penatalaksanaan

3
Penatalaksanaan pencegahan terhadap efek samping Dalam memilih pertimbangkan gejala psikosis yang dominan dan efek sampingobat, Chlorpromazine yang efek samping sedatifnya kuat terutama digunakan untuk sindrom psikosis dengan gejala dominan gaduh ge lisah, hiperaktif, sulit t i d u r , kekacauan pikiran, perasaan, dan perilaku, dan sebagainya (Mubarak, 2000).Efek Sedasi , terutama merupakan akibat dari penghambatan reseptor dopaminetipe 1. Pada awal pengobatan dengan Chlorpromazine pasien sebaiknya diperingatkanuntuk tidak mengemudikan kendaraan dan mengoperasikan mesin.Memberik an dosisantipsikotik harian sebelum tidur menghilangkan masalah dari sedasi (Kaplan,1997).Hipotensi ortostatik , jika akan menggunakan Chlorpromazine Intramuskular (IM), klinis harus mengukur tekanan darah pasien (berbaring dan berdiri) sebelum dansetelah dosis pertama dan selama beberapa hari terapi. Jika diperlukan,pasien harusdiperingatkan tentang kemungkinan jatuh pingsan dan harus diberikan instruksi untuk bangun dari tidur perlahan-lahan,duduk pertama kali dengan kaki berjuntai, menunggu yang mengalami impotensi,namun tetap dipertimbangkan resiko e k s a s e r b a s i (Kaplan,1997).E f e k dermatologis , seperti erupsi kulit, urtikaria, makulopapul ar, petekie,dermatitis alergik dan fotosensitivitas yang muncul pada awal terapi dan dapatmenghilang dengan spontan. Reaksi fotosensitivitas yang menyerupai terbakar matahari ( sunburn ) yang parah dapat dicegah dengan memberitahu pasien agar tidak beradadi bawah sinar matahari lebih dari 30 sampai 60 menit, dan harus menggunakan tabir surya ( sun screen ) (Kaplan,1997).Overdosis, terapinya harus termasuk pemakaian arang aktif (activated charcoal), jika mungkin dan lavase lambung. Pemakaian emetic tidak didindikasikan.Kejang ,

Upload: rifqizafril

Post on 26-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pencegahan terhadap efek sampingDalam memilih pertimbangkan gejala psikosis yang dominan dan efek sampingobat, Chlorpromazine yang efek samping sedatifnya kuat terutama digunakan untuk s i nd rom  ps ikos i s   dengan  ge j a l a   dominan  gaduh  ge l i s ah ,   h ipe r ak t i f ,  su l i t   t i du r , kekacauan pikiran, perasaan, dan perilaku, dan sebagainya (Mubarak, 2000).Efek Sedasi,terutama merupakan akibat dari penghambatan reseptor dopaminetipe 1. Pada awal pengobatan dengan Chlorpromazine pasien sebaiknya diperingatkanuntuk tidak mengemudikan kendaraan dan mengoperasikan mesin.Memberikan dosisantipsikotik harian sebelum tidur menghilangkan masalah dari sedasi (Kaplan,1997).Hipotensi ortostatik , jika akan menggunakan Chlorpromazine Intramuskular (IM), klinis harus mengukur tekanan darah pasien (berbaring dan berdiri) sebelum dansetelah dosis pertama dan selama beberapa hari terapi. Jika diperlukan,pasien harusdiperingatkan tentang kemungkinan jatuh pingsan dan harus diberikan instruksi untuk  bangun dari tidur perlahan-lahan,duduk pertama kali dengan kaki berjuntai, menunggu yang  menga l ami   impo tens i , namun   t e t ap  d ipe r t imbangkan   r e s iko   eksa se rba s i (Kaplan,1997).E fek  de rma to log i s

,s e p e r t i   e r u p s i   k u l i t ,   u r t i k a r i a ,   m a k u l o p a p u l a r ,  petekie,dermatitis alergik dan fotosensitivitas yang muncul pada awal terapi dan dapatmenghilang dengan spontan. Reaksi fotosensitivitas yang menyerupai terbakar matahari ( sunburn) yang parah dapat dicegah dengan memberitahu pasien agar tidak beradadi bawah sinar matahari lebih dari 30 sampai 60 menit, dan harus menggunakan tabir surya ( sun screen) (Kaplan,1997).Overdosis, terapinya harus termasuk pemakaian arang aktif (activated charcoal), jika mungkin dan lavase lambung. Pemakaian emetic tidak didindikasikan.Kejang,dapat diobati dengan diazepam (Valium) IV atau Phenytoin (Dilantin)(Kaplan,1997).Haloperidol memiliki efek sedative lemah digunakan untuk sindrom psikosis

dengan gejala dominan apatis, menarik diri, perasaan tumpul, kehilangan minat dan in-isiatif, hipoaktif, waham, halusinasi, dan sebagainya. Pemberian Haloperidol dimulaidengan  dos i s   awa l   s e sua i   dengan  dos i s   an ju r annya  ya i t u   1   a t au  2mg .  D ina ikkan dosisnya 2 sampai 3 hari sampai mencapai dosis efektif (Mulai timbul perbedaangejala), Dosis per hari yang efektif antara 5-20 mg. Evaluasi dilakukan tiap 2 minggudan bila perlu dosis dinaikkan, sampai mencapai dosis optimal. Dosis ini diperta-hankan sekitar 8-12 minggu (stabilisasi) kemudian diturunkan setiap 2 minggu sampaimencapai dosis pemeliharaan. Dipertahankan 6 bulan sampai 2 tahun (diselingi masa bebas obat 1-2 hari /minggu ). Kemudiantappering off , dosis diturunkan tiap 2-4minggu dan dihentikan (Mubarak,2000).Distonia,  paling sering timbul pada laki-laki muda (kurang dari 40 tahun),diperkirakan merupakan hiperaktivitas dopaminergik di ganglia basalis yang terjadi

Page 2: Penatalaksanaan

jika kadar obat dalam system saraf pusat mulai menurun, profilaksis denganantikolinergik seperti Benztropine 0,5-2 mg 3x sehari;IM atau IV 1-2 mg biasanyamencegah berkembangnya distonia (Kaplan,1997).Akathisia,  perasaan subjektif adanya rasa tidak nyaman pada otot yangmenyebabkan pasien gaduh gelisah,berganti-ganti duduk dan berdiri secara cepat,gerakan-gerakan tersebut tidak dapat dikendalikan oleh pasien dan obat yang efektif ada l ah  P ropano lo l   ( I nde ra l )   ( 30 -120  mg   seha r i ) ,  Benzod i azep in  dan  C lon id in (Catapres) (Kaplan,1997).Tardive dyskinesia, merupakan gangguan pergerakan di luar kendali pasienyang muncul setelah pengobatan Haloperidol yang lama ,dieksaserbasi oleh stres danmengh i l ang   s e l ama   t i du r .  Gangguan  pe rge rakan   t e r s ebu t   b i s a   d i cegah  dengan  penggunaan Haloperidol hanya denga dosis yang diindikasikan dan dengan dosisefektif yang terendah, namun apabila sudah terdiagnosis tardive dyskinesia makamenurunkan dosis dan mengganti Haloperidol dengan antipsikotik baru termasuk Clozapin adalah strategi terapi yang utama, namun penggunaan Carbamazepine atauBenzodiazepine efektif dalam menurunkan gejala tersebut (Kaplan,1997).Untuk efek samping non neurologis pencegahan dan penatalaksanaan samadengan pada Chlorpromazine (Kaplan,1997).Pada anak-anak atau usia lanjut dosis Haloperidol diturunkan dan dapat dimu-lai dengan 0,5 – 1,5 mg/ hari dengan pemberian 2 atau 3 kali perhari (Mubarak, 2000).Obat antipsikosislong acting (Haloperidol 50mg/mL IM, untuk 2-4 minggu)sangat berguna pada pasien yang tidak mau atau sulit teratur makan obat ataupun yangtidak efektif terhadap medikasi oral. Dosis dimulai dengan 0,5 mL setiap 2 minggu pada bulan pertama kemudian baru ditingkatkan 1mL setiap bulan (Mubarak, 2000). Haloperidol sering menimbulkan gejala ekstrapiramidal, meliputi kaku otot,hipersalivasi, distonia, diskinesia maka diberikan tablettrihexylphenidine(artane) 3-4x 2mg/hari atau sulfas athropin0,5-0,75 mg IM (Mubarak, 2000).