pembuatan minyak atsiri

13
MATERI 4 : Siswa Memproduksi Minyak Atsiri MINYAK ATSIRI A. MANFAAT DAN FUNGSI MINYAK ATSIRI Minyak atsiri (minyak eteris/minyak terbang) merupakan minyak yang dihasilkan oleh tanaman. Memiliki sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, memiliki rasa getir, berbau wangi sesuai dengan tanaman penghasilnya, Umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air dan biasanya diperoleh dari akar, batang, daun, bunga tanaman dengan cara mengekstraksi. Berikut merupakan fungsi dari minyak atsiri : Membantu proses penyerbukan Mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan Sebagai cadangan makanan dalam tanaman Minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa dari proses metabolisme dalam tanaman yang terbentuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air. Minyak atsiri disintesa dalam sel glanular pada jaringan tanaman dan ada juga yang terbentuk dalam pembuluh resin (resin duct), misalnya minyak terpentin dari pohon pinus. Beberapa manfaat minyak atsiri adalah : Sebagai flavoring agent dalam bahan pangan atau minuman Antiseptik obat-obatan Pembuatan kosmetik, parfum Sebagai pencampur rokok kretek. Sebagai aroma terapi Obat gosok dll B. SUMBER MINYAK ATSIRI Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 – 200 spesies tanaman yang termasuk famili Pinaceae, Labiateae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Umbelliferaceae. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar atau rhizome. Berikut merupakan minyak atsiri yang berasal dari daun tanaman Nama Minyak Tanaman Penghasil Negara Asal Citronela (Sereh) Cymboopogo Nardus R Ceylon

Upload: dewi-ariyani

Post on 19-Jun-2015

725 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

cara pembuatan minyak atsiri

TRANSCRIPT

Page 1: pembuatan minyak atsiri

MATERI 4 : Siswa Memproduksi Minyak Atsiri

MINYAK ATSIRI

A. MANFAAT DAN FUNGSI MINYAK ATSIRI

Minyak atsiri (minyak eteris/minyak terbang) merupakan minyak yang dihasilkan oleh

tanaman. Memiliki sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi,

memiliki rasa getir, berbau wangi sesuai dengan tanaman penghasilnya, Umumnya larut

dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air dan biasanya diperoleh dari akar, batang,

daun, bunga tanaman dengan cara mengekstraksi.

Berikut merupakan fungsi dari minyak atsiri :

Membantu proses penyerbukan

Mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan

Sebagai cadangan makanan dalam tanaman

Minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa dari proses metabolisme dalam tanaman

yang terbentuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air.

Minyak atsiri disintesa dalam sel glanular pada jaringan tanaman dan ada juga yang

terbentuk dalam pembuluh resin (resin duct), misalnya minyak terpentin dari pohon pinus.

Beberapa manfaat minyak atsiri adalah :

Sebagai flavoring agent dalam bahan pangan atau minuman

Antiseptik obat-obatan

Pembuatan kosmetik, parfum

Sebagai pencampur rokok kretek.

Sebagai aroma terapi

Obat gosok

dll

B. SUMBER MINYAK ATSIRI

Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 – 200 spesies tanaman

yang termasuk famili Pinaceae, Labiateae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae, dan

Umbelliferaceae. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun,

bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar atau rhizome.

Berikut merupakan minyak atsiri yang berasal dari daun tanaman

Nama Minyak Tanaman Penghasil Negara Asal

Citronela (Sereh) Cymboopogo Nardus

R

Ceylon

Patchouly (Nilam) Pogostemon cablin

benth

Malaysia

Cajuput (kayu

putih)

Melaleuca

Leudendron L

Indonesia

Bay Pimenta Ocris Dominika

Cassia Cinnampmum Cassia

L.

China

Cedar Leaf Thuya accidentalis Vermont

Eucalyptus Eucalyptus sp. Australia, Uruguay

Lemon grass Cymbopogan Citratus Madagaskar,

Page 2: pembuatan minyak atsiri

Nama Minyak Tanaman Penghasil Negara Asal

Guatemala

Cherry laurel Prunus laurocerasus

L.

Prancis

Berikut merupakan minyak atsiri yang berasal dari bunga tanaman

Nama Minyak Tanaman Penghasil Negara Asal

Cananga (kenanga) Canana odorata Hook Indonesia

Champaka (cempaka) Michelia campaca L. Madagaskar, Filipina

Clove (Cengkeh) Caryophillus aromaticus

L.

Zanzibar, Madagaskar,

Indonesia

Basil Ocimum basilieum Madagaskar

Chamoomile Matricaria chamomile L. Jerman, Hongaria

Lavandin Lavandula vera D.C Perancis

Lavender Lavandula Officinalis

Chaix

Perancis, Rusia

Marjoram Origanum majorana L. Perancis, Afrika

Rose (Mawar) Rose alba L. Bulgaria, Turki

Rosemary Rosmarinus Officinalis L. Tunisia

Sage Salvia Scalera L. Rusia, Perancis

Berikut merupakan minyak atsiri yang berasal dari biji tanaman

Nama Minyak Tanaman Penghasil Negara Asal

Caraway Carum Carvi Belanda, Rusia

Cardamom Elettaria Cardamomum India

Carrot Seed (Wortel) Daucus Carota L. Amerika, Eropa

Celery seed (Seledri) Apium Graveolen L. Inggris, India

Croton Croton Triglium L. India, Ceylon

Cumin Cuminum Cyminum L. Maroko, India

Drill Antherium Graveolans Eropa Tengah

Berikut merupakan minyak atsiri yang berasal dari kulit buah atau buah tanaman

Nama Minyak Tanaman Penghasil Negara Asal

Juniper Juniperus communis Hongaria, California

Lemon (Sitrun) Citrus medica L. California

Pepper (Lada) Piper nigrum L. Ceylon, Cina, Madagaskar

Pimenta Pimenta officinalic Lindley Jamaika, Inggris

Vanilla (vanili) Vanila Planifolia -

Coriander (ketumbar) Carandum Sativum L. Eropa Tengah

Anise (Adas) Pimpinella anisum L. Rusia, Eropa

Grape fruit Citrus decumana L. Florida, Texas

Fennel Foeniculum Vulgare Mill Eropa Tengah, Rusia

Page 3: pembuatan minyak atsiri

C. METODE PEMBUATAN MINYAK ATSIRI

Ada 4 macam metode pembuatan minyak atsiri yaitu :

1. Penyulingan (Destilasi)

Proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari 2 macam

campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik uapnya, dan proses ini dilakukan

terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air.

Dalam perkembangan pengolahan minyak atsiri telah dikenal 3 macam sistim penyulingan

a. Penyulingan dengan Air (Water distillation)

Metode penyulingan dengan air merupakan metode paling sederhana jika

dibandingkan dua metode penyulingan yang lain. Pada metode ini, bahan yang akan

disuling dimasukkan dalam ketel suling yang telah diisi air. Dengan begitu, bahan

bercampur langsung dengan air. Pada metode ini, perbandingan jumlah air perebus dan

bahan baku dibuat berimbang, sesuai dengan kapasitas ketel. Bahan yang telah

mengalami proses pendahuluan seperti perajangan dan pelayuan dimasukkan dan

dipadatkan. Selanjutnya, ketel ditutup rapat agar tidak terdapat celah yang

mengakibatkan uap keluar.

Uap yang dihasilkan dari perebusan air dan bahan dialirkan melalui pipa

pendingin sehingga terjadi pengembunan (kondensasi). Selanjutnya air dan minyak

ditampung dalam tangki pemisah. Pemisahan air dan minyak dilakukan berdasarkan

perbedaan berat jenis.

b. Penyulingan dengan Air dan Uap (Water and Steam Distillation)

Metode ini disebut juga dengan system kukus. Pada metode pengukusan ini,

bahan diletakkan di atas piringan atau plat besi berlubang seperti ayakan (sarangan

yang terletak beberapa sentimeter di atas permukaan air. Saat air direbus dan

mendidih, uap yang terbentuk akan melalui sarangan lewat lubang-lubang kecil dan

melewati celah-celah bahan. Minyak atsiri dalam bahan pun akan ikut bersama uap

panas tersebut melalui pipa menuju ketel kondensator (pendingin).

Selanjutnya, uap air dan minyak akan mengembun dan ditampung dalam tangki

pemisah. Pemisahan air dan minyak atsiri dilakukan berdasarkan berat jenis.

Keuntungan dari metode ini yaitu penetrasi uap terjadi secara merata ke dalam

jaringan bahan dan suhu dapat dipertahankan sampai 1000C. Lama penyulingan

relative lebih singkat, rendemen minyak lebih besar dan mutunya lebih baik jika

dibandingkan dengan minyak hasil dari system penyulingan dengan air.

c. Penyulingan dengan Uap

Pada system ini, air sebagai sumber uap panas terdapat dalam “boiler” yang

letaknya terpisah dari ketel penyulingan. Uap yang dihasilkan mempunyai tekanan

lebih tinggi dari tekanan udara luar. Proses penyulingan dengan uap ini baik jika

digunakan untuk menyuling bahan baku minyak atsiri berupa kayu, kulit batang,

maupun biji-bijan yang relative keras.

2. Ekstraksi dengan Pelarut Mudah Menguap

Prinsip dari ekstraksi ini adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan pelarut

organik yang mudah menguap. Pelarut organik akan berpenetrasi ke dalam jaringan dan

Page 4: pembuatan minyak atsiri

Bunga

Rendam dalam pelarut menguap 20 – 60 menit

Ekstraksi

Pemisahan Ampas Bunga

Pelarut mengandung minyak

Evaporasi Vakum Pelarut

Concrete

Pelarutan Concrete

Alkohol Hangat

akan melarutkan minyak serta bahan “non volatile” yang berupa resin, lilin dan beberapa

macam zat warna. Proses ekstraksi biasanya dilakukan dalam suatu wadah (ketel) disebut

“extractor”. Berbagai pelarut yang biasa digunakan adalah petroleum ether, carbon tetra

chlorida, chloroform, dan pelarut lainnya yang bertitik didih rendah.

Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya digunakan untuk mengekstraksi minyak

atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan uap dan air, seperti untuk mengekstraksi minyak

dari bunga-bungaan misalnya bunga cempaka, melati, mawar, ”hyacinth”, ”tuberose”,

”narcissus”, ”gardenis”, ”lavender”, ”lily”, ”minose”, ”labdanum”, ”violet lower” dan

”geranium”.

Pembuatan minyak atsiri dengan pelarut menguap dilakukan dengan menggunakan

ekstraktor. Ekstraktor yang digunakan untuk mengekstrak minyak atsiri dari bunga terdiri

dari tabung ekstraktor berputar dan tabung evaporator (penguap).

Secara umum, proses pembuatan minyak dilakukan melalui beberapa tahapan :

a. Masukkan bahan baku yang masih segar dan pelarut mudah menguap ke dalam

ekstraktor

b. Putar ekstraktor selama 20 – 60 menit, pelarut akan berpenetrasi ke dalam jaringan

bahan baku dan melarutkan minyak serta bahan ”nonvolatile” berupa resin, lilin dan

beberapa macam zat warna.

c. Selanjutnya pisahkan larutan hasil ekstraksi dari ampas

d. Larutan hasil ekstraksi kemudian didistilasi dalam evaporator vakum pada suhu rendah,

yaitu 450C.

e. Pelarut akan menguap dan meninggalkan larutan semipadat berwarna merah

kecoklatan yang disebut concrete (merupakan campuran dari minyak atsiri, lilin dan

resin).

f. Concrete diaduk dan dilarutkan dalam alkohol panas. Larutan alkohol ini mampu

mengikat minyak atsiri dengan sempurna.

g. Selanjutnya, larutan concrete didinginkan pada suhu -50C hingga mengendap dan

berbentuk lilin.

h. Endapan lilin selanjutnya diperas dan disaring hingga keluar larutan jernih

i. Larutan jernih hasil pemerasan selanjutnya didistilasi ulang untuk memisahkan minyak

dengan alkohol yang mengikatnya.

j. Distilasi dilakukan dalam kondisi vakum dan pada suhu rendah (450C) hingga diperoleh

larutan kental yang disebut dengan absolute (larutan minyak atsiri yang dijual dengan

harga tinggi).

Berikut merupakan ilustrasi proses pembuatan minyak atsiri dengan pelarut mudah

menguap :

Page 5: pembuatan minyak atsiri

3. Ekstraksi dengan Lemak Dingin (Enfleurasi)

Proses ekstraksi ini digunakan khusus untuk mengekstraksi minyak bunga-bungaan,

dalam rangka mendapatkan mutu dan rendemen minyak yang tinggi. Pada umumnya

bunga setelah dipetik akan tetap hidup secara fisiologis. Daun bunga terus menjalankan

proses hidupnya dan tetap memproduksi minyak atsiri dan minyak yang terbentuk dalam

bunga akan menguap dalam waktu singkat. Kegiatan bunga dalam memproduksi minyak

akan terhenti dan mati jika kena panas, kontak atau terendam dalam pelarut organik,

sedangkan minyak atsiri yang terbentuk sebelumnya sebagian besar telah menguap. Untuk

itu ekstraksi dengan pelarut mudah menguap menghasilkan rendemen minyak yang

rendah.

Untuk mendapatkan rendemen minyak yang lebih tinggi dan bermutu baik, proses

fisiologi dalam bunga selama proses ekstraksi berlangsung perlu dijaga agar tetap

berlangsung dalam waktu selama mungkin sehingga bunga tetap dapat memproduksi

minyak atsiri. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan lemak hewani atau

nabati.

Sama halnya dengan ekstraksi menggunakan pelarut menguap, ekstraksi minyak

atsiri dengan metode lemak dingin memerlukan evaporator untuk memisahkan minyak

atsiri dari lilin dan alkohol pelarutnya. Selain itu, dibutuhkan lempeng kaca dan rak tertutup

pada proses absorbsi minyak atsiri dari bunga. Sedang bahan penunjang yang digunakan

yaitu lemak dan alkohol. Lemak berfungsi sebagai adsorben atau penyerap minyak atsiri

dari bunga. Sementara alkohol digunakan untuk memisahkan minyak atsiri dari lemak.

Metode enfleurasi dilakukan dengan beberapa tahapan :

a. Pilih bunga yang masih kuncup dengan tingkat ketuaan optimum, lalu tangkai bunga

dihilangkan

b. Selanjutnya, oleskan lemak yang akan digunakan sebagai adsorben pada lempeng kaca

setebal 1–2cm. Agar diperoleh luas bidang permukaan yang lebih besar untuk

penyerapan, lapisan lemak hendaknya diberi beberapa goresan.

c. Bunga yang telah dihilangkan tangkainya kemudian ditebarkan di atas lapisan lemak

secara merata. Semakin lebar bidang bunga yang kontak langsung dengan lemak akan

semakin baik.

d. Selanjutnya, simpan lempengan kaca beserta lemak dan bunga dalam lemari atau rak

tertutup.

e. Setelah 24 jam, bunga lama dapat diganti dengan bunga baru. Penggantian bunga

perlu dilakukan secara hati-hati agar lemak yang terbawa sedikit mungkin. Penggantian

Page 6: pembuatan minyak atsiri

Disortasi bunga (pembuangan tangkai)

Taburkan bungan di atas lemak dan simpan dalam wadah tertutup selama 12 – 24 jam

Pemisahan Bunga Bunga Layu

Lakukan penaburan bunga sebanyak 9 – 10 kali

Lemak mengandung minyak (pomade)

Larutkan dalam akohol panas (30 – 350C)

Penyimpanan dalam suhu dingin (-50C)

Pemisahan / Penyaringan

Alkohol mengandung minyak

Evaporasi vakum

Absolute

Lemak

Alkohol

bunga perlu dilakukan berulang-ulang sampai diperoleh minyak berkomponen kimia

tinggi, yang dicirikan dengan terciumnya aroma yang kuat. Lemak yang mengandung

minyak disebut pomade.

f. Pomade yang telah mengandung minyak bunga selanjutnya diangkat dari lapisan kaca

dan ditampung dalam wadah, dan dicampur dengan alkohol panas sampai larut dan

diaduk agar homogen.

g. Selanjutnya, simpan larutan pada suhu dingin agar lemak membeku dan mudah

dipisahkan.

h. Pemisahan lemak dilakukan dengan pemerasan dan penyaringan sampai larutan bebas

lemak.

i. Selanjutnya, larutan yang mengandung minyak dievaporasi pada suhu rendah sampai

diperoleh absolute.

Persyaratan lemak yang dipakai agar absolute yang dihasilkan optimal, diantaranya

adalah :

a. Tidak berbau dan tidak berwarna, bau dan warna pada lemak akan mempengaruhi

mutu absolute.

b. Mempunyai konsistensi tertentu, lemak yang terlalu keras mempunyai daya adsorbsi

yang rendah.

c. Titik cair optimal lemak adalah 36 – 370C, jika suhu terlalu rendah, daya adsorbsi lemak

semakin tinggi namun, proses deflourasi (pengambilan bunga layu) menjadi sulit

karena banyak lemak yang menempel pada bunga. Sementara jika titik cair di atas

370C, proses deflourasi semakin mudah, tetapi daya adsorpsi lemak menurun.

Berikut merupakan ilustrasi proses pembuatan minyak atsiri dengan proses enfluerasi :

4. Ekstraksi dengan Lemak Panas (Maserasi)

Page 7: pembuatan minyak atsiri

Disortasi bunga (pembuangan tangkai)

Masukkan bunga dalam lemak (800C) selama semalam (12 jam) hingga dingin

Tambahkan alcohol panas untuk mencairkan lemak

Lakukan penyaringan Ampas bunga

Simpan larutan lemak dan alcohol dalam pendingin hingga membeku

Peras dan saring lilin hingga larutan bebas dari lemak

Evaporasi larutan bebas lemak hingga dihasilkan absolute

Lilin

Metode pembuatan minyak dengan lemak panas tidak berbeda jauh dengan metode

lemak dingin. Bahan dan peralatan yang digunakan pun tidak jauh berbeda. Perbedaannya

hanya terletak pada bagian awal proses, yaitu menggunakan lemak panas. Sedang alat

yang digunakan yaitu evaporator vakum. Selain itu, dibutuhkan wadah berupa bak atau

baskom untuk merendam bunga dalam lemak panas. Bahan yang diperlukan dalam

metode maserasi yaitu lemak dan alcohol. Lemak digunakan sebagai adsorben, sedangkan

alcohol digunakan untuk melarutkan lemak.

Metode maserasi dilakukan dengan beberapa tahapan :

a. Mula-mula pilih bunga yang bagus dengan tingkat ketuaan optimum (belum mekar

penuh).

b. Selanjutnya, rendam bunga dalam lemak yang telah dipanasi sampai suhunya

mencapai 800C (kondisi cair) dan biarkan selama satu malam.

c. Keesokan harinya tambahkan alkohol panas dalam lemak, lalu aduk dan saring untuk

memisahkan bunganya.

d. Selanjutya, simpan campuran lemak dan alkohol dalam pendingin agar membeku

sehingga mudah dipisahkan.

e. Pemisahan dilakukan dengan penyaringan sampai larutan benar-benar bebas dari

lemak.

f. Larutan yang bebas lemak tersebut selanjutnya dievaporasi pada kondisi vakum sampai

diperoleh absolute.

Berikut merupakan ilustrasi proses pembuatan minyak atsiri dengan proses maserasi :

5. Pengepresan (Pressing)

Adalah Ekstraksi minyak atsiri dengan cara pengepresan umumnya dilakukan

terhadap bahan berupa biji, buah atau kulit luar yang dihasilkan dari tanaman yang

termasuk famili citrus. Hal ini disebabkan minyak dari famili tanaman tersebut akan

mengalami kerusakan jika diekstraksi dengan cara penyulingan. Dengan pengepresan

maka sel-sel yang mengandung minyak akan pecah dan minyak akan mengalir ke

permukaan bahan. Beberapa jenis minyak yang dapat diekstrasi dengan cara pengepresan

Page 8: pembuatan minyak atsiri

adalah minyak “almon”, “apricot”, “lemon”, minyak kulit jeruk, “mandarin”, “grape fruit”,

dan beberapa jenis minyak lainnya.

Pada metode pegepresan, alat yang digunakan berupa mesin pengepres. Alat ini

bekerja dengan cara menekan bahan baku hingga sel penghasil minyak akan pecah dan

minyak akan keluar.

D. BEBERAPA CONTOH MINYAK ATSIRI

1. CENGKEH (Eugenia aromatica )

• Tanaman cengkeh merupakan salah satu penghasil minyak atsiri yang dapat diperoleh

dari seluruh bagian tanamannya

• Dari daun segar, daun gugur dan bunga.

• Kadar minyak dari daun gugur berkisar antara 1%, sedangkan dalam bunga 15-16%.

• Selain bunga kering sebagai hasil utama, maka daun gugur dapat dimanfaatkan untuk

dijadikan minyak dengan cara penyulingan.

2. AKAR WANGI ((Vetivera zizonioides)

• Tanaman akar wangi merupakan tanaman penghasil minyak akar wangi (vitiver

oil )yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.

• Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan ketingginan antara 1000 –

2000 meter dari permukaan laut dengan produksi 15 – 30 ton per tahun.

• Kadar minyak dalam akar wangi berkisar 1 – 1,5 % sehingga jumlah prduksi minyak

akar wangi 150kg – 300 kg per hektar per tahun.

• Perlu diketahui bahwa jika ditinjau dari segi agronomi, sosial ekonomi dan teknis, maka

pertanaman akar wangi mudah diusahakan oleh masyarakat sekitar, dengan umur

panen 9 – 12 bulan.

3. Nilam (Pogostemon cablin)

• Tanaman nilam merupakan tanaman penghasil minyak nilam yang mempunyai nilai

ekonomi tinggi.

• Tanaman ini tumbuh dengan baik pada ketinggian tanah antara 0 – 1000 m dengan

produksi 10 – 20 ton daun layu per hektar per tahun dengan periode 3 – 4 persen per

tahun.

• Tanaman ini perlu diperbaharui setiap 5 – 7 tahun sekali.

• Minyak yang dihasilkan berkisar antara 100 – 200 kg minyak per hektar per tahun

4. Pala ( Myristica fragans )

• Dari seluruh bagian tanaman pala yang mempunyai nilai ekonomis adalah buahnya.

• Buah pala terdiri dari 4 bagian yaitu daging, fuli, tempurung dan biji.

• Biji pala dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai rempah-rempah dan minyaknya

diperoleh melalui penyulingan dan dapat dimanfaatkan untuk pengobatan dan

kosmetika.

• Biji pala dapat menghasilkan rata-rata 12% minyak atsiri dan dari fuliberkisar antara 7-

18%.

5. Jahe (Zingiber Officinale)

• Oleoresin merupakan campuran resin dan minyak atsiri yang diperoleh dari ekstraksi

dengan menggunakan pelarut organic.

Page 9: pembuatan minyak atsiri

• Jahe mengandung resin yang cukup tinggi sehingga bisa dibuat sebagai oleoresin.

• Keuntungan dari oleoresin adalah lebih higienis, dan mempunyai kekuatan lebih bila

dibandingkan dengan bahan asalnya.

• Penggunaan oleoresin dalam industri lebih disukai, karena aromanya lebih tajam dan

dapat menghemat biaya pengolahan.

E. UJI DAN STANDARD MUTU MINYAK ATSIRI

Persyaratan standar mutu minyak atsiri menggunakan batasan atau kriteria-kriteria

tertentu. Biasanya dalam karakteristik mutu dicantumkan sifat khas, sifat fisik dan sifat kimia

minyak atsiri sesuai dengan bahan asalnya dan mencantumkan komponen utama minyak atsiri

sehingga menunjukkan keaslian serta untuk menghindari pemalsuan dari minyak atsiri

tersebut. Adanya bahan-bahan asing yang tercampur akan merusak mutu minyak tersebut.

Standard mutu minyak atsiri diantaranya dapat ditentukan dari berat jenis, indeks bias,

putaran optic, bilangan asam dan kelarutan dalam alcohol.

1. Berat Jenis (densitas)

Berat jenis atau densitas merupakan perbandingan antara berat minyak dengan

berat air pada volume air yang sama dengan volume minyak. Berat jenis sering

dihubungkan dengan berat komponen yang terkandung di dalamnya. Semakin besar fraksi

berat yang terkandung dalam minyak, semakin besar pula nilai densitasnya.

2. Indeks Bias

Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya di dalam udara

dengan kecepatan cahaya di dalam zat tersebut pada suhu tertentu. Indeks bias minyak

atsiri berhubungan erat dengan komponen-komponen yang tersusun dalam minyak atsiri

yang dihasilkan. Sama halnya dengan berat jenis di mana komponen penyusun minyak

atsiri dapat mempengaruhi indeks biasnya. Semakin banyak komponen berantai panjang

seperti sesqueterpen atau komponen bergugus oksigen ikut tersuling maka kerapatan

medium minyak atsiri akan bertambah sehingga cahaya yang datang akan lebih sukar

untuk dibiaskan. Hal ini menyebabkan indeks bias minyak lebih besar. Menurut Guenther,

nilai indeks bias juga dipengaruhi salah satunya dengan adanya air dalam kandungan

minyak tersebut. Semakin banyak kandungan airnya, semakin kecil nilai indeks biasnya.

Hal ini karena sifat air yang mudah membiaskan cahaya yang datang. Jadi, minyak atsiri

dengan nilai indeks bias besar lebih bagus dibandingkan minyak atsiri dengan nilai indeks

bias yang kecil.

3. Putaran Optik

Sifat optic minyak atsiri ditentukan dengan menggunakan alat polarimeter. Nilainya

dinyatakan dengan derajat rotasi. Sebagian besar minyak atsiri memiliki sifat memutar

bidang polarisasi ke arah kanan (dextrorotary) atau kea rah kiri (levorotary) jika

ditempatkan dalam cahaya yang dipolarisasikan. Pengukuran parameter ini sangat

menentukan criteria kemurnian suatu minyak atsiri.

4. Bilangan Asam

Bilangan asam menunjukkan kadar asam bebas dalam minyak atsiri. Bilangan asam

yang semakin besar dapat mempengaruhi kualitas, diantaranya mengubah bau khas

minyak atsiri.

Adanya sebagian komposisi minyak atsiri yang kontak dengan udara atau berada

pada kondisi lembab mengakibatkan munculnya reaksi oksidasi dengan udara (oksigen)

yang dikatalisasi oleh cahaya. Akibatnya, terbentuklah senyawa asam. Semakin banyak

bidang kontak minyak atsiri dengan udara, semakin banyak pula senyawa asam yang

Page 10: pembuatan minyak atsiri

terbentuk. Oksidasi komponen-komponen minyak atsiri, terutama golongan aldehid, dapat

membentuk gugus asam karboksilat sehingga menambah nilai bilangan asam minyak

atsiri. Selain kontak langsung dengan udara, proses oksidasi juga dapat disebabkan oleh

tekanan dan temperature yang tinggi saat proses menghasilkan minyak.

5. Kelarutan Dalam Alkohol

Telah diketahui bahwa alcohol merupakan gugus OH-. Karena alcohol dapat larut

dengan minyak atsiri maka pada komposisi minyak atsiri yang dihasilkan tersebut terdapat

komponen-komponen terpen teroksigenasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Guenther

yang menyatakan bahwa kelarutan minyakk dalam alcohol ditentukan oleh jenis komponen

kimia yang terkandung di dalamnya. Pada umumnya, minyak atsiri yang mengandung

persenyawaan terpen teroksigenasi lebih mudah larut dibandingkan minyak atsiri yan

mengandung terpen. Semakin tinggi kandungan terpen, semakin rendah pula daya

larutnya atau semakin sukar larut. Hal tersebut disebabkan senyawa terpen tak

teroksigenasi merupakan senyawa nonpolar yang tidak mempunyai gugus fungsional. Oleh

sebab itu dapat disimpulkan bahwa semakin kecil kelarutan minyak atsiri dalam alcohol

(biasanya alcohol 90%) maka kualitas minyak atsirinya semakin baik.

F. OLEORESIN

Oleoresin merupakan campuran resin dan minyak atsiri yang diperoleh dari ekstraksi

dengan menggunakan pelarut organic. Jahe mengandung resin yang cukup tinggi sehingga

bias dibuat sebagai oleoresin. Keuntungan dari oleoresin adalah lebih higienis dan mempunyai

kekuatan lebih bila dibandingkan dengan bahan asalnya. Penggunaan oleoresin dalam industry

lebih disukai karena aromanya lebih tajam dan dapat menghemat biaya pengolahan.

Oleoresin dapat diperoleh dari kulit kayu manis segar atau dari kulit kayu manis sisa

penyulingan dengan metode ekstraksi. Alat yang digunakan terdiri dari sebuah ekstraktor yang

dilengkapi dengna sebuah pengaduk dank oil pemanas. Sumber panas berasal dari sebuah

ketel uap yang juga digunakan pada ketel suling. Ekstraktor ini juga berfungsi sebagai alat

pemisah yang memisahkan oleoresin dan pelarut.

Adapun proses mendapatkan oleoresin dapat dilihat pada diagram alir berikut.

Bahan Baku

Penghancuran/penggilingan 30 – 50

mesh

Ekstraksi dengan pelarut organik

Penyaringan

Penguapan Pelarut

Oleoresin

Ampas

Page 11: pembuatan minyak atsiri