pbl 22-manik.doc

22
Mania merupakan suatu episode meningkatnya afek seseorang yang jelas, abnormal, menetap, ekspansif, atau iritabel. Afek yang abnormal ini membuat fungsi harian pasien menjadi terganggu karena gangguan pada daya pertimbangan lingkungan. Tugas utama bagi dokter adalah menemukan gangguan episode mania ini. Pasien mania yang tidak dirawat sering kali minum alcohol secara berlebihan, pasien sukar dicegah untuk menggunakan telepon secara berlebihan (interiokal di pagi hari). Mereka juga suka berjudi secara patologik, buka baju di tempat umum, mengenakan baju atau perhiasan yang warnanya sangart mencolok, juga suka mengabaikan hal-hal kecil seperti tidak meletakkan ganggang telepon secarab benat di tempatnya. Pasien suka terlibat secara berlebihan dengan masalah keagamaan, politik, keuangan, seksual dan ide pengejaran yang berkembang dalam system waham yang kompleks. Terkadang mereka juga bisa regresi seperti bermain dengan urine dan feses sendiri. EPIDEMIOLOGI Laporan The World Health Report 2001, antara lain mengatakan, 25 persen penduduk di dunia pernah mengalami gangguan jiwa pada suatu masa dalam hidupnya, 40 persen diantaranya didiagnosis secara tidak tepat. Hasil penelitian Departemen Kesehatan dan Universitas Indonesia di Jawa Barat (2002) menemukan 36 persen pasien yang berobat ke puskesmas mengalami gangguan kesehatan jiwa. Hal ini bisa mewakili kondisi masyarakat secara umum. Gangguan yang umum

Upload: chechenvilla

Post on 22-Oct-2015

20 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

downloaddd ajaaaaaa

TRANSCRIPT

Page 1: PBL 22-manik.doc

Mania merupakan suatu episode meningkatnya afek seseorang yang jelas, abnormal, menetap,

ekspansif, atau iritabel. Afek yang abnormal ini membuat fungsi harian pasien menjadi

terganggu karena gangguan pada daya pertimbangan lingkungan. Tugas utama bagi dokter

adalah menemukan gangguan episode mania ini. Pasien mania yang tidak dirawat sering kali

minum alcohol secara berlebihan, pasien sukar dicegah untuk menggunakan telepon secara

berlebihan (interiokal di pagi hari). Mereka juga suka berjudi secara patologik, buka baju di

tempat umum, mengenakan baju atau perhiasan yang warnanya sangart mencolok, juga suka

mengabaikan hal-hal kecil seperti tidak meletakkan ganggang telepon secarab benat di

tempatnya. Pasien suka terlibat secara berlebihan dengan masalah keagamaan, politik, keuangan,

seksual dan ide pengejaran yang berkembang dalam system waham yang kompleks. Terkadang

mereka juga bisa regresi seperti bermain dengan urine dan feses sendiri. 

EPIDEMIOLOGI

Laporan The World Health Report 2001, antara lain mengatakan, 25 persen penduduk di dunia

pernah mengalami gangguan jiwa pada suatu masa dalam hidupnya, 40 persen diantaranya

didiagnosis secara tidak tepat.

Hasil penelitian Departemen Kesehatan dan Universitas Indonesia di Jawa Barat (2002)

menemukan 36 persen pasien yang berobat ke puskesmas mengalami gangguan kesehatan jiwa.

Hal ini bisa mewakili kondisi masyarakat secara umum. Gangguan yang umum terjadi adalah

gangguan afektif atau gangguan mood, yaitu kecemasan, depresi dan mania. 

Mania merupakan suatu gangguan afektif dengan persentasi 12 % dari seluruh gangguan afektif.

Onset rata-rata umur pada pasien dewasa dengan mania adalah 55 tahun dengan perbandingan

jumlah pria dan wanita 2 : 1. Prevalensi timbulnya mania sekitar 0,1% pertahun. (Shulman,

2008)

ETIOLOGI

Kelainan fisik yang bisa menyebabkan mania : (Anonim, 2008)

1. Efek samping obat-obatan

- Amfetamin

- Obat anti-depresi

- Bromokriptin

Page 2: PBL 22-manik.doc

- Kokain

- Kortikosteroid

- Levodopa

- Metilfenidat

2. Infeksi

- AIDS

- Ensefalitis

- Influenza

- Sifilis (stadium lanjut)

3. Kelainan hormonal

- Hipertiroidisme

4. Penyakit jaringan ikat

- Lupus eritematosus sistemik

5. Kelainan neurologis

- Tumor otak

- Cedera kepala

- Korea Huntington

- Sklerosis multipel

- Stroke

- Korea Sydenham

- Epilepsi lobus temporalis

Page 3: PBL 22-manik.doc

Mania Tanpa Gejala Psikotik (F30.1)Suasana perasaan (mood) meninggi tidak sepadan dengan

keadaan individu, dan dapat bervariasi antara keriangan (seolah-olah bebas dari masalah apapun)

sampai keadaan eksitasi yang hampir tak terkendali. Eliasi (suasana perasaan yang meningkat)

itu disertai dengan enersi yang meningkat, sehingga terjadi aktivitas berlebihan, percepatan dan

kebanyakan bicara, dan berkurangnya kebutuhan tidur. Pengendalian yang normal dalam

kelakuan sosial terlepas, perhatian yang terpusat tak dapat dipertahankan, dan seringkali

perhatian sangat mudah dialihkan. Harga diri membumbung, dan pemikiran yang serba hebat dan

terlalu optimistis dinyatakan dengan bebas. Mungkin terjadi gangguan persepsi, seperti apresiasi

warna terutama yang menyala atau amat cerah (dan biasanya indah), keasyikan (mengikat

perhatian) pada perincian sehalus-halusnya mengenai permukaan dan penampilan barang, dan

hiperakusis subjektif. Individu itu mungkin mulai dengan pelbagai rencana yang tidak praktis

dan boros, membelanjakan uang secara serampangan, atau menjadi agresif, bersifat cinta kasih,

atau berkelakar dalam situasi yang tidak tepat. Suasana perasaan (mood) yang tampil pada

beberapa episode manic lebih banyak mudah tersingggung dan curiga, dripada elasi. Serangan

pertama paling banyak muncul pada usia antara 15-30 tahun, namun dapat terjadi pada setiap

usia antara akhir masa kanak sampai dasawarsa ketujuh atau kedelapan. 

Pedoman diagnostic

Page 4: PBL 22-manik.doc

Episode seharusnya berlansung sekurang-kurangnya satu minggu dan cukup berat sehingga

mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan biasa dan aktivitas sosial. Perubahan

suasana perasaan (mood) seharusnya disertai dengan enersi yang meninggi dan beberapa gejala

yang disebut di atas (khusus percepatan berbicara, kebutuhan tidur berkurang, randiositas, dan

terlalu optimistis)

Mania dengan Gejala Psikotik (F30.2)

Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat daripada keadaan yang digambarkan.

Harga diri yang membumbun dan gagasan kebesaran dapat berkembang menjadi waham dan

iritabilitas serta kecuriaan menjadi waham kejar. Pada kasus berat, waham kebesaran atau reliius

tentang identitas atau peranan mungkin mencolok, dan gagasan yang takabur dan percepatan

berbicaranya mengakibatkan individu tidak dapat dipahami lagi. Aktivitas dan eksitasi fisik yang

hebat dan terus menerus dapat menjurus kepada agresi dan kekerasan; pengabaian

makan,minum, dan kesehatan pribadi dapat berakibat keadaan dehidrasi dan kelalaian diri yang

berbahaya. Jika diperlukan, waham dan halusinasi dapat diperbedakan sebagai yang serasi atau

tidak serasi dengan suasana perasaan (mood). “Tidak serasi” hendaknya diartikan meliputi

waham dan halusinasi yang afektif netral. Misalnya waham rujukan tanpa makna bersalah atau

menuduh, atau suara-suara yang berbicara dengan individu tentang peristiwa yang tidak

mengandung arti emosional khusus.

Mania Lainnya (F30.8)

Episode Mania yang tidak terklasifikasi (F30.9)

GAMBARAN KLINIS DAN DIAGNOSA

Gejala psikotik mungkin ada. Bila demikian, waham pasien biasanya besar (grandiose) atau

paranoid dan mungkin juga tak serasi afek.kriteria diagnostic mania:

Catatan: sindrom mania diberi batasan sebagai tersebut pada criteria A, B, dan C di bawah ini.

Sindrom hipomania diberi batasan sebagai tersebut pada A dan B, tetapi tidak C (jadi tak ada

gangguan nyata).

A. Suatu masa yang berbatas jelas dengan afek yang abnormal, menetap, ekspansif dan iritabel.

B. Saat terjadinya gangguan afek, sedikitnya ada 3 dari gejala di bawah ini (4 bila afeknya hanya

iritabel) dan cukup dirasakan oleh lingkungannya.

1) Harga diri yang dibesarkan atau grandiositas

Page 5: PBL 22-manik.doc

2) Kebutuhan tidur berkurang (contoh, cukup rasa istirahat hanya dengan tidur 3 jam)

3) Suka bicara lebih dari biasanya dan ada dorongan untuk bicara terus

4) Loncat piker atau ia merasa alur pikirannya seperti berpacu

5) Mudah teralihkan perhatiannya (contoh, perhatian mudah teralihkan terhadap rangsangan

eksternal yang sebenarnya tidak berarti)

6) Bertambahnya kegiatan yang bertujuan ( baik social, pekerjaan, sekolah, maupun seksual )

atau agitasi psikomotor

7) Ikut serta secara berlebih pada kegiatan yang menggembirakan yang berisiko tinggi untuk

mengakibatkan penderitaan (contoh, orang itu terlibat dalam nafsu untuk membeli banyak

barang, kegiatan seksual yang sembarangan atau investasi dagang yang tanpaperhitungan atau

bodoh)

C. Gangguan afek yang cukup gawat menyebabkan gangguan yang nyata dalam fungsi kerja,

kegiatan social atau hubungan dengan orang lain atau membutuhkan perawatan inap demi

mencegah mencederai diri atau orang lain. 

D. Pada saat tiada gangguan afek yang menonjol , tak ada halusinasi atau waham selama dua

minggu (jadi, sebelum gangguan afektif timbul atau setelah remisi).

E. Tidak bertumpang tindih pada skizofrenia, gangguan skizofreniform, gangguan waham, atau

gangguan psikotik yang tak ditentukan

F. Tak dapat dibuktikan bahwa factor organic menyebabkan atau mempertahankan gangguan

itu. 

Perhatian: terapi antidepresiva somatic (seperti obat, terapi kejang listrik) yang menyebabkan

cetusan gangguan afektif tidak dianggap sebagai factor organic dan etiologic.

Sumber: dari DSM III-R, diagnostic and statistic manual of mental disorders, edisi 3 yang

direvisi. Copyright American psychiatric Association, Washington, 1987. Digunakan dengan

izin.

Mania biasanya terjadi dalam kaitan dengan gangguan bipolar, gangguan skizoafektif, dan

gangguan bipolar. Mania dapat dicetuskan oleh terapi kejang listrik, medikasi antidepresiva dan

medikasi lain. Pada satu kali pemeriksaan klinis dari pasien psikotik, mania mungkin tak mudah

dibegadakn dengan skizofrenia, dan diagnose yang tepat harus didasarkan pada riwayat pasien.

Prevalensi seumur hidup hangguan bipolar sekitar 1%, dan gangguannya ditemukan sama

Page 6: PBL 22-manik.doc

banyak pada pria maupun wanita. Tanpa pengobatan, satu episode mania berlangsung antara 3-6

bulan.

DIAGNOSIS BANDING

Skizofrenia (F20.-)

Skizofrenia dapat diawali dengan gangguan emosi dan afek sehingga memberikan gambaran

yang hamper mirip dengan episode mania. Kepribadian seorang dengan gangguan mania hangat

dan mudah bersahabat, sedangkan pada seorang dengan skizofrenia biasanya pendiam, jauh dari

pergaulan, dan menutup diri.

 Skizofrenia tipe manic (F25.0)

Pada skizofrenia tipe mania terjadi ketidaksesuaian gejala afek dengan waham dan halusinasi

(mood incongruent) sangat menonjol.

PEDOMAN WAWANCARA DAN PSIKOTERAPI

Pasien mania pertamanya mungkin cukup menyenangkan dan lucu, tetapi lama-lama menjadi

mengganggu, menjengkelkan dan sukar dihindari. Perilakunya mungkin tak dapat diduga dan

tindak kekerasan dapat terjadi. Beri nasihat yang tegas terhadap pasien mania sejak semula dan

jangan perkenankan pasien untuk mengekploitasi atau mengambil keuntungan dari sikap

pemeriksa yang baik. Pasien mania amat mudah teralihkan perhatiannya; maka berikan

lingkungan yang tidak merangsang untuk wawancara.

PERJALANAN PENYAKIT

Biasanya berlangsung menahun, afek hiperthym, banyak bicara (logorhoe), gerak-gerik motorik

yang aktif, flight of ideas, kurang tidur, agressif, dan boros.

EVALUASI DAN PENGELOLAAN

1. Aturlah agar lingkungan cukup aman yang dapat mencegah larinya pasien, siapkan sejumlah

staf yang cukup untuk menghadapi segala kemungkinan dan bila pasien perlu dokekang.

Page 7: PBL 22-manik.doc

2. Periksalah tanda fital pasien. Agitasi oleh sebab lain (seperti gangguan ogranik) dapat

disalahtafsirkan sebagai mania. Pasien mania juga mungkin mengidap gangguan m,edik lain

sebagai akibat daya pertimbangan yang buruk. Intoksikasi obat atau abstinensi alcohol mungkin

berada bersama.

3. Amati pasien untuk tanda adanya gangguan organic, intoksikasi obat atau efek sampingan dari

medikasi dokter. Akatisia akibat antipsikotika dapat menyebabkan gelisah atau agitasi.

4. Harus diinstruksikan pemeriksaan laboratorium termasuk darah lengkap, fungsi tiroid,

skrining toksikologi urin, pemeriksaan kimia darah, fungsi hati dan ginjal (ureum darah, nitrogen

ureum darag (BUN) dan kreatinin), dan elektrokardiografi.

5. Laksanakan pemeriksaan status mental dan peroleh riwayat psikiatrik. Perhatikan khususnya

pada riwayat dari episode manic dan depresi sebelumnya untuk menentukan adanya gangguan

bipolar. Bila gejala psikotik ternyata ada untuk 2 minggu atau lebih tanpa gangguan afek,

pertimbangkan pengubahan diagnosis menjadi gangguan skizoafektif.

6. Perbaiki gangguan tiroid dan fisik bila ada. Pemeriksaan fisik pasien yang teliti dan lengkap

harus dilaksanakan begitu pasien sudah dalam keadaan kooperatif.

PENATALAKSANAAN

1. Secara umum

Penderita perlu dirawat di rumah sakit karena biasanya tidak mempunyai pandangan dan

kesadaran terhadap dirinya, sehingga dapat membahayakan kesehatan fisiknya seperti kurang

memperhatikan kebersihan diri, tidak mau makan, tidak tidur berhari-hari,membuang banyak

uang atau menghabiskan miliknya yang sudah secara rutin secara tidak bertanggungjawab.

2. Terapi kimiawi

  Obat yang dapat diberikan ada beberapa senyawa :

- Senyawa phenothiazine

o Promazine (prazine/verophen) 100 - 600 mg/hari

o Chlorpromazine(Largaktil / Megaphen / Propaphenin , Thorazine) 75 - 500 mg/hari

o Levomepromazine(Nozinan/Neurocil) 75 - 300 mg/hari

o Thioridazine (Melleril) 75 - 500 mg/hari

o Trifluoperazine (Stelazine) 3 - 30 mg/hari

- Senyawa alkaloid Rauwolfla

Page 8: PBL 22-manik.doc

o Reserpine (Serpasil) 3 - 9 mg/hari

- Senyawa butyrophenone

o Haloperidol (Haldol/Serenace/ Vesalium) 3 - 5 mg/hari

3. Terapi elektrolit

Lithium Carbonat dapat diberikan dalam jumlah 1 gr/hari, umumnya dalam bentuk tablet. 

4. Psikososial

- terapi keluarga

- terapi interpersonal

- terapi tingkah laku

- therapeutic community

- kurangi jumlah dan berat stressor

PROGNOSIS

Rata-rata durasi episode mania adalah sekitar 2 bulan. Dengan 95% sembuh sempurna. Dhingra

& Rabins (1991) mengamati pasien usia lanjur dengan mania selama 5 - 7 tahun dan menemukan

34% pasien meninggal. Selama pengamatan, 32% pasien mengalami penurunan fungsi kognitif

yang diukur dengan Mini Mental State Examination dengan skor kurang dari 24. 72% pasien

mengalami bebas dari gejala dan 80% dapat hidup independent. 

Penegakan diagnosis

Anamnesis

Keluhan utama: mood yang meninggi, irritable secara persisten berlangsung minimal seminggu

dan baru pertama kali terjadi

Keluhan tambahan: megalomania, << kebutuhan tidur, lebih banyak bicara dari biasanya, flight

of ideas, mudah dialihkan perhatian,hyperactivity ,menyanyi, menari, berteriak, tidak sopan,tidak

pernah kelihatn capek

Riwayat stress, partus, penggunaan antidepresan

Pemeriksaan Fisikà dalam batas normal

Menurut tingkat keparahan gejala:

·      Mania dengan gejala psikotik (F30.2)

Harga diri membumbung, gagasan kebesaranà waham

Page 9: PBL 22-manik.doc

kebesaran,iritabilitas +kecurigaan àwaham kejar, Aktivitas dan eksitasi fisik menjurus

kepada agresi dan kekerasan; pengabaian makan,minum, dan kesehatan pribadi

·         Mania tanpa gejala psikotik (F30.1)

Berlangsung minimal 1minggu, mengacaukan seluruh pekerjaan&aktivitas sosial yang biasa

dilakukan, aktivitas berlebihan, bicara cepat dan banyak, kebutuhan tidur<<, gagasan

kebesaran &over optimis

·         Hipomania(F30.0)

Derajat Gangguan sama dengan mania tapi lebih ringan, berlangsung selama 4 hari, tidak

disertai halusinasi/waham

                Kriteria diagnosis pasti dari PPDGJ:

Episode manik F.30

Kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertaipeningkatan dalam jumlah dan

kecepatan aktivitas fisik dan mental,dalam berbagai derajat keparahan. Kategori ini hanya

untuk satu episode manik tunggal ( yang pertama ), termasuk gangguan afektif bipolar,

episode manik tunggal. Jika ada episode afektif ( depresif, manik, atau hipomanik ) sebelumnya

atau sesudahnya, termasuk gangguan afektif bipolar ( F31 )

Diagnosis kerja

Multiaksial diagnosis

Axis I = Episode manik (F.30)

Axis II – V = tergantung scenario

Episode manik

·         Definisi :

Suatu kondisi yang terdiri dari 3 halà afek meningkat,kecepatan aktivitas fisik dan mental dalam

berbagai derajat keparahan dan baru terjadi pertama kali

·         Etiologi dan patogenesis: pasti???

Hanya teori-teori:

1.       Gangguan pada pengaturan pelepasan neurotransmiter oleh otakàpeningkatan kadar dopamine

dan norepinefrin pada lobus temporalisàmanifestasi episode manik

2.       Mutasi pada gen ANK3àMeningkatnya intraseluler kalsiumà timbul manifestasi episode

manik

Page 10: PBL 22-manik.doc

3.       Amygdala kiri lebih aktif pada wanita yang manik dan orbitofrontal cortex kurang

aktifàmanifestasi episode manik

*lobus temporalis berperan dalam berbicara, mendengar, membaca dan asosiasi kata

*amygdala juga terletak di lobus temporalis

·         Factor resiko :

-          Mempunyai keluarga dengan riwayat yang sama

-          Memiliki riwayat konsumsi obat-obat berikut: amfetamin, baclofen, bromide, bromocriptine,

captopril, cimetidine, kokain, kortikosteroid, cyclosporine, disulfiram, isoniazid, levodopa,

procarbazine, opiat dan opioid

tanda dan gejala sebagai berikut:

1. rasa harga diri yang tinggi secara berlebihan. Ia merasa dirinya paling hebat, paling wah

segalanya dan dapat melakukan apa saja.

2. Selalu gembira secara berlebihan

3. Gangguan tidur, yaitu ia tidak membutuhkan waktu tidur banyak-banyak. Cukup3 – 4 jam

sehari, tetapi ia tidak merasa kelelahan.

4. Biacaranya cepat, kata-kata fdan idenya banyak secara berlebihan 

5. Perhatiannya gampang teralih. Belum selesai dengan satu hal sudah tertarik dengan hal lain.

Semacam hiperaktif.

6. Aktivitasnya berlebih: masak dalam jumlah berlebih, arisan, shopping terus menerus,

membagi-bagi uang atau barang ke orang-orang.

7. Nafsu seksual yang meninggi dan cenderung mengarah ke hal yang aneh-aneh

Untuk mendiagnosis gangguan bipolar episode manic dengan anamnesis yangterdiri dari

alloanamnesis dengan keluarga, saudara, atau teman pasien yang pahamkondisi pasien, selain itu

autoanamnesis atau anamnesis terhadap pasien sendiri.Pemeriksaan lain seperti fisik diagnostik,

status mentalis, laboratorium, dan radiologi biladiperlukan (Videbeck, 2008).

1.

 

Page 11: PBL 22-manik.doc

Anamnesis (Alloanamnesis)

a.Riwayat Gangguan SekarangGejala-gejala dari tahap gangguan bipolar episode mania adalah

sebagai berikut(Tomb, 2003).:

1.Gembira berlebihan

2.Mudah tersinggung sehingga mudah marah

3.Merasa dirinya sangat penting

4.Merasa kaya atau memiliki kemampuan lebih dibanding orang lain

5.Penuh ide dan semangat baru

6.Cepat berpindah dari satu ide ke ide lainnya

7.Seperti mendengar suara yang orang lain tak dapat mendengar

8. Nafsu seksual meningkat

9.Menyusun rencana yang tidak masuk akal

10.Sangat aktif dan bergerak sangat cepat

11.Berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti apa yang dibicarakan

12.Menghamburkan uang

13.Membuat keputusan aneh dan tiba-tiba, namun cenderung membahayakan

14.Merasa sangat mengenal orang lain

15.Mudah melempar kritik terhadap orang lain

16.Sukar menahan diri dalam perilaku sehari-hari

17.Sulit tidur 

18.Merasa sangat bersemangat, seakan-akan 1 hari tidak cukup 24 jam 

b.Riwayat Gangguan Dahulu

Riwayat stress, riwayat melahirkan, riwayat epilepsi, riwayat trauma

pascaoperasi, riwayat penggunaan obat antidepresan, alkohol, antikonvulsan, bronkodilator,

cimetidin, dekongestan, disulfiram, halusinogen, steroid, isoniazid,  prokainamid.

 Selain itu, seorang penderita bipolar disorder ( gangguan bipolar)yang gejalanya mulai muncul

saat masa ramaja kemungkinan besar mempunyairiwayat masa kecil yang kurang menyenangkan

seperti mengalami banyak kegelisahan atau depresi (Videbeck, 2008).c.

 

Page 12: PBL 22-manik.doc

Riwayat Penyakit KeluargaMemiliki keluarga dengan riwayat yang sama. Gen bawaan adalah

faktor umum penyebab bipolar disorder. Seseorang yang lahir dari orang tua yang salahsatunya

merupakan pengidap bipolar disorder memiliki resiko mengidap penyakityang sama sebesar

15%-30% dan bila kedua orang tuanya mengidap bipolar disorder, maka 50%-75%. anak-

anaknya beresiko mengidap bipolar disorder.Kembar identik dari seorang pengidap bipolar

disorder memiliki resiko tertinggikemungkinan berkembangnya penyakit ini daripada yang

bukan kembar identik.Penelitian mengenai pengaruh faktor genetis pada bipolar disorder

pernahdilakukan dengan melibatkan keluarga dan anak kembar. Hasil penelitianmenunjukkan

bahwa sekitar 10-15% keluarga dari pasien yang mengalamigangguan bipolar disorder pernah

mengalami satu episode gangguan mood(Carpenito, 2009).d.

 

Riwayat Sosial EkonomiPenderita penyakit ini cenderung mengalami faktor pemicu

munculnya penyakit yang melibatkan hubungan antar perseorangan atau peristiwa-peristiwa pen

capaian tujuan (

reward 

) dalam hidup. Contoh dari hubungan perseoranganantara lain jatuh cinta, putus cinta, dan

kematian sahabat. Sedangkan

peristiwa pencapaian tujuan antara lain kegagalan untuk lulus sekolah dan dipecat dari pekerjaan. 

Stres dapat memicu gangguan bipolar pada seseorang dengankerentanan genetik. Peristiwa ini

cenderung melibatkan perubahan drastis atautiba-tiba-baik atau buruk-seperti akan menikah,

akan pergi ke perguruan tinggi,kehilangan orang yang dicintai, dipecat (Videbeck, 2008).e.

 

Perubahan Musiman. Episode mania dan depresi sering mengikuti pola musiman.Manik episode

lebih sering terjadi selama musim panas, dan episodedepresif lebih sering terjadi selama musim

dingin, musim gugur, dan musim semi

(untuk negara dengan 4 musim). Kurang tidur atau sesedikit melewatkan beberapa jam istirahat

bisa memicu episode mania (Tomb, 2003)2.

 

Autoanamnesis Episode Manik 

(Tomb, 2003)

:

Page 13: PBL 22-manik.doc

 a.

 

Deskriksi Umum atau kesan umum1.

 

Penampilan : umumnya pasien dalam episode manik penampilannya rapi,menggunakan pakaian

yang berwarna cerah, terkadang tidak tampak sakit jiwa.2.

 

Tatapan mata: bias berbinar atau hidup, dan sering mengarah pada orang yangmengajak bicara,

misalnya pemeriksa. b.

 

Sikap : pasien episode manik biasanya kooperatif atau mau bekerja sama dengan pemeriksa,

tetapi sedikit agresif.c.

 

Tingkah laku : biasanya hiperaktif (aktivitas motorik meningkat), bersemangat,dan terkadang

seperti menantang.d.

 

Orientasi1)

 

Waktu : bisa baik, bisa buruk 2)

 

Orang : bias baik, bisa buruk 3)

 

Tempat: bias baik, bisa buruk 4)

 

Situasi : bisa baik, bisa buruk e.

 

Kesadaran :compos mentisf.

 

Proses pikiran1)

 

Page 14: PBL 22-manik.doc

Bentuk pikir : bisa realistis atau nonrealistsc, pada hipomanik, manik

tanpa psikosis umumnya realitis atau sesuai kenyataan. Sedangkan pada manik dengan gejala

psikosis bentuk pikirnya nonrealistik karena pasien dengan psikosis mempunyai waham dan atau

halusinasi.2)

 

Isi pikir: terdapat waham atau tidak. Isi pikirannya termasuk temakepercayaan dan kebesaran

diri, sering kali perhatiannya mudah dialihkan3)

 

Progresi pikir:

 fligh of idea

atau penuturan pikiran dan pembicaraan yangmeloncat-loncat,

logorrhea

atau intonasi bicara keras dan cepat alurnya banyak bicara tidak dapat disela, sirkumtangensial

atau bicara memutar-mutar.g.

 

Roman muka: biasanya banyak mimik 

h.

 

Afek: terkadang afek 

inappropriate

atau afek tidak sesuai , selain itu pasienmanik biasanya euforik dan lekas marah. Mereka

memiliki toleransi frustasi yangrendah, yang dapat menyebabkan perasaan kemarahan dan

permusuhan. Secaraemosional adalah labil, beralih dari tertawa menjadi lekas marah .i.

 

Gangguan Persepsi : jika nonpsikosis tidak ada halusinasi, tetapi jika psikosis adahalusinasi. j.

 

Hubungan jiwa: jika non psikosis hubungan jiwa bias masih baik, tetapi jika psikosis umumnya

hubungan jiwa cenderung buruk.k.

 

Perhatian : bias mudah ditarik atau sukar ditarik, dan mudah dicantum atau sukar dicantum.l.

 

Page 15: PBL 22-manik.doc

Insight/ tilikan berbeda-beda setiap pasien:Jenis - jenis tilikan:1)

 

Tilikan derajat 1: penyangkalan total terhadap penyakitnya2)

 

Tilikan derajat 2: ambivalensi terhadap penyakitnya3)

 

Tilikan derajat 3: menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya4)

 

Tilikan derajat 4: menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namum tidak memahami penyebab

sakitnya5)

 

Tilikan derajat 5: menyadari penyakitnya dan faktor - faktor

yang berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya6)

 

Tilikan derajat 6 (sehat): menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinyadisertai motivasi untuk

mencapai perbaikan

Amalina, Dian Budianti. 2011.

Gangguan Bipolar 

. Medan: FK Universitas Sumatera Utara.American Psychiatric Association.2005. Mood

Disorders. Dalam: Diagnostic and StatisticalManual of Mental Disorders, 4th Ed, Text Revision,

DSM-IV-TR, Washington DC: hal.345Anonim, Global Missing, Available from

URL:http://www.spirit of tiger.com, Last update 2009Anonim.2010 Pedoman Tatalaksana GB

PDSKJI.Anonym. 2006. Gangguan Bipolar (Psikiatri).

 Racikan Utama.

Vol. 6 No. 3.Carpenito, Lynda J. 2009.

 Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis edisi 9

. Jakarta:EGC.Carpenito, Lynda J. 2009.

 Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis edisi 9

Page 16: PBL 22-manik.doc

. Jakarta:EGC.Kaplan I. H. 2005. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri

Klinis, Edisi Ketujuh,Wiguna M. S; Jakarta, 1997. Hal:799-806.Maddock, L. 2003. Pschyatry

Clerckship Gude, chapter 29 figure 2. Manley : MRS, United Stateof America.Marionate,

Gangguan Bipolar: Manik Depresif, Available fromURL:http://www.miracle_Health.com, Last

update January 2008Marlyn, E, S. 2008.Gangguan Afektif Bipolar. Available

fromURL:http://www.atwordpress.comMaslim, Rusdi. 2001.

 Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ III 

. Jakarta: BagianIlmu Kedokteran Jiwa FK Unika

AtmaJaya. National Institute of Mental Health. 2011.

 Bipolar Disorder 

. Bathesda: National Institute of Mental Health U.S. Departement Of Health and Human

Services.Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia. 2010.

 Pedoman TatalaksanaGangguan Bipolar Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Indonesia 2010

.Jakarta.