pembahasan uji kelarutan

4
*catatan : sebelum dicatet, diperiksa dolo ama di cek data2 nya sama ga kayak pengujian kemaren. klo bisa ditambahin lagi dari teori ato perhitungan ya ^_^ (tambahin dari pembahasan ama perhitungan dari Aryo) Pembahasan Uji Kelarutan Pada percobaan kali ini yang berjudul “Uji Kelarutan”,telah dilakukan pengujian kelarutan pada asam benzoat dengan natrium hidroksida. Kelarutan sendiri adalah banyaknya suatu zat maksimal yang dapat larut dalam zat lain dan membentuk sistem homogen atau jenuh pada suhu dan tekanan tertentu. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu senyawa, diantaranya adalah zat terlarut yang digunakan berupa asam benzoat, pelarut yang digunakan yaitu natrium hidroksida, tekanan dan suhu pada larutan. Pengujian ini dilakukan dengan membuat larutan asam benzoat yang telah ditimbang massa nya menggunakan neraca analitis dan dilarutkan dalam air panas hingga terbentuk larutan jenuh asam benzoat. Lalu larutan yang sudah dibuat dimasukkan kedalam beaker gelas untuk dipanaskan menggunakan pembakar spiritus. Untuk mengetahui dan menjaga temperatur, digunakan termometer. Larutan dipanaskan hingga mencapai suhu 70°C. Kemudian dibuat larutan natrium hidroksida dengan menstandarisasinya dahulu dengan asam oksalat yang ditujukan untuk mengetahui konsentrasi natrium hidroksida dengan tepat. Hal ini dilakukan dengan membuat dahulu larutan asam oksalat yang ditimbang massa nya sebesar 0,063 gr

Upload: nana-chan

Post on 03-Jan-2016

54 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan Uji Kelarutan

*catatan : sebelum dicatet, diperiksa dolo ama di cek data2 nya sama ga kayak pengujian kemaren. klo bisa ditambahin lagi dari teori ato perhitungan ya ^_^ (tambahin dari pembahasan ama perhitungan dari Aryo)

Pembahasan Uji Kelarutan

Pada percobaan kali ini yang berjudul “Uji Kelarutan”,telah dilakukan pengujian kelarutan pada asam benzoat dengan natrium hidroksida. Kelarutan sendiri adalah banyaknya suatu zat maksimal yang dapat larut dalam zat lain dan membentuk sistem homogen atau jenuh pada suhu dan tekanan tertentu. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu senyawa, diantaranya adalah zat terlarut yang digunakan berupa asam benzoat, pelarut yang digunakan yaitu natrium hidroksida, tekanan dan suhu pada larutan. Pengujian ini dilakukan dengan membuat larutan asam benzoat yang telah ditimbang massa nya menggunakan neraca analitis dan dilarutkan dalam air panas hingga terbentuk larutan jenuh asam benzoat. Lalu larutan yang sudah dibuat dimasukkan kedalam beaker gelas untuk dipanaskan menggunakan pembakar spiritus. Untuk mengetahui dan menjaga temperatur, digunakan termometer. Larutan dipanaskan hingga mencapai suhu 70°C. Kemudian dibuat larutan natrium hidroksida dengan menstandarisasinya dahulu dengan asam oksalat yang ditujukan untuk mengetahui konsentrasi natrium hidroksida dengan tepat. Hal ini dilakukan dengan membuat dahulu larutan asam oksalat yang ditimbang massa nya sebesar 0,063 gr sebanyak 2 kali dan dilarutkan masing-masing pada 10 ml aquades. Larutan ini dibuat sebagai bahan penitran untuk dilakukan titrasi dengan titran natrium hidroksida yang akan dicari konsentrasinya. Larutan yang telah dibuat dimasukkan ke labu erlenmeyer. Kemudian disiapkan buret sebanyak 2 buah yang digunakan untuk titrasi natrium hidroksida dengan asam oksalat untuk distandarisasi dan yang lain untuk titrasi natrium hidroksida yang sudah diketahui konsentrasinya dari titrasi standarisasi dengan asam benzoat. Untuk buret pertama dimasukkan larutan natrium hidroksida 0,01 N stok pada buret dan titrasi dengan larutan asam oksalat sebanyak 2 kali. Ini dimaksudkan untuk mendapatkan volume rata-rata natrium hidroksida yang diperlukan agar tercapai titik ekuivalen dengan penitran asam oksalat. Sebelum titrasi, larutan asam oksalat ditambah dengan fenolftalein sebanyak 2-3 tetes, yang berfungsi sebagai indikator penentuan kesetimbangan reaksi yang ditunjukkan dengan perubahan warna. Titrasi dilakukan hingga warna pada larutan di labu erlenmeyer menjadi merah muda pucat, yang menandakan tercapainya titik ekuivalen, dan dicatat volume yang

Page 2: Pembahasan Uji Kelarutan

dikeluarkan. Berdasarkan percobaan, didapat hasil volume natrium hidroksida sebesar 9,2 ml dan 9,3 ml dengan rata-rata 9,25 ml. Kemudian dihitung konsentrasinya dan didapat sebesar (liat dari perhitungan Aryo).

Lalu, setelah didapat konsentrasi natrium hidroksida, kemudian asam benzoat yang sudah dibuat tadi dimasukkan ke dalam labu erlemeyer dengan variasi suhu 70°C,60°C,50°C dan 40°C. Variasi suhu dibuat dari suhu tinggi ke rendah agar terjadi pemisahan solut melalui pengendapan karena asam benzoat memiliki titik jenuh pada kurang lebih 60°C. Sebelumnya, larutan asam benzoat telah mengalami pengenceran terlebih dahulu dengan labu ukur 100 ml, baru dimasukkan ke labu erlenmeyer. Kemudian, titrasi dilakukan dengan buret kedua yang telah diisi natrium hidroksida pada labu erlenmeyer berisi asam benzoat 10 ml yang sudah diberi indikator fenolftalein sebanyak 2-3 tetes. Setelah diuji, didapatkan hasil rata-rata volume natrium hidroksida untuk suhu 70°C 0,8 ml, 60°C 0,95 ml, 50°C 0,45 ml dan 40°C 1,45 ml. Dengan begitu didapat konsentrasi asam benzoat sebesar (liat dari perhitungan Aryo). Dilihat dari data yang didapat, menunjukkan adanya kesalahan pada suhu 40°C dimana konsentrasi yang dihasilkan lebih besar dari suhu 70°C. Tingkat kelarutan senyawa pada suhu tinggi, akan semakin tinggi, sedangkan pada percobaan ini suhu 40°C memiliki kelarutan lebih tinggi dari suhu 70°C. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kesalahan pada saat melakukan titrasi, baik untuk standarisasi natrium hidroksida dengan asam oksalat maupun titrasi dengan asam benzoat, dengan terlewatnya titik ekuivalen sehingga volume natrium hidroksida pada pengamatan menjadi tidak akurat. Selain itu, kesalahan terjadi juga saat pengaturan suhu pada asam benzoat dengan terjadinya pemanasan berulang dan tidak terjaganya suhu pada saat akan dititrasi, yang menyebabkan suhu asam benzoat pada saat dititrasi tidak sesuai dengan pengukuran sebelumnya. Hal ini mempengaruhi analisa perhitungan konsentrasi asam benzoat yang diujikan.