kelarutan ryannnn

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Setelahmengikutipercobaaninimahasiswadiharapkanmampuuntuk : 1. Menentukan kelarutan suatu zat secara kuantitatif 2. Menjelaskan pengaruh pelarut ampur terhadap kelarutan zat 3. Menjelaskan pengaruh penambahan surfaktan terhadap kelarutan suatu zat 4. Menentukan konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dengan metode kelarutan 1.2 Dasar Teori Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible. Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun.

Upload: ilham-fauzi

Post on 23-Oct-2015

155 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KELARUTAN ryannnn

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Setelahmengikutipercobaaninimahasiswadiharapkanmampuuntuk :

1. Menentukan kelarutan suatu zat secara kuantitatif

2. Menjelaskan pengaruh pelarut ampur terhadap kelarutan zat

3. Menjelaskan pengaruh penambahan surfaktan terhadap kelarutan suatu zat

4. Menentukan konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dengan metode kelarutan

1.2 Dasar Teori

Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut

(solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah

maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil

disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu

pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih

tepatnya disebut miscible.

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari

dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah.

Disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun.

Larutanjenuhadalahlarutan yang mengandungzatterlarutdalamjumlah yang

diperlukanuntukadanyakesetimbanganantarasolute yang terlarut dan yang takterlarut.

Banyaknyasolute yang melarutdalampelarut yang

banyaknyatertentuuntukmenghasilkansuatularutanjenuhdisebutkelarutan (solubility) zatitu.

Jikajumlahsolute yang terlarutkurang dari kelarutannya,

makalarutannyadisebuttakjenuh (unsaturated). Larutantakjenuhlebihencer (kurangpekat)

dibandingkandenganlarutanjenuh. Jika jumlah solute yang terlarut lebih banyak dari

kelarutannya.

Pengadukan juga menentukan kelarutan zat terlarut. Semakin banyak jumlah pengadukan,

maka zat terlarut umumnya menjadi lebih mudah larut.

Luas Permukaan Sentuhan Zat Kecepatan kelarutan dapat dipengaruhi juga oleh luas

permukaan (besar kecilnya partikel zat terlarut). Luas permukaan sentuhan zat terlarut dapat

di diperbesar melalui proses pengadukan atau penggerusan secara mekanis

Page 2: KELARUTAN ryannnn

Faselarutandapatberwujudgas, padatataupuncair. Larutangasmisalnyaudara.

Larutanpadatmisalnyaperunggu, amalgam dan paduanlogam yang lain. Larutancairmisalnya

air laut, larutanguladalam air, dan lain-lain. Komponenlarutanterdiri dari pelarut (solvent) dan

zatterlarut (solute). Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni

ataupun campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan

bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida

dalam air. Istilah "tak larut" (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut,

walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang

terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk

menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh (supersaturated) yang menstabil.

Secara kuantitatif,kelarutan suatu zat dinyatakan sebagai suatu konsentrasi zat terlarut di

dalam larutan jenuhnya pada suhu dan tekanan tertentu. Kelarutan dinyatakan dalam satuan

mililiter pelarut yang dapat melarutkan satu gram zat. Misalnya 1 gr asam salisilat akan larut

dalam 550 ml air. Suatu kelarutan juga dapat dinyatakan dalam satuan molalitas, molaritas

dan persen. Pelepasan zat aktif dari suatu bentuk sediaannya sangat dipengaruhi oleh sifat-

sifat kimia dan fisika zat tersebut serta formulasinya.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain :

1. PH

2. Temperatur

3. Jenis pelarut

4. Bentuk dan ukuran partikel zat

5. Konstanta dielektrik pelarut

6. adanya zat-zat lain, misalnya surfaktan pembentuk kompleks, ion sejenis dan lain-

lain.

1. Pengaruh pH

            Zat aktif yang sering digunakan di dalam dunia pengobatan umumnya adalah Zat

organik yang bersifat asam lemah, dimana kelarutannya sangat dipengaruhi oleh pH

pelarutnya. Kelarutan asam-asam organik lemah seperti barbiturat dan sulfonamide dalam air

akan bertambah dengan naiknya pH karena terbentuk garam yang mudah larut dalam air.

Sedangkan basa-basa organik lemah seperti alkoholida dan anastetika lokal pada umumnya

sukar larut dalam air. Bila pH larutan diturunkan dengan  penambahan asam kuat maka akan

terbentuk garam yang mudah larut dalam air.

Page 3: KELARUTAN ryannnn

2. Pengaruh temperatur (suhu)

            Kelarutan zat padat dalam larutan ideal tergantung kepada temperatur, titik leleh zat

padat dan panas peleburan molar zat tersebut. Kelarutan suatu zat padat dalam air akan

semakin tinggi bila suhunya dinaikan. Adanya panas (kalor) mengakibatkan semakin

renggangnya jarak antar molekul zat padat tersebut. Merenggangnya jarak antar molekul zat

padat menjadikan kekuatan gaya antar molekul tersebut menjadi lemah sehingga mudah

terlepas oleh gaya tarik molekul-molekul air. Berbeda dengan zat padat, adannya pengaruh

kenaikan suhu akan menyebabkan kelarutan gas dalam air berkurang. Hal ini disebabkan

karena gas yang terlarut di dalam air akan terlepas meninggalkan air bila suhu meningkat.

3. Pengaruh jenis pelarut

            Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh polaritas pelarut. Pelarut polar akan

melarutkan lebih baik zat-zat polar dan ionik, begitu pula sebaliknya. Kelarutan juga

bergantung pada struktur zat, seperti perbandingan gugus polar dan non polar dari suatu

molekul. Makin panjang rantai gugus non polar suatu zat, makin sukar zat tersebut larut

dalam air. Menurut Hilderbrane : kemampuan zat terlarut untuk membentuk ikatan hydrogen

lebih pentig dari pada kemolaran suatu zat. Senyawa polar (mempunyai kutub muatan) akan

mudah larut dalam senyawa polar. Misalnya gula, NaCl, alkohol, dan semua asam merupakan

senyawa polar sehingga mudah larut dalam air yang juga merupakan senyawa polar.

Sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam senyawa nonpolar, misalnya lemak

mudah larut dalam minyak. Senyawa nonpolar umumnya tidak larut dalam senyawa polar,

misalnya NaCl tidak larut dalam minyak tanah. Pelarut polar bertindak sebagai pelarut

dengan mekanisme sebagai berikut :

a. Mengurangi gaya tarik antara ion yang berlawanan dalam Kristal.

b. Memecah ikatan kovalen elektrolit-elektrolit kuat, karena pelarut ini bersifat

amfiprotik.

c. Membentuk ikatan hidrogen dengan zat terlarut.

Pelarut non polar tidak dapat mengurangi daya tarik-menarik antara ion-ion karena konstanta

dielektiknya yang rendah. Iapun tidak dapat memecahkan ikatan kovalen dan tidak dapat

membentuk jembatan hidrogen. Pelarut ini dapat melarutkan zat-zat non polar dengan

tekanan internal yang sama melalui induksi antara aksi dipol. Pelarut semi polar dapat

menginduksi tingkat kepolaran molekul-molekul pelarut non polar. Ia bertindak sebagai

perantara (Intermediete Solvent) untuk mencampurkan pelarut non polar dengan non polar.

Page 4: KELARUTAN ryannnn

4. Pengaruh bentuk dan ukuran partikel

            Kelarutan suatu zat akan naik dengan berkurangnya ukuran partikel suatu zat, sesuai

dengan persamaan berikut :

Log S/So = 2 v/2,303 RTr

Keterangan :

S = kelarutan dari partikel halus

So = kelarutan zat padat yang ukuran partikelnya lebih besar

r = Tegangan permukaan partikel zat padat

v = volume partikel dalam cm2 per mol

R = jari-jariakhirpartikeldalam cm2

T = temperaturabsolut

Konfigurasi molekul dan bentuk susunan kristal juga berpengaruh terhadap kelarutan zat.

Partikel yang bentuknya tidak simetris lebih mudah larut bila dibandingkan dengan partikel

yang bentuknya simetris.

5. Pengaruhkonstantadielektrik

            Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh polaritas pelarut. Pelarut polar

mempunyai konstanta dielektrik yang tinggi dapat melarut kanzat-zat non polar sukar larut di

dalamnya, begitu pula sebaliknya. Besarnya tetapan dielektrikinimen tedapatdiatur dengan

penambahan pelarutlain. Tetapan dielektrik suatu campuran pelarut merupakan hasil

penjumlahan dari tetapan dielektrik masing-masing yang sudah dikalikan dengan % volume

masing-masing komponen pelarut. Adakalanya suatu zat lebih mudah larut dalam pelarut

campuran dibandingkan pelarut tunggalnya. Fenomena ini dikenal dengan istilah co-solvency

dan pelarut yang mana dialam bentuk campuran dapat menaikkan kelarutan suatu zat diseut

cosolvent. Etanol, gliserin dan propil englikol adalah co-solvent yang umum digunakan

dalambidang farmasi untuk pembuatan eliksir.

6. Pengaruh penambahan zat-zat lain

            Surfaktan adalah suatu zat yang sering digunakan untuk menaikan kelarutan suatu zat.

Molekul surfaktan terdiri atas dua bagian yaitu bagian polar dan non polar apabila

didispersikan dalam air pada konsentrasi yang rendah, akan berkumpul pada permukaan

dengan mengorientasikan bagian polar ke arah air dan bagian non polar kearah udara,

surfaktan mempunyai kecenderungan berasosiasi membentuk agregat yang dikenal sebagai

misel. Konsentrasi pada saat misel mulai terbentuk disebut konsentrasi misel kritik (KMK).

Page 5: KELARUTAN ryannnn

Sifat Larutan yaitu :

Sifat fisik: zat dapat dikelmpokkan dalam sifat koligatif, aditif dan konstitutif. Dalam

bidang termodinamika, sifat termodinamika dari sistem digolongkan, dalam sifat ekstensif,

bergantung pada jumah zat dalam sistem (misalnya massa dan volume) dan sifat intensif ,

yang tidak bergantung jumlah zat dalam sistem (misalnya temperatur, tekanan kerapatan,

tegangan permukaan, dan viskositas dari cairan murni).

Sifat koligatif :terutama bergantung pada jumlah partikel dalam larutan. Sifat koligatif

larutan adalah tekanan osmosis, penurunan tekanan uap, penurunan titik beku, dan kenaikan

titik didih. Harga sifat koligatif kira-kira sama untuk konsentrasi yang setara dari berbagai zat

nonelektrolit dalam larutan tanpa mengindahkan jenis atau sifat kimiawi dari konstituen.

Dalam menetapkan sifat koligatif dari larutan zat padat dalam cairan, dianggap zat padat

tidak menguap dan tekanan uap di atas larutan seluruhnya berasal dari pelarut.

Sifat Aditif :bergantung pada andil atom total dalam molekul atau pada jumlah sifat

konstituen dalam larutan. Contoh sifat aditif dari suatu senyawa adalah berat molekul, yaitu

jumlah massa atom konstituen. Massa dari komponen suatu larutan juga bersifat aditif, massa

total dari larutan adalah jumlah massa masing-masing komponen.

Sifat Konstitutif :bergantung pada penyusunan dan untuk jumlah yang lebih sedikit,

pada jenis dan jumlah atom dalam suatu molekul. Sifat ini memberikan petunjuk terhadap

aturan senyawa tunggal, dan kelompok molekul dalam sistem. Banyak sifat fisik yang

sebagian aditif dan sebagian konstitutif. Pembiasan cahaya, sifat listrik, sifat permukaan dan

antar permukaan dan kelarutan obat setidak-tidaknya sebagian berupa sifat konstitutif dan

sebagian sifat aditif.

Page 6: KELARUTAN ryannnn

BAB II

METODE KERJA

2.1 Alat dan Bahan

A.  Alat

1. Buret

2. Corong

3. Erlenmeyer

4. Gelas Kimia

5. Kertas Saring

6. Pipet

7. Spatel

8. Statif

9. Timbangan

B. Bahan

1. Acetosal

2. Air

3. Asam Benzoat

4. Alkohol

5. Fenolftalen

6. NaOH 0,1 N

7. Propilen Glikol

8. Tween 80

Page 7: KELARUTAN ryannnn

2.2 Cara Kerja

Pengaruh Pelarut Campur Terhadap Kelarutan Zat

1. dibuat campuran pelarut dengan kombinasi sebagai berikut

AIR (% v/v) ALKOHOL (% v/v) GLISERIN (% v/v)60 0 4060 5 3560 10 3060 15 2560 20 2060 25 1560 30 1060 35 560 40 0

2. dilarutkan asetosal sedikit demi sedikit dalam masing – masing campuran pelarut sampai

didapat larutan yang jenuh

3. larutan dikocok dengan mixer elektrik selama 5 menit, jika ada endapan larut selama

pengocokan maka tambahkan lagi asetosal sampai di dapat larutan yang jenuh kembali.

4. larutan disaring kemudian ditentukan kadar asetosal yang larut dengan titrasi asam-basa

5. dibuat grafik antara kelarutan asetosal dengan % pelarut yang di tambahkan.

Pengaruh Penambahan Surfaktan Terhadap Kelarutan Suatu Zat

1. dibuat 50 ml larutan tween 80 dengan konsentrasi 0; 0,1;0,5; 1; 5; 10; 50; dan 100 mg/100

ml air

2. ditambahkan asam benzoat sedikit demi sedikit sampai diperoleh larutan yang jernih

3. dikocok larutan selama 30 menit dengan mixer. Kalau ada endapan yang larut selama

pengocokan, tambahkan lagi asam benzoat sampai didapat larutan yang jenuh kembali.

4. larutan disaring kemudian ditentukan kadar asam benzoate yang terklarut dalam masing –

masing larutan.

5. dibuat grafik antara kelarutan asam benzoat dengan konsentrasi tween 80 yang digunakan

6. tentukan Konsentrasi Misel Kritik (KMK) tween 80.

1 mL NaOH 0,1 N setara dengan 18,02 mg C9H8O4

1 mL NaOH 0,1 N setara dengan 12,21 mg C7H6O2

Page 8: KELARUTAN ryannnn

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Hasil Percobaan

A. Pengaruh Pelarut Campur Terhadap Kelarutan Zat.

No Air Alkohol Propilen

Glikol

Acetosal waktu V1 V2 ∑ v Kadar

Asetosal

1 60 0 40 1 sendok 5 1 1 1 18,02

2 60 5 35 1 sendok 5 1 1,1 1,05 18,921

3 60 10 30 1 sendok 5 1,1 1,1 1,1 19,822

4 60 15 25 1 sendok 5 1,2 1,3 1,25 22,525

5 60 20 20 1 sendok 5 1,4 1,3 1,35 24,327

6 60 25 15 1 sendok 5 1,6 1,5 1,55 27,931

7 60 30 10 1 sendok 5 1,6 1,7 1,65 29,738

8 60 35 5 1 sendok 5 1,9 1,7 1,8 32,436

9 60 40 0 1 sendok 5 6,7 7,1 6,9 124,33

Perhitungan

Pembakuan NaOH

1 mL NaOH 0,1 N setara dengan 18,02 mg C9H8O4

1. 1 x 18,02 = 18,02 mg

2. 1,05 x 18,02 = 18,921 mg

3. 1,1 x18,02 = 19,822 mg

4. 1,25 x 18,02 = 22,525 mg

5. 1,35 x 18,02 = 24,327 mg

6. 1,55 x 18,02 = 27,931 mg

7. 1,65 x 18,02 = 29,738 mg

8. 1,8 x 18,02 = 32,436 mg

9. 6,9 x 18,02 = 124,33 mg

Page 9: KELARUTAN ryannnn

Grafik Air terhadap kadar asetosal

60 60 60 60 60 60 60 60 600

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

f(x) = 9385.41666666667 x − 13590.0833333333R² = 0.527244628009934

t (air)

Vt

Grafik Alkohol terhadap kadar asetosal

0 5 10 25 20 25 30 35 400

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

f(x) = 9385.41666666667 x − 13590.0833333333R² = 0.527244628009934

t (alkohol)

Vt

Page 10: KELARUTAN ryannnn

Grafik Propilen Glikol terhadap kadar asetosal

40 35 30 25 20 15 10 5 00

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

f(x) = 9385.41666666667 x − 13590.0833333333R² = 0.527244628009934

t (propilen glikol)

Vt

Page 11: KELARUTAN ryannnn
Page 12: KELARUTAN ryannnn

B. Pengaruh Penambahan Surfaktan Terhadap Kelarutan suatu Zat

100ml larutan tween 80

100ml larutan tween 80

50ml 50ml + asam borat (1sendok) dititrasi

Ad 100ml

50ml 50ml + asam borat (1sendok) dititrasi

20ml 30ml + asam borat (1sendok) dititrasi

Ad 100ml

50ml 50ml + asam borat (1sendok) dititrasi

Ad 100ml

50ml 50ml + asam borat (1sendok) dititrasi

20ml 30ml + asam borat (1sendok) dititrasi

Ad 100ml

50ml 50ml + asam borat (1sendok) dititrasi

Page 13: KELARUTAN ryannnn

Tabel Pengaruh Penambahan Surfaktan Terhadap Kelarutan suatu Zat

No Konsentrasi Asam benzoat waktu V1 V2 ∑ v Kadar Asam benzoat

1 100mg/ml 1 sendok 5 2,8 2,7 2,75 33,57

2 50 mg/ml 1 sendok 5 2,4 2,5 2,45 29,91

3 10 mg/ml 1 sendok 5 2,1 2,3 2,2 26,86

4 5 mg/ml 1 sendok 5 2,1 1,9 2 24,42

5 1 mg/ml 1 sendok 5 1,6 1,6 1,6 19,53

6 0,5 mg/ml 1 sendok 5 0,9 1,1 1 12,21

N = grMr

x 1000

V

0,1 = X40

X 1000100

X = 0

Massa = MR. N . V

1000

Massa = 40 . 0,1 .500

1000

= 2 gr

DIK: konsentrasi Tween 80 50, 10, 5, 1, 0,5, 0,1, 0. Dalam 100mg/100ml air

1) V 1 .N1 = V 2 .N2

V 1 .100 = 100 . 100

V 1 = 100 ml

2) V 1 .N1 = V 2 .N2

V 1 .100 = 100 . 50

Page 14: KELARUTAN ryannnn

V 1 = 50 ml

3) V 1 .N1 = V 2 .N2

V 1 .50 = 100 . 10

V 1 = 20 ml

4) V 1 .N1 = V 2 .N2

V 1 .10 = 100 . 5

V 1 = 50 ml

5) V 1 .N1 = V 2 .N2

V 1 .5 = 100 . 1

V 1 = 20 ml

6) V 1 .N1 = V 2 .N2

V 1 .1 = 100 . 0,5

V 1 = 50 ml

7) V 1 .N1 = V 2 .N2

V 1 .1 = 100 . 0,1

V 1 = 10 ml

8) V 1 .N1 = V 2 .N2

V 1 .0,5 = 100 . 0,1

V 1 = 20 ml

Penentuan kadar asam benzoat (mg)

Kadar benzoat (mg) = Vx x mg benzoat

Page 15: KELARUTAN ryannnn

= 2,75 x 12,21

= 33,577 mg

Kadar benzoat (mg) = Vx x mg benzoat

= 2,45 x 12,21

= 29,914 mg

Kadar benzoat (mg) = Vx x mg benzoat

= 2,2 x 12,21

= 26,862 mg

Kadar benzoat (mg) = Vx x mg benzoat

= 2 x 12,21

= 24,42 mg

Kadar benzoat (mg) = Vx x mg benzoat

= 1,6 x 12,21

= 19,536 mg

Kadar benzoat (mg) = Vx x mg benzoat

= 1 x 12,21

= 12,21 mg

Grafik Pengaruh Penambahan Surfaktan Terhadap Kelarutan suatu Zat

Kadar asambenzoat

100 50 10 5 1 0,50

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

f(x) = − 6453.74285714286 x + 40902.9333333333R² = 0.654953859864141

konsentrasi

Vt

Page 16: KELARUTAN ryannnn

3.2 Pembahasan

Padapercobaan yang telah dilakukan oleh kelompok kami, pada Pengaruh Pelarut

Campur Terhadap Kelarutan Zat bahwa Kelarutan merupakan faktor yang penting dalam

suatu proses formulasi sediaan obat.

suatu peristiwa dimana suatu zat lebih mudah larut didalam pelarut gabungan dibandingkan

dengan pelarut tunggal, oleh sebabitu pengaruh nilai konstanta dieletrik. Konstanta dielektrik

pelarut harus mendekati nilai konstanta dielektrik zat, agar zat tersebut mudah melarut,

sehingga digunakan pelarut campuran agar didapat nilai konstanta dielektrik pelarut yang

mendekati nilai konstanta dielektrik zat.Pada percobaantersebutdigunakan 9 larutan pelarut

yaitu dari campuran air, alkohol dan propilen glikol dengan perbandingan yang berbeda-beda,

larutan campuran tersebut kemudian dititrasi masing-masing 2 kali dengan penambahan

asetosal agar larutan menjadi jenuh dan bisamembuktikan bahwa semakin banyak % alkohol

dan 0% gliserin dengan % air yang konstan maka konsentrasi Asetosalsemakin banyak.

Namun sebaliknya, jika semakin banyak % gliserin dan 0% alkohol dengan % air yang

konstan maka konsentrasi Asetosal semakin sedikit atau berkurang.

Sedangkan pada percobaan ,Pengaruh Penambahan Surfaktan Terhadap Kelarutan

Suatu Zat , Surfaktan adalah zat aktif permukaan yang diserap pada permukaan untuk

menurunkan tegangan permukaan zat sampai dengan titik KMK.

Titik KMK adalah titik dimana penambahan surfaktan tidak lagi mempengaruhi tegangan

permukaan.Pada percobaan penambahan surfaktan ini digunakan surfaktan tween 8o dengan

konsentrasi berbeda-beda,sehingga dititrasi mendapatkan data-data yang berbeda-beda pula

dan kami mendapatkan data pada konsentrasi asam benzoat semakin banyak konsentrasi

Tween 80 yang digunakan maka konsentrasi Asam benzoat semakin banyak yang didapatkan.

Pada keadaan ini, suhu dan ukuran permukaan sangat berpengaruh, semakin tinggi suhu

semakin cepat suatu zat akan larut. Semakin kecil luas permukaan, semakin cepat pula suatu

zat itu larut.

Page 17: KELARUTAN ryannnn

BAB IV

KESIMPULAN

Kelarutan adalah suatu zat dinyatakan sebagai konsentrasi zat terlarut di dalam larutan

jenuhnya pada suhu dan tekanan tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu

zat yaitu Ph, Temperatur, jenispelarut, bentuk dan ukuran partikel zat, konstan tadi elektrik

pelarut,dan adanya zat-zat lain misalnya surfaktan ,(Penambahan ion sejenis menurukan

tingkat kelarutan, sedangkan penambahan surfaktan meningkatkan kelarutan suatu zat.

Semakin tinggi nilai konstanta dielektrik, maka kelarutan zat semakin meningkat).

Konsentrasi asam salisilat yang paling tinggi,didapat dengan gabungan pelarut air: alkohol,

propilen glikol sedangkan konsentrasi Tween 80 yang digunakan maka konsentrasi Asam

benzoat semakin banyak yang didapatkan.

Page 18: KELARUTAN ryannnn

DAFTAR PUSTAKA

       

Siswandono,Bambang.1998.farmasiFisika.Surabaya : erlangga

Buku Penuntun “Farmasi fisika”.Universitas Pakuan.Bogor

Page 19: KELARUTAN ryannnn

PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

Dosen : Drs.Mustabadihardja,Apt. Tanggal praktikum : 11 Des’2013

Asisten: Tyas Febriyanti Tanggal Penyerahan Laporan : 18 Des’ 2013

Nilai :

KELARUTAN

Disusun Oleh :

Kelompok : 1

Ketua : Indra ryanto (0661 12 131)

Anggota : Emaliya (0661 12 093)

Fani Anggraini (0661 12 101)

Muhammad Sofyan Shaleh (0661 12 105)

Windiawati (0661 12 119)

LABORATORIUM FARMASI

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Page 20: KELARUTAN ryannnn

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR