patofisiologi epilepsi

Upload: adeanggii

Post on 14-Jul-2015

302 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Patofisiologi Epilepsi Umum Salah satu epilepsi umum yang dapat diterangkan patofisiologinya secara lengkap adalah epilepsi tipe absans. Absans adalah salah satu epilepsi umum, onset dimulai usia 3-8 tahun dengan karakteristik klinik yang menggambarkan pasien bengong dan aktivitas normal mendadak berhenti selama beberapa detik kemudian kembali ke normal dan tidak ingat kejadian tersebut. Terdapat beberapa hipotesis mengenai absans yaitu antara lain absans berasal dari thalamus, hipotesis lain mengatakan berasal dari korteks serebri. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa absans diduga terjadi akibat perubahan pada sirkuit antara thalamus dan korteks serebri. Pada absans terjadi sirkuit abnormal pada jaras thalamokortikal akibat adanya mutasi ion calsium sehingga menyebabkan aktivasi ritmik korteks saat sadar, dimana secara normal aktivitas ritmik pada korteks terjadi pada saat tidur non-REM.3 Patofisiologi epilepsi yang lain adalah disebabkan adanya mutasi genetik. Mutasi genetik terjadi sebagian besar pada gen yang mengkode protein kanal ion. Contoh: Generalized epilepsy with febrile seizure plus, benign familial neonatal convulsions.

Tabel Mutasi kanal ion pada beberapa jenis epilepsi4-6 Kanal Gen Voltage-gated Kanal Natrium SCN1A, SCN1B, SCN2A, GABRG2 Generalized epilepsies with febrile seizures plus Sindroma

Kanal Kalium Kanal Kalsium Kanal Klorida

KCNQ2, KCNQ3 CACNA1A, CACNB4 CACNA1H CLCN2

Benign familial neonatal convulsions Episodic ataxia tipe 2 Childhood absence epilepsy Juvenile myoclonic epilepsy Juvenile absence epilepsy Epilepsy with grand mal seizure on awakening

Ligand-gated Reseptor asetilkolin CHRNB2, CHRNA4 Autosomal dominant frontal lobe epilepsi Reseptor GABA GABRA1, GABRD Juvenile myoclonic epilepsy

Pada kanal ion yang normal terjadi keseimbangan antara masuknya ion natrium(natrium influks) dan keluarnya ion kalium (kalium efluks) sehingga terjadi aktivitas depolarisasi dan repolarisasi yang normal pada sel neuron . Jika terjadi mutasi pada kanal Na seperti yang terdapat pada generalized epilepsy with febrile seizures plus, maka terjadi natrium influks yang berlebihan sedangkan kalium reflukstetap seperti semula sehingga terjadi depolarisasi dan repolarisasi yang berlangsung berkali-kali dan cepat atau terjadi hipereksitasi pada neuron. Hal yang sama terjadi pada benign familial neonatal convulsion dimana terdapat mutasi kanal kalium sehingga terjadi refluks kalium yang berlebihan dan menyebabkan hipereksitasi pada selneuron.

Gambar : Mutasi kanal ion3 Patofisiologi Epilepsi Parsial Patofisiologi epilepsi parsial yang dapat diterangkan secara jelas adalah epilepsilobus temporal yang disebabkan oleh sklerosis hipokampus. Pada sklerosis hippokampusterjadi hilangnya neuron di hilus dentatus dan sel piramidal hipokampus. Pada keadaannormal terjadi input eksitatori dari korteks entorhinal ke hippokampus di sel granuladentatus dan input inhibitori dari interneuron di lapisan molekular dalam (inner layer molecular) (gambar 2). Sel granula dentatus relatif resisten terhadap aktivitas hipersinkroni, dan dapat menginhibisi propagasi bangkitan yang berasal dari korteks entorhinal. Pada sklerosis hippocampus terjadi sprouting akson mossy-fiber balik ke lapisan molekular dalam (karena sel pyramidalis berkurang). Mossy fibers yang aberant ini menyebabkan sirkuit eksitatori yang rekuren dengan cara membentuk sinaps pada dendritsel granula dentatus sekelilingnya. Di samping itu interneuron eksitatori yang berada digyrus

dentatus berkurang (yang secara normal mengaktivasi interneuron inhibitori), sehingga terjadi hipereksitabilitas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadi neurogenesis postnatal dihippocampus. Suatu bangkitan mencetuskan peningkatan aktivitas mitosis di daerah proliferatif gyrus dentatus sehingga terjadi diferensiasi sel granula dentatus baru dan padaakhirnya terjadi ketidakseimbangan eksitasi dan inhibisi. Teori patofisiologi yang lainadalah terjadi perubahan komposisi dan ekspresi reseptor GABAa. Pada keadaan normal,reseptor GABAa terdiri dari 5 subunit yang berfungsi sebagai inhibitori dan menyebabkan hiperpolarisasi neuron dengan cara mengalirkan ion klorida. Pada epilepsy lobus temporal, terjadi perubahan ekspresi reseptor GABAa di sel granula dentatus berubah sehingga menyebabkan sensitivitas terhadap ion Zinc meningkat dan akhirnyamenghambat mekanisme inhibisi.3,4 Mekanisme epilepsi lain yang dapat diterangkanadalah terjadinya epilepsi pada cedera otak. Jika terjadi suatu mekanisme cedera di otakmaka akan terjadi eksitotoksisitas glutamat dan menigkatkan aktivitas NMDA reseptordan terjadi influx ion calsium yang berlebihan dan berujung pada kematian sel. Padaplastisitas maka influx ion calsium lebih sedikit dibandingkan pada sel yang matisehingga tidak terjadi kematian sel namun terjadi hipereksitabilitas neuron.

Diagnosis Banding Epilepsi 1. Sinkope, dapat bersifat vasovagal attack, kardiogenik, hipovolumik, hipotens dan sinkope saat miksi (micturition syncope) 2. Serangan iskemik sepintas (transien ischemic attack) 3. Vertigo 4. Transien global amnesia 5. Narkolepsi 6. Bangkitan panik, psikogenik 7. Sindrom menier 8. Tics