patient safety di rsu anutapura

65
“PATIENT SAFETY “ DI UPF KEBIDANAN RSU ANUTAPURA John A.Kaput.dr.SpOG SMF Kebidanan/Peny.Kandungan PELATIHAN “PATIENT SAFETY” Tenaga medis RSU Anutapura Palu, NOVEMBER 2010 UTAMAKAN KESELAMATAN PASIEN

Upload: john-kaput

Post on 28-Jun-2015

1.299 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Prosedur dan pemeriksaan pasien, banyaknya tenaga kesehatan dan staf, merupakan potensial untuk timbulnya kesalahan..

TRANSCRIPT

UTAMAKAN KESELAMATAN PASIEN

PATIENT SAFETY DI UPF KEBIDANAN RSU ANUTAPURA

John A.Kaput.dr.SpOG SMF Kebidanan/Peny.Kandungan

PELATIHAN PATIENT SAFETY Tenaga medis RSU Anutapura Palu, NOVEMBER 2010

PEMBAHASAN TIDAK y PENGERTIAN KEJADIANDIHARAPKAN (KTD) DAN PATIENT SAFETY y MENGAPA PERLU PATIENT SAFETY ? y KONSEP DASAR PATIENT SAFETY y PELAKSANAAN KESELAMATAN PASIEN DI UPF KEBIDANAN

1. What?

3. How?

2. Why?

KEJADIAN YANG TIDAK DIHARAPKAN (KTD) DAN PATIENT SAFETY

Di Rumah Sakit : Banyaknya jenis obat,jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan.

KESALAHAN MEDIS (Medical Error)y Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.

(KKP-RS)

KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD)/ Adverse Eventy Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang

tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau karena tidak bertindak (ommision), dan bukan karena underlying disease atau kondisi pasien (KKP-RS).

NYARIS CEDERA (NC)/ Near Missy Suatu kejadian akibat melaksanakan suatu tindakan

(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi, karena : keberuntungan(mis.,pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), karena pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan), atau peringanan (suatu obat dengan over dosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotenya).(KKP-RS)

Pasien tidak cidera

Near Miss

(NM)

Medical Error-Kesalahan proses -Dpt dicegah -Pelaks Plan action Pasien tdk komplit cidera -Pakai Plan action yg salah -Krn berbuat : commission -Krn tidak berbuat : omission

- Dpt obat c.i., tdk timbul (chance) - Plan, diket, dibatalkan (prevention) - Dpt obat c.i., diket, beri anti-nya (mitigation)

Adverse Event

(AE)

(KTD=Kejadian Tdk Diharapkan)

Proses of Care(Non Error)

Pasien cidera

Adverse Event

Nico A. Lumenta/KKP-RS

Keselamatan Pasien Rumah Sakit - KPRS (Patient safety)

Suatu sistem dimanaaman.

RS membuat asuhan pasien lebih

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yg disebabkan olehkesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tdk mengambil tindakan yg seharusnya diambil. (KKP-RS)

Patient Safety bukan kegiatan yang baru. Patient Safety sudah menyatu dengan proses pengobatan kepada pasien itu sendiri

MENGAPA PERLU PATIEN SAFETY ?

Mengapa Patient SafetyQuality Quality Quality

StructureCost: Invsment

Process of care

OutcomeCostly

: AE

Patient Safety -Culture -Reporting -Learning/Analysis/Research -K&R-based Standard-Guideline -Implementasi,Monitor -Patient Involvement Kepercayaan meningkatNico A. Lumenta/KKP-RS

Blaming-Pengaduan, Tuntutan -Tuduhan Malpraktek(Pid/Perd) -Proses Hukum:Polisi,Pengadilan -Blow-up Mass Media, 90% Publikasi-opini negatif -Pertahanan RS : -Pengacara -RS/Dr : Asuransi -Tuntutan balik - Dsb

Kecurigaan meningkat

KONSEP DASAR PATIENT SAFETY

Patient Safety adalah isu terkini, global, penting (high profile), dalam Pelayanan RS, praktis belum lama, dimulai sejak Landmark Laporan IOM th 2000. WHO memulai Program Patient Safety th 2004 : Safety is a fundamental principle of patient care and a critical component of quality management. (WorldAlliance for Patient Safety, Forward Programme WHO,2004)

KOMITE KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (KKP(KKPRS) dibentuk PERSI, pd tgl 1 Juni 2005 MENTERI KESEHATAN bersama PERSI & KKP-RS telah mencanangkan Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit pd Seminar Nasional PERSI tgl 21 Agustus 2005, di JCC

JCAHO (Joint Comm. On Accreditation for Healthcare organization) - Setiap tahun menetapkan National Patient Safety Goals(sejak 2002) - Juli 2003 : Pedoman The Universal Protocol for Preventing Wrong Site, Wrong Procedure, Wrong Person Surgery - Maret 2005 mendirikan International Center for Patient Safety

WHO - Pada World Health Assembly ke 55 Mei 2002 ditetapkan suatu resolusi yang mendorong (urge) negara untuk memberikan perhatian kepada problem Patient Safety meningkatkan keselamatan dan sistem monitoring Okt 2004 WHO dan berbagai lembaga mendirikan World Alliance for Patient Safety dgn tujuan mengangkat Patient Safety Goal First do no harm dan menurunkan morbiditas, cidera dan kematian yang diderita pasien

Near Miss MISS!!

Accident ModelDefences

Management Decisions/ Organisational Processes

Background Factors: workload supervision equipment knowledge training

Unsafe Acts: mistakes omissions violations

Latent Failures

Work Conditions

Active Failures

PELAKSANAAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT DI UPF KEBIDANAN/PENY.KANDUNGAN

PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT1). TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT 2). STANDAR KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

1KKP-RS NO 001-VIII-2005

TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKITPANDUAN BAGI STAF RUMAH SAKIT

(KKP-RS)

7 LANGKAHy BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KP, Ciptakan kepemimpinan & y y

y

y y

y

budaya yg terbuka & adil. PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA, Bangunlah komitmen & fokus yang kuat & jelas tentang KP di RS Anda INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO, Kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial bermasalah KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN, Pastikan staf Anda agar dgn mudah dapat melaporkan kejadian / insiden, serta RS mengatur pelaporan kpd KKP-RS. LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN, Kembangkan cara-cara komunikasi yg terbuka dgn pasien BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TTG KP, Dorong staf anda utk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KP, Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan KKP RS

1.

BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KP Ciptakan kepemimpinan & budaya yg terbuka & adil.

RS: Kebijakan : tindakan staf segera setetelah insiden, langkah kumpul fakta, dukungan kepada staf, pasien - keluarga Kebijakan : peran & akuntabilitas individual pada insiden Tumbuhkan budaya pelaporan & belajar dari insiden Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian KP.

Tim: Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden Laporan terbuka & terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan / solusi yg tepat.

2.

PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA Bangunlah komitmen & fokus yang kuat & jelas tentang KP di RS Anda.

RS: Ada anggota Direksi yg bertanggung jawab atas KP Di bagian2 ada orang yg dapat menjadi penggerak (champion) KP Prioritaskan KP dalam agenda rapat Direksi / Manajemen Masukkan KP dalam semua program latihan staf Tim: Ada penggerak dalam tim untuk memimpin Gerakan KP Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP Tumbuhkan sikap kesatria yg menghargai pelaporan insiden.

3.

INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO Kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial bermasalah.

RS: Struktur & proses mjmn risiko klinis & non klinis, mencakup KP Kembangkan indikator kinerja bagi sistem pengelolaan risiko Gunakan informasi dari sistem pelaporan insiden & asesmen risiko & tingkatkan kepedulian terhadap pasien.

Tim: Diskusi isu KP dalam forum2, untuk umpan balik kepada mjmn terkait Penilaian risiko pada individu pasien Proses asesmen risiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap risiko, & langkah memperkecil risiko tsb

4.

KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN Pastikan staf Anda agar dgn mudah dapat melaporkan kejadian / insiden, serta RS mengatur pelaporan kpd KKPKKP-RS.

RS: Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden, ke dalam maupun ke luar - yg harus dilaporkan ke KPPRS - PERSI. Tim: Dorong anggota untuk melapor setiap insiden & insiden yg telah dicegah tetapi tetap terjadi juga, sebagai bahan pelajaran yg penting.

5.

LI

I

I

I Kembangkan ara- ara komunikasi g terbuka gn asien.

RS: ebijakan : ko unikasi terbuka ttg insiden dgn pasien keluarga asien kel. endapat infor asi bila terjadi insiden Dukungan, pelatihan dorongan se angat kepada staf agar selalu terbuka kepada pasien kel. (dl seluruh proses asuhan pasien) i : Hargai dukung keterlibatan pasien kel. bila telah terjadi insiden Prioritaskan pe beritahuan kpd pasien kel. bila terjadi insiden egera setelah kejadian, tunjukkan e pati kpd pasien kel.

6.

BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TTG KP Dorong staf anda utk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul.

RS: Staf terlatih mengkaji insiden secara tepat, mengidentifikasi sebab Kebijakan : kriteria pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis/RCA) atau Failure Modes & Effects Analysis (FMEA) atau metoda analisis lain, mencakup semua insiden & minimum 1 X per tahun utk proses risiko tinggi. Tim: Diskusikan dalam tim pengalaman dari hasil analisis insiden Identifikasi bagian lain yg mungkin terkena dampak & bagi pengalaman tsb.

7.

CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KP Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan.

Tim Kembangkan asuhan pasien menjadi lebih baik & lebih aman. Telaah perubahan yg dibuat tim & pastikan pelaksanaannya. Umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang insiden yg dilaporkan.

RS Tentukan solusi dengan informasi dari sistem pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden, audit serta analisis Solusi mencakup penjabaran ulang sistem, penyesuaian pelatihan staf & kegiatan klinis, penggunaan instrumen yg menjamin KP. Asesmen risiko untuk setiap perubahan Sosialisasikan solusi yg dikembangkan oleh KKPRS - PERSI Umpan balik kepada staf ttg setiap tindakan yg diambil atas insiden

2

STANDAR KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT(KARS DEPKES)

Standar Keselamatan Pasien RS(KARS DepKes)

I. Hak pasienII. Mendidik pasien dan keluarga III. Keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan IV. Penggunaan metoda-metoda metodapeningkatan kinerja, untuk melakukan evaluasi dan meningkatkan keselamatan pasien V. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien VI. Mendidik staf tentang keselamatan pasien VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasienKKP RS

LANGKAH-LANGKAH PENDEKATAN KESELAMATAN PASIEN DI UPF KEBIDANAN

1 Kehamilan dan persalinan Permasalahan180- 200 juta kehamilan pertahun 75 juta kehamilan yang tidak diinginkan1 50 juta kasus aborsi yang diinduksi2 20 juta kasus aborsi tidak aman (sama dengan di atas) 600.000 kematian ibu (1 orang per menit) Sadik1 kematian ibu = 30 kesakitan ibu 1977. State of The World Population 1977. UNFPAWHO 1998. Abortion: A tabulation of Available Data on Frequency and Mortality of Unsafe Abortion 3nd ed.33

1 2

Penyebab Kematian IbuPenyebab tidak langsung lain 19.8% Perd rahan 24.8%

Penyebab langsung lain 7.9% rsi tidak aman 12.9% Partus macet 6.9% klampsia 12.9%

nfeksi 14.9%

34

Intervensi Untuk Menurunkan Kematian IbuKajian Historis Dukun bersalin Asuhan Antenatal Penapisan risiko Pendekatan Terbaru Penolong terampil saat persalinan dan kelahiran bayi35

Intervensi: Intervensi: Penolong Trampil Saat Kelahiran BayiPelatihan yang tepat, kisaran ketrampilan Mengenali komplikasi dini Mengamati ibu, memantau janin/bayi Melaksanakan intervensi dasar yang esensial Rujuk ibu/bayi ke tempat yang memiliki tingkat pelayanan lebih tinggi jika komplikasi yang timbul membutuhkan intervensi lebih lanjut Memiliki kesabaran dan empati36

Bentuk Asuhan Yang Bermanfaat Penatalaksanaan aktif persalinan kala 3 (mengurangi kehilangan darah setelah persalinan) Pengobatan antibiotika pada bakteri asimptomatik dalam kehamilan (menghindari pielonefritis dan mengurangi kejadian persalinan prematur) Antibiotik profilaksis bagi ibu yang menjalani operasi Sesar (mengurangi infeksi pasca operasi)

37

Bentuk Asuhan Yang Bermanfaat (2) Putaran Paksi Luar pada usia cukup bulan (mengurangi kejadian persalinan sungsang dan mengurangi angka kejadian operasi Sesar) Terapi Magnesium Sulfat untuk wanita penderita eklampsia (lebih efektif dibandingkan Diazepam dan lainnya) untuk mengatasi kejang-kejang Pemberian yodium berbasiskan masyarakat di daerahdaerah yang benar-benar kekurangan yodium (mencegah kretinisme dan kematian bayi karena kekurangan yodium)38

Bentuk Asuhan Yang Bermanfaat (3) Pemberian zat besi dan asam folik secara rutin (mengurangi kejadian anemia ibu pada saat melahirkan atau 6 minggu pascapersalinan)

39

2. Penanganan Hipertensi Dalam KehamilanPilihan Pengobatan Tirah Baring (di rumah atau di rumah sakit) Pengobatan anti hipertensif untuk hipertensi ringan (misalnya betablockers dan methyldopa) Status Bukti Ilmiah Tidak ada bukti tentang nilainya Terbukti bermanfaat mencegah peningkatan tekanan darah lebih lanjut, mengurangi # opname di rumah sakit, persalinan induksi dan gawat darurat

28

Penggunaan zat anti platelet Hasil awal menjanjikan, tetapi studi lebih banyak lagi tidak (misalnya aspirin) untuk mencegah menjanjikan PET dan IUGR) Anti konvulsi digunakan untuk mencegah kejadian eklampsia Diuretik Kenyataan terakhir menunjukkan tidak ada manfaat. Studi/Multi Senter sedang dilakukan Tidak ada bukti yang jelas mengenai manfaatnya. Mungkin merugikan40

Yang Direkomendasikany Deteksi dan penatalaksanaan komplikasiy Anemia berat y Perdarahan vagina y Pre-eklampsi/eklampsi y Malpresentasi setelah 36 minggu

41

Yang Direkomendasikan Pencegahany Untuk semua wanita: y Tetanus toksoid y Konsumsi zat besi dan folat y Pada populasi tertentu: y Malaria pengobatan preventif secara intermiten y Pengobatan cacing tambang secara rutin y Pemberian yodium y Pemberian vitamin A

42

Yang Direkomendasikan Pencegahany Untuk semua wanita: y Tetanus toksoid y Konsumsi zat besi dan folat y Pada populasi tertentu: y Malaria pengobatan preventif secara intermiten y Pengobatan cacing tambang secara rutin y Pemberian yodium y Pemberian vitamin A

43

Kelekatan Penghisapan yang efektif

Posisi

44

Pemberian ASI Secara Dini dan Eksklusif

Penanganan terbaik - Tidak ada makanan pralaktasi atau tambahan lainnya - Memberikan ASI dalam waktu satu jam pertama setelah kelahiran - Posisi yang benar untuk memungkinkan kelekatan yang baik - Memberi ASI sesuai permintaan bayi Kontak dini ibu dan bayinya yang baru lahir - Memungkinkan pemberian ASI - Kebijakan rawat gabung di fasilitas kesehtan infeksi nosokomial - Dukungan psiko-sosial untuk ibu yang menyusui

WHO 1999.

45

Dampak Dari Tidak Diberikannya Kolostrum Terhadap Kolonisasi UsusJenis pemberian pada 3 hari pertama kehidupan: Kolostrum Cairan glukosa Kolonisasi usus < 103 47% 4%

Ojofeitimi, Elgbe 198246

Dampak Pemberian Susu Buatan dan Angka Infeksi Bayi Baru LahirPola Pemberian Angka Infeksi

ASI yang diperas ASI di siang hari, susu buatan di malam hari Kolostrum dengan susu buatan Susu buatan sajaNarayanan et all 1982

11% 17% 21% 48%

47

Risiko Yang Meningkat Bila Tidak Memberikan ASI Kematian akibat diare 16 Diare terus menerus 12 Penyakit yang disebabkan oleh diare (UK) 5 Kematian akibat penyakit pernafasan 4 Neonatal sepsis 18 Enterokolitis nekrotikans 5

Infeksi saluran kemih 3 Influensa H invasif 2 Otitis media 4 Pernafasan dengan bunyi pada 4 bulan pertama (4/12) 2 Maloklusi gigi geligi 2 IQ lebih rendah 8.3 points

Victoria, Martinez, Howie, Ashrif, Lucas, Piscane, Takala, Duncan, Wright, Labbok (Various studies) )48

Praktis, Praktis, mudah, mudah, Tinggal nampung

Penolong ang Tera pily y

y

Seorang pe beri asuhan yang profesional Me iliki pengetahuan dan ketera pilan untuk: - Menatalaksana persalinan, kelahiran dan asa nifas - Dapat engenali ko plikasi-ko plikasi - Mendiagnosis, enatalaksana atau erujuk ibu atau bayi ke tingkat asuhan yang lebih tinggi jika terjadi ko plikasi yang e erlukan intervensi di luar ko petensi pe beri asuhan Dapat elakukan se ua intervensi dasar kebidanan

WHO 1999.51

Persiapan Menghadapi Kelahiran dan Kesiapan Menghadapi Komplikasi Bagi Ibu dan Keluargay y y y y y y y

Mengenali tanda-tanda bahaya Merencanakan penatalaksanaan komplikasi Menghemat uang atau mengakses dana Mengatur transportasi Merencanakan rute Merencanakan tempat untuk melahirkan Memilih pemberi asuhan Mengikuti instruksi untuk asuhan diri sendiri

52

5. Pencegahan Infeksiy

y

y y y

y y

Gunakan bahan/alat sekali pakai, sekali saja dan lakukan dekontaminasi yang sesuai terhadap bahan/alat yang dapat digunakan kembali yang digunakan selama persalinan dan kelahiran Gunakan sarung tangan pada saat melakukan pemeriksaan dalam, selama menolong melahirkan bayi dan ketika menangani plasenta Gunakan pelindung diri (sepatu, celemek, kaca mata) Cuci tangan Membersihkan perineum ibu dengan sabun dan air dan jagalah selalu kebersihannya Pastikan bahwa permukaan tempat bayi dilahirkan dalam keadaan bersih Peralatan, kasa dan tali untuk memotong tali pusat telah di DTT

53

6. Penanganan Persalinan Kala Tigay

y

y

Penatalaksanaan aktif kala tiga bagi semua ibu melahirkan: - Pemberian Oksitosin - Penegangan tali pusat terkendali - Masase uterus segera setelah plasenta dilahirkan agar uterus tetap berkontraksi Pemeriksaan rutin plasenta dan selaput ketubannya - 22% kematian ibu disebabkan oleh retensio plasenta Pemeriksaan rutin pada vagina dan perineum untuk mengetahui adanya laserasi dan luka

WHO 1999.54

7. Penanganan kejang (Konvulsi)y y y y y Beri magnesium sulfat secara IM/IV Peralatan gawat darurat (O2, masker, dsb) Miiringkan ke kiri Anti hipertensi: Nifedipin SL Lindungi agar jangan cedera tetapi jangan dikekang

Jangan sekali-kali meninggalkan ibu tanpa penjagaan

55

8. Seksio Sesary y

Persalinan kadang-kadang harus diselesaikan atas indikasi tertentu Pemilihan cara persalinan tergantung beberapa faktor : - Kondisi fetus dan ibu - Kemajuan persalinan - Dilatasi serviks - Turunnya bagian terendah, posisi dan moulage kepala - Kooperasi dari ibu - Pengalaman dan sikap operator - Ketersediaan peralatan

56

9 PENANGANAN SYOK DAN PERDARAHAN

Tanda Klinis Syok

Gangguan Perfusi Perifer

Raba telapak tangan * Dingin, Basah, Pucat : syok * Merah kembali < 2 detik : * Bandingkan dengan tangan pemeriksa * Nadi < 100 : Normal / nadi > 100 : Syok * Sistolik > 100 : Normal / < 100 : Syok

* Hangat, Kering, Merah : NormalTekan - lepas ujung kuku / telapak tangan

Normal / > 2 detik : syok

Nadi meningkat : raba nadi radialis Tekanan darah menurun

Tata Laksana Mengatasi Perdarahan Hebat

Airway Breathing Circulation and hemorrhage control Shock position Replace blood loss Stop / minimize the bleeding process

59

AIRWAY

60

Posisi Syok

ANGKAT KEDUA TUNGKAI

300 - 500 cc darah dari kaki pindah ke sirkulasi sentral61

Transfusi

Risiko pada transfusi dengan seluruh komponen darah atau dengan plasma: Reaksi transfusi ( bercak pada kulit hingga syok anafilaktik) Penularan kuman penyebab infeksi (HIV, hepatitis B dan C, sifilis, penyakit cagas) Infeksi bakteri, apabila darah tidak diolah atau disimpan dengan benar Peningkatan risiko disertai dengan peningkatan volume transfusi

10. ALUR PENANGANAN RUJUKANy Ruang Gawat darurat Kebidanan y Mempercepat alur konseling/rujukan dokter ahli y Mempercepat mekanisme tindakan akhir kasus (

bedah Sesar) maksimal 30 menit. y Kamar bedah di sisi kamar bersalin.

KESIMPULAN y DUGAAN MALPRAKTEK

KTD y PATIENT SAFETY MERUPAKAN LANGKAH STRATEGIS : - Safer Care Quality (Safety Beyond Quality) - Hubungan Dokter-Pasien Partnership - Hubungan Paramedis-Pasien Partnership y DIBUTUHKAN KOMITMENT DAN LEADERSHIP - Sarana - SDM berkualitas

TERIMA KASIH

UTAMAKAN KESELAMATAN PASIEN