penatalaksanaan pasien di icu

10
KONSEP DASAR ICU ICU adalah ruang rawat di rumah sakit yang dilengkapi staf dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien yang terancam jiwa oleh kegagalan/disfungsi satu organ atau ganda akibat penyakit, bencana, atau komplikasi yang masih ada harapan hidup ( reversibel ). Standar minimal pelayanan ICU : Resusitasi jantung paru. Pengelolaan jalan napas, termasuk intubasi trakeal dan penggunaaan ventilator sederhana. Terapi oksigen. Pemantauan EKG, puls oksimetri terus menerus. Pemberian nutrisi enterap dan parenteral. Pemeriksaaan laboratorium khusus dengan cepat dan mernyeluruh. Pelaksanaan terapi secara titrasi. Kemampuan melaksanakan tehnik khusus sesuai dengan kondisi pasien. Memberikan tunjangan fungsi vital dengan alat-alat portabel selama transportasi pasien gawat. Kemampuan melakukan fisioterapi dada. Perlakuan terhadap pasien Pasien di ICU agak berbeda dengan pasien di rawat inap biasa, karena pasien ICU dapat dikatakan ada ketergantungan yang sangat tinggi terhadap perawat dan

Upload: rudhy-tauruz

Post on 07-Aug-2015

479 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penatalaksanaan Pasien Di Icu

KONSEP DASAR ICU

ICU adalah ruang rawat di rumah sakit yang dilengkapi staf dan peralatan khusus untuk

merawat dan mengobati pasien yang terancam jiwa oleh kegagalan/disfungsi satu organ

atau ganda akibat penyakit, bencana, atau komplikasi yang masih ada harapan hidup

( reversibel ).

Standar minimal pelayanan ICU :

Resusitasi jantung paru.

Pengelolaan jalan napas, termasuk intubasi trakeal dan penggunaaan ventilator

sederhana.

Terapi oksigen.

Pemantauan EKG, puls oksimetri terus menerus.

Pemberian nutrisi enterap dan parenteral.

Pemeriksaaan laboratorium khusus dengan cepat dan mernyeluruh.

Pelaksanaan terapi secara titrasi.

Kemampuan melaksanakan tehnik khusus sesuai dengan kondisi pasien.

Memberikan tunjangan fungsi vital dengan alat-alat portabel selama transportasi

pasien gawat.

Kemampuan melakukan fisioterapi dada.

Perlakuan terhadap pasien

Pasien di ICU agak berbeda dengan pasien di rawat inap biasa, karena pasien ICU

dapat dikatakan ada ketergantungan yang sangat tinggi terhadap perawat dan dokternya.

Di ICU pasien dapat sakit kritis atau kehilangan kesadaran atau mengalami kelumpuhan,

sehingga segala sesuatu yang terjadi pada diri pasien hanya dapat diketahui melalui

monitoring dan rekording yang baik dan teratur. Perubahan yang terjadi harus dianalisis

secara cermat untuk mendapatkan tindakan atau pengobatan yang tepat.

Perlakuan terhadap keluarga pasien

Karena pasien tidak dapat ditunggu oleh keluarga di dalam ruang ICU , diperlukan

komunikasi yang baik antara dokter/perawat ICU dengan keluarga secara teratur dan

Page 2: Penatalaksanaan Pasien Di Icu

konsisten. Harus dijelaskan secara jelas keadaan sebenarnya dari pasien dengan bahasa

sederhana saat masuk atau bilamana ada perubahan keadaan pasien.

Apabila pasien dalam keadaan sakratul maut, keluarga dapat dipersilahkan masuk

untuk melakukan ritual agama. Keluarga yang penuh kecemasan, takut kehilangan

keluarga, penolakan terhadap penyakit yang menimpa, rasa tak percaya, rasa berdosa atau

rasa marah, perlu mendapatkan pendekatan yang baik dari petugas ICU. Jasa rohaniawan

dapat dipergunakan dalam hal ini. Permintaan untuk menyertakan pengobatan alternatif

kadangkala membuat kesulitan untuk dokter atau perawat, tetapi sepanjang tidak

memberi intervensi pengobatan atau dapat memberi sumber infeksi hal tersebut dapat

diakomodasikan.

Pengelolaan rutin pasien ICU

1. Pendekatan pasien

Anamnesis. Seringkali pasien sudah diberi tindakan pengobatan sebelum diagnosa

definitif ditegakkan dan belum anamnesis. Anamnesis dilakukan setelah pasien stabil

keadaannya saat itu.

Serah terima pasien. Problem yang dihadapai oleh shift sebelumnya dapat

membantu memberi gambaran tentang keadaan pasien saat terakhir ini.

Pemeriksaan fisik. Meliputi pemeriksaan fisik secara umum, penilaian neurologis,

sistem pernapasan, sistem kardiovaskuler, traktus gastro intestinal, ginjal dan cairan,

anggota gerak, hematologi.

Kajian hasil pemeriksaan, monitoring, dan pengobatan. Meliputi biokimia,

hematologi, gas darah, minitoring, foto thorax, CT-scan, efek pengobatan, dll.

Identifikasi masalah dan strategi penanggulangannya. Dari kumpulan informasi

dan anamnesis, pemeriksaan dan problem sebelumnya kemudian disusun daftar

masalah terkini.

Keluarga dan teman. Informasi kepada mereka harus konsisten. Harapan yang

disampaikan jangan menjanjikan jaminan keberhasilan pengobatan, tetapi

berdasarkan usaha maksimal dan melihat respon pasien terhadap pengobatan yang

akan dipantau dari waktu ke waktu dan akan diinformasikan bila ada perkembangan

baik kearah perbaikan atau penurunan.

Page 3: Penatalaksanaan Pasien Di Icu

2. Pemeriksaan fisik

Walaupun keadaan stabil pasien tetap harus dilakukan pemeriksaan fisik :

Panggil nama pasien dan minta ijin untuk melakukan tindakan.

Secara cepat nilai jalan nafas, pernafasan, sirkulasi, kesadaran dan

kelainan yang mencolok.

Buka pakaian pasien pada posisi terlentang.

Jalan nafas dan kepala.

Sistem saraf.

Sistem pernafasan.

Sistem sirkulasi.

Sistem gastro intestinal.

Anggota gerak.

3. Pemeriksaan, observasi dan monitoring rutin

4. Jalur intra vaskuler

Dapat dipakai jalur vena perifer, vena sentral atau jalur arteri. Harus diperhatikan

tehnik asepsis bila melakukan kanulasi atau waktu mengganti penutup

5. Intubasi dan pengelolaan trakea.

Intubasi diperlukan pada berbagai pasien yang sakit serius dengan tujuan :

Mengamankan jalan nafas

Memudahkan pembersihan sekret

Memberi kemudahan untuk oksigenisasi dan ventilasi

6. Cairan.

Cairan kristaloid akan rehidrasi ruangan interstitial dan intrasel. Cairan kristaloid

berlebihan harus dihindari. Cairan koloid dan komponen darah akan tinggal di intra-

vaskuler. Sangat penting menjaga cairan intra-vaskuler pada sakit serius setiap waktu,

namun juga harus dihindari cairan berlebihan pada ruang interstitial.

7. Perdarahan gastro-intestinal

Stres ulcer terutama berhubungan dengan iskemia dan dapat merupakan komplikasi

penyakit akut. pH lambung rendah pada sakit serius berhubungan dengan insiden

lebih banyak perdarahan lambung dibanding pH lambung > 4. Tetapi harus diingat

Page 4: Penatalaksanaan Pasien Di Icu

pada pH lambung > 4 dapat terjadi pertumbuhan berlebihan bakteri yang mana akan

membuat infeksi nosokomial.

8. Nutrisi.

Nutrisi enteral sangat dianjurkan bila usus dapat berfungsi dibanding nutrisi intra

vena. Nutrisi enteral lebih murah, lebih efisien, meningkatkan pertumbuhan mukosa

gastro-intestinal dan memberi sedikit komplikasi. Pemberian makanan yang agresif

tidak perlu, tetapai dapat dimulai dari rendah dan meningkat perlahan. Sebanyak 30

k.kal/kgBB/hari adalah jumlah yang cukup realistik. Komponen lain lain yang harus

diberikan aqdalah elektrolit dan vitamin.

9. Reaksi pasien di ICU.

Reaksi pasien di ICU termasuk kecemasan, tak berdaya, disorientasi dan kesulitan

komunikasi. Perlu diusahakan :

Penjelasan tiap akan dilakukan prosedur tindakan.

Pemberian sedasi dan analgesik bila perlu.

Keluarga atau teman harus diijinkan bertemu dalam jumlah terbatas agar dapat

menyentuh atau berbicara dengan pasien.

Diberi alat bantu bicara atau alat tulis sebagai sarana komunikasi.

PENATALAKSANAAN PASIEN DI ICU

1. Intake : a. Enteral

b. Parenteral

Kebutuhan cairan :

a. Dewasa, BB > 30 kg : 30 – 50 cc / kg BB / hari.

Mis : BB 50 kg : 1500 – 2500 cc / hari.

b. Anak- anak / bayi, BB < 30 kg :

I. BB 1 – 10 kg : 100 cc / kg BB / hari

II. BB 11 – 20 kg : 75 cc / kg BB / hari

III. BB 21 – 30 kg : 50 cc / kg BB / hari.

Mis : BB 7 kg : 7 x 100 cc = 700 cc / hari

Page 5: Penatalaksanaan Pasien Di Icu

BB 12 kg : ( 10 x 100 cc ) + ( 2 x 75 cc ) = 1150 cc / hari

BB 25 kg : ( 10 x 100 cc ) = ( 10 x 75 cc ) + ( 5 x 50 cc ) = 2000 cc

Komposisi cairan parenteral :

a. Karbohidrat : Dex 5 – 10 %, Martos, dll

b. Protein : Aminovel, Pan Amin G, Amiparen, dll

c. Lemak :

d. Elektrolit : RL, NaCl, dll.

2. Pola Ventilasi :

a. Spontan : Oksigen nasal : 1 – 4 l / mnt

Oksigen masker : 5 – 10 l / mnt ( Rebreating dan Non Rebreating ).

b. Bantuan ( Manual dan ventilator )

Indikasi : Resiko gagal napas dan gagal napas.

3. Obat-obatan :

Obat umumnya diberikan secara titrasi menggunakan syring/infus pump.

a. Dopamin ( inotropik) : meningkatkan kontraktilitas jantung, memperbaiki perfusi

ginjal.

b. Dobutamin : sama dengan dopamin, diberikan jika TD sistolok > 90 mmHg

c. Katapres : menurunkan TD

d. Valium : anti komvulsif

DOPAMIN 200 mg / 50 cc ( syring pump )

1 cc = 200 mg / 50 = 4 mg = 4000 Mcg

Dosis = ....... Mcg/kgBB/menit ( 3 – 10 Mcg/kgBB/mnt )

1 Mcg = 1 x BB x 60 = ...... cc/jam

4000

2 Mcg = = ........cc/jam

DOPAMIN 200 mg / 500 cc ( infus pump )

1 cc = 200 mg / 500 = 0,4 mg = 400Mcg

1 Mcg = 1 x BB x 60 = ........ cc / jam

400

Page 6: Penatalaksanaan Pasien Di Icu

DOBUTAMIN 250 mg / 50 cc ( syring pump )

1 cc = 250mg / 50 = 5 mg = 5000 Mcg

Dosis = ........ Mcg/kgBB/menit ( 5 – 15 Mcg/kgBB/menit )

1 Mcg = 1 x BB x 60 = .......... cc / jam

5000

4. Observasi Susunan Saraf Pusat

a. Tingkat kesadaran

Compos mentis, nilai GCS 15

Apatis, nilai GCS 13 – 14

Somnolen, nilai GCS 10 – 11

Soporo coma, nilai GCS 8 – 9

Coma, nilai GCS < 8

b. Pupil

c. Reflek pupil

d. GCS

E : Membuka mata secara spontan ( 4 )

Membuka mata dengan rangsang ringan ( 3 )

Membuka mata dengan rangsang nyeri ( 2 )

Tidak bisa membuka mata ( 1 )

V : Mampu bercerita sesuai dengan orientasi waktu dan tempat ( 5 )

Bicara ngawur / tak beraturan ( 4 )

Bicara hanya berupa kata, bukan sebuah kalimat ( 3 )

Hanya berupa erangan ( 2 )

Tidak ada suara ( 1 )

M : Dapat bergerak sesuai perintah ( 6 )

Lokalisir rangsang nyeri ( 5 )

Bergerak tidak sesuai aturan jika dirangsang ( 4 )

Fleksi ( 3 )

Abduksi abnormal ( 2 )

Tidak ada gerakan ( 1 )

Page 7: Penatalaksanaan Pasien Di Icu

5. Kardiovaskuler

Memasang Bed Side Monitor ( TD, Hr, RR, SpO2, Sh ). Dengan 3 atau 5

elektroda dada ( R = right, L = left, F = foot, N = normal, C = central ).