131633320 minyak atsiri

25
Beberapa parameter yang biasanya dijadikan standar untuk mengenali kualitas minyak atsiri adalah sebagai berikut : 1. Berat Jenis Berat jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri. Nilai berat jenis minyak atsiri didefinisikan sebagai perbandingan antara berat minyak dengan berat air pada volume air yang sama dengan volume minyak pada yang sama pula. Berat jenis sering dihubungkan dengan fraksi berat komponen- komponen yang terkandung didalamnya. Semakin besar fraksi berat yang terkandung dalam minyak, maka semakin besar pula nilai densitasnya. Biasanya berat jenis komponen terpen teroksigenasi lebih besar dibandingkan dengan terpen tak teroksigenasi. 2. Indeks Bias Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya di dalam udara dengan kecepatan cahaya didalam zat tersebut pada suhu tertentu. Indeks bias minyak atsiri berhubungan erat dengan komponen-komponen yang tersusun dalam minyak atsiri yang dihasilkan. Sama halnya dengan berat jenis dimana komponen penyusun minyak atsiri dapat mempengaruhi nilai indeks biasnya. Semakin banyak komponen berantai panjang seperti sesquiterpen atau komponen bergugus oksigen ikut tersuling, maka kerapatan medium minyak atsiri akan bertambah sehingga cahaya yang datang akan lebih sukar untuk dibiaskan. Hal ini menyebabkan indeks bias minyak lebih besar. Menurut Guenther, nilai indeks juga dipengaruhi salah satunya dengan adanya air dalam kandungan minyak jahe tersebut. Semakin banyak kandungan airnya, maka semakin kecil nilai indek biasnya. Ini karena sifat dari air yang mudah untuk membiaskan cahaya yang datang. Jadi minyak atsiri dengan nilai indeks bias yang besar lebih bagus dibandingkan dengan minyak atsiri dengan nilai indeks bias yang kecil. 3. Putaran optik Sifat optik dari minyak atsiri ditentukan menggunakan alat polarimeter yang nilainya dinyatakan dengan derajat rotasi. Sebagian besar minyak atsiri jika ditempatkan dalam

Upload: jhika1304

Post on 25-Nov-2015

91 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Beberapa parameter yang biasanya dijadikan standar untuk mengenali kualitas minyak atsiriadalah sebagai berikut :

1. Berat Jenis

Berat jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu dan kemurnianminyak atsiri. Nilai berat jenis minyak atsiri didefinisikan sebagai perbandingan antara beratminyak dengan berat air pada volume air yang sama dengan volume minyak pada yang samapula. Berat jenis sering dihubungkan dengan fraksi berat komponen-komponen yangterkandung didalamnya. Semakin besar fraksi berat yang terkandung dalam minyak, makasemakin besar pula nilai densitasnya. Biasanya berat jenis komponen terpen teroksigenasilebih besar dibandingkan dengan terpen tak teroksigenasi.

2. Indeks Bias

Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya di dalam udara dengankecepatan cahaya didalam zat tersebut pada suhu tertentu. Indeks bias minyak atsiriberhubungan erat dengan komponen-komponen yang tersusun dalam minyak atsiri yangdihasilkan. Sama halnya dengan berat jenis dimana komponen penyusun minyak atsiri dapatmempengaruhi nilai indeks biasnya. Semakin banyak komponen berantai panjang sepertisesquiterpen atau komponen bergugus oksigen ikut tersuling, maka kerapatan mediumminyak atsiri akan bertambah sehingga cahaya yang datang akan lebih sukar untuk dibiaskan.Hal ini menyebabkan indeks bias minyak lebih besar. Menurut Guenther, nilai indeks jugadipengaruhi salah satunya dengan adanya air dalam kandungan minyak jahe tersebut.Semakin banyak kandungan airnya, maka semakin kecil nilai indek biasnya. Ini karena sifatdari air yang mudah untuk membiaskan cahaya yang datang. Jadi minyak atsiri dengan nilaiindeks bias yang besar lebih bagus dibandingkan dengan minyak atsiri dengan nilai indeksbias yang kecil.

3. Putaran optik

Sifat optik dari minyak atsiri ditentukan menggunakan alat polarimeter yang nilainyadinyatakan dengan derajat rotasi. Sebagian besar minyak atsiri jika ditempatkan dalamcahaya yang dipolarisasikan maka memiliki sifat memutar bidang polarisasi ke arah kanan(dextrorotary) atau ke arah kiri (laevorotary). Pengukuran parameter ini sangat menentukankriteria kemurnian suatu minyak atsiri.

4. Bilangan Asam

Bilangan asam menunjukkan kadar asam bebas dalam minyak atsiri. Bilangan asam yangsemakin besar dapat mempengaruhi terhadap kualitas minyak atsiri. Yaitu senyawa-senyawaasam tersebut dapat merubah bau khas dari minyak atsiri. Hal ini dapat disebabkan olehlamanya penyimpanan minyak dan adanya kontak antara minyak atsiri yang dihasilkandengan sinar dan udara sekitar ketika berada pada botol sampel minyak pada saatpenyimpanan. Karena sebagian komposisi minyak atsiri jika kontak dengan udara atau beradapada kondisi yang lembab akan mengalami reaksi oksidasi dengan udara (oksigen) yangdikatalisi oleh cahaya sehingga akan membentuk suatu senyawa asam. Jika penyimpananminyak tidak diperhatikan atau secara langsung kontak dengan udara sekitar, maka akan

semakin banyak juga senyawa-senyawa asam yang terbentuk. Oksidasi komponen-komponenminyak atsiri terutama golongan aldehid dapat membentuk gugus asam karboksilat sehinggaakan menambah nilai bilangan asam suatu minyak atsiri. Hal ini juga dapat disebabkan olehpenyulingan pada tekanan tinggi (temperatur tinggi), dimana pada kondisi tersebutkemungkinan terjadinya proses oksidasi sangat besar.

5. Kelarutan dalam Alkohol

Telah diketahui bahwa alkohol merupakan gugus OH. Karena alkohol dapat larut denganminyak atsiri maka pada komposisi minyak atsiri yang dihasilkan tersebut terdapatkomponen-komponen terpen teroksigenasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Guentherbahwa kelarutan minyak dalam alkohol ditentukan oleh jenis komponen kimia yangterkandung dalam minyak. Pada umumnya minyak atsiri yang mengandung persenyawaanterpen teroksigenasi lebih mudah larut daripada yang mengandung terpen. Makin tinggikandungan terpen makin rendah daya larutnya atau makin sukar larut, karena senyawa terpentak teroksigenasi merupakan senyawa nonpolar yang tidak mempunyai gugus fungsional. Halini dapat disimpulkan bahwa semakin kecil kelarutan minyak atsiri pada alkohol (biasanyaalkohol 90%) maka kualitas minyak atsirinya semakin baik.

http://ferry-atsiri.blogspot.com/2007/11/parameter-kualitas-minyak-atsiri.html

Macam macam tanaman

Akar Wangi (Vetiver)

Akar wangi (Vetiveria zizanoides Stapt) termasuk famili Graminae atau rumput-rumputan.Memiliki bau yang sangat wangi, tumbuh merumpun lebat, akar serabut bercabang banyakberwarna merah tua. Waktu penanaman setiap saat sepanjang tahun, namun yang terbaikadalah di awal musim hujan.

Proses produksi minyak akar wangi dilakukan dengan penyulingan uap pada tekananbertingkat I-3 atm selama 8 9 jam dengan laju destilasi 0,7 0,8 liter destilat/kg akar/jam.Rendemen rata-rata minyak akar wangi 1,5 2%. Mutu minyak akar wangi tidak hanyatergantung pada umur akar, tetapi juga tergantung dari lamanya penyulingan. Bau gosongyang ditimbulkan karena penyulingan yang cepat akan menurunkan mutu dan harga minyakakar wangi yang diinginkan pembeli.

Komponen yang menyusun minyak akar wangi yaitu: vetiveron, vetiverol, vetivenil,vetivenal, asam palmitat, asam benzoat, dan vetivena. Banyak digunakan sebagai bahan bakukosmetik, parfum, dan bahan pewangi sabun. Minyak akar wangi mempunyai bau yangmenyenangkan, keras, tahan lama, dan disamping itu juga berfungsi sebagai pengikat bau(fixative).

Perkiraan permintaan dunia lebih dari 200 ton / tahun. Indonesia merupakan pemain pentingdengan sentra produksi di Garut memiliki luas areal sebesar 2.063 ha dan produksi minyaksebanyak 34,5 ton pada tahun 2007 (Subdit. Tanaman Atsiri Deptan, 2008). Dewasa iniselain ke Eropa, minyak akar wangi juga diekspor ke USA, Jepang, dan Singapura. Kinerjaekspor minyak akar wangi (2002-2006) diperlihatkan pada Tabel 2.

Sereh Wangi (Citronella)

Sereh wangi diduga berasal dari Srilangka. Nama latinnya adalah Cymbopogon nardus L.,termasuk dalam suku Poaceae (rumput-rumputan). Varietas sereh wangi yang paling dikenaladalah varitas Mahapegiri (java citronella oil) dan varitas Lenabatu (cylon citronella oil).Varitas Mahapegiri mampu memberikan mutu dan rendemen minyak yang lebih baikdbandingkan varitas Lenabatu.

Daerah penanaman dan produksi minyak sereh wangi di Indonesia dengan luas areal padatahun 2007 sebesar 19.592,25 ha (Tabel 3), terbesar di daerah Jawa, khususnya Jabar danJateng dengan pangsa pasar dan produksi mencapai 95% dari total produksi Indonesia. Arealainya adalah NAD dan Sumatera Barat. Daerah sentra produksi di Jawa Barat adalah:Purwakarta, Subang, Pandeglang, Bandung, Ciamis, Kuningan, Garut, dan Tasikmalaya.Sedangkan di Jateng adalah Cilacap, Purbalingga dan Pemalang (Data Sbdit Tanaman Atsiri,Dittansim, 2008).

Proses pengambilan minyak sereh wangi di Indonesia biasanya dilakukan melalui prosespenyulingan selama 3 4 jam. Rendemen rata-rata minyak sereh wangi sekitar 0,6 1,2%tergantng jenis sereh wangi serta penanganan dan efektifitas penyulingan.

Komponen terpenting dalam minyak sereh wangi adalah sitronellal dan geraniol. Keduakomponen tersebut menentukan intensitas bau, harum, serta nilai harga minyak atsiri,

sehingga kadarnya harus memenuhi syarat ekspor agar dapat diterima. Minyak ini digunakandalam industri, terutama sebagai pewangi sabun, sprays, desinfektans, pestisida nabati, bahanpengilap, peningkat oktan BBM dan aneka ragam preparasi teknis.

Perkiraan pemakaian dunia pada tahun 2007 lebih dari 2000 ton / tahun. Indonesia adalahprodusen ketiga dunia setelah Cnia dan Vietnam. Beberapa negara yang selalu aktif membelisereh wangi Indonesia antara lain adalah Singapura, Jepang, AS, Australia, Belanda, Inggris,Perancis, Jerman, Italia, India, dan Taiwan. Dengan pembeli utama adalah AS, Perancis,Italia, Singapura dan Taiwan. Volume ekspor minyak sereh wangi relatif kecil, yakni sebesar115,67 ton dengan nilai US$ 701,0 pada tahun 2004.

Cengkeh (Clove)

Cengkeh (Syzygium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memliki batangpohon besar dan berkayu keras. Tinggi tanaman dapat mencapai 15 20 meter dan dapatbertahan sampai umur ratusan tahun.

Tanaman cengkeh mempunyai sifat khas karena semua bagian pohon mengandung minyak,mulai dari akar, batang, daun sampai bunga. Kandungan minyak cengkeh pada bagian-bagiantanaman tersebut bervariasi jumlahnya namun kadar minyak yang paling tinggi terdapat padabagian bunga (20%) sedangkan bagian gagang dan daun mengandung sekitar 4 6 %.

Areal produksi tanaman cengkeh hampir tersebar di semua daerah di Indonesia mulai dariNAD sampai Papua dengan luas areal terluas di Jawa dan Sulawesi. Luas areal tanaman inimengalami sedikit peningkatan setiap tahunnya atau lebih cenderung stabil (Tabel 4).

Cara penyulingan yang paling sederhana untuk mendapatkan minyak cengkeh adalah denganpenyulingan air dan uap dengan lama penyulingan sekitar 7 8 jam untuk daun basah dan 6 -7 jam untuk penyulingan daun kering.

Penggunaan tekanan bertahap mulai dari 1 bar sampai 2 bar dapat mempersingkat lamapenyulingan menjadi 4 5 jam.

Minyak daun cengkeh berupa cairan berwarna bening sampai kekuning-kuningan mempunyairasa yang pedas, keras, dan berbau aroma cengkeh. Warnanya akan berubah menjadi coklatatau berwarna ungu jika terjadi kontak dengan besi atau akibat penyimpanan.

Sentra produksi minyak cengkeh terdapat di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, SumtareaBarat, Bali, dan Sulawesi Selatan. Produksi minyak cengkeh Indonesia pada tahun 2007sekitar 2.500 ton dengan perkiraan pemakaian dunia sekitar 3.500 ton / tahun (Mulyadi,2008). Walaupun demikian volume ekspor minyak cengkeh sangat kecil, karena sebagianbesar minyak cengkeh sudah diolah menjadi produk turunannya sehingga yang diekspor lebihbanyak pada produk turunannya, seperti eugenol, eugenol asetat, dll.

Pala (Nutmeg)

Pala yang mempunyai mutu terbaik dalam dunia perdagangan adalah pala yang berasaldari Myristica fragrans H. Pala menghendaki iklim laut yang panas (25 30 C), tetapibasah, curah hujan 2.500 mm/tahun. Tanaman pala dapat tumbuh di dataran rendah yangkurang dari 700 m dpl pada tanah berpasir bercampur humus. Tingginya dapat mencapai 12m. Mulai berbunga dan berbuah setelah berumur 4 6 tahun, dan produktif berbuah sampai25 tahun. Buah pala berbentuk bulat telur sampai lonjong, bagian terluar adalah kulit buah.Di bawah daging buah terdapat tempurung biji yang diselubungi oleh jala berwarna merahapi yang disebut dengan fuli. Di awah tempurung tersebut terdapat biji pala.

Tanaman pala tersebar di wilayah Sumatera, NAD, Jawa, Sulawesi dan Maluku. Luas arelterbesar berada di NAD dan Maluku seperti ditunjukan pada Tabel 5.

Minyak pala dihasilkan dengan penyulingan air dan uap dari biji atau fulinya. Biji palamenghasilkan minyak atsiri sekitar 7-16%, sedangkan bagian fuli menghasilkan minyaksekitar 4 15%. Biji pala muda menghasilkan rendemen minyak yang lebih besardibandingkan dengan biji pala tua.

Komponen utama minyak pala adalah miristisin yang bersifat racun dan mempunyai efeknarkotika, sehingga penggunaan dalam industri pangan dan obat-obatan sangat sedikit.Minyak pala juga digunakan dalam industri parfum dn pasta gigi.

Indonesia memegang peranan penting dalam pasar dunia karena sebagian besar kebutuhanpala dunia berasal dari Indonesia. Negara produsen utama lainnya adalah Granada, India, danMadagaskar. Lebih dari 60% kebutuhan pala dunia berasal dari Indonesia dengan volumeekspor lebih dari 200 ton/tahun, cenderung stabil hingga tahun 2007 (Mulyadi, 2008). Namunpada tahun 2008, output minyak pala Indonesia menurun drastis karena hama yangmenyerang tanaman pala di Sumatera. Jika ditinjau dari nilainya, perkembangan nilai eksporminyak pala menunjukan peningkatan yang cukup signifikan.

Jahe (Ginger)

Kondisi lingkungan dimana tanaman jahe dapat tumbuh dengan baik adalah pada curah hujansekitar 2500-4000 mm per tahun, pada suhu 25-35 oC, dan dengan kelembaban udara yangsedang dan tinggi. Tanaman jahe menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan humusdan berdrainase baik; dapat juga tumbuh di tanah latosol merah coklat dan tanah andosol.

Proses produksi minyak jahe dilakukan dengan penyulingan (melalui steamdistillation atau water distillation) atau ekstraksi rimpang jahe yang sebelumnya telahdikeringkan dalam bentuk serpihan atau dibuat serbuk. Rendemen rata-rata minyak jaheadalah 1-3% (kering) tergantung jenis jahe serta penanganan dan efektifitas proses

penyulingan. Ekstraksi dengan pelarut menghasilkan rendemen yang lebih tinggidibandingkan dengan penyulingan, karena selan minyak atsiri, juga dihasilkan oleoresin.Oleoresin inilah yang membentuk rasa pedas pada jahe.

Komponen utama dalam minyak jahe adalah zingiberen, dan zingberol yang menyebabkanbau khas minyak jahe. Minyak jahe digunakan sebagai bahan baku minuman ringan (gingerale), dalam industri penyedap, farmasi dan wangi-wangian.

Minyak jahe banyak diekspor ke USA, Singapura, Jerman, India dan Afrika Selatan, denganimportir terbesar adalah USA. Indonesia masih sebagai produsen jahe ketiga terbesar setelahChina dan India di pasar global, padahal secara iklim dan kesesuaian lahan Indonesia sangatpotensial.

Kenanga (Cananaga)

Tanaman kenanga (Cananga odorata) berasal dari Filipina. Di Pulau Jawa tanaman tersebuttumbuh liar. Tanaman kenanga tumbuh subur di dataran rendah dengan kelembaban tinggi,beriklim tropis dan dekat dengan pantai. Di Jawa, kenanga biasanya ditanam di pekaranganrumah, tidak dibudidayakan.

Bunga yang masih muda berwarna hijau, sedangkan yang tua berwarna kuning. Rendemendan mutu minyak tertinggi terdapat pada bunga yang telah matang sempurna (warna kuningtua).

Minyak nenanga diperoleh dengan cara penyulingan bunga kenanga. Di daerah biasanyadilakukan dengan cara rebus. Hasil sulingan terdiri dari beberapa fraksi yang mempunyaikomposisi dan mutu yang berbeda. Fraksi dengan mutu paling baik adalah yang mengandungkadar ester dan eter yang tinggi, sesquiterpen yang rendah. Minyak kenanga diekspor masihdalam keadaan crude. Oleh importir Amerika dan Eropa, minyak kenanga biasanyadirektifikasi untuk menghasilkan minyak yang lebih jernih dan lebih mudah larut. Minyakyang dihasilkan akan menyusut sebanyak 25%.

Minyak kenanga hanya diproduksi di Indonesia dengan output sebesar 20 ton/tahun. Khususdi Pulau Jawa daerah penghasil minyak kenanga adalah Boyolali dan Blitar. Di duniapemakaian minyak kenanga masih terbatas dibandingkan minyak ylang-ylang, namun masih

tetap penting karena bau minyak kenanga lebih tahan lama dan lebih murah dibandingkanminyak ylang-ylang. Dalam industri, minyak kenanga biasa digunakan sebagai bahanpewangi sabun.

Cendana (Sandalwood)

Minyak cendana (Santanum album L) di Indonesia banyak terdapat di Pulau Timor. Tanamancendana berupa pohon kecil yang selalu hijau dengan batang lurus dan bulat tanpa alur.Tanaman ini sangat cocok pada daerah yang berudara dingin dan kering serta intensitascahaya matahari yang cukup. Bulan kering yang panjang sangat baik pengaruhnya terhadappembentukan minyak dan aroma. Varietas tanaman cendana yang berdaun kecil, mempunyaikadar minyak yang lebih tinggi pada bagian kayu teras, namun kadar santanolnya lebihrendah.

Minyak cendana diperoleh dari hasil pengulingan jantung kayu cendana dengan waktupenyulingan cukup lama karena titik didih minyak ini cukup tinggi. Rendemennya sekitar 3-5%.

Komponen utama dalam minyak cendana adalah santanol. Dalam perdagangan internasional,kadar santanol tersebut harus lebih dari 90%, jika tidak maka pasar tidak akan menerimanya.

Perkiraan permintaan dunia lebih dari 50 ton/tahun. Indonesia pernah menduduki peringkatke-2 setelah India (Myrose).Sandalwood oil memegang peranan penting dalam industriwewangian. Selain dapat digunakan untuk minyak wangi sendiri, dapat pula untuk pengikatminyak wangi mahal (Violet, Cassie, Rose, Reseda, dan Ambete).

Pada tahun 2007, volume ekspor minyak cendana sebanyak 403.148 kg dengan nilai eksporsebesar US$ 3.814.800 (BPS, 2008), naik cukup signifikan dari tahun sebelumnya denganvolume ekspor hanya 21.751 kg dan nilai sebesar US$ 1.736.214.

Masoi

Masoi (Cryptocarya spp) tumbuh liar di hutan Indonesia bagian Timur, tingginya sekitar 40m. Berbatang tegak, bagian dalam berwarna merah, sedangkan kulit berwarna kelabu muda.

Minyak masoi dihasilkan dari proses penyulingan kulit kayu masoi, mempunyai bau wangi(sweetish oil) dan terasa pedas jika terkena kulit. Minyak ini mengandung sekitar 80%eugenol, dan 6% terpene dan safrole. Minyak ini merupakan sumber natural laktone.Kandungan safrole dalam minyak masoi dibutuhkan dalam industri kimia, untuk pembuatheliotropin, bahan baku celluloide (film), kosmetik dan wewangian.

Minyak masoi diproduksi di Indonesia dengan output lebih dari 5 ton per tahun dengannegara tujuan ekspor yakni USA, Eropa, Australia dan Jepang.

Kayu Putih (Cajeput)

Kayu putih (Melaleuca spp) termasuk ke dalam famili Myrtaceace dan ordo Myrtalae.Beberapa spesies yang sudah diketahui dapat menghasilkan minyak kayu putih dan sudahdiusahakan secara komersil adalah M. leucodendrom, M. cajuputih Roxb dan M.viridiflora Corn.

Pohon kayu putih terdapat secara alami di daerah Asia Tenggara, yang tumbuh di dataranrendah atau rawa tetapi jarang ditemukan di daerah pegunungan. Tanaman kayu putih yangtumbuh di rawa-rawa mempunyai komposisi kimia yang berbeda dengan yang terdapat padadataran rendah. Tanaman yang tumbuh di rawa-rawa mempunyai kadar sineol yang rendah,bahkan ada yang tidak mengandung sineol, sehingga tidak mempunyai nilai ekonomi.

Di Indonesia tanaman kayu putih tumbuh di Maluku (Pulau Buru, Seram, Nusalaut, Ambon)dan Sumatera Selatan (sepanjang Sungai Musi, Palembang), Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa

Tenggara Timur dan Irian Jaya. Di daerah tersebut tanaman kayu putih tumbuh secara alami,sedangkan tanaman yang diusahakan terdapat di Jawa Timur dan Jawa Barat.

Minyak kayu putih yang diperoleh dengan cara menyuling daun tanaman kayu putihberwarna biru sampai hijau, sementara minyak kayu putih yang telah dimurnikan berwarnakuning sampai tidak berwarna dan berbau seperti kamfer.

Komponen utama dalam minyak kayu putih adalah sineol yang mencapai 65%. Denganadanya komponen tersebut, minyak kayu putih dapat langsung digunakan sebagai obat-obatan dan minyak wangi. Tetapi di luar negeri, minyak kayu putih juga digunakan sebagaibahan baku untuk industri farmasi dan parfum. Tanaman lain yang juga mengandung sineoladalah eucalyptus, dengan kadar yang kebih besar yakni sekitar 85%.

Permintaan dunia untuk minyak kayu putih ini diperkirakan lebih dari 100 ton per tahundengan pemakaian terbesar di Asia tengara, sedangkan di dunia, yang lebih banyak diguakanadalah minyak eucalyptus.

Jeruk Purut (Kaffir Lime)

Tinggi pohonnya antara 2 dan 12 meter. Batangnya agak kecil, bengkok atau bersudut danbercabang rendah. Batang yang telah tua berbentuk bulat, berwarna hijau tua, dapat polosatau berbintik-bintik. Daun jeruk purut berwarna hijau kekuningan dan berbau sedap.Bentuknya bulat dengan ujung tumpul dan bertangkai. Tangkai daun bersayap lebar, sehinggahampir menyerupai daun.

Untuk mendapatkan minyak jeruk purut pada umumnya dilakukan penyulingan denganmetode kukus ataupun uap. Bahan yang digunakan adalah daun atau kulit buah jeruk puruttersebut.

Karakteristik minyak daunya terutama didominasi oleh minyak atsiri citronelal (80%),sisanya adalah citronelol (10%), nerol, dan limonena.

Minyak atsiri yang berasal dari kulit jeruk purut pada indutri banyak digunakan sebagaibahan pembuat kosmetik, parfum, antiseptik, dan lain-lain,

Minyak daun jeruk purut dalam perdagangan internasional disebut kaffir lime oil. Minyakatisiri ini banyak diproduksi di Indonesia dengan output beberapa ton per tahun. Pemakaianminyak jeruk purut sementara ini hanya untuk fragran, padahal potensi di flavor cukup besar,namun minyak atsiri ini belum memiliki nomor FEMA.

Adas (Fennel)

Minyak adas, disebut juga fennel oil, dihasilkan dari tanaman adas. Varietas yangmenghasilkan minyak adas terdiri dari 2 sub spesies, yaitu Var. Vulgare (Miller) Thelling(liar dan pahit) dan Var. Dulce (Miller) Thelling (budidaya secara intensif dan manis).

Minyak adas secara komersil dihasilkan dengan cara penyulingan buah (biji) adasmenggunakan sistem penyulingan uap. Rendemennya sekitar 1-6%. Penyulingan sebaiknyalangsung dilakukan setelah biji dipanen. Selama proses penyulingan, harus dijaga agar suhukondensor agak tinggi, untuk mencegah pembekuan minyak dalam tabung kondensor.

Komponen utama yang terdapat pada minyak adas seperti anthole, fenchone, dan estragole.Keberadaan komponen tersebut tergantung pada jenis varietas adas yang digunakan.

Kayu Manis (Cinamon / Cassia)

Minyak kayu manis yang diperoleh dari Cinnamomum zeylanicum Ness disebutminyakCinnamon, sementara yang berasal dari Cinnamomum cassia disebut minyak Cassia.Minyak kayu manis dipergunakan sebagai flavouring agent dalam pembuatan parfum,kosmetik, dan sabun.

Volume ekspor minyak kayu manis relatif kecil. Data BPS 2000 2003 menyebutkan volumeekspor minyak ini cukup besar pada tahun 2000 yakni sebesar 14.400 ton, namun menurundrastis pada tahun-tahun berikutnya, hanya sampai 100 ton / tahunnya. (Tabel 6).

Melati (Jasmine)

Ada dua macam varietas melati yang diusahakan yaitu tanaman J. officinaleL; dan J.officinale var grandiflorum L. Perancis merupakan negara yang paling banyak memproduksibunga melati dan terutama diproduksi untuk parfum.

Bunga setelah dipetik tetap hidup secara fisiologis dan memproduksi minyak atsiri. Produksiminyak atsiri oleh bunga tersebut akan terhenti apabila bunga telah mati dan membusuk.Untuk mendapatkan minyak bunga melati, dilakukan dengan cara ekstraksi menggunakansistem enfleurasi (lemak dingin). Dengan cara ini, rendemen yang dihasilkan cukup tinggi

dan tingkat kewangian yang tinggi, namun biaya produksinya cukup mahal, sehingga jarangdipergunakan. Cara ekstraksi lainnya adalah dengan mempergunakan pelarut menguap(solvent extraction). Minyak melati yang baru diekstrak berwarna coklat kemerahan, danmempunyai bau khas minyak melati. Absolute melati bersifat lengket, jernih, berwarnakuning coklat dan mempunyai bau harum. Apabila mengadsorbsi udara, minyak berubahbaunya, lebih kental, dan akhirnya membentuk resin.

Minyak bunga melati umumnya dipergunakan sebaga zat pewangi parfum kelas tinggi.Minyak ini biasanya diekspor ke Singapura, Australia, Eropa, Timur Tengah, India, China,dan Thailand. Volume ekspor minyak melati mengalami penurunan drastis pada tahun 2005dibandingkan tahun sebelumnya (Tabel 7)