penanaman nilai-nilai -...

140
1

Upload: trancong

Post on 14-Jul-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

1

Page 2: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

2

PENANAMAN NILAI-NILAI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI

WACANA PLURALITAS KEBERAGAMAAN

DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO

KEC TUNTANG KAB SEMARANG

TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

AULIA ULFA DEWI

NIM 11110167

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEG

ERI (IAIN) SALATIGA

2015

Page 3: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

3

Page 4: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

4

Page 5: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

5

Page 6: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

6

MOTTO

وا ما بأن فسهم ما بقوم حت ي غي إن الل ال ي غي

...Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum

sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka

sendiri..(Ar-Ra’ad 11)

PERSEMBAHAN

Kubingkiskan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan

kusayangi.

& Kedua orang tuaku Bapak Mahrur Fauzie & Ibu Isroiyah peneduh jiwaku

yang selalu memberikan dukungan, cinta kasih, sayang,dan do‟a yang selalu

tercurah untuk penulis hingga takmungkin dapat terbalas. Dengan karya ini

semoga memberikan sedikit kebahagiaan.

& Adik-adikku, Alfian Setyo Haryono dan M. Agung Wahibul Huda

terimakasih atas do‟a kalian, tekunlah dalam menimba ilmu semoga kalian

dapat meraih cita-cita yang diimpikan.

& Seluruh keluarga besar Bani Trmudi Conciliatory‟s Fam yang memberikan

dukungan pada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi selalu ada

kehangatan dan kerukunan ketika berkumpul bersama.

& Bapak KH. Mahfud Ridwan, Lc dan Ibu Hj. Nafisah yang selalu

membimbing serta memberikan nasehatnya sehingga mampu memberikan

keteduhan dan kedamaian ketika penulis belajar untuk hidup mandiri.

Semoga Allah memanjangkan usia yang senantiasa dalam kesehatan dan

ketaqwaan.

& Dr. Mukti Ali, M.Hum selaku dosen pembimbing yang dengan sabar

membimbing dan mengarahkan penulis, terimakasih telah membantu

Page 7: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

7

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi. Semoga ilmu yang

engkau berikan akan senantiasa bermanfaat.

& Keluarga besar Pondok Pesantren Edi Mancoro terkhusus santri putri yang

telah menemani hari-hari mengukirkan cerita serta mengajarkan indahnya

kebersamaan dalam belajar mandiri.

& Teman-teman satuangkatan dan seluruh keluarga besar Racana Kusuma

Dilaga Woro Srikandhi dengan canda tawa dan kebersamaan dari sini penulis

belajar untuk berorganisasi yang telah memberi warna, pengalaman,

kebahagiaan. Keceriaan hingga mengerti apaitu loyalitas.

& Mbak Upla, , Mb Henni, Mb Aini, Ana, Zaty,Vita, Lilis, dan Aminah terima

kasih atas bingkaian kehangatan dan kebersamaan dalam canda tawa yang

telah mengajarkkan akan arti sebuah persahabatan dan kesetiakawanan. Tiada

hari yang indah tanpa kalian semua.

& Teman-teman angkatan 2010 terhusus PAI E yang telah berbagi keceriaan,

melewati suka dan duka selama berada berada di IAIN SALATIGA.

Page 8: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

8

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir skripsi dengan judul “Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam

Melalui Wacana Pluralitas Kebeagamaan Di Pondok Pesantren Edi Mancoro

Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2014”. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan

Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,

tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan

lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga yang

telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Pondok Pesantren Edi

Mancoro

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam

IAIN Salatiga.

4. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing, memberikan nasehat, arahan, serta masukan-masukan yang

sangat membangun dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Page 9: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

9

5. Seluruh dosen dan petugas admin Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN

Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan penelitian

berlangsung.

6. Bapak Mahrur Fauzie dan Ibu Isroiyah tercinta yang telah mencurahkan

pengorbanan dan do‟a restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.

7. Saudara-saudara, serta teman-teman yang selalu mendoakan dan memberikan

dukungan dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari

berbagai pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.

Amin ya robbal ‟alamin

Salatiga, 11 Februari 2015

Penulis

Aulia Ulfa Dewi

NIM: 111 10 167

Page 10: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

10

ABSTRAK

Dewi, Aulia Ulfa. 2015. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam melalui

wacana pluralitas keberagamaan di Pondok Pesantren Edi Mancoro

Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang 2014. Skripsi. Jurusan

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Mukti Ali, M.

Hum.

Kata Kunci: Pendidikan Agama Islam, Pluralitas

Penelitian ini membahas mengenai penanaman nilai-nilai Pendidikan

Agama Islam melalui wacana pluralitas keberagamaan di Pondok Pesantren Edi

Mancoro Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang 2014. Fokus Penelitian yang

akan dikaji adalah: 1. Bagaimana bentuk penanaman nilai-nilai Pendidikan

Agama Islam yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro. 2. Bagaimana nilai-

nilai Pendidikan Agama Islam melalui wacana pluralitas keberagamaan yang ada

di Pondok Pesantren Edi Mancoro

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, maka

kehadiran peneliti di lapangan sangat penting. Peneliti bertindak langsung sebagai

instrument dan sebagai pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta

terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diperoleh dari para

informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Analisa data dilakukan

dengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukan reduksi data, penyajian data

dan menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini mengadakan

keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamatan triangulasi.

Temuan penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa penanaman nilai-

nila Pendidikan Agama Islam di Edi Mancoro melalui wacana pluralitas

keberagamaan yang ada merupakan sebuah trobosan baru. Bentuk penanaman

yang ada dilaksanakan dengan melibatkan santri dengan adanya diskusi dan

kunjungan yang ada dari lembaga maupun orang yang non muslim. Dapat

disimpulkan dengan adanya kegiatan-kegiatan pluralis yang ada menanaman nilai

pada santri antara lain; 1.Pengakuan adanya kemajemukan, 2.Menghargai

persamaan, 3.Sikap toleransi, 4.Rasa kemanusiaan.

Page 11: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

11

DAFTAR ISI

LEMBAR BERLOGO ......................................................................................................... i

JUDUL ................................................................................................................................. ii

PERTANYAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................................................. iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................................ iv

PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................................... v

MOTTO................................................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ix

ABSTRAK ........................................................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1

B. Fokus Penelitian ........................................................................................................ 6

Page 12: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

12

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 6

D. Kegunaan Penelitian ............................................................................................ 7

E. Penegasan Istilah ................................................................................................. 7

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian..................................................................... 10

2. Kehadiran Peneliti .......................................................................................... 11

3. Lokasi Penelitian ............................................................................................ 11

4. Sumber Data ................................................................................................... 11

5. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................................... 12

6. Analisis Data .................................................................................................. 13

7. Pengecekan Keabsahan Data.......................................................................... 14

8. Tahap-tahap Penelitian ................................................................................... 15

G. Sistematika Penulisan .......................................................................................... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................................................... 18

2. Dasar Pendidikan Agama Islam ........................................................................... 23

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ......................................................................... 27

4. Metode Pendidikan Agama Islam ........................................................................ 28

Page 13: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

13

B. Pluralitas

1. Pengertian Pluralitas Keberagamaan.................................................................... 33

2. Sejarah Pluralitas .................................................................................................. 37

3. Islam dan Pluralitas Agama ................................................................................. 41

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Edi Mancoro

1. Letak Geografis .................................................................................................... 49

2. Sejarah Pondok Pesantren Edi Mancoro .............................................................. 50

3. Profil Pondok Pesantren Edi Mancoro ................................................................. 54

4. Visi, Misi, Tujuan, dan garis perjuangan ............................................................. 59

5. Unsur-unsur Pesantren ......................................................................................... 63

B. Model Pendidikan Pondok Pesantren Edi Mancoro

1. Kurikulum Pesantren ............................................................................................ 66

2. Sistem Pendidikan ................................................................................................ 68

3. Pengajar atau Ustad .............................................................................................. 73

C. Jenis Kegiatan Yang Berhubngan dengan Pluralisme ............................................... 74

Page 14: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

14

D. Temuan Hasil Penelitian ........................................................................................... 78

BAB IV PEMBAHASAN

A. Bentuk Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam ........................................ 85

B. Wacana Pluralitas yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro ............................... 86

C. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam melalui wacana pluralitas

keberagamaan yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro ..................................... 89

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................ 98

B. Saran .......................................................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP PENULIS

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

15

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Pustaka

2. Riwayat hidup penulis

3. Nota pembimbing skripsi

4. Surat permohonan izin melakukan penelitian

5. Surat keterangan melakukan penelitian

6. Deskripsi wawancara

7. Lembar konsultasi

8. Foto Kegiatan

9. Surat Keterangan Kegiatan

Page 16: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

16

DAFTAR GAMBAR

i. Diskusi dengan para calon room

ii. Kegiatan malam jum‟at

iii. Kunjungan dari ueu visiting

iv. Diskusi Lintas agama

v. Peserta diskusi lintas agama

vi. Sorogan kitab

vii. Kunjungan dari faster dari universitas sanata darma

viii. Ro‟an Pondok

BAB I

Page 17: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

17

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama merupakan sebuah landasan bagi seseorang dalam hidup di

dunia. Agama memberikan arahan pada manusia dalam berperilaku baik

dengan tuhannya, dirinya sendiri maupun dengan sesamanya. Pada

hakikatnya manusia hidup di dunia ini membutuhkan agama, sebab agama

manjadi pembimbing dan penunjuk arah/haluan. Meski kenyataan

dimasyarakat ada banyak pertentangan yang terjadi dengan agama akan

tetapi, agama tetap memberikan ketentraman bagi pemeluknya. Menurut

Komarudin Hidayat seperti yang dikutip oleh Syafaat (2008:171-172)

menyatakan betapa pentingnya agama meski kekuatan yang sinis dan anti

agama masih tetap hidup dan berkembang, tetapi ternyata para rezim dan

beberapa ideologi anti agama tidak pernah memenagkan pertempuran.

Mungkin hal tersebut disebabkan amunisi mereka semakin lama semakin

menipis, sementara agama tetap hidup di muka bumi.

Pentingnya agama bagi kehidupan menjadikan agama perlu untuk

dikembangkan dan ditanamkan pada generasi muda. Penanaman nilai-nilai

yang ada dalam agama dapat dilakukan lewat pembinaan atau pengajaran

secara intensif. Melalui pendidikan keagamaan nilai-nilai yang ada dalam

masing-masing agama dapat tersalurkan dan tertanam bagi setiap pemeluk

agama tersebut.

Dewasa ini, pentingnya agama bagi kehidupan manusia bagaikan

pentingnya pendidikan terutama di Indonesia. Seseorang yang tidak

Page 18: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

18

memiliki agama seakan ia tidak memiliki pegangan yang dapat

menjadikan dasar dalam kehidupan. Sehingga dalam bertindak ia tidak

memiliki rambu-rambu sebagai patokan hidup.

Pentingnya agama dalam hidup ini dapat dikembangkan bersama

melalui pendidikan. Lewat pendidikan penanaman nilai-nilai agama dapat

dilakukan lebih maksimal dengan menyertakanknya dalam proses

pembelajaran yang ada.

Agama yang ada di dunia ini sangatlah beragam. Ragam keyakinan

dan agama yang ada menuntut untuk dapat hidup berdampingan bagi

umatnya. Di Indonesia salah satunya, ragam budaya, suku dan agama yang

ada dituntun menjaga kerukunan dan ketentraman dengan sikap rasa saling

menghargai dengan adanya perbedaan yang ada. Sebagaimana Al-Qur‟an

dalam surat Al-Hujurat ayat 13:

ي ها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأن ثى وجعلناكم شعوبا يا أ وق بائل لت عارفوا إن أكرمكم عند الل أت قاكم إن الل عليم

خبي

“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Page 19: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

19

Allah telah menerangkan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk

yang berbeda-beda dan bersuku-suku bangsa, ini jelas bahwa Islam

mengajarkan untuk bisa menerima pluralisme. Nurcholish Madjid

menjelaskan sikap menerima pluralisme sebagaimana yang dikutip Siti

Nadroh (1999:35) “Islam mengajarkan pada kita agar pluralitas karena itu

adalah Sunnah Allah, Allah telah menciptakan segala sesuatu

beranekaragam”.

Mengutip ajaran Kristiani yang dinyatakan dalam Kitab Perjanjian

Baru dan Perjanjian Lama, Bambang Ruseno seorang pendeta dari Malang

masih yakin bahwa hakikat agama yang benar adalah bukan manusia

untuk agama melainkan agama untuk manusia. Agama dikaruniakan Allah

untuk mensejahterakan manusia dan dunia (Zainuddin, 2010:190). Oleh

karena itu, keragaman agama yang ada sebagai sarana mencapai

kesejahteraan antara umat manusia di dunia.

Fakta pluralisme yang ada di Indonesia tidak dapat dipungkiri.

Seringkali perbedaan keyakinan dijadikan alasan terjadinya perseturuan

antar kelompok beda keyakinan. Atas dasar itu Indonesia tidak

menggambil bentuk “negara agama” yang berlandaskan pada agama

tertentu, dan tidak pula mengambil bentuk “negara sekuler”, yang

memisahkan agama dari urusan negara, melainkan memformat dirinya

sebagai “negara pancasila” (Saerozi, 2004:1). Dengan format ini negara

tidak identik dengan agama tertentu, tetapi negara juga tidak melepas

agama dari urusan negara (Sukarja, 1995:146).

Page 20: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

20

Adanya pluralitas ini justru dapat digunakan untuk belajar, saling

bertukar informasi antar pemeluk agama yang berlainan. Adanya diskusi

yang terjadi akan menjadikan masing-masing pemeluk agama tidak tabu

lagi dengan salah satu agama terlebih jika dilakukan di pesantren. Selain

itu hal tersebut dapat menjawab semua pertanyaan yang mengepal dalam

pikiran karena selama ini pesantren dianggap lembaga pendidikan yang

bercorak “ekslusif” yang sulit untuk menerima perbedaan agama. Menjadi

salah satu hal yang berbeda jika diskusi antaragama ditemukan di pondok

pesantren. Tempat yang sangat identik dengan pembelajaran mendalam

mengenai agama Islam ternyata juga dijadikan tempat bertukar informasi

dan kebiasaan antar pemeluk agama.

Saat ini adanya pengenalan budaya pluralisme dan multikulturalisme

juga mulai ada di beberapa pondok pesantren yang ada di Indonesia. Baik

di daerah yang sebagian terdapat masyarakat yang plural maupun yang

disekelilingnya kebanyakan kaum muslim. Tidak hanya di pesantren yang

bercorak modern tapi juga pesantren yang bercorak tradisonal.

Dari data yang penulis peroleh dari (http://ahmadalim.blogspot

.com/2010/02/agenda-liberalisasi-pesantren-di.html, diakses 14 Oktober

2014 pukul 08.20 wib), ada beberapa pondok pesantren yang terkenal

dengan pluralitas dan multikulturalnya antara lain. Dari Jawa Barat:

Pondok Pesantren Ciganjur atau sering dikenal orang dengan pesantren

GUSDUR terletak di Ciganjur Jawa Barat. Kemudian Pondok Pesantren

Darut Tauhid Cirebon asuhan KH. Husein Muhammad. Di Yogyakarta

Page 21: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

21

yang terkenal yaitu, Pondok Pesantren Al-Qodir terletak di Tanjung

Wukirsari, Cangkringan, Sleman dan Pesantren Budaya Ilmu Giri atau

yang lebih dikenal dengan Pesantren KH. Nasruddin Anshoriy terletak di

Imogiri, Bantul. Sedangkan dari Jawa Timur ada Pondok Pesantren

Rodlotul Thalibin Rembang asuhan KH. Musthafa Bisri.

Salah satu pondok pesantren yang dijadikan tempat kunjungan dalam

bertukar informasi antar agama yaitu Pondaok Pesantren Edi Mancoro

yang terletak di Semarang, Jawa Tengah. Di pesantren ini sering ada

kunjungan yang dilakukan oleh tamu dari luar kota ataupun luar negeri

dari berbagai agama yang berbeda. Kedatangan para tamu yang datang

untuk berdiskusi menjadi hal yang berbeda bagi santri yang ada. Dengan

adanya diskusi ini menjadi nuansa yang tak lazim di temukan di pesantren.

Selain adanya kunjungan tersebut, di Pondok Pesantren Edi Mancoro

juga sering ada kajian diskusi lintas agama dengan mendatangkan tokoh-

tokoh dari agama lain beserta pemeluknya untuk berdiskusi dan saling

bertukar informasi. Dengan adanya diskusi yang dilakukan justru

memperkaya wawasan keagamaan santri dan pemeluk agama lain dengan

mengenal nilai-nilai religius yang ada dari masing-masing agama.

Berangkat dari paparan di atas, penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul "Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan

Agama Islam Melalui Wacana Pluralitas Keberagamaan di Pondok

Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang tahun

2014”

Page 22: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

22

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan diatas, maka fokus

penelitian sebagi berikut:

1. Bagaimana bentuk penanaman nilai-nilai Pendidikan Agama Islam

yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Kec. Tuntang,

Kab. Semarang tahun 2014?

2. Bagaimana wacana pluralitas yang ada di Pondok Pesantren Edi

Mancoro Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang 2014?

3. Bagaimana nilai-nilai Pendidikan Agama Islam melalui wacana

pluralitas keberagamaan yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro

Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang tahun 2014?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian yang telah dirumuskan maka, penelitian

ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui bentuk penanaman nilai-nilai Pendidikan Agama

Islam yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Kec.

Tuntang, Kab. Semarang tahun 2014.

2. Untuk mengetahui wacana pluralitas yang ada di Pondok Pesantren Edi

Mancoro Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang 2014

3. Untuk mengetahui nilai-nilai Pendidikan Agama Islam melalui wacana

pluralitas keberagamaan yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro

Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang tahun 2014.

D. Kegunaan Penelitian

Page 23: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

23

Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis berharap nantinya akan

memberikan manfaat yaitu:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat wawasan

untuk pengembangan ilmu pengetahun khususnya dalam bidang

Pendidikan Agama mengenai pluralitas beragama sehingga dapat

disesuaikan dengan kehidupan yang plural ini.

2. Secara Praktis

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat dan

kegunaan praktis yang bias dijadikan oleh para pembimbing khususnya

pengasuh pondok pesantren dalam membimbing Pendidikan Agama

Islam.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman, penulis akan

menjelaskan beberapa kata yang ada pada judul penelitian yaitu:

1. Nilai

Nilai dapat berarti sifat-sifat (hal-hal) yang peting atau berguna

bagi kemanusiaan (Poerwadarminta, 1999:667). Dalam garis besarnya

nilai hanya ada tiga macam, yaitu nilai benar/salah, nilai baik/buruk,

dan nilai indah-tidak indah. Nilai benar salah menggunakan kriteria

benar atau salah dalam menetapkan nilai. Nilai ini digunakan dalam

ilmu(sains), semua filsafat kecuali etika madzab tertentu. Nilai baik

buruk menggunakan kriteria baik atau buruk dalam menetapkan nilai.

Page 24: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

24

Nilai ini digunakan hanya dalam etika. Adapun menetapkan nilai seni,

baik seni gerak, seni suara, seni lukis, maupu seni pahat(Ahmadi,

2010:50).

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah sifat-

sifat yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti bagi kehidupan

manusia yang dapat dijadikan petunjuk mengenai hal yang diangap

benar dan salah, baik dan buruk, serta sesuatu yang indah dan tidak

indah dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam menurut Sahilun A. Nasir seperti yang

dikutip oleh Syafaat(2008:15) adalah suatu usaha yang sistematis dan

pragmatis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam

dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Islam itu

benar-benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang integral dalam

dirinya. Sehingga ajaran Islam itu benar-benar dipahami, diyakini

kebenarannya, diamalkan menjadi pedoman hidupnya, menjadi

pengontrol terhadap perbuatan, pemikiran dan sikap mental. Jadi

Pendidikan Agama Islam adalah proses pengajaran, bimbingan dan

asuhan yang dilakukan sesuai dengan ajaran agama Islam.

3. Pluralisme

Pluralisme adalah kemajemukan yang di dasari oleh keutamaan

(keunikan) dan kekhasan (Imarah, 1999:9). Sedangkan menurut Ali

(2006:4) pluralisme adalah “realita fundamental yang bersifat jamak”

Page 25: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

25

selain itu ia juga mendefinisikan pluralisme sebagai sebuah faham

tentang keberagamaan cara pandang untuk mengatakn bahwa segala

sesuatunya adalah jamak dan beragam. Sedangkan pluralisme agama

adalah suatu paham yang mengatakan bahwa semua agama itu sama

dan benar (Zainuddin, 2010: 4).

4. Pondok Pesantren

Pondok berasal dari bahasa arab funduq yang berarti hotel, asrama,

rumah, dan tempat tinggal sederhana. Sedangkan pesantren berasal

dari kata santri, dengan awalan pe dan akhiran an yang berarti tempat

tinggal para santri. Menurut Nurcholish Madjid santri adalah kelas

literary bagi orang Jawa yang berusaha mendalami agama melalui

kitab-kitab bertuliskan dan berbahasa Arab (Yasmadi, 2005:61-62). Di

Indonesia istilah pesantren lebih popular dengan sebutan pondok

pesantren. Jadi pondok pesantren adalah tempat tinggal bagi orang-

orang yang sedang mendalami agama khususnya Agama Islam.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian dibagi menjadi tujuh tahap, yaitu:

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Page 26: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

26

Untuk memperoleh data mengenai nilai-nilai Pendidikan

Agama Islam melalui wacana pluralitas keberagamaan di Pondok

Pesantren Edi Mancoro diperluhkan pengamatan yang mendalam.

Pada penelitian ini penulis mengunakan jenis pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif adalah jenis penelitian yang

menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dicapai (diperoleh)

dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-

cara lain dari kualifikasi (pengukuran) (Ghani, 1997:11). Sedang

menurut Taylor dalam Moleong (2002:3) penelitian kualitatif

adalah sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskripti berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati.

Dapat dipahami dari pendapat yang dikemukakan bahwa

penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian yang

menghasilkan data tertulis. Sedangkan jenis penelitian yang di

gunakan oleh penulis adalah diskripsi. Penelitian diskripsi menurut

Suryabrata(1998:19) adalah penelitian yang bermaksud untuk

membuat pencandraan (uraian, paparan) mengenai situasi kejadian-

kejadian. Sedangkan tujuan penelitian diskriptif adalah untuk

mengambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat

research dilakukan dan untuk memeriksa sebab-sebab dari suatu

gejala tertentu (Umar, 1999:29).

Page 27: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

27

Berdasarkan dengan pengertian di atas pendekatan

kualitatif yang dimaksud yaitu pendekatan yang dilakukan untuk

mendiskripsikan atau menjelaskan kejdian yang ada pada saat

penelitian berlangsung.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dilapangan sangat penting karena, disini

peneliti bertindak sebagai instrument langsung dan pengumpul data

dari hasil observasi yang dilakukan serta terlibat aktif dalam

penelitian.

3. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Edi

Mancoro Dusun Bandungan, Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang,

Kabupaten Semarang pada tahun 2014.

4. Sumber data

Menurut Lofland yang dikutip oleh Moleong(2000:112),

sumber data dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan

lain-lain. Data dalam penelitian ini adalah semua data yang

diipertoleh dari informan yang diangap penting dan juga dihasilkan

dari dokumentasi yang menunjang. Data yang penulis gali berasal

dari unsur-unsur yang terkait dengan judul yang diteliti.

Diantaranya pengasu, ketua yayasan, santri, dan ustadz di Pondok

Pesantren Edi Mancoro.

Page 28: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

28

5. Prosedur Pengumpulan Data

Agar sebuah kajian ilmiah dapat disajikan secara sistematis,

maka langkah yang perlu dilakukan adalah menentukan

seperangkat metode yang sesuai dengan objek dan karakteristik

matrial yang diangkat. Agar penelitian menjadi rasional dan terarah

maka peneliti mengunakan teknik-teknik pengumpulan data

seperti:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

Menurut Nawawi(1990:100) observasi dapat diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala

yang tampak pada objek penelitian. Metode ini digunakan

penulis sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data yang

diperoleh dari hasil observasi yang secara langsung ke Pondok

Pesantren Edi Mancoro. Metode ini juga di gunakan untuk

mengamati penanaman nilai-nilai Pendidikan Agama Islam

yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro melalui Pluralitas

Keberagamaan yang ada.

b. Wawancra atau Interview

Page 29: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

29

Wawancara identik dengan pengumpulan data dengan

bertanya langsung pada narasumber. Menurut Nawawi

(1990:111) Interview adalah usaha mengumpulkan informasi

dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk dijawab

secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah kontak

langsung atau tatap muka antara penulis dengan narasumber

informasi.

c. Dokumen

Dokumen terdiri dari kata-kata dan gambar yang telah

direkam tanpa campur tangan pihak peneliti. Dokumen tersebut

tersedia dalam bentuk tulisan, catatan, suara, dan gambar

(Daymon, 2008: 3) metode ini digunakan untuk memperluas

pengamatan dan penggumpulan data.

6. Analisis data

Menurut Suprayogo(2001:192) kegiatan analisis data

selama pengumpulan data dapat dimulai setelah peneliti memahami

fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah mengumpulkan

data yang dapat dianalisis. Sedangkan menurut Muhadjir

(1994:104) menyatakan, analisis data merupakan upaya untuk

mencapai dan menata secara sistematis catatan hasil observasi,

wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman

penelitian tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai

Page 30: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

30

temuan bagi orang lain. Kegiatan analisis selama penulis

mengumpulkan data meliputi:

a. Menetapkan fokus penelitian

b. Penyusunan temuan-temuan sementara berdasarkan data yang

telah terkumpul

c. Pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan

temuan-temuan pengumpulan data sebelumnya.

d. Pengembangan pertanyaan-pertanyaan analitik dalam rangka

pengumpulan data berikutnya

e. Penetapan sasaran-sasaran pengumpulan data berikutnya

Setelah data terkumpul maka selanjutnya adalah tahap

menganalisis data. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data serta menarik

kesimpulan (verifikasi) (Milles, 1992:16-18).

Dengan demikian, penulis akan menunjukkan laporan

penelitian yang berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan

gambaran penyajian laporan tersebut. Data yang penulis sajikan

mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto,

dokumen pribadi, dan sebagainya.

7. Pengecekan keabsahan data

Untuk keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dalam

menggunakan kriteria kreadibilitas. Hal ini dimaksudkan untuk

membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan

Page 31: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

31

kenyataan yang ada dalam latar penelitian. Metode yang digunakan

dalam pengecekan keabsahan data yaitu:

a. Triangulasi sumber

Yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda.

b. Triangulasi metode

Yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil

penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan

beberapa sumber data dengan metode yang sama

(Moleong, 2002:178).

8. Tahap-tahap penelitian

Menurut Moloeng (2002:84-105) tahap-tahap penelitian

yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:

a. Tahap pra lapangan

1) Mengajukan judul penelitian

2) Menyusun proposal penelitian

3) Konsultasi penelitian kepada pembimbing

b. Tahap pekerjaan lapangan

1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan

2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus

penelitian

3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan

Page 32: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

32

c. Tahap analisis data

1) Penemuan hal-hal yang penting dari data penelitian

2) Pengecekan keabsahan data

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengajukan pembahasan dari

beberapa bab yang berisi keterkaitan tentang studi kasus yang penulis

teliti. Penulis memberikan gambaran sebagai berikut:

BAB 1 berisi pendahuluan, yang memuat: latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah

dan metode penelitian. Metode penelitian berisi: pendekatan dan jenis

penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,

analisi data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II berisi tentang kajian pustaka,merupakan bagian yang menjelaskan

landasan teori yang berhubungan dengan penelitian yang memuat

mengenai pengertian, dasar, tujuan, metode Pendidikan Agama Islam,

pengertian pluralitas keberagamaan, sejarah pluralitas, ialam dan pluralitas

agama.

BAB III berisi paparan data dan temuan peneliti menjelaskan tentang

gambaran umum pondok pesanteren edi mancoro (letak geograis, sejarah,

profil, visi, misi, tujuan, garis perjuangan, unsur pesantren, dan model

pendidikan. Serta melaporkan hasil temuan penelitian yang ada tentang

Page 33: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

33

bentuk kegiatan plural yang ada di pesantren edi mancoro, serta nilai –nilai

Pendidikan Agama Islam yang ada.

BAB IV merupakan pembahasan hasil penelitian di lapangan yang

dipaparkan dalam bab III. Pembahasan dilakukan untuk menjawab

masalah penelitian yang diintegrasikan ke dalam kumpulan pengetahuan

yang sudah ada dengan jalan menjelaskan temuan penelitian dalam

konteks khasanah ilmu.

Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari pembahasan

hasil penelitian dan saran-saran dari penulis sebagai sumbangan pemikiran

berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah diperoleh dan daftar

pustaka.

Page 34: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

34

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam merupakan kata majemuk yang terdiri

dari kata pendidikan, agama dan Islam. Dalam Kamus Lengkap Bahasa

Indonesia, pendidikan berasal dari kata didik, dengan diberi awalan

“pe” dan akhiran “an”, yang berarti proses pengubahan sikap dalam

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

Sedangkan arti mendidik itu sendiri adalah memelihara dan memberi

latihan(ajaran) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan

dipandang sebagai faktor penting dalam menumbuhkan kesadaran

nilai-nilai kehidupan.

Kata “Islam” dalam “Pendidikan Agama Islam” menunjukkan

suatu makna tersendiri yakni pendidikan yang berdasarkan dengan

Agama Islam. Menurut Hasan Langgulung yang dikutip oleh

Nata(2010:28) pendidikan adalah suatu proses yang mempunyai tujuan

yang biasanya diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku

tertentu pada anak-anak atau orang yang sedang dididik. Sedangkan

Menurut pendapatnya Ahmad Tafsir deinisi pendidikan menurut Islam

adalah keseluruhan pengertian yang terkandung dalam istilah ta’lim,

tarbiyah dan at-ta’dib.

Page 35: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

35

Menurut Abdurrahman Al-Nawawi yang dikutip Tafsir

(2008:29) merumuskan definisi pendidikan justru dari kata at-tarbiyah.

Dari segi bahasa, menurut pendapatnya, kata at-tarbiyah berasal dari

tiga kata yaitu: pertama, kata rabba-yarbu-tarbiyatan yang berarti

bertambah, bertumbuh, seperti yang terdapat didalam Al-Qur‟an Surat

Ar-Rum ayat 39. Maka kata At-Tarbiyah bias berarti proses

menumbuhkan dan mengembangkan apa yang ada pada diri peserta

didik baik secara fisik, sosial maupun spiritual; kedua, kata rabaa-

yarbi-tarbiyatan yang berarti tambah dan menjadi besar atau dewasa.

Dengan mengacu kata yang kedua itu maka tarbiyah berarti usaha

menumbuhkan dan mendewaskan peserta didik baik secara fisik,

sosial, maupun spiritual; ketiga, dari kata rabba-yarubbu-tarbiyatan

yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga,

mememlihara. Maka kata tarbiyah berarti usaha memelihara,

mengasuh, merawat, memperbaiki dan mengatur kehidupan peserta

didik, agar dapat survive lebih baik dalam hidupnya.

Sedang kata at-ta’lim memiliki makna doktrinasi pengetahuan,

pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan penanaman amanah. At-

ta’lim merupakan tranmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa

individu tanpa ada batasan dan ketentuan tertentu. Sehingga terjadi

tazkiyah an-nafs (penyucian diri atau pembersihan diri) diri manusia

dari segala kotoran dan menjadikan diri manusia itu berbeda dalam

kondisi yang memungkinkan untuk menerima al-hikmah serta

Page 36: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

36

mempelajari segala apa yang bermanfaat baginya dan yang tidak

diketauinya. Kata at-ta’lim dalam arti pengajaran banyak digunakan

untuk kegiatan pendidikan yang bersifat non formal. Pengertian

tersebut menunjukkan at-ta’lim memiliki ruang lingkup yang lebih

luas dari pada kata at-tarbiyah.

Kata at-ta’dib berasal dari kata addaba-yuaddibu-ta’diban

yang dapat berarti beradab, bersopan santun, tata karma, budi pekerti,

adab, akhlak, moral dan etika. Melalui kata at-ta’dib menjadikan

pendidikan sebagai sarana transformasi nilai-nilai akhlak mulia yang

bersumber pada ajaran agama ke dalam diri manusia, serta menjadi

dasar bagi terjadinya proses Islamisasi ilmu pengetahuan.

Dari pengertian tersebut sebenarnya pengertian dari pendidikan

Islam sebenarnya hanya berbeda dalam penekanan atau keutamaannya

saja. Kata at-tarbiyah mempunyai pengertiann pendidikan yang

memberikan penekanan di masa anak-anak dan juga mencakup dalam

hal pemeliharaannya, terutama pemeberian nafkah, mencukupi

kebutuhan hidupnya, dan lain-lain. Artinya mensejahterakan

kehidupan pada anak. Kemudian ta’lim merupakan pendidikan yang

memfokuskan pada transformasi keilmuan, baik berupa sains,

teknologi, ilmu-ilmu sosial, pengetahuan budaya ataupun ilmu-ilmu

keagamaan. Sedangkan pembentukan prilaku seseorang lebih

ditekanakan pada pengertian pendidikan yang diambil dari kata at-

ta’dib. Dari penjabaran Tafsir(2008:28) menyatakan bahwa Pendidikan

Page 37: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

37

adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang (pendidik)

terhadap seseorang (anak didik) agar tercapai perkembangan maksimal

yang positif.

Sementara itu, pengertian agama dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah kepercayaan terhadap Tuhan (dewa dan sebagainya)

dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian

dengan kepercayaan itu. Agama adalah aturan perilaku bagi umat

manusia yang sudah ditentukan dan dikomunikasikan oleh Allah

melalui orang-orang pilihannya yang dikenal sebagai utusan-utusan,

rasul-rasul, atau nabi-nabi(Safaat, 2008:13). Dari penjelasan tersebut

dapat diketahui bahwa agama adalah suatu peraturan yang bersumber

dari Allah yang berfungsi untuk mengatur kehidupan manusia, baik

hubungan manusia dengan pencipta maupun manusia dengan

sesamanya untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat dengan

mengharap keridaan dari-Nya.

Islam secara bahasa berasal dari kata aslama-yuslimu-Islaman

yang berarti damai, aman, dan sentosa. Sedangkan pengertian Islam

sebagai agama adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad,

berpedoman pada kitab suci Al-Qur‟an yang diturunkan ke dunia

melalui wahyu Allah (kamus besar bahasa Indonesia). Pengertian

Islam yang demikian sesuai dengan tujuan ajaran Islam yaitu untuk

mendorong manusia patuh dan tunduk kepada Tuhan, sehingga

terwujud keselamatan, kedamaian, aman dan sentosa. Serta sejalan

Page 38: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

38

pula dengan misi ajaran Islam yaitu menciptakan kedamaian di muka

bumi dengan mengajak manusia untuk patuh dan tunduk kepada Tuhan

(Nata, 2010:32).

Dari penjabaran yang ada diatas Darajat(1996:28)

menyebutkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa

bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar setelah selesai dari

pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam

serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life). Sedangkan

menurut M. Arifin seperti yang dikutip oleh Safaat(2008:16)

mendefinisikan pendidikan Islam adalah proses yang mengarahkan

manusia terhadap kehidupan yang lebih baik dan yang mengangkat

derajat kemanusiaannya, sesuai degan kemampuan dasar (fitrah) dan

kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar).

Jadi dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah

usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak

agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami, menghayati, dan

mengamalkan agama Islam, serta menjadikannya sebagai jalan

kehidupan, baik pribadi maupun kehidupan masyarakat. Dalam

Pendidikan Islam segala komponen dan aspek yang ada didasarkan

pada ajaran Islam.

2. Dasar Pendidikan Agama Islam

Kata dasar dapat berarti sesuatu yang menjadi landasan, pokok,

atau penting. Kosa kata dasar sering digunakan dalam berbagai

Page 39: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

39

kegiatan baik fisik maupun non fisik, yang intinya adalah sesuatu yang

berada di bawah yang selanjutnya menopang sebuah kegiatan atau

pekerjaan.

Dasar ideal Pendidikan Islam adalah identik dengan ajaran

Islam itu sendiri. Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu Al-

Qur‟an dan Hadis. Kemudian dasar tadi dikembangkan dalam

pemahaman para ulama dalam bentuk :

a. Al-Qur‟an

Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada

Nabi Muhammad sebagai pedoman hidup manusia, bagi yang

membaca merupakan suatu ibadah dan mendapat pahala.

Pengertian Al-Qur‟an dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman

Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan

perantara malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami dan diamalkan

sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia.

Al-Qur‟an merupakan firman Allah yang telah

diwahyukan kepada Nabi Muhammad untuk disampaikan

kepada umat manusia. Al-Qur‟an merupakan sumber

pendidikan yang lengkap berupa pendidikan sosial, akhlak,

akidah, ibadah dan muamalah.

Al-Qur‟an merupakan firman Allah yang tidak ada

keraguan di dalamnya, yaitu sebagai petunjuk bagi orang-orang

Page 40: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

40

yang bertakwa. Selain itu Al-Qur‟an juga sebagai penawar atau

obat dari beberapa penyakit, dan sebagai petunjuk arah ketika

seorang hamba berada dalam kesesatan.

b. Sunnah (Hadits)

Dasar yang kedua selain Al-Qur‟an adalah sunnh

Rasulullah. Amalan yang dikerjakan Rasulullah saw dalam

proses perubahan hidup sehari-hari menjadi sumber utama

pendidikan Islam karena Allah swt menjadikan Muhammad

sebagai teladan bagi umatnya.

Sunnah adalah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan

Rasulullah. Dimaksud dengan pengakuan itu ialah kejadian

atau perbuatan orang lain yang diketahui Rasulullah dan beliau

memberikan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunnah

berisi petunjuk untuk kemaslahatan hidup manusia dalam

segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia

seutuhnya atau muslim yang bertaqwa.

Sunnah mencerminkan prinsip manifestasi wahyu

dalam segala perbuatan, perkataan, dan taqrir nabi. Konsep

dasar pendidikan yang dicontohkan Nabi Muhammad saw

menurut Ramayulis sebagai berikut:

1) Disampaikan sebagai rahmatan lil’alamin (Qs. Al-Anbiyak

107)

2) Disampaikan secara universal.

Page 41: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

41

3) Apa yang disampaikan merupakan kebenaran mutlak (Qs.

Al-Hijer 9)

4) Kehadiran nabi sebagai evaluator atau segala aktivitas

pendidikan (Qs. As Syu’ara 48)

5) Perilaku nabi sebagai figur identifikasi (uswatun hasanah)

Antara Al-Qur‟an dan sunah terdapat perbedaan yang

cukup prinsipal meskipun keduanya adalah sama-sama sebagai

sumber hukum Islam. Yaitu:

1) Al-Qur‟an nilai kebenarannya adalah mutlak sedangkan

hadits adalah relatif, nisbi (zhanni) kecuali hadits-hadits

mutawatir.

2) Seluruh ayat Al-Qur‟an mesti dijadikam sebagai pedoman

hidup, tetapi Tidak semua hadits mesti dijadikan sebagai

pedoman hidup. Sebab, hadits ada yang sahih, dhaif

(lemah) dan seterusnya.

3) Al-Qur‟lan sudah pasti autentik lafal dan maknanya

sedang hadits tidak demikian.

4) Apabila Al-Qur‟an bicara tentang masalah-masalah akidah

atau hal-hal yang gaib, maka setiap muslim wajib

mengimaninya. Tetapi tidak demikian apabila masalah-

masalah tersebut diungkapkan oleh hadits (Safaat,

2008:23-25).

Page 42: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

42

Menurut pendapat Nata(2010:99) dilihat dari sifat dan

sumbernya dasar pendidikan Islam terdiri dari dasar keagamaan,

filsafat dan ilmu pendidikan. Dasar keagamaan bersumber dari ajaran

agama (Al-Qur‟an dan Hadits), dasar filsafat berasal dari pemikiran

filsafat, dan dasar ilmu pengetahuan berasal dari hasil penelitian

terhadap fenomena alam dan fenomena sosial.

Dasar keagamaan berfungsi memberian nilai keislaman dan

akhlak bagi kegiatan pendidikan. Dasar filsafat memberikan dasar

dalam perumusan visi, misi, tujuan, dan berbagai aspek lainnya tentang

pendidikan. Adapun dasar ilmu pengetahuan memberikan masukan

bagi penyusunan berbagai komponen pendidikan. Dasar ilmu

penegetahuan ini terdiri dari ilmu psikologi, ilmu sosial, ilmu budaya,

ilmu ekonomi, ilmu politik, dan ilmu administrasi.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan pendidikan secara umum adalah mewujudkan

perubahan positif yang diharapkan ada pada peserta didik setelah

menjalani proses pendidikan, baik perubahan pada tingkah laku

individu dan kehidupan pribadinya maupun pada kehidupan

masyarakat dan alam sekitarnya di mana subjek didik menjalani

kehidupan. Para ahli pendidikan telah memberikan definisi mengenai

tujuan pendidikan Islam sebagaimana yang dikutip oleh Roqib

(2009:28-29) berikut ini:

Page 43: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

43

a. Muhammad Athiyah Al-Abrasyi menyatakan bahwa tujuan

pendidikan Islam adalah untuk membentuk akhlak mulia, persiapan

menghadapi kehidupan dunia akhirat, persiapan untuk mencari

rizki, menumbuhkan semngat ilmiah, dan menyiapkan

profesionalisme subjek didik.

b. Abd At-Rahman An-Nahlawi berpendapat bahwa tujuan

pendidikan Islam adalah mengembangkan pikiran manusia dan

mengatur tingkah laku serta perasaan mereka berdasarkan Islam

yang dalam proses akhirnya bertujuan untuk merealisasikan

ketaatan dan kehambaan kepada Allah dalam kehidupan manusia,

baik individu maupun masyarakat.

c. Abdul Fatah Jalal menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam

adalah mewujudkan manusia yang mampu beribadah kepada Allah,

baik dengan pikiran, amal, maupun perasaan.

d. Umar Muhammad At-Taumi As-Syaibani mengemukakan bahwa

tujuan tertingi dari pendidikan Islam adalah persiapan untuk

kehidupan dunia dan akhirat. Menrutnya, tujuan pendidikan adalah

untuk memproses manusia yang siap untuk berbuat dan memakai

fasilitas dunia ini guna beribadah kepada Allah, bukan manusia

yang siap pakai dalam arti siap dipakai oleh lembaga, pabrik atau

yang lainnya.

Page 44: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

44

Dari penjabaran diatas bisa disimpukan bahwa tujuan

Pendidikan Agama Islam adalah untuk membekali manusia sehigga

tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

4. Metode Pendidikan Agama Islam

Metode disini adalah cara yang digunakan oleh pendidik untuk

menyampaikan materi kepada anak didik. Dalam pendidikan, semua

aspek kelembagaan dan proses belajar mengajarnya harus menerapkan

sistem dan metode yang tepat agar tujuan dari pendidikan dapat

tercapai. Menurut Abdullah Nashih Ulwan dalam Safaat (2008:40-47)

menyatakan bahwa teknik atau metode Pendidikan Agama Islam ada

lima macam, yaitu:

a. Pendidikan dengan keteladanan

Keteladanan dalam pendidikan adalah metode influentif

yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mepersiapkan

dan membentuk anak di dalam moral, spiritual dan social hal

ini karena pendidik adalah contoh yang paling terbaik dalam

pandangan anak yang akan ditiru dalam tindak tanduk baik

disadari atau tidak. Allah telah menunjukkan contoh

keteladanan dari kehidupan nabi Muhammad mengandung nilai

pedagogis bagi manusia (para pengikutnya). Seperti dalam

Surat Al-Ahzab ayat 21:

أسوة حسنة لمه كان يرجو الله واليوم اآلخر لقد كان لكم في رسول الله

كثيرا وذكر الله

Page 45: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

45

“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap

(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak

menyebut Allah”

Jelas dalam ayat ini diterangkan bahwa rasul menjadi

suri tauladan atau contoh bagi para pengikutnya yang ada

didunia.

b. Pendidikan dengan adat kebiasaan

Kebiasaan merupakan peran penting dalam kehidupan

manusia, karena menghemat banyak kekuatan manusia. Sudah

menjadi kebiasaan yang sudah melekat dan spontan agar

kekuatan itu dapat dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan

dilapangan seperti untuk bekerja, memproduksi, dan mencipta.

Islam mempergunakan kebiasaa itu sebagai salah satu

teknik pendidikan, dengan mengubah seluruh sifat-sifat baik

menjadi suatu kebiasaan, sehingga jiwa dapat menunaikan

kebiasaan baik tanpa banyak tenaga dan tanpa banyak

kesulitan.

c. Pendidikan dengan nasihat

Nasihat dapat membukakan mata pada hakekat sesuatu,

mendorongnya menuju situasi luar, menghiasinya dengan

akhlak yang mulia, dan membekalinya dengan prinsip-prinsip

Islam.

d. Pendidikan dengan memberi perhatian

Page 46: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

46

Dimaksud dengan pendidikan dengan perhatian adalah

mencurahkan, memperhatikan dan senantiasa mengikuti

perkembangan anak dalam hal akidah dan moral, persiapan

spiritual dan sosial, disamping selalu bertanya tentang situasi

pendidikan jasmani dan daya hasil ilmiahnya.

Metode pendidikan anak dengan cara memberikan

perhatian kepada anak akan memberikan dampak positif,

karena dengan metode ini si anak merasa dilindungi, diberi

kasih sayang karena ada tempat untuk mengadu baik suka

maupun duka. Sehingga anak tersebut menjadi anak yang

berani untuk mengutarakan isi hatinya atau permasalahan yang

hadapi kepada orang tuanya atau gurunya.

e. Pendidikan dengan memberi hukuman

Pada dasarnya, hukum-hukum syariat Islam yang lurus

dan adil, prinsip-prinsipnya yang universal, berkisar di sekitar

penjagaan berbagai keharuasan asasi yang tidak bisa di lepas

oleh manusia. Manusia tak bisa hidup tanpa hukum. Dalam hal

ini, para imam mujtahid dan ulama‟usul fiqh membatasi pada

lima perkara. Mereka menamakannya sebagai al-kulliyat al-

khamsah (lima prinsip universal), yakni menjaga agma,

menjaga jiwa, menjaga kehormatan, menjaga akal, dan

menjaga harta benda.

Page 47: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

47

Janganlah menghukum atau memukul anak sampai si

anak menjerit-jerit, melolong-lolong yang tentu saja amat sakit.

Karena, para ahli berpendapat bahwa hukuman yang kejam

akan membuat anak menjadi penakut, rendah diri, dan akibat

akibat lain yang negatif seperti sempit hati pemalas, dan

pembohong. Hukuman itu harus adil (sesuai dengan kesalahan)

anak harus mengetahui mengapa dia di hukum selanjutnya

hukuman itu harus membawa anak kepada kesadaran atas

kesalahannya.hukuman jangan meninggalkan dendam pada

anak.

Selain dalam Muhaimin (59-68) model pengembangan

Pendidikan Agama Islam yang dikemukan oleh para ahli adalah

sebagaai berikut:

a. Model Dikotomi

Model ini memandang kehidupan yang ada dengan

sangat sederhana. Segala hal hanya dipandang dari dua sisi,

seperti laki-laki dan perempuan, ada dan tidak ada,

pendidikan agama dan non agama dan lain sebagainya.

Model ini berkembang pada periode pertengahan dalam

sejarah pendidikan Islam.

b. Model Mekanisme

Model ini memamdang kehidupan dari berbagai

aspek, dan pendidikan dipandang sebagai penanaman dan

Page 48: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

48

pengembangan seperangkat nilai-nilai kehidupan yang

terdiri atas nilai agama, nilai individu, nilai sosial, nilai

politik, nilai ekonomi dan nilai-nilai yang lain. Model

tersebut dikembangkan lembaga pendidikan yang bukan

berciri khas agama Islam, namun mungajarkan mata

pelajaran agama Islam.

c. Model Sistemik

Dalam konteks metode ini pendidikan Islam

dipandang sebagai aktifitas yang terdiri atas komponen-

komponen yang hidup bersama dan bekerja sama dengan

tujuan tertentu, yaitu terwujudnya hidup yang religius.

Model ini diterapkan oleh madrasah atau sekolah swasta

Islam unggulan.

B. PLURALALITAS

1. Pengertian Pluralitas Keberagamaan

Pluralitas sesungguhnya merupakan suatu hal yang tidak dapat

dihindari terlebih di Indonesia sendiri karena merupakan Negara

pluralistik dimana terdapat beragam etnik, kultur dan agama yang

beragam. Pluralitas juga menjadi suatu yang tidak mungkin dipungkiri,

yaitu suatu hakikat perbedaan dan keragaman yang timbul semata

karena memang adanya kekhususan dan karakteristik yang diciptakan

Allah swt (Thoha, 2005:207). Sebagai mana dijelaskan dalam Al-

Qur‟an Surat Hud ayat 118-119 yang berbunyi:

Page 49: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

49

ة واحدة وال ي زالون متلفي ولو شاء رب ك لعل الناس أم

“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu dia menjadikan manusia

umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat”

كلمة ربك ألمألن جهنم من النة والناس إال من رحم ربك ولذلك خلقهم وتت

أجعي

“Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. dan

untuk Itulah Allah menciptakan mereka. kalimat Tuhanmu

(keputusan-Nya) Telah ditetapkan: Sesungguhnya Aku akan

memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang

durhaka) semuanya”

Kata pluralitas dan pluralisme sering kali digunakan bersamaan

akan tetapi makna dari kata ini berbeda. Pluralitas artinya

kemajemukan atau sifat kemajemukan. Kemajemukan merupakan sifat

dan realitas masyarakat Indonesia yang tumbuh bersamaan dengan

pertumbuhan bangsa Indonesia itu sendiri, karena letak geografisnya

yang berada di persimpangan jalan antara Benua Asia dan Australia

dan lautan Pasifik dan lautan Hindia. Oleh karena itu, untuk hidup di

tengah-tengah masyarakat Indonesia haruslah umat beragama bersedia

menerima realitas kemajemukan tersebut. Keanekaragaman janganlah

dipandang sebagai laknat, melainkan kehendak tuhan untuk menjadi

berkat untuk saling kritis dan mengayakan antara satu dengan yang

lain demi kebaikan bersama (Zainuddin, 2010:193).

Page 50: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

50

Ragam agama yang ada di Indonesia telah diakui sejak dulu oleh

masyarakat. Adapun agama yang diakui di Indonesia yaitu: Islam,

Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Akan tetapi pada masa

pemerintahan presiden Gus Dur agama Kong Hucu diakui menjadi

salah satu agama yang ada di Indonesia. Adanya pengakuan agama ini

menjadikan masyarakat Indonesia bebas dalam menentukan agamanya

masing-masing. Jaminan kebebasan untuk memeluk agama tertuang di

dalam UUD pada pasal-pasal berikut. Pasal 28E Ayat (1) menegaskan

bahwa setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut

agamanya. Hak kebebasan beragama juga dijamin dalam Pasal 29 Ayat

(2) UUD 1945 yang menyatakan “Negara menjamin kemerdekaan

tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan

untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Dengan

adanya jaminan kebebasan beragama tersebut maka masyarakat berhak

menentukan agamanya sesuai apa yang diyakini tanpa suatu paksaan.

Yuli Agung seorang pendeta membedakan antara istilah

pluralism dan pluralitas. Menurutnya, pluralism agama adalah paham

dimana orang menentukan sikap dalam memahami agama-agama.

Bahwa agama-agama memang tumbuh dalam realitas yang berbeda.

Karena itulah dengan paham pluralism, orang mengakui kebenaran

dalam ajaran masing-masing agama. Sementara pluralitas adalah

realitas keberagamaan itu sendiri. Realitasnya adalah bahwa

keberagamaan agama itu tidak hanya diluar agama tapi juga di dalam

Page 51: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

51

tubuh agama itu sendiri. Di sini dapat dikadakan ada pluralitas

eksternal dan internal. Pluralitas eksternal adalah melihat agama-

agama diluar agamanya sendiri, misalnya Islam, Kristen, Budha,

Hindu, dan seterusnya. Sedangkan pluralitas internal adalah realitas

keberagamaan yang ada di dalam tubuh agama itu sendiri, misalnya di

dalam Kristen ada banyak realitas kelompok-kelompok Kristen yang

berbeda aliran (Zainuddin, 2010:213).

Menurut Imarah (1997:9) pluraitas adalah kemajemukan yang

didasari oleh keutamaan (keunikan) dan kekhasan. Sedangkan

Pluralisme adalah kemajemukan yang didasari oleh keutamaan

(keunikan) dan kekhasan (Imarah, 1999:9). Sedangkan menurut Ali

(2006:4) pluralisme adalah “realita fundamental yang bersifat jamak”

selain itu ia juga mendefinisikan pluralisme sebagai sebuah faham

tentang keberagamaan cara pandang untuk mengatakan bahwa segala

sesuatunya adalah jamak dan beragam. Sedangkan pluralisme agama

adalah suatu paham yang mengatakan bahwa semua agama itu sama

dan benar (Zainuddin, 2010: 4).

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat penulis simpulkan

bahwa pluralitas adalah kemajemukan yang menjadi sikap kenyataan

hidup dimana setiap orang harus berusaha untuk sampai pada sikap

saling menghargai dan meyakini keberadaan agama-agama lain.

Sedangkan pluralitas keberagamaan adalah kemajemukan sikap setiap

Page 52: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

52

individu dalam menghargai ajaran agama yang dianut oleh setiap

orang.

2. Sejarah Pluralitas

Plutalitas tidak muncul dengan begitu saja, melainkan didahului

sejarah panjang yang mengiringginya. Berkaitan dengan pluralitas

agama, sejarah mengenai hal ini pada awalnya telah terjadi pada masa

Rasulullah saw ketika berdakwah ke Yashrib atau Madinah. Di

Madinah setidaknya ada tiga kelompok yang hidup berdampingan

bersama Rasulullah, yaitu sebagai berikut:

a. Orang-orang Musyrik

Orang–orang musyrik ini menetap di beberapa wilayah di

Madinah. Mereka tidak mampu berkuasa atas orang-orang Muslim.

Bahkan mereka juga tidak pernah berpikir untuk memusui Islam

dan orang-orang Muslim.

b. Orang-orang Yahudi

Orang-orang Yahudi masih membanggakan diri sebagai

orang israel dan mereka melecehkan bangsa Arab dengan

menyebut bangsa Arab sebagai ummiyyin yaitu orang-orang yang

jelang dan buas, buta huruf, hina dan terbelakang.

c. Sahabat-sahabat nabi yang suci, baik dan mulia.

Mereka yang memebantu dakwah Islam dan membangun

kota Madinah. Saat itu kekuasaan mutlak berada di tangan mereka

Page 53: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

53

dalam menentukan peradaban dan kemajuan derta maslah

kehidupan yang lain.

Dari ketiga kelompok tersebut tetangga yang paling dekat

dengan umat Islam adalah umat yahudi. Meskipun mereka memendam

kebencian kepada umat Islam, namun mereka tidak berani

menapakkannya. Sehingga Rasulullah menaruh perhatian besar pada

hal tersebut. Rasulullah mengadakan perjanjian pada kaum Yahudi

agar kesetabilan masyarakat terwujut. Perjanjian yang menjamin

kebebasan beragaman kaum yahudi yang disebut konstitusi madinah

(Yatim, 1999:26).

Konstitusi ini menjadi sebuah bukti adanya pemahaman dan

penghayatan terhadap keragaman atau pluralitas agama. Dari

pemahaman dan penghayatan ini akan muncul kesdaran antar umat

beragama dan sikap menghargai yang tercermin dalam pengakuan

akan kebebasan dalam keyakinan. Rasulullah pemimpin yang telah

menjadikan perbedaan sebagai alat pemersatu, bahwa dengan adanya

pluralitas agama dapat terwujud kehidupan masyarakat yang damai

dan tolerir.

Sedangkan di Indonesia sendiri, pluralitas agama juga telah

terjadi sebelum kedatangan Islam. Masyarakat telah menganut

beberapa kepercayaan seperti Hindu, Budha, dan kepercayaan nenek

moyang seperti animisme dan dinamisme. Semenjak masa munculnya

kerajaan-kerajaan, bahwasanya pada awlanya hanya agama Hindu dan

Page 54: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

54

Budha yang berkembang, tetapi selanjutnya mulai muncul agama-

agama lain seperti; Islam, Kristen, dan Katolik.

Penyebaran agama Islam di Indonesia menurut Mansur

(2004:113-114) yaitu melalui beberapa jalur yaitu:

1) Perdagangan

Wilayah barat Indonesia dan sekitar malaka sejak

dulu merupakan tempat yang sangat strategis sehingga

menjadi titik pusat perhatian terutama karena hasil bumi

yang melimpah. Kesibukan lalu lintas perdagangan pada

abad ke 7 hingga 16 M menjadi kesempatan yang

digunakan oleh para pedagang muslim untuk menyebarkan

agama Islam di Indonesia. Menurut Uka Tjandrasasmita

seperti yang dikutup Yatim (1999:201) menyebutkan

bahwa para pedagang Muslim banyak yang bermukim di

pesisir laut jawa yang ketika itu penduduknya masih kafir,

mereka berhasil mendirikan masjid-masjid dan

mendatangkan ulama dari luar sehingga jumlah mereka

semakin banyak.

2) Perkawinan

Dilihat dari segi ekonomi, para pedagang muslim

memiliki status ekonomi yang lebih baik dari penduduk

pribumi, sehingga para putri bangsawan tertarik untuk

menjadi istri saudagar-saudagar tersebut. Sebelum menikah

Page 55: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

55

para putri bangsawan tersebut harus diisalamkan terlebih

dahulu. Setelah mereka memiliki keturunan, lingkungan

mereka akan semakin meluas sehingga berdirilah kampung-

kampung muslim dan kerajaan-kerajaan Islam.

3) Tasawuf

Para pengajar tasawuf atau sufi mengajaran teosofi

yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas

oleh amsyarakat Indonesia. Mereka mengajarkan kepada

penduduk pribumi bentuk peribadaan yang memiliki

kesamaan dengan ajaran-ajaran Hindu-Budha yang

sebelumnya sudah dianut sehingga penduduk lebih mudah

dalam menerima ajaran Islam tersebut.

4) Pendidikan

Islamisasi dengan jalan ini dilaksanakan di pondok

pesantren maupun sekolah. Para santri terlebih dahulu

dibekali dengan ilmu-ilmu keislaman. Selanjutnya setelah

mereka keluar dari lembaga-lembaga pendidikan, mereka

dapat berdakwah dan mengajarkan ilmu yang mereka

peroleh ke kampung halaman dimana mereka tinggal.

5) Kesenian

Seperti yang dilakukan oleh sunan kalijaga

menyisipkan kisah-kisah Islam dalam tokoh kesenian

wayang kulit.

Page 56: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

56

6) Politik

Banyak penduduk pribumi yang masuk Islam

setelah raja mereka masuk Islam. maka kerajaan Islam

berusaha menguasai kerajaan non Islam, karena secara

politis kekuasan raja berpengaruh dalam penyebaran Islam.

Dari sejarah munculnya pluralisme agama di atas, dapat

diambil hikmah bahwa penghayatan terhadap adanya pluralisme agama

telah terjadi sejak zaman dulu semenjak zaman Rasulullah. Begitu pula

di Indonesia pluralitas agama sudah diajarkan sejak dulu kala. Ajaran

tersebut dapat ditemukan dari semboyan “Bhineka Tunggal Ika” secara

tersirat semboyan tersebut mengajarkan untuk saling menghargai dan

menghormati keragaman yang ada di Indonesia. Maka sebagai generasi

penerus bangsa, hendaknya setiap umat beragama selalu

mengembangkan sikap toleransi serta menjaga kerukunan antara umat

beragama.

3. Islam dan Pluralitas Agama

Islam merupakan agama yang mengajarkan kedamaian.

Menurut Ashgar Ali Engineer seorang pemikir India seperti yang

dikutip oleh Humaydy Abdussami dan Tahir (2005: ) menyebutkan

bahwa Islam hadir untuk menyelamatkan, membela dan menghidupkan

kedamaian. Kenyataan demikian dapat dilihat dari banyaknya ayat al

Qur‟an yang memerintahkan umat Muslim untuk berbuat damai,

Page 57: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

57

menebarkan perdamaian, dan menentang kedzaliman yang akan

merusak kedamaian.

Tidak berbeda jauh dari pendapat yang telah diatas menurut

(Fazlurrahman) sebagaimana yang dikutip oleh Abdussami Dan Tahir

menjelaskan bahwa kata Islam berasal dari kata salama yang berarti

aman (to be safe), keseluruhan (whole), dan menyeluruh (integral).

Islam sebagai sebuah agama tentu memiliki sebuah pegangan

yang menjadi pedoman dalam kehidupan umatnya. Berkaitan dengkan

pluralitas atau keragaman Al-Qur‟an banyak mengulang dalam

beberapa ayatnya bahwa Allah SWT menghendaki pluralitas dalam

agama dengan keragaman yang ada. Tidak hanya menjelaskan

pluralitas agama secara umum, tetapi juga menanamkan kaidah-kaidah

yang dapat memperkuat pluralitas agama. Menurut Al-Banna

(2006:14-21) Kaidah-kaidah yang menopang pluralitas agama dalam

Al-Qur‟an yaitu:

a. Nash-nash yang menegaskan bahwa Allah menciptakan segala

sesuatu berpasangan. Sehingga membuktikan tidak adanya

ketunggalan dalam masyarakat dan membuktikan adanya

pluralism yang dimulai dari satu pasnagan. Seperti dalam surat

Adz Zariyat 49;

رون ومن كل شيء خلقنا زوجي لعلكم تذك

“Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan

supaya kamu mengingat kebesaran Allah.”

Page 58: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

58

b. Adanya ketetapan prinsip berderajat yang mengandalkan

adanya jarak. Al-Qur‟an menggunakan kata derajat untuk

membedakan kelompok yang ada di kalangan kaum muslimin.

Allah berfirman dalam Qs. Al-An’am 156;

ا أنزل الكتاب على ط ائفت ي من ق بلنا وإن كنا عن دراستهم أن ت قولوا إن لغافلي

(Kami turunkan Al-Quran itu) agar kamu (tidak) mengatakan:

"Bahwa Kitab itu Hanya diturunkan kepada dua golongansaja

sebelum kami, dan Sesungguhnya kami tidak memperhatikan

apa yang mereka baca”

c. Prinsip berlomba-lomba dalam kebajikan seperti dalam surat

Al-Maidah ayat 48;

قا لما ب ي يديو من الكتاب ومهيمنا عليو و أن زلنا إليك الكتاب بالق مصد

ن هم با أن زل الل وال ا جاءك من الق لكل فاحكم ب ي ت تبع أىواءىم عملوكم ة واحدة ولكن ليب هاجا ولو شاء الل لعلكم أم جعلنا منكم شرعة ومن

يع رات إل الل مرجعكم ج ا ف ي نبئكم با كنتم فيو ف ما آتاكم فاستبقوا الي تتلفون

“Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan

membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya,

yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian

terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara

mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu

mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran

yang Telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara

kamukami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya

Page 59: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

59

Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat

(saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-

Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.

Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu

diberitahukan-Nya kepadamu apa yang Telah kamu

perselisihkan itu”

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa:

1) Agama itu berbeda-beda dari segi aturan dan pandangan

hidupnya. Oleh karena pluralitas sama sekali tidak

mengangap semua agama itu sama.

2) Allah SWT telah menghendaki keragaman agama yang ada.

Kemudian keragaman agama yang ada dimaksud untuk

menguji manusia mengenai keimanan mereka kepada Sang

Maha Pencipta.

3) Semua agama yang ada akan kembali kepada Allah SWT.

Maka manusia di anjurkan untuk berlomba dalam berbuat

kebaikan.

d. Prinsip berkeyakinan. Prinsip ini menyentuh sesuatu yang

paling mendasar pluralitas. Karena keyakinan menjadi sesuatu

yang penting bagi setiap agama. Banyak ayat Al-Qur‟an yang

menjelaskan prinsipini begitu tegas seperti dalam surat Al-

Baqarah ayat 256;

الرشد من الغي فمن يكفر بالطاغوت وي ؤمن بالل ين قد ت ب ي ال إكراه ف الد

يع عليم س ف قد استمسك بالعروة الوث قى ال انفصام لا والل

Page 60: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

60

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);

Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang

sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan

beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah

berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan

putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”

Berdasarkan ayat tersebut Allah SWT telah melarang

dengan jelas melakukan pemaksaan untuk memeluk suatu

agama. Hal ini diperkuat lagi dengan fiman Allah SWT dalam

Surat Yunus ayat 9;

منوا وعملوا الصالات ي هديهم رب هم بإميانم تري من تتهم إن الذين آ

األن هار ف جنات النعيم

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan

amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka

Karena keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai-sungai

di dalam syurga yang penuh kenikmatan”

e. Adanya pengakuan keberadaan agama-agama lain dan larangan

menghujat agama atau kelompok lain. seperti yang dijelaskan

dalam Qs. Al-An’am ayat 108;

يدعون من دون الل ف يسبوا الل عدوا بغي علم كذلك زي نا وال تسبوا الذين

ة عملهم ث إل ربم مرجعهم ف ي نبئ هم با كانوا ي عملون لكل أم

“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang

mereka sembah selain Allah, Karena mereka nanti akan

memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.

Demikianlah kami jadikan setiap umat menganggap baik

Page 61: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

61

pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali

mereka, lalu dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu

mereka kerjakan”

Dari ayat tersebut dijelaskan bahwasanya Islam memerintahkan

manusia untuk menghormati agama lain dan dapat hidup

berdampingan dengan penganut agama lain. Islam sama sekali tidak

melarang umatnnya untuk bekerja sama ataupun saling membantu

kepada penganut agama lain, selama tidak memusuhi dan melecehkan

simbol-simbol keagamaan.

Pada dasarnya pendidikan agama dipandang sebagai faktor

penting dalam menumbuhkan kesadaran akan nilai-nilai kehidupan.

Wacana pluralitas yang ada dalam pendidikan agama membantu siswa

untuk mengerti, menerima, dan menghargai orang dari suku, budaya,

nilai, dan agama berbeda. Dengan kata lain, siswa diajak untuk

menghargai bahkan menjunjung tinggi pluralitas dan heterogenitas.

Paradigma adanya wacana pluralitas pendidikan mengisyaratkan

bahwa siswa belajar bersama dengan individu lain dalam suasana

saling menghormati, saling toleransi dan saling memahami.dapat

menyembuhkan pluralisme serta mampu menggali sisi perdamaian dan

toleransi. Menurut Ma‟arif (104-106) pembelajaran pendidikan agama

berbasis pluralisme seperti ini perlu di perhatikan adanya beberapa

pendekatan yang dapat di gunakan antara lain:

Page 62: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

62

a. Pembiasaan, melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan

sikap dan perilaku yang baik, terutama sekali yang berhubungan

dengan nilai seperti: tenggang rasa, toleransi, saling mengasihi,

tolong menolong dll.

b. Rasional, pendekatan yang memfungsikan rasio peserta didik,

sehingga isi dan nilai yang di tanamkan mudah di pahami dengan

penalaran. Disisi lain pendekatan akademis cenderung

menempatkan proses pendidikan agama pada orientasi objektif.

c. Emosional, upaya menggugah perasaan peserta didik dalam

memahami realitas keanekaragaman budaya dan agama dalam

masyarakat. Sehingga lebih terkesan dalam jiwa peserta didik

untuk selalu menampilkan sikap tenggang rasa dan saling

menghormati antara agama satu dengan yang lainnya.

d. Fungsional, memfungsikan ajaran masing-masing agama (termasuk

agama Islam) terutama tentang pentingnya menghargai perbedaan

dengan menekankan segi manfaat dan hikmahnya bagi peserta

didik dalam kehidupan sehari-hari dengan tingkat

perkembangannya

BAB III

PAPARAN HASIL PENELITIAN

Page 63: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

63

A. Gambaran Umum Pondok Pesanteren Edi Mancoro

1. Letak Geograis

Pondok pesantren Edi Mancoro yang lebih terkenal dengan

istilah Wisma Santri Edi Mancoro terletak di Provinsi Jawa

Tengah, tepatnya di Dusun Bandungan, Desa Gedangan Rt 02 Rw

01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Dusun Gedangan

memiliki wilayah cukup luas yang kemudian dibagi menjadi 7

dusun dengan mayoritas penduduknya beragama Islam. Batas

wilayah desa Gedangan yaitu:

Timur : Sraten

Selatan : Rowosari

Barat : Beji

Utara : Sraten

Gedangan merupakan daerah yang cukup potensial secara

ekonmis, karena penghasilan warganya disamping bersumber dari

hasil pertanian padi juga bersumber dari asil pertanian kering. Desa

ini cukup terkenal sebagai penghasil buah-buahan seperti buah

salak, duku, langsep, kokosan dan lain-lain. Maka tak heran bila

masuk dalam klasifikasi desa swasembada.

Walaupun termasuk di kawasan Kabupaten Semarang

Pondok Pesantren Edi Mancoro ini lebih akrab dengan daerah

Salatiga, karena secara geograifis letaknya lebih dekat dengan

Page 64: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

64

pusat kota salatiga. Hanya berjarak 4 km di barat Kota Salatiga

membuat Pondok Pesantren Edi Mancoro ini mudah dijangkau.

Apalagi letaknya tak jauh dari jalan raya Ambarawa-Salatiga.

Kondisi wilayah yang tidak seramai dengan daerah di

sekitarnya, menjadikan tempat strategis untuk pendidikasn seperti

pendidikan Agama atau Pesantren. Selain itu jarak yang tidak

terlalu jauh dengan pusat Kota Salatiga yang merupakan pusat

sentra pendidikan formal, mendorong bertambahnya jumlah santri

yang ingin mendalami ilmu agama di pesantren. Sebab santri yang

menetap di pesantren ini kebanyakan masih belajar di lembaga-

lembaga formal baik dari kalangan mahasiswa ataupun pelajar.

Kondisi yang ada seperti ini tentunya mempengaruhi proses belajar

yang ada di pesantren ini, lebih jelasnya dapat dilihat dari

pendidian dan pengajaran yang ada.

2. Sejarah Pondok Pesantren Edi Mancoro

Bila mengacu pada sebuah pendapat tentang elemen dasar

pesantren salaf Pondok Pesantren Edi Mancoro termasuk tipe

pesantren salafiyah. Elemen itu adalah kyai atau guru yang

mengajar, asrama sebagai tempat pemondokan santri, disamping

santri sebagai peserta didik, kitab kuning sebagai kurikulum

pesndidikannya, Masjid sebagai sarana pengajian, dan peribadatan

santri.

Page 65: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

65

Munculnya pesantren sendiri tidak terlepas dari kondisi

obyektif masyarakat pada waktu itu, dimana masyarakat setempat

pada waktu itu masih alergi dengan beragam aktifitas religius,

sebaliknya mereka sangat akrab dengan kebiasaan-kebiasaan buruk

yang berkembang di masyarakat. Hal inilah yang mendorong tokoh

setempat untuk mendirikan pondok pesantren sebagai lembaga

pendidikan keagamaan (tafaqutifi ad-din) sebagai peredam yang

bisa mengendalikan kebiasaan-kebiasaan buruk masyarakat

setempat.

Di bawah prakarsa Bapak KH. Sholeh tokoh pendatang dari

Desa Pulutan telah berhasil mendirikan sebuah masjid yang diberi

nama Darussalam dengan sebuah bangunan kecil sebagai tempat

pemondokan bagi para santri yang akan belajar kepadanya. Masjid

ini didirikan di pinggiran desa, seakan terpisah dari pemukiman

warga pada waktu itu, walaupun sekarang sudah menyatu dengan

masyarakatnya, dan pendidikan yang diselenggaakanyapun masih

sederhana, belum sampai terbentuk semacam lembaga pendidikan

tetapi terkesan natural. Pendidikan keagamaan yang berpusat di

masjid Darussalam dan ditangani oleh Bapak Kyai Sholeh hanya

berlangsung hinggan tahun 70-an, sebab setelah beliau meninggal

tidak ada keturunanya langsung yang mau meneruskan

perjuangannya dan tidak ada tokoh lokal yang meneruskan misi

dan perjuangannya.

Page 66: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

66

Setelah itu maka proses pendidikan di Darussalam agak

tersendat, dalam masa kevakuman ini selang beberapa waktu,

munculah kiai Sukemi yang merupakan tokoh lokal yang diminta

oleh masyarakat setempat dan diharapkan mampu untuk

meneruskan misi dan perjuangan pendidikan ini , dan pendidikan

pesantren ini dapat berjalan kembali seperti kepemimpinan kiai

Sholeh. Kemudian munculah KH. Mahfudz Ridwan, tokoh dari

pulutan yang merupakan alumni dari beberapa pesantren ternama

sekaligus alumni dari Universitas di Baghdad. Setelah Kyai

Sukemi meninggal, maka pendidikan Darussalam diteruskan oleh

KH. Mahfudz Ridwan.

Pada tahun 1984 KH.Mahfudz Ridwan bersama beberapa

tokoh lokal lainya seperti Matori Abdul Jalil mendirikan yayasan

yang bernama Yayasan Desaku Maju dengan catatan notaris nomor

14/1984. Yayasan ini merupakan yayasan yang bergerak di bidang

sosial yang mengamban misi dan tujuan membantu pemerintah

untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan

dan mengembangkan swadaya serta sumber daya manusia

khususnya masyarakat pedesaan. Yayasan ini cukup familiar bagi

warga Salatiga, karena merupakan satu-satunya yayasan Islam

yang bergerak di bidang kemasyarakatan.

Pada akhir tahun 1989 tepatnya pada tanggal 26 Desember

1989, KH. Mahfud Ridwan mendirikan pesantren yang kebih

Page 67: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

67

akrab disebut Wisma Santri Edi Mancoro dibawah “Yayasan

Desaku Maju” sebagai pusat pendidikan masyarakat khususnya

bagi masyarakat setempat sekaligus sebagai basecamp berbagai

kegiatan.

Sejak saat itu keadaan pesantren terus berkembang. Karena

yayasan ini dikenal sangat luas karena program-programnya yang

telah berhasil membuat perubahan yang sangat signifikan di

Salatiga dan Kabupaten Semarang khususnya memecahkan

permasalahan antar umat beragama, kemudian karakter pesantren

yang pluralis dan terbuka untuk siapa saja termasuk untuk orang

non Islam oleh karena itu nama pesantren ini sangat terkenal

hingga luar negeri hingga banyak kunjungan dari luar negeri dari

berbagai negara hingga saat ini. Pada akhir tahun 2007 nama

Pondok Pesantren Edi Mancoro telah resmi menggantikan nama

Wisma Santri Edi Mancoro karena aktifitas kemasyarakatan yang

sudah mulai melemah dan menjadi pesantren yang normatif tetapi

masih tetap menjaga prinsip pluralisme dan keterbukaan dengan

orang non Islam sebagai bentuk terciptanya konsep Islam

Rahmatan lil’alamin.

Ada sebuah pertanyaan yang menarik sering ditanyakan

oleh siapapun yang berkunjung ke pesantren ini. Kenapa pesantren

diberi nama EDI MANCORO? Yang merupakan sebuah nama

yang meggunakan Bahasa Jawa. Dimana jika melihat nama-nama

Page 68: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

68

pesantren lainnya menggunakan bahasa Arab atau istilah-istilah

Islam.

Menurut penuturan KH.Mahfud Ridwan (Pengasuh Pondok

Pesantren Edi Mancoro), “nama Edi Mancoro itu sebenarnya nama

yang diusulkan untuk nama anak saya, jika suatu saat nanti saya

punya anak laki-laki lagi. Akan tetapi beliau tidak punya anak laki-

laki lagi maka menjadi nama pesantren ini. Edi Mancoro artinya

Edi adalah bagus atau elok dan Mancoro kira-kira berarti bersinar.

Diharapkan kelak pesantren ini menjadi pondok pesantren yang

bagus dan bersinar di seluruh penjuru dunia.

3. Profil Pondok Pesantren Edi Mancoro

Pondok Pesantren Edi Mancoro merupakan sebuah institusi

pendidikan keagamaan, yang berusaha membekali santri-santrinya

dengan keterampilan-keterampilan. Sehingga Pondok Pesantren

Edi Mancoro terdapat beberapa UPT (Unit Pelaksana Teknis) guna

peningkatan sumber daya santrinya. Adapun secara statistik profil

Edi Mancoro adalah sebagai berikut :

a. Nama : Pondok Pesantren Edi Mancoro

b. Alamat : Dsn. Bandungan, 02/01 Ds.

Gedangan, Kec. Tuntang, Kab.

Semarang, Jawa Tengah 50773

Telepon (0298)

313329/08139239383

c. Email : [email protected]

d. Blog : www.ppedimancoro.wordpress.com

Page 69: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

69

e. Pimpinan : KH. Mahfudz Ridwan, Lc

f. Ketua Yayasan : Muhammad Hanif. SS, M.Hum

g. Pengasuh Santri

Tahfidz

: Rosyidah, Lc

h. Tahun berdiri : 1989 M/1410 H

i. Status Tanah : Wakaf

j. Surat kepemilikan

tanah

: Wakaf Pondok Pesantren Edi

Mancoro

k. Luas tanah : 2448 m

l. Status Bangunan

1. Luas

Bangunan

2. Lapangan

Olah Raga

3. Kebun

4. Dipakai

lainnya

:

:

:

:

:

Milik Pondok Pesantren

1365 m

550 m

108 m

535 m

m. Jumlah santri : 120 orang

Putra 24 orang

Putri 96 orang

Lembaga-lembaga Pondok Pesantren Edi Mancoro

1. Organisasi Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro

2. Koperasi Pondok Pesantren Edi Mancoro

3. Kulliyyatud Dirosah Al-Islamiyyah Wal Ijtima‟iyyah (KDII)

4. Madrasah Tahfidz

5. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al Qiro

STRUKTUR PENGURUS

Page 70: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

70

ORGANISASI SANTRI PONDOK PESANTREN EDI

MANCORO

MASA KHIDMAT 2014-2015M/ 1435-1436 H

Pelindung :

Pengasuh PP Edi Mancoro

Ketua Yayasan PP Edi Mancoro

Penasehat :

Ust. Sumarno, S.Ag

Ust. Budi Santoso, S.Pd.I

Pembina : Ustdzh. Imma Dahliyani, S.Pd.I

BADAN PENGURUS HARIAN

Ketua Umum : Taufiq Ashari

Sekretaris : Nurul Innayah

Bendahara : Iis Sholihah

Rayon Putra : Akrom Musabbihin

Rayon Putri : Stri Ana Farhana

BIRO-BIRO

Biro Pendidikan : Umi Arifah

Biro Litbang : Alfiatu Rahmah

Biro PU : M. Sulkhan & Putri Rifa Anggraini

UNIT PENGELOLA TEKNIK (UPT)

TBB : Chusnul Wardati

Perpustakaan : Siti Mu‟asyaroh

Komputer : Tyas Kristiana

Page 71: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

71

Pers : Ajeng Virga

Bahasa : Naimatus Tsaniyah

PROGRAM KERJA PENGURUS PONDOK PESANTREN

EDI MANCORO

BIDANG PROGRAM KERJA

BPH - Rapat Kerja (RAKER)

- Penyusunan RAPBP

- Forum bersama (FORBER)

- Rapat Koordinasi Pengurus

- Asramanisasi Ramadhan

- HARLAH (hari lahir pondok)

- Khataman Al-Qur‟an dan Ahirussanah

- MUSTRI (musyawarah santri)

- Diskusi Lintas Agama

- PHBI dan PHBN

- Rapat Koordinasi Bulanan

- Recovering Bank Data

- Pembuatan Papan Struktur Organisasi

Pondok Pesantren Edi Mancoro

- Penerimaan santri baru (PSB)

- Pembuatan kartu tanda santri (KTS)

- Hubungan Masyarakat

- Bisyaroh Asatid

- Dana Sosial

- Ziarah

- Studi Banding

- Halal Bihalal

- Kita beda kita sama (KBKS) forum lintas

Page 72: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

72

iman anak-anak

Rayon Putra

dan Putri

- Rapat interen masing-massing rayon setiap

bulan

- Penertiban kamar

- Pengkondisian tata tertib

- Kebersihan lingkungan

- Penggalangan dana tak terduga

- Jama‟ah shalat maghrib dan subuh

- Ziarah ke makam masayikh

- Mujahadah/qiamul lail

- Piket syawalan

Biro

Pendidikan

- Tiqroran

- Simaan dan khatamanAl-Qur‟an

- Muthalaah kitab Riyadus shalihin

- Sorogan kitab

- Bahtsul masail atau diskusi kubro

Biro Litbang

- Khitobiah

- Barjanji

- Sholat tasbih

- Istighosah

- Pelatihan kewirausahaan

- Pelatihan khot, qiro‟, dan rebana

Biro PU

- Lebelisasi perlengkapan

- Perbaikan sarana prasarana

- Plangisassi

- Baksampah

UPT TBB

- Malam pengakraban santri (mapesa)

- Rikhlah

- Kegiatan belajar mengajar

Page 73: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

73

- Pertemuan wali santri

- Outbond

- Koordinasi interen

UPT

Perpustakaan

- Sweping buku

- Lelbelisasi

- Penambahan buku

- Pelayanan perpustakaan

- Pengklipingan Koran

- Perbaikan dan perawatan Koran

UPT

Komputer

- Penataan computer

- Jasa prin dan internet

- Perbaikan komputer

- Pelatihan komputer

- Pembuatan aplikasi data santri

UPT Pers

- Madding

- Buletin

- Pelatihan jurnalistik

UPT Bahasa - Hafalan kosa kata

- Kampung bahasa

- Pelatihan khitobiah

4. Visi, misi, tujuan, dan garis perjuangan Pondok Pesantren Edi

Mancoro

a. Visi, misi

Adapun visi dari Pondok Pesantren Edi Mancoro adalah

menyiapkan santri sebagai pendamping umat yang

sesungguhnya. Sedangkan misi Pondok Pesantren Edi Mancoro

adalah dengan membentuk santri yang mempunyai wawasan

Page 74: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

74

keagamaan mendalam, berwawasan kebangsaan, dan

kemasyarakatan dalam konteks ke-Indonesiaan yang plural.

Serta membentuk santri yang peduli dan berkemampuan

melakukan pendampingan masyarakat secara luas. Dengan sifat

terbuka, non-profit, independen, serta mandiri dalam

menentukan kebijakan dan garis perjuangan sampai saat ini

pesantren Edi Mancoro tetap kukuh berdiri mengayomi

masyarakat.

Lalu menurut KH.Mahfudz Ridwan (pengasuh) sendiri

mengenai Edi Mancoro “Edi Mancoro memang mempunyai

visi dan misi sudah jelas agak berbeda dengan pesantren-

pesantren lain, sebab visinya untuk mengembangkan pesantren

ini lewat kegiatan-kegiatan masyarakat, bukannya di dalamnya

pesantrennya itu sendiri tapi diluar pesantren ini, akarnya

yang disebut ilmu untuk amali bukan hanya sekedar menuntut

ilmunya dan di pesantren sendirikan mengajarkan ilmu agama

bukan sekedar membaca tekstualnya saja tetapi pengasuh

memberikan secara konstektual, harapan saya sebagai

pengasuh supaya sekaligus dapat mengembangkan dan

memberdayakan kemasyarakatan, maka pesantren sangat

penting dalam mengemban amanat pemberdayaan masyarakat

itu sendiri”. W/MH/P/25-11-2014/10.25 WIB

Page 75: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

75

Ini menunjukkan bahwa KH.Mahfudz Ridwan ialah

seorang yang mendengarkan tuntutan dan kebutuhan

masyarakat dan yang juga menghayati kepentingan pendidikan

pada masa kini di Indonesia.

b. Tujuan

Tujuan Pondok Pesantren Edi Mancoro adalah untuk

membina santri memiliki keilmuan baik keagamaan maupun

keilmuan kebangsaan dan kemasyarakatan. KH. Mahfudz

Ridwan, Lc saat acara Hari Lahir Pondok Pesantren Edi

Mancoro ke 20 memberikan pengarahan kepada santri agar

santri dapat hidup mandiri dalam segala hal dalam arti secara

keorganisasian di berikan secara penuh kepada santri, santri

dituntut untuk sadar dalam segala kebutuhan dan kewajiban

yang seharusnya di lakukan. Para santri diberitahu bahwa

“orang yang pintar adalah orang yang tahu dan mengerti

dengan bahasa isyarat” hal ini menjadi hal yang sangat di

tekankan oleh pengasuh terhadap pesantren, sehingga pesantren

di tuntut untuk mandiri dalam segala hal, baik itu dalam

kehidupannya, pengelolaannya dan sebagainya itu diserahkan

oleh santri secara menyeluruh.

Hal ini dipeluk sepenuhnya oleh para santri dalam hidupnya

sendiri dan juga dalam hidupnya sebagai anggota masyarakat

pondok pesantren. Mereka harus sanggup menyelenggarakan

Page 76: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

76

sendiri kegiatan-kegiatannya dengan meminta pendapat dari

pengasuh. Contohnya dengan Organisasi Santri Pondok

Pesantren Edi Mancoro (PPEM), santri menyelenggarakan

sendiri aktivitas seperti kebersihan lingkungan, pengembangan

minat dan bakat santri. Selain itu Pondok Pesantren Edi

Mancoro bertujuan membina manusia yang beriman, berilmu

dan bertaqwa kepada Allah. Pesantren ini juga membentuk

santri sebagai pendamping masyarakat.

c. Garis Perjuangan

Untuk melihat sejauh mana kiprah Pesantren Edi Mancoro

baik tingkat lokal maupun nasional, kita dapat melihat dari

sejumlah program yang telah disusun dan menjadi misi

bersama antara kyai dan para santrinya. Secara umum untuk

meningkatkan pemahaman terhadap keIslaman, Pondok

Pesantren Edi Mancoro berusaha melakukan program secara

intensif dan berkesinambungan seperti diskusi-diskusi ilmiah,

dialog lintas agama, seminar, diklat, kursus-kursus dan lain

sebagainya. Sedangkan untuk kontek jaringan, pesantren Edi

Mancoro telah banyak melakukan kerja sama baik antara

pesantren, Perguruan Tinggi, maupun dengan institusi

pemerintah atau institusi kemasyarakatan lainnya, seperti

depnaker, BI, PERCIK dan lain-lain.

Page 77: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

77

Adapun gerak perjuangan yang ada Pesantren Edi Mancoro

tetap mengedepankan pada gerakan Islam yang plural. Karena

ini diakui sangat efektif, apalagi di era modern seperti sekarang

ini, umat Islam khususnya pesantren harus berani tampil,

membuka diri dan menerima kemajuan zaman.

5. Unsur-Unsur Pesantren

a. Kyai

Pola pangasuhan kyai di Edi Mancoro lebih bersifat

demoratis terhadap santri misalnya dalam berikir dan

beraktiitas santeri di beri kebebasan dengan melaksanakan

aktivitas apapun asal dalam koridor baik dan positi.

Pembelajaran di Edi Mancoro tidak jauh berbeda dengan

pesantren lain. Hanya bedanya pada pesantren Edi Mancoro

dalem (rumah) kyai berada terpisah dengan santri, meski

demikian santri diperbolehkan berkonsultasi secara bebas baik

dalam kajian maupun diluar kajian, ini bias berdamak pada

kondisi psikologis santri. Selain itu kyai dianggap sebagai

bapaknya sendiri dalam kehidupan pesantren Edi Mancoro.

Dalam pembelajaran KH.Mahfud Ridwan memunyai istilah

al aqlu yahdi bil isyaroh (orang berakal cukup mengerti dengan

isyarat), nah ini yang menjadi ciri khas kiyai Mahfud dalam

membimbing santri.Santri di tuntut untuk cerdas dalam berfikir,

karena kyai hanya memberi isyaratsantri harus tahu apakah

Page 78: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

78

isyarat itu adalah ajakan, larangan ataukah suruhan untuk

melakukan sesuatu yang baik atau isyarat tidak boleh bagi yang

buruk.

b. Santri

1) Santri Muqim

Santri muqim merupakan santri yang menetap atau

tinggal di Pesantren. Jumlah santri yang muqim yaitu 120

orang terdiri dari 20 santri putra dan 100 santri putri.

Kondisi santri yang berasal dari bermacam-macam daerah

serta latar belakang yang ada harus menyesuaikan dan

mentaati aturan yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro

yang telah disepakati bersama.

2) Santri Non Muqim

Santri non muqim yaitu santri yang belajar di

pesantren tapi tidak menetap di pondok.Hanya mengikuti

pembelajaran yang ada tetapi tidak tinggal dan menetap di

pesantren berjumlah 6 orang.

3) Santri Lintas Agama

Santri lintas agama biasanya santri yang tidak lama

tetapi berjenjang. Seperti dengan adanya kunjungan dari

institusi lintas agama yang ingin belajar dan menyerap ilmu

dari pesantren soal keislaman. Dari tahun ketahun berbeda-

beda santri lintas agama yang datang.

Page 79: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

79

c. Asrama

Asrama yang dimiliki Pondok Pesantren Edi Mancoro

yaitu, Asrama Putra, Asrama Putri, Gedung Serbaguna, Aula,

Kantor Pengurus, Perpustakaan, dan Ruang Komputer. Gedung

serbaguna ini dahulunya sering digunakan disewa untuk

berbagai kegiatan besar dan pertemuan, akan tetapi sekarang

beralih fungsi menjadi asrama putri dan aula utama.

d. Masjid

Lokasi masjid yang juga menawarkan pemandangan yang

indah karena terlihat pemandangan persawahan juga

Pegununggan Merbabu dan pegunungan lainnya terlihat jelas.

Disampingnya juga terdapat kolam renang yang digunakan

untuk keperluan masyarakat dan santri secara bersama seperti

tempat mandi untuk khusus putra, mencuci, bermain bagi anak-

anak dan sebagainya. Keberadaan masjid dengan asrama santri

berjarak tidak terlalu jauh tetapi dipisahkan oleh ndalem

(rumah) KH. Mahfud Ridwan. Meskipun demikian masjid

menjadi satu kesatuan yang berkaitan dengan pesantren

walaupun digunakan bersama-sama dengan masyarakat dusun

bandungan.

Page 80: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

80

B. Model Pendidikan Pondok Pesantren Edi Mancoro

1. Kurikulum Pesantren

Sebagai lembaga pendidikan keagamaan, pondok pesantren

Edi Mancoro menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran

keagamaan disamping mata kajian yang bersifat umum. Pesantren

ini mempunyai spesifikasi khusus untuk mendalami ilmu-ilmu

agama dengan dititik beratkan pada kemampuan membaca dan

menulis bahasa Arab dengan baik dan benar, maka pelajaran

nahwu, shorof dan halaqhoh mendapat perhatian prioritas.

Disamping itu mata pelajaran umum, ketrampilan menjadi kegiatan

ektra yang terjadwal oleh pengurus dengan menyesuaikan bakat

dan minat santri.

a. Intra : Kajian Kitab Kuning, Tahfidz Al-Qur‟an,

Tarbiyatul Banin Wal Banat

b. Ekstra : Pelatihan life skill, pengembangan Bahasa Arab

dan Bahasa Inggris, Jurnalistik, Rebana.

Adapun kegiatan harian yang dilakukan santri Pondok

Pesantren Edi Mancoro dalam tabel di bawah ini :

DAFTAR KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

PONDOK PESANTREN EDI MANCORO

Waktu Jenis Kegiatan Tempat Keterangan

04.30-

05.00

Shalat Jama‟ah Shubuh

dilanjutkan membaca

surat Yasiin.

Aula Utama Semua Santri

Page 81: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

81

05.00-

06.00

Ngaji Al Qur‟an Aula atas

dan aula

putra

Semua Santri

07.00-

16.00

Wajib belajar formal Bagi santri

yang masih

bersekolah

ataupun

kuliah

16.00-

17.30

Membaca Surat Al

Waqiah dilanjutkan

Kajian Kitab Tafsir

Jalalain atau Fathul

Mu‟in

Ndalem

Kyai

Semua santri

18.00-

18.15

Jama‟ah Shalat

Maghrib

Masjid

Darussalam

Semua santri

18.15-

18.30

membaca Surat Al

Mulk kecuali malam

Jumat.

Aula Putra Semua santri

18.30-

19.30

Pembacaan Asmaul

Husna dilanjutkan

Kajian malam

Kelas

masing-

masing

Semua santri

19.30-

19.45

Shalat Isya‟ aula atas Semua santri

dan ustadz

yang

mengajar

atau piket

19.45-

20.45

Kajian malam Kelas

masing-

masing

Semua santri

sesuai jadwal

20.45- Kegiatan malam sesuai aula atas Semua santri

Page 82: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

82

22.00 jadwal yang ditentukan

biro pendidikan serta

bahasa

atau aula

putra

2. Sistem pendidikan

Sistem Pendidikan yang berada di Pondok Pesantren Edi

Mancoro selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun, ini

dilakukan dalam rangka untuk menuju tatanan yang lebih

baik.Santri diwajibkan mengikuti semua kajian yang jadwalnya

sudah dibuat oleh pengurus KDII.

Dalam kajian kitab kuning sistem yang diterapkan adalah

bandongan, serta ada mata pelajaran tertentu yang dikaji dengan

carasorogan. Namun yang lebih banyak digunakan adalah sistem

bandongan.Hal ini berkaitan dengan keadaan santri yang nyantridi

pondok pesantren ini adalah para pelajar dan mahasiswa yang

masih belajar di lembaga formal. Sehingga waktu yang digunakan

akan lebih efektif ketika menggunakan sistem bandongan.

Dalam pembelajarannya santri diwajibkan untuk mengikuti

setiap mata pelajaran yang dikaji sebagai mana jadwal yang telah

ditentukan. Jadwal ini di buat sesuai tingkatan kelas yang

ada.Untuk menjembatani problem santri baru agar dapat

menyesuaikan dengan kelas yang ada maka, dilakukan tes

penempatan bagi santri yang baru masuk di pesantren. Sehingga

diharapkan para santri dapat segera menyesuaikan dengan

Page 83: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

83

pelajarab yang ada. Adapun mata pelajaran yang menjadi kajian

wajib bagi santri adalah:

a. Kelas I‟daad

1) Fiqh Wadhih: kitab ini merupakan kitab Fiqh yang

berisi mengenai kaidah-kaidah dalam Islam.

2) Sifaul Jinan: merupakan kitab tajwid yaitu kitab yang

menjelaskan mengenai kaidah hokum bacaan dalam

Al-Qur‟an.

3) Akhlaqul Banin I: merupakan kitab yang berisi

mengenai Akhlak atau tatakrama dari seorang anak

dalam kehidupan sehari-hari.

4) Fasholatan: merupakan kitab yang berisi mengenai

tatacara dalam pelaksanaan sholat baik saolat fardhu

maupun shalat sunnah.

b. Kelas Khos

1) Fasholatan: merupakan kitab yang berisi mengenai

tatacara dalam pelaksanaan sholat baik saolat fardhu

maupun shalat sunnah.

2) Bahasa Arab

3) Safinah: kitab ini merupakan kitab Fiqh yang berisi

mengenai kaidah-kaidah dalam Islam.

4) Imla’: merupakan pelajaran mengenai kaidah tatacara

menulis dalam bahasa arab.

Page 84: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

84

5) Akhlaqul Banin II: merupakan kitab yang berisi

mengenai Akhlak atau tatakrama dari seorang anak

dalam kehidupan sehari-hari.

6) Khulashoh I: merupakan kitab yang berisi mengenai

sejarah Islam.

7) Aqidatul Awam: merupakan kitab yang berisi

mengenai ajaran ketauhidan (keesaan) Allah swt

8) Sifaul Jinan: merupakan kitab tajwid yaitu kitab

yang menjelaskan mengenai kaidah hokum bacaan

dalam Al-Qur‟an.

9) Arbain Nawawi: merupakan kitab yang berisi

mengenai Hadits.

c. Kelas Awaliyah

1) Qiroatur Rosyidah: kitab yang berisi mengenai bacaan

Bahasa Arab yang menyiratkan pesan-pesan dalam

kehidupan.

2) Arbain Nawawi: merupakan kitab yang berisi

mengenai Hadits.

3) Amtsilatut Tasrifiyah: merupakan kitab alat yang berisi

kaidah-kaidah bahasa arab.

4) Imrith: merupakan kitab alat sebagai dasar dalam

merangkai bahasa arab.

Page 85: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

85

5) Jawahirul Kalamiyah: merupakan kitab yang berisi

mengenai ajaran ketauhidan (keesaan) Allah swt

6) Fathul Qorib: kitab ini merupakan kitab Fiqh yang

berisi mengenai kaidah-kaidah dalam Islam.

7) Khulashoh II: merupakan kitab yang berisi mengenai

sejarah Islam.

8) Akhlaqul Banin III: merupakan kitab yang berisi

mengenai Akhlak atau tatakrama dari seorang anak

dalam kehidupan sehari-hari.

9) Tuhfatul Athfal: merupakan kitab tajwid yaitu kitab

yang menjelaskan mengenai kaidah hokum bacaan

dalam Al-Qur‟an.

d. Kelas Wustho

1) Alfiyah: merupakan kitab alat sebagai dasar dalam

merangkai bahasa arab atau biasa dikenal dengan kitab

nahwu

2) Ta’limul Muta’alim: merupakan kitab yang berisi

mengenai Akhlak atau tatakrama seorang yang sedang

menuntut ilmu.

3) Mustholahatul Hadits: merupakan kitab yang berisi

penjelasanmengenai derajat keskahihan, kehasanan

serta kedaifan dalam suatu hadits.

Page 86: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

86

4) Qiroatur Rosyidah: kitab yang berisi mengenai bacaan

Bahasa Arab yang menyiratkan pesan-pesan dalam

kehidupan

5) Bulughul Maram: merupakan kitab yang berisi

mengenai Hadits.

6) Fathul Qarib: kitab ini merupakan kitab Fiqh yang

berisi mengenai kaidah-kaidah dalam Islam.

7) Tauhid: Kifayatul Awam

e. Kelas Ulya

1) Bidayatul Hidayah: merupakan kitab yang berisi

mengenai Akhlak atau tatakrama seorang dalam

kehidupan sehari-hari.

2) Alfiyah: merupakan kitab alat sebagai dasar dalam

merangkai bahasa arab atau biasa dikenal dengan kitab

nahwu.

3) Mustholahatul Hadits: merupakan kitab yang berisi

penjelasanmengenai derajat keskahihan, kehasanan

serta kedaifan dalam suatu hadits.

4) Qiroatur Rosyidah: kitab yang berisi mengenai bacaan

Bahasa Arab yang menyiratkan pesan-pesan dalam

kehidupan.

5) Bulughul Maram: merupakan kitab yang berisi

mengenai Hadits.

Page 87: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

87

6) Mabadiul Awaliyah: kitab yang mempelajari mengenai

kaidah-kaidah, teori-teori, dan sumber-sumber dalam

menghasilkan hukum Islam.

7) Fathul Qarib: kitab ini merupakan kitab Fiqh yang

berisi mengenai kaidah-kaidah dalam Islam.

3. Pengajar/Ustadz

Selain KH. Mahfudz Ridwan ada juga para ustadz yang

terlibat dalam proses pembelajaran di Pondok Pesantren Edi

Mancoro. Pengajar atau ustadz di Pondok Pesantren Edi Mancoro

berjumlah 25, yang tergabung dalam dewan asatidz yang

mempunyai spesialisasi sendiri-sendiri dalam proses pembelajaran

di pesantren. Baik berasal dari masyarakat sekitar yang pernah

menimba ilmu di pondok pesantren lain ataupun alumni yang

mempunyai kepedulian terhadap perkembangan pesantren serta

para santri yang telah lulus dan telah dianggap mampu untuk

mengajar serta berkompeten pada disiplin ilmu yang telah dikuasai.

Adapun latar belakang ustadz Pondok Pesantren Edi Mancoro

adalah sebagai berikut:

a. Alumni Pesantren di Indonesia (API Salafiyah

Tegalrejo, PP Al Fakah Ploso Kediri, PM Gontor

Ponorogo, PP Roudlotut Tholibin Rembang, PP

Maslakul Huda Kajen Pati, PP Termas Pacitan dll.

Page 88: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

88

b. Alumni dari Universitas dalam dan luar negeri

(Universitas Baghdad Irak, Universitas Al Ahgaf

Yaman, UIN Yogyakarta, STAIN Salatiga dll.

C. Jenis Kegiatan Yang Berhubngan Dengan Pluralisme

Di Edi Mancoro ini ada beberapa kegiatan yang berbeda dengan

pesantren lain:

1. Diskusi Lintas Agama

Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun yang merupakan

salah satu dari program pengurus. Bias dilaksanakan dalam

rangka penutupan kegiatan “Asramanisasi Ramadhan” yang

diadakan di Pondok Pesantren Edi Mancoro. Dalam diskusi ini

dihadiri oleh para pemuda dari berbagai agama dan

mendatangkan beberapa pembicara dari tokoh-tokoh agama

diantaranya tokoh agama Islam, Hindu, Budha, dan Kristen.

Acara ini di dimulai sekitar pukul 16.00 dan di akhiri dengan

acara buka bersama.

Pembahasan yang dilakukan dalam kegiatan ini yaitu

mengkaji suatu permasalahan yang ada dilihar dari sisi pandang

suatu agama, sebagai tambahan informasi dan wawasan.

Diskusi ini diadakan dengan harapan adanya keterbukaan antar

peserta diskusi terhadap agama lain. Sehingga kedepannya

tidak menjadi hal tabu lagi jika kelak hidup berdampingan antar

agama.

Page 89: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

89

2. Dialog Antar Pemuda

Kegiatan ini sebenarnya hanyalah tukar wacana,

informasi, dan pengalaman keagamaan yang di wadahi dalam

Forum Lintas Iman Muda yang di fasilitasi oleh Percik dan

Pondok Pesantren Edi Mancoro. Seperti yang dilaksanakan

pada tanggal 23 Januari 2014 dengan pembahasan mengenai

kebudayaan dari persepekti agama-agama.

3. Life In Pesantren

Merupakan kegiatan yang di lakukan oleh berbagai

instansi yang tujuan untuk berdiskusi mengenal Islam dengan

cara tinggal serta mengikuti kegiatan yang ada di Pesantren Edi

Mancoro. Beberapa tamu yang pernah life in pesantren ini

diantaranya yaitu:

a) Kunjungan mahasiswa teologi Universitas Satya Wacana

pada tahun 2010 mengadakan diskusi dan mengenal

budaya-budaya yang ada di lingkungan pesantren

b) Tahun 2010 kunjungan siswa dari Australia sebanyak 20

orang selama satu malam dengan mengadakan diskusi.

c) Tahun 2013 dari Interfaith Youth of Pilgrimage (IYP)

berjumlah 30 memperoleh pengalama keagamaan yang

diperoleh dengan hidup bersama pemeluk agama lain.

Page 90: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

90

d) Tahun 2013 dari EU Visitng berjumlah sekitar 15 orang,

mengadakan diskusi baik mengenai agama dan hal-hal yang

sifatnya umum.

e) Tahun 2014 kunjungan dari siswa Loyola sebanyak 10

orang selama 3 hari untuk saling berdiskusi dan mengetahui

kehidupan yang ada di pesantren.

f) Tahun 2014 mahasiswa asing dari Universitas Satya

Wacana Salatiga sebanyak 20 oramg untuk mengetahui

bagaimana kehidupan yang ada di pesantren.

g) Tahun 2014 kunjungan dari mahaisiswa teologi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta sebanyak 8 orang dilakukan

selama 3 hari untuk saling bertukar pengetahuan dan

pengalaman masalah agama, serta untuk mengetahui

kehidupan yang ada di pesantren.

4. Forum Gedangan (FORGED)

Kehadiran forum gedangan bermula dari sebuah acara

silaturrahmi SARA (suku-agama-ras-antargolongan) di wisma

santri Edi Mancoro, Salatiga.Wisma santri ini lazimnya

dipandang sebagai sebuah pesantren yang menempatkan

KH.Mahfud Ridwan penggagas acara ini, sebagai pengasuhnya.

Pesantren Edi Mancoro terletak di Desa Gedangan, Kec.

Tuntang, Kab. Semarang. Silaturrahmi digelar di tengah situasi

politik dan ekonomi di Tanah Air yang tak menentu pada tahun

Page 91: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

91

1998. Cekaman krisis ekonomi yang sangat rendah. Di

penghujung acara pertemuan, rupanya bukan sekedar

menorehkan silaturahmi biasa, oleh karena forum ternyata

berpuncuk pada keberhasilan merumuskan pandangan dan

agenda kerja bersama dalam rangka mengantisipasi

perkembangan situasi sosial, politik, ekonomi di tanah air yang

semakin memburuk pada waktu.

Pada acara yang dihadiri puluhan aktivis dan pentolan

dialog lintas iman di wilayah Salatiga dan sekitarnya itu juga

dihadiri pengusaha Etnis Tionghoa, Tjandra Prasadja dan

aktivis NGO Dr. Pradjarta dan pendeta Dr. Th. Sumarta (alm).

Nama lembaga ini diambil dari tempat diman forum ini

di gelar: Forum Gedangan (ForGed). Dalam pertemua awal itu

juga sekalian diidentifikasi seluruh segi krisis yang terjadi

secara global, nasional, bahkan lokal dan bagaimana

menentukan pijakan perencanaan aksi (Action Planning)

bersama. Dalam pertemuan selanjutnya yang diadakan pada 27

Februari 1998, forum gedangan kemudian merumuskan agenda

kerjanya secara tersetruktur. Forged juga memutuskan

penjelasan misi dan posisi, dengan memperjelas jati dirinya

sebagai ornop.

Untuk menangani program jangka panjang dan pendek,

ForGed membentuk kepanitiaan yang sifatnya ad hoc, di

Page 92: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

92

samping tetap sebagai pengawal berbagai ornap, pemda, dan

stiekeholders lainnya. Pertemuan itu juga memperjelas mitra

jaringan dan prioritas program menuju civilsociety.

Ada tiga program yang akan dilakukan yakni,

menggerakkan aksi solidaritas dalam rangka mengatasi

Kesulitan ekonomi bagi masyarakat marjinal, menggerakkan

aksi solidaritas dalam rangka memperkuat rasa kebangsaan

yang setara (baik antar suku, agama, atau golongan) dan dalam

rangka otonomi daerah, dalam pemberdayaan masyarakat.

(http://www.mocinpak.blogspot.com/2008/10/forum-gedangan-

forged.html diakses pada tanggal 15 November 2015 pada

pukul 09.37 wib)

D. Temuan Hasil Penelitian

1. Bentuk penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam di Pondok

Pesantren Edi Mancoro

Pondok Pesantren Edi Mancoro menamkan nilai-nilai

Pendidikan Agama Islam melalui berbagai kegiatan. Untuk

mengetahui lebih jauh peneliti menanyakan bagaimana

pembelajaran yang dilakukan:

“Santri diwajibkan mengikuti semua kajian yang jadwalnya

sudah dibuat oleh pengurus KDII mulai jam 18.45-20.00 wib”

W/KA/P/ 25-11-2014/21.25 WIB

Page 93: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

93

Pembelajaran yang berlangsung formal yaitu di diadakan di

KDII. Berlangsung setiap malam mulai jam 18.45 sampai 20.00

wib.setelah dirasa cukup kemudian peneliti mencari tahu mengenai

materi yang diajarkan:

“Materi yang diajarkan yaitu mengenai Fiqih, Bahasa

Arab, Ilmu Alat (Nahwu Sorof), Tajwid, Akhlak, dan Tarikh

(sejarah).” W/KA/P/ 25-11-2014/21.25 WIB

Selain materi tersebut dari hasil pengamatan yang

ditemukan ternyata pembelajaran yang dilakukan di pesantren ini

tidak terbatas hanya pada itu. Akan tetapi ada pembelajaran

bermasyarakat yang secara tidak langsung santri peroleh karena

tinggal di tengah-tengah masyarakat dan seringnya bersinggungan

dengan berbagai kegiatan kemasyarakatan.

2. Wacana Pluralitas yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro

Temuan penelitian yang ada menunjukkan adanya beberapa

kegiatan yang berbentuk plurali. Banyak juga dikalangan luar jika

mendengar kata Pesantren Edi Mancoro maka akan langsung

tertuju dengan sikap pluralnya. Seperti yang disampaikan oleh M.

Hanif.

“ pesantren itu tergantung dengan corak pemikiran dari kyainya,

ketika kyai banyak beraktivitas dengan kegiatan kemasyarakatan

maka pesantren yang dipimpin pastilah akan berbaur dengan

masyarakat disekitarnya, nah kebetulan bapak merupakan salah

Page 94: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

94

seorang yang mengagas adanya Forum Gedangan, kemudian juga

menjadi inisiator lintas iman sobat sehingga pesantren edi

mancoro terkenal dengan konsep pluralnya” W/MH/P/25-11-

2014/21.25 WIB

Sedangkan menurut salah seorang santri menyatakan bahwa:

“disini sering ada kunjungan berbagai lembaga yang berbeda

kepercayaan dan suku bangsa, kemudian mengadakan diskusi

dengan santri, selain itu juga ada program pengurus tentang

diskusi lintas agama” W/RR/S/26-11-2014/10.15 WIB

Kegiatan yang telah didesain pengurus merupakan rangkaian

kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seluruh santri. Rangkaian

kegiatan yang telah terprogram melibatkan kepanitiaan dari santri

dalam mendesain dan merancang kegiatan dengan detail. Akan

tetapi ada juga kegiatan yang sifatnya insidental dimana santri

hanya sebagai partisipan dalam kegiatan tersebut.

Menurut gus hanif “dalam kurikulum pembelajaran yang ada

di Kddi tidak di desain mengenai sikap plural, akan tetapi memang

benar ada beberapa kegiatan dari santri dengan konsep plural”

W/KA/P/ 25-11-2014/21.25 WIB

Setelah dirasa cukup mengenai adanya kegiatan yang

melibatkan agama lain maka peneliti memperdalam lagi mengenai

bentuk kegiatannya apa saja:

Page 95: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

95

“seperti ada forum gedangan, kemudian ada life in pesantren,

diskusi lintas agama, dan ada juga lintas iman sobat muda”

W/MH/P/25-11-2014/21.25 WIB

Setelah dirasa cukup peneliti memperdalam lagi mengenai

kerjasama yang dilakukan pesantren:

“seperti dengan Percik, GKJ Sinode Salatiga, dan Uskup Agung

Semarang” W/MH/P/25-11-2014/21.25 WIB

Dari informasi yang didapatkan maka dapat disimpulkan bahwa

wacana pluralitas keberagamaan yang ada di Pondok Pesantren Edi

Mancoro yaitu dengan diadakan berbagai kegiatan diskusi baik dari

program kerja yang telah ditentukan maupun kegiatan insidental

yang sifatnya hanya partisipan bagi santri.

3. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam melalui wacana pluralitas

keberagamaan yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro

Dari pengamatan yang telah dilakukan ada sesuatu yang

berbeda di Pondok Pesantren Edi Mancoro di banding dengan

pondok pesantren lain. Perbedaan tersebut terdapat pada sistem dan

kegaitan yang diterapkan. Beberapa hal yang membedakan dengan

pesantren-pesantren seperti yang disampaikan oleh salah seorang

santri

“emmh kalo saya nyantri disini itu selain memperdalam

agama Islam khususnya, selain itu juga belajar mengenai ilmu-

ilmu umum yang berkaitan dengan realita yang ada di masyarakat

Page 96: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

96

yang majemuk. Bagaimana berkumpul dengan orang dengan

berbagai golongan terutma dengan agama lain, bagaimana

bersikap dalam memahami perbedaan yang ada diantara

masyarakat” W/RR/S/27-11-2014/09.47 WIB

a. Adanya Pengakuan Keberagaman (plural)

Sebuah hal yang menarik dimana santri yang ada di pesantren

ini diajarkan mengenai sebuah keberagaman. Dengan adanya

berbagai kegiatan yang secara langsung melibatkan santri seperti

adanya diskusi lintas agama, dan kunjungan dari berberapa

pemeluk agama lain. Para santri dapat menjadi pengabdi terbaik

(fastabiqul al khairat) kepada Allah di dunia yang plural ini. Selain

itu dapat menjadi pengembangan ilmu pengetahuan dan saling

memahami sesama ciptaan-Nya. Sebagai mana pendapat salah

seorang santri.

b. Menghargai Kesetaraan atau Persamaan

Pesantren Edi Mancoro selain mengajarkan tentang adanya

perbedaan dan keberagaman juga memberikan sebuah pemaparan

akan pentingnya sebuah persamaan. Dalam persamaan inilah santri

diberitahu mengenai tugasnya di pesantren ini yaitu untuk

menuntut ilmu (tholabul ilmi) dan mentaati sebuah peraturan yang

sudah menjadi kesepakatan bersama. Selain itu fasilitas yang di

berikan kepada santri sama sehingga tidak ada perbedaan antara

Page 97: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

97

satu sama lain. karena, manusi diciptakan di dunia sama-sama

sebagai khalifah fil ardhi (pemimpin).

“disini semua yang nyantri diberlakukan sama baik kaya,

miskin, tua dan muda tidak ada perlakuan khusus, wong ngaji dan

tidur alasnya sama, peraturan juga berlaku sama” W/RR/S/27-11-

2014/09.47 WIB

c. Toleransi

Dengan melihat realita yang ada dipesantren ini bahwa titik

tekan yang ada sebagai pembeda dengan pesantren lain yaitu

adanya kebebasan (toleransi) kepada semua santri untuk aktif dan

kreatif dalam mengekspesikan dirinya dengan berbagai bentuk

aktifitas dalam mempelajari ilmu pengetahuan baik organisasi yang

ada di kampus maupun organisasi yang ada diluar kampus. Selain

itu pesantren ini juga memberikan kebebasan (keterbukaan) kepada

semua golongan, kelompok, dan komunitas baik dari muslim

maupun non muslim untuk belajar di Pesantren Edi Mancoro

meskipun hanya sesaat. Seperti halnya disampaikan oleh salah

seorang santri bahwa

“disini enak kok meskipun di pondok kita masih bisa aktif

mengikuti kegiatan yang ada dikampus, soalnya diberi ijin 2 kali

dalam sebulan yaitu ijin pulang dan ijin kegiatan, jadi meskipun di

pondok bisa menimba ilmu juga di kegiatan luar” W/PR/S/26-11-

2014/10.25 WIB

Page 98: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

98

d. Rasa Kemanusiaan

Dalam menanamkan rasa kemanusiaan pesantren ini juga

memberikan pengajaran akan pentingnya ras kemanusiaan. yang

mejadi titik tekan disini yaitu mencetak seorang santri yang

nantinya akan menjadi pendamping umat (khadimil umat).

Sehingga dapat membantu semua orang yang membutuhkan

bantuan dalam menghadapi permasalaan yang dihadapi. Dengan

adanya kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat seperti

yang diungkapkan oleh salah seorang santri “bahwa dipesantren

ini sering mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan

masyarakat meskipun kegiatan-kegiatan kecil seperti membantu

masyarakat yang sedang mengadakan walimah, ta’ziyah ketika

ada yang meninggal, berjanjen, PHBI, perlombaan-perlombaan

hari kemerdekaan dan lain-lain” W/PR/26-11-2014/10.25 WIB

Dari informasi yang didapat dapat disimpulkan bahwa nilai-

nilai Pendididkan Agama Islam yang berwawasan pluralisat

keberagamaan di Pondok Pesantren Edi Mancoro antara lain,

adanya pengakuan keberagaman (plural), sikap toleransi, rasa

kemanusiaan, dan menghargai persamaan.

Page 99: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

99

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Bentuk Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam

Dalam sebuah lembaga pendidikan sistem merupakan salah satu

hal yang akan mendukung ketercapaian suatu pembelajaran. Tak kenal

dimanapun lembaga pendidikan itu pastilah memiliki sistem yang telah

dirancang secara matang yang akan menentukan kearah kesuksesan suatu

lembaga pendidikan. Sistem yang dimiliki antara satu lembega pendidikan

dengan lembaga pendidikan lain pastilah berbeda. Karena sebuah sistem

diterapkan pastilah sudah mempertimbangkan segala aspek yang ada di

sekitar lembaga pendidikan tersebut.

Menurut Rahardjo dalam Rahman (2011:162) menyatakan bahwa

sistem pendidikan pesantren melahirkan jiwa yang menjadi karakteristik

yang belum pernah dibangun oleh sistem pendidikan manapun. Setidaknya

karakteristik tersebut terimplikasi dalam jiwa pesantren, yaitu :

Persaudaraan, Tolong-menolong, Persatuan, Keikhlasan, Kesederhanaan ,

Kemandirian, Kebebasan, dan Pluralitas.

Sama juga dalam Pondok Pesantren Edi Mancoro juga ada sistem

yang dilaksanakan menjadi bekal mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu

dalam sebuah sistem juga digunakan untuk memberikan pengalaman dan

tambahan materi sebagai pendukung dalam mencapai tujuan yang ada.

Page 100: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

100

Sistem pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro

tidaklah hanya terpaku pada pengkajian kitab-kitab kuning, akan tetapi ada

juga pengajaran yang tidak hanya mengacu pada khasanah keilmuan dalam

hal ini kitab dan buku semata melainkan pembelajaran yang langsung

dapat dirasakan yaitu belajar bermasyarakat. Karena dalam pembelajaran

bermasyarakat santri mendapatkan pembelajaran dari hasil pengamatan

dari sebuah kejadian yang ada di sekitarnya yang kemudian akan disaring

dan kemudian akan dijadikan sebuah teladan.

Selain itu di dalam bermasyarakat santri akan menjadi lebih peka

terhadap sebuah permasalah yang ada di masyarakat. Seperti dengan

banyaknya kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat dan juga

melibatkan masyarakat. Dengan barlatih hidup bermasyarakat akan

menjadikan santri sosok yang peduli terhadap lingkungan sekitar dan dapat

menerapkannya ketika sudah kembali ke daerah masing-masing.

B. Wacana Pluralitas yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro

Pesantren Pesantren Edi Mancoro sejak awal berdiri sudah banyak

bersinggungan dengan kegiatan-kegiatan yang berbau plural. Akan tetapi

walaupun demikian lembaga pendidikan ini masih memegang sebuah

prinsip metodologis yaitu memelihara tradisi-tradisi lama yang baik dan

tidak meninggalkan tradisi baru yang lebih baik. Dengan prinsip yang ada

santri dituntut untuk lebih berfikir kritis dan berwawasan lusa untuk dapat

menjaga tradisi yang sudah ada dan mengembangkannya kearah yang

lebih baik tentunya. Selain itu juga harus dapat menyikapi permasalahan-

Page 101: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

101

permasalahan yang berkembang disekitarnya mengikuti perkembangan

zaman yang terjadi sanggat pesat.

Keterbukaan Pondok Pesantren Edi Mancoro dalam menerima

sebuah kenyataan bahwa banyak agama non musim yang tertarik untuk

mendalami atau hanya untuk mengetahui ajaran-ajaran Islam di pondok

pesantren. Hal ini memberikan gambaran bagai mana pesantren ini akan

tetap memegang prinsip metodologis yang ada. Banyaknya kunjunggan

dari berbagai agama dan kebudayaan ini dikarenakan terkenalnya pondok

pesantren ini dengan pondok yang plural. Artinya banyak orang-orang di

luar sana yang ketika mendengar nama Edi Mancoro makan akan langsung

tertuju pada satu argument yaitu pondok yang mengakui adanya

keanekararagaman atau plural.

Kunjungan-kunjungan yang ada tidak lepas dari adanya kerjasama

yang ada di pondok ini. Seperti penuturan Gus Hanif yang menyataka

bahwa di pondok ini menjalin kerja sama dengan beberapa lembaga

keagamaan lain seperti GKJ Sinode, Uskub Agung Semarang, dan juga

kejasama dengan Percik.

Dari adanya kerjasama itu sehingga banyak kegiatan-kegiatan

lintas iman ataupun lintas agama yang di bertempat di Pondok Pesantren

Edi Mancoro. Meskipun santri hanya sebagai partisipan dari kegiatan

diskusi yang ada akan tetapi juga ada sebuah kegiatan lintas iman yang

telah di rancang dan diadakan oleh pengurus pondok. Kegiatan yang ada

hubungannya dengan adanya kerjasma ini yaitu adanya diskusi yang

Page 102: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

102

diadakan oleh teman-teman dari sobat muda, teman-teman dari berbagai

lembaga, maupun teman-teman dari pengurus pondok sendiri yang

mendatangkan tamu dari berbagai lintas agama.

Dengan adanya kegiatan-kegiatan yang melibatkan santri dengan

berintreaksi kepada orang yang non muslim yang berasal dari berbagai

wilayah dapat lebih membuka wawasan santri agar dapat berdampingan

dengan realita kemajemukan yang akan dijumpai di kehidupan yang

sebenarnya.

Kegiatan-kegiatan yang pluralis yang ada di Edi Mancoro seperti

adanya diskusi lintas iman, life in pesantren, dan adanya kunjungan dari

berbagai lembaga agama. Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk

kegiatan dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama.

Dari realita yang ada Pondok Pesantren Edi Mancoro menerapkan

konsep pembelajaran berwawasan pluralitas keberagamaan. Jika

menengok kembali visi, misi dan tujuan pesantren ini didirikan yaitu:

Visi: untuk menyiapkan santri menjadi pendamping umat atau

masyarakat. Misi: membentuk santri yang memiliki wawasan keagamaan

mendalam, berwawasan kebangsaan, dankemasyarakatan dalam konteks

ke-Indonesaan yang plural. Serta membentuk santri yang peduli dan

berkemampuan melakukan pendampingan masyarakat secara luas, untuk

menyiapkan santrinya menjadi pendamping masyarakat yang berwawasan

kebangsaan yang plural. Tujuan: untuk membina santri memiliki keilmuan

baik keagamaan maupun keilmuan kebangsaan dan kemasyarakatan.

Page 103: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

103

Dari landasan yang ada Pondok Pesantren Edi Mancoro dijadikan

sebuah pusat dalam mengeluarkan gagasan dan menentukan sebuah

kebijakan dalam membantu kerja dari pemerintahan dalam menghadapi

sebuah problem yang dihadapi oleh masyarakat. Sehingga banyak

kegiatan-kegiatan yang diadakan di pesantren ini yang menghasilkan

sebuah kesepakatan bersama antara pemeluk agama, elemen masyarakat

dan lembaga Islam maupun non muslim yang bertujuan untuk kepentingan

bersama dalam memecahkan problem yang terjadi dimasyarakat. Sehingga

banyak komunitas yang didirikan dari pesantren ini seperti Forged, Sobat,

Sobat Muda, dan KBKS. Sampai saat inipun masih banyak kunjungan-

kunjungan dari berbagai lembaga untuk mengenal bagaimana kehidupan

Islam di pondok pesantren.

C. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Melalui Wacana Pluralitas Ke-

beragamaan Yang Ada Di Pondok Pesantren Edi Mancoro

Dari berbagai kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro

didesain sebagai wahana pengembangan diri para santri yang ada. Apa

yang di miliki sebagai hakikat menjadi seorang santri dan juga pelajar

kegiatan-kegiatan tersebut mendorong untuk berwawasan luas dan terbuka

dengan berbagai gejolak yang ada di sekitarnya. Garis besar dari Nilai-

Nilai Pendidikan Agama Islam ada 3 yaitu: akidah, ibadah dan akhlak.

1. Keimanan atau akidah

Aqidah adalah sebuah konsep yang mengimani manusia

seluruh perbuatan dan prilakunya dan bersumber pada konsepsi

Page 104: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

104

tersebut. Aqidah Islam dijabarkan melalui rukun iman dan

berbagai cabangnya seperti tauhid ulluhiyah atau penjauhan diri

dari perbuatan syirik, aqidah islam berkaitan pada keimanan.

Akidah dalam syari‟at Islam meliputi keyakinan dalam hati

tentang Allah, Tuhan yang wajib disembah; ucapan dengan lisan

dalam bentuk dua kalimat syahadat, yaitu menyatakan bahwa

tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad sebagai

utusan-Nya dan perbuatan dengan amal shaleh. Akidah demikian

itu mengandung arti bahwa dari orang yang beriman tidak ada

dalam hati atau ucapan di mulut dan perbuatan, melainkan secara

keseluruhan menggambarkan iman kepada Allah. Yakni tidak

ada niat, ucapan dan perbuatan yang dikemukakan oleh orang

yang beriman kecuali yang sejalan dengan kehendak dan perintah

Allah serta atas dasar kepatuhan kepada-Nya (Syafa‟at 2008: 53).

Penanaman keyakinan terhadap akidah agama Islam terhadap ini

tidak hanya menjadi pengetahuan semata, akan tetapi nilai-nilai

akidah tersebut dapat diimplementasikan dalam kehidupan

seehari-hari. Maka ketika dihadapkan dengan realita plural yang

ada atupun ketika bersama dengan pemeluk agama lain

hendaknya berpegang teguh kepada akidah yang dipercayai.

Seperti dalam surat Ali-Imran ayat 19:

ين عند الل اإلسالم ..…… إن الد

Page 105: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

105

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah

hanyalah Islam…”

2. Ibadah

Ibadah merupakan suatu wujud perbuatan yang dilandasi

oleh rasa pengabdian kepada Allah Swt. Keimanan merupakan

pundamen, sedangkan ibadah merupakan manisfestasi dari

keimanan tersebut (Aswil, 1999:18). Jadi dapat dipahami bahwa

ibadah merupakan ajaran Islam yang tidak dapat dipisahkan dari

keimanan, karena ibadah merupakan bentuk perwujudan dari

keimanan. Dengan demikian kuat atau lemahnya ibadah

seseorang ditentukan oleh kualitas keimannya. Semakin tinggi

nilai ibadah yang dimiliki seseorang maka akan semangkin tinggi

pula keimanan seseorang. Jadi ibadah adalah cermin atau bukti

nyata dari aqidah. Dalam pembinaan ibadah ini, firman Allah

Swt dalam surat Taha ayat 132:

قوى وأمر ها ال نسألك رزقا نن ن رزقك والعاقبة للت أىلك بالصالة واصطب علي “Dan perintah kanlah kepada keluargamu mendirikan

shalat dan bersabarlah kamu mengerjakannya. Kami tidak

meminta rizki kepadamu, kamilah yang memberikan rizki

kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang

yang bertaqwa”

3. Akhlak

Pendidikan Akhlak adalah bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari pendidikan agama, karena yang baik menurut

akhlak, baik pula menurut agama, dan yang buruk menurut ajaran

Page 106: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

106

agama buruk juga menurut akhlak. Akhlak merupakan realisasi

dari keimanan yang dimiliki oleh seseorang.

Akhlak berasal dari bahasa arab jama‟ dari khuluqun,

yang secara bahasa berarti: budi pekerti, perangai, tingkah laku

atau tabiat (Hamzah, 1996:11). Dari pengertian ini dapat

dipahami bahwa akhlak sangat berhubungan dengan aktivitas

manusia baik dalam hubungannya dengan dirinya, orang lain

serta lingkungan sekitarnya. Ahmad Amin merumuskan “akhlak

ialah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan

apa yang seharusnya dilakukan oleh sebagian manusia kepada

yang lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia

dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk

melakukan apa yang harus diperbuat (Hamzah, 1996: 11).

Akhlak akan diterapkan siapapun dimanapun berada.

Secara umum akhlak ini dibagi menjadi tiga yaitu: 1) akhlak

kepada Allah SAW 2) akhlak kepada dirinya 3) akhlak kepada

sesame atau orang lain.

Jika dikaitkan dengan sikap plural yang ada maka akhlak

terhadap sesama makhluk yaitu dengan adanya sikap saling

menghargai atau toleransi. Karena setiap agama memiliki

kepercayaan yang berbeda sehingga tidak dapat seseorang

memaksakan apa yang dipercayainya dari agama yang dia anut

kemudian diterapkan pada agama lain. sehingga harusnya antar

Page 107: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

107

pemeluk agama memiliki sikap saling menghargai. Sebagaimana

ayat Al-Qur‟an surat Al-Kaafirun ayat 6 :

لكم دينكم ول دين

“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Dari berbagai kegiatan yang bersifat pluralis di Pondok Pesantren

Edi Mancoro terdapat beberapa nilai yang menjadi pesan yang dapat

diterapkan dalam kehidupan selanjutnya antaralain ada nilai:

1) Pengakuan adanya kemajemukan

Yang dimaksud dengan pluralisme adalah semua yang

diciptakan oleh Allah dialam semesta ini yang sudah menjadi

sunnatullah bahwa agama Islam sendiri megajarkan bahwa

perbedaan itu akan membawa rahmat bagi umatnya kepada

seluruh alam. Artinya santri dalam hal ini harus menyadari dan

mengakui bahwa yang di ciptakan oleh Allah dalam bentuk yang

berbeda. Dengan tujuan agar manusia berlomba-lomba dalam

menunjukkan usaha dan pengabdian terbaik (fastabiqul khairat)

kepada tuhan-Nya di dunia yang plural dala pengembangan ilmu

pengetahuan dan saling memahami (Anshori, 2010;149).

2) Kesetaraan atau persamaan

Persamaa disini adalah bahwa semua yang diciptakan

Allah dalam bentuk yang plural bersumber dari satu sang

pencipta yaitu Allah. Misalnya Allah menciptakan kitab-kitab

Page 108: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

108

yang sebelum Al-Qur‟an di turunkan kepada nabi muhammad

adalah datang dari tuhan yang sama dan Al-Qur‟an merupakan

wahyu tuhan yang terakhir yang bersifat penyempurna wahyu-

wahyu sebelumnya (Anshori, 2010:151).

3) Toleransi

Secara etimologi toleransi berasal dari bahasa belanda

tolerantie yang kata kerjanya adalah toderan. Atau berasal dari

bahasa inggris tolerantion yang berarti menahan diari, sabar,

membiarkan orang lain dan berhati lapang terhadap pendapat

yang berbeda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti

sikap menghargai pendirian yang berbeda dengan pendiriannya.

Dalam bahasa arab toleransi dapat disebut dengan

tasamuh yang artinya sikap membiarkan, jadi toleransi (tasamuh)

adalah sikap menghormati dan menghargai keyakinan atau

kepercayaan atau budaya atau kultur seseorang atau kelompok

lain dengan sabar dan sadar. Yang perlu dicatat adalah toleransi

tidak berarti ikut membenarkan keyakinan atau kepercayaan

orang lain tetapi lebih pada menghormati dan menghargai hak

asasi yang berbeda. Penanaman toleransi ini sudah dicontohkan

oleh Rasulullah Muhammad ketika melakukan hijrah ke

madinah.

Menurut Iskandar dalam Ma‟arif (2005: 13-14) Toleransi

berarti kemampuan untuk menghormati sifat dasar, keyakinan

Page 109: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

109

dan perilaku yang dimiiki oleh orang lain. Dalam literature

agama (Islam), toleransi disebut sebagai tasamuh artinya adalah

sifat atau sikap menghargai, membiarkan atau membolehkan

pendirian (pandangan) orang lain yang bertentangan dengan

pandangan kita.

Jika pengertian toleransi seperti yang diungkapkan diatas

diimplementasikan dalam kehidupan agama, maka dapat berarti

mengakui, menghormati, dan membiarkan agama atau

kepercayaan orang lain.

4) Kemanusiaan

Bahwa Allah menciptakan manusia di dunia secara sama

dan nilai-nilai kemanusiaan dijamin oleh Allah, yakni melindungi

kehormatan, nyawa dan harta benda manusia. Dalam sejarah

Islam disebutkan bahwa Rasulullah memberikan khutbah kepada

15000 orang yang ada di makkah. Yang menarik dari khotbah

tersebut adalah Rasul menyeru kepadaumat manusia dengan

mengunakan uslub nida “ ayyuhan an-nas” yang artinya wahai

umat manusia bukan umat muslim.

Dalam khotbah tersebut Nabi Muhammad mengatakan

bahwa semua manusia tanpa memandang agama, suku dan

lainnya diciptakan oleh Allah dengan derajat yang paling tinggi.

Karena manusia adalah ciptaan tuhan.

Page 110: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

110

Kaum muslim diperintahkan untuk berbuat baik

(menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan) dan bertindak adil

terhadap mereka yang non muslim sepanjang mereka tidak

melakukan penyerangan dan penggusiran.

Menurut Khisbiyah dalam Ma‟arif (2005:86) menyatakan

bahwa pendidikan seharusnya mengajarkan kepada setiap

anggota masyarakat untuk dapat menghargai dan membekali

mereka dengan kemampuan untuk hidup bersama secara rukun

sebagai sesame umat manusia. Jika tidak belajar untuk hidup

bersama maka, seperti dikatakan Luther King, umat manusia

akan saling menghabisi akibat kebodohannya.

Pendidikan sesungguhnya merupakan sarana yang sangat efektif

untuk menginternalisasikan nilai-nilai inklusivitas dan toleransi pada

peserta didik. Perbedaan agama yang ada bukanlah menjadi penghalang

untuk bergaul dan bersosialisasi diri. Justru pendidikan agama dengan

mahasisiwa yang beragama dapat dijadikan sebagai sarana untuk

menggalidan menemukan nilai-nilai keagamaan pada agamanya sekaligus

dengan mengenal tradisi agama orang lain. Nilai-nilai tersebut adalah nilai

kebenaran, kebajikan, kasih sayang dan kedamaian. Melalui media

pendidikan seperti ini, diharapkan akan terbangun suasana saling

menemani dalam kehidupan beragama secara dewasa, tidak ada yang

superior ataupun inferior, serta terbukanya suasana untuk saling dialok

Page 111: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

111

yang memungkinkan terbukanya wawasan sepiritualitas baru tentang

keagamaan dan keimanan masing-masing (Ma‟arif, 2005:89).

Muhammad Mustofa Ayoubi dalam Effendi(2009:16) Penegasan

Al-Qur‟an yang jelas dan diulang dua kali dalam surat An-Nisa ayat 19

dan ayat 85 masih dinafikkan oleh orang-orang muslim. Karena

sesungguhnya yang dimaksud Al-Qur‟an dengan ungkaan Islam dalam

dua ayat tersebut bukanlah identitas keislaman legal tentang orang-orang

Islam melainkan jalan kepasrahan total kepada tuhan, yang terbuka pada

semua orang yang beriman semenjak Adam hingga akhir zaman.

Dari temuan penelitian nilai-nilai yang ada diatas lebih cenderung

terhadap perilaku dan keyakinan. Akan tetapi perilaku merupakan

implementasi dari keyakinan yang di percayai. Adanya pengakuan

kemajemukan, toleransi, dan rasa kemanusiaan di dasari akan keyakinan

atau keimanan yang di miliki. Nilai dasar dari pendidikan pluralism adalah

penanaman dan pembumian nilai toleransi, empati, simpati dan solidarits

sosial (Ma‟arif, 2005:94). Selain itu dengan adanya diskusi yang sering di

lakikan justru menambah keyakinan atau keimanan terhadap Allah.

Page 112: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

112

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari data-data dan uraian yang penulis sajikan dalam

sekripsi ini, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Bentuk Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam yang ada di

Pondok Pesantren Edi Mancoro ini tidak hanya dilakukan melalui

pembelajaran malam yang mengkaji mengenai kajian keagamaan yang

ada. Akan tetapi juga melalui berbagai kegiatan yang dilakukan santri

dalam kehidupan bermasyarakat. Partisipasi santri dalam kegiatan ber-

masyarakat ini yang lebih efektif dalam penanaman nilai-nilai agama

yang ada. Sehingga kelak ketika berhadapan dengan kehidupan yang

sebenarnya dapat menerapkannya.

2. Wacana Pluralitas Keberagamaan yang ada di Pondok pesantren Edi

Mancoro dapat dilihat dari keterbukaan pesantren dalam menerima

berbagai kunjungan dan kerjasama dari berbagai pemeluk agama.

Selain itu juga dengan adanya berbagai kegiatan yang di programkan

dan juga melibatkan partisipasi aktif siswa dalam menerima dan

mengikuti diskusi lintas agama yang ada.

3. Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam mencakup tiga poin antaralain

yaitu akidah, ibadah dan akhlak. Dalam penanaman nilai-nilai

Pendidikan Agama Islam melalui wacana pluralism yang ada di

Pondok pesantren Edi Mancoro ini lebih terlihat pada nilai-nilai akhlak

Page 113: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

113

ataupu muamalah. Antara lain adanya pengakuan kemajemukan, sikap

toleransi, rasa persamaan dan rasa kemanusiaan.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan yang penulis uraikan diatas, maka penulis

mengajukan beberapa saran guna perkembangan sselanjutnya kearah yang

lebih baik:

a. Dengan adanya berbagai kegiatan yang ada, diharapkan santri

dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang tersebut

sehingga dapat menjadi menambah wawasan yang luas bagi

seorang santri.

b. Dengan adanya wacana pluralitas yang ada di Pondok Pesantren

Edi Mancoro diharapkan santri dapat lebih terbuka terhadap realita

kemajemukan yang ada di sekitarnya. Sehingga dapat benar-benar

menjadi pendamping umat sesuai dengan tujuan dari pondok

sendiri.

Page 114: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

114

Daftar Pustaka

Ahmadi, Tafsir. 2010. Filsafat Pendidikan Islam Integrasi Jasman Rohani dan

Kalbu Memanusiakan Manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Al Bana, Gema. 2006. Doktrin Pluralism Dalam Al-Qur’an. Jakarta: Menara.

Ali, Mukti. 2006. Pluralism Agama di Persimpangan Menuju Tuhan. Salatiga:

STAIN Salatiga Press.

Anshori. 2010. Transformasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gaung Persaada Perss.

Aswil Rony, 1999, Alat Ibadah Muslim Koleksi Museum Adhityawarman, Padang:

Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Sumatera Barat.

Darajat, Zakiyah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara

Daymon, Cristine. 2002. Metode Riset Kualitatif Dalam Public Relations dan

Marketing Communication. Jakarta: Benteng Pustaka.

Dhofer, Zamakhsyuri. 1984. Tradisi Pesantren ;Studi Tentang Pandangan Hidup

Kyai. Jakarta: LP3S.

Effendi, Djohan, 2009. Islam dan Pluralism Agama (Kumpulan Tulisan).

Yogyakarta: Insist Press

Ghani, Djuanidi. 1997. Dasar-Dasar Pendidikan Kualitatif, Prosedur, Tehnik,

dan Teori. Surabaya: PT. Bila Ilmu .

Hamzah Ya‟qub, 1996, Etika Islam, Bandung: CV. Diponegoro

http://ahmadalim.blogspot.com/2010/02/agenda-liberalisasi-pesantren-di.html.

http://www.mocinpak.blogspot.com/2008/10/forum-gedangan-forged.html

Kristiawan, Muhammad. 2007. Islam According to Nurcholish Madjid. Its

Implication Toward Islamic Education. STAIN Salatiga.

Ma‟arif, Samsyul. 2011. The Baeuty of Islam “Dalam Cinta dan Pendidikan

Pluralisme. Semarang: Need‟s Press.

Ma‟arif, Syamsul. 2005. Pendidikan Pluralism di Indonesia. Yogyakarta: Logung

Pustaka

Mansur. 2004. Peradaban Islam Dalam Lintas Sejarah. Yogyakarta: Global

Pustaka Utama

Page 115: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

115

Milles, Mattew B. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: PT UI Perss.

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Muhadjir, Noeng. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatoif. Yokyakarta: Reka

Sarasin.

Muhaimin. 2009. Rekonstruksi Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Nadroh, Siti. 1990. Wacana Keagamaan dan Politik Nurcholish Madjid. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada

Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Pranata Media Group.

Nawawi, Hadari. 1990. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah

Mada University Perss.

Poerwodarminto, WJS. 1999. Kamu Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Rahman, Musthafa. 2011. Humamisasi Pendidikan Islam Plus Minus Sistem

Pendidikan Pesantren.Semarang : Walisongo Press.

Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Intregatif

di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat. Yogyakarta: LKIS

Saerozi, M. 2004. Politik Pendidikan Agama Dalam Era Pluralism: Telaah

Historis Atas Kebijakan Pendidikan Agama Konfensional di Indonesia.

Yogyakarta: Tiarawacana.

Sukarja, Ahmad. 1995. Piagam Madinah Dan Undang-Undang Dasar 1945:

Kajian Perbandinga Tentang Dasar-Dasar Hidup Bersama Dalam

Masyarakat. Jakarta: UI Press

Suprayogo, Imam dan Tabroni. 2001. Metodologi Sosial Agama.

Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Syafaat, H. TB.Aat. 2008. Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah

Kenakalan Remaja (Juvenile Deliquency). Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan Islam Dalam Persepektif Islam, Bandung:

PT Remaja Rosda Karya

Page 116: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

116

Thoha, Anis Malik. 2005. Tren Pluralism Agama: Tinjauan Kritis. Jakarta:

Persspektif

Umar, Husain. 1999. Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama.

Yasmadi, Dra. 2005. Modernisasi Pesantren Kritik Nurcholish Madjid terhadap

Pendidikan Islam Tradisional. Ciputat: Quantum Teaching.

Yatim, Badri. 1999. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada

Zainuddin, H. M. 2010. Pluralism Agama Pergulatan Dialok Islam–Kristen di

Indonesia. Malang: UIN–Mlik Perss.

Page 117: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

117

Page 118: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

118

Page 119: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

119

Page 120: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

120

DESKRIPSI WAWANCARA

Page 121: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

121

Pada hari Selasa, 25 November 2014 pukul 20.30 wib tepatnya setelah

kegiatan Tikroran, Ketua Yayasan yaitu Gus Hanif sedang berada di aula atas.

Lalu peneliti menemui beliau untuk mewawancarai mengenai sejarah berdirinya

Pondok Pesantren Edi Mancoro. Sebelum peneliti melakukan wawancara, peneliti

memperkenalkan identitas dan memberikan surat izin penelitian kepada beliau.

Beliau menyambut peneliti dengan baik dan akhirnya peneliti melanjutkan apa

yang menjadi tujuan :

Peneliti : Kapan berdirinya Pondok Pesantren Edi Mancoro ?

Gus Hanif : Pada tahun 1970, seorang tokoh pendatang dari Desa Pulutan,

yaitu K.H.Muh Sholeh mendirikan sebuah masjid yang diberi nama

“Darussalam” yang kemudian dijadikan tempat kegiatan-kegiatan

keagamaan. setelah beliau meninggal dilanjutkan oleh kyai

Sukemi, seseorang yang dipercaya oleh masyarakatnya untuk

melanjutkan perjuangan Bapak K.H Sholeh hingga beliau

meninggal tahun 1984.

Peneliti : Setelah Kyai Sukemi meninggal siapa yang melanjutkannya lagi ?

Gus Hanif :Yang melanjutkan seorang tokoh pendatang dari pulutan yaitu

Bapak KH.Mahfudz Ridwan Lc bersama tokoh lokal yaitu Muh

Sholeh, Matori Abdul Jalil, Zainal Arifin, dan Ali Tahsisudin pada

tahun 1984.

Peneliti : Apakah dalam perjuangannya masih meneruskan perjuangan K.H.

Sholeh dan Kyai Sukemi ?

Gus Hanif : “ya” dengan mendirikan Yayasan Desaku Maju yang bergerak

dalam bidang sosial dengan visi dan misi membantu pemerintah

dalam meningkatkan kesejahteraan dan pengembangan swadaya

masyarakat desa.

Page 122: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

122

Peneliti : Dalam hal apa yayasan desaku maju dalam menyejahterakan

masyarakat desa pada waktu itu ?

Gus Hanif : Melalui kelompok mandiri di masyarakat, terdapat 63 kelompok

diantaranya koperasi usaha, kelompok KUB sejahtera, tukang

perah susu, penderes kelapa. Serta melalui pendirian sebuah

lembaga pendidikan Agama Islam yaitu Pondok Pesantren Edi

Mancoro. Dan pada tahun1989 tepatnya pada tanggal 26 Desember

yang diberi nama Wisma Santri Edi Mancoro”, pada akhir tahun

2006 tepatnya pada 31 Desember berganti nama menjadi “Pondok

Pesantren Edi Mancoro” di bawah naungan yayasan “Pondok

Pesantren Edi Mancoro”.

Peneliti : Mengapa nama pondok ini Pondok Pesantren Edi Mancoro ?

Gus Hanif : Edi Mancoro adalah nama dalam bahasa jawa. Edi adalah bagus

atau elok dan Mancoro kira-kira berarti bersinar. Yang

substansinya menyinari serta identik dengan rahmatan lil „alamin.

Setelah selesai menanyakan bagaimana proses sejarah berdirinya Pondok

Pesantren Edi Mancoro, peneliti langsung melanjutkan pertanyaan lain yang

berkaitan dengan visi, misi, tujuan serta garis perjuangan.

Peneliti : Apa visi dari Pondok Pesantren Edi Mancoro ?

Gus Hanif : Mencetak kader umat sebagai pendamping masyarakat.

Peneliti : Apa misi dari Pondok Pesantren Edi Mancoro ?

Gus Hanif : Membentuk santri yang memiliki wawasan keagamaan

mendalam, berwawasan kebangsaan, dan kemasyarakatan dalam

kontek keindonesiaan yang plural, Memberikan dakwah islam

disamping pendidikan dan pengajaran.

Page 123: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

123

Setelah selesai menanyakan bagaimana visi, misi Pondok Pesantren Edi

Mancoro, maka peneliti selanjutnya melanjutkan pertanyaan mengenai hubungan

santri dengan keturunan kyai dan dengan masyarakat sekitarnya.

Peneliti : Bagaimana hubungan yang terjalin antara santri dengan

keturunan kyai serta dengan masyarakat sekitar ?

Gus Hanif : Hubungan yang terjalin antara kyai dengan santri tidak ada

sekat, juga sangat dekat. Ketika ada masalah mereka sowan ke

ndhalem. Sedangkan dengan masyarakat sekitar, juga terjalin

baik terbukti dengan santri yang dalam setiap acara pondok

pesantren mereka ikut terlibat.

Peneliti : mengapa pesantren ini terkenal dengan ke pluralannya?

Gus hanif : karena disini banyak kegiatan-kegiatan yang melibatkan

beberapa pemeluk agama lain dan juga sering adanya kunjungan

dari berbagai lembaga-lembaga keagamaan yang dating kemari

untuk belajar islam.

Peneliti : Mengapa demikian?

Gus hanif : Sebuah lembaga pendidikan dalam hal ini pesantren sangat

tergantung dengan corak berikir kyainya, ketika kyai banyak

beraktivitas dengan kegiatan lintas agama maka pesantren itu

akan terkenal dengan corak pluralnya. Disini bapak merupakan

salah seorang inisiator lintas iman sobat, dan pengagas forum

gedangan.

Peneliti : Adakah kerjasama yang dilakukan oleh pesantre dengan

lembaga keagamaan?

Gus hanif : Ada, seperti dengan percik, GKJ sinode salatiga, dan uskup

agung semarang

Page 124: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

124

Setelah selesai melakukan wawancara dengan ketua yayasan, peneliti

melanjutkan wawancara kepada direktur KDII : Khoerul Afifah.

Peneliti : Bagaimana sistem pendidikan yang ada di Pondok Pesantren

Edi Mancoro ?

Khoir : Santri diwajibkan mengikuti semua kajian yang jadwalnya

sudah dibuat oleh pengurus KDII mulai jam 19.45-20.00 wib.

Serta ketika dalam tahun ajaran baru ataupun sudah mulai kajian

jika ada santri baru yang masuk maka santri diharuskan mengisi

formulir pendaftaran dan melakukan administrasi pembayaran,

setelah itudilakukan tes untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan yang dimiliki. Hal itu lalu berlanjut dengan

penempatan kelas agar dapat mengikuti sesuai kemampuannya.

Semua kajian KDII berlangsung kecuali hari Jumat. Adapun

materi yang diajarkan yaitu mengenai Fiqih, Bahasa Arab, Ilmu

Alat(Nahwu Sorof), Tajwid, Akhlak, dan Tarikh (sejarah).

Dalam kurikulum pembelajaran yang ada di KDDI tidak di

desain mengenai sikap plural, akan tetapi memang benar ada

beberapa kegiatan dari santri dengan konsep plural. Dalam

kajian kitab kuning sistem yang diterapkan adalah bandongan,

serta ada mata pelajaran tertentu yang dikaji dengan cara

sorogan. Namun yang lebih banyak digunakan adalah sistem

bandongan. Hal ini berkaitan dengan keadaan santri yang

nyantri di pondok pesantren ini adalah para pelajar dan

mahasiswa yang masih belajar di lembaga formal. Sehingga

waktu yang digunakan akan lebih efektif ketika menggunakan

sistem bandongan.

Lalu peneliti melanjutkan pertanyaan mengenai alasan mengapa memilih

tinggal di pondok pesantren dan hubungan yang terjalin antara santri dengan

masyarakat.

Page 125: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

125

Peneliti : Mengapa anda memilih tinggal di pondok pesantren ?

Putri Rifa : Saya memilih tinggal di pondok pesantren karena saya ingin

hidup mandiri, mencari ilmu untuk bekal di rumah dan di

masyarakat nanti. Disini pula saya bisa belajar ilmu-ilmu agama

lebih dalam lagi. Selain itu disini enak kok meskipun di pondok

kita masih bisa aktif mengikuti kegiatan yang ada dikampus,

soalnya diberi ijin 2 kali dalam sebulan yaitu ijin pulang dan ijin

kegiatan, jadi meskipun di pondok bisa menimba ilmu juga di

kegiatan luar

Roro risa : disini semua yang nyantri diberlakukan sama baik kaya,

miskin, tua dan muda tidak ada perlakuan khusus, wong ngaji

dan tidur alasnya sama, peraturan juga berlaku sama. saya

nyantri disini itu selain memperdalam agama islam khususnya,

selain itu juga belajar mengenai ilmu-ilmu umum yang berkaitan

dengan realita yang ada di masyarakat yang majemuk.

Bagaimana berkumpul dengan orang dengan berbagai golongan

terutma dengan agama lain, bagaimana bersikap dalam

memahami perbedaan yang ada diantara masyarakat”

Peneliti : apakah ada kegiatan yang melibatkan masyarakat si sekitar?

Putri Rifa : ada meskipun kegiatan-kegiatan kecil seperti membantu

masyarakat yang sedang mengadakan walimah, ta‟ziyah ketika

ada yang meninggal, berjanjen, PHBI, perlombaan-perlombaan

hari kemerdekaan dan lain-lain

Roro Risa : disini sering ada kunjungan berbagai lembaga yang berbeda

kepercayaan dan suku bangsa, kemudian mengadakan diskusi

dengan santri, selain itu juga ada program pengurus tentang

diskusi lintas agama.

Page 126: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

126

Page 127: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

127

Page 128: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

128

DOKUMENTASI

i. Diskusi dengan para calon romo

ii. Kegiatan malam jum’at

Page 129: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

129

iii. Kunjungan dari ueu visiting

Page 130: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

130

iv. Diskusi Lintas agama

v.

peserta diskusi lintas agama

Page 131: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

131

vi. Sorogan kitab

Page 132: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

132

vii. kunjungan dari faster dari universitas sanata darma

viii. Ro’an Pondok

Page 133: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

133

SURAT KETERANGAN KEGIATAN

Nama : Aulia Ulfa Dewi Program Studi : Pendidikan Agama Islam

NIM : 111 10 167 Dosen PA : Dra. Hj. Maryatin

Jurusan : Tarbiyah

No Nama Kegiatan Pelaksanaan Nilai Keterangan

1 Orientasi Pengenalan Akademik

dan Kemahasiswaan (Opak) oleh

Dewan Mahasiswa (DEMA)

STAIN Salatiga

25-27 Agustus

2010

3 Peserta

2 User Education (Pendidikan

Pemakai) UPT perpustakaan

STAIN Salatiga

20-25

September 2010

3 Peserta

3 Pendidikan dan Latihan Calon

Pramuka Pandega ke-20(PLCPP

XX) oleh Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi STAIN

Salatiga

8-11 Oktober

2010

3 Peserta

4 Seminar Nasional Pendidikan

”Membudayakan sebuah

Pendidikan Berkarakter Ke-

Indonesia-an dalam Pendidikan

Formal” (Potret Sekolah

Alternatif) oleh HMJ Tarbiyah

6 November

2010

6 Peserta

5 Masa Penerimaan Anggota Baru

(MAPABA) oleh Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia

(PMII) Komisariat Djoko

Tingkir Salatiga

12-14

November 2010

3 Peserta

Page 134: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

134

6 Geladi Wira Brigsus ke-17

(GWB XVII) Brigade Khusus

Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi STAIN Salatiga

26-29

November 2010

3 Peserta

7 National Workshop of

Enterpreneurship and Basic

Cooperation 2010 Oleh Kopma

Fatawa

19 Desember

2010

6 Peserta

8 Pembrivetan dan Pelantikan

Brigade Khusus Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi STAIN

Salatiga

25-26 Desember

2010

3 Peserta

9 Bedah novel “BUMI CINTA”

Bersama Ust.Habiburrahman El

Sherazy,Lc oleh FS SKI Kota

Salatiga

30 Januari 2011 2 Peserta

10 SK Pengangkatan Reka Kerja

Musyawarah Racana –

Musyawarah Brigade Khusus

(MUSRAC-MUSSUS) ke 22 &

12 Tahun 2011 Racana Kusuma

dilaga-Woro Srikandhi

7 Februari 2011 3 Sie

Perlengkapan

11 Temu Prestasi Penggalang dan

Penegak oleh Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi

18-20 Februari

2011

3 Panitia

12 Latihan Gabungan (LATGAB)

Brigsus Nogo Sosro Sabuk Inten

Racana STAIN Kudus dan

Brigsus Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi STAIN Salatiga

25-27 Februari

2011

3 Peserta

Page 135: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

135

13 Gladi Tangguh Brigsus ke-6

(GTB XI) Brigade Khusus

Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi STAIN Salatiga

30 April-1 Mei

2011

3 Peserta

14 Galang Tangkas se-Eks

Karisedenan Surakarta Oleh

Racana Universitas

Muhammadiah Surakarta

7-8 Mei 2011 4 Juri

15 Penyuluhan Peraturan Kawasan

Kampus Bebas Tanpa Rokok

oleh STAIN Salatiga

11-12 Mei 2011 3 Peserta

16 Seminar Nasional Pendidikan

“Realisasi Pendidikan Karakter

Bangsa dalam Kurikulum

Pendidikan Nasional” Oleh HMJ

Tarbiyah

20 Juni 2011 6 Peserta

17 PUBLIC HEARING

“Meningkatkan Tatanan

Birokrasi Kampus yang Berbasis

Pada Prinsip-Prinsip Integritas”

oleh Senat Mahasiswa (Sema)

STAIN Salatiga

25 Juni 2011 3 Peserta

18 Akhirussanah Ma‟ad STAIN

Salatiga 2011 oleh ma‟had

STAIN Salatiga

16 Juli 2011 2 Panitia

19 Program Mahad Mahasiswa

selama Satu Tahun

17 Juli 2011 2 Peserta

20 Praktikum Kepramukaan

Jurusan Tarbiyah STAIN

Salatiga

22-27 Juli 2011 3 Peserta

Page 136: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

136

21 Amalan Ramadhan Racana ke-

13 (ARR XIII) oleh Racana

Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

STAIN Salatiga

13-17 Agustus

2011

2 Panitia

22 Pendidikan dan Latihan Calon

Pramuka Pandega ke-21(PLCPP

XXI) oleh Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi STAIN

Salatiga

30 September-3

Oktober 2011

3 Panitia

23 Seminar Regional oleh IPNU

Kab. Semarang dan PMII Kota

Salatiga

30 November

2011

4 Peserta

24 Pembrivetan dan Pelantikan

Brigade Khusus Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi STAIN

Salatiga

10-11 Desember

2011

3 Panitia

25 SK Pengangkatan Dewan

Brigade Khusus Nagasandhi

Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi STAIN Salatiga

25 Januari 2012 3 Danka PP

26 Praktikum Mata Kuliah Etika

Profesi Keguruan oleh STAIN

Salatiga

10 Februari

2012

2 Peserta

27 Praktikum Mata Kuliah

Komputer Multimedia oleh

STAIN Salatiga

14-15 Februari

2011

2 Peserta

28 Gladi Tangguh Brigsus ke-7

(GTB XII) Brigade Khusus

Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi STAIN Salatiga

25-26 Februari

2012

3 Panitia

Page 137: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

137

29 Latihan Gabungan (LATGAB)

Brigade Khusus Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi STAIN

Salatiga dan Brigade Khusus

Nogo Sosro Sabuk Inten Racana

STAIN Kudus

5-7 April 2012 3 Panitia

30 Pendidikan dan Latihan Dasar

Korp Sukarela PMI Kota

Salatiga Angkatan ke-4 oleh

PMI Kota Salatiga

30 April-6 Mei

2012

3 Peserta

31 Pelatihan Asatidz oleh Unit

Pelaksana Teknis Tarbiyatul

Banin Wal Banat (UPT TBB)

Pondok Pesantren Edi Mancoro

10 Juni 20112 3 Peserta

32 Musyawaroh Pondok Pesantren

Edi Mancoro Tahun 2012

15-17 Juni 2012 2 Panitia

33 Perkemahan wirakarya Nasional

Perguruan tinggo agama islam

XI tahun 2012

2-8 Juli 2012 6 Peserta

34 Amalan Ramadhan Racana ke-

14 (ARR XIV) Racana Kusuma

Dilaga-WoroSrikandhi

STAINSalatiga

3-7 Agustus

2012

2 Panitia

35 Orientasi Pengenalan Akademik

dan Kemahasiswaan (OPAK)

oleh DEMA STAIN Salatiga

2012

5-7 September

2012

3 Panitia

36 Praktikum Mata Kuliah FIQIH „

Perawatan Jenazah‟oleh STAIN

Salatiga

17 September

2012

2 Peserta

Page 138: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

138

37 Pendidikan dan Latihan Calon

Pramuka Pandega ke-22(PLCPP

XXII) oleh Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi STAIN

Salatiga

12-15 Oktober

2012

3 Panitia

38 Gladi Wira Brigsus ke-19 (GTB

XIX) Brigade Khusus NAGA

SANDHI STAIN Salatiga

30 November-

3 Oktober 2012

3 Panitia

39 Pembrivetan dan Pelantikan

Brigade Khusus Naga Sandhi

Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi

9-10 Februari

2013

3 Panitia

40 Kursus Pembina Pramuka Mahit

Tingkat Dasar (KMD)

27 Maret-1

April 2013

3 Panitia

41 Pendidikan dan latihan Calon

Pramuka Pandega ke-23 (PLCPP

XXII) Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi

20-23

September 2013

3 Panitia

42 Temu Prestasi penggalang dan

Penegak (TPPP) 2 oleh Racana

Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

5-6 Oktober

2013

3 Panitia

43 Sosialisasi 4 Pilar Pancasila,

Undang-Undang Dasar Negara

republik Indonesia Tahun 1945,

Negara Kesatuan Republik

Indonesia dan Bhinneka Tunggal

Ika oleh Majelis

Permusyawaratan

RakyatRepublik Indonesia

24 Oktober

2013

4 Peserta

Jumlah 135

Page 139: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

139

Page 140: PENANAMAN NILAI-NILAI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/337/1/Aulia Ulfa Dewi_11110167.pdf · telah menemani hari-hari mengukirkan cerita

140

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI

NAMA : AULIA ULFA DEWI

NIM : 111-10-167

JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya sendiri dan tidak berkeberatan

untuk dipublikasikan oleh pihak perpustakaan STAIN Salatiga tanpa menuntut

konsekuensi apapun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dan jika dikemudian hari terbukti karya

saya ini bukan karya sendiri, maka saya sanggup untuk menanggung semua

konsekuensinya.

Salatiga, 31 Maret 2015