ppgd (pertolongan pertama gawat darurat)

26
PPGD ( Pertolongan Pertama Gawat Darurat ) I. PENDAHULUAN Kegiatan Alam Terbuka (KAT) adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan di lokasi yang masih alami baik berupa hutan, perbukitan, pantai dll. Kegiatan di alam terbuka saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif wisata, kegiatan pendidikan dan bahkan penelitian. Selain untuk tujuan-tujuan tersebut, kegiatan ini juga bermanfaat untuk mengenal Kebesaran Illahi melalui keajaiban alam yang merupakan ciptaan-Nya berupa berbagai keneragaman hayati yang sangat beraneka ragam yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Namun dalam pelaksanaanya, kegiatan ini ternyata memiliki resiko yang cukup tinggi. Karena tidak seperti kegiatan wisata lainnya yang didukung oleh fasilitas yang menunjang keselamatan pelaku atau pengunjung, Kegiatan Alam Terbuka justru sangat rentan terjadinya

Upload: mochamad-hary-agustiar

Post on 26-Jul-2015

298 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)

PPGD

( Pertolongan Pertama Gawat Darurat )I. PENDAHULUAN

Kegiatan Alam Terbuka (KAT) adalah suatu kegiatan yang

dilaksanakan di lokasi yang masih alami baik berupa hutan,

perbukitan, pantai dll. Kegiatan di alam terbuka saat ini banyak

dilakukan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif wisata,

kegiatan pendidikan dan bahkan penelitian. Selain untuk tujuan-tujuan

tersebut, kegiatan ini juga bermanfaat untuk mengenal Kebesaran Illahi

melalui keajaiban alam yang merupakan ciptaan-Nya berupa berbagai

keneragaman hayati yang sangat beraneka ragam yang masing-masing

memiliki keunikan tersendiri.

Namun dalam pelaksanaanya, kegiatan ini ternyata memiliki resiko

yang cukup tinggi. Karena tidak seperti kegiatan wisata lainnya yang

didukung oleh fasilitas yang menunjang keselamatan pelaku atau

pengunjung, Kegiatan Alam Terbuka justru sangat rentan terjadinya

kecelakaan karena memang kegiatan ini dilaksanakan ditempat yang

masih alami seperti kondisi perbukitan terjal, jurang, aliran sungai

yang deras, dan kondisi alam lainnya yang berpotensi menimbulkan

bahaya dan juga mempersulit upaya penyelamatan bagi korban atau

penderita.

Meskipun bukan suatu hal yang diharapkan, kecelakaan (accident)

memerlukan langkah antisipatif yang diantaranya dengan mengetahui

atau mendiagnosa penyakit maupun akibat kecelakaan, penanganan

terhadap korban dan evakuasi korban bila diperlukan. Hal ini

memerlukan pengetahuan agar korban tidak mengalami resiko cidera

yang lebih besar.

Page 2: PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)

II. DEFINISI

Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan

kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba

datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis. Ini

berarti:

1. Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat walaupun perawatan

selanjutnya tertunda

2. Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban

bukan menambah sakit korban.

DASAR-DASAR PERTOLONGAN PERTAMA

Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap

korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban

mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan

Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa

penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan

Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya

akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan

secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat

tubuh bahkan kematian.

Namun sebelum kita memasuki pembahasan kearah penanggulangan atau

pengobatan terhadap luka, akan lebih baik kita berbicara dulu mengenai

pencegahan terhadap suatu kecelakaan (accident), terutama dalam kegiatan di

alam bebas. Selain itu harus kita garis bawahi bahwa situasi dalam berkegiatan

sering memerlukan bukan sekedar pengetahuan kita tentang pengobatan, namun

lebih kepada pemahaman kita akan prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban.

Sekedar contoh, beberapa peralatan yang disebutkan dalam materi ini

Page 3: PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)

kemungkinan tidak selalu ada pada setiap kegiatan, aka kita dituntut kreatif dan

mampu menguasai setiap keadaan.

a. Prinsip Dasar

Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut

diantaranya:

1. Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau

kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita

menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih

dalam bahaya.

2. Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien.

Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat,

manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah

perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.

3. Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda

lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna

bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.

b. Sistematika Pertolongan Pertama

Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :

1. janganPanik

Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal,

korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan

pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang

paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.

Page 4: PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)

2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.

Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah

terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan

lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat

lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya.

Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau

memperparah kondisi korban.

3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.

Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.

4. Pendarahan.

Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam

waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan

tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju,

ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu.

Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari

bagian tubuh.

5. Perhatikan tanda-tanda shock.

Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak

anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah

sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh

yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan

akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita

mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan

dalam posisi setengah duduk.

Page 5: PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)

6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.

Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis

dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak

memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak

diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang

patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap

terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh

kotoran atau muntahan.

7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.

Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke

sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan

pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi.

Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang

berkompeten.

Page 6: PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)

III. TUJUAN

Kejadian gawat darurat biasanya berlangsung cepat dan tiba-tiba sehingga sulit memprediksi kapan terjadinya. Langkah terbaik untuk situasi ini adalah waspada dan melakukan upaya kongkrit untuk mengantisipasinya. Harus dipikirkan satu bentuk mekanisme bantuan kepada korban dari awal tempat kejadian, selama perjalanan menuju sarana kesehatan, bantuan di fasilitas kesehatan sampai pasca kejadian cedera. Tercapainya kualitas hidup penderita pada akhir bantuan harus tetap menjadi tujuan dari seluruh rangkai pertolongan yang diberikan. Tujuan dari PPGD adalah :

1. Mencegah bahaya kematian atau mempertahankan hidup

2. Mencegah cacat

3. Mencegah penurunan kondisi fisik

4. Mencegah infeksi

5. Mengurangi rasa sakit

Langkah-langkah dasar apabila timbul keadaan gawat darurat :

1. Jangan panik, kuasai keadaan, bertindak cekatan dan jangan lambat

2. Lindungi penderita dari keadaan yang membahayakan / memperberat luka

3. Memberikan pertolongan pertama sedini mungkin. Jika lokasi korban atau kecelakaan sangat berbahaya dan sulit untuk melakukan pertolongan, pindahkan korban dengan hati-hati, perhatikan pernafasan dengan denyut jantung

4. Tenangkan penderita. Dalam melakukan perawatan gunakan peralatan korban terlebih dahulu

5. Setelah keadaan darurat teratasi, periksa kemungkinan luka-luka lain/penderita

6. Setelah pertolongan pertama dilakukan dan korban telah tenang dan aman, seluruh luka diketahui, atau ditandu, jangan pindahkan korban secara buru-buru

7. Buat catatan lengkap mengenai penderita, lokasi kecelakaan dan pengobatan atau yang telah dilakukan

Beberapa pertimbangan yang lain bagi si penolong adalah :

1. Memperhatikan tempat dan keadaan disekitar kejadian

2. Memperhatikan keadaan korban

Page 7: PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)

3. Merencanakan pertolongan yang tidak gegabah, cepat, tepat, dan aman.

4. Jika korban dalam kondisi kritis, memikirkan tindakan bila korban meninggal

Upaya dan Penguasaan Teknik Dasar

Upaya Pertolongan terhadap penderita gawat darurat harus dipandang sebagai satu system yang terpadu dan tidak terpecah-pecah, mulai dari pre hospital stage, hospital stage, dan rehabilitation stage. Hal ini karena kualitas hidup penderita pasca cedera akan sangat bergantung pada apa yang telah dia dapatkan pada periode Pre Hospital Stage bukan hanya tergantung pada bantuan di fasilitas pelayanan kesehatan saja. Jika di tempat pertama kali kejadian penderita mendapatkan bantuan yang optimal sesuai kebutuhannya maka resiko kematian dan kecacatan dapat dihindari. Bisa diilustrasikan dengan penderita yang terus mengalami perdarahan dan tidak dihentikan selama periode Pre Hospital Stage, maka akan sampai ke rumah sakit dalam kondisi gagal ginjal. Penderita dengan kegagalan pernapasan dan jantung kurang dari 4-6 menit dapat diselamatkan dari kerusakan otak yang ireversibel. Syok karena kehilangan darah dapat dicegah jika sumber perdarahan diatasi, dan kelumpuhan dapat dihindari jika upaya evakuasi & tranportasi cedera spinal dilakukan dengan benar.

Oleh karena itu orang yang menjadi first responder harus menguasai lima kemampuan dasar yaitu :

· Menguasai cara meminta bantuan pertolongan

· Menguasai teknik bantuan hidup dasar (resusitasi jantung paru)

· Menguasai teknik menghentikan perdarahan

· Menguasai teknik memasang balut-bidai

· Menguasai teknik evakuasi dan tranportasi

Page 8: PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)

IV. PEMERIKSAAN LENGKAP

Pemeriksaan ini betujuan untuk mengetahui cidera yang diderita korban dan dapat ditangani dengan semestinya agar tidak bertambah parah.

Contohnya, patah tulang tertutup dapat menjadi patah tulang terbuka, apabila korban bergerak. Pemeriksaan meliputi seluruh badan dari kepala sampai jari kaki. Ada sepuluh tahapan yang dimulai dari pemeriksaan bagian kepala.

Periksa kulit kepala, mulai bagian dekat leher sampai kebagian atas kepala. Tujuannya untuk memeriksa adanya luka memar atau gores

Periksa tengkorak apakah ada bagian yang terdesak kedalam

Periksa telinga dan hidung apakah ada luka

Periksa tulang leher apakah patah atau ada goresan

Periksa bagian data, apakah patah atau luka. Perhatikan dan periksa

Periksa perut apakah kejang lunak atau berubah warna

Periksa bagian panggul apakah patah

Periksa seluruh anggota badan apakah ada yang patah

Periksa apakah ada kelumpuhan

Periksa bagian pantat, apakah ada yang patah atau luka, berhati-hatilah bila menduga ada kerusakan pada tulang belakang

Page 9: PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)

V. MACAM-MACAM GANGGUAN DAN PENANGANANNYA

Pada kegiatan alam bebas yang sering kita lakukan, biasanya beberapa gangguan sering terjadi dengan sebab dan gejala yang berbeda sehingga diperlukan pertolongan yang berbeda pula.

Gangguan Umum

1. Gangguan Kesadaran

Shock

Merupakan keadaan darurat karena jumlah darah yang beredar dalam pembuluh kurang. Sebab-sebab :

þ Pendarahan

þ Luka bakar yang luas

þ Muntah berak

þ Tak tahan terhadap obat tertentu

Pertolongan:

Ø Bila penderita mengeluarkan darah, harus dihentikan terlebih dahulu

Ø Letakkan penderita ditempat aman, udara segar

Ø Tidurkanlah

Ø Longgarkan pakainnya dan selimuti

Ø Perhatikan tanda-tanda umum (pernafasan, nadi)

Ø Rawat luka-lukanya

Ø Beri bau-bauan segar

Ø Bawa ke rumah sakit

Pingsan

Adalah gangguan kerja otak sedemikian rupa sehingga penderita tak sadar diri. Tanda-tanda :

þ Muka pucat

Page 10: PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)

þ Diam tak bergerak

þ Badan lemas

Sebab-sebab :

Ø Tenggelam

Ø Pendarahan otak

Ø Keracunan

Ø Kena listrik

Ø Dll.

Pertolongan yang diberikan sama dengan yang diberikan pada penderita shock

2. Gangguan Otot

Keseleo

Tanda-tanda :

þ Terasa sakit bila berjalan

þ Bengkak/dipegang sakit

Pertolongan :

Ø Kompres dengan es

Ø Bebat luka kuat-kuat dari bagian luka yang sakit sampai keatas, jika keseleo berat, sambil menunggu pertolongan, tinggikan posisi kaki.

Cramps/kram

Tanda-tanda :

þ Otot kaku

þ Nyeri yang sangat amat

Pertolongan :

Ø Pijat bagian yang sakit perlahan-lahan

Ø Telapak kaki ditekan keatas

Page 11: PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)

Ø Diberi balsem

Pendarahan dan Luka

Adalah : keluarnya darah dari pembuluh darah yang rusak

Pendarahan dibedakan :

1. Pendarahan kedalam darah tubuh

Disebabkan rusaknya pembuluh darah yang letaknya didalam tubuh.

Tanda-tanda : Tidak nampak nyata dari luar

Gejala-gejala :

þ Pucat, denyut nadi lemah dan keluar keringat dingin

þ Darah keluar berbuih adri mulut hingga hidung

Pengobatan :

Ø Rebahkan dan tenangkan

Ø Bawa kerumah sakit

2. Pendarahan Keluar Tubuh

a. Pendarahan pembuluh nadi atau arteri, ciri-ciri

þ Darah memancar

þ Warna merah

b. Pendarahan keluar tubuh, ciri-ciri :

þ Darah mengalir

þ warna merah kehitam-hitaman

c. Pendarahan pembuluh kapiler,

ciri-ciri : darah keluar sedikit-sedikit, tidak berbahaya

Pertolongan

- Tekan bagian yang berdarah selama 5- 15 menit, beri pembalut tekan pada tempat pendarahan. Bila belum berhasil dapat ditambah pembalut lain tanpa membuka pembalut pertama

Page 12: PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)

- Usahakan agar tempat pendarahan berada diatas jantung

- Bila pendarahan agak berat adan tidak dapat dihentikan dengan cara : diatas dapat dipergunakan torniket. Tempat terbaik torniket/ ikatan : pada kaki,5 jari dibawah lipat paha dan pada tangan, 5 jari dibawah ketiak.

- Bawa kerumah sakit terdekat

Gangguan Lain

1. Luka (Vulnus)

Luka merupakan suatu keadaan terputusnya konuitas jaringan secara tiba-tiba karena suatu kekerasan atau trauma.

VI. PEMBIDAIAN

Tujuan Pembidaian :

Ø Mencegah perger pergerakan/ pergeseran dari ujung tulang yang patah

Ø Memberikan istirahat bagi anggota badan yang cidera

Ø Mengurangi rasa sakit

Ø Mempercepat penyembuhan

Prinsip pembidaian :

Ø Melakukan pembidaian pada tempat dimana anggota badan mendapat cidera

Ø Lakukan juga pembidaian pada persangkan patah tulang, jadi tak perlu dipastikan dulu

Ø Persendian diatas atau dibawah tempat atah tulang harus dibidai agar tidak bergerak

Persyaratan Pembidaian

Ø Bidai harus meliputi dua atau lebih persendian dari tulang yang patah sebelum dipasang. Diukur lebih dulu pada anggota badan yang Sehat

Ø Ikatan tidak oleh terlalu longgar ataun pun terlalu kencangþ bidai harus terbuat dari bahan yang keras,kaku dan lurusþ bidai harus diberi alasþ ikatannya cukup jumlahnya, dimulai dari atas dan bawah perut

Page 13: PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)

VII. MOUNTAIN SICKNESS

Mountain Sicness adalah penyakit pegunungan karena ketidakmampuan seorang

melakukan adaptasi dengan keadaan oksigen yang kurang dibagian dataran tinggi.

Penyebab : turunnya kadar oksigen pegunugan, menyebabkan turunnya

kadaroksigen dalam darah dan berakibat langsung keotak

Tanda-tanda :

Ø Mual, muntah, dan haus

Ø Nafas, tersengal-sengal

Ø Lemah

Ø Turun nafsu makan

Ø Pucat (kebiru-biruan pada bibir dan kuku)

Pertolongannya :

Ø Berusaha sendiri untuk bernafas lebih dalam dan lebih cepat (agar oksigen yang

tertiup lebih banyak)

Ø Berjalan pelan-pelan, ambil saat istirahat setiap lagkah. Hal ini mengurangi

kebutuhan akan oksigen

Ø Berisirahat yang cukup lama. Biasanya gejala ini akan hilang setelah

beristirahat selama 24-48 jam

Ø Turun kembali ketempat yang lebih rendah

Ø Menggunakan tabung oksigen

VIII. HIPOTERMIA (SUHU RENDAH)

Biasanya terjadi pada keadaan basah dan berangin, ditandai dengan rasa

dingin dan lemah. Diindonesia hal ini terjadi terutama di musiom penghujan.

Karena pada kondisi basah dan berangin tubuh kehilangan hampir 90%

kemampuan insulin (kemampuan untuk menahan panas tubuh)

Gejala-gejala yang timbul :

Suhu (o)

Tanda-tanda

Suhu Normal

ü Mengigil sampai bulu roma berdiri tapi masih terkendali

Page 14: PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)

ü Gerak langkah mulai lamban

ü Koordinasi tubuh mulai terganggu

ü Mengiggil tidak terkendali

ü Pengambilan keputusan dan koordinasi tubuh mulai kabur

ü Langkah kaki mulai tersandung

ü Mengigil berhenti

ü Kebingungan meningkat, merancau, ingatan hilang, gerak tersentak-sentak

ü Otot menjadi kaku, biji mata membesar

ü Denyut nadi melemah

ü Tarikan naafas melemah

ü Tingkah laku kacau dan menuju tidak sadar

ü Pingsan, biji mata tidak lagi menjawab gerakan cahaya

ü Kehilangan gerakan spontan,tampak mati

ü Koma

ü Suhu tubuh turun cepat sekali

ü Denyut jantung berhenti

ü Semoga Cepat Sampai Disurga (Amin)

Pertolongan

Ø Jangan penderita tertidur, karena itu dapat membuatnya kehilangan sadaran

sehingga tidak apu menghangatkan tubuhnya sendiri

Ø Biarkan tubuhnya menggigil karena menggigil adalah usaha tubuh untuk

mempertahannkan suhu tubuh

Ø Berikan minuman hangat dan manis kepada penderita

Ø Gantilah pakaian yang basah dengan kering

Ø Usahakan mencari tempat yang aman dari hembusan angin, misalnya dengan

mendirikan tenda

Ø Jangan baringkan penderita ditanah, usahakan agar kantong tidur itu

dihangatkan dulu.dengan cara orang sehat masuk terlebih dulu untuk

menghangatkan kantong tidur

Ø Masukkan botol penuh air hangat (bukan panas) kedalam kantong tidur untuk

membantu memanaskan kantong tidur

Page 15: PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)

Ø Kalau memungkinkan orang yang sehat dapat masuk kekantong tidur untuk

tidur bersama penderita

Ø Kalau bisa buatkan api dikedua sisi penderita

Ø Segera setelah penderita sadar berikan makanan yang manis-manis.

VX. TEKNIK BANTUAN HIDUP DASAR (BLS-Basic Life Support)

Terdapat banyak keadaan yang akan menyebabkan kematian dalam waktu

singkat, tetapi semuanya berakhir pada satu akhir yakni kegagalan oksigenasi sel,

terutama otak dan jantung.

Usaha yang dilakukan untu mempertahankan kehidupan pada saat

penderita mengalami keadan yang mengancam nyawa yang dikenal sebagai

“Bantuan Hidup” (Life Support). Bila usaha Bantuan Hidup ini tanpa memakai

cairan intra-vena, obat ataupun kejutan listrik maka dikenal sebagai Bantuan

Hiudp Dasar (Basic Life Support). Apabila BHD dilakukan cukup cepat kematian

mungkin dapat dihindari

Catatan : Bila ada tanda kematian pasti seperti kaku mayat atau lebam mayat,

sudah sia-sia untuk melakukan BHD.

Yang harus dilakukan pada BHD adalah :

Airway (jalan nafas)

Breathing (pernafasan)

Circulation (jantung dan pembuluh darah)

AIRWAY dan BREATHING

Menilai jalan nafas dan pernafasan :

- Bila penderita sadar dapat berbicara kalimat panjang : Airway baik, Breathing

baik

- Bila penderita tidak sadar bisa menjadi lebih sulit

- Lakukan penilaian Airway-Breathing dengan cara : Lihat-Dengar-Raba

Obstruksi jalan nafas

Merupakan pembunuh tercepat, lebih cepat dibandingkan gangguan breathing dan

circulation.lagipula perbaikan breathing tidak mungkin dilakukan bila tidak ada

Airway yang baik.

Page 16: PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)

1. Obstruksi total

Pada obstruksi total mungkin penderita ditemukan masih saar atau dalam keadaan

tidak sadar. Pada obstruksi total yang akut, biasanya disebabkan tertelannya benda

asing yang lalu menyangkut dan menyumbat di pangkal larink, bila obstruksi total

timbul perlahan (insidious) maka akan berawal dari obstruksi parsial menjadi

total.

- Bila penderita masih sadar

Penderita akan memegang leher, dalam keadaan sangat gelisah. Kebiruan

(sianosis) mungkin ditemukan, dan mungkin ada kesan masih bernafas (walaupun

tidak ada udara keluar-masuk/ventilasi). Dalam keadaan ini harus dilakukan

perasat Heimlich (abdominal thrust). Kontra-indikasi Heimlich manouvre atau

kehamilan tua dan bayi.

2. Obstruksi parsial

Disebabkan beberapa hal, biasanya penderita masih dapat bernafas sehingga

timbul beraneka ragam suara, tergantung penyebabnya (semuanya saat menarik

nafas, inspirasi)

- Cairan (darah, sekret, aspirasi lambung dsb), bunti kumur-kumur.

- Lidah yang jatuh kebelakang-mengorok

- Penyempitan di larink atau trakhea-stridor

Pengelolaan Jalan nafas

a. Penghisapan (suction) – bila ada cairan

b. Menjaga jalan nafas secara manual

Bila penderita tidak sadar maka lidah dapat dihindarkan jatuh kebelakang dengan

memakai :

Ø Angkat kepala-dagu (Head tilt-chin manouvre), prosedur ini tidak boleh dipakai

bila ada kemungkinan patah tulang leher.

Ø Angkat rahang (jaw thrust)

Pemeriksaan

1. Pemeriksaan Fisik penderita.

a. Pernafasan Normal, kecepatan bernafas manusia adalah :

Dewasa : 12-20 kali/menit (20)

Page 17: PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)

Anak-anak : 15-30 kali/menit (30)

Pada orang dewasa abnormal bila pernfasan >30 atau <10>

b. Sesak Nafas (dyspnoe)

Bila penderita sadar, dapat berbicara tetapi tidak dapat berbicara kalimat panjang :

Airway baik, Breathing terganggu, penderita terlihat sesak. Sesak nafas dapat

terlihat atau mungkin juga tidak. Bila terlihat maka akan ditemukan :

o Penderita mengeluh sesak

o Bernafas cepat (tachypnoe)

o Pemakaian otot pernafasan tambahan

o Penderita terlihat ada kebiruan

2. Pernafasan Buatan (artificial ventilation)

Bila diperlukan, pernafasan buatan dapat diberikan dengan cara :

Mouth to mouth ventilation ( mulut ke mulut )

Dengan cara ini akan dicapai konsentrasi oksigen hanya 18% (konsentrasi udara

paru saat ekspirasi).

Frekuensi Ventilasi Buatan

Dewasa 10-20 x/menit

Anak 20 x/menit

Bayi 20 x/menit

Mouth to mask ventilation

Bantuan Pernafasan memakai kantung (Bag-Valve-Mask, “Bagging”)

CIRCULATION

1. Umum

Frekuensi denyut jantung Frenkuensi denyut jantung pada orang dewasa adalah

60-80/menit.

Penentuan denyut nadipada orang dewasa dan anak-anak denyut nadi diraba pada

a.radialis (lengan bawah, dibelakang ibu jari) atau a.karotis, yakni sisi samping

dari jakun.

Page 18: PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)

2. Henti jantung

Gejala henti jantung adalah gejala syok yang sangat berat. Penderita mungkin

masih akan berusaha menarik nafas satu atau dua kali. Setelah itu akan berhenti

nafas. Pada perabaan nadi tidak ditemukan.

3. Karotis yang berdenyut

Bila ditemukan henti jantung maka harus dilakukan masase jantung luar yang

merupakan bagian dari resusitasi jantung paru (RJP,CPR). RJP hanya

menghasilkan 25-30% dari curah jantung (cardiac output) sehingga oksigen

tambahan mutlak diperlukan.

MENGHENTIKAN PERDARAHAN

Cara :

Menekan dengan jari tangan

Penekanan dengan kain bersih/sapu tangan pada luka

Balut tekan

Menekan dengan jari tangan

Pembuluh darah yang terdekat dengan permukaan kulit ditekan dengan jari.

Dengan menekan pembuluh darah anatara jari dan tulang, maka pembuluh darah

akan berhenti. Pada satu sisi manusia terdapat 6 titik pembuluh darah yang dapat

ditekan dengan jari : Arteri temporalis Superficialis, Arteri Subclavia, Arteri

Femoralis, Arteri Femoralis, Arteri Fasialis, Arteri Carotis Kommunis, Arteri

Brachialis

Penekanan dengan kain bersih/sapu tangan pada luka

i. Sapu tangan yang sudah disterilkan dan belum dipakai lipatan bagian dalam

dianggap bersih

ii. Letakkan bagian yang bersih tersebut langsung diatas luka dan tekanlah

iii. Perdarahan dapat berhenti dan pencemaran oleh kuman-kuman dapat

dihindarkan

Balut tekan

Torniket

Pemasangan toniket hanya pada keadaan tertentu, yaitu apabila anggota badan

atas (lengan) atau anggota badan bawah (kaki) terputus :

Page 19: PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)

- Tutup ujung tungkai yang putus dengan kain yang bersih

- Bagian yang putus dimasukkan kekantong plastik yang berisi es salanjutnya

dibawa bersama-sama korban ke rumah sakit