pbl 6 biologi 2

4
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebun Jeruk, Jakarta Barat Drey | 102011200 | D2 [email protected] Pewarisan Golongan Darah Manusia Pendahuluan Golongan darah adalah hal yang sangat penting dalam dunia kedokteran. Golongan darah seseorang perlu diketahui sebelum seseorang menerima transfusi darah, karena dalam transfusi darah hanya boleh dilakukan oleh orang yang bergolongan darah sama. Selain itu, sebelum ditemukannya tes DNA, tes golongan darah dilakukan untuk pembuktian orang tua dari seorang anak. Jenis-jenis Golongan Darah Pada manusia dikenal berbagai macam sstem golongan darah. Yang paling awal diketahui dan yang paling penting adalah system golongan darah ABO. Penemuan keanekaragaman sistem golongan darah ini selanjutnya memacu penemuan sistem golongan darah lain, misalnya sistem Rhesus (Rh), Lewis (Le), Kell. Duffy (Fy), Kidd (Jk), Lutheran (Lu), MNS, P, Li, dan sebagainya. [1] Di sini hanya akan dibahas sistem ABO dan Rhesus.

Upload: matsuyamateo

Post on 06-Sep-2015

237 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

biologi

TRANSCRIPT

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Terusan Arjuna No. 6, Kebun Jeruk, Jakarta BaratDrey | 102011200 | [email protected]

Pewarisan Golongan Darah Manusia

PendahuluanGolongan darah adalah hal yang sangat penting dalam dunia kedokteran. Golongan darah seseorang perlu diketahui sebelum seseorang menerima transfusi darah, karena dalam transfusi darah hanya boleh dilakukan oleh orang yang bergolongan darah sama. Selain itu, sebelum ditemukannya tes DNA, tes golongan darah dilakukan untuk pembuktian orang tua dari seorang anak.

Jenis-jenis Golongan DarahPada manusia dikenal berbagai macam sstem golongan darah. Yang paling awal diketahui dan yang paling penting adalah system golongan darah ABO. Penemuan keanekaragaman sistem golongan darah ini selanjutnya memacu penemuan sistem golongan darah lain, misalnya sistem Rhesus (Rh), Lewis (Le), Kell. Duffy (Fy), Kidd (Jk), Lutheran (Lu), MNS, P, Li, dan sebagainya.[1] Di sini hanya akan dibahas sistem ABO dan Rhesus.Sistem penggolongan darah ABO ditemukan oleh Landsteiner (1900). Dalam sistem ABO, ada empat golongan darah, yaitu A, B, AB, dan O. Perbedaan diantara golonga-golongan ini ditentukan oleh ada tidaknya dua unsur (yaitu A dan B) dalam sel darah merah, serta oleh ada tidaknya dua unsur (yaitu unsur anti-A dan unsur anti-B) dalam serum darah tersebut. [2]Individu bergolongan darah A memiliki antigen A pada permukaan eritrositnya. Individu bergolongan B memiliki antigen B, individu bergolongan AB memiliki kedua antigen A dan B, sedang individu bergolongan O tidak memiliki antigen A atau B pada permukaan eritrositnya. Antigen adalah suatu zat yang menginduksi respon imun. Perlu dicatat bahwa walaupun serum dan plasma itu mirip, tetapi perbedaan diantara keduanya adalah bahwa dalam serum, fibrinogen dan kebanyakan faktor-faktor penggumpal lainnya tidak ada. Jadi serum itu sendiri tidak dapat menggumpal karena ia tidak memiliki faktor-faktor penggumpal tersebut, yang adanya adalah di dalam plasma.[2]Seseorang yang bergolongan darah O dikenal sebagai donor universal , karena sel darah merah orang ini tidak mengandung zat kimia A maupun B. Tetapi orang ini tidak dapat menerima darah orang lain kecuali yang bergolongan O, karena serum darahnya berisi unsur anti-A dan anti-B sekaligus. Di sisi lain, seseorang yang bergolongan darah AB dapat menerima transfusi darah dari donor kelompok manapun, sehingga ia disebut sebagai resipien universal, tetapi ia hanya dapat menyumbangkan darahnya pada orang lain yang segolongan darah (AB).[2]Di samping sistem golongan darah ABO, golongan darah Rhesus (Rh) sangat penting dalam transfusi darah. Golongan darah sistem Rhesus ditemukan oleh Landsteiner dan Wiener (1940). Hal ini disebabkan karena adanya individu yang memiliki fenotip Rh positif dan Rh negatif. Darah seseorang digolongkan Rh positif atau Rh negatif tergantung pada ada tidaknya antigen Rh (antigen D) pada membran sel darah merahnya. Ada tidaknya antigen D ini ditentukan dengan uji aglutinasi sel darah merah menggunakan anti-D.[1]Orang kulit putih 85% memiliki Rhesus positif dan 15% Rhesus negatif. Orang Asia (Indonesia, Malaysia, Singapore, dan Cina) 100% memiliki Rhesus positif. Zat anti Rhesus tidak ditemukan secara normal di dalam plasma manusia, lain halnya dengan zat anti-A dan zat anti-B. Dengan imunisasi dapat diperoleh zat anti Rhesus dalam plasma manusia.

KodominansiKodominansi adalah keadaan dalam heterozigot dimana dua anggota dari sepasang alel menyokong fenotip, yang kemudian merupakan campuran dari sifat-sifat fenotip yang dihasilkan oleh salah satu keadaan homozigotik.[3]Interaksi genetik yang lain yang mengalami kegagalan untuk menunjukkan dominasi lengkap adalah sistem golongan darah manusia ABO. Jika seorang individu memiliki karakter homozigot untuk golongan darah A memiliki anak dengan individu yang bersifat homozigotik untuk golongan darah B. keturunannya meiliki golongan darah AB. Seperti dominansi yang tidak lengkap, fenotip keturunannya bukan golongan darah A atau golongan darah B. Namun tidak seperti dominansi yang tidak lengkap, fenotip keturunannya adalah bukan pertengahan antara golongan darah A atau B. Sebaliknya, fenotip yang mencakup A dan B.[4]Kasus-kasus di mana heterozigot mengekspresikan kedua fenotip secara terus menerus disebut sebagai kodominan. Seperti dominansi yang tidak lengkap, keturunan dari dua heterozigot AB akan memiliki rasio baik genotip dan fenotip 1:2:1 (golongan darah A : golongan darah AB : golongan darah B). Alel-alel untuk golongan darah ditunjukkan sebagai IA dan IB, karena dominan terhadap yang lainnya.[4]

DNA, Gen, Kromosom, Sifat