tugas akhir - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2392/1/ta...
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah
Oleh:
NUR YULIASARI
NIM: 201-14-025
JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017 IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DI BMT TUMANG
i
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah
Oleh:
NUR YULIASARI
NIM: 201-14-025
JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Hai manusia sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh sungguh
menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemuiNya”
(QS. AL Inshiqaq 6)
“dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia
orang yang sombong lagi durhaka”
(QS. Maryam 14)
“
vii
PERSEMBAHAN
Dengan syukur yang telah diberikan Allah SWT selaku Tuhan Semesta Alam atas
nikmat dan karunia rahmatNya, tugas akhir Ini kupersembahkan untuk:
1. Allah SWT, yang telah mengabulkan setiap doa yang penulis panjatkan.
Serta ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan lancar.
2. Kedua orang tuaku, yang ikut serta selalu mendoakan, menyayangi,
mencintai sepenuh hati, membimbing dan mengarahkan, dan memberikan
semangat kepada anak anaknya.
3. kakakku, yang selalu memotivasi dan memberikan semangat.
4. Keluarga besarku yang selalu mendoakan kelancaran dalam kelangsungan
pendidikanku.
5. Dua orang laki-laki spesial yang setia selalu menemaniku dengan penuh
kasih sayang.
6. Sahabat karibku yang selalu memberikan doa dan semangat.
7. Sahabatku D III Perbankan Syariah yang selama tiga tahun bersama sama
berjuang dan mengajarkan arti kebersamaan menerima kekurangan dan
kelebihan hingga kita dapat menjadi keluarga.
8. Kepada seluruh staff karyawan akademis yang membantu melancarkan
proses penulisan.
9. BMT Tumang Ampel sebagai tempat penulis teliti.
10. Semua pihak yang terlibat yang tida dapat penulis sampaikan.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang
atas segala limpahan nikmat, karunia, serta hidayah-nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa
terhaturkan dan tercurahkan kepada khatamul anbiya’ wal mursalin (penutup para
Nabi dan Rasul) baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan
pengikut serta orang-orang yang mencintainya, hingga yaumul qiyamah. Semoga
kita semua, orang tua kita, keluarga kita, guru-guru kita diberi tetap Iman, Islam,
Ihsan, istiqomah dalam beribadah dan dibimbing oleh Allah SWT dan pada
akhirnya jika kita dipanggil menghadap Allah AWT menetapi ‘ala ar-Ridha wa
khusnul khatimah. Amin
Penyusun Tugas Akhir ini merupakan salahsatu syarat untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Berawal dari kekurangan dan
keterbatasan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
“IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI BMT TUMANG”
dengan baik. Sebagai hamba yang lemah dan banyak kesalahan, penulis
menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini banyak pihak yang ikut
serta memberikan bantuan moril maupun material. Oleh karenanya dengan
kerendahan hati bantuan moril maupun material. Oleh karenanya dengan
kerendahan hati perkenankan penulis untuk menyampaikan ucapan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
ix
1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga
3. Bapak Drs. Alfred L. M.SI. selaku Ketua Jurusan D-III Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga
4. Bapak Mochlasin, M.Ag yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir,dengan penuh kesabaran, keikhlasan dan
kebajikan.
5. Bapak Taufikur Rahman S.E,M.Si Selaku dosen pembimbing Akademik
selama kuliah di jurusan D-III Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang
selalu memberikan motivasi belajar bagi penulis.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan Akademik IAIN Salatiga terlebih
kepada dosen-dosen di jurusan Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang
banyak berjasa kepada penulis.
7. Para Staf Perpustakaan IAIN Salatiga terimakasih atas bantuan penyediaan
buku-buku kepada penulis hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.
8. Seluruh Karyawan BMT Tumang, yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mengadakan penelitian hingga akhir.
9. Semua pihak yang terkait dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya saran dan kritik yang konstruktif
dari semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan dimasa mendatang.
x
xi
ABSTRAK
Yuliasari, Nur. 2017. Implementasi Good Corporate Governance Di BMT
Tumang. Tugas Akhir, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi
D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Mochlasin. M.Ag.
Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya penerapan Good Corporate
Governance oleh BMT Tumang, BMT sebagai lembaga keuangan syariah yang
sangat dekat melayani kepentingan masyarakat dituntut untuk bisa menjadi contoh
dalam menerapkan Islamic Corporate Governance. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana konsep Good Corporate Governance dalam
perspektif ajaran Islam, penerapan Good Corporate Governance di BMT Tumang,
dan implikasi dari penerapan Good Corporate Governance di BMT Tumang.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model deskriptif
melalui kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini
dilakukan di BMT Tumang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa prinsip-
prinsip pokok GCG sesuai dengan norma dan nilai Islami dalam aktivitas dan
operasional BMT, implementasi prinsip Good Corporate Governance (GCG) pada
BMT Tumang menunjukkan bahwa prinsip-prinsip GCG pada perusahaan ini
telah dilaksanakan dengan baik, implikasi dari penerapan Good Corporate
Governance di BMT TUMANG yaitu jumlah kredit macet menurun, jumlah
anggota meningkat, dan jumlah aset meningkat.
Kata kunci: Implementasi, Good Corporate Governance, BMT Tumang
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................................ v
MOTTO .............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................viii
ABSTRAK .......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
E. Metode Penelitian................................................................................. 5
F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 8
xiii
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 10
A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 10
B. Kajian Teoritik ..................................................................................... 14
a. Pengertian Good Corporate Governance....................................... 14
b. Konsep Good Corporate Governance dalam Perspektif Ajaran
Islam ...............................................................................................
....................................................................................................15
c. Prinsip- prinsip Good Corporate Governance. .............................. 19
d. Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance. ...................... 23
e. Unsur- unsur Good Corporate Governance. .................................. 24
f. Pilar pendukung Good Corporate Governance. ............................ 26
BAB III LAPORAN OBJEK .............................................................................. 27
A. Sejarah BMT Tumang .......................................................................... 27
B. Identitas Lembaga dan Kelengkapan Organisasi ................................. 32
C. Stuktur Organisasi BMT Tumang ........................................................ 35
D. Penjabaran Tugas dan Wewenang Masing-masing Bagian ................. 36
E. Produk-Produk di BMT Tumang Cabang Ampel ................................ 48
F. Kondisi Sumber Daya Manusia BMT Tumang Cabang Ampel ......... 57
BAB IV ANALISIS DATA ................................................................................ 60
A. Penerapan Good Corporate Governance dalam Islam di BMT
Tumang ................................................................................................ 60
B. Implikasi dari Penerapan Good Corporate Governance dalam
Islam di BMT Tumang ......................................................................... 64
xiv
BAB VPENUTUP ............................................................................................... 67
A. Kesimpulan .......................................................................................... 67
B. Saran ..................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Stuktur Organisasi BMT Tumang ............................................... 31
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Anggota BMT Tumang Cabang Ampel Periode 2012-2016 59
Tabel 4.2 Jumlah Aset BMT Tumang Cabang Ampel Periode 2012-2016 ....... 60
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pernyataan Keaslian Tulisan dan Kesediaan Publikasi
Lampiran 2 Lembar Declaration
Lampiran 3 Formulir Permohonan Pembiayaan
Lampiran 4 Slip Angsuran
Lampiran 5 Slip Setoran
Lampiran 6 Slip Kas Keluar
Lampiran 7 Brosur Pembiayaan Akad Ijarah
Lampiran 8 Brosur Program Umrah 5 Juta Tanah Suci Bukan Mimpi KSPPS
BMT Tumang
Lampiran 9 Simulasi Repayment Capacity Pembiayaan Murabahah/Ijarah
KSPPS BMT Tumang (Produk Tempo)
Lampiran 10 Simulasi Repayment Capacity Pembiayaan Murabahah/Ijarah
KSPPS BMT Tumang
61
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada permulaan tahun 1990-an, di beberapa negara di Asia, termasuk
didalamnya Indonesia dikategorikan sebagai negara dengan pertumbuhan
ekonomi yang mengagumkan. Namun, setelah terjadi krisis ekonomi pada
tahun 1997, banyak pihak kemudian meyakini bahwa pondasi ekonomi di
beberapa negara tersebut sebenarnya rapuh. Krisis ini berdampak luas, tidak
hanya pada sisi ekonomi namun juga kestabilan politik.Runtuhnya stabilitas
ekonomi tersebut telah menjadi satu momentum dan bukti adanya kualitas
corporate governance (CG) yang buruk di kawasan Asia pada umumnya dan
Indonesia pada khususnya. Hal inilah yang kemudian menyebabkan
peningkatan pemahaman dan kesadaran bahwa Good Corporate Governance
(GCG) menjadi syarat mutlak yang diperlukan dalam proses eksistensi sebuah
perusahaan (Wibowo, 2010:135).
Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama
Islam, haruslah memahami dan mengetahui prinsip-prinsip Good Corporate
Governance dalam konteks keIslaman.Islam sebagai way of life selalu
menyuarakan tentang pentingnya etika bisnis, nilai-nilai integritas dan
kejujuran yang tak tergoyahkan. Entitas syariah di Indonesia saat ini semakin
berkembang ditandai dengan munculnya berbagai jenis lembaga keuangan
syariah (Surya dan Ivan, 2008:16).
2
Salah satu lembaga keuangan syariah yangsekarang sedang mengalami
perkembangan yang pesat adalah Baitul Maal wa Tamwil (BMT). BMT
adalah jenis koperasi simpan pinjam yang kegiatannya berdasarkan prinsip
syariah Islam. BMT sebagai lembaga keuangan syariah yang sangat dekat
melayani kepentingan masyarakat dituntut untuk bisa menjadi contoh dalam
menerapkan Islamic Corporate Governance. Dengan menerapkan Islamic
Corporate Governance diharapkan selain kinerjanya meningkat, kepercayaan
masyarakat bahwa BMT merupakan lembaga keuangan syariah juga
meningkat (Jumansyah dan Syafei, 2013:56).
Menurut Nugroho (2015:68), keberlangsungan BMT sangat ditentukan
oleh kepercayaan (trust) masyarakat dalam menerima dana (funding),
menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan (financing) serta kepiawaian
mengelola margin dan atau bagi hasil yang didapat untuk mempertahankan
perkembangan dan pertumbuhan lembaga. Untuk dapat meraihnya maka perlu
diupayakan stabilitas kinerja berdasarkan tata kelola yang transparan dan
akuntabel. Wujud dari hal tersebut dapat berupa kemudahan pihak mitra untuk
dapat mengakses informasi, kepatuhan dalam melaksanakan mekanisme
pertanggungjawaban rutin, menggunakan jasa audit akuntan publik sehingga
dapat meningkatkan kepercayaan publik untuk berpartisipasi dalam
menyerahkan/menitipkan dana.
Pentingnya penerapan Good Corporate Governancesangat dirasakan
oleh BMT Tumang, untuk mendorong kesadaran insan BMT agar senantiasa
berperilaku sesuai dengan prinsip-prinsip GCG sebagai suatu budaya benar-
3
benar diupayakan agar menjadi nyata dan benar-benar dapat terlaksana
sehingga Good Governance bukan hanya sebuah wacana saja. Berangkat dari
latar belakang tersebut penulis merumuskan penelitian yang berjudul
“Implementasi Good Corporate Governancedi BMT Tumang".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian, maka terdapat
beberapa masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana penerapan Good Corporate Governance dalam Islam di BMT
Tumang?
2. Bagaimana implikasi dari penerapan Good Corporate Governance di
BMT Tumang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan yang dirumuskan diatas, maka ada
beberapa tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Good Corporate Governance
dalam Islam di BMT Tumang.
2. Untuk mengetahui bagaimana implikasi dari penerapan Good Corporate
Governance dalam Islam di BMT Tumang.
D. Manfaat Penelitian
Dalam memperhatikan hasil penelitian ini secara menyeluruh, maka
diharapkan akan memperoleh manfaat, sebagai berikut:
4
1. Bagi pihak IAIN Salatiga
a. Menjadi tambahan referensi bacaan untuk mahasiswa setelah penulis
melakukan penelitiam dan pengamatan.
b. Menciptakan hubungan baik antara lembaga pendidikan dengan
lembaga keuangan.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literature penelitian
tentang penerapan Good Corporate Governancedi BMT.
2. Bagi LKS Proposal
a. Sebagai persiapan untuk menghadapi persaingan yang semakin sengit
dan ketat.
b. Untuk menjaga citra baik sebuah LKS
c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada BMT
sebagai bahan pertimbangan dalampenerapan Good Corporate
Governance.
3. Bagi Penulis
a. Sebagai alat ukur agar dapat mengetahui sejauh mana ilmu yang
diperoleh di bangku perkuliahan dan mempraktikkan teori-teori dari
mata kuliah yang pernah diberikan.
b. Menambah pengalaman dan pengetahuan secara langsung di lapangan.
c. Menambah dan memperluaswawasan terutama yang berkaitan dengan
penerapan Good Corporate Governance di BMT.
5
4. Bagi Peneliti Lain
Menjadi bahan pembanding dalam memperoleh informasi ketika
melakukan penelitian ditempat yang berbeda, sehingga saling dapat
bertukar pikiran satu sama lain.
E. Metode penelitian
Dalam penulisan proposal ini peneliti mengggunakan beberapa metode
penelitian agar memperoleh data-data yang akurat antara lain:
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, jenis
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan memahami realita
sosial (Supardi, 2005:115).
Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari
para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan
pandangan infoman.
2. Subyek dan Obyek penelitian
Yang dijadikan subyek dalam penelitian ini adalah individu yang
dimintai informasi oleh penulis untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
mengenai masalah yang diteliti. Subyek penelitian ini adalah karyawan di
BMT Tumang.
Obyek penelitian ini adalah yang menjadi titik perhatian dari
penelitian. Jadi yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah segala
kegiatan yang berhubungan dengan penerapan Good Corporate
Governance di BMT Tumang.
6
3. Teknik analisis data
a. Data primer yaitu jenis data utama yang digunakan penulis untuk
mencapai tujuan penelitian. Dalam hal ini yang dijadikan data primer
adalah dokumen yang berkaitan dengan penerapan Good Corporate
Governance di BMT Tumang.
b. Data sekunder yaitu data pendukung yang menguatkan data primer.
Yang termasuk dalam data sekunder dalam penelitian ini adalah data
yang diperoleh dari observasi, dokumentasi dan literature-literature
atau bacaan yang relevan (Supardi, 2015:118).
4. Metode pengumpulan data
Dengan tujuan untuk mengetahui penerapan Good Corporate
Governance di BMT Tumang, dalam proses pengumpulan datanya merasa
perlu merangkul semua pihak yang berkaitan dengan obyek penelitian ini.
Oleh karena itu, metode pengumpulan data yang penulis terapkan antara
lain:
a. Metode Wawancara
Menurut Supardi (2005:121), wawancara adalah tanya jawab
atau pertemuan dengan seseorang untuk suatu pembicaraan. Metode
wawancara dalam konteks ini berarti proses memperoleh suatu fakta
atau data dengan melakukan komunikasi langsung (tanya jawab secara
lisan) dengan responden penelitian baik secara temu wicara atau
menggunakan teknologi komunikasi (jarak jauh).
7
Adapun teknik pengumpulan data dengan metode wawancara,
yaitu dengan cara mengadakan wawancara (interview) kepada pihak-
pihak yang berhubungan (responden) seperti direktur atau kepala
cabang dan karyawan di BMT Tumang.
b. Metode Observasi
Metode pengumpulan data dengan observasi artinya
mengumpulkan data atau menjaring data dengan melakukan
pengamatan terhadap subyek dan atau obyek penelitian secara seksama
(cermat dan teliti) dan sistematis (Supardi, 2015:136).
Observasi yang dilakukan oleh penulis adalah dengan
mengamati secara langung penerapan Good Corporate Governancedi
BMT Tumang.
c. Metode dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan obyek
penelitian, baik mengenai profil, macam-macam produk, mekanisme
dan lain sebagainya.
Jadi penulis melakukan pengumpulan data mengenai hal-hal
tersebut melalui arsip-arsip, catatan-catatan dan berbagai dokumen
lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
8
F. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini dibagi dalam lima bagian yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, telaah pustaka, landasan teori, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi tentangpengertian Good Corporate Governance, prinsip-prinsip
Good Corporate Governance, tujuan dan manfaat Good Corporate
Governance, unsur-unsur Good Corporate Governance, pilar
pendukung Good Corporate Governance, Good Corporate Governance dalam
perspektif Islam.
BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
Berisi tentang Profil KSPPS BMT Tumang, visi dan misi BMT
Tumang, keunggulan BMT Tumang, struktur organisasi BMT Tumang, tugas
dan wewenang dalam struktur organisasi, cara kerja dan wilayah kerja BMT
Tumang Cabang Ampel, produk-produk di BMT Tumang Cabang Ampel.
BAB IV ANALISISDATA
Berisi tentang penerapan Good Corporate Governance di BMT
Tumang, implikasi dari penerapan Good Corporate Governance di BMT
Tumang, penerapan Good Corporate Governance dalam perspektif ajaran
Islam di BMT Tumang.
9
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dari penelitian, dan saran yang diharapkan
berguna bagi IAIN Salatiga, peneliti dan penelitian selanjutnya.
61
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Secara umum telaah pustaka bertujuan untuk mengembangkan
pemahaman dan wawasan yang menyeluruh tentang penelitian-penelitian
yang pernah dilakukan sebelumnya dan untuk mengetahui berapa banyak
orang lain yang sudah membahas permasalahan yang dikaji dalam penelitian
ini. Oleh karena itu, penulis telah menelaah beberapa buku, jurnal, skripsi,
dan lain-lain yang sejenis dan mendukung penelitian ini. Beberapa buku yang
penulis temukan diantaranya adalah:
Tabel 2.1 Kajian Pustaka
No
Judul Jurnal
Penulis (Tahun)
Hasil
1
.
Implementasi
Good
Corporate
Governance di
Indonesia
Wibowo
(2010)
Menyimpulkan bahwa Penerapan
tata kelola perusahaan kian
menjadi faktor penentu yang
strategis bagi perusahaan agar
dapat senantiasa
meningkatkan nilai serta
memelihara proses
pertumbuhan yang
berkelanjutan. Oleh
karenanya, setiap perusahaan
perlu terus meningkatkan
kerja kerasnya agar dapat
mengambil manfaat dari
penerapan tata kelola
perusahaan yang baik.
2. Implementasi
Syariah
Governance
Janusi
(201
2)
Menyimpulkan bahwa reputasi
memegang peran yang
penting dalam menjalin
11
serta
Implikasinya
Terhadap
Reputasi dan
Kepercayaan
Bank Syariah
hubungan kerjasama antar
bank syariah dengan
nasabah.Dalam jangka
panjang, reputasi berdampak
pada kepercayaan nasabah
pada bank syariah.
Peningkatan reputasi dan
kepercayaan pada bank
syariah merupakan salah satu
indikator kinerja bank syariah
dalam meningkatkan market
sharenya, sehingga dapat
disimpulkan bahwa
implementasi shariah
governance akan berpengaruh
terhadap reputasi dan
kepercayaan nasabah.
Meningkatnya reputasi dan
kepercayaan dalam jangka
panjang akan meningkatkan
loyalitas nasabah yang pada
akhirnya akan meningkatkan
market share bank syariah
3. Analisis
Penerapan
Good
Governance
Business
Syariah dan
Pencapaian
Maqashid
Syariah Bank
Syariah di
Indonesia
Jumansy
ah
(201
3)
Menyimpulkan bahwa dalam
mengukur pencapaian
maqashid syariah, terdapat
tiga dimensi yaitu pendidikan,
keadilan dan kepentingan
publik. Pencapaian atas
dimensi pendidikan diukur
berdasarkan jumlah alokasi
sumber daya yang disediakan
oleh Bank. Dalam hal
pencapaian dimensi keadilan,
diukur seluruh pendapatan
yang diterimanya sebagai laba
bersih. Adapun pencapaian
dimensi kepentingan publik,
dapat dilihat melalui
pencapaian indikator
profitabilitas, distribusi harta
dan invetasi sektor riel.
12
4. Analisis
Pengungkapan
Sharia
Compliance
dalam
Pelaksanaan
Good
Corporate
Governance
Bank Syariah
di Indonesia
Sarama
wati
dan
Lubi
s
(201
4)
Menyimpulkan bahwa
menyimpulkan bahwa 6
(enam) dari 10 (sepuluh) BUS
di Indonesia telah
mengungkapkan sharia
compliance dalam
pelaksanaan Good Corporate
Governance dengan
prosentase lebih dari 50%.
Rata-rata pengungkapan
sharia compliance dalam
kategori Dewan Pengawas
Syariah yang dilakukan oleh
10 (sepuluh) BUS di
Indonesia telah memiliki
indeks pengungkapan sharia
compliance sebesar 56%
5 Karakteristik
Good
Corporate
Governance
pada Bank
Syariah dan
Bank
Konvensional
Maradita
(201
4)
Menyimpulkan bahwa konsep
Good Corporate Governance
antara bank konvensional
dengan bank syariah pada
dasarnya adalah sama, namun
yang menjadi pembeda
diantara keduanya ialah
adanya syariah compliance
yaitu kepatuhan pada syariah,
kemudian adanya Dewan
Pengawas Syariah (DPS) yang
bertugas meneliti dan
membuat rekomendasi produk
baru dari bank yang
diawasinya serta melakukan
pengawasan terhadap bank
syariah bahwa kegiatan usaha
yang dilakukannya mematuhi
prinsip syariah sebagaimana
telah ditentukan oleh fatwa
dan syariah Islam.
6. Implementasi
Good
Siswanti
(201
Menyimpulkan bahwa tidak
terdapat pengaruh antara GCG
13
Corporate
Governance
Pada Kinerja
Bank Syariah
6) terhadap kinerja bank syariah.
Sebaliknya menunjukan
bahwa penerapan Good
Corporate Governance yang
baik dapat meminimalkan
kredit macet atau risiko
pembiayaan pada bank.
Meskipun demikian
penerapan Good Corporate
Governance suatu bank sudah
dilaksanakan sesuai dengan
prinsip-prinsip ternyata belum
dapat menjamin kinerja bank.
7. Sharia
Compliance,
Islamic
Corporate
Governance
dan Fraud
pada Bank
Syariah
Najib
dan
Rini
(201
6)
menyimpulkan bahwa ICG atau
tata kelola perusahaan secara
Islam tidak berpengaruh
terhadap kecurangan pada
bank syariah. Berdasarkan
teori yang ada penerapan tata
kelola perusahaan menjadi hal
yang sangat penting dalam
menjalankan kegiatan
operasional perusahaan serta
dalam menciptakan bisnis
yang efektif dan efisien. Akan
tetapi dalam pelaksanaannya
sangat sulit untuk menerapkan
tata kelola perusahaan secara
maksimal khususnya bagi
bank syariah yang
menggunakan syariah atau
hukum-hukum Islam sebagai
prinsipnya, yang mana bank
syariah di Indonesia yang
masih terbilang baru sehingga
masih dalam tahap
penyesuaian serta
pengembangan sehingga
belum bisa dikatakan telah
menerapkan prinsip Islam
sepenuhnya.
14
Dari pemaparan yang sudah ada diatas maka penelitian yang akan
diajukan penulis berbeda dengan penelitian sebelumnya. Beberapa perbedaan
penelitian itu antara lain objek penelitian yang akan dilakukan pada BMT,
peneliti lebih fokus pada konsep Good Corporate Governance dalam
perspektif ajaran Islam, penerapan Good Corporate Governance di BMT
Tumang, implikasi dari penerapan Good Corporate Governance di BMT
Tumang tersebut. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan
studi dokumentasi. Dengan perbedaan-perbedan yang ada maka dapat
disimpulkan bahwa penelitian tentang implementasi good corporate
governance di BMT Tumang pada lembaga keuangan mikro syariah
khususnya BMT dengan mengambil judul “Implementasi Good Corporate
Governancedi BMT Tumang" ini berbeda dan belum pernah ada yang
melakukannya.
15
B. Kajian Teoritik
a. Pengertian Good Corporate Governance
Syakhroza (2005: 17) governance sebagai suatu sistem (yang
terbuka/open system) terdiri atas struktur (governance structure),
mekanisme (governance mechanism), dan prinsip-prinsip governance
(governance principles). Ketiga perangkat tersebut harus diupayakan
berjalan sebagai suatu kesatuan dalam bentuk governance system yang
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan internal dan eksternal dalam
mencapai tujuan organisasi yang di terapkan. Efektivitas perangkat
governance akan dinilai dari seberapa jauh sistem yang dibangun
menghasilkan governance outcomes yang diharapkan.
Kay dalam Sutedi (2011: 2) mendefinisikan Good Corporate
Governance merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan guna menciptakan nilai tambah bagi para pemangku
kepentingan perusahaan dan masyarakat sekitar.
Effendi (2009: 2) mendefiniskan GCG sebagai seperangkat sistem
yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai
tambah (value added) bagi para pemangku kepentingan. Good Corporate
Governance, yang selanjutnya disebut GCG, adalah suatu tata kelola Bank
yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency),
akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility),
profesional (professional), dan kewajaran (fairness) (Peraturan Bank
Indonesia No. 11/33/PBI/2009).
16
Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2004) dalam
Pedoman Umum Good Corporate Governance Perbankan Indonesia,
Good Corporate Governance adalah suatu proses dari struktur yang
digunakan oleh organ perusahaan guna memberikan nilai tambah pada
perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang bagi
pemegang saham dengan tetap memperlihatkan kepentingan stakeholder
lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan norma yang
berlaku.
Organization for Economic Corporation and Development
(OECD) dalam mendefinisikan Good Corporate Governance sebagai
suatu sistem yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan
kegiatan perusahaan. Corporate Governance mengatur pembagian tugas
hak dan kewajiban mereka yang berkepentingan terhadap kehidupan
perusahaan termasuk para pemegang saham, dewan pengurus, para
manajer, dan semua anggota stakeholder non pemegang saham.
Center for European Policy Study (CEPS) memformulasikan Good
Corporate Governance sebagai seluruh sistem yang dibentuk mulai dari
hak (right), proses, dan pengendalian, baik yang ada di dalam maupun di
luar manajemen perusahaan (Sutedi, 2011: 1).
b. Konsep Good Corporate Governance dalam Perspektif Ajaran Islam
Prinsip Good Corporate Governance dalam Islam juga sesuai
dengan yang dirumuskan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance
(KNKG).Prinsip-prinsip yang dirumuskan oleh KNKG adalah
17
transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi dan
keadilan.
Untuk melakukan penelitian atas konsep Good Corporate
Governance dalam perspektif ajaran Islam, maka penulis mencari data
tertulis dengan cara melakukan pengamatan sekilas, dari literature-
literature yang ada dan wawancara dengan Direktur Operasional BMT
Tumang yaitu Bapak Joko Sriyanto, Ketiga cara tersebut dianggap cukup
praktis bagi penulis dalam melakukan penelitian. Dan berdasarkan
penelitian yang dilakukan penulis maka diperoleh informasi sebagai
berikut:
1. Transparansi (transparency)
Di dalam akuntansi Islam transparasi juga disebut dengan
misdaqiyah yang artinya secara umum adalah menyiapkan hitungan-
hitungan akhir serta neraca-neraca keuangan (Syahadah, 2001:20).
Di dalam mengungkapkan keterangan-keterangan dan
informasi-informasi yang ada harus benar dan sesuai dengan realita
serta tidak ada kebohongan dan kecurangan, karena data-data tersebut
merupakan kesaksian, Secara berkesinambungan melakukan
sosialisasi dan mengedukasi masyarakat mengenai prinsip-prinsip,
produk, jasa perbankan syariah, dan manfaat bagi pengguna jasa
perbankan syariah
18
2. Akuntabilitas (accountability)
Dalam implikasi bisnis dan akuntansi adalah bahwa dalam
individu yang terlibat harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu
yang diperbuat kepada pihak-pihak yang terkait wujud dari
pertanggungjawaban biasanya berbentuk laporan keuangan. Dalam hal
accountability orang-orang Muslim mantap hatinya bahwa mereka
akan diperhitungkan mengenai apa yang mereka perbuat di dunia pada
Hari Akhir (kehidupan setelah mati). Dalam Islam, orang-orang
Muslim harus mengikuti kehendak Allah SWT dengan mencari rida-
Nya dalam seluruh kegiatannya (Bakar, 2007:744).
Dalam memandang penerapan corporate governance dari
perspektif Islam, maka direktur perusahaan, manajemen juga
auditorseharusnya menunjukkan tugas professional mereka dengan
tujuan memuaskan kebutuhan-kebutuhan shareholders dan Allah Swt.
Hal ini jelas bahwasannnya dalam praktek manajemen
perusahan semua Job Discription dari masing-masing pengurus harus
dapat dipertanggung jawabkan dan dapat diterima dengan baik.
3. Tanggung jawab (responsibility)
Wujud tanggung jawab dalam Islam adalah tanggung jawab
kepada Allah SWT, tanggung jawab kepada pemilik modal dan
tanggung jawab kepada diri sendiri.Nilai ini memastikan bahwa
pengelolaan lembaga keuangan syariah dilakukan dengan moralitas
yang menjunjung tinggi nilai kejujuran (Bakar, 2007:744).
19
Nilai ini menjaga dengan ketat prinsip kehati-hatian dan
kejujuran dalam mengelola dana yang diperoleh dari pemilik dana
(shahibul maal) sehingga timbul rasa saling percaya antara pihak
pemilik dana dan pihak pengelola dana investasi (mundharib). Upaya
tersebut dianggap sebagai suatu perbuatan yang baik dalam Islam,
sehingga setiap individu dalam lembaga harus memiliki rasa
pertanggungjawaban yang tinggi dalam pekerjaan mereka.
Dalam konteks ini lembaga BMT harus berhati-hati dalam
menentukan sebuah kebijakan dan langkah dalam menjalankan sistem
didalam kinerja sebuah lembaga, baik dari kepatuhan dalam
perundang-undangan yang berlaku maupun aturan secara khusu’ yang
diterapkan oleh kantor pusat, sehingga diharapkan tidak akan terjadi
penyimpangan di dalam kinerja.
4. Independensi (independency)
Wujud Independensi dalam Islam adalah dalam mengambil
keputusan harus objektif dan bebas dari segala tekanan dari pihak
manapun. Dalam hal mengambil keputusan stakeholder harus
memusyawarahkan dengan masing-masing stakeholder yang
berkepentingan dalam perusahaan. Nilai ini memastikan bahwa
pengelolaan BMT dilakukan secara professional dan kompetitif
sehingga menghasilkan keuntungan maksimum dalam tingkat risiko
yang ditetapkan oleh BMT. Termasuk di dalamnya adalah pelayanan
20
yang penuh dengan kecermatan dan kesantunan (ri’ayah) serta penuh
rasa tanggung jawab (mas’uliyah).
Dalam membuat keputusan haruslah adil dan tidak terpengaruh
oleh pihak manapun, penjelasan tersebut tercantum dalam ayat di atas
bahwa seorang mukmin harus patuh terhadap seruan Tuhannya,
maksudnya adalah pimpinan atau pengurus didalam BMT harus patuh
terhadap peraturan dan undang-undang yang berlaku bahwa seorang
pimpinan dalam memutuskan kebijakan harus independen yang
artinya tidak ada pengaruh dari pihak manapun atau keputusan
tersebut tidak dapat dipengaruhi oleh unsur apapun yang intinya tidak
berpihak kepada yang berkepentingan.
5. Kesetaraan (fairness)
Dalam konteks akuntansi data adil sangat berkaitan dengan
praktek moral yaitu kejujuran yang merupakan faktor dominan.Dapat
dijelaskan dalam pengertian keadilan sesuai dengan terjemahan dari
ayat di atas adalah BMT sebagai lembaga penerima dan penyalur dana
umat harus adil dalam menyalurkan, baik dalam penentuan nisbah
bagi hasil atau penyampaian kebijakan kepada stakeholders atau
anggota, diharapkan dengan diwujudkannya keadilan ini akan tercipta
budaya kinerja yang professional.
c. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Good corporate governance sebagaimana dimuat dalam Pedoman
Good Corporate Governance Perbankan Indonesia yang dikeluarkan oleh
21
Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance pada 17 Oktober 2004
adalah suatu tata kelola yang mengandung lima prinsip utama yaitu
keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), tanggungjawab
(responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness).
Hal ini juga termaktub dalam Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006
dan PBI No. 11/33/PBI/2009.
Prinsip Good Corporate Governance sebagai lembaga intermediasi
dan lembaga kepercayaan, dalam melaksanakan kegiatan usahanya bank
harus menganut prinsip keterbukaan (transparency), memiliki ukuran
kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan ukuran-ukuran yang konsisten
dengan corporate values, sasaran usaha dan strategi bank sebagai
pencerminan akuntabilitas bank (accountability), berpegang pada
prudential banking practices dan menjamin dilaksanakannya ketentuan
yang berlaku sebagai wujud tanggung-jawab bank (responsibility), objektif
dan bebas dari tekanan pihak manapun dalam pengambilan keputusan
(independency), serta senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh
stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran (fairness).
Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (2004) dalam
hubungan dengan prinsip tersebut bank perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
22
a. Keterbukaan (Transparency)
1) Bank harus mengungkapkan informasi secara tepat waktu,
memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah
diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya.
2) Informasi yang harus diungkapkan meliputi visi, misi, sasaran
usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan
kompensasi pengurus, pemegang saham pengendali, cross
shareholding, pejabat eksekutif, pengelolaan risiko (risk
management), sistem pengawasan dan pengendalian intern, status
kepatuhan, sistem dan pelaksanaan GCG serta kejadian penting
yang dapat mempengaruhi kondisi bank.
3) Prinsip keterbukaan yang dianut oleh bank tidak mengurangi
kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, rahasia jabatan, dan
hak-hak pribadi.
4) Kebijakan bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak
yang berkepentingan (stakeholders) dan yang berhak memperoleh
informasi tentang kebijakan tersebut.
b. Akuntabilitas (Accountability)
1) Bank harus menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-
masing organ organisasi yang selaras dengan visi, misi, sasaran
usaha dan strategi perusahaan.
23
2) Bank harus meyakini bahwa semuaorganisasi bank mempunyai
kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami
perannya dalam pelaksanaan GCG.
3) Bank harus memastikan terdapatnya check and balance system
dalam pengelolaan bank.
4) Bank harus memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank
berdasarkan ukuran-ukuran yang disepakati konsisten dengan
nilai perusahaan (corporate values), sasaran usaha dan strategi
bank serta memiliki rewards and punishment system.
c. Tanggung Jawab (Responsibility)
1) Untuk menjaga kelangsungan usahanya, bank harus berpegang
pada prinsip kehati-hatian (prudential banking practices) dan
menjamin dilaksanakannya ketentuan yang berlaku.
2) Bank harus bertindak sebagai good corporate citizen (perusahaan
yang baik) termasuk peduli terhadap lingkungan dan
melaksanakan tanggung jawab sosial.
d. Independensi (Independency)
1) Bank harus menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar
oleh stakeholder manapun dan tidak terpengaruh oleh
kepentingan sepihak serta bebas dari benturan kepentingan
(conflict of interest).
2) Bank dalam mengambil keputusan harus obyektif dan bebas dari
segala tekanan dari pihak manapun.
24
e. Kewajaran (Fairness)
1) Bank harus senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh
stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran
(equaltreatment).
2) Bank harus memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders
untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi
kepentingan bank serta mempunyai akses terhadap informasi
sesuai dengan prinsip keterbukaan.
d. Tujuan Dan Manfaat Good Corporate Governance
Tujuan GCG adalah menciptakan sistem pengendalian dan
keseimbangan (chekand balance) untuk mencegah penyalahgunaan dari
sumber daya perusahaan dan tetap mendorong terjadinya pertumbuhan
perusahaan.Corporate Governance yang efektif menciptakan sistem yang
dapat menjaga keseimbangan dalam pengendalian perusahaan, sehingga
dapat ditekan seminimal mungkin peluang-peluang terjadinya korupsi,
penyalahgunaan wewenang masing-masing organ perusahaan,
menciptakan insentif bagi manajemen untuk memaksimalkan produktivitas
penggunaan aset dan sumber daya lainnya, sehingga dicapai hasil usaha
yang maksimal (Sutedi, 2011: 125-126).
Adapun manfaat dalam pelaksanaan Good Corporate Governance
(GCG) yang akan diperoleh adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses
pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi
25
operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada
stakeholders.
2) Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah yang
pada akhirnya akan meningkatkan corporate value.
3) Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya
di Indonesia.
4) Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan
sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan deviden
(Zarkasyi, 2008: 25).
e. Unsur-unsur Good Corporate Governance
Menurut Sutedi (2011: 41-42), ada beberapa unsur-unsur dalam
corporate governance yang bisa menjamin berfungsinya Good Corporate
Governance:
a. Corporate Governance-Internal Perusahaan
Internal perusahaan adalah unsur-unsur yang berasal dari
dalam perusahaan dan merupakan unsur yang selalu diperlukan di
dalam perusahaan. Unsur-unsur internal perusahaan tersebut sebagai
berikut:
1) Pemegang saham
2) Direksi
3) Dewan komisaris
4) Manajer
5) Karyawan/serikat pekerja
26
6) Sistem remunerasi berdasar kinerja
7) Komite audit
Unsur-unsur yang selalu diperlukan di dalam perusahaan
antara lain yaitu:
1) Keterbukaan dan kerahasiaan (disclosure)
2) Transparansi
3) Accountability
4) Fairness
5) Aturan dari code of conduct.
b. Corporate Governance-External Perusahaan
Unsur-unsur yang berasal dari luar perusahaan dan unsur yang
selalu diperlukan di luar perusahaan, dinamakan Corporate
Governance-External Perusahaan. Unsur yang berasal dari luar
perusahaan adalah antara lain :
1) Kecukupan undang-undang dan perangkat hukum
2) Investor
3) Institusi penyedia informasi
4) Akuntan publik
5) Institusi yang memihak kepentingan publik bukan golongan
6) Pemberi pinjaman
7) Lembaga yang mengesahkan legalitas.
Unsur yang selalu diperlukan di luar perusahaan yaitu
meliputi:
27
1) Aturan dari code of conduct
2) Fairness
3) Accountability
4) Jaminan hukum.
f. Pilar Pendukung Good Corporate Governance.
Zarkasyi (2008: 36) menyatakan bahwa GCG diperlukan untuk
mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan, dan konsisten
dengan peraturan-undangan. GCG perlu didukung oleh tiga pilar yang
saling berhubungan, yaitu negara dan perangkatnya sebagai regulator,
dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan masyarakat pengguna produk dan
jasa dunia usaha. Lebih lanjut Zarkasyi (2008: 36) memberikan penjelasan
mengenai prinsip dasar yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pilar
adalah sebagai berikut:
1) Negara dan perangkatnya, peraturan perundang-undangan yang
menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan,
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum
secara konsisten.
2) Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai pedoman
dasar pelaksanaan usaha.
3) Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta pihak
yang terkena dampak dari keberadaan perusahaan, menunjukkan
kepedulian dan melakukan kontrol secara obyektif dan bertanggung
jawab.
61
BAB III
LAPORAN OBJEK
A. Sejarah BMT Tumang
Gagasan untuk mendirikan koperasi berbasis Islam ini diawali dari
perbincangan ringan beberapa warga desa Tumang yang bekerja dan
berdomisili di Jakarta, tepatnya di rumah Bapak Suryanto, S.H pada bulan
Februari 1997. Pada dasarnya pendirian BMT Tumang bukan hanya sekedar
meramaikan aktifitas perkoperasian pada saat itu, namun didasari
keprihatinan pendirinya atas sistem perekonomian dan tatanan kehidupan yang
dikedepankan pada masa orde baru yang ternyata tidak bisa memberikan
jawaban akan harapan terwujudnya masyarakat adil dan makmur.
Keprihatinan akan nasib masyarakat desa yang justru merupakan
mayoritas penduduk di Indonesia, khususnya di daerah Boyolali juga menjadi
perhatian pendiri BMT Tumang. Masyarakat desa kesulitan dalam mengakses
permodalan pembiayaan dari perbankan karena berbagai alasan penilaian yang
tidak rasional. Perbankan dalam hal ini dinilai lemah dalam komitmennya
menciptakan lingkungan usaha yang lebih adil dan lebih mensejahterakan
masyarakat.
Sementara itu, terkait dengan bunga perbankan juga menjadi kajian
tersendiri di kalangan umat Islam. Hal-hal tersebut juga sangat dirasakan oleh
masyarakat Desa Tumang. Terutama beberapa orang yang dalam menjalankan
ekonominya terjerat masalah dengan rentenir atau istilah masyarakat setempat
29
sering disebut dengan bank plecit. Persoalan riba atau bunga dari rentenir
itulah yang menjadi perhatian serius para pengurus dan pengelola BMT.
Setelah dilaksanakan beberapa kali pertemuan, pemilihan calon
pengelola dan sosialisasi pendirian, pada tanggal 1 Oktober 1998 Baitul Maal
wa Tamwil (BMT) Tumang mulai beroperasi dengan modal awal sebesar Rp.
7.050.000,- dengan lokasi kantor meminjam salah satu ruangan tidak terpakai
di Komplek Balai Desa Tumang, Cepogo, Boyolali. Pada awalnya modal
tersebut dikelola untuk pembiayaan kecil, tanpa jaminan, pembukuan dan
pelayanannya juga masih manual.Sedangkan untuk mencari tambahan
simpanan, menggunakan media bumbung dari bambu dan kotak kayu, yang
bertujuan agar anggota bisa menabung sedikit demi sedikit dengan adanya
bumbung tersebut, untuk penarikan simpanannya dilakukan setelah jam kerja
seminggu sekali.
Setelah beberapa saat operasional BMT Tumang berjalan, pada tanggal
10 April 1999, BMT Tumang mendapat badan hukum dari Departemen
Koperasi dengan Nomor: 242/BH/KDK.11.25/IV/ 1999 yang kemudian lebih
dikenal dengan nama KSU “BMT Tumang”. Pada awalnya selain berfungsi
untuk sektor pembiayaan, KSU BMT Tumang ada juga berfungsi untuk usaha
sektor riil alat penyewaan pemotong besi, penjualan asitilin untuk pengrajin
tembaga, penjualan perlengkapan jahit.
Pada tanggal 30 April 2002, BMT Tumang telah mendapatkan
pengesahan Perubahan Anggaran Dasar (PAD) dengan Nomor:
02/PAD/505/IV/2002. Dalam rentang waktu satu dasawarsa melayani umat,
30
BMT Tumang telah berkembang dengan sangat cepat, hingga akhir September
2008, BMT ini mencatat pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat
anggota telah mencapai lebih dari Rp. 9.000.000.000,-.
Pada tanggal 12 Januari 2011, BMT Tumang telah mendapatkan
Pengesahan dengan Keputusan Gubernur Nomor: 02/PAD/XIV/I/2011 tentang
Perubahan Anggaran Dasar dari Koperasi Serba Usaha tingkat Kabupaten
Boyolali menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) tingkat Propinsi
Jawa Tengah. Yang kemudian lebih dikenal dengan nama KJKS BMT
Tumang dan wilayah operasional sebelumnya hanya di Kabupaten Boyolali
meningkat di tingkat Provinsi Jawa Tengah, sehingga mulai tahun 2011 KJKS
BMT Tumang sudah bisa membuka cabang di luar Kabupaten Boyolali.
Terakhir pada tanggal 26 Oktober 2016, BMT Tumang menerima surat
dari Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Deputi Bidang
Kelembagaan. Dimana Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan (KSPPS) BMT
Tumang telah teracatat dalam Daftar Umum KoperasiNomor:155/Lap-
PAD/VIII/2016 tanggal 8 Agustus 2016. Perubahan Anggaran Dasar meliputi:
a. Perubahan nama yang semula Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT
Tumang menjadi Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS)
BMT Tumang,
b. Perubahan wilayah keanggotaan semula wilayah Provinsi Jawa Tengah
menjadi wilayah Lintas Provinsi. Sehingga mulai saat ini KSPPS BMT
Tumang sudah bisa membuka cabang baru di luar Provinsi Jawa Tengah.
31
Sampai saat ini KSPPS BMT Tumang tercatat memiliki 17 cabang,
160 pengelola BMT Tumang, dan 22.000 anggota yang tergabung di seluruh
cabang BMT Tumang baik anggota funding maupun finance, dengan aset saat
ini kurang lebih sebesar Rp. 120.000.000.000,-. Sungguh pencapaian yang
luar biasa yang dengan diawali dari modal usaha sebesar Rp. 7.050.000,- dan
dengan slogan “BMT Tumang untuk Indonesia”, maka mulai tahun 2017
mulai dirancang dan berikhtiar untuk mengembangkan sayap di luar Jawa
Tengah, meskipun visi awal pendirinya bersifat lokal dan spesifik
(mengentaskan rentenir di desa Tumang), sesuai dengan jati diri sebagai
lembaga dakwah melalui ekonomi syariah, mulai dirancang gagasan cabang
jauh.
Visi dan Misi BMT Tumang
Dalam rangka melanjutkan keberlangsungan operasi BMT serta untuk
mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi BMT Tumang di masa
depan, maka dirumuskanlah Visi dan Misi BMT Tumang sebagai gambaran
cita-cita, serta harapan yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu lima tahun
kedepan, yaitu periode tahun 2016-2020. Berikut adalah visi dan Misi BMT
Tumang:
a. Visi
BMT Tumang memiliki visi “Menjadi lembaga Keuangan Syariah yang
mandiri, terdepan dan sejahtera”.
Visi tersebut menggambarkan suatu semangat untuk membangun
ekonomi masyarakat (umat) dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
32
para anggota BMT melalui tata kelola yang baik, tangguh, dan terdepan
menuju kemandirian BMT dengan bercirikan syariah yang diridhoi
Allah SWT.
b. Misi
Untuk mencapai Visi tersebut telah dirumuskan 3 (tiga) Misi
sebagai berikut:
1) Mewujudkan lembaga keuangan syariah yang mandiri, terdepan,
amanah, dan sejahtera.
BMT Tumang berupaya mewujudkan sebuah lembaga
keuangan syariah yang terdepan (modern) dari segi pelayaan dan daya
dukung operasional. Mutu pelayanan dan daya dukung operasial
hendaknya sejajar atau lebih tinggi dengan lembaga keuangan
syariah/non syariah terkemuka. BMT Tumang akan berupaya secara
terus menerus meningkatkan lembaga BMT Tumang tanpa tergantung
pada pihak-pihak tertentu, namun mengandalkan pada kekuatan yang
dimiliki (mandiri) serta mampu memanfaatkan peluang yang ada
dengan bekerja cerdas dan keras. Dalam melaksanakan jasa layanan
keuangan syariah kepada masyarakat BMT mengutamakan norma-
norma kebaikan (amanah), memiliki kepekaan sosial yang tinggi
sehingga keberadaan BMT dapat memberikan nilai tambah bagi
pengguna jasa keuangan syariah serta dapat meningkatkan
kesejahteraan bagi anggota BMT serta masyarakat luas.
33
2) Membangun kualitas SDM yang tangguh, profesional dan berdaya
saing tinggi
Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan, BMT berupaya
membangun kapasitas SDM yang profesional yang memiliki tingkat
keahlian tinggi pada masing-masing bidang dan memiliki integritas
yang baik (tangguh, jujur, pekerja keras, bekerja dengan ikhlas dan
berjiwa amanah), sehingga memiliki daya saing tinggi dan mampu
menghadapi tantangan masa kini dan masa yang akan datang.
3) Mewujudkan pelayanan keuangan syariah yang unggul dengan
dukungan sistem informasi terkini dan sarana prasarana yang
memadai.
Untuk mendukung layanan keuangan syariah yang unggul,
BMT berupaya meningkatkan sarana prasarana yang memadai. Selain
tersedia sarana prasarana yang memadai layanan BMT perlu didukung
oleh ketersediaan infrastruktur teknologi informasi terkini (modern)
sesuai perkembangan zaman .
B. Identitas Lembaga dan Kelengkapan Organisasi
Identitas Lembaga BMT Tumang:
a. Nama Lembaga : KSPPS BMT TUMANG
b. Diresmikan pada tanggal : 30 September 1998,
c. Alamat Kantor Pusat : Jln. Boyolali-Semarang Km.01
Penggung, Boyolali, Jawa Tengah
d. Telepon/Fax : (0276) 323454 / 323336,
34
e. Website : www.bmttumang.com
f. Logo : Gambar 3.1. Logo BMT Tumang
g. Alamat Kantor Cabang :
1) Tumang, Jl. Melati 12 Tumang, Cepogo, Boyolali, Telp. 0276 323
335,
2) Cepogo, Jl. Boyolali – Magelang Km.10 Cepogo, Boyolali, Telp.
0276 323 454,
3) Boyolali, Jl. Pandanaran No. 299, Boyolali, Telp. 0276 323 034,
4) Ampel, Jl. Raya Ampel (Depan Pasar Ampel), Ampel, Boyolali,
Telp. 0276 330 626,
5) Andong, Jl. Raya Kacangan Andong, Boyolali, Telp. 0271
7893025,
6) Kartasura, Jl. Ahmad Yani No.83, Kartasura, Telp. 0271 784385,
7) Salatiga, Jl. Sukowai No.9, Salatiga Telp. 0298 312729,
8) Delanggu, Jl. Raya Solo–Jogja KM 21(selatan pasar delanggu)
Delanggu, Klaten,Telp. 0272554358,
9) Selo, Jl. Boyolali-Magelang KM.18,Selo Boyolali, Telp. 0276
3295240,
10) Suruh, Jl. Raya Suruh-Salatiga, Kab. Semarang (Timur Pasar
Suruh), Telp. (0298) 317434,
35
11) Solo, Jl. Brigjen Sudiarto 5/2, Joyosuran, Pasar Kliwon, Surakarta,
Telp. (0271) 642257,
12) Grabag, Jl.KH Siraj, Desa Krajan I, Grabag, Magelang, Telp.
(0293) 310830,
13) Simo, Jl. Singoprono Raya, Km. 01 Pelem Simo, Boyolali, Telp.
(0276) 3260086,
14) Karangpandan, Jl. Lawu No. 85 Karangpandan, Karanganyar,
15) Jatinom, Barat Pasar Gabus, Krajan Jatinom, Klaten,
16) Musuk, Jl. Raya Boyolali-Drajitan KM 5, Tampir Barat, Musuk,
Boyolali, Telp. (0276) 3280340,
17) Sragen, Jl. Raya Sukowai No. 323, Kauman Rt. 25 Rw. 08 Sragen
Wetan, Sragen. Telp. (0271) 8961279.
h. Kelengkapan Organisasi BMT Tumang:
1) Badan Hukum : 242/BH.KDK.11.25/IV/1999,
2) Perubahan Anggaran Dasar : 02/PAD/XIV/I/2011,
3) Nomor Pokok Wajib Pajak : 02.014.0381.4-527.000,
4) SIUP : 063/11.32/PK/X/2012,
5) TDP : 113324600215,
6) Jangkauan pelayanan : Lintas Provinsi,
7) Waktu Operasional : Hari Senin-Jum’at pukul 07.30-
16.00 WIB.
36
C. Struktur Organisasi
Organisasi BMT merupakan salah satu penunjang untuk tercapainya
tujuan organisasi atau perusahaan secara efektif dan efisien adalah
dibentuknya struktur organisasi. Struktur organisasi ini harus disesuaikan
dengan keadaan, kemampuan, dan perkembangan dari organisasi tersebut.
Dengan adanya struktur organisasi dapat diketahui sampai dimana wewenang
dan tanggung jawab yang dimiliki seseorang dalam menjalankan tugasnya.
Berikut adalah struktur organisasi BMT Tumang:
Gambar 3.2 Struktur Organisasi BMT Tumang
37
D. Penjabaran Tugas dan Wewenang Masing-Masing Bagian
Struktur organisasi dibentuk agar dapat memperjelas jalur komunikasi,
wewenang dan tanggung jawab yang memungkinkan adanya kerjasama yang
terkoordinasi antara satu sama lain untuk mencapai satu tujuan umum
perusahaan. Berikut ini komponen struktur organisasi BMT Tumang:
a. Rapat Anggota
Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam lembaga
koperasi.Keanggotaan diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Koperasi. Keanggotaan koperasi melekat pada diri anggota sendiri
dan tidak dapat dipindahkan kepada orang lain dengan dalih apapun.
Setiap anggota harus tunduk kepada ketentuan dalam AD/ART Koperasi,
peraturan khusus dan keputusan-keputusan rapat anggota. Tugas Rapat
Anggota BMT Tumang antara lain:
1) Mengevaluasi kinerja Koperasi secara keseluruhan selama 1 (satu)
tahun
2) Memberikan catatan hasil kinerja selama 1 (satu) tahun kepada
pemangku kepentingan.
Wewenang Rapat Anggota BMT Tumang antara lain:
1) Mengesahkan Rencana Kerja dan Rencana anggaran dan
Pendapatan Koperasi untuk tahun buku berikutnya dan peninjauan
Anggaran belanja untuk tahun buku yang berjalan. Penetapan
pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)
38
2) Pemilihan dan pengangkatan anggota pengurus (jika masa
jabatannya telah selesai).
Rapat Anggota yang dilaksanakan tiap tahun setelah tutup buku
tahunan disebut RAT (Rapat Anggota Tahunan) yang biasanya
dilaksanakan pada bulan Maret tahun berikutnya dan pelaksanaan RAT
tahun ini dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2017.
b. Pengurus
Pengurus adalah penerima amanat anggota untuk menjalankan
organisasi dan usaha koperasi dengan berlandaskan pada RK-RAPB
(Rencana Kerja–Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja) yang
diputuskan atau ditetapkan dalam rapat anggota. Tugas pengurus BMT
Tumang antara lain :
1) Menyelenggarakan RAT,
2) Menyusun/ merumuskan kebijakan umum untuk mendapat
persetujuan Rapat Anggota,
3) Menyelenggarakan Rapat Pengurus untuk:
a) Evaluasi bulanan dan perkembangan kinerja BMT Tumang
b) Menentukan dan membuat kebijakan strategi BMT Tumang
4) Menandatangani dokumen dan surat yang berhubungan dengan
BMT Tumang.
Wewenang pengurus BMT Tumang antara lain:
1) Bersama pengurus yang lain mengangkat, memberi sanksi dan
memberhentikan pengelola BMT Tumang,
39
2) Menyetujui/ menolak mengenai:
a) Pembiayaan yang nilainya diatas wewenang Manajer Utama,
b) Kebijakan baru BMT Tumang dengan pertimbangan dari
sekretaris dan bendahara,
c) Kerjasama dengan pihak lain (investor dari luar) yang
diusulkan Manajer.
3) Mengesahkan laporan bulanan yang diajukan Manajer Utama.
c. Pengawas
Pengawasan memiliki peranan mengawai atas aktivitas koperasi
baik tentang keorganisasian ataupun usaha dilakukan dengan terencana
atau mendadak.
1) Pengawas Manajemen
Tugas pengawas manajemen BMT Tumang antara lain:
a) Melakukan monitoring setiap saat dan audit internal minimal
satu kali dalam satu tahun,
b) Memberikan pengarahan terhadap pengangkatan Pengelola,
penyusunan anggaran dan rencana kerja,
c) Memberikan pengarahan terhadap permohonan pembiayaan
yang tidak dapat diputuskan oleh pengurus.
Wewenang pengawas manajemen BMT Tumang, yaitu
mengawasi dan memeriksa laporan keuangan dan aspek manajemen
lainnya.
2) Pengawas Syariah.
40
Tugas pengawas syariah BMT Tumang antara lain:
a) Melakukan monitoring setiap saat dan audit internal minimal satu
kali dalam satu tahun,
b) Memberikan masukan dan pengarahan terhadap pengangkatan
pengelola, penyusunan anggaran dan rencana kerja,
c) Memonitor kegiatan BMT dan memberikan arahan yang berkaitan
dengan aspek syariah.
Wewenang pengawas syariah BMT Tumang adalah
memotivasi dan memeriksa kegiaan BMT agar sesuai dengan kaidah
syariah Islam.
d. Manajer Utama
Manajer utama adalah orang yang memiliki wewenag yang tinggi
dalam pelaksanaan kegiatan diseluruh cabang BMT Tumang. Manajer
Utama di BMT Tumang adalah Bapak Adib Zuhari, S.Sos, M.Si.Fungsi
Manajer Utama adalah menampung aspirasi, saran, kritik dan menentukan
sikap untuk kemajuan BMT Tumang.
Tugas manajer utama BMT Tumang antara lain :
1) Menjabarkan kebijaksanaan umum BMT yang telah disetujui
Pengurus, dan untuk hal-hal prinsipil disetujui oleh Pengawas atau
Rapat Anggota,
2) Menyusun dan mengusulkan rancangan anggaran BMT dan rencana
kerja untuk tahun buku yang akan datang kepada pengurus yang
selanjutnya akan dibawa pada rapat anggota,
41
3) Menyusun dan meminta persetujuan Pengurus tentang pembukaan
Rekening Bank dan penandatanganan Rekening simpanan BMT pada
Bank secara bersama-sama,
4) Membuat laporan secara periodik kepada pengurus,
5) Menyampaikan laporan keuangan dan laoran tingkat kesehatan BMT
secara periodik kepada Pengawas Manajemen.
Wewenang manajer utama BMT Tumang antara lain:
1) Menyetujui pembiayaan sampai dengan jumlah Rp. 150.000.000,-, dan
lebih dari jumlah tersebut harus dengan persetujuan Rapat Pengurus.
2) Mengajukan usulan produk baru pembiayaan dan tabungan.
e. Internal Audit
Internal audit BMT Tumang memiliki peran mengontrol dan
meneliti aliran kas dan pendapatan BMT diseluruh cabang, sedangkan
tugas internal audit BMT Tumang antara lain:
1) Pengumpulan data atau informasi mengenai pencatatan, klarifikasi,
penyusunan laporan keuangan yang terdiri dari Neraca, Daftar Laba /
Rugi, Arus Kas, Perubahan Modal, CAR, serta laporan lain yang
diperlukan.
2) Memastikan bahwa semua kebijakan, rencana dan prosedur koperasi
telah benar-benar ditaati.
3) Memastikan bahwa semua harta milik koperasi telah dipertanggung
jawabkan dan dijaga dari semua kerugian.
42
4) Menerima pemberitahuan tentang adanya proses nota debet / nota
kredit.
Wewenang internal audit BMT Tumang antara lain:
1) Dapat menggunakan fungsi pengawasan sebagai alat kontrol
mekanisme operasional.
2) Meminta data/informasi yang berkaitan dengan hal audit kepada
manajemen koperasi.
f. Manajer Operasional
Fungsi dari manajer operasional adalah Merencanakan,
mengarahkan, mengontrol serta mengevaluasi seluruh aktivitas di bidang
operasional baik yang berhubungan dengan pihak internal maupun
eksternal yang dapat meningkatkan profesionalisme BMT khususnya
dalam pelayanan terhadap mitra maupun anggota BMT. Tugas dari
manajer operasional BMT Tumang adalah sebagai berikut:
1) Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service excellence)
kepada mitra atau anggota BMT Tumang
2) Evaluasi dan penyelesaian seluruh permasalahan yang ada dalam
operasional BMT Tumang,
3) Pengarsipan surat masuk dan keluar serta notulasi rapat manajemen
dan rapat operasional. (Buku Standart Operasional Prosedur).
Wewenang manajer operasional BMT Tumang antara lain:
1) Mengeluarkan biaya operasional rutin dalam batas wewenang,
43
2) Menyetujui pengeluaran kas untuk penarikan tabungan dalam batas
weweanang,
3) Melakukan kontrol terhadap kehadiran pengelola,
4) Memeriksa seluruh laporan dalam bidang operasional.
g. Manajer Marketing
Peran manajer marketing adalah untuk memimpin dan bertanggung
jawab terhadap seluruh proses kegiatan marketing agar target perusahaan
tercapai. Tugas manajer marketing BMT Tumang antara lain:
1) Pencapaian target marketing baik funding maupun lending,
2) Penyelenggaraan rapat koordinasi marketing dan penyelesaian
permasalahan ditingkat marketing,
3) Penilaian dan evaluasi kinerja bagian marketing.
Wewenang manajer marketing BMT Tumang antara lain:
1) Memberikan usulan untuk pengembangan pasar,
2) Menentukan target funding dan lending bersama dengan Manajer
Utama.
h. Manajer Cabang
Manajer cabang adalah seorang yang memiliki wewenang tertinggi
di suatu cabang BMT Tamang. Fungsi dari manajer cabang adalah
melaksanakan kegiatan pelayanan kepada anggota serta melakukan
pembinaan agar pembiayaan yang diberikan tidak macet. Adapun tugas
manajer cabang BMT Tumang adalah sebagai berikut:
44
1) Menjabarkan kebijaksanaan umum BMT yang telah disetujui Manajer
Utama,
2) Menyusun dan mengusulkan rancangan anggaran BMT cabang dan
rencana kerja untuk tahun buku yang akan datang kepada Manajer
Utama,
3) Menyusun dan meminta persetujuan Manajer Utama tentang peraturan
wewenang Komite Pembiayaan,
4) Mengajukan usul kepada Manajer Utama tentang jenis atau produk
baru untuk disetujui penggunaannya,
5) Membuat laporan secara periodik kepada Manager Utama.
Wewenang manajer cabang BMT Tumang antara lain:
1) Menyetujui pembiayaan sampai dengan jumlah Rp 25.000.000,-, dan
lebih dari jumlah tersebut harus mendapatkan persetujuan Manajer
Utama,
2) Mengajukan usulan produk baru pembiayaan dan tabungan,
3) Mengusulkan promosi, mutasi, demosi dan pemberhentian Pengelola
BMT cabang.
i. Marketing (Funding dan Finance)
Merupakan salah satu bagian pekerjaan di perbankan yang
memiliki fungsi dan tugas memperkenalkan, mempromosikan, meluaskan
jaringan/relasi, untuk memasarkan produk dana. Adapun Tugas marketing
(funding dan finance) antara lain:
1) Menjalankan tugas lapangan yaitu menawarkan produk BMT.
45
2) Mengatur rute kunjungan harian.
3) Melaporkan kendala-kendala yang dihadapi dilapangan kepada
Manajer cabang.
4) Menyimpan dokumen terkait sesuai dengan standar baku.
Wewenang marketing (funding dan finance) antara lain:
1) Mengusulkan strategi pemasaran untuk jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang.
2) Melakukan negosiasi bagi hasil kepada anggota sesuai dengan
kebijaksanaan pemasaran.
j. Kasir / Teller
Fungsi dari teller adalah bertindak sebagai penerima uang dan juru bayar,
serta diharuskannya mengetahui semua jenis pekerjaan. Adapun tugas teller BMT
Tumang antara lain:
1) Menerima atau menghitung uang dan membuat bukti penerimaan,
2) Melakukan pembayaran sesuai dengan perintah keluar,
3) Melayani dan membayar pengambilan simpanan,
4) Membuat buku kas harian,
5) Bertanggung jawab penuh pada aset BMT yaitu uang brankas, surat
jaminan nasabah dan teller room,
6) Melaporkan hasil progress harian,
7) Membuat input data, daftar kolektibilitas pembiayaan dan surat akad
pembiayaan,
46
8) Setiap akhir kerja menghitung uang yang ada dan meminta
pemeriksaan kepada manajer cabang.
Wewenang teller BMT Tumang antara lain:
1) Mengatur pola administrasi yang efektif.
2) Mengajukan pengeluaran kas kepada manajer cabang.
k. Customer Service (CS)
Customer service atau sering di sebut dengan CS adalah salah satu
pekerjaan yang ada di perbankan atau perkantoran yang berperan
memberikan informasi kepada pengunjung atau nasabah. Adapun Tugas
customer service BMT Tumang antara lain:
1) Memberikan pelayanan paripurna kepada anggota sesuai dengan
tugas dan kewenangannya.
2) Memberikan informasi kepada anggota baik penarikan maupun
penyetoran (simpanan atau angsuran).
Wewenang customer service BMT Tumang antara lain:
1) Mengatur pola administrasi CS yang efektif.
2) Mengusulkan pola pelayanan yang efektif dan efisien kepada
Manajer Cabang.
l. Manajer Maal
BMT selain bertugas menghimpun dana untuk mendapatkan provit
juga menghimpun dana dan menyalurkan dana yang bersifat non profit.
Maka dari itu setiap BMT memiliki devisi maal, adapun tugas manajer
maal BMT Tumang antara lain:
47
1) Menyiapkan konsep pengelolaan baitul maal secara tepat yang
disesuaikan dengan kondisi ummat yang ada disetiap lingkungan
dengan tetap mengacu pada kaidah baku syariah Islam, dan
menjadikan sebagai bagian dari dakwah.
2) Menyiapkan seluruh dokumen yang diperlukan agar setiap transasksi
tercatat dengan baik, rapi dan dapat dipertanggung jawabkan.
3) Mengatur pemasukan dan pengeluaran dana Maal, serta membuat
laporan secara teratur kepada Manajer Utama atau donatur bila
diperlukan.
Wewenang manajer maal BMT Tumang antara lain:
1) Menghubungi anggota masyarakat untuk dakwah.
2) Menetapkan pendistribusian Maal kepada yang berhak.
m. Staf Bidang Maal
Adapun tugas staf bidang maal BMT Tumang antara lain:
1) Mengupayakan penggalian dana dari masyarakat dalam hal zakat,
infaq dan shodaqoh.
2) Mengatur pemasukan dan pengeluaran dana Maal.
3) Mengupayakan pengembangan sumber dana Maal.
Wewenang staf bidang maal BMT Tumang antara lain:
1) Mengatur pola pendistribusian dana Maal.
2) Mengajukan anggara kepada Manajer Utama untuk kebutuhan dana
Maal.
48
Dalam staf bidang maal di BMT Tumang terdapat 4 staf bidang,
yaitu:
1) Staf Bidang Administrasi
2) Staf Bidang Pendidikan dan Sosial Dakwah
Staf bidang pendidikan dan dakwah memiliki program
kerja pelatihan, beasiswa dhuafa pendidikan, bantuan madrasah,
media sosialisasi BMT melalui majalah buletin, tanggap bencana,
bakti sosial, bantuan masjid, santunan fakir miskin, santunan anak
yatim, dan santunan kesehatan.
3) Staf Bidang Pemberdayaan Umat
Staf bidang pendidikan dan dakwah memiliki program kerja
POKUSMA yaitu program pendampingan dan usaha kepada kelompok
dhuafa, dan pondok entrepreneur yaitu program mencetak para
entrepreneur dari kalangan dhuafa.
4) Staf Bidang MKU
Staf bidang pendidikan dan dakwah memiliki program kerja
MKU (membangun keluarga utama), yaitu program yang bertujuan
untuk membentuk keluarga utama yang sejahtera secara finansial
maupun spiritual baik untuk pengelola maupun anggota.
49
E. Produk-produk BMT Tumang
Di dalam BMT Tumang terdapat berbagai jenis macam produk yang
ditawarkan. Mulai dari produk untuk pendanaan dan juga produk untuk
tabungan, macam-macamnya adalah sebagai berikut:
1. Produk Simpanan BMT Tumang
Simpanan merupakan sarana untuk menggali potensi dana dari
masyarakat, untuk kemudian difungsikan secara profesional guna
meningkatkan taraf hidup masyarakat lainnya, sehingga saling
menguntungkan. Beberapa bentuk simpanan maupun tabungan dari BMT
Tumang, yaitu:
a. Simpanan Mudharabah Al Mutlaqoh
Simpanan mudharabah al mutholaqoh adalah simpanan
berdasarkan kaidah syari’ah mudharabah al-muthlaqah, dimana
mudharib memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang untuk
memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk pembiayaan
secara produktif, dapat memberikan manfaat pada anggota yang lain
secara halal dan profesional. Laba dari pembiayaan dibagi antara
anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati di
awal. Simpanan ini dapat diambil sewaktu-waktu.
1) Manfaat Mudharabah Al Mutlaqoh:
a) Aman, menguntungkan dan InsyaAllah barokah,
b) Bagi hasil yang kompetitif (bersaing) sesuai dengan ketentuan
syariah,
50
c) Menolong sesama tanpa harus mengurangi keuangan anda,
d) Bebas biaya administrasi.
2) Syarat Pembukaan Smpanan Mudharabah Al Mutlaqoh:
a) Menjadi anggota BMT Tumang,
b) Membayar simpanan pokok Rp. 10.000,- dan simpanan wajib
Rp. 5.000,-
c) Setoran selanjutnya minimal Rp. 1.000,-
d) Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening,
e) Perorangan melampirkan fotocopy KTP atau identitas diri
lainnya,
f) Lembaga menyerahkan identitas yang ditentukan oleh KSPPS
BMT Tumang.
3) Bagi Hasil Simpanan Mudharabah Al Mutlaqoh:
a) InsyaAllah halal dan barokah,
b) Anggota penyimpan akan mendapatkan bagi hasil simpanan
sesuai dengan kesepakatan.
c) Besarnya bagi hasil simpanan ditetapkan menurut keuntungan
KSPPS BMT Tumang dengan nisbah antara BMT : anggota
adalah 70 : 30.
d) Bagi hasil yang dimaksud akan diperhitungkan setiap akhir
bulan dan akan ditambahkan secara otomatis ke rekening
simpanan anggota setiap awal bulan.
51
Dalam simpanan mudharabah al mutlaqoh terdapat
beberapa produk yang ditawarkan BMT Tumang, yaitu: Simpanan
Sukarela (Sikala), Simpanan Idul Fitri, Simpanan Idul Qurban,
Simpanan Pendidikan, Simpanan Haji, dan Simpanan Menikah.
b. Simpanan Mudharabah Berjangka
Simpanan mudharabah berjangka (deposito) adalah simpanan
berdasarkan kaidah syari’ah mudharabah al-muthlaqah, dimana
mudharib memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang untuk
memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk pembiayaan
secara produktif, dapat memberikan manfaat pada anggota yang lain
secara halal dan profesional. Laba dari pembiayaan dibagi antara
anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati di
awal.
1) Manfaat Mudharabah Berjangka
a) Aman, manfaat, menguntungkan dan InsyaAllah barokah,
b) Bagi hasil yang kompetitif (bersaing) sesuai dengan ketentuan
syariah,
c) Menolong sesama tanpa harus mengurangi keuangan anda,
d) Bebas biaya administrasi.
2) Syarat Pembukaan Mudharabah Berjangka
a) Menjadi anggota BMT Tumang,
b) Impanan minimal Rp. 1.000.000,-
c) Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening,
52
d) Melampirkan fotocopy KTP atau identitas diri lainnya.
3) Bagi Hasil Simpanan Mudharabah Berjangka
a) InsyaAllah halal dan barokah,
b) Bagi hasil akan dipindah bukukan ke rekening simpanan
mudharabah biasa setiap tanggal 1
Tabel 3.1 Ketentuan Nisbah Simpanan
Mudharabah Berjangka
Jangka Waktu Nisbah Penyimpanan
1 Bulan 35%
3 Bulan 40%
6 Bulan 42,5%
12 Bulan 45%
c. SiMudaMaPan
Si Muda MaPan adalah produk simpanan di BMT Tumang
dengan prinsip akad mudharabah mutlaqah, yaitu perjanjian
mudharabah yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi
tidak terikat). Simpanan tersebut direncanakan khusus untuk
kebutuhan anggota di waktu yang akan datang.
1) Manfaat SiMudaMaPan
a) Dengan akad mudharabah muthlaqah penyimpan dapat
memperoleh bagi hasil dari hasil usaha BMT Tumang yang
insyaAllah halal dan barokah,
53
b) Bagi hasil yang diterima setiap bulannya akan ditambahkan ke
simpanan, sehingga akan meningkatkan saldo pokok simpanan,
yang secara otomatis akan menambah agi hasil secara
proporsional,
c) Untuk simpanan jangka waktu minimal 3 tahun akan
mendapatkan manfaat khusus yaitu akan dimasukkan ke dalam
Keluarga Peduli Pendidikan, diantaranya:
(1) Setiap tahun ajaran baru akan mendapatkan bingkisan
peralatan sekolah,
(2) Anggota yang sakit (opname) akan mendapatkan santunan
Rp.200.000,
(3) Anggota yang meninggal dunia akan mendapatkan
santunan sebesar Rp.1.000.000,-
(4) Setiap anak didik yang berprestasi bisa diusulkan
mendapatkan bea siswa dari Divisi Maal.
2) Ketentuan Si Muda Mapan
a) Menjadi anggota BMT TUMANG
b) Setoran minimal setiap bulan Rp.50.000,-
c) Jangka waktu dan ketentuan nisbah bagi hasil penyimpan
Tabel 3.2 Nisbah Ketentuan Jangka Waktu
SiMudaMapan
Jangka Waktu Nisbah Penyimpanan
1 Tahun 35%
54
2 Tahun 40%
3-5 Tahun 45%
6-9 Tahun 46%
10-12 Tahun 47,5%
Lebih dari 12 Tahun 48%
Dari bagi hasil yang seharusnya diterima, 2,5% disisihkan
untuk infaq sosial yang akan dimasukan ke bagian Maal BMT
Tumang. Ilustrasi penerimaan bagi hasil Si Muda Mapan:
Simpanan : Rp.100.000,- per bulan,
Waktu : 6 tahun,
Nisbah : 46 %.
Tabel 3.3 Ilustrasi Penerimaan Bagi Hasil
Si Muda Mapan
Tah
un
Pokok
Simpanan
Perkiraan
BaHas
ZIS Perkiraan
BaHas
Bersih
Jumlah
pokok
&Perk.
BaHas
1 1,200,000 71,720 1,793 69,927 1,269,927
2 2,400,000 312,776 7,819 304,956 2,704,956
3 3,600,000 745,181 18,630 726,552 4,326,552
4 4,800,000 1,939,814 34,845 1,358,969 6,158,569
5 6,000,000 2,286,786 57,170 2,229,616 8,229,615
6 7,200,000 3,455,862 86,397 3,369,466 10,569,466
*) bagi hasil diperoleh berdasarkan perhitungan data bulan Juni 2016
**) indeks bagi hasil tipa bulan akan berubah, sesuai pendapatan BMT
2. Produk Pembiayaan BMT Tumang
55
Sebagai lembaga keuangan syariah BMT Tumang tidak hanya
menampung dana dari masyarakat, tetapi juga menyalurkan dana ke
masyarakat. Penyaluran dana ini biasanya dilakukan oleh BMT Tumang
dalam bentuk pembiayaan-pembiayaan terhadap usaha yang dijalankan
oleh masyarakat. Beberapa jenis pembiayaan yang dikeluarkan oleh BMT
Tumang yaitu:
a. Pembiayaan Investasi
Transaksi pembiayaan investasi di BMT Tumang dapat
dilakukan dalam 2 jenis transaksi, yakni:
1) Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha antara dua
pihak, dimana pihak pertama yang menyediakan seluruh modal
(BMT) dan pihak kedua yang bertindak selaku pengelola
(anggota). Keuntungan usaha dibagi diantara mereka sesuai
kesepakatan yang dituangkan kedalam kontrak.
2) Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah merupakan bentuk kerjasama pengkongsian dana
yang dilakukan oleh dua atau lebih anggota untuk melakukan usaha
tertentu, masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang telah
disepakati, sedangkan kerugian ditanggung oleh semua pihak sebesar
modal yang disertakan dalam usaha tersebut. Dalam aplikasinya
digunakan untuk modal kerja dan investasi, dana dari BMT
56
merupakan pertisipasi BMT dalam usaha yang dikelola anggota dan
BMT berhak ikut serta dalam mengelola usaha.
b. Pembiayaan Jual Beli
Ada beberapa konsep jual beli yang diperbolehkan dalam
Islam, berikut adalah pembiayaan dengan konsep jual beli yang
ditawarkan BMT Tumang:
1) Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah salah satu produk pembiayaan BMT
Tumang, dimana nasabah menjalin kerja sama dengan pihak BMT
untuk memenuhi kebutuhan pembelian barang atau peminjaman
uang, dengan jaminan dan ketentuan yang telah disepakati bersama
didalam akad. Margin pembiayaan dan harga pokok barang
diketahui kedua belah pihak secara terang-terangan atau
transparan. Besarnya angsuran disesuaikan dengan kemampuan
nasabah.
2) Pembiayaan Salam
Salam adalah akad pembelian (jual-beli) yang dilakukan
dengan cara, pembeli melakukan pemesanan pembelian terlebih
dahulu atas barang yang dipesan/ diinginkan dan melakukan
pembayaran dimuka atas barang tersebut, baik dengan cara
pembayaran sekaligus ataupun dengan cara mencicil, yang
keduanya harus diselesaikan pembayarannya (dilunasi) sebelum
57
barang yang dipesan/ diinginkan diterima kemudian. (Pengantaran
barang (delivery) dilakukan dengan cara ditangguhkan).
3) Pembiayaan Istishna
Istishna adalah akad bersama produsen untuk suatu
pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau akad jual beli suatu
barang yang akan dibuat terlebih dahulu oleh pembuat (produsen)
yang juga sekaligus menyediakan kebutuhan bahan baku
barangnya. Jika bahan baku disediakan oleh pemesan, akad ini
menjadi akad ujrah (upah)
c. Pembiayaan Jasa / Sewa
Selain pembiayaan investasi dan jual-beli, dari BMT Tumang
juga menyediakan produk pembiayaan jasa atau sewa yang terdiri dari:
1) Pembiayaan Ijarah
Ijarah adalah pemilikan hak atas manfaat dari penggunaan
sebuah asset sebagai ganti dari pembayaran. Pengertian sewa
(ijarah) adalah sewa atas manfaat dari sebuah asset.
2) Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Pembiayaan ini adalah bentuk kerjasama perjanjian antara
pihak bank sebagai lessor (pihak yang menyewakan) dengan
nasabah sebagai lessee (pihak penyewa). Dalam aplikasinya pihak
penyewa bersedia untuk membayar uang sewa atas barang atau
jasa yang telah diterimanya, dan pada akhir masa sewa terjadi
58
pemindahan hak kepemilikan dari pihak bank kepada penyewanya
tersebut.
d. Pembiayaan Qardh
Selain mencari keuntungan dengan akad tijarah, BMT
Tumang juga menerapkan akad tabaru’ atau akad kebaikan dalam
pembiayaan, salah satunya akad qardhul hasan. Qardhul hasan
merupakan bentuk perjanjian pemberian pinjaman dari bank
kepada nasabah dengan kewajiban nasabah mengembalikan
pinjaman tersebut sebesar pokok sesuai dengan jangka waktu baik
secara tunai maupun angsuran. Dalam BMT Tumang akad ini
ditawarkan dalam bentuk produk pokusma.
Dari beberapa produk pembiayaan yang ditawarkan oleh
BMT Tumang, semuanya diaplikasikan dalam pembiayaan yang
diajukan anggota sesuai kegunaannya, akan tetapi yang sering
digunakan adalah akad murabahah dan ijarah. Besarnya margin
(nisbah) ditentukan bersama antara anggota dan pihak BMT,
anggota diperbolehkan menawar margin yang ditetapkan BMT.
Berikut adalah syarat pengajuan produk pembiayaan yang
ditawarkan oleh BMT Tumang:
1) Menjadi anggota KSPPS BMT Tumang,
2) Mempunyai usaha produktif,
59
3) Mengisi formulir permohonan dilampiri fotocopy suami istri
dan kartu keluarga, fotocopy agunnan, rekening pembayaran
listrik,
4) Bersedia di survey,
5) Mempunyai agunan/jaminan (sertifikat atau BPKB), kecuali
akad qardhul hasan tidak menggunakan agunan.
F. Kondisi Sumber Daya Manusia BMT Tumang
Berikut adalah data pengelola BMT Tumang, sampai dengan akhir
tahun 2016 jumlah SDM (pengelola) tercatat 166 pengelola yang terdiri dari
76 orang pengelola laki-laki dan 90 orang pengelola perempuan. Berikut
adalah susunan Pengawas, Pengurus dan Pengelola BMT Tumang:
1. Pengawas Syariah, Pengawas Manajemen dan Pengurus
a. Pengawas Syariah
1) Drs. H. Munir Asrori
2) H. MS Zuhri
3) H. Ali Sya’ni, BA
b. Pengawas Manajemen
1) H. Soeryanto, SH
2) Edi Darmasto, SE. Akt
3) H. Sismanto, SE
4) H. M Muchlas, SH.MH
5) Aris Munandar, SE
c. Pengurus
60
1) Ketua : Dwi Rochmi, S.Pd.MM
2) Sekertaris : Rofiq Ridhoni, S.Kep
3) Bendahara : H. Munawir, A.Ma.Pd
2. Pengelola KSPPS BMT Tumang sampai akhir tahun 2016
Tabel 3.4 SDM Pengelola BMT Tumang
No Jabatan Jumlah
1 Direktur Utama 1
2 Manajer Area 3
3 Litbang dan Promosi 4
4 Legal dan OP Pembiayaan 4
5 Divisi Personalia dan Adm. Umum 6
6 Divisi Keuangan dan Sistem Informasi 6
7 Divisi Maal 7
8 Manajer Cabang 17
9 Marketing 84
10 CSBO/ Teller, Admin 34
61
BAB 1V
ANALISIS DATA
A. Penerapan Good Corporate Governance dalam Islam di BMT Tumang
Untuk melakukan penelitian atas implementasi prinsip-prinsip Good
Corporate Governance di BMT Tumang, maka penulis mencari data tertulis
dengan cara melakukan pengamatan sekilas dan wawancara dengan Direktur
Operasional BMT Tumang yaitu Bapak Joko Sriyanto, Kedua cara tersebut
dianggap cukup praktis bagi penulis dalam melakukan penelitian. Dan
berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis tentang “Implementasi prinsip-
prinsip Good Corporate Governance di BMT Tumang”, maka diperoleh
informasi dari hasil wawancara yaitu, (Sriyanto, 5/6/2017):
1. Transparansi (transparency)
Wujud nyata prinsip transparansi yang dilakukan oleh BMT
Tumang adalah BMT Tumang telah bersikap terbuka dan
bertanggungjawab terhadap masyarakat sekitar. Hal ini dilakukan
memerlukan langkah-langkah yang tegas dalam mengurangi peraturan dan
prosedur yang menghambat kreativitas masyarakat, memberi kesempatan
kepada masyarakat untuk dapat berperan serta dalam proses penyusunan
peraturan kebijakan, pelaksanaan, pengawasan pembangunan, serta
dilakukan secara riil dan adil sesuai aspirasi dan kepentingan masyarakat.
Prinsip transparansi ini tidak hanya berhubungan dengan hal-hal yang
menyangkut keuangan, adapun wujud nyata transparansi lainnya adalah:
a) Keterbukaan Informasi dalam rapat.
62
b) Keterbukaan prosedur.
c) Keterbukaan register.
d) Keterbukaan menerima peran serta masyarakat.
Dalam hal ini, masyarakat dipercaya oleh BMT untuk
memberikan informasi mengenai BMT kepada masyarakat sekitar.
Dan juga sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya.
Implementasi prinsip transparansi di BMT Tumang juga
diwujudkan dengan ada kesesuaian antar produk yang ditawarkan dengan
realisasi yang diterima oleh anggota dan memberikan kesempatan kepada
anggota untuk bertanya tentang hal-hal yang kurang atau tidak dimengerti
anggota oleh pihak BMT.
2. Akuntabilitas (accountability)
Pada BMT Tumang, prinsip akuntabilitas ini memuat
kewenangan-kewenangan yang harus dimiliki oleh manajer beserta
kewajiban-kewajibannya kepada stakeholders. Manajer bertanggung
jawab atas keberhasilan pengelolaan BMT dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan oleh BMT. Manajer juga bertanggung jawab atas
keberhasilan pengawasan dan wajib memberikan nasehat kepada
karyawan atas pengelolaan BMT sehingga tujuan BMT Tumang dapat
tercapai.
Implementasi prinsip akuntabilitas di BMT Tumang juga
diwujudkan dengan adanya tanggung jawab yang jelas dari masing-masing
jajaran yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi BMT
63
Tumang serta adanya pemahaman dari karyawan BMT Tumang mengenai
tugas dan fungsinya dalam kapasitasnya menjelaskan produk-produk yang
sesuai dengan kebutuhan anggota, dan pemahaman petugas BMT Tumang
tentang produk-produk yang dimiliki BMT Tumang sehingga tidak sampai
terjadi kesalahan dalam memberikan penjelasan mengenai produk-produk
kepada anggota BMT Tumang. Selain itu prinsip akuntabilitas di BMT
Tumang dengan menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus
setiap tahun pada saat Rapat Anggota kepada para pemangku kepentingan.
Rapat Anggota yang dilaksanakan tiap tahun setelah tutup buku tahunan
disebut RAT (Rapat Anggota Tahunan) yang biasanya dilaksanakan pada
bulan Maret tahun berikutnya dan pelaksanaan RAT tahun ini
dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2017.
3. Tanggung jawab (responsibility)
Pada BMT Tumang, prinsip pertanggungjawaban ini menuntut
manajer maupun karyawan melakukan kegiatannya secara bertanggung
jawab. Sebagai pengelola BMT hendaknya dihindari segala biaya transaksi
yang berpotensi merugikan pihak ketiga maupun pihak lain di luar
ketentuan yang telah disepakati, seperti tersirat pada undang-undang,
regulasi, kontrak maupun pedoman operasional bisnis perusahaan.
Implementasi prinsip tanggung jawab juga terletak pada kehati-
hatian (prudential banking practices) karyawan BMT Tumang dalam
melakukan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengelola permohonan
64
pembiayaan berdasarkan pada prinsip kehati-hatian, dan menjamin
dilaksanakannya ketentuan yang berlaku.
BMT memiliki Pedoman, Sistem, dan Prosedur Kerja seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi bank yang tersedia secara lengkap, kini,
dan sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
BMT Tumang telah bertindak sebagai warga perusahaan yang baik
(Good Corporate Citizen/GCC) termasuk peduli terhadap lingkungan dan
melaksanakan tanggung jawab sosial melalui program baitul maalBMT
Tumang berupa pemberian beasiswa bagi masyarakat kurang mampu,
pengajian rutin di masyarakat, dll.
4. Independensi (independency)
Pada BMT Tumang, prinsip kemandirian ini menuntut para
pengelola BMT agar dapat bertindak secara mandiri sesuai peran dan
fungsi yang dimilikinya tanpa ada tekanan-tekanan dari pihak manapun
yang tidak sesuai dengan sistem operasional perusahaan yang berlaku.
Tersirat dengan prinsip ini bahwa pengelola perusahaan harus tetap
memberikan pengakuan terhadap hak-hak stakeholders yang ditentukan
dalam undang-undang maupun peraturan perusahaan.
Implementasi prinsip independensi di BMT Tumang juga terletak
pada BMT memiliki kebijakan, sistem, dan prosedur penyelesaian
mengenai benturan kepentingan yang mengikat seluruh jajaran BMT.
65
5. Kesetaraan (fairness)
Pada BMT Tumang, prinsip kewajaran menuntut seluruh
pemangku kepentingan harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan
perlakuan yang adil dari perusahaan. Pemberlakuan prinsip ini di BMT
Tumang akan melarang praktik-praktik tercela yang dilakukan oleh orang
dalam yang merugikan pihak lain. Setiap anggota karyawan harus
melakukan keterbukaan jika menemukan transaksi-transaksi yang
mengandung benturan kepentingan.
Implementasi prinsip kesetaraan pada permohonan pembiayaan di
BMT juga diwujudkan dengan tidak adanya perlakuan khusus berdasarkan
kriteria subyektif tertentu, bahwa semua anggota diperlakukan secara sama
berdasarkan peraturan permohonan pembiayaan yang berlaku di BMT
Tumang, BMT senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh pihak-
pihak berkepentingan (stakeholders) berdasarkan asas kesetaraan dan
kewajaran (equal treatment). BMT memberikan kesempatan kepada
seluruh pihak-pihak berkepentingan (stakeholders) untuk memberikan
masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan BMT.
B. Implikasi dari penerapan Good Corporate Governance dalam di BMT
Tumang
Keberlangsungan BMT TUMANG dalam jangka panjang dan
berkembang secara terus menerus serta dapat memberikan manfaat positif
bagi masyarakat merupakan cita-cita mulia para pendiri BMT. Untuk menjaga
66
cita-cita luhur tersebut maka BMT harus dikelola dengan baik yang berprinsip
pada tata kelola lembaga yang baik dengan bercirikan syariah.
Tata kelola BMT yang baik harus didukung adanya sistem yang
memadai menyangkut aspek perencanaan, aspek pelaksanaan (adanya SOP
yang handal), dan aspek pertanggungjawaban (akuntabilitas). Perencanaan
yang baik hendaknya didukung adanya sub sistem perencanaan meliputi
perencanaan jangka pendek; perencanaan jangka menengah, dan perencanaan
jangka panjang. Aspek pelaksanaan yang baik hendaknya didukung adanya
SOP yang handal; sistem pengendalian intern yang baik, ketersediaan sarana
prasarana yang memadai, serta ketersediaan SDM yang kompeten. Sedangkan
aspek akuntabilitas yang baik adalah setiap kegiatan BMT mendasarkan pada
SOP dan berdasarkan tata kelola yang baik serta wajib melaporkan
kegiatannya (mandatory) secara berkala (Draf Rencana Strategis KJKS BMT
TUMANG Tahun 2016 – 2020).
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Manajer Cabang Ampel,
Hadziq Nastain S.H (24/7/2017), Implikasi dari penerapan Good Corporate
Governance di BMT Tumang adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya Kinerja BMT Tumang
Meningkatnya kinerja BMT Tumang dapat dilihat melalui
terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatnya
efisiensi operasional BMT serta pelayanan kepada stakeholders
(masyarakat/anggota) lebih meningkat
67
2. Mengurangi biaya yang timbul karena penyalahgunaan wewenang,
ataupun berupa biaya pengawasan yang timbul untuk mencegah timbulnya
suatu masalah.
Bentuk timbulnya masalah di BMT ini bisa berupa Insider Trading
(transaksi yang melibatkan informasi orang dalam), fraud (penipuan),
KKN, atau keputusan-keputusan yang dapat merugikan BMT.
3. Meningkatnya citra BMT Tumang dimata masyarakat
BMT telah bertindak sebagai warga perusahaan yang baik (Good
Corporate Citizen/GCC) termasuk peduli terhadap lingkungan dan
melaksanakan tanggung jawab sosial melalui program baitul maal BMT
Tumang berupa pemberian beasiswa bagi masyarakat kurang mampu,
pengajian rutin di masyarakat, dll.
4. Mendorong pengelolaan BMT secara professional, transparan dan efisien
5. Membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi moral yang
tinggi dan kepatuhan terhadap perundang-undangan yang berlaku.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah di buat pada bab sebelumnya, maka
dapat di simpulkan bahwa:
1. Implementasi prinsip Good Corporate Governance (GCG) pada BMT
Tumang menunjukkan bahwa prinsip-prinsip GCG pada perusahaan ini
telah dilaksanakan dengan baik dan seluruh jajaran BMT menjalankan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap kegiatan
usaha BMT Tumang,
2. Implikasi dari penerapan Good Corporate Governance di BMT TUMANG
yaitu meningkatnya kinerja BMT Tumang, mengurangi biaya yang timbul
karena penyalahgunaan wewenang, ataupun berupa biaya pengawasan
yang timbul untuk mencegah timbulnya suatu masalah, meningkatnya citra
BMT Tumang dimata masyarakat, mendorong pengelolaan BMT secara
professional, transparan dan efisien, membuat keputusan dan menjalankan
tindakan dilandasi moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap perundang-
undangan yang berlaku.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran
sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang mungkin dapat berguna bagi
BMT Tumang yaitu :
- 1 -
1. Pelaksanaan GCG merupakan salah satu faktor yang penting dalam
meningkatkan kinerja perusahaan, karenanya juga sebagai landasan
pelaksanaan bagi Bank Umum sesuai dengan peraturan Bank Indonesia
yang sudah ditetapkan. Sebaiknya di masa yang akan datang BMT
Tumang dapat lebih meningkatkan mutu dari pelaksanaan GCG tersebut
agar tingkat kepercayaan masyarakat atau calon anggota dapat lebih
meningkat dan pengembangan BMT Tumang lebih maju lagi.
2. Diharapkan perusahaan secara konsisten dan berkesinambungan untuk
mengimplementasikan prinsip GCG karena dalam jangka panjang akan
dapat memperoleh manfaat dalam peningkatan kinerja.
3. Sosialisasi penerapan GCG sebaiknya dilaksanakan secara
berkesinambungan agar seluruh karyawan BMT Tumang lebih mengerti
dan memahami sehingga pada akhirnya dapat melaksanakan tugas,
tanggungjawab dan wewenangnya sesuai dengan prinsip-prinsip GCG.
61
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Muh Arief. 2009. The Power Of Good Corporate Governance: Teori dan
Implementasi, Jakarta: Salemba Empat.
Draf Rencana Strategis KJKS BMT TumangTahun 2016 – 2020
Ferdiyanto, Ferly. Anggraini, Ratna &Takidah, Erika.2014.Pengaruh Kualitas
Penerapan Good Corporate Governance dan Risiko Pembiayaan terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah.Jurnal Dinamika Akuntansi Dan Bisnis.
Vol. 1, No. 2: 134-149.
Janusi, Rahman El. 2012. Implementasi Syariah Governance Serta Implikasinya
Terhadap Reputasi dan Kepercayaan Bank Syariah.Jurnal Al-Tahrir. Vol.
12, No. 1: 91-115.
Komite Nasional Kebijakan Governance.2004.Pedoman Umum Good Corporate
Governance. Indonesia. Jakarta: KNKG.
Maradita, Aldira. 2014. Karakteristik Good Corporate Governance Pada Bank
Syariah Dan Bank Konvensional.Jurnal Yuridika, Vol. 29, No 2.
Syahadah, Husein. 2001. Pokok-pokok Pikiran Akuntansi Islam, Jakarta: Penerbit
Akbar.
Siswanti, Indra. 2016. Implementasi Good Corporate Governance Pada Kinerja
Bank Syariah.Jurnal Akuntansi Multi Paradigma, Vol. 7.No. 2: 2086-
7603.
Supardi.2005. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII Press.
Surya, Indra dan Yustiavandana, Ivan, 2008.Penerapan Good Corporate
Governance Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan
Usaha. Jakarta: Kencana.
Sutedi, Adrian. 2011. Good Corporate Governance. Jakarta: Sinar Grafika.
Syakhroza, Akhmad. 005. Corporate Governance: Sejarah dan Perkembangan.
Teori, Model dan Sistem GovernanceSerta Aplikasinya pada Perusahaan
BUMN. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.
Syafei, Ade Wirmandan Jumansyah. 2013. Analisis Penerapan Good Governance
Business Syariah dan Pencapaian Maqashid Shariah Bank Syariah di
Indonesia. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Pranata Sosial.Vol. 2, No. 1.
Tobing dkk. 2013. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap
Tingkat Kesehatan dan Daya Saing di Perbankan Indonesia. Jurnal
Manajemen Teknologi. Vol. 12, No. 3.
Wibowo, Edi. 2010. Implementasi Good Corporate Governance di Indonesia.
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. Vol. 10, No. 2: 129 – 138.
77
Widiyanti, Novi Wulandari. 2009. Corporate Governance dalam Pandangan
Islam: Sebuah Konsep Altertantif dalam Penerapan Good Corporate
Governance. Jurnal Akuntansi Universitas Jember, 7 (2): 104-111.
Zarkasyi, Wahyudin. 2008. Good Corporate Governance Pada Badan Usaha
Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung: CV. ALFABET
61
LAMPIRAN
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87