pendahuluan pjk

Upload: prasetia-aji-ramadhan

Post on 02-Jun-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Pendahuluan PJK

    1/11

  • 8/10/2019 Pendahuluan PJK

    2/11

    Malformasi diluar jantung yang menyertai ditemukan pada sindrom yang dapat

    dikenali yang mungkin ditemukan pada 25% penderita dengan penyakit jantung

    kongenital.

    Klasifikasi Umum

    I . Tidak Sianosis: tanpa pir au (pengali han)

    1. Stenosis Katup Pulmonal (PS)

    2. Koarktasio (Penyempitan) Aorta (KA)

    I I . Tidak Sianosis: dengan pir au ki ri ke kanan

    1. Defek Septum Ventr ikel (VSD)

    2. Duktus Ar ter iosus Patent (Terbuka) (PDA)

    3. Defek Septum Atr ium (ASD)

    I I I . Sianosis: dengan pir au kanan ke ki ri

    1. Tetralogi F allot

    2. Transposisi A rter i-arteri Besar

    VENTRIKEL SEPTUM DEFEK

    A. Definisi

    Ventrikel septum defek merupakan kelainan jantung dimana terjadi defek

    sekat antar ventrikel pada berbagai lokasi, dimana terjadi aliran darah dari

    ventrikel kiri menuju ventrikel kanan terjadi percampuran darah arteri dan vena

    tanpa sianosis.

    Ventricular septum defect (VSD) merupakan suatu keadaan adanya lubang

    disekat jantung yang memisahkan ruang ventrikel (bilik) kanan dan kiri . Lubang

    ini mengakibatkan kebocoran aliran darah dari bilik kiri yang memiliki tekanan

    lebih besar melalui bilik kanan langsung masuk ke pembuluh nadi paru (arteri

    pulmonalis).

  • 8/10/2019 Pendahuluan PJK

    3/11

    Defek Septum Ventrikel (DSV) terjadi bila sekat (septum) ventrikel tidak

    terbentuk sempurna, akibatnya darah dari bilik kiri mengalir ke bilik kanan pada

    sistole. Besarnya defek bervariasi dari beberapa mm sampai beberapa cm.

    B. Epidemiologi

    Ventrikel septum defect merupakan kelainan jantung bawaan yang

    tersering dijumpai, yaitu 33% dari seluruh kelainan jantung bawaan. Tergantung

    pada umur anak yang diperiksa dan jenis pemeriksaan, angka berkisar 1-7 per

    1000 kelahiran hidup diketahui sebagai insidens defek sekat ventrikel. Defek

    septum ventrikel sering terjadi pada bayi premature dan pada mereka yang berat

    badan lahir rendah dengan laporan insidensi setinggi 7,06 per 1000 kelahiran

    premature hidup. Angka kejadian ini rendah pada dewasa karena defek septum ini

    dapat menutup secara spontan pada 25-40% saat umur pasien 2 tahun, 90% pada

    saat umur 10 tahun

    C. Patofisiologi

    VSD ditandai dengan adanya hubungan septal yang memungkinkan darah

    mengalir langsung antar ventrikel biasanya dari kiri ke kanan. Diameter defek

    bervariasi dari 0,53,0 cm. Kirakira 20% dari defek ini pada anak adalah defek

    sederhana, banyak diantaranya menutup secara spontan. Kira kira 50 % 60%

    anak anak menderita defek ini memiliki defek sedang dan menunjukkan

    gejalanya pada masa kanak kanak. Defek ini sering terjadi bersamaan dengan

    defek jantung lain. Perubahan fisiologi yang terjadi sebagai berikut :

    1.

    Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningkatkan aliran darah kaya

    oksigen melalui defek tersebut ke ventrikei kanan.

    2. Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya

    dipenuhi darah dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vaskular pulmonar.

    3. Jika tahanan pulmonar ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat

    menyebabkan pirau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari ventrikel

    kanan ke kiri menyebabkan sianosis ( sindrom eisenmenger ).

  • 8/10/2019 Pendahuluan PJK

    4/11

    D. Manifestasi Klinik

    1. VSD kecil

    a. Biasanya asimptomatik

    b.

    Defek kecil 1-5 mm

    c. Tidak ada gangguan tumbuh kembang

    d. Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising peristaltic yang menjalar

    ke seluruh tubuh pericardium dan berakhir pada waktu distolik karena

    terjadi penutupan VSD

    e. Pada EKG dalam batas normal atau terdapat sedikit peningkatan aktivitas

    ventrikel kiri

    f. Pada radiologi ukuran jantung normal, vaskularisai paru normal atau

    sedikit meningkat.

    g.

    Menutup secara spontan pada waktu umur 3 tahun

    h. Tidak diperlukan kateterisai jantung.

    2. VSD sedang

    a.

    Sering terjadi simptom pada masa bayi

    b.

    Sesak nafas pada waktu aktivitas terutama waktu minum,

    memerlukan waktu lebih lama untuk makan dan minum.

    c.

    Defek 5-10 mm

    d. Berat badan sukar naik sehingga tumbuh kembang anak terganggu.

    e. Mudah menderita infeksi pada paru-paru dan biasanya memerlukan

    waktu lama untuk sembuh tetapi umumnya responsive terhadap

    pengobatan

    f.

    Takipnea

    g.

    Retraksi pada jugulum, sela interkostal, dan region epigastrium.

    h. Bentuk dada normal.

    i. Pada EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kiri maupun

    kanan, tetapi ventrikel kiri yang lebih meningkat.

    j. Pada radiologi terdapat pembesaran jantung derajat sedang, conus

    pulmonalis menonjol, peningkatan vaskularisasi paru dan

    pembesaran pembuluh darah di hilus.

  • 8/10/2019 Pendahuluan PJK

    5/11

    3.

    VSD besar

    a. Sering timbul gejala pada masa neonatus

    b. Dispnea meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan

    dalam minggu pertama setelah lahir

    c. Pada minggu ke-2 atau ke-3 simptom mulai timbul akan tetapi

    gagal jantung biasanya baru timbul setelah minggu ke-6 dan sering

    didahului infeksi saluran nafas bagian bawah.

    d. Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak

    sianosis karena kekurangan oksigen akibat gangguan pernafasan.

    e.

    Terdapat gangguan tumbuh kembang

    f. Pada hasil EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan

    kiri

    g.

    Pada radiologi pembesaran jantung nyata dengan conus pulmonalis

    yang tampak menonjol pembuluh darah hilus membesar dan

    peningkatan vaskularisai paru ke perifer.

    E. Klasifikasi Ventrikel Septum Defect

    Ventrikel septum defect termasuk penyakit jantung bawaan (PJB) non sianotik.

    Untuk tujuan penatalaksanaan medis dan bedah, dibuat klasifikasi berdasarkan

    kelainan hemodinamika dan klasifikasi anatomic.

    1. Berdasarkan kelainan hemodinamika :

    a)

    Defek kecil dengan tahanan paru normal.

    b) Defek sedang dengan tahanan paru normal.

    c)

    Defek besar dengan hipertensi pulmonal hiperkinetik.

    d)

    Defek besar dengan penyakit obstruksi vaskuler paru.

    2. Berdasarkan letak anatomis

    a) Defek perimembranous atau juga dikenal dengan defek pars membranacea

    merupakan tipe yang paling sering sekitar 80% kasus VSD . Berdasarkan

    perluasan defeknya dibagi menjadi perluasan kea outlet, perluasan ke inlet

    dan perluasan ke trabekuler.

  • 8/10/2019 Pendahuluan PJK

    6/11

    b)

    Defek musculer dimana defek dibatasi oleh daerah otot,sekitar 5-20 %.

    Yang dapat dibagi lagi menjadi : sentral atau midmusculer , apical,

    marginal dan swiss cheese septum, suatu multiple muscular defect

    c)

    Defek subarterial dimana sebagian dari batas defek dibentuk oleh terusan

    jaringan ikat katup aorta dan pulmonal. Kejadian sekitar 6%, defek ini

    dahulu disebut defek suprakristal, karena letaknya diatas krista

    supraventrilaris.

    F. Pemeriksaan Penunjang

    a. Pemeriksaan fisis

    Oksimetri , saturasi oksigen normal kecuali bila ada kompleks Eisenmenger.

    VSD kecil

    - Palpasi:

    Impuls ventrikel kiri jelas pada apeks kordis. Biasanya teraba getaran bising pada

    SIC III dan IV kiri.

    - Auskultasi:

    Bunyi jantung biasanya normal dan untuk defek sedang bunyi jantung II agak

    keras. Intensitas bising derajat III s/d VI.

    VSD besar

    - I nspeksi:

    Pertumbuhan badan jelas terhambat,pucat dan banyak kringat bercucuran. Ujung-

    ujung jadi hiperemik. Gejala yang menonjol ialah nafas pendek dan retraksi pada

    jugulum, sela intercostal dan regio epigastrium.

    - Palpasi:

    Impuls jantung hiperdinamik kuat. Teraba getaran bising pada dinding dada.

    - Auskultasi:

    Bunyi jantung pertama mengeras terutama pada apeks dan sering diikuti click

    sebagai akibat terbukanya katup pulmonal dengan kekuatan pada pangkal arteria

    pulmonalis yang melebar. Bunyi jantung kedua mengeras terutama pada sela iga

    II kiri.

  • 8/10/2019 Pendahuluan PJK

    7/11

    b. Elektrokardiografi

    Biasanya dapat ditemukan gelombang melebar P pada atrium kiri yang

    membesar, atau gelombang Q dalam dan R tinggi pada daerah lateral. Adanya

    gelombang R tinggi di V1 dan perubahan aksis ke kanan menunjukkan hipertrofi

    ventrikel kanan dan hipertensi pulmonal.

    c. Foto rontgen dada

    Bisa normal pada VSD kecil, bisa juga terjadi pembesaran segmen pulmonal

    dengan kardiomegali.

    d. Ekokardiografi

    Dapat menentukan lokasi defek, ukuran defek, arah dan gradien aliran,

    perkiraan tekanan ventrikel kanan dan pulmonal, gambaran beban volume pada

    jantung kiri, keterlibatan katup aorta atau trikuspid serta kelainan lain.

    e.

    Magnetic Resonance Imaging

    Memberikan gambaran yang lebih baik terutama VSD dengan lokasi apical

    yang sulit dilihat dengan ekokardiografi juga dapat dilakukan besarnya curah

    jantung, besaran pirau, dan evaluasi kelainan yang menyertai seperti pada aorta

    asenden dan arkus aorta.

    f. Kateterisasi

    Menentukan tekanan serta resistensi arteri pulmonalis, reversibilitas resistensi

    dengan menggunakan oksigen, nitrik

    G. Penatalaksanaan Medis

    a. Pada VSD kecil: ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara

    spontan. Diperlukan operasi untuk mencegah endokarditis infektif.

    b. Pada VSD sedang: jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat ditunggu

    sampai umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil.

  • 8/10/2019 Pendahuluan PJK

    8/11

    Bila terjadi gagal jantung diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal,

    operasi dapat dilakukan pada umur 4-6 tahun atau sampai berat badannya 12

    kg.

    c.

    Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen: biasanya

    pada keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam pengobatannya

    menggunakan digitalis. Bila ada anemia diberi transfusi eritrosit terpampat

    selanjutnya diteruskan terapi besi. Operasi dapat ditunda sambil menunggu

    penutupan spontan atau bila ada gangguan dapat dilakukan setelah berumur 6

    bulan.

    d.

    Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen:operasi paliatif atau

    operasi koreksi total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis

    mengalami arteriosklerosis. Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi

    beban yang berat sekali dan akhirnya akan mengalami dekompensasi. Bila

    defek tidak ditutup, kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat disalurkan

    ke ventrikel kiri melalui defek.

    Beberapa sifat alamiah VSD perlu dipertimbangkan dalam penanganan

    penyakit ini:

    a. Sebagian besar defek kecil akan menutup spontan, sedangkan defek sedang

    dan besar cenderung untuk mengecil dengan sendirinya.

    b. Defek besar dapat menyebabkan gagal jantung, biasanya pada bulan kedua

    kehidupan. Penderita yang sampai umur 1 tahun tidak mengalami gagal

    jantung, biasanya tidak akan mengalaminya di kemudian hari, kecuali bila

    terdapat faktor lain seperti anemia atau pneumonia.

    c.

    Perubahan vaskuler paru sudah dapat terjadi dalam 6-12 bulan pertama

    kehidupan. Pada defek berat, pada umur 2-3 tahun sudah dapat terjadi

    hipertensi pulmonal yang ireversibel.

    1. VSD kecil

    Penderita dengan VSD kecil tidak memerlukan penanganan medik

    atau bedah karena tidak menyebabkan gangguan hemodinamik. Anak

    dengan DSV kecil mempunyai prognosis baik dan dapat hidup normal,

  • 8/10/2019 Pendahuluan PJK

    9/11

    kecuali observasi kemungkinan infeksi paru dan mencegah/ mengobati

    endocarditis bila terjadi. Penderita harus diobservasi sampai defeknya

    menutup.

    2. VSD sedang

    a. Terapi medik

    Apabila gagal jantung telah dapat diatasi, diperlukan digitalis

    dosis rumat ( digoxin dan diuretik misalnya lasix). Sebagian kecil tidak

    dapat diatasi dengan digitalis saja, anak tetap dalam keadaan gagal jantung

    kronik atau failure to thrive dan penderita ini memerlukan koreksi bedah

    segera.

    b. Terapi bedah

    Penderita VSD sedang dengan tahanan vaskuler paru normal dengan

    tekanan art pulmonal kurang dari setengah tekanan sistemik, kecil

    kemungkinannya untuk menderita obstruksi paru. Mereka hanya memerlukan

    terapi medik dan sebagian akan menjadi simptomatik. Terapi bedah

    dipertimbangkan bila setelah umur 4-5 tahun defek kelihatannya tidak

    mengecil.

    3. VSD besar

    VSD besar dengan hipertensi pulmonal hiperkinetik terapi medik

    yang diberika sama seperti VSD sedang dengan tahanan vaskuler paru

    normal. Bila dengan terapi medik dapat memperbaiki keadaan, yang

    dilihat dengan membaiknya pernapasan dan pertambahan berat badan

    maka operasi dapat ditunda sampi usia 2-3 tahun. Bila gagal jantung dapat

    diatasi penderita harus diawasi ketat untuk menilai terjadinya perburukan/

    penyakit vaskuler paru. Bila terjadi perburukan maka diperluka koreksi

    bedah.

    Pada penderita VSD dengan hipertensi pulmonal dilakukan uji

    oksigen atau tolazolin pada saat kateterisasi jantung. Bila tahana vaskuler

    paru masih dapat menurun dengan bermakna ( ditandai dengan kenaikan

  • 8/10/2019 Pendahuluan PJK

    10/11

    saturasi dan penurunan tekanan arteri pulmonalis ), maka diperlukan

    operasi dengan segera. Bila uji tersebut tidak menurunkan tahanan

    vaskuler paru atau telah terjadi sindrom Eisenmenger, maka penderita

    tidak dapat dioperasi dan terapi yang diberika hanya bersifat suportif

    simtomatik.

    Jenis tindakan bedah pada Ventrikel Septum Defect (VSD) :

    a. Operasi paliatif

    Berupa binding/ penyempitan arteri pulmonalis untuk mengurangi aliran darah ke

    paru-paru. Dengan demikian maka gejala gagal jantung akan berkurang dan

    kemungkina timbulnya penyakit vaskuler paru dapat dikurangi atau dihambat.

    Penderita yang telah dilakukan tindakan ini hharus diikuti dengan operasi

    penutupan defek sekaligus dengan membuka penyempitan arteri pulmonalis.

    Tindakan ini hendaknya jangan dilakukan terlalu lama karena penyempitan arteri

    pulmonalis dapat menyebabkan konstriksi arteri pulmonalis yang mungkin

    memerlukan koreksi bedah tersendiri.

    b. Operasi korektif

    Operasi dilakukan dengan sternotomi median dengan bantuan mesin jantung

    paru. Keputusan untuk melakukan operasi korektif sangat bergantung pada

    kemampuan tim bedah dengan segala fasilitas pendukungnya. Di negara maju

    terdapat kecenderungan untuk langsung melakukan operasi penutupan defek

    meskipun pada bayi kecil. Mortalitas keseluruhan akibat operasi dilaporkan

    sekitar 5-15%. Prognosa operasi makin baik bila tahanan paru-paru rendah dan

    penderita dalam kondisi baik dengan berat badan diatas 15 kg.

    H. Komplikasi Ventikel Septum Defec

    Beberapa komplikasi yang dapat terjadi:

    1. Gagal jantung berulang: akan menunjukkan gejala dan tanda pembengkakan

    jantung (jantung menjadi besar), sesak nafas karena edema paru (paru penuh

    cairan), bisa fatal berakhir kematian.

  • 8/10/2019 Pendahuluan PJK

    11/11

    2.

    Radang paru-paru (pneumonia/bronkopneumonia) berulang: gejala dan tanda

    berupa batuk-batuk dengan sesak nafas disertai panas tinggi.

    3. Gagal tumbuh: ank terhambat pertumbuhannya sehingga jauh lebih kecil

    dibanding anak normal. Pada KMS akan nampak berat badannya tidak naik

    bahkan turun.

    4. Gizi buruk: anak kurus, lemah, kulitnya kendor terutama di daerah pantat,

    iganya nampak jelas seing disebut iga gambang, anak jadi cengeng dan

    menjadi mudah sakit.

    5. Endokarditis infektif, yaitu infeksi yang terjadi pada lapisan dalam jantung.

    6.

    Hipertensi pulmonal: tekanan di dalam pembuluh nadi paru meningkat karena

    kelebihan volume aliran darah ke paru-paru.

    7. Anak yang semula tidak biru akan menjadi biru di daerah mulut dan ujung-

    ujung jarinya akibat hipertensi paru yang hebat, disebut sebagai

    Eisenmengerisasi. Bila ini sudah terjadi biasanya operasi koreksi sudah tidak

    bisa untuk dilakukan lagi.

    I. Prognosis