pelatihan ppgd
DESCRIPTION
ppgdTRANSCRIPT
INTRODUCTION
• 15- 20% px gawat darurat karena trauma• Penyebab kematian karena Sumbatan jalan
nafas mati dalam -> 3-5’• Henti Nafas -> 3-5’• Shock berat -> 1-2 jam• Coma -> 1 minggu
TIME SAVING IS LIVE SAVING
TUJUAN
• Menjauhkan peserta dari rasa tidak berdaya jika menghadapi pasien walaupun tidak tersedia sarana.
• Melatih peserta kreatif memakai sarana yang ada dan peralatan sederhana.
• Mencegah jangan sampai pasien mati oleh sebab sepele yang sebenarnya mudah diatasi.
Azaz Pertolongan Pasien Gawat
• Konsep berfikir sederhana• Tindakan sistematik• Keterampilan memadai
TIME SAVING is LIFE SAVING
Apa bisa kita menolong korban trauma di negara berkembang ?
• Sumber dana & daya terbatas• Sumber fasilitas terbatas• Komunikasi terbatas
Menilai kesadaran dgn cepat
• A= awake – sadar penuh• V= respon to Verbal command – ada reaksi
terhadap perintah• P= respon to Pain – ada reaksi terhadap nyeri• U= Unresponsive – tidak ada reaksi terhadap
nyeri
LIFE SUPPORTLIFE SUPPORT
A : Airway Support
B : Breathing Support
C : Circulation Support
D : Disability / Brain Support
E : Exposure
Seorang korban kecelakaan lalu lintas datang di UGD. Apa yang harus dilakukan ?
PRIORITAS UTAMAPRIORITAS UTAMA
• Airway Bebas dan terjaga
• Breathing / ventilationAdekuat
• Supplemen oxygenAdekuat
Airwayand C-Spine Control
Korban Sadar atau Tidak?
Sadar g Ajak Bicara
Jika Suara Jelas:AIRWAY BEBAS!
Tidak Sadar g Bebaskan Jalan Nafas
• Head Tilt / Chin Lift• Jaw Thrust
Ada Nafas?Look, Listen, Feel
Ada Nafas
Ada Suara Nafas Tambahan?Snoring, Gargling, Crowing, dll.
Tidak Ada Nafas
Sumbatan Total? Henti Nafas
Ada Nafas?
LOOK g LIHAT• Gerak Dada & Perut• Tanda Distres Nafas• Warna mukosa & Kulit
LISTEN g DENGAR• Suara udara nafas dengan Telinga
FEEL g RABA• Gerak udara nafas dengan Pipi
• Suara udara nafas Tambahan dengan Telinga
Ada Nafas g Ada Suara Tambahan?
Tanda Sumbatan / Obstruksi:• Suara Mendengkur : Benda Padat (Pangkal Lidah, Gigi Palsu)• Suara Berkumur : Cairan (Darah, Muntahan)• Suara Stridor (Crowing) : Edema Laring/ Pita Suara
Gelisah (Karena Hipoksia)Gerak otot nafas tambahan (tracheal tug, retraksi sela iga)Gerak dada & perut paradoksalSianosis (tanda lambat)
MakinParah
Membebaskan Jalan NafasDari Sumbatan Pangkal Lidah (Suara Mendengkur)• Head Tilt , Chin Lift• Jaw Trust• Nasopharynx
• Jalan Nafas Intubasi Trachea / LMA)
Dari Cairan di Hypopharynx (Suara Berkumur)• Penghisap / Suction
Dari sumbatan di Plica Vocalis • Cricothyroidotomy
• Jalan Nafas Oropharynx (Mayo)
Head Tilt, Chin Lift
Head TiltDorong sedikit dahi agar menengadah
Chin LiftTarik dagu agar terangkatke atas
Pada pasien trauma
head tilt
neck lift
Don’t do Be carefulneck lift
chin lift
JAW THRUST
dianjurkan
Oro-pharyngeal tube
Perhatikan ukuran
1 2
3 4
OROFARINGEAL TUBE
Dipasang jika REFLEX MUNTAH (-)
• Derajat AVPU: P dan U• GCS < 10
Naso-pharyngeal tube
Tidak merangsang muntahUkuran u/ dewasa 7 mm atau jari kelingking kanan
Nasopharyngeal tube
NASOFARINGEAL TUBE
Hati-hati pasien dengan FRAKTURA BASIS CRANII!!!• Boleh dipasang pada tingkat kesadaran apa saja• Tidak merangsang muntah• Dewasa: 7mm atau jari kelingking kanan
NECK COLLAR / COLLAR BRACE
Dipasang tanpa menggerakkan leher (terlalu banyak)Kepala harus dipegang “in-line”
Curiga Cedera Cervical bila:• Cedera di atas clavicula• Multiple trauma• Defisit neurologis• Mode of Injury yang memungkinkan cedera leher
Pasien tetap dianggap curiga cedera cervical sampai benar-benar dapat dibuktikan bahwa tidak ada cedera cervical.(Klinis dan Radiologis)
Cara Pengamanan jalan nafas yang definitif g INTUBASI TRACHEA
• Jika cara “airway” di atas semua gagal• Jika sukar memberikan nafas buatan• Jika GCS < 8• Jika risiko aspirasi ke Paru besar• Jika perlu mencegah pCO2 naik (pada pasien Cedera Kepala)
Pemasangan ETT (Intubasi) memiliki risiko:
• Spasme Pita Suara g Menyebabkan hipoksia berat• Tekanan Darah h • Terjadi Aritmia• Tekanan Intra Kranial h • Gerak leher memperberat Cedera Cervical
• Idealnya intubasi dibantu dengan obat anestesia dan obat pelumpuh otot (harus tenaga ahli)
Sumbatan Total
Pasien Berdiri (Masih Sadar)• Back Blow• Heimlich manouver
Pasien Berbaring (Tidak Sadar)• Abdominal Thrust• Chest Thrust
Abdominal Thrust
Crichotyroidotomy
• Pilihan terakhir jika intubasi gagal karena sumbatan nafas di atas plica vocalis
• Pasien tidak dapat diberi nafas buatan dari atas (mulut dan hidung)
Breathing
Cek kesadaran AVPU
Respon to Verbal Respon to Pain – Unresponsive
Look Listen Feel ( 10 detik )
Suara nafas ada Suara nafas tidak ada
Suara Nafas Tambahan Gerak see saw/ paradoksalGerak see saw/ paradoksal Gerak dan hawa (-)
Sumbatan totalSumbatan total Henti nafasTidak YaYa
Jalan nafas bebas Sumbatan ParsialSumbatan Parsial
SnoringSnoring GurglingGurgling CrowingCrowing
Head tilt Chin lift, Jaw Thrust
Head tilt Chin lift, Jaw Thrust
Cross finger+Finger swab , suction
Cross finger+Finger swab , suction
Cricothyroidotomi, tracheostomi
Cricothyroidotomi, tracheostomi
Pasien trauma / kecelakaan
Call for Help
B= Breathing
• Setelah jalan nafas aman
• Pasien bernafas ?
Look ( gerak dada, simetris, kuat angkat, frek,
teratur )
Listen ( suara nafas )
Feel ( hawa nafas di pipi penolong)
Masalah
• Henti nafas
• Hipoventilasi ( frek nafas < 10x / mnt)
• Distress nafas
• Pneumothorax ventil
• Hematothorax
Masalah yg dikhawatirkan
• Henti Nafas
• Hipoventilasi ( frek nafas <10 X/ mnt )
• Distress Nafas
- Gelisah ( hipoksia ) , keringat >>
- Takipnea ( frek nafas > 24X/ menit )
- Gerak Otot Nafas Tambahan
*Gerakan cuping hidung, head bobbing (angguk2)
*Tracheal tug
*Retraksi sela iga
- Gerak Dada dan perut paradoksal
- Sianosis (tanda lambat px dengan Hb>5 g%)
• Pneumothorax Ventil- sesak nafas- distensi vena leher- suara nafas dada sakit menurun sampai hilang- gerak dada sakit tertinggal ( tidak simetris )- perkusi dada sakit : hipersonor
• Hematothorax- sesak nafas- distensi vena leher- suara nafas dada sakit menurun- gerak dada sakit tertinggal ( tidak simetris )- terdapat jejas di dada- biasanya disertai fraktur costae- perkusi dada sakit : redup
Nafas bantuan/ buatan
• UP : gunakan kasa utk diletakkan diantara mulut
penolong dan mulut pasien
• Sebaiknya gunakan Mouth to mask pada korban yg
tidak diketahui dengan jelas riwayat medisnya.
• Bila tidak ada cukup kompresi dada yang adekuat
Cara memberi nafas buatan/ bantuan ??
Hipoventilasi
Distres nafas
Nafas buatan
Breathing tanpa alat +AlatAlat Persentase O2 Kecepatan aliran O2
Nasal Prong 30% 2-3 lpm (liter/ menit)
Simple mask 40-60% 6-8 lpm
Mask + reservoir bag (rebreathing) 60-80% 8-10 lpm
Mask + reservoir bag (non-rebreathing) 80-99% 8-10 lpm
Bag Valve Mask (BVM) / ambu bag 21% -
BVM + O2 40% > 10 lpm
BVM + reservoir bag + O2 100% > 10 lpm
Bag-mask/ Jackson Reese 100 % > 10 lpm
Mouth to mouth 16 % -
Terapi oksigen
NASAL PRONGO2 flow 1 – 6 lpmFiO2 : 24 – 44 %
BAG VALVE MASK (BVM) Dgn oksigen 8-10 lpm : 60%
Masker sederhanaDengan reservoir bagFlow O2 : 6-10 lpmFiO2 : 60%- 100%
BVM Dengan reservoir bagFlow O2 : 8-10 lpmFiO2 : 80%- 100%
Jackson ReesFlow O2 : 8-10 lpmFiO2 : 100%
BVM Dengan reservoir bagFlow O2 : 8-10 lpmFiO2 : 80%- 100%
FACE MASK O2 8-10 lpmFiO2 : 40-60%
Pasien Bernafas ?
Ya TidakTidak
Frekuensi Nafas Henti NafasHenti Nafas
RJPORJPONormal
10-20x/mntHipoventilasi
<10x/mntHipoventilasi
<10x/mntDistress nafas
>20x/mntDistress nafas
>20x/mntPneumothoraxHematothorax
Nafas BantuanNafas BantuanCirculation
Circulation
C = Circulation• Kegawatan : Shock dan Henti Jantung / Cardiac Arrest
• SHOCK : Gangguan penyampaian oksigenasi ke jaringan
tubuh oksigen di jaringan << metabolism
anaerob ATP << + asidosis metab
• Tanda- tanda Shock:
- Perfusi (Akral dingin basah pucat, CRT > 2 detik)
- Nadi > 100x/mnt
- Tekanan Darah < 100 mmHg
PERFUSION
NORMAL• Hangat• Kering• Merah
ABNORMAL• Dingin• Basah• Pucat
• Mana perfusi yang baik?
A B
Capillary Refill Time
• Waktu yang dibutuhkan utk mengisi kembali aliran darah pada kuku
• Menekan nailbed / ujung kuku selama 5 detik kemudian lepaskan
• Observasi kembalinya warna merah pada kuku (refilling)–Perfusi normal jika < 2 detik
Nadi Meningkat
• Raba nadi radialis• Nadi < 100 : normal• Nadi > 100 : shock
Tekanan Darah Menurun
• Sistolik > 100 : normal• Sistolik < 90 – 100: Shock
Predicted Blood Pressureby Touching The Pulse
• A.Radialis > 80 mmHg
• A. Brachialis > 70 mmHg
• A. Carotis > 60 mmHg
predicted systolic blood pressure
Circulatory Conditions
• Normal• Shock• Cardiac Arrest
Shock menyebabkan:
• Aliran darah yg membawa oksigen ke jaringan berkurang
• Oksigen di jaringan berkurang, metabolisme sel menjadi anaerobik
• Terjadi kekurangan ATP di dalam sel• Terbentuklah dan tertimbunlah di jaringan :
asam laktat, sampah metabolisme, toksin, radikal bebas
Jenis- jenis SHOCK
• Shock Hipovolemik
• Shock Kardiogenik
• Shock Septik
• Shock Anafilaktik
Management Shock
• Posisi Shock
• Bebat tekan (pd shock hipovolemik)
• Pasang infus pada vena besar
• Terapi definitif sesuai dengan jenis shock
2b_Circulation 58
Posisi shockANGKATKEDUATUNGKAI
300 - 500 cc darah dari kaki pindah kesirkulasi sentral
• Shock hipovolemik• Shock distributif
(anafilaksis)
45O
Airway bebas Breathing (LLF)
Breathing teratasi Henti NafasHenti Nafas
- Cek Nadi Radialis- Evaluasi Perfusi- Ukur Tekanan darah
RJPO 2 menitRJPO 2 menit
Shock ?Shock ?
Management ShockManagement Shock
Cek Nadi Carotis 10 detikCek Nadi Carotis 10 detik
Ada Tidak adaTidak ada
RJPORJPO
Henti Jantung
• Dx : tidak adanya denyut nadi carotis selama 10
detik
• Tindakan : Resusitasi Jantung Paru (RJP)
• Dapat tanpa alat ( 1-2 penolong), dan dengan alat
(terpasang intubasi ETT)
Cara RJP• Satu penolong
- 1 siklus: 2 x nafas buatan 30 pijatan jantung luar (30:2)
- Pijat Jantung :
Titik tumpu di tengah Tl dada (center of the chest)
Posisi penolong : kedua lulut merapat, lutut menempel bahu
korban, kedua tangan (bahu, siku s/d telapak tangan) tegak
lurus dada pasien.
Prinsip : Push deep (4-5cm), push fast, max recoil, minimum
interuption.
Hitung dengan suara keras : 1-2-3-4-1 ; 1-
2-3-4-2 ; 1-2-3-4-3 ; dst s/d 1-2-3-4-6
Jari- jari kedua tangan dirapatkan dan
sedikit diangkat pada waktu dilakukan
tiupan nafas agar tidak menekan dada.
• Evaluasi nadi karotis tiap 2 menit ( ±5 siklus)
• Bila nadi carotis teraba evaluasi perfusi
• 2 penolong :
- saat penolong pertama memeriksa nadi karotis dan nafas,
penolong kedua mengambil posisi samping Px utk bersiap
melakukan pijat Jtg.
- Bila nadi karotis belum teraba, penolong pertama memberikan
nafas buatan 2x s/d dada korban terangkat, tiap hembusan 1 dtk,
diulang dg nafas berikutnya. Disusul penolong kedua pijat Jtg 30x.
• Lanjutkan siklus bergantian
• Evaluasi nadi karotis setiap 2 menit (± 7-8 siklus)
• Bila Nadi karotis teraba cek perfusi
Kapan RJP dihentikan
• ROSC (Return Of Spontaneous Circulation )
• Korban meninggal (pupil midriasis maksimal)
• 30 menit tidak ROSC
• Penolong Capai
302
Dissability
Glasgow Coma Scale (GCS)Jenis Pemeriksaan Nilai
Respon buka mata (Eye Opening, E)· Respon spontan (tanpa stimulus/rangsang)· Respon terhadap suara (suruh buka mata)· Respon terhadap nyeri (dicubit)· Tida ada respon (meski dicubit)
4321
Respon verbal (V)· Berorientasi baik· Berbicara mengacau (bingung)· Kata-kata tidak teratur (kata-kata jelas dengan substansi tidak jelas dan non-kalimat, misalnya, “aduh… bapak..”)· Suara tidak jelas (tanpa arti, mengerang)· Tidak ada suara
543
21
Respon motorik terbaik (M)· Ikut perintah· Melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri)· Fleksi normal (menarik anggota yang dirangsang)· Fleksi abnormal (dekortikasi: tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada &
kaki extensi saat diberi rangsang nyeri)· Ekstensi abnormal (deserebrasi: tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh,
dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri)· Tidak ada (flasid)
6543
2
1
GCS
• Severe (berat): <8• Moderate (sedang): 9-12• Minor (ringan): 13-15
Periksa pupil
• Besar pupil (...mm)• Simetris / anisokor• Refleks cahaya
Ada atau tidakCepat atau lambat
Exposure
E = Exposure
• Membuka baju pasien
Positioning
• Stable neck• Log roll• Stable side
Stable neck
• Immobilitation• Collar brace
Log roll
Stable side position
Stable Side Position
Skenario Kasus
Pukul 20.00 WIB, Seorang laki-laki 24 tahun, datang ke IGD setelah mengalami kecelakaan motor dengan mobil di jalan dekat Puskesmas tempat Anda piket malam.
1. Langkah Pertama?2. Airway?3. Breathing?4. Circulation?
TERIMA KASIH