnya kendor terutama di daerah pantat,
iganya nampak jelas seing disebut iga gambang, anak jadi cengeng dan
menjadi mudah sakit.
5. Endokarditis infektif, yaitu infeksi yang terjadi pada lapisan dalam jantung.
6.
Hipertensi pulmonal: tekanan di dalam pembuluh nadi paru meningkat karena
kelebihan volume aliran darah ke paru-paru.
7. Anak yang semula tidak biru akan menjadi biru di daerah mulut dan ujung-
ujung jarinya akibat hipertensi paru yang hebat, disebut sebagai
Eisenmengerisasi. Bila ini sudah terjadi biasanya operasi koreksi sudah tidak
bisa untuk dilakukan lagi.
I. Prognosis