minyak atsiri 1

26
MINYAK ATSIRI Minyak atsiri (minyak menguap = minyak eteris = minyak essensial = volatile oil) adalah jenis minyak yang berasal dari bahan nabati, bersifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami peruraian atau apabila dibiarkan terbuka, dan memiliki bau seperti tanaman asalnya (khas). Minyak atsiri biasanya tidak berwarna, terutama bila masih segar (baru saja diperoleh dari isolasi), tetapi makin lama akan berubah menjadi gelap, karena terjadi proses oksidasi dan mengalami pendamaran. Upaya untuk mencegah proses tersebut antara lain isimpan dalam keadaan penuh dan tertutup rapat. Semua minyak atsiri terdiri dari campuran kimia yang cukup rumit. Hampir tiap jenis senyawa organik dapat ditemukan di dalamnya (hidrokarbon, alkohol, keton, aldehid, eter, ester, dan lainnya), dan hanya sedikit yang mempunyai komponen tunggal dalam persentase (minyak cengkeh mengadung tidak lebih dari 85% subtansi fenolik, sebagian besar eugenol). Akan tetapi tidaklah mengherankan jika konstituennya mencapai lebih dari 200 komponen, dan seringkali trace constituent-nya mempunyai bau dan rasa yang penting terhadap keseluruhan minyak atsiri tersebut. Tidak adanya satu komponen dapat mengubah aroma. Tanaman dari spesies yang sama yang tumbuh pada tempat tumbuh yang berbeda, biasanya mempunyai komponen yang sama, tetapi persentasenya mungkin berbeda. Sifat fisika minyak atsiri meliputi tidak larut dalam air, larut dalam eter, alkohol, dan pelarut organik

Upload: yunita-kurniati

Post on 18-Jan-2016

234 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

OK OKJ

TRANSCRIPT

Page 1: Minyak Atsiri 1

MINYAK ATSIRI

Minyak atsiri (minyak menguap = minyak eteris = minyak essensial = volatile oil) adalah

jenis minyak yang berasal dari bahan nabati, bersifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa

mengalami peruraian atau apabila dibiarkan terbuka, dan memiliki bau seperti tanaman

asalnya (khas). Minyak atsiri biasanya tidak berwarna, terutama bila masih segar (baru saja

diperoleh dari isolasi), tetapi makin lama akan berubah menjadi gelap, karena terjadi proses

oksidasi dan mengalami pendamaran. Upaya untuk mencegah proses tersebut antara lain

isimpan dalam keadaan penuh dan tertutup rapat.

Semua minyak atsiri terdiri dari campuran kimia yang cukup rumit. Hampir tiap jenis

senyawa organik dapat ditemukan di dalamnya (hidrokarbon, alkohol, keton, aldehid, eter,

ester, dan lainnya), dan hanya sedikit yang mempunyai komponen tunggal dalam persentase

(minyak cengkeh mengadung tidak lebih dari 85% subtansi fenolik, sebagian besar eugenol).

Akan tetapi tidaklah mengherankan jika konstituennya mencapai lebih dari 200 komponen,

dan seringkali trace constituent-nya mempunyai bau dan rasa yang penting terhadap

keseluruhan minyak atsiri tersebut. Tidak adanya satu komponen dapat mengubah aroma.

Tanaman dari spesies yang sama yang tumbuh pada tempat tumbuh yang berbeda, biasanya

mempunyai komponen yang sama, tetapi persentasenya mungkin berbeda.

Sifat fisika minyak atsiri meliputi tidak larut dalam air, larut dalam eter,

alkohol, dan pelarut organik lain, bau karakteristik, bersifat optis aktif (indeks refraksi).

Dalam tumbuhan, minyak atsiri terdistribusi terutama dalam bunga dan daun. Berdasarkan

sukunya atau familinya minyak atsiri terakumulasi dalam sel sekret khusus, seperti sisik

kelenjar (Lamiaceae), sel parenkim yang telah berubah (Piperaceae), sel minyak (Vittae) pada

Apiaceae. Selain itu terdapat juga dalam bagian dalam lysigen atau sizogen pada Pinaceae

dan Rutaceae.

Kandungan kimia minyak atsiri secara umum terbagi dalam dua golongan besar yaitu:

1.      Terpenoid hidrokarbon, melalui biosintesis asetat mevalonat,

2.      Senyawa aromatis, berasal dari biosintesis sikimat fenil propanoat.

Sifat fisik minyak atsiri berbeda dengan minyak lemak. Minyak atsiri dapat disuling

dari sumber alaminya, sedangkan minyak lemak tidak, karena minyak lemak tersusun atas

ester gliserol asam lemak. Minyak atsiri tidak meninggalkan noda lemak permanen pada

kertas, tidak seperti minyak lemak yang meninggalkan noda lemak. Minyak atsiri tidak

menjadi tengik dalam penyimpanan, namun jika terkena cahaya dan udara akan teroksidasi

menjadi resin.

Page 2: Minyak Atsiri 1

Pembentukan minyak atsiri dalam tanaman dapat langsung dari protoplasma,

dekomposisi resin dari dinding sel, dan hidrolisis glikosida tertentu (allil isotiosianat).

METODE MEMPEROLEH MINYAK ATSIRI:

1. Destilasi atau Penyulingan.

Pembuatan minyak atsiri dengan penyulingan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:

besarnya tekanan uap yang digunakan, bobot molekul masing-masing komponen dalam

minyak, dan kecepatan keluarnya minyak atsiri dari simplisia. Namun demikian, pembuatan

minyak atisiri dengan cara penyulingan mempunyai beberapa kelemahan:

a.        tidak baik terhadap beberapa jenis minyak yang mengalami kerusakan oleh adanya panas

dan air.

b.        Minyak atisiri yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisis karena adanya air dan

panas.

c.        Komponen minyak yang larut dalam air tidak dapat tersuling.

d.     Komponen minyak yang bertitik didih tinggi yang menentukan bau wangi dan

mempunyai daya ikat terhadap bau, sebgaian tidak ikut tersuling dan tetap tertinggal

dalam bahan.

Jenis-jenis destilasi / penyulingan, ada 3 yaitu: destilasi air, destilasi uap dan air, dan

destilasi uap:

a. Destilasi air

Pada destilasi air terjadi kontank langsung antara simplisia dengan air mendidih.

Simplisia yang telah dipotong-potong, digiling kasar, atau digerus halus dididihkan dengan

air, uap air dialirkan melalui pendingin, sulingan berupa minyak yang belum murni

ditampung. Penyulingan dengan cara ini sesuai untuk simplisia kering yang tidak rusak

dengan pendidihan. Penyulingan air biasa digunakan untuk menyari minyak atsiri yang

tahan panas dari grabahan maupun bahan yang berkayu dan keras.

Keuntungan metode ini adalah: kualitas minyak atsiri baik (jika diperhatikan suhu

tidak terlalu tinggi), alat sederhana dan mudah diperoleh, dan mudah pengerjaannya.

Kerugian dari metode ini adalah: tidak semua bahan dapat dilakukan dengan cara ini

(terutama bahan yang mengandung sabun, bahan yang larut dalam air, dan bahan yang mudah

Page 3: Minyak Atsiri 1

hangus), adanya air sering menyebabkan terjadinya hidrolisis, dan waktu penyulingan yang

lama.

b. Destilasi uap dan air

Penyulingan degnan cara ini memakali alat semacam dandang. Simplisia diletakkan

di atas bagian yang berlubang-lubang sedangkan air di lapisan bawah. Uap dialirkan melalui

pendingin dan sulingan ditampung, minyak yang diperoleh belum murni. Cara ini baik untuk

simplisia basah atau kering yang rusak pada pendidihan. Untuk simplisia basah atau kering

yang rusak pada pendidihan. Untuk simplisia kering harus dimaserasi lebih dulu, sedangkan

untuk simplisia segar yang baru dipetik tidak perlu dimaserasi. Cara penyulingan ini banyak

dilakukan sebagai industri rumah, karena peralatan mudah didapat dan hasil yang diperoleh

cukup baik.

Kerugian cara ini, hanya minyak dengan titik didih lebih rendah dari air yang dapat

tersuling sehingga hasil penyulingan tidak sempurna (masih banyak minyak yang tertinggal

di ampas).

c. Destilasi uap.

Minyak atsiri biasanya didapatkan dengan penyulingan uap pada bagian tanaman

yang mengandung minyak. Metode penyulingan ini tergantung pada kondisi bahan tanaman

Penyulingan dengan uap memerlukan air, uap panas yang biasanya bertekanan lebih

dari 1 atmosfer dialirkan melalui suatu pipa uap. Peralatan yang dipakai tidak berbeda dnegn

penyulingan air dan uap, hanya diperlukan alat tambahan untuk memeriksa suhu dan tekanan.

Bila pemeriksaan telah dilakukan degnan air dan uap, hanya diperlukan alat tambahan untuk

memeriksa suhu dan tekanan. Bila pemeriksaan telah dilakukan dengan baik, dengan cara ini

akan diperoleh minyak yang lebih banyak. Cara ini bisa juga digunakan untuk membuat

minyak atisiri dari biji, akar, kayu, yang umumnya mengandugn komponen minyak yang

bertitik didih tinggi. Penyulingan ini dapat digunakan utnuk membuat minyak cengkeh,

minyak kayumanis, minyak akar wangi, minyak sereh, minyak kayuputih, dll.

Keuntungan dari cara ini adalah: kualitas minyak yang dihasilkan cukup baik,

tekanan dan suhu dapat diatur, waktu penyulingan pendek, hidrolisis tidak terjadi.

Kerugian metode ini yaitu: peralatan yang mahal dan memerlukan tenaga ahli.

Page 4: Minyak Atsiri 1

Selain penyulingan dengan cara di atas, dikembangkan juga cara sebagai berikut:

a. Penyulingan dengan air dan penyulingan dengan uap disertai dengan pengurangan

tekanan.

Pengurangan tekanan akan memperpendek waktu penyulingan pada tekanan 1

atmosfir. Keuntungan utama dengan cara ini ialah minyak atsiri yang diperoleh berbau sama

dengan bau aslinya, karena penyulingan dilakukan pada suhu kurang dari 70oC (biasanya

pada suhu 50oC) hingga penguraian karena suhu tinggi dapat dihindari. Kelemahannya, alat

yang dibutuhkan mahal.

b. Penyulingan dengan air dan penyulingan dengan uap disertai penaikkan tekanan.

Penyulingan dengan uap dengan menaikkan tekanan, baik dilakukan untuk simplisia

yang keras sepeti kayu, biji, kulit kayu. Dengan penyulingan ini akan diperoleh minyak lebih

banyak dan akan memperpendek waktu penyulingan. Kerugian degnan penyulingan ini ialah

terjadi peruraian minyak atisiri sehingga berbeda dengan bentuk aslinya dan diperoleh lebih

sedikit dibanding dengan cara lain.

Tanaman yang mengandung minyak atisiri bertitik didih rendah, lebih baik disuling

dengan tekanan kurang dari 1 atmosfir sedangkan yang mengandung minyak bertitik didih

tinggi dapat dengan penyulingan uap bertekanan lebih tinggi dari 1 atmosfir.

Dalam metode penyulingan uap langsung (direct steam destillation) yang dapat

dipakai pada obat-obatan tanaman segar (peppermint, spearmint), hasilnya dipotong dan

ditempatkan secara langsung ke dalam tangki penyuling logam pada truck bed. Truck ini

digerakkan pada shed penyuling dimana steam lines ditempelkan pada bagian bawah tangki

penyuling. Cara ini digunakan untuk daun dan mengandung kadar minyak yang tinggi

sehingga tidak perlu maserasi. Uap ditekan melalui pipa dan membawa tetesan minyak

melalui pipa yang akhirnya melewati ruang pengembun.

Selama penyulingan uap, komponen tertentu minyak atsiri dapat terhidrolisis,

sementara unsur lainnya dapat terdekomposisi dengan suhu udara tinggi. Metode

penyulingan ideal yang menggunakan uap harus memberikan tingkat difusi setinggi mungkin

dari uap dan air melalui membran tanaman sehingga hidrolisis dan dekomposisi tetap

minimal.

2. Enflurasi, yaitu pengambilan minyak atsiri dari tanaman menggunakan lemak atau

vaselin.

Seringkali kandungan minyak atsiri dari bagian tanaman sangatlah kecil, misal pada

mahkota bunga. Cara yang bisa dilakukan dengan menghamparkan lemak (vaselin) pada

Page 5: Minyak Atsiri 1

lapisan tipis pelat kaca. Mahkota bunga ditempatkan pada lemak selama beberapa jam,

kemudian diulangi yang baru beberapa kali. Setelah minyak terserap dalam lemak padat

tersebut, selanjutnya diekstraksi dengan alkohol. Selanjutnya dipisahkan antara alkohol dan

minyak atsiri. Penyarian minyak atsiri dengan lemak padat tersebut dikenal dengan

enfleurage.

Bunga-bunga tertentu seperti melati, mawar yang disuling akan menghasilkna minyak

yang tidak berbau sama dengan buanganya. Minyak atsiri dari bunga-bunga tersebut di atas,

dperoleh dengan cara:

a.       Pembuatan dengan lemak tanpa pemanasan (Enflurasi / enfleurage). Cara ini sudah dilkukan

sejak berabad-abad yang lalu secara primitif. Estela tanaman dipetik tanaman tersebut akan

meneruskan proses fisiologisnya dengan mengeluarkan bau khasnya. Sesegera setelah bunga

dipetik ditaburkan diatas lemak, lemak mengabsorbsi minyak tersebut. Untuk memperbesar

absorbsinya permukaan lemak digores. Tiap 1 kg lemak diperlukan bunga melati sebanyak

2,5 sampai 3 kg. Untuk seluruh proses enflurasi memerlukan waktu 8 sampai 10 minggu.

Lemak yang telah jenuh dengan minyak menguap, dikerok dengan sudip, kemudian

dilelehkan pada tempat tertutup. Lemak tersebut kemudian diekstraksi dengan alkohol, lalu

didinginkan pda suhu rendah (kalau mungkin 15oC) untuk memisahkan dari lemaknya,

disaring, kemudian dipekatkan degna cara penyulingan. Cara ini dilkukan hanya untuk

bunga-bunga tertentu, memerlukan waktu lama dan memerlukan banyak tenaga yang terlatih

untuk mengerjakannya. Walaupun dengan cara ini dapat menghasilkan minyak yang lebih

baik. Syarat lemak yang digunakan adlah tidak berbau dan mempunyai konsistensi tertentu.

b.       Pembuatan dengan lemak panas.

Lemak dipanaskan pada suhu lebih kurang 80oC. Bugna segar dimaserasi dengan lemak

panas tersebut selama 1,5 jam. Bunga tesebut harus sering diganti dengan yang baru sampai

tiap kg lemak kontak dengan 2 sd 2,5 kg bunga, kemudian dibiarkan selama lebih kurang satu

jam dan disaring melalui saringan logam. Untuk memisahkan lemak yang melekat, bunga

disiram dngan air panas kemunidan diperas dengan saringan kain. Air akan mudah

dipisahkan dari lemak tersebut. Selanjutnya seperti cara enflurasi pada point a.

3. Ekstraksi dengan pelarut minyak atsiri

Prinsip dari ekstraksi ini adalah melarutkan minyak atisiri yang terdapat dalam

simplisia dengan pelarut organik yang mudah menguap. Simplisia diekstraksi dengan plarut

yang cocok dalam suatu ekstraktor pada suhu kamar, kemudian pelarut diuapkan dengan

tekanan yang dikurangi. Dengan cara ini diperlukan banyak pelarut sehingga biaya cukup

Page 6: Minyak Atsiri 1

mahal dan harus dilakukan oleh tenaga ahli. Sebagai pelarut biasanya dipakai eter minyak

tanah.

Pelarut yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Melarutkan sempurna komponen dari minyak atsiri yang terdapat dalam tanaman.

b. Mempunuyai titik didih rendah.

c. Tidak campur dengan air.

d. Inert, tidak bereaksi dengan komponen minyak atsiri.

e. Mempunyai satu titik didih, bila diuapkan tidk meninggalkan sisa.

f. Harga murah.

g. Bila mungkin tidak mudah terbakar.

Pelarut yang paling banyak digunakan adalah eter minyak tanah. Alkohol tidak baik

digunakan karena alkohol melarutkan air yang terdapat dalam tanaman. Untuk simplisia

tertentu alkohol menghasilkan bau yang tidak enak. Alkohol baik digunakan untuk simplisia

kering. Sari yang diperoleh dikenal dengan nama tingtur yang banyak digunakan untuk

sediaan farmasi. Ekstraksi dengan pelarut mudah menguap, banyak banyak digunakan di

berbagai negara dan secara umum dapat dipakai untuk sediaan farmasi. Ekstraksi dengan

pelarut mudah menguap, banyak digunakan di berbagai negara dan secara umum dapat

dipakai untuk bermacam simplisia dan diperoleh minyak atsiri sesuai dengan aslinya.

Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya digunakan untuk mengekstraksi

minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan dengan uap dan air. Cara ini baik untuk

mengekstraksi minyak dari bunga-bungaan, misal: bunga cempaka, melati, mawar, dll.

Cara kerja ekstraksi dengan pelarut menguap cukup sederhana, yaitu dengan cara

memasukkan bahan yang akan diekstraksi ke dalam ketel ekstraktor khusus dan kemudian

ekstraksi berlangsung secara sistematik pada suhu kamar, dengan menggunakan petroleum

eter sebagai pelarut. Pelarut akan berpenetrasi ke dalam bahan dan melarutkan minyak bunga

beserta beberapa jenis lilin dan albumin serta zat warna. Larutan tersebut selanjutnya

dipompa ke dalam evaporator dan minyak dipekatkan pada suhu rendah. Setelah semua

pelarut diuapkan dalam keadan vakum, maka diperoleh minyak bunga yang pekat. Suhu

harus tetap dijaga tidak terlalu tinggi selama proses ini. Dengan demikian uap aktif yang

terbentuk tidak akan merusak persenyawan minyak bunga. Jika dibandingkan dengan mutu

minyak bunga hasil penyulingan, maka minyak bunga hasil ekstraksi menggunakan pelarut

lebih mendekati bau bunga alamiah. Semua minyak yang diekstraksi dengan pelarut

menguap mempunyai warna gelap, karena mengandung pigmen alamiah yang bersifat tidak

Page 7: Minyak Atsiri 1

dapat menguap. Sebaliknya hasil penyulingan uap, umumnya berwarna cerah dan bersifat

larut dalam alkohol 95%.

Dalam industri parfum, sebagian besar produksi minyak atsiri modern dilakukan

dengan ekstraksi, dengan menggunakan sistem pelarut yang berdasar pelarut yang mudah

menguap seperti eter minyak tanah. Keuntungan utama ekstraksi adalah suhu yang bisa

dipertahankan kurang lebih 50oC selama proses. Hasilnya minyak atsiri yang didapat

mempunyai bau yang lebih alami yang tidak dapat ditandingi minyak suling. Hal ini karena

selama penyulingan, dengan suhu yang tinggi, dapat mengubah konstituen minyak atsiri.

Namun demikian, metode penyulingan operasionalnya lebih murah dibandingkan dengan

proses ekstraksi.

Simplisia dimasukkan ke dalam ekstraktor dan selanjutnya pelarut oraganik murni

dipompakan ke dalam ekstraktor. Pelarut organik akan menembus ke dalam ekstraktor.

Pelarut organik akan menembus ke dalam jaringan simplisia dan akan melarutkan minyak

serta bahan lainnya seperti dmar dan lilin. Komponen tersebut merupakan pengotor, dan

dipisahkan dengan cara penyulingan pada suhu rendah dan tekanan rendah. Dengan cara

penyulingan ini diperoleh campuran pelarut dan minyak atsiri disebut concrete.

Pemurnian concrete (pelarut + minyak atsiri) ini dilakukan dengan melarutkan dalam

alcohol, diambil fase alcohol. Fase alcohol ini didinginkan 0oC, diperoleh minyak atsiri

dalam alcohol dan lilin. Dilakukan penyaringan terhadap campuran ini, diambil fase

minyak atsiri dalam alkohol. Untuk memisahkan alkohol dan minyak atsiri, dilakukan

penyulingan pada tekanan dan suhu rendah, akan diperoleh alkohol dan minyak atsiri murni.

4. Pengepresan

Pembuatan minyak atsiri dengan cara pengepresan (ekspresi) dilakukan terhadap

bahan berupa biji, buah atau kulit buah yang dihasilkan dari tanaman yang termasuk jenis

Sitrus, karena minyak atsiri dari jenis tanaman tersebut akan mengalami kerusakan bila

dibuat dengan cara penyulingan. Cara ini juga digunakan untuk mengambil minyak atsiri

dari biji.

Berdasar tipe alat ekspresi dibedakan menjadi 2 macam yaitu hidraulic expressing,

dan expeller expressing.

5. Hidrolisis glikosida

Dilakukan hidrolisis untuk memecah menjadi aglikonnya (minyak atsirinya). Contoh

minyak atsiri yang diperoleh dengan cara ini hádala minyak mustar, diperoleh dengan

Page 8: Minyak Atsiri 1

hidrolisis enzimatis dari glikosida. Dalam biji mustar hitam, glikosida sinigrin, dihidrolisis

oleh myrosin dengan menghasilkan minyak mustar. Biosintesis terjadinya hidrolisis dapat

dilihat dalam pembahasan glikosida, sub bab glikosida alil isotiosianat.

6. Ecuelle.

Beberapa minyak atsiri tidak dapat disuling tanpa terjadi dekomposisi, jadi dilakukan cara

yang lain yaitu pengepresan (expression) misalnya minyak lemon dan minyak jeruk. Di

Amerika Serikat, metode umum mendapat citrus oil meliputi menusuk kelenjar minhyak

dengan menggulingkan buah di atas sebuah bak yang dilapis dengan duri-duri yang tajam

guna merembeskan kulit ari dan menembus kelenjar minyak yang ditempatkan di bagian luar

kulit. Cara ini disebut dengan metode ecuelle. Langkah menekan pada buah menghilangkan

minyak dari kelenjar dan semprotan air membasuh minyak yang masih melekat pada kulit

sementara ampas tersaring melalui tabung pusat yang membuang bagian tengah buah.

Emulsi minyak-air yang dihasilkan dipisahkan dengan sentrifugasi.

PEMURNIAN

Minyak yang dihasilkan dari penyulingan tanaman pada umumnya tidak murni karena

maíz tercampur dengan minyak lain yang berasal dari tanaman sendiri atau dengan hasil

penguraian componen tanaman yang disebabkan proses penyulingan.

Untuk memperoleh minyak yang murni perlu dilakukan prosese pemurnian. Proses

pemurnian dapat dilakukan dengan:

a. Penyulingan kembali

Penyulingan kembali bertujuan untuk meisahkan componen yang muda menguap dari

componen yang tidak mudah menguap seperti logam berat yang menyebabkan minyak

berwarna lebih gelap dan debu halus yang terbawa oleh uap atau uap air pada waktu

penyulingan.

b. Penyulingan bertingkat

Penyulingan ini bertujuan untuk memisahkan minyak berdasarkan perbedaan titik

didih. DIlakukan penyulingan dengan pengurangan tekanan. Di industri minyak atsiri

dilakukan penyulingan pada tekanan tidak lebih dari 5-10 mm Hg. Untuk minyak-minyak

yang bertitik didih tinggi dapat dipakai tangas air.

c. Penurunan suhu.

Penurunan suhu untuk menghablurkan hasil sampingan dari minyak atsiri yang berupa

senyawa hidrokarbon yang teroksidasi.

Page 9: Minyak Atsiri 1

d. Penghabluran bertingkat

Penghabluran bertingkat dilakukan dengan penambahan dengan bermacam-macam

pelarut yang cocok, pada penambahan tersebut akan menghasilkan hablur secara bertingkat.

e. Menghilangkan komponen dengan reaksi kimia.

Komponen yang tidak dikehendaki dihilangkan dengan reaksi kimia. Asam-asam

bebas dapat dihilangkan degnan natrium karbonat, basa dengan asam hidroksida, fenol

dengan natrium hidroksida, aldehida dengan natrium bisulfat, dll.

 MANFAAT MINYAK ATSIRI

Minyak atsiri merupakan senyawa yang penting sebgai dasar wewangian alam dan

juga untuk rempah-rempah serta sebagai cita rasa dalam industri makanan. Pada industri

minuman beralkohol bermanfaat dalam pembuatan Bitters, Cordials, Rums, Vermouths,

Whiskies, Wines, dan sebagainya. Pada industri karet dimanfaatkan dalam pembuatan

berbagai macam produk karet sintesis dan sejenisnya, mainan, senyawa tahan air, baby plasts,

gloves, dan sebagainya. Pada industri sabun dimanfaatkan dalam pembuatan carbonated

beverages, cola drinks, fountain supplies, soft drinks powder dan sebagainya. Pada hasil

pengolahan tekstil dimanfaatkan sebagai kulit dan benang tiruan zat warna, lindeum, oil

cloth, dll. Pada perlengkapan ternak digunakan sebagai cattle sprays, deodorant, sabun anjing

dan kucing, bubuk serangga, obat kudis, dan obat gosok. Pada industri tembakau

dimanfaatkan sebagai shewing tobaccos, cigarettes dan kretek. Pada industri difersifikasi

dimanfaatkan sebagai alkohol denaturasi, lilin, keramik, cleaners produk, bahan pengawet

mayat, lensa optis, dan gas air mata.

KANDUNGAN KIMIA MINYAK ATSIRI

Secara kimia terpen minyak atsiri dapat dipilah menjadi dua golongan yaitu

monoterpen dan sesquiterpen, berupa isopren C10 dan C15 yang jangka titik didihnya berbeda

(titik didih 140-148oC, titik didih sesquiterpen >200oC). Pertama-tama monoterpen dapat

dipilah lebih lanjut menjadi tiga golongan bergantung pada apakah struktur kimianya asiklik

(misalnya geraniol), monosiklik (misal Limonen) atau bisiklik. Dalam setiap golongan

monoterpen dapat berupa alkohol misalnya mentol, aldehid, atau keton misalnya menton dan

karvon.

Sesquiterpen dapat dipilah berdasarkan kerangka karbon dasarnya yang umumnya

ialah asiklis misalnya farnesol, monosiklik misalnya bisabolena atau bisiklik misalnya

karotol. Namun demikian, dalam setiap golongan dikenal banyak senyawa yang berbeda.

Page 10: Minyak Atsiri 1

Dua turunan sesquiterpen yaitu asam absist dan xantin mendapat perhatian khusus karena

sifat pengatur tumbuhnya.

Pada minyak atsiri yang bagian utamanya terpenoid, biasanya terpenoid itu terdapat

pada fraksi atsiri yang tersuling dengan uap. Zat inilah penyebab wangi, harum, atau bau

yang khas pada banyak tumbuhan, secara ekonomi senyawa tersebut penting sebgai dasar

wewangian alam dan juga untuk rempah-rempah serta sebagai senywa cita rasa di dalam

industri makanan.

Contoh-contoh kerangka minyak atsiri golongan terpenoid bisa dicermati pada bab

terpenoid sub bab monoterpenoid.

TANAMAN PENGHASIL MINYAK ATSIRI

1. Cinnamon (kayu manis)

Kayu manis atau Saigon kayu manis berasal dari kulit pohon Cinnamomum loureirii

Nees (Fam. Lauraceae). Kayu manis penting pada perdagangan aalah kayu manis ceylon

yang bersal dari kulit pohon C.zeylanicum Nees (Fam. Lauraceae). Kayu manis saigon

menghasilkan 2-6% minyak atsiri, kayu manis cassia menghasilkan 0,5-1,5% minyak atsiri

sedangkan kayu manis ceylon menghasilkan 0,5-1% minyak atsiri. Kandungan lainnya

adalah mentol yang bermanfaat sebagai bumbu dan karminatif.

Tepung kayu manis yang diperdagangkan di toko bahan makanan merupakan

campuran dari beberapa macam kayu manis sehingga akan menigkatkan kualitas sebagai

pewangi atau untuk memberikan harga yang lebih murah. Minyak kayu manis merupakan

minyak menguap yang diperoleh dari destilasi dengan uap dari daun dan ranting

Cinnamomum cassia (Ness) ex Blume (Fam. Lauraceae) dan disempurnakan kembali dengan

penyulingan. Hal yang sma dapat dilakukan untuk memperoleh minyak cassia. Minyak kayu

manis digunakan sebagai bumbu perasa, karminatif, dan pewangi serta antiseptik.

2. Cengkeh

Cengkeh berasal dari kuncup bunga kering Eugenia caryophllus (sprengel) Bullock et

Harison (E. caryophylato Thunberg) Fam Myrtaceae. Cengkeh dimanfaatkan sebagai

karminatif atau zat aromatik yang membantu meredakan kolik dan flatulen (adanya gas dalam

lambung dan usus) dan sebagai bumbu.

Minyak cengkeh merupakan minyak menguap yang didestilasi dengan uap air dari

kuncup bunga kering Syzqium aromaticum (L) Mere.et.L.M.Perry, mengandung tidak lebih

Page 11: Minyak Atsiri 1

dari 85% volume total substansi fenolik, eugenol utama. Minyak cengkeh mengandung

eugenol bebas 70-95% eugenol asetat dan 5-8% β-caryophylli.

Minyak cengkeh ini tergolong dalam perasa / bumbu. Biasanya bekerja sebagai obat

sakit gigi yang digunakan dalam pengobatan rongga gigi secara topical. Minyak cengkeh

dapat sebagai antiseptik. Obat yang dipakai untuk menimbulkan suatu reaksi menghadapi

suatu penyakit atau infeksi dan karminatif. Minyak dengan kandungan eugenol yang tinggi

ni digunakan dalam produksi perdagangan vanilin.

3. Pala

Pala atau myristica merupakan biji matang dari tanaman Myristica fragrans Hautuyn

(Fam. Myristicaceae) yang diambil dari lapisan biji dan arillode tanpa lapisan kapur. Pala

mengandung minyak tertentu 25-40% dan dapat memadat pada suhu kamar dan terkadang

dapat berubah menjadi kristal prisma aneka warna dan disebut pala mentega. Minyak atisiri

8-15% mengandung myristicin dan safrole, sejumlah protein dan starch. Miristica

bermanfaat sebagai perasa dan bumbu.

Pada perkembangan selanjutnya yang terakhir pala dikenal khususnya pada penduduk

yang tersembunyi sebagai penyebab halusinasi. Dalam jumlah yang relatif besar sampai 15

gram harus diperhatikan karena dapat memabukkan. Efek yang dapat terjadi adalah dapat

meremajakan kulit, takikardia, dan menekan keluarnya air liur. Pala mengandung amfetamin

dan metabolit yang mengandung nitrogen. Minyak pala merupakan minyak atsiri hasil

destilasi uap dari biji Myristica fragrans. Minyak mengandung 10-30% α-pinen, 10-20% β-

pinen, 15-20% sabinen, 5-12% myristicin, 2-7% limonen, 3-6% tertpinen, dan 1-2% safrole.

Minyak pala sebagai perasa, dan karminatif.

4. Peppermint

Peppermint (permen) terdiri dari daun dan bunga kering Mentha piperita Linne (Fam.

Lamiaceae). Pepermint mengandung minyak atsiri sekitar 1%, resin dan tanin. Permen

kering dalam perdaganan biasanya terdiri dari tanaman kering ang seharusnya mengandung

tidak lebih dari 2% dan bersumber di atas 3 mm dari garis tengah. Beberapa minyak atsiri

yang mengering dan berada dalam penyimpanan yang biasanya digunakan sebagai sampel

perdagangan 95% akan mengalami kemerosotan.

Minyak permen mengandung menton, mentofurn, mentil asetat, isomenton, pulegon,

neomentol, piperiton, dan sebagainya. Minyak permen adalah suatu cairan berwarna kuning

pucat atau tak berwarna yang mempunyai bau penetrasi permen yang kuat dan tajam.

Page 12: Minyak Atsiri 1

Minyak permen Amerika mengandung 30-78% mentol bebas dan sekitar 5-20% kombinsi

berbagai ester.

Tumbuhan dari jenis dan genotip yang sama dapat menghasilkan minyak dengan

kualitas yang berbeda jika tumbuh pada area yang berbeda. Produksi minyak permen yang

berisi sejumlah kecil monthon dan menthafuran dan sejumlah besar mentol lebih disukai dan

berkembang daripada tanaman yang mendapat sedikit penerangan dan menghasilkan minyak

yang mengandung sejumlah kecil mentol dan sejumlah besar mentofluran. Konsentrasi yang

tinggi hingga mencapai 30% menthofluran menimbulkan bau pada produk. Minyak permen

dalam bidang farmasi digunakan sebagai karminatif, stimulansia, dan antiinfeksi.

5. Damar dan Kombinasi Damar

Damar merupakan produk amorf dengan bahan kimia alam yang kompleks. Pada

umumnya damar dibentuk dalam Shizogenous atau dalam rongga shizolysigenous dan

merupakan hasil akhir dari metabolisme. Sifat fisik dammar ada umumna adalah keras

transparan atau tembus cahaya dan jika dipanaskan akan terhidrolisis. Damar merupakan

campuran kompleks antara asam damar, alkohol damar, resitanol, ester dan resin. Damar

tidak dapat larut dalam air dan menurut beberapa peneliti dammar merupakan produk

oksidasi dari terpen. Damar dapat larut dalam alkohol atau bahan pwlarut organik yang lain.

Damar merupakan produk akhir metabolisme yang bersifat merusak. Damar banyak

digunakan sebagai produk oksidasi dari terpen. Damar memiliki karakteristik rasa yang

membakar. Resin atau damar cuka berisi suatu kandungan diterpenoid oxyacid yang besar.

Damar dalam bidang farmasi biasanya diperoleh dari:

1. Penyulingan obat atas racun dan alkohol dan memperoleh dammar dalam air.

2. Pemisahan minyak dari aloeresin dengan penyulingan seperti halnya dengan dammar

dari terpentin.

3. Pengumpulan produk alami yang menetes dari aloeresin pada tumbuhan sampai pada

kebocoran tiruan atau alami dimana minyak yang alami secara parsial akan menguap

dalm atmosfer seperti halnya dengan dammar yang dipakai sebagai campuran semen.

6. Rosin (Gala)

Rosin atau colophany adalah suatu dammar yang padat yang diperoleh dari Pinus

palustis Miller dan rempah-rempah lain dari Pinus linne (Fam. Pinaceae). Damar ini (rosin)

pada umumnya bersifat tembus cahaya, berwarna kekuningan dan seringkali memberikan

Page 13: Minyak Atsiri 1

lapisan kekuningan. Damar berbentuk keras, rapuh dan dengan mudah dilumatkan. Damar

berisi 80-90% asam abietat anhidrid (senyawa diterpen bisiklik, asam sapinic, asam pimaric,

dan asam yang lain dan resin suatu hidrokarbon.

Rosin digunakan sebagai produk pengeras dalam plester dan obat salep. Dalam

perdagangan rosin digunakan dalam pembuatan pernis-pernis dan alat pengering, cat tinta,

sabun pelapis lilin, lapisan pada lantai, dan banyak produk lain. Rosin seringkali digunakan

sebagai produk pemalsuan yang mengandung damar.

7. Eriodyctyon

Eriodyctyon atau yerba santa adalah daun kering yang berasal dari Eriodictyon

californium (Hookes et Arnott) Torrey (Fam. Hydrophyllaceae). Eriodictyon berasal dari

Yunani yang berasal wol dan mengacu pada daun-daun yang berserabut. Tumbuhannya

hádala statu samak belukar dari pon berwarna hijau yang berasal dari pegunungan California

dan Mexivo utara. Obat ini telah digunakan oleh orang Indian selama bertahun-tahun.

Eridictyon berisi statu damar eridictyol (Aglikon dari eridictyon), xanthoeridictyol,

chrysoeridictyol, homoericdictyol, asam format, asam butyric, minyak atsiri, dan tanin.

Eridictyon merupakan statu penyamar rasa pahit dan senyawa tertentu yang berisi kina dan

biasa digunakan sebagai suatu obat yng merangsang keluarnya dahak.

8. Mastic

Damar yang digunakan dalam campuran semen, pastiche atau mastich adalah

exudates beton yang mengandung damar dari pistacia lentiscos Linne (Fam Ancardiaceae).

Tumbuhannya adalah suatu semak belukar atau pohon kecil yang berasal dari daerah

Mediterania dan diatanam di kepulauan Greiceian, terutama pada Pulau Chios. Sari buah

yang mengandung damar dikumpulkan dalam rongga yang berasal dari goresan batang dan

dalam cabang yang lebih besar dimana dammar akan menetes. Damar akhirnya dikumpulkan

dalam air mata yang kecil yang biasanya dammar tersebut digunakan dalam campuran semen

pada zaman dahulu. Theoprharstus dan Pliny menggunakan dammar yang dipakai dalam

campuran semen sebgai bahan pewangi nafas bagi wanita-wanita Asia.

Damar yang digunakan dalam campuran semend berisi 90% damar, yang berisi asam

masticáis yang dapat larut dalam alcohol dan damar (mastican) yang tidak larut dalam

alcohol, dan minyak atsiri sekitar 1-2,5% mempunyai bau balsam dari obat yang terutama

berisi (+)-pinen. Damar yang dipakai dalam campuran semen dan berasa pahit digunakan

pula sebgai pernis gigi untuk menyegel rongga.

Page 14: Minyak Atsiri 1

9. Kava

Kava merupakan rimpang dan akar Piper myristicum suku piperaceae, mengandung

yangonin, metistisin, kawain, dan turunannya. Tumbuhannya adalah statu zurría yang besar

dan secara luas ditanami di kepulauan Oceanía. Berdasarkan farmakologinya menunjukkan

bahwa semua kava piran dalam jumlah sedikit atau besar dapat bertindak sebagai otot relaxan

yang terpusat. Dapat juga mempengaruhi perubahan dalam fungís motor dan refleks sifat

mudah marah, bermanfaat sebagai anestetik local dan antipiretik (penurun demam).

 10. Cannabis

Merupakan jenis tumbuhan suku Moraceae, pufuk berbunganya disebut ganja.

Cannabis yang digunakan di Cina dan India tersebar pelan-pelan melalui Persia ke Arabia

dimana damar ini dikenal sebagai Asís dan kemudian diperkenalkan ke dalam Eropa dan

Materia Medika Amerika oleh Napoleon. Dari tahun ke tahun penanaman yang selektif dari

dua tipe genetik Cannabis semakin meningkat. Salah satu dari tipe obat kava (ingá 15%)

akan umur psikoaktif (-)19-trans tertrahydrocannabinol. Tipe ganja yang berisi zat aktif

utama sedikit (cannabial adalah cannabioid yang utama) tetapi mempunyai serabut kulit

pohon yang panjang dan biasa diproduksi menjadi tali. (-)-∆9-trans tertrahydrocannabinol

pada damar yng dikeluarkan dari trichomes dan ditemukan dalam daun-daun yang kecil (daun

kecil pada bunga) dan branteoles (struktur seperti daun ada intuí telur). Koalitas dammar

ditemukan dalam putik bunga Cannabis sativa yang kurang mencolok yang tumbuh pada

tanaman dengan suhu temeperatur iklim tropis.

11. Ginger

Ginger atau zingiber adalah rhizome kering dari Zingiber officinale Roscoe (Fam.

Zingiberaceae) dikenal secara komersial sebagai jahe Jamaica, jahe Afrika, dan jahe Cochin.

Jahe memiliki aroma karakteristik Kira-kira 1-3% minyak atsiri. Bahan yang tekandung

dalam jahe hádala sesquiteren: bisabolen, zingiberen, dan zingiberol. Ketajaman

karakteristik sifat oabt pada jahe aloeresin dari dua keton aromatik, zingiberon dan shogaol

yang diisolasi. Jahe mengandung lebih dari 50% pati. Jahe dikelompokkan sebagai perasa

yag biasanya sebagai bumbu, stimulant aromatik dan karminatif.

Page 15: Minyak Atsiri 1

BAHAN YANG BANYAK MENGANDUNG SENYAWA TERPENOID

(-)-∆9-trans tertrahydrocannabinol

Disebut juga dronabinol adalah monoterpenoid, merupakan cedían dari tanaman

Cannabis sativum atau hasil síntesis kimia. Bermanfaat sebagai anti emetic dan digunakan

secara oral untuk pengobatan mabuk laut/pusing, anti muntah dengan sitotoksik yang

digunakan dalam kemoterapi kanker.

Oleoresin

Merupakan cairan homogen dari resin dan minyak volátil. Biasanya ada sejumlah

kecil eksudat alami dari kandungan aloeresin yang menyebabkan kematian insekta.

Terpentin

Terpentin, gum terpentin, gum ini diperoleh dari Pinus palustres Millar dn dari spesies

lain dari Pinus (Fam. Pinaceae). Biasanya terpentin dipanen terakhir Kira-kira 32 minggu.

Produk di awal tahun paling besar dan disebut terpentin asli. Terpentin yang terbentuk agak

kuning gelap dan dalamnya lebih terang, kurang licin / berkilap, bergetah lengket ketika

panas dan rapuh dalam dingin. Terpentin digunakan sebagai contra iritan.

Aloe-Gum-Resin

Merupakan campuran antara resin, gum, minyak atisiri dalam jumlah yang sama

banyak dan sebagian kecil bahan lanilla. Kandungan utama oleo-gum –resin hádala myrrh.

Myrrh / Kemenyan

Disebut juga gum myrrh hádala oleo-gum-resin diperoleh dari Cammipora molmol

Engler dari Cabyssinica (Berg) Engle atau dari spesies Commiphora jacquin (Fam.

Burseraceae). Myrrh mengandung minyak atsiri 2,5-8% yang mempunyai bau karakteristik

myrrh, resin 2,5-40% tersusun atas beberapa konstituen. Myrrh digunakan sebagai protektif,

stimulant, stomatik, pencuci mulut, dan astringent.

Balsam

Balsam adalah campuran resin yang diperoleh dari sejumlah bagian asam benzoat,

asam sinamat atau kedua-duanya atau ester dari asa ini. Obat-obatan dari balsam meliputi

balsam tolu, balsam peru, storax, dan benzoin.

Storax

Merupakan balsam yang diperoleh dari batang Liquidamar orientalis Miller. Storax

adalah bahan farmasetik dalam komposisi tingtur benzoin, biasanya sebagai stimulant,

ekspectoran dan antiseptic. Strorax Amerika diperoleh dari hubungan storesin dan bahan

Page 16: Minyak Atsiri 1

lain. Storax levan t mempunyai kandungan minyak atsiri 7% dengan destilasi uap dan

mengandung 28% asam sinamat, 23% cinamen, 35% ester resin, dan 2% asam resin.

Balsam peruvian

Disebut juga balsam Peru atau balsam dari Peru, diperoleh dari Myroxylon pereirae

(Royle) Klostzch (Fam. Fabaceae). Peru balsam adalah protektan local, parasitic pada

penyakit kulit, antiseptik, astringent dan untuk pengobatan hemorrhoid.

Tolu Balsam

Diperloleh dari Myroxilon balsamum (Linne) Harms (Fam. Fabaceae). Tolu balsam

terjadi sebgai lapisan padat seperti plastic yang menjadi coklat atau agak kuning coklat. Pada

permukaannya transparan, rapuh ketika tua, kering atau terang pada keadaandingin dan

menunjukkan kristal asam sinamat. Tolu balsam digunakan sebagai ekpspektoran dan mahal

sebagai perasa dalam obat sirup dan parfum.

Benzoin

Resin balsam diperoleh dari Styras benzoin Dryander. Asam benzoate dan garam

sodiumnya mahal digunakan sebagai bahan pengawet makanan, minuman, lemak, sediaan

farmasi, dan bahan-bahan yang lain. Asam benzoat dalam pengobatan digunakan sebagai

antifungi. Asam benzoat sekarang merupakan produk sintetik tetapi paetama kali diperoleh

dari sublimasi dari benzoin Sumatra, yang akan menjadi kristal putih biasanya dalam bentuk

seperti jarum.