pembahasan antihipertensi

Upload: arvin-cester-rastafara

Post on 02-Jun-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 PEMBAHASAN ANTIHIPERTENSI

    1/4

    PEMBAHASAN

    Diuretik merupakan obat yang digunakan untuk mempercepat terbentuknya urin,

    sedangkan proses pengeluaran urin disebut dengan diuresis. Pada pengujian diuretik ini

    dilakukan dengan melihat volume urin dari hewan coba mencit ( Mus musculus) setelah

    pemberian NaCl fisiologis, spironolakton, furosemid dan manitol secara intraperitoneal

    dengan selang waktu selama 5 menit dari menit ke 15 hingga menit ke 60. Setelah

    diberikan obat secara intraperitoneal setiap mencit dimasukan kedalam toples berpori

    yang akan menyalurkan urin kedalam penampungan urin, namun pada praktikum kali ini

    toples yang dimasuki mencit diberi alas kertas saring agar tidak ada sedikit pun volume

    urin yang dihasilkan tertinggal pada sisi-sisi bagian toples sehingga dapat menempel dan

    membasahi bagian tubuh mencit, oleh karena itu dipilih penggunaan kertas saring agar

    lebih mudah untuk menentukan volume urin yang dihasilkan mencit dengan cara

    mengurangkan bobot kertas saring awal dengan bobot kertas saring yang sudah terbasahi

    oleh urin mencit.

    Telah lama diketahui bahwa diuretik bekerja sebagai vasodilator ringan yang

    bermanfaat pada pengobatan semua penderita hipertensi esensial dan mungkin terapi ini

    cukup baik untuk 2/3 penderita. Pembatasan asupan diet Na+sedang (60-100 mEq/hari)

    menunjukan dapat menyokong efek diuretik dalam hipertensi dan mengurangi hilangnya

    K+ginjal. Diuretik tetap memegang peranan penting pada penderita yang membutuhkan

    banyak obat untuk mengontrol tekanan darah. Diuretik meningkatkan daya guna banyak

    obat, terutama obat penghambat ACE. Penderita yang diobati dengan vasodilator kuat

    seperti hidralazine atau minoksidil biasanya membutuhkan diuretik secara bersamaan,

    karena vasodilator biasanya menimbulkan resistensi volume dan edema secara bermakna

    (Katzung, 2001). Diuretik meningkatkan pengeluaran garam dan air oleh ginjal hingga

    volume darah dan tekanan darah menurun. Di samping itu berpengaruh langsung

    terhadap dinding pembuluh, yakni penurunan kadar Na membuat dinding lebih tebal

    terhadap non adrenalin, hingga daya tahanannya berkurang (Tjay. 2008).

    Penyebab khusus hipertensi hanya bisa ditetapkan pada sekitar 10 15% pasien.

    Penting untuk mempertimbangkan penyebab khusus pada setiap kasus karena beberapa

    diantara mereka perlu dilakukan pembedahan secara definitif: konstriksi arteri ginjal,

    koartasi aorta, feokromasitoma, penyakit chusing dan aldosteronisme primer. Pasien

  • 8/10/2019 PEMBAHASAN ANTIHIPERTENSI

    2/4

    pasien yang tidak memiliki penyebab khusus terjadinya hipertensi dapat disebut dengan

    hipertensi esensial. Pada sebagian besar kasus peningkatan tekanan darah diasosiasikan

    dengan peningkatan keseluruhan tekanan darah arteriole, sedang curah jantung

    biasanya normal, investigasi seksama pada fungsi sistem saraf otonom, refleks-refleks

    baroreseptor, sistem renin angiotensin-aldosteron, dan ginjal tidak dapat mengidentifikasi

    kelainan primer penyebab terjadinya peningkatan tahanan vascular perifer pada

    hipertensi esensial. Peningkatan tekanan darah biasanya disebabkan oleh kombinasi

    beberapa kelainan (multifactor). Bukti epidemiologi menunjukkan pada faktor genetik,

    stress, psikologis, serta faktor lingkungan dan diet yang diduga sebagai penyebab

    terjadinya hipertensi tekanan darah bersamaan dengan umur tidak terjadi pada populasi

    dengan asupan natrium harian rendah. Pasien yang memiliki hipertensi labil cenderung

    tekanan darahnya naik setelah mengkonsumsi makanan dengan garam yang berlebihan

    dibandingkan dengan orang normal (Katzung. 2001).

    Pada praktikum kali ini, mencit pertama diberikan NaCl fisiologis sebanyak 1 mL

    secara intraperitoneal, mencit ini sebagai parameter uji diuretik kontrol. Mencit ini

    menghasilkan bobot volume urine yang meningkat pada setiap menitnya, dan dapat

    diamati bahwa jumlah relatif urine yang dihasilkan selama 60 menit pengamatan adalah

    sebanyak 0,5160 gram. Berbeda dengan berat volume urin yang dihasilkan pada mencit

    yang diberikan obat diuretik. Seperti pada mencit ke dua yang diberikan manitol

    sebanyak 0.2301 mL, ternyata bobot urin relatifnya lebih besar dari yang kontrol yaitu

    sebesar 0.7893 gram urin selama 60 menit pengamatan. Manitol ini diberikan secara

    intraperitoneal karena obat ini termasuk diuretik osmotik yang abdorpsinya jelek, yang

    berarti bahwa obat ini harus diberikan dalam rute parenteral. Manitol diekskresikan

    melalui filtrasi glomerulus dalam waktu 30-60 menit. Namun, pada pengamatan ternyata

    diuresis mencit sudah terjadi pada menit ke 15 dan hasil diuresisnya lebih berat jika

    dibandingkan dengan menit-menit selanjutnya, ini mungkin dikarenakan karena dalam

    rute intraperitoneal ini manitol akan lebih cepat terabsorpsi dan masuk ke saluran tubulus

    proksimal ginjal akibatnya efeknya akan lebih cepat terjadi diuresis. Manitol merupakan

    obat golongan diuretik osmotik, dengan mekanisme kerja mengikat ekskresi air. Pada

    tubulus proksimal dan ansa henle yang sangat permeabel terhadap air, diuretik osmotik

    ini tidak ditransportasi atau tidak direabsorpsi, sehingga dapat mencegah absorpsi air

  • 8/10/2019 PEMBAHASAN ANTIHIPERTENSI

    3/4

    normal dengan memasukkan tekanan osmotik yang melawan kesetimbangan,

    menyebabkan air dipertahankan si segmen ini, akibatnya volume urin meningkat

    bersamaan dengan ekskresi manitol, sehingga dapat menimbulkan diuresis air.

    Peningkatan bersamaan dengan laju aliran urin menurunkan waktu kontak antara cairan

    dan epitel tubulus sehingga menurunkan reabsorpsi Na+. namun demikian, natriuresis

    yang terjadi kurang berarti dibandingkan dengan dengan mungkin menyebabkan

    hipernatremia. Diuretik osmotik sering digunakan untuk meningkatkan ekskresi air

    dibandingkan untuk ekskresi Na+membatasi respon terhadap obat konvensional.

    Mencit ketiga diberikan furosemid kel 2 sebanyak 0.347 mL, ternyata bobot

    diuresis relatif mencit sebanyak 0.72 gram urin selama 60 menit pengamatan, hasil

    volume urin yang dihasilkan sedikit lebih kecil jika dibandingkan dengan mencit kedua

    yang diberikan manitol sebagai diuresi osmotik. Furosemid ini secara cepat diabsorpsi

    dan dieleminasi melalui filtrasi glomerulus dan sekresi ginjal. Lamanya efek bervariasi 2-

    3 jam. Pada pemberian furosemid ini, diuresis mencit pada menit ke 5 sampai pada menit

    ke 60 selalu meningkat secara perlahan. Furosemid merupakan golongan obat diuresis

    kuat yang menghambat sistem transfor pasangan Na+/K

    +/2Cl

    -di membran luminal ansa

    henle asendens. Dengan menghambat pentransfor ini, diuretik tersebut menurunkan

    reabsorpsi NaCl dan juga mengurangi potensial positif lumen normal yang didapat dari

    daur ulang K+. potensial elektrik tersebut didapat dari reabsorpsi kation divalen di ansa

    henle. Diuretik kuat dengan menghilangkan potensial positif lumen, menyebabkan

    pengikatan ekskresi Mg2+

    dan Ca2+

    . Furosemid meningkatkan aliran darah ginjal dan

    Manitol

    Spironolakton

  • 8/10/2019 PEMBAHASAN ANTIHIPERTENSI

    4/4

    menyebabkan redistribusi aliran darah dalam korteks ginjal. Furosemid juga dapat

    mengurangi kongesti paru dan menurunkan tekanan ventrikel kiri pada gagal jantung

    kongestif sebelum peningkatan keluaran urin dapat diukur, dan pada penderita anefrik.

    Mencit keempat diberikan Spironolakton sebanyak 0.2 mL pada mencit yang

    memiliki bobot 20.338 gram, ternyata bobot diuresis relatif mencit sebanyak 0.245 gram

    urin selama 60 menit pengamatan, hasil volume urin yang dihasilkan sedikit lebih kecil

    jika dibandingkan dengan semua mencit yang diberikan NaCl fisiologis, manitol dan

    furosemid. Respon efek yang dihasilkan dari obat ini lambat karena membutuhkan waktu

    beberpa hari sebelum efek terapi di capai. Spironolakton ini merupakan golongan diuretik

    hemat kalium mekanisme kerjanya dengan mengantagonis efek aldosteron, efek hemat

    kalium ringan biasanya dapat terlihat pada obat-obat yang menekan generasi angiotensin

    II , yang akan menurunkan adsorpsi Na+di tubulus dan duktus kolektivus. Adsorpsi Na

    +

    (dan sekresi K+) pada tempat ini dipengaruhi aldosteron. Pada setiap laju pengiriman Na

    +,

    laju sekresi K+ distal secara positif berhubungan dengan kadar aldosteron. Seperti

    diterangkan sebelumnya bahwa aldosteron meningkatkan K+ dengan meningkatkan

    aktivitas Na+/K

    +ATPase dan aktivitas saluran Na

    +dan K

    + . adsorpsi Na

    + di tubulus

    kolektivus mempengaruhi potensial elektrik negatif lumen, yang meningkatkan sekresi

    K+. antagonis aldosteron mempengaruhi proses ini.

    Dalam praktikum ini, dapat terlihat bahwa obat manitol yang merupakan

    golongan diuretik osmotik memberikan berat volume relatif urin yang terbanyak diantara

    obat diuretik lain, kemudian disusul dengan furosemid yang merupakan golongan diuretik

    kuat yang hasilnya tidak jauh berbeda dengan manitol dan yang terakhir adalah

    spironolakton yang memberikan berat volume relatif urin terkecil ini berkaitan dengan

    onset time yang harus menunggu beberapa hari untuk mendapatkan efek terapi yang ingin

    dicapai.

    Furosemid