pedoman penatalaksanaan dialisis ok

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronik merupakan salah satu gangguan fungsi ginjal. Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal secara progresif dan ireversibel. Gagal ginjal kronik biasanya timbul beberapa tahun setelah penyakit atau kerusakan ginjal, tetapi pada situasi tertentu dapat muncul secara mendadak. Dialisis atau transplantasi ginjal diperlukan untuk kelangsungan hidup pasien gagal ginjal kronis. Dialisis dilakukan pada pasien yang mengalami gangguan ginjal untuk membantu mendapatkan kembali fungsi ginjal yang seharusnya. Hemodialisis merupakan prosedur penyelamatan jiwa yang mahal dan akhir-akhir ini dilakukan lebih dari 100.000 orang Amerika. Hemodialisis memungkinkan sebagian penderita hidup mendekati keadaan yang normal meskipun menderita gagal ginjal yang tanpa terapi hemodialisis akan menyebabkan kematian. Hemodialisis digunakan pada pasien dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek atau pasien dengan penyakit gagal ginjal stadium terminal yang membutuhkan terapi jangka panjang atau terapi permanen. Hemodialisis dilakukan dengan menggunakan sebuah mesin yang dilengkapi dengan membran penyaring semi permiabel (ginjal buatan) yang memindahkan produk- produk limbah yang terakumulasi dari darah ke dalam mesin dialisis. Pada mesin dialisis, cairan dialirkan dipompa melalui salah satu sisi membran filter (ginjal buatan) B. Tujuan Hemodialisis Tujuan dialisis adalah untuk mempertahankan kehidupan dan kesejahteraan pasien sampai fungsi ginjal pulih kembali (Smeltzer dan Bare, 2002). Terapi pengganti, kegiatan hemodialisa mempunyai tujuan :

Upload: usman-a-dy

Post on 18-Aug-2015

615 views

Category:

Documents


96 download

DESCRIPTION

hemidialisis

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA.Latar BelakangGagal ginjal kronik merupakan salah satu gangguan fungsiginjal. Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal secaraprogresif dan ireversibel. Gagal ginjal kronik biasanya timbul beberapatahun setelah penyakit atau kerusakan ginjal, tetapi pada situasitertentu dapat muncul secara mendadak. Dialisis atau transplantasiginjal diperlukan untuk kelangsungan hidup pasien gagal ginjalkronis. Dialisis dilakukan pada pasien yang mengalami gangguanginjal untuk membantu mendapatkan kembali fungsi ginjal yangseharusnya. Hemodialisis merupakan prosedur penyelamatan jiwa yangmahal dan akhir-akhir ini dilakukan lebih dari 100.000 orangAmerika. Hemodialisis memungkinkan sebagian penderita hidupmendekati keadaan yang normal meskipun menderita gagal ginjalyang tanpa terapi hemodialisis akan menyebabkan kematian. Hemodialisis digunakan pada pasien dalam keadaan sakit akutdan memerlukan terapi dialisis jangka pendek atau pasien denganpenyakit gagal ginjal stadium terminal yang membutuhkan terapijangka panjang atau terapi permanen. Hemodialisis dilakukan denganmenggunakan sebuah mesin yang dilengkapi dengan membranpenyaring semi permiabel (ginjal buatan) yang memindahkan produk-produk limbah yang terakumulasi dari darah ke dalam mesin dialisis.Pada mesin dialisis, cairan dialirkan dipompa melalui salah satu sisimembran flter (ginjal buatan) B.Tujuan HemodialisisTujuan dialisis adalah untuk mempertahankan kehidupan dankesejahteraan pasien sampai fungsi ginjal pulih kembali (Smeltzer danBare, 2002). Terapi pengganti, kegiatan hemodialisa mempunyaitujuan :1.Membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin danasam urat2.Membuang kelebihan air.3.Mempertahankan atau mengembalikan system bufer tubuh.4.Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh.5.Memperbaiki status kesehatan penderita.Sasaran dan Ruang LingkupC.Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan pokok pelayanan Hemodialisa di RSUD SarasHusada Purworejo terdiri dari :a.Pelayanan Hemodialisa Rawat Jalanb.Pelayanan hemodialisa Rawat InapD.Batasan Operasional1.Untuk pelayanan Hemodialisa di Rumah Sakit Saras HusadaPurworejo dilaksanakan Hari Senin Sabtu, Pukul : 06.00 18.00WIB.2.Untuk pelayanan Cito/ On call dilaksanakan 24 jam.E.Landasan HukumSebagai acuan dan dasar pertimbangan dalam penyelenggaraanpelayanan hemodialisa di RSUD Saras Husada diperlukan peraturanperundang-undangan pendukung (Legal Aspect). Beberapa ketentuanperundang-undangan yang digunakan adalah sebagai berikut :1.Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan(Lembaran Negara republik Indonesia, Tambahan Lembaran NegaraRepublik IndonesiaNomor 5063);2.Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit(Lembaran Negara republik Indonesia, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5972);3.Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang PerlindunganKonsumen (Lembaran Negara Nomor 42 Tahun 1999);4.Peraturan pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagianurusan Pemerintah antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,Propinsi dan Pemda Kab / Kota (Lembaran Negara republikIndonesia tahun 2007 Nomor 28, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia );5.Peraturan pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi PerangkatDaerah (Lembaran Negara republik Indonesia tahun2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesianomor 4741);6.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor986/Menkes/Per/XI/1992tentangpersyaratankesehatanlingkungan rumah sakit;7.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor903/Menkes/Per/V/2011 tentang Program Jaminan KesehatanMasyarakat;8.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan MinimalRumah Sakit;9.Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 14 Tahun 2008tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah KabupatenPurworejo;10.Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 14 Tahun 2007tentang Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum DaerahSaras Husada Purworejo;11.Peraturan Bupati Purworejo Nomor 60 Tahun 2011 tentangStandar Pelayanan Minimal Badan Layanan Umum Daerah diRumah Sakit Umum Daerah Saras Husada Purworejo;12.PermenkesNo 812/MENKES/PER/VII/2010 tentangpenyelenngaraan pelayanan dialisis pada fasilitas pelayanankesehatan;BAB IISTANDAR KETENAGAANA.Kualifkasi Sumber Daya Manusia1.DokterDokter Spesialis yang mempunyai pengalaman kerja 5 tahun danbersertifkat Pelayanan Hemodialisis.2.Perawat a.S1 Keperawatan / Ners dengan pengalaman kerja 5 tahun danbersertifkat Hemodialisisb.D3 Keperawatan dengan pengalaman kerja 5 tahun danbesertifkat Hemodialisis.B.Distribusi Ketenagaan1.DokterDokter spesialis yang melaksanakan pelayanan hemodialisissebagaimana terlampir dalam jadwal.2.PerawatSemua perawat yang bekerja di unit hemodialisis yang terdiri dari :a.Lulusan S1/ Ners : 5 orangb.D III Keperawatan : 3 orangC.Pengaturan JagaPengaturan jadwal dalam pelayanan hemodialisis disesuaikan denganjadwal dinas yang terdiri dari :c.Piket Pagi (pukul 06.00 14.00)d.Piket Sore (pukul 12.00 18.00)BAB IIISTANDAR FASILITASA.Denah RuangKETERANGANBad Pasien Wastafel UMesin HemodialisaTempat sholat BTWC pasienMeja SNursing StationTempat LinenRak ObatRuang Karu (Kepala Ruang)Ruang IstirahatRuang PantryRuang GudangWC PerawatRuang Re Use Ruang SterilisasiB.Standar FasilitasAlat Medis di Ruang Hemodialisa RSUD Saras Husada Purworejo2015NoNama Alat Standar JumlahKondisiKetBaik Rusak1. Tabung oksigen 13 10 1 - Cukup2.Ambubag Dewasa1 1 1 - Cukup3.Fistula needle setAVF 166x1.25100 100 100 - Cukup4.Fistula needle setAVF 166x11200 1200 1200 - Cukup5.Venous Blood Tubing set for Hemodialisis650 650 650 - Cukup6. Tensimeter 3 3 3 - Cukup7. Timbangan BB 3 3 3 - Cukup8. Pinset anatomis 3 6 6 - Cukup9. Pinset cirugis 3 8 8 - Cukup10.Bengkok 4 4 4 - Cukup11.Gunting Hecting 0f4 4 4 - Cukup12.Bak instrumen 13 8 8 - Kurang13.Korentang 13 2 2 - Kurang14.Gunting Plester 2 3 3 - Cukup15.Spatel Lidah 2 4 4 - Cukup16.Kom Kecil 5 8 8 - Cukup17.Tempat Kasa Steril2 2 2 - Cukup18.Tempat tidur pasien13 13 13 - Cukup19.Stetoskop 3 3 3 - Cukup20.Kursi Roda 1 1 1 - Cukup21.Tempatkorentang 2 2 2 Cukup22.Tromol besar 3 3 3 Cukup23.Klem 2 1 1 Cukup24.Suction 1 1 1 Cukup25.Troli kecil 4 4 4 Cukup26.Brangkar 1 1 1 Cukup27.WWZ 2 2 2 Cukup28.Gelas ukur 9 9 9 Cukup29.Standar infus 14 14 14 Cukup30.Urinal 2 2 2 Cukup31.Pispot 1 1 1 Cukup32.Nallfuder 2 2 2 Cukup33.Arteri klem 1 1 1 Cukup34.Timbang badan 2 2 2 CukupInventaris Alat Rumah Tanggadi Ruang Hemodialisa RSUD Saras Husada Purworejo 2015No Nama AlatStandarJumlahKondisiKetBaik Rusak1. Almari obat 2 1 1 - Cukup2.Kompor dan Gas Elpiji1 1 1 - Cukup3. Dispenser 1 1 1 - Cukup4. Kulkas 1 1 1 - Cukup5.Tempat sampah medis2 1 1 - Cukup6.Tempatsampah nonmedis1 1 1 - Cukup7.Tempat Sampah tertutup1 1 1 Cukup8.Tempat Sampah Kranjang4 4 4 - Cukup8. Ember 11 11 Cukup9. Telepon 1 2 2 - Cukup10.Gudang 1 1 1 - Cukup11.Loker obat 1 5 5 - Cukup12.TV 1 2 2 - Cukup13.Komputer 1 1 1 - Cukup14.Meja 1 6 - Cukup15.Ruang perawat1 1 1 - Cukup16.Kipas Angin 1 1 1 - Cukup17.Papan tulis 2 2 2 Cukup18.Jam dinding 1 3 3 - Cukup19.AC 6 6 6 - Cukup20.Cermin 2 2 2 - Cukup Kebutuhan Alat Tulis KantorDi Ruang HemodialisaNONama alat dan SaranaJumlahalatKebutuhanKeterangan 1. Ballpoint30 26Cukup2. Blangko resep askes rawat jalan15 184Cukup3. Blangko resep umum1 1Cukup4. Buku batik sedang5 5Cukup5. Buku batik ekspedisi2 2Cukup6. Buku batikfolio1 6Cukup7. Buku inventaris ruangan1 1Cukup8. Kartu register1 1Cukup9. Kartu control HD60 792Cukup 10 Map kertas folio5 66Cukup 11. Buku penerimaan obat1 1Cukup12. Buku permintaan barang2 6Cukup 13. Form Askep HD400 5280Cukup14. Form Absensiunjungan HD Askes55 726Cukup15. Form pemeriksaan lab Rajal55 726Cukup16. Form permintaan lab RANAP10 132Cukup17. Form permintaan darah10 132Cukup18. Form permintaan Rontgen1 1Cukup19. Form Habis Pakai HD400 5280Cukup20. Form Kwitansi Rajal Umum HD20 264Cukup21. Form 4c 15 198 Cukup22. Form pengembalian obat1 1Cukup23. Isi staples2 26Cukup24. Kertas karbon5 15Cukup25. Klip4 4Cukup26. Lem kertas1 1Cukup27. Lembar konsultasi5 5Cukup28. Penggaris2 2Cukup29. Penghapus pensil2 2Cukup30. Penghapus white board2 2Cukup31. Pensil2 2Cukup32. Map snelhecter70 80Cukup33. Map snelhecter transparan55 65Cukup34. Pensil merah biru1 1Cukup35. Spidol biasa1 1Cukup36. Spidol white board2 13Cukup37. Staples4 4Cukup38. White board2 2CukupAlat tenun di Ruang Hemodialisa RSUD Saras Husada Purworejo 2015No Nama Alat Standar JumlahKondisiKetBaik Rusak1. Sprei 52 32 32 - Cukup2 Sarung bantal523232 - Cukup3 Selimut 52 32 32 - Cukup4 Perlak 52 13 13 - Cukup6 Stik laken 52 32 32 - Cukup7 Korden 12 12 12 - Cukup8 Lemari linen111 - CukupBAB IVTATA LAKSANA A.Pengertian HemodialisisDialisis merupakan suatu proses yang digunakan untukmengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjaltidak mampu melaksanakan proses tersebut (Smeltzer dan Bare, 2002).Hemodialisis dilakukan dengan menggunakan sebuah mesin yangdilengkapi dengan membran penyaring semi permiabel (ginjal buatan)yang memindahkan produk-produk limbah yang terakumulasi daridarah ke dalam mesin dialisis.B.Etiologi HemodialisisDialisis dilakukan pada ginjal untuk mengeluarkan zat-zat toksikdan limbah tubuh yang dalam keadaan normal diekskresikan oleh ginjalyang sehat. Dialisis juga dilakukan dalam penanganan pasien denganedema yang membandel (tidak responsif terhadap terapi), komahepatikum, hiperkalemia, hiperkalsemia, hipertensi, dan uremia. Dialisisakut diperlukan bila terdapat kadar kalium yang tinggi atau yangmeningkat, kelebihan muatan cairan atau edema pulmoner yangmengancam, asidosis yang meningkat, perikarditis dan konfusi yangberat. Sedangkan dialisis kronis atau pemeliharaan dibutuhkan padagagal ginjal kronis (Smeltzer dan Bare, 2002) (penyakit ginjal stadiumterminal) dalam keadaan berikut:Terjadinya tanda-tanda dan gejala uremia yang mengenai seluruhsistem tubuh (mual serta muntah, anoreksia berat, peningkatan letargi,konfusi mental).1.Kadar kalium serum meningkat.2.Muatan cairan berlebih yang tidak responsif terhadap terapidiuretik serta pembatasan cairan.3.Penurunan status kesehatan yang umum. 4.Terdengarnya suara gesekan perikardium (pericardial friction rub)melalui auskultasi.C.Metode HemodialisaMetode terapi dialisa mencakup hemodialisis, hemofltrasi, danperitoneal dialisis. Hemodialisis dapat dilakukan pada saat toksin atauzat racun harus segera dikeluarkan untuk mencegah kerusakanpermanen atau menyebabkan kematian. Hemofltrasi digunakan untukmengeluarkan cairan yang berlebihan. Sedangkan, peritoneal dialisismengeluarkan cairan lebih lambat daripada bentuk-bentuk dialisis yanglain (Smeltzer dan Bare, 2002).D.Indikasi HemodialisisHemodialisis diindikasikan pada gagal ginjal akut dan kronis,intoksikasi obat dan zat kimia, ketidakseimbangan cairan dan elektrolitberat dan sindrom hepatoreanal (Faisal, 2007). Di samping itu,terdengarnya suara gesekan perikardium (pericardial friction rub) melaluiauskultasi merupakan indikasi yang mendesak untuk dilakukan dialisisuntuk pasien gagal ginjal kronis (Smeltzer dan Bare, 2002).Menurut konsensus Pernefri (2003) secara ideal semua pasiendengan Laju Filtrasi Goal (LFG) kurang dari 15 mL/menit, LFG kurangdari 10 mL/menit dengan gejala uremia/malnutrisi dan LFG kurang dari5 mL/menit walaupun tanpa gejala dapat menjalani dialisis. Selainindikasi tersebut juga disebutkan adanya indikasi khusus yaitu apabilaterdapat komplikasi akut seperti oedem paru, hiperkalemia, asidosismetabolik berulang, dan nefropatik diabetik.Menurut Pernefri (2003) waktu atau lamanya Hemodialisadisesuaikan dengan kebutuhan individu. Tiap Hemodialisa dilakukan 4 5 jam dengan frekuensi 2 kali seminggu. Hemodialisa idealnya dilakukan10 15 jam/minggu dengan QB 200300 mL/menit. Sedangkanmenurut Corwin (2000) Hemodialisa memerlukan waktu 3 5 jam dandilakukan 3 kali seminggu. Pada akhir interval 2 3 hari diantaraHemodialisa, Sedangkan hemodialisa rutin menurut Pernefri (2003) dijelaskanbahwa hemodialisa rutin ini dilakukan pada keadaan yang sudahdirencanakan atau ditentukan waktunya. Umumnya dilakukan padapasien dengan gagal ginjal kronik yang bertujuan untuk meningkatkankualitas hidup pasien. Sedangkan pasien hemodialisa rutin adalahpasien-pasien yang sudah terencana dalammenjalani programhemodialisa sesuai dengan waktu yang telah ditentukanE.Prinsip-prinsip Kerja HemodialisisAda tiga prinsip yang mendasari kerja hemodialisis menurutSmeltzer dan Bare (2002), yaitu: difusi, osmosis dan ultrafltrasi.1. Difusi adalah pengeluaran toksin dan zat limbah dalam darahdengan bergerak dari darah yang berkonsentrasi tinggi, ke cairandialisat dengan konsentrasi yang lebih rendah.2. Osmosis adalah bergeraknya air dari daerah bertekanan lebihtinggi (tubuh pasien) ke tekanan yang lebih rendah (cairandialisat), sehingga air yang berlebihan dikeluarkan dari dalamtubuh.3. Ultrafltrasi adalah penambahan tekanan negatif F.Komplikasi HemodialisisKomplikasi terapi dialisis mencakup hal-hal berikut (Smeltzerdan Bare, 2002):1.Hipervolemia, ditandai dengan peningkatan tekanan darah, nadi,frekuensi pernapasan, tekanan vena sentral, dispnea, rales basah,batuk, edema, dan peningkatan berat badan yang berlebihan sejakdialisis terakhir. 2.Ultrafltrasi yang berlebihan, ditandai dengan gejala-gejala: hipotensi,mual, muntah, berkeringat, pusing, dan pingsan.3.Hipovolemia, ditandai dengan penurunan tekanan darah,peningkatan frekuensi nadi dan pernapasan, turgor kulit buruk,mulut kering, tekanan vena sentral menurun, dan penurunanhaluaran urine.4.Hipotensi, pada awal dialisis dapat terjadi pada pasien denganvolume darah sedikit, seperti anak-anak dan orang dewasa yangkecil. Sedangkan hipotensi lanjut pada dialisis biasanya karenaultrafltrasi berlebihan atau terlalu cepat.5.Hipertensi, penyebab yang paling sering adalah kelebihan cairan,sindromdisequilibrium, respons renin terhadap ultrafltrasi, danansietas.6.Sindromdisequilibrium dialisis, dimanifestasikan oleh sekelompokgejala-gejala yang diduga disfungsi serebral. Rentang beratnya gejala-gejala dari mual ringan, muntah, sakit kepala, dan hipertensi sampaiagitasi, kedutan, kekacauan mental, dan kejang.7.Infeksi, yang diperkirakan karena penurunan respons imunologikpada pesien uremik yang mengalami penurunan resisten terhadapinfeksi.G.Persiapan sebelum hemodialisisPersiapan Pasien :1. Surat dari dokter nefrologi / penyakit dalam untuk tindakanhemodialisis ( intruksi dokter )2. Identitas pasien dan surat persetujuan tindakan hemodialisis3. Riwayat penyakit yang pernah diderita ( penyakit lain danalergi )4. Keadaan umum pasien5. Keadaan psikososial6. Keadaaan fsik ( ukur tanda-tanda vital, berat badan, warnakulit, mata, ekstremitas ederna +/-)7. Data laboratorium : hb, ureum, kreatin, HbSAg8. Pastikan bahwa pasien telah benar-benar siap dilakukanhemodialisis.Persiapan Mesin :1. Listrik2. Air yang sudah diubah dengan cara :a.Filtrasib.Softeningc.Deionisasid.Reverse osmosisSistem sirkulasi dialisat :1.Sistem proporsioning2.Asetat / bikarbonatSirkulasi darah :1. dialyzer / hollow fber2. PrimingPersiapan alat :1.Dialyzer2.AV blood line3.AV fstula4.NaCl 0,9 %5.Infus set6.Spuit7.Heparin8.Lidocain9.Kassa steril10.Duk11.Sarung tangan12.Mangkok kecil13.Desinfektan (alkohol/betadine)14.Klem15.Matcan16.Timbangan17.Tensimeter18.Termometer19.Plester20.Perlak kecilLangkah-langkah :1.Setting dan Priming.a.Mesin dihidupkanb.Lakukan setting dengan cara1)Keluarkan dialyzer dan AV blood line dari bungkusnya, juga slanginfus set dan NaCl-nya (perhatikan sterilitasnya).2)Dengan teknik aseptik hubungkan ujung AV blood line padadialyzer.3)Pasang alat tersebut pada mesin sesuai dengan tempatnya.4)Hubungkan Na Cl melalui infus set bebas dari udara denganmengisinya terlebih dahulu.5)Tempatkan ujung V blood line dalam penampung, hindarkankontaminasi dengan penampung dan jangan terendam dengan airyang keluar.c.Lakukan priming dengan posisi dialyzer biru (outlet) di atas danyang merah (inlet) di bawah, caranya :1)Alirkan NaCl ke dalamsirkulasi dengan kecepatan100cc/menit.2)Udara dikeluarkan dari sirkulasi.3)Setelah semua sirkulasi terisi dan bebas dari udara, pompadimatikan, klem ujung AV blood line.4)Hubungkan ujung A blood line dan V blood line denganmemakai konektor dan klem dibuka kembali.5)Sambungkan cairan dialisat dengan dialyzer dengan posisioutlet di bawah dan inlet diatas.6)Lakukan sirkulasi 5-10 menit dengan QB 150 cc/menit7)Masukkan Heparin 1500 dalam sirkulasi.H.Punksi Akses Vaskuler1.Tentukan tempat punksi atau periksa tempat shunt.2.Alasi dengan perlak kecil dan atur posisi.3.Bawa alat-alat dekat dengan tempat tidur pasien (alat-alat steril dimasukkan ke dalam bak steril)4.Cuci tangan, bak steril dibuka kemudian memakai hand-scoon.5.Beritahu pasien bila akan dilakukan punksi.6.Pasang duk steril, sebelum disinfeksi daerah yang akan dipunksi dengan betadine dan alkohol.7.Ambil fstula dan punksi outlet terlebih dahulu, bila perlu lakukan anaesthesi lokal, kemudian desinfeksi.8.Ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium.9.Bolus heparin yang sudah diencerkan dengan Na Cl 0,9% (dosis awal).10.Selanjutnya punksi inlet dengan cara yang sama kemudian difksasi.I. Memulai Hemodialisis1. Sebelum dilakukan punksi dan memulai hemodialisis, ukurtanda-tanda vital dan berat badan pre hemodialisis.2.Setelah selesai punksi, sirkulasi dihentikan, pompa dimatikan, ujungAV blood line diklem.3.Sambungan AV blood line dilepas, kemudian A blood linedihubungkan dengan punksi outlet. Ujung V blood line ditempatkanke matcan.4.Buka semua klem dan putar pompa perlahan-lahan sampai kuranglebih 100 cc/menit untuk mengalirkan darah, mengawasi apakah adapenyulit.5.Biarkan darah memasuki sirkulasi sampai pada bubble trap V bloodline, kemudian pompa dimatikan dan V blood line diklem.6.Ujung V blood line dibuka (pastikan sambungan bebas dari udara).7.Putar pompa dengan QB 100cc/menit kemudian naikkan perlahan-lahan antara 150 200 cc/menit.8.Fiksasi AV blood line agar tidak mengganggu pergerakan.9.Hidupkan heparin pump sesuai dengan lamanya hemodialisis.10.Buka klem slang monitor AV pressure.11.Hidupkan detektor kebocoran udara.12. Ukur tekanan darah, nadi dan pernafasan.13. Cek mesin dan sirkulasi dialisat.14. Cek posisi dialyzer (merah diatas, biru dibawah).15. Observasi kesadaran dan keluhan pasien.16. Programkan hemodialisis.17. Isi formulir hemodialisis.18. Rapikan peralatan.J.Penatalaksanaan Hemodialisa.Memprogram dan Memonitor Mesin Hemodialisis.1. Lamanya hemodialisis.2. QB (kecepatan aliran darah) = 150 250 cc/menit3. QD (kecepatan aliran dialisat) = 400-600 cc/menit4. Temperatur dialisat 37-400C5. TMP dan UFR6. Heparinisasia.Dosis awal = 50 100 /kgBB1) diberikan pada waktu punksi2) untuk priming = 15003) diberikan pada waktu sirkulasi AV blood lineb.Dosis maintenance = 500-2000/jam Diberikan pada waktu hemodialisisberlangsung. kontinyu : diberikan secara terus menerus dengan bantuan pompa dari awal hemodialisis sampai dengan 1 jam sebelum hemodialisis berc.intermitten : diberikan 1 jam setelah hemodialisis berlangsung dan pemberian selanjutnya dimasukkan tiap selang waktu 1 jam terakhir tidak diberikan.d.minimal heparin : heparin dosis awal kurang lebih 2000 selanjutnya diberikan kalau perlu.7. Pemeriksaan Laboraturium, ECG, dll)8. Pemberian obat-obatan, transfusi dll.9. Monitoring tekanan.a. fstula pressure.b. arterial pressurec. venous pressured. dialisat pressuree. Detektor (udara, blood leak detector)Observasi pasien.1) Tanda-tanda vital (TNSR, kesadaran)2) Fisik3) Mesin dibersihkan dan didesinfektan.4)Setelah proses pembersihan selesai, mesin dimatikan, lepas steker mesin dari stop kontak dan tutup kran air.5) Bersihkan ruangan hemodialisisHal-hal yang perlu diperhatikan : Vital sign, Hb, Kelancaran sirkulasiekstracorporeal.K.Masalah Keperawatan Pada Hemodialisa1.Ketidakseimbangan Cairana.Hipervolemiab.Hipovolemiac.Ultra fltrasid.Rangkaian ultrafltrasi (Diafltrasi)e.Hipotensif.Hipertensig.Sindrome disequilibrium dialysis2.Ketidakseimbangan ElektrolitElektrolit merupakan perhatian utama dalam dialisis, yang normalnya dikoreksi selama prosedur adalah natrium, kalium, bikarbonat, kalisum, fosfor, dan magnesium.3.InfeksiPasien uremik mengalami penurunan resisten terhadap infeksi, yang diperkirakan karena penurunan respon imunologik. Infeksi paru merupakan penyebab utama kematian pada pasein uremik.4.Perdarahan dan HeparinisasiPerdarahan selama dialysis mungkin karena konsidi medik yang mendasari seperti ulkus atau gastritis atau mungkin akibat antikoagulasi berlebihan. Heparin adalah obat pilihan karena pemberiannya sederhana, meningkatkan masa pembekuan dengan cepat, dimonitor dengan mudah dan mungkin berlawanan dengan protamin.5.Masalah peralatana.Konsentrasi dialisatb.Aliran dialisatc.Temperaturd.Aliran darahe.Kebocoran darahf.Emboli udaraBAB VLOGISTIKA.ATKKebutuhan ATK dipenuhi oleh Bagian Rumah Tangga danperlengkapan RSUD Saras Husada melalui buku permintaanB.Sarana dan Prasarana untuk PasienSarana dan Prasarana untuk pasien terkoordinasi dengan bagianTeknik, Laundry, dan IPS RS. Bagian Teknikdan IPS RS bekerjasamadalam hal pemeliharaan alat dan pemeliharaan gedung. Sedangkanbagian Laundry bekerjasama dalam hal kebersihan sprei, sarungbantal, dsb yang diganti setiap maksimal seminggu sekali atau sesuaikebutuhan.C.Persediaan Bahan Obat dan Alat Habis PakaiSistem Pengelolaan Bahan Obat dan Alat Habis Pakai merupakansuatu rangkaian kegiatan yang meliputi aspek seleksi dan perumusankebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusiandanpenggunaan obat. Tujuan dari pengadaan yaitu untuk memperolehbarang atau jasa yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup dengankualitas harga yang dapat dipertanggung jawabkan, dalam waktu dantempat tertentu secara efektif dan efsien. Perencanaan pengadaanBahan Obat dan Alat Habis Pakai harus sesuai dengan formulariumyang telah ditetapkan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS).Bahan Obat dan Alat Habis Pakai yang akan dibeli atau diadakanharus direncanakan secara rasional agar jenis dan jumlahnya sesuaisehingga merupakan produk atau bahan yang terbaik, meningkatkanpenggunaan yang rasional dengan harga yang terjangkau atauekonomis.BAB VIKESELAMATAN PASIENA.Setiap pasien yang datang ke Rumah Sakit Umum Saras HusadaPurworejo dengan indikasi Hemodialisa mendapat pelayanan sesuaikebutuhannya dengan memperhatikan keselamatan pasien, terutamaagar terhindar dari cidera yang mungkin dapat terjadiB.Tatalaksana keselamatan pasien1.Identifkasi pasien2.Komunikasi efektif3.Kewaspadaan terhadap obat4.Keselamatanterhadap tindakan5.Mencegah tranmisi infeksi kuman rumah sakit6.Mencegah pasien jatuh.BAB VIIKESELAMATAN KERJAYangdimaksud dengan keselamatan kerja adalah suatu usaha untukmencegah dan meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja karyawan yangterjadi dilingkungan RS, dengan memberikan perlindungan pada karyawanyang sedang bekerja dengan menggunakan alat perlindungan diri ( APD ).Potensi bahaya di RS, selain penyakitpenyakit infeksi juga ada potensibahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS, yaitukecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan denganinstalasi liktrik, dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahankimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial, danergonomi. Semua potensi bahaya tersebut diatas jelas mengancam jiwa dankehidupan bagi para karyawan di RS, para pasien maupun parapengunjung. Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untukmengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakan, oleh karenaitu K3RS perlu dikelola dengan baik yang disertai dengan menjalankanK3RS sesuai dengan program yang telah ditetapkan.BAB VIIIPENGAWASAN DAN PENGENDALIANMUTU PELAYANAN HEMODIALISAA.Pengertian1.PengawasanPengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yangmengusahakan agar pekerjaan atau kegiatan terlaksana sesuaidengan rencana, dan kebijakan yang ditetapkan dapat mencapaisasaran yang dikehendaki.Pengawasan memberikan dampak positif berupa :a.Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan,penyelewengan, pemborosan, hambatan dan ketidaktertiban.b.Mencegah terulang kembali kesalahan, penyimpangan,penyelewengan, pemborosan, hambatan dan ketidaktertiban.c.Mencari cara yang lebih baik atau membina yang lebih baikuntuk mencapai tujuan dan melaksanakan tugas organisasi.2.PengendalianPengendalian merupakan bentuk atau bahan untuk melakukanperbaikan yang terjadi sesuai dengan tujuan arah pengawasan danpengendalian.Bertujuan agar semua kegiatan dapat tercapai secara berdayagunadan berhasilguna. Dilaksanakan sesuai dengan rencana,pembagian tugas, rumusan kerja, pedoman pelaksanaan danperaturan yang berlaku.Empat langkah yang dapat dilakukan dalam pengawasan danpengendalian mutu pelayanan yaitu :a.Penyusunan standar biaya, standar performance mutu,standar kualitas pelayanan.b.Penilaian kesesuaian yaitu membandingkan dari produkyang dihasilkan atau pelayanan yang ditawarkan terhadapstandar tersebut.c.Melakukan koreksi bila diperlukan, yaitu denganmengoreksi penyebabdanfaktor-faktoryangmempengaruhi kepuasan.d.Perencanaan peningkatan mutu, yaitu ; membangunupaya-upaya-upaya yang berkelanjutan untukmemperbaiki standar yang ada.B.Bentuk-Bentuk Pengawasan dan PengendalianBeberapa bentuk pengawasan dan pengendalian di RuangHemodialisa RSUD Saras Husada Purworejo adalah sebagai berikut :1.Pembagian tugas organizinga.Pembagian Tugasb.Pendelegasian Tugasc.Koordinasi Tugasd.Pengaturan/Manajemen Waktue.Pengaturan dan pengendalian situasi tempat praktekf.Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurusadministrasi klieng.Pengembangan MPKP dengan MPM1)Pelaksanaan Tugas a)Pelaksanaan tugas Kepala Ruang Keperawatanb)Pelaksanaan tugas Primary Nurse c)Pelaksanaan tugas Assosiated Nurse 2)Hubungan Profesionala)Hubungan Profesional antara StafKeperawatandengan Pasienb)Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatanc)HubunganProfesional/KemitraanAntaraStafKeperawatan Dengan Dokter/Tim Kesehatan Lain d)Hubungan Profesional Antara Staf KeperawatanDengan Peserta Didik Dengan MPMe)Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (operan)f)Pelaksanaan Meeting Morningg)Pelaksanaan Pre Conferenceh)Pelaksanaan Post Conferencei)Pelaksanaan Komunikasi Terapeutika.Pelaksanaan informasi pasien baru2.Pelaksanaan tugas meeting pre-post konfrensa)Pengarahanb)Supervise stafc)Koordinasi d)Orientasi stafe)Orientasi mahasiswa praktekf)Orientasi pasien/keluargag)Memobilisasi sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan.h)Memberi motivasi pada anggotai)Membuat keputusan j)Manajemen konfik k)Menelaah kemampuan individul)Membimbing tenaga keperawatanm)Mengadakan pertemuan berkala/sewaku-waktu dengan stafkeperawatan dan petugas lain yang bertugas diruangrawatnyan)Memberi kesempatan/ijin kepada staf keperawatan o)Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan p)Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi dokterq)Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya diruang rawat menurut tingkat kegawatan, infeksi/non infeksiuntuk kelancaran pemberia asuhan keperawatanr)Mengendalikan kualitas sistem pencatatan dan pelaporanasuhan keperawatans)Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruangrawatt)Menyiapkan berkas catatan medik pasien u)Membimbingsiswa/mahasiswakeperawatanyangmenggunakan ruang rawatnya sebagai lahan praktekv)Memberi penyuluhan kesehatan w)Melakukan serah terima pasien dan lain-lain pada saatpergantian dinas3.Pelaksanaan tugas coordinator ruangana)Pengawasan langsung melalui inspeksib)Pengawasan langsung melalui laporan langsung secara lisanc)Pengawasan langsung melalui laporan tertulisd)Pengawasan kelemahan yang adae)Pengawasan tidak langsung dengan mengecek daftar hadir perawat yang adaf)Pengawasan tidak langsung dengan membaca dan memeriksa rencana keperawatang)Pengawasan dengan mendengar laporan dari PN mengenai pelaksanaan tugash)Evaluasi upaya pelaksanaani)Membandingkan dengan rencana perawatan yang telah disusun bersama dengan PNj)Pengawasan yang dilakukan oleh kepala ruang :1)Sosialisasi kebijakan2)Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan kebijaksanaan3)Mengecek kelengkapan inventaris peralatan4)Mengecek obat obatan yang tersedia5)Melakukan supervisi6)Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan7)Menilai siswa/mahasiswa keperawatan8)Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan4.Melakukan pengembangan SDM melalui pelatihan, seminar workshop dan temu ilmiahBAB IXPENUTUPA.Kesimpulan Aspek penting dalam merawat pasien yang mengalami nyeri adalahmengkaji kembali nyeri setelah intervensi diterapkan. Mengevaluasiseberapa efektif tindakan yang diterapkan didasarkan pada pengkajian nyeripasien. Jika intervensi tidak efektif perawat harus mempertimbangkantindakan lain dengan konsultasi dokter.B.SaranSetelah intervensi mengalami keberhasilan pasien diminta untukmenilai intensitas nyerinya, sehingga dapat menunjukkan keefektifantindakan pereda nyeri dan memberikan dasar untuk melanjutkan ataumemodifkasi rencana perawatan.BAB V MONITORING DAN EVALUASIA.Monitor1.KeperawatanSistem monitoring keperawatan dilaksanakan sesuai dengan metodeasuhan keperawatan pada pasien hemodialisa meliputi:a.Ketepatan dalammelaksanakan tindakan ( Cara, alat-alatpenunjang asuhan keperawatan )b.Respon pasien saat dilaksanakan implementasi 2.MedisMonitoring dilaksanakan berdasarkan teknik pemberian dan jenisobat yang diberiakan sesuai dengan indikasi meliputi:a.Ketepatan pemberian obat ( Tepat pasien, Jenis Obat, Dosis, Cara, dan Cara Pemberian )b.Reaksi pasien setelah pemberian terapi3.KolaboratifMonitoring dilaksanakn setelah melaksankan tindakan kolaboratifmeliputi:a.Tindakan kolaboratif dengan unit rawat inap dan rawat jalanb.Unit penunjang4.PelayananMonitoring dilaksanakan oleh kepala bidang pelayanan yang diawasilangsung oleh wakil direktur bidang pelayanan.B.EvaluasiPelayanan pada pasien hemodialisa merupakan salah satu pelayananpasien yang dinilai berdasarkanpelayanan secara komprehensif yangdapat tercapai atau tak tercapainya pelayanan tersebut.BAB VPENUTUP A.KesimpulanPerawatan kepada pasien yang gagal ginjal kronis dengan hemodialisaoleh petugas kesehatan dilakukan dengan cara memberi pelayanan khususjasmaniah dan rohaniah sebelum pasien di lakukan tindakan hemodialisa.Perawat memiliki peran untuk memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis,psikologis, dan spiritual pasien hemodialisa dengan memperhatikan moral,etika serta menumbuhkan sikap empati dan caring kepada pasien.B.Saran Penanganan pasien perlu dukungan semua pihak yang terkait,terutama keluarga pasien dan perlu tindakan yang tepat dari perawat dandokter yang merawatnya.