pb sosek (fixed)
TRANSCRIPT
TUGAS TERSTRUKTUR
PERTANIAN BERLANJUT ASPEK SOSEK
“Analisis Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya”
Disusun Oleh : kelas R
Elly Daru Ika Wilujeng : 115040201111294
Didin Wahyudi : 115040201111195
Arman I : 115040201111133
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
Analysis elly daru
KEBIJAKAN MENDUKUNG MENGHAMBAT PERENCANAAN IMPLEMENTASI ANALISA
UU No. 5 Tahun 1990
BAB 7 Pasal 29 ayat 1
Kawasan pelestarian alam sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1
angka 13 terdiri dari : a. taman nasional;
b. taman hutan raya; c. taman wisata
alam.
Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang terletak di Kecamatan Krucil, Sumber Malang, Panti, dan Sukorambi, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Jember ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 14.177 ha.
Pada pasal 29 ayat 1 dijelaskan mengenai kawasan pelestarian alam dimana salah satu contoh penerapan kawasanya ada di wilayah jawatimur dengan luas yang digunakan sekurang-kurangnya 14.177 ha. Keterkaitan
antara kawasan pelestarian dengan pertanian berlanjut mengarah pada upaya penyimpanan C-stok dimana upaya ini mampu mengurangi global warming.
BAB 2 Pasal 7 Perlindungan sistem penyangga kehidupan ditujukan bagi terpeliharanyaproses ekologis yang menunjang kelangsungan kehidupan untukmeningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.
Desa pertanian berbasis organik atau eco organic ini menggabungkan kegiatan peternakan dengan pertanian.
Tim ahli dan pendamping Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Fadhila di Kulon Progo hari ini mengatakan pemilihan desa kulwaru sebagai lokasi percontohan dikarenakan 70 persen wilayah desa Kulwaru merupakan lahan pertanian dan mayoritas masyarakatnya memelihara ternak.
Dengan program desa pertanian berbasis organik ini, kotoran ternak milik warga akan diolah menjadi pupuk organik yang kemudian digunakan untuk memupuk di
Dalam hal ini isi pasal 7 sudah mendukung adanya konsep pertanian berlanjut dimana dalam hal ini aspek ekologi dan lingkungan sama-sama di imbangkan sehingga tujuan dari pertanian berlanjut dapat dicapai.
lahan pertanian warga.
Dengan menjadi desa pertanian berbasis organik, masyarakat akan mendapatkan banyak manfaat, diantaranya lingkungan yang bersih dan sehat, serta hasil ekonomi pertanian organik yang kini menjadi trend dan diminati banyak konsumen. Demikian Darmayanti Suparjo melaporkan.
BAB 3 Pasal 13 Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa di dalam kawasan suaka alamdilakukan dengan membiarkan agar populasi semua jenis tumbuhandan satwa tetap seimbang menurut proses alami di habitatnya.
Contoh inisiasi hijau pada Kawasan konservasi Taman Nasional Tambling, Lampung dengan fauna konservasi Harimau Sumatra yang dikaitkan dengan ekosistem yang terpelihara, dapat memelihara karbon stok” ujar Yetti Rusli, Staf Ahli Menteri Kehutanan bidang lingkungan dan perubahan iklim.
Dalam hal ini isi dari pasal 13 sudah sesuai dengan program pertanian berlanjut diamana dalam studi kasus Tersebut disebutkan terdapat inisiasi hijau pada Kawasan Konservasi
Taman Nasional.Deskripsi
Secara umum undang-undang no.5 tahun 1990 berisikan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam upaya menjaga keutuhan serta meningkatkan biodiversitas dalam upaya konservasi sumberdaya alam guna melindungi kelestarian alam.
Analisa
Upaya-upaya yang dilakukan sudah sesuai dengan kaidah kelestarian ekologi namun masih minimnya kesadaran masyarakat selaku pelaku yang terjun dilapang belum secara sempurna menerapkan peraturan dari kebijakan pemerintah.
Saran
Dengan adanya kebijakan-kebijakan ini di harapkan pemerintah serta masyarakat dapat saling merangkul demi mewujudkan kelestarian alam.
http://www.sitrjatim.org/rtrw/rencana-pola-ruang/kawasan-lindung/suaka-alam-dll.System informasi tata ruang Provinsi Jawa Timur. Diakses kamis 19 des 2013. Pukul 13.00
http://rrijogja.co.id/regional/geografi-dan-lingkungan/2142-desa-pertanian-organik.Desa pertanian organik. Diakses kamis 19 des 2013. Pukul 13.00
Analysis by Didin Wahyudi
KEBIJAKAN MENDUKUNG MENGHAMBAT PERENCANAAN IMPLEMENTASI ANALISA
UU No. 5 Tahun 1990
(BAB 6 Pasal 26)
X V Pemanfaatan secara lestari sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya
dilakukan melalui kegiatan : a.
pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam; b. pemanfaatan jenis
tumbuhan dan satwa liar.
Kawasan pelestarian alam memang sudah dimanfaatkan menurut kondisi lingkungannya, tetapi dampaknya tidak terlalu signifikan. Karena tidak applicable, sehingga malah menghambat, karena kita fokus pada hal yang tidak terlalu applicable.
Pada ayat 26, dijelaskan pemanfaatan kondisi alam yang demikian, tetapi aplikasinya tidak terlalu baik. Sehingga keseimbangan ekosistem malah menurun.
Pasal 23 X V Apabila diperlukan, dapat dilakukan pemasukan tumbuhan dan satwaliar dari luar negeri ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
Introduksi tumbuhan dan satwa liar dari luar negeri tidak terlalu banyak.
Pasal ini menjelaskan bahwa perlunya untuk mengintroduksi tumbuhan dan satwa liar dari luar negeri, padahal yang dimaksud luar negeri tentunya adalah Negara-negara maju, dimana Indonesia selalu tunduk
pada Negara-negara maju, dan otomatis Negara maju pasti akan ‘menitipkan’ sesuatu, dalam artian mereka punya tujuan tertentu terhadap Negara-negara berkembang, jadi pasal ini tidak mendukung, malah menghambat
Pasal 21 V X Setiap orang dilarang untuk :a. mengambil, menebang, memiliki, merusak, memusnahkan,memelihara, mengangkut, dan memperniagakan tumbuhanyang dilindungi atau bagian-bagiannya dalam keadaan hidupatau mati;b. mengeluarkan tumbuhan yang dilindungi atau bagian-bagiannya
Banyak orang yang menebang dan melakukan pengrusakan, tetapi implementasinya kurang, pemerintah kurang tegas. Pasal dan ayat ini mendukung, tapi implementasi untuk pelarangannya kurang. Di Kalimantan, banyak terjadi penebangan tumbuhan/hutan, sehingga kasus itu juga harusnya mendapat perhatian
Illegal logging, dan pengrusakan terjadi di berbagai lokasi di Indonesia, namun pemerintah kurang tegas dan kurang tanggap dalam mencegah dan menyelesaikan masalah-masalah itu, sehingga pasal dan ayat yang mendukungpun sejatinya akan menghambat jika
dalam keadaan hidup atau mati dari suatu tempat di Indonesiake tempat lain di dalam atau di luar Indonesia.
dari pemerintah, dari case study, disimpulkan bahwa laju penebangan rata-rata meningkat.
pemerintah tidak serius.
Deskripsi
Gambaran umum dari pasal dan ayat yang ada di tabel, adalah bahwa kebijakan pemerintah dalam meningkatkan biodiversitas dan melaksanakan konservasi sumberdaya alam masih belum applicable, meskipun ada yang applicable, pemerintahnya yang tidak dapat segera mewujudkan itu, sehingga masih terjadi kekacauan dalam ekosistem, kerusakan, illegal logging dan lain-lain, kebijakannya kurang kuat dan sistem juga tidak mendukung. Apa-apa tergantung asing.
Analisa
Hal yang dideskripsikan diatas terjadi karena Negara kita masih belum bisa mandiri. Semua hal bergantung pada asing. Kebijakannya juga tidak kuat, sehingga tidak applicable, dan mudah diubah oleh sistem dan petinggi Negara yang hanya mementingkan capital, ada banyak yang capitalistic.
Saran
Sebaiknya hukum dan kebijakan haruslah jelas, rinci dan punya kekuatan, dan harus applicable. Dan pemerintah juga harus benar-benar melaksanakan kebijakan itu jika menurut mereka kebijakannya sudah baik.
Analisa Arman I.
Kebijakan Mendukung Menghambat Perencanaan Implementasi AnalisaUU no. 5 tahun 1990 Pasal 29 ayat 1 Kawasan pelestarian alam
sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat 13 terdiri dari taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam.
Terdapat wilayah konservasi alam di beberapa daerah
Wilayah konservasi mendukung keberlangsungan pertanian berlanjut. Hal ini disebabkan akan memepertahankan plasma nutfah dan mengurangi jumlah wilayah
Pasal 37 ayat 1 Peranserta rakyat dalam konservasi sumber daya alam hayati danekosistemnya diarahkan dan digerakkan oleh Pemerintah melaluiberbagai kegiatan yang berdaya guna dan berhasil guna.
ada beberapa insentif pada masyarakat sekitar untuk melakukan konservasi seperti menanam pohon, dan pengurangan erosi. Biasa disebut dengan imbal jasa lingkungan
Tentunya peraturan ini mendukung pertanian berlanjut yang lebih ramah lingkungan dan tidak merusak lingkungan. Dengan tetap memperhatikan aspek ekonomi masyarakat sekitar. Sehingga secara ekonomi penduduk tetap untung dan sumber daya alam bias dikonservasi
Pasal 37 ayat 2 Dalam mengembangkan peranserta rakyat sebagaimana dimaksuddalam ayat (1), Pemerintah menumbuhkan dan
Sekolah lapang yang dilakukan oleh beberapa instansi yang melakukan sekolah lapang seperti di masyarakat
Pendidikan dan penyuluhan lapang akan meningkatkan SDM masyarakat sekitar, srapkanehingga pelaksanaan pertanian
meningkatkan sadarkonservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya di kalanganrakyat melalui pendidikan dan penyuluhan
daerah sekitar aliran sungai.
berlanjut dapat lebih mudah di
Pasal 3 Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya bertujuanmengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati sertakeseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upayapeningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.
Mulai gencarnya dilaksanakan pertanian organic yang merupakan awal dari pertanian berlanjut.
Upaya pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan manusia dengan juga mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati merupakan salah satu konsep pertanian berlanjut. Sehingga pasal ini termasuk sebagai perturan yang mendukung
Pasal 39 Selain Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, jugapejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan departemen yanglingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi pembinaan konservasisumber daya alam hayati dan ekosistemnva, diberi wewenang khusussebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-UndangNomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, untuk melakukanpenyidikan tindak pidana di bidang konservasi sumber daya alamhayati dan ekosistemnya.
Merupakan factor yang berpotensi sebagai peraturan penghambat pelaksanaan pertanian berlanjut, dikarenakan pejabat negeri sipil sering mempunyai kepentingan sendiri yang menghambat peaksanaan pertanian berlanjut.
Deskripsi
Secara umum undang-undang no.5 tahun 2009 ini berisikan tentang biodiversitas dan upaya-upaya pelestarianya.
Analisa
Adanya kebijakan-kebijakan yang di buat oleh pemerintah menjadi batasan-batasan masyarakat dalam upaya pengolahan sumberdayaalam.
Saran
Kebijakan yang di tetapkan di sertai dengan sanksi yang tegas apabila ada yang melanggar ketentuan tersebut