makalah pbl blok 6 - mantap

14
Gangguan pada Saraf Tulang Belakang dan Pengobatannya Enrico Esbianto Syahputra 102011216 Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana Jl. r!una Utara "o 6# Jakarta $elp. %021& 6'(0)*)+ E,-ail syahputraenrico/yahoo.co- Abstrak : Ketika penuaan -eni-pa seseoran # tulan ,tulan belakan -en!adi sasa banyakstress. Ke-unculan ke!an ototdi pun un # ataudite-ukannya kele-ahanatau kesulitan ber!alan bisa -e-beri bukti keterlibatan !arin an sara tulan belakan dia3ali oleh potensial istirahat 4 potensial -e-bran. $e-pat neuron salin berhubun an dina-akan sinaptik. 5i dala- otak hanya ada dua keadaan# yaitu eksitasi dan inhibis untuk -enyebabkan eksitasi dan inhibisi di sel neuron itu dilakukan at ki-ia yan neurotrans-itter. Siste- neurolo ik terdiri dari dua ba ian uta-a# siste- sara pu sara peri er. Siste- sara otono- terdiri darikedua ele-en pusatdan peri er. 7ita-in neurotropik disebut !u a vita-in 8 ko-pleks yan terdiri dari vita-in 81# 86# dan neurotropik ber un si -elancarkan un si sara dan ker!a otot. Kata kunci : i-puls# sinaptik# eksitasi# inhibisi# neurotropik Abstract : When aging befall a person, the bones back into the target a lot of st appearance of muscle spasms in the back, or the discovery of weakness or difficulty provide evidence of the involvement of spinal cord tissue. Nerve impulses initiate break / membrane potential. The place is called synaptic neurons interconnected. In there are only two circumstances, namely excitation and inhibition. unction to cau and inhibition in neuronal cells was carried out chemicals called neurotransmitters system consists of two main parts, the central nervous system and peripheral nerv The autonomic nervous system consists of both central and peripheral elem neurotrophic also called vitamin " complex which consists of vitamins "#, "$, and " neurotrophic launch function of nerve function and muscle work. 1

Upload: enrico-esbianto-syahputra

Post on 02-Nov-2015

244 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

jfosuosduodsuo

TRANSCRIPT

Gangguan pada Saraf Tulang Belakang dan Pengobatannya Enrico Esbianto Syahputra102011216Fakultas Kedokteran Universitas Krida WacanaJl. Arjuna Utara No 6, JakartaTelp. (021) 65703438 E-mail : [email protected] : Ketika penuaan menimpa seseorang, tulang-tulang belakang menjadi sasaran banyak stress. Kemunculan kejang otot di punggung, atau ditemukannya kelemahan atau kesulitan berjalan bisa memberi bukti keterlibatan jaringan saraf tulang belakang. Impuls saraf diawali oleh potensial istirahat / potensial membran. Tempat neuron saling berhubungan dinamakan sinaptik. Di dalam otak hanya ada dua keadaan, yaitu eksitasi dan inhibisi. Fungsi untuk menyebabkan eksitasi dan inhibisi di sel neuron itu dilakukan zat kimia yang dinamakan neurotransmitter. Sistem neurologik terdiri dari dua bagian utama, sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf otonom terdiri dari kedua elemen pusat dan perifer. Vitamin neurotropik disebut juga vitamin B kompleks yang terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12. Vitamin neurotropik berfungsi melancarkan fungsi saraf dan kerja otot.Kata kunci : impuls, sinaptik, eksitasi, inhibisi, neurotropikAbstract : When aging befall a person, the bones back into the target a lot of stress. The appearance of muscle spasms in the back, or the discovery of weakness or difficulty walking can provide evidence of the involvement of spinal cord tissue. Nerve impulses initiated by a potential break / membrane potential. The place is called synaptic neurons interconnected. In the brain there are only two circumstances, namely excitation and inhibition. Function to cause excitation and inhibition in neuronal cells was carried out chemicals called neurotransmitters. Neurologic system consists of two main parts, the central nervous system and peripheral nervous system. The autonomic nervous system consists of both central and peripheral elements. Vitamin neurotrophic also called vitamin B complex which consists of vitamins B1, B6, and B12. Vitamin neurotrophic launch function of nerve function and muscle work.Keywords : impulse, synaptic, excitation, inhibition, neurotrophicPendahuluan Ketika penuaan menimpa seseorang, tulang-tulang belakang menjadi sasaran banyak stress. Mereka meresponsnya dengan menjadi lumpuh. Pada saat hal ini terjadi, tulang-tulang menekan jaringan saraf tulang belakang atau saraf keluar dari jaringan saraf yang menimbulkan rasa sakit. Kombinasi dari pemeriksaan fisik dan tes pencitraan dipakai untuk mengevaluasi apa yang sedang berlangsung. Kemunculan kejang otot di punggung, atau ditemukannya kelemahan atau kesulitan berjalan bisa memberi bukti keterlibatan jaringan saraf tulang belakang atau saraf.1Pada tinjauan pustaka ini penulis akan membahas mengenai gangguan pada saraf tulang belakang, faktor penyebabnya dan pengobatannya.Mengacu pada skenario, tujuan penulisan tinjauan pustaka ini adalah agar mahasiswa memahami sistem saraf tulang belakang, penyaluran impuls saraf dalam sistem saraf tubuh, mekanisme kerja neurotransmiter, topografi membran saraf, dan agar mahasiswa memahami fungsi vitamin neurotropik.Pembahasan Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama:1. Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatik) maupun internal (reseptor viseral).2. Aktivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, yang kemudian akan mengintepretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap informasi bisa terjadi.3. Output motorik. Impuls dari otak dan medulla spinalis memperoleh respons yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh, yang disebut sebagai efektor.2

Struktur Mikroskopis Sistem SarafNeuron atau sel saraf adalah unit fungsional dari sistem saraf. Neuron dispesialisasi untuk menerima rangsang dari sel lain dan untuk menyalurkan rangsangan listrik ke bagian lain dari sistem ini lewat proses mereka. Beberapa neuron hanya diguakan untuk menyalurkan rangsang dari satu bagian dari sistem saraf ke bagian lainnya. Kontak khusus di antara neuron yang membuat mereka bisa berkomunikasi dari satu neuron dengan neuron yang lainnya disebut sinaps. Sinaps ada 2 macam yaitu sinapstik kimiawi yang menggunakan neurotransmitter sebagai substansi kimiawinya dan sinapstik listrik yang melalui gap junction dengan impulsnya berupa aliran listrik.3 Di dalam tubuh manusia terdapat 1o milyar neuron. Menurut fungsinya, neuron dibagi menjadi 3, yaitu neuron sensoris yang berfungsi untuk membawa rangsang dari reseptor ke sistem saraf pusat, neuron motoris yang berfungsi untuk membawa instruksi dari sistem saraf pusat ke efektor, dan interneuron yang berfungsi untuk menghubungkan neuron yang satu dengan neuron lainnya.3 Di dalam neuron terdapat badan sel, dendrit, dan akson. Badan sel pada neuron ini berisikan nucleus yang besar dengan anak intinya dan dikelilingi dengan citoplasma perinuclear. Sitoplasma ini berisi Retikulum Endoplasma kasar yang akan membentuk badan Nissl dan ribosom yang di dalamnya berlangsung proses pembentukan potein. Selain itu, sitoplasma ini juga berisikan mitokondria sebagai penghasil energy, apparatus Golgi, lisosom, mikrotubul dan neurofilamen. Akson adalah processus terpanjang dari sel neuron ini yang mentransmisikan rangsang keluar dari badan sel ke neuron lain melalui sinaps. Fungsi utama dari akson ini sendiri adalah membawa informasi keluar dari badan sel ke neuron lainnya atau ke sel efektor seperti sel otot. Pangkal akson dinamakan akson hilok yang menstimulasi terjadinya potensial aksi dan ujungnya yang disebut telodendria. Neuron biasanya memiliki banyak dendrit, processus yang lebih pendek yang mentransmisikan rangsang dari perifer menuju ke badan sel. (Lihat Gambar 1)3

Gambar 1. Struktur Neuron Multipolar3Berdasarkan banyak processusnya, neuron dibagi menjadi 4 yaitu unipolar yaitu neuron yang hanya memiliki badan sel dan akson serta tidak memiliki dendrit, bipolar yaitu neuron yang memiliki 1 akson dan 1 dendrit yang biasanya terdapat di reseptor pada indera khusus, pseudounipolar yaitu neuron yang memiliki satu akson yang menyatu ketika dekat dengan badan sel dan kemudian bercabang 2 menjadi cabang akson, dan multipolar yaitu neuron yang memiliki 1 akson dan banyak dendrit.3 Selain neuron, sistem saraf juga memiliki sel penyokong yang disebut neuroglia. Jumlah neuroglia lebih banyak dari neuron dan tidak menghantarkan impuls tetapi hanya berfungsi sebagai penyokong. Ada beberapa jenis neuroglia yang ada di sistem saraf pusat (SSP) dan beberapa yang lainnya di sistem saraf perifer. Neuroglia yang ada di SSP adalah astrosit, oligodendroglia, mikroglia dan sel ependim. Astrosit dibagi menjadi 2 yaitu astrosit fibrosa, yaitu astrosit yang bentuk badan selnya seperti bintang dan memiliki procesus yang kurus dan pendek yang berada lebih banyak di substansia alba dan astrosit protoplasmatis, yaitu astrosit yang memiliki processus dengan ujungnya yang tumpul yang banyak berada di substansia grisea. Kedua astrosit ini memiliki fungsi untuk membentuk sawar darah pada otak dan digunakan sebagai penyaring benda-benda yang masuk ke otak. Oligodendroglia adalah sel saraf yang memiliki bentuk lebih kecil dari astrosit serta fungsinya adalah untuk membentuk selubung mielin di SSP dan sebagai sel penyokong. Oligodendroglia ini juga banyak terdapat di substansia grisea. Mikroglia adalah sel makrofag pada SSP yang melakukan fagositosis dan berasal dari sum-sum tulang belakang. Sel ependim adalah sel yang melapis rongga atau ruang yang terdapat pada otak, bentuknya silindris rendah atau kuboid dan berfungsi sebagai sel penyokong, pembatas rongga SSP, serta sebagai epitel plexus choroideus.3 Neuroglia pada sistem saraf perifer ada 2 macam yaitu sel satelit dan sel Schwann. Sel satelit berfungsi untuk menyokong sel saraf perifer dan sel Schwann untuk membentuk selubung mielin pada sistem saraf perifer. Selubung mielin penting dalam sel saraf karena dengan adanya selubung mielin, hantaran impuls bisa lebih cepat dan juga berfungsi sebagai insolator.3 Cerebrum pada SSP memiliki 6 lapisan yaitu lapisan molecular, lapisan granular luar, lapisan sel-sel pyramid, lapisan granular dalam, lapian pyramid/ganglioner, dan lapisan sel-sel multiform atau poliform serta ada 4 jenis sel yang mengisi setiap lapisan yaitu sel pyramid, sel granuler, sel horizontal, dan sel martinotti.3 (lihat gambar 2)

Gambar 2 : Lapisan pada Cerebrum3Cerebellum pada SSP memili 3 lapisan yaitu lapisan molecular, lapisan ganglioner/sel purkinye dan lapisan granular dengan masing-masing lapisan diisi oleh 3 jenis sel yaitu sel stellate, sel basket dan sel purkinye. Pada medulla spinalisnya berisikan substansia alba dan substansia grisea, sel ependim, sel neuron motoris dan sel oligodendroglia.3 Pada sistem saraf perifer terdapat sel saraf motoric yng berfungsi untuk membawa informasi aferen ke SSP dan membawa perintah eferen ke otot.3

Makroskopi Sistem saraf sumsum spinalisSistem saraf sumsum spinalis merupakan sistem saraf yang berpusat pada medula spinali (sumsum tulang belakang) yang berjumlah 31 pasang saraf yang terbagi sepanjang medula spinalis, 31 pasang saraf tersebut adalah4 : (lihat tabel 2).Tabel 2 : Sistem Saraf Sumsum Spinalis4JumlahMedula spinalis daerahMenuju

8 pasangServixKulit kepala, leher dan otot tangan

12 pasangPunggungOrgan-organ dalam

5 pasangLumbal/pinggangPaha

5 pasangSakral/kelangkangOtot betis, kaki dan jari kaki

1 pasangKoksigealSekitar tulang ekor

Setiap saraf berhubungan dengan medulla spinalis melalui 2 akar yaitu radix dorsalis (aferen/sensorik) yang memiliki ganglion spinalis yang unipolar dan radix ventralis (eferen/motoric) yang terdiri atas akson-akson neuron multipolar dan keluar dari foramen intervertebrale di bawah vertebra yang senama kecuali C1. Plexus cervicalis (C1-4) akan membentuk cabang sensible berupa N. occipitalis minor, N. auricularis magnus, N. cutaneus colli/N. transversus coli, Nn. Supraclaviculares anterior, media dan posterior, serta cabang motoric berupa N. sternocleidomastoideus, N. accessories, N. trapezius dan N. phrenicus.Plexus brachialis dibentuk dari 3 fasciculus yaitu fasciculus posterior yang akan bercabang menjadi N. axillaris dan N. radialis, fasciculus media yang akan bercabang menjadi N. medialis dan N. cutaneous, dan fasciculus lateral yang akan bercabang menjadi N. medialis dan N. musculocutaneus.Plexus lumbalis (L1-4) akan bercabang menjadi N. femoralis, N. obturatorius, N. cutaneous femoris lateralis, N. ilio-inguinalis, N. genitofemoralis dan truncus lumbosacralis.Plexus sacralis (L5-S3) akan bercabang menjadi truncus lumbosacralis, N. gluteus superior, N. gluteus inferior, N. obturator internus, N. quadratus femoris, N. ischiadicus, N. pudendus dan N. cutaneous femoris posterior.

Penyaluran Impuls Saraf Impuls saraf diawali oleh potensial istirahat / potensial membran. Sel saraf yang sedang beristirahat, seperti sel lain dalam tubuh, mempertahankan perbedaan potensial listrik (voltase) pada membran sel di antara bagian dalam sel dan cairan ekstraselular di sekeliling sel. Voltase dalam sel relatif pada keadaan istirahat berkisar antara -50 milivolts (mV) sampai -80 mV terhadap voltase diluar, bergantung pada kondisi neuron dan ekstraselular yang mengelilingi sel.Membran sel dalam keadaan istirahat dianggap bermuatan listrik, atau terpolarisasi. Keadaan terpolarisasi ini dapat dibuktikan dengan menempatkan elektroda menit di dalam dan di luar sel, serta perbedaan permeabilitas membrane terhadap ion ini dan ion lain. Membran neuron sangat permeabel terhadap ion K+ dan klor (Cl-), serta relatif impermeabel terhadap ion Na+. Membran ini impermeabel terhadap molekul protein intraselular besar yang bermuatan negatif. Konsentrasi ion K+ di dalam membran sel lebih tinggi daripada di luar membran sel; konsentrasi ion Na+ di luar membran sel lebih tinggi daripada di dalam sel. Karena tingkat permeabilitas membran terhadap ion K+ sekitar tujuh puluh lima kali lebih besar daripada terhadap ion Na+, maka difusi ion K+ keluar dari sel lebih cepat daripada difusi ion Na+ ke dalam sel. Saat ion K+ bermuatan positif keluar dari sel, ion tersebut meninggalkan molekul protein bermuatan negatif yang terlalu besar untuk dapat berdifusi melalui membrane. Hal ini mengakibatkan bagian dalam sel mengalami elektronegativitas.2 Potensial aksi adalah perubahan potensial membran yang berlangsung singkat, cepat, dan besar (100 mV) saat potensial sebenarnya berbalik sehingga bagian dalam sel peka rangsang secara sesaat menjadi lebih positif daripada bagian luar. Seperti potensial berjenjang, satu potensial aksi hanya melibatkan sebagian kecil dari keseluruhan membrane sel peka rangsang. Namun, tidak seperti potensial berjenjang, potensial aksi dihantarkan, atau menjalar, ke seluruh membrane secara nondecremental; yaitu, potensial ini tidak berkurang kekuatannya ketika menyebar dari tempat asalnya ke seluruh bagian membran lain. Karena itu, potensial aksi dapat berfungsi sebagai sinyal jarak jauh yang taat. Jika anda ingin menggoyangkan jempol kaki anda maka perintah dikirim dari otak turun ke medula spinalis untuk memulai potensial aksi dipangkal sel saraf ini, yang terletak di medulla spinalis. Potensial aksi ini berjalan tanpa berkurang menelusuri akson panjang sel saraf yang berjalan di sepanjang tungkai anda untuk berakhir di sel-sel otot jempol kaki anda. Sinyal tidak melemah atau lenyap namun tetap dipertahankan dengan kekuatan penuh dari awal hingga akhir.3Keseluruhan perubahan cepat potensial membran dari ambang ke puncak dan kemudian kembali ke istirahat disebut potensial aksi. Di sel saraf, potensial aksi berlangsung hanya selama satu mdet (0,001 detik). Potensial ini berlangsung lebih lama di otot, dengan durasi bergantung pada jenis otot. Bagian potensial aksi ketika potensial berbalik (antara 0 dan +30 mV) disebut overshoot. Potensial aksi sering disebut sebagai spike, karena gambaran rekamannya yang seperti duri. Selain itu, juga dikatakan bahwa membran peka rangsang yang terpicu untuk mengalami potensial aksi menghasilkan lepas muatan (fire). Jika potensial ambang tidak tercapai oleh depolarisasi awal maka tidak terbentuk potensial aksi. Karena itu ambang adalah titik kritis tuntas-atau-gagal (all-or-none). Hanya terdapat dua kemungkinan terhadap proses depolarisasi yaitu membran akan mengalami depolarisasi sampai ke ambang sehingga terbentuk potensial aksi atau ambang tidak tercapai sehingga tidak terbentuk potensial aksi.3

Gambar.1 Perubahan pada potensial membran sewaktu potensial aksi.4Fase naik pada potensial aksi disebabkan oleh influks Na+ (Na+ masuk ke sel) akibat peningkatan mendadak PNa+ di ambang. Fase turun terutama disebabkan oleh efluks K+ (K+ keluar sel) yang ditimbulkan oleh peningkatan mencolok PK+ yang terjadi bersamaan dengan inaktivasi saluran Na+ di puncak potensial aksi.Pada akhir potensial aksi, potensial membran pulih ke kondisi istirahatnya, tetapi distribusi ion telah sedikit berubah. Natrium telah masuk ke sel selama fase naik dan K+, dalam jumlah setara, telah keluar sel sewaktu fase turun. Pompa Na+- K+ memulihkan ion-ion ini ke lokasinya semula dalam jangka panjang, teapi tidak setelah setiap potensial aksi.3Tempat neuron saling berhubungan dinamakan sinaptik. Kata ini berasal dari bahasa Yunani synapto yang berarti berhubungan dengan erat. Walaupun mekanisme kerja psike sebagai bayangan dari jiwa secara keseluruhan adalah rumit, tapi bila ditelusuri maka pada dasarnya mekanisme kerja otak itu sangat sederhana. Di dalam otak hanya ada dua keadaan, yaitu eksitasi dan inhibisi. Fungsi untuk menyebabkan eksitasi dan inhibisi di sel neuron itu dilakukan zat kimia yang dinamakan neurotransmitter. Bila impuls sampai di terminal sel neuron maka konduksi tidak lagi bersifat listrik melainkan berubah menjadi kimiawi. Di tempat inilah zat kimia spesifik yang disebut neurotransmitter berada. Zat kimia ini akan dirilis dan berinteraksi dengan reseptor pada ujung neuron lain. Pelepasan neurotransmitter ini terjadi melalui celah sinaptik, yang lebarnya diperkirakan 10-50 nm. Pelepasan dan interaksi antara neurotransmitter dan reseptornya akan menimbulkan proses biologis pada neuron lain.5Mekanisme Kerja Neurotransmiter Kehadiran neurotransmitter pada reseptor pascasinaptik menyebabkan polarisasi neuron menurun sehingga neuron bereksitasi. Sebaliknya, bila neurotransmitter yang berinteraksi menyebabkan hiperpolarisasi, maka akan terjadi penurunan atau penghentian konduksi gelombang listrik atau terjadi inhibisi (penghambatan). Terjadinya eksitasi atau inhibisi pada suatu neuron tidak bergantung pada neurotransmitter-nya tapi pada reseptor pascasinaptik. Spesifisitas suatu reseptor sangat tinggi sehingga neuron dopaminergik, misalnya, dapat diaktifkan oleh dopamine tetapi tidak oleh noradrenalin kendati mempunyai rumus bangun yang mirip.Ikatan antara neurotransmitter dan makromolekul reseptor akan mengubah konfigurasi protein makromolekul tersebut. Perubahan konfigurasi ini menyebabkan berubahnya permeabilitas membrane (terowongan ion) untuk natrium, kalium, klorida, dan ion lainnya. Neurotransmitter yang bekerja di perifer mudah diidentifikasi, tetapi tidak dengan neurotransmitter yang bekerja di sentral (otak). Karena mekanisme yang terjadi lebih kompleks.5Sekitar seratus miliar sel otak membentuk kelompok neuron, atau sel saraf, yang tersusun dalam bentuk jaringan. Neuron tersebut menyampaikan informasi satu sama lain dengan mengirim pesan elektrokimia dari neuron ke neuron, suatu proses yang disebut neurotransmisi. Pesan elektrokimia dikirim dari dendrit (tonjolan dari badan sel), melalui badan sel, ke bawah menuju akson (struktur yang panjang dan luas), dan menyebrangi celah di antara sel (sinaps) ke dendrit neuron berikutnya. Pada sistem saraf, pesan elektrokimia menyeberangi celah atau sinaps di antara sel neuron melalui pembawa pesan kimia khusus yang disebut neurotransmitter.6Neurotransmitter merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron, yang membantu transmisi informasi ke seluruh tubuh. Neurotransmitter memicu atau menstimulasi aksi di dalam sel (eksitasi) atau menghambat atau menghentikan aksi (inhibisi). Neurotransmitter cocok dengan sel reseptor khusus yang melekat di membran dendrit, seperti halnya bentuk kunci tertentu yang cocok masuk ke lubang kunci. Setelah neurotransmitter dilepas ke dalam sinaps dan menyampaikan pesan ke sel reseptor, neurotransmitter dibawa kembali dari sinaps ke akson untuk disimpan dan digunakan kemudian (reuptake) atau dimetabolisme dan dibuat tidak aktif oleh enzim, terutama monoamine oksidase (MAO).6 \||Gambar.2 Struktur neuron dan tempat neurotransmisi.6

Tipe Utama Neurotransmiter.6Tipe NeurotransmiterMekanisme KerjaEfek Fisiologi

DopaminEksitasi Mengontrol gerakan yang kompleks, motivasi, kognisi; mengatur respons emosional

Norepinefrin (noradrenalin)Eksitasi Perubahan perhatian, belajar dan memori, tidur dan terjaga, mood

Epinefrin (adrenalin)Eksitasi Respons fight-or-flight

SerotoninInhibisi Mengontrol asupan makanan, tidur dan terjaga, pengaturan suhu tubuh, pengontrolan nyeri, perilaku seksual, pengaturan emosi

HistaminNeuromodulator Kewaspadaan, pengontrolan sekresi lambung, stimulasi jantung , respons alergi perifer

AsetilkolinEksitasi atau inhibisiSiklus tidur dan terjaga; memberi tanda aktifnya otot

NeuropeptidaNeuromodulator Meningkatkan, memperpanjang,menghambat, atau membatasi efek neurotransmiter utama

GlutamatEksitasi Neurotoksisitas terjadi jika kadar glutamat terlalu tinggi

Asam gama-aminobutirat (GABA)Inhibisi Memodulasi neurotransmiter lain

Struktur dan Fungsi Sistem SarafSistem neurologik terdiri dari dua bagian utama, sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf perifer. Sistem saraf otonom (SSO) terdiri dari kedua elemen pusat dan perifer. SSP terdiri dari otak dan medulla spinalis. Sistem saraf perifer terdiri dari dua belas pasang saraf kranial dam 31 pasang saraf spinalis. SSO terdiri dari nuklei eferen viseral (motorik) nuklei aferen viseral (sensorik) di otak dan medulla spinalis. Bagian perifer terbagi menjadi serat saraf eferen dan aferen visceral yang dikenal sebagai ganglia sensoris dan otonom.7Fungsi sistem saraf:1. SSPa. Otakb. Medula spinalis2. Sistem saraf perifer3. SSO mengatur fungsi tubuh seperti fungsi pencernaan, pernapasan, dan kardiovaskular. Diatur terutama oleh hipotalamus, SSO terdiri dari dua bagian.a. Sistem saraf simpatis menyediakan sistem persiapan darurat, respons flight-or-fight. Impuls simpatis meningkat tajam ketika tubuh berada dibawah tekanan fisik atau emosional yang menyebabkan dilatasi bronkiolus, dilatasi pembuluh darah otot jantung dan otot volunter, kontraksi jantung yang lebih kuat dan cepat, konstriksi pembuluh darah perifer, penurunan peristalsis, peningkatan keringat. Stimulus simpatis dimediasi oleh norepinefrin. b. Sistem saraf parasimpatis merupakan pengendali utama untuk sebgian besar efektor visceral sepanjang waktu. Impuls parasimpatis dimediasi oleh asetilkolin.7Fungsi Vitamin NeurotropikVitamin neurotropik disebut juga vitamin B kompleks yang terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12. Vitamin neurotropik berfungsi melancarkan fungsi saraf dan kerja otot.Nyeri pada punggung dapat disebabkan oleh banyak hal, misalkan osteoporosis, kanker tulang belakang, TBC tulang belakang, atau kelainan pada bentuk tulang belakang. Untuk meredakan sementara rasa nyeri, anda dapat mengkonsumsi obat anti nyeri yang dikombinasikan dengan vitamin neurotropik, seperti B1, B6, dan B12.8

Penyebab pegal-pegal dan sejenisnya ialah kekurangan vitamin B1, B6, B12. Ketiga vitamin itu dibutuhkan tubuh untuk metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energy terutama pada saat kita beraktivitas. Selain itu juga untuk memelihara jaringan saraf.Hampir semua suplemen vitamin penambah vitalitas mengandung ketiga unsur vitamin B1, B6, B12 (Vitamin neurotropik). Begitu juga dalam susu kemasan baik itu susu untuk balita maupun dewasa. Bahkan ketiga vitamin ini juga mempunyai peran penting untuk memulihkan kesehatan bagi orang yang baru sembuh dari sakit yang biasanya dikombinasi dengan vitamin C.9Medulla SpinalisMedulla spinalis terletak dari medulla oblongata sampai ke batas bawah vertebra lumbal pertama. Medulla spinalis terdiri dari berjuta-juta serat saraf, dan terdiri dari tiga puluh satu saraf delapan servikal, dua belas torakal, 5 lumbal, dan lima sakral. 7Otak dan medulla spinalis dikelilingi oleh tulang, dilindungi oleh lapisan atau selaput yang disebut meninges, dan diselubungi oleh cairan serebrospinal. Otak dan medulla spinalis merupakan struktur berkelanjutan yang ditemukan dalam tengkorak dan saluran spinal. Medulla spinalis memiliki panjang kira-kira 17 inci (42 cm), dan berakhir pada bagian bawah tulang belakang. Serabut-serabut saraf keluar dari otak dan medulla spinalis.10Medulla spinalis terbentang dari medulla sampai ke vertebra lumbal ke-2 dalam saluran spinalis, sedikit diatas tulang tungging, dengan panjang kira-kira 17 inci (43 cm). Serabut saraf masuk dan keluar medulla spinalis dengan membawa impuls menuju dan dari pusat pengendalian. Gerakan refleks tertentu yang tidak disadari diatur oleh medulla spinalis.10

Gambar. Medulla spinalis dan saraf-saraf tulang belakang.11Mengacu pada skenario 12, Seorang laki-laki berusia empat puluh lima tahun di bawa ke Rumah Sakit karena jatuh terduduk dari atap rumahnya dan kedua kakinya lemas, tidak dapat digerakkan. Kesadaran pasien normal dan sebatas pinggang ke atas dalam keadaan normal. Oleh dokter diterangkan bahwa ada saraf tulang belakang yang terganggu. Selain diberikan perawatan dan pengobatan, juga diberikan suplemen vitamin neurotropik untuk ikut menunjang penyembuhan. Pada kondisi ini, jatuhnya pasien dalam posisi terduduk ini yang menyebabkan gangguan pada saraf tulang belakang. Tindakan dokter yang memberikan perawatan dan pengobatan menunjang kesembuhan pasien tersebut, juga pemberian suplemen vitamin neurotropik atau vitamin B kompleks sangat dibutuhkan pasien tersebut . Vitamin neurotropik sangat dibutuhkan oleh pasien tersebut karena vitamin B1, B6, dan B12 dapat membantu regenerasi sel saraf dan membantu perbaikan kerusakan sel saraf.Kesimpulan Dari pembahasan, kita telah mengetahui bahwa laki-laki berusia 35 tahun tersebut mengalami gangguan saraf tulang belakang karena ditemukannya kelemahan atau kesulitan berjalan, hal ini memberi bukti keterlibatan/ terjadi gangguan jaringan saraf tulang belakang. Pemberian vitamin neurotropik adalah tindakan yang baik karena vitamin tersebut dapat membantu memperbaiki kerusakan sel saraf. Daftar Pustaka 1. McKhann G, Albert M.Keep your brain young; agar otak awet muda ; panduan lengkap untuk kesehatan fisik dan emosional serta umur panjang.Jakarta:MedPress.p.127 ; 20102. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.p.154,158-9;20043. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.p.99,100,103 ;20134. Diunduh dari http://alifis.files.wordpress.com/2010/01/depolarisasi.jpg pada 21 April 2014 5. Pangkalan Ide. Ingin sehat, jangan bad mood sedih, bad mood, suasana hati tak menentu sepanjang hari? Segera tune up di mood gym.Jakarta:PT Elex Media Komputindo.p.29;20096. Videbeck S L. Buku ajar keperawatan jiwa.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.p.23-4,26 ;20087. Muscari M E. Keperawatan Pediatrik ed 3.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.p.390-1,393 ;20058. Tim Penulis Plus.252 tipsbseputar kesehatan.Jakarta:Penebar Plus.p.40 ;20099. Diunduh dari http://nyonyahafidz.wordpress.com/2012/03/20/khasiat-vitamin-neurotropik/ pada 28 April 201510. Hegner B R, Caldwell E. Asisten keperawatan suatu pendekatan proses keperawatan ed 6. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.p.71-2 ;200311. Diunduh dari http://kankertulangbelakang.com/wp-content/uploads/2012/06/sumsum-belakang.jpg pada 28 april 201515